PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan sanitasi yang sangat kritis. Keberadaan fasilitas pembuangan limbah atau yang sering dikenal dengan jamban atau MCK umum, terutama pada lahan basah, yang selama ini digunakan masyarakat ternyata tidak memenuhi standar kesehatan yang ada. Selain itu, jamban atau MCK umum yang digunakan tidak memiliki sistem pengolahan limbah yang terpadu dan ramah lingkungan. Salah satu kondisi terparah adalah 45 % jamban umum atau MCK umum di Kabupaten Bantul, Jogjakarta ternyata tidak memenuhi standar kesehatan. (Kompas.com, 2010). Jenis jamban umum yang ditemui di masyarakat lahan basah, terutama masyarakat menengah ke bawah adalah Jamban empang / gantung (Overhung latrine) yang terdapat dipinggiran sungai. Jamban ini secara sederhana terbuat dari kayu dan kotoran yang dihasilkan langsung dialirkan ke sungai. Kondisi serupa juga terjadi pada fasilitas MCK umum yang terdapat di pinggiran sungai. MCK umumnya dirancang tanpa memiliki sistem penampung kotoran, sehingga kotoran yang dihasilkan langsung dialirkan ke sungai. Akibat dari kotoran yang dialirkan ke sungai secara langsung tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu adalah terjadinya pencemaran pada air sungai. Kondisi terbaru dialami oleh kota Surabaya dimana air minum di Surabaya yang bersumber dari sungai telah tercampur 5 ton tinja. (Surya, 2011) Kondisi ini diperparah dengan terjadinya pencemaran puluhan sungai di Jawa, Sumatra, Bali, dan Sulawesi tercemar berat oleh bahan organik dan zat amonium (Media Indonesia, 2010) Selain itu, akibat lainnya yang ditimbulkan dari dialirkannya tinja ke sungai adalah munculnya penyakit diare. Tinja dikenal sebagai media tempat hidupnya bakteri coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit diare dan bahkan sampai kematian (Seale, 2007; Sapa, 2007). Kasus terparah dialami di Jakarta dimana telah terjadi kematian tiga puluh ribu balita pertahunnya akibat penggunaan air sungai yang tercemar oleh tinja. (Okezone.com, 2010) Permasalahan jamban dan MCK yang buruk ternyata juga memberikan imbas yang besar hingga berskala nasional. Indonesia telah mengalami kerugian akibat sanitasi yang buruk sebesar Rp 56 Triliun per tahunnya. Kerugian ekonomi ini dipicu oleh kasus penyakit diare yang memenmbus angka 90 juta pertahun dan kematian akibat diare sebesar juta pertahunnya. (Kompas.com, 2010) Oleh karena itu, perlu direncanakan sistem pembuangan limbah manusa yang memenuhi standar kesehatan dan ramah lingkungan. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar MCK memenuhi standar kesehatan antara lain : tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya, tidak mengotori air permukaan di sekitarnya, tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya, kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vektor penyakit lainnya, tidak menimbulkan bau, pembuatannya murah, dan mudah digunakan dan dipelihara. (Notoatmodjo, 2003). Salah satu solusi dalam perancangan MCK yang memenuhi standar kesehatan dan ramah lingkungan adalah dengan penyediaan tanki septik yang berfungsi

2 2 untuk menampung tinja secara sementara. Menurut hasil penelitian Irianto (1996), anak balita yang berasal dari keluarga yang menggunakan jamban yang dilengkapi dengan tangki septik, prevalensi diare 7,4% terjadi di kota dan 7,2% di desa. Sedangkan keluarga yang menggunakan kakus tanpa tangki septik 12,1% diare terjadi di kota dan 8,9% di desa. Namun permasalahannya adalah perencanaan MCK/jamban yang dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan tersebut di daerah lahan basah tidaklah mudah. MCK umum yang selama ini telah dibangun secara besar-besaran di berbagai daerah di Indonesia ternyata masih belum memiliki tanki septik dikarenakan faktor teknis pembuatan yang masih sulit. Akibatnya adalah MCK umum yang dibangun pada daerah lahan basah memiliki sistem pembuangan limbah langsung ke sungai yang berakibat pada tingginya kasus pencemaran air sungai. Untuk merancang sistem tanki septik yang cocok diterapkan lahan basah, maka perlu diperhitungkan pula adanya modifikasi khusus dari MCK/ Jamban yang dibangun. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah merencanakan sistem MCK/Jamban dan tanki septik yang saling terintegrasi dan mampu mengapung di atas air. MCK/jamban ini dikenal dengan nama MCK apung, dimana tinja yang dihasilkan dari proses sanitasi manusia akan ditampung didalam tanki septik untuk diolah sehingga tidak mencemari air sungai. Untuk merencanakan MCK yang dapat mengapung di atas lahan basah, maka pemilihan material untuk pembuatan bangunan MCK dan tanki septik tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Umumnya material pilihan pembuatan bangunan MCK umum dan tanki septik yang sering digunakan di lahan kering adalah dengan menggunakan material beton normal. Namun jika diterapkan pada lahan basah, pengunaan beton normal dapat mengakibatkan MCK yang didesain tidak mampu menahan beratnya sendiri sehingga dapat mengurangi daya apung. Salah satu alternatif material yang tepat untuk spesifikasi tanki septik pada MCK apung adalah lightweight concrete (beton ringan) yang memiliki bobot lebih ringan dibandingkan penggunaan beton normal. Sistem perancangan MCK apung juga menggunakan sistem bongkar pasang dan praktis, sehingga mampu menjawab kebutuhan akan sanitasi dai daerah rawan bencana. Selain menggunakan sistem tanki septik yang terintegrasi dengan bangunan MCK diatasnya, MCK apung juga memanfaatkan sistem pengolahan limbah alami dengan menggunakan wet land, sehingga limbah yang telah diolah secara sementara oleh tanki septik mampu dinetralisir keberadaan bakteri patogennya dengan memanfaatkan potensi dari enceng gondok sebagai tumbuhan penyerap racun di air. Tujuan Tujuan dari Gagasan ini adalah a. Untuk mengidentifikasi desain dan modifikasi dari MCK apung sebagai inovasi sistem pengolahan limbah yang terpadu dan ramah lingkungan sehingga vesibel deiterapkan di lahan basah. b. Untuk mengetahui mekanisme pengolahan limbah padat dan cair pada sistem pengolahan limbah MCK Apung yang ramah lingkungan c. Untuk mengetahui keunggulan MCK Apung sebagai sistem pembuangan limbah padat dan cair pada manusia

3 3 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan MCK apung ditinjau dari sisi sustainability antara lain : a. Sosial MCK apung dapat mengajarkan kepada masyarakat di dearah lahan basah pola budaya sanitasi yang bersih, sehat dan ramah lingkungan. Selain itu, MCK apung dapat juga menjadi media bagi pemerintah untuk membantu menyelesaikan permasalahan akan kebutuhan sanitasi bagi masyarakat yang berada di daerah rawan banjir. b. Lingkungan Dengan diterapkannya MCK apung pada lahan basah, maka dapat mengurangi tingginya angka pencemaran air sungai akibat keberdaan MCK yang tidak memiliki sistem penampungan dan pengolahan limbah yang ramah lingkungan. c. Ekonomi MCK apung dapat menjadi alternative MCK yang praktis dan ekonomis bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan MCK apung dirancang dengan menggunakan material ringan dengan sistem bongkar pasang, tanpa menggunakan material berat dari bata dan semen sebagai penyusun bangunannya. Selain hemat material, proses pembuatanan MCK apung lebih menghemat waktu dan hemat SDM GAGASAN Potensi Tanki Septik sebagai Teknologi Alternatif Pengolahan Limbah di Lahan Basah Sistem pengolahan limbah yang paling tepat untuk masalah sanitasi adalah sistem pengolahan on site anaerobic seperti tangki septik (septik tank) karena lebih sederhana dan efektif, tidak membutuhkan lahan yang terlalu besar, berpotensi menghasilkan energi gas. Tangki septik pada dasarnya adalah suatu ruang bangun yang dikondisikan secara anaerobik yang digunakan untuk mereduksi padatan tersuspensi organik seperti tinja manusia (Viraraghavan, 1976). Tujuan dari tangki septik adalah untuk menyediakan pengolahan air limbah awal bagi limbah tinja dengan cara menangkap dan memisahkan material padatan tinja dari bagian yang cair. Namun sistem ini yang idealnya membutuhkan pengosongan antara 2-3 tahun, terkadang tidak ditangani secara baik sehingga dalam waktu 5-10 tahun terjadi kondisi overload yang dapat menurunkan efisiensi pengolahan (NDUDP, 2001). Tangki septik dibuat dari pasangan batu, pasangan bata atau beton. Bagian bagian penting dalam tanki septik bisa dilihat dalam gambar 1 sebagai berikut.

4 4 Gambar 1. Penampang atas dan penampang samping dari tanki septik Potensi Enceng Gondok Sebagai Penetralisir Cairan Influen (Wetland) Ekosistem lahan basah memiliki kemampuan alamiah untuk menghilangkan berbagai jenis limbah pada beberapa tingkat efisiensi (Nichols, 1983). Kemampuan ini terutama disebabkan karena adanya vegetasi yang berperan sebagai pengolah limbah. Karena sistem ini belum tentu dapat mengolah seluruh jenis kontaminan, maka perlu dirancang sistem lahan basah buatan untuk mengolah limbah tertentu. Salah satunya adalah memalui perancangan wet landd dengan meanfaatkan enceng gondok. Eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) yang sering menjadi permasalahan di lingkungan perairan karena dianggap sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) ternyata memiliki sifat hiperakumulator terhadap beberapa bahan pencemar seperti logam berat (Eddy,2008) Eceng gondok memiliki akar yang bercabang-cabang halus, permukaan akarnya digunakan oleh mikroorganisme sebagai tempat pertumbuhan (Neis, 1993). Muramoto dan Oki dalam Sudibyo (1989) menjelaskan, bahwa Eceng gondok dapat digunakan untuk menghilangkan polutan, karena fungsinya sebagai sistem filtrasi biologis, menghilangkan nutrien mineral, untuk menghilangkan logam berat seperti cuprum, aurum, cobalt, strontium, merkuri, timah, kadmium dan nikel. Hasil penelitian yang dilaporkan oleh Liao dan Chang (2004) dimana eceng gondok mampu menyerap Cd, Pb, Cu, Zn dan Ni masing-masing adalah 24, 542, 2162, 2617, dan 1346 mg/m2 untuk kondisi perairan Erh-Chung wet landd yang tercemar logam berat. Mekanisme yang mungkin terjadi ketika tanaman eceng gondok mengakumulasikan Pb ke dalam jaringannya adalah mekanisme rizofiltrasi dan fitoekstraksi. Mekanisme ini terjadi ketika akar tumbuhan mengabsorpsi larutan polutan sekitar akar ke dalam akar, yang selanjutnya ditranslokasi ke dalam organ tumbuhan melalui pembuluh xylem. Proses ini cocok digunakan untuk dekontaminasi zat-zat anorganik seperti logam-logam berat (Erakhrumen & Agbontalor, 2007).

5 5 Potensi Lightweight Concrete sebagai Material Utama dalam Pembuatan Tanki Septik Terapung Pembuatan tangki septik apung dapat memanfaatkan teknologi lightweight concrete (beton ringan). lightweight concrete memiliki sifat fisik yang lebih baik dibandingkan dengan normal weight concrete (beton normal), yakni memiliki berat yang lebih ringan, kemampuan isolasi lebih tinggi dan kualitas kelembaban tinggi. lightweight concrete konvensional dibuat dengan cara memanaskan lempung, serpihan batu pada temperatur o C pada tempat pembakaran. Proses tersebut menghasilkan lightweight aggregate kualitas tinggi dengan struktur yang kuat, stabil secara fisik, tahan lama, isolasi tinggi dan ringan (Swamy and Wu, 1995). Pada awalnya, lightweight aggregate disusun dari material alam yang diekstrak dari bumi, namun bertambahnya kebutuhan terhadap lightweight aggregate, menyebabkan sumberdaya alam menjadi berkurang. Untuk memproduksi lightweight aggregate alternatif, dapat menggunakan batu-batuan biasa dan mineral yang di bakar pada temperatur lebih tinggi (Swamy and Jiang, 1993). Beberapa tahun ini banyak perhatian ditujukan pada perkembangan lightweight concrete. Keuntungan dari lightweight concrete adalah murah, konstruksinya mudah dan ramah lingkungan. Pada umumnya, beton terdiri dari 3 fase bahan campuran dari pasta semen, agregat dan interface agregat/pasta semen (Mehta, 1986). Semakin besar kekuatan agregat maka kekuatan lightweight concrete juga akan semakin besar. Faktor seperti rasio air/semen dan sifat pori dari pengerasan pasta semen juga berpengaruh pada kepadatan beton. Penggunaan Untuk mengetahui klasifikasi kepadatan beton ringan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut Tabel 1. Klasifikasi Kepadatan Beton Ringan No. Kategori Beton Ringan Berat Isi Unit Beton (Kg/m3) Tipikal Kuat Tekan Beton Tipikal Aplikasi 1 Non Struktural < 7 Mpa Insulating material 2 Non Struktural Mpa Unit masonry 3 Struktural Mpa Struktural 4 Normal Mpa Struktural (Sumber: Young, 1972) Solusi Yang Pernah Ditawarkan Untuk menjawab akan kebutuhan sanitasi dari masyarakat di lahan basah. Selama ini telah dibentuk fasilitas jamban dengan berbagai macam spesifikasi. Menurut Entjang (2000), macam-macam tempat pembuangan tinja di lahan basah, antara lain: 1. Jamban air (Water latrine) Jamban ini terdiri dari bak yang kedap air, diisi air di dalam tanah sebagai tempat pembuangan tinja. Proses pembusukkanya sama seperti pembusukan tinja dalam air kali. Kelemahan dari jamban ini adalah tidak higienis dan memenuhi standar kesehatan. (Gambar 2.A)

6 6 2. Jamban parit (Trench latrine) Dibuat lubang dalam tanah sedalam cm untuk tempat defaecatie. Tanah galiannya dipakai untuk menimbunnya. Penggunaan jamban parit sering mengakibatkan pelanggaran standar dasar sanitasi, terutama yang berhubungan dengan pencegahan pencemaran tanah, pemberantasan lalat, dan pencegahan pencapaian tinja oleh hewan. (Gambar 2.B) 3. Jamban leher angsa (Angsa latrine) Jamban ini berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air ini sebagai sumbat sehingga bau busuk dari kakus tidak tercium. Bila dipakai, tinjanya tertampung sebentar dan bila disiram air, baru masuk ke bagian yang menurun untuk masuk ke tempat penampungannya. Kelemahan dari jamban ini adalah pada saat terjadi banjir dan tergenangi air tidak mampu untuk digunakan. (Gambar 2.C) 4. Jamban empang / gantung (Overhung latrine) Jamban ini semacam rumah-rumahan dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa dan sebagainya. Kerugiannya mengotori air permukaan sehingga bibit penyakit yang terdapat didalamnya dapat tersebar kemana-mana dengan air, yang dapat menimbulkan wabah. (Gambar 2.D) A B C D Gambar 2. Jenis Jenis Jamban sesuai dengan fungsi dan Kegunaan Berdasarkan berbagai jenis jamban di atas, masih memiliki banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Masalah utama dalam pembuatan jamban selama ini adalah masih belum memenuhinya dengan standar kesehatan yang ada, tidak memiliki tanki septik, dan tidak bisa difungsikan ketika terjadi bencana banjir. Desain MCK apung sebagai Inovasi Terpadu Dan Ramah Lingkungan Sistem Pengolahan Limbah Yang Gagasan yang kami ajukan yaitu desain MCK yang dapat mengapung dan sesuai dengan standar kesehatan untuk diaplikasikan di daerah banjir atau pemukiman di atas air.

7 7 Gambar 3. Desain secara umum MCK Apung MCK apung ini terdiri dari 4 bagian utama, yaitu 1. Bangunan atas Atap yang terbuat dari fiber, dinding bangunan atas terbuat dari multipleks, interior yang terdiri atas bak mandi dengan menggunakan material dari fiber dan kloset jongkok dari keramik. Gambar 5. Bangunan bagian atas MCK apung 2. Deck/ Lantai Bagian deck terdiri dari plat baja dan strukturnya terbuat dari profil baja kanal dan siku sebagai rangka utama. Gambar 6. Bangunan bagian deck atau lantai dalam MCK apung 3. Bangunan bawah Bangunan bawah MCK aung terdiri atas ponton yang terbuat dari drum plastic. Tanki septik yang terbuat dari beton ringan dengan tulangan wiremesh

8 8 untuk perkuatan. Bagian luar dilapisi dengan waterproof agar tidak terjadi kebocoran. Gambar 5. Desain tanki septik pada MCK apung 4. Wetland Dibuat didekat tangki septik dengan tanaman eceng gondok yang diberi sekat berupa tali agar tidak terjadi pertumbuhan eceng gondok yang berlebihan.tujuannya adalah untuk mencerna limbah cair yang bersifat patogen seingga tidak mencemari sungai. Gambar 6. Bagian wetland dalam MCK Apung Modifikasi MCK Apung sebagai Inovasi Sistem Pengolahan Limbah Yang Terpadu Dan Ramah Lingkungan 1. Potensi Beton Ringan sebagai Material Penyusun Tanki Septik Pembuatan tangki septik apung dapat memanfaatkan teknologi lightweight concrete (beton ringan). lightweight concrete memiliki sifat fisik yang lebih baik dibandingkan dengan normal weight concrete (beton normal), yakni memiliki berat yang lebih ringan, kemampuan isolasi lebih tinggi dan kualitas kelembaban tinggi. (Swamy and Wu, 1995). Selain itu, salah satu kelebihan beton ringan dibandingkan dengan fiber, material yang secara umum digunakan sebagai tanki septik, ialah beton ringan harganya jauh lebih murah disbanding dengan fiber, sehingga MCK apung dengan menggunakan beton ringan jauh lebih ekonomis. 2. Kapasitas Tanki Septik Berdasarkan analisa perhitungan yang telah dilakukan, tanki septik dalam MCk apung dengan volume 1000 liter mampu menampung 28 orang per tahun atau sama dengan 7 KK per tahun. Dengan kata lain, dalam mekanisme pengurasan bak dalam tanki septik perlu dilakukan dalam rentan satu tahun sekali dengan kapasitas maksimum 28 orang per harinya 3. Sistem Perawatan Tanki Septik Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sistem pearwatan tanki septik menurut Candra (2007) antara lain

9 9 a) Penumpukan endapan lumpur mengurangi kapasitas septic tank sehingga isi septic tank harus dibersihkan minimal sekali setahun. b) Penggunaan air sabun dan desinfektan seperti fenol sebaiknya dihindari karena dapat membunuh flora bakteri di dalam septic tank. c) Septic tank baru sebaiknya diisi dahulu dengan air sampai saluran pengeluaran, kemudian dilapisi dengan lumpur dari septic tank lain untuk memudahkan proses dokomposisi oleh bakteri. 4. Modifikasi Wet Land Wet land dipasang terpisah dari bangunan MCK apung, dimana influent yang dihasilkan dari tanki septik dialirkan ke wetlend melalu media pipa. Influent pada nantinya akan diolah secara alami oleh tanaman enceng gondok. Pada saat perencanannya, tanaman enceng gondok diberikan sekat pembatas dengan menggunakan tali, hal ini diakukan ntuk mengantisipasi adanya pertumbuhan enceng gondok yang pesat sehingga banyak memakan luasan air suangi. 5. Sistem Keseimbagan MCK Apung Untuk mengantisipasi keseimbangan dari MCK apung jika terkena limbasan air atau aliran air, maka MCK apung dapat dimodifikasi untuk mengatasi hal tersebut, yakni : a) Di pasangnya jangkar pada bagian bawah MCK apung. Jangkar dapat dibuat dengan menggunakan beton normal yang ditenggelamkan di dasar air. Jangkar juga di pasang di keempat sisi dari MCK apung agar dapat berdiri dengan seimbang b) Di tambat pada pohon atau tiang. Kemungkinan ini bisa dilaksanakan dengan mendirikan MCK apung sedekat mungkin dengan areal pepohonan. Agar seimbang, maka bagian yang di tambat adalah pada bagian keempat sisi dari bangunan MCK apung 6. Sistem Daur Ulang Air Sementara itu, untuk menjawab kebutuhan akan air bersih pada areal banjir, maka MCK apung dilengkapi dengan bak filter air yang penempatannya bisa di lihat pada gambar. Air dapat di ambil dari air banjir yang terdapat diluar, kemudian dimasukan ke bak filter, sehingga proses penjernihan terjadi. Air yang jernih pada nantinya akan di alirkan secara otomatis ke bak mandi melalui pipa Gambar 7. Sistem Filteralisasi pada MCK apung Jendela penghubung antara bak penjernihan air dengan bagian luar bangunan. Air dimasukan ke dalam jendela dan di dalam jendela terjadi proses penjernihan air Air di luar bangunan dapat dijadikan sebagai sumber air bersih. Air dapat di ambil dengan menggunakan gayung dan dimasukan pada jendala

10 10 Sistem Pengolahan Limbah pada MCK apung Gambar 8. Sistem Pengolahan Limbah pada MCK apung Sistem pengolahan limbah pada tanki septik secara umum dibagi menjadi dua tahapan. Dimana limbah padat diolah secara kimiawi oleh bakteri anaerob yang dihasilkan secara alami dari tinja manusia. Dan kedua adalah melalui Wetland yang terdiri dari tumbuhan air yang berfungsi untuk menyerap limbah pathogen yang dihasilkan dari limbah cair dari tanki septik. Di dalam tangki septic ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses (Notoatmodjo, 2003). Yang pertama adalah proses kimiawi, dimana akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki tersebut. lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan

11 11 suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya. Proses yang kedua adalah proses biologis. Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik dalam sludge dan scum. Hasilnya, selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan atau resapan. Setelah terjadi pengolahan limbah padat di dalam tanki septik oleh bakteri anaerob. Yang tetap menjadi masalah adalah untuk benda cairan setelah padatannya dipisahkan, karena di dalam cairan tersebut masih akan terkandung sejumlah mikroba, yang mungkin masih bersifat patogen (dapat menyebabkan penyakit). Karenanya salah satu cara pemecahan yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan resapan, untuk mengalirkan benda cairan setelah benda padatnya mengendap. Cara resapan yang digunakan adalah dengan mengalirkan efluen dari tangki septik menuju wetland yang dibuat didekat tangki septik dengan cara melewatkan air efluen tersebut pada tanaman eceng gondok yang diberi sekat berupa tali agar tidak terjadi pertumbuhan eceng gondok yang berlebihan. Dengan begitu, efluen dari tangki septik diharapkan dapat mencemari beban pencemaran ke lahan basah. (Suriawiria,1996) Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Konsep MCK Apung Agar produk MCK apung ini berkontribusi dalam upaya negara untuk mengurangi budaya sanitasi masyarakat Indonesia yang sangat buruk. Maka diperlukan kerja sama yang erat dan profesiona; antara stakeholder yang berkaitan, antara lain : 1. Mahasiswa Mahasiswa sebagai penemu gagasan memiliki peranan sebagai pihak akademisi yang melakukan serangkaian penelitian untuk menunjang keberhasilan penerapan dari MCK apung ini. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa akan didampingi oleh dosen pembimbing masing-masing dan labolatorium yang berkaitan. 2. Universitas Atau Perguruan Tinggi Negeri Perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam memberikan fasilitas berupa labolatorium kepada para mahasiswa dalam mengembangkan penelitiannya. Selai itu, perguruan tinggi negeri juga berperan dalam memberikan paten akan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa. Tujuan dilaksanakan paten atas nama PTN yang bersangkutan tidak lain adalah agar penelitian mahasiswa mampu diakui oleh pihak perusahaan maupun pihak pemerintah 3. Perusahaan Perusahaan memiliki peranan dalam proses produksi dan pabrikasi akan karya yang dihasilkan oleh PTN. Dengan adanya kerja sama mitra yang baik antara perusahaan dan pihak PTN, diharapkan produk produk yang diteliti oleh PTN mampu diterapkan secara nyata oleh masyarakat melalui proses produksi oleh pihak perusahaan yang bersifat teratut dan berkala.

12 12 4. Pemerintah Pemerintah sebagai pihak birokrat memiliki andil penting dalam menistribusikan produk yang telah dihasilkan secara massal oleh pihak perusahaan ke tempat-tempat yang memiliki kebutuhan yang tinggi akan MCK apung. Pemerintah selain bertindak sebagai distributor kepada masyarakat, pemerintah juga berperan dalam mensosialisasikan MCK apung secara tepat sasaran agar dapat dimanfaatlan secara maksimal oleh masyarakat sekitar. 5. Masyarakat Setempat Masyarakat setempat sebagai pihak utama yang menggunakan (user) dan memanfaatkan fungsi dari MCK apung seharusnya mampu bersifat terbuka terhadap produk baru yang bermanfaat. Diharapkan dengan pemahaman seperti itu, maka kehidupan masyarakat yang berbudaya sanitasi sehat perlahan dapat dibentuk melalui pemanfaatan fungsi MCK apung dengan baik dan benar. Langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan Salah satu permasalahan yang kemudian muncul dalam pengembangan MCK apung ini adalah MCK apung merupakan ide baru yang masih belum dilaksanakan sebelumnya. Oleh karena itu, agar ide ini dapat diimplementasikan, maka tahapan yang harus dilaksanakan antara lain. 1. Tahap pertama Tahapan pertama dalam serangkaian proses pengimplementasian gagasan MCK apung adalah dengan menyempurnakan proses penelitian yang dibutuhkan oleh mahasiswa di PTN serta proses pematenan dari hasil penelitian mahasiswa tersebut oleh PTN yang bersangkutan. Serangkaian penelitian tersebut meliputi a) penelitian terkait lightweight concrete b) penelitian terkait modifikasi tanki septik c) penelitian analisa daya apung d) simulasi produk penelitian di lapangan 2. Tahap Kedua Tahap kedua adalah perlu adanya kerja sama antara PTN bersangkutan dengan perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi sehingga proses pabrikasi dari produk MCK apung bisa berjalan dengan lancar dan berkala. Perusahaan juga pada nantinya akan bergerak di bidang pemasaran dan pendistribusian produk dari MCK apung 3. Tahap ketiga Tahap ketiga adalah perlu adanya kerja sama integrasi antara PTN sebagai peneliti, perusahaan sebagai pabrikasi dan yang terakhir adalah pemerintah sebagai pihak sosialisasi. Karena produk MCK apung lebih diutamakan untuk masyarakat menengah kebawah dengan harapan mampu kebiasaan buruk sanitasi masyarakat, maka pemerintah memiliki andil besar sebagai pihak yang mensosialisasikan isu budaya sanitasi bersih melalui pemanfaatan produk MCK apung tersebut. Dengan begitu, diharapkan produk MCK apung mampu digunakan tepat sasaran oleh masyarakat

13 13 KESIMPULAN Inti Gagasan MCK apung memanfaatkan lightweight concrete sebagai tanki septik dikarenakan potensinya 1) Ringan 2) Berat jenis kecil 3) Murah 4) Kuat. MCK apung didesain dengan menggunakan bagian bagian bangunan dari MCK apung terdiri dari 1) Bagian atas : atap dari fiber, dinding dari multipleks, bak mandi dari fiber, dan kloset jongkok. 2) bagian plat lantai yang terdiri dari : baja dengan ketebalan 3 mm, profil kanal baja dan profil siku.3) Bagian bawah yang terdiri dari tanki septik (beton, wire mesh, water proof) dan pelampung yang terbuat dari tong plastic 4) wet land. Sistem pengolahan limbah pada MCK apung melalui tiga tahapan, yakni 1) tahap kimiawis ; pemisahan limbah menjadi endapan dan cairan 2) tahap biologis : perombakan secara organic oleh bakteri anaerob (Tahap 1 dan 2 terjadi di tanki septik) 3) tahap penetralisiran influent dengan menggunakan enceng gondok pada wet land Keunggulan MCK apung sebagai system pengolah limbah antara lain : 1) ringan 2) Praktis 3) Ekonomis 4) tanki saptik yang memenuhi kapasitas 5) vesibel untuk diterapkan diberbagai medan. Dengan diterapkannya MCk apung ini, diharapkan dapat mengatasi permasalahan sanitasi yang buruk di Indonesia melalui penyediaan laternatif fasilitas MCK yang memenuhi standar kesehatan. Teknik Implementasi Gagasan Untuk dapat mengimplementasikan gagasan MCK apung ini, maka perlu dilakukan serangkaian penelitian yang meliputi 1) penelitian beton ringan 2) penelitian tanki septik 3) penelitian daya apung dan 4) penelitian uji lapangan. Adapun pihak pihak yang berperan penting dalam merealisasikan gagasan penelitian antara lain 1) mahassiswa sebagai peneliti 2) PTN sebagai pihak pematen 3) perusahaan sebagai pihak produksi 4) pemerintah sebagai pihak distribusi dan sosialisasi dan 5) masyarakat setempat. Prediksi Keberhasilan Berbagai potensi yang dimiliki oleh negara Indonesia menjadikan negara ini berpotensi sebagai negara pelopor produk sanitasi ramah lingkungan dan bersatandarkan kesehatan untuk lahan basah pertama di dunia. Adapun potensi yang dimaksud antara lain : 1. MCK apung mampu diterapkan di berbagai jenis lahan basah, yakni di daerah rawa, di daerah pinggiran sungai, di daerah pemukiman pinggiran sungai dan di daerah tangga[ banjir 2. MCK apung lebih praktis dalam pembuatannya, sehingga menghemat waktu dan menghemat tenaga kerja serta lebih ekonomis 3. MCK apung memiliki sistem pengolahan limbah yang lebih terjamin dan memenuhi standar, dimana limbah padat diolah secara alami di dalam tanki septik dan limbah cair diolah di wet land

14 14 DAFTAR PUSTAKA Eni Prahtiyani. 1 Oktober % Jamban di bantul Tidak Memenuhi Standart. Dikases di <Kompas.com> pada 12 Januari 2012 Haryo Damardono.18 Desember 2008.Kerugian Akibat Sanitasi Buruk Rp 56 trilliun. Dikases di <Kompas.com> pada 12 Januari 2012 Insaf Albert Tarigan. 14 Oktober Ribu Balita Meninggal akibat Sanitasi Buruk. Dikases di <okezone.com> pada 18 Januari 2012 Irianto, J., Soesanto. S., Supraptini, Inswiasri, Irianti, S., dan Anwar, A., Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Anak Balita (Analisis Lanjut Data SDKI 1994). Jakarta : Buletin Penelitian Kesehatan. Mehta, PK Concrete: structure, properties, and materials. 2nd edition. Englewood Cliffs. NJ: Prentice-Hall Inc. NDUDP, November, Nad Dinh Urban Development Project: Septage Management Study. COLENCO; SANDEC, EAWAG. Di akses di < ublications_ewm/downloads_ewm/nd_ septage_management_study.pdf>. Diakses 12 Januari 2012 Notoatmodjo, S Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sapa, Over 500 suffering from diarrhea. Delmas in Mail & Guardian, Diakses di < breaking_news/breaking_news national/i> pada 13 januari 2012 Seale, L Residents K ick Up Stink Over River: locals want to take their plight to Fifa. The Star, November 22, page 10. Suriawiria, Unus Air dalam Kehidupan dan Lingkungan Yang Sehat. Bandung. Young, J.F Concrete. USA: Prentice-Hall. Swamy, R.N., Wu L The ingredients for high performance in structural lightweight aggregate concrete. Struct Lightweight Aggregate Concrete pp Swamy RN, Jiang ED Pore Structure and carbonation of lightweight concrete after 10 years exposure. ACI Special Publishing (136) pp Entjang, I., Ilmu Kesehatan Masyarakat. cetakan ke XIII. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Young, J.F Concrete. USA: Prentice-Hall DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA Nama : M. Dhanar SRF NRP : Tempat / Tanggal Lahir : Pasuruan 11 Juli 1990 Alamat Surabaya : Jln. Keputih No.III/ 37 A Sukolilo Telephone/Handphone : Dhan_civilers@yahoo.com Pendidikan : Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

15 15 Prestasi (3 tertinggi) 1. Peraih Juara III dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) ITS tahun Peraih Medali Emas (1 st Winner) PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke 23 tahun 2010 Universitas Mahasaraswati Bali 3. Peraih Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan Badan Eksekutif Mahasiswa ITS Karya Yang pernah di Buat (3 Tertinggi) 1. Environment Talk 2011 dengan Judul Paper : Penataan Kawasan Pesisir Pantai Dengan Konsep Mrac (Mangrove Rhizophorachitecture) Sebagai Solusi Pembangunan Yang Ramah Lingkungan 2. Seminar Nasiobal Green Construction 2010 : dengan judul Paper : Inovasi Beton Ramah Lingkungan Melalui Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Sebagai Material Alternatif Pengganti Semen 3. International Conference on Green Architecture and Solution tahun 2009 dengan judul Paper The Research Of Rhizophora Apiculata As Biomaterial In Mrac (Mangrove Rhizoporachitecture) The Future Alternative Green Architecture (Location In Labuhan-Brondong-Lamongan) Anggota Nama : Imron Gozali NRP : Tempat / Tanggal Lahir : Alamat Surabaya : Jalan Dharmahusada Utara 39, Surabaya Telephone/Handphone : Gozali.Imron@gmai.com Pendidikan : Teknik Kimia FTI ITS Prestasi (3 tertinggi) : 1. Peraih Juara I dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) Jurusan Teknik Kimia ITS tahun Delegasi ITS dalam Young Leaders Dor Indonesia 2011 Mck Kinsey Company 3. Delegasi ITS dalam Indonesian Young Change Maker 2012 Karya Yang pernah di Buat : - Anggota Nama : Amik Agisti NRP : Tempat / Tanggal Lahir : Alamat Surabaya : Blok U Kampus ITS Sukolilo, Surabaya Telephone/Handphone : Pendidikan : Biologi FMIPA ITS Prestasi : - Karya Yang pernah di Buat : -

Wahyu Candra Prasetya ( ) 2008 M. Dhanar S.R.F ( ) 2008 Damar Kurniawan ( ) 2007

Wahyu Candra Prasetya ( ) 2008 M. Dhanar S.R.F ( ) 2008 Damar Kurniawan ( ) 2007 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MCK APUNG : INOVASI SISTEM PEMBUANGAN LIMBAH PADAT DAN CAIR TERAPUNG MELALUI PEMANFAATAN LIGHTWEIGHT CONCRETE (BETON RINGAN) SEBAGAI TANKI SEPTIK BIDANG KEGIATAN:

Lebih terperinci

septic tank Septic tank

septic tank Septic tank septic tank Septic tank Pengertian Septic Tank Septic Tank atau sering disebut sebagai tangki septik adalah bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara setempat (onsite) dengan menggunakan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK Masykur Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email : masykur@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tata cara ini memuat pengertian dan ketentuan umum dan teknis dan cara

Lebih terperinci

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1) TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1) Penempatan Pengolahan Air Limbah 1. Pengolahan sistem terpusat (off site) 2. Pengolahan sistem di tempat

Lebih terperinci

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama

Lebih terperinci

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap hari manusia menghasilkan air limbah rumah tangga (domestic waste water). Air limbah tersebut ada yang berasal dari kakus disebut black water ada pula yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon dibangun di lahan

Lebih terperinci

kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%.

kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%. Aturan Permainan A i r M i n u m & S a n i ta s i kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Kurang lebih 4%. Sumber: http://water.usgs.gov/edu/earthhowmuch.html

Lebih terperinci

Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan. Aturan Permainan & A i r M i n u m S a n i t a s i U l a r Ta n g g a A i r M i n u m & S a n i ta s i Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian

Lebih terperinci

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

JAMBAN SISTEM LEHER ANGSA

JAMBAN SISTEM LEHER ANGSA JAMBAN SISTEM LEHER ANGSA 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat

Lebih terperinci

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah. Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup

Lebih terperinci

Pengelolaan Air Limbah Domestik

Pengelolaan Air Limbah Domestik Pengelolaan Air Limbah Domestik Rekayasa Lingkungan Universitas Indo Global Mandiri NORMA PUSPITA, ST.MT. Dasar Hukum UU no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PP no 82

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Profil IPAL Sewon Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan

Lebih terperinci

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho Latar Belakang Masalah DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang sangat pesat. Pada tahun 2005,

Lebih terperinci

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management Tentang Lingkungan Hidup Wan Muhamad Idris Baros 201411098 Management Pengertian Lingkungan Hidup Pengertian Lingkungan Hidup adalah semua artikel yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Seperti artikel

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh: ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KRAKAT DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN INDIKATOR NILAI COLIFORM FECAL SETELAH DIBERI PERLAKUAN TANAMAN ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes Mart.Solms) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

FIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI)

FIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI) FIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI) SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI) Sanitation Ladder atau tangga sanitasi merupakan tahap perkembangan sarana sanitasi yang digunakan masyarakat, dari sarana

Lebih terperinci

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH Anik Ratnaningsih 1, Ririn Endah Badriani 2, Syamsul Arifin. 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

A. Karim Fatchan 1); Prillia Rahmawati 2)

A. Karim Fatchan 1); Prillia Rahmawati 2) Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)3 2015 2339-028X ISSN: PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI A. Karim Fatchan 1); Prillia

Lebih terperinci

dangkal di Yogyakarta secara bakteriologis telah tercemar dan kandungan nitrat

dangkal di Yogyakarta secara bakteriologis telah tercemar dan kandungan nitrat BAB I PENDAHILUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk semakin meningkat setiap hari dan diiringi oleh pola perkembangannya sehingga pola hidup masyarakat pun berubah dan salah satunya mengarah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

PEMBUATAN TOILET KERING

PEMBUATAN TOILET KERING MODUL: PEMBUATAN TOILET KERING I. DESKRIPSI SINGKAT S anitasi menunjukkan tingkat kebersihan dalam menangani limbah WC yaitu feces dan urin yang diproduksi semua orang setiap hari. Hal ini tercermin dari

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10Tamalanrea

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan akan zat-zat gizi dan penggunaannya dalam tubuh. Status gizi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN:

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN: SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN: Metcalf & Eddy: kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama dengan air tanah, air permukaan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, khususnya bagi manusia yang selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu

Lebih terperinci

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN COPY SNI 03-2398 - 2002 Pendahuluan Tat cara ini dimaksudkan sebagai acuan bagi perencana dalam pembangunan septik dengan sistem resapan. Tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di bidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baja. Pilihan menggunakan beton sebagai bahan konstruksi ini dikarenakan beton

BAB I PENDAHULUAN. baja. Pilihan menggunakan beton sebagai bahan konstruksi ini dikarenakan beton BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan beton sebagai salah satu pilihan konstruksi bangunan sipil lebih di kenal luas dibandingkan dengan bahan konstruksi lain seperti kayu dan baja. Pilihan menggunakan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI. Naskah Publikasi

PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI. Naskah Publikasi PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di dunia serta tingkat perekonomian yang semakin maju, maka diperlukan juga infrastruktur yang mampu menunjang kegiatan

Lebih terperinci

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA MODUL: PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA I. DESKRIPSI SINGKAT J amban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I

PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan

Lebih terperinci

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin... Daftar Isi Kata Pengantar Bupati Merangin... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Peta... vi Daftar Gambar... vii Daftar Istilah... viii Bab 1: Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Landasan

Lebih terperinci

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM COPY SNI 03-2399 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM 1 Ruang Iingkup Tata cara ini meliputi istilah dan definisi, persyaratan yang berlaku untuk sarana

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Batasan Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang mempunyai cakupan luas antara lain: berbicara,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini pencemaran air merupakan permasalahan yang cukup serius. Aktivitas manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambah jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Limbah Tinja Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran

Lebih terperinci

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman Standar Nasional Indonesia Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman ICS 91.060.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL BAB VI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL TANGKI SEPTIK - FILTER UP FLOW 132 Nusa Idaman Said VI.1 PENDAHULUAN Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah menunjukkan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING Anik Ratnaningsih 1, Ririn Endah Badriani 2, Syamsul Arifin. 3 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

Surabaya, 25 Maret 2010 Ketua Pelaksana Kegiatan. Ketua Jurusan Teknik Sipil ITS. (Mohammad Dhanar Such Rufi F) NRP

Surabaya, 25 Maret 2010 Ketua Pelaksana Kegiatan. Ketua Jurusan Teknik Sipil ITS. (Mohammad Dhanar Such Rufi F) NRP 1. Judul Kegiatan : MRaC (Mangrove RhizophoraChitecture) : Inovasi Konsep Hunian Green Archirecture Masa Depan Melalui Pemanfaatan Bio Material Hidup Rhizophora Apiculata 2. Bidang Kegiatan : PKM AI PKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera dimasa yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukimanyang sehat. Dari aspek

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan

Lebih terperinci

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 21 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hampir 70% material yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm 2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013 Sejarah Biogas BIOGAS (1770) Ilmuwan di eropa menemukan gas di rawa-rawa. (1875) Avogadro biogas merupakan produk proses anaerobik atau proses fermentasi. (1884) Pasteur penelitian biogas menggunakan kotoran

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG

ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG Sudarno, Dian Ekawati ABSTRACT Domestic wastewater treatment was needed for every towns. This domestic wastewater such as black water

Lebih terperinci

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN Simposium Nasional RAPI XIII - FT UMS ISSN 42-962 PENGARUH PENAMBAHAN SEKAM PADI PADA CAMPURAN BETON RINGAN NON STRUKTURAL TERHADAP NILAI PENYERAPAN DAN NILAI KUAT TEKAN BETON CAMPURAN SEMEN, KULIT KOPI,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

JAMBAN SEPTIK TANK GANDA

JAMBAN SEPTIK TANK GANDA JAMBAN SEPTIK TANK GANDA 1. PENDAHULUAN Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan Ruang Lingkup...

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan Ruang Lingkup... DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3 Pengertian... 1 BAB II SEPESIFIKASI... 1 2.1 Bentuk dan

Lebih terperinci

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. Small Bore Sewer (Sistem Riol Ukuran Kecil)

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. Small Bore Sewer (Sistem Riol Ukuran Kecil) TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE Small Bore Sewer (Sistem Riol Ukuran Kecil) 1 System Small Bore Sewer ( Sistem Riol Ukuran Kecil ) Sistem penyaluran air effluen tangki septik dan/atau dari limbah cair cucian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa

Lebih terperinci

Kata kunci: limbah batu tabas, nilai slump, berat volume, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton

Kata kunci: limbah batu tabas, nilai slump, berat volume, kuat tekan beton, kuat tarik belah beton ABSTRAK Batu tabas merupakan batuan beku jenis basalt yang terbentuk dari magma yang sudah membeku atau mengeras. Batu tabas ini dapat juga dijadikan alternative pengganti agregat kasar dalam campuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan beragamnya kegiatan manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah dapat berasal dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan terutama bagi makhluk hidup, makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan Departemen Kesehatan pada tahun 1998 yang lalu memiliki tujuan-tujuan mulia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui

Lebih terperinci

hasil analisis tersebut akan diketahui karakteristik (sifat fisik, biologi dan kimia)

hasil analisis tersebut akan diketahui karakteristik (sifat fisik, biologi dan kimia) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya industri migas dalam bentuk ekspoitasi - produksi, pengolahan minyak dan gas bumi serta pemasaran hasil migas berpotensi memberikan dampak terhadap lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama di kota-kota besar dengan jumlah penduduk yang melebihi batas. Dengan teknologi yang tepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konstruksi merupakan bidang yang selalu berkembang dari waktu ke waktu. Semakin berkembangnya peradaban manusia, pertumbuhan penduduk juga semakin pesat. Hal ini meningkatkan

Lebih terperinci

Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA

Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA 6.1 Sintesa Hasil Simulasi 6.1.1 Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan Hasil analisis terhadap keberadaan prasarana dan sarana kota menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Umum Menurut SNI-03-2834-993, pengertian beton adalah campuran antara semen Portland atau bahan pengikat hidrolis lain yang sejenis, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil),

Lebih terperinci

PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK TUGAS AKHIR Oleh: I Gusti Ngurah Indra Cahya Hardiana 0704105029 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2008. Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari 2011. http:// jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ Azwar,Azrul, 1995. Pengantar Kesehatan Lingkungan, PT.

Lebih terperinci

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN Oleh: Rachmat Mulyana P 062030031 E-mail : rachmatm2003@yahoo.com Abstrak Banjir dan menurunnya permukaan air tanah banyak

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

PENGELOLAAN AIR LIMBAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas

Lebih terperinci

PEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI

PEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI PEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : RINA RAHMIATI LESTARI

Lebih terperinci

Pengolahan AIR BUANGAN

Pengolahan AIR BUANGAN Pengolahan AIR BUANGAN (WASTE WATER TREATMENT) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang 2011 Self purification Dahulu, alam memiliki kemampuan untuk mengolah air limbah secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan hasil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: A. KESIMPULAN Perkembangan kegiatan pariwisata menimbulkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Resirkulasi Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air secara terus-menerus melalui perantara sebuah

Lebih terperinci

APLIKASI WETLAND. Prayatni Soewondo PRODI TEKNIK LINGKUNGAN, FTSL, ITB

APLIKASI WETLAND. Prayatni Soewondo PRODI TEKNIK LINGKUNGAN, FTSL, ITB APLIKASI WETLAND Prayatni Soewondo PRODI TEKNIK LINGKUNGAN, FTSL, ITB PEMBAHASAN: Teori: - Difinisi Wetland - Type-Type Wetland - Konstruksi Wetland Penerapan Wetland: - Skala lab - Skala Lapangan WETLAND

Lebih terperinci

Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu

Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih Jarak 10 meter antara tangki septic (septic tank) dan sumur telah menjadi pengetahuan umum dan populer di masyarakat. Alasannya, agar air sumur tidak terkontaminasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam zaman modern ini terdapat 3 bahan struktur bangunan yang utama yaitu kayu, baja dan beton. Dan sekarang ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi

Lebih terperinci

Klorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan

Klorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Dengan kekayaan alam Indonesia yang melimpah, khususnya di bidang kehutanan dan tersedianya tenaga keqa, Indonesia tetap menarik minat investor asing untuk menanamkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci