BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Irwan Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Buta Warna Buta warna merupakan suatu kelainan penglihatan disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut (cone cell) pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna obyek yang terlihat bukan warna sesungguhnya.(nina, 2007; Majumdar, et al, 2010) Buta warna dapat juga didefinisikan suatu defisiensi persepsi penglihatan warna termasuk ketidakmampuan untuk mendiskriminasikan perbedaan warna oleh panjang gelombang. Seseorang dengan penglihatan normal disebut trichromate. Pada buta warna kemampuan untuk mengapresiasikan satu atau lebih warna primer disebut defective (anomali) atau absent (anopia). Buta warna bisa terjadi kongenital atau didapat.(khurana, 2007) 2.2 Anatomi Retina Retina merupakan lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semi transparan yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola mata. Retina terdiri dari pars pigmentosa disebelah luar dan pars nervosa disebelah dalam. Tiga perempat posterior retina merupakan organ reseptor. Pinggir anterior membentuk cincin berombak, disebut ora serata, yang merupakan ujung akhir pars nervosa. Pada pertengahan
2 posterior terdapat daerah lonjong kekuningan disebut makula lutea, yang merupakan area retina dengan daya penglihatan yang paling jelas. Ditengahnya terdapat lekukan, disebut fovea sentralis.(ellis, 1996; Khurana, 2007) Retina terdiri dari 3 jenis sel dengan sinaps-sinapsnya tersusun pada 10 lapis yaitu (Ellis, 1996; Khurana, 2007; Skuta et al, 2010; Vaughan, 2007; Remington, 2005) 1. Epitel pigmen. Merupakan lapisan yang paling luar dari retina yang terdiri dari suatu lapis sel-sel yang berisi pigmen. Lapisan ini berlekatan dengan lamina basal dari koroid (membran Bruch). 2. Lapisan rod dan cone. Rod dan cone merupakan ujung dari organ penglihatan yang juga disebut dengan fotoreseptor. Lapisan rod dan cone hanya berisi segmen luar sel-sel fotoreseptor yang tersusun dalam bentuk palisade. Terdapat sekitar 120 juta rod dan 6,5 juta cone. Rod berisi suatu substansi fotosensitif visual purple (rhodopsin) yang menyebabkan penglihatan perifer dan penglihatan low illumination (scotopic vision). Cone berisi suatu substansi fotosensetif dan bertanggung jawab terhadap penglihatan sentral (photopic vision) dan penglihatan warna). 3. Membran limitan eksterna. Merupakan suatu fenesterated membrane yang berjalan melalui rod dan cone.
3 4. Lapisan nuklear luar. Yang terdiri dari nukleus rod dan cone. 5. Lapisan pleksiform luar. Terdiri dari hubungan rod sperhule dan cone pedicle dengan dendrit sel bipolar dan sel horizontal. 6. Lapisan nuklear dalam. Terdiri dari badan sel bipolar. Juga berisi badan sel horizontal amkrin dan muller dan kapiler arteri sentral retina. 7. Lapisan pleksiform dalam. Terdiri dari hubungan antara akson dendrit sel bipolar dari sel ganglion dan sel amkrin. 8. Lapisan sel ganglion. Terdiri dari badan sel dari sel ganglion. Terdapat 2 jenis sel-sel ganglion. Midget ganglion cells pada regio makular dan polisinap sel ganglion yang terdapat pada retina perifer. 9. Nerve fiber layer. Terdiri dari akson-akson sel ganglion, yang berjalan melalui lamina kribrosa ke nervus optikus. 10. Membran limitan interna. Merupakan lapisan yang paling dalam dan memisahkan retina dari vitreous. Keempat lapisan terluar retina, epitel pigmen, lapisan rod dan cone, membran limitan eksterna dan lapisan nuklear luar mendapat nutrisi dari pembuluh darah koroid. Enam lapisan terdalam mendapat nutrisi dari arteri retina sentral, yang merupakan cabang dari arteri oftalmikus. Arteri retina sentral muncul dari physiological cup diskus optikus dan terbagi dalam 4 cabang, superior-nasal, superior-temporal, inferior-nasal dan inferior-temporal.(khurana, 2007)
4 Vena retina mengikuti pola arteri retina. Vena retina sentral mengalir ke dalam sinus kavernosus secara langsung atau melalui vena oftalmik superior. Cahaya yang masuk ke retina harus melalui retina yang cukup tebal untuk mencapai fotoreseptor. Densitas dan distribusi fotoreseptor bervariasi dengan lokasi topografi dalam retina. Di fovea terdapat susunan sel kerucut (cone) yang padat, didominasi oleh sensitivitas warna merah dan hijau, yang berisi lebih dari sel kerucut/mm 2. Fovea sentralis tidak memiliki sel batang (rod), hanya berisi sel kerucut dan sel Muller. Jumlah sel kerucut menurun saat menjauhi bagian sentral, dan sama sekali tidak terdapat sel kerucut di bagian perifer. Sel batang (rod) memiliki densitas yang paling tinggi pada daerah 20 dari fiksasi, dengan puncak kepadatan sekitar sel batang/mm 2.(Khurana, 2007; Remington, 2005) Molekul sensitif sel batang dan sel kerucut berasal dari vitamin A dan berikatan dengan apoprotein disebut dengan opsin. Pada sel batang, molekul yang dihasilkan disebut rhodopsin. Sel kerucut memiliki 3 opsin yang berbeda yang secara selektif memberikan sensitifitas cahaya merah, hijau dan biru.(khurana, 2007)
5 Gambar 2.1. penampang melintang retina.(fairchild, 2005) 2.3 Peran Sel Batang dan Sel Kerucut dalam Penglihatan Warna Retina terdiri dari sel batang dan sel kerucut. Berdasarkan responsivitasnya, sel kerucut dibagi menjadi 3 macam, S cone, M cone, L cone, sedangkan sel batang hanya terdiri dari satu tipe sel. Penamaan ini berdasarkan sensitivitas sel terhadap panjang gelombang cahaya short wavelength, middle wavelength dan long wavelength. Ada juga yang menamakan panjang gelombang ini sebagai RGB (red, green and blue).(fairchild, 2005; Suryantara, 2004) Pada sel kerucut terdapat 3 tipe sel yang menampilkan warna, sedangkan sel batang hanya satu macam, menunjukkan bahwa sel
6 batang tidak mampu mengidentifikasi warna. Sel S tersebar merata diseluruh retina, namun tidak terdapat di daerah tengah fovea. Perbandingan jumlah L:M:S adalah 12:6:1.(Fairchild, 2005; Suryantara, 2004) Gambar 2.2. Sel batang dan sel kerucut.(fairchild, 2005) 2.4 Fisiologi Penglihatan Warna Kemampuan mata untuk membedakan warna disebabkan oleh perbedaan panjang gelombang cahaya. Penglihatan warna merupakan fungsi sel kerucut dan sering disebut dengan photopic vision. Pada cahaya redup (scotopic vision), semua warna terlihat abu-abu dan fenomena ini disebut Purkinje shift.(khurana, 2007) Proses analisis warna tidak sepenuhnya fungsi dari otak, karena analisis warna dimulai dari retina. Banyak teori yang menjelaskan tentang
7 persepsi warna, tapi hanya 2 teori yang paling berpengaruh, yaitu (Fairchild, 2005; Khurana, 2007) 1. Teori Trichromatic Trichromacy penglihatan warna pertama kali ditemukan oleh Young kemudian di modifikasi oleh Helmholtz. Karena itulah disebut teori young-helmholtz. Teorinya mengatakan bahwa terdapat 3 jenis sel kerucut, masing-masing berisi fotopigmen yang berbeda yang secara maksimal sensitif terhadap 1 dari 3 warna primer, merah, hijau dan biru. Sensasi dari warna yang terjadi ditentukan oleh frekuensi relatif dari impuls masing-masing ketiga sistem sel kerucut. Dengan kata lain pada proporsi yang berbeda, warna yang terjadi terdiri dari campuran ketiga warna primer. Pembenaran teori Young-Helmholtz s trichromacy telah di demonstrasikan oleh identifikasi dan karakterisasi kimia masing-masing dari ketiga pigmen dengan teknik rekombinan DNA, masing-masing memiliki spektrum absorbsi berbeda: - Red sensitive cone pigment, juga disebut erythrolabe atau long wave length sensitive (LWS) cone pigment, menyerap secara maksimal bagian yang berwarna kuning dengan puncak 565 nm. Tapi spektrumnya meluas cukup jauh hingga panjang gelombang warna merah.
8 - Green sensitive cone pigment, juga disebut chlorolabe atau medium wavelength sensitive (MWS) cone pigment, menyerap secara maksimal bagian yang berwarna kuning dengan puncak 535 nm. - Blue sensitive cone pigment, juga disebut cyanolabe atau short wavelength sensitive (SWS) cone pigment, menyerap secara maksimal pada bagian yang berwarna biru-violet dengan puncak 440 nm. Teori Young-Helmholtz menyimpulkan bahwa warna biru, hijau dan merah merupakan warna primer. Teori ini tidak diragukan, tetapi tidak dapat menjelaskan fenomena transmisi ke otak. 2. Opponent colour theory of hering Teori ini menyebutkan bahwa beberapa warna terlihat mutually exclusive. Tidak ada warna tertentu yang disebut hijau kemerahan, dan fenomena tersebut sukar dijelaskan dengan teori trichromatik sendiri. Kedua teori menunjukkan bahwa: - Penglihatan warna trichromatik berada pada fotoreseptor - Colour apponency terjadi pada sel ganglion Berdasarkan opponent colour theory, terdapat 2 jenis utama sel ganglion colour opponent.(ellis, 1996)
9 1. Red-green opponent colour cells menggunakan sinyal dari sel kerucut merah dan hijau untuk mendeteksi kontras merah/hijau pada daerah yang diterima. 2. Blue-yellow opponent colour cells mendapat sinyal kuning dari pigmen kerucut merah dan hijau, yang kontras terhadap pigmen kerucut biru dalam 3. Teori modern opponent colors Teori ini bertentangan dengan teori trikromatik. Teori ini menyatakan bahwa warna yang diterima direseptor warna dikirim ke retina untuk diubah sinyalnya dan baru dikirim ke otak. Warna memiliki tiga sifat yaitu corak, intensitas dan saturasi (derajat kebebasan dari pengenceran dengan warna putih). Untuk setiap warna terdapat warna komplementer yang apabila dicampurkan dengan warna tersebut, akan menghasilkan sensasi putih. Hitam adalah sensasi yang dihasilkan jika tidak terdapat cahaya, tetapi hitam mungkin merupakan sensasi positif, karena pada mata yang buta tidak melihat warna hitam. Berbagai fenomena, misalnya kontras yang berurutan dan simultan, trik-trik penglihatan yang menimbulkan kesan warna meskipun tidak ada warna, bayangan ikutan (after image) positif dan negatif, dan berbagai aspek psikologis penglihatan warna juga berkaitan. Pengamatan mengenai sensasi warna putih, spektrum warna, ekstraspektrum warna dapat dihasilkan dengan mencampurkan cahaya merah (panjang gelombang nm), cahaya hijau (panjang gelombang nm),
10 dan cahaya biru (panjang gelombang nm) dengan berbagai perbandingan. Dengan demikian, warna merah, hijau dan biru disebut warna primer. Yang perlu diketahui juga adalah bahwa warna yang dipersepsikan bergantung pada warna benda lain dalam lapangan pandang. Misalnya benda merah akan tampak merah apabila lapangan sekitarnya disinari cahaya hijau atau biru, tetapi tampak merah muda pucat atau putih apabila lapangan pandang disekitarnya disinari cahaya merah.(khurana, 2007) Gambar 2.3. Penyerapan Spektrum dari Tiga Pigmen Kerucut.(Khurana, 2007)
11 Gambar 2.4. Panjang gelombang sinar tampak.(suryantara, 2004) 2.4 Klasifikasi Buta Warna A. Buta Warna Kongenital Hal ini merupakan keadaan yang terjadi pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, yaitu sekitar 3-4% pada laki-laki, sedang perempuan sekitar 0.4%. buta warna kongenital terbagi 2 yaitu (Fairchild, 2005; Khurana, 2007; Skuta et al, 2012; Pache et al, 2008; Guest, 2011) 1. Dyschromatopsia Merupakan gangguan penglihatan warna yang disebabkan oleh defisiensi dari mekanisme menerima warna. Yang terdiri dari trikromat anomali dan dikromat. a. Trikromatik anomali Mekanisme untuk mengapresiasikan semua warna primer ada, tapi terjadi defek terhadap satu atau dua warna primer. Tiga jenis trikromat anomali yaitu:
12 Protanomali, dimana terjadi defek terhadap apresiasi warna merah karena terjadi kelemahan terhadap fotopigmen L cone atau absorbsi L cone kearah gelombang yang lebih rendah. Deuteranomali, terjadi defek terhadap apresiasi warna hijau atau kelemahan fotopigmen M cone atau absorbsi M cone bergeser kearah gelombang yang lebih panjang. Tritanomali, terjadi defek terhadap apresiasi warna biru atau fotopigmen S cone absorbsi s cone bergeser kearah gelombang yang lebih panjang. b. Dikromatik Pada keadaan ini kemampuan untuk menerima satu dari ketiga warna sama sekali tidak ada, Karena pasien hanya memiliki 2 pigmen kerucut. Beberapa individu disebut dichromates dan kemungkinan memiliki satu dari jenis defek berikut ini: Protanopia, merupakan keadaan yang paling sering ditemukan dengan defek pada penglihatan warna merah hijau atau kurang sensitifnya pigmen merah kerucut (hilangnya fotopigmen L cone). Deuteranopia, kekurangan pigmen hijau kerucut (hilangnya fotopigmen M cone) sehingga tidak dapat membedakan warna kemerahan dan kehijauan.
13 Tritanopia, tidak adanya apresiasi terhadap warna biru. Terdapat kesukaran dalam membedakan warna biru dari kuning karena hilangnya fotopigmen s cone. Red-green deficiency (protanomali, protanopia, deuteranomali dan deuteranopia) merupakan keadaan yang lebih umum. Kelainan ini merupakan sumber bahaya terhadap pekerjaan tertentu seperti supir, pelaut dan polisi lalu lintas. Blue deficiency (tritanomali dan tritanopia) lebih jarang terjadi. 2. Akromatopsia Merupakan keadaan yang sangat jarang terjadi, terdiri dari cone monochromatism atau rod monochromatism. Cone monochromatism ditandai hanya mengenal satu warna primer, sehingga penderita tersebut benar-benar buta warna. Kelainan ini ditandai tajam penglihatan normal dan tidak ada nistagmus. Rod monochromatism bisa komplit atau tidak komplit. Merupakan kelainan herediter yang diturunkan secara autosom recessive. Kelainan ini ditandai oleh buta warna total, buta siang hari (tajam penglihatan sekitar 6/60), nistagmus, gambaran fundus biasanya normal.
14 Gambar 2.5. Penglihatan pada (a) normal, (b) protanopia, (c) deuteranopia, (d) tritanopia.(fairchild, 2005) B. Buta Warna Didapat Disebabkan oleh kerusakan pada makula dan nervus optikus, biasanya berhubungan dengan skotoma sentral atau penurunan tajam penglihatan.(boptom dan Monica, 2009; Fairchild, 2005; Khurana, 2007; Skuta et al, 2012; Pache, 2008) Blue-yellow impairment terjadi pada lesi diretina seperti CSCR, edem makula dan shallow retinal detachment. Red-green deficiency terjadi pada lesi di nervus optikus seperti neuritis optik, Leber s optic atrophy dan kompresi nervus optikus.
15 Acquired blue color defect (blue blindness) biasanya terjadi pada usia tua disebabkan oleh peningkatan sklerosis kristalin lensa. 2.5 Pemeriksaan Buta Warna Pemeriksaan buta warna dirancang bertujuan untuk screening adanya defek penglihatan warna, klasifikasi kualitatif buta warna seperti protan, deuteran dan tritan serta untuk analisis derajat defisiensi yaitu ringan, moderat atau berat.(khurana, 2007) Jenis-jenis pemeriksaan buta warna pada umumnya adalah sebagai berikut (Fairchild, 2005; Khurana, 2007; Skuta et al, 2012; Kanski, 2011; Janoko, 2009) 1. Pseudo-isochromatic charts. Merupakan pemeriksaan buta warna yang paling sering dilakukan yang menggunakan Ishihara s plates. Pada pemerikasaan ini terdapat pola warna dan grey dots yang memberikan satu pola pada individu normal dan pola yang lain pada individu yang mengalami defisiensi warna. Pemeriksaan ini merupakan metoda yang cepat untuk screening buta warna. Pemeriksaan lain dengan prinsip yang sama adalah Hardy-Rand Rittler plates (HRR).
16 Gambar 2.6. Contoh Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara. Pada Orang Normal dan Buta Warna Dapat Melihat Angka 12.(Janoko, 2009) Gambar 2.7. Contoh Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara. Pada Orang Normal dapat Melihat Angka 8. Pada Red-Green Deficiency Dapat Melihat Angka 3. Pada Total Color Blindness Tidak Dapat Melihat Angka Apapun.(Janoko, 2009)
17 2. The lantern test. Pada pemeriksaan ini subjek harus memberi nama terhadap variasi warna yang ditunjukkan kepadanya dengan suatu lentera. 3. Fransworth-Munsell 100 hue test dan Farnsworth D15 hue discrimination/ arrangement test. Ini merupakan pemeriksaan stereoskopi dimana subjek harus menyusun kepingan warna dengan susunan ascending. Penglihatan warna diputuskan dengan skor eror, misalnya makin bagus skor makin buruk penglihatan warna. Gambar 2.8. D-15 Color Arrangement Test.(Fairchild, 2005) 4. City university colour vision test. Pemeriksaan ini juga disebut pemeriksaan stereoskopi dimana suatu pusat lemping warna di cocokkan dengan warna yang paling dekat dari empat lemping warna disekitarnya. 5. Nagel s anomaloscope. Terdiri dari test plate yang bagian bawahnya berwarna kuning yang dapat disesuaikan kontrasnya. Pasien berusaha mencocokkan bagian atas sampai berwarna kuning dengan mencampur warna merah dan hijau. Orang dengan buta warna hijau
18 akan menggunakan banyak warna hijau dan begitu juga pada orang dengan buta warna merah. Gambar 2.9. Anomaloskop nagel. (Fairchild, 2005) 6. Holmgren s wool test. Pada tahun 1837, August Seebeck menggunakan lebih dari 300 kertas berwarna dan meminta pasien mencocokkan atau menemukan warna yang sesuai dengan contoh warna yang diberikan, dan pada tahun 1877, Holmgren mengambil ide ini dan menggunakan benang wol berwarna sebagai pengganti kertas. Gambar Uji Holmgren Wool. (Fairchild, 2005)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. apabila fungsi organ mata (makula dan saraf optik) normal, terdapat cukup cahaya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Defek penglihatan warna atau yang lebih dikenal dengan buta warna adalah gangguan penglihatan warna, ketidakmampuan untuk membedakan warna yang orang normal mampu untuk
Lebih terperinciKetebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di
Anatomi Retina Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh korpus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEFINISI Buta warna adalah penglihatan warna-warna yang tidak sempurna. Buta warna juga dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Buta Warna Buta warna adalah penglihatan warna-warna yang tidak sempurna. Buta warna juga dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan
Lebih terperinciGambar 2.1. Anatomi Retina (Sherwood, 2011).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fisiologi Penglihatan Warna Fungsi utama mata adalah memfokuskan berkas cahaya dari lingkungan ke sel fotoreseptor retina, yaitu sel batang dan sel kerucut. Fotoreseptor kemudian
Lebih terperinciSensasi dan Persepsi
SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses
Lebih terperinci10/6/2011 INDERA MATA. Paryono
INDERA MATA Paryono 1 INDERA PENGLIHATAN BOLA MATA TDD: 3 LAPISAN YAKNI, LAPISAN TERLUAR SKLERA, KERUH YG SEMAKIN KE DEPAN SE-MAKIN TEMBUS PANDANG KORNEA LAPISAN KEDUA KHOROID, HITAM (GELAP), KE DEPAN
Lebih terperinciFisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual
Komang Shary K., NPM 1206238633 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia LTM Pemicu 1 Modul Penginderaan Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual Pendahuluan Fungsi utama mata
Lebih terperinciPEMERIKSAAN PERGERAKAN MATA VISUS & TES BUTA WARNA
PEMERIKSAAN PERGERAKAN MATA VISUS & TES BUTA WARNA PEMERIKSAAN PERGERAKAN MATA VISUS & TES BUTA WARNA PEMERIKSAAN PERGERAKAN MATA Tujuan Instruksional Khusus: - Mahasiswa mampu menjelaskan maksud dan tujuan
Lebih terperinciBio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Bio Psikologi Modul ke: SISTEM VISUAL 1. Prinsip umum persepsi visual 2. Cahaya Memasuki Mata dan Mencapai Retina 3. Retina dan Translasi Cahaya 4. Dari Retina ke Korteks Visual Primer 5. Melihat Batas
Lebih terperinciPEMERIKSAAN PERGERAKAN MATA VISUS & TES BUTA WARNA
PEMERIKSAAN PERGERAKAN MATA VISUS & TES BUTA WARNA PEMERIKSAAN PERGERAKAN MATA Tujuan Instruksional Khusus: - Mahasiswa mampu menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan pergerakan mata. - Mahasiswa mampu
Lebih terperinciPrevalensi Buta Warna Pada Calon Mahasiswa yang Masuk di Universitas Tadulako
Biocelebes, Juni 2010, hlm. 54-59 ISSN: 1978-6417 Vol. 4 No. 1 Prevalensi Buta Warna Pada Calon Mahasiswa yang Masuk di Universitas Tadulako Sumarni 1) 1) Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Matematika
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Reaksi Pengumpulan Pepetek terhadap Warna Cahaya dengan Intensitas Berbeda Informasi mengenai tingkah laku ikan akan memberikan petunjuk bagaimana bentuk proses penangkapan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buta warna adalah suatu kelainan yang diakibatkan oleh ketidakmampuan bagian mata seseorang untuk mengenali warna tertentu. Seseorang dapat melihat karena bantuan photoreceptor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat Optik merupakan salah satu alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan, dan hukum pembiasan cahaya untuk membuat suatu bayangan suatu benda.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. bergunamelakukanpengolahan data maupunkegiatankegiatansepertipembuatandokumenataupengolahan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aplikasi Menurut Mulyadi (2010) Aplikasiadalahkomponen yang bergunamelakukanpengolahan data maupunkegiatankegiatansepertipembuatandokumenataupengolahan data aplikasi adalah bagian
Lebih terperinciINDERA PENGLIHATAN (MATA)
M INDERA PENGLIHATAN (MATA) ata manusia secara keseluruhan berbentuk seperti bola sehingga sering disebut bola mata. Media penglihatan terdiri dari kornea, aquous humor (terletak antara kornea dan lensa),
Lebih terperinciPENENTUAN TINGKAT BUTA WARNA BERBASIS HIS PADA CITRA ISHIHARA
PENENTUAN TINGKAT BUTA WARNA BERBASIS HIS PADA CITRA ISHIHARA Rahmadi Kurnia Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang E-mail: rahmadi_kurnia@ft.unand.ac.id ABSTRAK Buta warna adalah
Lebih terperinciINDERA PENGLIHATAN KELOMPOK 9 PANJI KUNCORO ( ) NILA NURFADHILAH ( ) RAHMAD WEDI APRIANSYAH PUTRA ( )
INDERA PENGLIHATAN KELOMPOK 9 PANJI KUNCORO (17515874) NILA NURFADHILAH (15515067) RAHMAD WEDI APRIANSYAH PUTRA (15515558) ADAPTASI MATA 1. Adaptasi Terang Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Pengolahan Citra
BAB II DASAR TEORI II.1 Pengolahan Citra II.1.1 Citra Sebuah citra yang didefinisikan di dunia nyata dipetakan sebagai sebuah fungsi terhadap intensitas cahaya terhadap bidang dwimatra. Sebagai contoh
Lebih terperinciSENSASI PERSEPSI Biopsikologi
SENSASI PERSEPSI Biopsikologi UNITA WERDI RAHAJENG www.unita.lecture.ub.ac.id Sensasi: Sensasi dan Persepsi Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh bendabenda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Tes Buta Warna Berbasis Komputer Maria Widyastuti, Suyanto, Fazmah Arif Yulianto Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciAnatomi Organ Mata. Anatomy Mata
Anatomi Organ Mata Mata atau organon visus secara anatomis terdiri dari Occulus dan alat tambahan (otot-otot) di sekitarnya. Occulus terdiri dari Nervus Opticus dan Bulbus Occuli yang terdiri dari Tunika
Lebih terperinciHISTOFISIOLOGI RETINA
HISTOFISIOLOGI RETINA Sunny Wangko Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: sunnywangko@yahoo.com Bola mata orang dewasa berdiameter sekitar 2,5 cm. Dari seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia mempunyai panca indra. Indra pertama yang penting yaitu indra
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia mempunyai panca indra. Indra pertama yang penting yaitu indra penglihatan mata. Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada saat lahir mata bayi normal cukup bulan berukuran kira-kira 2/3 ukuran mata orang dewasa. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anatomi Mata Gambar 1. Penampang bola mata Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan
Lebih terperinciMembedakan Warna Protanopia, Deuteranopia, Tritanopia. Sudjoko KUSWADJI Yayasan Sudjoko Kuswadji
Membedakan Warna Protanopia, Deuteranopia, Tritanopia Sudjoko KUSWADJI Yayasan Sudjoko Kuswadji Kemampuan Membedakan Merah-Hijau Protanopia (red dichromacy) dan protanomalia; Kekurangpekaan terhadap warna
Lebih terperinci1. STRABISMUS (MATA JULING)
Mata merupakan salah satu panca indera yang penting bagi manusia. Dengan mata, kita dapat melihat indahnya dunia yang penuh warna serta berbagai bentuk yang unik. Mata yang sempurna adalah dambaan setiap
Lebih terperinciNERVUS OPTIKUS. Ari Budiono, S. Ked. Disusun oleh : Fakultas Kedokteran Universitas Riau RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Pekanbaru, Riau 2008
NERVUS OPTIKUS Disusun oleh : Ari Budiono, S. Ked Fakultas Kedokteran Universitas Riau RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Pekanbaru, Riau 2008 Avaliable in : Files of DrsMed FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com)
Lebih terperinciTeori Warna. S1 Tekinik Informatika. Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari
Teori Warna S1 Tekinik Informatika Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari 1 Sejarah Warna Pada tahun 1672 Sir Isaac Newton menemukan bahwa cahaya yang dilewatkan pada sebuah prisma akan terbagi menjadi berbagai
Lebih terperinciAplikasi Simulasi Tes Buta Warna Berbasis Android Menggunakan Metode Ishihara
Aplikasi Simulasi Tes Buta Warna Berbasis Android Menggunakan Metode Ishihara Dede Kurniadi 1, M. Mesa Fauzi 2, Asri Mulyani 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga
Lebih terperinciSIFAT FISIK WARNA.. 10/6/2013
WARNA sensasinya dengan karakteristik fisik lain seperti titik leleh, ukuran partikel, SG dll. Merupakan persepsi manusia terhadap penampakan dari sinyal yang diberikan oleh otak. Dipengaruhi oleh : Sejumlah
Lebih terperinciSumber : Tortora, 2009 Gambar 2.1. Anatomi Bola Mata
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Fisiologi Mata Mata adalah suatu organ yang rumit dan sangat berkembang yang peka terhadap cahaya. Mata dapat melewatkan cahaya dengan bentuk dan intensitas cahaya
Lebih terperinciPengolahan citra. Materi 3
Pengolahan citra Materi 3 Citra biner, citra grayscale dan citra warna Citra warna berindeks Subject Elemen-elemen Citra Digital reflectance MODEL WARNA Citra Biner Citra Biner Banyaknya warna hanya 2
Lebih terperinciIntensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata.
Pembentukan Citra oleh Sensor Mata Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata. Bayangan obyek pada retina mata dibentuk dengan mengikuti konsep sistem optik dimana
Lebih terperinci1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi
1.Definis Warna Dalam ilmu fisika warna didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik cahaya, sedangkan dalam bidang ilmu seni rupa dan desain warna didefinisikan sebagai pantulan tertentu dari cahaya
Lebih terperinciBAB III ANALISIS METODA
BAB III ANALISIS METODA Bab ini menjelaskan tahap analisis dan perancangan yang dilakukan dalam implementasi aplikasi dan metoda transformasi warna untuk buta warna. III.1 Analisis Transformasi Warna Saat
Lebih terperinci10/11/2014 SISTEM VISUAL MANUSIA. CIG4E3 / Pengolahan Citra Digital BAB 2. Konsep Dasar Citra Digital
CIG4E3 / Pengolahan Citra Digital BAB 2. Konsep Dasar Citra Digital Intelligent Computing and Multimedia (ICM) SISTEM VISUAL MANUSIA 1 2 (1) Intensitas cahaya ditangkap diagram iris dan diteruskan ke bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin secara efektif. Menurut International Diabetes
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin maupun karena tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Lebih terperinciFOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti
FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti di mana Objek terekam pada permukaan Fotosensitif,
Lebih terperinciGrafika Komputer Pertemuan Ke-14. Pada materi ini akan dibahas tentang pencahayaan By: I Gusti Ngurah Suryantara, S.Kom., M.Kom
Pada materi ini akan dibahas tentang pencahayaan By: I Gusti Ngurah Suryantara, S.Kom., M.Kom BAB-13 PENCAHAYAAN 13.1. WARNA Warna sebenearnya merupakan persepsi kita terhadap pantulan cahaya dari benda-benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dibekali dengan kelebihan bila dibandingkan dengan mahluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia lebih peka terhadap rangsang, karena manusia memiliki organ tubuh
Lebih terperinciWARNA DAN MAKNANYA DALAM KEHIDUPAN
WARNA DAN MAKNANYA DALAM KEHIDUPAN Dibacakan pada Seminar Sehari Bersama Alam II diselenggarakan oleh BEM FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia 24 Mei 2003 Oleh: Yusuf Hilmi Adisendjaja JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPREVALENSI BUTA WARNA PADA SISWA/SISWI SMU di KECAMATAN MEDAN HELVETIA
PREVALENSI BUTA WARNA PADA SISWA/SISWI SMU di KECAMATAN MEDAN HELVETIA SKRIPSI Oleh Abdul Muis Situmorang NIM : 081121057 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Judul : Prevalensi Buta Warna
Lebih terperinciStruktur Anatomi Mata dan Mekanisme Penglihatan
Struktur Anatomi Mata dan Mekanisme Penglihatan Pendahuluan Terletak di dalam orbita, mata merupakan organ penglihatan dengan fungsi utama memfokuskan cahaya kedalam retina. Retina terdiri dari jaringan
Lebih terperinciGambar 3. Morfologi pepetek (Secutor insidiator)
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Pepetek (Secutor insidiator) Pepetek (Secutor insidiator) merupakan ikan demersal famili Leognathidae dengan panjang tubuh 6-20 cm, berbentuk pipih, tidak mengenal musim.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mata 1. Definisi Mata Mata merupakan organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain) sinar
Lebih terperinciPENENTUAN TINGKAT BUTA WARNA DENGAN METODE SEGMENTASI RUANG WARNA FUZZY DAN RULE-BASED FORWARD CHAINING PADA CITRA ISHIHARA
Youngster Physics Journal ISS : 2302-7371 Vol. 4, o. 2, April 2015, Hal 211-218 PEETUA TIGKAT BUTA WARA DEGA METODE SEGMETASI RUAG WARA FUZZY DA RULE-BASED FORWARD CHAIIG PADA CITRA ISHIHARA ur Hamid dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Umum ikan Ikan merupakan hewan vertebrata yang mempunyai ciri khas mempunyai insang dan bersirip. Sirip digunakan ikan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya dan juga
Lebih terperinciBAB IV. Fungsi Indera Penglihatan
BAB IV Fungsi Indera Penglihatan A. STRUKTUR ANATOMI MATA Mata sebagai organ penglihatan memiliki beberapa struktur anatomis, berupa rongga orbita, kelopak mata, system lakrimal, konjungtiva, bola mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Glaukoma adalah sekumpulan gejala dengan tanda karakteristik berupa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glaukoma adalah sekumpulan gejala dengan tanda karakteristik berupa adanya neuropati optik glaukomatosa bersamaan dengan defek atau gangguan penyempitan lapang pandangan
Lebih terperinciPengolahan Citra Warna 1 Semester Genap 2010/2011. Dr. Fitri Arnia Multimedia Signal Processing Research Group (MuSig) Jurusan Teknik Elektro-UNSYIAH
Pengolahan Citra Warna 1 Semester Genap 2010/2011 Dr. Fitri Arnia Multimedia Signal Processing Research Group (MuSig) Jurusan Teknik Elektro-UNSYIAH Outline Pengolahan warna penuh dan warna pseudo Penyajian
Lebih terperinciBAB II ANATOMI. Sebelum memahami lebih dalam tentang jenis-jenis trauma yang dapat terjadi pada mata,
BAB II ANATOMI Sebelum memahami lebih dalam tentang jenis-jenis trauma yang dapat terjadi pada mata, sebaiknya terlebih dahulu dipahami tentang anatomi mata dan anatomi operasinya. Dibawah ini akan dijelaskan
Lebih terperinciPenentuan Warna Gigi Tiruan
Penentuan Warna Gigi Tiruan Sistem waran Munsell merupakan suatu system untuk menyesuaikan warna gigi tiruan dengan warna asli dalam kedokteran gigi. Untuk menetapkan suatu warana tanpa kesalahan perlu
Lebih terperinciOrang buta tidak buta lagi Aku ingin melihat dunia!
Orang buta tidak buta lagi Aku ingin melihat dunia! Itulah jeritan teman-teman kita yang menderita karena kehilangan fungsi indera penglihatannya. Mata merupakan organ tubuh yang sangat penting. Begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenali gelombang cahaya yang berada pada range 400 nanometer hingga 700
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata merupakan salah satu dari lima panca indera manusia. Tanpa mata, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam beraktivitas maupun berkarir. Dokter dan pilot
Lebih terperinciPertemuan 02. Faktor Manusia. Sistem Komputer. Hardware
Pertemuan 02 Sistem Komputer Hardware Software Brainware 1 Pengamatan pancaindra terdiri dari : - Penglihatan - Pendengaran - Sentuhan - Pemodelan sistem pengolahan Penglihatan terdiri dari - Luminance
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mata 2.1.1 Anatomi mata Gambar. 1 Anatomi mata 54 Mata mempunyai 3 lapisan dinding yaitu sklera, koroid, dan retina. Sklera berfungsi untuk melindung bola mata dari gangguan.
Lebih terperinciBUKU TEKNIK ELEKTRONIKA TERBITAN PPPPTK/VEDC MALANG
721 6.2. Mata dan Warna 6.2.1 Spektrum warna Radiasi cahaya tampak menempati pita frekuensi relatif pendek pada spektrum energi gelombang elektromagnetik-kira-kira antara 400nm dan 700nm. Sebagai contoh,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab Tinjauan Pustaka ini dipaparkan teori penunjang yang menjadi dasar dalam analisis hasil. Teori penunjang yang disertai antara lain teori tentang buta warna, jenis-jenis buta
Lebih terperinciAspek Interaksi Manusia dan Komputer
HUMAN Manusia merasakan dunia nyata dengan menggunakan piranti yang lazim dikenal dengan panca indera -mata, telinga, hidung, lidah dan kulit- sehingga lewat komponen inilah kita dapat membuat model manusia
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
22 BAB 2 2.1. Mata TINJAUAN PUSTAKA Gambar 2.1: Diambil dari (Netter, 2003) Atlas of Human Anatomy yang menunujukkan gambaran anatomi mata. 2.1.1. Anatomi Retina Retina atau selaput jala, merupakan bagian
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2
1. Perhatikan gambar mata berikut! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/alat%20indrpng SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 Bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Anatomi organ penglihatan Gambar 2.1. Anatomi bola mata Mata merupakan sebuah bola yang berisi cairan dengan diameter kurang lebih 24 mm. 8 Secara garis besar
Lebih terperinciTeori Warna. taufik ms Umum DEFINISI WARNA
Teori Warna taufik ms Umum DEFINISI WARNA Warna adalah sensasi yang dirasakan oleh otak manusia apabila ada cahaya yang mengenai mata Warna adalah spectrum yang terdapat didalam suatu cahaya sempurna,identitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah kuasi experimental dengan rancangan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah kuasi experimental dengan rancangan perlakuan tunggal one group pre and post test design.kuasi experimental dimaksudkan adalah
Lebih terperinciInteraksi Manusia dan Komputer. Aspek Manusia dalam IMK
Interaksi Manusia dan Komputer Tujuan Perkuliahan Menjelaskan aspek-aspek manusia yang terkait dengan IMK Mengetahui pentingnya aspek manusia dalam merancang IMK Coba Diskusikan Hal Berikut ini: 1. Bagaimana
Lebih terperinciORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA
ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Leber Hereditary Optic Neuropathy (LHON) merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1..1Latar Belakang Leber Hereditary Optic Neuropathy (LHON) merupakan penyakit diturunkan secara maternal yang menyebabkan penderitanya mengalami degenerasi pada serabut saraf retina
Lebih terperinciDIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd
DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Radiasi elektromagnetik merupakan salah satu bentuk energi. Setelah energi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapatkan
Lebih terperinciAplikasi Bantu Penderita Defisiensi Warna Dikhromat pada Perangkat Android. Dichromacy Color-Deficiency Sufferer Assistant for Android Platform
Aplikasi Bantu Penderita Defisiensi Warna Dikhromat pada Perangkat Android Dichromacy Color-Deficiency Sufferer Assistant for Android Platform Muhammad Rosid Nur Ichsan, Mutik Hidayati, Faishal Izzan Nahidha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berpendapat bahwa benda-benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI SISTEM BANTUAN PENDERITA BUTA WARNA: DESAIN ANTARMUKA PENGGUNA, SISTEM TES BUTA WARNA DENGAN ISHIHARA, DAN TRANSFORMASI WARNA PADA SISTEM REALITAS TERTAMBAH SKRIPSI BAYU
Lebih terperinciManusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran
Pert 3 Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran 2. Informasi disimpan dalam ingatan (memory) 3. Informasi diproses, diinterpretasi, dan diaplikasikan
Lebih terperinciHAMBATAN SENSORI DAN PERSEPSI
HAMBATAN SENSORI DAN PERSEPSI EPISODE LANJUTAN MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK; PERTEMUAN 4-5 HAMBATAN SENSORIS Beberapa gangguan yang dapat menjadi hambatan dalam proses sensasi
Lebih terperinciTES BUTA WARNA METODE ISHIHARA BERBASIS KOMPUTER (KELAS XI JURUSAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 3 SEMARANG)
TES BUTA WARNA METODE ISHIHARA BERBASIS KOMPUTER (KELAS XI JURUSAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 3 SEMARANG) Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciPEMERIKSAAN MATA ANATOMI MATA
PEMERIKSAAN MATA Pendahuluan Pada keterampilan pemeriksaan mata ini standar kompetensi yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan mata secara lengkap dan benar. Kompetensi Dasar 1.
Lebih terperinciJARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN
JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Anatomi bola mata Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi, 2011). Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan
Lebih terperinciInstrumen Pengujian Buta Warna Otomatis
JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 3, NO. 1, MARET 2012: 15-22 Instrumen Pengujian Buta Warna Otomatis Sofiar Agusta 1*, Tony Mulia 1, dan M. Sidik 2 1. Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Buta warna adalah cacat mata genetik yang belum dapat disembuhkan [17]. Penderita buta warna selalu dihadapkan pada kelemahannya untuk membedakan warna dari objek atau
Lebih terperinciPengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)
Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) ISSN : 1693 1173 Abstrak Pengenalan obyek pada citra merupakan penelitian yang banyak dikembangkan. Salah satunya pengenalan
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Perbandingan Efektivitas Pemeriksaan Buta Warna antara Ishihara Colour Blind Test dengan Farnsworth Munsell Colour Blind Test di Fakultas Kedokteran Gigi Tahun 2013 Oleh: DWI MEUTIA INDRIATI 100100062
Lebih terperinci11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU BEBERAPA KESAN TIMBUL DARI LUAR YANG MENCAKUP PENGLIHATAN, PENDENGARAN,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Miopia 2.1.1 Definisi Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Ini juga dapat dijelaskan
Lebih terperinciHAMBATAN SENSORI DAN PERSEPSI
HAMBATAN SENSORI DAN PERSEPSI EPISODE LANJUTAN Oleh : dr. Euis Heryati M.Kes MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK; PERTEMUAN 4-5 HAMBATAN SENSORIS Beberapa gangguan yang dapat menjadi
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
Bidang Unggulan : Kesehatan dan Obat-obatan Kode/Nama Bidang Ilmu : 462/ Teknologi Informasi LAPORAN AKHIR HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI RANCANG BANGUN APLIKASI TES BUTA WARNA BERBASIS ANDROID TIM PENELITI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai
Lebih terperinciObat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius
Obat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius Konsumsi Obat Diabetes Melitus Memperingan Resiko Komplikasi Mata Anda mungkin pernah mendengar bahwa diabetes menyebabkan masalah mata dan
Lebih terperinciDUNIA YANG BERANEKA WARNA
No.22/Th.3/Rajab 1430H/ Mei 2009 Jum at V DUNIA YANG BERANEKA WARNA Pernahkah terpikir oleh Anda seperti apa hidup di dunia tanpa warna? Bebaskan diri Anda sejenak dari pengalaman Anda. Lu-pakan semua
Lebih terperinciBAB V PENGATURAN TAMPILAN DAN WARNA
BAB V PENGATURAN TAMPILAN DAN WARNA Pertemuan : 5 Waktu : 100 Menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat merancang antarmuka sesuai dengan paradigma IMK Indikator : Mahasiswa dapat mengatur tampilan dan
Lebih terperinciSISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM
SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Histologi Mata Gambar 2.1. Anatomi Mata Sumber: Oftalmologi Umum, Riordan, 2014 Bola mata orang dewasa normal hampir bulat, dengan diameter anteroposterior sekitar
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal. dari sel-sel ganglion retina menuju khiasma nervus
BAB I Pendahuluan I.1 Latar belakang Saraf optik merupakan kumpulan akson yang berasal dari sel-sel ganglion retina menuju khiasma nervus optikus dan berakhir di korpus genikulatum lateral (Hartono, 1994).
Lebih terperinci