BAB III PULAU TIMOR DAN TRADISI PENJUALAN ANAK DI JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PULAU TIMOR DAN TRADISI PENJUALAN ANAK DI JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)"

Transkripsi

1 BAB III PULAU TIMOR DAN TRADISI PENJUALAN ANAK DI JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT) Dalam bab ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian tradisi penjualan anak di pulau Timor. Penjelasan diawali dengan deskripsi tempat penelitian yang berisi paparan secara garis besar tentang penduduk yang berdomisili di pulau ini dan paparan singkat tentang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Penjelasan dilanjutkan dengan mendeskripsikan pemahaman para partisipan tentang tradisi penjualan anak dan analisa penulis pada deskripsi para partisipan tentang tradisi penjualan anak. A. DESKRIPSITEMPAT PENELITIAN 1. Deskripsi Umum Pulau Timor Pulau Timor yang dimaksud dalam kajian ini adalah Timor Barat, yang dibedakan dari bagian timur yaitu yang adalah wilayah negara Timor Leste. Kondisi geografis pulau Timor umumnya terdiri dari padang-padang sabana dan steppa yang luas dengan deretan bukit-bukit dan gunung-gunung dengan hutan-hutan primer dan sekunder. Umumnya mengalami musim kemarau yang sangat kering dan curah hujan yang sedikit dan tidak panjang pada musim penghujan. Hal ini menyebabkan pulau Timor termasuk salah satu pulau yang dikategorikan minus dalam sumber daya alamnya. Penduduk pulau Timor dibedakan antara orang Rote, orang Helon, orang Atoni, orang Belu, orang Kamak, orang Marae dan orang Kupang. Orang Rote mendiami pulau Rote yang terletak di sebelah barat-daya pulau Timor. Orang Helon mendiami suatu daerah di sekitar kota Kupang, orang Atoni tinggal di daerah pedalaman di pulau Timor dan disebut sebagai orang asli pulau Timor. Orang Belu tinggal menyempit dari pulau

2 Timor bagian tengah dan mendiami daerah ini dari bagian utara sampai selatan. Orang Kemak tinggal di bagian utara pulau Timor, orang Marae tinggal di daerah perbatasan antara Timor Barat dan Timor Leste, sedangkan orang Kupang mendiami kota Kupang dan sekitarnya, terdiri atas campuran orang-orang yang berasal dari daerah-daerah Timor sendiri dan dari luar Timor, yaitu orang-orang Cina, Arab dan orang-orang yang berasal dari berbagai daerah lain di Indonesia. 1 Dalam kajian ini secara general dipakai nama Pulau Timor, dengan pertimbangan bahwa tradisi penjualan anak ini secara umum diyakini dan dipraktekkan oleh banyak orang dari berbagai kelompok suku di pulau Timor yang disebutkan di atas, tidak terbatas pada orang Rote saja, atau orang Helon, orang Atoni, Belu, Kamak, Marae, tetapi juga dalam kehidupan masyarakat majemuk di kota Kupang. Lokasi penelitian yang dipilih adalah di kota Kupang, tetapi partisipan yang dipilih bervariasi dari beberapa kelompok suku. Secara khusus penulis memilih beberapa partisipan yang adalah anggota jemaat Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). 2. Deskripsi Umum Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) 2.1. Sejarah GMIT Van den End dan Weitjens berpendapat bahwa sejarah berdirinya GMIT tidak terlepas dari sejarah Kekristenan di Nusa Tenggara yang dibawa oleh orang-orang Belanda lewat lembaga-lembaga pekabaran Injilnya. Pada tahun 1899, wilayah Timor, Rote dan Sawu dilayani oleh seorang Pendeta bantu/zendeling dari Belanda dan jumlah orang Kristen di ketiga pulau itu kurang lebih sekitar jiwa, dengan jumlah terbanyak adalah di pulau Rote, yakni sekitar jiwa. Oleh karena jumlah orang Kristen yang terus meningkat, didirikan sebuah sekolah Pendeta di Ba a Rote yang pada 1 Parsudi Suparlan, Kebudayaan Timor dalam Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta : Djambatan, 1976),

3 tahun 1920 dipindahkan ke Kupang. Karena ada semangat anti-belanda yang kemudian mendorong perjuangan untuk dibentuknya sebuah gereja mandiri di Timor dan sekitarnya, maka pada tahun 1931 sekolah ini ditutup, kemudian dibuka lagi pada tahun 1935 di Kapan, dan tahun 1936 dipindahkan ke SoE. 2 Dalam Ragi Cerita II (1996), Van den End dan Weitjens mengatakan bahwa berita-berita tentang perkembangan Kekristenan di Minahasa dan Maluku semakin memperuncing semangat orang-orang Kristen di Timor dan sekitarnya untuk berdiri sendiri. Pada tahun 1938 mulailah diambil tindakan-tindakan konkret seperti pembentukan Perhimpunan Kelengkapan yang terdiri dari orang Belanda dan orang Indonesia, yang kemudian memilih dan membentuk Majelis Penolong selaku badan penasihat bagi Pendeta ketua di Kupang. Pendeta ketua dan para pendeta bantu wajib meminta pendapat atau pemikiran kedua badan ini sehubungan dengan rencana pembentukan gereja mandiri di Timor. Setelah dibuat berbagai peraturan untuk majelis gereja yang lengkap dan kemudian disahkan oleh Gereja Protestan Indonesia (GPI), maka pada tanggal 31 Oktober 1947 berdirilah Gereja Masehi Injili di Timor. Gereja ini meliputi wilayah pulau Timor, Flores, Alor, Pantar, Rote, Sawu dan Sumbawa. Selama periode , yang menjabat sebagai ketua sinode adalah seorang pendeta Belanda dan biaya kehidupan gereja tetap ditanggung oleh pemerintah. Barulah pada tahun 1950, jabatan ketua sinode dipegang oleh seorang pendeta pribumi, yaitu Pdt. J. L. Ch. Abineno, dan pemerintah mengakhiri pembayaran gaji serta sokongan lain yang masih tersisa dari zaman gereja-negara. Dengan demikian GMIT benar-benar menjadi sebuah gereja yang berdiri sendiri. 3 Van den End, Th, danweitjens, J. RagiCerita 2: SejarahGereja di Indonesia, (Jakarta: BPK GunungMulia, 1996), Ibid

4 2.2. Struktur Dasar GMIT Sruktur dasar GMIT dijalankan dalam azas presbiterial sinodal di mana seluruh jemaat berada di bawah koordinasi sinode GMIT yang dijalankan oleh Majelis Sinode. Di bawah Majelis Sinode ada Majelis Jemaat / Majelis Jemaat Harian yang berkoordinasi langsung dengan jemaat. Dalam menjalankan tugasnya Majelis Sinode berkonsultasi dan berada di bawah pengawasan Badan Pertimbangan Pengawasan Pelayanan Sinode (BPPPS), sedangkan Majelis Jemaat / Majelis Jemaat Harian berkonsultasi dan berada di bawah pengawasan Badan Pertimbangan Pengawasan Jemaat (BPPPJ). Majelis Sinode terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua, Sekretaris dan Wakil Sekretaris, Bendahara dan anggota-anggota. Keanggotaan Majelis Sinode adalah Komisi Diakonia, KomisiUmum, Litbang, Komisi Kemitraan, Komisi Personil, Komisi Kategorial, Komisi Teologi, Komisi Ibadah, Komisi Keuangan, Komisi Harta Milik, dan Komisi Penggajian. Pengambilan keputusan tertinggi ada pada Persidangan Majelis Sinode. 4 Dalam Tata Gereja Masehi Injili di Timor (2011), pengambilan keputusan tertinggi di tingkat jemaat ada pada Persidangan Majelis Jemat. Di bawah Persidangan Majelis Jemaat ada Majelis Jemaat yang terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua, Sekretaris dan Wakil Skretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara, dan anggota-anggota; sedangkan yang menjadi anggota adalah pengurus bidang kategorial, Komisi Ibadah dan Persektuan Doa, Komisi Pelayanan Kasih, Panitia-panitia, Komisi Katekasasi dan Kesaksian, Komisi Litbang dan Perencanaan. Sekretaris bertanggung jawab atas Perpustakaan dan Pendayaan, serta Tata Usaha. Bendahara bertanggung jawab atas Harta Milik dan Tata Usaha Keuangan. Jemaat yang terdiri dari rayon-rayon berkoordinasi langsung dengan Majelis Jemaat / Majelis Jemaat harian. 5 4 Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor, Tata Gereja GMIT,(Majelis Sinode GMIT: Kupang, 2011), 7 5 Ibid

5 2.3. Visi dan Misi GMIT Visi GMIT adalah keluarga Allah yang merupakan umat keluaran yang diutus ke dalam dunia guna membawa syalom Allah. Setiap anggota GMIT berfungsi sebagai surat Kristus yang hidup guna membawa kabar baik bagi dunia sesuai dengan teladan Kristus, Sang Diakonos Agung. Dalam menjalankan fungsi tersebut, setiap anggota GMIT bekerja dengan setia, taat dan produktif dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran, yaitu pembebasan bagi yang tertindas, kesetaraan derajat dan adanya keseimbangan di antara pemenuhan hak dan kewajiban serta menggunakan alam ciptaan Allah secara bertanggung jawab dan berkelanjutan Misi Adapun yang menjadi misi GMIT 7 adalah sebagai berikut: 1. Membangun struktur GMIT yang melayani dalam azas presbiterialsinodal 2. Menyatukan, mengarahkan dan mendayagunakan berbagai karunia dan talenta warga GMIT dalam pelayanan bagi jemaat dan masyarakat untuk menjawab kebutuhan nyata warga jemaat dan masyarakat sendiri. 3. Mengembangkan aksi-aksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya dalam rangka transformasi dunia ini sebagai antisipasi terhadap pemberlakuan kerajaan Allah di dunia ini. 4. Menghadirkan GMIT sebagai sebuah komunitas ibadah yang memiliki kepedulian ekologis dan bersikap ramah terhadap lingkungan hidup (alam) dalam tindakan-tindakan pelayanan dan pembangunan masyarakat. 5. Memungkinkan keterlibatan GMIT dalam berbagai bidang kehidupan di dunia ini MS GMIT, Haluan dan Kebijaksanaan Umum Pelayanan , (Majelis Sinode GMIT: Kupang, 2011), 1 7 Ibid

6 B. TRADISI PENJUALAN ANAK DI PULAU TIMOR 1. Sejarah Awal Tradisi Penjualan Anak Awal munculnya tradisi penjualan anak bermula dari orang-orang China yang datang ke Pulau Timor. Maksud kedatangannya adalah ingin berdagang dan salah satu dagangan adalah kayu cendana. Orang-orang China memiliki kepercayaan bahwa anak laki-laki adalah penerus keturunan sehingga jikalau sebuah keluarga tidak mendapatkan keturunan laki-laki, maka anak perempuan harus dijual kepada orang lain; setelah dijual maka akan mendapatkan keturunan laki-laki. Kepercayaan inilah yang kemudian dianut oleh masyarakat NTT secara khusus orang Rote. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan perkawinan antara orang China dengan masyarakat asli NTT 8. Sebuah pandangan lain mengatakan bahwa jika sebuah keluarga tidak mendapatkan seorang anak laki-laki sebagai penerus keturunan, maka salah satu anak perempuan harus dijual kepada orang lain atau dinikahkan. Dari hasil pernikahan tersebut, percaya atau tidak percaya, pasti akan mendapatkan keturunan laki-laki. Anak laki-laki tersebut kemudian diangkat sebagai anak dan penerus keluarga. Hal inilah yang diteruskan oleh masyarakat pulau Timor terutama orang-orang yang menikah dengan orang China, sehingga adanya hubungan kawin mawin dan kemudian berkembang menjadi tradisi penjualan anak. Tradisi ini lebih banyak dilakukan oleh orang Rote, orang Timor (asli) juga mempunyai tradisi ini hanya tidak mempunyai nama khusus atau dalam bahasa daerahnya tradisi ini tidak diberi nama. Bagi orang Timor lebih berlaku tradisi tentang makna penting anak laki-laki daripada anak perempuan (sama dengan kepercayaan orang China tentang anak laki-laki. 9 Dari hal ini timbul kepercayaan lainnya, seperti tradisi penjualan anak, yang meyakini bahwa apabila anak memiliki wajah yang mirip dengan salah satu orang tua Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Senin, 30 April,. 2012, jam WITA) Wawancara Bpk.Ruben Klonel, Ketua Adat Masyarakat Timor di Takari, (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA).

7 maka anak tersebut akan sakit bahkan sampai bisa meninggal. Dengan adanya kepercayaan itu maka anak tersebut harus dijual kepada orang lain. 10 Tradisi penjualan anak dilakukan turun temurun dalam keluarga yang leluhurnya sudah pernah menjalankannya, seperti dikemukakan oleh Bapak DR.H. Ataupah, Hal ini tidak dapat dihindari karena tradisi ini telah dilakukan dari nenek moyang yang terdahulu, sehingga telah menjadi keharusan bahwa pada suatu hari kelak, akan ada keluarga yang menjalani tradisi ini. 11 Hal ini juga disaksikan oleh kedua partisipan yang menyatakan bahwa tradisi penjualan anak dalam keluarganya diwariskan orang tua sebelumnya. Dalam keluarga partisipan, tradisi ini diturunkan dari pihak keluarga ibunya. Orang tuanya juga sudah pernah melakukan tradisi ini, dan saat sekarangpun tidak hanya dirinya yang masih melakukannya, tetapi saudara-saudaranya yang mengalami hal yang sama juga melakukan tradisi penjualan anak. Mengenai latar belakang kepercayaan dari nenek moyang atau orang-orang tua sebelumnya tentang menjual anak ini kurang diketahuhinya, sebab dirinyapun hanya meneruskan tradisi ini demi keselamatan dalam keluarga. Kondisi anak yang mengharuskan penjualan atau penyingkiran adalah : a. Anak bayi yang telah dinanti-nantikan tetapi diperkirakan akan memiliki kemiripan dengan ayah atau ibunya, maka anak itu bisa ditinggalkan pada orang lain. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat keselamatan. Jika oleh sesuatu sebab, anak tetap tinggal bersama orang tua kandung, tetapi jika bertumbuh dewasa dan perkiraan tersebut menjadi kenyataan maka sang anak harus disingkirkan jauh-jauh, tidak boleh berada dekat dengan keluarga. Keadaan ini disebut nasan, artinya mengambil alih tabiat orang yang dekat padanya, sehingga merugikan orang 10 Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Senin, 30 April 2012, jam WITA) Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Selasa, 22 Mei 2012, jam 18.30)

8 tersebut; sebab ada kepercayaan bahwa tidak ada anak yang sama benar dengan orang tuanya karena hanya akan menimbulkan persaingan. Latar belakang pemikirannya adalah manusia diketahui sama dalam banyak hal, namun tetap ada yang berbeda, apabila sama dalam banyak hal, si anak hanya akan merugikan orang yang berada dekat dengannya, ia mengambil alih tabiat dari karakter atau wajah orang yang dekat dengannya 12. Kondisi ini dialami oleh Ibu Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa yang menjual anaknya karena keluarga melihat adanya kemiripan wajah dengan ayahnya serta sakit-sakit yang tidak kunjung hilang dari ayah dan anak sekalipun telah berulang kali berobat ke dokter. Sedangkan Ibu Indah Benyamin - Tode Solo menjual anaknya yang kedua, seorang anak laki-laki, karena wajah anak yang sangat identik dengan ayahnya. Anak yang pertama juga mirip dengan ayahnya tetapi tidak dijual karena anak perempuan. Sesuai tradisi dan kepercayaan, bila ada kemiripan antara anak perempuan dengan ayahnya atau anak laki-laki dengan ibunya, anak tersebut tidak perlu dijual karena tidak membahayakan; namun bila anak laki-laki mirip dengan ayahnya atau anak perempuan yang mirip dengan ibunya maka anak tersebut harus dijual karena akan membahayakan orang tua yang memiliki kemiripan dengannya. Menurut Ibu Indah, Yang junior selalu ingin sama atau bahkan lebih dari yang senior, sehingga tidak akan ada kecocokan di antara keduanya, entah itu watak yang berbeda atau sakit-sakit yang di derita oleh dua orang yang bersangkutan 13. Ketua adat, Bapak Ruben Klonel menyatakan bahwa kemiripan wajah dengan salah satu orang tua adalah alasan orang tua menjual anaknya; pada umumnya anak 12 Ibid 13 Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) dan Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA)

9 perempuan yang berwajah mirip sekali dengan ibunya dan juga anak laki-laki yang mirip dengan ayahnya. Hal ini yang menyebabkan ketidakcocokan. 14 b. Apabila anak terlahir dengan tali ari-ari terlilit di leher atau jika ari-ari belang seperti cincin di jari; kepercayan orang-orang adalah anak ini sebaiknya dijauhkan atau disembuhkan oleh dukun atau dibunuh, karena anak ini hanya akan membawa sial bagi orang-orang di sekitarnya. Sang anak dibunuh dengan cara diputar lehernya. Bila anak itu disembuhkan, biasanya akan disingkirkan jauh-jauh dari orang tuanya. Disingkirkan yang dimaksud disini bukanlah penyingkiran akan sifat-sifat yang ada dalam diri anak yang membawa sial itu, namun yang dimaksud disini adalah benarbenar dipisahkan dari keluarga dan tidak tinggal serumah dengan orang tuanya. Dalam istilah orang Rote, dipakai istilah dijual karena setelah penjualan itu, anak diambil kembali untuk tinggal bersama keluarganya, sedang penyingkiran dalam budaya orang Meto (Timor), sang anak benar-benar disingkirkan dari keluarganya. 15 c. Pada umumnya, alasan orang tua memutuskan untuk menjual anaknya adalah karena sakit yang diderita anak dan juga ayah atau ibu. Sakit adalah hal yang paling dominan terjadi. 16 d. Watak yang bertentangan dengan orang tua yang wajahnya mirip sekali dengan sang anak, sering terjadi ketidakcocokan antara kedua orang yang bersangkutan dan sering menimbulkan permusuhan) 17. Tradisi mempercayai bahwa kemiripan yang sangat identik antara sang anak dan salah satu orang tuanya menyebabkan keduanya selalu mengalami ketikdakcocokan, sifat dan karakter sangat berbeda dan sering menimbulkan masalah sampai terjadi pertengkaran. Kepercayaan dari tradisi ini Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). 15 Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Selasa, 22 Mei 2012, jam 18.30) Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). 17 ibid

10 bahwa dengan adanya identik ini, yang muda akan lebih mau menguasai dari yang tua atau dengan kata lain yang muda ingin menjadi yang tua atau seperti yang tua Makna Tradisi Penjualan atau Penyingkiran Anak Sebelum melihat lebih jauh makna tradisi penjualan anak di pulau Timor, hal pertama yang perlu diketahui adalah makna seorang anak dalam keluarga Timor. Bagi masyarakat Timor anak adalah harta yang harus dijaga dan dipelihara, karena bukan seperti harta pada umumnya yang mempunyai nilai yang dapat ditukar. Harta yang lain bila hilang dapat diganti dengan benda yang sama. Anak tidak dapat digantikan, nama boleh diberikan sama seperti saudara sebelumnya atau yang telah meninggal, namun rupa, fisik, wajahnya belum tentu sama. Anak adalah harta dan anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Tuhan mempercayakan kepada orang tua atau keluarga untuk merawat, menjaga dan memelihara anak-anak; oleh karena itu dengan segenap kemampuan, orang tua dan keluarga harus dapat menjaga apa yang telah didapatkan. 19 Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa yang melakukan tradisi penjualan anak berpendapat bahwa anak adalah titipan Tuhan yang dipercayakan untuk dijaga dan dipelihara, oleh karena itu orang tua tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan tersebut. Menurutnya, Tuhan memberikan anak kepada kita, karena Dia tahu bahwa kita dapat menjaga dan mencintai anak sebagaimana Dia mencintai anak-anak 20. Pandangan yang sama dikemukakan oleh Ibu Indah Benyamin - Tode Solo yang mengatakan bahwa anak adalah titipan Tuhan, untuk itu orang tua harus menjaga dan mendidik anak-anak dengan baik karena kelak orang tua akan mempertanggungjawabkan pada Tuhan Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) Wawancara Bpk Ruben Klonel, Ketua Adat Masyarakat Timor di Takari, (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) 21 Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA)

11 Makna anak bagi orang tua dan keluarga dalam masyarakat Timor menunjukkan bahwa tradisi penjualan anak memiliki makna khusus. Bagi keluarga yang melaksanakannya tradisi ini dipandang sebagai bukti kasih sayang terhadap anak untuk menyelamatkannya dan sebagai rasa tanggungjawab terhadap Tuhan yang telah mempercayakan anak di tengah-tengah keluarga. Bapak Ruben Klonel. ketua adat masyarakat Timor di Takari yang sekaligus berperan sebagai mediator dalam pelaksanaan tradisi ini mengatakan, Makna dari tradisi ini adalah keselamatan. Bagaimana seseorang atau lebih terlepas dari beban yang selama ini dipikul atau dideritanya. 22 Partisipan lain mengatakan pendapat yang sama bahwa makna dari tradisi ini adalah penyelamatan dari Tuhan secara tidak langsung Tujuan Penjualan atau Penyingkiran Anak Tujuan menjual anak disini bukan untuk mendapatkan uang, tetapi hanya bertujuan agar sang anak menjadi baik jika tinggal bersama orang yang jauh berbeda dari dirinya. Hal ini biasa terjadi pada anak laki-laki dan ayahnya atau pada anak pertama dan anak kedua. Anak-anak yang berikut biasanya sudah tidak mengalami hal seperti ini. 24. Tradisi mempercayai bahwa anak khususnya anak laki-laki pertama yang memiliki wajah yang benar-benar mirip dengan ayahnya atau anak perempuan pertama yang mirip dengan ibunya, akan mendatangkan banyak masalah, seperti percekcokan terus menerus ketidakcocokan hubungan serta sakit penyakit yang menimpa anak dan orang tua secara bergantian. Jika sang anak tidak dijual maka akan mendatangkan akibat yang buruk seperti kematian. Karena itu tujuan penjualan anak di sini tidak dimaksudkan sebagai sebuah transaksi bisnis, tetapi sebagai sebuah tindakan penyelamatan atau usaha WawancaraBpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Selasa, 22 Mei 2012, jam 18.30)

12 untuk menjadikan sang anak menjadi baik, kondisi kesehatannya maupun watak atau tabiatnya. Selain untuk mendapatkan keselamatan agar terlepas dari sakit atau beban yang dipikul oleh anak, maksud dan tujuan dari penjualan anak ini juga agar mendapatkan keturunan laki-laki sebagai penerus keluarga 25. Hal ini dilakukan bila sebuah keluarga tidak mendapatkan keturunan laki-laki, maka anak perempuan harus dijual kepada orang lain, atau dinikahkan. Dari hasil pernikahan atau penjualan tersebut, diyakini akan mendapatkan keturunan laki-laki. Anak laki-laki tersebut kemudian diangkat sebagai anak dan penerus keluarga. Kedua partisipan yang menjual anaknya menyatakan pendapat yang sama bahwa maksud dan tujuan menjual anaknya hanyalah satu yakni mendapatkan keselamatan dan terhindar dari sakit penyakit atau marabahaya lainnya Alasan Penjualan atau Penyingkiran Terhadap Anak. Menurut DR. H. Ataupah 27, ada pemikiran budaya di balik penjualan atau penyingkiran anak. Secara tradisional diajarkan bahwa anak yang berbahaya harus dienyahkan atau disingkirkan (tinggal dengan orang lain), dan anak tersebut tidak boleh memikul nama keluarga kandungnya. Dengan sendirinya tradisi ini menurun hingga ke cucu, dan apabila tradisi ini sudah pernah dilakukan dalam sebuah keluarga, maka penjualan atau penyingkiran ini akan membudaya dalam keluarga tersebut. Suku Rote melakukan hal ini dengan dijual namun pada akhirnya diambil kembali, sehingga penjualan itu hanya sebagai simbolis bahwa sang anak telah dijual kepada orang lain, WawancaraBpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) dan Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA) Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Selasa, 22 Mei 2012, jam 18.30)

