KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS RIAU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PEKANBARU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS RIAU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PEKANBARU"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS RIAU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PEKANBARU IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENETAPANRUMAH TANGGA MISKIN (STUDI KASUS RASKIN DI DESA PANGKALAN NYIRIH KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Serta Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau - Pekanbaru OLEH: FITRIANA NIM : PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

2 Implementasi Kebijakan Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) FITRIANA DAN TUTI KHAIRANI Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km.12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Telp/Fax (0761) Abstract: Implementation of Determination Policy of Poor Households (Raskin Case Study In Rural Sub Base Nyirih Rupat Bengkalis). This is a descriptive study in which qualitative data collection was done by using snowball sampling. Results showed Implementation of Determination Policy of Poor Households (Raskin Case Study In Rural Sub Base Nyirih Rupat Bengkalis) less than the maximum is influenced by several factors including inhibitors of human resources, socialization and infrastructure. Keywords: a. Policy Implementation of Rice Program for Poor Households (Raskin) b. Determination Process of Poor Households PENDAHULUAN Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 merupakan awal pelaksanaan kebijakan RASKIN yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Pada awalnya disebut program Operasi Pasar Khusus (OPK), kemudian diubah menjadi beras miskin (RASKIN) mulai tahun 2002, RASKIN diperluas fungsinya menjadi program perlindungan sosial masyarakat bagi Rumah Tangga Miskin (RTM).Program Raskin adalah program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial yang di selenggarakan oleh pemerintah pusat berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah (rumah tangga miskin dan rentan miskin). Penyaluran beras bersubsidi ini bertujuan untuk mengurangi beban penggeluaran para Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) dalam memenuhi kebutuhan pokok dalam bentuk beras. Selain itu juga untuk meningkatkan akses rumah tangga sasaran dalam pemenuhan kebutuhan pokok, sebagai salah satu hak dasarnya. Progam Raskin berupa program pemerintah pusat guna menanggulangi kemiskinan yang bersinergi dengan program pembangunan lainnya seperti program perbaikan gizi, peningkatan kesehatan, pendidikan dan peningkatan 2

3 produktivitas masyarakat. Sinergi antar berbagai program ini penting dalam meningkatkan efektivitas masing-masing program dalam pencapaian tujuan. Di mana untuk pelaksanaan kebijakan Program raskin di atur dalam Intruksi Presiden No 7 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Pemberasan kemudian di perjelas dalam Pedoman Umum Penyaluran Raskin Kementerian Koordinator Bidang Kesejateraan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2012, tujuan program beras miskin (raskin) adalah mengurangi pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Sedangkan sasaran program beras miskin (raskin) adalah berkurangnya beban penggeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan data Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 BPS dalam mencukupi kebutuhan pangan beras melalui pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 180kg/RTS/ tahun atau sekitar 15kg/RTS/bulan dengan harga tebus Rp 1600,00/Kg/Netto di Titik Distribusi (TD). Agar penyaluran Raskin tepat sasaran, pemerintah menerbitkan kartu Raskin, sehingga diharapkan hanya warga yang memiliki kartu Raskin yang bisa menerima. Sistem penyaluran Raskin yang telah diatur sedemikian rupa diharapkan penyaluran Raskin tepat sasaran, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat administrasi, bukan dibagi rata, apalagi tidak disertai daftar penerima Raskin yang jelas tiap bulannya. Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Riau yang memperoleh program Raskin. Kebijakan pemerintah tentang Program Raskin bertujuan untuk mengurangi beban masyarakat miskin, dimana kriteria warga miskin yang memperoleh raskin berdasarkan BPS kabupaten Bengkalis yang termasuk rumah tangga miskin ada 14 kriteria untuk menentukan keluarga/rumah tangga miskin, yaitu : 1. Luas lantai tempat tinggal kurang dari 8 M 2 /orang. 2. Lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/kayu 3. Dinding bangunan tempat tinggal terbut dari kayu/tembok tanpa plester 4. Tidak memiliki fasilitas buang besar/bersama-sama dengan rumah tanggal lain 5. Sumber penerangan tidak menggunakan listrik 6. Sumber air minum berasal dari sumur/air hujan 7. Bahan bakar untuk memasak adalah kayu/minyak tanah 8. Mengkonsumsi daging/susu/ayam satukali dalam seminggu 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali sehari 11. Tidak sanggup bayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik 12. Pendapatan di bawah Rp ,-/bulan 13. Pendidikan kepala rumah tangga tidak tamat SD 3

4 14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp Desa Pangkalan Nyirih merupakan salah satu desa dari 12 desa yang ada di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis yang memperoleh bantuan beras miskin (Raskin). Dengan jarak tempuh dari Ibu Kota Kecamatan sekitar 3 jam melalui jalur darat dengan kendaraan roda dua dan melalui jalur laut sekitar 2 jam dengan Speadboat. Sedangkan jumlah keseluruhan masyarakat Desa Pangkalan Nyirih 4909,00 jiwa dengan jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) 236,00 jiwa Kepala Keluarga pada tahun 2012 (data dari program perlindungan sosial 2012) dengan luas wilayah keseluruhan Desa Pangkalan Nyirih 9700 Ha. Dari pengamatan lapangan yang dilakukan penulis, penulis menemukan dalam pelaksanaan kebijakan penetapan Rumah Tangga Miskin (studi kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) terdapat beberapa gejala di antaranya sebagai berikut : 1. Dalam pendistribusian pembagian beras miskin masyarakat yang tidak terdata untuk memperoleh Raskin (beras miskin) juga memperoleh Raskin yaitu dengan pembagian 30% untuk masyarakat yang tidak terdata sebagai penerima Raskin dan 70% untuk masyarakat yang terdata sebagai Rumah Tangga Miskin-Penerima Manfaat (RTM-PM) Tabel 1.1: Data jumlah Penerima Beras Miskin di Desa Pangkalan Nyirih No Periode RTM-PM Tidak terdata Total Jumlah beras Kecendrungan disposisi atau Sikap dari para pelaksana (implementor) tidak tepat sasaran sehingga banyak masyarakat yang ekonominya menengah juga memperoleh raskin. Masyarakat tersebut adalah masyarakat yang tidak terdata sebagai penerima kartu Raskin dan tidak terdaftar dalam PPLS-II BPS sebagai RTS-PM yang memperoleh Raskin. 3. Berdasarkan hasil wawancara pada akhir desember 2012 dengan salah seorang pengelola Raskin bahwa Musyawarah Desa untuk melakukan verifikasi daftar Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) hanya di hadiri oleh sebagian perangkat Desa sedangkan masyarakat tidak di 4

5 libatkan, sehingga masyarakat tidak tahu keberadaan dan fungsi Raskin serta penetapan dirinya sebagai Rumah Tangga Miskin. Berdasarkan landasan Normatif Keputusan Bupati No 359/KPTS/IX/2012 Tentang Penetapan Pagu Alokasi Beras untuk Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat dan data empirik sasaran penerima di lapangan kemudian di lihat dari kriteria rumah tangga miskin menurut Badan Pusat Statistik (BPS) maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam sebuah penelitian yang berjudul: Implementasi Kebijakan Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis). Masalah dalam hal ini adalah Bagaimana Implementasi Kebijakan Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) dan Faktor-faktor apa yang menjadi kendala Implementasi Kebijakan Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis). Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) dan untuk mengetahui Faktor- faktor yang menjadi kendala dalam Implementasi Kebijakan Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis). Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan. Untuk melihat keberhasilan suatu program, maka akan sangat bergantung kepada implementasi program itu sendiri. Dimana implementasi menyangkut tindakan seberapa jauh arah yang telah diprogramkan itu benar-benar memuaskan. menurut Jones dalam Ismail Nawawi (2007: 134) bahwa program atau keputusan hanyalah sekedar proposisi tentang pemecahan masalah publik. Lebih jauh tentang pemikiran tentang apa yang akan berlaku sebenarnya merupakan proses tolak angsur dan kompromi. Sebuah program berisi tindakan yang diusulkan pemerintah dalam rangka mencapai sasaran yang ditetapkan yang pencapaiannya problematik. Program akan ada apabila kondisi permulaan yaitu tahapan apabila dari hipotesis kebijakan telah dirumuskan. Menurut Nugroho (2008:432) implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak kurang. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada yaitu langsung mengimplementasikannya dalam bentuk program atau melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Secara umum dapat di gambarkan sebagai berikut: 5

6 Gambar I.1 Implementasi Kebijakan Publik Kebijakan Publik Kebijakan Publik Penjelas Program Intervensi Proyek Intervensi Kegiatan Intervensi Sumber : Riant D. Nugroho (2006:141), Kebijakan Publik Publik/masyarakat untuk Negaranegara Berkembang. (beneficiaries) Wahab (2002: 65) mengemukakan bahwa implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut prilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, sosial yang berlangsung dan tidak berlangsung dapat mempengaruhi prilaku dari semua pihak yang terkait dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan (intenden) dan tidak diharapkan (spillover negative effect). Sedangkan Merilee S.Grindle (dalam AG. Subarsono, 2008:93), dalam pandangan Grindle keberhasilan kebijakan di pengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi (context of implementation).variabel yang pertama yakni isi kebijakan, variabel ini mencakup: (1) kepentingan yang di pengaruhi: semakin banyak semakin sulit di implementasikan. (2) jenis manfaat yang di peroleh: kebijakan yang memberi manfaat aktual dan bukan hanya formal dan simbolis lebih mudah di implementasikan. (3) siapa pelaksana kebijakan. (4) sumber daya yang di kerahkan (5) derajad perubahan yang di inginkan; perubahan sikap dan perilakuakan sulit dilaksanakan (6) siapa pelaksana program. Sedangkan lingkungan yang kedua adalah lingkungan kebijakan, yang mencakup: (1) seberapa besar kekuasaan, kepentingan dan strategi yang di miliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan, (2) karateristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa; (3) tingkat kepatuhan dan resposivitas kelompok sasaran. 6

7 METODE Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan key informan. Peneliti menetapkan Kepala Desa Pangkalan Nyirih sebagai key informan atau informan kunci. Dari key informan tersebut akan diperoleh informan-informan susulan yaitu terdiri dari Sekretaris Desa Pangkalan Nyirih, Kaur Kesejateraan Desa Pangkalan Nyirih, Satker Raskin dan beberapa masyarakat yang bisa menilai dari Implementasi Kebijakan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) Dalam memperoleh data dari informan, peneliti menggunakan metode snowball sampling atau bola salju, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari pihak atau orang yang memang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti, dan apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi, maka proses pengumpulan informasi sudah dianggap selesai. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni data primer dan data sekunder sesuai dengan klasifikasi atau pengelompokan informasi atau data yang telah diperoleh. Data Primer yakni data yang diperoleh secara langsung dari wawancara dengan key informan dan informan-informan susulan penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis). Data Sekunder yakni data yang diperoleh dari Kantor kepala Desa Pangkalan Nyirih dan instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Seperti, Jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Desa Pangkalan Nyirih. Serta data tentang Profil Desa dan data-data pendukung lainnya sesuai dengan penelitian ini. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain wawancara (interview) yakni mengadakan wawancara langsung terhadap informan mengenai permasalahan yang akan diteliti, yakni Implementasi Kebijakan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis). Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung dilokasi peneletian mengenai permasalahan yang akan diteliti yang berkaitan dengan Implementasi Kebijakan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis). Studi Kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur yang berhubungan dengan penelitian mengenai permasalahan yang akan diteliti yaitu Implementasi Kebijakan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Dimana penelitian ini dikaji secara deskriptif, artinya penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan secara jelas dan terperinci mengenai masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada yang didukung dengan dilakukannya wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait. Kemudian data-data tersebut dianalisa sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan secara deskriptif pula. HASIL Sebuah kebijakan tidaklah lahir begitu saja. Dibutuhkan sebuah proses agar tercipta sebuah kebijakan yang memberikan manfaat positif pada persoalanpersoalan publik. Implementasi program merupakan penerapan sebuah program untuk menyelesaikan suatu masalah yang dalam hal ini adalah masalah Rumah Tangga Miskin. 7

8 1. Proses Penetapan Rumah Tangga Miskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Dalam proses implementasi kebijakan penetapan Rumah Tangga Miskin di Desa Pangkalan Nyirih di atur dalam Peraturan Presiden no. 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi. Pendataan yang di lakukan oleh TKPK kabupaten Bengkalis bersama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis sejak Juli hingga Desember 2011 menghasilkan data yang di sebut Pendataan Program Perlndungan Sosial (PPLS) 2011 sebagai Basis Data Terpadu Program Perlindungan Sosial dengan identifikasi Rumah Tangga Miskin. Pendataan di lakukan bertujuan untuk mengetahui direktori rumah tangga miskin berupa daftar nama, alamat, dan jumlah anggota rumah tangga serta memudahkan pemerintah dalam mefasilitasi program bantuan sosial kepada rumah tangga miskin. Dalam pendataan penetapan Rumah Tangga Miskin di Desa Pangkalan Nyirih Kepala Desa memberikan kewenangan kepada aparat desa (RT dan RW) untuk membantu tenaga mitra kerja lapangan BPS kabupaten melakukan pendataan dan digunakan 14 kriteria penentuan suatu rumah tangga layak atau dikategorikan miskin dari BPS dan di lakukan dengan beberapa langkah yaitu: 1) Proses Penjaringan Rumah Tangga Miskin 2) Melakukan verifikasi lapangan dan penyerapan aspirasi masyarakat 3) Melakukan pencacahan dari rumah ke rumah 4) Mendata rumah tangga miskin di luar wilayah administratif pemerintahan (seperti gubuk liar dan lain sebagainnya). Namun dalam pelaksanaan pendataan di lapangan tenaga mitra yang sudah di tunjuk dalam melakukan pendataan tidak sesuai dengan ketentuan yang sudah di tetapkan dari BPS sehingga banyak Rumah Tangga Miskin yang tidak terdata, sehingga Rumah Tangga Miskin banyak yang tidak memperoleh bantuan program perlindungan sosial. Kemudian setelah data Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 dan Kartu Kompensasi BBM (KKB) sampai di Desa di lakukan Verifikasi yang berhak menerima Program Perlindungan Sosial, namun verifikasi hanya di hadiri oleh aparatur desa tidak melibatkan masyarakat sebagai sasaran penerimaan program bantuan sosial dan kemudian di tetapkan oleh Kepala Desa berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Nomor 05 Tahun 2011 tentang Penetapan Rumah Tangga Miskin. 2. Implementasi Kebijakan Raskin Di Desa Pangkalan Nyirih Untuk melihat bagaimana proses implementasi kebijakan Raskin untuk Desa Pangkalan Nyirih berdasarkan pada data Rumah Tangga Miskin yang di sahkan oleh Kepala Desa. Data ini di jadikan acuan untuk pemberian program 8

9 bantuan beras miskin. Penanggung jawab untuk Pelaksanaan Raskin untuk tingkat Kecamatan yang bertanggung jawab adalah Camat, sedangkan untuk Desa Pangkalan Nyirih yang bertanggung jawab adalah Kepala Desa Pangkalan Nyirih. Pelaksana kedua adalah Kepala Urusan Kesejahteraan Desa Pangkalan Nyirih, yang kemudian membentuk Tim Satuan kerja Raskin yang mempunyai tugas untuk menjalankan pembagian Raskin kepada Rumah Tangga Miskin. Di Desa Pangkalan Nyirih Satuan Kerja Raskin berjumlah dua orang yang di ambil dari aparatur desa. Pelaksana ketiga adalah pengawas yang memantau berjalannya proses pembagian Raskin, untuk Desa Pangkalan Nyirih yang menjadi pengawas Raskin adalah aparatur desa dan masyarakat Desa Pangkalan Nyirih. untuk Desa Pangkalan Nyirih proses pelaksanaan pembagian Raskin berawal dari Surat Perintah Alokasi (SPA) dari pemerintah Kabupaten Bengkalis kepada Perum Bulog, kemudian Perum Bulog mengeluarkan Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB) untuk Kecamatan Rupat yang kemudian pihak kecamatan mengirim surat perintah untuk pengambilan beras miskin untuk Desa Pangkalan Nyirih. Kemudian Satker Raskin mengambil beras miskin di Perum Bulog di Dumai. Selanjutnya Raskin yang sudah sampai di Desa Pangkalan Nyirih di bagikan kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat. Yang berhak menerima Raskin sesuai dengan Data PPLS 2011, karena data yang sudah di keluarkan dari PPLS 2011 tidak di verifikasi di Desa Pangkalan Nyirih sehingga yang memperoleh Raskin ada dari keluarga ekonomi menengah, sedangkan masyarakat yang tergolong ekonomi kebawah (sangat miskin) ada yang tidak dapat karena tidak masuk dalam daftar PPLS Cara pelaksanaan pembagian Raskin berdasarkan Pedoman Umum Penyaluran Raskin yaitu Raskin harus di bagikan tepat jumlah, tepat sasaran, tepat waktu, tepat administrasi, tepat kualitas dan tepat harga. Namun dalam pelaksanaan di lapangan ini tidak terlalu di perhatikan bahkan jumlah beras yang seharusnya di bagikan dengan jumlah 15 kg perbulan/bulan dan di bagikan tiga bulan sekali, tidak di bagi sesuai dengan jumlah yang sudah di tentukan, namun di kurangi pembagiannya sekitar 30%, yang sisaya inilah yang di bagikan ke masyarakat. 30% ini di bagikan ke pada masyarakat yang tidak terdaftar di PPLS yaitu sebagian masyarakat miskin dan sebagian masyarakat ekonomi mampu. Dalam implementasi kebijakan Raskin untuk Desa Pangkalan Nyirih tidak hanya melihat pelaksanaan kebijakan Raskin tetapi hal yang penting kelompok sasaran yaitu Rumah Tangga Miskin. Rumah Tangga Miskin ini merupakan kelompok penerima manfaat Raskin yang keadaan ekonominya berada di garis kemiskinan sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam keluarga maka masyarakat yang seperti inilah yang berhak menerima Raskin. 1) Kepentingan yang di pengaruhi oleh kelompok pelaksana kebijakan Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan, karena semakin banyak kepentingan yang mempengaruhi kebijakan akan semakin sulit kebijakan tersebut di implementasikan. Berdasarkan 9

10 kelompok pelaksana kepentingan berpendapat bahwa mereka sudah melaksanakan kebijakan sesuai dengan kepentingan Rumah Tangga Miskin yang termuat dalam aturan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah dan berpedoman pada aturan yang lebih tinggi. Sedangkan wawancara dengan target group sasaran program Raskin maka di simpulkan target group menilai bahwa kebijakan Raskin yang ada di Desa Pangkalan Nyirih masih di pengaruhi oleh unsur-unsur kepentingan pribadi, dimana sasaran program Raskin yaitu Rumah Tangga Miskin di lapangan banyak yang tidak memperoleh Raskin, sedangkan banyak masyarakat mampu yang memperoleh Raskin. ini menunjukkan kepentingan target group masyarakat miskin termuat dalam kebijakan masih di pengaruhi oleh unsur kepentingan individu pelaksana kebijakan. Dari wawancara dengan target group (Rumah Tangga Sasaran) dan kelompok pelaksana serta hasil observasi peneliti dalam Implementasi Kebijakan Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) belum maksimal terhadap sasaran penerima Raskin di karenakan masih banyaknya di pengaruhi oleh kepentingan pribadi dalam penetapan penerima Raskin. 2) Jenis manfaat yang di peroleh oleh kelompok sasaran Jenis manfaat yang di terima oleh kelompok sasaran adalah berupa manfaat yang aktual dan bukan hanya simbolis atau formalitas. Ini berarti manfaat yang di peroleh kelompok sasaran program Raskin bukan hanya yang tertuang dalam kebijakan, namun kebijakan tersebut benar-benar nyata dan bisa di rasakan manfaatnya oleh Rumah Tangga Miskin tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaksana kebijakan Raskin di Desa Pangkalan Nyirih, ternyata manfaat Raskin yang di rasakan oleh kelompok sasaran berbeda-beda, namun dapat di simpulkan pelaksana kebijakan mengatakan secara umum Raskin sudah bisa di rasakan manfaatnya oleh sebagian Rumah Tangga Miskin. Sedangkan hasil wawancara dengan rumah tangga sasaran di simpulkan bahwa Raskin yang di bagikan dapat membantu mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin namun belum memenuhi kebutuhan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat program Raskin karena Raskin yang di bagikan ke Rumah Tangga Miskin sebesar 10 kg/bulannya di kenakan biaya sebesar Rp 2000/kg, sedangkan kelompok sasaran penerima manfaat Raskin membutuhkan kebutuhan lain dalam hidupnya selain sandang dan pangan untuk di penuhi. jadi dapat di simpulkan bahwa kelompok sasaran merasa terbantu dengan adanya Raskin tetapi dengan jumlah Raskin yang di bagikan belum cukup memenuhi kebutuhan seharihari menjelang pembagian Raskin berikutnya. Dari hasil wawancara yang di lakukan penulis dengan pihak penerima Raskin dan implementor serta hasil observasi peneliti dapat di simpulkan bahwa manfaat yang di terima oleh penerima Raskin sudah cukup maksimal, di lihat dari 10

11 terbantunya Rumah Tangga Miskin dalam mendapatkan Raskin, tetapi ini masih kurang dari jumlah kuantitas beras dan harga yang di terapkan dalam Pedum Raskin yang berlaku. 3) Implementor atau pelaksana dari kebijakan Pelaksanaan dari kebijakan Raskin harus jelas di tunjukkan dalam isi kebijakan yang di buat dengan menggambarkan secara jelas siapa saja implementor dan penanggungjawab. Dalam kebijakan Raskin di Desa Pangkalan Nyirih di bawah tanggung jawab Kepala Desa dan yang menjalankan Satker Raskin. Dari hasil wawancara penulis dengan implementor Raskin dapat di ketahui bahwa sub indikator pelaksana kebijakan sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga memudahkan proses pengimplementasian program tersebut. Selain itu juga akan memudahkan penyerahan tugas dan tanggung jawab. Sedangkan hasil wawancara dengan kelompok pelaksana diketahui para pelaksana kebijakan program raskin Desa Pangkalan Nyirih belum mampu mensosialisasikan keberadaan Raskin dan menyampaikan informasi kepada kelompok sasaran, belum bisa menentukan penerima manfaat Raskin secara jelas dan pasti, Sosialisasi yang di berikan implementor belum lengkap dan benar secara menyeluruh, Implementor masih di pengaruhi sikap temperamental menyebabkan banyak masyarakat mampu juga memperoleh Raskin. Implementor kebijakan Raskin belum mengerti dan memahami isi dari kebijakan yang sudah di tetapkan. Dari hasil wawancara yang di lakukan penulis dengan pihak penerima Raskin dan implementor serta observasi peneliti dapat di simpulkan bahwa implementor kebijakan belum maksimal dalam melakukan sosialisasi keberadaan Raskin dan menyampaikan informasi kepada kelompok sasaran. 4) Sumber daya yang di miliki oleh pelaksana kebijakan Sumber daya merupakan hal yang penting dalam suatu kebijakan. Sebelum suatu kebijakan di rumuskan pembuat kebijakan harus bisa menentukan apakah kebijakan tersebut akan di dukung oleh sumber daya yang memadai. Dalam kebijakan program Raskin, keberhasilan program Raskin di lihat dari kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Sedangkan Sumber daya yang di miliki oleh implementor kebijakan yaitu sumber daya manusia dan sumber daya finansial. Berdasarkan wawancara dengan kelompok implementor diketahui sumber daya pelaksanaan kebijakan penetapan Raskin sudah memadai dengan tingkat pendidikan implementor yang sudah tamatan SMA tetapi masih kurangnya pengetahuan para implementor dalam bidang teknologi yang membuat para implementor kesulitan dalam administrasi pembukuan Raskin. Sedangkan hasil wawancara dengan kelompok sasaran diketahui sumber daya implementor Desa Pangkalan Nyirih masih membutuhkan pelatihan dan pengembangan keterampilan dalam mengelola organisasi terutama di bidang program kebijakan kesejahteraan masyarakat miskin agar mampu meningkatkan 11

12 kualitas dan kuantitas dari kinerjanya sehingga mampu menterjemahkan berbagai tugas dan pekerjaan yang telah diberikan sehingga hasil dari kebijakan akan lebih efektif dan mendorong terciptanya iklim yang kondusif dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Kesimpulan berdasarkan hasil wawancara dengan kelompok sasaran dan implementor kebijakan serta observasi peneliti di simpulkan bahwa sumber daya implementor kebijakan Raskin Desa Pangkalan Nyirih dapat di simpulkan dari sub indikator pelaksana kebijakan sudah cukup maksimal. 3. Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin Di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) Dalam Implementasi Kebijakan Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin Di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis), lingkungan kebijakan yaitu pelaksana kebijakan. pelaksana kebijakan yakni Satker Raskin yang memiliki peran yang besar untuk mencapai tujuan dari kebijakan sehingga mempengaruhi pelaksanaan kebijakan Raskin. Lingkungan kebijakan sangat berpengaruh terhadap isi kebijakan, sebab dari lingkunganlah pelaku kebijakan dapat menyusun sebuah strategi untuk mencapai tujuan dari isi kebijakan. 1) Besarnya kekuasaan, kepentingan dan strategi yang di miliki oleh para aktor yang terlibat dalam implentasi kebijakan Dalam proses implementasi kebijakan jika semakin besar kekuasaan dan kepentingan pembuat kebijakan dan pelaksana program kebijakan maka akan semakin jelas tujuan kebijakan yang ingin di capai. Hanya saja kepentingan yang mempengaruhi maka akan sedikit susah untuk mengimplementasikan kebijakan. selain itu seorang implementor harus bisa merencanakan strategi yang akan di gunakaan untuk mengimplementasikan kebijakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan implementor Raskin di Desa Pangkalan Nyirih di ketahui bahwa yang memegang kekuasaan terbesar dalam program Raskin di Desa Pangkalan Nyirih adalah pemerintah pusat sebagai pembuat kebijakan Raskin, kepentingan yang di milikinya untuk mengentaskan kemiskinan dengan berbagai strategi di antaranya strategi yang di gunakan untuk mempercepat proses pelaksanaan Raskin yang berdasarkan pada pedoman umum Raskin yang berlaku. Sedangkan kutipan wawancara kelompok sasaran diketahui bahwa desa sudah berusaha untuk melaksanakan kebijakan dari yang memegang kekuasaan yang lebih tinggi dengan kepentingan untuk mengetaskan kemiskinan di Desa Pangkalan Nyirih dengan strategi pelaksanaan kebijakan Raskin dari pemegang kekuasaan yang lebih tinggi yaitu aturan yang termuat dalam Pedoman Umum yang berlaku. 12

13 2) Karateristik institusi atau pelaksana kebijakan serta rejim yang sedang berkuasa. Institusi pemerintah adalah institusi pembuat kebijakan, sekaligus juga institusi pelaksana kebijakan. Fokusnya memberikan pelayanan kepada publik, dalam segi prinsip politik dan memahami dengan baik lingkungan dimana mereka melaksanakan kebijakan dan program publik. Karakteristik lembaga dan penguasa kebijakan dalam mengimplementasikan setiap progam perlu keterbukaan dan transparan, sehingga bisa untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak. Dari kutipan wawancara dengan pelaksana kebijakan diketahui bahwa institusi pelaksana kebijakan sudah melakukan pelayanan kepada kelompok sasaran yang ingin mengambil Raskin, namun keterbatasan pelayanan karena kualitas pelayanan yang masih minim, selain itu untuk ketransparansi data penerima program Raskin di kantor desa tidak di lakukan karena data bersifat pribadi atau individu. Sedangkan dari kelompok sasaran diketahui desa sebagai institusi pelaksana kebijakan belum bisa fokus memberikan pelayanan terbaik kepada publik dan karakteristik lembaga organisasi dalam mengimplementasikan progam belum adanya prinsip keterbukaan dan transparansi data penerima, sehingga bisa mempengaruhi kualitas implementor Raskin. 3) Tingkat Kepatuhan dan Resposivitas Kelompok Sasaran Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran dapat di lihat dari sejauh mana kelompok sasaran terlibat dalam suatu program. Kelompok sasaran di harapkan dapat berperan aktif terhadap program yang di jalankan pemerintah, karena hal ini akan sangat mempengaruhi pelaksanaan program dari pemerintah. Berdasarkan pelaksana kebijakan menyimpulkan tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran masih sangat minim sehingga mempengaruhi pelaksanaan kebijakan, seharusnya kelompok sasaran memiliki peran aktif sehingga program mudah di laksanakan dan cepat mencapai sasaran karena program yang di lakukan adalah untuk kepentingan rakyat sehingga rakyat diharapkan dapat seiring sejalan dengan pemerintah dan melibatkan kelompok sasaran setiap pengambilan kebijakan. Sedangkan kutipan wawancara hasil diketahui, bahwa kelompok sasaran menyimpulkan tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran sudah tinggi. Rumah Tangga Miskin berperan aktif terhadap program yang di jalankan pemerintah, sehingga menjadi partner kerja di pemerintah, memberi masukan dan kritik untuk memperbaiki kinerjanya dan mempercepat pelaksanaan program sehingga program cepat mencapai tujuan. 4. Faktor-Faktor Yang Menghambat Dalam Implementasi Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin Di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) 13

14 Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala dalam Implementasi Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin Di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) yang peneliti temukan dilapangan adalah sebagaiberikut: a. Sumber Daya Implementor Dari hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa Rendahnya pendidikan yang pernah mereka enyam membuatnya rendahnya kualitas sumber daya yang tersedia, sehingga menjadi kendala dalam pelaksanaan kebijakan Raskin di Desa Pangkalan Nyirih. Sedangkan dari segi kuantitas belum mendukung dengan jumlah Satker yang ada untuk pelaksanaan Program Raskin sehingga Satker meminta bantuan ke aparatur desa untuk membantu pembagian Raskin sedangkan dalam melakukan pendataan Rumah Tangga Miskin di Desa Pangkalan Nyirih untuk menerima bantuan sosial program Raskin belum mampu menentukan Rumah Tangga yang layak menerima bantuan sosial, mitra kerja yang melakukan pendataan masih di pengaruhi oleh unsur-unsur pribadi sehingga banyak Rumah Tangga Miskin yang belum terdata. b. Sosialisasi Dari hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa sosialisasi antara pihak implementor dengan Rumah Tangga Sasaran program Raskin tidak berjalan efektif. Hal ini diketahui dari belum mampunya mensosialisasikan keberadaan Raskin dan menyampaikan informasi kepada kelompok sasaran. c. Sarana Prasarana Dari hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang ada belum mendukung untuk pelaksanaan Raskin di Desa Pangkalan Nyirih, gedung pertemuan sebagai tempat pembagian Raskin masih minim, sedangkan kondisi jalan dan transportasi untuk mengangkut Raskin dari Perum Bulog Dumai tidak mendukung sehingga pendistribusian Raskin dari Perum Bulog Dumai hingga ke titik distribusi menggunakan jalur laut dengan kapal laut. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Implementasi Kebijakan Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin Di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) dengan sub indikator maka dapat diambil kesimpulan: a. Kepentingan yang di pegaruhi oleh kelompok pelaksana kebijakan belum maksimal. b. Jenis manfaat yang di peroleh oleh kelompok sasaran sudah Cukup maksimal c. implementor kebijakan penataan rumah tangga miskin di golongkan dalam katagori belum maksimal d. Sumber daya merupakan penentuan keberhasilan kebijakan dan pencapaian tujuan yang di inginkan dari suatu kebijakan sudah cukup maksimal. 14

15 Sedangkan Faktor-Faktor Yang Menghambat Dalam Implementasi Penetapan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus Raskin Di Desa Pangkalan Nyirih Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis) d. Sumber Daya Implementor menyimpulkan bahwa rendahnya pendidikan yang pernah mereka enyam membuatnya rendahnya kualitas sumber daya yang tersedia, sehingga menjadi kendala dalam pelaksanaan kebijakan Raskin di Desa Pangkalan Nyirih. Sedangkan dari segi kuantitas belum mendukung dengan jumlah Satker yang ada untuk pelaksanaan Program Raskin sedangkan dalam melakukan pendataan Rumah Tangga Miskin di Desa Pangkalan Nyirih untuk menerima bantuan sosial program Raskin belum mampu menentukan Rumah Tangga yang layak menerima bantuan sosial, mitra kerja yang melakukan pendataan masih di pengaruhi oleh unsur-unsur pribadi sehingga banyak Rumah Tangga Miskin yang belum terdata. e. Sosialisasi Dari hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa sosialisasi antara pihak implementor dengan Rumah Tangga Sasaran program Raskin tidak berjalan efektif. Hal ini diketahui dari belum mampunya mensosialisasikan keberadaan Raskin dan menyampaikan informasi kepada kelompok sasaran. f. Sarana Prasarana Dari hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang ada belum mendukung untuk pelaksanaan Raskin di Desa Pangkalan Nyirih, gedung pertemuan sebagai tempat pembagian Raskin masih minim, sedangkan kondisi jalan dan transportasi untuk mengangkut Raskin dari Perum Bulog Dumai tidak mendukung sehingga pendistribusian Raskin dari Perum Bulog Dumai hingga ke titik distribusi menggunakan jalur laut dengan kapal laut. DAFTAR PUSTAKA Nawawi, Ismail Public Policy (Analisis, strategi advokasi teori dan praktek). PMN: Surabaya Nugroho, Riant 2008.Public Policy. PT. Efek Media Komputindo: Jakarta. Subarsono Analisis Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar: Yogyakarta Wahab, Solichin Abdul Analisis Kebijaksanaan. Sinar Grafika: Jakarta Dokumen Buku Pedoman Umum Raskin Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Pemberasan. 15

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raskin merupakan program bantuan yang sudah dilaksanakan Pemerintah Indonesia sejak Juli 1998 dengan tujuan awal menanggulangi kerawanan pangan akibat krisis moneter

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014 PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA DUMAI, Menimbang

Lebih terperinci

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PENYALURAN BERAS MISKIN KABUPATEN BIMA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi masalah yang krusial di negara berkembang seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan tersebar dari Sabang sampai Merauke

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010 WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana yang tertuang dalam alinea ke empat Undang-Undang

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA ejournal lmu Pemerintahan, 2016, ( ): ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA Shandy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran pemerintah sangat penting dalam merancang dan menghadapi masalah pembangunan ekonomi. Seberapa jauh peran pemerintah menentukan bagaimana penyelesaian

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS KELUARGA MISKIN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan pakaian, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan pakaian, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu beberapa tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah persoalan mendasar yang menyentuh secara langsung terhadap kelangsungan hidup manusia. Kemiskinan selalu diartikan sebagai kekurangan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebanyak 95% jumlah penduduk Indonesia mengkonsumsi beras, dengan rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula yang mendorong beras menjadi

Lebih terperinci

Efektivitas Pelaksanaan Program Raskin. di Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. FITRIA RAMADAYANI di Bimbing oleh ZAILI RUSLI

Efektivitas Pelaksanaan Program Raskin. di Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. FITRIA RAMADAYANI di Bimbing oleh ZAILI RUSLI Efektivitas Pelaksanaan Program Raskin di Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar FITRIA RAMADAYANI di Bimbing oleh ZAILI RUSLI Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau,

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN 5.1. Deskripsi Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) 5.1.1. Prinsip Pengelolaan Raskin Prinsip pengelolaan Beras untuk Rumah Tangga Miskin

Lebih terperinci

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A B U P A T I B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R f T A H U N T E N T A N G P E T U N J U K T E K N I S P R O G R A M S U B S I D I B E R A S B A

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5.A 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05.A TAHUN 2016ang/II/2006 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH/MISKIN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial, pendidikan, ekonomi dan lain-lain.

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA HARGA TEBUS RASKIN DAN PETUNJUK TEKNIS PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN (RASKIN) DI DESA BARANGKA KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE OLEH :

IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN (RASKIN) DI DESA BARANGKA KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE OLEH : IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN (RASKIN) DI DESA BARANGKA KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE OLEH : RYANTO L. TAKASIHAENG NIM. 090813008 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 03.A 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 03.A TAHUN 2015ang/II/2006 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BERAS MISKIN KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Beras memiliki urutan utama dari jenis bahan pangan yang dikonsumsi. Hampir seluruh penduduk Indonesia menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus.

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia agar bisa hidup sehat dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkatan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkatan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masayarakat merupakan suatu permasalah yang sangat penting dan perlu perhatian khusus oleh pemerintah. Hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis yang dilakukan penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangan merupakan salah satu dari hak asasi manusia yang telah dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Sehingga pada saat terjadi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDISTRIBUSIAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN ) DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDISTRIBUSIAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN ) DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN IMPLEMENTASI PROGRAM PENDISTRIBUSIAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN ) DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN Oleh: Agus Suteja dan Arif Kuncoro Dwi Putranto Abstract Raskin program rolled out to help

Lebih terperinci

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat; BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEI(ASAN NOMOR 4A TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RT'MAII TANGGA MISKIN TAHUN 2OI4 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING)

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING) PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING) DISAMPAIKAN OLEH: ADANG SETIANA DEPUTI MENKO KESRA BIDANG KOORDINASI PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PERUMAHAN RAKYAT/ SELAKU KETUA PELAKSANA TIM KOORDINASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia, masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan yang harus ditanggulangi bersama oleh pemerintah dan masyarakat. Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan secara terpadu

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KONSEP GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dijelaskan hal-hal yang mendasari penelitian ini. Hal-hal tersebut meliputi latar belakang dan rumusan masalah dari penelitian. Bab ini juga akan membahas tujuan, manfaat,

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN BERAS BERSUBSIDI

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN BERAS BERSUBSIDI 165 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN BERAS BERSUBSIDI Reni Bafita dan Sujianto FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Evaluation of Subsidized

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak terjadinya krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997, jumlah persentase penduduk miskin meningkat secara drastis. Berbagai upaya penanggulangan selama sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Raskin adalah salah satu program pemerintah untuk membantu masyarakat yang miskin dan rawan pangan, agar mereka mendapatkan beras untuk kebutuhan rumah tangganya.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN

PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN PELAKSANAAN DISTRIBUSI DAN PENGENDALIAN PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN SINGOTRUNAN KABUPATEN BANYUWANGI (INPRES NOMOR 1 TAHUN 2008) The Implementation Distribution and Control of Raskin Program in Kelurahan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN TANGGAL : 8-3-2012 NOMOR : 16 TAHUN 2012 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pangan adalah kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Di Indonesia, pangan diidentikan dengan beras. Hampir 95% dari penduduknya

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA SUBSIDI HARGA TEBUS BERAS MISKIN KOTA SURABAYA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM PROVINSI PAPUA PERATURAN BUPATI JAYAPURA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JAYAPURA TAHUN 2015 BUPATI JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) UNTUK MASYARAKAT MISKIN DI KELURAHAN KOTA LAMA KECAMATAN KUNTO DARUSSALAM

IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) UNTUK MASYARAKAT MISKIN DI KELURAHAN KOTA LAMA KECAMATAN KUNTO DARUSSALAM IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) UNTUK MASYARAKAT MISKIN DI KELURAHAN KOTA LAMA KECAMATAN KUNTO DARUSSALAM Oleh: Rahmat Swandi. S rahmatcokopku@gmail.com Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Sujianto,

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan Penyaluran Beras Rakyat Miskin Di Desa Poopoh Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa

Implementasi Kebijakan Penyaluran Beras Rakyat Miskin Di Desa Poopoh Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa Implementasi Kebijakan Penyaluran Beras Rakyat Miskin Di Desa Poopoh Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa Haryati Duplin Mangende Patar Rumapea Novie Palar Abstract :Raskin is a government program that

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dan maritim yang masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan. Hal tersebut disebabkan oleh pertambahan penduduk Indonesia

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 121 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT Airine Yulianda Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang

Lebih terperinci

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42. Tabel 2.41. Perhitungan Indeks Gini Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Kelompok Jumlah Rata-rata % Kumulatif Jumlah % Kumulatif Xk-Xk-1 Yk+Yk-1 (Xk-Xk-1)* Pengeluaran Penduduk Pengeluaran Penduduk Pengeluaran

Lebih terperinci

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH BAMBANG WIDIANTO SEKRETARIS EKSEKUTIF (TNP2K) JAKARTA, 29 JANUARI 2013 TUJUAN DAN PRINSIP UTAMA PROGRAM RASKIN Mengurangi beban

Lebih terperinci

RAPAT KERJA TEKNIS TKPK TAHUN 2015

RAPAT KERJA TEKNIS TKPK TAHUN 2015 RAPAT KERJA TEKNIS TKPK TAHUN 2015 MENGUATKAN PERAN PEMDA DALAM PERBAIKAN KINERJA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS KELUARGA MELALUI KETERSEDIAAN DATA DAN INFORMASI SERTA SISTEM PENGADUAN Oleh

Lebih terperinci

JURNAL ARTIKEL ABSTRACT

JURNAL ARTIKEL ABSTRACT JURNAL ARTIKEL IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Oleh : Dewi Nurul Aisyah, Drs. Herbasuki Nurcahyanto, MT. Drs. R. Slamet Santoso, M. Si

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN 131 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN Indra Safawi, Sujianto, dan Zaili Rusli FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293 e-mail: radiansafawi@gmail.com

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) 295 EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) Khairul Amri Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia kini adalah negara dengan sistem demokrasi baru yang bersemangat, dengan pemerintahan yang terdesentralisasi, dengan adanya keterbukaan sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa kebijakan atau program penanggulangan kemiskinan. itu sendiri sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa kebijakan atau program penanggulangan kemiskinan. itu sendiri sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi perhatian pemerintah, terutama penanggulangan kemiskinan masyarakat pedesaan yang merupakan mayoritas penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi)

ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi) ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi) Robert F Damanik 1), Tavi Supriana 2) dan Thomson Sebayang 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) DI DESA BELIMBING KECAMATAN LUMAR KABUPATEN BENGKAYANG

PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) DI DESA BELIMBING KECAMATAN LUMAR KABUPATEN BENGKAYANG PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) DI DESA BELIMBING KECAMATAN LUMAR KABUPATEN BENGKAYANG Oleh: AFRIANTON NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) TAHUN 2007 DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang kebijakan Perberasan, Perusahaan Umum (PERUM) BULOG diberikan penugasan oleh pemerintah. Pangan adalah suatu hak

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17 AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17 AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17 AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM RASKIN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

IMPLEMENTASI PROGRAM RASKIN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 97 IMPLEMENTASI PROGRAM RASKIN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Sujianto, Ernawati, Hasim As ari, Mayarni FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17-AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014

SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17-AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA APEL BERSAMA DALAM RANGKA 17-AN TANGGAL 17 PEBRUARI 2014 Assalamualaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua Hadirin peserta apel yang saya hormati, Puji

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pendistribusian beras miskin atau yang lebih dikenal dengan sebutan raskin, sebagai salah satu program penanggulangan kemisikinan kluster 1. Termasuk Program

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN medanseru.co Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan bahwa kinerja penyaluran program beras

Lebih terperinci

penurunan, jumlah tersebut cukup besar dan masih rentan terhadap gejolak

penurunan, jumlah tersebut cukup besar dan masih rentan terhadap gejolak BAB I PENDAHITLUAN 1.1 Tatar Belakang Masalah Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2003 tercatat sebanyak 373 lutajiwa (17,4) mengalami pcnurunan sebanyak 1,1 juta jiwa dibanding tahun 2002 yaitu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2009 Nomor 1 Seri E.7 PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PENYALURAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN)

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minyak bumi merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta jumlah dan persediaan yang terbatas.

Lebih terperinci

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi

BAB I. PENDAHULUAN. perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO

BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO A. Gambaran Umum Kepengurusan Desa Sutoragan dan Struktur

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BERAS SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara berkembang yang kemiskinannya masih merajalela. Padahal Indonesia sebagai negara yang melimpah kekayaan alamnya. Perekonomian

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012

SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU. Jakarta, 17 Juli 2012 MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PENYALURAN RASKIN MENGGUNAKAN KARTU Jakarta, 17 Juli 2012 Bismillahir rahmaanir rahim,

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PEGAWAI DALAM DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG (Studi kasus di Kelurahan Tembalang)

EVALUASI KINERJA PEGAWAI DALAM DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG (Studi kasus di Kelurahan Tembalang) GEMA PUBLICA ISSN 2460-9714 EVALUASI KINERJA PEGAWAI DALAM DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG (Studi kasus di Kelurahan Tembalang) Nina Widowati 1 Abstract The economic

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu Negara berkembang, merupakan Negara yang selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu Negara berkembang, merupakan Negara yang selalu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah Negara tidak akan pernah lepas dari suatu masalah yang bernama Kemiskinan. Semua Negara, terutama pada Negara Negara berkembang, pasti dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Evaluasi (penilaian) suatu program biasanya dilakukan pada suatu waktu tertentu atau pada suatu tahap tertentu (sebelum program, pada proses pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan situasi serba kekurangan yang terjadi bukan dikehendaki oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

(Studi Kasus di Kelurahan Purus dan Gunung Sarik) A R T I K E L. Oleh : ILMAN SAHPUTRA

(Studi Kasus di Kelurahan Purus dan Gunung Sarik) A R T I K E L. Oleh : ILMAN SAHPUTRA STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KOTA PADANG (Studi Kasus di Kelurahan Purus dan Gunung Sarik) A R T I K E L Oleh : ILMAN SAHPUTRA 0821202052 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

EVALUASI PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG EVALUASI PROGRAM RASKIN DI KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Unggul Wicaksono, Ari Subowo, Aufarul Marom Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

INOVASI/PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PADA ACARA RATEK TIM TEKNIS TKPK

INOVASI/PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PADA ACARA RATEK TIM TEKNIS TKPK INOVASI/PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PADA ACARA RATEK TIM TEKNIS TKPK GAMBARAN UMUM WILAYAH KAB. MERANGIN Sebelah Barat : Berbatas dengan Kab. Kerinci Sebelah

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BAPAK/IBU ANGKAT RUMAH TANGGA SASARAN OLEH PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menggambarkan bagaimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menggambarkan bagaimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menggambarkan bagaimana Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Pmum (PKPU) No.1 Tahun 2015 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG - : WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DISTRIBUSI BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN) KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan kesepakatan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas) PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas) TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS MISKIN TAHUN ANGGARAN 2015 DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS Strategi Operasional Bulog Awal Tahun Awal tahun 2007 dibuka dengan lembaran yang penuh kepedihan. Suasana iklim yang tidak menentu. Bencana demi bencana terjadi di hadapan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENYALURAN RASKIN DI DESA SELATBARU KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS

ANALISIS EFEKTIVITAS PENYALURAN RASKIN DI DESA SELATBARU KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS ANALISIS EFEKTIVITAS PENYALURAN RASKIN DI DESA SELATBARU KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS Atika Ratna Dewi dan Dra. Ernawati, M.Si Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

IMPLEMENTASI RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM 141 IMPLEMENTASI RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM Dwi Nursepto dan Yoserizal FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Implementation Parking Levy

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS MISKIN/BERAS SEJAHTERA TAHUN ANGGARAN 2016 DI KABUPATEN CIAMIS Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015 BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MARA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Publik 1. Konsep Kebijakan Publik Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan

Lebih terperinci

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915

Lebih terperinci