Tetri Handayani, Ismed Wahidi, Yosmed Hidayat. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tetri Handayani, Ismed Wahidi, Yosmed Hidayat. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat"

Transkripsi

1 KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck.) PADA AREAL PERSAWAHAN KORONG SUNGAI RANTAI KECAMATAN SUNGAI GERINGGING KABUPATEN PADANG PARIAMAN Tetri Handayani, Ismed Wahidi, Yosmed Hidayat Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Tetri_wulandary@yahoo.co.id ABSTRACT Snails (Pomacea canaliculata Lamarck.) Including fast growing species and harm. It caused by snails can reduce rice production and increased cost control. The population density of snails have a strong correlation with the percentage of attacks, the hight population can decrease results of rice production. Conversely the lowe density of snails, can increase productionof rice. This research aims to determine the population density, the frequency present of snails and see how about conditions physico-chemical factors in the environment. This research was conducted on September 2016 in a rice field area Korong Chain River Sungai Geringging Padang Pariaman district. The method used is descriptive survey. Sampling was determined by the technique of using a sapling rondom squared frame (plot). Snails was collected at 1 week old rice after rice planted 1 month old. From the research we know that average density of snails in this area is 7.31 individuals/. Physico-chemical factors in rice field age 1 week after planted, is water temperature is 28 ºC, water ph 7.3 and dissolved oxygen of 6.66 mg/l. On rice is 1 month old is water temperature is 28 ºC, water ph 7.4 and dissolved oxygen of 6 mg/l. Based on the data we know that the density of snails in rice fields Korong sungai Rantai Chain Sungai Geringging Padang Pariaman is high, while the physical-chemical environment factor can support the life of snails. Key word: Population density, gilden snails (Pomacea canaliculata), rice plant. PENDAHULUAN Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik memiliki permukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya (Soemarno, 2010). Sawah digunakan untuk tanam padi karena sawah harus mampu menyangga genangan air yang dibutuhkan padi pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Organisme yang sering dijumpai pada areal persawahan adalah ikan, katak, serangga, ular, kadal dan beberapa species siput. Salah satu siput air yang sering ditemukan pada areal persawahan yaitu keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck). Keong mas sangat rakus karena dapat memakan berbagai makanan seperti talas, kangkung, eceng gondok, padi dan tanaman air lainnya yang masih lunak (Bulletin Warta Pertanian, 1990 dalam Riyanto, 2003). Berdasarkan wawancara dengan petani di daerah korong Sungai Rantai keong mas memakan tanaman padi sejak di persemaian sampai tanaman padi berumur di bawah 1 bulan setelah tanam. Pengendalian keong mas hanya dilakukan dengan cara mengumpulkan keong mas pada pagi dan sore hari. Menurut Kurniawati (2005) dalam Kurniawati & Hendarsih (2009), tingkat kerusakan tanaman padi sangat bergantung pada populasi, ukuran keong mas dan umur tanaman. Apabila ditinjau dari segi

2 ekologinya, keberadaan dari populasi keong mas ini tidak terlepas dari jumlah spesies dalam satu habitatnya. Parameter dari aspek biologi yang dapat dikaji dalam ekologi hewan invertebrata ini ialah kepadatan maupun frekuensi kehadirannya pada setiap habitat. Bila pada suatu area persawahan terdapat 3 ekor keong mas per sudah memperlihatkan kerusakan secara nyata pada tanaman padi. Data badan pusat statistik Padang Pariaman (2014), menyatakan produksi padi di Kecamatan Sungai Geringging pada tahun 2012 adalah sebanyak ton dengan luas panen Ha, sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan produksi yang cukup besar yakni produksi padi sebanyak ton dengan luas panen Ha. Faktor yang dapat mempengaruhi produksi padi tersebut adalah serangan hama. Berdasarkan Informasi UPTD Pertanian Peternakan dan Kehutanan Kec. Sungai Geringging alah satu hama yang pempengaruhi penurunan hasil panen padi di Padang Pariaman adalah hama keong mas. Informasi tentang kepadatan keong mas telah pernah dilaporkan sebelumnya. Menurut Riyanto (2004) kepadatan populasi keong mas tertinggi pada tiga tempat lokasi pengamatan yaitu kolam, irigasi dan sungai. Dari hasil pengamatannya keong mas menyukai perairan yang jernih yang banyak tumbuhan air dan subtrat yang berlumpur. Keadaan ini disebabkan karena keong mas banyak ditemukan mengelompok di tempat pergantian air, dekat rerumputan dan menempel di bebatuan atau kayu yang terapung.berdasarkan latar belakang di atas penulis telah melakukan penelitian tentang Kepadatan Populasi Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck.) Pada Areal Persawahan Di Korong Sungai Rantai Padang Pariaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran keong mas dan mengetahui bagaimana kondisi faktor fisikakimia lingkungan pada areal persawahan di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September Pengambilan sampel dilakukan di Korong Sungai Rantai Padang Pariaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif, sedangkan teknik pengamilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik rondom sampling pada dua stasiun dengan menggunakan plot (bingkai kuadrat). Pengambilan sampel P. canaliculata dilakukan pada dua stasiun, Pada stasiun I tanaman padi umur 1 minggu setelah tanam memiliki jumlah petakan sawah sebanyak 20 petakan dengan ukuran masing-masing luas petakan sekitar ± 40 m x 5 m dan perwakilan petakan sampel diambil sebanyak 3 petakan sawah. Pada stasiun II tanaman padi umur 1 bulan memiliki jumlah petakan sebanyak 11 petakan sawah dengan ukuran masingmasing luas petakan sekitar ± 20 m x 9 m dan perwakilan petakan sampel diambil sebanyak 2 petakan sawah. Cara pengambilan sampel dengan membuat plot sebanyak 10 buah pada masing-masing petakan secara acak (rondom). Total plot keseluruhan adalah sebanyak 50 plot. Pengambilan sampel P. canaliculata dilakukan pada pukul WIB. Selanjutnya setiap sampel yang dikoleksi dari masing-masing petakan dimasukkan ke dalam botol sampel yang telah diberi label sesui stasiun dan diberi formalin 10%. Pengukuran faktor fisika dan kimia air meliputi pengukuran suhu air, keasaman (ph) air, dan oksigen terlarut (DO). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kepadatan populasi keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck.) pada areal persawahan di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada Tabel 1.

3 Tabel 1. Kepadatan populasi dan frekuensi keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck.) pada padi umur 1 minggu setelah tanam dan umur padi 1 bulan setelah tanam. No Stasiun Jumlah Individu Kepadatan Frekuensi Populasi(Ind/ ) Kehadiran 1 I 296 9,86 100% 2 II 95 4,75 85% Total 391 : 7,31 Keterangan: Stasiun I padi umur 1 minggu setelah tanam dan Stasiun II padi umur 1 bulan setelah tanam Untuk melihat perbedan kepadatan pupulasi keong mas pada stasiun I dan stasiun II maka dilakukan uji t sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil uji t kepadatan populasi keong mas (Pomacea canaliculata Lamark.) pada areal persawaan di Korong Sungai Rantai Padang Pariaman Umur Padi N X S t-tabel t-hitung 1 Minggu setelah tanam 30 9,86 14,57 3,56 2,02 7,3 1 Bulan setelah tanam 20 4,75 9,78 Keterangan: N= Jumlah yang di temukan, X= Rata-rata, S= Simpangan baku Hasil pengukuran faktor fisika-kimia lingkungan seperti suhu air, ph air dan oksigen terlarut, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Faktor fisika-kimia air di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman. Stasiun No Parameter I II Pengukuran 1 Suhu (ºC) ph 7,3 7,4 3 Oksigen Terlarut (mg/l) 6,66 6 Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran keong mas (Pomacea canaliculata) di Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman tergolong tinggi. Kepadatan populasi keong mas pada padi umur 1 minggu setelah tanam adalah 9,86 Individu/ dan keong mas pada padi umur 1 bulan setelah tanam adalah 4,75 Individu/. Sedangkan frekuensi kehadiran keong mas mencapai 100% dari total pengambilan sampel. Menurut Kurniawati (2005) dalam Kurniawati & Hendarsih (2009), tingkat serangan keong mas pada tanaman padi sangat bergantung pada populasi, ukuran keong mas dan umur tanaman padi. Jika 3 individu keong mas per pada suatu areal persawahan sudah menunjukkan kerusakan yang cukup berat pada tanaman padi. Kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran keong mas pada padi umur 1 minggu setelah tanam lebih tinggi dari padi umur 1 bulan setelah tanam hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mendukung untuk kelansungan hidup keong mas, diantaranya faktor makanan. Pada padi umur 1 minggu setelah tanam makanan yang tersedia bagi keong mas adalah tanaman padi yang masih muda dan lunak. Menurut Suharto (2007), keong mas memakan tanaman padi muda baik padi dipersemaian maupun bibit yang baru dipindahkan ke sawah. Selanjutnya keong mas sangat rakus bila makanan tersedia dengan kualitas yang cocok dan cukup maka populasi keong mas akan naik dengan cepat (Bulletin Warta Pertanian, 1990 dalam Riyanto, 2003). Selain itu tingginya kepadatan populasi keong mas juga dikarenakan organisme ini memiliki kemampuan bereproduksi yang sangat tinggi, dimana spesies ini mampu bereproduksi sepanjang tahun. Dengan kemampuan bereproduksinya yang tinggi dapat menyebabkan kepadatannya juga tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharto (2007) yang menyatakan bahwa Keong mas selama hidupnya mampu menghasilkan telur sebanyak butir tiap minggunya,

4 telur menetas setelah 7-14 hari, dengan persentase penetasan lebih dari 85%. Selain itu rendahnya kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran keong mas pada padi umur I bulan setelah tanam disebabakan karena tanaman padi mulai mengeras, maka akan menyulitkan keong mas untuk memakan makanannya dan tanaman padi umur 1 bulan setelah tanam tidak sesuai lagi bagi keberadaan keong mas. Jika jumlah makanan tidak sesuai akan menyebabkan penurunan jumlah populasi keong mas. Tanaman padi rentan terhadap serangan keong mas mulai dari padi di persemaian sampai padi umur 30 hari setelah tanam, selain itu apabila lingkungan tidak sesuai P. canaliculata melakukan diapause pada lapisan tanah yang masih lembab, dan muncul kembali jika lingkungan sesuai atau lahan digenangi air. Keong mas dapat bertahan dalam tanah tampa makan dalam jangka waktu 6 bulan (Kurniawati & Hendarsih 2009). Kondisi lingkungan yang mencakup parameter fisika kimia perairan dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisme baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi lingkungan tersebut dapat berupa faktor fisika, kimia dan biologi. Hasil pengukuran faktor fisika-kimia memiliki perbedaan nilai yang tidak terlalu signifikan pada setiap stasiun. Nilai suhu yang didapatkan pada padi umur 1 minggu setelah tanam dan padi umur 1 bulan setelah tanam adalah sama yaitu 28ºC, ph air berkisar 7,3-7,4 dan Oksigen terlarut/do memiliki kisaran nilai 6-6,66 mg/l. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan suhu yang signifikan dan diduga berpengaruh terhadap keberadaan keong mas pada stasiun penelitian. Rozakiyah dkk., (2015) menyatakan kisaran suhu optimum bagi kehidupan keong mas yaitu ºC, ph air 6-8, dan DO 6,84-7,22 mg/l. Riyanto (2003) juga menyatakan suhu air untuk kehidupan keong mas ºC, ph air 5-8, dan oksigen terlarut berkisar antara 5,8-7,6 mg/l. Kepadatan populasi keong mas di areal persawahan Korong Sungai Rantai Padang Pariaman masih mendukung untuk kehidupan keong mas, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan keong mas yaitu faktor fisikakimia dan ketersediaan makan. Berdasarkan uji t dapat dilihat bahwa kepadatan populasi keong mas pada areal persawahan di Korong Sungai Rantai Padang Pariaman diperoleh 7,3 pada taraf nyata 0,05 di dapat 2,02. Dengan demikian, maka 7,3 > 2,02. Dari data yang didapat hal ini menunjukkan terdapat berbedaan nyata antara kepadatan populasi keong mas pada padi umur 1 minggu setelah tanam dan kepadatan populasi keong mas pada padi umur 1 bulan setelah tanam. Kondisi ini menunjukan bahwa perbedaan umur tanaman padi memberikan pengaruh yang berbeda terdapat kepadatan populasi keong mas. Menurut Suyamto (2005), keong mas menyerang tanaman padi sejak padi di persemaian sampai tanaman padi berumur empat minggu setelah tanam. Kepadatan populasi keong mas pada suatu habitat tidak pernah tetap, selalu ada perubahan yang tidak menentu terhadap kepadatan populasi keong mas, ada yang datang (lahir dan migrasi) dan pergi (mati dan emigrasi) (Suin, 2002). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang kepadatan populasi keong mas (P. canaliculata) di areal persawahan Korong Sungai Rantai Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman yaitu 7,31 Individu/. Frekuensi kehadiran pada padi umur 1 minggu setelah tanam 100%, sedangkan pada padi umur 1 bulan setelah tanam 85%. Kondisi ini dapat dikatakan sebagai hama karena telah melewati ambang batas yaitu tiap 1 tanaman padi dapat ditemukan lebih dari 3 individu keong mas. faktor fisika-kimia lingkungannya mendukung untuk kehidupan keong mas. Saran Dilakukan penelitian selanjutnya mengenai kepadatan populasi keong mas pada areal sungai dan bagian lainnya serta pola penyebaran keong mas di areal tersebut.

5 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Sungai Geringging Dalam Angka Padang: Pusat Statistik. Kurniawati, Nia & Hendarsih Suharto Keong Mas dari Hewan Peliharaan Menjadi Hama Utama Padi di Sawah. Artikel. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Riyanto Aspek-Aspek Biologi Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck.). Majalah Sriwijaya. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya 8 (1): 20-26) Pola Distribusi Populasi Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck.) di Kecamatan Belitang Oku. Majalah Sriwijaya 37 (1): Rozakyah, R. Yolanda, A. A. Purnama Kepadatan Distribusi Keong Mas (Pomacea canaliculata) Di Saluran Irigasi Bendungan Batang Samo Desa Suka Maju Kabupaten Rokan Hulu. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pasir Pengarain. Soemarno Ekosistem sawah. Malang: Universitas Brawijaya. Suharto Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Pangan. Yogyakarta: Andi. Suin, N. M Metoda Ekologi. Padang: Universitas Andalas. Suyamto Masalah Lapangan hama, Penyakit, Hara Pada Padi. International Rice Research Institute: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

6

KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomaceae canaliculata L.) PADA AREAL SAWAH DI KENAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomaceae canaliculata L.) PADA AREAL SAWAH DI KENAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL 1 KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomaceae canaliculata L.) PADA AREAL SAWAH DI KENAGARIAN KOTO BARU KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL REZI YANDRI NIM. 10010286 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI KEONG MAS (Pomacea canaliculata) DI SALURAN IRIGASI BENDUNGAN BATANG SAMO DESA SUKA MAJU KABUPATEN ROKAN HULU

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI KEONG MAS (Pomacea canaliculata) DI SALURAN IRIGASI BENDUNGAN BATANG SAMO DESA SUKA MAJU KABUPATEN ROKAN HULU KEPADATAN DAN DISTRIBUSI KEONG MAS (Pomacea canaliculata) DI SALURAN IRIGASI BENDUNGAN BATANG SAMO DESA SUKA MAJU KABUPATEN ROKAN HULU Rozakiyah *), Rofiza Yolanda 1), Arief Anthonius Purnama 2) 1&2) Program

Lebih terperinci

JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Ayu Wahyuni 1, Armein Lusi 2, Lora Purnamasari 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KEPADATAN POPULASI ULAT RANSEL (Parmarion pupillaris) PADA TANAMAN SAWI PUTIH DI KENAGARIAN AIE ANGEK KECAMATAN X KOTO KABUPATEN TANAH DATAR E-JURNAL

KEPADATAN POPULASI ULAT RANSEL (Parmarion pupillaris) PADA TANAMAN SAWI PUTIH DI KENAGARIAN AIE ANGEK KECAMATAN X KOTO KABUPATEN TANAH DATAR E-JURNAL KEPADATAN POPULASI ULAT RANSEL (Parmarion pupillaris) PADA TANAMAN SAWI PUTIH DI KENAGARIAN AIE ANGEK KECAMATAN X KOTO KABUPATEN TANAH DATAR E-JURNAL GUSMI ANGGELA NIM. 11010158 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan pangan utama yang dikonsumsi oleh hampir setengah penduduk dunia. Kebutuhan pangan akan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk, namun

Lebih terperinci

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG SS Oleh: Ennike Gusti Rahmi 1), Ramadhan Sumarmin 2), Armein Lusi

Lebih terperinci

KEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA PERTANAMAN NAGA DI KANAGARIAN TAPAKIS KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

KEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA PERTANAMAN NAGA DI KANAGARIAN TAPAKIS KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL KEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA PERTANAMAN NAGA DI KANAGARIAN TAPAKIS KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL OLEH: MICKE ADEVA PUTRI NIM. 10010306 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bahan pakan sumber protein merupakan material yang sangat penting. dalam penyusunan ransum, khususnya ternak unggas. Saat ini bahan pakan

PENDAHULUAN. Bahan pakan sumber protein merupakan material yang sangat penting. dalam penyusunan ransum, khususnya ternak unggas. Saat ini bahan pakan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pakan sumber protein merupakan material yang sangat penting dalam penyusunan ransum, khususnya ternak unggas. Saat ini bahan pakan sumber protein masih bergantung

Lebih terperinci

(LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH

(LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH KEPADATAN POPULASI Spodoptera exigua (LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa) DI SELAYO TANANG BUKIK SILEH KECAMATAN LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

FORUM MIPA Vol. 7 No. 1 Edisi Januari 2002, hal 44-48

FORUM MIPA Vol. 7 No. 1 Edisi Januari 2002, hal 44-48 STUDI FAKTOR ABIOTIK YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) di KECAMATAN BELITANG OKU Riyanto *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor abiotik yang

Lebih terperinci

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT Hesti Wahyuningsih Abstract A study on the population density of fish of Jurung (Tor sp.) at Bahorok River in Langkat, North

Lebih terperinci

RAKITAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS PENDAHULUAN

RAKITAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS PENDAHULUAN RAKITAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KEONGMAS Oleh: Silman Hamidy, Jamal Khalid, M. Adil, Hamdani PENDAHULUAN Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus terpenuhi kecukupannya untuk menunjang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Agroteknologi Fakultas

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Agroteknologi Fakultas III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Medan Area dan lahan persawahan di Desa Kolam,

Lebih terperinci

KEPADATAN POPULASI KATAK SAWAH (Rana cancrivora Gravenhorst) YANG DITEMUKAN DI BUNGO PASANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

KEPADATAN POPULASI KATAK SAWAH (Rana cancrivora Gravenhorst) YANG DITEMUKAN DI BUNGO PASANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN KEPADATAN POPULASI KATAK SAWAH (Rana cancrivora Gravenhorst) YANG DITEMUKAN DI BUNGO PASANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL YULIA AFRITA YENI NIM. 09010159 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities. Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities Dedy Muharwin Lubis, Nur El Fajri 2, Eni Sumiarsih 2 Email : dedymuh_lubis@yahoo.com This study was

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Kajian populasi Kondisi populasi keong bakau lebih baik di lahan terlantar bekas tambak dibandingkan di daerah bermangrove. Hal ini ditunjukkan oleh nilai kepadatan

Lebih terperinci

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG. TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG Oleh: Fetro Dola Samsu 1, Ramadhan Sumarmin 2, Armein Lusi,

Lebih terperinci

POLA DISTRIBUSI POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) DI KECAMATAN BELITANG OKU Riyanto *

POLA DISTRIBUSI POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) DI KECAMATAN BELITANG OKU Riyanto * Absstract POLA DISTRIBUSI POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) DI KECAMATAN BELITANG OKU Riyanto * This research was aimed to know density and distribution pattern golden snail (Pomacea canaliculata

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel ikan dilakukan dengan Metode Purpossive Random Sampling pada tiga stasiun penelitian. Di masing-masing stasiun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir memiliki lebar maksimal 20 meter dan kedalaman maksimal 10 meter.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Dekomposisi Jerami Padi pada Plot dengan Jarak Pematang 4 meter dan 8 meter Laju dekomposisi jerami padi pada plot dengan jarak pematang 4 m dan 8 m disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus) PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus) Rukmini Fakultas Perikanan dan Kelautan UNLAM Banjarbaru Email rukmini_bp@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus terpenuhi kecukupannya untuk menunjang kelangsungan hidup sebahagian besar penduduk Indonesia.Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) PRINSIP S R I Oleh : Isnawan BP3K Nglegok Tanaman padi diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya Semua unsur potensi

Lebih terperinci

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING RAJUNGAN (Portunus pelagicus L.) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING RAJUNGAN (Portunus pelagicus L.) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG. TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING RAJUNGAN (Portunus pelagicus L.) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG Oleh: Restia Nika 1), Ramadhan Sumarmin 2), Armein Lusi Z 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelompok Umur Pertumbuhan populasi tiram dapat dilihat berdasarkan sebaran kelompok umur. Analisis sebaran kelompok umur dilakukan dengan menggunakan FISAT II metode NORMSEP.

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)

STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River) 87 STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River) Infa Minggawati dan Lukas Fakultas Perikanan Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. secara langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan data menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan sampel

Lebih terperinci

Total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air sumur sebesar 3,557 x. tertinggi didapatkan pada media air rendaman kangkung.

Total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air sumur sebesar 3,557 x. tertinggi didapatkan pada media air rendaman kangkung. 32 Total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air sumur sebesar 3,557 x 10 5 ekor/liter dan total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air rendaman kangkung sebesar 3,946 x 10 5 ekor/liter.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan data menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan sampel

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK SKRIPSI Oleh: CAROLINA SIMANJUNTAK 100301156 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2010 pada 3 (tiga) lokasi di Kawasan Perairan Pulau Kampai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat,

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

Soni Muzaki, Nurhadi, Elza Safitri Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat .soni ABSTRACT PENDAHULUAN

Soni Muzaki, Nurhadi, Elza Safitri Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat  .soni ABSTRACT PENDAHULUAN Kepadatan Populasi Siput Semak (Bradybaena similaris) Pada Tanaman Sawi Putih Di Areal Tanam Yang Memakai Mulsa Dan Tidak Pakai Mulsa Di Nagari Aie Angek Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar Soni Muzaki,

Lebih terperinci

POPULASI BEKANTAN Nasalis larvatus, WURM DI KAWASAN HUTAN SUNGAI KEPULUK DESA PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

POPULASI BEKANTAN Nasalis larvatus, WURM DI KAWASAN HUTAN SUNGAI KEPULUK DESA PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT POPULASI BEKANTAN Nasalis larvatus, WURM DI KAWASAN HUTAN SUNGAI KEPULUK DESA PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT (Population Of Bekantan (Nasalis Larvatus, Wurmb) In The Area Of Sungai

Lebih terperinci

Aspek- Aspek Biologi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) Riyanto *) Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya

Aspek- Aspek Biologi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) Riyanto *) Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya Aspek- Aspek Biologi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) Riyanto *) Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya Abstrak Tulisan ini membahas tentang aspek-aspek biologi keong mas meliputi aspek

Lebih terperinci

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian PEMBAHASAN Spesies yang diperoleh pada saat penelitian Dari hasil identifikasi sampel yang diperoleh pada saat penelitian, ditemukan tiga spesies dari genus Macrobrachium yaitu M. lanchesteri, M. pilimanus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Kandungan nutrisi yang terdapat pada beras diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Analisis parameter kimia air laut

Lebih terperinci

Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta

Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta Andhika Rakhmanda 1) 10/300646/PN/12074 Manajamen Sumberdaya Perikanan INTISARI Makrozoobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu : 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air

Lebih terperinci

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda 116 PEMBAHASAN UMUM Domestikasi adalah merupakan suatu upaya menjinakan hewan (ikan) yang biasa hidup liar menjadi jinak sehingga dapat bermanfaat bagi manusia. Domestikasi ikan perairan umum merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi

Lebih terperinci

KAWASAN MANGROVE DESA PASAR GOMPONG KENAGARIAN KAMBANG BARAT KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

KAWASAN MANGROVE DESA PASAR GOMPONG KENAGARIAN KAMBANG BARAT KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN KEPADATAN POPULASI KERANG BAKAU (Polymesoda bengalensis Lamarck.) DI KAWASAN MANGROVE DESA PASAR GOMPONG KENAGARIAN KAMBANG BARAT KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Vionika Cipta Indra¹, Ismed

Lebih terperinci

POPULASI DAN SERANGAN Cnaphalocrosis medinalis (LEPIDOPTERA; PYRALIDAE) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

POPULASI DAN SERANGAN Cnaphalocrosis medinalis (LEPIDOPTERA; PYRALIDAE) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA POPULASI DAN SERANGAN Cnaphalocrosis medinalis (LEPIDOPTERA; PYRALIDAE) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA POPULATION AND INSECT PESTS ATTACK OF Cnaphalocrosis medinalis (LEPIDOPETRA

Lebih terperinci

KEPADATAN POPULASI ULAT KROP

KEPADATAN POPULASI ULAT KROP KEPADATAN POPULASI ULAT KROP ( Crocidolomia pavonana Fab. ) PADA TANAMAN KUBIS TELUR ( Brassica oleracea L. ) DI DUSUN DANAU PAUH DESA PULAU TENGAH KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN PROPINSI JAMBI ARTIKEL

Lebih terperinci

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN Jalil 1, Jurniati 2 1 FMIPA Universitas Terbuka, Makassar 2 Fakultas Perikanan Universitas Andi Djemma,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu dari luar sistem perairannya sehingga dapat dinetralkan atau distabilkan kembali dalam jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan air permukaan dalam hal ini air sungai untuk irigasi merupakan salah satu diantara berbagai alternatif pemanfaatan air. Dengan penggunaan dan kualitas air

Lebih terperinci

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu) Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan

Lebih terperinci

ROTIFERA PADA AREA BEKAS TAMBANG EMAS DI KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG ROTIFERA AT GOLD MINED AREAS IN KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG

ROTIFERA PADA AREA BEKAS TAMBANG EMAS DI KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG ROTIFERA AT GOLD MINED AREAS IN KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG Bio-site. Vol. 02 No. 1, Mei 2016 : 1-5I SSN: 2502-6178 ROTIFERA PADA AREA BEKAS TAMBANG EMAS DI KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG ROTIFERA AT GOLD MINED AREAS IN KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG Silvi Susanti

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung Walet memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh burung lain. Ciri khas tersebut diantaranya melakukan hampir segala aktivitasnya di udara seperti makan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memilih sumber makanan. Salah satu zat yang diperlukan bagi. mengkonsumsi daging, ikan dan kacang-kacangan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memilih sumber makanan. Salah satu zat yang diperlukan bagi. mengkonsumsi daging, ikan dan kacang-kacangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kandungan gizi dalam makanan bagi tubuh, maka kesadaran untuk pemenuhan gizi harian yang mengandung

Lebih terperinci

Si Pengerat Musuh Petani Tebu..

Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Embriani BBPPTP Surabaya Gambar. Tanaman Tebu Yang Terserang Tikus Hama/pest diartikan sebagai jasad pengganggu bisa berupa jasad renik, tumbuhan, dan hewan. Hama Tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehingga kualitas airnya harus tetap terjaga. Menurut Widianto

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo 1.2 Robi Hendrasaputro, 2 Rully, dan 2 Mulis 1 robihendra40@gmail.com

Lebih terperinci

KEPADATAN POPULASI LALAT BUAH Bactrocera cucurbitae PADA BUAH PARE (Momordica charantia L.)

KEPADATAN POPULASI LALAT BUAH Bactrocera cucurbitae PADA BUAH PARE (Momordica charantia L.) KEPADATAN POPULASI LALAT BUAH Bactrocera cucurbitae PADA BUAH PARE (Momordica charantia L.) ARTIKEL ILMIAH FIRDA SEPTRIA DENI NIM. 12010121 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau disebut juga perairan lotik dan perairan menggenang atau disebut juga perairan lentik.

I. PENDAHULUAN. atau disebut juga perairan lotik dan perairan menggenang atau disebut juga perairan lentik. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem perairan di daratan secara umum dibagi menjadi dua yaitu perairan mengalir atau disebut juga perairan lotik dan perairan menggenang atau disebut juga perairan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN POPULASI SIPUT SETENGAH CANGKANG (Parmarion sp.) DAN UMUR TANAMAN TERHADAP KERUSAKAN DAN PRODUKSI KUBIS BUNGA

PERKEMBANGAN POPULASI SIPUT SETENGAH CANGKANG (Parmarion sp.) DAN UMUR TANAMAN TERHADAP KERUSAKAN DAN PRODUKSI KUBIS BUNGA 1 PERKEMBANGAN POPULASI SIPUT SETENGAH CANGKANG (Parmarion sp.) DAN UMUR TANAMAN TERHADAP KERUSAKAN DAN PRODUKSI KUBIS BUNGA SKRIPSI OLEH: DHIKY AGUNG ENDIKA 060302029 HPT DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMIJAHAN, PENETASAN TELUR DAN PERAWATAN LARVA Pemijahan merupakan proses perkawinan antara induk jantan dengan induk betina. Pembuahan ikan dilakukan di luar tubuh. Masing-masing

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS Oleh ZURIANI 107039001 PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 Judul : Analisis Produksi

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di daerah Teluk Hurun, Lampung. Teluk Hurun merupakan bagian dari Teluk Lampung yang terletak di Desa Hanura Kec. Padang Cermin Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia memiliki banyak hutan

Lebih terperinci

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA Oleh: Yuri Hertanto C64101046 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI GASTROPODA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KECAMATAN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI GASTROPODA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KECAMATAN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA KEPADATAN DAN DISTRIBUSI GASTROPODA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KECAMATAN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA LonggonTanjung*), Suwondo, Elya Febrita, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Chironomida Organisme akuatik yang seringkali mendominasi dan banyak ditemukan di lingkungan perairan adalah larva serangga air. Salah satu larva serangga air yang dapat ditemukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan Data Mikrohabitat Belalang pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan Data Mikrohabitat Belalang pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan Data Mikrohabitat Belalang pada Tanaman Jagung. Lokasi penelitian Mikrohabitat hama belalang pada tanaman jagung dilakukan di Desa

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS AIR UNTUK AKTIFITAS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRUENG ACEH Susi Chairani 1), Siti Mechram 2), Muhammad Shilahuddin 3) Program Studi Teknik Pertanian 1,2,3) Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Fauna Tanah 4.1.1. Populasi Total Fauna Tanah Secara umum populasi total fauna tanah yaitu mesofauna dan makrofauna tanah pada petak dengan jarak pematang sempit (4 m)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

KEPADATAN POPULASI KERANG BAKAU (Polymesoda bengalensis Lamarck.) YANG DITEMUKAN DI MUARA BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

KEPADATAN POPULASI KERANG BAKAU (Polymesoda bengalensis Lamarck.) YANG DITEMUKAN DI MUARA BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN KEPADATAN POPULASI KERANG BAKAU (Polymesoda bengalensis Lamarck.) YANG DITEMUKAN DI MUARA BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Irvan Duwi Nata¹, Nurhadi², Ismed Wahidi² ¹Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Oleh : Afriyanti, Nurhadi dan Lince Meriko. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Oleh : Afriyanti, Nurhadi dan Lince Meriko. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat KEPADATAN POPULASI HAMA KEPIK PENGHISAP BUAH (Helopeltis theivora) PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI JORONG SIDUAMPAN KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh : Afriyanti, Nurhadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013). 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai dingin dan

Lebih terperinci

POLA DISTRIBUSI DAN KEPADATAN POPULASI GASTROPODA Terebralia sulcata DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PUTRI SEMBILAN KECAMATAN RUPAT UTARA

POLA DISTRIBUSI DAN KEPADATAN POPULASI GASTROPODA Terebralia sulcata DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PUTRI SEMBILAN KECAMATAN RUPAT UTARA POLA DISTRIBUSI DAN KEPADATAN POPULASI GASTROPODA Terebralia sulcata DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PUTRI SEMBILAN KECAMATAN RUPAT UTARA Oleh Maryanto 1) Syafruddin Nasution 2) Dessy yoswaty 2) Maryantorupat@yahoo.com

Lebih terperinci

KEPADATAN POPULASI KERANG BAKAU (Polymesoda bengalensis Lamarck) DI MUARA PACUAN LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

KEPADATAN POPULASI KERANG BAKAU (Polymesoda bengalensis Lamarck) DI MUARA PACUAN LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN 1 KEPADATAN POPULASI KERANG BAKAU (Polymesoda bengalensis Lamarck) DI MUARA PACUAN LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Uci Idia Tantia¹, Ismed Wahidi², Yosmed Hidayat² ¹Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Jurnal Harpodon Borneo Vol.6. No.2. Oktober ISSN : X

Jurnal Harpodon Borneo Vol.6. No.2. Oktober ISSN : X RE-POTENSI POPULASI ENDEMIK DARI SPESIES KERANG PAHUT-PAHUT (Pharella acutidens) DI DAERAH KAWASAN KONSERVASI MANGROVE DAN BEKANTAN (KKMB) KOTA TARAKAN 1) Mulyadi Syam, 2) Andi Putra Luwu, 2) Halidin,

Lebih terperinci

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 1 N o m o r 2 T a h u n

J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 1 N o m o r 2 T a h u n J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 1 N o m o r 2 T a h u n 2 0 1 7 64 METODE PENGENDALIAN HAMA KEONG MAS(Pomaceae canaliculata L.) DENGAN POLA PENGAIRAN DAN BEBERAPA UMPAN PERANGKAP TERHADAP PRODUKSI

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD Oleh : IRMA DEWIYANTI C06400033 SKRIPSI PROGRAM STUD1 ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah sekitarnya. Oleh karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berada pada puncak rantai makanan atau top predator yang oportunis. Hal ini memiliki

I. PENDAHULUAN. berada pada puncak rantai makanan atau top predator yang oportunis. Hal ini memiliki I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Salah satunya adalah ekosistem sawah. Ekosistem sawah kaya akan unsur-unsur penyusun

Lebih terperinci

TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL 0 TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (Strata I) SAKRI EFENDI

Lebih terperinci

TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI

TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI TITOJER SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI Gusnidar, Herviyanti dan Syafrimen Yasin; Fakultas Pertanian Universitas Andalas ABSTRAK Titojer adalah titonia dan jerami sebagai bahan organik

Lebih terperinci

Abdul Jamil, Armein Lusi Zeswita, Meliya Wati Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Abdul Jamil, Armein Lusi Zeswita, Meliya Wati Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat KEPADATAN POPULASI ULAT GRAYAK (SPODOPTERA LITURA FABR) PADA KEBUN TEMBAKAU (NICOTIANA TOBBACO L.) DI JORONG SABORANG TOBEK KECAMATAN SITUJUH LIMO NAGARI. Abdul Jamil, Armein Lusi Zeswita, Meliya Wati

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN PADI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN PADI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN PADI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : Pengairan Padi Tujuan berlatih: Setelah

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA Esti Widayanti Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro E_mail : estiwidayanti99@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL FAISOL MAS UD Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

HEWAN BENTOS SEBAGAI INDIKATOR EKOLOGI DI SUNGAI CIKAPUNDUNG, BANDUNG

HEWAN BENTOS SEBAGAI INDIKATOR EKOLOGI DI SUNGAI CIKAPUNDUNG, BANDUNG HEWAN BENTOS SEBAGAI INDIKATOR EKOLOGI DI SUNGAI CIKAPUNDUNG, BANDUNG T591. 526 32 RON ABSTRAK Penelitian tentang hewan bentos sebagai indikator ekologi di S. Cikapundung telah dilakukan dari tanggal 15

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI SAWAH DI NAGARI DESA BARU KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL Wartinah NIM. 10030211 Pembimbing I Pembimbing II Yeni Erita, M. Pd

Lebih terperinci

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara Diversity and Abundance of Macrozoobenthos in Naborsahan River of Toba Samosir Regency, North Sumatera

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA 08010009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret- 20 Juli 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi sekarang, pemanfaatan pestisida, herbisida dan pupuk kimia sangat umum digunakan dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi sekarang, pemanfaatan pestisida, herbisida dan pupuk kimia sangat umum digunakan dalam usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi sekarang, pemanfaatan pestisida, herbisida dan pupuk kimia sangat umum digunakan dalam usaha mempertahankan hasil pertanian di sawah khususnya. Dengan

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL Siapa yang tak kenal ikan lele, ikan ini hidup di air tawar dan sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak

Lebih terperinci