ANALISIS SISTEM PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE
|
|
- Ivan Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; November 2014 ISSN ANALISIS SISTEM PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE * NINA HAIRIYAH 1, TAUFIK DJATNA 2 1 Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km 6, Ds. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan 2 Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga P.O Box 220, Bogor Naskah diterima : 5 Oktober 2014; Naskah disetujui : 24 November 2014 ABSTRAK Sistem produksi gula semut fortifikasi vitamin A dengan tiga tingkatan kualitas grade adalah sebuah sistem yang menjelaskan tentang proses produksi gula semut dengan bahan utama yaitu air nira dengan fortifikasi (pengkayaan kandungan) ekstrak vitamin A dan menghasilkan klasifikasi produk menjadi tiga tingkatan kualitas grade. Penulisan paper ini bertujuan untuk melakukan analisis dan klasifikasi tiga tingkatan kualitas grade pada produk akhir yang dihasilkan berdasarkan kandungan dan mengidentifikasi setiap tahapan proses produksi gula semut untuk mendapatkan keuntungan optimal. Hasil Correctly Classified Instances untuk pengklasifikasin grade A, B dan C menggunakan naïve bayes adalah sebesar 85% yang artinya meode ini layak untuk digunakan dalam aplikasi pengklasifikasian grade pada industri gula semut fortifikasi vitamin A. Kata kunci : gula semut, fortifikasi vitamin A, analisis dan desain, optimasi. PENDAHULUAN Sistem produksi gula semut fortifikasi vitamin A adalah sebuah sistem yang menjelaskan tentang proses produksi gula semut dengan bahan utama yaitu air nira dengan fortifikasi (pengkayaan kandungan) ekstrak vitamin A. Air nira sebagai bahan utama harus ditambahkan dengan kapur sirih untuk menetralkan ph. Proses produksi diawali dengan tahap perebusan dimana pada tahap ini harus dijaga kestabilan suhunya agar tidak melebihi 80 0 C yang dapat merusak atau menghilangkan kandungan vitamin A yang ditambahkan. Selanjutnya dilakukan proses pengendapan, pencetakan, pengkristalan, penepungan hingga menjadi gula semut dan dilanjutkan dengan tahap pengemasan. Gula semut fortifikasi vitamin A yang dihasilkan, dikelompokkan menjadi tiga tingkatan kualitas grade yang didasarkan pada % kadar air, kandungan vitamin A, % kadar glukosa, % kadar karbohidrat dan % kandungan mikroorganisme pada produk akhir. Grade A adalah kelompok produk yang dikemas dengan kemasan primer kecil ukuran 8 gram yang akan dipasarkan untuk hotel dan café, dengan kriteria (kadar air < 2%, kadar vitamin A > 8 IU, kadar sukrosa 86 %, kadar karbohidrat < 90 %, protein > 2,3%, lemak < 0,4%). Grade B adalah kelompok produk yang dikemas dengan kemasan plastik ukuran 250 gram yang akan dipasarkan untuk minimarket, dengan kriteria (kadar air 3-4%, kadar vitamin A 6-7 IU, kadar sukrosa >83 %, kadar karbohidrat 90 %, 49 *Korespondensi : Telepon/nomor faks : ninahairiyah@politala.ac.id
2 protein > 2%, lemak < 0,4%). Grade C adalah kelompok produk yang dikemas dengan kemasan plastik ukuran 1000 gram yang akan dipasarkan untuk pemenuhan permintaan bakery, dengan kriteria (kadar air 5-8 %, kadar vitamin A > 4-5 IU, kadar sukrosa > 80 %, kadar karbohidrat < 90 %, protein 1,5-2 %, lemak < 0,4%). Analisis sistem produksi ini dilakukan untuk menganalisis sistem produksi pada industri gula semut fortifikasi vitamin A Tujuan dari pembuatan analisis sistem produksi gula semut fortifikasi vitamin A dengan tiga tingkatan kualitas grade ini adalah melakukan klasifikasi tingkatan grade pada produksi gula semut fortifikasi vitamin A dan mengidentifikasi setiap tahapan proses produksi gula semut untuk mendapatkan keuntungan optimal. Sistem ini terdiri dari tahapan penerimaan bahan, proses produksi hingga pengemasan yang dilakukan oleh Departemen Produksi, pengontrolan kualitas dari tahap penerimaan bahan hingga siap dipasarkan oleh Departemen Quality Control serta tahap pendistribusian dan pemasaran oleh Departemen Pemasaran. METODE PENELITIAN Analisis Sistem Proses Produksi Gula Semut Fortifikasi Vitamin A Tahapan analisis sistem proses produksi gula semut fortifikasi vitamin A dilakukan dengan mengidentifikasi semua variable yang berkaitan pada setiap proses produksi mulai dari persiapan bahan sampai dengan tahap pendistribusian dan pemasaran. Proses analisis dan desain sistem dilakukan dengan menggunakan Power Designer Business Process Diagram (BPD) dan Business Process Modeling Notation (BPMN 2.0). Business Process Modeling Notation (BPMN) adalah notasi grafis yang menggambarkan logika dari langkah-langkah dalam proses bisnis. Notasi ini telah didesain secara khusus untuk mengkoordinasikan urutan proses dan pesan yang mengalir antara peserta dalam kegiatan yang berbeda. BPMN menyediakan bahasa umum yang memungkinkan semua pihak yang terlibat dalam proses untuk berkomunikasi dengan jelas, benar dan efisien. Klasifikasi Gula Semut Fortifikasi Dengan Tiga Tingkatan Kualitas Grade Proses klasifikasi gula semut fortifikasi dilakukan dengan menggunakan metode Bayes Naïve yang didasarkan pada kandungan kadar air, kadar vitamin A, kadar sukrosa, kadar karbohidrat, kadar protein dan kadar lemak. Kandungan hasil akhir produk gula semut di dasarkan pada kualitas mutu bahan, lama waktu perebusan dan pengaturan suhu yang digunakan. Adapun klasifikasi untuk setiap grade adalah sebagai berikut. Tabel 1. Parameter spesifikasi setiap grade gula semut fortifikasi No Kandungan kimia Grade A Grade B Grade C 1 Air (%) 2, Gula sukrosa (%) 86, Karbohidrat (%) > 90 4 Protein (%) 2,45 2 1,5-1,99 5 Lemak (%) 0,41 0,41 0,41 Naive Bayesian Classifier adalah metode classifier yang berdasarkan probabilitas dan Teorema Bayesian dengan asumsi bahwa setiap variabel X bersifat bebas 50
3 (independent). Dengan kata lain, Naïve Bayesian Classifier mengansumsikan bahwa keberadaan sebuah atribut (variabel) tidak ada kaitannya dengan beradaan atribut yang lain. Jika diketahui X adalah data sampel dengan klas (label) yang tidak diketahui, H merupakan hipotesa bahwa X adalah data dengan klas (label) C, P(H) adalah peluang dari hipotesa H, P(X) adalah peluang data sampel yang diamati, maka P(X H) adalah peluang data sampel X, bila diasumsikan bahwa hipotesa H benar (valid). Karena asumsi atribut tidak saling terkait (conditionally independent), maka P(X Ci) dapat didekati dengan cara: Jika P(X Ci) diketahui maka klas dari data sampel X dapat didekati dengan menghitung P(X Ci)*P(Ci). Klas Ci dimana P(X Ci)*P(Ci) maksimum adalah klas dari sampel X. Data yang digunakan adalah data contoh yang dimodifikasi untuk klasifikasi grade hasil produksi gula semut fortifikasi vitamin A pada 300 kali produksi. Format data yang digunakan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Format data yang digunakan untuk klasifikasi grade gula semut fortifikasi Produksi ke n Kadar air Kadar sukrosa Karbohidr at Protei n Lemak Grad e HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Produksi Gula Semut Fortifikasi Vitamin A Analisis produksi gula semut fortifikasi vitamin A dilakukan dengan membuat diagram Business Process Diagram (BPD) dan Business Process Modeling Notation (BPMN 2.0) pada Power Designer seperti yang disajikan pada Gambar 1. 51
