ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA"

Transkripsi

1 ejournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): ISSN , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2018 ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA Metri Listriani 1 Ringkasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku yang optimal pada Waroeng Jeans dan untuk menentukan efisiensi biaya persediaan bahan baku kain dengan menggunakan metode EOQ. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif. Hasil dari perhitugan dengan menggunakan metode EOQ adalah 1) Frekuensi pembelian bahan baku kain pada periode Desember 2016-Mei 2017 sebanyak 6 kali pembelian dengan kuantitas dalam sekali pembelian sebesar 510 potong dalam sekali pemesanan. 2) Untuk pemesanan ulang (ReOrder Point) yang dilakukan pada saat persediaan di gudang sebesar 51 potong. 3) Untuk persediaan pengaman (Safety Stock) bahan baku kain yang harus ada pada Waroeng Jeans adalah sebesar 30 potong. Efisiensi yang dihasilkan dengan menerapkan EOQ dengan perhitungan Total Inventory Cost (TIC), biaya yang seharusnya dikeluarkan Waroeng Jeans adalah sebesar Rp sedangkan yang selama ini perusahaan terapkan adalah sebesar Rp ,-. Jadi efisiensi yang dapat dihasilkan adalah sebesar Rp ,-. Kata Kunci: Persediaan, EOQ, Safety Stock, ROP, Total Inventory Cost Pendahuluan Persediaan memiliki fungsi yang signifikan terhadap kelangsungan operasi perusahaan. Semakin tinggi biaya yang dikeluarkan untuk persediaan, maka semakin tinggi total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Perusahaan memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran operasinya. Bagi perusahaan industri, persediaan bahan baku dan barang dalam proses bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi, sedangkan persediaan barang jadi dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar. Meskipun demikian tidak berarti perusahaan harus menyediakan persediaan sebanyak-banyaknya untuk maksud-maksud tersebut. Masalah pengendalian persediaan bahan baku merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Tanpa adanya pengelolaan bahan baku yang tepat, perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan produksi dengan baik. 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. listrianimetri19@yahoo.com

2 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: Persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan yang mendadak. Namun persediaan dalam jumlah besar atau kelebihan persediaan akan membuat perusahaan mengalami kerugian. Biaya penyimpanan yang akan ditanggung perusahaan semakin besar, selain itu perusahaan juga harus menanggung risiko kerusakan dalam penyimpanan. Waroeng Jeans merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri kecil yang berdiri pada tahun 2014 dan memproduksi berbagai macam Jeans untuk memenuhi permintaan konsumen dengan Made By Order seperti, celana jeans, jaket, baju, rok dan rompi. Waroeng Jeans berlokasi di Jl. P. Antasari Samarinda dan memiliki 6 karyawan serta memiliki cabang di Jl. Agus Salim Samarinda. Lokasi ini juga cukup strategis karena berada di samping lampu merah Antasari sehingga dapat dijangkau oleh konsumen. Bahan baku yang digunakan pada Waroeng Jeans ialah kain Jeans. Peneliti tertarik melakukan penelitian di Waroeng Jeans karena kebijakan pengendalian persediaan yang dilakukan kurang efektif dan efisien atau belum maksimal karena masih menggunakan perhitungan manual dalam persediaan bahan baku. Selama ini Waroeng Jeans belum memiliki metode yang tepat dalam mengendalikan bahan baku. Dengan menerapkan metode EOQ, maka perusahaan ini akan dapat meminimalkan biaya total operasi yang ada dalam perusahaan dengan menentukan seberapa besar persediaan bahan baku perusahaan itu sendiri, berapa jumlah bahan baku yang harus dipesan setiap kali melakukan pemesanan dan kapan pemesanan bahan baku dilakukan. Berdasarkan observasi awal persediaan bahan baku kain dalam proses produksi Waroeng Jeans belum direncanakan dengan baik. Adanya kelebihan pembelian persediaan bahan baku kain yang dilakukan Waroeng Jeans sehingga terjadinya penumpukan persediaan di gudang. Hal itu disebabkan karena Waroeng Jeans membeli hanya berdasarkan perkiraan dan tidak memiliki perhitungan yang jelas. Jika persediaan bahan baku kain yang ada di gudang hampir habis maka perusahaan segera melakukan pembelian kembali dalam jumlah besar sehingga terjadinya kelebihan persediaan di gudang. Kebijakan ini diambil sebagai antisipasi apabila terjadinya kekurangan bahan baku kain selama proses produksi. Jumlah pembelian bahan baku kain pada Waroeng Jeans pada bulan Desember, Januari, Februari, Maret, April dan Mei pada Tahun , bahwa terjadinya kelebihan dalam membeli bahan baku kain dibandingkan pemakaian sehingga terjadinya kelebihan bahan baku kain. Total keseluruhan pembelian bahan baku kain dari bulan Desember-Mei sebanyak potong kain dan total pemakaian sebanyak potong kain dan sisa pemakaian bahan baku kain tersebut sebesar potong kain. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen persediaan yang dilakukan Waroeng Jeans belum baik. Dengan adanya kelebihan bahan baku kain tersebut, hal itu dapat merugikan Waroeng Jeans dari biaya yang tertanam dalam persediaan cukup besar, terjadi pemborosan biaya serta besarnya biaya penyimpanan bahan baku kain digudang dan hal itu akan mengurangi 16

3 Analisis Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Menggunakan Metode EOQ (Metri) keuntungan perusahaan. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa persediaan bahan baku kain adalah masalah yang cukup besar dalam operasional Waroeng Jeans. Berdasarkan uraian di atas, maka pengadaan bahan baku yang optimal perlu dilakukan oleh perusahaan. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui pengadaan bahan baku yang optimal pada Waroeng Jeans dalam penulisan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Pada Waroeng Jeans Cabang P. Antasari di Samarinda. Kerangka Dasar Teori Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Fahmi (2014:2), produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik berbentuk barang ( goods) maupun jasa ( service) dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Menurut Gitosudarmo (2007:2), manajemen operasi bertujuan mengatur penggunaan resources (faktor -faktor produksi) yang ada baik yang berupa bahan, tenaga kerja, mesin-mesin dan perlengkapan, sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Menurut Fahmi (2014:3), manajemen pro duksi merupakan suatu ilmu yang membahas secara komprehensif bagaimana pihak manajemen produksi perusahaan mempergunakan ilmu dan seni yang dimiliki dengan mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan. Yang harus diingat oleh bagian produksi untuk melaksanakan tanggungjawab secara maksimal dalam menempatkan setiap keputusan yang dibuat secara tepat dan tepat sasaran. Bidang produksi mempunyai lima tanggungjawab keputusan utama, yaitu: a. Proses b. Kapasitas c. Persediaan d. Tenaga kerja e. Mutu / kualitas Menurut Handoko (2014:2), manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Para manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat memproduksi berbagai keluaran (output) dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen. Persediaan Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan sebuah perusahaan industri dapat melakukan proses produksi 17

4 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup tersedia digudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi perusahaan dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan konsumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik. Menurut Margaretha (2011:39), Persediaan ( inventory) merupakan sejumlah bahan/barang yang disediakan oleh perusahaan, baik berupa barang jadi, bahan mentah, maupun barang dalam proses yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi permintaan konsumen setiap saat. Menurut Rangkuti (2007:2), persediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku sampai barang jadi berguna untuk: 1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang; 2. Menghilangkan risiko barang yang rusak; 3. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan 4. Mencapai penggunaan mesin yang optimal; 5. Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya bagi konsumen. Jenis-jenis Persediaan Seperti yang telah disebut di atas, ada beberapa jenis persediaan. Menurut Handoko (2014:334), setiap jenis mempunyai karakteristik khusus tersendiri dan cara pengelolaanya yang berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas: 1. Persediaan bahan mentah ( raw materials), yaitu persediaan barang-barang berwujud seperti baja, kayu, dan komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Bahan mentah dapat diperoleh dari sumbersumber alam atau dibeli dari para supplier dan atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya. 2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts / components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perushaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk. 3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barangbarang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi. 4. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barangbarang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. 18

5 Analisis Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Menggunakan Metode EOQ (Metri) 5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada langganan. Fungsi-fungsi Persediaan Adapun fungsi-fungsi persediaan menurut Handoko (2014:335), sebagai berikut: a. Fungsi Decoupling Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan (independence). Persediaan decouples ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan prosesproses individual perusahaan terjaga kebebasan -nya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock. b. Fungsi Economic Lot Sizing Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber daya-sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biayabiaya per unit. Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematanpenghematan (potongan pembeliaan, biaya pengangkutan per unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya). c. Fungsi Antisipasi Sering perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasonal inventories). Biaya-biaya Persediaan Menurut Handoko (2014:336), dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi besarnya (jumlah) persediaan, biaya-biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan. Biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs) terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah : 1. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk, penerangan, pemanas atau pendingin). 19

6 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan). 3. Biaya keusangan. 4. Biaya perhitungan phisik dan konsiliasi laporan. 5. Biaya asuransi persediaan. 6. Biaya pajak persediaan. 7. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan. 8. Biaya penanganan persediaan dan sebagainya. Biaya pemesanan (pembelian). Setiap kali suatu bahan diperusahaan, perusahaan menanggung biaya pemesanan (order costs atau procurement costs). Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi : 1. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi. 2. Upah. 3. Biaya telephone. 4. Pengeluaran surat menyurat. 5. Biaya pengepakan dan penimbangan. 6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan. 7. Biaya pengiriman ke gudang. 8. Biaya hutang lancar dan sebagainya. Economic Order Quantity (EOQ) Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menentukan policy penyediaan bahan dasar yang tepat, dalam arti tidak mengganggu proses produksi dan disamping itu biaya ditanggung tidak terlalu tinggi. Untuk keperluan itu terdapat suatu metode EOQ (Economic Order Quantity). EOQ berarti jumlah unit barang/bahan yang harus dipesan setiap kali mengadakan pemesanan agar biaya-biaya yang berkaitan dengan pengadaan persediaan minimal atau jumlah unit pembelian yang paling optimal (Margaretha, 2014:40). EOQ adalah jumlah persediaan yang harus dipesan dengan biaya yang minimal. Dalam model EOQ biaya persediaan yang dipertimbangkan adalah biaya penyimpanan persediaan dan biaya penyimpanan persediaan (Sudana, 2011:227). Model economic order quantity (EOQ) merupakan model matematik yang menentukan jumlah barang yang harus dipesan untuk memenuhi permintaan yang diproyeksikan dengan biaya persediaan yang diminimalkan (Fahmi, 2014:120). Safety Stock Safety stock merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan kondisi persediaan yang selalu aman atau pernah mengalami kekurangan persediaan (Fahmi, 2014:121). Persediaan pengaman ( safety stock) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Safety stock adalah persediaan minimum yang harus ada dalam perusahaan untuk menjaga kontinuitas perusahaan. 20

7 Analisis Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Menggunakan Metode EOQ (Metri) Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya safety stock meliputi : 1. Sulit/tidaknya bahan/barang tersebut diperoleh, 2. Kebiasaan pemasok menyerahkan barang/bahan, 3. Besar/kecilnya jumlah barang/bahan yang dibeli setiap saat, dan 4.Sering/tidaknya mendapatkan pesanan mendadak (Margaretha, 2011:39). ReOrder Point (ROP) Adapun pengertian dari reorder point adalah titik dimana suatu perusahaan atau institusi bisnis harus memesan barang atau bahan guna menciptakan kondisi persediaan yang terus terkendali (Fahmi, 2014:122). ROP atau biasa disebut dengan batas/titik jumlah pemesanan kembali termasuk permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu tambahan/ekstra stok. Model-model ReOrder Point adalah: 1. Jumlah permintaan maupun masa tenggang adalah konstan. 2. Jumlah permintaan adalah variabel, sedangkan masa tenggang adalah konstan. 3. Jumlah permintaan adalah konstan, sedangkan masa tenggang adalah variabel. Definisi Konsepsional Sesuai dengan judul penelitian dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka dipaparkan definisi konsepsional sebagai berikut : 1. Persediaan didefinisikan sebagai barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang (Kusuma, 2009:132). 2. Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau dari pengolahan sendiri (Mulyadi, 2010:275). 3. Persediaan bahan baku adalah item yang dibeli dari para suplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi (Yamit, 2008:3). 4. EOQ ( Economic Order Quantity) merupakan model matematik yang menentukan jumlah barang yang harus dipesan untuk memenuhi permintaan yang diproyeksikan dengan biaya persediaan yang diminimalkan (Fahmi, 2016:254). a. Persediaan Pengaman (Safety Stock) adalah suatu persediaan yang disediakan sebagai pengaman untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan persediaan (Stock Out). b. Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) adalah titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat pada waktu dimana persediaan pengaman sama dengan nol. Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel 21

8 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis (Azwar, 2013:126). Definisi operasional variabel menurut Sugiyono (2013:58), merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau mengspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk variabel tersebut. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui sumber perantara) dan data dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai dengan keinginan peneliti. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang merupakan sumber data penelitian secara tidak langsung, melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Sumber data secara keseluruhan diperoleh dari Waroeng Jeans yang menjadi tempat penelitian. Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari wawancara atau pengamatan langsung di perusahaan. Informasi yang didapat diperoleh dari : a. Informan Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi yang akan diteliti. Di dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah kepala bagian produksi Waroeng Jeans. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh data-data persediaan bahan baku kain pada Waroeng Jeans. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh data persediaan bahan baku kain pada Waroeng Jeans mulai dari bulan Desember-Mei. Teknik Pengumpulan Data 1. Interview/Wawancara, yaitu suatu cara untuk mendapatkan data dengan mengadakan wawancara langsung dengan karyawan perusahaan yang berkompeten. Dari metode ini diharapkan dapat memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan, biaya yang mempengaruhi persediaan bahan baku dan data lain yang berhubungan dengan permasalahan. 2. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang penyelidikannya ditujukan pada penguraian dan penjelasan melalui sumber-sumber dokumen. Hasil Penelitian Analisis Economic Order Quantity a. Penentuan kuantitas pembelian optimal D : Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu S : Biaya pemesanan setiap kali pesan 22

9 Analisis Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Menggunakan Metode EOQ (Metri) H : Harga bahan baku per kain b. Kuantitas pembelian optimal EOQ = = ,643 = 510,066 potong, dibulatkan menjadi 510 potong. Dari hasil analisa EOQ diatas, diperoleh pembelian bahan baku optimal setiap kali pemesanan pada Waroeng Jeans sebesar 510 potong. c. Frekuensi Pemesanan I = Diketahui : R = potong EOQ = 510 potong I = I = 5,54 dibulatkan menjadi 6 kali dalam 6 bulan. Jadi, frekuensi pemesanan yang optimal bahan baku kain menurut EOQ adalah 6 kali pemesanan. Dari analisa EOQ diatas, terjadi perbedaan antara kuantitas pembelian optimal dan frekuensi pemesanan bahan baku kain Waroeng Jeans dengan EOQ. Frekuensi pembelian dari analisa EOQ dapat dilakukan 6 kali dalam 6 bulan, dengan kuantitas pembelian optimal sebesar 510 potong dalam satu kali pemesanan/pembelian. Persediaan Pengaman (Safety Stock) Tabel Deviasi Pemakaian Perkiraan No Bulan Bahan Rata-rata Deviasi Kuadrat Baku Kain Pemakaian (X-Y) (X-Y)^2 (X) (Y) 1 Desember ,17-11,17 124,77 2 Januari ,17-18,17 330,15 3 Februari ,17-16,17 261,47 4 Maret ,17 23,83 567,87 5 April ,17-4,17 17,39 6 Mei ,17 25,83 667,19 Jumlah ,02-0, ,83 Rata-rata 471,17 471,17 0,00 328,14 Maximal ,17 25,83 667,19 Minimal ,17-18,17 17,39 Sumber: Data primer 23

10 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: Perhitungan nilai standar deviasi dapat diketahui sebagai berikut: SD = = = = 18,114 Dengan nilai standar deviasi tersebut maka besar Safety Stock adalah: SS = SD x Z = 18,114 x 1,65 = 29,88 potong, dibulatkan menjadi sebesar 30 potong. Jadi persediaan bahan baku Waroeng Jeans yang ideal sebagai persediaan pengaman (Safety Stock) yang harus tersedia di gudang adalah sebesar 30 potong. Waktu Tunggu (Lead Time) Tabel Waktu Pemesanan Bahan Baku Kain No Kegiatan Waktu 1. Pencatatan dan pemesanan bahan baku ke Supplier 1 Hari 2. Supplier menyiapkan seluruh bahan baku yang dipesan 3. Proses pengangkatan, pemindahan, dan pengiriman bahan baku dari Supplier ke pelabuhan/terminal Surabaya dengan menggonakan mobil kargo/expedisi. 1 Hari 1 Hari 4. Pengiriman dari pelabuhan/terminal Surabaya ke 3 Hari pelabuhan/terminal Samarinda 5. Bongkar muat barang dari mobil kargo/expedisi ke 1 Hari gudang Waroeng Jeans Lead Time 7 Hari Sumber: Data Primer Dari tabel diatas, bahwa waktu tunggu atau Lead Time untuk kedatangan bahan baku dari Supplier sejak waktu pemesanan hingga saat tiba di gudang Waroeng Jeans setiap kali dilakukan pemesanan adalah 7 hari. Pemesanan Ulang (Reorder Point) Waroeng Jeans harus dapat menentukan kapan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali sehingga perusahaan tidak kehabisan bahan baku yang mana dapat memperhambat proses produksi. Diketahui tingkat penggunaan dan tenggang waktu memungkinkan untuk menghitung tingkat pemesanan kembali yang sesuai. Pada saat perusahaan melakukan pemesanan bahan baku kain, bahan yang telah di pesan tidak dapat langsung diterima pada hari itu juga. Maka perhitungan ROP sebagai berikut: ROP = Safety Stock + (Lead Time x Rata-rata Kebutuhan per Hari) Diketahui : Safety Stock = 30 Potong Lead Time = 7 Hari Average Unit = 471,17 per 6 bulan atau 182,5 hari 24

11 Analisis Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Menggunakan Metode EOQ (Metri) Average Unit per hari = 471,17 / 182,5 hari = 2,58 Potong, dibulatkan menjadi 3 Potong Jadi : ROP = 30 + (7 x 3) = = 51 potong. Jadi, Waroeng Jeans sebaiknya melakukan pemesanan kembali bahan baku ketika tingkat persediaan mencapai 51 potong. Total Inventory Cost Total Inventory Cost pada Waroeng Jeans dengan Total Inventory Cost menurut EOQ dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Perbedaan Total Inventory Cost Periode TIC Menurut Waroeng Jeans TIC Menurut EOQ Selisih Des-16 s/d Rp Rp Rp Mei-17 Sumber : Data primer Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada bulan Desember 2016-Mei 2017 total biaya persediaan yang dikeluarkan selama ini oleh Waroeng Jeans adalah sebesar Rp , dan total biaya persediaan yang dikeluarkan Waroeng Jeans bila menggunakan metode EOQ adalah sebesar Rp ,-. Adanya selisih biaya yang selama ini dikeluarkan perusahaan dengan metode EOQ, sehingga hal ini menujukkan adanya penghematan dalam biaya persediaan sebesar Rp ,-. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil perhitungan yang telah dilakukan peneliti, diketahui bahwa pembelian bahan baku kain pada Waroeng Jeans masih berfluktuasi. Hal ini dibuktikan dari data pembelian bahan baku kain yang selalu berbeda-beda tiap bulannya, hal tersebut dilakukan perusahaan dengan menyesuaikan permintaan pasar yang tidak pasti serta pembelian bahan baku kain sesuai dengan perkiraan-perkiraan sebelumnya sehingga hal tersebut membuat pada bulan-bulan tertentu penggunaan lebih kecil dibandingkan pembelian yang membuat stok persediaan bahan baku kain mengalami penambahan di gudang. Sehingga hal ini penting bagi Waroeng Jeans untuk menerapkan suatu metode pembelian bahan baku kain yang lebih tepat dan efisien, sehingga dapat mengendalikan persediaan di gudang serta menghemat biaya pemesanan dan mengefisienkan biaya penyimpanan di perusahaan. Terkait dengan perhitungan EOQ, persediaan pengaman ( Safety Stock) dan pemesanan kembali ( Reorder point) dalam memesan bahan baku kain pada Waroeng Jeans menunjukkan bahwa perusahaan melakukan pembelian bahan baku kain pada saat persediaan pengaman di gudang sebesar 30 potong. Sedangkan 25

12 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku, jumlah pemesanan ulang berikutnya dapat dilakukan perusahaan ketika persediaan di dalam gudang sebesar 51 potong dengan Lead Time 7 hari. Hasil Perhitungan biaya yang telah dilakukan, ternyata biaya total persediaan (TIC) menurut EOQ lebih kecil dibandingkan dengan biaya total persediaan yang selama ini dikeluarkan oleh Waroeng Jeans pada bulan Desember 2016-Mei 2017, dimana dengan menggunakan metode EOQ dalam perhitungan Total Inventory Cost Waroeng Jeans dapat mengeluarkan biaya sebesar Rp ,- Jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh Waroeng Jeans untuk bulan Desember 2016-Mei 2017 dengan metode yang digunakan Waroeng Jeans yang mencapai Rp ,- Dari seluruh hasil penelitian ini jelas bahwa pemesanan bahan baku kain yang dilakukan oleh Waroeng Jeans masih di bawah standar perhitungan EOQ yang dilakukan peneliti. penerapan metode EOQ sangat membantu perusahaan dalam pemesanan bahan baku kain lebih efisien dan mampu menghasilkan penghematan biaya persediaan. Hal ini mendukung pendapat Gitosudarmo (2002:68) yang menyatakan bahwa dengan menerapkan metode EOQ, perusahaan mampu menghemat biaya persediaan agar lebih efisien serta jumlah pembelian bahan yang ekonomis. Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengadaan persediaan bahan baku yang dilakukan Waroeng Jeans selama ini belum optimal dan belum menunjukkan biaya yang minimum dalam arti biaya persediannya masih lebih besar dibandingkan apabila perusahaan menerapkan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ. Dalam hal ini dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Jumlah persediaan bahan baku kain yang optimal ditemukan angka-angka sebagai berikut : a). Frekuensi pembelian bahan baku kain dengan menggunakan metode Economic Order Quantity pada periode Desember 2016-Mei 2017 sebanyak 6 kali pembelian dengan kuantitas dalam sekali pembelian sebesar 510 potong dalam sekali pemesanan. b). Pemesanan ulang ( ReOrder Point) yang dilakukan pada saat persediaan di gudang sebesar 51 potong. c). Persediaan pengaman ( Safety Stock) bahan baku kain yang harus ada pada Waroeng Jeans adalah sebesar 30 potong. 2. Efisiensi yang bisa dihasilkan dengan menerapkan EOQ adalah dengan perhitungan Total Inventory Cost (TIC) menggunakan EOQ, biaya yang seharusnya dikeluarkan Waroeng Jeans adalah sebesar Rp ,- sedangkan Total Inventory Cost (TIC) yang selama ini perusahaan terapkan 26

13 Analisis Persediaan Bahan Baku Kain Dengan Menggunakan Metode EOQ (Metri) adalah sebesar Rp ,-. Jadi, efisiensi yang dapat dihasilkan adalah sebesar Rp ,- Waroeng Jeans sebaiknya menggunakan metode EOQ dalam kebijakan pengadaan bahan baku, karena dengan menggunakan metode EOQ perusahaan akan mendapatkan kuantitas pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya minimum dibandingkan kebijakan sebelumnya. Waroeng Jeans sebaiknya memesan bahan baku kain sesuai standar dalam perhitungan EOQ dengan jumlah kuantitas sebesar 510 potong dalam sekali pemesanan dan frekuensi sebanyak 6 kali pemesanan serta menetapkan persediaan pengaman di gudang sebesar 30 potong dan pemesanan ulang dilakukan ketika persediaan di gudang sebesar 51 potong. Dengan menerapkan metode EOQ dapat menjadikan perusahaan lebih hemat biaya pemesanan dan efisiensi penyimpanan bahan baku kain di gudang. Dengan perhitungan tersebut perusahaan juga dapat menciptakan biaya yang efisien dan ekonomis. Daftar Pustaka Azwar, Saifuddin Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fahmi, Irham Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung: Alfabeta. Fahmi, Irham Teori dan Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Gitosudarmo, Indriyo Manajemen Operasi Edisi 3. Yogyakarta: BPFE. Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin Manajemen Produksi Modern Edisi Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara. Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin Manajemen Produksi Modern Edisi 3. Jakarta: PT Bumi Aksara. Handoko, T. Hani Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. Harmono Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ishak, Aulia Manajemen Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kusuma, Hendra Manajemen Produksi. Yogyakarta: ANDI. Margaretha, Farah Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga. Mulyadi Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Rangkuti, Freddy Manajemen Persediaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sudana, I Made Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Supriyono, R.A Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE. Yamit, Zulian Manajemen Persediaan. Yogyakarta: EKONISIA. 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1128-1140 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

OLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM :

OLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM : ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG KATUN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA KERAJINAN TENUN IKAT MEDALI MAS BANDAR KIDUL KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uji Kenormalan Lilliefors Perumusan ilmu statistik juga berguna dalam pengendalian persediaan untuk menentukan pola distribusi.pola distribusi tersebut dapat diketahui dengan melakukan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL Fahmi Sulaiman 1 * & Nanda 1 1 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7322634 Fax: 061-7322649

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku. BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian yang dilakukan. Referensi yang digunakan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Semua jenis perusahaan memiliki persediaan, baik itu perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG DENGAN METODE ECONOMICAL ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. SUKOREJO INDAH TEXTILE BATANG

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG DENGAN METODE ECONOMICAL ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. SUKOREJO INDAH TEXTILE BATANG ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG DENGAN METODE ECONOMICAL ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. SUKOREJO INDAH TEXTILE BATANG SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEOI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PRIMED KONVEKSI DI SAMARINDA.

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PRIMED KONVEKSI DI SAMARINDA. ejournal Administrasi Bisnis, 5 (4) 2017: 1065-1075 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Iventory) Persedian (Iventory) merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Setiap perusahaan biasanya memiliki persediaan

Lebih terperinci

MENGENAL MODEL PERSEDIAAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

MENGENAL MODEL PERSEDIAAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) INFOKAM Nomor I/Th. XI/Maret/15 75 MENGENAL MODEL PERSEDIAAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Sugeng Murdowo Wahjono Dosen AMIK JTC Semarang Abstrak Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau profit, seperti usaha dagang, usaha jasa maupun manufaktur berupaya mencapai tujuan yaitu

Lebih terperinci

Industrial Management ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BUAH KELAPA SAWIT PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI

Industrial Management ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BUAH KELAPA SAWIT PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.6 No.1 (2017) 50-56 ISSN 2302 934X Industrial Management ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BUAH KELAPA SAWIT PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI Diana Khairani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan INVENTORY

Manajemen Persediaan INVENTORY Manajemen Persediaan INVENTORY Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN JURNAL Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, September 2011 Halaman 303-316 ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Connoly dan Begg (2005) adalah mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi sistem basis data dan sudut pandang user yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

(2004) dengan penelitian yang diiakukan oleh penulis adalah metode pemecahan

(2004) dengan penelitian yang diiakukan oleh penulis adalah metode pemecahan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Dari hasil kajian penelitian terdahulu mi dapat ditemukan kebaikan dan kelemahan penelitian terdahulu, serta untuk mengetahui hubungan antara penelitian

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

Aplikasi Metode EOQ Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT X

Aplikasi Metode EOQ Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT X Volume 10, Nomor 1, Mei 2018, pp 30-40 Copyright 2017 Jurnal Akuntansi Maranatha, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha. ISSN 2085-8698 e-issn 2598-4977. http://journal.maranatha.edu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengendalian Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu pengendalian diperlukan supaya dapat mengontrol

Lebih terperinci

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN #14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

INVENTORY. Bambang Shofari

INVENTORY. Bambang Shofari INVENTORY Bambang Shofari 1 Inventory atau persediaan istilah yang menunjukkan sumberdaya sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan sumber daya internal dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

DAUD NASUTION

DAUD NASUTION ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Study Kasus PT. Karwikarya Wisman Graha Tanjungpinang) JURNAL AKUNTANSI Oleh DAUD NASUTION 080420103045 Universitas Maritim

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM Mengapa Perusahaan Mempunyai Persediaan? Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Contoh: Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi)

Lebih terperinci

PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG PADA USAHA PIA ARIAWAN DI DESA BANYUNING TAHUN 2013

PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG PADA USAHA PIA ARIAWAN DI DESA BANYUNING TAHUN 2013 PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG PADA USAHA PIA ARIAWAN DI DESA BANYUNING TAHUN 2013 Gede Agus Darmawan, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT KALTIM MULTI BOGA UTAMA (KMBU) DI BONTANG.

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT KALTIM MULTI BOGA UTAMA (KMBU) DI BONTANG. ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1) : 128-141 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK Persediaan bahan baku yang cukup dapat memperlancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EOQ (Economic Order Quantity) DALAM RANGKA MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU (Studi Pada UD. Sumber Rejo Kandangan-Kediri)

PENERAPAN MODEL EOQ (Economic Order Quantity) DALAM RANGKA MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU (Studi Pada UD. Sumber Rejo Kandangan-Kediri) PENERAPAN MOEL EO (Economic Order uantity) ALAM RANGKA MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEIAAN BAHAN BAKU (Studi Pada U. Sumber Rejo Kandangan-Kediri) Candra Yuliana Topowijono, Nengah Sudjana Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN

#14 MANAJEMEN PERSEDIAAN #14 MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan adalah bahan atau barang yang dismpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: untuk digunakan dalam proses produksi/perakitan atau dijual kembali.

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Jessica Juventia, Lusia P.S Hartanti Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Jessicajuventia28@gmail.com,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Arti Penting Persediaan 1. Pengertian Persediaan persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T MANAJEMEN PERSEDIAAN Asti Widayanti S.Si M.T Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA Fahmi Yusniaji Erni Widajanti Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Lebih terperinci