13 tetapi dalam kenyataannya, anak tersebut tetap menyandang nama keluarga dan tetap tinggal dengan keluarga kandungnya. Tradisi orang Meto (Timor), berbeda dengan tradisi suku Rote yang menjual tetapi kemudian mengambil kembali sang anak. Bagi orang Meto (Timor), anak yang dipercaya hanya akan membawa sial bagi kelurga, harus dibunuh atau disingkirkan. Penyingkiran ini bukan karena keluarga tidak menyayangi anak tersebut, tetapi karena keluarga menghindari akibat dari tabiat sang anak yang kelak hanya akan mengakibatkan jatuhnya korban (yang dimaksud adalah orang yang memiliki kemiripan dengan sang anak). Kepada sang anak harus disampaikan bahwa ia tidak disukai oleh keluarga kandungnya dan ikatan dengan anak ini harus diputuskan dalam doa, dengan maksud bahwa Tuhan menyertai apa yang telah dijalankan (penyingkiran dalam keluarga kandung), sehingga dengan demikian, sang anak boleh bertumbuh dewasa dalam iman dan percaya bahwa penyingkiran yang telah dilakukan adalah rencana Tuhan dan Tuhan pun dapat menerangi jalan hidupnya. Sampai menanjak dewasa dan sang anak sudah bisa mengerti, kepadanya tetap harus dijelaskan bahwa keluarga sangat menyayanginya, namun karena ada kejahatan di dalam dirinya maka ia harus dijauhkan dari keluarganya sendiri. Berkaitan dengan anak yang sakit sejak kecil, di daerah orang Meto (Timor), ada kepercayaan bahwa sang ayah harus melunaskan hutang kepada keluarga ibu. Ketika menikahi sang istri (ibu dari si anak), terlebih dahulu sang suami (ayah si anak) harus membayar segala hal yang terkait dengan keluarga perempuan, demikian juga isteri sebagai anak perempuan yang akan menikah harus memberikan sarung kepada ibunya. Hal ini dimaksudkan untuk membalas jasa kepada sang ibu yang telah merawatnya sejak kecil hingga dapat bertemu dengan pasangan hidupnya.

14 Hal-hal di atas adalah dasar dari pemikiran sosial budaya. Alasan melakukan penjualan atau penyingkiran terhadap anak sendiri adalah karena adanya filosofi bahwa orang tidak ingin hidup susah. Hal ini bukan merupakan sumpah mati tetapi kepercayaan bahwa jika mendidik anak sejak kecil maka akan ada kebahagiaan kelak ketika anak dewasa. Pemikiran budaya berakar dalam keluarga adalah mau untung atau mau terus sial? Di dalam masyarkat, ada latar belakang kepercayaan dari nenek moyang atau orang-orang tua sebelumnya tentang menjual anak, dengan pemikiran bahwa pada zaman dulu belum ada dokter atau obat-obat seperti sekarang, sehingga kondisi ini membuat nenek moyang atau leluhur terdahulu memikirkan bagaimana cara untuk dapat menyembuhkan atau dapat bertahan hidup Pihak-pihak yang Membuat Keputusan Menjual atau Menyingkirkan Anak Dalam masyarakat di pulau Timor, ada filosofi yang telah membudaya dalam keluarga bahwa biasanya hal memutuskan seorang anak dijual atau disingkirkan bukan dari pemikiran orang tua kandung melainkan dari pihak keluarga terkait yang melihat dan mengerti bahwa memang sang anak harus dijual, jika tidak akan mendatangkan bahaya besar bagi orang yang dekat dengan dirinya. 29 Tindakan menyingkirkan anak biasanya berat untuk diterima oleh orang tua kandung terutama oleh sang ibu, oleh karena itu harus dibicarakan sebaik mungkin dengan ibu sehingga mampu mengerti keadaan yang tidak sulit tersebut. Istilah yang dipakai untuk menggambarkan keadaan ini adalah tontaku artinya mencintai anak dengan hati-hati, dalam pengertian, keluarga memang mencintai sang anak, tetapi karena ada kejahatan dalam dirinya maka keluarga atau orang tua harus mencintainya Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) 29 Ibid

15 dengan penuh kehati-hatian, sebab jangan karena cinta kepada sang anak, maka keluarga atau orang tua mau saja menjadi korban dari kejahatan yang telah ada dalam diri sang anak. 30 Dalam pengalaman Ibu Indah Benyamin - Tode Solo, kedua pihak, suami dan isteri sama-sama menyetujui keputusan menjual anak, 31 sedangkan Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa mengatakan bahwa tidak ada perundingan antara suami dan istri, namun pada saat disarankan untuk menjual, sebagai ibu ia segera menyetujui karena yang ada dalam pikirannya ketika itu hanyalah bagaimana suami dan anak dapat terlepas dari sakit penyakit yang tidak kunjung berhenti. Dalam hatinya ada rasa kurang yakin dan tidak percaya, tetapi menurutnya hal itu hanya dibawa di dalam Nama Tuhan Prosedur dan Proses dalam Ritual dan Penjualan Anak 6.1. Pihak yang Membeli Pada zaman dahulu, anak tidak dijual pada sembarang orang, melainkan harus kepada orang yang memiliki asal-usul dari leluhur orang tua. Dalam hal ini, para leluhur atau nenek moyang keluarga yang bersangkutan juga melakukan tradisi ini, karena dalam melakukan tradisi ini terlebih dahulu harus ada persetujuan dari para nenek moyang. 33 Ketua Adat, Bapak Klonel mengungkapkan hal serupa bahwa pada zaman yang lalu, orang yang membeli anak haruslah orang yang mempunyai latar belakang mengerti tradisi ini, dalam arti tradisi ini juga dilakukan oleh para leluhur yang telah meninggal. Pada zaman sekarang hal ini tidak berlaku lagi, pihak pembeli tidak mesti orang yang mempunyai hubungan dengan para leluhur. Siapa saja yang siap menerima untuk 30 Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Selasa, 22 Mei 2012, jam 18.30) Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA) Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Senin, 30 April 2012, jam WITA)

16 melakukan penjualan anak dapat menjadi pembeli. Orang yang membeli dapat juga dari keluarga yang menjual, misalnya paman atau bibi dari anak tersebut Pada umumnya pihak yang membeli tidak harus dari luar ataupun dalam, asalkan mengerti tradisi ini sehingga hari-hari sebelum melakukan penjualan, sang pembeli sudah harus pergi ke tempat leluhur untuk meminta persetujuan 34 Misalnya yang terjadi dengan Pendeta Paoina Ngefak Bara Pa yang menjual anaknya kepada kakak kandungnya. Alasan memilih keluarga tersebut karena kakak kandungnya melihat adanya kemiripan wajah dengan sang ayah serta sakit-sakit yang tidak kunjung berhenti dari ayah dan anak, sehingga saudara tersebut yang mengajukan agar anak ini dijual 35. Pembeli juga tidak harus orang yang seiman. Pihak pembeli bisa saja beragama lain 36. Hal ini dilakukan oleh Ibu Indah Benyamin - Tode Solo yang menjual anaknya kepada Ibu Mariam Buang, seorang Muslim, tetapi sangat demokrat karena sangat menghargai agama lain termasuk agama Kristen. Hubungan kekerabatannya adalah dari pihak orang tua wanita Ibu Mariam Buang. 37. Menurut Bapak Ruben Klonel, Pada masa sekarang, mereka menjual anaknya kepada siapa saja yang siap membeli anak itu, tidak memandang lagi orang itu mengerti tradisi tidak atau ada hubungannya dengan para leluhur atau tidak Proses dalam Ritual dan Penjualan Tradisi penjualan anak dilakukan juga oleh para leluhur, karena dalam pelaksanaannya harus ada persetujuan terlebih dahulu dari nenek moyang. Dalam bahasa Timor Tate un fatu, tate un hun yang artinya buka nisan, buka rahasia. Maksud ungkapan ini adalah, jauh hari sebelum dilakukan penjualan anak, orang yang Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA)dan Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Senin, 30 April 2012, jam WITA) Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA) WawancaraBpak Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA).

17 akan membeli harus terlebih dahulu pergi ke kuburan para leluhur dan berbicara di sana. Hal yang dibicarakan berkisar pada maksud akan membeli anak dari keluarga lain, dan juga melakukan ritual, yakni membawa seekor babi atau ayam (salah satu) lalu disembelih dan di ambil hatinya, karena dari hati hewan tersebut akan terjawab apakah leluhur menyetujui penjualan anak tersebut atau tidak. Jawaban diketahui dengan melihat, jika hati babi atau ayam tersebut dalam kondisi baik (hati terlilit dengan usus) pertanda bahwa penjualan tersebut disetujui, tetapi jika hati hewan tersebut dalam kondisi rusak, maka pertanda bahwa penjualan itu tidak disetujui. Bahasa yang digunakan pada saat ritual bukan bahasa biasa tetapi bahasa ritual yang tidak dapat disebutkan dalam wawancara 39 Menurut Bapak Ruben Klonel, jauh hari sebelum dilakukannya penjualan, pembeli sudah harus naik ke kuburan (tempat leluhur) dengan membawa satu ekor babi atau ayam. Ritual di kuburan dilaksanakan pada jam pagi karena kepercayaan bahwa pada jam-jam itulah apa yang disampaikan akan didengar oleh nenek moyang atau para leluhur. Sesampai di sana ia harus menyampaikan maksud kedatangannya dengan memakai bahasa ritual. (yang tidak dapat disampaikan dalam wawancara) setelah itu babi atau ayam yang dibawanya dipotong dan diambil hatinya. Bila hatinya bagus maka pertanda bahwa penjualan dan pembelian anak tersebut disetujui, namun apabila hati dalam kondisi rusak maka pertanda bahwa penjualan dan pembelian tersebut tidak dapat dijalankan atau tidak disetujui. Ritual khusus dijalankan hanya pada saat pergi ke kuburan. Karena maksud disampaikan dalam bahasa ritual, maka orang yang membeli memang haruslah orang yang mengerti tradisi ini. Saat proses penjualan berlangsung tidak ada ritual atau cara-cara khusus yang harus dilakukan atau bahasa ritual yang diucapkan. Penjualan, sebaiknya dilakukan di rumah sendiri sebab setelah itu anak Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Senin, 30 April 2012, jam WITA)

18 tersebut akan dibawa pergi dulu oleh pembeli sebagai tanda bahwa anak tersebut telah menjadi bagian keluarga dari yang membeli Selayaknya orang yang beragama, penjualan didahului dengan doa, lalu anak didudukan di atas penampi beras kemudian diserahkan kepada pembeli, lalu pemberi menerima dan memberikan sebuah amplop yang beriskan uang. Uang yang diberikan tergantung dari pembeli, bukan dari hasil perundingan. Pada masa sekarang, nominal uang ditentukan dari hasil perundingan jauh hari sebelumnya, namun hal ini tetap tidak mengubah maksud dan tujuan yang ingin dicapai 40 Pendeta Paoina Ngefak Bara Pa mengatakan bahwa dalam proses penjualan anaknya tidak ada upacara atau ritual khusus yang dilakukan, hanya diawali dengan doa, kemudian anak diserahkan kepada pembeli yang menyerahkan amplop berisi uang yang kemudian disimpan dalam Alkitab, lalu diakhiri dengan doa. Sang anak kemudian dibawa pulang ke rumah pembeli sebagai tanda telah menjadi bagian dari keluarga dan pada malam hari orang tua kandungnya mengambil kembali anak tersebut. 41 Proses penjualan anak Ibu Indah Benyamin - Tode Solo juga tidak memakai ritual khusus. Penjualan dilakukan dengan menaruh sang anak di atas penampi beras (niru). Kemudian sang ibu menggendong anak dengan niru tersebut sambil berteriak-teriak jual anak..., jual anak, lalu orang yang membelinya datang dan membeli dengan menyerahkan uang yang sudah dimasukkan dalam amplop. Uang tersebut diberikan ke gereja sebagai tanda nazar. 42 Dalam ritual penjualan anak, terutama di kuburan, kata-kata, bahasa dan ekspresi dalam ritual mempunyai makna khusus, tetapo menurut Bapak Ruben Klonel, bahasa, kata-kata, expresi, doa-doa atau mantra-mantra yang diucapkan tidak dapat dijelaskan dalam wawancara yang berlangsung dengan penulis, tetapi makna dari bahasa ritual Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA)

19 yang diucapkan adalah, anak akan meninggalkan keburukan yang ada dalam rumahnya dan akan menjadi lebih baik bila ia keluar menjadi orang lain. Apabila kamu sukses jangan sebut nama saya (nama kelurga kandung dan pembeli), namun bila nanti kamu gagal dalam hidupmu sebutlah nama saya (yang membeli) karena kesalahan itu ada pada saya bukan pada orang tua kandung atau dirimu sendiri. Maksud disini adalah, karena pada saat menerima untuk membeli anak tersebut, pembeli sendiri sudah harus yakin bahwa dia akan dapat menjadikan sang anak lebih baik dari sebelumnya bahkan dari orang tuanya, dan hal itu adalah tanggung jawab terbesar dari seorang pembeli. 43 Kedua partisipan yang melakukan penjualan anak mengemukakan bahwa tidak ada bahasa, kata-kata, expresi, doa-doa atau mantra-mantra khusus yang diucapkan dalam proses penjualan anak mereka. 44 Pihak-pihak yang harus hadir dalam ritual dan penjualan anak adalah ketua adat, pihak penjual, pihak pembeli serta rukun keluarga yang terkait dari pihak penjual. Semua pihak harus hadir, ketua adat atau perwakilan dari perkumpulan adat mesti hadir pada saat proses penjualan berlangsung karena ketua adat yang akan berperan sebagai saksi bahwa anak tersebut telah diambil dan menjadi bagian dari keluarga pembeli secara adat. Dan secara adat juga, anak tersebut syah menjadi anak dari pihak pembeli, secara hukum dan agama tetap anak dari keluarga kandung. Tidak ada kewajiban yang harus dipenuhi dari pihak keluarga kepada ketua adat, namun telah menjadi tradisi juga bagi orang Timor untuk selalu memberikan tanda ucapan terima kasih; dapat berupa uang, tetapi biasanya lebih dalam bentuk benda-benda. Dalam upacara ini, tidak ada peran dan campur tangan pendeta, para pejabat gereja atau tokoh agama. 45 Dalam pengalaman kedua partisipan yang menjual anak, yang terpenting adalah kedua belah 43 Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). 44 Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) Dan Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA) 45 Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA).

20 pihak yakni penjual dan pembeli wajib hadir. Tidak ada intervensi mediator, pemuka adat atau tokoh agama yang hadir, hanya beberapa anggota keluarga yang menyaksikan proses penjualan Sarana Pendukung, Mediator atau Benda-benda sebagai Prasyarat dalam Ritual dan Penjualan. Benda-benda atau simbol-simbol yang diwajibkan ada atau dipakai pada saat ritual dan penjualan antara lain penampi beras sebagai tempat bagi anak yang siap dijual dan uang sebagai tanda bahwa sang anak akan dibeli oleh orang tua pembeli. Barang-barang yang akan dipakai dalam penjualan harus dijajalkan, termasuk sang anak harus dijajalkan di atas penampi beras lalu dijalankan sampai kepada pembeli. 47 Dalam pelaksanaan tradisi, awalnya tidak perlu memakai beraneka ragam benda untuk dijadikan simbol. Pelaksanaannya terserah pada setiap orang yang melakukan. Berbagai benda yang dipakai dalam tradisi ini seperti niru dan uang. Ada juga ritual di mana pada saat anak akan dijual, pembeli harus menerima anak tersebut dari jendela, tetapi makna dari benda dan ritual tersebut sebenarnya tidak ada. Pada zaman dahulu uang yang dipakai hanyalah sebagai simbol atau tanda bahwa anak telah dibeli secara syah oleh keluarga dari pihak sebelah, dengan percaya bahwa anak tersebut akan terlepas dari penyakitnya dan akan hidup seperti anak-anak yang lain. Pada zaman sekarang, uang menjadi simbol derajat dari yang membeli, karena dari jumlahnya akan menentukan bahwa pada hari esok anak tersebut akan hidup baik seperti orang tua angkatnya (pembeli) atau dengan kata lain anak itu akan menjadi pewaris Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) Dan Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA) Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Senin, 30 April. 2012, jam WITA)

21 Dalam penjualan anak Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa, benda yang disiapkan adalah sirih pinang dan uang sebagai simbol budaya bahwa anak itu telah dibeli putus secara adat oleh keluarga pembeli. Uang tersebut dijadikan nazar sebagai tanda ucapan syukur kepada Tuhan. 49 Tentang benda-benda yang dipakai pada saat penjualan anaknya, Ibu Indah Benyamin - Tode Solo mengatakan bahwa niru yang dipakai hanyalah sebagai tempat untuk menaruh anak pada saat dijual dan uang juga sebagai tanda bahwa sang anak sudah dibeli secara adat Konsekuensi Jika Tidak Melakukan Tradisi Penjualan Anak Menurut ketua adat Bapak Ruben Klonel, konsekwensi terbesar yang akan terjadi dan harus diterima apabila tidak melakukan ritual ini adalah akan ada yang menjadi korban atau meninggal 51. Pendeta Paoina Ngefak Bara Pa mengatakan bahwa konsekuensinya, entah sudah pernah terjadi atau tidak, tetapi menurut kepercayaan dahulu, jika tidak melakukan tradsi ini maka salah satu akan menjadi korban baik anak maupun orang tua. Biasanya orang tua karena yang muda ingin menjadi sama dengan yang tua atau bahkan lebih dari yang tua 52. Ibu Indah Benyamin - Tode Solo mengatakan bahwa ritual ini harus dilakukan, sebab jika tidak maka konsekwensinya akan sangat besar bagi keluarganya. Kepercayaan ini adalah anak akan semakin ingin sama dengan orang tuanya. Apalagi pada saat itu yang saya alami adalah anak dan ayah sering sakit secara bersamaan dan bergantian saja siapa yang sakit lebih dulu pasti nanti akan mengikut. 53 Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA) 51 Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). 52 Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) 53 Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA)

22 8. Hasil Penjualan atau Penyingkiran Anak Tentang hasil dari pelaksanaan ritual dan penjualan anak, ketua adat Bapak Ruben Klonel mengemukakan, Selama saya menjadi mediator, tradisi ini selalu membuahkan hasil positif. Dalam artian kami selalu berhasil mendapatkan dan apa yang menjadi tujuan dan maksud kami selalu tercapai. Apabila pada semula masalah yang terjadi adalah watak yang bertentangan, maka hubungan kekerabatan yang terjadi setelah penjualan menjadi lebih baik kembali selayaknya anak dan orang tua. Menurutnya keberhasilan itu terjadi juga dikarenakan kepercayaan bahwa Tuhan campur tangan di dalam pelaksanaan tradisi ini. 54. Pendeta Paoina Ngefak Bara Pa mengemukakan bahwa yang dialami dari hasil ritual ini adalah hasil yang positif; ayah dan anak terselamatkan, terlepaas dari sakit penyakit yang menggelutinya selama ini. Apabila sang ayah sakit, anak tidak mengalami sakit, demikian juga sebaliknya. Hubungan antara anak dan ayah menjadi baik, semakin akrab dan terlihat seperti biasanya sebagaimana ayah dan anak. Persaaan kami sangat lega, bersyukur karena bukan hanya ayah dan anak saja yang terlepas dari sakit penyakit tersebut melainkan sebagai seorang ibu dan istri juga merasa terlepas dari beban pikiran yang selama ini hadir dalam keluarga kami. 55 Hal yang sama dikemukakan oleh partisipan Ibu Indah Benyamin - Tode Solo yang mengatakan bahwa tradisi ini sangat baik dan sudah banyak orang yang merasakan atau mengalami hal positif dari pelaksanaannya. Dalam keluarganya sendiri, tradisi ini membuahkan hasil yang baik karena ketika sang ayah sakit, si anak tidak ikut sakit, demikian pula sebaliknya. Perubahan ini nampak setelah melakukan tradisi penjualan ini. Perasaaannya sangat senang dan puas, karena dengan melakukan tradisi ini maka anak dan ayah akan terlepas dari ketidakcocokan selama ini. Ia selalu berdoa agar anak Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). 55 Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA)

23 adan ayah selalu diberikan kesehatan yang baik. Hubungan kekerabatan dengan pembeli (Ibu Mariam) semakin dekat setelah penjualan Tanggungjawab Orang Tua yang Membeli dalam Pengasuhan Anak Anak yang telah disingkirkan biasanya akan memanggil orang tuanya dengan sebutan paman dan bibi atau om dan tante, namun tetap dalam mendidik si anak, tanggung jawab ada pada kedua belah pihak, baik keluarga yang telah mengambil atau membeli maupun dalam keluarga kandung. Oleh karena ada anggapan, penggembala tua (orang yang membeli) dan juga penggembala muda (orang tua kandung). 57 Menurut Bapak Ruben Klonel, tanggung jawab pihak yang membeli terhadap anak setelah ritual ini dijalankan adalah tetap memperhatikan anak tersebut sekalipun dia tinggal bersama orang tua kandungnya. Mengenai status orang tua angkat atau tidak, anak ini bukan diangkat atau diadopsi, melainkan hanya diminta secara adat untuk mempunyai orang tua yang lain. Sebutan untuk orang tua yang membelinya bebas, anak bebas memanggil apa saja, papa, mama, atau sebutan yang lainnya. 58 Pendeta Paoina Ngefak Bara Pa yang menjual anak kepada kakak kandungnya mengatakan bahwa tanggung jawab pembeli sama seperti tanggung jawab orang tua kandung. Membimbing anak dalam hal rohani, memperhatikan dan memperlakukan sang anak sebagaimana anak kandung sendiri. Sekalipun anak kami tetap tinggal bersama kami, anak kami memanggil mereka dengan sebutan mama dan bapak. Statusnya tidak sama dengan anak angkat karena secara adat dan budaya anak ini adalah anak kandung dari pembeli. Secara adat anak ini telah putus hubungan dengan orang tua Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA) 57 Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Selasa, 22 Mei 2012, jam 18.30) Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA).

24 kandung, namun secara hukum dan agama sang anak tetap adalah anak nikah dari orang tua kandungnya Unsur Kekristenan dalam Tradisi Penjualan Anak Dalam pelaksanaan tradisi penjualan anak seperti disaksikan oleh partisipan yang melakukannya, maupun oleh ketua adat dan yang memahami tradisi ini, terlihat adanya pencampuran unsur-unsur iman Kristen. Fakta tersebut terlihat dalam beberapa hal berikut : Iman yang mendasari tradisi dan menyertakan Tuhan dalam ritual di kuburan dan pada saat penjualan. Semua partisipan, baik ketua adat atau tokoh yang mengerti adat, dan yang menjalankan tradisi penjualan anak percaya bahwa Tuhan berkenan dengan tradisi ini demi keselamatan si anak atau orang tua, sehingga Tuhan turut campur tangan dalam tradisi ini. Semua partisipan percaya bahwa kesembuhan atau keberhasilan dari pelaksanaan tradisi ini adalah karena Tuhan yang menghendaki. Pendeta Paoina Ngefak Bara Pa mengungkapkan bahwa sekalipun di dalam hatinya ada rasa kurang yakin dan tidak percaya, tapi semuanya dibawa di dalam Nama Tuhan saja dan kemudian percaya kalau Tuhan pasti akan turut bekerja dalam tradisi ini. Menurutnya pemikiran untuk menjual anak guna mendapatkan keselamatan adalah hasil pemikiran akal manusia, tetapi darimana pemikiran itu ada? Tentu saja dari Tuhan, lalu bila dijalankan dan dicapai hasilnya, hal itu menandakan bahwa Tuhan juga turut bekerja dalam penjualan ini. Tradisi penjualan anak ini, merupakan tanda keselamatan dari Tuhan yang dinyatakan secara tidak langsung Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA) Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA)

25 Partisipan Ibu Indah Benyamin - Tode Solo juga sependapat bahwa Tuhan dapat memakai berbagai macam cara yang tidak pernah diduga oleh manusia untuk memberikan keselamatan atau kesehatan itu; dalam hal ini Tuhan memakai tradisi penjualan anak untuk memberikan keselamatan bagi sang anak dan orang tua. 61 Tentang menyertakan Tuhan dalam ritual dan proses penjualan, ketua adat, Bapak Ruben Klonel menyatakan bahwa pada saat proses penjualan diawali dalam doa. Menurutnya yang menjalankan ritual harus percaya bahwa pada saat melakukan ritual di kuburan, Tuhan juga hadir dan mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuan berada disana. Hati babi atau ayam yang disembelih menunjukkan kondisi bagus juga karena mempertanda bahwa Tuhan turut bekerja di dalamnya. 62 DR. H. Ataupah mengemukakan hal yang sama, yakni anak tersebut harus diputuskan dalam doa dengan maksud bahwa apa yang telah dijalankan (penyingkiran dalam keluarga kandung) Tuhan beserta di dalamnya, sehingga dengan demikian sang anak boleh bertumbuh dewasa dalam iman dan percaya bahwa ini adalah rencana Tuhan dan Tuhan pun dapat menerangi jalan hidupnya Uang dari hasil penjualan dipakai sebagai nazar ke gereja Ibu Indah Benyamin - Tode Solo mengungkapkan bahwa uang yang diperoleh dari penjualan ini diberikan ke gereja sebagai tanda nazar keluarga. 64 Hal yang sama dilakukan oleh Pendeta Paoina Ngefak Bara Pa bahwa uang yang dipakai sebagai tanda pembelian dijadikan nasar ke gereja. Maksud dari nazar itu adalah agar penjualan yang dilakukan dapat diberkati oleh Tuhan, atau maksud dan tujuan keluarga dapat tercapai karena Tuhan berkenan campur tangan di dalamnya. 65 Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA) Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA). 63 Wawancara DR. H. Ataupah, dosen Universitas Nusa Cendana, Kupang. (Oeba, Kupang, Selasa, 22 Mei 2012, jam 18.30) Wawancara Ibu Indah Benyamin - Tode Solo (Lasiana, Kupang, 5 Mei 2012, jam WITA) Wawancara Pdt. Paoina Ngefak Bara Pa (Lasiana, Kupang, 12 Mei 2012, jam WITA)

26 Ketua adat, Bapak Ruben Klonel, mengemukakan bahwa sebagai seorang Kristen apapun yang dilakukan harusnya dialaskan atas nama Tuhan, sehingga maksud nazar itu adalah ucapan syukur kepada Tuhan karena percaya bahwa apabila maksud dan tujuan penjualan ini berhasil, hal itu karena Tuhan juga turut bekerja dan setuju dengan tradisi ini Faktor-faktor yang Memengaruhi Dipertahankannya Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Dari pemaparan para partisipan, dapat dipahami bahwa tradisi penjualan anak terus dipertahankan dan dilakukan di pulau Timor sampai zaman modern ini, termasuk dalam jemaat-jemaat Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Dari hasil wawancara dengan para partisipan, dapat dideskripsikan beberapa faktor yang memengaruhi tradisi ini tetap dilestarikan dan dijalankan, antara lain : Faktor Kesehatan atau keselamatan Setiap keluarga yang menjalankan tradisi penjualan anak didesak oleh sebuah kebutuhan dasar yang penting. Kebutuhan dasar yang dimaksud di sini bukanlah sandang, pangan dan papan, tetapi kebutuhan kesehatan atau keselamatan. Setiap partisipan yang menjalankan tradisi penjualan anak mengungkapkan bahwa tujuan dari menjalankan tradisi ini hanyalah demi keselamatan atau kesembuhan dari sakit yang diderita sang anak atau orang tua yang memiliki kemiripan wajah. Dapat dimengerti bahwa kesehatan atau keselamatan adalah faktor penting yang mendorong orang tua atau keluarga melakukan penjualan anak dan terus mempertahankannya turun temurun dalam garis keluarga. Bapak Ruben Klonel mengatakan, Makna dari tradisi ini adalah keselamatan. Bagaimana seseorang atau lebih terlepas dari beban yang selama ini di Wawancara Bpk. Ruben Klonel, Ketua Adat masyarakat Timor di Takari (Kupang, 10 Mei 2012, jam WITA).

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat : PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat : Pertanyaan-pertanyaan : 1. Aspek manusia : penjual, pembeli dan si anak (Pada saat wawancara,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya yang menghubungkan dan mengikat anggota masyarakat satu dengan yang lain. Tradisitradisi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tradisi penjualan anak adalah suatu tradisi masyarakat di pulau Timor dengan tujuan

BAB V PENUTUP. Tradisi penjualan anak adalah suatu tradisi masyarakat di pulau Timor dengan tujuan BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Tradisi penjualan anak adalah suatu tradisi masyarakat di pulau Timor dengan tujuan memperoleh kesehatan dan keselamatan bagi anak dan orang tua yang memiliki kemiripan wajah

Lebih terperinci

Filled Notes. 1. Wawancara dengan Bapak YB. Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret : Rumah Bapak YB : WITA.

Filled Notes. 1. Wawancara dengan Bapak YB. Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret : Rumah Bapak YB : WITA. LAMPIRAN 90 Filled Notes 1. Wawancara dengan Bapak YB Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret 2012 : Rumah Bapak YB : 16.30-18.35 WITA a) Arti kematian bagi orang Sabu. Made atau meninggal menurut kepercayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota

Lebih terperinci

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga Hari Pertama Kamis, 25 Mei 2006 Kerajaan Kristus...dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem,

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIO-TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PENJUALAN ANAK DI JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI TIMOR KODYAKUPANG SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teologi

KAJIAN SOSIO-TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PENJUALAN ANAK DI JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI TIMOR KODYAKUPANG SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Teologi KAJIAN SOSIO-TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PENJUALAN ANAK DI JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI TIMOR KODYAKUPANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teologi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SARJANA SAINS

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong 1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11 Pdt. DR. Stephen Tong Yesus mengatakan ada dua macam orang yang melayani Tuhan, yang semacam adalah gembala yang lainnya adalah orang upahan. Gembala mengasihi domba-domba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 5 PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Di Matius 10:16-23, Yesus ingin mempersiapkan murid-muridnya untuk menghadapi oposisi (perlawanan); Dia ingin memberitahu mereka bahwa akan muncul perlawanan.

Lebih terperinci

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani Surat Paulus kepada Titus 1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani saya yang sesungguhnya karena mempunyai keyakinan yang sama: Salam dari Paulus, hamba Allah dan rasul Kristus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Y, Wartaya Winangun, Tanah Sumber Nilai Hidup, Yogyakarta: Kanisius, 2004, hal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Y, Wartaya Winangun, Tanah Sumber Nilai Hidup, Yogyakarta: Kanisius, 2004, hal BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam kehidupan di dunia, setiap makhluk hidup pasti tergantung pada 3 unsur pokok, yaitu: tanah, air, dan udara. Ketiga unsur tersebut

Lebih terperinci

Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu)

Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu) Pentingnya peran saksi dalam pernikahan (Suatu tinjauan terhadap pendampingan saksi nikah di jemaat GMIT Efata Benlutu) 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkawinan ialah ikatan lahir batin

Lebih terperinci

Kalender Doa Februari 2017

Kalender Doa Februari 2017 Kalender Doa Februari 2017 Berdoa Bagi Pernikahan Dan Pertalian Keluarga Alkitab memberi gambaran mengenai pengabdian keluarga dalam Kitab Rut. Bisa kita baca di sana bagaimana Naomi dengan setia bepergian

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci

Surat Paulus kepada Titus

Surat Paulus kepada Titus Titus 1:1-4 1 Titus 1:6 Surat Paulus kepada Titus 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani saya yang sesungguhnya karena mempunyai keyakinan yang sama: Salam dari Paulus, hamba

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2 1 Tesalonika 1 Salam 1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 A Sopaheluwakan, Tjeritera tentang Perdjandjian Persaudaraan Pela (Bongso-bongso) antara negeri

BAB I PENDAHULUAN. 1 A Sopaheluwakan, Tjeritera tentang Perdjandjian Persaudaraan Pela (Bongso-bongso) antara negeri BAB I PENDAHULUAN Di Ambon salah satu bentuk kekerabatan bisa dilihat dalam tradisi Pela Gandong. Tradisi Pela Gandong merupakan budaya orang Ambon yang menggambarkan suatu hubungan kekerabatan atau persaudaraan

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hana Juli Berdoa Bagi Wanita di China

Kalender Doa Proyek Hana Juli Berdoa Bagi Wanita di China Kalender Doa Proyek Hana Juli 2016 Berdoa Bagi Wanita di China Jumlah penduduk pada kepulauan utama mendekati 1.4 juta dan terdiri dari 56 kelompok etnik. 96 persen penduduknya adalah Cina Han. Perubahan

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Tugas Seorang Suami Seorang pemuda yang bahagia dengan cepat pulang ke rumah untuk memberitahukan orang tuanya kabar baik bahwa pacarnya telah berjanji untuk menikahinya. Tetapi sang ayah, daripada menanggapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per

Lebih terperinci

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Yesus berkata, "Aku akan mendirikan jemaatku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18). Inilah janji yang indah! Ayat ini memberitahukan beberapa hal yang penting

Lebih terperinci

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Bekerja Dengan Para Pemimpin Bekerja Dengan Para Pemimpin Sudah lebih dari setahun Kim menjadi anggota gerejanya. Dia telah belajar banyak sekali! Ia mulai memikirkan pemimpin-pemimpin di gereja yang telah menolongnya. Ia berpikir

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, masyarakat adalah pencipta sekaligus pendukung kebudayaan. Dengan demikian tidak

Lebih terperinci

Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I)

Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I) Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I) Setelah Allah selesai menciptakan langit, bumi dan segala isinya maka pada hari ke 6 Allah menciptakan manusia supaya berkuasa atas segala ciptaannya (Kejadian

Lebih terperinci

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Negara kecil itu sedang dilanda perang saudara dan kaum gerilya bertempur di mana-mana. Seorang pemuda ditangkap dan nyawanya terancam jika ia tidak mau melepaskan agama

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keluarga adalah institusi pertama yang dibangun, ditetapkan dan diberkati Allah. Di dalam institusi keluarga itulah ada suatu persekutuan yang hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terdiri dari beragam budaya dan ragam bahasa daerah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kekerasan dalam rumah tangga terus meningkat secara drastis, baik dalam angka, frekuensi maupun tingkat kekejamannya. Beberapa berita mengejutkan antara lain: Seorang

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI PASAL 13 : BADAN PENGURUS SINODE Badan Pengurus Sinode adalah pimpinan dalam lingkungan Sinode yang terdiri dari wakil-wakil jemaat anggota yang bertugas menjalankan fungsi

Lebih terperinci

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Pernahkah saudara melihat seekor induk burung yang mendesak anaknya keluar dari sarangnya? Induk burung itu memulai proses pengajaran yang akan berlangsung terus sampai

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor: 105/Pdt.G/2012/PA.Pkc

PUTUSAN Nomor: 105/Pdt.G/2012/PA.Pkc PUTUSAN Nomor: 105/Pdt.G/2012/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai talak pada

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara majemuk yang dikenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya, dimana penduduk yang berdiam dan merupakan suku asli negara memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan salah satu sunatullah yang berlaku pada semua mahluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dengan naluri mahluk, dan masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 21 Maret 2006, bertempat di Jakarta ditetapkanlah sebuah peraturan pemerintah yang baru, yang dikenal sebagai Peraturan Bersama dua Menteri (selanjutnya

Lebih terperinci

MENGAMPUNI ORANG LAIN

MENGAMPUNI ORANG LAIN Level 2 Pelajaran 9 MENGAMPUNI ORANG LAIN Oleh Don Krow Hari ini kita akan membahas mengenai pengampunan yang di ambil dari Matius 18:21-22: Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:"Tuhan, sampai

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

BAB IV TRADISI PENJUALAN ANAK DALAM PANDANGAN SOSIO-TEOLOGIS KRISTEN

BAB IV TRADISI PENJUALAN ANAK DALAM PANDANGAN SOSIO-TEOLOGIS KRISTEN BAB IV TRADISI PENJUALAN ANAK DALAM PANDANGAN SOSIO-TEOLOGIS KRISTEN Tradisi penjualan atau penyingkiran anak adalah suatu tradisi dalam upaya mendapatkan keselamatan atau kesehatan dan perubahan watak

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor XXXX/Pdt.G/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor XXXX/Pdt.G/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor XXXX/Pdt.G/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama berdasarkan permusyawaratan

Lebih terperinci

Saya Dapat Menjadi Pekerja

Saya Dapat Menjadi Pekerja Saya Dapat Menjadi Pekerja Sekarang Kim lebih banyak mengerti mengenai gereja dan berbagai pelayanan yang Tuhan berikan kepada anggotaanggotanya. Ketika ia memandang jemaat, ia melihat bahwa tidak setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak terlepas dari adat dan kebudayaan. Adat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak terlepas dari adat dan kebudayaan. Adat BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Masyarakat Indonesia tidak terlepas dari adat dan kebudayaan. Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma kebiasaan, kelembagaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1976, p. 5

BAB I PENDAHULUAN. 1 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1976, p. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia yang hidup dalam dunia pada umumnya menginginkan suatu hubungan yang didasari rasa saling mencintai sebelum memasuki sebuah perkawinan dan membentuk sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Handoyomarno Sir, Benih Yang Tumbuh 7, Gereja Kristen Jawi Wetan, Malang, 1976, hal.25

BAB I PENDAHULUAN. 1 Handoyomarno Sir, Benih Yang Tumbuh 7, Gereja Kristen Jawi Wetan, Malang, 1976, hal.25 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Permasalahan Sejarah awal berdirinya Greja Kristen Jawi Wetan atau GKJW adalah berasal dari proses pekabaran Injil yang dilakukan oleh Coenrad Laurens

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

Pelajaran ini akan menolong saudara...,melukiskan cara-cara di mana saudara dapat terlibat dalam penginjilan pribadi.

Pelajaran ini akan menolong saudara...,melukiskan cara-cara di mana saudara dapat terlibat dalam penginjilan pribadi. Melibatkan Diri Pepatah Afrika mengatakan, "Satu tangan tidak akan dapat membangunkan rumah." Pepatah Perancis mengatakan, "Kesatuan mendatangkan kekuatan. " Inggris mengatakan, "Dua orang lebih baik dari-

Lebih terperinci

Jodoh dan pernikahan yang sempurna

Jodoh dan pernikahan yang sempurna Menemukan jodoh atau pasangan hidup yang tepat bukanlah hal yang sederhana dan tidak dapat dianggap remeh. Banyak pasangan suami-istri pada akhirnya menyesal menikah karena merasa salah memilih pasangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #34 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Rumah Tangga dibentuk untuk memulihkan kembali citra Allah pada pria dan wanita.

Rumah Tangga dibentuk untuk memulihkan kembali citra Allah pada pria dan wanita. Rumah Tangga dibentuk untuk memulihkan kembali citra Allah pada pria dan wanita. Keluarga dapat menjadi tempat kebahagiaan yang besar. Keluarga yang harmonis menunjukkan asas-asas hidup Kekristenan sejati,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

SEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."

SEKOLAH SESUDAH INI. Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka. SEKOLAH SESUDAH INI "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka." Sorga adalah sebuah sekolah; bidang studinya, alam semesta; gurunya, Yang tak berkesudahan hari-nya. Cabang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami 114 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami dibawah tangan pada masyarakat batak toba di Kota Bandar Lampung saat ini, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tana Toraja merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan lagi jikalau kita menjumpai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan

BAB IV ANALISIS DATA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan BAB IV ANALISIS DATA DAN REFLEKSI TEOLOGIS A. Kaus Nono dalam Perkawinan Meto Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30 1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan A.1. Latar belakang permasalahan Harus diakui bahwa salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bergereja adalah masalah kepemimpinan.

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN A. Pengertian Hukum Waris Pengertian secara umum tentang Hukum waris adalah hukum yang mengatur mengenai apa yang harus terjadi dengan harta kekayaan seseorang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan

Lebih terperinci

Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah

Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah Dokumen ini berisi panduan untuk keseluruhan acara, garis besar ceramah dan instruksi bagaimana memberikan ceramah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya bisa tergolong memiliki makna, Diantara makna tersebut bisa di bilang

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia dapat melakukan ritual - ritual atau kegiatan keagamaan lain

Lebih terperinci

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR Keluarga adalah salah satu konteks atau setting Pendidikan Agama Kristen yang perlu diperhatikan dengan baik,

Lebih terperinci

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th. Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO. 42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Rencana Allah Kehidupan Kristus Teladan Orang-orang Kristen yang Mula-mula

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Rencana Allah Kehidupan Kristus Teladan Orang-orang Kristen yang Mula-mula Ikuti Polanya Bila saudara mau membangun sebuah rumah, apakah yang pertama-tama saudara lakukan? Sebelum saudara dapat memulai pembangunan itu, saudara harus mempunyai suatu rencana. Saudara harus menentukan

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS Salah satu adat perkawinan di Paperu adalah adat meja gandong. Gandong menjadi penekanan utama. Artinya bahwa nilai kebersamaan atau persekutuan atau persaudaraan antar keluarga/gandong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai macam suku dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih dilaksanakan dan dijaga keberadaannya

Lebih terperinci

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus Dalam pelajaran dua kita melihat pentingnya mengajar, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Sejarah pengajaran dalam Alkitab merupakan pedoman bagi

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0023/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0023/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0023/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci