|
|
- Sukarno Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU) 3R MULYOAGUNG BERSATU KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRASTIC Rizky Setyawan 1, Andre Primantyo Hendrawan 2, Tri Budi Prayogo 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya rizkysetyawan92@gmail.com ABSTRAK TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) 3R Mulyoagung Bersatu yang terletak di Kecamatan Dau Kabupaten Malang ini adalah salah satu TPST yang mampu mengelola sampah dengan volume 64 m 3 /hari dari sekitar rumah di Kawasan Mulyoagung. TPST 3R Mulyoagung Bersatu tersebut mampu mengelola 45% dari volume sampah dipilah menjadi barang yang siap digunakan kembali, 39 % menjadi pupuk kompos dan hanya 16 % yang diangkut ke TPA. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kerentanan polusi airtanah terhadap pencemaran dengan menggunakan metode DRASTIC yang ditinjau dari 7 parameter DRASTIC. Parameter itu meliputi kedalaman muka airtanah, curah hujan, media akuifer, tekstur tanah, kemiringan lereng, kondisi zona tak jenuh dan konduktifitas hidraulik. Hasil dari penelitian yang dilakukan di 3 titik TPST 3R Mulyoagung Bersatu berupa tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran yang dapat dikelompokkan menjadi sedang dan rendah yaitu: Titik 1 yang berada di depan TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 139 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan sedang, Titik 2 yang berada di belakang TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 85 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan rendah, Titik 3 yang berada di samping TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 85 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan rendah. Jadi dapat disimpulkan tingkat kerentanan polusi airtanah di TPST 3R Mulyoagung Bersatu adalah rendah. Kata Kunci: kerentanan, polusi airtanah, metode DRASTIC ABSTRACT TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) 3R Mulyoagung Bersatu located in Dau subdistrict Malang district is one of TPST can manage garbage to the volume of 64 m 3 /day from around houses in Mulyoagung area. TPST 3R Mulyoagung Bersatu is able to manage 45% of total dump being sorted items that are ready to be used again, 39% be fertilizer compost and only 16% are transported to landfill. This study aims to evaluate the vulnerability level of groundwater against pollution by using DRASTIC methods that review of the 7 DRASTIC parameters. DRASTIC parameters are : depth to watertable, recharge, aquifer media, soil media, topography, impact of vadose zone media, and conductivity hydraulic. Results of this study conducted in 3 point TPST 3R Mulyoagung Bersatu form the level of groundwater vulnerability towards contamination can be classified into medium and low is: point 1 located in front of TPST Dau have DRASTIC index 139 that can be included in the category of medium level vulnerability, point 2 located in behind TPST Dau have DRASTIC index 85 that can be included in the category of low level vulnerability, point 3 where located next to TPST Dau have DRASTIC index 85 that can be included in the category of low level vulnerability. So it can be concluded that the vulnerability level of groundwater pollution in TPST 3R Mulyoagung Bersatu is low. Keywords : Vulnerability, groundwater pollution, DRASTIC methods
2 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini airtanah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan baik itu industri, domestik ataupun irigasi. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah bahwa volume airtanah di suatu daerah memiliki kapasitas yang terbatas, sehingga pengelolaan airtanah harus mempertimbangkan prinsip prinsip keseimbangan air yang ada. Perlindungan airtanah terhadap pencemaran saat ini sangat penting karena mengingat banyaknya kebutuhan masyarakat untuk keberlangsungan hidup yang cukup banyak membutuhkan air. Untuk itu perlu adanya penelitian terkait kerentanan polusi airtanah dengan cara melakukan zonasi atau pemetaan kerentanan polusi airtanah terhadap pencemaran. Pertambahan penduduk di Kabupaten Malang semakin lama semakin pesat yang mengakibatkan kebutuhan akan air bersih meningkat. Hal itu juga dipengaruhi dengan bertambahnya penduduk yang semakin pesat juga tidak lepas dari limbah rumah tangga yang dihasilkan contohnya seperti sampah. TPST 3R Mulyoagung sendiri telah mampu mengelola sampah dengan volume 64 m 3 /hari dari sekitar rumah di Kawasan Mulyoagung. TPST tersebut mampu mengelola 45% dari volume sampah mampu dipilah menjadi barang yang siap digunakan kembali, 39 % menjadi pupuk kompos dan hanya 16 % yang diangkut ke TPA. Studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran yang dapat diprediksi dengan menggunakan metode DRASTIC INDEX. Dengan metode DRASTIC INDEX ini tingkat kerentanan airtanah akan ditabelkan sesuai dengan 7 parameter DRASTIC. METODE 1. Analisa Air Tanah Pengumpulan data airtanah yang dipakai untuk studi ini adalah dengan menggunakan geolistrik yang dimana untuk mengetahui kedalaman air dan media akuifer sebagai parameter untuk penentuan nilai kedalaman airtanah, zona tak jenuh dan konduktivitas hidraulik. Alat dan bahan yang digunakan dalam studi ini adalah: 1. Alat resistivity meter 2. Accu sebagai sumber arus DC 3. Batang elektoda 4. Kabel penghubung 5. Rollmeter 6. Handy Talky 7. Palu 8. GPS 9. Payung 10. Alat tulis Gambar Alat Pendugaan Muka Airtanah (Geolistrik) Sumber : Dokumentasi Lapangan 2. Analisa Hasil Pengukuran Laju Infiltrasi Dalam studi ini analisa hasil pengukuran laju infiltrasi dengan menggunakan alat ukur yang dinamakan turf-tec infiltrometer. Dari hasil pengukuran nantinya akan didapatkan laju infiltrasi dalam satuan (mm/menit).
3 Alat dan bahan yang digunakan dalam studi ini adalah: 1. Alat Turf-tec Infiltrometer 2. Penggaris 3. Air 4. Alat tulis Gambar Proses Pemanasan Labu Ukur Berisi Campuran Sampel Tanah dengan Air Sumber: Dokumentasi Laboratorium Gambar Turf-tec Infiltrometer Sumber: Dokumentasi Lapangan 3. Analisa Jenis Tanah Dalam studi ini untuk analisa jenis tanah yang digunakan yaitu sampel tanah yang diuji di Laboratorium untuk mengetahui tekstur tanah sebagai penentuan parameter tekstur tanah pada metode DRASTIC. Uji yang dilakukan adalah pemeriksaan berat jenis tanah, analisa saringan dan pemeriksaan hidrometer. Alat dan bahan yang digunakan untuk mengetahui berat jenis tanah adalah: 1. Sampel tanah 2. Timbangan 3. Labu Ukur 100 ml 4. Saringan 5. Kompor 6. Oven 7. Thermometer 8. Alat tulis Alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran hidrometer adalah: 1. Sampel tanah 2. Tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml 3. Timbangan 4. Saringan no 10, 20, 40, 60, 100, dan Neraca dengan ketelitian 0,01 gram 6. Pengaduk mekanis dan mangkok disperse (mechanical stire) 7. Oven 8. Cawan 9. Thermometer 10. Larutan pendispersi 11. Alat tulis
4 Gambar Pembacaan Hidrometer Sumber: Dokumentasi Laboratorium 4. Analisa Kemiringan Lereng Dalam studi ini untuk analisa kemiringan lereng menggunakan alat yaitu waterpass. Alat ini membantu untuk mengetahui beda tinggi suatu tempat, jarak, dan elevasi sehingga bisa diperoleh nilai slope. Alat dan bahan yang digunakan dalam studi ini adalah: 1. Alat ukur sipat datar (waterpass) 2. Statif (kaki tiga) 3. Baak ukur 4. Patok 5. Payung 6. Rollmeter 7. Unting-unting 8. Alat tulis Gambar Pembacaan Baak Ukur Sumber: Dokumentasi Lapangan Gambar Pengukuran Suhu Dalam Tabung Hidometer Sumber: Dokumentasi Laboratorium Gambar Pencatatan Data Hidrometer Sumber: Dokumentasi Laboratorium Gambar Penyetelan Nivo Sumber: Dokumentasi Lapangan 5. Analisa dengan IPI2WIN Dalam studi ini untuk menganalisis data hasil pengukuran geolistrik
5 menggunakan bantuan program sofware IPI2WIN. 6. Analisa Metode DRASTIC Metode DRASTIC merupakan metode yang menggunakan sistem rating dan skoring. Dasar dari pemberian rating dan skoring ini adalah kondisi hidrogeologi daerah tersebut. Kondisi hidrogeologi tersebut terbagi atas tujuh parameter, antara lain: 1. Depth to Watertable (Kedalaman Airtanah) Dalam tugas akhir ini, depth to watertable diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan menggunakan geolistrik yang berupa kedalaman akuifer (muka airtanah) yang kemudian ditentukan ratingnya sesuai kedalaman airtanah tersebut. 2. Recharge (Curah Hujan) Untuk mendapatkan nilai rating dari Recharge, diperoleh dari pengukuran laju infiltrasi dengan menggunakan alat ukur infiltrometer untuk mengetahui besarnya recharge pada suatu daerah. 3. Aquifer Media (Media Akuifer) Dalam tugas akhir ini, media akuifer diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan menggunakan geolistrik yang kemudian ratingnya ditentukan sesuai jenis media akuifernya. 4. Soil Media (Tekstur Tanah) Dalam tugas akhir ini, tekstur tanah diperoleh dari hasil uji laboratorium menggunakan hidrometer sehingga dapat diketahui tekstur tanah di TPST Mulyoagung Dau. 5. Topography (Kemiringan Lereng) Untuk mendapatkan nilai rating dari topography diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan menggunakan alat waterpass untuk mendapatkan kemiringan lereng. 6. Impact of Vadose Zone (Kondisi Zona Tak Jenuh) Dalam tugas akhir ini, nilai rating dari vadose zone diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan menggunakan geolistrik yang kemudian ratingnya ditentukan sesuai jenis batuan pada zona tak jenuhnya. 7. Conductivity Hydraulic of Aquifer Media (Konduktivitas Hidraulik) Untuk mendapatkan nilai rating dari konduktivitas hidraulik, terlebih dahulu harus dicari media dari akuifer yang bersangkutan. Untuk DRASTIC index yang besar, berarti menunjukkan kerentanan terhadap polusi yang besar, dan untuk DRASTIC index yang kecil, berarti menunjukkan kerentanan terhadap polusi yang kecil. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Daerah Studi Berdasarkan peta Hidrogeologi, lokasi TPST Mulyoagung Bersatu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dapat dikelompokkan dalam sistem akuifer berdasarkan terdapatnya airtanah dan produktivitas akuifer adalah kelompok akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir. TPST Mulyoagung Bersatu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang termasuk dalam akuifer produktif tinggi dengan penyebaran luas yang tersebar diwilayah sekitar TPST Mulyoagung Bersatu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Ciri spesifik akuifer produktif tinggi dengan penyebaran luas adalah : 1. Akuifer dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka airtanah sangat beragam 2. Debit sumur umumnya lebih dari 5 liter/detik Batuan penyusun merupakan aluvium endapan sungai yang umumnya tersusun oleh bahan bahan berbutir halus (lempung, lanau, pasir) serta memiliki kelulusan air sedang sampai rendah. Pengolahan Data Geolistrik Gambaran tentang keadaan lapisan bawah permukaan secara vertikal dapat diperoleh melalui pengukuran dan analisa menggunakan geolistrik. Berdasarkan gambaran ini dapat diketahui lithologi batuan penyusun, letak dan persebarannya. Dalam studi ini,
6 digunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger. Titik yang digunakan dalam pengukuran ini ada 3 titik yang berada di sekitar TPST Dau, yaitu : 1. Berada di Depan TPST Dau. ini terletak pada koordinat 07 55' 18,1" LS dan ' 59,5" BT. 2. Berada di Belakang TPST Dau. ini terletak pada koordinat 07 55' 18,9" LS dan ' 01,2" BT. 3. Berada di Samping TPST Dau. ini terletak pada koordinat 07 55' 17,6" LS dan ' 01,8" BT Analisis Tahanan Jenis Sebenarnya dengan Program IPI2WIN Program IPI2WIN menampilkan hasil analisis berupa kurva hubungan antara nilai tahanan jenis semu dengan panjang elektoda arus per dua. Analisis dilakukan untuk mendapatkan nilai tahanan jenis sebenarnya dari lapisan tanah yang dianalisis, ketebalan, dan kedalaman masing masing lapisan. Maka dari itu, diperoleh output berupa : 1. Jumlah lapisan (N) 2. Nilai tahanan jenis lapisan (ρ) 3. Tebal lapisan (h) 4. Kedalaman lapisan (d) 5. Altitude (Alt)/ ketinggian (elevasi) lapisan Gambar 4.6 Hasil Analisis Tahanan Sebenarnya Pada Titik 1 dengan Program IPI2WIN Gambar 4.7 Hasil Analisis Tahanan Sebenarnya Pada Titik 2 dengan Program IPI2WIN
7 Tahanan Jenis (Ohm-m) Tebal (m) Kedalaman (m) Legenda Deskripsi Lapisan 11,3 5,65 5,65 Clay 7,66 1,52 7,17 Clay 29 2,83 10 Tuffa 9,36 6,88 16,9 Clay Gambar 4.8 Hasil Analisis Tahanan Sebenarnya Pada Titik 3 dengan Program IPI2WIN Interpretasi Lapisan Bawah Permukaan Berdasarkan data yang didapatkan dari lapangan, nilai resistivitas hasil pengolahan dan interpretasi data resistivitas pada 3 titik pengukuran dengan menggunakan program IPI2WIN, didapatkan gambaran susunan lapisan bawah permukaan. Tahanan Jenis (Ohm-m) Tebal (m) Kedalaman (m) Legenda Deskripsi Lapisan 9,53 1,5 1,5 Clay 22,2 13,1 30 Tuffa (Diperkirakan terdapat airtanah) Gambar 4.10 Gambaran Lapisan Bawah Permukaan di Titik 2 Tahanan Jenis (Ohm-m) Tebal (m) Kedalaman (m) Legenda Deskripsi Lapisan 7,52 1,5 1,5 Clay 23,1 1,75 3,25 Tuffa 2,18 1,24 4,49 Clay 7,16 2,01 3,51 Clay 19,1 11,3 15,8 Clay 31,9 4,6 8,11 Tuffa 4,09 5,97 14,1 Clay 41,7 14,2 30 Tuffa (Diperkirakan terdapat airtanah) ,9 30 Pasir kasar (Diperkirakan terdapat airtanah) Gambar 4.9 Gambaran Lapisan Bawah Permukaan di Titik 1 Gambar 4.11 Gambaran Lapisan Bawah Permukaan di Titik 3 Analisa Nilai Laju Infiltrasi dengan Menggunakan Infiltrometer Hasil dari pengukuran laju infiltrasi di TPST 3R Mulyoagung Dau menggunakan alat yang dinamakan Turftec (Infiltrometer).
8 Tabel 4.10 Hasil Akhir Besaran Nilai Laju Infiltrasi di TPST 3R Mulyoagung Dau 1 Tabel 4.11 Hasil Akhir Besaran Nilai Laju Infiltrasi di TPST 3R Mulyoagung Dau 2 Tabel 4.12 Hasil Akhir Besaran Nilai Laju Infiltrasi di TPST 3R Mulyoagung Dau 3 Gambar 4.15 Grafik Laju Infiltrasi Hitung di TPST 3R Mulyoagung Dau 1 Gambar 4.16 Grafik Laju Infiltrasi Hitung di TPST 3R Mulyoagung Dau 2
9 Tabel 4.21 Pemeriksaan Analisa Saringan 2 Gambar 4.17 Grafik Laju Infiltrasi Hitung di TPST 3R Mulyoagung Dau 3 Analisa Jenis Tanah Tabel 4.13 Pemeriksaan Berat Jenis Tanah Tabel 4.22 Pemeriksaan Analisa Saringan 3 Dari perhitungan didapatkan spesific gravity tanah pada tiap labu ukur sebagai berikut: Spesific Gravity Labu Ukur A Labu Ukur A Labu Ukur B 2,3006 2,2163 2,4058 Sehingga Spesific gravity dari tanah tersebut sebesar: 2,3076. Hasil dari saringan tersebut disajikan pada Tabel 4.20 sampai Tabel 4.22 Tabel 4.20 Pemeriksaan Analisa Saringan 1 Gambar 4.24 Klasifikasi Tekstur Tanah Berdasarkan Sistem USDA Berdasarkan Gambar 4.24 dapat diketahui bahwa : 1. Tanah 1, tanah bertekstur lempung (clay). 2. Tanah 2, tanah bertekstur lempumg (clay). 3. Tanah 3, tanah bertekstur lempung (clay).
10 Analisa Kemiringan Lereng Tabel 4.47 Perhitungan Slope Pada Titik 1 Tabel 4.48 Perhitungan Slope Pada Titik 2 Tabel 4.49 Perhitungan Slope Pada Titik 3 Analisis Parameter DRASTIC di TPST 3R Mulyoagung Dau 1. Penentuan Rating Masing masing Parameter DRASTIC Dari hasil pengolahan data, didapatkan rating tiap tiap parameter DRASTIC 1. Depth to Watertable (Kedalaman Airtanah) Tabel 4.50 Rating Kedalaman Airtanah di TPST 3R Mulyoagung Dau Kedalaman Muka Airtanah (meter) (Dr) Titik 1 14,1 5 Titik 2 16,9 3 Titik 3 15, Recharge (Curah Hujan) Tabel 4.51 Rating Curah Hujan di TPST 3R Mulyoagung Dau Curah Hujan (mm) (Rr) Titik 1 38, Titik 2 12, Titik 3 6, Aquifer Media (Media Akuifer) Tabel 4.52 Rating Media Akuifer di TPST 3R Mulyoagung Dau Jenis Media Akuifer (Ar) Titik 1 Pasir Kasar 8 Titik 2 Tuffa 6 Titik 3 Tuffa 6 4. Soil Media (Tekstur Tanah) Tabel 4.53 Rating Tekstur Tanah di TPST 3R Mulyoagung Dau Tekstur Tanah (Sr) Titik 1 Lempung 3 Titik 2 Lempung 3 Titik 3 Lempung 3 5. Topography (Kemiringan Lereng) Tabel 4.54 Rating Kemiringan Lereng di TPST 3R Mulyoagung Dau Kemiringan Lereng (% slope) (Tr) Titik Titik Titik Impact of Vadose Zone Media (Kondisi Zona Tak Jenuh)
11 Tabel 4.55 Rating Kondisi Zona Tak Jenuh di TPST 3R Mulyoagung Dau Jenis Zona Tak Jenuh (Ir) Titik 1 Pasir Kasar 8 Titik 2 Tuffa 6 Titik 3 Tuffa 6 7. Conductivity Hydraulic of Aquifer (Konduktivitas Hidraulik) Tabel 4.56 Rating Konduktivitas Hidraulik di TPST 3R Mulyoagung Dau Jenis Media Akuifer Kondukti vitas hidraulik (m/hari) (Cr) Titik 1 Pasir Kasar Titik 2 Tuffa 0,2 1 Titik 3 Tuffa 0, Perhitungan Skor untuk Masing masing Parameter DRASTIC Tabel 2.4 untuk parameter DRASTIC Parameter Weight Kedalaman Muka Airtanah Tak Tertekan Dw 5 Curah Hujan Rw 4 Jenis Akuifer Aw 3 Tekstur Tanah Sw 2 Kemiringan Lereng Tw 1 Tabel 4.64 Perhitungan Skor DRASTIC Index Sumber: Hasil Perhitungan Jadi setelah diperoleh nilai DRASTIC Index, maka menurut Tabel 2.12 tentang kriteria tingkat kerentanan pencemaran daerah tersebut dapat dimasukkan kedalam kelompok tingkat kerentanan sebagai berikut : Tabel 2.12 Kriteria Tingkat Kerentanan Pencemaran Indeks DRASTIC Tingkat Kerentanan Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Jenis Zona Tak Jenuh Konduktivitas Hidraulik (kelulusan) akuifer Iw 5 Cw Sangat Tinggi Sumber: Syamsul Hadi (2004:30) Sumber: Syamsul Hadi (2004:28)
12 Tabel 4.65 Kriteria Tingkat Kerentanan Pencemaran Tingkat Indeks Kerentan DRASTIC an Titik 1 berada di depan TPST 139 Sedang Dau Titik 2 berada di belakang 85 Rendah TPST Dau Titik 3 berada di samping 85 Rendah TPST Dau Sumber: Hasil Perhitungan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan skor dan analisa mengenai DRASTIC Index di TPST 3R Mulyoagung Dau maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat kerentanan airtanah terhadap pencemaran di TPST 3R Mulyoagung Dau dapat dikelompokkan menjadi sedang dan rendah yaitu : Titik 1 yang berada di depan TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 139 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan sedang. Titik 2 yang berada di belakang TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 85 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan rendah. Titik 3 yang berada di samping TPST Dau dengan Indeks DRASTIC 85 termasuk dalam kategori tingkat kerentanan rendah. 2. Berdasarkan hasil skor yang tertinggi, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kerentanan airtanah dari hasil perhitungan DRASTIC Index ini adalah zona tak jenuh yang berupa pasir kasar dan tuffa. Hal itu juga berpengaruh terhadap nilai konduktivitas hidrauliknya. Nilai konduktivitas hidraulik yang besar menunjukkan kerentanan yang besar pula terhadap pencemaran, sehingga semakin tinggi tingkat kelolosan airnya, semakin banyak polutan yang mungkin akan masuk ke airtanah. Rekomendasi yang diberikan setelah mengetahui tingkat kerentanan airtanah adalah adanya upaya pencegahan terhadap pencemaran airtanah, meskipun termasuk kedalam kategori sedang dan rendah. Selain itu, kedalaman muka airtanahnya rata-rata berada pada kedalaman 14,1 meter 16,9 meter. Saran Saran yang diberikan terhadap penelitian ini setelah mengetahui tingkat kerentanan di TPST 3R Mulyoagung Dau adalah : 1. Diperlukan upaya upaya pencegahan terhadap pencemaran airtanah agar polutan tidak sampai masuk kedalam tanah. 2. Pengelola TPST 3R Mulyoagung dan instansi terkait diharapkan lebih memperhatikan dampak pencemaran terhadap airtanah yang nantinya akan berpengaruh terhadap penggunaan airtanah untuk keberlangsungan hidup masyarakat sekitar. 3. Studi ini bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan dan referensi untuk perencanaan infrastruktur perlindungan terhadap airtanah. DAFTAR PUSTAKA Aller, L., Bennett, T., Lehr, J., Petty, R. and G, Hackett DRASTIC: A Standardized System for Evaluating Ground Water Pollution Potential Using Hydrogeologic Settings. National Water Well Association, Dublin Ohio / EPA Ada, Oklahoma. EPA-600/ Aziz, Irfan Ulummuddin Studi Kerentanan Polusi Airtanah Berbasis Sig Dengan Metode Drastic Di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang: Jurusan Teknik Pengairan FT Universitas Brawijaya.
13 Azizah, Nur Ailina Studi Kerentanan Airtanah Di DAS Pekalen Kabupaten Probolinggo Terhadap Polusi Dengan Menggunakan Metode DRASTIC. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang: Jurusan Teknik Pengairan FT Universitas Brawijaya. Bisri, Muhammad Aliran Airtanah. Malang : UPT. Penerbit Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Bisri, Muhammad Airtanah. Malang : UPT. Penerbit Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Buletin Geologi Tata Lingkungan Bulletin of Environmental Geology Das, Braja M Mekanika Tanah. Jakarta : Erlangga Hadi, Syamsul Buletin Geologi Tata Lingkungan, Bandung. Kodoatie, Robert.J Pengantar Hidrogeologi, Yogyakarta: Andi. Kodoatie, Robert.J Tata Ruang Air Tanah, Yogyakarta: Andi. Radig, Scott North Dakota Geographic Targeting System for Groundwater Monitoring. s/gwt.htm. (Diakses pada tanggal 16 Oktober 2014). Shahid, S., A Study of Groundwater Pollution Vulnerabilityusing DRASTIC/GIS in West Bengal India. India : Journal of Environmental Hydrology. 00/shahid.pdf. Soemarto, CD Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional. Suharyadi Pengantar Geologi Teknik. Yogyakarta : Teknik Sipil UGM Todd, David Keith Groundwater Hydrology. New York: John Wiley and Sons.
Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DI TEMPAT PENIMBUNAN SAMPAH NGIJO KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRASTIC Mufti Ananda 1, Andre Primantyo Hendrawan 2, Endang Purwati 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, pendekatan wilayah merupakan alternatif lain dari pendekatan sektoral yang keduanya bisa saling melengkapi. Kelebihan pendekatan wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi air di bumi terdiri atas 97,2% air laut, 2,14% berupa es di kutub, airtanah dengan kedalaman 4.000 meter sejumlah 0,61%, dan 0,0015% air pemukaan (Fetter, 2000).
Lebih terperinciWayan Andi Frederich Gunawan 1, Dian Sisinggih 2, Very Dermawan 2
STUDI KERENTANAN AIRTANAH TERHADAP KONTAMINAN DI CEKUNGAN AIRTANAH NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI (Study of Groundwater Vulnerability to Contamination in Negara Groundwater Basin, Jembrana Regency
Lebih terperinciPENDUGAAN IMBUHAN AIRTANAH BEBAS DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI CIKAPUNDUNG, BANDUNG UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODA DRASTIC TUGAS AKHIR
PENDUGAAN IMBUHAN AIRTANAH BEBAS DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI CIKAPUNDUNG, BANDUNG UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODA DRASTIC TUGAS AKHIR Dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciPROSIDING TPT XXII PERHAPI 2013 ANALISIS TINGKAT KERENTANAN AIRTANAH PADA RENCANA PERTAMBANGAN BATUBARA DI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH
PROSIDING TPT XXII PERHAPI 2013 ANALISIS TINGKAT KERENTANAN AIRTANAH PADA RENCANA PERTAMBANGAN BATUBARA DI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Shofa Rijalul Haq 1, Barlian Dwinagara 2, Karlina Triana 3, Tedy
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TEKNIK PENDUGAAN SEBARAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI KAWASAN PERKOTAAN Nanang Saiful Rizal, 1*, Totok Dwi Kuryanto 2*. 1,2 Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Manfaat air sangat luas bagi kehidupan manusia, misalnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, irigasi, industri,
Lebih terperinciPEMETAAN RISIKO PENCEMARAN AIRTANAH DI KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL MENGGUNAKAN METODE DRASTIC MODIFIKASI
PEMETAAN RISIKO PENCEMARAN AIRTANAH DI KECAMATAN PIYUNGAN, KABUPATEN BANTUL MENGGUNAKAN METODE DRASTIC MODIFIKASI Fedhi Astuty Hartoyo 1, Ahmad Cahyadi 2, Gilang Arya Dipayana 2 1 Mahasiwa Kartografi dan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37
ISSN: 1693-1246 Januari 2011 J F P F I http://journal.unnes.ac.id MONITORING DAERAH RESAPAN AIR DENGAN METODE GEOLISTRIK STUDI KASUS KELURAHAN SEKARAN, KECAMATAN GUNUNGPATI, KOTA SEMARANG N. Millah*, Khumaedi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air tanah merupakan sumber daya yang sangat bermanfaat bagi semua makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan berbagai cara untuk memenuhi
Lebih terperinciPEMETAAN KERENTANAN AIRTANAH DAN PERANANNYA DALAM PERENCANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
PEMETAAN KERENTANAN AIRTANAH DAN PERANANNYA DALAM PERENCANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN (Studi Kasus Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul) Ahmad Cahyadi 1, Gilang Arya Dipayana 2, Panji Nur Rahmat 3, Fedhi
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI 3.1 Sistem Airtanah
BAB III DASAR TEORI 3.1 Sistem Airtanah Keberadaan sumberdaya airtanah di alam menurut sistem tatanan air secara alami dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu: Cekungan hidrologi atau Daerah Aliran Sungai
Lebih terperinciKajian Kerentanan Airtanah Terhadap Potensi Pencemaran di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul
Kajian Kerentanan Airtanah Terhadap Potensi Pencemaran di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Krishna Aji Wijaya, krishnawijaya@ymail.com Ig. L. Setyawan Purnama setyapurna@geo.ugm.ac.id Abstract Land-use
Lebih terperincie-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika
STUDI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER (Study kasus Stadion Universitas Brawijaya, Malang) ABSTRAK: Arif Rahman Hakim 1, Hairunisa 2 STKIP
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang...1 B Rumusan Masalah...6 C Tujuan Penelitian...6 D Manfaat Penelitian...7
Lebih terperinciRustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia
IDENTIFIKASI AKUIFER AIRTANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI DESA OU KECAMATAN SOJOL IDENTIFICATION GROUNDWATER AQUIFERS METHOD USING GEOELECTRIC DISTRICT IN THE VILLAGE OU SOJOL Rustan Efendi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemodelan tahanan jenis dilakukan dengan cara mencatat nilai kuat arus yang diinjeksikan dan perubahan beda potensial yang terukur dengan menggunakan konfigurasi wenner. Pengukuran
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS SARINGAN
BAB VII ANALISIS SARINGAN 7.1 ANALISIS SARINGAN 7.1.1 Referensi M Das, Braja.1993. Mekanika Tanah Jilid I. Jakarta: Erlangga. Bab 1 Tanah dan Batuan 17-24. 7.1.2 Tujuan Percobaan Menentukan gradasi atau
Lebih terperinciInterpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah
Interpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah Puji Pratiknyo, Arif Rianto BN, Winda Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di DAS Ciliwung mulai dari Hulu sampai hilir. Lokasi Penelitian meliputi wilayah Kabupaten Bogor, Kotamadya Bogor dan Kota Administratif
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH
ANALISIS KARAKTERISTIK AKUIFER BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH Setyawan Purnama 1, Erik Febriarta 2, Ahmad Cahyadi 3, Nurul Khakhim 4, Lili Ismangil 5 dan Hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Air memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan kebutuhan terhadap barang ini pun kian meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di suatu
Lebih terperinciJurnal APLIKASI ISSN X
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007 Jurnal APLIKASI Identifikasi Potensi Sumber Daya Air Kabupaten Pasuruan Sukobar Dosen D3 Teknik Sipil FTSP-ITS email: sukobar@ce.its.ac.id ABSTRAK Identifikasi Potensi Sumber
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SINTACS UNTUK MENGUJI KERENTANAN PENCEMARAN AKUIFER BEBAS BERBASIS SIG DI KECAMATAN WONOMERTO KABUPATEN PROBOLINGGO
PENERAPAN METODE SINTACS UNTUK MENGUJI KERENTANAN PENCEMARAN AKUIFER BEBAS BERBASIS SIG DI KECAMATAN WONOMERTO KABUPATEN PROBOLINGGO Husnia Ayu Aziza 1, Runi Asmaranto 2, Tri Budi Prayogo 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Interpretasi Lapisan Akuifer Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Di Kampung Horna Baru Dan Kampung Muturi Distrik Manimeri Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat Karmila Laitupa, Putri Nova H.D,
Lebih terperinciANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA
ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA Virman 1), Paulus G.D. Lasmono 1) dan Muhammad Altin Massinai 2) 1) Jurusan MIPA, Program Studi Fisika Uncen Jayapura
Lebih terperinciPEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains
PEMETAAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (Jorong Ranah Salido Kanagarian Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 1-5 PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK
ISSN: 1693-1246 Januari 2011 J P F I http://journal.unnes.ac.id PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK P. R. Nilasari*, Khumaedi, Supriyadi Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciMETODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POTENSI AIRTANAH DI DAERAH BEJI KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR
METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POTENSI AIRTANAH DI DAERAH BEJI KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR Hendra Bahar Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral dan Kelautan Institut Teknologi Adhi Tama
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS
BAB IV PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS 4.1 PENGOLAHAN DATA 4.1.1 Kedalaman Muka Airtah Kedalaman muka airtah didapat dengan mengukur jarak minimum muka airtah terhadap permukaan. Menurut metoda DRASTIC kedalaman
Lebih terperinciPENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)
Jurnal Fisika Vol. 3 No. 2, Nopember 2013 117 PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI) Munaji*, Syaiful Imam, Ismi Lutfinur
Lebih terperinciPOLA SEBARAN LIMBAH TPA STUDI KASUS DI JATIBARANG SEMARANG (Waste Distribution Pattern Cese Study in TPA Jatibarang Semarang)
Maret 2013 SUPRIYADI, J. MANUSIA DKK.: DAN POLA LINGKUNGAN, SEBARAN LIMBAH Vol. 20, No.1, Maret. 2013: 49-56 POLA SEBARAN LIMBAH TPA STUDI KASUS DI JATIBARANG SEMARANG (Waste Distribution Pattern Cese
Lebih terperinciPOTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA
POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA Imam Fajri D. 1, Mohamad Sakur 1, Wahyu Wilopo 2 1Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPOLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi April 206. ISSN.42-2960 POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK
Lebih terperinciSTUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DANGKAL BERBASIS SIG DENGAN METODE SINTACS DI KECAMATAN TONGAS KABUPATEN PROBOLINGGO ABSTRAK
STUDI KERENTANAN POLUSI AIRTANAH DANGKAL BERBASIS SIG DENGAN METODE SINTACS DI KECAMATAN TONGAS KABUPATEN PROBOLINGGO Rizky Nur Fitri 1, Donny Harisuseno 2, Runi Asmaranto 2 1 Mahasiswa Program Sarjana
Lebih terperinciKERENTANAN AIRTANAH UNTUK PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DEKAT PERMUKAAN DI DESA MUNCUL KECAMATAN SETU KOTA TANGERANG SELATAN BAB I PENDAHULUAN
KERENTANAN AIRTANAH UNTUK PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DEKAT PERMUKAAN DI DESA MUNCUL KECAMATAN SETU KOTA TANGERANG SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan manusia di segala sektor pasti
Lebih terperinciDINAMIKA ALIRAN AIR TANAH PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT
DINAMIKA ALIRAN AIR TANAH PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT Qalbi Hafiyyan 1), Marsudi 2), Nurhayati 2) qhafiyyan@gmail.com Abstrak Pada lahan rawa pasang surut, tinggi muka air tanah akan mengalami fluktuasi
Lebih terperinciOleh : Dwi Wahyu Pujomiarto. Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Abstrak
APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENGIDENTIFIKASI LAPISAN AKUIFER DI DESA SLAMPAREJO KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG Oleh : Dwi Wahyu Pujomiarto Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciPENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR
PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR S A R I Oleh : Sjaiful Ruchiyat, Arismunandar, Wahyudin Direktorat Geologi Tata Lingkungan Daerah penyelidikan hidrogeologi Cekungan
Lebih terperinciPenentuan Zonasi Kawasan Imbuhan Cekungan Air Tanah (CAT) Subang yang ada di Wilayah Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Penentuan Zonasi Kawasan Imbuhan Cekungan Air Tanah (CAT) Subang yang ada di Wilayah Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat 1 Ahmad Komarudin, 2 Yunus Ashari
Lebih terperinciStudi Kerentanan Air Tanah Terhadap Kontaminan Menggunakan Metode Drastic di Kota Pekalongan
Tersedia online di: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik Teknik, 37 (1), 2016, 26-31 Studi Kerentanan Air Tanah Terhadap Kontaminan Menggunakan Metode Drastic di Kota Pekalongan Thomas Triadi Putranto*,
Lebih terperinciPermasalahan Sumberdaya Air Pulau Karang Sangat Kecil (Studi Kasus di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta) Ahmad Cahyadi 1
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Universitas Diponegoro Semarang, 11 September 2012 Permasalahan Sumberdaya Air Pulau Karang Sangat Kecil (Studi Kasus di Pulau Pramuka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Airtanah merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi yang ada di
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Airtanah merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi yang ada di bumi. Airtanah berasal dari pengisian kembali (recharge) dari infiltrasi air hujan ataupun
Lebih terperinciSTUDI POTENSI AIRTANAH BEBAS DI DAERAH KEBUMEN JAWA TENGAH
STUDI POTENSI AIRTANAH BEBAS DI DAERAH KEBUMEN JAWA TENGAH T 553.79 BAS Daerah penelitian terletak di bagian selatan Propinsi Jawa Tengah, termasuk dalam rangkaian Pegunungan Serayu Selatan dan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cekungan airtanah Karanganyar - Boyolali merupakan salah satu cekungan airtanah yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Luas cekungan ini menurut Keppres No.26 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan yang terjadi meliputi infrastruktur hingga
Lebih terperinciDera Yornanda*, Juandi M
ANALISIS DISTRIBUSI PARAMETER FISIS AIR BAWAH TANAH PADA PERUMAHAN DI SEKITAR KAWASAN PABRIK KARET PT. P&P BANGKINANG KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU Dera Yornanda*, Juandi M Mahasiswa Program
Lebih terperinciPENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN
PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN Hasbi Bakri¹, Jamal Rauf Husain², Firdaus¹ 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
Lebih terperinciPENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER
PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER Gusfan Halik Laboratorium Hidroteknik Fakultas Teknik Jurusan Sipil Unej Jl. Slamet
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soemarto (1999) infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tetapi tidak pasti), melalui permukaan dan secara vertikal. Setelah beberapa waktu kemudian,
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK MENENTUKAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DI KECAMATAN GENUK SEMARANG
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 15, No. 1, Januari 2012, hal 7-14 APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS UNTUK MENENTUKAN ZONA INTRUSI AIR LAUT DI KECAMATAN GENUK SEMARANG Khoirun Nisa 1, Tony Yulianto
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK AKUIFER BEBAS DAN HASIL AMAN PENURAPAN AIRTANAH KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN
STUDI KARAKTERISTIK AKUIFER BEBAS DAN HASIL AMAN PENURAPAN AIRTANAH KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN Nor Muhamad Iskandar nor.muh.i@mail.ugm.ac.id Tjahyo Nugroho Adji adji@geo.ugm.ac.id Abstract Trucuk
Lebih terperinciUJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR
UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR Johannes Patanduk, Achmad Bakri Muhiddin, Ezra Hartarto Pongtuluran Abstrak Hampir seluruh negara di dunia mengalami
Lebih terperinciIdentifikasi Awal Model Akuifer pada Mata Air Umbulan dengan Menggunakan Geolistrik Konfigurasi Schlumberger
Jurnal APLIKASI mor, Agustus 201 Volume 12, Nomor 1, Pebruari 20142 Identifikasi Awal Model Akuifer pada Mata Air Umbulan dengan Menggunakan Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Tatas 1), Mahendra A. M.
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
34 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Wilayah Kecamatan Cibeunying Kidul meliputi 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Cicadas,
Lebih terperinciInterpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 9, NOMOR 2 JUNI 2013 Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK SEBAGAI ANTISIPASI KELANGKAAN AIR BERSIH WILAYAH PERKOTAAN
KAJIAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK SEBAGAI ANTISIPASI KELANGKAAN AIR BERSIH WILAYAH PERKOTAAN Pujo Priyono 1), Nanang Saiful Rizal 2) Abstract The increase of population, housing facilities
Lebih terperinciMetode Vertical Electrical Sounding (VES) untuk Menduga Potensi Sumberdaya Air
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 5, Nomor 2, Juni 2013 Hal. 127-140 Metode Vertical Electrical Sounding (VES) untuk Menduga Potensi Sumberdaya Air Harjito Laboratorium Hidrologi
Lebih terperinciSURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO
SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO Rosmiati S, Pariabti Palloan, Nasrul Ihsan Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk tugas akhir ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder. 4.1.1 Data Primer Data primer adalah
Lebih terperinciPengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)
Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography) Heni Dewi Saidah, Eko Andi Suryo, Suroso Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Manusia merupakan mahluk hidup yang memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan. Manusia akan memanfaatkan Sumberdaya yang ada di Lingkungan. Salah satu sumberdaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut (Soemarto,1999). Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tetapi tidak pasti), melalui permukaan dan secara vertikal. Setelah beberapa waktu kemudian,
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH LIMBAH DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIRTANAH BEBAS DI SEBAGIAN KECAMATAN KLATEN TENGAH, KABUPATEN KLATEN
KAJIAN PENGARUH LIMBAH DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIRTANAH BEBAS DI SEBAGIAN KECAMATAN KLATEN TENGAH, KABUPATEN KLATEN Muhammad Rifqi G. I muhammad.rifqi.g.i@mail.ugm.ac.id Sudarmadji sudarmadji@geo.ugm.ac.id
Lebih terperinciIDENTIFIKASI AIR TANAH DAN PEMANFAATANYA UNTUK PERTANIAN. Hendri Sosiawan. Identifikasi Air Tanah dan Pemanfaatannya untuk Pertanian
IDENTIFIKASI AIR TANAH DAN PEMANFAATANYA UNTUK PERTANIAN? Hendri Sosiawan Air Tanah Air tanah merupakan komponen dari suatu sistem daur hidrologi (hydrology cycle) yang terdiri rangkaian proses yang saling
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO PEMETAAN ZONA KERENTANAN AIRTANAH MENGGUNAKAN METODE AQUIFER VULNERABILITY INDEX (AVI) DI CEKUNGAN AIRTANAH (CAT) SALATIGA
UNIVERSITAS DIPONEGORO PEMETAAN ZONA KERENTANAN AIRTANAH MENGGUNAKAN METODE AQUIFER VULNERABILITY INDEX (AVI) DI CEKUNGAN AIRTANAH (CAT) SALATIGA TUGAS AKHIR MUCHAMMAD YUSRIZHAL BAHARUDIN SYAH 21100113120016
Lebih terperinciPOTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS
POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS Oleh : Mardi Wibowo *) Abstrak Surabaya merupakan salah satau kota terbesar di Indonesia dan sebagai pusat kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di tahun 2020 mendatang (Nihon Suido, Nippon Koei Co. Ltd dan KRI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Makassar merupakan salah satu kota pesisir di Indonesia yang saat ini mengalami perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kota seluas
Lebih terperinciPEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN. Mardiah 1, Franto 2
PEMODELAN AKUIFER AIR TANAH UNTUK MASYARAKAT PESISIR LINGKUNGAN BAHER KABUPATEN BANGKA SELATAN Mardiah 1, Franto 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Bangka Belitung Abstrak Keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Metropolitan Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan pusat pemerintahan dengan berbagai kegiatan sosial, politik, kebudayaan maupun pembangunan.
Lebih terperinciMENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU
MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU Heri Gokdi 1, M. Edisar 2, Juandi M 3 1 Mahasiswa Program Studi S1
Lebih terperinciPOLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG
Jurnal Fisika Vol. 3 No. 1, Mei 2013 95 POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG D. G. Pryambodo 1, *, M. Hasanudin 2 1 Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir, KKP Jl.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT
IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin Jl. Perintis
Lebih terperinciPemanfaatan Citra landsat 8 dan SIG untuk Pemetaan Kawasan Resapan Air (Lereng Barat Gunung Lawu)
Pemanfaatan Citra landsat 8 dan SIG untuk Pemetaan Kawasan Resapan Air (Lereng Barat Gunung Lawu) Rahmawati Suparno Putri rahmawatisuparnoputri@ymail.com Totok Gunawan totokgunwan@yahoo.com Abstract This
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA
ISSN : 2460-8815 PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA Sulistiya Nengse Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Islam
Lebih terperinciSTUDI KERENTANAN AIRTANAH TERHADAP PEMOMPAAN DI KOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH
STUDI KERENTANAN AIRTANAH TERHADAP PEMOMPAAN DI KOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH Putranto, T.T. *, M. Imam A.W., Dian A.W. Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro JL. Prof.
Lebih terperinciGambar 3 Hidrostratigrafi cekungan airbumi Jakarta (Fachri M, Lambok MH dan Agus MR 2002)
5 termasuk wilayah daratan Kepulauan Seribu yang tersebar di Teluk Jakarta (Turkandi et al 1992). Secara geografis, wilayah Jakarta terletak antara 5 o 19 12 6 o 23 54 LS dan 106 o 22 42 106 o 58 18 BT.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran... i ii iii vi ix xi xiii xii BAB I. PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciPOTENSI AIRTANAH DI CEKUNGAN AIRTANAH (CAT) PALU BERDASARKAN SATUAN HIDROMORFOLOGI DAN HIDROGEOLOGI. Zeffitni *)
POTENSI AIRTANAH DI CEKUNGAN AIRTANAH (CAT) PALU BERDASARKAN SATUAN HIDROMORFOLOGI DAN HIDROGEOLOGI Zeffitni *) Abstrak : Potensi airtanah pada setiap satuan hidromorfologi dan hidrogeologi ditentukan
Lebih terperinciTugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat
BAB V ANALISIS DATA 5.1 Aliran dan Pencemaran Airtanah Aliran airtanah merupakan perantara yang memberikan pengaruh yang terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di dalam tanah (Toth, 1984).
Lebih terperinciDinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1
PENENTUAN LAPISAN AKUIFER AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DESA SUNGAI JATI KECAMATAN MATARAMAN KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III TEORI DASAR Lereng repository.unisba.ac.id. Halaman
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN SARI... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR GRAFIK... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciPENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER
PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER Muhammad Hafis 1, Juandi 2, Gengky Moriza 3 1 Mahasiswa Program S1 Fisika FMIPA-UR 2 Dosen Jurusan Fisika
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN
INVESTIGASI BIDANG GELINCIR PADA LERENG MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DUA DIMENSI (Studi Kasus: Kelurahan Lumbung Bukit Kecamatan Pauh Padang) Muhammad Iqbal Sy, Arif Budiman Jurusan Fisika
Lebih terperinciPrediksi tingkat pencemaran air tanah dangkal daerah Bandung, Jawa Barat Predicted levels of ground water pollution in Bandung, West Java
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 3 No. 3 Desember 2012: 169-179 Prediksi tingkat pencemaran air tanah dangkal daerah Bandung, Jawa Barat Predicted levels of ground water pollution in Bandung,
Lebih terperinciOleh : Tyas Putri Maharani ( ABSTRACT
KAJIAN PENGARUH PENGAMBILAN AIRTANAH LOKASI SEKITAR RUMAHSAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TERHADAP SUMBER AIR MASYARAKAT DENGKEKSARI, KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG Oleh : Tyas Putri Maharani
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012,
IV. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012, bertempat di daerah Karawang, Kecamatan Ambarawa, Kab. Pringsewu. Sedangkan pengolahan
Lebih terperinciANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER
ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER Juandi M. 1, Adrianto Ahmad 2, Muhammad Edisar 1,Syamsulduha 3 1.Jurusan Fisika FMIPA UR, 2. Fakultas Teknik UR, 3Jurusan Matematika FMIPA UR Kampus
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS
IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS Salwah, Syamsuddin, Maria*) *) Program Studi Geofisika FMIPA Unhas salwahasruddin@yahoo.com SARI BACAAN
Lebih terperinciGEOHIDROLOGI PENGUATAN KOMPETENSI GURU PEMBINA OSN SE-ACEH 2014 BIDANG ILMU KEBUMIAN
GEOHIDROLOGI PENGUATAN KOMPETENSI GURU PEMBINA OSN SE-ACEH 2014 BIDANG ILMU KEBUMIAN Pengertian o Potamologi Air permukaan o o o Limnologi Air menggenang (danau, waduk) Kriologi Es dan salju Geohidrologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rencana pengembangan kawasan pantai selatan Pulau Jawa yang membentang dari Jawa Timur sampai Jawa Barat, tentu akan memberi dampak perkembangan penduduk di daerah-daerah
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG
Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret 2016 - Agustus 2016 73 ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG Galih Damar Pandulu PS. Teknik Sipil, Fak. Teknik,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Daerah penelitian saat ini sedang mengalami perkembangan pemukiman
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Daerah penelitian saat ini sedang mengalami perkembangan pemukiman padat penduduk yang sangat pesat, peningkatan aktivitas industri, dan perambahan kawasan
Lebih terperinciAPLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN
APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN Eka Ayu Tyas Winarni 1, Darsono 1, Budi Legowo 1 ABSTRAK. Identifikasi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)
IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM) ABSTRACT Karyanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung 35145
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup. Namun secara alamiah Indonesia menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA)
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA) Nandian Mareta 1 dan Puguh Dwi Raharjo 1 1 UPT. Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Jalan Kebumen-Karangsambung
Lebih terperinciTata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah
Badan Standardisasi Nasional Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah ICS 13.080.01; 93.020 Badan
Lebih terperinciANALISA PENCEMARAN AIR TANAH BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK STUDI KASUS TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH MUARA FAJAR KECAMATAN RUMBAI
Akhir Sampah Muara Fajar ISSN Kecamatan 1978-5283 Rumbai M, Juandi 2009:2 (3) ANALISA PENCEMARAN AIR TANAH BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK STUDI KASUS TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH MUARA FAJAR KECAMATAN
Lebih terperinci