CUTI, PENGOBATAN, PERAWATAN, REHABILITASI, TUNJANGAN CACAD, UANG DUKA DAN BIAYA PEMAKAMAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CUTI, PENGOBATAN, PERAWATAN, REHABILITASI, TUNJANGAN CACAD, UANG DUKA DAN BIAYA PEMAKAMAN"

Transkripsi

1

2 CUTI, PENGOBATAN, PERAWATAN, REHABILITASI, TUNJANGAN CACAD, UANG DUKA DAN BIAYA PEMAKAMAN Untuk SMA/MA KELAS XI SEMESTER GANJIL Penyusun: Akhmad Jaelani ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kehendak-nya saya dapat menyelesaikan Modul tentang cuti, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacad, uang duka dan biaya pemakaman. Materi dan urutan penyajian pada modul ini sengaja dibuat sedemikian untuk mempermudah dan menjaga kesinambungan pembelajaran. Buku ini juga dilengkapi dengan soal latihan, dan soal evaluasi. Hal ini bertujuan agar para pembaca lebih mengerti dan memahami bagaimana tentang cuti, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacad, uang duka dan biaya pemakaman untuk Pegawai Negeri Sipil. Akhirnya, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada keluarga dan teman-teman saya atas saran untuk modul ini. Ucapan terimakasih khusus saya berikan kepada Bapak Drs. H. Mohammad Arief, M.Si selaku dosen matakuliah Pengembangan Bahan Ajar ADP yang telah memberikan ide dan saran serta memerikasa modul ini. Semoga modul tentang Proses Penerimaan dan Pengeluaran Uang ini dapat dijadikan pegangan bagi pembaca, dan semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan proses pembelajaran administrasi keuangan pada khususnya. Malang, November 2015 Akhmad Jaelani i A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Deskripsi Singkat... 1 KI dan KD... 2 Relvansi/ Manfaat... 2 Tujuan Pembelajaran... 2 Petunjuk Penggunaan Modul... 3 KEGIATAN BELAJAR... 4 Pengertian Cuti dan Jenis Cuti... 4 Indikator Keberhasilan... 4 Uraian Materi... 4 Rangkuman Tugas Individu Tugas Kelompok EVALUASI Maksud dan Tujuan Evaluasi Latihan Kunci Jawaban PENUTUP Tindak Lanjut/ Umpan Balik Harapan Glosarium DAFTAR PUSTAKA BIOGRAFI PENULIS ii A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

5 DAFTAR GAMBAR Contoh Cuti Tahunan... 7 Contoh Cuti Besar... 8 Contoh Cuti Sakit... 9 Contoh Cuti Karena Alasan Penting Contoh Cuti Bersalin Contoh Cuti Di Luar Tanggungan Negara iii A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

6 Pendahuluan A. Latar belakang Pegawai sipil atau civil sevant merupakan salah satu organ penting bagi eksistensi suatu negara, keberadaan pegawai negeri sipil selain sebagai bagian dari eksekutif juga terdapat pada organ-organ kenegaraan lainnya seperti lembaga yudikatif maupun lembaga legislatif. Pegawai sipil dilindungi dan dihormati seperti masyarakat biasa atau pegawai biasa oleh negara, maka dari itu pegawai negeri sipil juga dapat memperoleh cuti, perawatan, tunjangan cacad dan uang muka dari negara dengan alasan-alasan tertentu. Seorang siswa yang sedang menempuh mata pelajaran administrasi kepegawaian harus mengetahui dan memahami tentang cuti, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacad, uang duka dan biaya pemakaman bagi pegawai swasta/negeri karena ilmu ini sangat penting buat bekal siswa setelah lulus sekolah dan mulai bekerja disuatu organisasi. Maka dari itu modul ini dibuat untuk mempermudah siswa dalam memahami materi dan membantu guru dalam proses mengajar. B. Deskripsi singkat Cuti, adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Atau dapat juga merupakan hak bagi Negeri Sipil berupa izin tidak masuk kerja yang dapat ditunda dalam jangka waktu tertentu apabila kepentingan dinas mendesak. Jenis cuti, antara lain: 1. Cuti Tahunan 4. Cuti Bersalin 2. Cuti Besar 5. CKAP 3. Cuti Sakit 6. Cuti diluar tanggungan Negara. Pengobatan, Perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacad, uang duka dan biaya pemakaman adalah salah satu fasilitas bagi pegawai negeri sipil dari negara khusus bagi pegawai negeri sipil yang mengalami musibah dalam keadaan dinas. 1 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

7 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 Kompetensi Inti 1. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 3.6 Mengemukakan Peraturan cuti 3.7 Mengemukakan peraturan perawatan, tunjangan cacat dan uang muka 4.6 Mengkaji peraturan cuti 4.7 Mengkaji peraturan perawatan, tunjangan cacad dan uang muka C. Relevansi/Manfaat 1. Membantu siswa dalam mempermudah memahami materi cuti, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacad dan uang muka pegawai negeri sipil 2. Sebagai acuan guru dalam mengajar didalam kelas 3. Sebagai referensi bagi para pembaca modul ini. D. Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat mampu: 1. Menjelaskan pengertian cuti 2. Membedakan jenis-jenis cuti Pegawai Negeri Sipil 3. Menjelaskan pengertian pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacad, uang duka dan biaya pemakaman 2 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

8 Petunjuk Penggunaan Modul Petunjuk bagi Fasilitator Dalam setiap kegiatan belajar fasilitator berperan untuk: a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas yang dijelaskan dalam diklat c. Membantu peserta didik dalam memahami konsep dan menjawab pertanyaan d. Membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber laiin yang diperlukan untuk memperdalam materi e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. Petunjuk bagi Siswa Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain: a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada fasilitator kegiatan belajar. b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi dalam setiap kegiatan belajar. 3 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

9 Kegiatan belajar 1 Indikator Keberhasilan Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila mampu menjawab soal-soal latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 70. Widyaiswara/instruktu sebagai pembimbing, dapat melakukan uji/tes pada peserta diklat dengan mengacu pada soal-soal yang ada dalam modul, maupun mengembangkan soal sendiri namun tetap mengacu pada materi dalam modul. Kriteria kelulusan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; Tidak = 0 (nol) (tidak lulus) Ya = 70 s.d. 100 (lulus) Kategori kelulusan: 70 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s.d. 100 : diatas minimal tanpa bimbingan. Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Cuti (dari bahasa Hindi chutti) atau perlop (dari bahasa Belanda verlof) adalah ketidakhadiran sementara, misalnya dari tugas angkatan bersenjata. Dalam kasus itu, cuti adalah liburan. Di beberapa negara Persemakmuran (seperti Australia dan Selandia Baru), cuti adalah kepentingan karyawan yang dikenal sebagai cuti dinas panjang. Perlop bisa berarti bagian program PHK, Perlop bisa berarti pemberhentian jangka panjang di perusahaan kereta api. Cuti kadang-kadang tidak sukarela karena kondisi pekerjaan. Dalam kasus ini, cuti disebut pula pemberhentian sementara. Sedangkan dari Kamus besar Bahasa Indonesia adalah: 4 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

10 1. Meninggalkan pekerjaan beberapa waktu secara resmi untuk beristirahat dsb: dokter menyuruh saya -- tiga hari; 2. Libur; vakansi: ia sedang mengambil -- selama dua minggu; -- besar cuti panjang; -- di luar tanggungan negara cuti yg diberikan kepada pegawai negeri atau karyawan untuk bepergian ke luar negeri atau melanjutkan studi dengan biaya sendiri selama 3 tahun (dapat diperpanjang 1 tahun), tidak mendapat gaji, dan masa kerja selama ia bercuti tidak dihitung; -- melahirkan cuti selama 3 bulan yang diberikan kepada pegawai wanita atau karyawati untuk melahirkan, yang dapat diambil 1 bulan sebelum dan 2 bulan setelah melahirkan; -- panjang 1 cuti selama 3 bulan yang diberikan kepada pegawai atau karyawan setiap 6 tahun sekali; 2 ki dirumahkan; -- tahunan cuti selama 12 hari kerja yang diberikan kepada pegawai atau karyawan setiap tahun, yang dapat diambil beberapa kali, paling sedikit 3 hari; ber cu ti v 1 meninggalkan pekerjaan untuk beristirahat, berlibur; bervakansi; 2 pergi menghabiskan waktu cuti: mereka ~ ke Bali Adapun dasar hukum yang mendasari tentang pengertian cuti diantaranya: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil; 3. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil; A. Pengertian Cuti Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Atau dapat juga merupakan hak bagi Pekerja Negeri Sipil berupa izin tidak masuk kerja dalam jangka waktu tertentu. B. Manfaat dari cuti Umumnya setiap perusahaan memberikan hak cuti untuk karyawannya yang bisa diambil sekitar 12 kali atau lebih per tahun. Cuti tersebut bisa digunakan untuk 5 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

11 berbagai kepentingan seperti menikah, liburan, atau hal lain yang ingin Anda lakukan ketika hari kerja. Hal itu juga tertuang dalam Undang-Undang (UU) No. 13 tahun 2003 Pasal 79 ayat (2), yang menyebutkan bahwa seorang pekerja berhak mendapatkan cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 hari kerja. Sayangnya beberapa orang tidak terlalu peduli dengan jatah cuti yang diberikan perusahaan. Padahal cuti memberikan manfaat positif yang juga berpengaruh terhadap pekerjaan Anda saat ini. Berikut keuntungan mengambil cuti yang dijelaskan oleh psikolog muda, Wulan Ayu Ramadhani, M. Psi: 1. Hilangkan Jenuh Cuti dapat menghilangkan jenuh. Saat Anda merasa bosan dengan pekerjaan sebaiknya segera ambil cuti. Jangan langsung terburu-buru memutuskan resign. Coba ambil waktu libur untuk kembali menyegarkan pikiran Anda. "Salah satu yang membuat baterai awet ketika di charge dalam kondisi mesin mati, sama seperti otak, kita tidak bisa memaksanya untuk selalu bekerja setiap waktu karena akan timbul di mana rasa jenuh, stres dan rasa sensitivitas yang tinggi. 2. Buat Anda Lebih Produktif Salah satu keuntungan mengambil hak libur di hari kerja bisa meningkatkan produktivitas. Manfaatkan hak cuti per tahun untuk benar-benar menyegarkan pikiran Anda. "Manfaat cuti itu bisa membuat produktivitas semakin meningkat, apalagi untuk pekerjaan yang membutuhkan kreativitas. Mengambil cuti itu adalah salah satu yang harus dilakukan untuk semakin meningkatkan kinerja Anda. 3. Mendapatkan Inspirasi Baru Bagi seseorang yang bekerja di bidang kreatif, salah satu manfaat cuti bisa mendapatkan inspirasi baru. Inspirasi tersebut tentunya akan memacu semangat Anda ketika bekerja. Oleh karena itu, tidak ada salahnya melakukan aktivitas atau berpergian ke tempat yang belum pernah dikunjungi. C. Jenis-jenis Cuti 1. cuti tahunan; 6 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

12 2. cuti besar; 3. cuti sakit; 4. cuti karena alasan penting 5. cuti bersalin; dan 6. cuti di luar tanggungan Negara. Berikut akan dijelaskan mengenai jenis-jenis cuti yaitu: 1. CUTI TAHUNAN A. Telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus B. PNS yang menjadi Guru tidak berhak atas Cuti Tahunan. Persyaratan: 1. Surat permohonan permintaan cuti tahunan; 2. Foto copy Surat Izin Cuti sebelumnya; 3. Surat pengantar dari instansi masing-masing. Gambar 1contoh cuti tahunan 7 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

13 2. CUTI BESAR A. Telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus. B. PNS yang menjalankan Cuti Besar tdk berhak menerima tunjangan jabatan. C. Melaksanakan ibadah keagamaan. Persyaratan : 1. Surat Permohonan Permintaan Cuti Besar; 2. Tanda bukti setor / keterangan lain bagi yang melaksanakan ibadah / umrah; 3. Foto Copy SK Pangkat Terakhir yang dilegalisir oleh yang berwenang; 4. Surat pengantar dari instansi masing-masing. Gambar 2contoh cuti besar 8 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

14 3. CUTI SAKIT A. PNS yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari hrs memberitahukannya kepada atasannya. B. PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) s/d 14 (empat belas) hari harus mengajukan Cuti Sakit tertulis dgn melampirkan surat keterangan dokter. C. PNS yang telah menderita sakit selama 1 thn 6 bln dan belum sembuh dari penyakitnya harus diuji kembali oleh tim dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Persyaratan : 1. Surat Permohonan Permintaan cuti sakit; 2. Surat pengantar dari instansi masing-masing; 3. Surat keterangan dokter/tim dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Gambar 3contoh cuti sakit 9 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

15 4. CUTI KARENA ALASAN PENTING A. Ibu, Bapak, Isteri/Suami, anak, adik, kakak, mertua/menantu sakit keras/meninggal dunia. B. Melangsungkan perkawinan yang pertama dan perkawinan kedua. Persyaratan : 1. Surat Permohonan Permintaan cuti karena alasan penting; 2. Surat pengantar dari instansi masing-masing; 3. Surat keterangan dokter/surat keterangan lainnya (sesuai alasan cuti); 4. Surat Keterangan Janda / Duda untuk yang melaksanakan perkawinan kedua. Gambar 4contoh cuti alasan penting 10 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

16 5. CUTI BERSALIN A. Untuk persalinan pertama, kedua dan ketiga. B. Lamanya cuti bersalin adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan. Persyaratan: 1. Surat Permohonan Permintaan cuti bersalin; 2. Surat pengantar dari instansi masing-masing; 3. Surat keterangan dokter/bidan. Gambar 5contoh cuti bersalin 11 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

17 6. CUTI DILUAR TANGGUNGAN NEGARA A. PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun terus-menerus karena alasan pribadi yang penting dan mendesak. B. Selama menjalankan cuti diluar tanggungan negara tidak berhak mendapat penghasilan dari negara. C. PNS yang tdk melaporkan diri kembali setelah hbs masa menjalankan cuti diluar tanggungan negara diberhentikan dgn hormat sbg PNS. D. PNS yang melaporkan diri setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan negara maka : o o o o Apabila ada lowongan ditempatkan kembali; Apabila tdk ada lowongan, maka Pimpinan Instansi melaporkannya kepada Kepala BKN untuk ditempatkan pada Instansi lain; Apabila penempatan yang dimaksud dlm huruf b) tdk mungkin, maka PNS yang bersangkutan diberhentikan dari jabatannya dgn mendapat hak-hak kepegawaian menurut perundang-undangan yang berlaku; Permohonan cuti diluar tanggungan negara harus mendapat persetujuan dari BKN. Persyaratan : 1. Surat Permohonan Permintaan cuti diluar tanggungan negara; 2. Surat keterangan sesuai dgn alasan cuti diluar tanggungan; 3. Surat persetujuan BKN; 4. Surat pengantar dari instansi masing-masing; 12 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

18 Gambar 6contoh cuti di luar tanggungan negara 13 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

19 Kegiatan belajar Pengobatan, Perawatan, Tunjangan Cacad dan Uang Muka 2 Indikator Keberhasilan Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari modul ini apabila mampu menjawab soal-soal latihan dalam modul ini, tanpa melihat atau membuka materi dengan nilai minimal 70. Widyaiswara/instruktu sebagai pembimbing, dapat melakukan uji/tes pada peserta diklat dengan mengacu pada soal-soal yang ada dalam modul, maupun mengembangkan soal sendiri namun tetap mengacu pada materi dalam modul. Kriteria kelulusan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; Tidak = 0 (nol) (tidak lulus) Ya = 70 s.d. 100 (lulus) Kategori kelulusan: 70 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 90 s.d. 100 : diatas minimal tanpa bimbingan. A. Pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacat, uang duka dan biaya pemakaman 1. Dasar hukum: a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1981 tentang Perawatan, tunjangan Cacat, dan Uang Duka Pegawai Negeri Sipil. 14 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

20 c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1983 tentang Perlakuan terhadap Calon Pegawai Negeri Sipil yang Tewas atau Cacat Akibat Kecelakaan karena Dinas. 2. Hak Memperoleh Perawatan (PP No. 12 Tahun 1981) PNS yang mengalami kecelakaan karena dinas atau menderita sakit karena dinas berhak memperoleh pengobatan, perawatan dan atau rehabilitasi atas biaya negara. Berikut disampaikan pengertian kecelakaan karena dinas, sakit karena dinas dan cacat karena dinas. a. Kecelakaan karena dinas adalah kecelakaan yang terjadi: 1) Dalam dan karena menjalankan tugas kewajiban. 2) Dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga kecelakaan itu disamakan dengan kecelakaan yang terjadi dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya. 3) Karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab atau sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu. b. Sakit karena dinas adalah sakit yang diderita akibat langsung dari kecelakaan karena dinas. c. Cacat adalah kelainan jasmani atau rohani karena kecelakaan yang sifatnya sedemikian rupa sehingga kelainan itu menimbulkan gangguan untuk melakukan pekerjaan. d. Cacat karena dinas adalah cacat yang disebabkan oleh kecelakaan karena dinas atau sakit karena dinas. PNS yang mengalami kecelakaan karena dinas atau sakit karena dinas mendapat pengobatan, perawatan dan rehabilitasi secara hirearki yaitu dari Puskesmas yang memiliki perawatan untuk pengobatan, perawatan dan rehabilitasi. Jika Puskesmas tersebut tidak punya, diobati di RS Pemerintah yang terdekat (jika tidak ada), RS Swasta (jika tidak ada) dibawa ke RS Pemerintah/Swasta dalam wilayah Negara RI yang memiliki perawatan untuk mengobati, merawat dan rehabilitasi. Biaya perjalanan PNS yang sakit tersebut ditanggung oleh negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengobatan, perawatan dan 15 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

21 rehabilitasi dengan biaya negara ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang. Dasar bagi pejabat yang berwenang mengeluarkan keputusan tersebut adalah: Surat keterangan dari yang berwajib (polisi) tentang terjadinya kecelakaan yang dialami PNS bersangkutan. Surat pernyataan dari pejabat atasannya serendah-rendahnya eselon IV yang menyatakan bahwa kecelakaan yang dialami PNS itu terjadi ketika ia menjalankan dinas. Surat keterangan dari dokter pemerintah jika tidak bisa dokter swasta, yang membuat pertimbangan bahwa sakit yang diderita PNS itu perlu mendapat pengobatan, perawatan atau rehabilitasi. Jika pengobatan, perawatan atau rehabilitasi bagi PNS memerlukan pengobatan di luar negeri, PNS bersangkutan diajukan/diperiksa oleh Tim Khusus Penguji Kesehatan. Berdasarkan keterangan/pertimbangan dari Tim Khusus Penguji Kesehatan bahwa PNS memerlukan pengobatan di luar negeri, maka Menkes menetapkan keputusan pengobatan, perawatan atau rehabilitasi bagi PNS tersebut di luar negeri. Kepada PNS tersebut diberikan biaya pengobatan dan perjalanan sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Hak Tunjangan Cacat (PP No. 12 Tahun 1981) Kepada PNS yang menderita cacat karena dinas, yang mengakibatkan PNS tersebut tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri berdasarkan surat keterangan Tim Penguji Kesehatan, diberikan tunjangan cacat di atas pensiun yang berhak diteirmanya. Tunjangan ditetapkan oleh pejabat berwenang (Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan LPND, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, dsb) bagi PNS berpangkat Pembina Tk.I (Gol IV/b) ke bawah setelah mendapat persetujuan Kepala BKN. 16 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

22 Tunjangan ditetapkan oleh Presiden bagi PNS yang berpangkat Pembina Utama Muda (Gol. IV/c) ke atas setelah mendapat pertimbangan dari Kepala BKN. Besarnya tunjangan cacat tiap-tiap bulan adalah: 1. 70% gaji pokok bila kehilangan fungsi: a. Penglihatan pada kedua belah mata b. Pendengaran pada kedua belah telinga c. Kedua kaki dari pangkal paha atau dari lutut ke bawah % gaji pokok, bila kehilangan fungsi: a. Lengan dari sendi bahu ke bawah b. Kedua belah kaki dari pangkal paha % gaji pokok, bila kehilangan fungsi: a. Lengan dari siku atau dari atas siku ke bawah b. Sebelah kaki dari pangkal paha % gaji pokok, bila kehilangan fugsi: a. Penglihatan sebelah mata. b. Pendengaran sebelah telinga. c. Tangan dari pergelangan atau dari atas pergelangan ke bawah. d. Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah % sampa 70% gaji pokok adalah berdasar pertimbangan Tim Penguji Kesehatan dan hal-hal lain yang dapat dipersamakan dengan keadaan yang tersebut pada angka 1) sampai dengan angka 4). 6. Dalam hal terjadi beberapa jenis cacat atau PNS, maka besarnya tunjangan cacat dengan jumlah persentase setiap cacat, dengan ketentuan sebanyak-banyaknya 100% gaji pokok PNS bersangkutan. 4. Hak atas Uang Duka dan Biaya Pemakaman (PP No. 12 Tahun 1981) 1. Uang Duka Tewas a. Kepada isteri/suami PNS yang tewas diberikan uang duka tewas 6 kali penghasilan bersih, dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp penghasilan terdiri dari gaji pokok, tunjangan keluarga, 17 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

23 tunjangan jabatan & tunjangan lain yang berhak diterimanya berdasar peraturan yang berlaku. b. Apabila PNS yang tewas tidak meninggalkan: 1) Isteri/suami, uang duka tewas diberikan kepada anaknya 2) Isteri/suami dan anak, uang tewas diberikan kepada orangtuanya 3) Isteri/suami, anak dan orangtua, uang duka tewas diberikan kepada yang menyelenggarakan upacara pemakaman almarhum/almarhumah. c. Yang duka diberikan dengan keputusan Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Pimpinan LPND, dsb bagi semua pangkat dan golongan PNS di instansi masing-masing setelah mendapat persetujuan Kepala BKN. d. Uang duka tewas didasarkan atas penghasilan menurut pangkat anumerta. 2. Biaya Pemakaman a. PNS yang tewas, biaya pemakamannya ditanggung negara. b. Biaya meliputi: 1. perawatan jenazah, 2. pemandian jenazah dan perlengkapannya. 3. Tanah pemakaman dan biaya di tempat pemakaman. 4. Angkutan jenazah dari tempat pemakaman serta biaya persiapan pemakaman. 5. Angkutan dan penginapan bagi isteri/suami dan semua anak yang sah. c. Biaya penginapan diberikan untuk paling lama 10 hari. 3. Uang Duka Wafat a. Kepada isteri/suami PNS yang wafat diberikan uang duka wafat sebesar 3 kali penghasilan sebulan dengan ketentuan serendahrendahnya Rp b. Ketentuan pada butir e 1 b berlaku juga pada PNS yang wafat. 18 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

24 c. Uang duka wafat diberikan tanpa keputusan pejabat yang berwenang, melainkan cukup Bendaharawan Gaji mengajukan uang duka dengan melampirkan surat kematian. Rangkuman Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Macam-macam Cuti antara lain cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin, cuti karena alasan penting dan cuti di luar tanggungan Negara. Pengobatan, Perawatan, Rehabilitasi dan Tunjangan Cacad merupakan fasilitas bagi Pegawai Negeri Sipil yang mengalami musibah saat dinas, Negara bertanggung jawab sepenuhnya atas hal tersebut. Negara juga memberikan santunan bagi Pegawai Negeri Sipil berupa Uang Duka dan Biaya Pemakaman bagi Pegawai Negeri Sipil yang meninggal ataupun cacad saat dinas. Tugas Individu 1. Sebutkan hak-hak cuti bagi PNS yang sedang tugas belajar! 2. Sebutkan hak cuti bagi PNS yang telah menggunakan cuti besar! 3. Sebutkan hak-hak cuti bagi PNS yang telah menggunakan cuti karena alasan penting! 19 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

25 Tugas Kelompok 1. Buatlah kelompok dengan beranggotakan masing-masing kelompok adalah 4-5 siswa. 2. Carilah contoh surat dari jenis-jenis cuti, pahami secara seksama isi surat tersebut dan cari perbedaan dari masing-masing surat tersebut 20 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

26 EVALUASI Maksud dan tujuan evaluasi 1. Mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan mengenai mencatat proses penerimaan dan pengeluaran uang 2. Sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang sudah dilakukan 3. Sebagai refleksi diri bagi siswa setelah mempelajari materi yang sudah diajarkan oleh guru 4. Sebagai acuan guru untuk memberikan tindak lanjut yang akan dilakukan 5. Sebagai acuan guru untuk memberikan nilai kepada siswa. 21 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

27 Latihan A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada huruf a, b, c, d, dan e pada lembar jawab yang tersedia. 1. Keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu adalah pengertian dari... a. Liburan d. Pemberhentian b. Cuti e. Promosi c. Mutasi 2. Dasar hukum cuti pada peraturan pemerintah reppublik Indonesia adalah... a. No. 24 tahun 1976 b. No. 25 tahun 1977 c. No. 26 tahun Yang tidak termasuk jenis-jenis cuti adalah... d. No. 27 tahun 1979 e. No. 28 tahun 1980 a. Cuti tahunan b. Cuti libur semester d. Cuti karena kebakaran e. Cuti karena gempa bumi c. Cuti karena alasan penting 4. Surat edaran yang menyangkut dasar hukum cuti adalah... a. SE-3559/MK.1/2009 b. SE-2559/MK.1/2009 d. SE-2659/MK.1/2009 e. SE-2759/MK.1/2009 c. SE-1559/MK.1/ Hak cuti bagi PNS yang telah seleasai tugas belajar adalah... a. Cuti mendadak b. Cuti libur semester c. Cuti karena alasan penting d. Cuti karena kebakaran 22 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

28 e. Cuti karena gempa bumi 6. Setiap PNS yang tewas baik istri atau suaminya berhak memperoleh uang duka tewas sebesar 6 (enam) kali penghasilan bersih sebulan, dengan nilai uang serendah-rendahnya... a. Rp ,- b. Rp ,- c. Rp ,- d. Rp ,- e. Rp ,- 7. Seorang PNS yang pada waktu berangkat ke kantor melaksanakan tugasnya PNS tersebut mengalami tabrakan dengan bus lain didepan kantor, PNS tersebut dan beberapa penumpang lainya meninggal dunia maka PNS tersebut dinyatakan... a. Meninggal b. Wafat c. Almarhum d. almarhumah e. tewas 8. Bila seorang PNS meninggal karena seuatu penyakit dan meninggal saat menjalankan tugasnya maka PNS tersebut dinyatakan... a. Dinyatakan tewas b. Dinyatakan tidak tewas c. Meninggal dunia d. wafat e. tidak dinyatakan wafat 9. Peraturan Pemerintah yang menjelaskan tentang perawatan, tunjangan cacad, dan uang duka pegawai negeri sipil adalah nomer... a. 14 tahun 1982 b. 15 tahun 1981 c. 12 tahun 1891 c. 11 tahun 1987 d. 12 tahun Uang Duka Dan Biaya Pemakanan dalam mengatur uang duka wafat sebagai dimaksud dalam Pasal 11 dibedakan pada anggaran belanja masing masing Departemen, kejaksaan Agung kesekretariatan LembagaTertinggi/ Tinggi Negara, Lembaga Pemerintah Non Depertemen, dan Daerah tingkat 1 yang bersangkutan merupakan pasal... a. Pasal 7 ayat (1) b. Pasal 7 ayat (2) 23 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

29 c. Pasal 8 d. Pasal 14 ayat (2) e. Pasal 14 ayat (1) 11. Terhadap negeri sipil yang meninggal dunia, kepada ahlian warisannya diberikan uang duka wafat sebesar... a ,- b ,- c ,- d ,- e ,- 12. Pegawai negeri sipil tewas selagi menjalankan tugas, diberikan uang duka tewas sebesar... a ,- b ,- c ,- d ,- e ,- 13. Yang tidak termasuk dalam ketentuan dalam pelayanan uang duka wafat bagi pensiunan dan lekuarganya... a. Keutusan gubernur no 60 tahun 2004 b. Pensiunan yang wafat dibayarkan 5 kali penghasilan c. Pensunan janda atau duda dibayarkan 3 kali penghasilan d. Peraturan gubernur nomor 63 tahun2012 e. Pensiunan yang wafat dibaarkan 7 kali penghasilan 14. Jika Penglihatan pada kedua belah mata mengalami kecacatan maka PNS tersebut akan mendapatkan... dari tunjangan cacat per bulan. a. 50% b. 40% c. 20% d. 10% e. 70% 15. Jika penglihatan sebelah mata mengalami kecelakaan maka PNS tersebut akan mendapatkan... dari tunjangan cacat per bulan. a. 50% b. 40% c. 20% d. 10% e. 70% 24 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

30 1. B (cuti) 2. A (No. 24 tahun 1976) 3. D (cuti karena kebakaran) 4. A (SE-3559/MK.1/2009) 5. C (cuti karena lasan penting) 6. A (Rp ,00) 7. E (Tewas) 8. B (dinyatakan tidak tewas) 9. E (12 Tahun 1981) 10. D (Pasal 14 ayat 2) 11. B (Rp ,00) 12. B (Rp ,00) 13. D (peraturan gubernur nomor 63 tahun 2012) 14. E (70%) 15. A (50%) 25 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

31 Penutup Setelah mempelajari, mengetahui pengertian cacat, jenis cacat, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacat, uang duka danbiaya pemakaman PNS, selanjutnya siswa diharapkan untuk bisa memahami dan menelaah pengertian cacat, jenis cacat, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacat, uang duka dan biaya pemakaman PNS, maka dari itu diharapkan siswa untuk mempelajari materi tersebut. Harapan Setelah melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Modul ini sebagai salah satu bahan ajar yang digunakan oleh guru, diharapkan siswa bisa memahami kompetensi dasar: Mencatat pengertian cacat, jenis cacat, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, tunjangan cacat, uang duka dan biaya pemakaman PNS. Siswa juga diharapkan mampu mempraktikkan pengetahuan yang dipelajari ini didalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan pada akhirnya bisa mengimplementasikan ilmu ini didunia kerja. 26 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

32 Glosarium/ Peristilahan Eksistensi: keberadaan, partai-partai yang memang tidak dapat dipertahankanlagi, dipersilakan mundur dari percatturan politik. Eksekutif: 1. Berkenaan dengan pengurusan (pengelolaan, pemerintahan) atau penyelenggaraan tertentu. 2. hukum kekuasaan menjalankan undang-undang 3. pejabat tingkat tinggi yang bertanggungjawab kepada direktur utama atau pemimpin tertinggi dalam organisasi Eksekutif: administrator, manajer, pelaksana 27 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

33 Daftar Pustaka Haifaayustilufiana.blogsspot.com tahun-1981-tentang-perawatan-tunjangan-cacat,-dan-uang-duka-pegawainegeri-sipil&idperaturan= ti 28 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

34 29 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

35 biodata penulis Nama: Akhmad Jaelani NIM: TTL: Malang, 23 Desember 1994 Alamat: jl. KH. Ahmad Dahlan No. 48 Sepanjang Gondanglegi Malang Riwayat pendidikan: SD : SD Negeri 02 Sepanjang ( ) SMP : MTsN Malang 3 ( ) SMA : SMK STM Turen ( ) Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang (2013-Sekarang) 30 A d m i n s t r a s i K e p e g a w a i a n K e l a s X I S M K

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 MODUL PERATURAN CUTI MEISA ISNAINI Un XI AK M K S / M k ut Semester 2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : bahwa ketentuan-ketentuan tentang perawatan dan tunjangan cacad Pegawai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa ketentuan-ketentuan tentang

Lebih terperinci

PP 12/1981, PEERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang:PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PP 12/1981, PEERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang:PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL PP 12/1981, PEERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:12 TAHUN 1981 (12/1981) Tanggal:28 APRIL 1981 (JAKARTA) Kembali ke Daftar Isi Tentang:PERAWATAN,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang sekarang berlaku, diatur dalam berbagai

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan. Aparatur Sipil Negara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2015 ADMINISTRASI KEPEMERINTAHAN. Jaminan Kematian. Jaminan Kecelakaan. Aparatur Sipil Negara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS 1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk memberikan prosedur tentang pelayanan cuti kepada tenaga pendidik (dosen) maupun tenaga kependidikan berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berhak menerimanya.

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS. Adapun jenis-jenis cuti adalah sebagai berikut : A. Cuti Tahunan Setiap Calon Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 7S TAHUN 2014

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 7S TAHUN 2014 GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 7S TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERAN BANTUAN SANTUNAN KEPADA PEGAWA NEGER SPL D LNGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB II PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI A. PEMBERHENTIAN PEGAWAI 1. Pengertian Pemberhentian Pegawai Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian

Lebih terperinci

DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Oleh : SRI WIDAYANTI, SH DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 2017 PENGERTIAN KEDUDUKAN (HUKUM) KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang

Lebih terperinci

RUMUS PENETAPAN MANFAAT

RUMUS PENETAPAN MANFAAT PESERTA MENGALAMI KEJADIAN RUMUS PENETAPAN MANFAAT THT JENIS MANFAAT RUMUS PENETAPAN MANFAAT PMK 478/KMK.06/2002 PMK 500/KMK.06/2004 Isteri/Suami M Dunia Asuransi Kematian 150%*Penghasilan (P) Anak M Dunia

Lebih terperinci

MODUL PERATURAN CUTI

MODUL PERATURAN CUTI ADMINISTRASI PERKANTORAN MODUL PERATURAN CUTI UNTUK SMK KELAS XI SEMESTER 2 RINA WAHYU ANGGRIYANI S.Pd M O D U L P E R A T U R A N C U T I Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 6 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH DAN MANTAN DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH SERTA JANDA/DUDANYA

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI

Lebih terperinci

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017 MODUL KEPEGAWAIAN Jakarta, 18 Juli 2017 PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN MATERI 1. Konsep-konsep dan Istilah-istilah Kepegawaian, Kedudukan, Kewajiban dan Hak PNS 2. Pengadaan PNS 3. Pembinaan dan Kesejahteraan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH DAN MANTAN DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH SERTA JANDA/DUDANYA

Lebih terperinci

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik batan PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. b. bahwa

Lebih terperinci

CUTI PNS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) Direktorat Peraturan Perundang-undangan

CUTI PNS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) Direktorat Peraturan Perundang-undangan CUTI PNS ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Direktorat Peraturan Perundang-undangan DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

APARATUR SIPIL NEGARA

APARATUR SIPIL NEGARA JAMINAN KECELAKAAN KERJA & JAMINAN KEMATIAN APARATUR SIPIL NEGARA (PP NO. 70 TAHUN 2015 ) BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2 JKK & JKM 1. Bentuk tanggungjawab negara yang menganut paham negara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 71, 1980 (LEMBAGA NEGARA. TUNJANGAN. Gaji. Kesehatan. Pensiun. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3182) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF MENTERI NEGARA DAN BEKAS MENTERI NEGARA SERTA JANDA/DUDANYA.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF MENTERI NEGARA DAN BEKAS MENTERI NEGARA SERTA JANDA/DUDANYA. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1980 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF MENTERI NEGARA DAN BEKAS MENTERI NEGERA SERTA JANDA/DUDANYA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 71, 1980 (LEMBAGA NEGARA. TUNJANGAN. Gaji. Kesehatan. Pensiun. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3182) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN. Imam Gunawan

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN. Imam Gunawan PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN Imam Gunawan Pemensiunan pasti PHK PHK belum tentu Pensiun PHK P PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pemberhentian seorang pegawai yang mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman. No.166, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-26.KP.10.09

Lebih terperinci

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa Kenaikan Pangkat PNS Pangkat adalah kedudukan yang M menunjukkan tingkatan seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.

Lebih terperinci

CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL A. JENIS CUTI 1. Cuti Tahunan 2. Cuti Besar 3. Cuti Sakit 4. Cuti Bersalin 5. CKAP 6. Cuti diluar tanggungan Negara 1. Cuti Tahunan Setiap PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG DANA SANTUNAN DAN PENGHARGAAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG PENSIUN, WAFAT DAN CACAT TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 14 TAHUN 1990

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 14 TAHUN 1990 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 1990 TENTANG PEMBERIAN PIAGAM PENGHARGAAN DAN SANTUNAN SERTA UANG DUKA BAGI ANGGOTA PERTAHANAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Peraturan perawatan,tunjangan cacat dan uang duka. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Peraturan perawatan,tunjangan cacat dan uang duka. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran : SMK Negeri 1 TUREN : Administrasi Kepegawaian Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pokok Alokasi Waktu : Peraturan perawatan,tunjangan cacat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang

Lebih terperinci

Administrasi Kepegawaian

Administrasi Kepegawaian KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-nya sehingga penyusunan modul yang berjudul ini dapat terselesaikan dengan baik dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun negara

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 45 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

vii Tinjauan Mata Kuliah

vii Tinjauan Mata Kuliah vii P Tinjauan Mata Kuliah emberhentian dan pensiun pegawai adalah bagian akhir dari suatu siklus manajemen kepegawaian, sehingga ketika mahasiswa mempelajarinya akan lebih baik jika telah membaca dasar-dasar

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1980 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRASI KEPALA DAERAH/ WAKIL KEPALA DAERAH DAN BEKAS KEPALA DAERAH/BEKAS WAKIL KEPALA DAERAH SERTA JANDA/DUDANYA Presiden

Lebih terperinci

SURAT EDARAN NOMOR : 850/576/ /2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

SURAT EDARAN NOMOR : 850/576/ /2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SEKRETARIAT DAERAH Jl. Jend. Ahmad Yani 100 Banyuwangi 68411 Telp.( 0333 ) 425001 425011 Faks. 424945-427445 email: setda@banyuwangikab.go.id website:www.banyuwangikab.go.id

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2005 TENTANG ` PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN UANG SUKA DUKA KEPADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG Menimbang : a.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai. No.1212, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Lebih terperinci

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN 2012, No.576 8 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN METEREOLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR KEP.03 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENGAJUAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

Cuti Tahunan. Cuti Sakit. Syarat-syarat Mengajukan Cuti Tahunan

Cuti Tahunan. Cuti Sakit. Syarat-syarat Mengajukan Cuti Tahunan Cuti Tahunan Syarat-syarat Mengajukan Cuti Tahunan 1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus. 2. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER-002/A/JA/02/2013 TENTANG PEDOMAN PENGURUSAN JENAZAH DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA JAKSA AGUNG REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NO. 04 TH 1993

PERATURAN MENTERI NO. 04 TH 1993 PERATURAN MENTERI NO. 04 TH 1993 MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH BUKU SAKU PENGELOLAAN ADMINISTRASI PENSIUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENGAJUAN KENAIKAN PANGKAT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI,

Lebih terperinci

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg No.226, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Wajib Kerja Dokter Spesialis. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

MANUAL PROSEDUR CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL MANUAL PROSEDUR CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR CUTI PEGAWAI SUBBAGIAN KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 1954 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN CACAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 1954 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN CACAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 1954 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN CACAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan Peraturan Pemerintah untuk mengganti beberapa

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT

PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia PENYELENGGARAAN PROGRAM JKK DAN JKM BAGI PEGAWAI ASN PUSAT Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan: Hak, Tunjangan dan Perlindungan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA, MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksana pasal 19

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK IND ONES IA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK IND ONES IA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PRESIDEN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IJIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP. 08 TAHUN 2012

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP. 08 TAHUN 2012 PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR KEP. 08 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013 KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / 413.032 / 2013 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

kelas XI SARANA DAN PRASARANA 1

kelas XI SARANA DAN PRASARANA 1 kelas XI SARANA DAN PRASARANA 1 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan modul bahan ajar

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, Copyright 2000 BPHN PP 32/1979, PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL *28126 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 32 TAHUN 1979 (32/1979) Tanggal: 29 SEPTEMBER 1979 (JAKARTA)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1231, 2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara. No.1831, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN TUNJANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kepegawaian. Kenaikan Pangkat. PNS. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG KENAIKAN PANGKAT BAGI

Lebih terperinci

tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan 1 Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS)? DEFINISI UMUM Pengelolaan PNS untuk menghasilkan Pegawai yang Profesional, memiliki nilai dasar,

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, No.1805, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Tunjangan Kinerja. Pemberian, Pemotongan, dan Penghentian Pembayaran. PERATURAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 42A TAHUN 2008 TENTANG UANG LEPAS BAGI TENAGA HARIAN LEPAS DAN TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI

PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI SELAMAT BERJUMPA DALAM MATERI REGISTER PENSIUN PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI PENSIUN DAN PENSIUN PEGAWAI JANDA /DUDA Dasar : UU No. 11 Th. 1969 PP No. 7 Th. 1977 jo. PPP No. 66 Th. 2005

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PEMBERIAN KUASA PENANDATANGANAN NASKAH DINAS KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1600,2014 KEMENHAN. Pegawai. Cuti. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

SILABUS MATA PELAJARAN: ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN SILABUS MATA PELAJARAN: ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 61 JAKARTA Kelas /Semester : XI / 1 dan 2 Kompetensi Inti: KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Lebih terperinci

MODUL MENGIDENTIFIKASIKAN FORMASI DAN PENGADAAN PEGAWAI

MODUL MENGIDENTIFIKASIKAN FORMASI DAN PENGADAAN PEGAWAI MODUL MENGIDENTIFIKASIKAN FORMASI DAN PENGADAAN PEGAWAI KELAS IX SMK TOSHIBA YOLANDA DONA P P E N E R B I T D O N A KATA PENGANTAR Modul ini berisi materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PP 70 Tahun tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN. Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal

PP 70 Tahun tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN. Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal PP 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KECELAKAAN

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

2015, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2076, 2015 KEMENAKER. Jaminan. Kecelakaan Kerja. Kematian. Usaha Jasa Kontruksi. Program Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa ketentuan-ketentuan mengenai pemberhentian Pegawai

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, B U P A T I B I M A PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENEMPATAN, PEMBERHENTIAN, PENGEMBANGAN KARIER, DAN DISIPLIN TENAGA HONORER DAERAH LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PEMBERIAN KUASA BIDANG KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PEMBERIAN CUTI PNS DI KABUPATEN BLORA

STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PEMBERIAN CUTI PNS DI KABUPATEN BLORA LAMPIRAN VI : KEPUTUSAN KEPALA BKD KABUPATEN BLORA NOMOR : 800/30/2015 TANGGAL : 15 JUNI 2015 STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PEMBERIAN CUTI PNS DI KABUPATEN BLORA Dasar Hukum : 1. Undang-Undang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ATAU UNIT KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk

Lebih terperinci

Modul ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

Modul ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN Modul ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN NOVEMBER 2014 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

Lebih terperinci

Kepada : SURAT- EDARAN NOMOR: 01/SE/1977 TENTANG PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kepada : SURAT- EDARAN NOMOR: 01/SE/1977 TENTANG PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL Kepada : Jakarta, 25 Pebruari 1977 Yth. 1. Semua Menteri yang memimpin Departemen. 2. Jaksa Agung. 3. Semua Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara. 4. Semua Pimpinan Lembaga Pemerintah

Lebih terperinci

1. BIDANG MUTASI 1.1 KENAIKAN PANGKAT

1. BIDANG MUTASI 1.1 KENAIKAN PANGKAT 1. BIDANG MUTASI 1.1 KENAIKAN PANGKAT Kenaikan Pangkat adalah salah satu layanan Kantor Regional XII BKN Pekanbaru yang telah memenuhi standar ISO 9001:2008. Layanan ini merupakan layanan Bidang Mutasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa sesuai dengan Pasal 25 Undang-undang

Lebih terperinci

JENIS, PROSEDUR DAN PERSYARATAN PELAYANAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

JENIS, PROSEDUR DAN PERSYARATAN PELAYANAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN JENIS, PROSEDUR DAN PERSYARATAN PELAYANAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN Dalam rangka efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kepegawaian, agar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BULUNGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BULUNGAN, BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBACAAN RIWAYAT HIDUP DAN KENAIKAN PANGKAT PENGABDIAN / ANUMERTA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENINGGAL DUNIA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci