Administrasi Kepegawaian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Administrasi Kepegawaian"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-nya sehingga penyusunan modul yang berjudul ini dapat terselesaikan dengan baik dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Modul ini disusun agar pembaca khususnya peserta didik dan guru yang mengajar tingkat SMK jurusan APK dapat mempermudah dalam proses pembelajarannya khususnya dalam kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013, modul ini disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber referensi. Modul ini berisikan tentang peraturan peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang muka. Serangkaian ucapan terimakasih penulis kepada Bapak Arif, selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Administrasi Perkantoran. Semoga modul ini dapat bermanfaat sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca, peserta didik maupun guru dalam pendidikan yang sedang ditempuh. Modul ini tentunya juga masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah ini. Malang, 15 November 2015 Penyusun i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang Deskripsi Singkat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Relevansi dan Manfaat Tujuan Pembelajaran Petunjuk Penggunaan Modul... 4 BAB 2 : KEGIATAN BELAJAR Materi Pokok Uraian Materi Rangkuman Latihan/Tugas Tugas Mandiri BAB 3 : EVALUASI Maksud dan Tujuan Evaluasi Materi Evaluasi Soal-soal Evaluasi BAB 4 : PENUTUP Tindak Lanjut ii

4 4.2 Harapan Glosarium Daftar Pustaka Lampiran iii

5 Standar Kompetensi : Mengidentifikasi peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka BAB 1 PENDAHULUAN Kompetensi Dasar : 3.7 Mengemukakan peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka 4.7 Mengkaji peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan tugas kewajibannya, Pegawai Negeri Sipil tidak luput dari kemungkinan menghadapi risiko, seperti kecelakaan yang mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan sakit, cacad atau tewas. Apabila Pegawai Negeri Sipil yang sakit karena dinas atau mengalami kecelakaan karena dinas mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan sakit atau cacad, sudah selayaknyalah mereka mendapat pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi atas biaya Negara. Kepada Pegawai Negeri Sipil yang cacad karena dinas, yang mengakibatkan ia tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan Negeri, perlu diberikan penghargaan dalam bentuk tunjangan cacad sehingga ia dapat hidup layak. Biaya pemakaman Pegawai Negeri Sipil yang tewas seluruhnya ditanggung oleh Negara dan kepada keluarganya diberikan penghargaan dalam bentuk uang duka. Dengan adanya jaminan pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi serta penghargaan sebagaimana dimaksud di atas, maka diharapkan setiap Pegawai Negeri Sipil melaksanakan tugasnya dengan bersemangat dan penuh rasa pengabdian dan tanggungjawab sebagai Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat. 1

6 1.2 Deskripsi Singkat Setiap PNS yang ditimpa oleh suatu kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya berhak memperoleh perawatan. Setiap PNS yang menderita cacat jasmani atau cacat Rohani dalam dan kerena menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatannya apapun, berhak memperoleh tunjangan disamping pensiun yang berhak diterimanya. Kecelakaan karena dinas adalah kecelakaan yang terjadi; 1) dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; 2) dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas; 3) Karena Perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun perbuatan akibat tindakan terhadap anasir itu. Tewas adalah; 1) meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajiban; 2) meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dina, sehingga kematian itu disamakan dengan meningal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewjibannya; 3) meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat rohani atau jasmani yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas kewajiabnnya; 4) Meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab atau sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu. Setiap PNS yang tewa, isteri/suaminya berhak memperoleh uang duka tewas sebesar 6 (enam) kali penghasilan bersih sebulan, serendah-rendahnya Rp biaya pemakaman PNS yang tewas ditanggung oleh Negara. PNS yang wafat, isterinya/suami berhak memperoleh uang duka wafat sebesar 3 (tiga) kali penghasilan sebulan, serendah-rendahnya Rp PNS yang mengalami kecelakaan karena dinas atau menderita sakit karena dinas berhak memperoleh pengobatan atau rehabilitasi atas biaya negara. 1.3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kompetensi Inti: KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2

7 KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli ( gotong royong, kerjasama, toleran, damai), responsive dan proaktif dan menunjukkan Sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan dan Menganalisis pengetahuan factual, konseptual, dan procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab phenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung Kompetensi Dasar 3.7 Mengemukakan peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka 4.7 Mengkaji peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang muka 1.4 Relevansi dan Manfaat a) Manfaat bagi guru 1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik 2. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk dipeoleh. 3. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi. 4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis 5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya. 3

8 6. Menambah angka kredit jika dikumpulkan dan diterbitkan. b) Manfaat bagi peserta didik. 1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik 2. Kesempatan untuk belajar secara lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. 3. Menadapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya. 1.5 Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menjelaskan pengertian peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka PNS Siswa mampu menyebutkan tujuan perawatan tunjangan cacat dan uang duka PNS Siswa mampu menyebutkan faktor-faktor peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka PNS Siswa mampu menjelaskan pengobatan, perawatan dan rehabilitasi Siswa mampu menjelaskan tunjangan cacad Siswa mampu menjelaskan uang duka tewas dan biaya pemakaman Siswa mampu mengetagui uang duka wafat Siswa mampu mengetahui penjelasan atas peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1981 tentang perawatan, tunjangan cacad, dan uang duka Pegawai Negeri Sipil Siswa mampu menjelaskan Lembaga Asuransi Kesehatan 1.6 Petunjuk Penggunaan Modul Untuk Peserta Didik a. Petunjuk umum Bacalah bahan ajar dengan seksama, terutama bagian instruksi. 4

9 Pahami tujuan anda mempelajari bahan ajar, sasaran yang diharapkan, tingkat penguasaan yang diharapkan serta waktu yang ditargetkan. Kerjakanlah tugas dan latihan yang terdapat di dalamnya dengan jujur tanpa melihat kunci jawaban sebelum anda mengerjakannya. Gunakan teknik membaca cepat dalam mempelajari bahan ajar. Laporkan kemajuan anda kepada pendidik sebelum anda melanjutkan ke bahan ajar selanjutnya. b. Anda diperbolehkan bertanya kepada pendidik jika dianggap perlu. c. Usahakan menyelesaikan setiap bahan ajar lebih cepat dari waktu yang ditetapkan d. Jika ada bagian yang belum anda pahami, cobalah terlebih dahulu mendiskusikan dengan teman yang sedang mengerjakan bagian yang sama, sebelum anda bertanya pada pendidik. Kalau perlu, anda harus berusaha mencari tahu jawabannya pada sumber yang lain. e. Tingkat pemahaman minimal yang diharapkan sebesar 75%, jika tingkat penguasaan anda kurang dari 75%, pelajari materi/ bagian-bagian dari bahan ajar yang belum anda kuasai, atau mintalah saran-saran dari pendidik. Ikuti ketentuan yang berlaku dalam setiap bahan ajar sebelum anda melanjutkan ke bagian lain atau ke bahan ajar berikutnya. Untuk Pendidik a. Pendidik harus menguasai sepenuhnya isi bahan ajar dan mempunyai daftar bagian bahan ajar yang mungkin sulit bagi peserta didik dan mempersiapkan penjelasan / jawaban yang diperlukan. b. Pendidik harus mempunyai catatan posisi dan kemajuan setiap peserta didik dan sekaligus memikirkan sumber informasi lain yang dapat disarankan kepada peserta didik. c. Pendidik hendaknya dapat meningkatkan motivasi peserta didik setiap saat terutama bagi peserta didik yang berhasil (memberi pujian, penghargaan, hadiah kecil, dll). 5

10 d. Sebelum memberikan verifikasi keberhasilan peserta didik, pendidik harus mengevaluasi keberhasilan peserta didik dengan memberikan pertanyaan, otomatisasi kantor l, test dan sebagainya yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. e. Bahan ajar yang digunakan oleh peserta didik harus dimulai secara berurutan. f. Setiap satu bahan ajar selesai, peserta didik harus melaporkannya kepada fasilitator dan diverifikasi oleh fasilitator melalui tes sederhana, tanya jawab dan sebagainya. g. Peserta didik ditugaskan untuk membuat rangkuman setiap bahan ajar yang telah mereka pelajari. h. Bahan ajar ini merupakan edisi awal materi kurikulum Oleh karena itu, pendidik diharapkan: Membuat catatan rinci mengenai kekurangan bahan ajar ini ; Menambahkan materi yang dianggap lebih baik dari yang ada, sesuai dengan kondisi setempat. 6

11 Standar Kompetensi : Mengidentifikasi peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka BAB 2 KEGIATAN BELAJAR Kompetensi Dasar : 3.7 Mengemukakan peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka 4.7 Mengkaji peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka 2.1 Materi Pokok Pengertian peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka Tujuan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka Pengobatan, perawatan dan rehabilitasi Tunjangan cacad Uang duka tewas dan biaya pemakaman Uang duka wafat Penjelasan atas peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1981 tentang perawatan, tunjangan cacad, dan uang duka Pegawai Negeri Sipil Lembaga Asuransi Kesehatan 2.2 Uraian Materi Pengertian peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka Peraturan yang membahas tentang peraturan pemerintah dalam perawatan, tunjangan dan uang duka yang didalamnya membahas mengenai pelayanan serta pembrian tunjangan agar para pegawai dapat merasakan kesejahteraan dari pemerintah dan dapat membantu meringankan beban hidup dari pegawai Tujuan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka Agar para pegawai mendapatkan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah 7

12 Untuk dapat merasakan kesejahteraan dalam meringankan beban kehidupan sehari hari Sebagai sarana dan prasarana dalam meningkatkan keharmonisan pegawai Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka Pemroses Gaji mencatat surat/dokumen dari unit kerja yang menangani bidang kepegawaian yang telah mendapat disposisi/persetujuan KPA dan Kepala Biro Keuangan (10 menit/berkas). Kepala Bagian Pelaksanaan Anggaran memberikan disposisi (10 menit /berkas).\ Pemroses Gaji mencatat dan mendistribusikan dokumen (10 menit/berkas). Kepala Subbagian Gaji menyusun daftar permintaan tunjangan kematian pegawai (20 menit/berkas). Penyiapan dan penandatanganan SPP tunjangan kematian oleh PPK Gaji (30 menit/berkas) Pembuat Daftar Gaji meneliti dan menguji data pendukung serta menyiapkan SPM (30 menit/berkas). Pengujian dan penandatanganan SPM oleh Pejabat dan Penanda Tangan SPM (15 menit/berkas) Menyampaikan SPM ke KPPN Jakarta I (2 jam/berkas), apabila SP2D telah terbit maka akan dilakukan transfer dana ke rekening Bendahara Pengeluaran yang selanjutnya akan dibayarkan kepada Ahli Waris yang berhak menerima Pengadministrasi SPM mengambil SP2D (2 jam/berkas) Pengadministrasi SPM mencatat SP2D (10 menit/berkas), selanjutnya 8

13 Pengobatan, Perawatan Dan Rehabilitasi Sakit karena dinas adalah sakit yang diderita sebagai akibat langsung dari pelaksanaan tugas. Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan/sakit karena dinas berhak memperoleh pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi atas biaya negara. Dalam melaksanakan tugas kewajiban, PNS tidak luput dari kemungkinan menghadapi risiko seperti kecelakaan yang mengakibatkan sakit, cacat, meninggal dunia atau tewas. Apabila PNS yang sakit atau mengalami kecelakaan mengakibatkan sakit atau cacat, sudah selayaknya mendapat pengobatan, perawatan dan atau rehabilitasi. Bagi PNS yang tewas diberi penghargaan dalam bentuk uang duka tewas dan kenaikan pangkat anumerta. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1981, PNS yang mengalami kecelakaan karena dinas atau menderita sakit karena dinas berhak memperoleh pengobatan, perawatan dan atau rehabilitasi atas biaya negara. Pengobatan, perawatan dan rehabilitasi pada dasarnya dilakukan pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang terdapat di kecamatan. Apabila pada suatu kecamatan tidak terdapat Puskesmas atau apabila Puskesmas tidak memiliki peralatan untuk pengobatan, perawatan atau rehabilitasi yang diperlukan, maka PNS tersebut diobati, dirawat atau direhabilitasi pada rumah sakit pemerintah yang terdekat. Apabila PNS mengalami kecelakaan karena dinas atau sakit karena dinas memerlukan pengobatan, perawatan lebih lanjut ke luar negeri maka Tim Khusus Penguji Kesehatan harus membuat surat keterangan dokter yang memuat pertimbangan tentang perlunya berobat di luar negeri. Pemberian pengobatan, perawatan dan atau rehabilitasi bagi PNS yang mengalami kecelakaan karena dinas ditetapkan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang. TUNJANGAN CACAT Cacat karena dinas adalah cacat jasmani/rohani yang disebabkan oleh kecelakaan karena dinas/sakit karena dinas. Tunjangan cacat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang cacat karena dinas dan yang bersangkutan 9

14 tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri.kepada PNS yang cacat karena dinas yang mengakibatkan ia tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri berdasarkan surat keterangan Tim Penguji Kesehatan, diberikan tunjangan cacat disamping pensiun yang berhak diterimanya. PNS yang cacat karena dinas dan masih dapat bekerja, yang bersangkutan tidak berhak atas tunjangan cacat. Untuk memperoleh tunjangan cacat, maka cacat jasmani atau cacat rohani karena dinas yang menimpa PNS itu harus dibuktikan dengan : a) Berita acara yang dibuat oleh pejabat yang berwajib tentang kecelakaan yang menimpa PNS yang bersangkutan b) Surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan yang menyatakan jenis cacat yang diderita oleh PNS yang bersangkutan yang mengakibatkan ia tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negarac. Surat pernyataan yang dibuat oleh pejabat yang berwenang serendah-rendahnya eselon III pada instansi tempat PNS yang bersangkutan bekerja, yang menyatakan bahwa kecelakaan tersebut terjadi karena dinas yang mengakibatkan ia cacat. Besarnya tunjangan cacat tiap-tiap bulan adalah sebagai berikut : a. 70% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi : 1. Penglihatan pada kedua belah mata atau 2. pendengaran pada kedua belah telinga atau 3. kedua kaki dari pangkal paha atau dari lutut ke bawah. b. 50% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi : 1. lengan dari sendi bahu ke bawah atau 2. kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah c. 40% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi : 1. lengan dari atau dari atas siku kebawah atau 2. sebelah kaki dari pangkal paha d. 30% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi : 1). penglihatan dari sebelah mata atau 2). pendengaran sebelah telinga atau 3). tangan dari atau dari atas pergelangan ke bawah atau 4). sebelah kaki dari mata kaki ke bawah 10

15 Dalam hal terjadi beberapa cacat atas seorang PNS, maka besarnya tunjangan cacat ditetapkan dengan menjumlahkan persentasi dari tiap cacat, dengan ketentuan paling tinggi 100% dari gaji pokok. Uang Duka Tewas Dan Biaya Pemakaman Tewas adalah meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas dan kewajiban, atau dalam keadaan lain yang ada hubungannya denga dinas, atau karena luka/cacat jasmani/rohani yang didapat dalam dan karena dinas, atau karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab. Kepada istri atau suami PNS yang tewas diberikan uang duka tewas sebesar 6 (enam) kali penghasilan bersih sebulan dengan ketentuan serendahrendahnya Rp ,- (lima ratus ribu rupiah). Penghasilan sebagaimana dimaksud terdiri dari : a. gaji pokok; b. tunjangan keluarga; c. tunjangan jabatan (kalau ada); d. tunjangan lain yang berhak diterimanya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Uang duka tewas diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang, uang duka tewas didasarkan menurut pangkat anumerta. Biaya pemakaman bagi PNS yang tewas ditanggung oleh negara. Biaya pemakaman tersebut meliputi : a. perawatan jenazah (pemandian, formalin dan lain-lain yang berhubungan dengan itu); b. peti jenazah dan perlengkapannya; c. tanah pemakaman dan biaya di tempat pemakaman; d. angkutan jenazah dari tempat meninggal dunia ke tempat pemakaman, serta biaya persiapan pemakaman; e. angkutan dari penginapan bagi isteri/suami yang sah dan semua anak yang sah dari almarhum/almarhumah, atau keluarga/ahli warisnya sebanyakbanyaknya 3 (tiga) orang. 11

16 Uang Duka Wafat Wafat Adalah meninggal dunia yang bukan diakibatkan hal-hal yang menyebabkan tewas. Uang duka wafat diberikan oleh instansi tempat Pegawai Negeri Sipil yang wafat Kepada istri atau suami PNS yang wafat diberikan uang duka wafat sebesar 3 (tiga) kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp ,-. Uang duka wafat diberikan oleh instansi tempat almarhum/almarhumah PNS bekerja. Uang duka wafat diberikan pejabat yang berwenang dengan surat keterangan sebagai dokumen pendukung bagi Bendahara Gaji dalam mengajukan uang duka dengan melampirkan surat kematian. 12

17 cara membuat kerangka prosedur pelayanan dalam pembayaran uang duka wafat pegawai : 13

18 Standart pelayanan prosedur pembayaran uang duka wafat pegawai, yaitu : i. Pemroses Gaji mencatat surat/dokumen dari unit kerja yang menangani bidang kepegawaian yang telah mendapat disposisi/persetujuan KPA dan Kepala Biro Keuangan (10 menit/berkas) ii. Kepala Bagian Pelaksanaan Anggaran memberikan disposisi (10 menit /berkas). iii. Pemroses Gaji mencatat dan mendistribusikan dokumen (10 menit/berkas). iv. Kepala Subbagian Gaji menyusun daftar permintaan tunjangan kematian pegawai (20 menit/berkas). v. Penyiapan dan penandatanganan SPP tunjangan kematian oleh PPK Gaji (30 menit/berkas) vi. Pembuat Daftar Gaji meneliti dan menguji data pendukung serta menyiapkan SPM (30 menit/berkas). vii. Pengujian dan penandatanganan SPM oleh Pejabat dan Penanda Tangan SPM (15 menit/berkas) viii. Menyampaikan SPM ke KPPN Jakarta I (2 jam/berkas), apabila SP2D telah terbit maka akan dilakukan transfer dana ke rekening Bendahara Pengeluaran yang selanjutnya akan dibayarkan kepada Ahli Waris yang berhak menerima ix. Pengadministrasi SPM mengambil SP2D (2 jam/berkas) x. Pengadministrasi SPM mencatat SP2D (10 menit/berkas), selanjutnya 14

19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1981 Tentang Perawatan, Tunjangan Cacad, Dan Uang Duka Pegawai Negeri Sipil PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa ketentuan-ketentuan tentang perawatan dan tunjangan cacad Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan dan atau menderita cacad dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya, serta uang duka atau tunjangan kematian bagi keluarga Pegawai Negeri Sipil yang tewas atau wafat, yang diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan, dipandang tidak3sesuai lagi dengan keadaan, sehingga perlu ditinjau kembali dan disempurnakan. Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041). MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL 15

20 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: a. kecelakaan adalah suatu peristiwa yang mendadak yang tidak dikehendaki yang mengakibatkan seseorang menderita sakit atau menjadi cacad yang memerlukan pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi, atau mengakibatkan seseorang meninggal dunia; b. kecelakaan karena dinas adalah kecelakaan yang terjadi 1. Dalam dan karena menjalankan tugas kewajiban; atau 2. Dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga kecelakaan itu disamakan dengan kecelakaan yang terjadi dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; atau 3. Karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu; c. sakit karena dinas adalah sakit yang diderita sebagai akibat langsung dari pelaksanaan tugas; d. cacad adalah kelainan jasmani atau rohani karena kecelakaan yang sifatnya sedemikian rupa sehingga kelainan tersebut menimbulkan gangguan untuk melakukan pekerjaan; e. cacad karena dinas adalah cacad yang disebabkan oleh hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan c; f. tewas adalah: 1. meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; atau 2. meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; atau 3. meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacad rohani atau jasmani yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; atau 16

21 4. meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu; g. wafat adalah meninggal dunia yang bukan diakibatkan oleh hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf f; h. anak adalah anak yang sah, anak yang disahkan, dan anak angkat menurut peraturan perundang-undangan; i. orang tua adalah ayah dan atau ibu kandung, atau ayah dan atau ibu angkat, atau ayah dan atau ibu tiri; j. pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena tugas dan atau jabatannya berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain membuat dan menandatangani surat keterangan, surat pernyataan, berita acara, dan surat-surat lain yang serupa dengan itu. Pasal 2 Ayat (1) Sakit karena dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, adalah sakit yang diderita sebagai akibat langsung dari kecelakaan karena dinas. Rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat ini hanya menyangkut rehabilitasi medis. Ayat (2) Surat pernyataan yang dimaksud dalam ayat ini dibuat oleh pimpinan instansi tempat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan bekerja, serendahrendahnya pejabat eselon IV atau unit kerja yang berdiri sendiri. Surat pernyataan tersebut antara lain memuat keterangan, bahwa kecelakaan itu terjadi dalam salah satu keadaan yang dimaksud dalam Pasal 1 huruf b. Surat- keterangan tentang sakit karena dinas sebagai akibat langsung dari kecelakaan karena dinas, dibuat oleh dokter Pemerintah setempat atas permintaan pimpinan instansi yang bersangkutan. Apabila pada tempat itu tidak ada dokter Pemerintah, maka surat keterangan tersebut dibuat oleh dokter swasta. 17

22 Berita acara tentang kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini dibuat oleh pejabat yang berwajib, seperti polisi atau pamong praja setempat. Ayat (3) Keputusan pemberian pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, ditetapkan dengan berwenang berdasarkan surat pernyataan dari pimpinan instansi yang bersangkutan dan surat keterangan atau berita acara dari yang berwajib. Pertimbangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, dibuat secara tertulis yang antara lain memuat keterangan tentang perlunya Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diobati, dirawat, dan atau direhabilitasi. Pertimbangan tersebut dibuat oleh dokter Pemerintah setempat, dan apabila pada tempat itu tidak ada dokter Pemerintah, maka pertimbangan tersebut dibuat oleh dokter swasta. Pasal 3 Ayat (1) Pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat ini pada dasarnya dilakukan pada Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Apabila pada suatu Kecamatan tidak terdapat PUSKESMAS atau apabila PUSKESMAS tersebut tidak memiliki peralatan untuk pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi yang diperlukan, maka Pegawai Negeri Sipil tersebut diobati, dirawat, dan atau direhabilitasi pada rumah sakit yang terdekat, baik rumah sakit Pemerintah maupun rumah sakit swasta. Apabila di daerah yang bersangkutan tidak terdapat rumah sakit Pemerintah, maka Pegawai Negeri Sipil tersebut diobati, dirawat, dan atau direhabilitasi di rumah sakit swasta yang terdekat yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. 18

23 BAB II PERAWATAN Pasal 2 (1) Pegawai Negeri Sipil yang mangalami kecelakaan karena dinas atau menderita sakit karena dinas berhak memperolah pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi. (2) Kecelakaan karena atau sakit karena dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dibuktikan dengan surat pernyataan dari pimpinan instansi yang bersangkutan dan surat keterangan atau berita acara dari pejabat yang berwajib. (3) Pemberian pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang, berdasarkan pertimbangan dokter Pemerintah setempat kecuali untuk pengobatan atau perawatan di luar negeri. (4) Sambil menunggu keluarnya surat Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan karena dinas atau menderita sakit karena dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan segera diobati dan atau dirawat. Pasal 3 (1) Pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan pada rumah sakit yang terdekat. (2) Apabila menurut pendapat dokter Pemerintah yang bersangkutan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimakusd dalam Pasal 2 perlu mendapat pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi pada rumah sakit lain dalam wilayah Negara Republik Indonesia, maka Pegawai Negeri Sipil itu segera dibawa ke rumah sakit tersebut. 19

24 (3) Apabila Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sangat memerlukan pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi lebih lanjut di luar negeri karena di dalam negeri belum ada pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi yang demikian, maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dapat dirawat di luar negeri. (4) Pengobatan, perawatan, dan atau rehabilitasi di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan dengan surat keputusan Menteri Kesehatan. BAB III TUNJANGAN CACAD Pasal 4 (1) Pegawai Negeri Sipil yang oleh Team Penguji Kesehatan dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan Negeri, yang disebabkan cacad karena dinas, berhak menerima tunjangan cacad di atas pensiun yang berhak diterimanya. (2) Cacad karena dinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dibuktikan dengan surat pernyataan dari pejabat yang berwenang dan surat keterangan atau berita acara dari pejabat yang berwajib. (3) Tunjangan cacad sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tiap-tiap bulan adalah : a. 70% (tujuh puluh persen) dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi : (a) penglihatan pada kedua belah mata, atau (b) pendengaran pada kedua belah telinga, atau (c) kedua belah kaki dari pangkal paha atau dari lutut ke bawah. b. 50% (lima puluh persen) dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi : (a) lengan dari sendi bahu ke bawah, atau (b) kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah. c. 40% (empat puluh persen) dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi : (a) lengan dari atau dari atas siku ke bawah, atau (b) sebelah kaki dari pangkal paha. d. 30% (tiga puluh persen) dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi : 20

25 (a) penglihatan dari sebelah mata, atau (b) pendengaran dari sebelah telinga, atau (c) tangan dari atau dari atas pergelangan ke bawah, atau (d) sebelah kaki dari mata kaki ke bawah. e. 30% (tiga puluh persen) sampai 70% ( tujuh puluh persen ) dari gaji pokok menurut tingkat keadaan yang atas pertimbangan Team Penguji Kesehatan dapat dipersamakan dengan apa yang disebut dalam huruf a sampai dengan huruf d, untuk kehilangan fungsi atas sebagian atau seluruh badan atau ingatan yang tidak termasuk dalam huruf a sampai dengan d. (4) Dalam hal terjadi beberapa cacad sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), maka besarnya tunjangan cacad ditetapkan dengan menjumlahkan persentasi dari tiap cacad, dengan ketentuan paling tinggi 100% (seratus persen) dari gaji pokok. Pasal 5 Tunjangan cacad sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4) dibulatkan ke atas menjadi ratusan rupiah. Pasal 6 Tunjangan cacad sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang, setelah ada persetujuan atau dengan memperhatikan pertimbangan teknis Kepala Badan Negara. 21

26 BAB IV UANG DUKA DAN BIAYA PEMAKAMAN Pasal 7 (1) Kepada isteri atau suami Pegawai Negeri Sipil yang tewas diberikan uang duka tewas sebesar 6 (enam) kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp ,- (lima ratus ribu rupiah). (2) Apabila Pegawai Negeri Sipil yang tewas tidak meninggalkan isteri atau suami, maka uang duka tewas itu diberikan kepada anaknya. (3) Apabila Pegawai Negeri Sipil yang tewas tidak meninggalkan isteri atau suami ataupun anak, maka uang duka tewas itu diberikan kepada orang tuanya. (4) Apabila Pegawai Negeri Sipil yang tewas tidak meninggalkan isteri, suami, anak ataupun orang tua, maka uang duka tewas itu diberikan kepada ahli waris lainnya. Pasal 8 Biaya pemakaman bagi Pegawai Negeri Sipil yang tewas ditanggung oleh Negara. Pasal 9 Tewasnya Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 harus dibuktikan dengan surat pernyataan dari pejabat yang berwenang dan surat keterangan atau berita acara dari pejabat yang berwajib. Pasal 10 Uang duka tewas dan biaya pemakaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang, setelah ada persetujuan atau dengan memperhatikan pertimbangan teknis Kepala Badan Negara. 22

27 Pasal 11 (1) Kepada isteri atau suami Pegawai Negeri Sipil yang wafat diberikan uang duka wafat sebesar 3 (tiga) kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp ,- (seratus ribu rupiah). (2) Apabila Pegawai Negeri Sipil yang wafat tidak meninggalkan isteri atau suami, maka uang duka wafat itu diberikan kepada anaknya. (3) Apabila Pegawai Negeri Sipil yang wafat tidak meninggalkan lsteri atausuami ataupun anak, maka uang duka wafat itu diberikan kepada orang tuanya. (4) Apabila Pegawai Negeri Sipil yang wafat tidak meninggalkan isteri, suami, anak ataupun orang tua, maka uang duka wafat itu diberikan kepada ahli waris lainnya. Pasal 12 Perubahan jumlah terendah uang duka tewas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan uang duka wafat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah mendengar Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang penertiban dan penyempurnaan Aparatur Negara. BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13 Ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah ini berlaku juga bagi calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai bulanan disamping pensiun yang mengalami kecelakaan karena dinas, sakit karena dinas, cacad karena dinas, tewas, atau wafat. 23

28 Pasal 14 (1) Pembebanan biaya pengobatan, perawatan dan atau rehabilitasi, tunjangan cacad, uang duka tewas, dan biaya pemakaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, 3, 4, 7, dan 8 ditetapkan oleh Menteri Keuangan. (2) Uang duka wafat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dibebankan pada anggaran belanja masing-masing Departemen, Kejaksaan Agung, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Daerah Tingkat I yang bersangkutan. Pasal 15 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden. Ketentuan-ketentuan teknis tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan lebih lahjut oleh Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan, dan Kepala Badan Negara, baik secara bersama-sama ataupun secara sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka dinyatakan tidak berlaku lagi : a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1953 tentang Pemberian Uang Duka/Penghibur Kepada Janda/Ahli Waris Pegawai Yang Tewas Dalam Melakukan Kewajibannya (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 419); 24

29 b. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1954 tentang Pemberian Tunjangan Cacad (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor 669); c. Segala peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini. Pasal 18 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Lembaga Asuransi Kesehatan ASURANSI KESEHATAN (ASKES) Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 tahun PROGRAM UNTUK MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN YANG BEKERJASAMA DENGAN PIHAK ASKES A. PROGRAM ASKES SOSIAL 1. Peserta Program Askes Sosial Peserta program Askes Sosial, adalah : a. PNS dan, Calon PNS, Pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan PNS, Pensiunan PNS di lingkungan Kementrian Pertahanan, TNI/Polri, Pensiunan Pejabat Negara), Veteran ( Tuvet dan Non Tuvet) dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarga*) yg ditangggung. b. Pegawai Tidak Tetap (Dokter/Dokter Gigi/Bidan PTT, melalui SK Menkes nomor 1540/MENKES /SK/XII/2002, tentang Penempatan Tenaga Medis Melalui Masa Bakti dll 2. Anggota Keluarga : a) Isteri/suami yg sah dari peserta yg mendapat tunjangan istri/suami. 25

30 b) Anak (anak kandung/anak tiri/anak angkat) yg sah dr peserta yg mendapat tunjangan anak, blm berumur 21 tahun atau telah berumur 21 thn sampai 25 thn bagi anak yg masih melanjutkan pend formal, dan tidak atau blm pernah kawin, tdk mempunyai penghasilan sendiri serta masih menjadi tanggungan peserta. Jml anak yg ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai dgn urutan tgl lahir, termasuk didlmnya anak angkat maksimal satu orang. B. CARA MEMPEROLEH KARTU ASKES. Mengisi Data Induk Daftar Isian Registrasi Peserta dengan menunjukan / melampiri persyaratan Asli/Fc : 1. Fc. SK. sebagai PNS/Pensiunan/petikan Gelar Kehormatan Veteran/Perintis Kemerdekaan/Peg. tdk Tetap. 2. Fc. Daftar Gaji terakhir yg dilegalisir bagi PNS dan Surat Tanda Bukti Penerima Pensiun (STBPP) bagi Penerima Pensiun. 3. Fc. Srt Nikah, Akte Kelahiran Anak/Ket Lahir, Surat Kep Pengadilan Negeri utk Anak Angkat. 4. Surat Ket dr Sekolah/Perguruan Tinggi (bagi anak berusia lebih dari 21 s/d 25 thn). 5. Asli/fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP). 6. Surat Pernyataan/Ket Melaksanakan Tugas perorangan (SPMT) bagi Peg. Tdk Tetap (PTT). 6. Melampirkan pasfoto terbaru masing-masing 1 (satu) lembar ukuran 3 x 4 cm, kecuali bagi anak usia balita. C. PENGGANTIAN KARTU ASKES. 1. Kartu Askes Hilang a. Menyerahkan surat pernyataan hilang dari ybs. b. Menunjukkan KTP dan Asli/fotocopy c. Surat Keputusan sebagai PNS/ Pensiunan/ petikan Gelar Kehormatan Veteran/ Perintis Kemerdekaan/ Pegawai Tidak Tetap. 2. Kartu Askes Rusak : a. Menyerahkan Kartu Peserta Askes yang rusa. 26

31 b. Menunjukkan KTP dan Asli/fotocopy. c. Surat Keputusan sebagai PNS/ Pensiunan/ Petikan Gelar Kehormatan Veteran / Perintis kemerdekaan / Pegawai Tidak Tetap. D. PEMBERI PELAYANAN DASAR 1. Puskesmas 2. Dokter Keluarga / Dokter Gigi Keluarga 3. Poliklinik Milik Institusi 4. Klinik 24 Jam E. PEMBERI PAYANAN LANJUTAN 1. Rumah Sakit Umum Pemerintah, 2. RS Khusus Pemerintah (Jantung, Paru, Orthopedi, Jiwa, Kusta, Mata, Infeksi, Kanker dll) 3. Rumah Sakit TNI/POLRI 4. Rumah Sakit Swasta 5. Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)/PMI 6. Dan lainnya. F. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1. Konsultasi, penyuluhan, pemeriksaan medis dan pengobatan. 2. Pemeriksaan dan pengobatan gigi. 3. Tindakan medis kecil/sederhana. G. PELAYANAN KESEHATAN LANJUTAN 1. Rawat Jalan a. Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis b. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero). 2. Rawat Inap a) Rawat Inap di ruang perawatan sesuai hak Peserta. 27

32 b) Pemeriksaan, pengobatan oleh dokter spesialis c) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero). d) Dan lainnya. 2.4 Rangkuman Perawatan, tunjangan cacat dan uang duka merupakan hak PNS, yang diatur dalam pasal 9 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Ketentuan pasal 9 tersebut berlaku juga bagi Calon PNS. Tunjangan cacat hanya dibayar kepada PNS yang tidak mampu bekerja untuk semua jabatan, setelah dibuktikan dengan surat keterangan Tim Penguji Kesehatan. Besarnya tunjangan cacat setinggi-tingginya 100% dari gaji pokok. Hak uang duka bagi PNS yang tewas dan biaya pemakaman merupakan hak bagi PNS yang meninggal karena dinas, diberikan kepada keluarga yang berhak dengan besaran 6 (enam) kali penghasilan bersih. Hak uang duka wafat merupakan hak bagi ahli waris PNS yang meninggal dikarenakan sebab pada umumnya, yang besarnya adalah 3 (tiga) kali penghasilan bersih. Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 tahun Peserta program Askes Sosial, adalah : a. PNS dan, Calon PNS, Pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan PNS, Pensiunan PNS di lingkungan Kementrian Pertahanan, TNI/Polri, Pensiunan Pejabat Negara), Veteran ( Tuvet dan Non Tuvet) dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarga*) yg ditangggung. b. Pegawai Tidak Tetap (Dokter/Dokter Gigi/Bidan PTT, melalui SK Menkes nomor 1540/MENKES /SK/XII/2002, tentang Penempatan Tenaga Medis Melalui Masa Bakti. 28

33 2.5 Latihan/Tugas Soal Pilihan Ganda! Beri tanda silang pada jawaban yang tepat! 1. Setiap PNS yang tewas baik istri atau suaminya berhak memperoleh uang duka tewas sebesar 6 (enam) kali penghasilan bersih sebulan, dengan nilai uang serendah rendahnya... a. Rp ,- d. Rp ,- b. Rp ,- e. Rp ,- c. Rp ,- 2. PP 12/1981 (tentang perawatan, tunjangan cacat dan uang dukapns) SE nersama mankes dan Ka BAKN no. 368/mankes/EB/VII/1981 dan no... tentang perawatan, tunjangan cacat dan uang duka PNS. a. 09/SB/1981 d. 09/SE/1981 b. 08/SE/1981 e. 08/EB/1981 c. 09/EB/ Seorang PNS yang pada waktu berangkat ke kantor melaksanakan tugasnya PNS tersebut mengalami tabrakan dengan bus lain didepan kantor, PNS tersebut dan beberapa penumpang lainya meninggal dunia maka PNS tersebut dinyatakan... a. Meninggal d. Almarhumah b. Wafat e. Tewas c. Almarhum 29

34 4. Bila seorang PNS meninggal karena seuatu penyakit dan meninggal saat menjalankan tugasnya maka PNS tersebut dinyatakan... a. Dinyatakan tewas d. Wafat b. Dinyatakan tidak tewas e. Tidak dinyatakan wafat c. Meninggal dunia 5. Peraturan Pemerintah yang menjelaskan tentangperawatan, tunjangan cacad, dan uang duka pegawai negeri sipil adalah nomer... a. 14 tahun 1982 d. 11 tahun 1987 b. 15 tahun 1981 e. 12 tahun 1981 c. 12 tahun Bab IV Uang Duka Dan Biaya Pemakanan dalam mengatur uang duka wafat sebagai dimaksud dalam Pasal 11 dibedakan pada anggaran belanja masing masing Departemen, kejaksaan Agung kesekretariatan LembagaTertinggi/ Tinggi Negara, Lembaga Pemerintah Non Depertemen, dan Daerah tingkat 1 yang bersangkutan merupakan pasal... a. Pasal 7 ayat (1) d. Pasal 14 ayat (2) b. Pasal 7 ayat (2) e. Pasal 14 ayat (1) c. Pasal 8 7. Terhadap negeri sipil yang meninggal dunia, kepada ahlian warisannya diberikan uang duka wafat sebesar... a ,- d ,- b ,- e ,- c ,- 8. Pegawai negeri sipil tewas selagi menjalankan tugas, diberikan uang duka tewas sebesar... 30

35 a ,- d ,- b ,- e ,- c ,- 9. Dalam dasar hukum peraturan gubernur provinsi DKI Jakarta yang menjelaskan tentang pemberian unag duka wafat kepada pegawai negeri sipil pensiunan dan keluarganya. Termasuk dalam peraturan gubernur provinsi DKI Jakarta nomor... a. No. 66 tahun 2013 d. No. 65 tahun 2013 b. No. 67 tahun 2014 e. No. 67 tahun 2012 c. No. 67 tahun Yang tidak termasuk dalam ketentuan dalam pelayanan uang duka wafat bagi pensiunan dan lekuarganya... a. Keutusan gubernur no 60 tahun 2004 b. Pensiunan yang wafat dibayarkan 5 kali penghasilan c. Pensunan janda atau duda dibayarkan 3 kali penghasilan d. Peraturan gubernur nomor 63 tahun2012 e. Pensiunan yang wafat dibaarkan 7 kali penghasilan Soal Essay Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1) Biaya pemakaman bagi pegawai negeri sipil yang tewas ditanggung oleh negara terdapat dalam pasal... 2) Sebutkan persyaratan uang duka wafat (UDW)... 3) Karena dinyatakan tewas maka keluarganya berhak menerima uang duka tewas, biaya pemakaman ditanggung oleh negara dan kenaikan pangkat... 4) Sebutkan kendala atau hambatan yang sering terjadi dalam uang duka wafat (UDW)... 31

36 5) Apa yang termasuk dalam catatan penting di dalam uang duka wafat (UDW) Tugas Mandiri Tes Psikomotor Prosedur : 1. Tugasi siswa melakukan penjelasan peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka 2. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada format asesmen kinerja dibawah ini. 3. Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan. 4. siswa diijinkan mengakses kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini. Format Asesmen Kinerja Psikomotor No Rincian Tugas Kinerja Skor Skor Asesmen Maksimum Oleh siswa sendiri Oleh guru 1 Menyiapkan rangkaian prosedur Mengemukakan peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang muka 2. Mengidentifikasikan kemampuan kerjasama dalam kelompok 3 Mengidentifikasi hal-hal yang penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan dalam peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka 4 Mengidentifikasikan ketrampilan yang ada dalam

37 peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka 5 Mengindentifikasikan peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka dengan berdiskusi kelompok J u m l a h Siswa Guru (...) (...) 33

38 Standar Kompetensi : Mengidentifikasi peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka BAB 3 EVALUASI Kompetensi Dasar : 3.7 Mengemukakan peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka 4.7 Mengkaji peraturan perawatan tunjangan cacat dan uang duka 3.1 Maksud dan Tujuan Evaluasi Sebagai upaya mengetahui proses perkembangan pembelajaran sebagaimana yang dimaksud dalam modul ini, kegiatan evaluaasi perlu dilakukan secara terstruktur. Setelah kalian mempelajari seluruh materi dari modul ini, pasti untuk mengujikan kemampuan kalian dengan beberapa instrumen soal dibawah ini. Adapun maksud dan tujuan dari evaluasi meliputi : 1. Mengetahui apakah materi yang di pelajari dapat dilanjutkan dengan bahan yang baru/diulangi 2. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang di gunakan oleh pendidik 3. Untuk mengetahui efektifitas proses pembelajaran yang dilaksanakan 4. Untuk mengetahui apakah komponen-komponen dalam proses pembelajaran sudah memberikan kontribusi positif bagi proses pembelajaran. 5. Untuk mengetahui kesesuaian presepsi dan pemikiran peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. 6. Mengetahui sejauh mana perkembangan dari pelaksanaan pembelajaran terjadi pada peserta belajar 7. Mengetahui dampak apa yang terjadi dari proses pembelajaran. 8. Bahan pertimbangan untuk menentuakan proses selanjutnya agar lebih efektif dan efisien 9. Mengajak kepada semua pihak untuk lebih bertanggungjawab terhadap apa yang telah dilakukannya. 34

39 10. Menemukan pada bagian-bagian mana dari proses pembelajaran yang dianggap belum berhasil 11. Mengungkapkan kerugian dan manfaat dari proses pembelajaran 12. Mengungkapkan faktor-faktor pendukung dan penghambat dari proses pembelajaran 13. Menentukan apakah pendekatan dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran sudah tepat 14. Menentukan tepat atau tidaknya media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta belajar 15. Menentukan apakah fasilitator memberikan kemudahan peserta belajar memahami materi kegiatan pelatihan, pembelajaran. 16. Menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan pembelajaran 3.2 Materi Evaluasi Materi yang dievaluasi dalam modul ini, meliputi : 1) Pengobatan, perawatan dan rehabilitasi 2) Perawatan tunjangan cacat seorang pegawai 3) Tatacara mengelola uang duka bagi para pegawai 4) Cara PNS memperoleh ASKES 5) Standart pelayanan prosedur pembayaran uang duka wafat pegawai 3.3 Soal-soal Evaluasi Tes Kognitif 1. Menurut pendapat anda dimana seharusnya PNS mendapat pengobatan, perawatan dan rehabilitasi?

40 2. Menurut pendapat anda apakah yang dimaksud dengan perawatan tunjangan cacat seorang pegawai? Bagaimana tatacara mengelola uang duka bagi para pegawai? Bagaimana cara PNS memperoleh kartu ASKES? Jelaskan mengenai standart pelayanan prosedur pembayaran uang duka wafat pegawai?

41 Tes Afektif FORMAT PENGAMATAN PERILAKU BERKARAKTER Siswa: Kelas: Tanggal: Petunjuk: Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini: D = Memerlukan C = Menunjukkan B = Memuaskan A = Sangat perbaikan kemajuan baik Format Pengamatan Perilaku Berkarakter No Rincian Tugas Kinerja (RTK) 1 Teliti, tekun, cekatan Memerlukan perbaikan (D) Menunjukkan kemajuan (C) Memuaskan (B) Sangat baik (A) 2 Jujur \3 Loyal 4 Disiplin 5 Dapat dipercaya 6 Dapat menyimpanan rahasia 7 Kreatif-inovatif Siswa Guru ( ) ( ) 37

42 Tes Psikomotor Melaksanakan praktek prosedur peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang muka secara sistematis untuk efisiensi penyimpanan arsip dan efisiensi penemuan kembali arsip yang meliputi kegiatan: a. Menjelaskan b. Mendeskripsikan c. Memahami d. Mengidentifikasi e. Mengevaluasi 1. Prosedur : I. Siapkan seperangkat buku dan alat tulis kantor yang ada II. III. IV. Tugasi siswa untuk mengelola peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka yang telah dipelajari di awal penjelasan teori. Siswa menjelaskan peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang duka yang ada secara efektif. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada format Asesmen kinerja dibawah ini : i. Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan ii. Siswa diijinkan mangases kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini. Format Asesmen Kinerja No Rincian Tugas Kinerja Skor 1. Persiapan: - Kemampuan melakukan Maksimum Skor Asesmen Oleh siswa Oleh guru sendiri 38

43 klasifikasi - Kemampuan mengurutkan proses 2 Prosedur pengindekan Ketelitian Kecermatan Kebenaran Kecepatan 3. Prosedur memberi kode Ketelitian Kecermatan Kebenaran Kecepatan 4 Prosedur mengurutkan Ketelitian Kecermatan Kebenaran Kecepatan 5. Prosedur menyimpan Ketelitian Kecermatan Kebenaran Kecepatan Jumlah

44 BAB 4 PENUTUP 4.1 Tindakan Lanjutan Bagi kalian yang sudah menjawab benar sebanyak 80% atau lebih dari seluruh soal, dapat mengembangkan pemahaman kalian tentang peraturan pearawatan tunjangan cacat dan uang duka. Adapun bagi kalian yang belum mencapai belajar tuntas 80%, dapat mengulangi belajar dengan memilih materi-materi yang masih dianggap sulit secara lebih teliti atau dengan diskusi bersama teman maupun Bapak/Ibu Guru kalian 4.2 Harapan Modul ini adalah salah satu bahan ajar mata pelajaran Administrasi Kepegawaian. Namun, harus dimengerti pula bahwa modul ini bukanlah satusatunya rujukan bagi kalian. Untuk melengkapi pengetahuan kalian tentang peraturan pearawatan tunjangan cacat dan uang duka, maka sangat disarankan untuk membaca buku lainnya yang relevan. Semoga modul ini dapat menyajikan materi pembelajaran secara menarik dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung dengan efektif dan efisien. 4.3 Glosarium A Abdi Negara = Pegawai yang bekerja pada pemerintahan; Pegawai Negari Anasir = Sesuatu yang menjadi bagian dari dalam keseluruhan yang kurang baik 40

45 Anumerta = Setelah meninggal; penghargaan (gelar, pangkat,dsb) yang diberikan kepada anggota angkatan bersenjata yang dianggap berjasa kepada negara sesudah orangnya meninggal Aparatur = Perangkat, alat (negara, pemerintah);para pegawai C Cacat = Kekurangan yang menyebabkan nikai atau mutunya kurang baik atau kurang sempurna yang terdapat pada badan D Distribusi = Penyaluran kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat P Pensiun = Tidak bekerja lagi karena masa tugasnya sudah selesai R Rehabilitisi = Perbaikan anggota tubuh yang cacat; Pemulihan keadaan semula T Tunjangan = Uang yang dipakai untuk menunjang tambahan pendapatan diluar gaji sebagai bantuan 4.4 Daftar Pustaka haifaayustilutfiana.blogspot.co.id/2015/08/-administrasi-kepegawaian.html

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Peraturan perawatan,tunjangan cacat dan uang duka. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Peraturan perawatan,tunjangan cacat dan uang duka. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran : SMK Negeri 1 TUREN : Administrasi Kepegawaian Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pokok Alokasi Waktu : Peraturan perawatan,tunjangan cacat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : bahwa ketentuan-ketentuan tentang perawatan dan tunjangan cacad Pegawai

Lebih terperinci

PP 12/1981, PEERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang:PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PP 12/1981, PEERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang:PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PP 12/1981, PEERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:12 TAHUN 1981 (12/1981) Tanggal:28 APRIL 1981 (JAKARTA) Kembali ke Daftar Isi Tentang:PERAWATAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa ketentuan-ketentuan tentang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan. Aparatur Sipil Negara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2015 ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan. Aparatur Sipil Negara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Modul ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

Modul ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN Modul ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN NOVEMBER 2014 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

Lebih terperinci

MODUL MENGIDENTIFIKASIKAN FORMASI DAN PENGADAAN PEGAWAI

MODUL MENGIDENTIFIKASIKAN FORMASI DAN PENGADAAN PEGAWAI MODUL MENGIDENTIFIKASIKAN FORMASI DAN PENGADAAN PEGAWAI KELAS IX SMK TOSHIBA YOLANDA DONA P P E N E R B I T D O N A KATA PENGANTAR Modul ini berisi materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan biasanya memiliki sistem masing-masing, dikarenakan sistem merupakan suatu tujuan bersama dalam menjalankan perusahaan agar mampu

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH DAN MANTAN DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH SERTA JANDA/DUDANYA

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 7S TAHUN 2014

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 7S TAHUN 2014 GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 7S TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERAN BANTUAN SANTUNAN KEPADA PEGAWA NEGER SPL D LNGKUNGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH DAN MANTAN DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH SERTA JANDA/DUDANYA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 71, 1980 (LEMBAGA NEGARA. TUNJANGAN. Gaji. Kesehatan. Pensiun. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3182) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF MENTERI NEGARA DAN BEKAS MENTERI NEGARA SERTA JANDA/DUDANYA.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF MENTERI NEGARA DAN BEKAS MENTERI NEGARA SERTA JANDA/DUDANYA. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1980 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF MENTERI NEGARA DAN BEKAS MENTERI NEGERA SERTA JANDA/DUDANYA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 71, 1980 (LEMBAGA NEGARA. TUNJANGAN. Gaji. Kesehatan. Pensiun. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3182) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1980 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRASI KEPALA DAERAH/ WAKIL KEPALA DAERAH DAN BEKAS KEPALA DAERAH/BEKAS WAKIL KEPALA DAERAH SERTA JANDA/DUDANYA Presiden

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

SILABUS MATA PELAJARAN: ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN SILABUS MATA PELAJARAN: ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 61 JAKARTA Kelas /Semester : XI / 1 dan 2 Kompetensi Inti: KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Lebih terperinci

CUTI, PENGOBATAN, PERAWATAN, REHABILITASI, TUNJANGAN CACAD, UANG DUKA DAN BIAYA PEMAKAMAN

CUTI, PENGOBATAN, PERAWATAN, REHABILITASI, TUNJANGAN CACAD, UANG DUKA DAN BIAYA PEMAKAMAN CUTI, PENGOBATAN, PERAWATAN, REHABILITASI, TUNJANGAN CACAD, UANG DUKA DAN BIAYA PEMAKAMAN Untuk SMA/MA KELAS XI SEMESTER GANJIL Penyusun: Akhmad Jaelani 1300412604579 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB II PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI A. PEMBERHENTIAN PEGAWAI 1. Pengertian Pemberhentian Pegawai Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian

Lebih terperinci

RUMUS PENETAPAN MANFAAT

RUMUS PENETAPAN MANFAAT PESERTA MENGALAMI KEJADIAN RUMUS PENETAPAN MANFAAT THT JENIS MANFAAT RUMUS PENETAPAN MANFAAT PMK 478/KMK.06/2002 PMK 500/KMK.06/2004 Isteri/Suami M Dunia Asuransi Kematian 150%*Penghasilan (P) Anak M Dunia

Lebih terperinci

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN KELAS XI / SEMESTER I

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN KELAS XI / SEMESTER I MODUL SMK Standar Kompetensi : Cara Penanganan Pemeliharaan Dokumen Administrasi ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN KELAS XI / SEMESTER I Penyusun: Lily Nur Indah Sari 140412601326 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 029 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 416/MENKES/PER/II/2011 TENTANG

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 14 TAHUN 1990

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 14 TAHUN 1990 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 1990 TENTANG PEMBERIAN PIAGAM PENGHARGAAN DAN SANTUNAN SERTA UANG DUKA BAGI ANGGOTA PERTAHANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2005 TENTANG ` PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN UANG SUKA DUKA KEPADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG Menimbang : a.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Program Keahlian Paket Keahlian Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik Alokasi Waktu : SMK Negeri 2 Nganjuk : Administrasi : Administrasi Perkantoran : XII

Lebih terperinci

APARATUR SIPIL NEGARA

APARATUR SIPIL NEGARA JAMINAN KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR SIPIL NEGARA (PP NO. 70 TAHUN 2015 ) BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2 JKK & JKM 1. Bentuk tanggungjawab negara yang menganut paham negara

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama sekolah : SMK NEGERI 2 KEDIRI Kompetensi keahlian : Administrasi Perkantoran Mata pelajaran : Administrasi Keuangan Kelas/Semester : XI / genap Materi pokok : 1. Dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENGAJUAN KENAIKAN PANGKAT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI,

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 42A TAHUN 2008 TENTANG UANG LEPAS BAGI TENAGA HARIAN LEPAS DAN TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 MODUL PERATURAN CUTI MEISA ISNAINI Un XI AK M K S / M k ut Semester 2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,

Lebih terperinci

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg No.226, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Wajib Kerja Dokter Spesialis. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1982 TENTANG PEMBERIAN PENSIUN ATAU TUNJANGAN PENGHARGAAN BAGI BEKAS KEPALA KELURAHAN DAN PERANGKAT KELURAHAN Presiden Republik Indonesia, Menimbang

Lebih terperinci

Untuk SMK Nama dan MAK Kelas Kelas XII No Absen : SEMESTER

Untuk SMK Nama dan MAK Kelas Kelas XII No Absen : SEMESTER MODUL Penerimaan dan Pendistribusian sarana dan prasarana Kantor oleh Olivia Fransiska Rivan Untuk SMK dan MAK Kelas XII Nama : Kelas : No Absen : KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN VETERAN, DANA KEHORMATAN VETERAN, DAN UANG DUKA VETERAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pemberian Penghasilan Aparatur Pemerintahan Desa dan/atau Tunjangan;

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

2015, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2076, 2015 KEMENAKER. Jaminan. Kecelakaan Kerja. Kematian. Usaha Jasa Kontruksi. Program Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, T

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, T No.280, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Tunjangan. Dana Kehormatan. Uang Duka.Veteran. Pembayaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.05/2015 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN

Lebih terperinci

1 of 5 18/12/ :36

1 of 5 18/12/ :36 1 of 5 18/12/2015 14:36 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KE LIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KE LIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KE LIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 101 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL, CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP YANG MENGALAMI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 199 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG DANA SANTUNAN DAN PENGHARGAAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG PENSIUN, WAFAT DAN CACAT TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Oleh : SRI WIDAYANTI, SH DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 2017 PENGERTIAN KEDUDUKAN (HUKUM) KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DAN PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa Kenaikan Pangkat PNS Pangkat adalah kedudukan yang M menunjukkan tingkatan seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.

Lebih terperinci

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989 PROGRAM PENSIUN 1. Pengertian : Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintahan. 2. Peserta : 2.1 Peserta Program

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang setiap saat dapat dialami oleh setiap manusia, sehingga mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. yang setiap saat dapat dialami oleh setiap manusia, sehingga mengakibatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tentu saja akan menghadapi resiko sakit yang memerlukan obat dan perawatan dalam menjalani kehidupannya. Resiko gangguan kesehatan inilah yang setiap saat

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. asuransi kesehatan. Penulis ditempatkan pada bagian operasional.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. asuransi kesehatan. Penulis ditempatkan pada bagian operasional. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, penulis memilih untuk melakukan kerja praktek di PT Askes (Persero) Regional V Bandung yang bergerak

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman. No.166, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-26.KP.10.09

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK IND ONES IA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK IND ONES IA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PRESIDEN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 182, Tamb

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Veteran Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 182, Tamb LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.119, 2016 PERTAHANAN. Veteran. Pelaksanaan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5892). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 34 TAHUN 1985 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN VETERAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa sesuai dengan perkembangan keadaan dipandang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN 2012, No.576 8 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN METEREOLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR KEP.03 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENGAJUAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA, MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksana pasal 19

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEDUDUKAN, KEDUDUKAN KEUANGAN, DAN HAK KEPEGAWAIAN LAINNYA BAGI KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1977 tanggal 30 Maret 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NO. 04 TH 1993

PERATURAN MENTERI NO. 04 TH 1993 PERATURAN MENTERI NO. 04 TH 1993 MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM PEMBIAYAAN DAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM ASURANSI KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Pembayaran Honorarium pada Satuan Kerja Sekretariat Negara

Standar Pelayanan Pembayaran Honorarium pada Satuan Kerja Sekretariat Negara - 411-6. Standar Pelayanan Pembayaran Honorarium pada Satuan Kerja Sekretariat Negara STANDAR PELAYANAN PEMBAYARAN HONORARIUM PADA SATUAN KERJA SEKRETARIAT NEGARA BAGIAN KESATU PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

Lebih terperinci

PP 70 Tahun tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN. Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal

PP 70 Tahun tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN. Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal PP 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KECELAKAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH BUKU SAKU PENGELOLAAN ADMINISTRASI PENSIUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT

PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan: Hak, Tunjangan dan Perlindungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 34 TAHUN 1985 TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 34 TAHUN 1985 TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1985 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN VETERAN KEPADA VETERAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)

PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) 1. Pengertian Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah perlindungan atas risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja berupa perawatan, santunan, dan tunjangan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan

Lebih terperinci

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA P Miftakhul Farida Susanti 1 140412603269 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan bahan ajar

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 115/PMK.02/2009 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 115/PMK.02/2009 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 115/PMK.02/2009 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 1954 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN CACAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 1954 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN CACAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 1954 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN CACAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan Peraturan Pemerintah untuk mengganti beberapa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2009

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.488, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Asuransi. ASABRI. Manfaat. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BESAR MANFAAT ASURANSI ASABRI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36/PMK.02/2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36/PMK.02/2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36/PMK.02/2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1986 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN PENGHARGAAN/SANTUNAN JANDA/DUDA BEKAS PEGAWAI PEMERINTAH SEMENTARA TIMOR TIMUR/PENSIUN BEKAS PEGAWAI KOLONI TIMOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI 0 PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI PERATURAN DAERAH KOTA BUKITTINGGI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG TARIF DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BAGI PESERTA PT ASKES (PERSERO) DAN KELUARGANYA DENGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN I. MANFAAT JAMINAN KECELAKAAN KERJA Peserta penerima

Lebih terperinci

PERANGKAT RENCANA PROSES PEMBELAJARAN SMK ADMINISTRASI KEUANGAN KELAS XI. Standar Kompetensi : 3.5 Mempersiapkan Dokumen Pengajuan Uang Tunai

PERANGKAT RENCANA PROSES PEMBELAJARAN SMK ADMINISTRASI KEUANGAN KELAS XI. Standar Kompetensi : 3.5 Mempersiapkan Dokumen Pengajuan Uang Tunai PERANGKAT RENCANA PROSES PEMBELAJARAN SMK ADMINISTRASI KEUANGAN KELAS XI Standar Kompetensi : 3. Mempersiapkan Dokumen Pengajuan Uang Tunai Penyunsun : Novita Wulandari 130412616371 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Ta

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Ta BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1045, 2017 KEMENAKER. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Indonesia. Program. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA KLAIM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN PADA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang sekarang berlaku, diatur dalam berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 44 TAHUN 2004 T E N T A N G KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 19 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2009

Lebih terperinci

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undangundang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN UMUM KEPEGAWAIAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci