BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. selama periode tertentu (Potter & Perry, 2005). Tidur merupakan dua

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. selama periode tertentu (Potter & Perry, 2005). Tidur merupakan dua"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur 1.1 Defenisi Tidur Tidur adalah suatu proses perubahan kesadaran yang terjadi berulangulang selama periode tertentu (Potter & Perry, 2005). Tidur merupakan dua keadaan yang bertolak belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan aktivitas metabolisme juga menurun namun pada saat itu juga otak sedang bekerja lebih keras selama periode bermimpi dibandingkan dengan ketika beraktivitas di siang hari (Chopra, 2003). 1.2 Fisiologi Tidur Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hipotalamus. Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi atau desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo oblongata disebut sebagai pusat penggugah (Japardi, 2002). Salah satu rangsangan bagi tumbuh kembang otak adalah tidur. Bahkan, aktivitas yang satu ini jadi pintu dari tumbuh kembang otak anak selanjutnya agar cerdas, berakal, dan berpikiran jernih. Karena, sekitar 75% hormon pertumbuhan dikeluarkan pada saat anak tidur, khususnya awal tahap ke-3 dan

2 ke-4 tidur. Tingginya kadar hormon pertumbuhan ini erat hubungannya dengan kondisi fisik anak karena hormon ini punya tugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan, serta mengatur metabolisme tubuh, termasuk juga otak bayi. Di samping itu, hormon pertumbuhan juga memungkinkan tubuh anak memperbaiki dan memperbaharui seluruh sel yang ada di tubuh. Mulai dari sel kulit, sel darah sampai sel saraf otak. Kemudian, proses pembaharuan sel ini akan berlangsung lebih cepat lagi ketika anak terlelap dari pada saat anak bangun. Selama tidur, aliran darah ke otak juga meningkat selama tahap tidur REM (Rapid Eye Movement) atau tahap tidur aktif. Hal ini berperan penting dalam kesehatan psikis anak dan aktivitas otak bayi, sehingga memungkinkan optimalnya tumbuh kembang otak bayi. Bahkan, menurut teori autostimulation, tingginya komponen tidur REM pada anak menunjukkan stimulasi yang terjadi di otak juga berlangsung lebih maksimal. Stimulasi ini tentulah sangat penting bagi pertumbuhan sistem susunan saraf pusat anak (Tricia, 2010). Pusat saraf tidur yang terletak pada otak akan mengatur fisiologis tidur yang teratur dan penting bagi kesehatan. Pada saat tidur ktivitas saraf parasimpatik akan bertambah dengan efek perlambatan pernafasan (bronchokonstriksi) dan turunnya kegiatan jantung serta stimulasi aktivitas saluran pencernaan (peristaltik dan sekresi getah lambung diperkuat), sehingga proses pengumpulan energi dan pemulihan tenaga dalam tubuh dipercepat. Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah reticular activating system (RAS) dan bulbar synchronizing regional (BSR) yang terletak pada batang otak (Potter & Perry, 2005)

3 RAS merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian atas pons. Selain itu RAS dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter & Perry, 2005). Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS (Ascending Reticulary Activity System). Bila aktifitas ARAS ini meningkat orang tersebut dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kholonergik, histaminergik Sistem Serotonergik Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila serotonin dari tryptopan terhambat pembentukannya, maka terjadi keadaan tidak bisa tidur/jaga. Menurut beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat hubungan aktifitas serotonis dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM (Japardi, 2002).

4 1.2.2 Sistem Adrenergik Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel nukleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron noradrenergik akan menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga (Japardi, 2002) Sistem Kholinergik Sitaram et al (1976) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra vena dapat mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan aktifitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikolinergik (scopolamine) yang menghambat pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan pada fase awal dan penurunan REM Sistem Histaminergik Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur Sistem Hormon Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi secara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway. Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur dan bangun.

5 1.3 Tahapan Tidur Penelitian tentang tidur telah menunjukkan bahwa tidur tidak saja merupakan satu keadaan tidak sadar, tetapi sesungguhnya mengandung 2 jenis tidur yang berbeda yaitu Non Rapid Eye Movement Sleep (NREM) yaitu tidur dimana mata tidak bergerak dengan cepat dan Rapid Eye Movement Sleep (REM) yaitu tidur dimana mata bergerak dengan cepat waktu mimpi (Azizah, 2013). Elektroensefalogram (EEG) memberikan gambaran jelas mengenai apa yang terjadi selama tidur. Elektroda dipasang di berbagai bagian kulit kepala orang yang sedang tidur. Elektroda menyalurkan energi listrik dari korteks serebral ke pena yang mencatat gelombang otak pada kertas grafik (Kozier, 2002) Tidur Non Rapid Eye Movement (NREM) Tidur NREM adalah tidur yang dalam dan tenang dan menurukan beberapa fungsi fisiologis. Pada dasarnya, semua proses metabolik yang meliputi tanda-tanda vital, metabolisme dan kerja otot menjadi lambat. Bahkan mewnelan dan produksi saliva juga berkurang. Tidur NREM juga disebut sebagai tidur gelombang lambat karena gelombang otak orang yang sedang tidur lebih lambat dibandingkan gelombang alfa dan beta orang yang sedang bangun atau terjaga (Kozier, 2002). Tahap ini akan dibagi menjadi empat (4) tahap a. NREM tahap 1 Tahap ini adalah tahap tidur yang sangat ringan. Selama tahap ini, individu merasa mengantuk dan relaks, bola mata bergerak dari satu sisi kesisi lain, dan denyut jantung serta frekuensi pernapasan sedikit

6 menurun. Orang yang tidur dapat dibangunkan dengan cepat dan tahap ini hanya berlangsung selama beberapa menit (Kozier, 2002). b. NREM tahap 2 Tahap ini adalah tahap tidur ringan dan selama tahap ini proses tubuh terus menerus menurun. Mata secara umum tetap bergerak dari satu sisi ke sisi lain, denyut jantung dan frekuensi pernapasan sedikit menurun, dan suhu tubuh menurun. Tahap dua hanya berlangsung sekitar menit tetapi merupakan 40 % -50 % bagian dari tidur total (Kozier, 2002). c. NREM tahap 3 Tahap ini termasuk tidur dimana denyut jantung dan frekuensi pernapasan, serta proses tubuh lain, terus menurun karena dominasi saraf parasimpatik selama tahap ini berlangsung. Orang yang tidur menjadi lebih sulit bangun. Individu tidak terganggu dengan stimulus sensorik, otot rangka menjadi sangat relaks, refleks menghilang, dan dapat terjadi dengkuran (Kozier, 2002). d. NREM tahap 4 Tahap ini merupakan tahap tidur yang dalam, disebut tidur delta. Denyut jantung dan frekuensi pernafasan orang yang tidur menurun sebesar 20 % - 30 % dibandingkan denyut jantung dan frekuensi pernapasan selama jam terjaga. Orang yang tidur sangat relaks, jarang bergerak, dan sulit dibangunkan. Tahap ini diduga memulihkan tubuh

7 secara fisik. Selama tahap ini, mata biasanya berputar, dan terjadi mimpi (Kozier, 2002) Tidur Rapid Eye Movement (REM) Tidur REM biasanya kembali terjadi sekitar setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM tidak setenang tidur NREM dan mimpi paling sering terjadi selama tidur REM. Dan mimpi ini biasanya diingat. Selama tidur REM otak sangat aktiv dan metabolisme oak dapat meningkat sebesar 20%. Tipe tidur ini disebut juga tidur paradoksikal karena tanpaknya bertentangan bahwa tidur dapat terjadi secara simultan dengan tipe aktivitas otak ini, dimana individu yang sedang tidur dapat sulit dibangunkan atau dapat bangun secara spontan, tonus otot ditekan, sekresi lambung meningkat dan denyut jantung serta frekuensi pernapasan seringkali tidak teratur (Kozier, 2002). 1.4 Siklus Tidur Selama siklus tidur, individu melalui tidur NREM dan REM, siklus komplet biasanya berlangsung sekitar 1,5 jam pada orang dewasa. Dalam siklus tidur pertama, orang yang tidur melalui ketiga tahap pertama tidur NREM dalam total waktu menit. Kemudian, tahap 4 dapat berlangsung sekitar 30 menit, setelah itu tidur kembali ke tahap 3 dan 2 sekitar 20 menit. Setelah itu, terjadi tahap REM 1, yang berlangsung sekitar 10 menit, melengkapi siklus 1. Orang tidur biasanya mengalami 4-6 siklus tidur selama 7-8 jam. Orang tidur yang dibangunkan di tahap manapun harus memulai tahap 1 tidur NREM yang baru dan berlanjut ke seluruh tahap tidur REM. Durasi tahap tidur NREM dan REM

8 bervariasi selama periode tidur. Seiring dengan berlalunya malam, orang tidur menjadi tidak terlalu lelah dan meluangkan lebih sedikit waktu di tahap 3 dan 4 tidur NREM. Tidur Rem meningkat dan mimpi cenderung memanjang. Apabila orang tidur sangat lelah, siklus REM seringkali terjadi sangat singkat. Sebelum tidur berakhir, terjadi periode hampir terbangun, dan didominasi tahap 1 dan 2 tidur NREM dan REM (Kozier, 2002). Skema 1. Satu siklus tidur normal Mengantuk Stadium 1NREM Stadium 2 NREM Stadium 3 NREM Stadium 4NREM REM Stadium 2 NREM Stadium 3 NREM Skema 1: Siklus tidur (dari Fundamental of Nursing by Potter & Perry, 2001) Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang merupakan siklus dari 24 jam kehidupan manusia. Keteraturan irama sirkadian ini juga merupakan keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu, maka fungsi fisiologis dan psikologis dapat terganggu (Potter & Perry, 2001).

9 1.5 Pola Tidur Normal Pola tidur individu berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin, pekerjaan dan gaya hidup.pola tidur normal berdasarkan usia adalah bayi baru lahir membutuhkan tidur jam/ hari, pernafasan teratur dan 50 % tidur REM, infant membutuhkan tidur jam/ hari dan 20 30% tidur REM, toodler membutuhkan tidur jam/ hari dan 25% tidur REM, preschooler membutuhkan tidur 11 jam dan 20% tidur REM, usia sekolah tidur 10 jam/ hari dan 18,5% tidur REM, adolescent membutuhkan tidur 8,5 jam/ hari dan 20% tidur REM, usia dewasa muda membutuhkan tidur 7 8 jam/ hari dan 20 25% tidur REM, usia dewasa tengah membutuhkan tidur 7 jam/ hari dan 20% tidur REM, usia lanjut membutuhkan tidur 6 jam/ hari dan 20 25% tidur REM (Kozier, 2004; Hidayat, 2005). Pola tidur seseorang berubah sepanjang kehidupan seseorang. Shwam & Keith (2002) mengatakan bahwa ada perubahan dalam pola tidur anak Bayi Beberapa bayi tidur selama 22 jam perhari, bayi lain tidur selama jam perhari. Sekitar 20 % - 30 % tidur adalah tidur REM. Pertama-pertama bayi terbangun setiap 3 4 jam, makan, dan kemudian kembali tidur. Pada bulan keempat, sebagian besar bayi tidur sepanjang malam dan menetapkan pola tidur siang yang bervariasi pada setiap individu. Di akhir tahun pertama, seorang bayi biasanya tidur siang sebanyak 1 atau 2 kali sehari dan tidur 14 jam tiap 24 jam (Kozier, 2002).

10 1.5.2 Batita ( Todler ) Kebutuhan tidur batita menurun menjadi jam sehari. Sekitar 20% - 30% tidur berupa tidur REM. Sebagian besar batita tetap memerlukan tidur siang, tetapi kebutuhan untuk tidur dipertengahan pagi hari secara bertahap menurun. Siklus bangun tidur normal batita biasanya pada usia 2 atau 3 tahun. Batita dapat memberikan penolakan besar untuk tidur. Anak yang terbangun di malam hari mungkin takut gelap atau memiliki pengalaman buruk di malam hari atau mimpi buruk (Kozier, 2002). 1.6 Konsep Batita Defenisi Batita Anak batita adalah sekelompok penduduk yang berusia 1-3 tahun (batita tetapi tidak termasuk bayi). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya jumlah dan besarnya seldiseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan proses bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui kematangan dan belajar (Wong, et al., 2009). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi secara fisik, intelektual,

11 maupun emosional. Pada semua dimensi tumbuh kembang terdapat urutan yang jelas dan dapat diperkirakan tetapi laju perkembangan setiap anak tidak sama. Terdapat variasi yang besar dalam hal usia pencapaian tahap perkembangannya. Sebagian tumbuh dan berkembang cepat sedangkan lainnya lambat dalam mencapai maturitas (Wong, et al., 2009). Periode usia perkembangan dapat dimulai dari usia prenatal (konsepsi lahir), masa bayi (lahir 1 tahun), kanak-kanak awal (toddler dan prasekolah), kanak-kanak pertengahan (6 12 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (11-19 tahun). Masing-masing periode memiliki tugas perkembangan yang harus dicapai yaitu serangkaian ketrampilan dan kompetensi yang harus dikuasai pada tahap perkembangannya agar anak mampu berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya (Wong, et al., 2009) Perkembangan Batita a. Motorik Perkembangan motorik kasar anak yaitu mampu melangkah dan berjalan dengan tegak, pada umur 18 bulan anak mampu menaiki tangga dengan cara satu tangan dipegang dan pada akhir tahun kedua sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola dan mulai mencoba melompat. Perkembangan motorik halus mampu menyusun atau mampu membuat menara pada kubus (Aziz, 2005). b. Bahasa Kemampuan bahasa pada anak sudah mulai ditunjukkan dengan anak mampu memiliki sepuluh perbendaharaan kata, kemampuan meniru dan mengenal serta responsif terhadap orang lain, mampu menunjukkan dua gambar, mampu

12 mengombinasikan kata-kata dan mulai mampu menunjukkan lambaian anggota badan (Aziz, 2005). c. Adaptasi Sosial Pada perkembangan adaptasi sosial mulai membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba memakai baju (Aziz, 2005) Teori Perkembangan 1. Sigmeunfreud (Perkembangan Psikoseksual) a. Fase Oral (0-1 tahun) Pusat aktivitas yang menyenangkan di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasan saat mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau benda-benda sekitarnya. b. Fase Anal (2-3 tahun) Meliputi retensi dan pengeluaran feses. Pusat kenikmatannya pada anus saat BAB, waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab. c. Fase Urogenital atau faliks (usia 3-4 tahun) Tertarik pada perbedaan anatomis laki-laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila menghadapi persoalan. Kedekatan anak laki-laki pada ibunya menimbulkan gairah seksual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.

13 2. Erikson (Perkembangan Psikososial) Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas perkembangannya. a. Trust vs Misstrust (0-1 tahun) Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaan menyebabkan konflik basictrust dan misstrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting. b. Autonomy vs shame and doubt (2-3 tahun) Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan membuat anak bertindak dan berpikir ragu-ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak. 3. Kohlberg (Perkembangan Moral) a. Pra-konvensional Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap perilaku anak. Penilaian terhadap perilaku didasarkan pada akibat sikap yang ditimbulkan oleh perilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyusaikan diri dengan harapan-harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.

14 b. Konvensial Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial agar disebut anak baik atau anak manis. c. Purna Konvensional Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prisip pribadi mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan disekitarnya lebih didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain. 4. Hurolck (Perkembangan Emosi) Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi bicara ia sudah mengembangkan emosi heran, malu, gembira, marah dan takut. Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya. Otak yang matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan emosi, selanjutnya perkembangan emosi dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan. 1.7 Fungsi Tidur Tidur adalah saat memulihkan dan mempersiapkan energi untuk periode bangun berikutnya, denyut nadi saat tidur juga menurun yang dapat memelihara jantung (McCante & Hueter, 2002 dalam Potter & Perry, 2003). Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM 4), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk

15 memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak (Potter & Perry, 2001). Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi oksigen dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat membantu penyimpanan memori dan pembelajaran. Secara umum, ada dua efek fisiologis dari tidur yaitu efek pada sistem saraf yang dapat memulihkan kepekaan dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf dan efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh (Hidayat, 2005). 2. Dampak kurang tidur Pada anak-anak dan bayi mempunyai dampak yang sangat merugikan pada pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Tidur merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh anak kecil terhadap infeksi. Jika tidurnya sampai terganggu, kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun yang kemudian efektivitas sistem daya tahan tubuh anak juga akan menurun. Sehingga anak sangat mudah untuk sakit dan pertumbuhan anak juga terganggu. Masalah tidur pada anak juga membawa berbagai dampak, yang belum didefinisikan secara lengkap, di antaranya adalah gangguan pertumbuhan, kesehatan kardiovaskular, fungsi kognitif dan perilaku sehari-hari. Kemampuan akademik pada berbagai tingkatan usia juga dapat dipengaruhi oleh gangguan tidur yang tidak terdiagnosis. Kurang tidur yang berdampak pada tumbuh kembang otak anak adalah ketidakmampuan dalam berpikir secara efisien karena tubuhnya lelah yang

16 mengakibatkan tidak mampu untuk berkonsentrasi. Akibatnya kualitas kemampuan berpikirnya menjadi rendah. Selain itu, bayi yang kurang tidur menjadi lebih rewel, cengeng, dan sulit diatur (Kozier, 2002). 3. Kualitas tidur Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006). Kualitas tidur seseorang dapat dianalisa melalui pemerikasaan laboraorium yaitu EEG yang merupakan rekaman arus listrik dari otak. Perekaman listrik dari permukaan otak atau permukaan luar kepala dapat menunjukkan adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam otak. Ini sangat dipengaruhi oleh derajat eksitasi otak sebagai akibat dari keadaan tidur, keadaan siaga atau karena penyakit lain yang diderita. Tipe gelombang EEG diklasifikasikan sebagai gelombang alfa, betha, tetha dan delta (Guytton & Hall, 1997). Selain itu, kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik dan psikologis yang dialami (Hidayat, 2006).

17 3.1 Kualitas tidur pada batita Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu yang didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang terjadi pada waktu orang itu bangun. Jika kualitas tidurnya bagus artinya fisiologi/faal tubuh dalam hal ini sel otak misalnya pulih kembali seperti semula saat bangun tidur (Kozier, 2002). Kualitas tidur batita tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tapi juga sikapnya keesokan hari. Batita dikatakan mengalami gangguan tidur jika pada malam hari tidurnya kurang dari 9 jam, terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangunnya lebih dari 1 jam. Selama tidur batita terlihat selalu rewel, menangis dan sulit jatuh tidur kembali. Bila hal tersebut sering terjadi pada kebiasaan tidur batita, maka akan sangat mempengaruhi pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun psikis. Besaran jumlah jam tidur anak, disesuaikan dengan tingkatan umurnya. Bayi baru lahir biasanya tidur selama jam per hari, bayi usia 2-12 bulan jumlah waktu tidurnya mencapai 9-12 jam pada malam hari dengan tidur siang 1-4 kali sehari. Sedangkan anak usia 12 bulan-3 tahun, biasanya tidur jam sehari dengan rata-rata tidur siang satu kali saja (Ramli, 2010). Kualitas tidur batita dapat dinilai dari keadaan tidur yang dialami batita meliputi lama waktu yang dibutuhkan untuk memulai tidur pada malam hari, total jam waktu tidur malam hari, frekuensi terbangun dari tidur pada malam hari, kepuasan tidur yang dialami batita dan jumlah jam tidur pada siang hari (Foreman,1995).

18 3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur dan kualitas tidur pada batita Kualitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Diantaranya yang dapat mempengaruhinya adalah: Lingkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi batita dapat mempercepat terjadinya proses tidur. Lingkungan fisik tempat batita tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Atur suasana kamar sehingga nyaman untuk tidur yang meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan boksnya. Boks dapat diletakkan di dalam kamar tidur, di samping ranjang orang tua atau di kamar tersendiri. Dihindari suara bising yang membuat membuat anak mudah terjaga. Tidak menggunakan pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk yang bisa membuat anak sesak. Nyamuk memang sering membuat anak tidak nyenyak tidur. Menggunakan kelambu bisa melindungi batita dari serangan nyamuk. Keadaan lampu yang sangat terang akan membuat anak sulit membedakan siang dan malam. Keadaan yang gelap akan merangsang otak untuk memproduksi melatonin, hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pinela untuk memberitahu otak bahwa diluar hari sudah gelap (Kozier, 2002).

19 3.2.2 Latihan Fisik Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut dapat terlihat bila batita melakukan aktivitas sehari-hari atau setelah melakukan pemijatan dan mencapai kelelahan. Latihan 2 jam atau lebih dalam hal ini pemijatan batita yang dilakukan sebelum waktu tidur membuat tubuh menjadi dingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang dapat meningkatkan relaksasi (Hidayat, 2006) Nutrisi Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur batita. Batita sulit tidur atau sering terbangun dari tidurnya karena merasa belum kenyang. Karena itu, perlu diperhatikan kebutuhan makanan dan minuman batita sebelum tidur. Seperti pemberian minuman susu formula sebelum tidur merupakan cara pemenuhan minuman batita. Jika kebutuhan fisiknya dipenuhi, batita tidak akan sering terbangun di tengah malam. (Potter and Perry, 2006) Penyakit Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan fisik dapat menyebabkan masalah tidur. Pada batita adanya gangguan atau rasa sakit pada gigi, telinga, kulit, saluran napas, saluran cerna, saluran kemih, otot atau tulangnya merupakan hal yang dapat mengganggu kenyamanan tidur batita (Potter & Perry, 2006).

20 4 Susu Formula 4.1 Pengertian Susu Formula Susu formula adalah minuman yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya sehingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI. Susu formula ada dalam bentuk cairan dan bubuk dengan formula tertentu, yang diberikan pada bayi dan anak-anak. Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan atau minuman bayi dan anak-anak karena seringkali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi (Judarwanto, 2012). Susu formula efektif diberikan pada usia 6 bulan ke atas, dimana setelah pemberian susu eksklusif selama 6 bulan setelah lahir. Pada batita jumlah susu yang diberikan adalah ml setiap harinya (Nenglita, 2011). Susu formula merupakan makanan paling utama karena susu kaya akan gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu susu juga kaya akan karbohidrat, lemak, protein serta vitamin dan garam mineral yang bermacammacam Karbohidrat. Kandungan karbohidrat pada susu formula antara 5.4 dan 8.2 gr setiap 100 ml. Dianjurkan supaya sebagai karbohidrat hanya atau hampir seluruhnya memakai laktosa, selebihnya glukosa atau destrin-maltosa. Tidak dibenarkan pada pembuatan susu formula untuk memakai tepung atau madu, maupun diasamkan (acidified) karena belum diketahui efek sampingannya dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Laktosa dalam usus dicerna oleh enzim laktase dan diserap sebagai glukosa dan galaktosa. Walupun aktivitas

21 laktose pada bayi baru lahir memuaskan, sebagian masukan laktosa akan mengalami proses fermentasi oleh kuman-kuman usus besar dan diubah menjadi asam laknat, asam lemak dengan berat molekul rendah. Dengan demikian laktosa merupakan faktor penting untuk menurunkan ph tinja. PH yang rendah ini disertai kapasitas buffer yang rendah pula karena rendahnya kandungan protein dan fosfat, memberi dampak yang baik untuk menekan pertumbuhan Escherichia Coli pada usus anak (Suhardjo, 2001) Lemak. Berbentuk cair yang terdapat di dalam susu sangat mudah dicerna dalam takaran yang mencukupi susuai dengan kebutuhan aktivitas keseharian. Dengan kata lain lemak itu terbakar dan tidak akan tertimbun dalam tubuh Protein. Yang terdapat di dalam susu dapat memberikan asam amino utama kepada seseorang untuk membentuk jaringan tubuh dan membangun sel-sel tubuh yang beragam. Sehingga susu sangat penting bagi pertumbuhan anak, juga untuk orang dewasa pada masa penyembuhan. Protein juga berfungsi untuk menambah stamina dan meningkatkan imunitas tubuh manusia. Asam amino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh juga dapat diganti dengan asam amino lain yang terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan atau nabati (Zarnadi, 2012) Glukosa. Adalah gula yang mengandung dua unsur yaitu glukosa dan galaktosa. Rasa manis susu 1/6 manis sukrosa, sehingga susu tidak terlalu berbahaya, karena susu hanya sedikit sekali mengandung galaktosa (Zarnadi, 2012).

22 4.1.5 Vitamin. Beberapa unsur vitamin yang terkandung dalam susu, diantaranya vitamin A berbentuk cair dan terdapat di dalam lemak, vitamin ini adalah sangat baik untuk anak-anak dan remaja untuk pertumbuhannya, karena ini merupakan unsur yang paling utama dalam pembentukan selaput retina pada mata yang disebut rods dan cons, dalam penyempurnaan fungsi penglihatan. Fungsi lain dari vitamin A ini adalah berperan dalam perawatan kulit dan kesehatan lendir, karena merupakan benteng pertahanan terhadap serangan mikroba dan virus. Selain vitamin A susu juga mengandung vitamin D yang berperan penting dalam tubuh dan bekerja sama dengan mineral serta kalsium dalam pembentukan jaringan tulang, sehingga susu sangat penting bagi pertumbuhan anak dan bayi yang masih menyusui (Zarnadi, 2012). Selain itu, terdapat kandungan tambahan di dalam susu seperti AA-DHA, karoten, selenium, sphingomyelin, nukleotida, laktoferin, laktulosa, asam linoleat, asam linolenat, zat besi dan prebiotik AA (Asam Arakidonat)-DHA (Dokosaheksaenoat) merupakan komponen dari asam lemak essensial yang terdapat pada otak. AA dan DHA berfungsi untuk perkembangan syaraf otak, untuk perkembangan organ penglihatan yang optimal dan pertumbuhan jaringan tubuh serta prostaglandin (Ardinasari, 2011) Karoten berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, memelihara sel-sel sehat dan melindungi bahaya kumulatif radikal bebas (Ardinasari, 2011).

23 4.1.3 Selenium yang berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sekaligus sebagai antioksidan (Ardinasari, 2011) Sphingomyelin berfungsi dalam mempercepat rangsangan dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain (Ardinasari, 2011) Nukleotida yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan hidrobakteria di dalam usus, menurunkan kejadian diare dan membantu absorpsi zat besi (Ardinasari, 2011) Laktoferin yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan bakteri berbahaya dan mengikat zat besi yang dibutuhkan bakteri tersebut sebagai sumber makanan (Ardinasari, 2011) Laktulosa yang berfungsi untuk membantu kesehatan sistem pencernaan dan memperbaiki penyerapan zat gizi (Ardinasari, 2011) Asam Lino leat (Omega 6) dan Asam Linolenat (Omega 3) yang berfungsi membuat lentur pembuluh darah dan menghindari terjadi sumbatan pada pembuluh darah (Ardinasari, 2011) Zat besi yang berfungsi untuk pembentukan sel darah merah, berperan dalam mylenisasi otak dan meningkatkan daya konsentrasi (Ardinasari, 2011) Prebiotik berperan dalam menstimulir pertumbuhan dan berfungsi mencegah sembelit (Ardinasari, 2011). 4.2 Pengaruh susu terhadap tidur

24 Intervensi gangguan tidur pada batita dapat dilakukan dengan intervensi makanan yang mengandung alfa protein yang kaya triptofan. Susu mengandung Alfa Protein cukup tinggi yang berperan dalam mengatur pola tidur bayi dan membuatnya dapat tidur lelap serta mempengaruhi keadaan prilaku bayi. Keadaan ini meliputi lama waktu yang dibutuhkan bayi sebelum terlelap, tidur tenang, menangis, dan keadaan terbangun. Adanya triptofan pada susu menjadi prekursor dari hormon melatonin dan serotin yang bertugas sebagai penghubung antarsaraf (neurotransmitter) serta pengatur pola kebiasaan (neurobehavioral). Dan ini berdampak pada pola kesadaran, persepsi atas rasa sakit dan pola tidur (Wahyu, 2005). Triptofan merupakan faktor penting dalam menentukan perkembangan otak, sebab itu zat ini penting dikonsumsi bayi dan anak. Triptofan adalah asam amino essensial yang berfungsi sebagai prekusor pembentukan serotonin. Triptofan akan dikonversi menjadi serotonin di dalam tubuh. Konversi triptofan menjadi serotonin dibantu oleh vitamin B6 dan vitamin C. Serotonin merupakan neurotransmitter yang bertanggung jawab terhadap transfer impuls-impuls saraf ke otak. Serotonin juga berperan dalam menginduksi rasa kantuk dan relaksasi serta memiliki efek meredakan rasa sakit. Fungsi serotonin di dalam otak adalah mempengaruhi mood/perasaan seseorang, mempengaruhi keinginan/hasrat seseorang terhadap aktivitas, memunculkan rangsangan lapar, mengantuk, mengatur suhu tubuh dan berperan penting dalam aktivitas memory dan regulasi selera makan.

25 Serotonin di dalam tubuh kemudian diubah menjadi hormon melatonin. Melatonin merupakan hormon yang dibuat oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar kecil di otak. Hormon ini diproduksi secara alami dalam tubuh apabila matahari sudah mulai tenggelam (mendekati senja). Melatonin membantu mengendalikan siklus tidur dan bangun. Melatonin mulai meningkat di pertengahan sampai larut malam, tetap tinggi untuk hampir sepanjang malam, dan kemudian turun di pagi hari. Cahaya mempengaruhi berapa banyak tubuh Anda memproduksi melatonin. Hormon melatonin mempunyai kecenderungan menurun jumlah dan kadarnya di dalam darah. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya kemampuan sel untuk melaksanakan fungsinya, memperlambat regenerasi dan meningkatkan resiko timbulnya sel-sel abnormal sehingga seseorang tersebut menjadi tidak teratur ritme hidupnya karena sukar, mudah terjaga dan mudah mengalami kecemasan (Ali, 2006). Manfaat penggunaan melatonin adalah untuk memperbaiki kualitas tidur (sulit tidur, jet lag serta gangguan irama biologis lainnya yang mengganggu tidur), membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mempunyai potensi sebagai antioksidan, mempertahankan kesehatan jantung (termasuk menstabilkan kadar kolesterol di dalam darah dan menurunkan resiko timbulnya ketidakteraturan detak jantung yang biasa timbul pada orang tua), mencegah kanker serta mendukung pengobatan kanker (Ali, 2006). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendukung tidur lelap adalah rasa santai dan rileks di seluruh tubuh. kecepatan metabolisme tubuh dan ketegangan pikiran harus dirilekskan sebelum tidur. Salah satu cara yang sering

26 digunakan dapat membantu tidur lelap adalah meminum susu sebelum tidur. Susu dapat menimbulkan efek rileks dan nyaman pada tubuh. Mekanisme menuju kenyamanan dalam tidur merupakan interaksi molekul-molekul dalam susu dan merupakan reaksi yang terjadi dalam tubuh akibat asupan susu tersebut. Substansi utama dalam susu yang dapat membantu relaksasi adalah mineral susu dan protein susu. Susu dapat memperlambat metabolisme tubuh dan menimbulkan rasa kantuk. Vitamin B6 dan vitamin C yang ada pada susu turut membantu pembentukan serotonin dan hormon melatonin (Made, 2006).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefenisikan sebagai perubahan status kesadaran dimana persepsi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan (Wahit dan Nurul, 2007). Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pola Tidur Tidur diartikan sebagai suatu keadaan berubahnya kesadaran, dimana dengan adanya berbagai derajad stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat terkait dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya kesehatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori belajar dan prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pengertian tidur dan fisiologi tidur serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Media Sosial a. Pengertian Media Sosial Media sosial adalah sebuah sarana yang dibuat untuk memudahkan interaksi sosial dan komunikasi dua arah. Dengan semua

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks,

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR Niken Andalasari 1 Kebutuhan Istirahat dan tidur Istirahat sangat luas jika diartikan meliputi kondisi santai, tenang, rileks, tidak stress, menganggur,.. Namun tidak berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun jumlahnya. Tenaga kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah sekitar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Tidur adalah suatu proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Tidur adalah suatu proses BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur 1.1. Defenisi Tidur Tidur didefenisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur Bayi Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan (Perry et all, 2006). Pada dasarnya, tidur dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan dasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Definisi : Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Koma = keadaan bawah sadar dimana orang tsb tidak dapat dibangunkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tidur 2.1.1 Pengertian dan Fungsi Tidur Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf pusat, dimana ketika seseorang sedang tidur bukan berarti bahwa susunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Remaja WHO mendefinisikan remaja (adolescent) sebagai individu berusia 10 sampai 19 tahun dan dewasa muda (youth) 15 sampai 24 tahun. Dua kelompok usia yang saling

Lebih terperinci

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan ISTIRAHAT & TIDUR By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Pengertian Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah Tidur adalah status perubahan kesadaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perkumpulan lansia Kartasura pada bulan November 2016 didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

Lebih terperinci

Tidur dan Ritme Sirkadian

Tidur dan Ritme Sirkadian Modul ke: Tidur dan Ritme Sirkadian Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengertian Tidur : Tidur berasal dari bahasa latin somnus yang berarti alami

Lebih terperinci

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup (Istirahat) MASYARAKAT KINI Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup DI AMERIKA SERIKAT Perasaan letih termasuk 10 alasan utama mengapa penderita mengunjungi dokter

Lebih terperinci

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan Mohon membaca slide untuk menjawab soal Benar dan Salah dan Menjodohkan. Semua yang di tulis di slide berikut ini adalah jawaban untuk pertanyaan essay Sinar matahari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi (Prawirohardjo,2008 dalam Kumalasari, 2015).

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR NAMA : ZULIYA INDAH FATMAWATI NIM : G3A015019

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR NAMA : ZULIYA INDAH FATMAWATI NIM : G3A015019 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR NAMA : ZULIYA INDAH FATMAWATI NIM : G3A015019 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertian Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidaksadaran yang bersifat sementara dan dapat dibangunkan dengan memberikan rangsangan sensori atau rangsangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI 1. Defenisi ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang berguna bagi makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat atau tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal.istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata

Lebih terperinci

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian

Lebih terperinci

Melindungi kesehatan ibu :

Melindungi kesehatan ibu : KONSELING MENYUSUI 1/1 MANFAAT MENYUSUI A S I Zat-zat gizi yang lengkap Mudah di cerna, diserap secara efesien Melindungi terhadap infeksi MENYUSUI Membantu bonding dan perkembangan Membantu menunda kehamilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertian tidur Tidur adalah suatu keadaan dibawah sadar yang orang tersebut dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton, 1991).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Tidur Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbaharui

Lebih terperinci

keadaan dimana tubuh tidak aktif, sebenarnya tidur merupakan keadaan aktif, (Sherwood, 2001., Robotham, 2011 dalam William, 2013).

keadaan dimana tubuh tidak aktif, sebenarnya tidur merupakan keadaan aktif, (Sherwood, 2001., Robotham, 2011 dalam William, 2013). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Konsep Tidur 2.1.1. Definisi Tidur Tidur bukan berarti tidak produktif. Meski saat tidur tanggapan terhadap berbagai stimulus menjadi berkurang. Walaupun tidur sering dipandang

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan majunya pengetahuan dan teknologi terutama ilmu kesehatan, promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri

Lebih terperinci

Manfaat Minum Air Putih

Manfaat Minum Air Putih Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein merupakan zat psikoaktif yang terdapat pada banyak sumber seperti kopi, teh, soda dan cokelat. Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-4

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan LAMPIRAN KUESIONER Identitas 1. Nama : 2. Alamat : 3. Umur : a. < 20 tahun b. 20-30 tahun c. 31-40 tahun d. > 40 tahun 4. Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah atau tidak tamat SD b. SD / sederajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF ASI adalah satu satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat melakukan presentasi, berpidato, berkampanye, atau kegiatan lain yang berhubungan dengan berbicara di depan khalayak ramai, pembicara dituntut untuk rileks dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5gr/dl dan pada wanita 14,0gr/dl.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5gr/dl dan pada wanita 14,0gr/dl. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peneliti berikutnya untuk menambah data dalam meneliti hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap perkembangan bayi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kadar Hemoglobin 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tidur a. Pengertian Tidur Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak-anak terutama usia sekolah merupakan tahapan yang penting bagi kehidupan seseorang. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Fisiologi Tidur Tidur merupakan salah satu kegiatan yang memiliki peran penting dalam hidup manusia. Selain itu tidur juga merupakan salah satu kegiatan signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu miliar orang di dunia menderita disabilitas. Disabilitas atau kecacatan dapat terjadi akibat kondisi kesehatan, kondisi lingkungan, dan faktor lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga universal karena umumnya semua individu dimanapun ia berada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi, baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat terlihat dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Hall (1997), p.488 (dalam Karota-Bukit, 2005). Selama tidur, tubuh akan beristirahat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Hall (1997), p.488 (dalam Karota-Bukit, 2005). Selama tidur, tubuh akan beristirahat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Tidur Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar, dimana seseorang dapat dibangunkan oleh rangsang sensori atau stimulus lain dari lingkungan Guyton and Hall (1997),

Lebih terperinci

NREM tahap I NREM tahap II NREM tahap III NREM tahap IV

NREM tahap I NREM tahap II NREM tahap III NREM tahap IV Tahapan Tidur Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau Rapid Eye Movement(REM) dan pergerakan mata yang tidak cepat atau Non Rapid Eye Movement (NREM). Tidur diawali dengan fase

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa mulut. 1 Saliva terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

Matahari memungkinkan adanya siklus hujan,penentu cuaca dan iklim.

Matahari memungkinkan adanya siklus hujan,penentu cuaca dan iklim. Matahari adalah sumber cahaya bagi dunia ini dan merupakan sumber energi bagi kehidupan baik bagi manusia,hewan maupun tumbuhan. Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini menyimpulkan, sebaiknya makanan pendamping (MP) ASI diberikan paling cepat pada usia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan anjuran WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Air Susu Ibu Air susu ibu (ASI) adalah makanan pertama alami untuk bayi yang memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Anak bukan miniatur orang dewasa Anak sedang tumbuh dan berkembang Anak membutuhkan energi per kg BB lebih tinggi Anak rentan mengalami malnutrisi Gagal

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT OLEH : KELOMPOK 5 I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta P07124214 017 Kadek Devi Ary Suta P07124214 022 Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu P07124214

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang beraneka ragam, termasuk pangan. Sayur merupakan bahan pangan yang mudah didapat. Sayur memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. optimal bagi manusia. Maslow dalam teori kebutuhan dasar manusia, membagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. optimal bagi manusia. Maslow dalam teori kebutuhan dasar manusia, membagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam kebutuhan dasar manusia seperti makanan, air, rasa aman, dan cinta sangat penting untuk keberlangsungan hidup dan terwujudnya kesehatan optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi dan tidak ada satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal,

Lebih terperinci

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI TIDUR Tidur suatu periode istirahat bagi tubuh dan jiwa Tidur dibagi menjadi 2 fase : 1. Active sleep / rapid eye movement (REM) 2. Quid

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi juga meliputi psikologis dan sosial. Perubahan yang terjadi pada lansia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi juga meliputi psikologis dan sosial. Perubahan yang terjadi pada lansia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Lansia 2.1.1 Pengertian Lanjut usia (Lansia) merupakan salah satu fase kehidupan yang dialami oleh individu yang berumur panjang. Lansia tidak hanya meliputi aspek

Lebih terperinci

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING Rp 195.000,- per botol @ 625 ml Rp 100.000,- per botol @ 300 ml Kombinasi khasiat 10 tanaman herbal khas Indonesia menurunkan berat badan. Anjuran minum 2x sehari:

Lebih terperinci

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF Pokok Bahasan : Keperawatan Maternitas Sub Pokok Bahasan : ASI Eksklusif Tempat : Puskesmas Turen Sasaran : Masyarakat yang berobat di Puskesmas Turen Tanggal : Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terjadinya pembentukan sel tubuh yang rusak (natural healing

BAB I PENDAHULUAN. untuk terjadinya pembentukan sel tubuh yang rusak (natural healing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan yang paling dasar pada manusia, antara lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan, nutrisi, eliminasi, aktivitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewaspadaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia agar dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari dengan baik (Guyton & Hall, 2007). Kewaspadaan adalah

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

TEORI FENOMENA ORGAN

TEORI FENOMENA ORGAN TEORI FENOMENA ORGAN By: Syariffudin Definisi Teori Fenomena Organ Yaitu sebuah teori untuk menilai fungsi organ organ dalam secara fisiologi maupun secara patalogis dengan didasarkan pada apa yang terlihat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

TI T PS K ESEHATA T N 1

TI T PS K ESEHATA T N 1 TIPS KESEHATAN 1 KEAJAIBAN TUBUH MANUSIA Organ-organ penting tubuh a.l. 1. JANTUNG o o 2. GINJAL o Setiap 24 jam berdetak 103.680 kali nonstop Memompa darah sekitar 5-6 liter per menit, atau sekitar 7.200

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAGIAN 1: MENGAPA PERLU DETOKS?

BAGIAN 1: MENGAPA PERLU DETOKS? BAGIAN 1: MENGAPA PERLU DETOKS? Dikutip dari tulisan Ibu Andang Gunawan, ADN, ND (Majalah NIRMALA Mei 2004) - sebagian kecil tulisan asli dibuang Anda punya masalah sembelit, demam, flu, kelebihan berat

Lebih terperinci

Irama Sirkadian. Anastasia Tri Anggarwati. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Irama Sirkadian. Anastasia Tri Anggarwati. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Irama Sirkadian Anastasia Tri Anggarwati 102012191 triaanastasia@gmail.com Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Pendahuluan

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta NUTRISI PADA ANAK Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak Pertumbuhan

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup ISTIRAHAT MASYARAKAT KINI Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup DI AMERIKA SERIKAT Perasaan letih termasuk 10 alasan utama mengapa penderita mengunjungi dokter

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Salah satu ibadah dalam agama Islam adalah shoum atau berpuasa, menahan lapar

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang

Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang Seimbangkan kadar gula darah anda sekarang. Apa yang anda ketahui dengan gula darah? Didefinisikan dengan banyaknya kandungan gula atau glukosa dalam darah anda.

Lebih terperinci

HEALTH SECRET. Q & S Dept Travira Air

HEALTH SECRET. Q & S Dept Travira Air HEALTH SECRET Q & S Dept Travira Air 2009 1 KEAJAIBAN TUBUH MANUSIA Organ-organ penting tubuh a.l. 1. JANTUNG o o 2. GINJAL o Setiap 24 jam berdetak 103.680 kali nonstop Memompa darah sekitar 5-6 liter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang untuk mengembalikan stamina tubuh dalam kondisi yang optimal. Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Untuk hidup dan meingkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral) dalam jumlah yang cukup,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan fisik maupun mental sehingga proses tumbuh. kembang dapat berlangsung secara optimal. Kebutuhan dasar yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan fisik maupun mental sehingga proses tumbuh. kembang dapat berlangsung secara optimal. Kebutuhan dasar yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa yang menjadi sumber daya bangsa dimasa mendatang, untuk itu perlu mendapatkan perhatian yang khusus agar terjamin kelangsungan

Lebih terperinci