ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KAWASAN AGROTEKNOBISNIS SUMEDANG (KAS) KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KAWASAN AGROTEKNOBISNIS SUMEDANG (KAS) KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KAWASAN AGROTEKNOBISNIS SUMEDANG (KAS) KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT SKRIPSI YANI YULIANI H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 RINGKASAN YANI YULIANI. Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan IMAN FIRMANSYAH). Letak geografis dan astronomis Indonesia cocok untuk pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu penyumbang terbesar PDB. Salah satu alternatif pemasaran produk pertanian yang dapat meningkatkan daya saing pertanian adalah wisata agro. Jawa Barat merupakan provinsi tersubur di Indonesia dan memiliki potensi alam yang sesuai untuk pengembangan wisata agro. Kunjungan wisatawan ke Jawa Barat meningkat setiap tahunnya. Salah satu kawasan wisata agro yang potensial untuk dikembangkan adalah objek wisata Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) di Kabupaten Sumedang. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat ini masih rendah, kurang dari satu persen dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sumedang. Padahal jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan KAS sampai saat ini belum dapat memberikan pemasukan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumedang. Pada dasarnya KAS memiliki potensi besar untuk mengembangkan usahanya. Namun, hal tersebut belum dapat dilakukan sepenuhnya, dikarenakan KAS menghadapi kendala baik dari sisi internal maupun eksternal yang memberikan pengaruh terhadap kelangsungan usaha. Oleh karena itu, KAS membutuhkan strategi yang tepat agar mampu bersaing dan mampu mengembangkan usahanya sehingga mampu memberikan pemasukan yang besar terhadap pendapatan daerah yang akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sumedang. Tujuan Penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang merupakan kekuatan, kelemahan. peluang, dan ancaman bagi KAS, merumuskan strategi pengembangan yang dapat diterapkan oleh KAS, dan menganalisis strategi yang bisa menjadi prioritas dalam pengembangan KAS. Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Pengumpulan data dilaksanakan pada Maret - April Responden yang digunakan dalam penelitian berjumlah enam orang, terdiri dari empat orang pihak internal dan dua orang pihak eksternal KAS. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode pengolahan data terdiri dari tahap input data, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matrik faktor internal (IFE), matrik faktor eksternal (EFE), matrik IE, matrik SWOT, dan matrik QSP (QSPM). Faktor internal yang menjadi kekuatan utama adalah Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan dengan bobot skor sebesar 0,308. Kelemahan utama dari KAS adalah Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada dengan bobot skor 0,068. Peluang utama dari KAS adalah Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya dengan bobot skor sebesar 0,356. Ancaman

3 utama dari KAS adalah Tingkat inflasi yang fluktuatif dengan bobot skor 1,167. Berdasarkan total skor matrik IFE dan EFE, dalam matrik IE KAS berada dalam sel lima yang berarti KAS berada pada posisi pelihara dan pertahankan. Sel lima menunjukkan bahwa kondisi internal KAS berada pada kondisi rata-rata dan kondisi eksternal KAS berada pada posisi menengah. Strategi dapat dilakukan pada sel lima adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisi matrik SWOT dihasilkan enam strategi yaitu menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro, mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi, meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, mencari sponsor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik, penetapan harga bersaing, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Prioritas pelaksanaan strategi diurutkan dengan menggunakan matrik QSP. Strategi yang menjadi prioritas adalah menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro dengan nilai STAS rata-rata tertinggi sebesar 7,027. Alternatif strategi terakhir yang dipilih adalah Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dengan nilai STAS rata-rata sebesar 6,858.

4 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KAWASAN AGROTEKNOBISNIS SUMEDANG (KAS) KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT YANI YULIANI H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

5 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat : Yani Yuliani : H Disetujui, Pembimbing Drs. Iman Firmansyah, MSi NIP Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Juli 2010 Yani Yuliani H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sumedang pada tanggal 4 Juli Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Wahyu Rudianto dan Ibunda Tati Wahyuni. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Banjarasih pada tahun 2000 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003 di SLTP Negeri 4 Wado. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMAN Jatinunggal diselesaikan pada tahun Penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai pengurus organisasi Sharia Economic Student Club (SES-C) Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada divisi Usaha Mandiri tahun Selain itu, penulis juga aktif di organisasi Echo Agrifarma Fakultas Ekologi Manusia pada divisi Marketing tahun

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang merupakan kekuatan, kelemahan. peluang, dan ancaman bagi KAS, merumuskan strategi pengembangan yang dapat diterapkan oleh KAS, dan menganalisis strategi yang bisa menjadi prioritas dalam pengembangan KAS. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kekurangan baik isi maupun susunannya. Namun penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Juli 2010 Yani Yuliani

9 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas izin dan Rahmat-Nya, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap cinta kasih, doa, dukungan moril dan materil yang sangat berarti bagi penulis. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 2. Drs. Iman Firmansyah, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 3. Ir. Popong Nurhayati, MM dan Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 4. Ir. Harmini, MSi yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen serta staf Departemen Agribisnis. 5. Tanoto Foundation yang telah memberikan beasiswa kepada penulis sejak tahun Pihak Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 7. Bappeda Kabupaten Sumedang dan Disbudparpora Kabupaten Sumedang atas waktu dan informasi yang diberikan. 8. Adik tercinta, Dede Pipin Karlina atas kasih sayang, doa serta waktu untuk menemani penulis dalam melakukan penelitian di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS). 9. A Ade Rudi, atas dukungan baik moril maupun materil, semangat, serta sharing selama studi dan penelitian hingga penulisan skripsi. 10. Irena Octavia, atas kesediannya menjadi pembahas dalam seminar penelitian penulis. 11. Sahabat-sahabat tercinta, Laura Reviani Bestari dan Husnul Khotimah atas cinta kasih, semangat dan sharing selama studi hingga penulisan skripsi.

10 12. Keluarga besar Andika House Kav 4, Okta, Trisna, Puti, Ayu, Dian, dan Anggin untuk setiap dukungan cinta kasih dan semangat yang diberikan kepada penulis. 13. Teman-teman seperjuangan Agribisnis angkatan 43 atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya. Bogor, Juli 2010 Yani Yuliani

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup... 8 II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata Bentuk Pariwisata Jenis Pariwisata Wisata Agro Macam-macam Wisata Agro Tujuan dan Manfaat Wisata Agro Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wisata Agro Penelitian Terdahulu III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Strategi Klasifikasi Strategi Konsep Manajemen Strategis Matrik IFE dan EFE Matrik IE Matrik SWOT Matrik QSP (QSPM) Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian Data dan Instrumentasi Metode pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Tahap Pemasukan Data Tahap Pencocokan Data Tahap Pengambilan Keputusan V DESKRIPSI KAWASAN AGROTEKNOBISNIS SUMEDANG (KAS) xiv xv xi

12 VI HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal KAS Analisis Lingkungan Internal Analisis Lingkungan Eksternal Visi dan Misi KAS Strategi Pengembangan Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Tahap Pemasukan Tahap Pencocokan Tahap Keputusan VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah) Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Jawa Barat Tahun Jumlah Wisatawan ke kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) tahun Ringkasan Penelitian Terdahulu Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu Jenis dan Sumber Data Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal/Eksternal Matrik IFE Matrik EFE Matrik QSP (QSPM) Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang Menurut Sektor dan Kelompok Sektor Tahun (Persen) Pengeluaran Rata-rata Per Kapita per Bulan Kabupaten Sumedang Tahun Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun * Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang Tahun Hasil Analisis Matrik IFE KAS Hasil Analisis Matrik EFE KAS Matrik QSP KAS xiii

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Jumlah Pengunjung ke Objek Wisata Kabupaten Sumedang Model Strategi Generik Model Manajemen Strategik Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Industri Kerangka Operasional Pengembangan Wisata Agro KAS Matrik IE Matrik SWOT Matrik IE KAS Matrik SWOT KAS xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Fasilitas yang Ditawarkan tiap Paket Wisata Agro KAS Borang Reservasi Paket Wisata Agro KAS Struktur Organisasi KAS Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal (Berdasarkan Bobot Rata-rata dari Responden) Penilaian Rating Faktor Strategis Internal (Berdasarkan Rating Rata-rata dari Responden) Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal (Berdasarkan Bobot Rata-rata dari Responden) Penilaian Rating Faktor Strategis Eksternal (Berdasarkan Rating Rata-rata dari Responden) Rata-rata Nilai STAS Responden Dokumentasi xv

16 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah Benua Australia dan Benua Asia, sedangkan samudera yang mengapit adalah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Letak geografis Indonesia sangat menentukan perubahan musim di Indonesia. Pergantian musim di Indonesia disebabkan oleh angin muson yang berhembus setiap setengah tahun dan berganti arah. Secara astronomis, Indonesia terletak diantara 6 0 LU LS dan 95 0 BT BT. Letak astronomis ini berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di Indonesia. Indonesia merupakan daerah tropis merata sepanjang tahun dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Iklim tropis menyebabkan Indonesia mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Oleh karena itu, kondisi alam Indonesia sangat subur dan berpotensi untuk pengembangan pertanian. Pada tahun sektor pertanian menempati urutan ketiga penyumbang bagi PDB di Indonesia. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah) LAPANGAN USAHA * 2009** Rata-rata Pertumbuhan (%/tahun) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan , , , , ,0 25,26 Pertambangan dan Penggalian , , , , ,7 17,73 Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih , , , , ,4 18, , , , , ,1 15,09 Konstruksi , , , , ,2 30 Perdagangan, Hotel & Restoran , , , , ,0 14,9 Pengangkutan dan Komunikasi , , , , ,2 18,85 Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan , , , , ,4 15,13 Jasa-jasa , , , , ,7 20,06 Produk Domestik Bruto , , , , ,7 19,34 Produk Domestik Bruto Tanpa Migas , , , , ,1 20,33 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 (diolah) Keterangan : *angka sementara ** : angka sangat sementara

17 Tabel 1. menggambarkan bahwa PDB Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun sektor industri pengolahan menempati urutan pertama disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor pertanian menempati posisi kedua pada tahun Sektor yang menyumbangkan PDB terkecil adalah listrik, gas dan air bersih. Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, pada tahun 2009 sektor pertanian mengalami penurunan pertumbuhan. Peningkatan PDB sektor pertanian terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 32,13 persen dari tahun sebelumnya, yaitu tahun Rata-rata pertumbuhan sektor pertanian pada tahun ** menempati urutan kedua setelah sektor konstruksi. Rata-rata pertumbuhan sektor pertanian adalah 25,26 persen per tahun. Jawa Barat merupakan provinsi tersubur di Indonesia. Jawa Barat berjenis tanah andosol yang sangat subur untuk pertanian, didukung oleh curah hujan tinggi sehingga Jawa Barat memiliki ketersediaan air yang cukup untuk pengembangan pertanian. Komoditas pertanian Jawa Barat meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata agro. Kegiatan pertanian yang ada tidak terlepas dari budaya masyarakat Jawa Barat. Selain dikembangkan dengan cara tradisional, pengembangan budi daya agro di Jawa Barat juga mengadopsi teknologi masa kini untuk menghasilkan produk agro unggulan. Oleh karena itu, wisata agro menjadi suatu wahana untuk memperkenalkan Jawa Barat sebagai provinsi pertanian. Keragaman dan keunikan hasil pertanian yang dihasilkan oleh Jawa Barat serta kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik yang kuat untuk dikembangkan sebagai wisata agro. Wisata agro merupakan salah satu alternatif pemasaran produk pertanian yang dapat meningkatkan daya saing pertanian. Peningkatan daya saing produk pertanian dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas produk sesuai dengan permintaan konsumen. Selain itu, peningkatan daya saing produk pertanian juga dapat dilakukan melalui pendekatan lainnya, yaitu dengan memberikan keunikan tersendiri terhadap produk pertanian yang dihasilkan. Salah satu caranya yaitu dengan menawarkan konsep baru di bidang pertanian seperti 2

18 wisata agro. Wisata agro merupakan konsep gabungan dari aktivitas pertanian dengan wisata alam yang memberikan pemandangan alam yang sejuk dan udara yang bersih. Pada umumnya kunjungan wisatawan ke objek wisata Jawa Barat pada tahun mengalami peningkatan setiap tahunnya. Wisatawan yang datang ke Provinsi Jawa Barat terdiri dari wisatawan mancanegata dan wisatawan domestik. Jumlah wisatawan mancanegara cenderung meningkat setiap tahunnya. Berbeda dengan wisatawan mancanegara, kunjungan wisatawan nusantara lebih berfluktuatif. Tabel 2. Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Jawa Barat Tahun Wisatawan Wisatawan Tahun Jumlah Mancanegara Nusantara Sumber : Dinas Pariwisata (2010) Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa tahun 2005 merupakan tahun yang jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara paling sedikit dibanding tahuntahun lainnya. Tahun 2008 merupakan tahun dimana jumlah wisatawan nusantara paling banyak. Peningkatan pada tahun ini sebesar 41,26 persen dari tahun sebelumnya, tahun Jumlah wisatawan paling banyak adalah pada tahun 2007 yaitu sebesar orang. Peningkatan jumlah wisatawan ke Jawa Barat setiap tahunnya harus dimanfaatkan untuk mengembangkan wisata agro. Salah satu kawasan wisata agro yang potensial untuk dikembangkan adalah objek wisata Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS). Kawasan Agrowisata ini terletak di Dusun Nangorak, Desa Margamekar, Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. KAS memiliki konsep memberdayakan masyarakat 3

19 pedesaan dengan mengembangkan sistem pertanian yang berorientasi agroeduteknobisnis dan berwawasan lingkungan Perumusan Masalah KAS terbentuk dari hasil kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan pemerintah Jawa Barat, khususnya pemerintahan Kabupaten Sumedang. Kerja sama ini dilakukan dalam rangka implementasi ilmu pengetahuan untuk peningkatan daya saing Provinsi Jawa Barat. KAS diresmikan pada tanggal 8 April Pada tahun 2008 pengelolaan KAS diserahkan sepenuhnya kepada Pemkab Sumedang dan koordinatornya adalah Bapedda Kabupaten Sumedang. KAS resmi menjadi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) pada tahun 2009 yang diharapkan dapat memberikan pemasukan terhadap penerimaan daerah. KAS merupakan proyek pembangunan yang berorientasi bisnis, sebagai pusat pengembangan teknologi, sebagai pusat pemasyaratan teknologi agribisnis, menerapkan teknologi mutakhir, mengembangkan produk lokal spesifik yang bernilai ekonomi tinggi, dilaksanakan secara terintegrasi, ramah lingkungan dan meminimalkan limbah (zero waste), mampu membiayai diri sendiri (self financing activities) dan memanfaatkan network agribisnis. Oleh karena itu, KAS kemudian berkembang menjadi kawasan wisata agro yang mengenalkan pertanian secara terpadu dengan menerapkan teknologi modern. Untuk sektor pertanian, kawasan ini memiliki kebun jagung hibrida, pabrik pengolahan jagung, kebun stroberry, screen house stroberry, screen house gold melon dan sebagian talas semir. Selain itu, di bidang peternakan dan perikanan KAS juga memiliki sapi dan domba serta kolam pemancingan ikan. Tempat peristirahatan juga tersedia di tempat ini. KAS memiliki luas lahan 95,345 ha, sedangkan yang baru dikembangkan sekitar 20 ha, sehingga masih banyak peluang untuk pengembangannya di masa mendatang. Kawasan ini memiliki manfaat yang besar bagi daerah Sumedang dan sekitarnya, khususnya di sektor pertanian dan peternakan. KAS diharapkan dapat 1 Panolih, Krisna P Kabupaten Sumedang. [13 Desember 2009] 4

20 dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia dan secara maksimal dapat menunjang keberhasilan bagi masyarakat yang membutuhkannya khususnya masyarakat petani dan peternak. Disamping itu, kawasan ini juga dijadikan sebagai pusat konsultasi andalan bagi petani sekitar seperti konsultasi mengenai teknologi pertanian, peternakan beserta pengembangannya dan konsultasi mengenai metode tepat guna untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memiliki keunggulan tersendiri. KAS adalah salah satu tempat wisata yang menjanjikan kedekatan pengunjung dengan alam. Pengunjung bisa melihat berbagai macam komoditas agro yang dikembangkan. Selain itu, pengunjung bisa bermain dan belajar mengenai hal yang berkaitan dengan agro dengan menggunakan teknologi yang modern. Namun, jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke tempat ini masih rendah, kurang dari satu persen dari keseluruhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sumedang (Tabel 3.) Wisman Wisnus Total Gambar 1. Jumlah Pengunjung ke Objek Wisata Kabupaten Sumedang Sumber : Disbudparpora Kabupaten Sumedang, 2010 (diolah) Menurut data pada Gambar 1 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Sumedang cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Sebaliknya, jumlah kunjungan wisatawan domestik mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah wisatawan mancanegara ke Kabupaten Sumedang paling kecil terjadi pada tahun Pada tahun 2008 jumlah 5

21 wisatawan nusantara yang datang ke Kabupaten Sumedang meningkat sebesar 16,82 persen dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan Jumlah wisatawan yang datang ke Sumedang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tabel 3. Jumlah Wisatawan ke Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Tahun Tahun Bulan (orang) Jumlah Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des Sumber : Kawasan Agroteknobisnis Sumedang, 2009 (diolah) Keterangan : Data hanya tersedia sampai tahun 2008 Berdasarkan data pada Tabel 3, jumlah wisatawan ke KAS menurun dari tahun Pada tahun 2008 ada beberapa bulan yang sama sekali tidak ada wisatawan yang berkunjung ke KAS. Padahal pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisatawan ke Sumedang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. KAS menetapkan target 1000 orang wisatawan setiap bulannya,tapi realisasinya hanya beberapa bulan saja yang bisa mencapai target tersebut, yaitu bulan April, Juli, dan Desember pada tahun 2007 serta bulan Juni dan Oktober pada tahun Bulan-bulan tersebut bertepatan dengan liburan sekolah dan libur Idul Fitri. Sedikitnya jumlah wisatawan yang berkunjung menyebabkan KAS sampai saat ini belum bisa memberikan pemasukan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumedang. Jumlah kunjungan wisatawan yang sedikit disebabkan oleh kurangnya promosi yang dilakukan oleh KAS sehingga banyak wisatawan yang belum mengetahui keberadaan KAS. Selain itu, pengemasan kegiatan wisata agro yang ditawarkan masih belum bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke KAS, dengan kata lain strategi yang dipakai oleh KAS untuk menarik perhatian pengunjung masih belum optimal. Lemahnya aspek manajemen KAS terutama dalam fungsi pengorganisasian merupakan salah satu kendala bagi KAS. Keterbatasan sumberdaya pengelola dan peralihan pengelolaan KAS dari BPPT ke Pemkab Sumedang memberikan pengaruh besar terhadap kebijakan dan manajemen usaha yang dilakukan. Pada dasarnya KAS memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan usaha. Namun, hal tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan. 6

22 Kurangnya pemanfaatan potensi yang dimiliki saat ini dikarenakan KAS menghadapi kendala baik dari sisi internal maupun eksternal yang memberikan pengaruh terhadap kelangsungan usaha. Pada lingkungan eksternal, pengetahuan masyarakat tentang keberadaan KAS masih kurang. Oleh karena itu, KAS membutuhkan strategi yang tepat agar mampu bersaing dan mampu mengembangkan usahanya sehingga mampu memberikan pemasukan yang besar terhadap pendapatan daerah yang akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sumedang. Dari penjabaran di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu : 1. Faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi KAS? 2. Bagaimana strategi pengembangan yang dapat diterapkan oleh KAS? 3. Strategi apa yang menjadi prioritas dalam pengembangan KAS? 1.3 Tujuan Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi KAS. 2. Merumuskan strategi pengembangan yang dapat diterapkan oleh KAS. 3. Menganalisis strategi yang bisa menjadi prioritas dalam pengembangan KAS. 1.4 Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk penulis Penelitian ini akan melatih dan menambah kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dengan pihak perusahaan maupun masyarakat serta meningkatkan peran mahasiswa dalam memberikan masukan kepada sebuah perusahaan tentang strategi pengembangan bisnisnya. 7

23 2. Untuk Pemerintah daerah Penelitian ini akan memberikan informasi dan memberikan alternatif perumusan strategi pengembangan wisata agro sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Pemkab Sumedang khususnya BAPEDDA Sumedang untuk mengembangkan KAS agar dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan perekonomian mayarakat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. 3. Untuk Peneliti Kegiatan penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan referesi mengenai studi strategi pengembangan usaha serta sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah merumuskan strategi yang tepat untuk pengembangan KAS dari segi internal dan eksternalnya. Fokus kajian hanya pada objek wisata agro KAS. Analisis kajian melibatkan kepala UPTB KAS sebagai pihak yang mengelola KAS, Bappeda kabupaten Sumedang, dan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumedang. 8

24 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Menurut E. Guyer-Freuler diacu dalam Pendit (2006) pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan. Schrattenhofen diacu dalam Pendit (2006) merumuskan bahwa pariwisata adalah istilah bagi semua, lebih-lebih bagi ekonomi, proses yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang-orang asing yang datang yang pergi ke dan dari suatu tempat, daerah atau negara dan segala sesuatu yang ada sangkut pautnya dalam proses tersebut. Wisatawan adalah semua orang, yaitu pertama, bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua, bahwa mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah di tempat tersebut (F.W. Ogilvie dalam Pendit 2006). A.J. Norwal diacu dalam Pendit (2006) menyatakan bahwa seorang wisatawan adalah seseorang yang memasuki wilayah negara asing dengan maksud tujuan apapun asalkan bukan untuk tinggal permanen atau untuk usaha-usaha yang teratur melintasi perbatasan, dan yang mengeluarkan uangnya di negara yang dikunjungi, uang mana yang telah diperolehnya bukan di negara tersebut melainkan di negara lain Bentuk Pariwisata Industri pariwisata digambarkan melalui bentuk-bentuk pariwisata. Menurut Pendit (2006) bentuk-bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi kategori sebaga berikut : 1) Menurut Asal Wisatawan Wisatawan dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia

25 mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkan kalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional. 2) Menurut Akibatnya Terhadap Neraca Pembayaran Kedatangan wisatawan dari luar negeri membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti member dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang ini disebut wisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negerinya, disebut pariwisata pasif. 3) Menurut Jangka Waktu Menurut Jangka Waktu bentuk pariwisata dibedakan menjadi pariwisata jangka pendek dan panjang. Ukuran pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan tergantung pada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh negara yang bersangkutan. 4) Menurut Jumlah Wisatawan Menurut Jumlah Wisatawan bentuk pariwisata dibedakan menjadi pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan. 5) Menurut Alat Angkut yang Digunakan Menurut Alat Angkut yang Digunakan bentuk pariwisata dibedakan menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api, dan pariwisata mobil tergantung pada kendaraan yang digunakan oleh wisatawan Jenis Pariwisata Jenis pariwisata diperlukan untuk menyusun statistik atau data-data penelitian dan peninjauan yang lebih akurat dalam bidang ini. Menurut Pendit (2006) jenis-jenis pariwisata saat ini adalah sebagai berikut : 1) Wisata Budaya Wisata ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan, untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan, ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebisaaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. 10

26 2) Wisata Kesehatan Wisata ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas kesehatan lainnya. 3) Wisata Olahraga Wisata ini dimaksudkan wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja menjadi bagian aktif dari peserta olah raga di suatu tempat atau negara. 4) Wisata Komersial Wisata ini dimaksudkan adalah perjalanan untuk mengunjungi pameranpameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri dan pameran dagang. 5) Wisata Industri Yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan dan penelitian. 6) Wisata Politik Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik, seperti ulang tahun kemerdekaan, dan penobatan ratu Inggris. 7) Wisata Konvensi Wisata Konvensi erat kaitannya dengan wisata politik. Upaya membangun wisata ini dilakukan dengan membangun tempat-tempat konvensi. 8) Wisata Sosial Wisata Sosial adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah 11

27 untuk mengadakan perjalanan, seperti misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani, dan sebagainya. 9) Wisata Pertanian Wisata Pertanian adalah pengorganisasian atau perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan, dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur mayor dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. 10) Wisata Maritim (marina) atau Bahari Wisata ini banyak dikaitan dengan kegiatan olahraga air, dan semua yang berhubungan dengan danau, begawan, pantai, dan teluk. 11) Wisata Cagar Alam Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempattempat lain. 12) Wisata Buru Wisata buru diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang ditetapkan pemerintah negara bersangkutan. 13) Wisata Pilgrim Wisata Pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempattempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. 14) Wisata Bulan Madu Yaitu suatu penyelenggaraaan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka. 12

28 15) Wisata Petualang Contoh dari wisata ini adalah masuk hutan belantara yang tadinya belum dijelajahi, mendaki tebing teramat terjal, terjun ke dalam sungai yang teramat dalam, dan lain sebaginya. 2.2 Wisata Agro Istilah Agrowisata dikenal juga dengan istilah Wisata agro telah dikenal 3-5 tahun yang lalu. Beberapa kalangan telah mengemukkan definisi atau pengertian mengenai Agrowisata. Namun secara sederhana pengertian Agrowisata atau wisata agro adalah kegiatan wisata yang berlokasi atau berada di kawasan pertanian secara umum lebih dikhususkan pada areal Holtikultura dalam hal ini pada lahan buah-buahan. Dengan demikian wisata agro bukan semata merupakan usaha/bisnis di bidang jasa bagi pemenuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian/perkebunan dan menjadi media pendidikan masyarakat. 2 Pengertian agrowisata itu sesuai dengan rumusan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pertanian dengan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No 204/KPTS/MK.050/4/1989, yaitu suatu bentuk kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk memperkuat pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang agro atau pertanian dalam arti luas yaitu meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan Macam-macam Wisata Agro Harahap (2000) diacu dalam Purnama (2009), menyatakan bahwa wisata agro yang dapat dikembangkan di Indonesia antara lain: a) Wisata di daerah perkebunan Wisata ini dapat dilakukan berupa kegiatan pra produksi (pembibitan), pemeliharaan dan pasca produksi (pengelolaan dan pemasaran). 2 Mulyadi S Peran Media Massa Dalam Pengembangan Wisata agro. wawan-junaidi.blogspot.com/2009_11_25_archive.html, [ 1 februari 2010] 3 Sunanto H Plasma Nutfah sebagai Objek Wisata. Kedaulatan rakyat online [ 1 februari 2010] 13

29 b) Wisata di daerah pertanian tanaman pangan dan hias Wisata di daerah pertanian tanaman pangan dan hias merupakan paket kunjungan ke kebun buah dan bunga. Para wisatawan menikmati buahbuahan dengan cara memetik sendiri dan juga dapat melihat secara langsung teknologi pengalengan buah. c) Wisata di daerah perikanan Para wisatawan dapat menyaksikan teknologi budidaya ikan di tempat wisata. Selain itu wisatawan juga dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas perikanan seperti memancing dan menjaring. d) Wisata di daerah peternakan Wisata pada daerah ini merupakan kegiatan usaha yang bertujuan untuk mempelajari cara-cara beternak tradisional maupun secara modern, seperti pada kawasan peternakan unggas, sapi perah, dan ternak potong Tujuan dan Manfaat Wisata Agro Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. 4 Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. 4 Direktori Wisata Agro Indonesia Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. Deptan.go.id. [ 1 februari 2010] 14

30 Manfaat yang dapat dipeoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekira lokasi wisata. 5 a) Melestarikan Sumber Daya Alam Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah - wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. b) Mengkonversi Teknologi Lokal Keunikan teknologi lokal yang merupakan hasil seleksi alam merupakan aset atraksi agrowisata yang patut dibanggakan. Bahkan teknologi lokal ini dapat dikemas dan ditawarkan untuk dijual kepada pihak lain. Dengan demikian, teknologi lokal yang merupakan indigenous knowleadge itu dapat dilestarikan. c) Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar Selain memberikan nilai kenyamanan, keindahan ataupun pengetahuan, atraksi wisata juga dapat mendatangkan pendapatan bagi petani serta masyarakat di sekitarnya. Wisatawan yang berkunjung akan menjadi konsumen produk pertanian yang dihasilkan, sehingga pemasaran hasil menjadi lebih efisien. Selain itu, dengan adanya kesadaran petani akan arti petingnya kelestarian sumber daya, maka kelanggengan produksi menjadi lebih terjaga yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani. Bagi masyarakat sekitar, dengan banyaknya kunjungan wisatawan, mereka dapat memperoleh kesempatan berusaha dengan menyediakan jasa dan menjual produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Atraksi wisata pertanian juga dapat menarik pihak lain untuk belajar atau magang dalam pelaksanaan kegiatan budi daya ataupun atraksi-atraksi lainnya, sehingga dapat menambah pendapatan petani, sekaligus sebagai wahana alih teknologi kepada pihak lain. 5 Loc.it 15

31 2.3 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wisata Agro Belajar dari kelemahan dari pelaksanaan pembangunan masa lalu pembangunan pertanian saat ini dan kedepan dilakukan melalui pendekatan pembangunan sistem dan usaha agribisnis. Pembangunan sistem agribisnis dapat diartikan sebagai cara pandang (paradigma) baru dari pembangunan pertanian dengan menekankan kepada tiga hal, yaitu Pertama, melalui pembangunan agribisnis, pendekatan pembangunan pertanian ditingkatkan dari pendekatan produksi ke pendekatan yang berdasarkan bisnis. Dengan orientasi kepada bisnis, maka pembangunan usaha bisnis yang berdaya saing dan berkelanjutan menjadi dasar pertimbangan utama. Kedua, dalam pembangunan agribisnis pembangunan pertanian bukan semata pembangunan sektoral namun juga terkait/ditentukan oleh agroindustri hilir, agroindustri hulu dan lembaga jasa penunjang. Dan Ketiga, pembangunan pertanian bukan sebagai pembangunan parsial pengembangan komoditas, melainkan sangat terkait dengan pembangunan wilayah, khususnya pedesaan yang berkaitan erat dengan upaya-upaya peningkatan pendapatan masyarakat pertanian. 6 Pada era persaingan global yang semakin kompleks ini, maka faktor efisiensi merupakan faktor kunci dalam pengembangan agribisnis, termasuk Wisata Agro. Pergerakan kearah efisiensi tersebut menuntut kemampuan manajerial, profesionalisme dalam pengelolaan usaha dan penggunaan teknologi maju. Dengan demikian, peran teknologi informasi dan promosi usaha serta kemampuan dalam menyiasati pasar dengan berbagai karakteristiknya akan menjadi komponen yang sangat penting untuk selalu dicermati. Pada bagian lain wisata agro cenderung dominan kepada menjual jasa sumberdaya alam, untuk itu aspek kelestarian alam harus mendapat perhatian utama. 7 Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan 6 Deptan. Strategi Pengembangan Wisata Agro di Indonesia. database.deptan.go.id/afgrowisata/viewfitur.asp?id=1. [22 Desember 2009] 7 Loc.cit 16

32 agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekitar lokasi wisata. 8 Sesuai dengan cakupan tersebut, maka upaya pengembangan wisata agro secara garis besar mencakup aspek pengembangan sumberdaya manusia, sumberdaya alam, promosi, dukungan sarana dan kelembagaan. 9 1) Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia mulai dari pengelola sampai kepada masyarakat berperan penting dalam keberhasilan pengembangan wisata agro. Kemampuan pengelola wisata agro dalam menetapkan target sasaran dan menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wisata serta promosi yang terus menerus sesuai dengan potensi yang dimiliki sangat menentukan keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan. Dalam hal ini keberadaan/peran pemandu wisata dinilai sangat penting. Kemampuan pemandu wisata yang memiliki pengetahuan ilmu dan keterampilan menjual produk wisata sangat menntukan. Pengetahuan pemandu wisata seringkali tidak hanya terbatas kepada produk dari obyek wisata yang dijual tetapi juga pengetahuan umum terutama hal-hal yang lebih mendalam berkaitan dengan produk wisata tersebut. 2) Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sebagai bagian dari usaha pertanian, usaha wisata agro sangat mengandalkan kondisi sumberdaya alam dan lingkungan. Sumberdaya alam dan lingkungan tersebut mencakup sumberdaya obyek wisata yang dijual serta lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Untuk itu upaya mempertahankan kelestraian dan keasrian sumberdaya alam dan lingkungan yang dijual sangat menentukan keberlanjutan usaha wisata agro. Usaha wisata agro bersifat 8 Deptan. Manfaat Pengembangan Agrowisata. [19 Desember 2009]. 9 Loc.it 17

33 jangka panjang dan hampir tidak mungkin sebagai usaha jangka pendek, untuk itu segala usaha perlu dilakukan dalam perspektif jangka panjang. Sekali konsumen/wisatawan mendapatkan kesan buruknya kondisi sumberdaya wisata dan lingkungan, dapat berdampak jangka panjang untuk mengembalikannya. Dapat dikemukakan bahwa wisata agro merupakan usaha agribisnis yang membutuhkan keharmonisan semua aspek. 3) Promosi Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan wisata agro. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, mass media (dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat publik (hotel, restoran, bandara dan lainnya). Dalam kaitan ini kerjasama antara obyek wisata agro dengan Badan perjalanan, perhotelan, dan jasa angkutan sangat berperan. Salah satu metoda promosi yang dinilai efektif dalam mempromosikan obyek wisata agro adalah metoda "tasting", yaitu memberi kesempatan kepada calon konsumen/wisatawan untuk datang dan menentukan pilihan konsumsi dan menikmati produk tanpa pengawasan berlebihan sehingga wisatawan merasa betah. Kesan yang dialami promosi ini akan menciptakan promosi tahap kedua dan berantai dengan sendirinya. 4) Dukungan Sarana dan Kelembagaan Kehadiran konsumen/wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan-kemudahan yang diciptakan, mulai dari pelayanan yang baik, kemudahan akomodasi dan transportasi sampai kepada kesadaran masyarakat sekitarnya. Upaya menghilangkan hal-hal yang bersifat formal, kaku dan menciptakan suasana santai serta kesan bersih dan aman merupakan aspek penting yang perlu diciptakan. Pengembangan wisata agro memerlukan dukungan semua pihak pemerintah, swasta terutama pengusaha wisata agro, lembaga yang terkait seperti perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya, perguruan tinggi serta masyarakat. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya wisata agro dalam bentuk kemudahan perijinan dan lainnya. Intervensi pemerintah terbatas kepada pengaturan agar tidak terjadi iklim usaha yang 18

34 saling mematikan. Untuk itu kerjasama baik antara pengusaha obyek wisata agro, maupun antara obyek wisata agro dengan lembaga pendukung (perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya) sangat penting. Terobosan kegiatan bersama dalam rangka lebih mengembangkan usaha agro diperlukan. 2.4 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini adalah penelitian terdahulu mengenai wisata agro dan mengenai strategi pengembangan wisata agro. Penelitian tedahulu diperlukan untuk referensi dan acuan dalam penelitian ini. Penelitian mengenai wisata agro telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya tetapi aspek yang ditelitinya berbeda. Penelitian yang terkait dengan wisata agro telah dilakukan oleh Heryawanti (2009) dengan judul penelitian Audit pemasaran pada Kebun Wisata Pasir Mukti kabupaten Bogor, Jawa Barat; Purnama (2009) tentang Strategi Pemasaran Agrowisata Kebun Buah Plantera fruit Paradise, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Penelitian yang dilakukan oleh Heryawanti (2009) dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2009, bertempat di Jalan raya Tajur Km 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner Competitive setting Profile (CSP), Company Aligment Profile (CAP), serta Marketing effektiviness Review (MER). Metode pengolahan dan analisis data menggunakan konsep competitive audit, The Strategic Marketing Plus 2000 serta strategi kontrol (Marketing effektiviness Review). Hasil audit terhadap CAP diperoleh CAI sebesar 3,41 (skala 1-5) dengan standar deviasi 0,45 ( 0,5). KaWePe berada pada posisi marketing oriented company (perusahaan 3C) menuju market driven company (perusahaan 3,5 C). Hasil audit terhadap CSP diperoleh CSI sebesar 3,71 (skala 1-5) dengan standar deviasi 0,36 ( 0,5), perusahan berada pada persaingan shopisticated (canggih) sehingga orientasi pemasaran harus diarahkan pada perusahaan 3,5C (market driven company) yakni perusahan spesialis. Sedangkan audit MER diperoleh MEI 21,67 ( skor 0-30), mengambarkan efektifitas pemasaran KaWePe sangat baik. Alternatif strategi pemasaran KaWePe difokuskan pada elemen-elemen pemasaran yang saat ini belum sesuai dengan kondisi persaingan untuk lima tahun mendatang, diantaranya (1) KaWePe sebaiknya memperhatikan kembali target 19

35 pasar dari pengunjung paket dan pengunjung umum terutama sekolah; (2) KaWePe sebaiknya memposisikan dirinya menjadi beberapa identitas yang berbeda pada setiap ceruk pasar. KaWePe memposisikan dirinya sebagai lokasi wisata pintar, unik, berkualitas, dengan pelayanan terbaik untuk pengunjung paket. Pada pengunjung umum memposisikan dirinya sebagi lokasi wisata pintar, lengkap, dan ramai; (3) KaWePe sebaiknya menerapkan taktik penjualan solusi untuk mengatasi permasalahan konsumen; (4) KawePe sebaiknya memperhatikan kembali pelayanan kepada pengunjung dalam hal pemberian materi dilakukan secara komunikatif melalui tanya jawab dan pemberian hadiah, menambah lembar evaluasi untuk peserta paket, pembuatan pusat informasi KaWePe di depan Front Office, penambahan fasilitas wisata sesuai kebutuhan konsumen seperti kolam renang dan kelengkapan outbond, serta pembuatan papan petunjuk arah untuk memudahkan pengunjung; (5) KaWePe sebaiknya memperbaharui struktur organisasi yakni menyatukan divisi dan sub divisi yang memiliki tugas sama dan berhubungan. Purnama (2009) melakukan penelitian kebun buah Plantera Fruite Paradise, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan telah mengunakan konsep bauran pemasaran tujuh P. Menurut hasil analisis persepsi konsumen menunjukan bahwa strategi bauran pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan secara keseluruhan sudah cukup baik dan konsumen merasa cukup puas. Hasil analasis dengan metode Proses Hierarki Analitik (PHA) langkah pemasaran yang dapat prioritas pertama adalah memperluas promosi agrowisata. Proses kedua adalah mengoptimalkan pendapatan perusahaan, dan prioritas ketiga adalah mengenalkan konsep berwisata dan belajar. Hasil analisis terhadap prioritas keseluruhan bauran pemasaran yang akan dijalankan perusahaan menunjukan urutan prioritas bauran pemasaran yang akan dijalankan perusahaan. Secara berturut-turut prioritas bauran pemasaran adalah bauran produk, bauran promosi, bauran harga, bauran orang, bauran proses, bauran tempat, dan yang terakhir bauran bukti fisik. Hasil prioritas menyeluruh dari elemen-elemen strategi operasional atau taktik yaitu pada bauran produk, strategi operasional atau taktik yang dipilih menjadi prioritas pertama dalam memformulasikan prioritas bauran pemasaran perusahaan adalah 20

36 mempertahankan kualitas variasi paket wisata. Pada bauran harga adalah meningkatkan kesesuaian harga dengan mutu paket wisata. Pada bauran promosi adalah memperluas penyebaran media publikasi. Pada bauran tempat adalah meningkatkan kemudahan mencapai lokasi agrowisata. Pada bauran orang adalah mempertahankan kompetensi karyawan. Pada bauran proses adalah meningkatkan kemudahan proses administrasi. Pada bauran bukti fisik adalah mengoptimalkan tempat berjualan buah-buahan. Penelitian mengenai pengembangan wisata agro dilakukan oleh Gandi Aria Wijaya, Luthher Masang, dan Yugo Tri Aryanto. Wijaya (2005), melakukan penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Wisata Agro Durian pada Warso Farm Cihideung Bogor. Penelitian ini dilakukan di Warso Farm yang terletak di Desa Cihideung, Kelurahan Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2004 sampai dengan Maret Pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total yang dihasilkan Warso farm termasuk ke dalam golongan memadai. Dari hasil R/C rasio diperoleh R/C rasio atas biaya tunai dan total adalah 1,57 dan 1,37. Hal ini berarti setiap biaya tunai dan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp 1.000,- akan mendapat imbalan penerimaan sebesar Rp 1.570,- dan Rp 1.370,-. Dari nilai R/C tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut layak untuk diusahakan. Dari total skor matrik IFE dan EFE yang telah diperhitungkan, memposisikan wisata agro durian Warso farm pada sel II (tumbuh dan bina) dalam matrik IE. Ini menunjukan faktor internal berada di atas rata-rata, sedangkan faktor ekternal berpengaruh cukup tinggi. Sehingga strategi dapat menerapkan strategi integrasi dan intensif. Berdasarkan matrik QSP, diperoleh tiga pilihan strategi terbesar yaitu strategi integrasi ke depan, pengembangan pasar, dan strategi integrasi horizontal. Strategi integrasi ke depan dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan AWAI (Asosiasi Wisata Agro Indonesia) dan Badan perjalanan wisata agar kegiatan wisata agro durian Warso Farm dapat menjadi bagian dari paket wisata mereka, serta membangun sarana penginapan atau menambah fasilitas seperti yang terdapat pada kampung wisata. Strategi pengembangan pasar yang dapat dilakukan adalah pembuatan produk berciri khas durian dan menambah fasilitas kolam renang. Strategi integrasi horizontal dapat 21

37 dilakukan melalui kerja sama dengan hotel dan tempat wisata lain di Bogor untuk melakukan paket wisata bersama. Masang (2006) melakukan penelitian di Taman Sringganis, Desa Cimanengah, Cipaku, Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian yang berjudul Strategi pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringganis, Bogor ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus Hasil analisis matrik IFE dan EFE menunjukan kekuatan utama Taman Sringganis adalah kualitas produk yang baik, sedangkan kelemahan terbesar adalah misi perusahaan yang tidak berorientasi kepada laba. Peluang terbesar adalah tren back to nature dan ancaman terbesar adalah penggunaan obat farmasi dalam dunia medis. Total bobot matrik IFE dan EFE pada matrik IE menunjukan bahwa Taman Sringganis berada pada daerah tumbuh dan bina, sehingga Taman Sringganis dapat menerapkan strategi intensif dan strategi integrasi. Berdasarkan rumusan matrik SWOT, alternatif yang dapat dilakukan oleh Taman Sringganis adalah (1) Mengoptimalkan keunggulan dan objek wisata agro serta menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat, (2) Memanfaatkan selera konsumen yang berubah dari mass tourist ke nice tourism berbasis lingkungan, memanfaatkan kualitas produk, citra baik dimata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaaan obat farmasi dalam dunia medis, ancaman pendatang baru, adanya produk subtitusi dan peningkatan jumlah pelaku industri. (3) Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknnologi. (4) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan meningkatkan manajemennya dengan pelatihan khusus untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan memiliki keterampilan dan pengetahuan mengenai agrowisata karena bertambahnya jumlah pelaku industri dan ancaman pendatang baru yang akan menjadi saingan dalam usahanya. Berdasarkan analisis QSPM, maka strategi yang memiliki prioritas tertinggi adalah menggali potensi alam yang dimiliki dengan sumberdaya yang ada, mengoptimalkan keungulan dan pengelolaan wisata agro, serta menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat. 22

38 Analisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan yang mengunakan analisis kuadran menunjukan hasil atribut yang berada dalam wilayah prioritas utama untuk diperbaiki yaitu percontohan umbi-umbian, klinik akupresur, refleksi dan akupuntur, dan ruang pelatihan. Atribut percontohan tanaman obat, harga tiket masuk, toko jamu, kebrsihan lokasi, dan kenyaman lokasi merupakan atributatribut yang menjadi kekuatan Taman Sringganis, sehingga kinerja Taman Sringanis untuk atribut ini harus selalu dipertahankan. Aryanto (2006), melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis dengan judul Analisis strategi Pengembangan Kebun Wisata Pasir Mukti (KaWePe), Kecamatan Citeurep, Kabupaten Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah matrik IFE, matrik EFE, SWOT, matrik IE, dan matrik QSP. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Juli Hasil penelitian Aryanto menyebutkan bahwa Kekuatan Utama yang dimiliki oleh KaWePe adalah memiiki sungai yang dapat dinikmati pengunjung dan tidak dapat dinikmati oleh objek wisata agro lain sejenis dan KaWePe sebagai pioner dalam wisata edukasi pertanian, khususnya bagi anak-anak usia dini. Kelemahan Utama KaWePe adalah belum ada bagian penelitian dan pengembangan pada perusahaan. Faktor yang menjadi peluang bagi KaWePe adalah kecenderungan wisatawan yang ingin menikmati segala sesuatu yang unik dan tradisional serta kawasan udara pertanian yang berudara segar, produksi dan pengolahan produk pertanian. Faktor yang menjadi ancaman bagi KaWePe adalah hambatan masuk industri wisata agro hampir tidak ada dan menyebabkan banyak munculnya pendatang baru. Hasil analisis matrik SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan yaitu mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan tetap berinovasi dalam produk-produk sub sektor pertanian, memperluas target pasarnya ke seluruh Indonesia dan pertahankan konsumen utama saat ini, mencari sponsor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik, meningkatkan peran kantor pemasaran di Jakarta serta kerjasama dengan sekolah-sekolah, restrukturisasi dan sistem manajemen serta profesional dengan penjelasan dan spesifikasi pembagian kerja masing-masing bagian meminimalisir perangkapan jabatan dan membentuk 23

39 divisi Litbang, pelatihan karyawan secara rutin dan rekruitmen yang tepat dan bekerjasama dengan lembaga pendidikan, meningkatkan anggaran promosi, mengadakan sarana transportasi yang aman, pengaturan landskap tanaman, dan meningkatkan inovasi produk wisata agro. Hasil analisis matrik IE diperoleh bahwa posisi KaWePe berada pada kuadran V yang merupakan posisi pertahankan dan pelihara. Posisi ini mengambarkan KaWePe barada dalam kondisi internal rata-rata dan respon perusaan terhadap faktor-fakor internal yang dihadapinya tergolong sedang. Strategi yang cocok untuk diterapkan adalah strategi intensif dengan cara penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pengambilan keputusan melalui analisis QSPM menunjukan bahwa strategi yang mempunyai nilai tertinggi dan direkomendasikan untuk dijalankan oleh perusahaan adalah mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan tetap berinovasi dalam produk-produk sub sektor pertanian. 24

40 Tabel 4. Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Tahun Judul Masalah Tujuan Alat Analisis Wiwi Heryawanti 2009 Audit Pemasaran pada Kebun Wisata Pasir Mukti Kabupaten Bogor, Jawa Barat Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bogor tiga tahun belakangan ini mengalami peningkatan, sehingga terjadi peningkatan jumlah lokasi wisata. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan lokasi wisata Menganalisis profil lingkungan internal yang diterapkan KaWePe, Menganalisis profil lingkunagn eksternal mencakup pelanggan, pesaing, dan perubahan lingkungan bisnis yang dihadapi KaWePe, competitive audit, The Strategic Marketing Plus 2000 serta strategi kontrol (Marketing effektiviness Review). agro meningkat. KaWePe merupakan salah satu lokasi wisata agro di Kabupaten Bogor. Jumlah kunjungan wisatawan ke KaWePe tidak mencapai target dan keberadaan KaWePe relatif belum diketahui oleh masyarakat umum. menganalisis kesesuaian strategi perusahaan dengan lingkungan eksternal perusahaan melalui analisis kesenjangan, serta menganalisis efektivitas sumberdaya pemasaran yang dihadapi KaWePe. Hary Purnama 2009 Strategi Pemasaran Agrowisata Kebun Buah Plantera Fruit Paradise, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Keberadaan Plantera Fruit Paradise belum diketahui oleh masyarakat sehingga target penjualan Plantera Fruit Paradise masih belum Mengidentifikasi bauran pemasaran yang telah diterapkan oleh perusahaan, menganalisis persepsi konsumen terhadap Bauran pemasaran tujuh P dan metode Proses Hierarki Analitik. bisa tercapai. Rata-rata jumlah pengunjung per minggu adalah sebanyak 728 orang sedangkan target Plantera Fruit Paradise adalah 1000 orang per minggu atribut bauran pemasaran Plantera Fruit Paradise, dan memformulasikan rekomendasi prioritas bauran pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Plantera Fruit Paradise. Gandi Aria Wijaya 2005 Strategi pengembangan usaha Wisata Agro Durian pada Warso Farm Cihideung Bogor Jumlah kunjungan wisata ke Warso Farm lebih rendah dibandingkan dengan wisata agro lain yang ada di dekatnya. Untuk mencapai misinya Warso Farm memerlukan suatu strategi pengembangan wisata agro durian. Menganalsis pendapatan usaha wisata agro durian yang dijalankan selama ini terhadap upaya pengembangan usaha, menganalisis lingkungan internal yang dimiliki wisata agro durian dan lingkungan eksternal yang dihadapi wisata agro durian, memberikan masukan alternatif strategi pengembangan usaha wisata agro durian untuk Analisis R/C, matrik IFE, matrik EFE, matrik SWOT, matrik IE dan QSPM 25

41 mengantisipasi setiap ancaman dan memanfaatkan setiap peluang sesuai dengan kondisi internal perkebunan tersebut dalam mencapai misinya Luther Masang 2006 Strategi Pengembangan Agrowisata Taman Sringganis harus dapat melihat secara Mengidentifikasi faktor internal dan Matrik IFE, matrik EFE, Obat Tradisional Taman Sringganis, objektif faktor internal dan eksternal, sehingga eksternal yang melingkupi Taman matrik SWOT, matrik IE Bogor dapat mengantisipasi perubahan lingkungan. Hal Sringganis sebagai kebun obat tradisional, dan QSPM serta tersebut berguna untuk mengembangkan menganalisis penilaian konsumen terhadap importance Performance usahanya dan meningkatkan efisiensi operasi. atribut Taman Sringganis sebagai kebun Analysis. Salah satu alat yang dapat digunakan dalam obat tradisional, dan memberikan alternatif mengembangkan usahanya adalah dengan strategi yang dapat diterapkan dalam memiliki strategi yang tepat dengan pengembangan usaha Taman Sringganis, mempertimbangkan semua faktor yang dengan mengikutkan juga pendapat mempengaruhinya sehingga memenuhi tujuan konsumen. perusahaan. Yugo Tri Aryanto 2006 Analisis Strategi Pengembangan KaWePe adalah salah satu kawasan wisata agro Mengidentifikasi dan menganalisis Matrik IFE, matrik EFE, Kebun Wisata Pasir Mukti (KaWePe), yang saat ini tergolong baru dan sedang kekuatan dan kelemahan yang ada pada matrik SWOT, matrik IE Kecamatan Citeureup, Kabupaten berkembang. Jumlah pengunjung yang datang KaWePe serta peluang dan ancaman yang dan QSPM Bogor setiap tahunnya meningkat namun relatif kecil dihadapi oleh KaWePe dalam bila dibandingkan dengan wisata agro lainnya. menjalankan usahanya, merumuskan Karena itu pengelolaan KaWePe harus strategi yang sebaiknya dilakukan memikirkan strategi dan skenario yang dapat KaWePe dalam menjalankan usahanya. disusun dalam mengembangkan usahanya agar berbagai aktivitas yang akan dijalankan dapat sesuai dengan misi-misi serta tujuan-tujuan pendiriannya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. 26

42 Analisis Strategi pengembangan usaha sudah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Hal yang membedakan pada penelitian kali ini adalah analisis strategi pengembangan wisata agro pada lokasi wisata yang masih belum lama berdiri dan merupakan lokasi wisata hasil bentukan atau kerja sama pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat khususnya Kabupaten Sumedang dengan BPPT, yakni Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS). Pada tahun 2008 Pengelolaan KAS dilimpahkan ke Pemda Sumedang dan pada tahun 2009 resmi menjadi UPTB dibawah Bappeda Sumedang. KAS merupakan tempat wisata agro yang menawarkan pertanian secara terpadu. Potensi objek wisata buatan yang ada di KAS adalah pemancingan ikan; pick your own strawberry, melon, talas, dan komoditas lainnya; outbond hill; pendidikan tanam menanam bagi petani, anakanak, dan pelajar; taman bermain anak-anak interaktif; pengenalan industri pengolahan hasil pertanian; perpustakaan dan sarana pengkajian; cinta alam dan binatang (memberi makan ternak domba); tempat makan dan pertemuan; dan tempat makan khas sunda. Penelitian ini didasarkan pada kebutuhan KAS untuk dapat mengetahui bagaimana strategi yang harus dilakukan agar wisata agro yang dimiliki dapat berkembang. 27

43 Tabel 5. Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu No. Nama pengarang-judul skripsi Persamaan Perbedaan 1. Wiwi Heryawanti - Audit Pemasaran pada Kebun Wisata Pasir Mukti Kabupaten Bogor, Jawa Barat 2. Hary Purnama - Strategi Pemasaran Agrowisata Kebun Buah Plantera Fruit Paradise, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 3. Gandi Aria Wijaya - Strategi Pengembangan Usaha Wisata Agro Durian pada Warso Farm Cihideung Bogor 4. Luther Masang - Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringganis, Bogor 5. Yugo Tri Aryanto - Analisis Strategi Pengembangan Kebun Wisata Pasir Mukti (KaWePe), Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Objek penelitian adalah Tempat penelitian berbeda wisata agro Menganalisis audit pemasaran Menggunakan alat analisis yang berbeda Objek penelitian adalah Tempat penelitian berbeda wisata agro Menganalisis strategi pemasaran Menggunakan alat analisis yang berbeda Menganalisis strategi Tempat penelitian berbeda pengembangan wisata agro Menambah alat analisis R/C Menganalisis strategi Tempat penelitian berbeda pengembangan wisata agro Menambah alat analisis importance Performance Menganalisis strategi Tempat penelitian berbeda pengembangan wisata agro 28

44 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan konsep atau teori yang akan digunakan atau yang menjadi dasar sebuah penelitian. Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini mencakup mencakup pengertian strategi, klasifikasi strategi, konsep manajemen strategis, matrik IFE dan EFE, matrik IE, matrik SWOT, serta QSPM Pengertian strategi Strategi pengembangan sangat diperlukan oleh semua perusahaan atau unit bisnis untuk dapat mencapai tujuan dan visi perusahaan. Jauch dan Glueck (1991) mendefinisikan strategi sebagai rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi bukanlah sekedar sesuatu rencana. Strategi ialah rencana yang menyatukan dan mengikat semua bagian perusahaan itu menjadi satu. Strategi meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu sehingga semua bagian dari rencana itu serasi satu sama lainnya dan bersesuaian. Strategi adalah hal menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumberdaya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan di dalam pasar. Dengan kata lain, definisi strategi mengandung dua komponen yaitu future intentions atau tujuan jangka panjang dan competitive advantage atau keunggulan bersaing. Tujuan jangka panjang diartikan sebagai pengembangan wawasan jangka panjang dan menetapkan komitmen untuk mencapainya. Sumber keunggulan adalah pengembangan pemahaman yang dalam tentang pemilihan pasar dan pelanggan oleh perusahaan yang juga menunjukan kepada cara terbaik untuk berkompetisi dengan pesaing di dalam pasar. Future intentions dan advantage harus berjalan bersama-sama (Dirgantoro 2004).

45 3.1.2 Klasifikasi Strategi Pada tingkat yang lebih luas Porter (2004) mengidentifikasi strategi ke dalam tiga strategi generik yang konsisten secara intern (yang dapat digunakan secara sendiri-sendiri maupun dalam bentuk kombinasi) guna menciptakan posisi yang aman dan mengungguli para pesaing dalam industri. KEUNGGULAN STRATEGIS TINGKAT STRATEGIS Seluruh industri Kekhasan yang dirasakan Pelanggan DIFERENSIASI Posisi Biaya Rendah KEUNGGULAN BIAYA MENYELURUH Biaya Segmen Tertentu FOKUS Gambar 2. Model strategi generik Sumber : Porter (2004) 1) Keunggulan Biaya Menyeluruh Keunggulan biaya memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas skala yang efisien, usaha yang giat untuk mencapai penurunan biaya melalui pengalaman, pengendalian biaya dan overhead yang ketat, penghindaran pelanggan marjinal, serta meminimalkan biaya dalam bidang-bidang seperti Litbang, pelayanan, armada penjualan, periklanan dan lain-lain. Perhatian manajerial yang besar terhadap pengendalian biaya diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Biaya yang rendah relatif terhadap pesaing menjadi tema yang menjiwai keseluruhan strategi, mutu, dan bidang-bidang lainnya tidak dapat diabaikan. Pencapaian posisi biaya keseluruhan yang rendah seringkali menuntut bagian pasar relatif yang tinggi atau kelebihan lain. Selain itu, produk juga perlu dirancang agar dapat menekan biaya, serta melayani konsumen besar. Menetapkan strategi ini memerluakn biaya investasi tinggi untuk peralatan modern, penetapan harga yang agresif dan kerugian awal untuk membina bagian pasar. 30

46 2) Diferensiasi Diferensiasi yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh keseluruhan industri sebagai sesuatu yang unik. Pendekatan untuk melakukan diferensiasi dapat bermacam-macam bentuknya yaitu merk, teknologi, karakteristik khusus, pelayanan pelangan, dan jaringan penyalur. Idealnya, perusahaan mendiferensiasikan dirinya sendiri dalam beberapa dimensi. Strategi ini merupakan strategi yang baik untuk menghasilkan laba diatas rata-rata dalam suatu industri karena strategi ini menciptakan posisi yang aman untuk mengatasi kelima kekuatan persaingan. Diferensiasi memberikan penyekat terhadap persaingan karena adanya loyalitas merk dari pelanggan dan mengakibakan berkurangnya kepekaan tehadap harga. Mencapai diferensiasi akan berarti mengorbankan posisi biaya jika kegiatan untuk menciptakan produk mahal. 3) Fokus Strategi fokus dibangun untuk melayani target tertentu secara baik, dan semua kebijakan fungsional dikembangkan atas dasar pemikiran ini. Perusahaan yang memilih strategi fokus juga secara potensial dapat menghasilkan laba di atas ratarata industrinya. Strategi fokus dapat berarti bahwa perusahaan mempunyai posisi biaya rendah dengan target strategisnya, diferensiasi, atau kedua-duanya. Strategi fokus juga dapat digunakan untuk memilih target yang tidak rawan terhadap produk penganti atau dimana pesaing lemah. Strategi ini mungkin memerlukan pengorbanan posisi biaya keseluruhan. Menurut David (2004) strategi generik dibagi empat, yaitu strategi integrasi vertikal, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi devensif. 1) Strategi Integrasi vertikal Strategi integrasi vertikal merupakan suatu strategi yang memungkinkan perusahaan mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan atau pesaing. Strategi ini dibagi menjadi tiga yaitu : a) Strategi Integrasi ke Depan (forward integrations) Strategi ini melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. Cara yang efektif untuk mengimplementasikan integrasi ke depan adalah waralaba (franchising). 31

47 b) Strategi Integrasi ke Belakang (backward integrations) Strategi ini merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Integrasi ke belakang sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, c) Strategi Integrasi Horizontal Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. 2) Strategi Intensif Strategi intensif bisaanya digunakan perusahaan ketika posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini akan membaik. Strategi ini dibagi menjadi tiga yaitu : a) Strategi Penetrasi Pasar ( market penetration) Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkat usaha publisitas. b) Strategi Pengembangan Pasar (market development) Strategi ini melibatkan pengenalan produk pada saat ini ke area geografi yang baru. c) Strategi Pengembangan Produk (Product development) Strategi ini merupakan strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasanya melibatkan biaya Litbang yang besar. 3) Strategi Diversifikasi Terdapat tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu : a) Strategi Konsentrik Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa baru yang masih berhubungan. b) Strategi Horizontal Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini 32

48 adalah menambah produk baru yang tidak berhubungan untuk memuaskan pelanggan yang sama. c) Strategi Konglomerat Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah menambah produk baru yang tidak berhubungan untuk memuaskan pasar yang berbeda. 4) Strategi Devensif Strategi ini dibagi tiga, yaitu sebagai berikut : a) Strategi Retrechment Strategi ini terjadi ketika suatu organisasi mengelompokan ulang melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikan penjualan dan laba yang menurun. Kadang-kadang strategi ini disebut sebagai berputar atau reorganisasi. b) Strategi Divestasi Strategi ini dilakukan dengan menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi yang bertujuan untuk akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, membutuhkan banyak modal, atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya. c) Strategi Likuidasi Strategi ini dilakukan dengan menjual seluruh aset perusahaan bila secara terpisah-pisah atau sepotong-potong untuk nilai rillnya Konsep Manajemen Strategis Menurut Glueck dan Jouch (1991) manajemen strategis merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategis adalah jalan dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategis. Dirgantoro (2001) mengatakan bahwa secara garis besar, terdapat tiga elemen besar yang membentuk manajemen strategi ketiga elemen itu adalah analisa lingkungan internal dan eksternal, penetapan visi, misi dan objektif serta strategi. 33

49 Proses Manajemen strategis Analisis dan diagnosis Pilihan Pelaksanaan evaluasi Perencana Perusahaan Unsur-unsur manajamen strategis Ancaman dan Peluang lingkungan Keunggulan Persaingan Internal Mempertimbangkan stretegi alternatif Memilih strategi Sumberdaya dan struktur Kebijakan dan administrasi Evaluasi terhadap hasil dan strategi Tujuan perusahaan Menentukan tujuan dan penilaian dari pembuat keputusan tepenting dan perusahaan Meneliti lingkungan dan diagnosis dampak faktorfaktor yang penting Meneliti dan mendiagnosis kekuatan dn kelemahn perusahaan Memastikan bahwa strategi paling tepat dipilih Mengalokasi sumberdaya dan mengorganisasi kannya sesuai dengan strategi Menyesuaikan kebijakan fungsional dan gaya adminisrasi dengan srategi Memastikan bahwa strategi dan pelaksanaan akan mencapai tujuan Gambar 3. Model Manajemen Strategis Sumber : Glueck dan Jauch (1991) Umpan Balik 34

50 Analisis Lingkungan Lingkungan yang relevan sangat luas meliputi kekuatan-kekuatan sosial dan kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah industri dimana perusahaan itu berada dan bersaing. Kekuatan-kekuatan di luar industri penting terutama dalam artian yang relatif, karena kekuatan luar biasanya mempengeruhi semua perusahaan yang ada dalam suatu industri (Porter 2004). Lingkungan harus dipantau oleh perencana strategi. Dengan memantau sektor perencana strategi mengidentifikasi strategi yang sedang berjalan yang digunakan perusahaan untuk menghubungkannya dengan lingkungan dan menganalisi ulang asumsi-asumsi tentang hubungan perusahaan dengan lingkungan, dengan mencatat mana yang masih tetap berlaku dan mana yang telah berubah (Jauch & Glueck 1991). Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal dan lingkungan Eksternal a. Analisis Lingkungan Internal Menurut David (2004) analisis internal adalah analisis terhadap aktivitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan identifikasi kekuatan dan kelemahan. Kekuatan merupakan suatu kelebihan khusus yang memberikan keungulan komparatif di dalam suatu industri yang berasal dari organisasi. Kelemahan merupakan keterbatasan dan kekurangan dalam hal sumberdaya, keahlian dan kemampuan yang nyata menghambat aktivitas keragaan organisasi. Terdapat beberapa faktor yang diidentifikasi dalam lingkungan internal perusahaan, yaitu : 1) Fungsi Operasi dan Produksi Fungsi ini terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa. Manajemen produksi/operasi terdiri atas lima area keputusan atau fungsi yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas. 2) Fungsi Keuangan Dana merupakan suatu kebutuhan dalam menjalankan proses produksi. Oleh karena itu, keberlangsungan dana jangka panjang dan pendek harus selalu diperhatikan. 35

51 3) Fungsi Pemasaran Fungsi ini berhubungan dengan bauran pemasaran. Menurut Tjiptono (2007) bauran pemasaran 7P lebih aplikatif untuk sektor jasa. 7P terdiri dari Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence. 4) Penelitian dan Pengembangan Perusahaan harus memperhatikan bidang ini, terutama perusahaan yang akan melakukan pengembangan. Bagian ini diperlukan untuk menciptakan produk baru dan meningkatkan kualitas produk. Selain itu, bidang ini juga mempengaruhi kebutuhan modal suatu organisasi. 5) Sumberdaya Manusia Manusia merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Keterampilan sumberdaya manusia mempengaruhi pengelolaan manajemen perusahaan. 6) Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Terdapat lima fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. b. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal adalah pengungkapan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga perusahaan akan bisa mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dan sebaliknya ancaman yang muncul dari lingkungan perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya (David 2004). Menurut Pearce dan Robinson (2007) lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi tiga subsektor yang saling terkait yaitu faktor-faktor lingkungan jauh, faktorfaktor dalam lingkungan industri, dan faktor-faktor dalam lingkungan operasi. Pada penelitian ini, lingkungan eksternal yang dikaji meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri. 36

52 1) Lingkungan Jauh Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar dan bisaanya tidak berhubungan situasi operasional suatu perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial, politik, dan faktor teknologi. a) Faktor Ekonomi Faktor ini berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi, misalnya pola konsumsi, ketersediaan kredit secara umum, tingkat penghasilan yang siap dibelanjakann (diposible income), kecenderungan belanja masyarakat (propensity to spend), suku bunga primer, laju inflasi, dan kecenderungan pertumbuhan PNB. b) Faktor Sosial Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan meliputi kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup dari orang-orang eksternal perusahaan. Faktor sosial ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan kondisi etnik. c) Faktor Politik Kendala politik dikenakan atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil, UU antitrust, program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang polusi dan ketetapan harga, batasan administratif dan tindakan-tindakan lainnya untuk melindungi pekerja, konsumen, masyarakat umum, dan lingkungan. Tindakan politik juga dirancang untuk melindungi dan memberi manfaat bagi perusahaan, misalnya UU paten, subsidi pemerintah, dan hibah dana riset produk. d) Faktor Teknologi Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan timbulnya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik manufaktur dan pemasaran. 2) Lingkungan Industri Struktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan persaingan selain juga strategi-strategi yang secara potensial tersedia bagi perusahaan. Kekuatan-kekuatan di luar industri penting karena kekuatan-kekuatan luar biasanya mempengaruhi semua perusahaan yang ada 37

53 dalam suatu industri, maka kuncinya terletak pada kemampuan yang berlainan diantara perusahaan-perusahaan untuk menanggulanginya. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan pokok yaitu ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman produk atau jasa penganti, kekuatan tawar menawar pemasok, dan persaingan diantara perusahaan yang ada (Porter 2004). PENDATANG BARU POTENSIAL Ancaman masuknya pendatang baru Kekuatan tawarmenawar pemasok PARA PESAING INDUSTRI Kekuatan tawar- menawar pembeli PEMASOK Persaingan diantara perusahaan yang ada PEMBELI Ancaman produk atau jasa pengganti Gambar 4. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi industri Sumber : Porter (2004) 1) Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta sering kali juga sumberdaya yang besar. Akibatnya harga menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman masuknya pendatang baru tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dari reaksi para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Ada tujuh rintangan masuk, yaitu : PRODUK PENGGANTI 38

54 a) Skala Ekonomi Skala ekonomis mengambarkan turunnya biaya satuan (unit cost) suatu produk (atau operasi atau fungsi yang dilakukan untuk menghasilkan produk) apabila volume absolut per periode meningkat. Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk dalam skala besar dan mengambil resiko menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk pada tingkat biaya kecil dan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. b) Diferensiasi Produk Diferensiasi produk artinya perusahaan tertentu mempunyai identifikasi merk dan kesetiaan pelanggan yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelangan, perbedan produk dimasa yang lampau, atau sekedar hanya merupakan perusahaan pertama yang memasuki industri. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada. c) Kebutuhan Modal Modal yang sangat besar untuk periklanan yang tidak dapat kembali atau untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang penuh risiko dapat menciptakan hambatan masuk. d) Biaya Beralih Pemasok Hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok. Biaya beralih pemasok yaitu biaya satu kali yang harus dikeluarkan oleh pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok satu ke pemasok lainnya. Biaya peralihan ini dapat berupa biaya melatih kembali karyawan, biaya peralatan perlengkapan baru, biaya dan waktu untuk menguji dan menerima sumber baru, kebutuhan akan bantuan teknis sebagai akibat dari ketergantungan dari rekayasa penjual, desain ulang produk, atau bahkan biaya psikis karena meruksak hubungan. e) Akses ke Saluran Distribusi Bilamana saluran distribusi suatu produk telah ditangani oleh perusahaan yang mapan, perusahan baru harus membujuk saluran tersebut agar mau 39

55 menerima produknya melalui cara-cara penurunan harga, kerjasama periklanan dan yang lainnya yang dapat mengurangi laba. Kadang-kadang hambatan masuk ini cukup tinggi sehingga pendatang baru harus benarbenar membuka saluran baru. f) Kebijakan Pemerintah Pemerintah dapat membatasi atau menutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan peraturan-peraturan seperti persyaratan lisensi dan akses terhadap bahan baku. g) Biaya tak Menguntungkan Terlepas dari Skala Perusahaan yang telah mapan mempunyai keungulan biaya yang tidak mungkin dapat ditiru oleh pendatang baru. Keunggulan itu meliputi teknologi produk milik sendiri dan kepemilikannya melalui hak paten, penguasaan yang menguntungkan atas bahan baku, lokasi yang menguntungkan, subsidi pemerintah, serta kurva belajar atau pengalaman yang dapat menyebabkan biaya satuan akan menurun sejalan dengan kumulatif dari pengalaman. Selain itu, tindakan perlawanan dari para pesaing yang diperkirakan oleh pendatang baru juga akan mempengaruhi kemungkinan masuknya pendatang baru Jika pesaing akan bereaksi keras terhadap pendatang baru maka masuknya pendatang baru juga akan terhambat. 2) Tingkat Rivalitas Diantara Pesaing yang Ada Rivalitas di kalangan pesaing berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi. Gerakan persaingan oleh suatu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pesaingnya, artinya peruhaan saling tergantung satu sama lain. Persaingan yang tajam merupakan akibat dari sejumlah faktor-faktor struktural yang saling bereaksi. a) Jumlah Pesaing yang Banyak dan Tidak Seimbang Jumlah pesaing yang besar mengakibatkan persaingan yang ada pun besar. Beberapa perusahaan mungkin berhadapan bahwa mereka tidak dapat bergerak tanpa diketahui lawan. 40

56 b) Pertumbuhan Industri yang Lamban Pertumbuhan industri yang lamban mengubah persaingan menjadi ajang untuk berebut pasar. c) Biaya Tetap atau Biaya Penyimpanan yang Tinggi Biaya tetap yang tinggi menciptakan tekanan yang berat terhadap semua perusahaan untuk mengisi kapasitas yang seringkali membawa kepada penurunan harga yang cepat bila terjadi kapasitas yang berlebih. d) Ketiadaan Diferensiasi atau Biaya Peralihan Produk dipandang sebagi komoditas oleh konsumen sehingga yang membedakannya adalah harga dan pelayanan. Desakan untuk persaingan harga dan pelayanan yang tajam dapat terjadi. e) Penambahan Kapasitas dalam Jumlah yang Besar Penambahan kapasitas dapat secara kronis meruksak keseimbangan penawaran/permintaan dalam industri, khususnya bila terdapat risiko penambahan kapasitas yang mengelompok. f) Pesaing yang Beragam Pesaing yang beragam mengakibatkan adanya kesulitan untuk menerka keinginan pihak lain secara akurat dan bersepakat untuk membuat aturan main dalam industri. g) Taruhan Strategi yang Besar Persaingan dalam suatu industri menjadi makin tidak menentu jika sebuah perusahaan mempunyai taruhan yang besar untuk mencapai sukses disitu. h) Hambatan Pengunduran Diri yang Tinggi Hambatan pengunduran diri yang tinggi menyebabkan perusahaan yang kalah dalam persaingan tidak akan menyerah kalah. Sumber-sumber utama hambatan pengunduran tinggi adalah harta khusus, biaya tetap pengunduran diri, tata hubungan strategis, hambatan emosional, serta hambatan oleh pemerintah dan sosial. 3) Tekanan dari Produk Penganti Produk pengganti membantai laba potensial dari industri dengan menetapkan harga pagu yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin 41

57 menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri atau dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi. 4) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli bersaing dalam industri dengan cara memaksa harga turun, mutu tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Kelompok pembeli kuat jika kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah relatif besar, produk industri merupakan produk yang mengunakan biaya besar dari pembeli, produk industri standard dan tidak terdiferensiasi, biaya peralihan kecil, pembeli menunjukan ancaman untuk melakukan integrasi balik, pembeli mendapatkan laba yang kecil, produk industri tidak penting bagi produk/jasa pembeli, dan pembeli mempunyai informasi yang lengkap. 5) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat mengunakan kekuatan tawar menawar terhadap industri dengan mengancam akan menaikan harga atau menurunkan mutu produk/jasa yang dibeli. Pemasok kuat jika pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan, tidak ada produk pengganti lain, industri bukan pelanggan penting bagi kelompok, produk pemasok merupakan input penting bagi industri, produk pemasok terdeferensiasi dan menciptakan biaya peralihan, dan pemasok memperlihatkan ancaman integrasi maju Penetapan Visi, Misi dan Objective Dirgantoro (2004) menyatakan bahwa visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Misi lebih spesifik lagi daripada visi. Misi lebih ditujukan untuk menjawab pertanyaan What is our business sedangkan visi untuk menjawab pertanyaan What do we want to become. Informasi yang bisa didapatkan dalam statemen misi adalah customer, produk dan jasa perusahaan, pasar, teknologi, tujuan, filosofi perusahaan, image, concern terhadap karyawan, serta concern untuk pertumbuhan, keuntungan, survive. Objektive lebih kepada 42

58 penetapan target secara spesifik dan sedapat mungkin terukur, yang ingin dicapai oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Secara hierarki visi berada paling atas sedangkan misi lebih memperjelas dan secara lebih detail lagi target yang ingin dicapai dinyatakan sebagai objective Strategi Strategi dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan pengendalian strategi. Formulasi strategi menekankan kepada aktivitas-aktivitas utama antara lain menyiapkan strategi alternatif, pemilihan strategi, dan menetapkan strategi yang akan digunakan. Pada tahap implementasi beberapa aktivitas yang mendapat penekanan antara lain menetapkan tujuan tahunan, menetapkan kebijakan, memotivasi karyawan, mengembangkan budaya yang didukung, menetapkan struktur organisasi yang efektif, menyiapkan budget, mendayagunakan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan performace perusahaan. Untuk melihat sejauh mana efektivitas dari implementasi strategi maka dilakukan tahapan evaluasi strategi. Evaluasi strategi mencakup aktivitas review faktor internal dan eksternal yang merupakan dasar dari strategi yang ada, menilai performance strategi dan melakukan langkah koreksi (Dirgantoro 2004) Matrik IFE dan EFE Pembuatan matrik evaluasi faktor internal (EFI) merupakan tahap akhir analisis lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan dengan beberapa variabel. Pembuatan matrik evaluasi faktor ekternal (EFE) merupakan tahap akhir dari analisis lingkungan eksternal perusahaan berupa peluang dan ancaman beberapa variabel. Hal ini dilakukan untuk merangkum kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebelum dimasukan ke dalam matrik IE dan matrik SWOT. Matrik EFI atau internal faktor Evaluation (IFE) dan eksternal faktor Evaluation (EFE) merupakan dasar bagi tahap analisis selanjutnya, yaitu matrik IE dan SWOT yang merupakan alat analisis yang berfungsi untuk memberikan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan. 43

59 3.1.5 Matrik IE Matrik IE diperoleh dari gabungan bobot skor matrik IFE dan EFE. Bobot yang diperoleh tersebut kemudian diplotkan pada matrik IE. Matrik IE bermanfaat untuk memposisikan suatu perusahaan atau unit bisnis Matrik IE terdiri dari sembilan sel dimana setiap selnya mempunyai alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang gabungan bobot IFE dan EFE-nya berada pada sel tersebut Matrik SWOT Analisis SWOT merupakan analisis yang menggabungkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis ini merupakan identifikasi yang sistematis yang mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi atau perusahaan dengan peluang dan ancaman lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga hasil dari analisis SWOT ini merupakan kombinasi terbaik diantara keempatnya. Hasil dari analisis SWOT merupakan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan memaksimalkan kekuatan untuk menutupi kelemahan yang ada dan mendapatkan peluang serta menghindari ancaman Matrik QSP (QSPM) Matrik perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) merupakan tahap akhir dari kerangka kerja analisis perumusan strategi, teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik dan alternatif strategi yang layak dipertimbangkan. QSPM merupakan teknik analisis dalam litelatur yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dan alternatif tindakan yang layak (David 2004). Setelah melewati tahap input dan pencocokan, perusahaan harus dapat mengambil keputusan tentang strategi terbaik dan paling cocok diterapkan dengan kondisis lingkungan internal dan eksternalnya. Analisis QSPM memungkinkan alternatif strategi dievaluasi untuk mendapatkan alternatif strategi secara objektif berdasarkan penilaian intuitif yang baik terhadap faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David 2004). 44

60 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional KAS memiliki potensi yang dapat terus dikembangan. Pengembangan wisata agro KAS di Kabupaten Sumedang, dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Kabupaten Sumedang. KAS berada dibawah pembinaan Pemkab Sumedang. Keberadaan KAS diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Sumedang, pendapatan masyarakat sekitar, menciptakan lapangan kerja, dan kesempatan usaha yang mendorong perekonomian melalui pemanfaatan dan pengembangan produk pertanian. KAS mengenalkan pertanian secara terpadu dengan menerapkan teknologi modern. Lokasinya yang berada di dataran tinggi memberikan keindahan tersendiri. Suasana pengunungan mengakrabkan pengunjung untuk merasa lebih dekat dengan alam. Kunjungan wisatawan ke objek wisata ini masih kurang. Target jumlah pengunjung tidak terpenuhi setiap bulannya, hanya beberapa bulan dalam setiap tahunnya yang memenuhi target. Saat ini, dari 95,345 Ha luas lahan yang tersedia untuk KAS, KAS baru bisa memanfaatkan lahan sebesar 20 ha. Selain itu, KAS relatif belum diketahui masyarakat umum. Oleh karena itu, pengembangan KAS perlu memikirkan langkah-langkah strategis agar tujuan dibangunnya KAS bisa tercapai. Sebelum merumuskan strategi, hal yang perlu diperhatikan adalah mengidentifikasi visi, misi, dan tujuan KAS. Selain itu, kesinambungan strategi dengan lingkungan wisata agro KAS baik itu lingkungan internal KAS maupun lingkungan eksternal. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan atau melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman wisata agro KAS. Lingkungan internal dianalisis dengan menggunakan matrik IFE dan lingkungan eksternal dianalisis dengan menggunakan matrik EFE. Hasil dari matrik IFE dan EFE menjadi masukan dalam pencocokan faktor-faktor tersebut dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil dari analisis SWOT berupa alternatif-alternatif strategi yang dapat digunakan oleh KAS dalam melakukan pengembangan usahanya. Hasil dari matrik IFE dan EFE juga digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan melalui matrik IE. Tahap selanjutnya adalah penentuan keputusan dengan menggunakan matrik QSP (QSPM). 45

61 Bagan Alur Kerangka Operasional Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Potensi Diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Sumedang Mengenalkan pertanian secara terpadu dengan teknologi modern Kendala Tidak tercapainya target jumlah pengunjung Potensi KAS belum termaksimalkan Perlunya perumusan strategi pengembangan wisata agro yang tepat bagi KAS Identifikasi visi, misi, dan tujuan KAS Analisis Lingkungan internal melalui matrik IE Manajemen Pemasaran Keuangan/akuntasi Produksi dan Operasi Sumberdaya Manusia Penelitian dan pengembangan Analisis lingkungan eksternal melalui matrik EFE a. Lingkungan Jauh Faktor Politik Faktor Ekonomi Faktor Teknologi Faktor Sosial b. Lingkungan Industri Persaingan antar perusahaan sejenis Masuknya pesaing baru Produk subtitusi Kekuatan tawar menawar pemasok Kekuatan tawar menawar pembeli Pencocokan dan perumusan alternatif strategi melalui matrik IE dan SWOT Pemilihan Strategi yang tepat melalui matrik QSP Strategi Pengembangan wisata Agro KAS Gambar 5. Kerangka Operasional Pengembangan Wisata Agro KAS 46

62 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan KAS merupakan salah satu lokasi wisata agro yang masih belum lama berdiri dan merupakan salah satu tempat penerapan teknologi pertanian yang bekerja sama dengan BPPT. Pengambilan data dilaksanakan pada Maret - April 2010 karena pada bulan tersebut KAS baru melakukan tutup buku periode 2009 sehingga data yang terkumpul merupakan data terbaru dan lebih lengkap. 4.2 Metode Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling yaitu dengan menggunakan metode purposive sampling. Responden dipilih secara sengaja dan memiliki kontribusi besar dalam perumusan dan pelaksanaan strategi wisata agro KAS. Responden yang digunakan dalam penelitian berjumlah enam orang, terdiri dari pihak internal dan eksternal KAS. Pihak internal merupakan pengambil keputusan (decision maker) dalam usaha yang terdiri dari empat orang responden. Pihak eksternal diwakili oleh dua orang dari pihak Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olah Raga. Pertimbangan penggunaan pihak eksternal adalah agar penilaian terhadap faktor internal dan eksternal KAS dapat lebih objektif dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Responden tersebut adalah : 1. Kepala Bappeda Kabupaten Sumedang, dengan alasan pihak yang mempunyai hak dalam menyusun dan merencanakan pembangunan Kabupaten Sumedang secara umum dan arahan kebijakan yang berkaitan dengan KAS. 2. Kepala UPTB KAS, dengan alasan merupakan orang yang mengetahui kondisi internal KAS. 3. Kasubag TU KAS, dengan pertimbangan sebagai salah seorang yang mengetahui kondisi internal KAS, karena beliau sudah bekerja di KAS sejak KAS dibentuk.

63 4. Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten Sumedang. dengan pertimbangan sebagai orang yang mengetahui keadaan ekonomi di Kabupaten Sumedang. 5. Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olah Raga, dengan alasan seseorang yang lebih mengetahui dalam perkembangan pariwisata, serta penyusun dan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan sektor pariwisata. 4.3 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan objek studinya adalah kawasan wisata KAS di Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. 4.4 Data dan Instrumentasi Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapang dan wawancara serta pengisan kuesioner dengan responden terpilih. Data sekunder diperoleh dari studi literatur beberapa skripsi, internet, buku-buku yang berkaitan dengan materi penelitian, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, dan Disbudparpora Kabupaten Sumedang. Hampir seluruh data sekunder diperoleh dengan menggunakan instrument alat pencatat. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan kalkulator dan software Microsoft excel. 48

64 Tabel 6. Jenis dan Sumber Data Jenis Data Data Sekunder PDB atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha ** Kunjungan wisatawan ke Objek Wisata Jawa Barat Jumlah Wisatawan Ke Kabupaten Sumedang Jumlah Wisatawan ke KAS Isi Tinjauan Pustaka dan Kerangka pemikiran Teoritis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang Menurut Sektor dan Kelompok Sektor Tahun Pengeluaran Rata-rata per Kapita per Bulan Kabupaten Sumedang Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang * Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang Data Primer : Deskripsi KAS Identifikasi lingkungan internal dan eksternal KAS Penentuan Bobot dan Rating Faktor Kunci Internal dan Eksternal KAS Nilai AS Sumber : Data Primer, 2010 (diolah) Sumber Badan Pusat Statistik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Disbudparpora Kabupaten Sumedang KAS Buku, Internet, Skripsi Bappeda Kabupaten Sumedang BPS Provinsi Jawa Barat Bappeda Kabupaten Sumedang Bappeda Kabupaten Sumedang Pengamatan langsung di lapangan, wawancara, serta pengisian kuisioner 4.5 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode observasi langsung, wawancara, kuesioner, dan browsing internet. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui : 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan usaha yang dilakukan dan hal-hal lainnya yang mendukung penelitian. 49

65 2. Wawancara yaitu melakukan proses tanya jawab dengan beberapa responden. Wawancara dilakukan dengan Kepala Bappeda Kabupaten Sumedang, Kepala UPTB KAS, dan Kasubag TU KAS. 3. Diskusi, yaitu melakukan wawancara mendalam dan bertukar pikiran mengenai permasalahan dan kondisi yang ada dengan pihak KAS. 4. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan berupa kuesioner kepada responden. Kuesioner terdiri kuesioner identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan, rating dan pembobotan serta kuesioner untuk penentuan prioritas strategi. 4.6 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data terdiri dari tahap input data, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matrik faktor internal (IFE), matrik faktor eksternal (EFE), matrik IE, analisis SWOT, dan matrik QSP (QSPM) Tahap Pemasukan Data Analisis data dimulai dari mengidentifikasi dan menggolongkan faktorfaktor yang ada ke dalam kekuatan dan kelemahan, serta ancaman dan peluang yang dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Faktor internal digolongkan ke dalam kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal digolongkan ke dalam peluang dan ancaman. Setelah menggolongkan faktor-faktor yang ada ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman maka dilakukan pembobotan pada masingmasing faktor. Dalam pembobotan faktor internal dan eksternal mempunyai tabel penilaian pembobotan tersendiri artinya satu tabel untuk faktor internal dan satu tabel untuk faktor eksternal. Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden terpilih dengan menggunakan metode Paired comparison (Kinnear dan Taylor 1991). Setiap variabel menggunakan skala 1, 2, 3 untuk menentukan bobot. Skala yang digunakan untuk menentukan bobot adalah : 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal 50

66 Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal/Eksternal Faktor strategis internal/eksternal A B C D.. Total A B C D.. Total X i Sumber : Kinnear dan Taylor (1991) Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan mengunakan rumus : Keterangan : α = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai variabel X ke-i n = Jumlah data i = 1, 2, 3,..,n Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1.0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan atas industri. Tanpa memandang faktor kunci ini adalah kekuatan atau kelemahan internal, atau kekuatan dan ancaman eksternal. Faktor yang dianggap memiliki pengaruh yang besar dalam kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. Setelah melalui tahap pembobotan, tahap selanjutnya adalah penentuan rating. Penentuan rating berdasarkan perusahaan, sedangkan bobot berdasarkan industri. Hasil dari penentuan rating ini dimasukan ke dalam matrik IFE dan EFE. Matrik IFE untuk faktor internal dan matrik EFE untuk faktor eksternal. Dalam mengukur masing-masing variabel terhadap kondisi wilayah digunakan skala 1, 2, 3, dan 4 terhadap masing-masing faktor strategis. Skala nilai rating untuk matrik IFE adalah : 1 = Kelemahan utama/mayor 3 = Kekuatan kecil/minor 51

67 2 = Kelemahan kecil/minor 4 = Kekuatan utama/mayor Sedangkan untuk matrik EFE, skala nilai rating yang dipergunakan adalah : 1 = Tidak berpengaruh 3 = Kuat pengaruhnya 2 = Kurang kuat pengaruhnya 4 = Sangat kuat Tabel 8. Matrik IFE Faktor strategis Internal Bobot Rating Skor bobot (Bobot x rating) Kekuatan Kelemahan Total 1,00 Sumber : David (2004) Total skor pembobotan akan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE 3,0 4,0 berarti kondisi internal perusahaan tinggi dan kuat, kemudian jika 2,0 2,99 berarti kondisi internal perusahaan ratarata atau sedang dan 1,0 1,99 berarti kondisi internal perusahaan rendah atau lemah. Tabel 9. Matrik EFE Faktor strategis Internal Bobot Rating Skor bobot (Bobot x rating) Peluang Ancaman Total 1,00 Sumber : David (2004) Total skor pembobotan akan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan EFE 3,0 4,0 berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, kemudian jika 2,0 2,99 berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman 52

68 yang ada, dan 1,0 1,99 berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada Tahap Pencocokan Data Tahap kedua adalah tahap pencocokan data dengan menggunakan matrik IE dan matrik SWOT. Penggunaan matrik IE ini untuk mengetahui posisi perusahaan relatif terhadap pesaingnya dan matrik SWOT untuk mendapatkan alternatif strategi berdasarkan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi. 1) Matrik IE Matrik IE dibuat berdasarkan total skor matrik IFE dan EFE. Matrik IE akan terlihat sebagai sembilan sel yang terbagi. Sel I, II, dan IV menggambarkan posisi perusahaan pada posisi tumbuh dan bina. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) mungkin paling tepat untuk semua posisi ini. Sel III, V, VII mengambarkan posisi perisahaan pada posisi pelihara dan pertahankan. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan oleh tipe-tipe divisi ini. Sel VI, VIII, IX menggambarkan posisi perusahaan berada pada posisi tuai atau divestasi (David 2004). Berikut ini merupakan ilustrasi matrik IE (Gambar 6). TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFE Tinggi 3,0-4,0 Menengah 2,0 2,99 Rendah 1,0 1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 Kuat 3,0-4,0 Rata-rata 2,0 2,99 I II III IV V VI VII VIII IX Lemah 1,0 1,99 3,0 2,0 1,0 Gambar 6. Matrik IE Sumber : David (2004) 53

69 2) Matrik SWOT Matrik SWOT diperoleh dengan memasangkan faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal. Dalam matrik SWOT diperlihatkan kesesuaian antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman seperti terlihat pada Gambar 7. Menurut David (2004) SWOT merupakan alat penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO, WO, ST, dan WT. SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang ekternal. WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Delapan langkah matrik SWOT (David 2004) : 1. Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan 2. Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan 3. Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan 4. Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan 5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi SO dalam sel yang telah ditentukan 6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi WO dalam sel yang telah ditentukan 7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat strategi ST dalam sel yang telah ditentukan 8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat strategi WT dalam sel yang telah ditentukan 54

70 Biarkan selalu kosong Kekuatan (strength - S) Kelemahan (weakness - Peluang (Opportunities O) Ancaman (threats T) Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Gambar 7. Matrik SWOT Sumber : David (2004) Tahap Pengambilan Keputusan Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman W) Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan hindari ancaman Setelah beberapa alternatif strategi dihasilkan dari tahap pencocokan maka langkah selanjutnya adalah tahap keputusan. Tahap keputusan menggunakan matrik QSP. QSPM adalah alat yang memungkinakan penyusunan strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan keberhasilan kunci internal dan kunci eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Langkahlangkah menyusun QSPM (David 2004) : 1) Membuat daftar peluang/ancaman dan kekuatan/kelemahan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil langsung dari matrik IFE dan EFE. Minimum sepuluh faktor kunci keberhasilan eksternal dan internal harus dimasukan dalam QSPM. 2) Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot tersebut sama dengan yang ada pada matrik IFE dan EFE. 3) Mengevaluasi matrik SWOT dan identifikasi alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan. 4) Menentukan nilai daya tarik (attractiviness cores AS). Nilai daya tarik ditentukan engan mengevaluasi faktor-faktor internal atau eksternal kunci. Berikan nilai daya tarik adalah = 1 tidak mempengaruhi, 2 = agak mempengaruhi, 3 = cukup mempengaruhi, 4 = sangat mempengaruhi. Nilai daya tarik harus diberikan untuk masing-masing strategi untuk mengidentifikasi daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lainnya, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. 5) Menghitung total nilai daya tarik ( Total attractiviness Scores TAS). Total nilai daya tarik didefinisikan sebagai produk dari pegalian bobot (langkah dua) 55

71 dengan nilai daya tarik (langkah empat) dalam masing-masing baris. Total nilai daya tarik mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi dengan hanya mempertimbangkan pengaruh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang terdekat. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin menarik alternatif strategi tersebut. 6) Menghitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik. Tambahkan total nilai daya tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan Total Nilai daya tarik (STAS) menunjukan strategi mana yang paling menarik dari setiap sel alternatif. Nilai STAS yang paling tinggi berarti strategi tersebut yang paling layak diaplikasikan dalam perusahaan. Tabel 10. Matrik QSP (QSPM) Faktor Kunci Bobot Kekuatan - - Kelemahan - - Peluang - - Ancaman - - Total 1,00 Sumber : David (2004) Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi II Strategi III AS TAS AS TAS AS TAS 56

72 V DESKRIPSI KAWASAN AGROTEKNOBISNIS SUMEDANG (KAS) Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) adalah lembaga pemerintah daerah dalam bentuk unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) di bawah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sumedang. Pada awalnya KAS dijadikan kawasan pengajian dan pengembangan sektor agro oleh Pemkab Sumedang bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta. Kerja sama tersebut berlangsung dari tahun 2003 sampai tahun Kerjasama ini bertujuan untuk mengembangkan pertanian yang berteknologi tepat guna dan berwawasan bisnis. Kontrak kerjasama tersebut ditandatangani pada tanggal 26 Okrober Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, maka diterbitkan SPK Nomor : 01/SP-MP/2002 dan SPKK Nomor : 01/SPKK-MP/ 2002 pada tanggal 29 Oktober Pada tahun 2008 Pengelolaan KAS diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang. KAS terletak di Desa Margamekar, Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Lokasi tersebut berdekatan dengan lokasi perisitirahatan (villa Toga) dan objek wisata sejarah Makam Cut Nyak Dien dan didukung sarana jalan langsung menuju lokasi dengan jarak sekitar 9 km dari pusat kota. Selain itu lokasi tersebut merupakan bekas perkebunan teh dengan panorama alam yang indah dan udara yang sejuk serta dikelilingi bukit dan hutan yang masih terjaga memberikan kesan alami suasana pegunungan dan alam pedesaan. KAS berada pada ketinggian m diatas permukaan laut dengan luas lahan 95,345 hektar. Tanah di daerah ini berkembang dari bahan induk volkanik muda dan tua yang didominasi oleh andesit, basal, dan batu lempung, berasal dari erupsi G. Tampomas, yang berupa lahar dan lava, dengan ordo inceptisols dan alfisols. KAS berada pada daerah bercurah hujan tahunan >2000 mm. Tujuan dibangunnya KAS, adalah menjadikan nilai tambah keberadaan KAS sebagai wahana rekreasi yang bersifat edukatif bagi masyarakat dan pelajar 10 Suciyanto Z, Kurniasih A, Slamet UU Pengolahan Jagung Tongkol Menjadi Jagung Pipil. [13 Desember 2009].

73 di Jawa Barat yang menekankan pada peningkatan kecintaan terhadap alam, kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, peningkatan pengetahuan teknologi pertanian dan pengenalan konsep pertanian terpadu dan hidup selaras alam. Sasaran KAS adalah sebagai tempat wisata edukatif alternatif di Sumedang yang memberikan hiburan dan pendidikan serta memberikan kontribusi pendapatan bagi KAS dan Pemda. Oleh karena itu, KAS memiliki konsep agroeduteknowisata. Konsep Agroeduteknowisata KAS adalah wisata agro yang menawarkan sarana rekreasi alam sekaligus sarana pengenalan dan pendidikan terutama dalam teknik budidaya, dan produksi pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan kepada sentuhan teknologi. Melalui konsep ini KAS berupaya untuk dapat menarik wisatawan sehingga pada akhirnya KAS dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi Pemda. Namun, hingga saat ini KAS masih belum dapat memberikan kontribusi kepada Pemda. KAS saat ini memiliki beberapa potensi dan fasilitas pendukung. Diantaranya adalah sebagai berikut : a) Objek wisata alam Pemandangan terbuka dari bukit ke kota Sumedang dan sekitarnya Udara sejuk dan bersih, sinar matahari nyaman Trek jalan kaki dan sepeda gunung menyusuri bukit dan hutan serta air terjun b). Potensi Objek Wisata Buatan Pemancingan ikan Patin dan ikan lainnya Pick your own strawberry, melon, talas dan komoditas lain Outbond hills Pendidikan tanam menanam bagi petani dan anak-anak dan pelajar Taman bermain anak-anak interaktif Pengenalan industri pengolahan hasil pertanian Perpustakaan dan sarana pengkajian Cinta alam dan binatang (memberi makan ternak domba) Tempat gathering dan pertemuan 58

74 Tempat makan khas sunda dengan padi organik; masak hasil panen atau hasil mancing c) Fasilitas Pendukung Areal perbukitan seluas 20 Ha, di kawasan Nangorak Sumedang Kolam ikan Patin, ikan hias, dan ikan lainnya serta Hatcheri untuk pengembangan ikan dalam bentuk aquarium Bangunan : Tempat peristirahatan, gazebo, saung, toilet, green house, areal parkir, kompeks kandang ternak dan pabrik pengolahan jagung Berbagai komoditas pertanian dan buah-buahan : stroberi, melon, salak, talas semir, jagung, ubi jalar, tanaman sumber energi (jarak pagar) dan tanaman sayuran lainnya. Peternakan kambing dan domba, beserta sarana pembuatan pakan ternak. Areal pembuatan pupuk organik Perkembangan fasilitas sampai bulan Juni 2008, meliputi: Rumah Pohon (1 unit); MCK (1 unit); Lesehan Pohon (3 unit) Kondisinya perlu diperbaiki; Warung Tradisional (1 unit); Jamban Cuci Piring, Wudlu (1 unit); Kolam Penampung Buangan Air Cucian (Limpahan dari Jamban); Kebun Aneka Sayuran, Singkong; Areal Camping kapasitas 3 Tenda Peleton (1 lokasi) dan kapasitas 1 Tenda Regu (3 lokasi); Flaying Fox (sejak bulan Juni 2007) dan masih uji coba (1 unit); Gazebo (1 unit); Café Pelangi (1 unit) 59

75 VI HASIL DAN PEMBAHASAN Kawasan Agroteknobisnis Sumedang atau yang lebih dikenal dengan nama KAS masuk ke dalam bentuk pariwisata rombongan dimana pengunjung yang datang ke tempat ini datang secara berombongan (berkelompok). Menurut jenis pariwisatanya KAS termasuk kedalam wisata pertanian. Wisatawan dapat melakukan kunjungan ke KAS untuk menikmati pemandangan beraneka macam tanaman pertanian dan memetik hasilnya. Wisata agro yang ditawarkan oleh KAS meliputi wisata peternakan berupa peternakan domba, wisata perikanan, dan wisata pertanian tanaman pangan seperti straberi, melon, sayuran, dan jagung. 6.1 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal KAS Lingkungan KAS terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan Internal KAS merupakan lingkungan yang dapat dikendalikan oleh KAS. Berbeda dengan lingkungan internal, lingkungan eksternal KAS merupakan lingkungan yang dapat mempengaruhi KAS tapi tidak dapat dikendalikan oleh KAS Analisis Lingkungan Internal KAS Lingkungan internal KAS yang dikaji berupa aspek-aspek internal KAS yang dapat dibagi menjadi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh KAS. Lingkungan internal KAS terdiri dari beberapa aspek manajemen. Aspek-aspek manajemen yang dikaji yaitu : a. Operasi dan Produksi KAS telah memiliki fasilitas berupa rumah pohon dan gazebo yang bisa digunakan untuk penginapan, lesehan pohon dan café. KAS memiliki 95,345 Ha lahan sedangkan yang baru digunakan hanya 20 ha. Selain itu ada juga lahan yang digunakan oleh masyarakat dengan perjanjian apabila lahan tersebut akan digunakan oleh KAS maka KAS tidak akan memberikan ganti rugi kepada masyarakat yang telah menggunakan lahan tersebut. Luas lahan yang digunakan oleh masyarakat adalah 8 ha, jadi lahan yang benar-benar dikelola oleh KAS adalah 12 ha. Lahan yang tidak digunakan dengan efektif bisa menjadi kelemahan bagi KAS karena lahan merupakan salah satu potensi KAS yang harus dimanfaatkan.

76 Tingkat keterampilan tenaga kerja lapang masih belum sesuai, hal ini berkaitan dengan pendekatan sosial dimana kebanyakan karyawan KAS berasal dari penduduk sekitar, keterampilan yang belum sesuai ini menjadi kelemahan bagi KAS. Pengelolaan kegiatan di lapangan akan berjalan dengan baik apabila dikelola oleh tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya. Dalam mengelola on farm KAS telah menggunakan teknologi, seperti green house untuk tanaman melon, inseminasi buatan dan laser puncure untuk ternak domba, serta mempunyai pabrik pengolah jagung. Namun, penggunaan teknologi ini masih belum efektif, sehingga skala ekonomis masih belum tercapai. Hal ini terlihat dari pengelolaan pabrik jagung yang masih jarang digunakan. b. Keuangan Keuangan KAS telah dikelola dengan baik dan sudah melakukan pembukuan keuangan secara rapi. KAS didanai oleh APBD Sumedang sehingga harus ada laporan penggunaan uang APBD. Pengelolaan keuangan yang baik ini merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki oleh KAS karena melalui pengelolaan keuangan ini KAS dapat mengontrol arus kas masuk dan keluar. Margin keuntungan perusahaan saat ini masih negatif karena masih belum mencapai skala ekonomis. Tahun ini merupakan tahun dimana dana APBD yang diberikan paling rendah yaitu sebesar Rp ,00. c. Pemasaran Terdapat tujuh aspek pemasaran yang dikaji dalam lingkungan internal, yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence. Produk yang ditawarkan berupa paket wisata agro. Paket yang ditawarkan oleh KAS adalah paket gaharu, paket cendana, dan paket pala KAS memberikan pelayanan kepada setiap para pengunjung berupa penjelasan teknis dari setiap komoditi. Penetapan harga tiap paket berbeda-beda. Harga paket Gaharu adalah Rp ,- per orang, paket Cendana Rp ,- per orang, dan paket Pala Rp ,- per orang (Lampiran 1). Bonus diberikan kepada konsumen dalam bentuk peningkatan pelayanan. Sampai saat ini KAS belum menetapkan tiket 61

77 masuk. Semua orang bisa masuk ke dalam kawasan KAS tanpa dikenai biaya. Tarif dikenakan pada wisatawan yang datang untuk menggunakan fasilitas KAS. Sistem pembayaran dilakukan dengan tunai dan ada DP untuk wisatawan yang datang untuk berwisata sambil kemping (Lampiran 2). Lokasi KAS terletak di pegunungan yang memiliki jalan yang sudah diaspal tetapi sudah rusak. Jalan yang ditempuh cukup terjal dan berlubang-lubang dengan jarak sekitar 9 Km dari jalan utama. Transportasi darat yang bisa digunakan adalah ojeg, tidak ada mobil umum yang bisa mengantar pengunjung tiba di lokasi. Keadaan ini merupakan kelemahan bagi KAS. Transportasi merupakan sarana yang sangat mendukung bagi kelancaran perjalanan wisatawan. Sarana transportasi yang kurang memadai akan menghambat perjalanan wisata. Promosi dilakukan melalui jaringan, stasiun TV, internet, dan dari pengunjung. KAS telah memiliki blog, selain itu hampir semua stasiun TV swasta telah meliput KAS. Promosi melalui media elektronik lebih efektif karena biasanya setelah ada liputan dari stasiun TV akan meningkatkan jumlah pengunjung. Walaupun begitu, peningkatan jumlah pengunjung yang terjadi tidak mencapai target jumlah pengunjung yang diiinginkan oleh KAS yaitu seribu orang setiap bulannya. Secara umum, promosi yang dilakukan oleh KAS belum menggunakan biaya sendiri karena biasanya stasiun TV datang dengan sendirinya. Hal ini mengakibatkan promosi tidak berlangsung kontinu sehingga kedatangan wisatawan ke KAS tidak merata setiap bulannya. Oleh karena itu, kegiatan promosi masih harus ditingkatkan karena promosi yang masih belum efektif merupakan sumber dari kelemahan KAS. Walaupun stasiun TV sudah banyak menayangkan KAS tapi kebanyakan masyakat masih belum mengetahui keberadaan KAS. KAS selalu berusaha membuat semua pengunjung yang datang merasa nyaman. Hampir semua pengurus KAS berhadapan langsung dengan pengunjung. Peningkatan pelayan akan diberikan kepada pengunjung apabila pengunjung melakukan kunjungan lebih dari sekali. 62

78 Pengunjung yang datang akan diterima dengan baik langsung oleh ketua KAS, apabila ketua KAS sedang berhalangan maka Kasubag TU KAS yang akan menerima. KAS juga memiliki kekuatan keindahan alam pedesaan yang masih asri. Penginapan, cafe dan tempat berteduh yang ada dibuat seperti rumah panggung, bahkan ada penginapan yang desainnya mirip rumah di atas pohon. Penginapan tersebut bernama rumah pohon. Lokasi parkir dan WC juga tersedia di tempat ini. Selain itu, lokasi KAS yang terletak di pegunungan menyebabkan pengunjung dapat melihat keindahan kota Sumedang dari KAS. d. Penelitian dan pengembangan (Litbang) Saat ini KAS tidak memiliki bidang penelitian dan pengembangan (Litbang). Sebelum lepas dari BPPT, KAS memiliki bagian penelitian yaitu BPPT itu sendiri. Tidak adanya bidang penelitian dan pengembangan merupakan salah satu kelemahan KAS. Padahal bagian ini memiliki peran yang cukup besar dalam mempertahankan citra KAS sebagai wisata agro yang memperkenalkan pertanian dengan menggunakan teknologi. Hasil dari penelitian Perguruan Tinggi akan digunakan oleh KAS begitu juga hasil penelitian civitas akademika yang dilakukan di KAS akan dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat keputusan oleh KAS. e. Sumberdaya Manusia KAS tidak memiliki bagian khusus yang bertugas untuk menangani sumberdaya manusia. Ada beberapa kualifikasi dalam merekrut karyawan KAS yaitu profesionalisme, pendidikan sesuai dengan bidangnya, dan diusahakan mengakomodir tenaga kerja setempat, kalau tenaga kerja setempat tidak memenuhi kualifikasi baru mencari tenaga kerja di luar daerah. Tapi, kenyataannya pendidikan karyawan tidak sesuai dengan bidang keahliannya karena lebih mengutamakan tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar. Saat ini jumlah tenaga kerja di KAS berjumlah 22 orang, dimana 2 orang sudah berstatus PNS dan 20 orang berstatus non PNS. KAS telah memiliki pembagian kerja secara tertulis dan pelatihan keterampilan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Sistem upah yang diterapkan oleh 63

79 KAS adalah harian untuk tenaga kerja non PNS dan bulanan untuk tenaga kerja PNS. f. Struktur Organisasi dan Manajemen KAS telah memiliki perencanaan tertulis jangka menengah yaitu masterplan KAS , sehingga masterplan ini merupakan kekuatan KAS. Masterplan ini merupakan arahan KAS dalam melakukan kegiatan operasional sehingga dengan adanya masterplan ini diharapkan visi dan misi dibangunnya KAS dapat tercapai. Masterplan KAS berisi rencana pembangunan yang akan dilakukan oleh KAS, pembagian tugas di KAS, serta rencana struktur organisasi yang ideal. Struktur organisasi KAS (Lampiran 3) menunjukan bahwa posisi puncak dipegang oleh seorang kepala UPTB yang bertanggung jawab langsung kepada kepala Bappeda Kabupaten Sumedang. Organisasi KAS terdiri dari enam unit pelaksana yang bertanggung jawab langsung kepada kepala UPTB KAS dan secara administrasi institusi didukung oleh bagian tata usaha yang terdiri dari pelaksana administrasi, pelaksana kafe, dan penjaga kantor. Bagian tata usaha dikepalai oleh seorang Kasubag dan bertanggung jawab langsung kepada kepala UPTB KAS. Pendekatan yang dilakukan oleh KAS dalam melakukan fungsi organisasi adalah bottom up, dimana semua lini dilibatkan dalam mengambil keputusan. keputusan yang diambil oleh pihak manajemen KAS disesuaikan dengan kebijakan pemerintahan daerah Sumedang. Hal ini disebabkan KAS berada di bawah BAPEDDA, yang artinya baik secara langsung maupun tidak langsung kebijakan pemerintah daerah akan mempengaruhi manajemen KAS. Secara umum, pembagian tugas di KAS sudah berjalan cukup baik. KAS memiliki kekuatan komunikasi yang terjalin antara ketua dan karyawan berjalan dengan baik, sehingga aliran informasi berjalan efektif. Pendisiplinan karyawan dilakukan dengan penetapkan jadwal masuk kerja dan jumlah hari kerja. Jam kerja dimulai dari pukul 7.00 WIB sampai WIB. Jam kerja ini berlaku untuk semua karyawan KAS. Hari libur adalah Hari Jumat. 64

80 Upaya motivasi yang dilakukan oleh KAS adalah berbagi keuntungan dengan karyawan. Jika unit yang digarap oleh karyawan memberikan hasil yang menguntungkan maka sepuluh persen dari keuntungan akan dibagikan kepada karyawan.tunjangan lainnya berupa THR (Tunjangan Hari Raya) yang diberikan KAS pada saat menjelang hari raya. Fungsi pengendalian dilakukan melalui penerapan disiplin kepada pekerja. Pekerja yang datang terlambat tidak boleh menandatangani daftar hadir Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal KAS yang dikaji berupa aspek-aspek dapat mempengaruhi KAS baik secara langsung ataupun tidak langsung. Lingkungan eksternal KAS dapat memberikan peluang ataupun ancaman bagi keberlangsungan KAS. Lingkungan tersebut dibagi menjadi dua yaitu lingkungan jauh dan lingkungan dekat. a. Lingkungan jauh Lingkungan jauh yang dibahas meliputi faktor yang tidak berhubungan langsung dengan operasional perusahaan. Faktor-faktor lingkungan jauh yang dibahas meliputi ekonomi, sosial, politik, dan teknologi. Ekonomi Faktor ekonomi yang dibahas meliputi ekonomi Kabupaten Sumedang dimana KAS berada. Kondisi ekonomi akan mendukung kelancaran dan perkembangan kegiatan usaha/bisnis di daerah tersebut, sehingga kondisi ekonomi harus selalu diperhatikan. Keadaan ekonomi yang baik memberikan peluang yang baik kepada investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut. 65

81 Tabel 11. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang Menurut Sektor dan Kelompok Sektor Tahun (Persen) Kelompok Sektor * 2008** PRIMER Pertanian Pertambangan & Penggalian SEKUNDER Industri Pengolahan Listrik Gas & Air Bersih Bangunan TERSIER Perdagangan Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa - Jasa 3,99 3,97 9,21 4,55 4,23 5,92 6,64 4,87 4,72 6,21 6,83 0,89 0,86 10,14 5,16 4,92 6,40 6,57 5,68 6,02 6,51 4,72 3,83 3,82 6,34 5,06 4,41 9,98 7,03 4,85 4,95 6,67 4,90 3,87 3,86 4,81 4,76 4,37 5,59 7,94 4,91 5,02 6,43 5,51 3,77 4,69 3,71 3,52 P D R B 4,52 4,17 4,64 4,58 Sumber : Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten Sumedang (2009) Keterangan : * : angka perbaikan ** : angka sementara Kinerja perekonomian Sumedang pada tahun 2008 masih menunjukkan kondisi yang cukup baik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Sumedang yang masih mampu tumbuh positif mencapai 4,58 persen, sedikit melambat 0,06 poin dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 4,64 persen. Kondisi ini didukung oleh tumbuh positifnya seluruh sektor ekonomi. Apabila diamati, kinerja sektor primer lebih dipengaruhi oleh tumbuhnya sektor pertanian yang merupakan pendukung sektor primer cukup dominan dibandingkan dengan sektor pertambangan dan penggalian. Hal ini dapat dilihat dari tren tumbuhnya sektor primer mengikuti trennya sektor pertanian. Laju pertumbuhan ekonomi jasa tertinggi pada tahun 2006 yaitu sebesar 4,69 persen. Tabel 12. Pengeluaran Rata-rata Per Kapita per Bulan Kabupaten Sumedang Tahun Tahun Makanan (Rupiah) Persentase (%) Bukan Makanan (Rupiah)) Persentase (%) Jumlah Pengeluaran (Rupiah) , , , , Sumber : Survei Sosial Ekonomi Daerah - BPS Provinsi Jawa Barat, 2008 (diolah) 66

82 Menurut Tabel 11. pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang antara untuk makanan dan bukan makanan hampir sama. Pada tahun 2006 pengeluaran rata-rata penduduk untuk sektor bukan makanan sebesar 45,33 persen dan 43,89 persen untuk tahun Hal ini merupakan salah satu peluang untuk industri pariwisata. Inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang sangat diperlukan untuk memantau perubahan harga. Inflasi adalah proses kenaikan harga secara terus-menerus. Dengan demikian inflasi sangat berhubungan dengan daya beli masyarakat. Tingginya tingkat inflasi yang terjadi di suatu region, dengan asumsi pendapatan masyarakat tetap, maka akan menurunkan daya beli masyarakat secara umum. Inflasi di Kabupaten Sumedang diukur dengan menggunakan indeks harga implisit, sehubungan dengan kesinambungan data yang tersedia. Tabel 13. Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi PDRB Kabupaten Sumedang Tahun * Tahun Indeks Implisit Inflasi PDRB (%) * 156,41 171,84 183,93 200,53 13,46 9,87 7,04 9,03 8,6 Sumber : Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten Sumedang (2009) Keterangan : * : Galamedia 11 Menurut data pada Tabel 12. tingkat inflasi Kabupaten Sumedang berfluktuasi setiap tahunnya, sehingga hal ini merupakan ancaman. Tahun 2005 merupakan tahun dimana inflasi terjadi paling tinggi di Kabupaten Sumedang. Hal ini terjadi karena pada tahun tersebut terjadi kenaikan BBM. Inflasi terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 7,04 persen. Pada tahun 2008 terjadi kenaikan inflasi dibandingkan tahun sebelumnya dan laju inflasi kembali menurun pada tahun Hadeli,A Barometer Menuju Arah Lebih Baik. [6 Juni 2010] 67

83 Sosial Faktor sosial yang mempengaruhi KAS berupa kependudukan yaitu tingkat pertumbuhan penduduk setiap tahunnya. Jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan peluang karena penduduk merupakan pangsa pasar yang potensial untuk industri pariwisata khususnya wisata agro. Jumlah penduduk Kabupaten Sumedang meningkat setiap tahunnya. Tabel 14. Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang Tahun No Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan , , , , ,55 Sumber : Bappeda Kabupaten Sumedang (2009) Data pada tabel 13. menunjukan bahwa juml;ah penduduk Kabupaten Sumedang sampai Desember 2008 adalah jiwa dengan laju pertumbuhan 3,55. Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang tahun 2008 meningkat sebesar 45,956 jiwa dari tahun sebelumnya. Data laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumedang tahun menunjukan rerata laju pertumbuhan sebesar 2,36 per tahun. Berdasarkan analisis dengan mengambil dasar asumsi pada tahun sebelumnya ( ), maka proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Sumedang tahun 2009 dapat diperkirakan berjumlah jiwa, tahun 2010 berjumlah jiwa, tahun 2011 berjumlah jiwa, tahun 2012 berjumlah jiwa dan pada tahun 2013 berjumlah jiwa (Bapedda Kabupaten Sumedang 2009). Politik Politik akan memberikan kendala ataupun manfaat kepada KAS. Kendala dan manfaat politik muncul melalui keputusan dan kebijakan pemerintah tempat KAS berada. Berikut ini, merupakan 68

84 beberapa kebijakan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan KAS : i) Peraturan daerah Kabupaten Sumedang No 2 tahun 2008, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kabupaten Sumedang Tahun , dimana salah satu misi keduanya adalah Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Tangguh dan Berkelanjutan yang Berbasis pada Agribisnis, Pariwisata dan Industri ii) Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi jangka pendek tahun yaitu meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat melalui penguatan kelembagaan ekonomi rakyat, dengan salah satu sasarannya adalah meningkatnya potensi dan investasi kepariwisataan daerah. Teknologi Perkembangan teknologi yang cepat merupakan peluang yang sangat besar bagi pertumbuhan usaha, termasuk bidang pariwisata. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi ini dapat mendukung kelancaran usaha baik pada aspek produksi maupun pemasaran. Tetapi jika perusahaan tidak dapat menguasai dan mengadaptasi perubahan teknologi yang cepat maka hal ini akan menjadi ancaman. KAS telah mengadopsi teknologi dalam melakukan proses on farm. Penggunaan teknologi dalam proses on farm ini merupakan salah satu ciri khas Wisata agro KAS. b. Lingkungan dekat Lingkungan dekat yaitu lingkungan industri dimana KAS bergerak. Kekuatan yang mempengaruhi lingkungan industri akan mempengaruhi tingkat persaingan di dalam industri tersebut. Kekuatan-kekuatan tersebut juga mempengaruhi strategi-strategi yang akan digunakan oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan yang ada. Menurut Porter (2004) ada lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri yaitu sebagai berikut : 69

85 Ancaman pendatang baru Hambatan masuk ke dalam wisata agro cukup besar membuat beberapa perusahaan susah untuk masuk ke dalam industri ini. Salah satu penyebab besarnya hambatan masuk adalah besarnya modal untuk memulai bisnis ini. Kebutuhan modal tingggi menyebabkan hanya segelintir orang yang terjun ke industri ini. Selain itu, untuk membangun usaha ini diperlukan lahan yang luas dengan iklim yang mendukung, sehingga untuk membangun bisnis ini diperlukan ketelitian dalam memilih lokasi. Kebutuhan modal yang tinggi merupakan ancaman bagi KAS. KAS memiliki lahan yang belum dimanfaatkan, untuk memanfaatkan lahan tersebut diperlukan modal yang sangat besar sedangkan modal yang dimiliki oleh KAS terbatas. Tingkat Rivalitas Diantara Pesaing yang Ada Wisata agro di Kabupaten Sumedang belum terlalu berkembang. Selain KAS masih ada tempat wisata agro lain yaitu Toga Puri di Kecamatan Tanjungsari, wisata agro buah naga di Cibeureum, dan wisata kambing perah. Tidak seperti wisata agro yang lain di Kabupaten Sumedang, KAS menawarkan wisata agro secara terpadu. Oleh karena itu, KAS memiliki keunggulan dibandingkan dengan tempat wisata lain yang ada di Kabupaten Sumedang, sehingga hal ini merupakan peluang bagi KAS. Tekanan dari Produk Pengganti Industri pariwisata di Kabupaten Sumedang semakin beragam dari segi objek wisata yang ditawarkan maupun harga. Setiap objek wisata menawarkan objek yang berbeda serta memiliki kekhasan tersendiri. Kabupaten Sumedang memiliki objek wisata alam seperti objek wisata gunung kunci, curug, pemandian air panas, desa wisata. Objek wisata yang ada di Kabupaten Sumedang menawarkan keindahan alam tersendiri. Objek wisata alam merupakan produk subtitusi bagi wisata agro KAS. Hal ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan tempat untuk berwisata. Jika KAS tidak bisa mengantisipasinya maka tekanan dari produk pengganti bisa menjadi ancaman bagi KAS. 70

86 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Secara umum, wisatawan tidak memiliki alternatif pilihan lokasi lain untuk wisata agro di Kabupaten Sumedang yang menyediakan/menyajikan pertanian secara terpadu. Hal ini merupakan peluang bagi KAS untuk terus mengembangkan usaha. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok cukup kecil, karena bahan baku yang berupa pupuk, obat, benih, dan bibit mudah diperoleh dimana-mana. Khusus untuk tanaman organik memiliki satu pemasok tetapi tidak terlalu tergantung karena hanya sebagian kecil dari unit saja. KAS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa wisata dimana ketergantungan terhadap bahan baku sangat kecil. 6.2 Visi dan Misi KAS KAS merupakan UPTB dibawah Bappeda Sumedang, sehingga visi dan misi KAS erat kaitannya dengan visi dan misi Kabupaten Sumedang. Keberadaan KAS sangat tergantung kepada keinginan politis dan arah pembangunan dari Pemerintah Daerah Sumedang. Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) dijadikan sebagai salah satu andalan Show Program Utama Pembangunan Pertanian Kabupaten Sumedang Dengan kegiatan teknisnya dalam usaha bisnis sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, serta sektor perindustrian dan pariwisata pada satu lokasi. Sehingga Visi dibangunnya KAS adalah KAS sebagai Show Window agribisnis Kabupaten Sumedang tahun 2013, dengan misi 1. Terwujudnya KAS sebagai pusat pengkajian, transfer, dan difusi teknologi pertanian dan agroindustri di Kabupaten Sumedang 2. Mengembangkan model pembangunan kawasan agribisnis secara terpadu, berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan 3. KAS sebagai salah satu kawasan agrowisata di Kabupaten Sumedang 4. KAS sebagai pusat informasi dan pelatihan agribisnis serta mitra terdepan pelaku agribisnis di Kabupaten Sumedang. Berdasarkan visi dan misi KAS, diharapkan pengembangan KAS dapat memberikan kontribusi positif kepada ekonomi Kabupaten Sumedang, khususnya 71

87 masyarakat sekitar. Visi KAS mengandung arti bahwa keberadaan KAS di Kabupaten Sumedang diharapkan dapat menjadi model kegiatan pertanian yang ada di Kabupaten Sumedang. Visi dan misi KAS masih belum memperlihatkan perbedaan yang jelas antara visi dan misi. Berdasarkan Dirgantoro (2004) statement visi untuk menjawab pertanyaan What do we want to become?, sedangkan misi lebih ditujukan untuk menjawab pertanyaan What is our business?. Dari keempat misi KAS misi yang bisa untuk menjawab What is our business? adalah misi nomor dua, sedangkan misi nomor satu, tiga, dan empat masih berupa visi. Misi nomor satu, tiga, dan empat menggambarkan keinginan KAS di masa yang akan datang. Misi lebih kepada penjabaran visi secara tertulis agar visi dapat dicapai. Visi dan misi perusahaan erat kaitannya dengan pengembangan perusahaan, karena visi dan misi merupakan arahan manajemen dalam melakukan kegiatan operasional. Oleh karena itu, untuk menjadi perusahaan yang dapat bersaing maka KAS sebaiknya melakukan perombakan misi dimana misi dituliskan dengan menggunakan kata kerja, sehingga pertanyaan What is our business? bisa terjawab. Visi dan misi KAS merupakan turunan dari visi dan misi Kabupaten Sumedang. Berdasarkan kondisi saat ini dan tantangan yang akan dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki dan berbagai masukan dari berbagai pihak, maka visi pembangunan Kabupaten Sumedang Tahun adalah KABUPATEN SUMEDANG SEJAHTERA, AGAMIS, DAN DEMOKRATIS PADA TAHUN Visi tersebut dapat diringkas menjadi SUMEDANG SEHATI, yang diartikan sebagai kabupaten yang makin kokoh dan berdayajuang tinggi dalam membangun daerahnya dengan dilandasi orientasi masyarakat berupa (Bappeda 2009) : 1. Perilaku yang berpegang pada prinsip sauyunan, sareundeuk saigel, sabobot sapihanean. Maknanya adalah dalam lingkungan kehidupan pemerintahan dan bermasyarakat, senantiasa mengedepankan kepuasan dalam layanan pemerintahan dan pembangunan diberbagai bidang melalui pola kemitraan, permusyawarahan, transparansi, saling percaya serta senantiasa proporsional dalam mendistribusikan hak dan kewajiban diantara stakeholders 72

88 pemerintahan guna mewujudkan kemajuan pembangunan daerah yang dikehendaki masyarakat daerah. 2. Masyarakat yang telah mengedepankan nilai-nilai kesetiakawanan sosial dalam mengelola permasalahan dan kebutuhan masyarakat daerah. 3. Masyarakat yang makin kokoh dalam mewujudkan tanggung jawab untuk meredistribusikan kemakmuran daerah, antara kelompok ekonomi lemah (kaum dhuafa) atau miskin secara materi namun potensial untuk menopang kemajuan kelompok ekonomi kuat (kaum agnia) yang terus menunjukkan kesetiakawanan sosio-ekonominya untuk mengarahkan kaum ekonomi lemah menjadi produktif. 4. Meningkatnya pelayanan publik. Kabupaten Sumedang yang sejahtera ditandai dengan kondisi kehidupan masyarakat sumedang yang memenuhi standar kelayakan dalam pemenuhan kebutuhan dibidang pendidikan, kesehatan dan bermatapencaharian layak serta jaminan keamanan dengan senantiasa mempertimbangkan kelestarian daya dukung lingkungan yang berkelanjutan. Standar kelayakan dalam pemenuhan kebutuhan di bidang bermata pencaharian layak dan berkesinambungan memiliki beberapa kondisi ideal yang menjadi acuan tercapainya standar kelayakan tersebut. Salah satu kondisi idealnya adalah Makin kokohnya perekonomian daerah yang berdaya saing secara regional, nasional dan internasional, berbasis pada upaya mengembangkan keunggulan komparatif, kompetitif dan kooperatif dalam mendayagunakan potensi agribisnis, pariwisata dan industri. Upaya perwujudan visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Sumedang tersebut akan dicapai melalui 5 (lima) misi pembangunan sebagai berikut : 1. Misi Pertama, Mewujudkan Masyarakat Madani yang Berpendidikan, Berbudaya dan Berpola Hidup Sehat, adalah membangun masyarakat sumedang yang berbudaya mulia dan mandiri yang memiliki akses terhadap pendidikan formal yang berkualitas, dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan mendorong kesetaraan gender, memiliki tingkat pendidikan dan kompetensi yan didasari ilmu pengetahuan dan teknologi berdaya saing, mengutamakan pola hidup sehat sejahtera secara jasmani, 73

89 rohani dan sosial, sehingga berada dalam kondisi stabil yang mendukung terciptanya kehidupan masyarakat yang dilandasi kearifan lokal, kesalehan sosial dengan mencerminkan pola perilaku silih asah, silih asih, silih asuh, akhirnya tercipta keluarga yang dapat menjadi tempat persemaian nilai budaya, pendidikan dan kesehatan. 2. Misi Kedua, Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Tangguh dan Berkelanjutan yang Berbasis pada Agribisnis, Pariwisata dan Industri, adalah mengembangkan dan memperkuat keterkaitan antar sektor perekonomian daerah yang berdaya saing secara regional dan internasional, dengan berbasis pada upaya mengembangkan keunggulan komparatif, kompetitif, dan kooperatif dalam mendayagunakan potensi sosio-ekonomi lokal terutama dalam agribisnis, pariwisata dan industri yang mengindahkan kearifan budaya lokal dan kesinambungan lingkungan hidup. Perkembangan ekonomi daerah didukung oleh kerjasama antara domain kepemerintahan dalam penyediaan infrastruktur yang memadai, pemeliharaan pembangunan infrastruktur yang sejalan dengan keseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi antara kawasan lindung dan budidaya serta antara kawasan perkotaan dan perdesaan, penciptaan dan pendayagunaan tenaga kerja yang berkualitas dan berdayasaing serta perlindungan. regulasi pemerintahan terhadap pelaku sosio-ekonomi daerah guna mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif. 3. Misi Ketiga, Mewujudkan Masyarakat Daerah yang Berakhlak Mulia, yang Berlandaskan Keimanan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang Makin Toleran Sesuai dengan Falsafah Pancasila, adalah meningkatnya jatidiri dan karakter masyarakat yang makin beriman dalam keragaman keyakinan beragama dan beribadat yang dijamin kelangsungannya oleh pemerintah, memperkuat kemitraan dan tanggungjawab dalam pembangunan pendidikan keagamaan dan sarana prasarana keagamaan di daerah, menguatnya kesalehan sosial masyarakat dan aparatur pemerintah serta memperkokoh silaturahmi antar umat beragama dan intern umat 74

90 beragama untuk menguatkan pengamalan agama dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4. Misi Keempat, Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, adalah mewujudkan penyelenggaraan akuntabilitas pemerintahan daerah dan penyelenggaraan otonomi daerah serta tugas pembantuan yang proporsional, meningkatkan aksesibilitas, transparansi, pengawasan masyarakat dalam penyusunan kebijakan pemerintah daerah, meningkatkan penyelenggaraan pelayanan. masyarakat yang makin efisien dan efektif dan peningkatan pelayanan prima pada setiap unit kerja di lingkungan pemerintah daerah, meningkatkan profesionalisme aparatur dan efisiensi Badankrasi dalam kerangka reformasi Badankrasi yang makin mantap, mewujudkan kemitraan yang serasi antara legislatif dengan eksekutif, menyelenggarakan otonomi desa yang makin efektif, serta mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat yang lebih baik. 5. Misi Kelima, Mewujudkan Masyarakat yang Demokratis dalam Kesetaraan Gender Berlandaskan Hukum dan Hak Asasi Manusia, adalah mewujudkan penyelenggaraan kelembagaan demokrasi daerah, baik pada suprastruktur maupun infrastruktur politik serta meningkatkan budaya hukum dan HAM, meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan, mewujudkan kemitraan dengan media dalam bentuk penyampaian kepentingan masyarakat daerah serta meningkatkan penegakan hukum secara adil dalam kesetaraan gender dan menghormati hak asasi manusia. Dalam rangka mewujudkan visi jangka panjang, Pemerintah Kabupaten Sumedang juga memiliki visi dan misi jangka pendek. Setiap misi jangka pendek memiliki beberapa kebijakan-kebijakan yang akan dijalankan oleh pemerintah Kabupaten Sumedang. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sumedang yang berkaitan dengan pariwisata adalah kebijakan nomor lima yaitu meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat melalui penguatan kelembagaan ekonomi rakyat, dengan sasaran : i) Meningkatnya produktivitas lembaga ekonomi rakyat (UMKM). ii) Meningkatnya kemudahan akses pasar bagi dunia usaha. 75

91 iii) Meningkatnya fasilitas permodalan dan intermediasi perbankan dalam menggerakan sektor ekonomi riil. iv) Meningkatnya agribisnis yang berbasis komoditas unggulan daerah. v) Meningkatnya potensi dan investasi kepariwisataan daerah. vi) Meningkatnya industri kecil dan menengah yang berbasis potensi daerah. vii) Berjalannya kemitraan strategis antara UMKM, BUMN dan Pengusaha Besar. viii) Terbentuknya lembaga keuangan desa. 6.3 Strategi Pengembangan Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS) Strategi dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu formulasi strategi, Implementasi strategi dan pengendalian strategi. Strategi pengembangan KAS termasuk ke dalam tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap pemasukan data, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan Tahap Pemasukan Data Identifikasi lingkungan internal dan eksternal diperoleh melalui wawancara dengan pihak internal KAS dan pihak eksternal KAS. Pihak internal KAS terdiri dari pihak Manajemen KAS dan Bappeda Kabupaten Sumedang. Pihak eksternal KAS terdiri dari dua orang dari Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumedang. Menurut David (2004) faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan dalam industri masing-masing berjumlah faktor. Artinya jumlah faktor kunci internal minimal sepuluh faktor dan maksimal 20 faktor, serta jumlah faktor kunci eksternal minimal sepuluh faktor dan maksimal 20 faktor. Berdasarkan hasil identifikasi dari responden diperoleh beberapa faktor internal dan eksternal KAS yang mempengaruhi strategi pengembangan KAS. Faktor-faktor tersebut adalah : 1) Faktor-faktor internal KAS : a) Kekuatan i) Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan membuat setiap koordisasi berjalan dengan baik. Aliran informasi dari ketua dapat diterima semuanya oleh karyawan. Komunikasi 76

92 yang terjalin dengan efektif membuat semua tugas dapat terselesaikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. ii) Sudah mempunyai job description Job deskription diperlukan agar setiap karyawan mengetahui hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Job deskription membuat setiap karyawan mempunyai tanggung jawab masing-masing. iii) Sudah mempunyai masterplan Master plan dibuat sebagai pedoman KAS dalam menjalankan kegiatannya untuk mencapai visi. Master plan KAS merupakan rencana KAS secara keseluruhan. iv) Sistem pembayaran tunai Sistem ini menyebabkan KAS tidak mempunyai piutang sehingga aliran uang kas berjalan lancar. Uang yang masuk dari sektor wisata bisa dikelola langsung. v) Memiliki pembukuan atau pengelolaan keuangan yang rapi Pengelolaan keuangan yang rapi membuat dana yang diperlukan setiap perencanaan dapat diukur. Selain itu, pengelolaan keuangan yang rapi juga memungkinkan perusahaan dapat mengetahui keuntungan dan kerugian yang didapatkan. vi) Keindahan dan keunikan pemandangan KAS berada pada ketinggian m di atas permukaan laut sehingga pada wisatawan yang datang berkunjung ke KAS dapat melihat pemandangan alam yang masih sangat asri berupa gununggunung yang melingkari kota Sumedang serta indahnya alam pedesaan berpadu dengan perkebunan, KAS berdampingan dengan hutan lindung sehingga pengunjung yang datang dapat menikmati bersihnya udara pegunungan. Selain itu, dari tempat ini pengunjung juga bisa melihat pemandangan kota Sumedang secara keseluruhan. Hal ini merupakan salah satu faktor penarik wisatawan untuk berkunjung ke KAS (lampiran 9). 77

93 b) Kelemahan i) Bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan bidangnya Pada umumnya karyawan yang bekerja di KAS tidak mempunyai pendidikan formal yang sesuai dengan bidangnya. Hal ini merupakan kelemahan KAS, karena pendidikan karyawan secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan tersebut. Ada beberapa karyawan yang ditempatkan tidak sesuai dengan keahliannya, seperti sarjana pertanian yang menempati posisi pelaksana administrasi. ii) Sarana transportasi yang kurang memadai Pada bulan Maret-April tahun 2010 jalan menuju KAS sudah mulai rusak dan berlubang. Selain itu, tidak ada kendaraan umum yang bisa menjangkau tempat ini selain ojek. Sarana transportasi ini harus segera diperbaiki karena wisatawan cenderung menyukai perjalanan yang lancar dan nyaman (lampiran 9). iii) Adanya lahan yang belum termanfaatkan Luas lahan yang dimiliki oleh KAS adalah 95,345 hektar. Namun, sampai saat ini lahan yang dikelola oleh KAS baru mencapai 20 hektar dimana 8 hektarnya dikelola oleh penduduk sekitar. Luas lahan ini merupakan potensi yang harus dimanfaatkan. iv) Penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif Penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif menyebabkan aktivitas KAS tidak mencapai skala ekonomis (lampiran 9). v) Kurangnya anggaran dari APBD Pengelolaan KAS dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sumedang sehingga dana untuk pengelolaan KAS juga berasal dari APBD Pemerintah Kabupaten Sumedang. Tahun ini merupakan tahun dimana KAS mendapatkan dana terkecil dari APBD. 78

94 vi) Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada Bidang penelitian dan pengembangan merupakan bidang yang dapat memberikan masukan mengenai pengembangan produk dan teknologi yang akan digunakan. Jika bidang ini tidak ada maka perusahaan tidak mempunyai masukan yang dapat mengembangkan perusahaan. vii) Kurangnya promosi Promosi merupakan upaya untuk mengenalkan keberadaan KAS kepada khalayak. Jika promosi kurang maka pengetahuan masyarakat tentang KAS akan berkurang sehingga akan menurunkan ketertarikan wisatawan untuk berkunjung. viii) Status pekerja bersifat harian Status pekerja yang bersifat harian merupakan kelemahan bagi KAS karena hal ini dapat mengurangi produktifitas kerja karyawan. ix) Kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan Karyawan ahli akan memberikan kontribusi yang besar pada setiap unit. Kurangnya karyawan ahli pada unit kegiatan menyebabkan kurang sempurnanya kegiatan yang dilakukan oleh unit tersebut. 2) Faktor-faktor eksternal KAS : a) Peluang i) Rencana Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi Dukungan politik pemerintah terhadap KAS akan sangat mempengaruhi pengembangan KAS. Politik pemerintah ada yang besifat menguntungkan perusahaan dan ada juga yang membatasi ruang gerak perusahaan. ii) Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya Jumlah wisatawan yang meningkat setiap tahunnya merupakan pangsa pasar bagi KAS. Kondisi ini memberikan peluang dan harapan bagi industri pariwisata. iii) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang semakin baik Pertumbuhan ekonomi yang baik memberikan iklim usaha yang baik. Investor akan memberikan dananya kepada daerah yang 79

95 memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang baik juga menandakan bahwa keadaan ekonomi individu juga membaik sehingga hal ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh KAS. iv) Pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan Keadaan ini merupakan peluang. Hal ini berarti kebutuhan masyarakat terhadap sektor non makanan meningkat. Salah satu sektor non makanan adalah wisata. Wisata merupakan kebutuhan untuk menyegarkan kembali jasmani setelah melakukan aktivitas yang padat. v) Jumlah penduduk yang semakin meningkat Jumlah penduduk yang meningkat merupakan pangsa pasar yang dapat dimanfaatkan oleh KAS. Selain itu, jumlah penduduk yang meningkat juga mengindikasikan ketersediaan pasar tenaga kerja juga meningkat. vi) Perkembangan teknologi yang cepat Teknologi mempercepat suatu proses atau kegiatan. Perkembangan teknologi yang cepat harus dapat dimanfaatkan oleh KAS untuk menjaga citra sebagai wisata agro yang memperkenalkan penggunaan teknologi pertanian. vii) Kekuatan tawar menawar pemasok kepada perusahaan cukup kecil KAS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang wisata agro, sehingga ketergantungan kepada pemasok sangat kecil. viii) KAS merupakan satu-satunya tempat wisata yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu di Kabupaten Sumedang Tempat wisata agro yang menawarkan konsep wisata agro secara terpadu di Kabupaten Sumedang hanya KAS. Tempat wisata agro lain hanya menawarkan salah satu produk pertanian, seperti Toga puri yang hanya menawarkan konsep wisata agro khusus tanaman obat. 80

96 ix) Pembeli tidak memiliki banyak pilihan lokasi wisata agro di Kabupaten Sumedang Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, Kabupaten Sumedang hanya memiliki beberapa lokasi untuk wisata agro. Tempat wisata agro di Kabupaten Sumedang yaitu Toga Puri di Kecamatan Tanjungsari, wisata agro buah naga di Cibeureum, dan wisata kambing perah. b) Ancaman i) Tingkat inflasi yang fluktuatif Tingkat inflasi yang berfluktuatif akan berimbas pada KAS. Inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat, sehingga hal ini harus diperhatikan oleh KAS karena konsumen KAS adalah masyarakat umum. ii) Hambatan masuk ke dalam industri wisata agro cukup besar Modal yang diperlukan untuk membangun bisnis ini sangat besar. Modal yang besar merupakan hambatan bagi KAS karena anggaran yang diberikan pemerintah Kabupaten Sumedang untuk KAS masih kurang. Hal ini menjadikan KAS sulit untuk melakukan pengembangan usaha. iii) Perkembangan wisata subtitusi cukup besar Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjanjikan karena jumlah wisatawan yang meningkat setiap tahunnya. Pariwisata di Kabupaten Sumedang bermacam-macam sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan. Setiap faktor-faktor yang sudah dikelompokkan ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman diberikan bobot dan rating. Penentuan bobot dan rating dilakukan oleh responden. Penilaian bobot dilakukan dengan cara mencari rata-rata bobot dari keenam responden yang mengisi kuisioner, begitu juga dalam penentuan rating dilakukan dengan cara mencari rata-rata rating dari keenam responden (lampiran 4-7). Hasil dari penentuan bobot dan rating ini dimasukan ke dalam matrik IFE dan EFE. Matrik IFE untuk faktor internal dan matrik EFE untuk faktor eksternal. 81

97 Tabel 15. Hasil Analisis Matrik IFE KAS N Bobot Faktor Strategis Internal Bobot Rating o Skor A Kekuatan Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan 0, ,308 Sudah mempunyai job description 0,074 3,833 0,284 Sudah mempunyai masterplan 0, ,236 Sistem pembayaran tunai 0,069 3,667 0,253 Memiliki pembukuan atau pengelolaan keuangan yang rapi 0,070 3,833 0,268 Keindahan dan keunikan pemandangan 0, ,260 1,609 B Kelemahan Bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan bidangnya 0,064 1,5 0,096 Sarana transportasi yang kurang memadai 0,069 1,333 0,092 Adanya lahan yang belum termanfaatkan 0,070 1,5 0,105 Penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif 0,070 1,5 0,105 Kurangnya anggaran dari APBD 0,063 1,333 0,084 Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada 0,058 1,167 0,068 Kurangnya promosi 0,066 1,167 0,077 Status pekerja bersifat harian 0,063 1,5 0,095 Kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan 0,065 1,167 0,076 0,797 Sumber : Data Primer, 2010 (diolah) 1,001 2,406 Berdasarkan tabel 14. diketahui bahwa kekuatan yang paling berpengaruh terhadap perusahaan adalah komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan, sudah mempunyai masterplan, serta keindahan dan keunikan pemandangan. Kekuatan utama adalah Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan dengan bobot skor sebesar 0,308. Kelemahan utama dari KAS adalah Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada dengan bobot skor 0,068. Hasil akhir bobot skor analisis matrik IFE untuk elemen kekuatan adalah 1,609, sedangkan hasil akhir bobot skor untuk kelemahan adalah 0,797. Hal ini menunjukan bahwa responden memberikan pandangan yang cukup tinggi pada faktor kekuatan dan respon yang relatif kecil untuk faktor kelemahan. Total nilai bobot skor adalah 2,406, nilai tersebut menunjukan bahwa pengembangan KAS di bawah rata-rata yaitu 2,500. Ini berarti KAS mempunyai kekuatan yang 82

98 kurang efektif untuk mampu mengatasi kelemahannya atau KAS merupakan organisasi yang lemah secara internal. Nilai bobot skor KAS berada dalam selang 2,00 0-2,99 hal ini berarti kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang dalam kekuatan internal keseluruhannya. Tabel 16. Analisis Matrik EFE KAS No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot skor A Peluang Rencana Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi 0,089 3,833 0,341 Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya 0, ,356 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang semakin baik 0,09 3,833 0,345 Pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan 0,088 2,833 0,249 Jumlah penduduk yang semakin meningkat 0, ,249 Perkembangan teknologi yang cepat 0,082 3,333 0,273 Kekuatan tawar menawar pemasok kepada perusahaan cukup kecil 0,074 2,333 0,173 KAS merupakan satu-satunya tempat wisata yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu di Kabupaten 0,078 3,5 0,273 Sumedang Pembeli tidak memiliki banyak pilihan lokasi wisata agro di Kabupaten Sumedang 0,074 3,167 0,234 2,494 B Ancaman Tingkat inflasi yang fluktuatif 0,078 1,167 0,091 Hambatan masuk ke dalam industri wisata agro cukup besar 0,087 1,5 0,131 Perkembangan wisata subtitusi cukup besar 0,088 2,167 0,191 0,412 1,000 34,666 2,906 Sumber : Data Primer, 2010 (diolah) Berdasarkan tabel 15. diketahui bahwa faktor yang memiliki pengaruh sangat kuat terhadap perusahaan adalah meningkatnya jumlah wisatawan setiap tahunnya dengan rating 4. Peluang utama dari KAS adalah Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya dengan bobot skor sebesar 0,356. Ancaman utama dari KAS adalah Tingkat inflasi yang fluktuatif dengan bobot skor 1,167. Hasil akhir bobot skor analisis matrik EFE untuk elemen peluang adalah 2,494, sedangkan hasil akhir bobot skor untuk ancaman adalah 0,412. Hal ini menunjukan bahwa responden memberikan respon yang cukup tinggi pada faktor peluang dan respon yang relatif kecil untuk faktor ancaman. Total nilai bobot skor adalah 2,906, nilai tersebut menunjukan bahwa KAS berada di atas rata-rata (2,500) dalam upaya menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang dan 83

99 menghindari ancaman. Nilai 2,906 menunjukan bahwa KAS merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada, artinya KAS telah mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan baik Tahap Pencocokan Tahap pencocokan menggunakan matrik IE dan matrik SWOT. Alternatif strategi yang dihasilkan dari matrik SWOT digunakan dalam tahap selanjutnya, yaitu tahap pengambilan keputusan. Matrik IE akan menggambarkan posisi relatif perusahaan terhadap pesaingnya. Matrik IE dibuat berdasarkan total skor matrik IFE dan EFE. Total skor matrik IFE adalah 2,406 dan total skor matrik EFE adalah 2,906. TOTALRATA-RATA TERTIMBANG IFE Kuat Rata-rata Lemah TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFE Tinggi 3,0-4,0 Menengah 2,0 2,99 Rendah 4,0 3,0 2,0 3,0-4,0 3,0 2,0 1,0 I II III IV V VI VII VIII IX 1,0 Gambar 8. Matrik IE KAS Sumber : Data Primer,2010 (diolah) Berdasarkan total skor matrik IFE dan EFE, dalam matrik IE KAS berada dalam sel lima yang berarti KAS berada pada posisi pelihara dan pertahankan. Sel lima menunjukan bahwa kondisi internal KAS berada pada kondisi rata-rata dan kondisi eksternal KAS berada pada posisi menengah. Strategi dapat dilakukan pada sel lima adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada strategi penetrasi pasar dapat dilakukan melalui peningkatan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Strategi yang dapat diterapkan pada strategi pengembangan produk adalah menggali potensi alam 84

100 yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro seperti dengan memodifikasi komoditas yang dapat dijadikan sebagai komoditas wisata. Peluang (O-Oppurtunities) 1. Rencana Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi 2. Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya 3. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang semakin baik 4. Pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan 5. Jumlah penduduk yang semakin meningkat 6. Perkembangan teknologi yang cepat 7. Kekuatan tawar menawar pemasok kepada perusahaan cukup kecil 8. KAS merupakan satu-satunya tempat wisata yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu di Kabupaten Sumedang 9. Pembeli tidak memiliki banyak pilihan lokasi wisata agro di Kabupaten Sumedang Ancaman (T-Treats) 1. Tingkat inflasi yang fluktuatif 2. Hambatan masuk ke dalam industri wisata agro cukup besar 3. Perkembangan wisata subtitusi cukup besar Kekuatan (S-Strenghts) 1. Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan 2. Sudah mempunyai job description 3. Sudah mempunyai masterplan 4. Sistem pembayaran tunai 5. Memiliki pembukuan atau pengelolaan keuangan yang rapi 6. Keindahan dan keunikan pemandangan Strategi S-O a. Menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro (S1, S2, S3, S6, O1, O2, O4, O5, O7, O8, O9) b. Mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi (S1, S2, S3, S6, O1, O2, O4, O5, O6, O8, O9) Strategi S-T a. Penetapan Harga bersaing (S4, S5, T1, T2, T3) Kelemahan (W-Weakness) 1. Bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan bidangnya 2. Sarana transportasi yang kurang memadai 3. Adanya lahan yang belum termanfaatkan 4. Penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif 5. Kurangnya anggaran dari APBD 6. Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada 7. Kurangnya promosi 8. Status pekerja bersifat harian 9. Kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan Strategi W-O a. Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi (W7, O1, O2, O4, O5, O6, O8, O9) b. Mencari sponsor/investor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik (W2, W3, W5, O1, O2, O3, O4,O5, O7, O8,O9) Strategi W-T a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (W1, W4, W6, W8, W9, T2, T3) Gambar 9. Matrik SWOT KAS Sumber : Data Primer, 2010 (Diolah) Pada matrik SWOT dilakukan pencocokan antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada KAS. Strategi yang dihasilkan dari matrik SWOT 85

101 berupa strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T. Alternatif strategi yang direkomendasikan sebagai strategi S-O adalah menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro, dan mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi. Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya, pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan, dan jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh KAS yang merupakan tempat wisata agro yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu. Selain itu, dukungan pemerintah serta lemahnya kekuatan tawar menawar pemasok semakin memungkinkan KAS untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki KAS. Kekuatan KAS yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada adalah komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan, sudah mempunyai job description, sudah mempunyai masterplan, serta keindahan dan keunikan KAS. Perpaduan antara peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki menghasilkan strategi menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro. Strategi ini sesuai dengan strategi yang disarankan pada matrik IE, yaitu strategi pengembangan produk. Salah satu strategi pengembangan produk yang cocok untuk kondisi KAS saat ini adalah menambah komoditas baru yang dapat dijadikan sebagai komoditas wisata dengan cara menggali potensi alam yang dimiliki. Strategi mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi direkomendasikan dengan pertimbangan KAS memiliki kekuatan hubungan yang baik antara ketua dan karyawan, mempunyai job description, sudah mempunyai masterplan, serta keindahan dan keunikan KAS. Kekuatan ini membuat koordisasi internal KAS berjalan dengan baik sehingga setiap informasi dari ketua dapat diterima dengan baik oleh karyawan. Strategi ini memanfaatkan peluang peningkatan jumlah wisatawan, penduduk, serta pengeluaran penduduk setiap tahunnya yang didukung oleh pesatnya kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi yang cepat 86

102 harus bisa dimanfaatkan oleh KAS untuk mendukung sarana wisata yang ditawarkan. Penggunaan teknologi pada sarana wisata yang ditawarkan akan menambah nilai dari objek wisata tersebut, sehingga wisatawan yang datang akan mendapat pengetahuan baru. Strategi W-O merekomendasikan strategi meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, dan mencari sponsor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik. Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada dalam mengurangi kelemahan kurangnya promosi. Upaya promosi dilakukan untuk menangkap peluang seperti peningkatan jumlah wisatawan, penduduk, serta pengeluaran penduduk setiap tahunnya yang didukung oleh pesatnya kemajuan teknologi. Promosi merupakan suatu cara dalam memperkenalkan produk kepada khalayak ramai. Strategi ini sesuai dengan strategi yang direkomendasikan oleh matrik IE, yaitu strategi penetrasi pasar. Salah satu cara yang digunakan dalam strategi penetrasi pasar adalah meningkatkan kegiatan promosi secara optimal. Sponsor dalam hal ini investor sangat diperlukan dalam upaya pengembangan KAS. Hal ini merupakan suatu pilihan yang direkomendasikan untuk dilakukan mengingat keterbatasan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam promosi, dana, teknologi, sarana dan prasarana lainnya. Selain itu, sponsor sangat diperlukan untuk mengembangkan lahan yang sampai saat ini belum digunakan. Alternatif strategi yang direkomendasikan strategi S-T adalah penetapan harga bersaing. Harga bersaing diperlukan untuk meminimalkan ancaman inflasi yang dapat menurunkan daya beli masyarakat, sehingga walaupun terjadi inflasi harga tiket KAS masih tetap terjangkau. Selain itu, harga bersaing juga merupakan strategi dalam menghadapi wisata subtitusi dan hambatan masuk ke dalam wisata agro yang besar. Strategi ini memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh KAS seperti sistem pembayaran tunai dan pengelolaan keuangan yang baik. Alternatif strategi yang direkomendasikan strategi W-T adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Strategi ini direkomendasikan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman. Kelemahan yang ingin dikurangi oleh strategi ini adalah bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan 87

103 bidangnya, penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif, bidang penelitian dan pengembangan tidak ada, status pekerja bersifat harian, dan kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan. Ancaman yang ingin dihindari adalah tingkat inflasi yang fluktuatif, hambatan masuk ke dalam industri pariwisata yang besar serta produk subtitusi Tahap Keputusan Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam perumusan strategi. Alternatif strategi yang dihasilkan matrik SWOT dimasukan pada tahap ini untuk menentukan prioritas strategi yang akan dilaksanakan. Proses pemilihan prioritas strategi dilakukan oleh pihak internal KAS yang merupakan pihak yang menentukan kebijakan terhadap pengembangan KAS. Nilai STAS diperoleh dari rata-rata STAS responden (lampiran 8.). Tabel 17. Matrik QSP KAS Alternatif Strategi STAS Prioritas Strategi Menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro 7,027 1 Mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi 6,97 3 Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi 6,858 6 Mencari sponsor/investor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik 6,887 5 Penetapan Harga bersaing 6,888 4 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 7,015 2 Sumber : Data primer, 2010 (diolah) Berdasarkan tabel 16. dapat dilihat bahwa prioritas strategi terbaik yang dilakukan KAS saat ini adalah Menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro dengan STAS rata-rata tertinggi sebesar 7,027. Alternatif strategi terakhir yang dipilih adalah Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dengan 88

104 nilai STAS rata-rata sebesar 6,858. Strategi Menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro merupakan alternatif strategi S- O dimana strategi untuk menangkap peluang yang ada dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh KAS. Strategi Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi merupakan alternatif strategi W-O dimana strategi yang memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan. Kelemahan yang diatasi oleh strategi ini adalah kurangnya promosi. Urutan prioritas Strategi berdasarkan analisis QSPM adalah sebagai berikut : 1. Menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia 3. Mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi 4. Penetapan harga bersaing 5. Mencari sponsor/investor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik 6. Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi Strategi meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi menjadi prioritas strategi terakhir, padahal sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui wisata agro KAS. Promosi merupakan merupakan cara untuk menarik perhatian wisatawan agar bisa berkunjung ke KAS dan merupakan kunci dalam mendorong kegiatan wisata agro. Apabila kegiatan promosi berhasil maka jumlah wisatawan yang berkunjung ke KAS akan mengalami peningkatan dan akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan laba yang diperoleh perusahaan. 89

105 VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil analisis lingkungan pada KAS, kekuatan KAS adalah komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan, sudah mempunyai job description, sudah mempunyai masterplan, sistem pembayaran tunai, memiliki pembukuan atau pengelolaan keuangan yang rapi, keindahan dan keunikan pemandangan. Sedangkan kelemahannya adalah bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan bidangnya, sarana transportasi yang kurang memadai, adanya lahan yang belum termanfaatkan, penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif, kurangnya anggaran dari APBD, bidang penelitian dan pengembangan tidak ada, kurangnya promosi, status pekerja bersifat harian, kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal, peluang KAS adalah rencana Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi, peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang semakin baik, pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan, jumlah penduduk yang semakin meningkat, perkembangan teknologi yang cepat, kekuatan tawar menawar pemasok kepada perusahaan cukup kecil, KAS merupakan satu-satunya tempat wisata yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu di Kabupaten Sumedang, pembeli tidak memiliki banyak pilihan lokasi wisata agro di Kabupaten Sumedang. Ancaman yang dihadapi oleh KAS adalah tingkat inflasi yang fluktuatif, hambatan masuk ke dalam industri wisata agro cukup besar, perkembangan wisata subtitusi cukup besar. 2. Berdasarkan analisis matrik IE KAS berada pada sel lima yang berarti KAS berada pada posisi pelihara dan pertahankan. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan oleh tipe-tipe divisi ini. Pada strategi penetrasi pasar dapat dilakukan melalui peningkatan kegiatan promosi secara optimal dengan

106 memanfaatkan perkembangan teknologi. Strategi yang dapat diterapkan pada strategi pengembangan produk adalah menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro seperti dengan memodifikasi komoditas yang dapat dijadikan sebagai komoditas wisata. Berdasarkan hasil analisis matrik SWOT dihasilkan enam strategi yaitu menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro, mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi, meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, mencari sponsor/investor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik, penetapan harga bersaing, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 3. Prioritas pelaksanaan strategi diurutkan dengan menggunakan matrik QSP. Strategi yang menjadi prioritas adalah menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro. 7.2 Saran 1. KAS sebaiknya memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk memikat investor agar menanamkan modalnya di KAS. Hal ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan modal sehingga upaya pengembangan wisata agro KAS berjalan dengan baik. 2. KAS sebaiknya meningkatkan kegiatan promosi untuk menarik perhatian masyarakat. Kegiatan promosi dilakukan melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, media massa (dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat publik (hotel, restoran, bandara dan lainnya). Dalam kaitan ini kerjasama antara obyek wisata agro dengan Badan perjalanan, perhotelan, dan jasa angkutan sangat berperan. 3. KAS sebaiknya melakukan kerja sama kembali dengan BPPT sehingga informasi mengenai teknologi pertanian dapat mudah diakses. Hal ini dilakukan juga untuk mengurangi kelemahan tidak adanya bidang penelitian dan pengembangan. 91

107 4. KAS sebaiknya melakukan revisi misi KAS sehingga tidak terjadi timpang tindih antara visi dan misi KAS. Visi dan misi KAS akan sangat berpengaruh terhadap komitmen bisnis yang dilakukan oleh KAS. 5. KAS sebaiknya metetapkan tarif masuk bagi pengunjung yang datang, walaupun pengunjung tersebut tidak menggunakan fasilitas yang ada di KAS. Pengunjung yang datang ke KAS dapat menikmati indahnya pemandangan KAS. Keindahan pemandangan di KAS merupakan salah satu aset yang dapat dijual kepada pengunjung. 6. KAS sebaiknya mempunyai aspek legal usaha. Aspek legal ini diperlukan untuk keberlangsungan bisnis KAS. Dengan adanya legalitas pergantian kepemimpinan di Kabupaten Sumedang tidak akan terlalu berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis KAS. 92

108 DAFTAR PUSTAKA Aryanto YT Analisis Strategi Pengembangan Kebun Wisata Pasirmukti (KaWePe), Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor [skipsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Sumedang Masterplan Kawasan Agroteknobisnis Sumedang Tahun Sumedang: Bappeda Kabupaten Sumedang [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Sumedang Profil Kab. Sumedang Tahun Sumedang: Bappeda Kabupaten Sumedang [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Sumedang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Analisis Ekonomi Daerah Kabupaten Sumedang Tahun Sumedang: Bappeda Kabupaten Sumedang [BPS] Badan Pusat Statistik Produk Domestik Bruto. Jakarta : Badan Pusat Statistik David FR Konsep Manajemen Strategis. Sindoro A, penerjemah ; Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia. Terjemahan dari : Concept of Strategic Management. Dirgantoro C Manajemen Stratejik Konsep, Kasus, dan Implementasi. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. [Disparbud] Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Statistik Pariwisata. Bandung : Disparbud Jabar [Disbudparpora] Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Sumedang Jumlah Wisatawan ke Kabupaten Sumedang Sumedang : Disbudparpora Kabupaten Sumedang Glueck WF, Jauch LR Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Murad SH, penerjemah ; Jakarta : Penerbit Erlangga. Terjemahan dari : Strategic Management and Bussines Policy Second Edition. Heryawanti W Audit Pemasaran pada Kebun Wisata Pasir Mukti Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Kinnear TC, Taylor JR Marketing Research an Applied Approach Fourth Edition. USA: McGraw-Hill, Inc Masang L Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringganis, Bogor [skipsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pearce JA, Robinson RB Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Edisi 10 Buku 1. Bactiar Y, Christine, penerjemah; Krista, editor. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Terjemahan dari :

109 Strategic Management Formulation, Implementation, and Control, 10 th Edition Pendit NS Sebuah Pengantar Perdana Ilmu Pariwisata. Jakarta : PT Pradana Paramita. Porter ME Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Maulana A, penerjemah ; Jakarta : Penerbit Erlangga. Purnama H Strategi Pemasaran Agrowisata Kebun Buah Plantera fruit Paradise, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah [skipsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tjiptono, F Pemasaran Jasa. Malang; Bayumedia Publishing. Wijaya GA Strategi Pengembangan Usaha Wisata Agro Durian pada WarsoFarm Cihideung Bogor [skipsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 94

110 LAMPIRAN

111 Lampiran 1. Fasilitas yang Ditawarkan tiap Paket Wisata Agro KAS Paket Gaharu Paket Cendana Paket Pala Jumlah Orang 4-10 orang orang orang Harga Rp ,- per orang Rp per orang Rp per orang Masuk dan Keluar Lokasi WIB (keesokan paginya) WIB (keesokan paginya) Kegiatan Menginap 1 malam dirumah pohon (Rp ) Petik Melon /demo cara pembuahan (mengawinkan bunga) (Rp ) Petik Stroberi/demo penanaman (Rp ) Memberi makan domba/ kambing (Rp ) Memberi makan ikan/memancing ikan (Rp ) Mengunjungi Unit Pengolahan Jagung (Rp ) Mengunjungi unit tanaman berkhasiat obat (Rp ) Fasilitas Wellcome drink : jus melon/jus stroberi/bandrek (Rp 5000) Makan Siang dan Makan Malam (Rp ) Sarapan pagi (Snack ala kampung Nanggorak) ( Rp ) 1 kg melon per orang 100 gr Stroberi per orang 1 bibit tanaman stroberi 1 pohon tanaman obat Menu 1. Sarapan pagi Snack Zadul (Bandrek + kacang rebus, singkong rebus / goreng, pisang kukus, jagung rebus) maksimal dua pilihan 2. Makan siang Nasi putih, lalapan, ikan goreng / bakar, sayur asem, jengkol goreng / pete goreng, tempe, tahu dan buah 3. Makan malam Nasi putih, lalapan, ayam goreng / bakar, nila goreng, sayur asem, jengkol goreng / pete goreng, tempe, tahu dan buah Menginap di tenda (Kemah) (Rp ) Petik Melon /demo cara pembuahan (mengawinkan bunga) (Rp ) Petik Stroberi/demo penanaman (Rp ) Memberi makan domba/ kambing (Rp ) Memberi makan ikan/memancing ikan (Rp ) Makan Siang dan Makan Malam ( Rp ) Sarapan pagi (Snack ala kampung Nanggorak) Wellcome drink : Bandrek/teh manis/kopi 1 kg melon per orang 100 gr Stroberi per orang 1. Sarapan pagi Snack Zadul (Bandrek + kacang rebus, singkong rebus / goreng, pisang kukus, jagung rebus) maksimal dua pilihan 2. Makan siang Nasi putih, lalapan, ikan goreng / bakar, sayur asem, jengkol goreng / pete goreng, tempe, tahu dan buah 3. Makan malam Nasi putih, lalapan, ayam goreng / bakar, sayur asem, tempe, tahu dan buah Petik Melon /demo cara pembuahan (mengawinkan bunga melon) ( Rp ) Petik Stroberi/demo penanaman ( Rp ) Memberi makan domba/ kambing ( Rp ) Memberi makan ikan/memancing ikan ( Rp ) Makan Siang ( Rp ) 1 kg melon per orang 100 gr Stroberi per orang Makan siang Nasi putih, lalapan, Ikan goreng / bakar, sayur asem, jengkol goreng / pete goreng, tempe,tahu dan buah 96

112 Lampiran 2. Borang Reservasi Paket Wisata Agro KAS RESERVASI No :KAS/./ 2010 Nama Pemesan Group/Kelompok Jumlah Peserta Alamat No telp/fax Waktu kunjungan Paket yang dipesan Cara pembayaran :. :. :. :..... :. : / / (Hari/tgl/lama kunjungan) : Gaharu / Cendana / Pala (Coret salah satu) :../ (Cash/DP) Note : Pemesanan dapat dilakukan langsung ke lokasi, telephone / fax Ke Desa Margamekar, Kec. Sumedang Selatan Telp (hubungi Sdr Lukman Hakim (Aji)) atau Telp (hubungi Wulan Sari) Pembatalan pemesanan minimal 2 hari sebelumnya. 97

113 Lampiran 3. Struktur Organisasi KAS STRUKTUR ORGANISASI UPTB PENGELOLAAN KAWASAN AGROTEKNOBISNIS SUMEDANG (KAS) KEPALA UPTB KAS KASUBAG TATA USAHA PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA KAFE PENJAGA KANTOR PELAKSANA PERIKANAN PELAKSANA PETERNAKAN PELAKSANA TAN. SAYURAN PELAKSANA TAN. STROBERI PELAKSANA TAN. OBAT PELAKSANA TAN.MELON KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN 98

114 Lampiran 4. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal (Berdasarkan Bobot Rata-rata dari Responden) No A Kekuatan Faktor Strategis Internal Bobot I II III IV V VI Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan 0,086 0,086 0,067 0,076 0,071 0,074 0,077 Sudah mempunyai job description 0,088 0,088 0,064 0,06 0,071 0,071 0,074 Sudah mempunyai masterplan 0,038 0,038 0,067 0,074 0,069 0,069 0,059 Sistem pembayaran tunai 0,069 0,069 0,069 0,069 0,067 0,069 0,069 Memiliki pembukuan atau pengelolaan keuangan yang rapi 0,076 0,076 0,067 0,067 0,067 0,067 0,070 Keindahan dan keunikan pemandangan 0,064 0,064 0,067 0,064 0,069 0,064 0,065 rata-rata B Kelemahan Bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan bidangnya 0,052 0,052 0,071 0,074 0,064 0,069 0,064 Sarana transportasi yang kurang memadai 0,071 0,071 0,067 0,067 0,071 0,069 0,069 Adanya lahan yang belum termanfaatkan 0,076 0,076 0,067 0,069 0,064 0,069 0,070 Penggunakan teknologi untuk objek wisata belum dimanfaatkan dengan efektif 0,076 0,076 0,067 0,067 0,067 0,067 0,070 Kurangnya anggaran dari APBD 0,055 0,055 0,064 0,067 0,067 0,067 0,063 Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada 0,045 0,045 0,067 0,062 0,067 0,060 0,058 Kurangnya promosi 0,069 0,069 0,067 0,062 0,069 0,062 0,066 Status pekerja bersifat harian 0,067 0,067 0,064 0,064 0,050 0,064 0,063 Kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan 0,067 0,067 0,067 0,06 0,067 0,060 0,065 0,999 0,999 1,002 1,002 1,000 1,001 1,001 Sumber : Data Primer, 2010 (diolah) Keterangan: I : Kepala Disbudparpora Kabupaten Sumedang V : Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kab. Sumedang II : Sekretaris Disbudparpora Kabupaten Sumedang III : Kepala Bappeda Kabupaten Sumedang VI : Kepala UPTB KAS IV : Kasubag TU KAS 99

115 Lampiran 5. Penilaian Rating Faktor Strategis Internal (Berdasarkan Rating Rata-rata dari Responden) Rating No Faktor Strategis Internal I II III IV V VI A Kekuatan rata-rata Komunikasi yang terjalin dengan baik antara ketua dan karyawan ,000 Sudah mempunyai job description ,833 Sudah mempunyai masterplan ,000 Sistem pembayaran tunai ,667 Memiliki pembukuan atau pengelolaan keuangan yang rapi ,833 Keindahan dan keunikan pemandangan ,000 B Kelemahan Bidang keahlian karyawan belum sesuai dengan bidangnya ,500 Sarana transportasi yang kurang memadai ,333 Adanya lahan yang belum termanfaatkan ,500 Penggunakan teknologi untuk objek wisatai belum dimanfaatkan dengan efektif ,500 Kurangnya anggaran dari APBD ,333 Bidang penelitian dan pengembangan tidak ada ,167 Kurangnya promosi ,167 Status pekerja bersifat harian ,500 Kurangnya karyawan ahli pada setiap unit kegiatan ,167 Sumber : Data Primer, 2010 (diolah) Keterangan: I : Kepala Disbudparpora Kabupaten Sumedang V : Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kab. Sumedang II : Sekretaris Disbudparpora Kabupaten Sumedang III : Kepala Bappeda Kabupaten Sumedang VI : Kepala UPTB KAS IV : Kasubag TU KAS 100

116 Lampiran 6. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal (Berdasarkan Bobot Rata-rata dari Responden) A No Peluang Faktor Strategis Eksternal Bobot I II III IV V VI Rencana Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi 0,106 0,11 0,08 0,08 0,09 0,076 0,089 Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya 0,106 0,11 0,08 0,08 0,08 0,08 0,089 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang semakin baik 0,102 0,1 0,08 0,084 0,08 0,083 0,090 Pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan 0,102 0,1 0,08 0,076 0,08 0,083 0,088 Jumlah penduduk yang semakin meningkat 0,083 0,08 0,09 0,08 0,08 0,08 0,083 Perkembangan teknologi yang cepat 0,08 0,08 0,08 0,084 0,08 0,083 0,082 Kekuatan tawar menawar pemasok kepada perusahaan cukup kecil KAS merupakan satu-satunya tempat wisata yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu di Kabupaten Sumedang rata-rata 0,064 0,06 0,06 0,087 0,08 0,087 0,074 0,064 0,06 0,09 0,084 0,08 0,083 0,078 Pembeli tidak memiliki banyak pilihan lokasi wisata agro di Kabupaten Sumedang 0,049 0,05 0,09 0,087 0,08 0,087 0,074 B Ancaman Tingkat inflasi yang fluktuatif 0,061 0,06 0,1 0,087 0,08 0,087 0,078 Hambatan masuk ke dalam industri wisata agro cukup besar 0,091 0,09 0,08 0,087 0,09 0,087 0,087 Perkembangan wisata subtitusi cukup besar 0,091 0,09 0,1 0,084 0,08 0,083 0,088 0,999 0,999 1,000 1,000 0,998 0,999 0,999 Sumber : Data Primer, 2010 (diolah) Keterangan: I : Kepala Disbudparpora Kabupaten Sumedang II : Sekretaris Pelaksana Disbudparpora Kabupaten Sumedang III : Kepala Bappeda Kabupaten Sumedang IV : Kasubag TU KAS V : Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kab. Sumedang VI : Kepala UPTB KAS 101

117 Lampiran 7. Penilaian Rating Faktor Strategis Eksternal (Berdasarkan Rating Rata-rata dari Responden) No A Peluang Faktor Strategis Eksternal Rating I II III IV V VI Rencana Kabupaten Sumedang terkait visi dan misi ,833 Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya ,000 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang semakin baik ,833 Pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Sumedang untuk kelompok non makanan hampir sama dengan makanan ,833 Jumlah penduduk yang semakin meningkat ,000 Perkembangan teknologi yang cepat ,333 Kekuatan tawar menawar pemasok kepada perusahaan cukup kecil KAS merupakan satu-satunya tempat wisata yang menawarkan wisata pertanian secara terpadu di Kabupaten Sumedang ratarata , ,500 Pembeli tidak memiliki banyak pilihan lokasi wisata agro di Kabupaten Sumedang ,167 B Ancaman Tingkat inflasi yang fluktuatif ,167 Hambatan masuk ke dalam industri wisata agro cukup besar ,500 Perkembangan wisata subtitusi cukup besar ,167 33,000 33,000 36,000 37,000 30,000 39,000 34,667 Sumber : Data Primer, 2010 (diolah) Keterangan: I II III IV V VI : Kepala Disbudparpora Kabupaten Sumedang : Sekretaris Pelaksana Disbudparpora Kabupaten Sumedang : Kepala Bappeda Kabupaten Sumedang : Kasubag TU KAS : Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kab. Sumedang : Kepala UPTB KAS 102

118 Lampiran 8. Rata-rata Nilai STAS Responden Kepala Bappeda Kab. Sumedang Kasubag TU KAS Kabid Ekonomi Bappeda Kepala UPTB KAS ratarata 6,132 6,912 7,635 7,429 7,027 5,891 6,912 7,649 7,429 6,970 5,904 6,912 7,188 7,429 6,858 5,815 6,912 7,391 7,429 6,887 5,975 6,912 7,234 7,429 6,888 6,13 6,912 7,59 7,429 7,015 Sumber : Data primer, 2010 (diolah) 103

119 Lampiran 9. Dokumentasi Pintu gerbang KAS Ruangan pada Hatchery KAS Kolam pemancingan Kandang Domba Kondisi jalan Greenhouse yang tidak digunakan Kebun stroberi Tempat makan 104

120 Kafe Pelangi Tugu Pengesahan Rumah Pohon Wisma Kota Sumedang dari KAS 105

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah) 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO SKRIPSI ARDIAN SURBAKTI H34076024 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di negara beriklim tropis, memiliki tanah yang cukup subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa wilayah di Indonesia cukup

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari: Pari yang berarti penuh, lengkap, berkeliling; Wis

II. TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari: Pari yang berarti penuh, lengkap, berkeliling; Wis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang komponenkomponennya terdiri dari: Pari yang berarti penuh, lengkap, berkeliling; Wis (man) yang berarti rumah,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

IT PEMASARAN PADA KEBUN WISATA PASIR MUKTI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

IT PEMASARAN PADA KEBUN WISATA PASIR MUKTI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT AUDIT IT PEMASARAN PADA KEBUN WISATA PASIR MUKTI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI WIWI HERYAWANTI H34052063 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 i

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain aktivitas dan kejadian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PEMERINTAH ACEH OLEH AGUS NAUFAL H

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PEMERINTAH ACEH OLEH AGUS NAUFAL H PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PEMERINTAH ACEH OLEH AGUS NAUFAL H14052333 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri di Indonesia yang prospeknya memiliki nilai yang cerah dimana industri pariwisata di Indonesia ini memiliki potensi

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang

Lebih terperinci

SKRIPSI ARDIANSYAH H

SKRIPSI ARDIANSYAH H FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI KEBUN PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus Kebun Plasma PTP. Mitra Ogan, Kecamatan Peninjauan, Sumatra Selatan) SKRIPSI ARDIANSYAH H34066019

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama pada peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH BUNGA PRAGAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI ITA FUSFITAWATI H34053987 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANDY AKHDIAR A14104101 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System) merupakan integrasi antara tanaman dan ternak yaitu dengan perpaduan dari kegiatan peternakan dan pertanian. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Indonesia. Konsekuensinya adalah bahwa kebijakan pembangunan pertanian di negaranegara tersebut sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya

Lebih terperinci

Oleh : Slamet Heri Winarno

Oleh : Slamet Heri Winarno Oleh : Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor strategis dalam memperkuat perekonomian negara Pariwisata ini merupakan sektor penghasil utama devisa negara nonmigas. 2 Pariwisata

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA SKRIPSI TIUR MARIANI SIHALOHO H34076150 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pertumbuhan pariwisata secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya pada sektor pariwisata. Pembangunan dibidang pariwisata

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN NENAS BOGOR Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor SKRIPSI ERIK LAKSAMANA SIREGAR H 34076059 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang sifatnya sudah berkembang dan sudah mendunia. Indonesia sendiri merupakan negara dengan potensi pariwisata yang sangat tinggi. Pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH INTAN KUSUMA JAYANTI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pariwisata Dan Wisatawan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata adalah kegiatan melaksanakan perjalanan untuk memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, mencari kepuasan, mendapatkan kenikmatan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya hutan yang ada bukan hanya hutan produksi, tetapi juga kawasan konservasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H34066014 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR Disusun oleh: Agusmanto L2D 302 376 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DAYA SAING DAN PREFERENSI WISATAWAN BERWISATA KE KOTA BOGOR. Oleh : KARLINA YULIYANTI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DAYA SAING DAN PREFERENSI WISATAWAN BERWISATA KE KOTA BOGOR. Oleh : KARLINA YULIYANTI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU DAYA SAING DAN PREFERENSI WISATAWAN BERWISATA KE KOTA BOGOR Oleh : KARLINA YULIYANTI H14104022 PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR PARIWISATA DIKOTAMADYA MALANG SKRIPSI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR PARIWISATA DIKOTAMADYA MALANG SKRIPSI FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR PARIWISATA DIKOTAMADYA MALANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada saat ini. Banyaknya aktifitas, kurangnya istirahat, penatnya suasana kota yang terjadi berulang-ulang

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang mewah. Kesadaran akan pentingnya berwisata sebagai upaya relaksasi dari kejenuhan rutinitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR SKRIPSI SRI MULYANI H 34066118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko. RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI DE AULIA RAMADHAN H34066030 PROGRAM PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci