STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DI WANA WISATA CURUG TUJUH CILEMBER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DI WANA WISATA CURUG TUJUH CILEMBER"

Transkripsi

1 STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DI WANA WISATA CURUG TUJUH CILEMBER Analisis SWOT Wana Wisata Curug Tujuh Cilember merupakan kawasan wisata yang menonjolkan wisata air terjun dan taman kupu-kupu kepada calon pengunjung. Terhitung dari bulan Agustus 2011 sampai bulan Agustus 2012, jumlah pengunjung Wana Wisata Curug Tujuh Cilember mengalami fluktuasi perbulannya. Promosi dalam kegiatan komunikasi pemasaran merupakan salah satu strategi yang digunakan pengelola untuk menarik pengunjung sebanyakbanyaknya. Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan dan Produk Lain (KBM JLPL) Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten memiliki kebijakan mutu yaitu menjadikan obyek wisata perhutani sebagai tujuan wisata alam unggulan yang berwawasan lingkungan serta memberikan nilai finansial bagi perusahaan dan masayarakat secara berkelanjutan. Sasaran mutu yang ditetapkan adalah meningkatkan Indeks Kepuasan Pelanggan dari 75% pada tahun 2011 menjadi 77% untuk tahun 2012, sehingga tercapai peningkatan jumlah kunjungan sebesar 10%. Visi yang dimiliki perhutani yaitu menjadikan obyek wisata perhutani sebagai destinasi unggulan yang berstandar internasional. Visi tersebut dicapai melalui berbagai misi, yaitu: (1) meningkatkan mutu produk dan mutu pelayanan melalui pembangunan Sistem Manajemen Perhutani (SMPHT) sebagai acuan pelaksanaan; (2) menerapkan konsep Customer Relationship Management (CRM) termasuk Indeks Kepuasan Pelanggan (SCI) sebagai arahan mutu pelayanan prima dan perbaikan kinerja pemasaran serta hubungan produk dan pelanggan; (3) mengelola sumberdaya manusia sebagai aset perusahaan dengan prioriotas pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan dan arahan bisnis yang dikelola; serta (4) menjadikan teknologi informasi sebagai pendukung untuk tercapainya pengembangan bisnis mandiri. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) merupakan suatu alat yang dikembangkan untuk merumuskan strategi pengelola wisata dalam mempromosikan Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Analisis SWOT membandingkan antara faktor ekternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) (Rangkuti 2009). Faktor strategi internal dan eksternal dirumuskan Wana Wisata Curug Tujuh Cilember bersama-sama dengan pengelola melalui wawancara, observasi di lapangan, dan melihat berbagai data yang dimiliki oleh pihak pengelola seperti data/record mengenai kegiatan promosi yang telah dilakukan, media promosi yang dimiliki, data jumlah pengunjung, serta daftar travel agent, hotel, dan restoran Indonesia yang dimiliki pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember.

2 Analisis Faktor Strategi Internal 71 Analisis Strengths (Kekuatan) Analisis Strengths (kekuatan) merupakan analisis faktor-faktor internal Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Analisis ini lebih mengarah pada kegiatan promosi yang dilakukan pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Pihak pengelola mengikuti forum ekowisata dengan sesama tempat ekowisata lain dan biro perjalanan. Hal ini untuk mengembangkan promosi melalui word of mouth networking. Selain itu, pengelola juga memperkenalkan tempat wisata melalui pameran, internet, dan roadshow. Pihak pengelola telah berupaya menggunakan berbagai media dalam mempromosikan kawasan wisata. Pengelola sudah pernah mengikuti bebagai pameran, misalnya yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat dan Kabupaten Bogor. Melalui media internet, Wana Wisata Curug Tujuh Cilember memiliki website resmi dengan alamat youtube, facebook, dan blog untuk menarik minat wisatawan, terutama kalangan muda yang identik melek dengan teknologi internet. Roadshow juga dilakukan ke sekolah-sekolah dengan menawarkan paket wisata seperti wisata edukasi, outbond, dan gathering. Sekolah yang sering menggunakan paket wisata edukasi khususnya sekolah di Bogor salah satunya SD & SMP Regina Pacis Bogor. Selama ini, Wana Wisata Curug Tujuh Cilember pernah diliput di berbagai media (majalah, televisi). Media yang pernah meliput antara lain Garuda Magazine bulan Juni 2009 dengan judul Curug Cilember climbing the seven step waterfalls. Selain itu, majalah KRONIK Bogor juga pernah meliput pada edisi Maret 2009 dengan judul Nikmati panorama curug cilember. Majalah POTRET Indonesia edisi Maret 2011 juga menampilkan curug cilember dengan judul Sentuhan dan Inovasi Perhutani Mampu percantik wisata Bogor. Berbagai media elektronik yang juga pernah melakukan liputan, di antaranya SCTV melalui program Liputan 6 Usaha Anda yang menceritakan mengenai wisata edukasi kupu-kupu di wana wisata Curug Cilember dan Liputan 6 Jalan-jalan Menikmati Panorama Curug Cilember, Indosiar melalui Kupukupu Curug Cilember, Metro TV melalui Jalan-jalan Asyik, Global TV melalui program HOT SPOT, Trans TV melalui program ngulik, dan Urban KTV melalui program URBAN. Wana Wisata Curug Tujuh Cilember juga pernah dijadikan lokasi syuting MNC TV melalui program sinema keluarga berjudul Legenda Curug 7 Cilember. Pengelola juga memiliki jaringan dengan biro perjalanan wisata dan institusi pendidikan serta swasta. Pengelola terus mempertahankan pengunjung yang setia memakai paket wisata yang ada di tempat wisata. Wana Wisata Curug Tujuh Cilember memiliki kartu kerjasama (partnership card). Siapapun bisa memiliki kartu tersebut, baik biro perjalanan maupun peorangan. Pengunjung yang memegang partnership card mendapat potongan tiket masuk sebesar 30%. Pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember menggunakan sistem dan telepon untuk pemesanan berbagai paket wisata. Pengelola melayani pengunjung yang tidak dapat datang langsung untuk melihat lokasi wisata tapi memiliki ketertarikan menggunakan paket wisata melalui dan telepon.

3 72 Kekuatan (Strengths) S1. Pihak pengelola mengikuti forum ekowisata dengan sesama tempat ekowisata lain dan biro perjalanan. S2. Memperkenalkan tempat wisata melalui pameran, internet, dan roadshow. S3. Wana wisata curug cilember pernah diliput di berbagai media (majalah, televisi, radio). S4. Memiliki jaringan dengan biro perjalanan wisata dan institusi pendidikan serta perusahaan swasta. S5. Pemberian diskon melalui partnership card. S6. Menggunakan sistem dan telepon untuk pemesanan berbagai paket wisata. Analisis Weaknesses (Kelemahan) Analisis mengenai aspek kelemahan merupakan analisis faktor-faktor kelemahan internal Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Kelemahan utama menurut pengelola yaitu minimnya anggaran dana yang disediakan untuk kegiatan promosi. Menurut penuturan pengelola wisata, Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten kurang memperhatikan kegiatan promosi. Pusat perhatian hanya kepada target pemasukan dari tiket wisata. Pengelola tidak dapat mengembangkan kegiatan promosi tanpa persetujuan dari KBM perhutani dan anggaran dana yang diberikan tidak terlalu besar. Wana Wisata Curug Tujuh Cilember kurang memiliki identity media (alat tulis, merchandise identity). Ketika melakukan kunjungan seperti roadshow atau melakukan pertemuan di berbagai forum, pengelola tidak dapat memberikan kenang-kenangan berupa identity media tersebut. Identity media berguna sebagai publisitas Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Selain itu, website resmi Wana Wisata Curug Tujuh Cilember di bawah perhutani dan dikelola oleh satu orang, yaitu bagian administrasi Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Bagian administrasi ini mengurus semua bagian mulai dari administrasi, website, youtube, facebook, dan blog. Akibatnya, website resmi wana wisata kurang diperbaharui dengan kondisi terbaru yang ada. Paket wisata yang terdapat di situs resmi tersebut masih paket wisata terdahulu yang sudah tidak dipakai lagi. Komunikasi interaktif berupa live chat antara pengelola situs dan pengunjungnya juga tidak terdapat di situs resmi. Informasi-informasi yang ditampilkan seperti kondisi jalan dan bagaimana akses menuju lokasi wisata (kendaraan pribadi atau umum), paket wisata, harga fasilitas masih kurang ditampilkan. Padahal, dari segi tampilan, warna dan design website tersebut menarik. Sumber daya manusia (kualitas dan kuantitas) pengelola terutama di bidang promosi masih minim. Jumlah pengelola di wana wisata berjumlah 12 orang. Masing-masing bertugas di berbagai bidang. Artinya, tidak hanya bidang yang ditugaskan yang menjadi tanggung jawab, melainkan pengelola harus bisa melayani pengunjung apapun jabatan mereka. Kualitas sumber daya yang minim dilatarbelakangi dengan pendidikan pengelola yang bukan berasal dari pariwisata, melainkan dari kehutanan, sehingga pengelola hanya belajar sedikit mengenai wisata, termasuk promosi wisata. Kuantitas sumber daya juga menjadi kendala. Sedikitnya jumlah pengelola mengakibatkan kesulitan dalam melakukan kegiatan promosi ke luar, seperti sales visit ke sekolah-sekolah sesering mungkin.

4 Informasi/sistem informasi tentang Wana Wisata Curug Tujuh Cilember terutama paket wisata masih kurang. Tidak ada papan informasi mengenai paket wisata yang disediakan pengelola. Pengunjung harus ke kantor pemasaran untuk mengetahui paket wisata yang disediakan. Selain itu, ruang informasi untuk pengunjung menyatu dengan tempat penjualan tiket, sehingga fungsi dari ruang informasi pun menjadi kurang digunakan. Penempatan billboard, brosur, dan banner di berbagai lokasi strategis masih kurang. Billboard yang dimiliki pengelola hanya dua buah. Billboard ditempatkan di ruas jalan puncak beberapa meter sebelum jalan masuk menuju lokasi wisata dan di persimpangan jalan masuk lokasi wisata. Brosur ditempatkan di dalam kantor pemasaran wisata, ketika pengunjung jarang memasuki kantor tersebut, kecuali pengunjung yang ingin menggunakan paket wisata seperti gathering dan outbond. Brosur juga ditempatkan di Tourism Information Center di rest area ciawi, di kantor KBM perhutani, dan dibawa jika ada pameran saja. Banner ditempatkan di Tourism Information Center Kabupaten Bogor dan dibawa saat ikut pameran. Lokasi-lokasi tersebut dirasa kurang strategis untuk dipaparkan ke pengunjung potensial. Kelemahan (Weaknesses) W1. Anggaran dana untuk promosi kurang memadai. W2. Kurangnya identity media (alat tulis, merchandise identity WWCC). W3. Website resmi WWCC kurang diperbaharui. W4. Kualitas dan kuantitas SDM pengelola WWCC terutama di bidang promosi masih minim. W5. Minimnya informasi tentang WWCC terutama paket wisata. W6. Kurangnya penempatan billboard, brosur, dan banner di berbagai lokasi strategis. 73 Analisis Faktor Strategi Eksternal Analisis Peluang (Opportunities) Analisis mengenai aspek peluang merupakan analisis faktor-faktor peluang eksternal Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember memiliki kesempatan kerja sama dengan biro perjalanan, hotel, restoran, instansi profit dan instansi nonprofit. Dengan berbagai forum ekowisata yang diikuti, pengelola memperluas jaringan mereka agar menarik calon pengunjung potensial untuk memakai paket wisata yang ditawarkan. Selain itu, dengan mengikuti berbagai forum ekowisata, pengelola dapat menerapkan Word of Mouth (WOM) networking dengan berbagai peserta forum ekowisata. World Tourism Organization (WTO) menyatakan bahwa terdapat kecenderungan semakin besarnya minat dan preferensi masyarakat baik global, regional, maupun nasional untuk dapat mengkonsumsi barang dan jasa yang bersifat alami (DBA 1998). Dewasa ini minat pengunjung terhadap wisata alam tinggi. Hal ini menjadi peluang bagi pengelola wisata karena Wana Wisata Curug Tujuh Cilember mengutamakan keseimbangan lingkungan dan masih menjaga kealamian tempat wisata. Maraknya penggunaan media internet seperti media sosial facebook dan twitter dapat menjadi peluang bagi pengelola untuk menarik minat pengunjung,

5 74 terutama kalangan muda yang mayoritas menggunakan media sosial sebagai trend komunikasi dan mencari informasi. Perkembangan teknologi seperti internet dapat mendukung kegiatan promosi. Jaringan internet yang tersedia di kantor pengelola tersedia dalam kondisi bagus. Sistem wi-fi juga terdapat di beberapa titik area wisata, seperti di tempat perkemahan dan pondokan. Pengelola wisata juga dapat mengadakan kerja sama dengan masyarakat di sekitar kawasan wisata. Besarnya dukungan yang diberikan masyarakat kepada wana wisata dapat dijadikan peluang untuk meningkatkan kerja sama, baik dalam bentuk kios wisata maupun bentuk lain yang dapat menarik pengunjung. Kerjasama juga dapat meningkatkan ekonomi penduduk lokal. Lokasi wana wisata yang berada di kawasan wisatawan puncak dapat berpeluang menarik wisatawan, terutama wisatawan timur tengah. Penelitian menunjukkan bahwa potensi jumlah pengunjung timur tengah besar, terutama pada hari biasa dan hari sabtu. Peluang (Opportunities) O1. Adanya kesempatan kerja sama dengan biro perjalanan, hotel, restoran, instansi profit dan non profit. O2. Minat pengunjung terhadap wisata alam tinggi. O3. Perkembangan teknologi seperti internet untuk mendukung kegiatan promosi. O4. Perhutani, Disbudpar Bogor dan Jawa Barat mendukung promosi WWCC dalam pameran wisata dan website resmi. O5. Masyarakat lokal mendukung keberadaan wana wisata. O6. Potensi wisatawan tinggi terutama wisatawan Timur Tengah. Analisis Threaths (Ancaman) Analisis mengenai aspek ancaman merupakan analisis faktor-faktor ancaman dari lingkungan eksternal Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Penataan lingkungan di sekitar kawasan wisata kurang tertib. Banyaknya vila-vila yang dibangun menjadi faktor keseimbangan lingkungan kurang terjaga. Namun, vilavila yang dibangun tersebut bukan berada di bawah tanggung jawab pengelola wisata, namun di bawah tanggung jawab pemerintah desa. Selain itu, kios-kios di area wisata kurang tertata rapi, sehingga mengurangi keindahan alam yang ada di lokasi wisata. Terdapat masalah tenurial mengenai penempatan kios-kios di area wisata. Berdasarkan hasil wawancara dengan Duty Manager WWCC pada tanggal 9 Desember 2012, pihak pengelola sudah berusaha mencari pemecahan masalah tenurial tersebut dengan memanggil pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN), namun menurut pengakuan pengelola, pihak BPN tidak datang memenuhi panggilan pengelola wisata. Anggaran dana promosi wana wisata diatur langsung oleh pusat, yaitu oleh KBM perhutani. Semuanya tergantung kepada keputusan pusat. Akibatnya, pengelola tidak dapat mengatur sendiri media promosi dan kegiatan promosi yang akan dijalankan. Hal ini menjadi kendala besar jika pengelola ingin mengembangkan kegiatan promosi untuk menarik pengunjung sebanyakbanyaknya. Kondisi jalan yang kurang bagus, jauh, dan akses jalan yang susah menuju lokasi wisata membuat wisatawan kesulitan menjangkau lokasi wisata, terutama wisatawan yang tidak membawa kendaraan pribadi dan wisatawan dalam

6 rombongan besar yang menggunakan bus besar. Kecenderungan wisatawan untuk berpaling ke objek wisata lain yang lebih populer dan mudah dijangkau, seperti obyek wisata Taman Matahari yang lokasinya bisa dijangkau oleh kendaraan bus besar. Keberadaan wisata alam sejenis di dekat Wana Wisata Curug Tujuh Cilember juga menjadi ancaman bagi kawasan wisata ini, seperti vila-vila yang juga menawarkan perkemahan dan keindahan alam berupa sawah dan pegunungan. Tingkat pendidikan masyarakat lokal masih rendah. Mayoritas penduduk Desa Jogjogan merupakan lulusan sekolah dasar. Hal tersebut membuat pengelola sulit merekrut warga menjadi pengelola, padahal pihak pengelola sendiri minim sumber daya manusia. Masyarakat lokal hanya menjadi pemilik kios, pemandu wisata, penjaga parkir, musholla, flying fox, dan penjaga toilet. Pencurian dan perusakan vegetasi oleh pengunjung atau masyarakat berupa tumbuh-tumbuhan yang dipelihara oleh pengelola juga dapat merusak kealamian dari tempat wisata tersebut. Walaupun jarang terjadi, vegetasi yang berkurang atau rusak bisa mengurangi nilai tambah dari keindahan alam Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Ancaman (Threats) T1. Penataan lingkungan di sekitar kawasan wisata kurang tertib. T2. KBM perhutani mengatur langsung anggaran dana promosi. T3. Kecenderungan wisatawan untuk berpaling ke objek wisata lain yang lebih populer dan mudah dijangkau. T4. Keberadaan wisata alam sejenis di dekat WWCC. T5. Tingkat pendidikan masyarakat lokal masih rendah. T6. Pencurian vegetasi oleh pengunjung atau masyarakat. 75

7 76 Susunan Formulasi Strategi Berdasarkan matriks Faktor Strategi Internal (IFAS), analisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Wana Wisata Curug Tujuh Cilember dalam kegiatan promosi sebagai berikut. Tabel 25 Matriks IFE Curug Tujuh Cilember Faktor-faktor Internal Utama Bobot Rating Kekuatan Pihak pengelola mengikuti forum ekowisata dengan sesama tempat ekowisata lain dan biro perjalanan Memperkenalkan tempat wisata melalui pameran, internet, dan roadshow Wana Wisata Curug Cilember pernah diliput di berbagai media Memiliki jaringan dengan biro perjalanan wisata dan institusi pendidikan serta perusahaan swasta Pemberian diskon melalui partnership card Menggunakan sistem dan telepon untuk pemesanan paket wisata Kelemahan Anggaran dana untuk promosi kurang memadai Kurangnya identity media (alat tulis, merchandise identity WWCC) Website resmi WWCC kurang diperbaharui Kualitas dan kuantitas SDM pengelola WWCC terutama di bidang promosi masih minim Minimnya informasi tentang WWCC terutama paket wisata Kurangnya penempatan billboard, brosur, dan banner di berbagai lokasi strategis Skor Bobot Total Keterangan: Rating kekuatan dan kelemahan 1 = sangat lemah 2 = tidak begitu lemah 3 = cukup kuat 4 = sangat kuat

8 77 Tabel 26 Matriks EFE Curug Tujuh Cilember Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Rating Skor Bobot Peluang Adanya kesempatan kerja sama dengan biro perjalanan, hotel, restoran, instansi profit dan non profit Minat pengunjung terhadap wisata alam tinggi Perkembangan teknologi seperti internet untuk mendukung kegiatan promosi Perhutani, Disbudpar Bogor dan Jawa Barat mendukung promosi WWCC dalam pameran wisata dan website resmi Masyarakat lokal mendukung keberadaan wana wisata Potensi wisatawan tinggi terutama wisatawan Timur Tengah Ancaman Penataan lingkungan di sekitar kawasan wisata kurang tertib KBM perhutani mengatur langsung anggaran dana promosi Kecenderungan wisatawan untuk berpaling ke objek wisata lain yang lebih populer dan mudah dijangkau Keberadaan wisata alam sejenis di dekat WWCC Tingkat pendidikan masyarakat lokal masih rendah Pencurian vegetasi oleh pengunjung atau masyarakat Keterangan: Rating Peluang 1 = respon di bawah rata-rata 2 = respon rata-rata Rating Ancaman 1 = ancaman lemah 2 = ancaman rata-rata Total = respon di atas rata-rata 4 = respon sangat bagus 3 = ancaman di atas rata-rata 4 = ancaman kuat.

9 78 Dari hasil perhitungan, didapat selisih total skor faktor strategi internal (x) sebesar Selisih total skor faktor strategi eksternal (y) sebesar Peluang (O) 0.53 Kelemahan (W) Kekuatan (S) Ancaman (W) Gambar 23 Positioning kuadran SWOT Curug Tujuh Cilember Posisi pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember pada gambar 23 berada pada kuadran III. Pada posisi ini, pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember menghadapi peluang pasar yang cukup besar, tetapi di lain pihak, pengelola menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi. Artinya, pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember disarankan untuk mengubah strategi promosi sebelumnya. Hal tersebut beralasan bahwa strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja pengelola wisata. Pemilihan Alternatif Strategi dengan Matrik SWOT Strategi Komunikasi Pemasaran Strengths-Opportunities (S-O) Strategi S-O merupakan fomulasi strategi komunikasi pemasaran yang menggunakan kelebihan yang dimiliki Wana Wisata Curug Tujuh Cilember (WWCC) dan memanfaatkan peluang yang datang dari eksternal WWCC. Terdapat beberapa alternatif formulasi strategi yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Upaya Kerjasama Promosi Dengan Pihak Lain Area Wana Wisata Curug Tujuh Cilember yang berada di kawasan Puncak Bogor Jawa Barat berdekatan dengan Jakarta sebagai ibukota. Forum ekowisata yang diikuti oleh pihak pengelola tidak hanya untuk menjalin kerjasama, namun juga untuk pengunjung yang biasa mencari tempat hiburan yang lebih dekat melalui instansi tersebut. Kerjasama dengan hotel dan tour travel besar akan lebih mudah mengingat akses hubungan yang cukup dekat. Oleh karena itu hal ini akan sangat membantu dalam hal promosi ekowisata Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Kerjasama promosi dengan instansi pendidikan juga dapat dilakukan lebih optimal. Wana Wisata Curug Tujuh Cilember yang memiliki konsep wisata alam ilmiah dapat menjual paket edukasi dengan berbagai instansi

10 pendidikan. Instansi pendidikan yang dijadikan sasaran tidak hanya fokus di Bogor dan sekitarnya, melainkan meluas sampai tingkat provinsi, bahkan luar negeri. 2. Promosi dan Pengembangan Paket Wisata Alam Tingginya minat pengunjung terhadap wisata alam menjadi peluang bagi pengelola Curug Tujuh Cilember untuk mengembangkan paket wisata alam. Salah satu paket wisata alam yang dapat dikembangkan adalah Baby Tree Adoption. Paket Baby Tree Adoption merupakan paket wisata dimana pengunjung yang datang ke kawasan wisata dapat menanam sendiri bibit pohon di kawasan wisata tersebut. Hal ini sekaligus dapat menarik pengunjung untuk terus mengunjungi kembali kawasan wisata untuk melihat pohon yang mereka adopsi. Pemeliharaan pohon yang ditanam pengunjung dapat bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti Word Wild Foundation (WWF) dan masyarakat sekitar kawasan wisata. Paket wisata ini juga dapat mendukung kelestarian lingkungan. Promosi mengenai paket wisata Baby Tree Adoption dapat diperkenalkan melalui berbagai kegiatan promosi yang dilakukan pengelola, seperti pameran dan roadshow. Selain itu, pengelola juga dapat memperkenalkan melalui website resmi Wana Wisata Curug Tujuh Cilember maupun website resmi pemerintah dan dinas pariwisata. 3. Promosi Wisata Alam Melalui Penggunaan Media Sosial Perkembangan teknologi seperti internet dapat mendukung kegiatan promosi kawasan wisata. Penggunaan media sosial dapat menjadi salah satu cara pengelola untuk lebih memperkenalkan wisata alam, terutama kepada pengunjung potensial. Sasaran pengunjung potensial mayoritas khalayak yang melek dengan penggunaan internet dan media sosial, yaitu anak muda. Wisatawan luar negeri terutama Timur Tengah juga menjadi khalayak sasaran promosi melalui internet.. Terlebih lagi, akses internet di kantor pengelola wisata terbilang mudah. Pengelola dapat memanfaatkan media sosial seperti media facebook, youtube, twitter, instagram, mindtalk, dan line. Penggunaan media sosial juga dapat menjadi cara pengelola mengenai kampanye pelestarian lingkungan dan pemberian informasi mengenai berbagai paket wisata yang tersedia. Strategi Komunikasi Pemasaran Weaknesses-Opportunities (W-O) Strategi W-O merupakan formulasi strategi komunikasi pemasaran yang menggunakan kelemahan yang dimiliki Wana Wisata Curug Tujuh Cilember dan memanfaatkan peluang yang datang dari eksternal WWCC. Terdapat beberapa alternatif formulasi strategi yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Pemanfaatan media internet sebagai penerapan green marketing communication Anggaran dana untuk promosi yang kurang memadai menyebabkan pengelola wana wisata terbatas ruang geraknya untuk melaksanakan kegiatan promosi seperti roadshow maupun membuat lebih banyak lagi media cetak dan media luar ruang. Selain itu, kurangnya penempatan billboard, brosur, dan banner di berbagai lokasi strategis menyebabkan minimnya informasi yang dipaparkan terutama mengenai paket wisata. 79

11 80 Pemanfaatan teknologi yang berkembang seperti internet dapat menjadi cara untuk memanfaatkan peluang yang ada walaupun dana yang tersedia kurang memadai. Penggunaan internet juga menjadi salah satu cara untuk menerapkan konsep green marketing communication. Konsep ini dapat diterapkan dan lebih mendukung image wana wisata yang mengedepankan kelestarian lingkungan dengan pesona alam yang dimiliki. 2. Upaya peningkatan kualitas SDM dengan pelatihan tentang promosi Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola Wana Wisata Curug Tujuh Cilember terutama di bidang promosi masih minim. Pelatihan mengenai upaya promosi terutama melalui internet diperlukan agar kegiatan promosi dapat berjalan dengan optimal. Pengelola juga dapat diberikan pelatihan mengenai pembuatan modul tanaman dan hewan konservasi yang ada di Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Modul ini dapat dijadikan sarana pembelajaran bagi pengunjung yang menggunakan wisata edukasi. Pembuatan modul ini dapat bekerja sama dengan institusi pendidikan. Selain itu, tingginya jumlah wisatawan asing terutama wisatawan Timur Tengah dapat menjadi peluang bagi pengelola untuk meningkatkan penggunaan bahasa termasuk bahasa Arab. Selain pengelola, masyarakat yang bekerja di kawasan wisata dapat juga diberikan pelatihan bahasa agar komunikasi dengan pengunjung dapat berjalan dengan lancar. 3. Pemasangan Informasi Paket Wisata di Tempat dan Media Potensial Penempatan media promosi yang kurang strategis dapat menjadi penyebab minimnya informasi mengenai kawasan wisata terutama paket wisata. Selain itu, website resmi WWCC yang kurang diperbaharui juga dapat menjadi perhatian pengelola untuk lebih memperbaiki sistem informasi yang ada. Penyebaran informasi mengenai kawasan wisata dapat dilaksanakan oleh pengelola melalui jaringan-jaringan seperti hotel, restoran, biro wisata, dan institusi pendidikan yang dimiliki. Jaringan-jaringan tersebut dapat menjadi tempat strategis untuk menggapai khalayak lebih luas untuk penyebaran informasi mengenai wisata alam yang dimiliki WWCC. Brosur dan banner WWCC dapat ditempatkan di lokasi yang lebih strategis lagi. Selama ini pengelola menempatkan brosur di Tourism Information Center Kabupaten Bogor, pengelola bisa mencoba menempatkan brosur di Tourism Information Center yang ada di Stasiun Bogor maupun di Bandara Soekarno Hatta. Hal tersebut karena pergerakan orang-orang, baik pekerja, wisatawan, maupun pebisnis lebih banyak melalui dua pintu masuk tersebut, yaitu stasiun dan bandara. Strategi Komunikasi Pemasaran Strenghts-Threats (S-T) Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Beberapa alternatif strategi S-T yang dirumuskan yaitu: 1. Pengunggulan Brand Image Tujuh Air Terjun dan Taman Konservasi Kupukupu Wisata alam sejenis seperti perkemahan bermunculan di sekitar kawasan wisata Curug Tujuh Cilember. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi pengelola kawasan wisata. Pengelola kawasan wisata dapat terus

12 mempromosikan kawasan wisata dengan menonjolkan wisata alam Air Terjun dan Taman Konservasi Kupu-kupu. Hal ini dapat menjadi ciri khas tersendiri bagi kawasan wisata Curug Tujuh Cilember. Pengunggulan brand image ini dapat menggunakan berbagai media promosi yang tersedia. Dengan memiliki ciri khas tersendiri, pengunjung akan lebih cepat mengingat Curug Tujuh Cilember dibanding wana wisata lain yang sejenis. Pihak pengelola juga mengatakan Curug Tujuh Cilember memang memiliki ciri khas yang kuat sebagai wisata yang lebih mengutamakan keseimbangan dan kelestarian lingkungan. 2. Melakukan Diskusi Bersama Masyarakat, LSM, Instansi Mengenai Kelestarian Lingkungan Wisata Pencurian dan perusakan vegetasi oleh pengunjung atau masyarakat berupa tumbuh-tumbuhan yang dipelihara oleh pengelola juga dapat merusak kealamian dari tempat wisata tersebut. Walaupun jarang terjadi, vegetasi yang berkurang atau rusak bisa mengurangi nilai tambah dari keindahan alam Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Dengan berbagai jaringan yang dimiliki, pengelola dapat bekerja sama dengan LSM dan instansi pendidikan untuk melakukan diskusi bersama masyarakat. Diskusi mengenai pentingnya menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan dibutuhkan agar baik pengelola maupun masyarakat dapat bersama-sama menjaga kawasan wisata Curug Tujuh Cilember. Strategi Komunikasi Pemasaran Weaknesses-Threats (W-T) Strategi WT didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Beberapa alternatif strategi W-T yang dirumuskan yaitu 1. Upaya Pemberian Informasi Mengenai Paket Wisata Unggulan dan Akses Menuju Lokasi Wisata Saat Promosi Minimnya informasi mengenai kawasan wisata Curug Tujuh Cilember dapat menjadi ancaman bagi pengelola. Hal ini karena pengunjung dapat berpaling ke kawasan wisata lain yang lebih popular dan mudah dijangkau. Berikut penuturan pihak pengelola: Untuk wisata alam sejenis seperti air terjun, justru Wana Wisata Curug Tujuh Cilember lebih mudah dijangkau. Yang menjadi kendala adalah akses dan kondisi jalan yang sempit Untuk itu, dalam setiap kegiatan promosi, pengelola berusaha menjelaskan selengkapnya mengenai kawasan wisata, termasuk akses dan kondisi jalan menuju lokasi wisata. Hal ini dapat menperjelas pengertian wisatawan, terutama wisatawan potensial yang berminat berkunjung dalam rombongan besar. 81

13 82 Tabel 27 Formulasi strategi komunikasi pemasaran WWCC Faktor Internal Faktor Eksternal Opportunities (Peluang) Kerja sama dengan biro perjalanan, hotel, restoran, instansi (O1) Minat pengunjung terhadap wisata alam tinggi (O2) Perkembangan teknologi seperti untuk mendukung kegiatan promosi (O3) Perhutani, Disbudpar Bogor dan Jawa Barat mendukung promosi WWCC dalam pameran wisata dan website resmi (O4) Kerja sama dengan masyarakat lokal (O5) Potensi wisatawan tinggi terutama wisatawan Timur Tengah (O6) Threaths (Ancaman) Penataan lingkungan di sekitar kawasan wisata kurang tertib (T1) Anggaran dana promosi diatur langsung oleh pusat (T2) Kecenderungan wisatawan untuk berpaling ke objek wisata lain (T3) Keberadaan wisata alam sejenis di dekat WWCC (T4) Tingkat pendidikan masyarakat lokal masih rendah (T5) Pencurian vegetasi oleh pengunjung atau masyarakat (T6) Strengths (Kekuatan) Pengelola mengikuti forum ekowisata (S1) Memperkenalkan tempat wisata melalui pameran, internet, dan roadshow (S2) WWCC diliput di berbagai media (S3) Memiliki jaringan dengan biro perjalanan wisata dan institusi pendidikan serta perusahaan swasta (S4) Pemberian diskon melalui partnership card (S5) Menggunakan sistem dan telepon untuk pemesanan berbagai paket wisata (S6) Strategi S-O Upaya kerjasama promosi dengan pihak lain (S1, S4, O1) Promosi dan pengembangan paket wisata alam, misalnya baby tree adoption (S2, S3, O2, O3, O4, O5) Promosi wisata alam melalui penggunaan sosial media (S2, O2, O3, O6) Strategi S-T Pengunggulan brand image air terjun dan taman konservasi kupu-kupu (S2, S3, T3, T4) Melakukan diskusi bersama masyarakat, LSM, instansi mengenai kelestarian lingkungan wisata (S1, S4, T1, T5, T6) Weaknesses (Kelemahan) Anggaran dana untuk promosi kurang memadai (W1) Kurangnya identity media (W2) Website resmi WWCC kurang diperbaharui (W3) Kualitas dan kuantitas SDM pengelola WWCC terutama di bidang promosi masih minim (W4) Minimnya informasi tentang WWCC terutama paket wisata (W5) Kurangnya penempatan media promosi di berbagai lokasi strategis (W6) Strategi W-O Pemanfaatan media internet sebagai penerapan green marketing communication (W5, W6, W3, W1, O3, O4) Upaya peningkatan kualitas SDM dengan pelatihan tentang promosi melalui internet serta pelatihan bahasa asing terutama bahasa arab (W4, O3, O5, O6) Pemasangan informasi paket wisata di tempat dan media potensial (W5, W6, W3, O1, O3, O4) Strategi W-T Upaya pemberian info mengenai paket wisata unggulan dan akses menuju lokasi wisata saat promosi (W5, T3, T4)

KOMUNIKASI PEMASARAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN

KOMUNIKASI PEMASARAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN KOMUNIKASI PEMASARAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN Pembahasan ini menguraikan tentang kegiatan komunikasi pemasaran, tingkat komunikasi pemasaran serta efektivitas komunikasi pemasaran Wana Wisata

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang memiliki prospek dan potensi cukup besar untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak ragam tempat wisata yang sangat indah. Tidak kalah menarik dengan tempat wisata yang berada diluar negeri. Mulai dari pantai, pegunungan,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Galih Damar Kusumo NPM : 12210915 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM LATAR BELAKANG Pada masa sekarang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Kebun Raya Bogor merupakan salah satu agrowisata yang sudah terkenal dan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan pendidikan lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Museum Gunungapi Merapi, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN Dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Pariwisata Pengelolaan merupakan suatu proses yang membantu merumuskan kebijakankebijakan dan pencapaian tujuan. Peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata, seperti

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan keindahan alami yang berpotensi menjadi tujuan wisata. Sayangnya potensi wisata ini belum ditangani

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata seperti ini dengan tujuan yang bermacam-macam. mereka bermacam-macam, seperti ingin berwisata ke lokasi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. wisata seperti ini dengan tujuan yang bermacam-macam. mereka bermacam-macam, seperti ingin berwisata ke lokasi pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan kegiatan yang bertujuan untuk rekresasi, liburan, pelancongan atau tourism. Dalam melakukan kegiatan wisata, tidak hanya individu, namun banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Penetrasi Internet di Indonesia

Gambar 1.1 Penetrasi Internet di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya mempertahan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1 1 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Aktivitas wisata dalam hakekatnya merupakan salah satu kebutuhan tersier untuk menghilangkan kepenatan yang diakibatkan oleh rutinitas. Umumnya orang berlibur ketempat-tempat

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL

Seminar Nasional IENACO ISSN: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL Rattih Poerwarini 1, Indung Sudarso 2, I Nyoman Lokajaya 3 1,2 Magister Teknik Industri ITATS, Surabaya, Jl. Arief Rahman Hakim No. 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

Lampiran 4 Panduan scoring untuk mengetahui tingkat kepentingan

Lampiran 4 Panduan scoring untuk mengetahui tingkat kepentingan LAMPIRAN 2 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Permasalahan konservasi 1. Permasalahan internal 2. Permasalahan eksternal. Variasi kegiatan di Lampiran 2 Panduan wawancara pengelolaan 1. Apa saja kekuatan, kelemahan,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data pada PT Tiga Desain Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskirpsi Lokasi Salah satu obyek wisata yang mulai banyak diminati masyarakat Gorontalo khususnya sekitar Bone Bolango adalah objek wisata Pemandian Air Terjun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet saat ini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari tiap individu. Internet merupakan jaringan global yang menyatukan jaringan komputer di seluruh dunia

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BAHJAH TOUR AND TRAVEL

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BAHJAH TOUR AND TRAVEL Nurcholisoh/35212481/3DD01 Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo,SE, MM Manajemen Pemasaran/ D3 Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma 2014 STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BAHJAH TOUR AND TRAVEL BAB I

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI

STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI Camelia Agatha Mahayu Putri I Putu Sudana I GPB. Sasrawan Mananda Email : cameliagatha@gmail.com PS. S1 Industri

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan faktor internal

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 92 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab bab sebelumnya. Sebagai pedoman dalam memberikan kesimpulan maka data-data yang dipergunakan bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang perekonomian suatu daerah. Sektor ini memiliki efek multiplier pada industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan jaman menuju arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taman Wisata Grojogan Sewu sering dinobatkan sebagai Objek Wisata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taman Wisata Grojogan Sewu sering dinobatkan sebagai Objek Wisata BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Taman Wisata Grojogan Sewu sering dinobatkan sebagai Objek Wisata Teladan Tingkat Provinsi Jawa Tengah karena memang memiliki panorama alam yang begitu

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 69-74 STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor Oleh: Jan Horas V. Purba Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Hasil analisis dari penelitian tentang pengembangan objek wisata pantai di Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Unsur

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 3 No. 2, 2015 STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI Herlita Br Tarigan Ni Putu Eka Mahadewi I Putu Sudana Email : herlitatarigan@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 140 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Strategi komunikasi pemasaran pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman menggunakan bauran pemasaran yaitu periklanan dan publisitas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pernyataan Mari Elka Pengestu selaku Menteri Pariwisata Indonesia, selama beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami peningkatan perekonomian dari sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam struktur ekonomi dan proses pembangunan negara. Hal ini disebabkan karena pariwisata dapat meningkatkan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, sukses jangka panjang perusahaan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. nilai ekonomi Objek Wisata Budaya Dusun Sasak Sade dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor ekternal yang berupa peluang dan ancaman yang dapat digunakan berdasarkan penelitian ini yaitu:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta penggerak ekonomi masyarakat. Pada tahun 2010, pariwisata internasional tumbuh sebesar 7% dari 119

Lebih terperinci

Muhammad Cendana Aji Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN.

Muhammad Cendana Aji Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN. Muhammad Cendana Aji 15213856 Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN. Latar Belakang Persaingan bisnis ritel (minimarket dan convenience

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang beragam. Hal ini didukung dengan letak geografisnya yang berdekatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Taman Pintar merupakan obyek wisata pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor utama yang diandalkan setiap negara. Seiring dengan permintaan pariwisata yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Farouk Pratama NPM : 12212790 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol 10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jakarta adalah ibukota dan pusat kebudayaan, yang berlatar belakang berbagai macam adat dan kebudayaan dengan nilai eksotis tinggi. Kota Jakarta memiliki peninggalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperkenalkan produknya pada calon konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperkenalkan produknya pada calon konsumen. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bisnis periklanan merupakan salah satu bisnis yang paling cepat perkembangannya.banyak pilihan yang diperoleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ini dilakukan di kawasan Pasar Induk Gedebage yang letaknya berada di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Panyileukan, Kelurahan Mekar Mulya. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dalam bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai tujuannya yang ingin

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara Wawancara dilakukan baik terhadap pihak internal dan pihak eksternal. Berikut adalah profil informan yang diwawancarai. a. Profil informan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. adalah responden yang pernah mengunjungi objek wisata lembah harau minimal

BAB V PENUTUP. adalah responden yang pernah mengunjungi objek wisata lembah harau minimal BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Model penelitian menggunakan variabel nilai wisatawan terhadap niat berkunjung kembali. Kriteria responden yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah responden yang pernah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge 85 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge Manajemen Player s Pool n Lounge menyusun sebuah strategi komunikasi pemasaran, dengan mengacu beberapa

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

2.2.2 Promotion Mix Penelitian Sebelumnya BAB III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Objek Penelitian

2.2.2 Promotion Mix Penelitian Sebelumnya BAB III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Objek Penelitian DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN... i HALAMAN PERSETUJUAN...... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha hingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. usaha hingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun citra positif dan mendapatkan posisi strategis dalam pasar bukanlah suatu hal yang mudah untuk meraihnya. Membutuhkan proses dan waktu yang lama untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 3.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilakukan di Daya Tarik Wisata Darajat Pass (water park) yang terletak di Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut, tepatnya di jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang merupakan daerah dengan peranan penting dalam Pariwisata di Jawa Barat. Sebagaimana diketahui,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan ditemukan penilaian terhadap tanggapan responden dan terdapat beberapa variabel yang berhubungan dengan kepuasan wisatawan. Pertama adalah variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif utama media pembelajaran, hiburan dan kesenangan. Sudah sulit

BAB I PENDAHULUAN. alternatif utama media pembelajaran, hiburan dan kesenangan. Sudah sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat tidak lagi menggunakan museum sebagai alternatif utama media pembelajaran, hiburan dan kesenangan. Sudah sulit ditemui masyarakat yang memilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG 5.1 ANALISIS MARKETING MIX PARIWISATA LAMPUNG Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, maka di indentifikasi kekuatan dan kelemahan pariwisata Lampung berdasarkan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Dalam Usaha Meningkatkan Jumlah Pelanggan Pada Derkei Futsal. Muhammad Hapriansyah

Strategi Pemasaran Dalam Usaha Meningkatkan Jumlah Pelanggan Pada Derkei Futsal. Muhammad Hapriansyah Strategi Pemasaran Dalam Usaha Meningkatkan Jumlah Pelanggan Pada Derkei Futsal Muhammad Hapriansyah 10207744 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi dan persaingan di dunia usaha yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Selama enam dekade terakhir, pariwisata telah membuktikan diri sebagai salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan diversivikasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan pelanggan, diperoleh nilai

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan pelanggan, diperoleh nilai BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dibahas pada bab V, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pelaku usaha yang bergerak di bidang penjualan produk barang maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus berkembang. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI

BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI BAB IV ANALISIS SWOT PADA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN QURBAN DI BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG PURI KABUPATEN PATI A. Analisis Data Analisis data dari penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci