UNIVERSITAS INDONESIA

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKUR EFESIENSI SEL PELTIER SEBAGAI THERMOELECTRIC GENERATOR BERBASIS MIKROKONTROLER SKRIPSI AKIT TITO ARDYANSAH DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

2 2 Ringkasan Tugas Akhir/Skripsi Nama, NPM : Akit Tito Ardyansah, Pembimbing : Dr. Prawito Judul Title : Rancang Bangun Sistem Pengukur Efisiensi Sel Peltier sebagai Thermoelectric Generator Berbasis Mikrokontroler : Design Of Peltier Cell Efficiency as Thermoelectric Generator Measurement System Based On Microcontroller ABSTRAK Thermoelectric Generator sudah lama dikembangkan dan digunakan sebagai sumber energi listrik. Teknologi ini mampu menghasilkan arus listrik memanfaatkan fenomena fisika yaitu efek Seebeck yaitu bila terdapat beda temperature antara dua sisi sambungan bahan semikonduktor akan menghasilkan aliran arus, prinsip fenomena ini merupakan kebalikan dari fenomena yang membuat teknologi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai Thermoelectric Cooler. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah sistem pengukuran yang mampu mengukur daya listrik yang dihasilkan dari sel Peltier yang digunakan dengan variasi beda temperatur dan jumlah sel Peltier yang digunakan. Penelitian ini memanfaatkan beberapa sensor yaitu sensor arus ACS712 dan sensor suhu DS18B20 one wire sebagai pengakuisisi nilai-nilai besaran yang dibutuhkan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan variasi satu hingga tiga buah sel Peltier dan serta variasi tegangan power supply untuk pemanas sebesar 11,13,15 Volt sebagai penghasil beda temperatur. Hasil menunjukan bahwa dengan rangkaian seri 3 buah Peltier akan menghasilkan daya yang lebih besar, begitupun dengan kenaikan beda temperature akan menghasilkan daya listrik yang lebih besar. Hasil didapatkan kenaikan efisiensi hingga 3.67 dengan mengubah jumlah Sel dari satu menjadi dua buah disusun seri, dan meningkat hingga 5.74 dengan mengubah penggunaan Sel dari satu menjadi tiga buah Sel tersusun seri. Kata Kunci: Efisiensi Actual, Adjusted, Carnot, Thermoelectric Generator, Sel Peltier

3 3 ABSTRACT Thermoelectric Generator has been developed and used as electrical power source for many years. This technology produces electrical current based on physic phenomenon as known with Seebeck effect wich generated electrical current when temperature difference occurs at the side of two semiconductor material wich connected with a junction. This effect is the reverse of Peltier effect wich used as thermoelectric coller. This research is aimed to create a measurement system that could measuring power due to Seebeck effect on Peltier cell with variation of temperature difference and number of Peltier cell. This research using many sensors there are current sensor ACS 712, temperature sensor DS18B20 wich connected with microcontroller ATMEGA128 with one wire as measurrand wich needed acquisitioner. The research using variation of number of Peltier cell wich used and variation of voltage that used as heater with 11,13,15 Volt as temperature difference source. The result shows that using more Peltier cell wich configurated as series will produces more power and the rising of temperature difference produces more electrical power too. Result shown that number of efficiency able to incrase by 3.67 times by added until three Peltier Cells from one Peltier Cell, and increases by 5.74 times by using two Peltier Cells from one before. Key Words: Efisiensi Actual, Adjusted, Carnot, Thermoelectric Generator, Peltier Cell

4 4 PENDAHULUAN Supply energi primer di Indonesia hingga tahun 2011 tertinggi ditempati oleh minyak bumi, sebesar 41,45 % kebutuhan energi di Indonesia diakomodir dengan hasil penggunaan minyak bumi, kita tahu bahwa cadangan minyak bumi jumlahnya sangatlah terbatas dan bukan merupakan sumber daya alam yang reversible atau terbarukan. Sementara jumlah populasi manusia yang semakin berkembang menyebabkan kebutuhan akan energi yang juga naik, maka dibutuhkan sumber energi yang lebih banyak atau pengolahan pengkonversian sumber energi yang sudah ada menjadi lebih baik dan effisien. Indonesia sendiri pada tahun 2011 lalu telah mengkonsumsi sebanyak 1,114,766,960 energi total dari berbagai sector dalam satuan BOE (Barrel Oil Equivalent) dengan sektor rumah tangga yang paling banyak mengkonsumsi energi sebesar 314,114,684 BOE [1]. Thomas Johann Seebeck pada tahun 1821 melakukan percobaan dengan menggunakan tembaga dan besi yang disambungkan sehingga terhubung, salah satu dari kedua logam tersebut diberikan panas sehingga suhunya naik, dan logam satunya suhunya dijaga tetap konstan. Jarum kompas yang diletakan diatara kedua sambungan tersebut mengalami pergeseran yang menandakan terdapat medan magnet pada daerah sekitar sambungan tersebut [2]. Menurut Ampere dalam kondisi tersebut medan magnet yang timbul diakibatkan karena adanya arus listrik yang terjadi. Jean Charles Peltier melanjutkan penelitian Seebeck namun dengan perlakuan yang berbeda. Kedua sambungan logam tersebut diberikan arus listrik. Hasilnya terjadi pelepasan panas pada salah satu logam, dan penyerapan panas pada logam lainnya yang sesuai dengan arah arus listrik yang diberikan pada sambungan logam tersebut. Penemuan ini kemudian dikenal sebagai efek peltier yang mendorong teknologi konversi panas menjadi listrik atau yang dikenal sebagai thermoelectric generator. Teknologi thermoelectric generator dapat dimanfaatkan untuk mengakomodasi panas yang terbuang oleh perangkat, tidak akan mempengaruhi

5 5 efesiensi kerja dari perangkat tersebut namun dapat dimanfaatkan untuk mengakomodasi energi yang terdisipasikan sehinggak dapat dimanfaatkan dan tidak terbuang begitu saja ke lingkungan. Memanfaatkan teknologi thermoelectric ini juga sangat perlu untuk diketahui seberapa besar efesiensi dari perangkat ini atau dengan kata lain ingin diketahui kemampuan dari perangkat ini untuk mengubah panas menjadi listrik pada penelitian yang berjudul Rancang Bangun Sistem Pengukur Efesiensi Sel Peltier Sebagai Thermoelectric Generator Berbasis Mikrokontroler ini. TEORI DASAR Fisikawan Jerman bernama Thomas Johhan Seebeck pada tahun 1821 menemukan bahwa jarum kompas berbelok akibat loop tertutup yang dibentuk oleh gabungan dua logam di dua tempat, dikarenakan terdapat perbedaan temperatur pada kedua sambungan ini. Seebeck tidak menyadari peristiwa ini disebabkan oleh karena timbulnya arus listrik, semula efek ini disebut sebagai efek thermomagnetic dan kemudian oleh fisikawan Hans Christian Orsted diperbaiki dan diberi istilah thermoelectric [2]. Sel perltier merupakan piranti thermoelectric yang bekerja berdasarkan prinsip fenomena efek peltier. Efek peltier terjadi dimana terdapat arus yang melintasi sambungan dari dua buah logam atau semikonduktor yang berbeda jenis [2]. Bergantung pada arah dari arus yang melewati sambungan tersebut, salah satu dari sambungan konduktor tersebut akan melepas atau menyerap panas.

6 6 Gambar 1. Konfigurasi modul thermoelectric Pengukuran efisiensi Sel Peltier pada penelitian ini dilakukan pengukuran tiga metode efisiensi yaitu efisiensi Carnot, efisiensi Actual, dan Adjusted yang masing-masing memiliki rumus perhitungan sendiri seperti berikut : Efisiensi Carnot dimana : ε carnot = efesiensi carnot T H = temperatur dingin = temperatur panas T C!!"#$%& =!!!!!!! (1) Efisiensi Actual!!"#$!% =!"!! =!!!!!"!#$!!!! (2) dimana : Vw = Tegangan keluaran Sel Peltier ketika hambatan beban terpasang Rbeban = hambatan beban yang digunakan Vh = tegangan yang dihasilkan power supply Ih = arus yang dihasilkan power supply

7 7 Efisiensi Adjusted Keterangan η adj P W P H P H (open) I w R r η!"# = (!!!!!!!)!!!!! (!"#$) (3) = efesiensi adjusted = daya dihasilkan peltier = daya pada terukur pada heater = daya terukur pada heater ketika resistor beban dicabut = arus keluaran peltier = resistor beban = hambatan dalam peltier EKSPERIMEN Sistem pengukur efesiensi sel peltier ini dibuat untuk mendapatkan nilai efesiensi yang dihasilkan sel peltier sebagai thermoelectric generator dengan variasi tegangan yang dihasilkan oleh power supply yang digunakan, temperatur, juga jumlah sel peltier. Diagram alur kerja dari sistem ini dapat dilihat pada Gambar 2 Sistem ini menggunakan sel peltier sebagai piranti yang diukur efesiensinya, sel peltier memiliki dua sisi permukaan yang berbeda yaitu sisi panas dan sisi dingin. Piranti tersebut pada sistem ini bekerja sebagai thermoelectric generator yaitu piranti yang dapat menghasilkan arus listrik akibat adanya beda temperatur. Proses mendapatkan output dari sel peltier ini adalah salah satu sisinya diberikan suhu panas dan sisi lainnya diberikan suhu dingin sehingga terjadi beda temperatur antara kedua sisinya. Suhu panas diberikan dengan menggunakan Power Supply yang terkopel dengan motor servo dikendalikan oleh microkontroler dan terhubung dengan resistor beban yang akan digunakan sebagai heater untuk peltier. Temperatur pada heater akan diakuisisi dengan menggunakan sensor suhu DS18B20 yang terhubung dengan microkontroler ATMEGA128 sehingga nilainya dapat dipantau dan dicatat. Membuat sisi dingin pada peltier menggunakan sistem pendingin yang dirancang untuk dapat

8 8 mengalirkan suhu dingin berasal dari air es yang dipompa menuju mekanik pendingin, temperaturnya pun diakuisisi dengan menggunakan sensor suhu DS18B20. Daya keluaran dari power supply untuk sistem heater akan diukur dengan menggunakan sensor arus ACS 712 sebagai pengakuisisinya dan tegangan keluarannya diukur dengan menggunakan ADC yang terhubung pada mikrokontroler. Gambar 2. Blok diagram sistem HASIL PEMBAHASAN Pengukuran dilakukan dengan melakukan variasi tegangan yang diberikan untuk menimbulkan panas pada reservoir panas, selain itu jumlah Sel Peltier yang digunakan juga divariasikan hingga 4 Sel, nilai resistor beban yang digunakan

9 9 juga diubah dengan menggunakan sebesar 2.2 Ohm dan 20 Ohm, berikut hasilnya dalam table : Tabel 1 data hasil pengukuran variasi temperature pada 1 Sel Peltier R beban 2.2 Ohm V Supply (V) 1 Sel Peltier efisiensi(%) I supply Vw (V) Vp (V) r(ω) delta T ( o C) Carnot Actual adj (A) Tabel 2 data hasil pengukuran variasi temperature pada 2 Sel Peltier R beban 2.2 Ohm V supply (V) 2 Sel Peltier Efesiensi(%) I supply Vw (V) Vp (V) r(ω) delta T ( o C) Carnot actual Adj (A) Tabel 3 data hasil pengukuran variasi temperature pada 3 Sel Peltier R beban 2.2 Ohm V supply (V) 3 Sel Peltier Efisiensi(%) I supply Vw(V) Vp(V) r(ω) delta T ( o C) Carnot actual Adj (A) dengan meninjau berdasarkan kenaikan tegangan power supply yang mengakibatkan perbedaan pada suhu equilibrium menyebabkan perbedaan temperatur yang terjadi dalam sistem menyebabkan kenaikan tegangan keluaran pada Sel Peltier yang digunakan ketika diberikan hambatan beban (V w ) begitupun pada tegangan keluaran yang dihasilkan oleh sel peltier ketika hambatan beban dilepas (V p ) bernilai lebih tinggi karena tidak ada kerja yang dilakukan. Efesiensi actual dipengaruhi oleh tegangan dan arus yang dihasilkan oleh power supply serta daya yang dihasilkan oleh sel peltier ketika melakukan kerja. Maka efesiensi

10 10 yang terukur akibat adanya perubahan temperatur juga akan meningkat. Pada masing-masing pengukuran jelas terlihat bahwa peningkatan temperatur yang terjadi pada sistem akan menyebabkan peningkatan tegangan keluaran dari sel peltier baik saat melakukan kerja(terpasang resistor beban) maupun tidak sehingga hasilnya seperti apa yang telah dikemukakan Seebeck melalui persamaan Seebeck yang telah dituliskan sebelumnya, jika konstanta Seebeck bernilai konstan maka hasil tegangan keluaran dari Sel Peltier akan bergantung pada beda temperatur yang dirasakan. Nilai efesiensi carnot tentu akan bertambah ketika temperatur panas bertambah karena merupakan representasi dari energi yang dihasilkan untuk melakukan kerja, semetara nilai efesiensi adjusted merupakan usaha untuk menambahkan kembali nilai energi yang hilang akibat panas yang terkonveksikan atau teradiasikan bahkan tersalurkan pada blok dingin. Nilai efesiensi adjusted sangat tergantung pada kondisi lingkungan ketika pengukuran terjadi karena bila terjadi perbedaan temperatur maka kesetimbangan antara sistem dan lingkungan akan berbeda. Variasi beda temperatur menyebabkan kenaikan efisiensi yang dihasilkan Sel Peltier pada masing-masing pengukuran dengan variasi jumlah Sel Peltier. Pada penggunaan satu buah Sel dengan menaikan beda temperatur dari C hingga C efisiensi bertambah % dari semula, sedangkan untuk penambahan beda temperature hingga C efisiensi yang dihasilkan bertambah hingga 50%. Menggunakan dua buah Sel Peltier dan beda temperature dinaikan dari C hingga C menghasilkan kenaikan efisiensi hingga 27.27% dan sebesar 36.36% ketika dinaikan hingga C. Pada penggunaan 3 buah Sel dihasilkan kenaikan efisiensi sebesar 80% dari semula ketika beda temperature dinaikan dari C menjadi C, dan mengalami kenaikan hingga 200% ketika beda temperature dinaikan hingga C. Variasi jumlah sel peltier juga meningkatkan nilai efesiensi yang dihasilkan, pengukuran dilakukan dengan memberikan beda temperatur yang tetap untuk masing-masing variasi peltier yang digunakan yaitu hingga tiga peltier dirangkai secara seri, data,,menunjukan bahwa terjadi kenaikan nilai tegangan keluaran peltier (V p ), begitu juga dengan nilai efesiensi yang dihasilkan oleh Sel

11 11 Peltier. Tercatat nilai efisiensi Sel Peltier naik sebesar 1.23 kali ketika jumlah Sel Peltier yang digunakan diubah dari satu buah menjadi tiga buah Sel Peltier dirangkai secara seri, dan naik sebesar 1.78 kali ketika jumlah Sel diubah dari satu buah menjadi dua buah Sel Peltier dirangkai seri. Pengukuran sebelumnya menunjukan bahwa nilai resistansi dari sel Peltier yang digunakan rata-rata sekitar 3 Ohm dengan demikian maka nilai hambatan beban yang digunakan sebelumnya relative terlalu kecil jika dibandingkan dengan hambatan dalam peltier, jika digunakan variasi tiga peltier disusun seri tentu nilai hambatan beban akan menjadi lebih kecil dibandingkan hambatan dalam, maka variasi berikutnya adalah mengganti nilai hambatan beban menjadi 20 Ohm dan melihat pengaruhnya terhadap tegangan keluaran peltier dan efesiensi yang dihasilkannya. Berikut data hasil pengukuran menggunakan resistor beban 20 Ohm Tabel 0.1 data hasil pengukuran variasi temperature pada 1 Sel Peltier R beban 20 Ohm V supply (V) 1 Sel Peltier Efesiensi(%) I supply Vw (V) Vp (V) r(ω) delta T ( o C) Carnot Actual adj (A) Tabel 0.2 data hasil pengukuran variasi temperature pada 2 Sel Peltier R beban 20 Ohm V supply (V) 2 Sel Peltier Efesiensi(%) I supply Vw (V) Vp (V) r(ω) delta T ( o C) Carnot Actual Adj (A) Tabel 0.3 hasil pengukuran variasi temperature pada 3 Sel Peltier R beban 20 Ohm 3 Sel Peltier Efesiensi(%) I supply V supply (V) Vw (V) Vp (V) r(ω) delta T ( o C) Carnot Actual Adj (A) Perlakuan yang sama diberikan seperti pada pengukuran menggunakan 2.2 Ohm menghasilkan keluaran berupa tegangan peltier yang lebih besar daripada ketika

12 12 digunakan hambatan beban 2.2 Ohm seperti pada teori penghitungan nilai tegangan pada sebuah resistor pembagi tegangan dimana tegangan keluarannya yaitu!!"# =!"! (4.1)!!! Untuk mendapatkan nilai tegangan terukur yang lebih tinggi maka nilai resistansi dalam harus sangat kecil atau nilai hambatan beban harus sangat besar. Hal tersebut terbukti dari hasil keluaran ketika menggunakan hambatan beban sebesar 20 Ohm dihasilkan tegangan keluaran peltier ketika terdapat resistor(v w ) nilainya mendekati tegangan keluaran peltier ketika hambatan beban tidak terpasang(v p ). Melihat efesiensi yang dihasilkan, jika dibandingkan dengan efesiensi yang dihasilkan ketika menggunakan hambatan beban sebesar 2.2 Ohm terlihat kenaikan nilai efesiensi pada pengukuran menggunakan dua dan tiga Sel Peltier. Kenaikan tersebut juga dipengaruhi besar nilai koefisien Seebeck dari masingmasing Sel Peltier yang disusun seri sehingga nilai koefisien Seebeck total adalah nilai dari ketiganya, masing-masing Sel Peltier juga menyumbang tegangan keluarannya masing-masing sehingga bila dirangkai secara seri akan menyebabkan nilai total tegangan keluarannya merupakan penjumlahan dari tegangan keluaran dari ketiganya. Menaikan perbedaan temperature pada kedua blok reservoir meningkatkan besar nilai tegangan Sel Peltier yang terukur. Pada penelitian yang dilakukan perbedaan temperature setiap pengukuran variasi Sel Peltier dinaikan dari rata-rata C, 38,75 0 C, dan 50 0 C masing-masing beda temperature menghasilkan nilai efisiensi yang berbeda-beda untuk masing-masing variasi jumlah Sel Peltier yang digunakan. Pada satu Sel Peltier dengan menaikan beda temperature dari C menjadi C meningkatkan efisiensi yang dihasilkan hingga 1.33 kali atau 33,33%, sementara setelah dinaikan hingga C efisiensi naik menjadi 1.67 kali atau bertambah 66,66% dari awalnya. Untuk dua Sel Peltier tentu kenaikannya juga bertambah yaitu pada kenaikan beda temperature dari C menjadi C efisiensinya naik 1.27 kali semula atau bertambah 27,27% dari awal, kenaikan lebih tinggi didapat ketika beda temperature dinaikan hingga C didapat kenaikan sebesar 1.72 kali dari semula atau bertambah 72,72% dari awalnya. Begitupun ketika menggunakan tiga buah Sel Peltier

13 13 kenaikan sebesar 1.56 kali didapat dengan menaikan beda temperature dari C hingga C, dan beda temperature dinaikan hingga C efisiensinya menjadi 1.68 kali semula atau bertambah 68,75% dari semula Berdasarkan data yang didapat dengan menambah jumlah Sel Peltier hingga tiga buah meningkatkan nilai efisiensinya sebesar 474% atau 5.74 kali dari efisiensi yang dihasilkan oleh satu buah Sel Peltier pada setiap variasi temperature yang diberikan, dan kenaikan sebesar 267% atau 3.67 kali dengan mengubah dari menggunakan satu buah Sel Peltier menjadi dua buah Sel yang dirangkai seri. Hasil rangkaian seri akan menghasilkan tegangan keluaran dari Sel Peltier akan semakin besar untuk setiap penambahan jumlah Sel yang dihasilkannya. Tercatat kenaikan dari tegangan keluaran Sel Peltier sebesar 0.45 Volt naik menjadi 0.92 Volt dengan penambahan menjadi tiga buah Sel Peltier. Perubahan tegangan keluaran dari Sel Peltier pada masing-masing perbedaan variasi temperature selain disebabkan oleh beda temperature yang diberikan pada sisi Sel Peltier, juga disebabkan oleh nilai koefisien Seebeck yang berubah dengan adanya perubahan temperature [16]. Umumnya pada bahan Semikonduktor bismuth telluride nilai koefisien Seebeck akan terus naik hingga suhu 80 0 dan turun kembali setelah diatas suhu tersebut membentuk kurva parabola. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut : Sistem pengukur efisiensi Sel Peltier berbasis mikrokontroler telah berhasil dibuat Nilai efisiensi dari Sel Peltier akan naik seiring dengan kenaikan beda temperature yang diberikan, semakin banyak jumlah Sel Peltier juga menambah besar tegangan keluarannya o Sebesar 1.23 kali dengan mengubah dari satu Sel menjadi tiga Sel Peltier, dan 1.78 kali ketika diubah menggunakan dua buah Sel dengan hambatan beban digunakan 2.2 Ohm

14 14 o Sebesar 5.74 kali dengan mengubah dari satu Sel menjadi tiga Sel Peltier, dan 3.76 kali ketika diubah menggunakan dua buah Sel dengan hambatan beban digunakan 20 Ohm Nilai efesiensi dari Sel Peltier akan naik bila perbedaan temperature diperbesar o Untuk 1 buah Sel naik hingga 16.16% pada perubahan temperature C menjadi C, dan naik 50% ketika C. nilai R load sebesar 2.2 Ohm o Untuk 2 buah Sel naik hingga 27.27% pada perubahan temperature C menjadi C, dan naik 36.36% ketika C. nilai R load sebesar 2.2 Ohm o Untuk 3 buah Sel naik hingga 80% pada perubahan temperature C menjadi C, dan naik 200% ketika C. nilai R load sebesar 2.2 Ohm o Untuk 1 buah Sel naik hingga 33.33% pada perubahan temperature C menjadi C, dan naik 66.66% ketika C. nilai R load sebesar 20 Ohm o Untuk 2 buah Sel naik hingga 27.27% pada perubahan temperature C menjadi C, dan naik 72.72% ketika C. nilai R load sebesar 20 Ohm o Untuk 2 buah Sel naik hingga 56.25% pada perubahan temperature C menjadi C, dan naik 68.75% ketika C. nilai R load sebesar 20 Ohm SARAN Berikut saran dari penulis : Sistem isolasi untuk pemanas dan pendingin harus benar-benar baik sehingga mengurangi panas yang berpindah dari reservoir panas ke reservoir dingin Gunakan teknik pendinginan yang lebih baik Kondisi lingkungan untuk setiap pengukuran harus dijaga agar tetap sama. Lakukan pengukuran dengan temperature yang lebih tinggi

15 15 DAFTAR PUSTAKA [1] Pusdatin ESDM. (2012). Handbook of Energy & Economic Statistic of Indonesia. Jakarta : Kementrian Energy dan Sumber Daya Mineral. [2] Fraden, Jacob. Handbook of Modern Sensors:Physics, Designs and Applications. New York: Springer, [3] repository.library.uksw.edu Diakses pada Selasa 27 Agustus pukul WIB [4] Diakses pada Selasa 27 Agustus pukul [5] Dh, Shepta.Rancang Bangun Sistem Pengukur Efesiensi Sel Peltier Berbasis Mikrokontroler FMIPA UI, [6] Tellurex. Peltier Frequently Asked Question About Our Cooling and Heating Technology International Drive Traverse City, MI [7] Tellurex. Peltier Frequently Asked Question About Our Power Generating Technology International Drive Traverse City, MI [8] Diakses pada Selasa 27 Agustus pukul [9] elib.unikom.ac.id/download.php?id= diakses pada Selasa 27 Agustus pukul [10] Diakses pada Rabu 28 Agustus pukul [11] breakout/ Diakses pada Rabu 28 Agustu pukul [12] efektivitas Diakses pada Rabu 28 Agustus pukul [13] Pasco Scientific Thermal Efficiency Apparatus, Instruction Manual and Experiment Guide for The Pasco Scientific Model TD-8564, febuari-2012.(11.59) [14] Diakses pada Rabu 28 Agustus pukul 11.00

16 16 [15] diakses pada Rabu 28 Agustus [16] Piotr Dziurdzia (2011). Modeling and Simulation of Thermoelectric Energy Harvesting Processes, Sustainable Energy Harvesting Technologies - Past, Present and Future, Dr. Yen Kheng Tan (Ed.), ISBN: , InTech [17] Trianto, Bayu Pengujian Thermoelectric Generator Menggunakan Dua Belas Modul Thermoelectric Untuk Aplikasi Kendaraan Hybrid.FTUI [18] Dallas Semiconductor. DS18B20 Programmable Resolution 1-Wire Digital Thermometer Data Sheet. [19] Allegro Microsystem. ACS712 Fully Integrated, Hall Effect-Based Linear Current Sensor IC with 2.1 kvrms Isolation and a Low-Resistance Current Conductor. LLC Northeast Cutoff Worcester, Massachusetts U.S.A [20] Handayani. Sri, Damari. Ari. Fisika untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, [21] Suprayitno, Jumari. Perancangan Programmable Power Supply 30 Volt 10 Ampere Berbasis Mikrokontroler. FMIPA UI, [22] Miftahul Khoyri, Nanda. Sistem Pengukuran Ketinggian Zat Cair Menggunakan Metode Radiasi Nuklir Berbasis Mikrokontroler dan LabVIEW. FMIPA UI, 2013.

17