4 Departemen Produksi Divisi Bahan Baku Divisi Perencanaan Divisi Penyimpanan Divisi Proses Produksi Departemen QC aliran untuk melaporkan jumlah volume air nira menerima laporan volume air nira yang tersedia di koperasi pengumpul Menganalisis jumlah persediaan bahan Mengatur kapasitas produksi Laporan jumlah dan keadaan bahan yang disimpan Melakukan penghandelan penyimpanan bahan Menyiapkan bahan Mempersiapkan proses produksi Menghitung keperluan bahan yang digunakan Mengambil sampel Mengukur kadar ph, air, mikroorganisme, cemaran logam berat bahan Melaporkan jumlah volume air nira tersedia Menerima laporan hasil analisa Menjadwalkan proses produksi Bahan siap untuk produksi Jumlah bahan yang diperlukan Membuat laporan hasil analisa bahan awal Hasil analisa bahan Menentukan menerima atau menolak bahan Mereject bahan Selesai Melakukan perebusan melakukan pencampuran dengan sari vitamin A mengendapkan dan mencetak Mengambil sampel untuk produksi Mengukur kadar ph, air, mikroorganisme, cemaran logam berat bahan siap produksi Membuat laporan hasil analisa bahan siap produksi mengkristalkan Hasil analisa bahan siap produksi Menepungkan Hasil proses penepungan Pengambilan sampel penepungan Melakukan penyimpanan gula semut Menentukan kualitas grade A Menghitung jumlah grade A Menguji kandungan karbohidrat, kadar air, kandungan mikroorganisme, kandungan vitamina Gula semut fortifikasi vitamin A Menghitung jumlah grade B Menghitung jumlah grade C Menentukan kualitas grade B Menentukan kualitas grade C Hasil analisa penepungan Melaporkan jumlah hasil produksi setiap grade Reject Selesai 2 Jumlah produksi gula semut Gambar 1. Diagram BPMN 2.0 produksi gula semut fortifikasi vitamin A dengan tiga tingkatan kualitas grade Klasifikasi Gula Semut Fortifikasi Vitamin A Berdasarkan data contoh klasifikasi grade sebanyak 300 data yang telah diolah menggunakan weka berdasarkan kandungan produk akhir untuk setiap produksi, didapatkan hasil yang disajikan pada Tabel 3. 52
5 Tabel 3. Hasil pengolahan data klasifikasi naïve bayes menggunakan weka Hasil Pengolahan Nilai Persentasi Correctly Classified % Instances Incorrectly Classified % Instances Kappa statistic Mean absolute error Root mean squared error Relative absolute error % Root relative squared error % Total Number of Instances 300 Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, tingkat Correctly Classified Instances yang ditunjukkan pada Tabel 3 untuk pengklasifikasin grade A, B dan C menggunakan naïve bayes adalah sebesar 85%. Sehingga rule yang telah terbentuk dari naïve bayes untuk pengklasifikasian hasil produksi gula semut fortifikasi vitamin A dapat digunakan untuk prediksi penentuan grade produksi selanjutnya. Hasil Correctly Classified Instances untuk pengklasifikasin grade A, B dan C menggunakan naïve bayes adalah sebesar 85% yang artinya metode pengklasifikasian dengan menggunakan naïve bayes dapat diterpakan pada industry pengolahan gula semut forifikasi vitamin A. DAFTAR PUSTAKA Dwianti, H., Rumpoko dan Budi S. Kajian Kualitas Gula Kelapa Cetak yang Difortifikasi dengan Vitamin A dari Sumber Karoten yang berbeda.laporan Penelitian SPP/DPP Unsoed. Heizer, J. dan B. Render Manajemen Operasi (Terjemahan). Salemba Empat, Jakarta. Jeffry L whitten, Lonnie I. Ilentley, Thomas I.M Ho, Svsrents Analysis & Method, (St. Louis: Times Nirror/Mosby College publishing. 2006), hal Mulyono, S Riset Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Mustaufik dan Karseno, Penerapan dan Pengembangan Teknologi Produksi Gula Semut Berstandar Mutu SNI untuk Meningkatkan Pendapatan Pengrajin Gula Kelapa di Kabupaten Banyumas. Laporan Pengabdian Masyarakat. Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Jurusan Teknologi Pertanian Unsoed, Purwokerto. Nasendi, B.D.E. dan Anwar Program Linear dan Variasinya. PT. Gramedia, Jakarta. 53
