BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. KONSEP KELUARGA 1.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes 1998, dalam Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah, 2006; Setiawati dan Dermawan, 2008). Keluarga adalah dua individu atau lebih yang bergabung bersama karena ada ikatan untuk saling berbagi dan ikatan kedekatan emosi dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian keluarga (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004). Menurut Stuart (2001), (dalam Setiawati dan Dermawan, 2008) ada lima hal penting yang ada pada defenisi keluarga: a. Keluarga adalah suatu sistem atau unit, b. Komitmen dan keterikatan antar anggota keluarga yang meliputi kewajiban di masa yang akan datang, c. Fungsi keluarga dalam pemberian perawatan meliputi perlindungan, pemberian nutrisi, dan sosialisasi untuk seluruh anggota keluarga, d. Anggota-anggota keluarga mungkin memiliki hubungan dan tinggal bersama atau mungkin juga tidak ada hubungan dan tinggal terpisah, e. Keluarga mungkin memiliki anak atau mungkin juga tidak. Menurut Sussman dan Maclin (1988), (dalam Setiawati dan Dermawan, 2008) bentuk keluarga terdiri atas dua jenis yaitu keluarga tradisional dan keluarga non tradisional. Dalam penelitian ini menggunakan jenis keluarga tradisional yaitu pasangan inti. Pasangan inti adalah keluarga yang terdiri dari

2 suami dan istri (Sussman dan Maclin (1988), dalam Setiawati dan Dermawan, 2008). 1.2 Fungsi Keluarga Fungsi keluarga mencakup lima bidang dasar: biologi, ekonomi, pendidikan, psikologi, dan sosial budaya. Fungsi-fungsi interdependen ini bergantung kepada kesehatan fisik dan mental anggota keluarga. Setiap keluarga mengembangkan keyakinan, nilai, dan perasaan bersama yang digunakan sebagai kriteria dalam memilih tindakan alternatif (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004). Fungsi biologis meliputi reproduksi yaitu meneruskan keturunan, upaya merawat dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, melihara dan merawat kesehatan, serta rekreasi. Kemampuan untuk menjalankan fungsifungsi ini secara tidak langsung membutuhkan syarat tertentu yaitu keturunan genetik yang sehat, penatalaksaan fertilitas, perawatan selama siklus maternitas, perilaku diet yang baik, pemanfaatan pelayanan kesehatan yang optimal, persahabatan, dan perawatan anggota keluarga (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004; Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah, 2006; Syaifudin dan Mariam, 2010). Fungsi ekonomi meliputi mencari nafkah yang cukup untuk menjalankan fungsi-fungsi lain, mengatur dan mengembangkan anggaran keuangan keluarga, dan memastikan keamanan keuangan anggota keluarga yaitu dengan cara menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas ini, keluarga harus memiliki keterampilan, kesempatan, dan

3 pengetahuan yang diperlukan (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004; Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah, 2006; Syaifudin dan Mariam, 2010). Fungsi pendidikan meliputi mengajarkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang berhubungan dengan fungsi-fungsi lain dengan cara menyekolahkan anak untuk memberikan pendidikan, pengetahuan keterampilan membentuk perilaku sesuai dengan bakat dan minat, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Anggota keluarga harus mempunyai akses ke berbagai sumber dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memanfaatkan sumber-sumber ini agar mampu melaksanakan fungsi ini (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004;Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah, 2006; Syaifudin dan Mariam, 2010). Fungsi psikologi adalah keluarga diharapkan memberi lingkungan yang meningkatkan perkembangan kepribadian secara alami. Keluarga harus memberi perlindungan psikologis yang optimal dan meningkatkan kemampuan untuk menbangun hubungan dengan orang-orang di luar lingkungan keluarga. Fungsi psikologis meliputi memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian antar anggota keluarga, membina proses pendewasaan anggota keluarga, dan memberikan identitas yang baik. Tugas-tugas ini membutuhkan kesehatan emosi yang stabil, ikatan kasih bersama juga kemampuan untuk saling mendukung, mentoleransi stres, dan mengatasi krisis (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004; Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah, 2006; Syaifudin dan Mariam, 2010).

4 Fungsi sosial budaya adalah fungsi yang berhubungan dengan sosialisasi anak-anak. Fungsi ini meliputi penyampaian nilai-nilai yang berhubungan dengan prilaku, tradisi, bahasa, agama, dan sikap moral masyarakat yang sebelumnya atau yang sedang berlaku, memberikan sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial diantara anggota keluarga, membentuk norma dan tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta meneruskan nilai budaya keluarga. Akibatnya, anggota keluarga tunduk pada berbagai norma perilaku yang ditetapkan oleh masyarakat mereka, yang berlaku untuk semua tahap kehidupan orang dewasa. Untuk melakukan fungsi ini, keluarga harus memiliki standar yang diterima dan peka terhadap berbagai kebutuhan sosial anak sesuai tingkatan usia mereka (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004; Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah, 2006; Syaifudin dan Mariam, 2010). Fungsi keluarga menurut Friedman (dalam Setiawati dan Dermawan, 2008; Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah, 2006; Syaifudin dan Mariam, 2010) adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan kesehatan. Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang gembira dan bahagia. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung, dan saling menghargai antar anggota keluarga. Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga yaitu interaksi sosial, norma, budaya, serta perilaku. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk

5 belajar bersosialisasi. Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu sandang, pangan, dan papan. Fungsi perawatan kesehatan adalah mengenal masalah kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, mempertahankan suasana rumah yang sehat dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat. 1.3 Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahapan dan tugas perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval (dalam Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah, 2006; Setiawati dan Dermawan, 2008) adalah 1. Pasangan pemula atau pasangan baru menikah, 2. Keluarga dengan Child Bearing (Kelahiran Anak Pertama), 3. Keluarga dengan anak prasekolah, 4. Keluarga dengan anak usia sekolah, 5. Keluarga dengan anak remaja, 6. Keluarga dengan melepaskan anak ke masyarakat, 7. Keluarga dengan tahapan berdua kembali, 8. Keluarga dengan tahapan masa tua. Dalam sebuah keluarga ada beberapa tugas dasar yang didalamnya terdapat delapan tugas pokok yaitu 1. Pemeliharaan fisik keluarga, yaitu keluarga bertanggung jawab menyediakan tempat tinggal, pakaian yang sesuai dan makanan yang cukup bergizi, serta asuhan kesehatan atau asuhan keperawatan yang memadai, 2. Memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, yaitu keuangan, waktu pribadi, dan hubungan dengan orang lain, 3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing,

6 4. Sosialisasi antar anggota keluarga, 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga, 6. Pemeliharaan ketertiban antar anggota keluarga, 7. Penempatan anggotaanggota keluarga, melalui hubungan di tempat ibadah, sekolah, sistem politik, dan organisasi-organisasi lain, 8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga, yaitu dengan menghargai setiap keberhasilan yang diperoleh sehingga setiap anggota keluarga merasa diterima, didukung, dan diperhatikan (Duval, dalam Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah, 2006). Dalam penelitian ini menggunakan tahapan dan tugas perkembangan keluarga dengan Child Bearing (Kelahiran Anak Pertama). Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan peranannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi bapak atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain adalah mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua, membagi peran dan tanggung jawab, mempersiapkan berbagai kebutuhan anak, menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan serta mengadakan kebiasaan agama yang rutin. Apabila anak sudah lahir tugas keluarga antara lain adalah memberikan ASI sebagai kebutuhan utama bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih sayang, mulai mensosialisasikan

7 dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan, pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga termasuk siklus hubungan seks dan mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan (Mubarak, Santoso, Rozikin, dan Patonah, 2006; Setiawati dan Dermawan, 2008). 2. KONSEP PERSALINAN 2.1 Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhirnya dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Depkes, 2008). Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin dan plasenta dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2006). Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu janin, plasenta, dan ketuban dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya, proses ini berlangsung pada suatu ketika uterus tidak dapat

8 tumbuh lebih besar lagi, ketika janin sudah cukup mature untuk dapat hidup di luar rahim tapi masih cukup kecil untuk dapat melalui jalan lahir (Farrer, 2001). 2.2 Persiapan Persalinan Persiapan persalinan atau rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, bapak dan petugas pelayanan kesehatan. Persiapan persalinan yang diperlukan adalah mempersiapkan rencana kelahiran dan mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi pada persalinan ibu. Dengan adanya persiapan persalinan diharapkan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan sesuai serta tepat waktu (Depkes, 2008; Saifuddin 2006). Rencana persalinan ini berfungsi untuk menguraikan kekhawatiran, ketakutan, harapan serta cara penatalaksaan yang ibu dan bapak inginkan untuk persalinan. Membuat rencana persalinan akan memastikan bahwa keluarga ikut terlibat secara aktif untuk menentukan persalinan yang dipilih. Rencana persalinan dapat dibicarakan dengan petugas pelayanan kesehatan sejak awal kehamilan. Fungsi dari merencanakan persalinan adalah agar keluarga dapat memikirkan segala sesuatu secara hati-hati dan berdiskusi. Selain itu merencanakan persalinan dapat mengurangi kekhawatiran dan membantu keluarga merasa lebih punya persiapan terhadap kelahiran bayinya (Simkinn, Whalley, dan Keppler, 2008; Stoppard, 2009). Adapun hal-hal yang harus didiskusikan adalah siapa pendamping persalinan ibu, posisi apa yang ibu inginkan saat melahirkan, pendapat ibu mengenai episiotomi, amniotomi atau induksi persalinan, serta kebutuhan ibu dan

9 bayi. Sebaiknya keluarga juga mempunyai rencana cadangan untuk berjaga-jaga. Rencana cadangan ini terdiri dari langkah apa yang keluarga lakukan apabila terjadi komplikasi. Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, persalinan bisa menjadi sulit dan berkepanjangan secara tak terduga, atau bayi mungkin saja memerlukan tindakan khusus. Apabila keluarga telah memikirkan semua kemungkinan sebelumnya, penanganan akan lebih mudah dan sesuai dengan keinginan keluarga (Simkinn, Whalley, dan Keppler, 2008; Stoppard, 2009). Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan yaitu: membuat rencana persalinan, membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat ibu persalinan, mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawatdaruratan, membuat rencana tabungan, serta mempersiapkan keperluan ibu dan bayi untuk persalinan (Dewi dan Sunarsih, 2011; Pantikawati dan Saryono, 2010; Saifuddin, 2006; Romauli, 2011; Rukiyah, Yulianti, Maemunah, dan Susilowati, 2009). Kelima komponen di atas berkaitan dengan fungsi keluarga yaitu fungsi biologis seperti reproduksi yaitu meneruskan keturunan, memenuhi kebutuhan keluarga, dan perawatan kesehatan, fungsi ekonomi yaitu mempersiapkan keuangan dan menabung untuk kebutuhan keluarga, fungsi psikologis yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman serta dukungan dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian, fungsi pendidikan yaitu dengan mencari pengetahuan untuk mempersiapkan persalinan, dan fungsi sosial budaya yaitu kebiasaan atau adat istiadat tertentu yang dilakukan untuk mempersiapkan persalinan (Setiawati dan Dermawan, 2008; Syaifudin dan Mariam, 2010), yaitu:

10 1. Membuat rencana persalinan Idealnya setiap keluarga harus mempunyai suatu perencanaan persalinan. Hal-hal yang harus direncanakan antara lain adalah memilih tempat persalinan, memilih tenaga kesehatan terlatih, bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan tersebut, bagaimana transportasi ke tempat persalinan, siapa yang akan menemani pada saat persalinan, berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut, dan bagi ibu multigravida perlu dipersiapkan seseorang yang menjaga keluarga bila ibu tidak ada (Romauli, 2011; Rukiyah, Yulianti, Maemunah, dan Susilowati, 2009). Pemilihan tempat persalinan ditentukan oleh nilai resiko kehamilan dan jenis persalinan yang direncanakan. Persalinan beresiko rendah dapat dilakukan di puskesmas atau rumah bersalin, sedangkan persalinan beresiko tinggi harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas kamar operasi, transfusi darah, dan perawatan bayi resiko tinggi (Rukiyah, Yulianti, Maemunah, dan Susilowati, 2009). Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong persalinan adalah dokter umum, bidan, serta dokter kandungan. Pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan ditentukan oleh ibu dan bapak, nilai resiko persalinan, dan jenis persalinanan yang direncanakan (Rukiyah, Yulianti, Maemunah, dan Susilowati, 2009).

11 2. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat ibu persalinan seperti pembuat keputusan pertama dalam keluarga dan pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan (Dewi dan Sunarsih, 2011; Romauli, 2011; Rukiyah, Yulianti, Maemunah, dan Susilowati, 2009). 3. Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawatdaruratan Banyak ibu meninggal karena mengalami komplikasi yang serius selama hamil, persalinan, atau post partum dan tidak mempunyai jangkauan transportasi yang dapat membawa mereka ke tingkat asuhan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan asuhan yang lebih kompeten. Setiap keluarga seharusnya mempunyai rencana transportasi untuk ibu jika ibu mengalami komplikasi dan perlu segera dirujuk ke tingkat asuhan kesehatan yang lebih tinggi. Adapun yang perlu dipersiapkan adalah mempersiapkan tempat ibu akan melahirkan (rumah atau rumah sakit), mengidentifikasi tempat rujukan jika terjadi kegawatdaruratan dan bagaimana cara menjangkau tempat tersebut, serta mempersiapkan donor darah jika terjadi kegawatdaruratan (Dewi dan Sunarsih, 2011; Romauli, 2011; Rukiyah, Yulianti, Maemunah, dan Susilowati, 2009). 4. Membuat rencana menabung Setiap keluarga dianjurkan untuk menabung dan mempersiapkan keuangan untuk biaya persalinan dan biaya tidak terduga jika terjadi kegawatdaruratan. Apabila keluarga tidak mempunyai persiapan keuangan

12 maka ibu cenderung tidak akan mengunjungi petugas pelayanan kesehatan dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat karena tidak mempunyai keuangan yang diperlukan. Rencana menabung ini diprogramkan sesuai dengan kemampuan dan kesepakatan bersama dalam keluarga (Dewi dan Sunarsih, 2011; Romauli, 2011; Rukiyah, Yulianti, Maemunah, dan Susilowati, 2009). 5. Mempersiapkan keperluan ibu dan bayi untuk persalinan Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam kelahiran yaitu perlengkapan ibu dan bayi. Perlengkapan ibu antara lain adalah pakaian tidur yang memudahkan untuk menyusui, BH menyusui, celana dalam, pembalut, handuk bersih, sandal, dan peralatan make-up (bedak, sisir). Perlengkapan bayi antara lain adalah popok, pakaian bayi, topi, selimut, kain gendong, dan handuk bersih (Depkes 2008; Stoppard, 2009) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Keluarga dalam Menghadapi Persalinan Usia Cara orang tua berespon terhadap kelahiran anaknya dipengaruhi beberapa faktor, meliputi usia, sosial dan budaya, pendidikan, pekerjaan, serta keadaan sosial ekonomi (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004). Kehamilan ibu pada usia kurang dari 20 tahun sering menimbulkan kesulitan karena kurang dalam sosial ekonomi, kurangnya pengetahuan sehingga dapat mengakibatkan kesulitan dalam persalinan, dan kurang dalam berperan sebagai ibu. Resiko sosioekonomi yang sering muncul pada keluarga yang usia

13 bapak kurang dari 20 tahun adalah kurangnya mendapatkan pendidikan dan kesempatan untuk bekerja, sehingga kurangnya persiapan finansial bagi ibu dan bayi (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004; Salmah, Rusmiati, Maryanah, dan Susanti, 2006). Kehamilan pada usia lebih dari 20 tahun memiliki banyak nilai positif bagi ibu seperti kepuasan peran sebagai ibu, ibu merasa lebih siap menghadapi kehamilan dan persalinan, mempunyai pengetahuan tentang perawatan kehamilan dan persalinan, serta perawatan bayi yang lebih baik, rutin melakukan pemeriksaan kehamilan. Sedangkan pada bapak yang berusia lebih dari 20 tahun akan lebih mampu mengambil keputusan terkait kesehatan ibu dan bayi, karier dan pekerjaan yang lebih baik sehingga akan meningkatkan status sosial ekonomi (Salmah, Rusmiati, Maryanah, dan Susanti, 2006; Sulistyawati, 2009) Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan ibu juga sangat berperan dalam mempersiapkan persalinan dan kualitas perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan meningkatkan pengetahuannya. Penguasaan pengetahuan berhubungan dengan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan terbukti sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah dan ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai kesehatannya, maka ibu tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan perawatan kehamilan dan persalinan yang baik (Sulistyawati, 2009; Romauli, 2011).

14 Menurut penelitian yang dilakukan Hervianlia (2010), menyatakan bahwa pendidikan bapak juga mempunyai pengaruh terhadap kesiapan bapak dalam menghadapi persalinan dan perannya sebagai pendamping persalinan Pekerjaan Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang didapatkan. Ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja, karena pada ibu yang bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar keadaannya (Sulistyawati, 2009; Romauli, 2011). Aspek finansial juga dapat menjadi masalah pada keluarga dengan bapak yang belum bekerja, berhenti bekerja, atau dengan penghasilan kurang yang membuat keluarga harus tinggal di rumah kontrakan yang murah dan kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap penyakit (Dewi dan Sunarsih, 2011). Keadaan ekonomi ini sangat mempengaruhi kehamilan dan persalinan ibu karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain makanan sehat, bahan persiapan persalinan, obat-obatan, tenaga kesehatan yang dipilih keluarga, dan sarana transpotasi yang ada (Rukiyah, Yulianti, Maemunah, dan Susilowati, 2009) Sosial Budaya Secara universal ada ritual seremonial sekeliling kehidupan, seperti kehamilan, kelahiran, pernikahan, dan kematian. Sikap ibu dalam mempersiapkan persalinan bervariasi tergantung pada budayanya. Kehamilan dan persalinan

15 adalah kejadian yang membahagiakan dalam budaya yang memberi nilai terhadap anak. Ada budaya yang menganggap bahwa kehamilan dan persalinan adalah sakit, ada yang menganggap kehamilan dan persalinan adalah kejadian alamiah. Kebanyakan budaya mengangap bahwa kehadiran anak diharapkan untuk meneruskan keluarga dan nilai-nilai budaya. Seorang ibu yang memberi anak terutama jenis kelamin laki-laki akan mendapatkan status yang lebih tinggi (Salmah, Rusmiati, Maryanah, dan Susanti, 2006). Sikap bapak dalam mempersiapkan persalinan juga dipengaruhi pada sosial budaya. Secara tradisional, cauvade adalah ritual oleh laki-laki dalam transisi menjadi bapak. Ini berhubungan secara biofisik dan psikososial dengan ibu dan anaknya. Misalnya, dilarang makan makanan tertentu, dilarang membawa senjata sebelum anaknya lahir, timbul gejala-gejala fisik berupa lelah, nafsu makan meningkat, susah tidur, depresi, sakit kepala, dan sakit punggung. Bapak yang memperlihatkan sindrom cauvade, ingin mempersiapkan peran sebagai bapak yang lebih tinggi dan terlibat lebih aktif dalam persiapan menghadapi persalinan dan mempunyai anak (Salmah, Rusmiati, Maryanah, dan Susanti, 2006) Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi kesehatan sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima maka semakin baik taraf kehidupannya. Tingginya pendapatan yang diterima akan berdampak pada pemahaman tentang pentingnya kesehatan, jenis pelayanan kesehatan yang dipilih, dan bagaimana

16 berespon terhadap masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga. Status sosial ekonomi yang rendah memaksa keluarga untuk memarginalkan fungsi kesehatan keluarganya, dengan alasan keluarganya akan mendahulukan kebutuhan dasar lainnya (Setiawati dan Dermawan, 2008). Kondisi sosioekonomi seringkali menjadi hambatan untuk mendapatkan bantuan kesehatan. Keluarga yang mampu membayar pengeluaran tambahan dengan hadirnya bayi baru ini mungkin hampir tidak merasakan beban keuangan. Keluarga yang menemukan kelahiran seorang bayi suatu beban finansial dapat mengalami stress. Stres ini bisa mengganggu perilaku orang tua sehingga membuat masa transisi untuk menjadi orang tua terasa lebih sulit (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004). Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu. Pada ibu dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, maka akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir. Ibu juga akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai seorang ibu. Sementara pada ibu dengan kondisi ekonomi yang lemah maka ibu akan mendapatkan banyak kesulitan, terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer (Sulistyawati, 2009; Romauli, 2011).

17 Pengetahuan Persiapan Persalinan Mempersiapkan diri dengan berbagai informasi tentang hal-hal yang menyangkut persalinan adalah salah satu cara terbaik bagi keluarga untuk menghadapi persalinan. Selain mendatangi petugas pelayanan kesehatan, informasi ini dapat diperoleh dengan membaca buku, berkomunikasi dengan orang lain seperti ibu, saudara perempuan, maupun teman (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004; Musbikin, 2006). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fitri (2006), didapatkan bahwa untuk mempersiapkan ibu dalam menghadapi persalinan perlu diberikan informasi tentang persalinan. Hasil penelitian Tamba (2006), menemukan bahwa pengetahuan saat persalinan seperti tehnik mengedan yang benar menentukan kemampuan ibu saat persalinan dimana pengetahuan tersebut diperoleh ibu dari informasi tenaga pelayanan kesehatan, berkomunikasi dengan orang lain seperti ibu, saudara perempuan maupun teman. Persiapan menghadapi persalinan dapat menurunkan rasa cemas ibu yang timbul akibat kekhawatiranakan proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya. Jika ibu mempunyai kesiapan untuk menghadapi persalinan, maka kecemasan dan ketakutan terhadap persalinan dapat berkurang dan ibu dapat melewati persalinan dengan nyaman serta lebih siap diri menghadapi persalinan (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Darse (2006), bahwa pengetahuan yang diperoleh ibu dapat mengurangi rasa cemas dan memperbaiki pemahaman ibu tentang persalinan.

18 Dukungan Pendamping Persalinan Kebutuhan psikologis ibu antara lain adalah mendapatkan support dari keluarga, support dari petugas pelayanan kesehatan, rasa aman dan nyaman, serta persiapan menjadi orang tua. Kebutuhan support dari keluarga seperti mendapatkan dukungan dari keluarga (khususnya suami) selama persalinan, tetap mendapatkan perhatian dan semangat selama ibu menunggu persalinannya serta bersama-sama mematangkan persiapan persalinan dengan mewaspadai komplikasi yang mungkin terjadi (Pantikawati dan Saryono, 2010). Ibu yang akan menghadapi persalinan harus ditemani oleh orang yang ia percayai dan membuatnya merasa nyaman seperti pasangannya, sahabat, atau petugas pelayanan kesehatan. Pendamping persalinan memberi dukungan emosional yang terdiri dari pujian, penentraman hati, tindakan untuk meningkatkan kenyamanan ibu seperti menggosok punggung ibu, memegang tangan ibu, dan menolong segala sesuatu yang diinginkan ibu. Pendamping ini juga akan menjadi tempat bagi ibu untuk berbagi pengalaman, keluhan, dan kebahagiaan (WHO, 2003; Musbikin, 2006). Penelitian yang dilakukan Santi (2007) menemukan bahwa ibu yang memiliki pendukung atau seseorang yang memberikan motivasi saat persalinan akan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persalinan. Ada empat jenis dukungan yang dapat diberikan bapak untuk ibu dan anaknya antara lain adalah dukungan emosi yaitu bapak sepenuhnya memberi dukungan secara psikologis kepada ibu dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian serta peka terhadap kebutuhan dan perubahan emosi; dukungan

19 instrumental yaitu dukungan bapak yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan fisik ibu dengan bantuan keluarga lainnya; dukungan informasi yaitu dukungan bapak dalam memberikan informasi yang diperolehnya mengenai kehamilan dan persalinan; dukungan penilaian yaitu memberikan keputusan yang tepat untuk perawatan kehamilan dan persalinan ibu(bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2004) Dukungan Petugas Pelayanan Kesehatan Untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), maka kebijakan Kementerian Kesehatan adalah mengupayakan agar setiap persalinan ditolong oleh petugas pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fitri (2006), bahwa dalam menghadapi proses persalinan ibu membutuhkan tenaga kesehatan yang berkompetensi untuk membantu ibu dalam proses persalinan. Petugas pelayanan kesehatan juga harus berusaha untuk menjadi teman yang mendukung, bekerjasama sama dengan ibu, bapak serta keluarga. Petugas pelayanan kesehatan diharapkan terampil dan peka serta berfungsi untuk mengembangkan hubungan terapeutik dalam asuhan bersama keluarga. Ibu dan keluarga harus diberi informasi selengkapnya tentang kemajuan persalinan dan semua perkembangannya selama proses persalinan. Setiap tindakan atau intervensi yang akan dilakukan harus dijelaskan. Ibu dan keluarga harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan klinis (Saifuddin, 2006; Sumarah, Widyastuti, dan Wiyati, 2009).

20 2.5.9 Kecemasan Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa sakit ibu adalah rasa takut dan cemas, kepribadian, kelelahan, sosial dan budaya, serta pengharapan. Rasa takut dan cemas akan meningkatkan respon seseorang terhadap rasa sakit. Rasa takut terhadap suatu yang tidak diketahui dan rasa takut terhadap kesendirian akan menambah kecemasan. Kepribadian akan memainkan peranan secara alamiah. Ibu yang tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi stress dibandingkan ibu yang rileks dan percaya diri. Ibu yang sudah merasa lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin didahului oleh periode ketika tidurnya terganggu oleh ketidaknyamanan akan kurang mampu beradaptasi dengan rasa sakitnya. Faktor budaya dan sosial juga memainkan peran. Beberapa budaya mengharapkan stoitisme (sabar dan membiarkan), sedang budaya lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan. Ibu yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinannya akan mempunyai respon yang lebih baik. Ibu akan merasa percaya diri jika ia mendapatkan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan (Sumarah, Widyastuti, dan Wiyati, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan Santi (2007), didapatkan bahwa cemas yang terjadi pada ibu primigravida berhubungan dengan tidak adanya pengalaman ibu mengenai persalinan. Kelelahan dan ketakutan sering terjadi pada ibu primigravida. Kelelahan yang terjadi pada ibu primigravida berhubungan dengan menahan sakit yang terlalu lama selama proses persalinan. Ketakutan pada ibu primigravida sering disebabkan oleh takut mati, baik kematian diri sendiri maupun pada bayinya, takut kalau bayinya akan lahir cacat dan takut terjadi trauma pada

21 organ genitalia. Sebagian besar dari penyebab ketakutan dan kesakitan tersebut dapat dicegah melalui pelaksanaan asuhan persalinan normal yang berorientasi kepada kebutuhan ibu dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi. Dukungan suami sangat dibutuhkan pada proses persalinan, namun suami yang mendampingi istrinya saat persalinan akan merasa cemas (Musbikin, 2006). Seorang bapak mengalami stres dalam transisi menjadi orang tua, yang disebabkan oleh masalah keuangan, cemas bayinya tidak sehat, khawatir tentang nyeri istrinya melahirkan, peran selama melahirkan, dan kemampuan sebagai orang tua (Salmah, Rusmiati, Maryanah, dan Susanti, 2006; Sulistyawati, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Hutabarat (2007), tentang kecemasan suami menghadapi persalinan ibu primigravida didapatkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap timbulnya kecemasan pada suami adalah keselamatan istri dan bayi, harapan jenis kelamin terkait dengan faktor sosial budaya, faktor kecemasan terhadap anak lahir cacat, tanggung jawab finansial terdiri dari persiapan keuangan untuk menghadapi persalinan dan biaya perawatan anak, serta peran baru sebagai bapak. Untuk mengurangi kecemasan pada calon ibu dan calon bapak dalam menghadapi persalinan diperlukan pengetahuan yang cukup dan dukungan sosial yang optimal Kunjungan Antenatal Care Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi yang akan dilakukan. Antenal care bersifat preventif care dan bertujuan

22 mencegah hal-hal yang kurang baik bagi ibu dan bayinya. Frekuensi dari pemeriksaan antenatal care adalah minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua, dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (Fatmawati dan Purwaningsih, 2010; Pantikawati dan Saryono, 2010; Saifuddin, 2006). Tujuan dari antenatal care adalah memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial budaya ibu dan bayi. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif, serta mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Pantikawati dan Saryono, 2010; Saifuddin, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. persalinan. Selama proses tersebut seorang ibu akan mengalami berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. persalinan. Selama proses tersebut seorang ibu akan mengalami berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kesehatan ibu meliputi kesehatan selama kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Selama proses tersebut seorang ibu akan mengalami berbagai pengalaman-pengalaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Suami 1. Pengertian Dukungan Suami Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan dorongan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami 1. Pengertian Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). Peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan

Lebih terperinci

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia Pendahuluan Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu : 1. Perdarahan pasca persalinan 2. Eklampsia 3. Sepsis 4. Keguguran 5. Hipotermia

Lebih terperinci

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena melahirkan bayinya (Nolan, 2010, hal. 135).

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena melahirkan bayinya (Nolan, 2010, hal. 135). 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan dan persalinan bukanlah suatu penyakit. Mempunyai bayi adalah kodrat wanita, dan selalu menjadi bagian hidup perempuan. Kebanyakan wanita menginginkan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen yang sangat membahagiakan, tapi ada beberapa kasus dapat menjadi momen yang menakutkan hal

Lebih terperinci

mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari salah satu peristiwa tersebut adalah kehamilan. Kehamilan dan persalinan

mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari salah satu peristiwa tersebut adalah kehamilan. Kehamilan dan persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan membawa kita dapat dengan mudah mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari menegenai peristiwa

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN Hesteria Friska Armynia Subratha 1, Ni Wayan Manik Kartiningsih 1 1 Prodi D III Kebidanan, Stikes Advaita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang perempuan yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum perempuan menganggap kehamilan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seseorang wanita dikatakan hamil secara normal apabila di dalam rahimnya bertumbuh kembang manusia baru. Kehamilan dapat pula terjadi di luar rahim (dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa kodrati bagi perempuan, seorang perempuan akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua persoalan yang amat sering

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAGI PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Fisik dan psikis adalah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN. Medan, yang sedang melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN. Medan, yang sedang melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN Saya Maulani Mandana adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan USU Medan, yang sedang melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta membangun seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan peristiwa alamiah dan fase hidup yang paling istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan kehadiran seorang bayi setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang perlu kita perlakukan seperti orang sakit. Membantunya beradaptasi terhadap perubahan fisiologis

Lebih terperinci

PENGERTIAN MASA NIFAS

PENGERTIAN MASA NIFAS PENGERTIAN MASA NIFAS Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut defenisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kepuasan Kepuasaan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persalinan dimulai (Bobak, 2004). Sedangkan Pilliteri (2002) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persalinan dimulai (Bobak, 2004). Sedangkan Pilliteri (2002) menyatakan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membrane dari dalam janin melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada system

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) No. Dokumen : No.Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : PUSKESMAS KEPALA PUSKESMAS DR. IYOS ROSMAWATI NIP. 19740416 200801 2 003 KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) A.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode setelah melahirkan juga disebut dengan periode postpartum, merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ reproduksi kembali seperti semula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam organisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam organisme BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Ibu Hamil 1. Motivasi Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam organisme (hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan selalu memiliki potensi risiko-risiko kesehatan. Risiko persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan selalu memiliki potensi risiko-risiko kesehatan. Risiko persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan adalah peristiwa pengeluaran semua hasil konsepsi (janin, plasenta, dan membran) melalui jalan lahir (Varney, 2007). Berbagai perubahan terjadi pada sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah saat-saat yang penuh perjuangan bagi seorang calon ibu dan sesuatu yang paling dinanti-nanti oleh pasangan yang mendambakan memiliki buah hati

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penulisan world bank atau bank dunia tahun 2008 menunjukkan angka kematian ibu saat melahirkan di Indonesia mengalami peningkatan. Direktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara di dunia memiliki konsep pemeriksaan kehamilan yang berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses pengeluaran atau proses untuk mendorong hasil dari

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses pengeluaran atau proses untuk mendorong hasil dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Malinowski (2000) masalah kehamilan dan persalinan merupakan fokus perhatian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, pada proses persalinan terjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan salah satu masa penting dalam kehidupannya dan sampai pada kelahiran bayi dalam kandungnya. Pada proses kehamilan terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan

Lebih terperinci

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari penyakit atau kelemahan fisik, tetapi meliputi aspek mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan lahirnya bayi, placenta dan membran dari rahim ibu (Depkes, 2004). Persalinan dan kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada

BAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada kenyataannya masih jauh dari target Millennium Development Goals (MDGs) yaitu 102 per 100.000 kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI), yang dipengaruhi oleh status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AKI (Angka Kematian Ibu) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keluarga 2.1.1. Defenisi Keluarga Banyak ahli yang mendefenisiskan tentang keluarga berdasarkan perkembangan sosial di masyarakat. Hal ini bergantung pada orientasi yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni kelompok intervensi hypnobirthing dan kelompok kontrol didapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang WHO (2005) menyatakan sekitar seperlima penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19 tahun, dan 900 juta berada di negara berkembang. Berdasarkan data Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal atau alamiah bagi perempuan yang dimulai dari konsepsi sampai melahirkan bayi. Seorang ibu akan membutuhkan waktu untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi yaitu AKI di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB di Indonesia yaitu 31 per

Lebih terperinci

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung kemudian melahirkan, yang tentunya akan sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Kehamilan dan kelahiran

Lebih terperinci

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila : 4 Oksigen / Cairan & Elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Rekreasi / Aman & 5 Promotif / Preventif/ Kuratif/Rehabilitatif 6 Pengkajian/Penentuan Diagnosis/Perencanaan/ Implementasi/Evaluasi/Lainlain 7 Maternitas/Anak/KMB/Gadar/Jiwa/Keluarga/Komunitas/Gerontik/Manajemen

Lebih terperinci

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG Fetra Farlina 1, Iroma Maulida 2, Adevia Chikmah 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK : 10 1. REVIA MONALIKA 2. RIA PRANSISKA 3. RENI 4. RIKA DOSEN PEMBIMBING : VERA YUANITA, SST SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) yang menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu 307 dari 100.000

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care = ANC) 2.1.1 Pengertian Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibu hamil itu sendiri dan orang-orang terdekatnya (Araujo, et.al., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. ibu hamil itu sendiri dan orang-orang terdekatnya (Araujo, et.al., 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan perempuan. Proses yang diawali dari konsepsi hingga pengeluaran bayi merupakan periode krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang. Berdasarkan angka tersebut, diperkirakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang. Berdasarkan angka tersebut, diperkirakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Adapun 99 persennya terjadi di negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Angka kematian ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebijakan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui usaha pencegahan dan pengurangan morbiditas, mortalitas dan kecacatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang normal

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ PENELITIAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ Idawati *, Helmi Yenie* Mudah atau sulitnya suatu proses persalinan tergantung oleh banyak faktor, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan satu periode dimana seorang wanita membawa embrio (fetus) didalam rahimnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu mulai waktu menstruasi terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia sehat 2010 ditetapkan berdasarkan pembangunan yaitu bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan pola hidup yang sehat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Sehingga kesehatan ibu merupakan komponen yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan periode krisis dalam kehidupannya karena ia akan memiliki pengalaman baru dan berbagai macam perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemeriksaan kehamilan 1. Defenisi Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak. Setiap wanita hamil menghadapi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSIAPAN PERSALINAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSIAPAN PERSALINAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSIAPAN PERSALINAN Pokok Bahasan : Intra Natal Care (INC) Sub Pokok Bahasan : Persiapan Persalinan Sasaran Tempat Penyuluh : Ibu Hamil : Ruang kelas A15 : WA ODE FELMIATI

Lebih terperinci

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Oleh:Ns.Heny Ekawati S.Kep.M.Kes.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Oleh:Ns.Heny Ekawati S.Kep.M.Kes. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS Oleh:Ns.Heny Ekawati S.Kep.M.Kes. KEPERAWATAN Pelayanan kesehatan Ilmu & kiat Keperawatan Pelayanan profesional Bio,Psiko, Sosio, Spiritual Individu,keluarga,masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan bukanlah suatu nilai akhir melainkan lebih merupakan nilai instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari tercapainya tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa yang normal terjadi dalam hidup seorang wanita dan juga merupakan suatu peristiwa yang membahagiakan. Persalinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih tingginya angka kematian bayi dan rendahnya status gizi bayi sebagai dampak krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997,

Lebih terperinci

Diadjeng Setya Wardani

Diadjeng Setya Wardani Diadjeng Setya Wardani TUJUAN ASUHAN PERSALINAN Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2012). Persalinan dikatakan normal jika proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(yulaikhah, 2010) Tujuan asuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis yang akan dialami perempuan dalam masa reproduksi. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran hasil konsepsi, plasenta dan selaput ketuban oleh ibu,

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran hasil konsepsi, plasenta dan selaput ketuban oleh ibu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi, plasenta dan selaput ketuban oleh ibu, prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan bahkan kematian (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan bahkan kematian (WHO, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil, di mana di dapatkan kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat. Walaupun demikian pada beberapa

Lebih terperinci

Pengertian Keperawatan Maternitas

Pengertian Keperawatan Maternitas Pengertian Keperawatan Maternitas Merupakan asuhan keperawatan yang diberikan kepada ibu/wanita sebagai klien dan keluarganyaselamamasaprenatal, intranatal, dan postnatal (Shanze, 1990) 1 Sasaran Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan informasi tentang gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi jiwa

Lebih terperinci