Politik Sutan Sjahrir dalam Meperjuangkan Kemerdekaan Indonesia ( ). Skripsi, Padang. STKIP PGRI Sumbar. Tabloid Tempo, November 2012,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Politik Sutan Sjahrir dalam Meperjuangkan Kemerdekaan Indonesia ( ). Skripsi, Padang. STKIP PGRI Sumbar. Tabloid Tempo, November 2012,"

Transkripsi

1

2 PENDAHULUAN Pada masa awal revolusi kemerdekaan Indonesia terdapat banyak perbedaan tentang bagaimana cara menghadapi kaum colonial yang ingin menguasai kembali Indonesia. Memang ada nuansa politik yang ditemui dalam perdebatan-perdebatan tersebut bahkan akitabat benturan pendapat seringkali memicu munculnya berbagai isu dan wacana tentang model perjuangan apakah melalui perundingan atau dengan perang gerilya. Pemikiran Sutan Sjahrir pada masa penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang adalah membangun rasa Nasionalisme dalam memperjuangkan kemerdekaan, menentang Kolonialisme, Imperialisme dan Fasisme Jepang. 1 Pemikiran Sutan Sjahrir dalam merebut kemerdekaan didasarkan pada non kooperatif yang dalam perkembngan selanjutnya merupakan suatu kekuatan pendukung lahirnya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tan Malaka tidak hadir pada peristiwa bersejarah yang telah menjadi tujuan hidupnya yaitu proklamasi kemerdekaan Indonesia, ia baru muncul di arena politik dengan nama aslinya pada tanggal 25 agustus 1945, yakni seminggu sesudah prokamasi setelah bertemu Mr. Subardjo di Cikin. 2 Sewaktu dia sempat berbicara dengan soekarno yang sudah menjadi presiden, Tan Malaka berhasil mengemukakan ide-idenya tentang revolusi. Revolusi kemerdekaan Indonesia diwarnai oleh perbedaan pandangan para tokoh dalam menjalankan strategi dan pilihan perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Diantara para tokoh yang memiliki perbedaan itu antara lain adalah Sutan Sjahrir dan Tan Malaka. Sutan Sjahrir dan Tan Malaka sebagai dua orang tokoh penting perintis kemerdekaan Indonesia selama zaman pendudukan kolonial Belanda dan zaman pendudukan Jepang tetapi kemudian 1 Joni Indrawandi. Pemikiran Politik Sutan Sjahrir dalam Meperjuangkan Kemerdekaan Indonesia ( ). Skripsi, Padang. STKIP PGRI Sumbar. 2 Tan Malaka. Dari Penjara ke Penjara. Jilid III Pembelaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Terhadap Tipu Daya Belanda via Diplomasi Berunding. (Jakarta: LPPM Tan Malaka, 2008), hlm 136 mengalami perbedaan pemikiran dalam masa revolusi kemerdekaan. Sutan Sjahrir sebagai Perdana Menteri dengan kebijakan revolusi demokratisnya lebih menekankan pentingnya diplomasi kemudian pada tanggal 17 maret 1946 menangkap Tan Malaka. 3 Tan Malaka dengan revolusi totalnya yang tersimbol dengan ungkapan Merdeka 100% membentuk organisasi Persatuan Perjuangan (PP) di Solo tanggal januari 1946, yang didukung 141 organisasi politik, ekonomi, sosial dan tentara. 4 Sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kebijakan politik kabinet Sutan Sjahrir. Batasan Dan Rumusan Masalah Batasan temporal penulisan ini adalah tahun 1945 sampai pada tahun tahun 1945 dijadikan awal karena pada tahun ini kemerdekaan Indonesia diproklamirkan dan pada tahun ini juga revolusi kemerdekaan Indonesia dengan diakuinya kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia oleh pihak Belanda dan dunia Internasional. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gejolak pemikiran dua tokoh Indonesia masa revolusi kemerdekaan Indonesia yaitu Sutan Sjahrir dan Tan Malaka. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah unutk menganalisis pemikiran dua tokoh Indonesia masa revolusi kemerdekaan Indonesia yaitu Sutan Sjahrir dan Tan Malaka dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Manfaat Penelitian Penulisan ini diharapkan bermanfaat untuk Khazanah keilmuan dan wawasan berfikir bagi generasi sekarang dan yang akan datang untuk dapat menjadi pelajaran dalam kehidupan bernegara. penelitian ini juga dapat menambah wawasan penulis dan pembaca dalam memahami pemikiran-pemikiran dua orang tokoh besar bangsa ini. Tinjauan Pustaka 3 Merangkul Kembali Bung Kecil. Tabloid Tempo, November 2012, hlm 96 4 Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara, Jilid III Pembelaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Terhadap Tipu Daya Belanda via Diplomasi- Berunding. (Jakarta: LPPM Tan Malaka, 2008) hlm 136

3 Kerangka Konseptual Istilah kiri berasal dari terminology barat dengan berbagi prespektif. 5 Istilah gerakan kiri mendapat tanggapan yang berbeda dari para ahli Lezer Kolakowski menulis, kiri adalah sebuah gerakan yang menegaskan tatanan politik, sosial ekonomi yang ada sebgai tuntutan akan perubahan mendasar yang tidak terelakkan. 6 Sosialisme adalah paham sosial yang berlandaskan pada kemanusiaan yang menjunjung dan menghormati hak-hak manusia sebagai makhluk sosial, memperoleh keadilan dan kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat. Lebih lanjut sosialisme dipandang sebagai sebuah tatanan struktur sosial kemasyarakatan yang lebih terarah untuk mencapai kehidupan individu yang merdeka dan lepas dari segala pengekangan hak-hak pada setiap individu, mulai dari tatanan sosial, ekonomi, budaya, bahkan politik sekalipun. 7 Unsur yang lain yang terdapat dalam sosialisme yaitu protes terhadap prinsip bahwa uang merupakan ikatan utama antarmanusia tidak terbatas pada tradisi sosial saja. 8 Sejarah pemikiran mencakup studi tentang pemikiran-pemikiran besar, yang berpengaruh pada kejadian bersejarah, serta pengaruh pemikiran tersebut pada masyarakat, dalam studi sejarah pemikiran, metode yang digunakan tidak jauh-jauh dengan dua metode yaitu metode genealgi pemikiran (proses terbentuknya konstruksi pemikiran) dan penjelasan sosio-historis pemikiran. 9 Namun Kuntowijoyo menyebutkan ada dua hal yang berkaitan dengan sejarah pemikiran yaitu pelaku dan tugas sejarah pemikiran. 10 Dalam melakukan kajian tentang sejarah pemikiran, ada tiga pendekatan yang biasa digunakan. Ketiga 5 Zul Hasri Nasir, Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau, (Yogyakarta:Ombak 2007). hlm 68 6 Zul Hasril Nasir, Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabu. hlm 69 7 Zul Hasril Nasir, Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau. hlm 69 8 William Ebstein-Edwin Fogelman, Isme-isme Dewasa Ini. Edisi Kesembilan. (Jakarta:Erlangga, 1987), hlm Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dan Metodologi Sejarah, hlm Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah. hlm 190 pendekatan tersebut menurut Kuntowijoyo adalah kajian teks, kajian konteks sejarah, kajian hubungan antara teks dan masyarakat. 11 Konsep revolusi adalah yang paling sentral didalam seluruh analisa sejarah perbandingan. 12 Revolusi adalah rekonstruksi fundamental dari suatu sistem politik dengan kekerasan dalam jangka waktu yang relative singkat. 13 Studi Relevan Beberapa tulisan yang relevan dengan pembahasan yang penulis angkat dalam bentuk skripsi antara lain. Tulisan mahasiswa STKIP PGRI Sumbar Joni Indrawandi (2011) yang berjudul Pemikiran Sutan Sjahrir Dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia ( ). Skripsinya lebih menekankan kepada analisa strategi politik Sutan Sjahrir dalam perpolitikan Indonesia. 14 Selanjutnya tulisan Ganda Januarta (2006) mahasiswa Universitas Negeri Semarang, dengan skripsi yang berjudul Aktivitas Politik Sutan Sjahrir Dalam Perjuangan kemerdekaan Indonesia ( ) ia menjelaskan aktivitas politik Sutan Sjahrir dalam membangun pergerakkan kemerdekaan Indonesia melalui PNI-Pedidikan hingga mengungkap aktivitas politik Sutan Sjahrir setelah masa kemerdekaan Indonesia dengan mencari pengakuan Internasional tentang keberadaan Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. 15 Selanjutnya tulisan Roni Putra (2005) mahasiswa Universitas Indonesia menulis tentang Perjuangan Sutan Sjahrir Dalam Mempertahankan 11 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah. hlm Asvi Warman Adam, MenyikapTirai Sejarah:Bung Karno dan Kemeja Arrow. Jakarta. PT. Kompas Media Nusntara hlm Asvi Warman Adam. Menyikap Tirai Sejarah:BungKarno dan Kemeja Arrow. hlm Joni Indrawndi. Pemikiran Politik Sutan Sjahrir dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesa ( ). Skripsi. Padang. STKIP PGRI Sumbar. 15 Ganda Januarta. Aktivitas Politik Sutan Sjahrir dalam Memperjuangkan Kemerdekan Indonesia ( ). Skripsi. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

4 Kemerdekaan Indonesia ( ) 16. Skripsinya lebih menitikberatkan pada biografi politik Sutan Sjahrir dalam memperjuangkan kemerdekaan republic Indonesia hingga mendapatkan pengakuan tentang kemerdekaan Indonesia. Kaitan gerakan Tan Malaka dengan egaliter etnik Minangkabau baik di Indonesia maupun daerah melayu telah ditulis dalam buku yang berjudul Tan Malaka dan gerakan Kiri Minangkabau karya Zulhasril Nasir, buku ini menuliskan sebuah kesimpulan setelah melihat bahwa banyak tokoh pergerakan tanah melayu yang berasal dari etnik Minangkabau. Menurut Zulhasril Nasir konsekuensinya bahwa pejuang melayu pernah bersepakat dengan Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1945, semenanjung melayu berada di dalamnya. Karya-karya Tan Malaka terutama yang ditulis sebelum masa kemerdekaan Indonesia(1945) di tulis dalam bentuk tesis S2 di pascasarjana UNP yang berjudul: Indonesia dalam Pemikiran Tan Malaka( Studi Tentang Karya Tan Malaka Sebelum Kemerdekaan) oleh Syamdani. Tesis ini memaparkan Tan Malaka sebagai sosok yang besar dalam perjalanan sejarah Indonesia terutama pada masa pergerakan nasional sehingga Tan Malaka memiliki tempatnya sendiri di samping beberapa tokoh besar lainnya di Indonesia. Buku lain adalah karya Rudolf Mrazek yang berjudul Tan Malaka, dalam buku ini Mrazek mencoba memahami pergaulatan makna kehidupan Tan Malaka dalam konteks budaya Minangkabau. Menurut Mrazek, dalam alam Minangkabau keberadaan rantau menjadi suatu cara untuk melengkapi prinsip hidup setiap orang yang telah melakukan pergaulan harus kembali memperkaya alam. Sebagai putra Minangkabau, Tan Malaka bisa tidak terkecuali dalam hal ini. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode sejarah, metode sejarah adalah menguji dan menganalisis data secara kritis dari peninggalan masa lampau tahap yang ditempuh adalah: 16 Roni Putra. Perjuangan Sutan Sjahrir Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia ( ). Skripsi. Depok. Universitas Indonesia. Heuristic (pengumpulan data) Merupakan proses pencarian dan pengumpulan data dari sumber-sumber yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yang terkait dari sumber data primer dan sumber data skunder. Teknik yang digunakan dalam mencari dari data penelitian ini adalah dengan menggunakan data skunder. Kritik sumber adalah menilai, menguji dan menyeleksi jejak-jejak sejarah sebagai usaha untuk mendapatkan sumber yang benar, asli dan relevan dengan kajian yang dibahas. Kritik sumber di maksudkan untuk membentuk kredibilitas dari jejak sejarah. pada tahap ini dilakukan kritik intern dan ekstern terhadap data yang telah berhaasil dihimpun. Interpretasi merupakan proses analisis dan penafsiran dengan menggabungkan berbagai jenis data yang telah teruji kebenaran dan keasliannya. Historiografi, penulisan laporan penelitian, merupakan penyajian hasil temuan atau rekonstruksi sejalan keseluruhan dalam bentuk tulisan. PEMBAHASAN Argumentasi Sjahrir tentang bagaimana seharusnya proklamasi dilakukan berpengaruh luas dikalangan kelompokkelompok pemuda gerakan bawah tanah. Kebersamaan kepentingan bahwa proklamasi harus segera dilaksanakan diluar jalur PPKI, lembaga buatan Jepang. Sjahrir dan kelompoknya menolak untuk mendukung proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan tidak menghadiri rapat yang di adakan pada malam sebelumny dirumah Maeda, Sjahrir dan kelompoknya khawatir kalau deklarasi Soekarno dan Hatta terlalu lemah untuk membawa rakyat Indonesia ke puncak revolusi yang diperlukan untuk melawan Jepang, Sjahrir dan kelompoknya merasa bahwa sekutu akan lebih mungkin bersedia mendukung tuntutan Indonesia untuk merdeka jika para pemimpinnya lebih keras dan terant-terangan anti Jepang, Tan Malaka sama seperti Sutan Sjahrir, memperoleh dukungan pemuda yang berpengaruh atas suatu reputasi revolusioner, ia salah satu orang penting lainnya yang memperoleh keuntungan berhubungan dengan tuntutan kuat kaum pemuda agar dilakukan perubahan strategi revolusi dibulan Oktober, namun pada bulan Oktober ada langkah-langkah yang lebih

5 serius untuk menjadikan Tan Malaka presiden sebagai suatu cara untuk meningkatkan citra pemerintah dimata pemuda revolusioner dan dimata sekutu. Sjahrir berusaha keras untuk membendung Tan Malaka dan mencegah perpindahan pimpinan revolusi ketangan Tan Malaka, salah satu jalan yang ditempuh ialah mendesak Hatta untuk segera mengeluarkan maklumat pembentukan partai politik dan pembentukan kabinet parlementer. Proklamasi adalah satu hal, kemerdekaan adalah satu hal lainnya. Bagi bangsa dan rakyat Indonesia tahap perjuangan selanjutnya adalah mewujudkan pernyataan menjadi kenyataan, mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan yang sudah di proklamirkan dengan melawan Belanda yang datang dengan maksud menjajah kembali di bawah panji-panji sekutu. 17 Perjuangan fisik pertama sejak Indonesia merdeka, telah dimulai di Surabaya dengan terjadinya insiden bendera pada tanggal 19 September 1945, sedangkan pada waktu yang bersamaan di Jakarta juga terjadi rapat raksasa Ikada, yang dapat diartikan sebagai pameran kekuatan. Rasa percaya pada kemampuan sendiri yang dengan modal utama semangat perjuangan rakyat semakin meyakinkan sikap Tan Malaka untuk tidak bersedia mengadakan perundingan atau sikap yang tidak mau menempuh jalan diplomasi. Keyakinan pemerintah bahwa diplomasi adalah sebuah keharusan menyebabkan bahwa suatu adu kekuatan dengan PP tidak dapat dihindari. Dalam melakukan perjuangan kemerdekaan dan turut serta memimpin Indonesia, Sjahrir meyakinkan ideology, sosialisme demokrasi mampu membangkitkan dan sebagai jalan cepat bagi rakyat Indonesia, sebagai elit politik Sjahrir berusaha membentuk masyarakat politik dengan mengutamakan pendidikan. Sjahrir memihak sepenuh hati kepada perjuangan kemerdekaan Indonesia dan turut mendukung dengan caranya sendiri yang dinamakan revolusi nasional. Dalam pandangan Sjahrir, bahwa Negara republik Indonesia merdeka harus menjadi alat bagi revolusi demokratis dimana hak asasi manusia dapat terjamin. 17 L.M Sitorus. Sejarah Pergerakkan dan Kemerdekaan Indonesia. (Jakarta: Dian rakyar, 1988), hlm 103 Pertempuran Surabaya menandai suatu saat yang menentukan dalam hubungan Sutan Sjahrir dan Tan Malaka, korban yang luar biasa banyaknya ditengah rakyat Indonesia dan perlawanan rakyat yang bersifat kekerasan dan anarkis telah meyakinkan Tan Malaka bahwa perjuangan bersenjata merupakan pilihan yang paling masuk akal untuk menghadapi Belanda. Menurut Tan Malaka revolusi Indonesia bukan hanya untuk membebaskan diri dari penjajahan tetapi juga mempertahankan kemerdekaannya dari penjajah dalam segala bidang baik dengan bentuk penjajahan gaya lama maupun gaya baru, adanya maklumat politik 1 November 1945 serta program kabinet Sjahrir untuk berunding membuka peluang untuk kembalinya penjajahan itu. 18 Walaupun demikian bagi Tan Malaka revolusi Indonesia memiliki dua sisi, revolusi Nasional adalah bingkainya dan revolusi sosial adalah isinya, jadi revolusi Indonesia tidaklah berhenti pada revolusi politik semata-mata, namun harus dilanjutkan dengan emansipasi sosial sebagai kelanjutan revolusi tersebut. 19 Menurut Tan Malaka, Belanda adalah musuh yang harus disingkirkan, politik diplomasi yang dipakai oleh Sjahrir hanya dapat dijalankan dengan syarat pengakuan kemerdekaan 100%, maka dengan begitu semenjak bulan November 1945 perbedaan pemahaman tentang revolusi kemerdekaan Indonesia semakin mengerucut. Pimpinan pemerintah dipegang oleh kombinasi kekuatan Sutan Sjahrir-Amir syarifuddin yang kemudian ditentang oleh kombinasi kekuatan Tan Malaka-Jenderal Sudirman. Perjuangan Diplomasi yang dipimpin oleh Sutan Sjahrir dan perjuangan bersenjata yang dipimpin oleh Tan Malaka pada dasarnya adalah sebuah pertentangan yang saling isi-mengisi. Bagi yang sepakat dengan perjuangan diplomasi, tujuan utamanya adalah menghindari clash fisik dan kecaman dari pihak luar, karena Indonesia menghendaki ketertiban dan perdamaian dunia serta ingin mendapatkan pengakuan dari dunia internasional, jadi 18 Tan Malaka, dari Penjara ke Penjara Jilid III, Pembelaan Proklamasi 17 Agustus 1945( Terhadap Tipu Daya Belanda Via Diplomasi Berunding).hlm Hasan Nasbi, Filosofi Negara Menurut Tan Malaka.(Jakarta, LPPM Tan Malaka,2004).hlm 200

6 tidak menginginkan perang dan segala sesuatu dapat diselesaikan dimeja perundingan. 20 Mereka mengemukakan alasan sabagai berikut: 1) dalam UUD 1945 pada alinea 4 terdapat kata-kata yang berbunyi ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, 2) Jepang walaupun sudah kalah perang dengan sekutu, namun masih bersenjata lengkap, berjuang dengan senjata akan menimbulkan korban cukup besar, 3) Belanda yang termasuk dipihak sekutu, akan mendapat bantuan kekuatan dan dukungan cukup besar dari kelompok sekutu, karena sekutu dipihak yang menang dalam PD II. 21 Bagi yang memilih perjuangan bersenjata mereka juga memiliki alasan yang masuk akal dan sesuai dengan semangat revolusi saat itu, antara lain sebagai berikut: 1) Bagi tenaga-tenaga pejuang yang pernah dipersiapkan dengan latihan militer, tentu sangat senang mempertahankan kemerdekaan dengan kekuatan bersenjata. Hal ini merupakan tanggung jawab mereka terhadap Negara dan bangsa dengan semboyan merdeka atau mati, 2) ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa mereka sanggup menjaga dan mempertahankan Negara merdeka, apabila ada pihak penjajah (Belanda) ingin kembali ke Indonesia, 3) rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang telah terikat dari berbagai organisasi politik dan kemasyarakatan yang selama penjajahan selalu ditekan oleh pihak penjajah, maka telah menunjukkan tekad untuk bangkit melawan secara fisik (bersenjata) demi tegaknya Indonesia yang merdeka. 22 Pertentangan Sutan Sjahrir dan Tan Malaka bukanlah bersifat pribadi tetapi lebih pada garis dan sikap perjuangan. 23 Perbedaan antara pemerintahan Sjahrir dan Persatuan Perjuangan (PP) Yang dipimpin Tan Malaka sebenarnya tidak perlu terjadi andai saja komunikasi diantara keduanya 20 Drs. Sudiyo, Pergerakan Nasional Mencapai & Mempertahankan Kemerdekaan, (Jakarta.PT Rineka Cipta,2002) hlm Drs. Sudiyo, Pergerakan Nasional Mencapai & Mempertahankan Kemerdekaan. hlm Drs. Sudiyo, Pergerakan Nasional Mencapai & Mempertahankan Kemerdekaan. hlm Zulhasril Nasir, Tan Malaka dan Gerakkan Kiri MInangkabau, hlm 109 berjalan baik. Pertentangan diantara keduanya mencapai titik puncaknya pada kongres Persatuan Perjuangan (PP) di Solo pada bulan Maret 1946 dengan dibubarkanya pemerintahan kabinet Sutan Sjahrir dan pada Persatuan Perjuangan(PP) di Madiun dengan ditangkapnya Tan Malaka, Sukarni, Chaerul Saleh, Muhammad Yamin, Subardjo, Iwa Kusuma Sumantri dan Adam Malik, Persatuan Perjuangan (PP) telah sampai pada titik akhir perjuangannya. Penangkapan dilakukan karena Persatuan Perjuangan (PP) dianggap terlibat dalam penculikan terhadap Sjahrir pada 1 Juli 1946 di Solo. 24 Dibalik pertentangan dan perbedaan pandangan antara Sutan Sjahrir dan Tan Malaka, sebenarnya terdapat banyak kemiripan antara Sutan Sjahrir dan Tan Malaka: 1) Keduanya sama-sama berdarah Minangkabau, 2) Keduanya samasama menolak kerjasama dengan jepang, 3) Keduanya sama-sama bergerak dibawah tanah selama zaman pendudukan Jepang, 4) Ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, keduanya sama-sama tidak terlibat, 5) Keduanya sama-sama mendapat surat wasiat dari Sukarno-Hatta sebagai pengganti pimpinan revolusi, 6) Keduanya sama-sama menolak ketika ditawari jabatan menteri dikabinet pertama yang dipimpin oleh Sukarno-Hatta, 7) Diantara tokoh-tokoh utama revolusi, hanya sjahrir dan Tan Malaka yang sama-sama menuangkan gagasannya mereka dalam bentuk tulisan, Sutan Sjahrir menulis brosur perjuangan kita, sementara Tan Malaka menulis brosur Muslihat. Akhirnya pertentangan antar Sjahrir dan Tan Malaka, antara perjuangan diplomasi dan bersenjata, antara yang radikal dan yang berkompromi. Ternyata sejarah membuktikan kedua kekuatan itu Sjahrir-Tan Malaka dilumpuhkan dan dikalahkan oleh pertentangan-pertentangan dan benturan-benturan yang berlangsung antara mereka sendiri, tragisnya merekalah yang menciptakan pertentanganpertentangan itu. KESIMPULAN Sjahrir adalah seorang cendekiawan yang memiliki visi kedepan terutama dalam memberikan landasan bagi kehidupan berbangsa yang lebih demokratis. 24 Restu Gunawan, Muhammad Yamin dan Cita-Cita Persatuan (Yogyakarta: Ombak, 2005) hlm 63

7 Tan Malaka adalah pejuang revolusioner dengan ideologi dan sikap politik yang jelas, tegas dan konsisten untuk tidak berunding dengan penjajah Belanda sebelum Belanda mengakui memimpin revolusi untuk dapat mewujudkan ideidenya tentang sebuah revolusi total dengan dukungan massa dalam jumlah yang sangat besar. Perdebatan dan perselisihan yang sengit antara kedua kelompok yang pro dan kontra terhadap strategi revolusi sebenarnya biasa mengurangi daya ledak revolusi Indonesia, karena perdebatan-perdebatan itu telah menimbulkan perpecahan-perpecahan yang sangat buruk bagi golongan politik dan angkatan bersenjata. Konflik didalam revolusi Indonesia antara diplomasi dan bersenjata terus berkobar, tapi kedua belah pihak yang berkonflik tidak mempunyai pengikut yang tetap, dalam posisi tertentu memilih satu pihak, kemudian pada suatu saat yang lain pindah kepihak yang lain. DAFTAR PUSTAKA Asvi Warman Adam Menyikap Tirai Sejarah : Bung Karno dan Kemeja Arrow. Jakarta. PT, Kompas Media Nusantara. Drs. Sudiyo Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan Jakarta. Jakarta. PT Rineka Cipta. Hasan Nasbi Filosofi Negara Menurut Tan Malaka. Jakarta. LPPM Tan Malaka. H. Baudet Aneka Renungan Tentang Pasal 14 Perjanian Linggarjait, Dalam Buku Menelusuri Jalur Linggarjati: Diplomasi Perspektif Sejarah Cetakan Pertama. Jakarta Pusat. Utama Grafiti. Ignas Kleden Sjahrir Titian Sosialisme ke Demokrasi. Jakarta. Tempo&KPG. J.J.P. De Jong Mitra Dalam Perundingan Sutan Sjahrir dan H.J. Van Mook Dalam Buku Menelusuri Jalur Linggarjati:Diplomas Dalam Perspektif Sejarah Cetakan Pertama. Jakarta. Pustaka Utama Grafiti. Kahin George Mc Turnan Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Yogyakarta. UNS Press- Pustaka Sinar Harapan. Kuntowijoyo Metodologi Sejarah. Yogyakarta. Tiara Wacana. L.M. Sitorus Sejarah Pergerakan dan Kemerdekaan Indonesia. Jakarta. Dian Rakyat Sartono Kartodirjo Pendekatan Ilmu Sosial dan Metodologi Sejarah. Jakarta. Gramedia. Tan Malaka Dari Penjara ke Penjara Jilid III Pembelaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945(Terhadap Tipu Daya Belanda Via Diplomasi-Berunding). Jakarta. LPPM. Taufik Abdullah Dalam Buku Harga Perundingan Dalam Kancah Perjuangan Kenangan dan Refleksi Dari Kelampauan. Jakarta. Pustaka Utama Grafiti. William Ebenstein-Edwin Fogelman Isme-isme Dewasa Ini. Jakarta. Erlangga. Restu Gunawan Muhammad Yamin dan Cita-cita Persatuan. Yogyakarta. Ombak. Zulhasril Nasir Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau. Yogyakarta. Ombak SKRIPSI Joni Indrawandi Pemikiran Politik Sutan Sjahrir Dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia Skripsi Tidak Dipublikasikan. Padang. STKIP PGRI. Ganda Januarta Aktivitas Politik Sutan Sjahril Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Skripsi Tidak Dipubliksikan. Semarang. Universitas Semarang. Roni Putra Perjuangan Sutan Sjahril Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Skripsi Tidak Dipublikasikan. Depok. Universitas Indonesia. TABLOID Tempo. Merangkul Kembali Bung Kecil November 2012.

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1900 yang diawali dengan munculnya sekelompok mahasiswa yang membentuk perkumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soetan Sjahrir merupakan tokoh yang kontroversial pada masa itu, ia mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikirannya sering kali berbeda dengan tokoh perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma 10 II. Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Peranan Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi Pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah hampir 350 tahun hidup sebagai negara

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI. Oleh

PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI. Oleh PERBEDAAN PEMIKIRAN SUTAN SJAHRIR DAN TAN MALAKA TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI Oleh QOMARIATUL BADRIYAH NIM 090210302017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA Nama : Dini Fathnin Suroyo NIM :11.02.8137 Kelompok A Dosen : Drs. Khalis Purwanto,MM DIII MANAJEMEN INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PANCASILA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 BAB II ISI... 4 2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan... 2.2 Sistem Pemerintahan Indonesia 1945 s.d.1949...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebijakan Politik Kebijakan dan politik memiliki definisinya masing-masing. Secara sederhana Solichin Abdul Wahab menyatakan bahwa pada hakikatnya kebijakan terdiri atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Setelah Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Ir.Soekarno dan Drs.Muhammad Hatta, seluruh tanah air pun menggegap gempita

Lebih terperinci

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) Pembentukan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai) Peristiwa Rengasdengklok Perumusan Teks

Lebih terperinci

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa Zaman Kuno Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam unsur-unsur Pancasila sudah ada di masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

SILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd

SILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd Lampiran 2 SILABUS Tgl Efektif : No. Dokumen :FM-AKM-03-002 No.Revisi : 00 FAKULTAS PROGRAM STUDI MATA KULIAH KELAS/SKS WAKTU DOSEN : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : PENDIDIKAN SEJARAH : SEJARAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) BAB I PENDAHULUAN The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas jajahan masih di bawah kekuasaan Kerajaan Belanda. Setelah

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A 1. Latar belakang Jepang memberi janji kepada bangsa Indonesia di kelak kemudian hari adalah a. ingin membentuk Asia Timur Raya b. untuk mendewasakan bangsa

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data mentah uji validitas instrumen

Lampiran 1 Data mentah uji validitas instrumen 65 Lampiran 1 Data mentah uji validitas instrumen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Sejarah lahirnya Pancasila Tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasakom merupakan hasil buah pikiran Presiden Soekarno yang dijadikannya sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita yang belum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disingkat UUD 1945 1 telah mengalami perubahan sebanyak empat kali, yakni Perubahan Pertama pada tahun 1999, Perubahan

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang sudah sangat merindukan kemerdekaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasca revolusi. Revolusi Indonesia yang juga dikenal sebagai revolusi nasional

BAB I PENDAHULUAN. pasca revolusi. Revolusi Indonesia yang juga dikenal sebagai revolusi nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi Indonesia, umumnya dipahami sebagai perubahan radikal dalam kehidupan bermasyarakat. Ini terlihat dari perubahan struktur sosial masyarakat pasca revolusi.

Lebih terperinci

BAB II PEMBENTUKAN KABINET HATTA I. Periode revolusi fisik tahun 1945 sampai 1950 dalam Pemerintah Republik

BAB II PEMBENTUKAN KABINET HATTA I. Periode revolusi fisik tahun 1945 sampai 1950 dalam Pemerintah Republik BAB II PEMBENTUKAN KABINET HATTA I A. Kondisi Politik Sebelum Kabinet Hatta I Periode revolusi fisik tahun 1945 sampai 1950 dalam Pemerintah Republik Indonesia identik dengan jatuh bangunnya kabinet. Menurut

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sejak awal integrasi ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun 1976, Timor Timur selalu berhadapan dengan konflik, baik vertikal maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan

Lebih terperinci

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 - Rengasdengklok hanyalah sebuah kota kecamatan kecil di wilayah kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun tanpa Rengasdengklok yang terletak di sebelah utara kota Karawang ini barangkali perjalanan sejarah

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Acara Konvensi Kampus VII dan Temu Tahunan XIII Forum Rektor

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu saja, terdapat suatu proses sebagai pemenuhan unsur - unsur pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu saja, terdapat suatu proses sebagai pemenuhan unsur - unsur pembentukan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teori terjadinya suatu negara mengatakan bahwa suatu negara tidak terjadi begitu saja, terdapat suatu proses sebagai pemenuhan unsur - unsur pembentukan negara.

Lebih terperinci

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia Pada 1908, rakyat Indonesia mulai memiliki kesadaran untuk bersatu melawan penjajah. Para pemuda di berbagai wilayah di Indonesia mulai mem bentuk per kum pulan untuk menentang penjajah. Perkumpulan pemuda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda bermaksud mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini ditunjukan melalui jalur diplomasi di Perserikatan

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERBAH ULANGAN HARIAN 1 KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN 2016 Waktu: 50 menit Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Sikap positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI ( ) RINGKASAN SKRIPSI

PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI ( ) RINGKASAN SKRIPSI PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI (1946-1949) RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang 168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa di dunia memiliki hak yaitu mendapatkan kemerdekaan, seperti didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Oby rohyadi Nomer mahasiswa : 11.11.5471 Kelompok : F Program studi : STRATA 1 Jurusan Nama Dosen : Teknik Informatika : Dr.abidarin rosidi,m.ma Implementasi

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Kelas : 7 Waktu : 12.45-14.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB II SEBAB-SEBAB DIGUNAKANNYA DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA ( ) A. Konflik Terjadi Berkelanjutan

BAB II SEBAB-SEBAB DIGUNAKANNYA DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA ( ) A. Konflik Terjadi Berkelanjutan BAB II SEBAB-SEBAB DIGUNAKANNYA DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA (1946 1949) A. Konflik Terjadi Berkelanjutan Lahirnya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan buah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini BAB V KESIMPULAN Periode 1946-1949 merupakan periode perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dari kekuasaan penjajah Belanda. Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA Tatap muka ke -3 suranto@uny.ac.id 1 Asalmula Pancasila Pancasila sebagai dasar negara RI digali dari nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia Sebelum Pancasila disahkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Nama : Muhammad Anis NIM : 11.11.5300 Kelompok : E Jurusan S1 TI Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. ABSTRAKSI Artinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Penulis pada bagian ini akan memaparkan beberapa kesimpulan yang menjadi poin utama dalam pembahasan mengenai peranan Partai Kongres dan Liga Muslim dalam

Lebih terperinci

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN OLEH : (XI-IIS.1) FIKRI NUR WAFA (16) FIRJATULLAH AL F. (17) HANIFATUL WAHDA (18) ISYFA MAULANA A. (19) JIHAN FADIYAH M. (20) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG KEMERDEKAAN INDONESIA

PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG KEMERDEKAAN INDONESIA PEMIKIRAN TAN MALAKA TENTANG KEMERDEKAAN INDONESIA SKRIPSI Oleh: Dian Wulan Sari 020210302144 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME NASIONALISME Nasionalisme diartikan sebagai perangkat nilai atau sistem legitimasi baru yang mendasari berdirinya sebuah negara baru Dekolonisasi diartikan sebagai proses menurunnya kekuasaan negara-negara

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Nilai Patriotisme merupakan sebuah acuan atau prinsip yang mencerminkan kecintaan terhadap kelompok atau bangsa dan kesedian untuk menjunjung nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan 2. Makna Proklamasi Kemerdekaan Perhatikanlah, bagaimana kemeriahan yang terjadi ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dirayakan. Sungguh meriah, bukan? Kemeriahan yang dilakukan

Lebih terperinci