ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA"

Transkripsi

1 ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA SKRIPSI ELA ELAWATI H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 RINGKASAN ELA ELAWATI. Analisis Perencanaan Pengadaan Persediaan Tuna pada PT Tridaya Eramina Bahari Muara Baru Jakarta. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan FEBRIANTINA DEWI) Perikanan merupakan salah satu komponen PDB yang memberikan kontribusi terhadap penerimaan devisa negara. Tahun 2007 sektor perikanan memberi kontribusi 17,7 persen pada sektor pertanian dengan nilai total mencapai Rp ,1 Milyar (BPS 2007). Namun, dilihat dari pertumbuhan kontribusinya, pada tahun 2007 kontribusi perikanan mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya tahun Jika melihat potensi perikanan Indonesia, pertumbuhan kontribusi sektor perikanan terhadap PDB masih dapat ditingkatkan. Laut Indonesia memiliki luas kurang lebih 5,8 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang km, memiliki potensi sumberdaya perikanan laut yang besar, baik dari segi kuantitas maupun keanekaragaman hayatinya. Potensi lestari sumberdaya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Tuna merupakan salah satu komoditi unggulan perikanan nasional yang mendominasi ekspor hasil perikanan setelah udang. Komoditi ini masih memiliki prospek cerah dalam perdagangan internasional. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor diantaranya permintaan tuna yang selalu ada sepanjang tahun dan cenderung meningkat. Kedua, Indonesia merupakan negara yang berpotensi besar sebagai penghasil komoditi tuna. Ketiga, Indonesia memiliki jenis ikan tuna dengan berbagai spesies yang bernilai jual tinggi seperti albakora, big eye, southern bluefin, skipjack, tongkol, yellowfin dan lain-lain (DKP 2005). PT Tridaya Eramina Bahari adalah salah satu perusahaan pengolahan tuna untuk ekspor. Tuna loin merupakan produk utamanya. PT Tridaya Eramina Bahari, dalam melakukan usahanya dituntut untuk dapat memenuhi kuantitas ekspor yang sesuai permintaan pembeli di luar negeri. Dalam memenuhi tuntutan tersebut, perusahaan dihadapkan pada masalah ketersediaan bahan baku tuna yang terbatas, sehingga sering mengalami kekurangan dan kelebihan bahan baku. Perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan bahan baku untuk meningkatkan volume produksi dan menjaga kontinuitas produksinya. Perencanaan pengadaan persediaan bahan baku merupakan langkah awal dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku perusahaan. Sebagai antisipasi terhadap fluktuasi permintaan yang dihadapi perusahaan, perencanaan pengadaan bahan baku dapat didasarkan pada estimasi tingkat penjualan historis perusahaan,. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan peramalan penjualan (volume ekspor). Tujuan dari penelitian ini adalah (i) mengidentifikasi sistem pengadaan persediaan tuna yang dilakukan perusahaan, (ii) menganalisis tingkat pengadaan persediaan tuna yang optimal bagi perusahaan berdasarkan perbandingan antara metode perusahaan dengan metode EOQ, (iii) melakukan peramalan volume ekspor tuna loin perusahaan untuk periode 2010, (vi) menentukan alternatif perencanaan pengadaan persediaan tuna yang optimal berdasarkan hasil ramalan.

3 Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari data historis perusahaan, pengamatan terhadap kondisi perusahaan dan wawancara dengan pihak perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas-dinas dan literatur yang relevan. Metode yang digunakan dalam menganalisis pengadaan persediaan bahan baku adalah metode economic order quantity (EOQ) dengan bahan baku yang dianalisis yaitu tuna yang merupakan bahan baku dominan bagi perusahaan. Metode yang digunakan dalam meramalkan proyeksi volume ekspor tuna loin adalah metode peramalan time series terbaik yang memberikan nilai mean absolute deviation (MAD) terkecil yaitu metode peramalan dekomposisi aditif. PT Tridaya Eramina Bahari pada dasarnya telah melakukan perencanaan dalam pengadaan persediaan bahan baku, namun dalam perhitungannya didasarkan pada perhitungan matematis biasa tanpa didasari metode tertentu. Berdasarkan hasil analisis perbandingan antara metode EOQ dengan metode yang dilakukan perusahaan, didapatkan bahwa metode perusahaan menghasilkan biaya persediaan yang belum minimum. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ memberikan penghematan biaya sebesar Rp ,55 atau sebesar 8,25 persen. Hasil peramalan dengan menggunakan metode dekomposisi aditif diperoleh ramalan volume ekspor tahun 2010 sebesar kg. Hasil ramalan tersebut digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan bahan baku tahun 2010, dengan mengkonversikannya berdasarkan rendemen yang dihasilkan untuk setiap 1kg tuna yaitu sebanyak 55 persen. Proyeksi kebutuhan bahan baku diperoleh sebesar kg. Perhitungan EOQ tahun 2010 menghasilkan nilai pemesanan opimal sebesar 1139 kg per pesanan dengan frekuensi pemesanan sebanyak 377 kali. Total biaya persediaan yang diperoleh sebesar Rp ,48. Perusahaan dapat membagi kuantitas dan frekuensi pemesanan hasil perhitungan EOQ sesuai dengan proporsi besarnya tingkat pemenuhan bahan baku dari setiap pemasoknya. Saran yang direkomendasikan antara lain perusahaan dapat menggunakan metode EOQ dalam perencanaan pengadaan persediaan di masa yang akan datang yang dapat dilakukan melalui peramalan permintaan, perusahaan perlu melakukan penguatan kerjasama dengan pemasok utama dan mencari pemasok potensial untuk menjamin kontinuitas bahan baku, dan pencatatan historis berkaitan dengan persediaan bahan baku hendaknya dilakukan dengan lebih baik agar manajemen persediaan bahan baku dapat dilakukan secara lebih optimal.

4 ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNAPADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA ELA ELAWATI H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

5 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Perencanaan Pengadaan Persediaan Tuna pada PT Tridaya Eramina Bahari Muara Baru Jakarta : Ela Elawati : H Disetujui, Pembimbing Febriantina Dewi SE.MSc. NIP : Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP : Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Perencanaan Pengadaan Persediaan Tuna pada PT Tridaya Eramina Bahari Muara Baru Jakarta adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Januari 2010 Ela Elawati H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Ela Elawati, dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 8 Agustus 1986 dari pasangan Mahpudin dan Hujaemah. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Cipari III pada tahun 1993 sampai dengan tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 14 Tasikmalaya pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002, dan melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Negeri 5 Kota Tasikmalaya pada tahun 2002 sampai dengan tahun Tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI), dan pada tahun 2006 penulis diterima sebagai salah satu mahasiswi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi aktif dalam organisasi kedaerahan yaitu Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya (HIMALAYA), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen tahun , penulis juga pernah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan pada tahun Penulis merupakan salah satu penerima beasiswa Karya Salemba Empat pada tahun

8 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT. Atas Rahmat dan Kasih sayang-nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Perencanaan Pengadaan Persediaan Tuna pada PT Tridaya Eramina Bahari Muara Baru Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mekanisme pengadaan persediaan tuna yang dilakukan perusahaan, menganalisis tingkat pengadaan persediaan tuna yang optimal bagi perusahaan berdasarkan perbandingan antara metode perusahaan dengan metode EOQ, melakukan peramalan volume ekspor tuna loin perusahaan untuk periode 2010, dan menentukan alternatif perencanaan pengadaan persediaan tuna yang optimal berdasarkan hasil ramalan. Saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Pertama, bagi pihak PT Tridaya Eramina Bahari semoga penelitian ini dapat menjadi masukan dalam rangka melakukan pengendalian persediaan. Kedua, bagi peneliti selanjutnya yang menjadikan skripsi ini sebagai referensi semoga dapat menjadi pembelajaran sehingga dapat lebih baik lagi. Ketiga bagi siapa saja yang menggunakannya semoga dapat memberi manfaat. Bogor, Januari 2010 Ela Elawati i

9 UCAPAN TERIMAKASIH Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-nya skripsi yang berjudul Analisis Perencanaan Pengadaan Persediaan Tuna pada PT Tridaya Eramina Bahari, Muara Baru, Jakarta dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Febriantina Dewi SE. MSc. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah diberikan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi. 2. Ir. Dwi Rachmina MSi. selaku dosen penguji utama yang berkenan memberikan saran, masukan, dan koreksi dalam perbaikan skripsi saya. 3. Ir. Juniar Atmakusuma MS. selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan yang berkenan memberikan saran, masukan, dan koreksi dalam perbaikan skipsi saya. 4. Bapak H. Dayat Suntoro sebagai direktur PT Tridaya Eramina Bahari atas izin penelitian yang diberikan, Bapak Nanang dan Bapak Bambang serta seluruh staf dan karyawan perusahaan yang membimbing, membantu, dan memberikan informasi yang berarti bagi saya. 5. Bapak Jajat dan Ibu Ani yang telah memberikan dukungan untuk menempuh pendidikan hingga IPB. Ibu Iis Suminar Rahmi, guru terbaik, motivator, dan fasilitator bagi saya. 6. Ir. Harmini, MS. atas arahan yang diberikan selama berkonsultasi. 7. Drs. Iman Firmansyah, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas motivasi dan arahan yang telah diberikan. 8. Orang tua yang selalu mejadi inspirasi dan motivator saya, terimakasih atas doa dan kasih sayang yang tiada hentinya. ii

10 9. Seluruh dosen dan staf kependidikan Departemen Agribisnis atas segala bantuan yang diberikan. 10. Susi, Rita, Komarudin, Ramli, yang telah memberikan dukungan moril dan merupakan bagian yang sangat berharga dalam hidup saya. 11. Rekan satu bimbingan, Wiwi, Dhodo, dan Jule untuk kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi. 12. Sahabat-sahabat terbaik di Agribisnis 42, Cicin Yulianti, Ratna Mega Sari, Siti Munawarotul M, Novi, Indri, Liezna, Ratna, Tika, Indri Nilam, Wiyanto, Abdul Rozak atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi. 13. Istifa Rini, Mbak Dwi, Mbak Iil, Kak Findry, Essi, Allifa, Tika atas dukungan dan semangatnya. Ernawati sahabat seperjuangan dalam menyelesaikan tugas akhir terimakasih atas kebaikan yang diberikan. 14. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini. Bogor, Januari 2010 Ela Elawati iii

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup... 6 II TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Ikan Tuna Penelitian Terdahulu... 9 III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep dan Jenis Persediaan Biaya-biaya Persediaan Perencanaan Kebutuhan Bahan Persediaan Pangaman (safety stock) Titik Pemesanan Kembali Konsep Peramalan Peramalan Penjualan Metode Peramalan Metode Deret Waktu (time series) Pemilihan Teknik Peramalan Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Data dan Instrumentasi Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Metode Economic Order Quantity (EOQ) Identifikasi Pola Data Penjualan Uji Metode Peramalan Time Serieus Pemilihan Metode Peramalan Time Serieus Analisis Kuantitatif Perencanaan Pengadaan Persediaan Analisis Sensitivitas Hasil Proyeksi iv

12 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Lokasi Perusahaan truktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Proses Produksi Sistem Pengadaan Persediaan Bahan Baku Perusahaan Jenis dan Asal Tuna Proses Pengadaan Persediaan Tuna Sistem Pengelolaan dan Penyimpanan Tuna Gambaran Pemasok PT Tridaya Eramina Bahari VI PERAMALAN EKSPOR TUNA LOIN Identifikasi Pola Data Ekspor Tuna Loin Penerapan Metode Peramalan Peramalan Ekspor Tuna Loin VII PERENCANAAN PENGENDALIAN TUNA Proyeksi Kebutuhan Tuna Identifikasi Biaya Persediaan Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Analisis Perbandingan Efisiensi Biaya Persediaan Analisis Perencanaan Persediaan Bahan Baku dengan Metode EOQ Titik Pemesanan Kembali dan Persediaan Pengaman Analisis Sensitivitas Hasil Proyeksi Implikasi Terhadap Kebijakan Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Perusahaan VIII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran...77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Komposisi Nilai Gizi Beberapa Jenis Ikan Tuna per 100 gr daging Standar Mutu Ikan Tuna Layak Konsumsi Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Tahun Volume Ekspor Tuna Loin PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Terbaik Indeks Musiman Persamaan Metode Peramalan Dekomposisi Aditif Ramalan Permintaan Tuna Loin PT Tridaya Eramina Bahri Tahun Proyeksi Kebutuhan Bahan Baku Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Komponen Biaya Pemesanan Per Pesanan Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Pembelian Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Hasil Perhitungan Total Biaya Persediaan dengan Metode EOQ Pada PT Tridaya Eramina Bahari Perbandingan Biaya Persediaan antara Metode Perusahaan Dengan Metode EOQ Perhitungan Tingkat Biaya Pemesanan Optimal Berdasarkan Metode EOQ Proyeksi Total Biaya Persediaan Tuna Periode Perhitungan Titik Pemesanan Kembali Berdasarkan Metode EOQ Proyeksi Perubahan Biaya Persediaan Akibat Perubahan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku vi

14 Nomor Halaman 17. Proyeksi Perubahan Biaya Persediaan Akibat Perubahan Biaya Penyimpanan Proyeksi Perubahan Niaya Persediaan Akibat Perubahan Biaya Pemesanan Proporsi Kuantitas dan Frekuensi Pesanan untuk Pemasok PT Tridaya Eramina Bahari Tahun vii

15 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Peran Peramalan Penjualan dalam Perencanaan Strategi Kerangka Pemikiran Operasional Struktur Organisasi PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Alur Proses Produksi Tuna Loin PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Mekanisme Pemesanan Tuna pada PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Plot Data Volume Ekspor Tuna Loin PT Tridaya Eramina Bahari Tahun viii

16 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah) untuk Sektor Pertanian Tahun Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha untuk Sektor Pertanian Tahun Perkembangan Produksi Perikanan Nasional Tahun Ekspor Ikan Tongkol/Tuna Negara atau Kawasan Tujuan Utama Tahun (Ton) Potensi Ikan Pelagis (Termasuk Ikan Tuna) Besar di Perairan Indonesia Tahun Data Produksi Ikan Tuna dan Cakalang Indonesia Pangsa Pasar Ikan Tuna Olahan Tahun Volume Ekspor Per Jenis Ikan PT Tridaya Eramina Bahari Volume Pembelian dan Kebutuhan Tuna di PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Jenis Suku Scombridae yang Tercatat di Perairan Indonesia Gambar Beberapa Spesies Ikan Tuna Jumlah Kapal Domisili di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Tahun 2009 Berdasarkan Ukuran Tonase Kapal Produksi Ikan di Pelabuhan Samudera Nizam Zachman Tahun Komponen Biaya Pemesanan Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun Suku Bunga Simpanan Bulanan Bank Indonesia Periode Perhitungan Biaya Opportunity Cost Tahun Perhitungan Biaya Persediaan dengan Metode EOQ ix

17 Nomor Halaman 18. Suku Bunga Simpanan Bulanan Bank Indonesia Periode Perkembangan Tingkat Inflasi Indonesia Tahun x

18 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu komponen PDB nasional yang memberikan kontribusi terhadap penerimaan devisa negara. Tahun 2007 sektor perikanan memberi kontribusi kurang lebih 17,7 persen pada sektor pertanian dengan nilai mencapai Rp ,1 Milyar (Lampiran 1) menempati urutan kedua setelah sektor tanaman bahan makanan (BPS 2007). Namun dilihat dari pertumbuhannya, tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 5,39 persen, menurun dari periode sebelumnya tahun 2006 yang pertumbuhannya sebesar 6,90 persen (Lampiran 2). Walaupun demikian, jika melihat potensi sumber daya perikanan yang dimiliki Indonesia, pertumbuhan kontribusi sektor perikanan terhadap PDB masih dapat ditingkatkan. Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang besar, salah satunya berasal dari sumber daya perikanan laut. Laut Indonesia dengan luas kurang lebih 5,8 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang km, memiliki potensi sumber daya perikanan yang besar, baik dari segi kuantitas maupun diversitas. Potensi lestari produksi sumberdaya ikan laut Indonesia diperkirakan sebanyak 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia) dengan keanekaragaman spesiesnya mencapai lebih dari spesies (DKP 2005). Dari segi produksi, sektor perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya menunjukkan peningkatan. Produksi perikanan nasional pada periode terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 9,5 persen/tahun. Perikanan tangkap mendominasi dengan rata-rata persentase produksi sebesar 67,5 persen (Lampiran 3). Upaya pemerintah untuk meningkatkan kontribusi sektor perikanan tertuang dalam kebijakan revitalisasi perikanan berupa rencana strategis pembangunan kelautan dan perikanan tahun Sasaran yang diharapkan dalam rencana strategis tersebut diantaranya, pada tahun 2009 kontribusi sektor perikanan diharapkan dapat mencapai 5,10 persen terhadap PDB nasional dengan total produksi perikanan sebesar 9,7 juta ton serta nilai ekspor perikanan sebesar US$ 5 Milyar. Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah mengintensifkan

19 program pengembangan industri perikanan terpadu diantaranya tuna. Pemerintah mencanangkan program revitalisasi tuna yang merupakan suatu optimalisasi perikanan tuna secara ekonomi melalui peningkatan mutu dan peningkatan nilai tambah tuna sebagai bahan baku industri. Tujuan dari program tersebut antara lain peningkatan mutu tuna dari penanganan di atas kapal hingga pelabuhan, peningkatan pendapatan dari sisi nilai tambah, dan peningkatan nilai ekspor (DKP 2005). Ikan tuna, sebagai salah satu komoditi unggulan dalam ekspor perikanan Indonesia, sampai saat ini masih prospektif dalam perdagangan internasional. Peluang untuk meningkatkan volume ekspor tuna masih sangat terbuka. Beberapa faktor penunjang masih terbukanya peluang tersebut diantaranya, pertama, permintaan ikan tuna yang selalu ada dan cenderung meningkat setiap tahun. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan volume ekspor tuna Indonesia yang terus meningkat pada periode (Lampiran 4). Meningkatnya kesadaran manusia terhadap produk perikanan sebagai makanan yang sehat dan bernilai gizi tinggi, rendah kolesterol, serta mengandung asam lemak tak jenuh omega 3, mendorong minat konsumen terutama konsumen luar negeri terhadap tuna. Ikan tuna memiliki semua kelebihan-kelebihan tersebut. Kedua, Indonesia merupakan negara yang berpotensi besar sebagai penghasil tuna. Posisi perairan Indonesia yang terletak diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik memberikan keuntungan karena lokasi tersebut merupakan daerah perlintasan ikan tuna. Potensi lestari ikan tuna dan cakalang diperkirakan mencapai ton/tahun atau sekitar 20 persen dari total potensi ikan tuna dan cakalang dunia 1 (Lampiran 5). Dari segi produksi, tahun 2007 volume produksi ikan tuna Indonesia mencapai ton, meningkat sebesar 20,17 persen dari volume produksi ikan tuna tahun 2006 sebesar ton (Lampiran 6). Ketiga, Indonesia memiliki jenis ikan tuna dengan berbagai spesies yang memiliki nilai jual tinggi (DKP 2005). Upaya peningkatan ekspor tuna harus didukung oleh peningkatan kuantitas, kualitas, dan nilai tambah tuna. Dibutuhkan usaha yang serius dalam hal penelitian dan pengembangan berbagai aspek, mulai dari aspek produksi,

20 distribusi, hingga pemasaran. Perlu upaya terpadu agar usaha ekspor tuna dapat terus berkembang dalam menghadapi tantangan yang ada. Peran pemerintah dan pelaku usaha terkait harus lebih dioptimalkan (Purnomo et al. 2007). Salah satunya adalah perusahaan pengolahan tuna untuk ekspor. Perusahaan pengolahan tuna ekspor memiliki peran dalam meningkatkan nilai tambah komoditi tuna. Perusahaan pengolahan tuna untuk ekspor dihadapkan pada beberapa tantangan dalam menjalankan usahanya, antara lain (i) persaingan dengan banyak perusahaan lain yang sejenis terutama di luar negeri. Thailand merupakan pesaing utama dalam pengusahaan tuna olahan. Negara ini mendominasi pangsa pasar ikan tuna olahan dunia dengan rata-rata sebesar 35,37 persen, sangat jauh dibandingkan dengan Indonesia yang rata-rata pangsa pasarnya hanya 4,11 persen (Lampiran 7), (ii) tuntutan harus terpenuhinya standar kualitas produk yang telah ditetapkan untuk pasar ekspor, (iii) kemampuan mengekspor dengan kuantitas yang sesuai permintaan pembeli di luar negeri. PT Tridaya Eramina Bahari adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha pengolahan tuna untuk ekspor. Tuna loin merupakan produk ekspor utamanya. Tahun 2008, volume ekspor tuna loin mendominasi dengan persentase sebesar 51,34 persen dari total volume ekspor PT Tridaya Eramina Bahari (Lampiran 8). Selain tuna loin, PT Tridaya Eramina Bahari juga mengekspor produk loin dari jenis ikan lainnya, diantaranya marlin, meka, lemadang, mahimahi, oilfish, dan lain-lain. Namun persentase produk loin dari jenis ikan tersebut sangat sedikit karena keberadaan bahan baku dan permintaannya yang jarang Perumusan Masalah PT Tridaya Eramina Bahari dihadapkan pada tantangan dalam menjalankan usahanya sebagaimana tantangan yang dihadapi perusahaan ekspor pada umumnya. Salah satunya adalah kemampuan memenuhi kuantitas ekspor yang sesuai dengan permintaan pembeli di luar negeri. Dalam menghadapi tantangan tersebut, PT Tridaya Eramina Bahari dihadapkan pada masalah ketersediaan bahan baku. Beberapa masalah berkaitan dengan bahan baku yang dihadapi perusahaan diantaranya, pertama persaingan mendapatkan bahan baku dengan perusahaan lain. Lokasi perusahaan yang berada di kawasan industri perikanan dimana banyak terdapat perusahaan sejenis yang mengusahakan 3

21 komoditi yang sama menyebabkan timbulnya persaingan dalam mendapatkan ikan tuna. Kedua, perusahaan belum memiliki jejaring usaha dengan nelayan-nelayan penangkap ikan sehingga perusahaan hanya tergantung kepada pemaosk penguasa bahan baku. Ketiga, pasokan tuna yang musiman dan tidak menentu yang bisa disebabkan oleh perubahan iklim maupun situasi ekonomi. Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan sering mengalami kekurangan dan kelebihan bahan baku. Kekurangan bahan baku menyebabkan permintaan konsumen tidak terpenuhi dengan baik, sedangkan kelebihan bahan baku menyebabkan hilangnya potensi keuntungan yang diterima. Berdasarkan data volume pembelian dan kebutuhan bahan baku yang terjadi pada tahun 2008, terdapat selisih yang signifikan antara jumlah bahan baku yang dibeli dengan jumlah bahan baku yang dibutuhkan. Rata-rata jumlah bahan baku yang dibutuhkan adalah sebesar ,95 kg per bulan, sedangkan rata-rata bahan baku yang dibeli perusahaan sebesar ,00 kg per bulannya. Terdapat selisih kekurangan rata-rata sebesar 8.576,95 kg per bulan (Lampiran 9). Hal ini mengindikasikan bahwa PT Tridaya Eramina Bahari sering mengalami kekurangan bahan baku. Perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan bahan baku untuk meningkatkan volume produksi dan menjaga kontinuitas produksinya. Perencanaan pengadaan persediaan bahan baku merupakan langkah awal dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku perusahaan. Hingga saat ini PT Tridaya Eramina Bahari belum memiliki sistem perencanaan pengadaan persediaan dengan menggunakan metode tertentu yang dapat mengantisipasi permasalahan yang dihadapi. Salah satu metode yang dapat digunakan perusahaan adalah metode economic order quantity (EOQ). Metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan dalam perencanaan kebutuhan bahan termasuk di dalamnya pengendalian persediaan. Meskipun terdapat asumsiasumsi dalam penerapannya, namun metode ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya penggunaannya mudah, dapat dilakukan secara manual, dan dapat digunakan pada perusahaan yang menghadapi permintaan probabilistik. Hal ini sesuai dengan karakteristik PT Tridaya Eramina Bahari yang menghadapi permintaan tidak pasti dalam menjalankan usahanya. Perencanaan pengadaan persediaan bahan baku di masa yang akan datang dapat didasarkan pada estimasi 4

22 tingkat penjualan historis perusahaan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan peramalan penjualan (volume ekspor). Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sistem pengadaan persediaan tuna yang dilakukan perusahaan? 2. Bagaimana pengadaan persediaan tuna yang optimal bagi perusahaan berdasarkan perbandingan antara metode perusahaan dengan metode EOQ? 3. Bagaimana ramalan volume ekspor tuna loin perusahaan tahun 2010? 4. Bagaimana alternatif perencanaan pengadaan persediaan tuna yang optimal di masa yang akan datang berdasarkan hasil ramalan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi sistem pengadaan persediaan tuna yang dilakukan perusahaan. 2. Menganalisis tingkat pengadaan persediaan tuna yang optimal bagi perusahaan berdasarkan perbandingan antara metode perusahaan dengan metode EOQ. 3. Melakukan peramalan volume ekspor tuna loin perusahaan tahun Menentukan alternatif perencanaan pengadaan persediaan tuna yang optimal berdasarkan hasil ramalan. 1.4.Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan : 1. Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan bagi perusahaan dalam menjalankan usaha yaitu berupa model pengadaan persediaan bahan baku dengan biaya minimum dan penerapan konsep peramalan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. 5

23 2. Penulis, penelitian ini merupakan kesempatan untuk memperdalam konsep manajemen persediaan dan perencanaannya melalui kegiatan peramalan sehingga dapat menambah wawasan dan belajar memahami serta menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan persediaan bahan baku. 3. Pembaca, penelitian diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dan dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai persediaan dengan aplikasi peramalan Ruang Lingkup Penerapan manajemen persediaan dan peramalan pada aktivitas perencanaan perusahaan memungkinkan dapat meningkatkan efisiensi usaha. Hasil ramalan berdampak pada perencanaan dan anggaran baik jangka pendek maupun jangka panjang (Sugiarto 2000). Berdasarkan hal tersebut, maka ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada analisis perencanaan pengadaan persediaan bahan baku pada PT Tridaya Eramina Bahari untuk tahun 2010 berdasarkan ramalan penjualan (volume ekspor). Analisis perencanaan bahan baku menggunakan metode economic order quantity (EOQ) dan peramalan volume ekspor tuna loin menggunakan metode peramalan time series. Variabel-variabel bebas yang mempengaruhi perkembangan ekspor tuna loin tidak dianalisis, sehingga peramalan hanya menggunakan informasi dalam deret itu sendiri untuk menghasilkan ramalan. Keluaran dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi penggunaan metode peramalan kuantitatif time series dan perencanaan pengadaan bahan baku alternatif dengan biaya minimum yang dapat meningkatkan efisiensi usaha. 6

24 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ikan Tuna (Thunnus sp.) Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili scombridae. Badannya berbentuk streamline seperti cerutu dengan kondisi badan kuat dan kekar, bergerak cepat, dan senantiasa membentuk gerombolan. Tuna ada yang menetap pada perairan tertentu, namun sebagian besar mengadakan migrasi sepanjang tahun (Tampubolon 1983). Suku scombridae sendiri mencakup banyak spesies di dunia. Menurut Sharp & Dizon dalam Burhanuddin et al. (1984) suku scombridae terdiri dari 46 jenis. Tujuh diantaranya memiliki nilai ekonomi penting dalam perdagangan global, yaitu albacore (Thunnus alalunga), bigeye tuna (Thunnus obesus), atlantic bluefin tuna (Thunnus thynnus), pacific bluefin tuna (Thunnus oreintalis), southern bluefin tuna (Thunnus maccoyii), yellowfin tuna (Thunnus albacares), dan skipjack tuna (Katsuwonus pelamis). Dari 46 jenis tersebut, perairan Inonesia memiliki 20 jenis (Lampiran 10). Dari 20 jenis tersebut yang merupakan komoditi ekspor unggulan adalah Thunnus albacares (yellowfin tuna), Thunus obesus (bigeyed tuna), Thunnus alalunga (albacore), Thunnus maccoyii (southern bluefin tuna), dan Katsuwonus pelamis (skipjack tuna). Gambar beberapa spesies ikan tuna dapat dilihat pada Lampiran 11. Tuna umumnya terdapat di perairan yang mempunyai kadar garam tinggi. Di Samudra Hindia penyebarannya meluas dari 30 0 lintang selatan ke utara dan dari timur Australia hingga benua Afrika. Di Indonesia, daerah penangkapan ikan tuna terpusat di perairan Indonesia bagian timur dan daerah lain yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia maupun yang termasuk perairan ZEE (Burhanuddin et al. 1984). Daerah penangkapan tuna meliputi perairan utara Aceh, Barat Sumatera, selatan Jawa, utara Sulawesi, utara Papua, Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Banda, dan Laut Halmahera. Beberapa pelabuhan di Indonesia yang menjadi pusat-pusat pendaratan ikan tuna yang terpenting meliputi : Samudera (Jakarta), Padang (Sumatera Selatan), Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Air Tembaga (Menado), Gelaga (Ambon), Sorong (Papua), dan Benoa (Bali). Ikan tuna memiliki nilai komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Tuna merupakan pangan sumber protein dan asam lemak esensial yang sangat penting. Protein tuna memiliki banyak kelebihan. Protein yang

25 terdapat pada dagingnya mudah dicerna. Selain itu, kadar protein pada ikan tuna hampir dua kali kadar protein pada telur yang selama ini dikenal sebagai sumber protein utama. Kadar protein per 100 gram ikan tuna dan telur masing-masing 22 dan 13 gram. Kandungan asam amino yang terdapat pada daging tuna cukup lengkap sehingga daging tuna dipercaya baik untuk pertumbuhan otak anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Kandungan lemak pada tuna tergolong rendah dan asam lemaknya sebagian besar merupakan asam lemak tidak jenuh ganda, seperti omega-3 yang dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh, meningkatkan kecerdasan otak, dan mencegah berbagai penyakit degeneratif. Kandungan omega-3 pada ikan air laut, seperti ikan tuna, sekitar 28 kali lebih banyak daripada ikan air tawar (Burhanuddin et al 1984). Komposisi nilai gizi ikan tuna disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Nilai Gizi Beberapa Jenis Ikan Tuna per 100 gr Daging Komposisi Jenis Ikan Tuna Satuan Bluefin Skipjack Yellowfin Energi 121,00 131,00 105,00 Kal Protein 22,60 26,20 24,10 G Lemak 2,70 2,10 0,20 G Abu 1,20 1,30 1,20 G Kalsium 8,00 8,00 9,00 Mg Fosfor 190,00 220,00 220,00 Mg Besi 2,70 4,00 1,10 Mg Sodium 90,00 52,00 78,00 Mg Retinol 10,00 10,00 5,00 Mg Thiamin 0,10 0,03 0,10 Mg Riboflavin 0,06 0,15 0,10 Mg Niasin 10,00 18,00 12,00 Mg Sumber : Departement of Health, Education and Walfore (1972) Salah satu produk olahan tuna adalah tuna loin. Tuna loin dapat berupa tuna loin segar dan tuna loin beku. Perbedaan keduanya terletak pada jenis bahan baku yang digunakan. Tuna loin beku merupakan produk olahan hasil perikanan 8

26 dengan bahan baku tuna beku yang mengalami perlakuan penyiangan (pembuangan kepala dan ekor), pencucian, pembelahan membujur menjadi 4 bagian (loin), pembuangan daging gelap (dark meat), pembuangan lemak, pembuangan kulit, perapihan, sortasi mutu, pembungkusan, pembekuan, penimbangan, pengepakan, pelabelan, dan penyimpanan 2. Tuna loin merupakan bahan setengah jadi yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan pengolahan tuna untuk diolah lebih lanjut menjadi produk akhir Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu yang mendukung penelitian analisis perencanaan pengadaan persediaan tuna pada PT Tridaya Eramina Bahari diantaranya penelitian tentang persediaan bahan baku, peramalan, tuna, dan PT Tridaya Eramina Bahari. Hasil-hasil penelitian terdahulu dijadikan sebagai rujukan dan perbandingan agar analisa yang dilakukan dalam penelitian ini dapat memperoleh hasil optimal. (1) Penelitian Tentang Persediaan Bahan Baku Hamdani (2006) melakukan penelitian tentang pengendalian persediaan bahan baku udang di PT Kedamaian, Muara Baru, Jakarta Utara. Dalam penelitiannya, Hamdani mempelajari tentang sistem pengadaan bahan baku dan sistem pengendalian bahan baku yang dilakukan perusahaan dengan memberikan alternatif model yang tepat untuk pengendalian bahan baku sehingga dapat menurunkan biaya perusahaan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka efisiensi produksi untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik penentuan ukuran lot economic order quantity (EOQ). Hasil perhitungan menunjukkan jumlah penghematan terbesar biaya persediaan bahan baku udang dengan menggunakan perhitungan EOQ diperoleh efisiensi keuntungan sebesar Rp ,18. Rachmawati (2007) melakukan penelitian tentang analisis perencanaan pengendalian persediaan bahan baku ayam di restoran Hartz Chicken Buffet Bogor. Rachmawati melakukan peramalan pemakaian bahan baku ayam dengan 2 Badan Standarisasi Nasional Tuna loin beku. [2 Desember 2009] 9

27 menggunakan metode time series. Peramalan dilakukan terhadap pemakaian bahan baku ayam karena karena dianggap mewakili penjualan ayam yang terjadi di restoran tersebut. Perencanaan pengendalian persediaan bahan baku dilakukan dengan menggunakan metode EOQ. Hasil analisis kuantitas pemesanan optimal menggunakan metode EOQ pada data ramalan pemakaian ayam tahun 2007 menunjukkan jumlah pemesanan optimal bahan baku ayam sebanyak 205,96 kg dengan frekuensi pemesanan sebanyak 101 kali dalam setahun. Penghematan biaya persediaan yang diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan metode EOQ antara tahun 2006 dengan hasil ramalan tahun 2007 sebesar Rp ,15. Terdapat perbedaan diantara penelitian yang dilakukan Hamdani dan Rachmawati. Hamdani hanya mengevaluasi bagaimana pengendalian persediaan optimal perusahaan tanpa dikuti perencanaan untuk periode mendatang, sedangkan Rachmawati melakukan peramalan untuk perencanaan pengendalian persediaan bahan baku di masa mendatang tanpa melakukan evaluasi terhadap pengendalian persediaan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Hamdani menjadi rujukan penulis dalam menggunakan metode EOQ untuk perencanaan pengadaan bahan baku pada PT Triaya Eramina Bahari di masa yang akan datang. Pertimbangan tersebut didasarkan pada adanya persamaan karakteristik perusahaan. Keduanya merupakan perusahaan pengolahan hasil perikanan berorientasi ekspor yang terdapat di lokasi yang sama yakni kawasan industri perikanan Pelabuhan Samudera Nizam Zachman dengan bahan baku yang bersifat musiman. Penelitian Rachmawati menjadi bahan perbandingan mengenai bahasan penelitian dengan topik yang sama. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian tersebut terletak pada perbandingan penghematan biaya total persediaan. Penelitian tersebut melakukan perbandingan penghematan biaya total persediaan antara biaya total persediaan hasil ramalan dengan aktual perusahaan pada tahun sebelumnya, sedangkan pada penelitian ini penghematan dibandingkan antara metode EOQ dengan metode perusahaan pada data aktual terlebih dahulu sebelum diterapkan pada data hasil ramalan. Pada penelitian ini, estimasi biaya persediaan yang terjadi pada tahun yang direncanakan diasumsikan sama dengan tahun sebelumnya. 10

28 (2) Penelitian Tentang Peramalan Kartikasari (2005) melakukan penelitian tentang peramalan penjualan di RPA Jabal Nur Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dengan menggunakan metode time series. Metode time series yang digunakan adalah metode naive, metode trend, metode rata-rata sederhana, metode rata-rata bergerak sederhana, metode pemulusan eksponensial tunggal, metode pemulusan eksponensial berganda Brown, metode pemulusan berganda Holt, metode Winters aditif, metode winters multiflikatif, dekomposisi aditif, dekomposisi multiflikatif, dan ARIMA. Dari semua metode yang diuji tersebut, dipilih metode yang memberikan MAPE terkecil. Pada penelitian tersebut, metode ARIMA(2, 1, 2)(0, 1, 1) dipilih menjadi metode yang terakurat untuk meramal penjualan daging ayam di RPA Jabal Nur. Dengan metode tersebut, diperkirakan penjualan daging ayam RPA Jabal Nur pada tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 20,06 persen. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari (2005) tentang peramalan penjualan menjadi pertimbangan dalam menggunakan metode peramalan yang digunakan untuk meramalkan volume ekspor tuna loin di PT Tridaya Eramina Bahari. (3) Penelitian Tentang Tuna Bondar (2007) melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tuna Indonesia. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan negara tujuan ekspor terhadap komoditi yang dihasilkan seperti harga domestik negara tujuan ekspor, harga impor negara tujuan ekspor, pendapatan penduduk negara tujuan ekspor, dan selera penduduk negara tujuan ekspor. Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari negara tujuan ekspor, ekspor suatu komoditi juga dapat dipengaruhi oleh faktor harga di pasar internasional, dan nilai tukar uang efektif. Hasil dugaan model ekspor tuna Indonesia dengan menggunakan metode fixed effect menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap ekspor tuna Indonesia pada taraf nyata lima persen adalah nilai tukar rupiah terhadap negara pengimpor, pendapatan perkapita negara tujuan ekspor, dan volume ekspor tuna olahan. Saran yang direkomendasikan diantaranya adalah perlu adanya peningkatan ekspor dengan tetap menjaga kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan harga yang bersaing dari produk tuna Indonesia. Penelitian 11

29 tentang perencanaan pengadaan persediaan dilakukan untuk mendukung rekomendasi penelitian Bondar yakni perlunya menjaga kuantitas dan kontinuitas dalam upaya peningkatan ekspor produk tuna Indonesia. Rastikarany (2008) meneliti tentang analisis pengaruh kebijakan tarif dan non tarif Uni Eropa (UE) terhadap ekspor tuna Indonesia. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi kebijakan tarif dan non-tarif yang dikeluarkan UE untuk impor tuna yang berasal dari Indonesia, mengetahui pengaruh penerapan kebijakan tarif UE terhadap ekspor tuna Indonesia, mengetahui pengaruh penerapan kebijakan nontarif UE terhadap ekspor tuna Indonesia, dan meramalkan volume ekspor tuna Indonesia di UE pada masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan non-tarif UE dan volume ekspor dua tahun sebelumnya mempunyai pengaruh terhadap volume ekspor tuna Indonesia pada tahun ke t, sedangkan kebijakan tarif tidak berpengaruh nyata mengurangi volume ekspor tuna Indonesia. Hal ini sesuai fakta bahwa UE tetap memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk terus meningkatkan ekspor dengan mutu yang ada namun tetap harus dilakukan usaha penyetaraan mutu. Penelitian tersebut menjadi referensi bagi peneliti dalam melihat perkembangan volume ekspor tuna loin PT Tridaya Eramina Bahari. (4) Penelitian Tentang PT Tridaya Eramina Bahari Safitri (2007) melakukan penelitian mengenai manajemen produksi ikan ekspor pada PT Tridaya Eramina Bahari. Safitri melakukan pengkajian terhadap manajemen produksi ikan yang dilakukan perusahaan dan menentukan strategi yang dilakukan dalam rangka memenuhi dan memuaskan permintaan konsumen. Hasil penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa manajemen produksi di PT Tridaya Eramina Bahari masih memerlukan perbaikan. Analisis strategi yang dilakukan menunjukkan strategi yang menjadi prioritas utama yaitu menghasilkan produk yang sesuai dengan standar internasional, melakukan pelatihan HACCP khususnya untuk bagian quality control, meningkatkan pengecekan mutu saat pembelian dan penerimaan bahan baku, meningkatkan kerja sama dengan pemasok lain untuk menjaga kontinuitas bahan baku, meningkatkan investasi modal untuk memperlancar aktivitas produksi, dan melakukan perekrutan karyawan secara terbuka. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung salah satu 12

30 prioritas strategi hasil penelitian Safitri yakni meningkatkan kerjasama dengan pemasok lain untuk menjaga kontinuitas bahan baku. Analisis perencanaan pengadaan persediaan bahan baku yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi aktivitas terkait. 13

31 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas. Penelitian ini membahas permasalahan bagaimana melakukan perencanaan pengadaan bahan baku dengan biaya yang minimum dalam upaya memenuhi permintaan ekspor yang dihadapi perusahaan, sehingga pada masa yang akan datang perencanaan produk dan pengadaan bahan baku diharapkan dapat dilakukan secara lebih efisien Konsep dan Jenis Persediaan Persediaan merupakan seluruh bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi yang terdapat dalam suatu rantai penyediaan barang (Chopra & Meindl 2003). Menurut Rangkuti (2004), persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan bahanbahan yang disediakan atau bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi serta barang-barang jadi yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Indrajit dan Djokopranoto (2003) mengklasifikasikan barang persediaan sebagai berikut : 1) Bahan baku (raw material), adalah bahan mentah yang belum diolah, yang akan diolah menjadi barang jadi, sebagai hasil utama dari barang yang bersangkutan. 2) Barang setengah jadi (semi finished product), adalah hasil olahan bahan mentah sebelum menjadi barang jadi yang sebagian akan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi dan sebagian kadang-kadang djual seperti apa adanya untuk menjadi bahan baku perusahaan lain.

32 3) Barang jadi (finished product), adalah barang yang sudah selesai diproduksi atau diolah, yang merupakan hasil utama perusahaan yang bersangkutan dan siap untuk dipasarkan atau dijual. 4) Barang umum dan suku cadang (general materials and spare parts), adalah segala jenis barang atau suku cadang yang digunakan untuk operasi menjalankan perusahaan/pabrik dan untuk memelihara peralatan yang digunakan. 5) Barang untuk proyek (work in progress), adalah barang-barang yang ditumpuk menunggu pemasangan dalam proyek baru. 6) Barang dagangan (commodities), adalah barang yang dibeli, sudah merupakan barang jadi dan disimpan digudang menunggu penjualan kembali dengan keuntungan tertentu. Menurut Rangkuti (2004), persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi antara lain berguna untuk dapat : 1) Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang. 2) Menghilangkan risiko barang rusak atau materi yang dipesan berkualitas tidak baik sehingga harus dikembalikan. 3) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan. 4) Mencapai penggunaan mesin yang optimal. 5) Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya. PT Tridaya Eramina Bahari harus memperhatikan aspek kuantitas pesanan, frekuensi pemesanan, sumber pasokan bahan baku, dan banyaknya permintaan produk, serta sistem persediaan yang dilakukannya dalam menjamin ketersediaan pasokan bahan baku dari para pemasok. Dengan kata lain, kegiatan pengadaan persediaan yang dilakukan PT Tridaya Eramina Bahari akan berpengaruh terhadap kegiatan pemenuhan permintaan produk tuna loin, demikian pula sebaliknya Biaya-biaya Persediaan Biaya-biaya variabel yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan (Rangkuti 2004), diantaranya : 1) Biaya penyimpanan, (holding costs atau carrying costs), yaitu terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan 15

33 yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya penyimpanan adalah biaya-biaya fasilitas penyimpanan, biaya modal, biaya opportunity (biaya kesempatan), biaya keusangan, biaya asuransi persediaan dan lain-lain. 2) Biaya pemesanan atau pembelian (Ordering costs atau procurement costs). Biaya-biaya ini meliputi : pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi, upah, biaya telepon, pengeluaran surat-menyurat, biaya pengepakan dan penimbangan, biaya pemeriksaan penerimaan (inspeksi), biaya pengiriman ke gudang, biaya utang lancar, dsb. 3) Biaya penyiapan (manufacturing), hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan untuk memproduksi komponen tertentu. Biayabiaya ini terdiri dari biaya mesin-mesin menganggur, biaya persiapan tenaga kerja langsung, biaya penjadwalan, biaya ekspedisi, dsb. 4) Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage cost), adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biayabiaya yang termasuk biaya kekurangan bahan diantaranya kehilangan penjualan, kehilangan pelanggan, biaya ekspedisi, terganggunya operasi dll. Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam praktek terutama karena pada kenyataannya biaya ini sulit diperkirakan secara objektif Perencanaan Kebutuhan Bahan Perencanaan kebutuhan bahan atau lebih dikenal dengan Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu sistem perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi, yang memerlukan beberapa tahapan atau fase, dengan kata lain merupakan suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke bahan mentah (komponen) yang dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang, sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak pesanan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat. Sistem ini memainkan peranan penting dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang bahan-bahan apa yang harus dibuat atau dibeli, berapa jumlah yang dibutuhkan, dan kapan dibutuhkan. 16

34 Beberapa metode yang dikenal dalam sistem MRP diantaranya : 1) Teknik Lot for Lot (LFL) Teknik Lot for Lot (LFL) merupakan teknik penentuan ukuran lot, dengan memesan kuantitas bahan baku tepat sebesar yang dibutuhkan, tanpa persediaan pengaman dan tanpa antisipasi atas pesanan lebih lanjut, prosedur semacam ini konsisten dengan ukuran lot kecil, pesanan berkala, persediaan tepat waktu rendah, dan permintaan terikat (Buffa & Sarin 1999). Teknik ini berusaha menghilangkan biaya penyimpanan atas persediaan bahan yang disimpan. Teknik ini tidak dapat mengambil keuntungan ekonomis yang berhubungan dengan ukuran pesanan tepat. Namun, teknik ini tidak dapat digunakan jika jumlah barang sedikit dipasaran sehingga permintaan tepat pada waktunya tidak dapat dilakukan. 2) Teknik Economic Order Quantity (EOQ) Metode EOQ merupakan metode persediaan yang tertua dan paling umum dikenal. Model ini mengidentifikasi kuantitas pemesanan/pembelian optimal dengan tujuan meminimalkan biaya persediaan. Model EOQ merupakan alat yang paling umum dalam menganalisis persediaan barang yang optimal. EOQ mempunyai keunggulan sebagai model yang sederhana, mudah dianalisis, dapat diolah secara manual. Metode EOQ dapat menghitung jumlah per pesanan yang optimum dan frekuensi pemesanan yang dapat meminimalkan biaya persediaan total, tetapi tidak dapat menentukan besarnya kebutuhan bersih dan kebutuhan kotor setiap komponen pada setiap periode yang dapat ditentukan dengan menggunakan metode lainnya dalam sistem MRP 3) Teknik Period Order Quantity (POQ) Teknik ini menentukan ukuran lot sama dengan kebutuhan aktual dalam jumlah periode yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, jumlah sediaan yang mungkin timbul dalam kebijakan EOQ dihilangkan. Keunggulan kebijakan POQ dibandingkan kebijakan EOQ adalah dalam mengurangi biaya penyimpanan sediaan bila kebutuhan tidak seragam karena sediaan yang berlebih dapat dihindarkan. Untuk menghitung jumlah periode kebutuhannya harus dipenuhi oleh satu lot tunggal. 17

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA SKRIPSI ELA ELAWATI H34050118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA Perencanaan pengadaan persediaan tuna tahun 2010 didasarkan kepada proyeksi permintaan hasil ramalan metode peramalan time series terbaik yaitu dekomposisi aditif.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU UHT (Ultra High Temperature) PADA PT. INDOLAKTO - SUKABUMI

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU UHT (Ultra High Temperature) PADA PT. INDOLAKTO - SUKABUMI PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU UHT (Ultra High Temperature) PADA PT. INDOLAKTO - SUKABUMI Oleh : M I A W I D H I A S T U T I A14102009 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TOMAT BANDUNG DI SUPERMARKET SUPER INDO MUARA KARANG JAKARTA UTARA SKRIPSI Oleh: ARIEF FERRY YANTO A14105515 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

lkan tuna merupakan komoditi yang mempunyai prospek cerah di dalam perdagangan internasional. Permintaan terhadap komoditi tuna setiap tahunnya

lkan tuna merupakan komoditi yang mempunyai prospek cerah di dalam perdagangan internasional. Permintaan terhadap komoditi tuna setiap tahunnya 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang lkan tuna merupakan komoditi yang mempunyai prospek cerah di dalam perdagangan internasional. Permintaan terhadap komoditi tuna setiap tahunnya mengalami peningkatan, baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku Febrina (2002) menganalisis sistem pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu Cakra dan Segitiga Biru pada PT. Kuala

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA. Oleh : WAWAN KURNIAWAN A

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA. Oleh : WAWAN KURNIAWAN A ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PERUSAHAAN KECAP SEGITIGA MAJALENGKA Oleh : WAWAN KURNIAWAN A14105620 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13

I. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan yang mencapai 5,8 juta km 2 dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ini membuat Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di udara, darat, maupun laut. Keanekaragaman hayati juga merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. di udara, darat, maupun laut. Keanekaragaman hayati juga merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati adalah seluruh keragaman bentuk kehidupan di bumi. Keanekaragaman hayati terjadi pada semua lingkungan mahluk hidup, baik di udara, darat, maupun

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis I. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.508 buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis pantai sepanjang 81.000

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PADA PT. ANDATU LESTARI PLYWOOD BANDAR LAMPUNG. Oleh: NOVALINA PURBA A

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PADA PT. ANDATU LESTARI PLYWOOD BANDAR LAMPUNG. Oleh: NOVALINA PURBA A PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PADA PT. ANDATU LESTARI PLYWOOD BANDAR LAMPUNG Oleh: NOVALINA PURBA A14105694 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HAMBATAN TARIF DAN NON TARIF DI PASAR UNI EROPA TERHADAP EKSPOR KOMODITAS UDANG INDONESIA RIRI ESTHER PAINTE

ANALISIS PENGARUH HAMBATAN TARIF DAN NON TARIF DI PASAR UNI EROPA TERHADAP EKSPOR KOMODITAS UDANG INDONESIA RIRI ESTHER PAINTE ANALISIS PENGARUH HAMBATAN TARIF DAN NON TARIF DI PASAR UNI EROPA TERHADAP EKSPOR KOMODITAS UDANG INDONESIA RIRI ESTHER PAINTE PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki peran penting bagi suatu negara. Perdagangan internasional memberikan manfaat berkaitan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KULIT PADA PT MASTROTTO INDONESIA

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KULIT PADA PT MASTROTTO INDONESIA ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KULIT PADA PT MASTROTTO INDONESIA (Kawasan Industri Sentul, Bogor, Jawa Barat) Oleh: Dhanang Eka Putra A 14104664 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA)

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) DITA FIDIANI H14104050 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X. Oleh : ENY PUJIHASTUTI A

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X. Oleh : ENY PUJIHASTUTI A ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X Oleh : ENY PUJIHASTUTI A14105541 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4 Manajemen Produksi dan Operasi Inventory M-4 1 2 PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Semua jenis perusahaan memiliki persediaan, baik itu perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku. BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian yang dilakukan. Referensi yang digunakan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan proses pencapaian tujuan perusahaan yakni untuk memperoleh untung (profit) yang besar dengan biaya yang sedikit, perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Permintaan III KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING RUMPUT LAUT INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS DAYA SAING RUMPUT LAUT INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL ANALISIS DAYA SAING RUMPUT LAUT INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL SKRIPSI MARK MAJUS RAJAGUKGUK H34066078 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI

OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI OPTIMASI PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK UNIT PENANGKAPAN IKAN DI PPI CITUIS, TANGERANG MOHAMMAD FACHRIZAL HERLAMBANG SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian perseroan

Lebih terperinci

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN P R O S I D I N G 113 DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT Erlangga Esa Buana 1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya E-mail: erlanggaesa@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM Mengapa Perusahaan Mempunyai Persediaan? Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Contoh: Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

MEMPELAJARI SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MI INSTAN DI PT JAKARANA TAMA. Oleh : JULIET RESISCA H

MEMPELAJARI SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MI INSTAN DI PT JAKARANA TAMA. Oleh : JULIET RESISCA H MEMPELAJARI SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MI INSTAN DI PT JAKARANA TAMA Oleh : JULIET RESISCA H24052526 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK

Lebih terperinci

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA. Oleh PATAR NAIBAHO H KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI PT. WISKA Oleh PATAR NAIBAHO H24050116 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Patar Naibaho H24050116. Kajian Perencanaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Connoly dan Begg (2005) adalah mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi sistem basis data dan sudut pandang user yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H14053157 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H14102092 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UKM WAROENG COKELAT, BOGOR. Oleh YUSI SARAGI H

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UKM WAROENG COKELAT, BOGOR. Oleh YUSI SARAGI H ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UKM WAROENG COKELAT, BOGOR Oleh YUSI SARAGI H 24076141 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A07400606 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN 185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): 15-27 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2018 ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS (Kasus : Kecamatan Sipahutar, Kababupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) Oleh : IRWAN PURMONO A14303081 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan Persediaan merupakan timbunan bahan baku, komponen, produk setengah jadi, atau produk akhir yang secara sengaja disimpan sebagai cadangan untuk menghadapi kelangkaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dilakukannya penelitian, batasan masalah dalam penelitian, serta pada bagian akhir sub bab juga terdapat sistematika penulisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang cukup besar yaitu sektor perikanan. Indonesia merupakan negara maritim yang

I. PENDAHULUAN. yang cukup besar yaitu sektor perikanan. Indonesia merupakan negara maritim yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dari sektor agribisnis yang dapat dijadikan tonggak pembangunan nasional. Salah satu sektor agribisnis yang memiliki potensi yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory). Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang secara geografis adalah negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang panjang, serta sebagian besar terdiri dari lautan. Koreksi panjang garis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan Indonesia sangat besar dimana luas perairan Indonesia sebesar 2 per 3 luas daratan. Luas wilayah daratan Indonesia mencakup 1.910.931,32

Lebih terperinci

(Studi Kasus di PT. Daisen Wood Frame)

(Studi Kasus di PT. Daisen Wood Frame) ANALISIS PENGADAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KA YU (Studi Kasus di PT. Daisen Wood Frame) BETTY HERLINA SIRAIT A07400084 DEPARTEMEN ILMU-ILI\1U SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTASPERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci