BAB V KONSEP PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KONSEP PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro Konsep makro yang diambil adalah pusat wisata spa dan salon sebagai alternatif destinasi relaksasi dan wisata kesehatan bagi keluarga yang menghadirkan nuansa alam yang mudah diakses dan tidak jauh dari pusat kota Semarang. Fasilitas spa dan salon ini tidak hanya menanamkan aspek relaksasi namun juga rekreasi, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan umur, mulai dari anak-anak, dewasa hingga lansia. Pemilihan site juga termasuk ke dalam konsep makro yang ingin dicapai, yaitu dengan memilih lokasi yang dekat dari pusat kota Semarang, memiliki aksesibilitas yang mudah dengan sarana dan prasarana yang lengkap, serta memiliki pemandangan alam sebagai elemen pendukung relaksasi. Kriteria-kriteria site tersebut dimiliki oleh kawasan Gombel Golf dan menjadikannya site yang sangat potensial, baik dari segi sumber daya maupun bisnis. Fasilitas untuk menunjang konsep relaksasi dan wisata kesehatan terdiri dari spa, salon, children playground, restaurant, relaxing pool, area yoga, jogging track, private treatment cottage, dll. Gambar 5.1 Konsep Makro 120

2 5.1.1 Konsep Relaksasi Suasana yang tenang dengan pemandangan bukit dapat menjadi potensi untuk berelaksasi. Kegiatan spa dan salon tersebut mencakup kalangan wanita, pria, hingga anak-anak. Kampoeng Spa & Salon ini dapat memfasilitasi para pengunjung Gombel Golf setelah selesai bermain golf. Para pemain golf tersebut dapat merelaksasikan tubuh di spa dan salon ini. Selain itu, spa dan salon ini digabungkan dengan konsep wisata kesehatan. Yaitu dengan pemakaian rempah-rempah dan bahan tradisional lainnya sebagai bahan utama produk spa. Hal tersebut bertujuan agar warga menjadikan spa sebagai sebuah gaya hidup sehat dan mendukung usaha pemerintah untuk mengembangkan wisata kesehatan. Gambar 5.2 Konsep Relaksasi 121

3 5.1.2 Konsep Rekreasi Konsep rekreasi ditambahkan untuk lebih menghidupkan suasana dan menarik pengunjung pada Kampoeng Spa & Salon ini. Kegiatan rekreasi dapat dinikmati pengunjung yang tidak melakukan perawatan spa ataupun pengunjung yang telah selesai melakukan perawatan spa. Kegiatan rekreasi ini diwujudkan melalui beberapa fasilitas seperti restaurant, jogging track, area yoga, children playground, dan public space. Area rekreasi akan didesain untuk menghadirkan suasana alami bukit dan ditambah dengan pemanfaatan elemen air. Gambar 5.3 Konsep Rekreasi 122

4 5.2 Konsep Tata Ruang Luar Pencapaian Konsep pencapaian pengunjung dari area parkir menuju bangunan yang digunakan adalah pencapaian secara langsung. Konsep ini diusung untuk memberikan pencapaian yang mudah secara langsung ke area bangunan untuk sirkulasi yang efisien. Dengan efisiensi ini pengunjung mencapai bangunan tanpa harus manuver yang berlebih. Maka area parkir diletakkan berdekatan dengan entrance dan lobby. Berbeda dengan pencapaian untuk staff, area parkir staff terpisah pada bagian Barat Laut site. Area parkir tersebut berdekatan dengan kantor dan ruang staff lainnya. Sehingga pencapaian staff merupakan pencapaian tersamar untuk menghindari benturan antara sirkulasi dengan pengunjung. Gambar 5.4 Konsep Pencapaian Pencapaian pengunjung dari lobby menuju area spa cottage dapat dilakukan dengan berjalan menyebrangi public space melalui jembatan dan menuju ke cottage. Sedangkan pencapaian pengunjung dari lobby ke spa komunal dan salon dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pencapaian luar melewati pedestrian atau pencapaian dalam melewati bangunan satu ke bangunan lainnya. 123

5 5.2.2 Orientasi dan Tata Massa Bangunan Gambar 5.5 Konsep Orientasi dan Tata Massa Bangunan Orientasi bangunan mengutamakan menghadap ke area bukit dengan berpusat ke arah public space. Pada bangunan publik dan semi privat yang berada di bagian Selatan hingga Barat Laut menghadap ke arah bukit untuk mendapatkan pemandangan area bukit. Selain itu, bangunan publik dan semi privat juga mendapatkan pemandangan yang baik ke arah public space. Pada bangunan cottage yang memiliki tingkat privasi yang tinggi, orientasi bangunan menghadap ke arah Utara yaitu ke arah bukit, agar tidak terganggu oleh aktivitas publik di area seberang. Vegetasi di sepanjang sisi site yang berdekatan dengan jalan juga diperbanyak untuk membatasi pandangan dari luar ke dalam site maupun sebaliknya, serta untuk memfilter kebisingan dari area jalan. Tata massa untuk bangunan cottage adalah berupa cluster privat. 124

6 Gambar 5.6 Konsep Orientasi dan Tata Massa Bangunan Tata Parkir Efisiensi dan efektivitas merupakan tuntutan sebuah tata parkir. Konsep penataan parkir menggunakan pola parkir lurus dua arah yang memberikan efektivitas lahan sebanding dengan kemudahan parkir. Hal ini memudahkan manuver sehingga cukup mudah untuk akses keluar dan masuk ke area parkir. Area parkir pengunjung diletakkan berdekatan dengan lobby. Berbeda dengan area parkir untuk staff, area parkir staff terpisah pada bagian Barat Laut site. Gambar 5.7 Konsep Tata Parkir 125

7 5.3 Konsep Tata Ruang Dalam Zonasi Ruang Dalam Zonasi dibedakan menjadi dua zona, yaitu zona publik-semi privat dan zona privat yang dipisahkan oleh sebuah publik space di tengahnya. Public space tersebut merupakan area rekreasi yang terdiri atas semi outdoor restaurant, jogging track dan area yoga. Gambar 5.8 Zonasi Ruang Dalam bangunan. Berikut ini adalah zonasi ruang dalam pada masing-masing massa 126

8 Gambar 5.9 Zonasi Ruang Bangunan Lobby Gambar 5.10 Zonasi Ruang Bangunan Salon Gambar 5.11 Zonasi Ruang Bangunan Spa Komunal 127

9 Gambar 5.12 Zonasi Ruang Bangunan Service Gambar 5.13 Zonasi Ruang Bangunan Spa Cottage Sirkulasi Ruang Gambar 5.14 Skema Sirkulasi Ruang Konsep sirkulasi ruang dari area parkir hingga ke public space terlihat dari skema di atas. Sirkulasi tersebut juga menunjukkan alur kegiatan yang berlangsung. Pengunjung memulai kegiatan dari parkir, memasuki entrance kemudian menuju lobby. Bagi pengunjung yang akan melakukan perawatan, setelah pendaftaran dapat menunggu di ruang tunggu serta menitipkan anak di 128

10 bawah umur di sebuah ruang penitipan anak. Setelah itu, pengunjung dapat memilih diantara 3 perawatan yang dilakukan di tempat yang berbeda yaitu hair & beauty salon, spa komunal, atau menuju ke spa cottage untuk melakukan private spa. Setelah semua rangkaian relaksasi selesai, pengunjung dapat menikmati area rekreasi yaitu jogging track, restaurant, dan yoga area. Bagi pengunjung yang tidak melakukan kegiatan perawatan baik spa atau salon, atau bagi pengunjung yang hanya mengantar dapat langsung menikmati public space atau sekedar menikmati hidangan di area restoran. 5.4 Konsep Program Ruang Berikut ini adalah konsep program ruang, ruang berwarna merah muda menunjukkan ruang bersifat publik, ruang berwana jingga menunjukkan ruang bersifat semi privat, sedangkan ruang berwarna biru menunjukkan ruang bersifat privat. Dari area parkir pengunjung dapat langsung menuju lobby yang merupakan titik awal kegiatan pengunjung. Kemudian, dari lobby dapat memutuskan untuk melakukan perawatan spa dan salon atau hanya mengantar dan menikmati fasilitas publik. Lobby memiliki akses langsung ke toilet,ruang penitipan anak, public space serta menuju ruang tunggu untuk menunggu persiapan melakukan perawatan. Dari ruang tunggu pengunjung dapat menuju salon, spa cottage atau spa komunal. Sedangkan jika tidak melakukan perawatan, pengunjung dapat langsung menuju public space yang kemudian dapat mengakses restaurant, jogging track dan area yoga. 129

11 Gambar 5.15 Skema Konsep Program Ruang 5.5 Utilitas Bangunan Utilitas pada bangunan spa dengan jumlah lantai paling banyak dua tingkat ini, terdiri dari skema distribusi listrik, skema air bersih, dan skema air kotor. Berikut merupakan skema masing-masing distribusinya Jaringan Listrik Jaringan listrik pada bangunan spa ini bersumber dari PLN. Memiliki dua buah gardu trafo yang berisi panel induk dan sub panel induk. Gardu 1 mengalirkan listrik ke bangunan bagian Selatan-Barat Laut, sedangkan gardu 2 mengalirkan listrik ke spa cottage dan public space. Berikut adalah skema distribusinya serta ilustrasi pada site. Gambar 5.16 Skema Jaringan Listrik 130

12 Gambar 5.17 Ilustrasi Distribusi Listrik Jaringan Air Bersih Distribusi jaringan air bersih untuk mencukupi kebutuhan air di kamar mandi, bathtub, dapur, dan pool ditunjang oleh penyediaan tandon air. Terdapat dua buah tandon air yang bersumber dari PDAM, yaitu tandon air untuk bangunan utama serta tandon air untuk sebagian lain spa cottage. Berikut skema ditrsibusinya. Gambar 5.18 Skema Alur Distribusi Air Bersih Gambar 5.19 Ilustrasi Distribusi Air Bersih 131

13 5.5.3 Jaringan Air Kotor Jaringan air kotor dibedakan menjadi dua bagian, yaitu jaringan untuk bangunan utama (bagian Selatan-Barat Laut) dan jaringan untuk spa cottage. Masing-masing memiliki sumur resapan, sentic tank, dan bak control yang terpisah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan maintenance. Berikut skema distribusi dan ilustrasinya. Gambar 5.20 Skema Alur Distribusi Air Kotor Penerapan Arsitektur Ekologis Pembangunan di kota Semarang saat ini telah didominasi oleh gedunggedung bertingkat tinggi seperti apartemen, hotel, dan mall yang tentunya akan membawa dampak buruk bagi lingkungan, salah satunya global warming. Selain itu, para developer di kota Semarang belum banyak yang menerapkan konsep ekologis pada bangunannya. Perancangan Kampoeng Spa & Salon ini menerapkan arsitektur ekologis untuk meminimalisasi dampak destruktif terhadap lingkungan. Konsep ekologis yang akan diterapkan pada bangunan Kampoeng Spa & Salon antara lain sebagai berikut. Gambar 5.21 Konsep Ekologis pada Bangunan 132

14 1. Sistem Pencahayaan Alami Mengumpulkan cahaya yang masuk secara optimal dan meneruskan ke dalam bangunan dengan berbagai sumber dan meminimalkan penggunaan energi listrik. Bangunan diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam secara optimal tanpa kesilauan. Peletakan bukaan, jendela dan skylight secara optimal juga dapat membantu sistem pencahayaan alami. Sehingga pada siang hari penggunaan pencahayaan buatan dapat diminimalisir. Toplighthing, Sidelighthing, Light Shelves Strategi ini memaksimalkan potensi sinar matahari langsung (skylight) dari bagian atas dan samping bangunan. Ini bisa diterapkan pada bangunan seperti bangunan utama spa, salon dan restoran, dengan desain ceiling yang dibelokkan dan dengan bukaan samping yang ditambah kanopi pada bagian dalam bangunan. Biasanya menggunakan bahan kaca akrilik bening dan transparan. Cahaya masuk akan dipantulkan ke arah interior bangunan yang diinginkan. Gambar 5.22 Konsep Bukaan pada Bangunan 133

15 Shading Devices Pengumpulan cahaya dengan strategi desain pada shading bangunan. Gambar 5.23 Shading Devices Sumber: faculty.ivytech.edu 2. Sistem Penghawaan Konsep penghawaan yang digunakan adalah cross ventilation, stack ventilatition dan Evaporative Cool Towers yang meminimalkan penggunaan AC pada bangunan dan site yang merupakan daerah bukit dan terletak pada kawasan Semarang atas. Cross Ventilation Sistem ini didesain pada ventilasi yang memasukkan udara dengan alur menyilang. Konsep ini bisa diterapkan pada semua ruangan yang bersifat publik, seperti area makan, lobby dan area yang berhubungan langsung dengan pengunjung. Gambar 5.24 Cross Ventilation 134

16 Stack Ventilation Strategi penghawaan yang pasif yang memberikan fungsi penghawaan dalam berbagai tingkat suhu. Stack ventilation ini bisa digunakan pada area pengelola dan kantor administrasi di bangunan nantinya. Gambar 5.25 Stack Ventilation Evaporative Cool Towers Daerah kawasan merupakan daerah perbukitan, hal ini mendukung untuk penggunaan evaporative cool tower pada bangunan. Ini merupakan strategi penghawaan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan kondisi cuaca dan site. Gambar 5.26 Evaporative Cool Towers 3. Pemilihan Material Bangunan 135

17 Material bangunan mengutamakan bahan bangunan alami yang ramah lingkungan, bahan lokal, bahan bangunan yang dapat didaur ulang, serta material yang tidak mengandung racun berbahaya. Gambar 5.27 Penggunaan Material Alami 4. Optimalisasi Vegetasi Optimalisasi vegetasi dilakukan dengan menciptakan kawasan penghijauan diantara bangunan sebagai paru-paru hijau. Unsur hijau yang diidentikkan dengan vegetasi ditunjukkan dengan menambahkan elemen-elemen penghijauan tidak hanya pada lansekap saja tetapi juga dalam bangunan, seperti pemberian roof garden, pemberian vegetasi rambat pada dinding bangunan dan lain sebagainya. Gambar 5.28 Green Roof pada Bangunan Sumber: bayanbox.ir 136

18 Gambar 5.29 Vertical Garden Sumber: assets.inhabitat.com 5.6 Konsep Eksterior Bangunan Konsep eksterior terbagi menjadi dua tipe bangunan, yaitu bangunan utama dan spa cottage. Bangunan utama terdiri dari zona lobby, salon, spa komunal, ruang staff, dan ruang pendukung lainnya. Bangunan utama terdiri dari beberapa massa bangunan yang memiliki fungsi majemuk yang dihubungkan dengan koridor dalam dan pedestrian di depannya. Eksterior bangunan utama mengadopsi beberapa aspek ethnic pada rumah adat Jawa Tengah yang kontekstual dengan site yang berada di Semarang, namun didominasi sentuhan modern dengan penggunaan teknologi bangunan kekinian. Sedangkan untuk bangunan spa cottage akan lebih didominasi sentuhan ethnic untuk me suasana yang lebih tenang dan homey. nciptakan Gambar 5.30 Preseden Konsep Eksterior Bangunan Utama 137

19 Aplikasi ethnic tersebut secara eksterior terdapat pada penggunaan material kayu, dan jenis atap khas rumah joglo. Selain itu juga dilakukan permainan solidvoid pada fasad bangunan, tujuannya untuk memaksimalkan view dan sirkulasi udara segar di dalam bangunan. Selain itu pada eksterior bangunan utama ditambahkan beberapa ornamen untuk memperkuat citra bangunan menjadi khas dan unik. Salah satunya dengan menambahkan hiasan daun jendela atau pintu kayu untuk memberikan gambaran akan 1000 pintu yaitu Lawang Sewu. Gambar 5.31 Ilustrasi Ornamen pada Eksterior Bangunan Utama Sumber: Solusi desain pada bangunan yang memerlukan ruang terbuka namun tetap terjaga privasinya dan jauh dari kebisingan, seperti pada area bath tub di spa cottage, yaitu dengan mengatur orientasi bukaan agar tidak terlihat oleh orang lain, penggunaan sekat, dan penggunaan kaca satu arah. Konsep relaxing pool dibuat unik, yaitu semi-outdoor pool, dimana tamu dibuat seolah-olah berendam di dalam hutan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep eksterior bangunan adalah ethnic modern. Gambar 5.32 Ilustrasi Relaxing Pool pada Spa Cottage Sumber: 138

20 5.6.1 Konsep Pintu Masuk Menurut bentuknya, pintu masuk / entrance dapat dikelompokkan dalam kategori berikut: rata, dijorokkan, dan dimundurkan. Sebuah pintu masuk yang rata akan mempertahankan kemenerusan permukaan dinding dan jika diinginkan, dapat dengan sengaja disembunyikan. Sebuah pintu masuk yang dijorokkan akan membentuk sebuah ruang peralihan, memberitakan fungsinya pada pencapaian, serta memberikan kanopi pelindung. Sebuah pintu masuk yangdimundurkan juga dapat menyediakan perlindungan dan mendapatkan sebagian ruang eksterior ke dalam area bangunan. Gambar 5.33 Ilustrasi Kategori Pintu Masuk Sumber: Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Tatanan. Francis D.K Ching Bentuk entrance yang dipilih adalah bentuk menjorok. Bentuk tersebut dipilih agar orang mudah mengetahui bahwa bangunan tersebut adalah bagian entrancenya. Selain itu, entrance dapat menaungi bagi para pengunjung yang di antar ke area drop off. Bentuk yang dipilih adalah dua buah joglo. Joglo pertama berukuran lebih kecil, terletak di area drop off. Kemudian pengunjung akan melewati sebuah lorong yang diapit oleh dua buah kolam ikan. Setelah itu pengunjung akan masuk ke joglo kedua yang berukuran lebih besar, kemudian memasuki lobby. Hal tersebut bertujuan agar ketika pengunjung datang, mereka merasakan pengalaman ruang yang menghadirkan suasana alami. Sehingga memunculkan suasana relaksasi. 139

21 Gambar 5.34 Ilustrasi Pintu Masuk Konsep Bentuk Massa Bangunan Untuk mendapatkan sebuah bentuk yang mampu menciptakan citra kebudayaan Jawa Tengah khususnya Semarang maka bentuk yang ideal adalah dengan transformasi aditif. Transformasi aditif berupa penambahan elemen yang terapkan dengan penambahan pada massa bangunan. Massa bangunan yang ada pada Kampoeng Spa & Salon terdiri dari beberapa massa bangunan dengan tata massa cluster, seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, sesuai dengan kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Pola bentuk dasar dari perancangan Kampoeng Spa & Salon diambil dari bentuk dasar Rumah Joglo, yaitu kotak dan segitiga. Gambar 5.35 Transformasi Bentuk Massa Bangunan 140

22 Gambar 5.36 Bentuk Massa Bangunan 5.7 Konsep Interior Bangunan Konsep interior bangunan adalah natural modern, dengan mengutamakan ambience meditasi, terutama pada zona spa komunal dan spa cottage. Natural modern merupakan sebuah pemikiran untuk membuat interior bangunan terasa alami pada sebuah frame yang modern. Hal tersebut diwujudkan dalam hal penggunaan material alam pada interior bangunan, pemaksimalan potensi pemandangan alam di sekitarnya, dll. Natural modern ini diharapkan akan mampu meningkatkan aura relaksasi di dalam bangunan, sebagaimana tujuan utama terapi spa. Pada area spa cottage akan didominasi material kayu, batuan alam, dan material lokal lainnya. Gambar 5.37 Preseden Konsep Interior Sumber: 141

23 5.8 Konsep Pemanfaatan Elemen Air Gambar 5.38 Konsep Material Interior Elemen air, dimanfaatkan ke dalam dua jenis pemanfaatan, yaitu soundscape dan landscape. Pemanfaatan elemen air secara fisik pada desain spa ini akan bekerja sebagai pengendali thermal pada lingkungan sekitarnya. Energi yang berasal dari panas matahari mengubah fase cairan menjadi uap air sehingga suhu udara pada bangunan di sekitarnya menjadi lebih dingin. Pada desain akan terdapat dua jenis elemen air, yaitu elemen air di dalam bangunan dan elemen air pada public space. Aspek air di public space juga dilibatkan dalam aksesibilitas menuju bangunan spa cottage, yaitu dengan menggunakan sebuah jembatan penghubung. Elemen air pada bangunan dan public space juga akan memperkuat ambience relaksasi dan meditasi yang menjadi konsep bangunan. Gambar 5.39 Ilustrasi Elemen Air pada Public Space Sumber: 142

24 Pemanfaatan air untuk menghasilkan suara atau soundscape, akan mempengaruhi ambience yang diciptakan. Suara yang dihasilkan oleh air terbagi menjadi 2, yaitu suara yang dihasilkan antara air dengan air adalah suara yang redam dan akan digunakan pada area relaksasi. Sedangkan apabila air bertemu dengan permukaan yang keras akan memperkuat suara dan percikan yang dihasilkan, dan akan digunakan pada area yang sifatnya rekreatif Gambar 5.40 Ilustrasi Aliran Air Sumber: Basic Elements of Landscape Architectural Design Keterangan: Gambar 1: Aliran Air Bertemu dengan Pemukaan Air Gambar 2: Aliran Air Bertemu dengan Pemukaan Keras Gambar 3: Konsep Permainan Air pada Interior 5.9 Konsep Struktur Bangunan Pemilihan sistem struktur pada bangunan didasarkan pada jenis dan bentuk aktivitas yang akan diwadahi, bentuk bangunan yang diinginkan, daya dukung tanah dan kondisi setempat, kemudahan, serta faktor ekonomi. Bangunan Kampoeng Spa & Salon berada di site yang tergolong datar, dengan tambahan kontur yang landai pada area tepi bukit. Merupakan bangunan yang terdiri dari banyak massa bangunan 1 dan 2 lantai. Pada bangunan utama menggunakan sistem rigid frame. Sedangkan untuk area restaurant dan spa cottage menggunakan struktur konvensional. Pondasi yang diterapkan adalah pondasi umpak. Material yang digunakan seperti bambu, kayu, dan bahan konvensional lainnya Konsep Tata Lansekap Konsep tata lansekap untuk memasukkan elemen air ke dalam desain sebagai aspek rekreasi yaitu dengan memberikan public space dengan tema taman 143

25 air di tengah site, memisahkan bangunan utama dengan spa cottage, sehingga pengunjung akan melewatinya sebelum mencapai bangunan spa cottage. Elemen air pada public space dijadikan air mancur dan kolam ikan hias. Sedangkan konsep tata lansekap yang berkaitan dengan vegetasi yaitu dengan memberikan jenis tanaman yang tinggi dan berdaun lebat di sepanjang batas luar sisi yang berdekatan dengan jalan raya. Hal ini untuk membatasi pandangan dari luar ke dalam dan sebalikanya serta untuk menyaring polusi dan kebisingan yang diakibatkan oleh lalu lalang kendaraan bermotor. Gambar 5.41 Konsep Tata Lansekap Gambar 5.42 Preseden Tata Lansekap Sumber: Analisis Pribadi 144

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro yang diambil adalah pusat wisata spa sebagai alternatif destinasi relaksasi keluarga yang terletak di pusat kota dengan pemandangan alam. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SKEMA DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SKEMA DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI PENDAHULUAN 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SKEMA DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI i ii iii iv ix xi xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Aplikasi Konsep Aplikasi konsep recreative design diaplikasikan pada bentukan masa yang terpisah untuk setiap fungsi yang berbeda. Setiap masa bangunan dipisahkan oleh ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK i ii iii iv v ix xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber : BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep perancangan sebuah tapak secara luas, hal ini ditujukan untuk mendefinisikan wujud Padepokan Pencak Silat yang akan dibangun. Konsep makro yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan BAB V : KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam konsep dasar perancangan Bangunan Hotel dan Konvensi ini dipengaruhi oleh temanya, yaitu Arsitektur Hijau. Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang berwawasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Bab V Konsep Perancangan

Bab V Konsep Perancangan Bab V Konsep Perancangan A. Konsep Makro Konsep makro adalah konsep dasar perancangan kawasan secara makro yang di tujukan untuk mendefinisikan wujud sebuah Rest Area, Plasa, dan Halte yang akan dirancang.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana konsep

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat pembudidayaan dan wisata penangkaran buaya dirancang berangkat dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Konsep perancangan bangunan didapatkan dari hasil studi literatur dan lapangan berdasarkan topik terkait. Penjelasan pemikiran penulis pada pendekatan konsep yang telah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Aplikasi Model Pembelajaran BCCT 5.1.1 Konsep Tapak A. Zonasi Bangunan ini memiliki empat zonasi yaitu zona publik, zona staff, zona akademis, dan zona privasi.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan tema reinterpreting yaitu menginterpretasikan ulang terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema, BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Zoning Ruang Perancangan sekolah kejuruan desain grafis ini merupakan, konsep yang digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema, integrasi keislaman,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi BAB V Konsep 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sekolah kejuruan desain grafis adalah Optimalisai hemat energi terhadap bangunan dan tapak, yang merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Kawasan Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, yaitu dengan menggunakan lingkungan yang tenang dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan BAB V KONSEP V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan Gambar 34. Zoning dan Pola Sirkulasi Main entrance berada pada bagian selatan bangunan. Warna biru menunjukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI 5.1. Konsep Pengolahan Lahan Rusuna Bertingkat Tinggi 5.1.1. Skenario Pengolahan Lahan Gambar 5.1. Skenario pengolahan

Lebih terperinci

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN Perancangan Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun berangkat dari semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sarana rekreasi baik yang bersifat rekreatif

Lebih terperinci

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

Perancangan Convention and Exhibition di Malang BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat berdasarkan pendekatan tentang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Solusi-solusi desain yang diterapkan oleh biro Kas+Architecture dalam perancangan rumah tinggal Bukit Gading Mediterania dan rumah tinggal Langsat, sejalan dengan kajian teori

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Filosofi Dalam dunia fotografi terdapat sebuah konsep pemotretan mengenai kekontinuitasan foto. Yaitu merupakan rangkaian foto yang membentuk sebuah alur cerita, dimana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

Hotel Resort Di Gunungkidul

Hotel Resort Di Gunungkidul BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Tapak Privat Semi Privat Publik Semi Publik Privat Semi Privat Privat Gambar 6.1. Konsep Tapak Pembagian tapak terbagi atas kebutuhan privasi tiap ruang berdasar kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re- BAB 6 HASIL PERANCANGAN A. Hasil Rancangan Kawasan Konsep yang digunakan dalam perancangan Griya Seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re- Inventing Tradition

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN WELLNESS CENTER 4.1 Konsep Umum Beauty Clinic (aesthetic) Wellness Center (health) Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan Gambar 4.1 Diagram Konsep Umum Sumber : analisa penulis

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Sentral wisata kerajinan rakyat merupakan rancangan objek arsitektur dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi utamanya menyediakan

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Kegiatan Penerima Ruang Kapasitas Indoor & tertutup (m 2 terbuka (m 2 ) ) Plaza 800 org

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Kawasan Perancangan kawasan mengacu pada sebuah konsep dari arsitektur perilaku yang telah diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman. Konsep perancangan kawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep ini merupakan dasar dari segala ide perancangan yang mendefinisikan arah rancangan yang akan diciptakan dalam pusat kuliner itu. Konsep makro yang dibuat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 51 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Tapak 1. Pemintakatan Tapak Gambar 23. Pemintakatan tapak ( sumber : Hasil perencanaan, 2015 ) Pemintakatan area publik berhadapan langsung

Lebih terperinci