6 Robert J. Verzello/John Reuter lll, Data Processing: Systems and Concepts, (lnternational Student lklition; Tokyo: McGraw-llill Kogakusha, 2002), hal Soekartawi Linear Programming : Teori dan Aplikasinya Khususnya dalam Bidang Pertanian. Rajawali Press. Jakarta. 54
OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah
I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa
Lebih terperinciBayesian Classifier. Bahan Kuliah Data Mining. Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech. Program Studi Teknik Informatika FMIPA Universitas Syiah Kuala
Naïve Bayesian Classifier Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech Program Studi Teknik Informatika FMIPA Universitas Syiah Kuala www.informatika.unsyiah.ac.id/tfa Bahan Kuliah Data Mining Outline Pertemuan
Lebih terperinciJURNAL ISSN TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 4 No. 1; Juni 2017
JURNAL ISSN 2407-4624 TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 4 No. 1; Juni 2017 PENENTUAN UMUR SIMPAN GETUK PISANG RAINBOW YANG DIKEMAS MENGGUNAKAN KEMASAN PLASTIK POLIETILEN FATIMAH 1*, DWI SANDRI 1, NANA YULIANA
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT)
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT) * MUHAMMAD RUSTAM EFFENDI 1, NURYATI 1, JAKA DARMA JAYA 1 1 Jurusan Teknologi Industri Pertanian,
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar)
PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar) Siti Zahratun Hasanah 123020139 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Dr. Ir. Yudi Garnida, MS. Penguji Ir.Hervelly,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah permen jelly pepaya yang terbuat dari pepaya varietas IPB 1 dengan bahan tambahan sukrosa, ekstrak rumput
Lebih terperinciEFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; November 214 ISSN 247-4624 EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL *SETIADI KURNIAWAN 1, YUYUN KURNIAWATI 1, DWI SANDRI
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Era komunikasi dengan menggunakan fasilitas internet memberikan banyak kemudahan dalam mendapatkan informasi yang dikehendaki. Dengan demikian semakin banyak orang,
Lebih terperinciPENERAPAN DECISION TREEALGORITMA C4.5 DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN HUNIAN TEMPAT TINGGAL
PENERAPAN DECISION TREEALGORITMA C4.5 DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN HUNIAN TEMPAT TINGGAL Besse Helmi Mustawinar Teknik Informatika FTKOM Universitas Cokroaminoto Palopo Jl Latamacelling Nomor 19 Palopo,
Lebih terperinciCross Industry Standard Process for Data Mining (CRISP-DM) Nama : Siti Maskuroh NIM : A Kel : A
Cross Industry Standard Process for Data Mining (CRISP-DM) Nama : Siti Maskuroh NIM : A11.2011.06038 Kel : A11.4812 CRISP-DM CRISP - DM adalah metodologi data mining komprehensif dan Model proses untuk
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Agus Tanya Jawab Kepada Pengumpul Gula Merah Di Desa Lehan. Lampung Timur.
DAFTAR PUSTAKA Agus. 2013. Tanya Jawab Kepada Pengumpul Gula Merah Di Desa Lehan. Lampung Timur. Anonim a. 1992. SNI 01-2891-1992. Cara Uji Makanan dan Minuman. Badan Standarisasi Nasional. Anonim b. 1992.
Lebih terperinciProceeding Lokakarya Nasional Pemberdayaan Potensi Keluarga Tani Untuk Pengentasan Kemiskinan, 6-7 Juli 2011
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN GULA SEMUT DENGAN PENGOLAHAN SISTEM REPROSESING PADA SKALA INDUSTRI MENENGAH DI KABUPATEN BLITAR Arie Febrianto M Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; November 2014 ISSN 2407-4624 OPTIMASI PRODUKSI PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN *JAKA DARMA JAYA 1, NURYATI 1, RAMADHANI
Lebih terperinciPENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.2 ; November 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING * RIZKI AMALIA 1, AK QOYUM FINARIFI 1 1 Jurusan Teknologi
Lebih terperinciDIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR
DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc & Tim Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Disampaikan pada Pertemuan Pengembanan dan Pemanfaatan
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN KEMAS SELAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN KADAR AIR GULA KELAPA (Cocos Nucifera Linn) PADA BERBAGAI SUHU DAN RH LINGKUNGAN SKRIPSI
PENGARUH BAHAN KEMAS SELAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN KADAR AIR GULA KELAPA (Cocos Nucifera Linn) PADA BERBAGAI SUHU DAN RH LINGKUNGAN SKRIPSI oleh DEWAN PRASETYO HADI NIM 051710201053 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA ID3 UNTUK KLASIFIKASI PERFORMANSI MAHASISWA (STUDI KASUS ST3 TELKOM PURWOKERTO)
IMPLEMENTASI ALGORITMA ID3 UNTUK KLASIFIKASI PERFORMANSI MAHASISWA (STUDI KASUS ST3 TELKOM PURWOKERTO) Andika Elok Amalia 1), Muhammad Zidny Naf an 2) 1), 2) Program Studi Informatika ST3 Telkom Jl D.I.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,
Lebih terperinciMetode Klasifikasi (SVM Light dan K-NNK. NN) Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech. Jurusan Informatika FMIPA Universitas Syiah Kuala
Metode Klasifikasi (SVM Light dan K-NNK NN) Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech Jurusan Informatika FMIPA Universitas Syiah Kuala www.informatika.unsyiah.ac.id/tfa Alur dan Proses Cleaning Process Dokumen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Setiap tahun konsumsi gula penduduk Indonesia semakin meningkat. Produksi gula tebu dalam negeri tidak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gula kelapa dan perencanaaan program agroindustri gula kelapa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program diversifikasi gula nasional dapat dilakukan dengan cara mencari alternatif sumber-sumber gula alami non tebu. Salah satunya adalah gula dari palmae (brown
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu dari Sembilan bahan pokok di Indonesia. Kebutuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gula merupakan salah satu dari Sembilan bahan pokok di Indonesia. Kebutuhan gula nasional sebanyak 5,8 juta ton, sedangkan produksi gula nasional hanya mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Lokasi tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis proksimat dilakukan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jambu biji merupakan salah satu buah yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Jambu biji ini sangat populer karena mudah didapat dan memiliki harga yang cukup murah.
Lebih terperinciOPTIMASI PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DAN APLIKASINYA SEBAGAI PUPUK TANAMAN HIDROPONIK
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DAN APLIKASINYA SEBAGAI PUPUK TANAMAN HIDROPONIK *JAKA DARMA JAYA 1, AKHMAD ZULMI 2, DIKY WAHYUDI
Lebih terperinciTerasi udang SNI 2716:2016
Standar Nasional Indonesia ICS 67.120.30 Terasi udang Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini
Lebih terperinciM. Zidny Naf an Gasal 2016/2017
M. Zidny Naf an Gasal 2016/2017 Ketidakpastian Probabilitas Teorema Bayes Dalam kenyataan sehari-hari banyak masalah didunia ini tidak dapat dimodelkan secara lengkap dan konsisten. Premis -1 : Aljabar
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET RACHMAT RAMADHANI, DWI SANDRI, JAKA DARMA JAYA Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik
Lebih terperinciPREFERENSI KONSUMEN TERHADAP JENIS DAN UKURAN KEMASAN PENGAWET NIRA ALAMI INSTAN TANGKIS
Tema 3: Pangan, Gizi dan Kesehatan PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP JENIS DAN UKURAN KEMASAN PENGAWET NIRA ALAMI INSTAN TANGKIS Oleh Karseno dan Tri Yanto Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas
Lebih terperinci1.Pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM),termasuk UMKM bidang pangan merupakan upaya strategis sekaligus merupakan barometer perekonomian
1.Pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM),termasuk UMKM bidang pangan merupakan upaya strategis sekaligus merupakan barometer perekonomian nasional yang mampu menyumbang kurang lebih 55% pendapatan
Lebih terperinciREKOMENDASI TOPIK TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYESIAN CLASSIFIER
REKOMENDASI TOPIK TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYESIAN CLASSIFIER Titis Suwartiningsih (11 1065 1116) 1, Bagus Setya Rintyarna,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR LAMPIRAN. viii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR LAMPIRAN. viii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manisan merupakan salah satu makanan tradisional yang sudah tidak asing
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manisan merupakan salah satu makanan tradisional yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Manisan banyak diproduksi secara tradisional oleh masyarakat
Lebih terperinciPROGRAM BANTU PENEMPATAN PERSEDIAAN BARANG SANITER PADA DUA TOKO DENGAN METODE NAÏVE BAYES
PROGRAM BANTU PENEMPATAN PERSEDIAAN BARANG SANITER PADA DUA TOKO DENGAN METODE NAÏVE BAYES Umi Proboyekti, Djoni Dwiyana Abstrak Barang saniter merupakan salah satu macam barang yang dijual di toko bahan
Lebih terperinciAPLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT
APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT Ivan Aris Nugroho 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN
ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Pelelangan Sederhana Pascakualifikasi Pengadaan Bahan Makanan Dinsosnakertrans Kab. Nganjuk Semula : BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN LEMBAR DATA PEMILIHAN A. LINGKUP PEKERJAAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.
Lebih terperinciUntuk Daerah Tertinggal
Daya Saing Agroindustri Gula Semut Untuk Daerah Tertinggal Oleh :Edi Mulyadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UPN Veteran Jawa Timur Gula a. Komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia.
Lebih terperinciEVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK
EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani1,
Lebih terperinciEvaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK
Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani 1, Evi Febianti 2, M. Adha Ilhami 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Dalam era yang semakin berkembang ini, penggunaan data mining semakin banyak dalam berbagai bidang dan menjadi bagian dari perkembangan teknologi informasi
Lebih terperinciPENGANEKARAGAMAN PRODUK GULA KELAPA MENJADI GULA SEMUT DENGAN PENGEMASAN SEBAGAI PRODUK PARIWISATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN
PENGANEKARAGAMAN PRODUK GULA KELAPA MENJADI GULA SEMUT DENGAN PENGEMASAN SEBAGAI PRODUK PARIWISATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN Deddy Kurniawan Wikanta Jurusan Teknik Kimia PSD III Teknik,
Lebih terperinciDINAMIKA PINDAH MASSA DAN WARNA SINGKONG (Manihot Esculenta) SELAMA PROSES PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN
DINAMIKA PINDAH MASSA DAN WARNA SINGKONG (Manihot Esculenta) SELAMA PROSES PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN WAKTU FERMENTASI PADA PROSES PEMBUATAN BIOETANOL DARI AIR KELAPA
PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN WAKTU FERMENTASI PADA PROSES PEMBUATAN BIOETANOL DARI AIR KELAPA Yuli Andari 1, Abdul Haris Mulyadi 2, Endar Puspawiningtiyas 3 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI KEMASAN BUMBU INSTAN PRODUK LOKAL INTISARI
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KEMASAN BUMBU INSTAN PRODUK LOKAL Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis kemasan terhadap daya simpan bumbu gulai instan produk lokal dalam bentuk pasta yang dibuat
Lebih terperinciPRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA
PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA Agus Budiyanto, Abdullah bin Arif dan Nur Richana Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian n Disampaikan Pada Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional 2016
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merr)merupakansalahsatubahannabati yang
I. PENDAHULUAN 1.1LatarBelakang Kedelai (Glycine max L. Merr)merupakansalahsatubahannabati yang termasukkedalamlimabahanmakananberproteintinggiselainsusu, telur, dagingdanikan. Kedelai merupakan sumber
Lebih terperinciSarden dan makerel dalam kemasan kaleng
Standar Nasional Indonesia Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
Lebih terperinciPERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA KLASIFIKASI NAÏVE BAYESIAN, LAZY-IBK, ZERO-R, DAN DECISION TREE- J48
PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA KLASIFIKASI NAÏVE BAYESIAN, LAZY-IBK, ZERO-R, DAN DECISION TREE- J48 Sulidar Fitri Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta email : inboxfitri@gmail.com Abstraksi Penelitian
Lebih terperinciAkurasi Data Mining Untuk Menghasilkan Pola Kelulusan Mahasiswa
Akurasi Data Mining Untuk Menghasilkan Pola Kelulusan Mahasiswa dengan Metode NAÏVE BAYES M. Ridwan Effendi Fakultas Komputer Jurusan Sistem Informasi Universitas Mohammad Husni Thamrin Jakarta Email :
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) GULA KELAPA DAN AREN DI INDONESIA
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) GULA KELAPA DAN AREN DI INDONESIA Banyumas, 17 Desember 2015 Oleh : Ir. Junaidi, MM NIP. 196306231993031003 DIREKTORAT IKM WILAYAH II KEMENTERIAN
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG
PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG Devy Nur Afiah 123020120 Pembimbing Utama :Dr. Tantan Widiantara,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1964 perusahaan NV My Handle Kian Gwan diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang bernama PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN)
Lebih terperinciOPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.2 ; November 2016 ISSN 2407-4624 OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET * DWI SANDRI 1, FAJAR SAPTA HADI 1 1 Jurusan
Lebih terperinciPerbandingan Kinerja Algoritma Decision Tree dan Naive Bayes dalam Prediksi Kebangkrutan
Perbandingan Kinerja Algoritma Decision Tree dan Naive Bayes dalam Prediksi Kebangkrutan Dian Oktafia Sistem Informasi Universitas Gunadarma Jakarta Universitas Gunadarma Depok, Indonesia doktafia@yahoo.com
Lebih terperinciPENERAPAN DATA MINING DALAM MENENTUKAN JURUSAN SISWA
PENERAPAN DATA MINING DALAM MENENTUKAN JURUSAN SISWA Alfa Saleh Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Jl K.L. Yos Sudarso KM 6.5 No.3-A, Tanjung Mulia, Medan Email : alfasoleh1@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciPEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU
Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU 1 Taufik Rahman, 2 Agus Triyono 1,2 Balai Besar
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA
Lebih terperinciANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL
ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Dwi Hadi Sulistyarini 1) 1) Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. M.T. Haryono 167 Email : dwihadi@ub.ac.id Abstrak. UD Podo
Lebih terperinciPENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN
Lebih terperinciSISTEM KLASIFIKASI PENYEBARAN PENYAKIT MATA DI JAWA BARAT DENGAN ALGORITMA ITERATIVE DICHOTOMISER 3 DAN NAÏVE BAYES CLASSIFIER
SISTEM KLASIFIKASI PENYEBARAN PENYAKIT MATA DI JAWA BARAT DENGAN ALGORITMA ITERATIVE DICHOTOMISER 3 DAN NAÏVE BAYES CLASSIFIER Wina Witanti 1*, Dian Nursantika 2, Zillan Taufiq Budiman 3 1,2,3 Program
Lebih terperinciPengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :
Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh : Rizka Dwi Atika Arinda Dwi Apsari 2309 105 006 2309 105 010 Page 1 LABORATORIUM TEKNOLOGI BIOKIMIA JURUSAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan
Lebih terperinciKELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER
KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER Elida Novita*, Iwan Taruna, Teguh Fitra Wicaksono Jurusan Teknik Pertanian,
Lebih terperinciPengendalian Kualitas dengan Metode Acceptance Sampling (Studi kasus: AMDK ADENI Pamekasan)
Pengendalian Kualitas dengan Metode Acceptance Sampling (Studi kasus: AMDK ADENI Pamekasan) 1 M. Fitriyan H, 2 Agus Salim Program Studi Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam pembangunan bidang ekonomi di Provinsi Lampung. Kakao merupakan salah satu komoditas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. subsistem yang saling mempengaruhi, mulai dari subsistem hulu, a. Industri pengolahan hasil pertanian;
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Agroindustri Gula Kelapa Kristal 1. Pengertian Agroindustri Menurut Martodireso dan Suryanto (2002) menyatakan bahwa agribisnis merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat
14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman sari buah atau nektar, produk roti, susu, permen, selai dan jeli
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan
20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, analisa dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciKLASIFIKASI KECENDERUNGAN PENYAKIT MATA DI JAWA BARAT DENGAN ASSOCIATION RULE DAN NAÏVE BAYES CLASSIFIER
KLASIFIKASI KECENDERUNGAN PENYAKIT MATA DI JAWA BARAT DENGAN ASSOCIATION RULE DAN NAÏVE BAYES CLASSIFIER Zillan Taufiq Budiman 1), Wina Witanti 2), Dian Nursantika 3) 1), 2), 3) Informatika Universitas
Lebih terperinciPEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY
PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY Ella Salamah 1), Anna C Erungan 1) dan Yuni Retnowati 2) Abstrak merupakan salah satu hasil perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini diambil beberapa tinjauan untuk dijadikan landasan teori dalan proses pengklasifikasian sudhi wadani dengan metode categorical naïve bayes classifier menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Jagung dapat menjadi bahan baku berbagai produk industri pangan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus Wijatmoko**
Pemanfaatan Asam Cuka, Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) dan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) untuk Mengurangi Bau Amis Petis Ikan Layang (Decapterus spp.) Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN - Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data Donald R. Copper dan C. William Emory (2002, p122).
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Produk baru yang dihasilkan harus memiliki penanganan yang tepat agar
Lebih terperinciTuna dalam kemasan kaleng
Standar Nasional Indonesia Tuna dalam kemasan kaleng ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai
Lebih terperinciPEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR Noor Isnawati, Wahyuningsih,
Lebih terperinciMETODE. Bahan dan Alat
22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium
Lebih terperinciPEMBUATAN GULA MERAH DENGAN BAHAN DASAR TEBU (SACCHARUM OFFICIANARUM)
SIDANG TUGAS AKHIR PEMBUATAN GULA MERAH DENGAN BAHAN DASAR TEBU (SACCHARUM OFFICIANARUM) Oleh : M. Renardo Prathama Abidin 2307 030 049 Ferry Oktafriyanto 2307 030 076 DIPRESENTASIKAN PADA JUMAT, 9 JULI
Lebih terperinciMadu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan
Bab I Pendahuluan Sejak zaman dahulu, madu telah menjadi produk penting yang digunakan oleh berbagai suku bangsa sebagai bagian dari bahan makanan dan minuman [1]. Madu merupakan suatu cairan manis dan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A
PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C, ORGANOLEPTIK, DAN DAYA SIMPAN SELAI BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum) DAN PEPAYA (Carica papaya) YANG DITAMBAHKAN GULA PASIR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 1-5 ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 1-5 ISSN : 2088-3137 ANALISIS BAHAYA DAN PENENTUAN TITIK PENGENDALIAN KRITIS PADA PENANGANAN TUNA SEGAR UTUH DI PT. BALI OCEAN ANUGRAH LINGER
Lebih terperinciGambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti
MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang
Lebih terperinciPREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012
PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Haryadi Sarjono Management Department, School of Business and Management, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan-Palmerah,
Lebih terperinciAlfa Saleh. Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Jl K.L. Yos Sudarso KM 6.5 No.3-A, Tanjung Mulia, Medan
PENERAPAN DATA MINING DENGAN METODE KLASIFIKASI NAÏVE BAYES UNTUK MEMPREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA DALAM MENGIKUTI ENGLISH PROFICIENCY TEST (Studi Kasus : Universitas Potensi Utama) Alfa Saleh Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Studi Sebelum melakukan penelitian penulis terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka dari penelitian lain dan penelitian tentang prediksi penjurusan
Lebih terperinciSAINTEKBU: Jurnal Sains dan Teknologi Volume 9 No.2 Mei 2017 EVALUASI INTERNAL PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER (NBC)
SAINTEKBU: Jurnal Sains dan Teknologi Volume 9 No.2 Mei 2017 EVALUASI INTERNAL PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER (NBC) Yoseph Pius Kurniawan Kelen 1 1) Universitas Timor-Kefamenanu
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. SNI Cookies Tabel 13. Standar Mutu Cookies (SNI )
LAMPIRAN Lampiran 1. SNI Cookies Tabel 13. Standar Mutu Cookies (SNI 01-2973-1992) Kriteria uji Klasifikasi Kalori (kalori / 100 gram) Minimum 400 Air (%) Maksimum 5 Protein (%) Minimum 9 Lemak (%) Minimum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinci