The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist
|
|
- Irwan Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI PADA JENAZAH DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RSUD DR SOETOMO SURABAYA Drs. Sudirman, Apt., M.M.Kes. Prodi D3 Analis Kesehatan UM Surabaya Abstract Some man-made toxins results as chemicals and toxic drug example can be found in the home and in industry. Almost every household production contain chemicals that could potentially cause poisoning. Such as bleach clothes, oil paint mixed materials, medicines prescribed by a doctor or available commercially, very dangerous and become toxic when consumed in excess. The response of the body against toxins each individual not the same, depending on the immune system, age, gender. The impact of toxins into the body when it will receive the response ranging from mild to severe and can lead to death. Death by poisoning indication categorized with unnatural deaths, to determine the type of poison as the cause of death Toxicology laboratory examination. On this occasion the author will present a descriptive picture of poison or poisoned accompanying cause of death in the installation of Forensic Medicine and Medicolegal Hospital Dr. Soetomo. Keyword : poisoning, Forensic 1. PENDAHULUAN Kasus keracunan baik fatal maupun non fatal selalu dijumpai setiap tahun. Di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSU Dr. Soetomo Surabaya, yang merupakan instalasi dimana terdapat Divisi Toksikologi dalam salah satu tugas pokoknya menangani kasus-kasus keracunan baik pasien hidup maupun yang sudah meninggal. Kasus keracunan walaupun tidak menempati urutan teratas dari semua kasus forensik, perlu mendapat cukup perhatian. Bersama dengan kemajuan teknologi dan modernisasi masa depan, tidak dapat dihindari bahwa makanan dari sumber yang baru dan tidak konvensional seperti bioteknologi, saat ini menjadi andalan dalam pasokan makanan kita. Keamanan makanan semacam ini membutuhkan perhatian yang lebih dibanding dengan sumber makanan yang alami. Kasus-kasus keracunan sering timbul karena konsumsi makanan yang tidak jelas sumbernya, makanan atau minuman sintesis yang lewat tanggal kadaluarsanya, namun ada juga yang memang sengaja mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu dengan tujuan yang hanya diketahui yang bersangkutan. Dampak yang ditimbulkan dari berbagai kasus keracunan tersebut bermacam-macam mulai hanya menimbulkan perubahan biologik yang kecil sekali sampai dengan yang paling fatal yaitu menimbulkan kematian. Bila dilihat dari cara kematian yang diakibatkannya merupakan jenis kematian tidak wajar. Kematian tidak wajar adalah kematian yang disebabkan selain oleh suatu penyakit, misalnya kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, dan lain-lain yang berkaitan dengan hukum atau kepolisian. Sehingga semua kematian tidak wajar selalu mendapat perhatian khusus, untuk mencari penyebab kematian yang sebenarnya, termasuk kematian dengan dugaan keracunan, harus dilakukan pemeriksaan dengan seksama. Pada setiap kasus keracunan selalu dilakukan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam / otopsi (bedah mayat), untuk mengambil bahan pemeriksaan yang di butuhkan. Organorgan penting dalam kasus keracunan adalah ginjal, lambung dan isinya, darah dan urine. Instalasi Kedokteran Forensik dalam mengeluarkan hasil pemeriksaan bekerja sama dengan Laboratorium Forensik POLDA JATIM sebagai tempat rujukan dan konsultasi. Hasil pemeriksaan laboratorium tidak dapat diketahui 36
2 oleh sembarang orang, termasuk keluarga sekalipun. Pihak penyidik yang mempunyai hak untuk menjelaskan baik kepada peradilan maupun keluarga pasien. Dalam Karya Tulis ini, akan di sajikan hasil penelitian deskriptif yang di lakukan dengan mengambil data dari berkas arsip hasil pemeriksaan laboratorium sehingga terbentuk suatu Gambaran Hasil Pemeriksaan Toksikologi pada jenazah di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo periode Januari 2009 sampai dengan Desember Dari pokok permasalahan yang telah di uraikan dalam pendahuluan maka di dapat suatu rumusan masalah yang ingin di ketahui adalah jumlah kasus keracunan dan jenis-jenis keracunan apa saja yang banyak terjadi di Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) sebagai salah satu penyebab kematian. Tujuan Penelitian adalah Melihat gambaran kasus keracunan dan jenis-jenis racun pada hasil pemeriksaan laboratorium di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yang menggambarkan kasus keracunan pada jenazah di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr Soetomo Surabaya. Populasi adalah seluruh jenazah meninggal tidak wajar di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo selama Januari 2009 sampai Desember 2011, berjumlah jenazah. Sampel adalah seluruh jenazah meninggal tidak wajar disertai indikasi keracunan dan dilakukan pemeriksaan toksikologi di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo selama Januari 2009 sampai Desember 2011, berjumlah 190 jenazah. Lokasi Penelitian di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr Soetomo Surabaya. Dan waktu penelitian adalah Februari sampai dengan Juli Pelaksanaan penulisan Mei sampai dengan Juni Kriteria Inklusi adalah Jenazah meninggal disertai indikasi keracunan dengan pemeriksaan Toksikologi di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo selama periode Januari 2009 sampai dengan Desember Kriteria Eksklusi adalah Jenazah meninggal disertai indikasi keracunan tanpa pemeriksaan Toksikologi di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo selama periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2011 (Notoatmojo, 2002). Variable penelitian adalah Jenazah mati tidak wajar dengan indikasi keracunan. Pada jenazah mati tidak wajar dengan indikasi keracunan tiba di Instalasi Kedokteran Forensik selalu dilengkapi SPVR, kependekan dari Surat Permintaan Visum et Repertum, adalah surat permintaan yang dibuat oleh penyidik kepolisian yang ditujukan kepada Instalasi Kedokteran Forensik untuk melakukan pemeriksaan lengkap terhadap jenazah, yaitu dilakukan otopsi atau bedah mayat, untuk mengetahui sebab-sebab kematiannya. Surat permintaan pemeriksaan Toksikologi. Setelah dilakukan bedah mayat, maka dlakukan pengambilan organ yang dibutuhkan untuk dijadikan sampel pemeriksaan Toksikologi. Instrumennya adalah Arsip berkas hasil pemeriksaan toksikologi pada register jenazah meninggal tidak wajar yang disertai indikasi keracunan. Data diambil langsung dari arsip berkas pemeriksaan toksikologi di IKF RSUD Dr. Soetomo selama 2009 sampai Cara Pemeriksaan beberapa jenis racun : 1. Identifikasi alcohol dengan prinsip : Terbentuknya warna hijau hasil dari oksidasi antara etanol dengan kalium bikromat dalam suasana asam dengan metode : Mikrodifusi 37
3 Reaksi : Reagen yang digunakan adalah Larutan Kalium Bikromat dalam asam sulfat. Bahan uji yang digunakan adalah Darah dan Cairan tubuh lainnya. Prosedur yang didunakan adalah Disiapkan cawan conway dan oleskan vaselin pada tutupnya, Diteteskan kalium bikromat ke bagian tengah cawan secukupnya (3/4 bagian tengah cawan), dituang bahan uji ke bagian samping cawan, kemudian tutup cawannya, Diamati perubahan warna yang terjadi pada kalium bikormat. Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan alkohol positif. Jika warna yang terbentuk adalah biru, maka kadar alkohol dalam bahan uji sangat tinggi. (Sudirman, 2008). 2. Identifikasi formalin prinsip : Destilat direaksikan dengan larutan fenil hidrazin 3% dan Kaliuni heksasianoferat 1% serta dengan HCI pekat sehingga akan terbentuk warna rnerah. Metode yang digunakan adalah Destilasi, Reagen yang digunakan Asam hipofosfat, Larutan fenlihidrazin 3%, Larutan kalium heksasianoferat 1%, HCI pekat, Aquades. Prosedur yang digunakan Haluskan bahan uji dan timbang sebanyak 25 gram. Ditambahkan 50 ml aquades dan larutkan hingga rata, Dimasukkan ke dalam labu kjeldahl dan tambahkan 10 ml asam hipofosfat, Dilakukan destilasi hingga didapatkan destilat ± 5 ml, Dipindahkan destilat ke dalam tabng reaksi dan tambahkan 5 ml larutan fenillhidrazin 3% dan 2 ml larutan kalium heksasianoferat. Hasil (+) = Terbentuk warna merah terang (-) = Tidak terbentuk warna merah terang (Sudirman, 2008). 3. IDENTIFIKASI SIANIDA. Pereaksi yang digunakan Larutan NaOH dalam aquades (100 g/l), Larutan Ferosulfat dalam aquades yang telah didihkan (100 g/l), dibuat baru, Larutan HCl dalam aquades (100 g/l). Prosedur yang digunakan Dilarutkan 1 ml bahan uji dengan 2 ml larutan NaOH, Ditambahkan 2 ml larutan ferosulfat, Ditambahkan larutan HCl secukupnya untuk melarutkan kembali endapan ferosianida. Hasil (+) = Terbentuknya warna biru Sensitifitas = 10 mg sianida / L (Sudirman,2008). Data yang didapat dikelompokkan dan ditabulasi menurut jumlah kasus keracunan pada tahun 2009 sampai tahun Dilakukan penggolongan atas kelengkapan diskriptif keracunan pada setiap hasil pemeriksaan sehingga dapat digambarkan kualitas kelengkapan data tersebut. Penggolongan sebagai berikut : Jenis racun, Jenis kelamin jenazah, Umur jenazah 3. Hasil Penelitian Jumlah semua kematian tidak wajar periode Januari 2009 sampai Desember 2011 dan jumlah kasus keracunan dikelompokkan dan ditabulasikan. 38
4 Tabel 4.1 : Jumlah kematian tidak wajar dengan dugaan keracunan dan hasil positif keracunan yang terdaftar di IKF Tahun 2009 Tabel 4.3 : Jumlah kematian tidak wajar dengan dugaan keracunan dan hasil positif keracunan yang tedaftar di IKF Tahun 2011 Keterangan tabel : Tidak ada tampak pola tertentu yang memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada bulan-bulan tertentu. Tabel 4.2 : Jumlah kematian tidak wajar dengan dugaan keracunan dan hasil positif keracunan yang tedaftar di IKF Tahun 2010 Keterangan tabel : Tidak ada tampak pola tertentu yang memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada bulan bulan tertentu. Keterangan tabel : Tidak ada tampak pola tertentu yang memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada bulan bulan tertentu. Pada tabel dapat dilihat bahwa kasus keracunan, walaupun tidak banyak namun masih dijumpai tiap-tiap tahun. Dugaan keracunan yang dilanjutkan dengan pemeriksaan Toksikologi dengan hasil positif, masih relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa masih terlalu sulit identifikasi racun, dan harus mendapat dukungan sarana dan prasarana yang lebih canggih lagi. Jumlah kasus positif keracunan yang menyertai sebab kematian di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr Soetomo 39
5 tidak banyak. Tahun 2009 : Data kematian tidak wajar = 981 kasus, Diperiksa Toksikologi = 56 kasus, Hasil positif = 17 kasus. Tahun 2010 :Data kematian tidak wajar = 1062 kasus, Diperiksa Toksikologi = 60 kasus, Hasil positif = 15 kasus. Tahun 2011 : Data kematian tidak wajar = 955 kasus, Diperiksa Toksikologi = 74 kasus,. Hasil (+) = 26 kasus. Bila semua kasus dugaan keracunan di kelompokkan menurut jenis kelamin maka dapat dilihat pada diagram berikut : Tabel 4.4 Kasus Positif Keracunan Bila semua kasus dugaan keracunan di kelompokkan menurut jenis kelamin maka dapat dilihat pada tabel berikut : Dari table 4.4 dapat dilihat bahwa hasil positif terhadap bahan yang diperiksa yaitu ratarata sekitar 30%, hal tersebut relatif kecil, kendala-kendala yang ditemui antara lain: Kurang tepat pengambilan bahan atau organ sampel. Jarak waktu pengambilan sampel sampai pengerjaan terlalu lama, sehingga mempengaruhi keadaan sampel, terutama dugaan racun yang bersifat gas, mudah menguap, Pemilihan bahan pengawet yang salah, Pemilihan wadah yang salah, Diagnosa dokter salah. Tabel 4.5 : Jumlah kasus keracunan berdasar jenis kelamin periode Januari 2009 sampai Desember 2011 Dalam data tampak bahwa kasus keracunan dominan terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. 40
6 Tabel 4.6 : Jumlah kasus keracunan berdasar umur periode Januari 2009 sampai Desember 2011 Dalam data tampak bahwa kasus keracunan dominan terjadi pada usia produktif dewasa 31 sampai 40 tahun sebanyak 22 orang. Tabel 4.7 : Jumlah kasus keracunan berdasar jenis racun Dalam data tampak bahwa kasus keracunan berdasar jenis racun di dominasi alkohol sebagai urutan pertama kemudian sianida sebagai urutan kedua. 4. Pembahasan Jumlah kasus positif keracunan yang menyertai sebab kematian di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr Soetomo tidak banyak. Dalam periode penelitian kasus yang terjadi sekitar 1,93 %. Dengan rata-rata pada periode penelitian < 5 % per tahun, Pola sebaran tampak acak dan tidak memperlihatkan pola tertentu. Sementara untuk jenis racun yang banyak terjadi adalah alkohol sebagai urutan pertama disusul sianida.sianida dan alkohol, dalam hal ini diartikan dalam minuman keras yang memabukkan dimana dapat dengan mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau. Sebab kematian karena alkohol secara langsung amat jarang. Lebih sering karena akibat tidak langsung dari pemakaian alkohol, antara lain kecelakaan, pembunuhan, dan tindak kriminal lain. Dalam kaitannya dengan kecelakaan lalu lintas di banyak negara dibuat Undang-Undang mengenai batas kadar alkohol dalam darah, misalnya di Amerika kadarnya mg/100 ml, di Inggris 80 mg/100 ml, di Swedia dan Norwegia 50 mg/100 ml, di Austria 40 mg/100ml, di Polandia dan Cekoslowakia 30 mg/100 ml. Namun di Indonesia belum mengatur tentang penggunaan alkohol dan pengaruhnya terhadap seseorang dalam melakukan tindakan hukum. Sedangkan alkohol yang terdapat dalam minuman penjualannya harus dengan ijin. 1. Izin A untuk minuman dengan kadar alkohol 1-5 % 2. Izin B untuk minuman dengan kadar alkohol 5-20 % 3. Izin C untuk minuman dengan kadar alkohol % (Tim Forensik, 2010). 3. Izin C untuk minuman dengan kadar alkohol % (Tim Forensik, 2010). Bila dilihat dari jenis kelamin, maka masih didominasi kaum laki-laki, Hal ini dikarenakan menurut pandangan mereka (kaum laki-laki), dengan minum-minuman yang memabukkan 41
7 mereka dapat menunjukkan jati diri mereka, mereka merasa bangga, senang, hebat, kuat, dan jantan. Bagi seorang laki-laki yang tidak melakukan ini dikatakan sebagai banci, pengecut, dan tidak memiliki kebranian (Dhammapada, 2012). Demikian dengan sianida dekat dengan dunia kaum laki-laki untuk penambahan bahan pada alat pancing mereka, sehingga mendapat ikan yang lebih banyak, Dan bila dilihat dari usia, jumlah terbanyak adalah mereka dengan usia muda produktif, dimana secara sosial ekonomi mereka telah berpenghasilan, sehingga dapat dengan mudah mendapat bahan-bahan tersebut. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian deskriftif ini adalah : Jenis racun positif urutan pertama alkohol dan sianida diurutan kedua. Jumlah kasus keracunan selama tiga tahun (Januari 2009 sampai Desember 2011) yang masuk ke Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal tidak banyak. Selama periode penelitian terjadi 190 kasus dengan hasil positif sebanyak 58 kasus. Dari aspek pelayanan, untuk upaya peningkatan kualitas pelayanan Visum et Repertum di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr Soetomo Surabaya. Dari aspek pendidikan, untuk meningkatkan kualitas penelitian. berkas pemeriksaan karena sangat penting sebagai sumber data maka sebaiknya diperhatikan kelengkapannya sebelum disimpan sebagai arsip. Dari aspek IPTEK, untuk mengikuti perkembangan dan inovasi pemeriksaan Toksikologi modern, dengan pengadaan alat-alat canggih. Untuk lebih meningkatkan kewaspadaan baik diri sendiri maupun orang lain. Kewaspadaan yang dimaksud adalah waspada terhadap keselamatan diri dari tindak kejahatan dan keselamatan diri dari konsumsi makanan dan minuman berbahaya. DAFTAR PUSTAKA Adiwisastra, 1994, Keracunan, Amokasa : Surabaya Ariens et al, 1986,Toksikologi, Amokasa: Surabaya Chadha,2005, Ilmu Forensik dan Toksikologi,Medica Husada:Jakarta Dharmapada, Bahaya minuman keras pdf, www. Informasi Racun.go.id diakses tanggal 10 Juli 2012 Frank C.Lu, 2005, Toksikologi Dasar, Gardika: Jakarta Hiswani, Racun dan kesehatan,www. Racun.or.id diakses tanggal 10 Juli 2012 Aquiner, Toksikologi lingkungan, www. Informasi Toksikologi.go.id diakses tanggal 02 Juli,2012 Notoatmodjo, 2002, Metode Penelitian,Rineka Cipta: Jakarta Sudirman, 2008, Diktat Toksikologi,Mandiri: Surabaya Sudirman, Mala Hayati, 2008, Praktikum Toksikologi, Mandiri : Surabaya 42
8 Tim Forensik, 2010, Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik, Mandiri: Surabaya 43
9 44
Pencatatan, Pelaporan Kasus Keracunan dan Penanganan Keracunan. Toksikologi (Teori)
Pencatatan, Pelaporan Kasus Keracunan dan Penanganan Keracunan Toksikologi (Teori) KELOMPOK 2 Anggota : 1. Adi Lesmana 2. Devy Arianti L. 3. Dian Eka Susanti 4. Eneng Neni 5. Eningtyas 6. Khanti 7. Nurawantitiani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti. kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ, bom bunuh diri, mutilasi, dan pemerkosaan tidak pernah lepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia, salah satu faktor terbesar kematian di Indonesia juga disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan yang cukup serius, menurut data dari Mabes Polri pada tahun 2008
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas jalan yang cukup serius, menurut data dari Mabes Polri pada tahun 2008 tercatat 9.856 orang meninggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Racun merupakan substansi ( kimia maupun fisik) yang dapat menimbulkan cidera atau kerusakan pada
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Racun merupakan substansi ( kimia maupun fisik) yang dapat menimbulkan cidera atau kerusakan pada sistem biologik sehingga menimbulkan gangguan fungsi sistem itu bermanifestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga gejala sosial yang bersifat universal. Pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, hingga kejahatan-kejahatan
Lebih terperinciBAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Protein Metode Kjeldahl Dalam penentuan protein cara Kjeldahl ini, kandungan unsur N yang didapatkan tidak hanya berasal dari protein saja. Mengingat jumlah kandungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. Tempat penelitian
Lebih terperinciBAB III PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENUNJANG
BAB III PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENUNJANG A. Tujuan pembelajaran Tujuan instruksional umum: mahasiswa mampu memahami penanganan sampel untuk pemeriksaan penunjang Mampu mengelola sampel untuk pemeriksaan
Lebih terperinciAngka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum
Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011-2013 Sharanjit Kaur Autar Singh 1, Indra Syakti Nasution
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum. diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat. Berbagai faktor ikut berperan di dalam meningkatnya angka kematian
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan Protein Total Fodder Jagung Hidroponik pada Umur Panen Berbeda Secara In Vitro telah dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Sampai saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Alkohol telah lama dikenal, menurut catatan arkeologik minuman beralkohol sudah dikenal sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Sampai saat ini sudah beragam
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea serta Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Lepas Lambat secara In Vitro dilaksanakan pada 14 Desember 2015-9
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan Fisika kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat 1. Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan zatzat gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar air dalam pangan dapat diketahui melakukan
Lebih terperinciTabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).
LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap kandungan protein, nitrogen terlarut, dan kandungan nitrogen non protein pada ikan tongkol adalah
Lebih terperinciJurnal Analis Laboratorium Medik, 30/11 (2016), IDENTIFIKASI FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG DIPERJUAL BELKAN DI PUSAT PASAR SAMBU MEDAN TAHUN 2015
Jurnal Analis Laboratorium Medik, 30/11 (2016), 20-24 IDENTIFIKASI FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG DIPERJUAL BELKAN DI PUSAT PASAR SAMBU MEDAN TAHUN 2015 M. Sinurat 1, Riris Andriana Siahaan 1 Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar. Pemeriksaan ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autopsi forensik adalah satu pemeriksaaan yang dilakukan terhadap mayat yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar. Pemeriksaan ini penting dilakukan
Lebih terperinci2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha
Modul Praktikum Nama Pembimbing Nama Mahasiswa : Kimia Fisik : Bapak Drs.Budi Santoso, Apt.MT : 1. Azka Muhammad Syahida 2. Eveline Fauziah 3. Fadil Hardian 4. Fajar Nugraha Tanggal Praktek : 21 Semptember
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Formalin dalam sampel Mie basah. Hasil Uji (+/-)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Formalin dalam sampel Mie basah Sampel Hasil Uji (+/-) Keterangan Schiff Tidak terjadi perubahan warna Sampel A Tollens Tidak
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein
LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN 1.1 Hasil Pengamatan Analisa 1.1.1 Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein No. 1. Perlakuan Pengamatan Sampel sebanyak 1 gr K2SO4 Larutan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang untuk pengujian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di UPT. Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang berlangsung sejak tanggal 30 Januari hingga 03 Februari
Lebih terperinciIMPLEMENTASI OTOPSI FORENSIK DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
IMPLEMENTASI OTOPSI FORENSIK DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR Oleh DUDUT RUSTYADI Dr. I DEWA MADE SUARTHA, SH, MH I KETUT KENENG, SH, MH Bagian Hukum Acara Fakultas
Lebih terperinciModul 1 Analisis Kualitatif 1
Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini. dinilai cukup memprihatinkan karena angkanya cenderung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini dinilai cukup memprihatinkan karena angkanya cenderung meningkat. Kasus bunuh diri menempati 1 dari 10 penyebab kematian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciLampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)
Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al., 2007) a. Timbang kerupuk teri mentah yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah diketahui beratnya.
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT 1. Kertas saring a. Kertas saring biasa b. Kertas saring halus c. Kertas saring Whatman lembar d. Kertas saring Whatman no. 40 e. Kertas saring Whatman no. 42 2. Timbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Otopsi merupakan pemeriksaan yang diperlukan untuk. mengetahui penyebab kematian jenazah.
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Otopsi merupakan pemeriksaan yang diperlukan untuk mengetahui penyebab kematian jenazah. Di negara maju seperti Amerika, otopsi tidak hanya dilakukan atas permintaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di Farm dan Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi, pada tanggal 28 September sampai tanggal 28 November 2016.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai
13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai penjual di Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dikalangan masyarakat kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan serta penyelesaian masalah
Lebih terperinciThe JaMMiLT ISSN
Analisa Kadar Gula (Sukrosa) Buah Mangga Berdasarkan Varietasnya Ir. Nastiti Kartikorini, M.Kes. Prodi D3 Analis Kesehatan UM Surabaya Abstract Mangga (Mangifera Indica Linn) merupakan buah tropis yang
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciSKRINING PEREAKSI SPOT TEST UNTUK DETEKSI KANDUNGAN FORMALIN PADA BAHAN PANGAN
SKRINING PEREAKSI SPOT TEST UNTUK DETEKSI KANDUNGAN FORMALIN PADA BAHAN PANGAN Windari Syafitri, Adang Firmansyah, Syarif Hamdani Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Bandung Abstrak Penggunaan bahan tambahan
Lebih terperinciBAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai dari Tanggal
Lebih terperincimesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit
Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004, definisi pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengujian Balai Besar Teknologi
Lebih terperinciPEMBUATAN REAGEN KIMIA
PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif laboratorik dimana penelitian dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif laboratorik dimana penelitian dilakukan di Laboratorium untuk mendeteksi kandungan boraks pada bakso tusuk yang dijual
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. 3.2 Alat Alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Laboratorik dengan pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. dan Teknologi Pangan, Laboratorium kimia, dan Laboratorium Biomedik Fakultas
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan membeli sampel bakso pada beberapa pedagang bakso Malang yang ada di sekitar kampus III Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi
Lebih terperinciARTIKEL IDENTIFIKASI SAKARIN PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SD DI WILAYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI
Simki-Techsain Vol. 02 No. 07 Tahun 2018 ISSN : 2599-3011 ARTIKEL IDENTIFIKASI SAKARIN PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SD DI WILAYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI Oleh: DWI ARINI 13.1.01.06.0015
Lebih terperinciTINJAUAN TERHADAP LANGKAH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MEMBUKTIKAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG MENGGUNAKAN RACUN
Jurnal Skripsi TINJAUAN TERHADAP LANGKAH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MEMBUKTIKAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG MENGGUNAKAN RACUN Disusun oleh : 1.Laurensius Geraldy Hutagalung Dibimbing
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi semakin merisaukan segala pihak. Wikipedia mendefinisikan kriminalitas adalah segala sesuatu perbuatan manusia yang
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)
Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan 5 besar negara dengan populasi. penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan 5 besar negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk yang banyak ini tentu akan menyebabkan Indonesia memiliki perilaku dan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks
61 LAMPIRAN Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks A. Pembakuan HCl dengan NaOH Molaritas HCl Pekat 37% yaitu: M = gram x 1000 Mr ml M = 37 gram 36,5 M = 10,1 M x 1000 100 Diperoleh
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :
Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Di rumah sakit Dr. Sardjito, angka kejadian kasus forensik klinik (hidup) yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Di rumah sakit Dr. Sardjito, angka kejadian kasus forensik klinik (hidup) yang dilakukan dengan kekerasan tajam maupun tumpul atau keduanya, seksual, kecelakaan lalu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciINTISARI. ANALISIS KUALITATIF FORMALIN PADA EBI dan IKAN TERI MEDAN DI UNIT PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN
INTISARI ANALISIS KUALITATIF FORMALIN PADA EBI dan IKAN TERI MEDAN DI UNIT PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN Gusti Rachamad Dani Anugrah 1, Eka Kumalasari, S.Farm., Apt 2, Aditya Maulana P.P,
Lebih terperinci2011, No Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Kedokteran Kepolisian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepo
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.466, 2011 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Kedokteran Kepolisian. Kegiatan. Pengawasan dan Pengendalian. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di Laboratorium MIPA UNNES dan dilakukan pemberian warfarin LD
Lebih terperinciBab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa
Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan
BAB III METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar, Unit Pelayanan Terpadu Pengunjian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB) Medan yang bertempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penyebab pertama kematian pada remaja usia tahun (WHO, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian kedelapan di dunia dan penyebab pertama kematian pada remaja usia 15-29 tahun (WHO, 2013). Secara global, diperkirakan
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penentuan Trayek ph Indikator Alami Dalam penentuan trayek ph, dilakukan beberapa persiapan seperti pembuatan ekstrak buah naga merah dan buah murbei. Selain itu, juga diakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan (UP3) Jonggol, Laboratorium Biologi Hewan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati
Lebih terperinciTUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK
TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK OLEH: KELOMPOK 7 NI NYOMAN MELINDAWATI (P07134013002) NI MADE YUNI LESTARI (P07134013025) DEWA AYU YUNI DEWANTARI (P07134013026) NI KADEK LINA WINATI
Lebih terperinciKONSEP MATI MENURUT HUKUM
KONSEP MATI MENURUT HUKUM A. DEFINISI KEMATIAN Menurut UU no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 117, kematian didefinisikan sebagai Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi system jantung-sirkulasi
Lebih terperinciMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 436 / MENKES / SK / VI / Tentang
Lampiran 1 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 436 / MENKES / SK / VI / 1993 Tentang BERLAKUNYA STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT DAN STANDAR PELAYANAN
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi
Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut non polar.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 2003). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, desain studi yang digunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai
Lebih terperinciMATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan
Lebih terperinci