JURNAL KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA SURAT KABAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA SURAT KABAR"

Transkripsi

1 JURNAL KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA SURAT KABAR (Studi Analisis Wacana Berita DPRD VS Gubernur DKI Jakarta Terkait Anggaran Dana APBD DKI Jakarta Tahun 2015 di Kompas Edisi Bulan Februari Maret 2015) Oleh : Haryanti Rahmaningsih D Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

2 KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA SURAT KABAR (Studi Analisis Wacana Berita DPRD VS Gubernur DKI Jakarta Terkait Anggaran Dana APBD DKI Jakarta Tahun 2015 di Kompas Edisi Bulan Februari Maret 2015) Haryanti Rahmaningsih Mursito Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract The Government in Indonesia was never separated from the name conflict. One of them contained in the proclamation of the newspapers linked the conflict designation GRANT DKI Jakarta between Governor and DPRD. The conflict originated from the difference version of GRANT and continuing with findings stealth in GRANT funds DPRD version. But on the other hand DPRD accused the Governor of falsified GRANT. This study was conducted to determine how the Kompas newspaper in constructing the budget-related news Jakarta GRANT 2015 edition in February- March, Data collection techniques that researchers use is by clipping or collecting news texts and other information sources that discuss about the case of a GRANT Fund budget by 2015 Jakarta Edition February-March This research uses the model of discourse analysis techniques Teun A. Van Dijk which are qualitative with operates on the meaning of the text. Elements of the discourse of Van Dijk have three components, that is: macro-structure, superstructure, and micro-structure. Then the selected data will be analyzed textually through word choice, word placement, the use of language as well as the election or element contained in the element table discourse Van Dijk with based on the table so that the retrieved a conclusion. The conclusion of how the Kompas newspapers in constructing related news budget funds GRANT Jakarta 2015 Edition February-March 2015 is Kompas delivered the news with a straightforward. Keywords: discourse analysis, commit Van Dijk, to user GRANT DKI Jakarta, Kompas. 1

3 Pendahuluan Realitas di media yang menyebutkan bahwa pemerintahan di Indonesia tidak pernah lepas dari yang namanya konflik dalam menjalankan pemerintahan adalah faktual. Seperti pemberitaan tentang partai-partai politik di Indonesia yang berselisih paham dalam memperoleh dukungan dari masyarakat pada pemilu. Konflik dalam pemilu selalu terjadi bahkan Kepolisian Republik Indonesia memperkirakan pada Pemilihan Umum 2014, baik legislatif maupun presiden, rawan konflik sosial antarmassa pendukung partai. (Tempo, 5 Februari 2014). Pemberitaan lainnya mengenai berita konflik adalah terkait dengan TNI dan Polri. Kedua lembaga tinggi negara di Indonesia ini terlibat konflik yang berkepanjangan. Beberapa tahun terakhir terhitung dari tahun 2014 konflik TNI dan Polri semakin sering terjadi, bahkan sudah amat meresahkan masyarakat, Presiden Joko Widodo telah meninstruksikan para pejabat terkait segera mencari solusi bersifat menyeluruh dan permanen. Akar permasalahannya adalah sikap kebanggaan yang berlebihan sehingga merasa lebih hebat dan kecemburuan akibat jomplangnya kesejahteraan. Solusinya adalah perlu adanya kelompok kerja gabungan TNI dan Polri yang serius dan melibatkan sosiolog, psikolog dan ahli lainnya (Kompas, 6 Desember 2015, hal. 7). Dari realitas diatas menunjukan bahwa media massa telah memberikan pandangan masyarakat dibidang politik dengan mengangkat topik berita terkait dengan fenomena yang mengandung konflik dikarenakan memiliki nilai berita atau news value. Pemberitaan mengenai konflik yang terjadi dalam kasus kasus tersebut berhubungan dengan kekuasaan dan anggaran. Untuk itu persaingan ketat dalam memperebutkan kekuasaan di Indonesia setiap tahunnya semakin menarik dimana minat masyarakat semakin besar dalam mendukung berjalannya roda pemerintahan. Konflik seolah sudah menjadi intisari dari pemberitaan media massa di Indonesia, yang terlihat dari beberapa pemberitaan diatas. Pemberitaan mengenai konflik lainnya terkait dengan anggaran negara yang juga memiliki news value karena menyangkut dengan uang rakyat. 2

4 Pemberitaan mengenai konflik terjadi pula di DKI Jakarta kaitannya dengan anggaran daerah yaitu tentang DPRD DKI dan Gubernur DKI Jakarta bersitegang terkait APBD DKI tahun Kasus APBD DKI ini semakin disoroti oleh surat kabar karena terjadi di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dimana pusat pemerintahan dilaksanakan pada daerah tersebut dan juga Jakarta merupakan daerah ibu kota negara Indonesia. Ibukota Negara DKI Jakarta menjadi sorotan berbagai media massa baik cetak maupun elektronik dikarenakan anggaran APBD kasus yang bermula ketika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melaporkan indikasi dana siluman kepada Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi dan mendatangi istana negara untuk menemui mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pula pada Jumat 27 Februari Media cetak surat kabar Kompas dipilih karena kemampuannya untuk memberikan informasi secara lebih jelas, logis dan lengkap. Kemampuannya untuk menginvestigasi kehidupan masyarakat dan persolan masyarakat melalui penyajian berita dan opini sekaligus, sehingga masyarakat memperoleh pengetahuan tentang persoalan secara lengkap. Aspek kajian penelitian ini dalam bidang ilmu komunikasi adalah berupa pesan yang disampaikan oleh media massa yaitu sebagai komunikator. Dalam komunikasi massa pesan diproduksi oleh berbagai surat kabar dengan melalui beberapa proses dan prosedur yang ada sesuai dengan kebijakan pers yang ada di negaranya dalam bentuk teks berita. Komunikasi memiliki dua mahzab yaitu dapat dipandang sebagai proses pemaknaan tanda yang berupa pesan (Fiske, 2010: 8-9). Surat kabar yang dipilih dalam penelitian ini adalah surat kabar nasional Kompas mengkonstruksi realitas berita terkait DPRD VS Gubernur DKI Jakarta Terkait Anggaran Dana APBD DKI Jakarta Tahun 2015 edisi bulan Februari Maret Periode tersebut dipilih karena pada edisi ini awal mulanya kasus dana siluman APBD DKI menghebohkan seluruh Indonesia. Dengan menggunakan analisis wacana, teks dalam media surat kabar Harian Kompas terkait pemberitaan DPRD VS Gubernur DKI Jakarta Terkait Anggaran Dana APBD DKI Jakarta Tahun Analisis wacana merupakan ilmu yang 3

5 mempelajari mengenai konteks yang terdapat dapat dalam sebuah teks dan bahasa pada pemberitaan. Dalam teks berita, fungsi bahasa dalah sebagai penyampai peristiwa dengan terstruktur secara tekstual. Perumusan Masalah Penelitian ini akan berfokus pada bagaimana surat kabar Kompas dalam mengkonstruksi berita terkait anggaran dana APBD DKI Jakarta tahun 2015 edisi bulan Februari Maret 2015? Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pandang wartawan dalam menulis teks berita anggaran dana APBD DKI Jakarta tahun 2015 di koran kompas edisi bulan Februari Maret Kajian Pustaka 1. Kriteria layak cetak berita Berita adalah cerita tentang suatu peristiwa baik dalam bentuk teks maupun gambar maupun lain sebagainya. Berita merupakan informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang (Kusumaningrat, 2009: 40). Berita memiliki dua jenis yaitu berita feature dan berita lugas. Berita lugas mengutamakan penyampaian informasi yang cepat, lugas, langsung keinti dan ringkas. Jurnalisme seringkali disebut sebagai literature in a hurry dikarenakan pekerjaan jurnalistik ada unsur ketergesa-gesaan (Kusumaningrat, 2009: 126). Sehingga teknik-teknik penulisan berita dalam surat kabar mengacu pada kecepatan yang bentuknya singkat, padat, dan ringkas. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). 4

6 Ada dua pendekatan dalam penulisan berita yaitu penulisan berita obyektif dan penulisan berita interpretatif (Mursito, 2013: 98). Pendekatan obyektif berpendapat bahwa berita harus sepenuhnya berasal dari fakta di lapangan. Sedangkan berita interpretatif adalah berita yang berasal dari lapangan tetapi dilengkapi dengan fakta-fakta lain, baik berupa data-data dari dokumentasi tertulis maupun peristiwa-peristiwa ditempat lain dan di masa lalu. Format berita interpretatif dikoran merupakan jawaban terhadap publik yang membutuhkan berita dengan kedalaman. Karena berita interpretatif merupakan berita yang dilengkapi dengan fakta atau data lain untuk menjelaskan berita bukan interpretasi subyektivitas wartawan dengan memasukan opininya. Berita memiliki kriteria layak cetak yang berhubungan dengan etika, norma, kesusilaan, privasi, serta konflik sektarian (SARA). Layak cetak atau siar merupakan syarat berita karena berita yang tidak layak bisa menimbulkan dampak buruk terhadap publik atau publik tertentu. Apabila news value (nilai berita) adalah syarat kualitas berita maka fit to print (layak cetak) adalah syarat kualitas etis (Mursito, 2013: 96). Media cetak dalam menyajikan konten berita harus memenuhi prinsipprinsip serta elemen-elemen pemberitaan, supaya pembaca dapat mengerti dan menafsirkan maksud dari isi berita yang disajikan tersebut. Media cetak yang biasanya memuat berita adalah surat kabar, salah satunya seperti Harian Kompas yang menyajikan pemberitaan secara lengkap, padat dan bermakna. 2. Jurnalistik Media Cetak Jurnalistik atau jurnalisme berasal dari kata journal yang berarti catatan harian atau juga berarti surat kabar. Jurnalistik merupakan suatu proses yang dilakukan dalam menghimpun berita yang akan diproduksi dan disebarluaskan kepada pembacanya. MacDougall menyebutkan bahwa jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari berita, mencari fakta dan melaporkan peristiwa (Kusumaningrat, 2009: 15). 5

7 Semua kegiatan jurnalistik terutama kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun berita oleh wartawan disebut dengan pers. Untuk itu pers memiliki delapan fungsi pokok, diantaranya adalah sebagai berikut: (Kusmaningrat, 2009: 27-29) a. Fungsi informatif, dimana pers berfungsi memberikan informasi atau berita kepada khalayak dengan cara yang terstruktur. b. Fungsi kontrol, dimana pers mengawasi dan menyelidiki apa yang menyangkut mengenai pekerjaan pemerintah atau perusahaan. c. Fungsi interpretatif dan direktif, dimana pers memberikan interprestasi dan petunjuk-petunjuk bagi masyarakat. d. Fungsi menghibur, dimana pers selain menyajikan informasi juga berfungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat. e. Fungsi regenerati, dimana pers membantu menyampaikan informasi kepada generasi kegenerasi yang baru agar terjadi proses regenerasi dari angkatan yang sudah tua kepada yang lebih muda. f. Fungsi pengawalan hak-hak warga Negara, dimana pers mengawal dan mengamankan hak-hak pribadi masyarakat. g. Fungsi ekonomi, dimana pers melayani sistem ekonomi melalui iklan. h. Fungsi swadaya, dimana pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuanya agar dapat membebaskan diri dari pengaruh-pengaruh serta tekanan-tekanan dalam bidang keuangan. Dari fungsi pers diatas menunjukkan bahwa fakta dalam jurnalistik sangatlah penting. Fakta atau kenyataan dalam jurnalistik adalah fenomena yang keberadaaanya sama-sama bisa dilihat, dibuai, atau dirasakan oleh mereka yang hadir ditempat fenomena itu berada oleh wartawan (Mursito, 2012: 4). Untuk itu sebagai wartawan memiliki tanggung jawab yang besar dalam bidang jurnalistik ini. Profesi wartawan dipandang sebagai profesional jika dibandingkan dengan profesi buruh lainnya. Profesi wartawan memiliki fungsi vital dan dapat dikatakan sebagai ujung tombak dalam proses penyampaian informasi. Seperti kutipan berikut wartawan yang paling menentukan dan ujung tombak media karena berhadapan langsung dengan realitas empirik dimana wartawan harus memilih menyeleksi, mempersepsi, dan menginterpretasikan obyek berita (Mursito, 2012 : 32). 6

8 3. Komunikasi Sebagai Pembangkitan Makna Komunikasi terdapat dua cara pandang utama yaitu komunikasi sebagai transmisi pesan dan sebagai proses. Proses melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Berkenaan dengan pesan teks dalam kebudayaan yang menggunakan pertandaan (signification). Studi komunikasi adalah studi tentang teks dan kebudayaan. Metode studi yang utama adalah semiotik. Sebagai proses komunikasi cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial dan memusatkan pada tindakan komunikasi. Semiotik memandang interaksi sosial sebagai yang membentuk individu sebagai anggota dari suatu budaya atau masyarakat tertentu (Fiske, 2010: 8-9). Pendekatan radikal dalam komunikasi menyebutan bahwa komunikasi bukan sebagai proses melainkan sebagai pembangkitan makna (the generation of meaning) (Fiske, 2010: 59). Komunikasi memusatkan perhatian pada apakah yang membuat tulisan diatas kerta atau suara diudara menjadi pesan. Berbicara tentang makna pesan komunikasi berarti membicarakan pula tentang tanda. Studi tentang tanda dan cara tanda-tanda bekerja dinamakan semiotika atau semiologi. Dalam pandangan komunikasi sebagai wacana (communication as disource) semua bentuk desaource: surat, berita, feature, opini (beberapa ragam dari wacana teks) adalah hasil pekerjaan sadar para pembuat dalam memprodukasi realitas. Dalam perspektif teori ini tak ada faktor kebetulan dalam wacana. Semua aspek wacana: bahasa, fakta, penyiaran, te;ah diperhitungkan secara matang. Perspektif ini percaya bahwa pembuat wacana perbuatan yang disadari kalau tidak oleh kreatornya maka oleh khalayaknya (Hamad, 2010: 77). 4. Konstruksi Realitas Sosial Dalam penjelasan ontologis paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Kebenaran realitas sosial bersifat relatif yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai sesuai oleh pelaku sosial (Hidayat dalam Bungin, 2006: 191). 7

9 Realitas sosial itu ada dipandang dari subyektivitas dan dunia objektif disekeliling realitas sosial itu. Realitas sosial hasil ciptaan manusia yang kratif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya. Seperti pandangan Max Weber dalam Bungin (2006: 192) yang melihat realitas sosial sebagai perilaku sosial yang memiliki makna subjektif, karenanya perilaku memiliki tujuan dan motivasi. Peter L.Berger dan Thomas Luckman mengenalkan istilah konstruksi sosial atas realitas (social constraction of reality) melalui buku The Social Constraction of Reality, a Treatise in the Sociological of Knowledge tahun Yang kemudian dikutip dalam Bungin (2006: 193) yaitu gambaran mengenai proses sosial melalui tindakan dan interaksinya dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Asal mulanya konstruksi sosial ini dari filsafat konstruktivisme yang dimulai dari gagasan konstruktif kognitif. Konstruksi realitas sosial adalah fakta atau peristiwa yang terjadi dimasyarakat yang telah diceritakan kembali. Realitas sosial yang terjadi diceritakan kembali dengan sesuai dengan gaya bahasa yang digunakan oleh komunikator dengan tujuan tertentu disampaikan kepada komunikannya. 5. Konstruksi Realitas Media Realitas dalam media baik cetak maupun elektronik memiliki peran sebagai bahan pemberitaan. Realitas media adalah realitas empiris yang di konstruksi media menjadi berita dan format-format informasi yang lain (feature, pojok, artikel, infotainment) (Mursito, 2012: 7). Realitas media dibangun berdasarkan kaidah-kaidah jurnalisme yang sifatnya etis, normaitf, dan teknis (Mursito, 2012: 9). Fakta jurnalisme adalah realitas media. Fakta adalah hasil pengamatan, penjelasan teoritis, konseptualisasi, atau hasil suatu investigasi jurnalistik. (Mursito, 2012: 28) Adanya perbedaan antara realitas media dengan realitas 8

10 empirik dipahami sebagai pembatasan diantaranya adalah (Mursito, 2012: 30 32) prinsip penulisan berita adalah news value; setiap bentuk wacana tulisan selalu memiliki format dengan urutan dari bagian yang terpenting; etika; dan Undang Undang. a. Tercapai kebenaran dalam fakta yang akan disajikan dalam berita maka selanjutanya akan dikonstruksi oleh media massa. Adapun tahapan dari kontruksi sosial media masa adalah sebagai berikut: (Bungin, 2013 : ) b. Tahap menyiapkan materi kontruksi c. Tahap sebaran konstruksi d. Pembentukan konstruksi realitas, dimana memiliki beberapa tahapan pembentukan lainnya yaitu kontruksi realitas pembenaran, kesediaan di konstruksi oleh media massa dan sebagai pilihan konsumtif. e. Tahap konfirmasi 6. Wacana Teori wacana mencoba menjelaskan terjadinya sebuah peristiwa seperti terbentuknya sebuah kalimat atau pernyataan (Sobur, 2012: 46). Sebuah kalimat dapat terungkap bukan hanya karena ada orang yang membentuknya dengan motivasi atau kepentingan subjektif tertentu (rasional atau irasional). Menurut Foucault, pandangan kita tentang suatu objek dibentuk dalam batas-batas yang telah ditentukan oleh struktur diskursif: wacana dicirikan oleh batasan bidang dari objek, definisi dari perspektif yang paling dipercaya dan dipandang benar (Eriyanto, 2012: 73). Wacana adalah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi terdiri atas seperangkat kalimat yang memiliki hubungan pengertian satu sama lain dan dapat menggunakan bahasa lisan maupun tulisan (Sobur, 2012: 10). Sedangkan secara sederhana wacana merupakan cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas (Sobur, 2012: 11). Wacana adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. 9

11 7. Analisis Wacana Analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa (Eriyanto, 2012: 6). Dalam membongkar kuasa tersebut diperluka tiga hal sentral dalam pengertian wacana yaitu teks, konteks dan wacana (Eriyanto, 2012: 9). Teori wacana menjelaskan sebuah peristiwa terjadi seperti terbentuknya sebuah kalimat atau penyataan (Heryanto dalam Sobur, 2012: 12). Dalam pandangan Mills (dalam Sobur, 2012: 13) analisis wacana merupakan sebuah reaksi terhadap bentuk linguistik tradisional yang bersifat formal (linguistrik struktural). Seperti halnya teks dalam surat kabar dapat diteliti dengan menggunakan analisis wacana ini. Analisis wacana dalam teks tertulis bertujuan untuk mengeksplisitkan norma dan aturan bahasa yang implisit serta bertujuan menemukan unit hierarkis yang membentuk struktur diskursif (Sobur, 2012: 13). Dalam sebuah teks terdapat bahasa penulisan didalamnya sehingga dapat dianlisis makna dari sebuah berita surat kabar. Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana dikemukakan Syamsuddin yang dikutip dalam Sobur (2012: 49-50) adalah sebagai berikut: a. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use); b. Analisis wacana merupakan usaha memahami ketika makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi; c. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik; d. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa (what is said from what is done); e. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional (functional use of language). 8. Analisis Wacana Van Dijk Salah satu model analisis wacana yang dapat digunakan dalam meneliti teks media cetak adalah dengan model Van Dijk. Teun A. Van Dijk merupakan pengajar di Universitas Amsterdam, Belanda dimana selain mengembangkan pendekatan kognisi social juga commit mengelaborsi to user elemen-elemen wacana sehingga 10

12 mudah diaplikasikan (Sobur, 2012: 73). Menurut Van Dijk dalam Sobur (2012: 73) menyebutkan bahwa penelitian atas wacana tidak hanya didasarkan pada analisis teks saja namun juga hasil dari praktik produksinya juga diamati. Ia melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/ pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Wacana terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan yang saling mendukung, untuk itu Van Dijk dalam Sobur (2012: 73-73) membagi kedalam tiga tingkatan tersebut yaitu struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Tabel 1.1 Elemen Teks Analisa Wacana Model Van Dijk Struktur makro Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks Superstruktur Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan Struktur mikro Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dan dipilih kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks Sumber: Eriyanto, Analisis Wacana, 2012, LKiS, Yogyakarta, hal 227 Struktur atau elemen wacana yang dikemukakan oleh Van Dijk digambarkan sebagai berikut: Tabel 1.2 Elemen Wacana Van Dijk Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen Struktur makro TEMATIK Topik (apa yang dikatakan?) Superstruktur SKEMATIK Skema (bagaimana pendapat disusun dan dirangkai?) Struktur Mikro SEMANTIK Latar, Detail, Maksud, (makna yang ingin ditekankan Praanggapan, dalam teks commit berita) to user Nominalisasi 11

13 Struktur Mikro SINTAKSIS Bentuk Kalimat, (bagaimana pendapat Koherensi, Kata Ganti disampaikan?) Struktur Mikro STILISTIK Leksikon (pilihan kata apa yang dipakai?) Struktur Mikro RETORIS Grafis, Metafora, (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan?) Ekspresi Sumber: Sobur, Alex, Analisis Teks Media, PT. Remaja Rosdakarya, 2012, Bandung, hal 74 a. Tematik (Struktur Makro) Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks, bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks (Eriyanto, 2012: 229). Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa. b. Skematik (Superstruktur) Berita umumnya mempunyai dua kategori skema besar yaitu summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead, dan story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita memiliki dua subkategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar yang ditampilkan dalam teks. Menurut Van Dijk arti penting dari skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagianbagian dengan urutan tertentu (Eriyanto, 2012: 234). c. Semantik (Struktur Mikro) Semantik dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, praanggapan dan nominalisasi. Pertama latar, merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan (Eriyanto, 2012: 235). Latar yang dipilih menentukan pandangan khalayak hendak dibawa. Kedua detail, merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya 12

14 dengan cara yang implisit (Eriyanto, 2012: 238). Ketiga Maksud, menunjukkan bagaimana secara implisit dan tersembunyi wartawan menggunakan praktik bahasa tertentu untuk menonjolkan basis kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan versi kebenaran lain (Eriyanto, 2012: 241). Keempat Praanggapan, merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks (Sobur, 2012: 79). Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan kebenarannya. d. Sintaksis (Struktur Mikro) Sintaksis dalam analisis wacana menunjukan bagaimana kalimat itu dipilih, yang terdiri atas bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti. Pertama Bentuk Kalimat, merupakan segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas (Sobur, 2012: 81). Kedua Koherensi, adalah elemen yang menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan (Eriyanto, 2012: 243). Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Ketiga Kata Ganti, merupakan alat yag dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana (Eriyanto, 2012: 253). e. Stilistik (Struktur Mikro) Pada dasarnya elemen leksikon (stilistik) menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia (Eriyanto, 2012: 255). Pilihan kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. f. Retoris (Struktur Mikro) Retoris adalah strategi dalam penggunaan gaya atau style yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis (Sobur, 2012: 83). Elemen retoris dapat dilihat dari pertama Grafis, merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh 13

15 seseorang yang dapat diamati dari teks (Eriyanto, 2012: 257). Elemen grafis selain dalam teks juga muncul dalam bentuk foto, gambar, atau tabel untuk mendukung gagasan atau bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan. Kedua Metafora, elemen metafora dalam suatu wacana, seorang wartawan yang tidak hanya menyampaikan pesan pokok lewat teks, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu berita (Eriyanto, 2012: 259). Metodologi Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tujuan deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta tentang Anggaran Dana APBD DKI Jakarta Tahun 2015 di surat kabar Kompas Edisi Bulan Februari Maret 2015 dan teknik analisis datanya menggunakan model analisis wacana Van Dijk. Kelebihan yang dimiliki metode analisis wacana Van Dijk adalah dapat dengan sempurna membongkar pola bagaimana sebuah berita atau wacana yang ditulis wartawan, dibentuk karena memiliki suatu tujuan atau maksud tertentu, karena dalam analisa Van Dijk kita melihat berita dari sudut pandangan wartawan, bagaimana wartawan menulis seperti itu. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pemberitaan Anggaran Dana APBD DKI Jakarta Tahun 2015 yang tercetak pada halaman depan di surat kabar Kompas Edisi Bulan Februari Maret Ada 22 berita mengenai Anggaran Dana APBD DKI Jakarta Tahun 2015 selama bulan Februari hingga Maret 2015 dan yang dapat diteliti sebanyak 8 berita dikarenakan berita yang lain tidak memiliki unsur analisis wacana model Van Dijk dan tercetak pada halaman pertama surat kabar. Berita yang disajikan pada halaman pertama memiliki informasi yang dianggap lebih penting. 14

16 Sajian dan Analisis Data Analisa data dalam terbitan berita langsung terkait perselisihan DPRD dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar Kompas periode Februari - Maret dilakukan dengan menganalisa teks berita yang menjadi objek penelitian terhadap wacana yang dimunculkan oleh wartawan surat kabar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, terdapat wacana yang dimunculkan dalam berita yang disajikan oleh Kompas terkait tema tersebut. Harian Kompas meliput isu ini dengan menerbitkan berita langsung yang dimuat pada beberapa edisi bulan Februari Maret Penelitian ini mengambil waktu tersebut karena kasusnya masih hangat. Isu diangkat mulai dari pelaporan ke KPK atas temuan dana siluman, bekerjanya panitia hak angket, tersendatnya program kerja di DKI Jakarta, hingga upaya mediasi yang dilakukan Kemendagri. Berikut ini adalah wacana yang muncul dalam 8 sajian berita Kompas dan juga analisis yang dilakukan peneliti menggunakan analisis wacana Van Dijk. 1. Judul berita KPK: Ada Indikasi Dana Siluman sub judul Panitia Hak Angket Mulai Bekerja halaman 1 Kompas edisi 28 Februari 2015 Wacana yang muncul dalam teks ini yaitu pelaporan dugaan adanya anggaran siluman ke KPK. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang pelaporan adanya dana siluman dalam APBD DKI 2015 oleh Gubernur DKI ke KPK, sebelumnya Gubernur telah melakukan negosiasi dengan Prsiden Joko Widodo. Menurut KPK memang benar ada indikasi dana siluman dalam APBD dan akan segera melakukan penyelidikan. Sedangkan pihak DPRD DKI menggunakan hak angket untuk menyelidiki kebenaran dari APBD yang dilaporkan Gubernur DKI ke KPK tersebut, karena DPRD merasa draf rancangan APBD tersebut bukan yang dibuat dan disepakati oleh DPRD. 15

17 2. Judul berita Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar halaman 1 harian Kompas edisi tanggal 01 Maret Wacana yang muncul dalam teks berita ini yaitu pemakzulan Gubernur DKI Jakarta. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang kelanjutan dari temuan adanya dana siluman dalam APBD DKI Gubernur DKI selaku pihak yang melaporkan adanya indikasi dana siluman ini tidak dapat dijatuhkan atau dimakzulkan oleh pihak lain yaitu DPRD DKI apabila terbukti kebenarannya. Kompas menampilkan pendapat dari berbagai pihak untuk meyakinkan argumen bahwa Gubernur DKI Jakarta tidak dapat dimakzulkan oleh siapapun jika terbukti benar adanya dana siluman. Argumen tersebut diperkuat dengan pendapat dapat anggota DPRD DKI yang menyatakan bahwa DPRD tidak ingin memakzulkan siapapun namun ingin mencari kebenaran terkait APBD DKI dan prosedur penyerahan draf rancangan APBD tersebut yang diajukan oleh pihak Gubernur DKI. 3. Judul berita dengan judul Dugaan Anggaran Siluman Menguat halaman utama harian Kompas edisi tanggal 02 Maret 2015 Wacana yang muncul dalam teks berita ini yaitu dugaan adanya anggaran siluman yang semakin kuat. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang kelanjutan dari temuan adanya dana siluman dalam APBD DKI yang semakin kuat, bukan hanya pada RAPBD 2015 namun pada APBD 2014 yang lalu juga terdapat indikasi dana siluman. Hal tersebut dikarenakan perusahaan pemenang tender UPS pada APBD 2014 kurang meyakinkan untuk memenangkan tender pengadaan UPS untuk sekolah di Jakarta ini. Selain itu terdapat temuan beberapa mata anggaran yang dinilai bukan prioritas namun disetujui dalam APBD DKI, yang semakin memperkuat adanya indikasi dana siluman. 16

18 4. Judul berita Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar halaman pertama Kompas edisi tanggal 03 Maret 2015 Wacana yang muncul dalam teks berita ini adalah temuan anggaran siluman yang semakin kuat. Pada pemberitaan selanjutnya Kompas juga mewacanakan semakin kuatnya dugaan anggaran siluman APBD DKI dengan mengutip keterangan-keterangan dari pihak yang terlibat dalam temuan dana siluman tersebut. 5. Judul berita Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas halaman pertama Kompas edisi tanggal 04 Maret 2015 Wacana yang muncul dalam teks berita ini adalah tindakan yang dilakukan Mendagri. Kompas menyoroti tindakan yang dilakukan Kemendagri selaku pihak yang berwenang menengahi perselisihan yang terjadi. Kompas menyajikan keterangan pihak ketiga yaitu Kemendagri dalam menanggapi kasus perselisihan yang terjadi antara Gubernur DKI dengan DPRD DKI terkait temuan anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta Judul berita Mendagri Segera Tetapkan APBD DKI dan sub judul Polisi Mulai Memeriksa Pejabat DKI Terkait Pengadaan UPS halaman pertama Kompas edisi 05 Maret 2015 Wacana yang muncul dalam teks berita ini adalah keputusan yang diambil Mendagri dalam menyelesaikan kisruh APBD DKI Pada pemberitaan ini Kompas masih menyoroti tindakan yang dilakukan oleh Mendagri terkait kasus perselisihan antara Gubernur DKI dan DPRD DKI terkait penetapan APBD DKI Mendagri akhirnya memberikan batasan waktu untuk segera ditetapkan APBD DKI 2015 atau 17

19 menggunakan APBD 2014 yang telah diperbaiki, yang akan berdampak pada program prioritas pada tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan. 7. Judul berita Program Tersendat, Persiapan Ujian Terusik halaman pertama Kompas edisi 07 Maret 2015 Wacana yang muncul dalam teks berita ini adalah akibat dari kekisruhan yang terjadi dalam penetapan APBD DKI Jakarta Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan berita mengenai akibat yang ditimbulkan dari kasus kisruhnya penetapan APBD DKI Jakarta Kompas menyajikan keterangan dari pihak-pihak selaku pengguna anggaran dana dalam APBD DKI untuk memperjelas mengenai adanya anggaran siluman yang ditemukan Gubernur DKI dalam RAPBD DKI 2015 versi DPRD DKI. 8. Judul berita Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta halaman pertama Kompas edisi 08 Maret 2015 Wacana yang muncul adalah kepentingan rakyat Jakarta harus diutamakan dalam penyelesaian kasus kisruh APBD DKI. Dalam pemberitaan ini Kompas membahas mengenai kepentingan rakyat Jakarta yang seharusnya diutamakan dan perselisihan antara eksekutif dan legislatif segera diselesaikan sehingga APBD dapat segera ditetapkan. Kepentingan rakyat Jakarta yang harus didahulukan karena akibat dari kekisruhan yang terjadi dalam penetapan APBD DKI 2015 masyarakat Jakarta menjadi dirugikan. Secara tidak langsung Kompas seolah ingin menyindir dengan halus tanpa bermaksud memperkeruh perselisihan yang terjadi agar rakyat tidak terus dirugikan. Simpulan Kompas dalam mengkonstruksi berita terkait perselisihan anggaran dana APBD DKI Jakarta tahun 2015 Gubernur VS DPRD DKI Jakarta adalah Kompas menyampaikan berita secara empiris. Kronologis peristiwa mulai dari pelaporan 18

20 Gubernur DKI ke KPK hingga hasil evaluasi Mendagri terkait perbedaan versi APBD DKI 2015 disampaikan oleh Kompas. Data dan informasi yang ditampilkan cukup lengkap dengan menyertakan beberapa narasumber. Informasi mengenai temuan dana siluman dalam APBD DKI oleh Gubernur DKI yang telah dilaporkan ke KPK. Sementara itu panitia hak angket DPRD mulai melakukan penyelidikan terkait prosedur dan keabsahan dari RAPBD yang diberikan kepada Mendagri oleh Gubernur DKI Jakarta. Perbedaan pendapat yang terjadi menyebabkan terhambatnya sejumlah program dan kegiatan instansi terkait, untuk itu Kemendagri melakukan evaluasi RAPBD 2015 dan mediasi kedua belah pihak untuk menyelesaikannya. Meskipun tidak menghasilkan kesepatakan Kemendagri telah memutuskan untuk menyegerakan penetapan APBD DKI 2015 untuk kepentingan rakyat DKI Jakarta. Saran 1. Bagi peniliti Untuk penelitian selanjutnya, penelitan ini dapat menjadi acuan skripsi tentang konstruksi realitas dengan pendekatan analisis wacana, dimana tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan pendekatan dan metode penelitian berbeda. Dengan penelitian ini dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas dalam menganalisis teks berita. Disamping itu dapat juga mengambil judul yang sama tapi dengan periode dan kasus yang berbeda, mengingat setelah periode yang digunakan penulis, pemberitaan perkembangan kasus kisruh APBD DKI Jakarta masih diberitakan di media cetak, sehingga penelitian dapat lebih berkembang lagi. 2. Bagi media massa Bagi media khususnya media cetak diharapkan untuk dapat lebih berimbang dalam menyampaikan dan memberitakan informasi dari segala sudut pandang sehingga masyarakat yang menentukan yang paling benar. Mengingat saat ini publik sudah cerdas dan kritis dalam memahami apa yang disajikan media. 19

21 3. Bagi masyarakat Bagi masyarakat khususnya dapat digunakan sebagai acuan untuk memilih media cetak yang paling tepat dalam mendapatkan informasi disekitarnya, media cetak yang dapat dipercaya isi beritanya dan kedalaman dalam menyampaikan informasinya. Media yang berani menyuarakan aspirasi rakyat dan berani bersinggungan dengan pihak pemerintah yang melanggar hukum. Media yang cerdas dalam beritanya dan berkelas isinya. Daftar Pustaka Bungin, Burhan. (2008). Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse. Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Group Eriyanto. (2012). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang Fiske, John. (2010). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta: JALASUTRA Hamad, Ibnu. (2010). Komunikasi Sebagai Wacana. Jakarta: Latofi Kompas. TNI dan POLRI. 6 Desember 2015, hal. 7 Kusumaningrat, Hikmat dan Kusumaningrat, Purnama. (2009). Jurnalistik: Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mursito BM. (2012). Realitas Media. Solo: Smart Media Mursito BM. (2013). Jurnalisme Komprehensif: Konsep, Kaidah & Teknik Penulisan Berita, Feature, Artikel. Jakarta: Literate Sobur, Alex. (2012). Analisis Teks Media. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Toyudho, Eko Siswono. 5 februari 2014 jam Pemillu 2014 Potensi Konflik Sosial. potensi-konflik-sosial-tinggi 08/10/2015/

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pembentukan makna merupakan pokok dari komunikasi menggunakan media massa terutama surat kabar, karena makna yang dibangun membentuk sebuah realitas media yang dianggap benar

Lebih terperinci

KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA SURAT KABAR

KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA SURAT KABAR KONSTRUKSI REALITAS DALAM BERITA SURAT KABAR (Studi Analisis Wacana Berita DPRD VS Gubernur DKI Jakarta Terkait Anggaran Dana APBD DKI Jakarta Tahun 2015 di Kompas Edisi Bulan Februari Maret 2015) Oleh

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis wacana pemberitaan Partai Demokrat dalam Media Indonesia. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa Kisruh APBD DKI merupakan salah satu peristiwa sedang ramai diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan berita yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar 1 BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Pada bab ini berisi penyajian data dan analisis data menggunakan metode Teun A. Van Dijk dari 8 teks berita (straight news) tentang perselisihan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan analisis wacana kritis. Pendekatan analisis wacana kritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi sejumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa berupa teks di media massa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Kata metode memiliki arti suatu cara yang di tempuh dan digunakan secara jelas untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan penelitian merupakan usaha

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Sebagaimana dikemukakan Mahsun (2007:257) penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian atau metodologi riset berasal dari Bahasa Inggris. Metodologi berasal dari kata methology, yang berarti ilmu yang menerangkan metode-metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis, yaitu analisis sosiokognitif. Berangkat dari pendapat van Dijk yang merupakan pendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Sebagaimana dikemukakan Mahsun (2007:257) penelitian kualitatif berfokus

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan adalah faktual. Seperti pemberitaan tentang partai-partai politik

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan adalah faktual. Seperti pemberitaan tentang partai-partai politik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Realitas di media yang menyebutkan bahwa pemerintahan di Indonesia tidak pernah lepas dari yang namanya konflik dalam menjalankan pemerintahan adalah faktual. Seperti

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan memiliki lembaga-lembaga khusus berdasarkan tugas masing-masing. Dalam rangka untuk memahami

Lebih terperinci

Gambar 3.3 Desain Penelitian

Gambar 3.3 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada bab ini, peneliti menggunakan desain penelitian dalam bentuk diagram oleh Milles dan Huberman (Moleong, 2002). Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian akan menggunakan metode penelitian kualitatif non kancah. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungannya hanya memaparkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset berasal dari Bahasa Inggris. Metode berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat 36 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kritis secara ontologi berpandangan bahwa realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk. 233 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyajikan beberapa simpulan dari hasil analisis atau hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga menyampaikan beberapa saran berkaitan dengan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Untuk mengungkap realita sosial yang ada, maka seseorang harus menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian, dengan melalui sebuah prosedur

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis dan sistematis. Metodologis berarti menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita berbahasa atau berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kajian dalam mempelajari peraturanperaturan yang terdapatdalam penelitian (Usman&Akbar,2008:41). Metode dalam penelitian juga diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian merupakan usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian merupakan usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Kata metode memiliki arti suatu cara yang di tempuh dan digunakan secara jelas untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan penelitian merupakan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis/ Pendekatan/ Spesifikasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy, 43 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi Penelitian atau Metodologi Riset bahasa Inggrisnya adalah disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy, maknanya ilmu yang menerangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Guna mengungkap realita sosial yang ada dalam usaha untuk memaknai sebuah pesan dalam khutbah yang disampaikan oleh H. Sunarto di beberapa masjid

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu ntuk diolah, diamati,

Lebih terperinci

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis)

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis) WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis) Apriyanti Rahayu Fauziah Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI apriyanti.260491@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical discourse analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank Century merupakan bank publik yang didirikan pada 6 Desember 2004. Bank ini merupakan hasil marger antara Bank CIC (Surviving Entity), Bank Danpac dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Semotika Halliday.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara holistik

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS KEBERPIHAKAN HARIAN SINAR INDONESIA BARU TERKAIT KONFLIK BASUKI TJAHAJA PURNAMA DENGAN DPRD DKI JAKARTA

ANALISIS WACANA KRITIS KEBERPIHAKAN HARIAN SINAR INDONESIA BARU TERKAIT KONFLIK BASUKI TJAHAJA PURNAMA DENGAN DPRD DKI JAKARTA ANALISIS WACANA KRITIS KEBERPIHAKAN HARIAN SINAR INDONESIA BARU TERKAIT KONFLIK BASUKI TJAHAJA PURNAMA DENGAN DPRD DKI JAKARTA EVA CRISTHORA 110904056 ABSTRAK Penelitian ini berjudul : Analisis Wacana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Seperti yang dikatakan oleh Syamsuddin dan Damaianti (2007:74) penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS WACANA. analisis teks media diantaranya analisis wacana (discourse analysis), analisis

BAB III ANALISIS WACANA. analisis teks media diantaranya analisis wacana (discourse analysis), analisis BAB III ANALISIS WACANA A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian non kancah atau studi literature dengan metode analisis teks media. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa telah berfungsi sebagai alat propaganda paling efektif, di samping dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. Media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi konsumsi yang menguntungkan

Lebih terperinci

A. Pendekatan dan Jenis penelitian

A. Pendekatan dan Jenis penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian Untuk Mengungkap sebuah realita sosial yang ada dalam usaha untuk memaknai sebuah pesan dakwah yang disampaikan oleh KH. Aad Ainurussalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan 25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI VISI DAN MISI TELEVISI LOKAL DI KOTA MEDAN (Studi Analisis Isi DAAI TV Medan Dalam Program Siaran Lokal) ABSTRAK

IMPLEMENTASI VISI DAN MISI TELEVISI LOKAL DI KOTA MEDAN (Studi Analisis Isi DAAI TV Medan Dalam Program Siaran Lokal) ABSTRAK IMPLEMENTASI VISI DAN MISI TELEVISI LOKAL DI KOTA MEDAN (Studi Analisis Isi DAAI TV Medan Dalam Program Siaran Lokal) ABSTRAK Skripsi ini berjudul Implementasi visi dan misi televisi lokal di Kota Medan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi penelitian komunikasi, sehingga mengacu pada landasan dan teori komunikasi yang mendukung. Berikut ini, penulis akan memaparkan konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Sebagai salah satu televisi berita dengan program andalannya Mata Najwa, Metro TV tak mau ketinggalan membahas isu terhangat. Salah satunya mengenai suasana jelang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai macam informasi. Media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu kebenaran yang sesuai dengan target dan tujuan. Seorang peneliti perlu

BAB III METODE PENELITIAN. suatu kebenaran yang sesuai dengan target dan tujuan. Seorang peneliti perlu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematik yang dimaksudkan untuk menambahkan pengetahuan baru atas pengetahuan yang sudah ada untuk menemukan

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL MEDIA DALAM PERSPEKTIF JURNALISME KOMUNITAS

KRITIK SOSIAL MEDIA DALAM PERSPEKTIF JURNALISME KOMUNITAS KRITIK SOSIAL MEDIA DALAM PERSPEKTIF JURNALISME KOMUNITAS (Analisis Wacana Rubrik Intro Indonesia Dalam Koran Slank) Oleh : ANEKE ALONE HAREFA 362007063 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi

Lebih terperinci