PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI BISNIS USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAME PADA KELOMPOK UPR GURAME MITRA KARYA MANDIRI, DESA BARENGKOK, KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT MUHAMMAD FAIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: ANALISIS STRATEGI BISNIS USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAME PADA KELOMPOK UPR GURAME MITRA KARYA MANDIRI, DESA BARENGKOK, KECAMATAN LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2008 Muhammad Fais C

3 ABSTRAK MUHAMMAD FAIS. Analisis Strategi Bisnis Usaha Pembenihan Ikan Gurame pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh NARNI FARMAYANTI. Unit pembenihan Rakyat Gurame Mitra Karya Mandiri adalah kelompok pembudidaya yang bergerak dalam bidang pembenihan Ikan Gurame. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, UPR ini banyak menghadapi permasalahan baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal UPR yang berpengaruh terhadap kegiatan bisnis UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Oleh karena itu, UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memerlukan strategi bisnis yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut agar UPR dapat menghadapi persaingan dalam usaha pembenihan Ikan Gurame. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi UPR Mitra karya mandiri dan merumuskan strategi yang tepat bagi UPR Mitra karya mandiri. Penyusunan strategi diawali dengan menganalisis lingkungan internal yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan dan lingkungan eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman. Selanjutnya dilakukan analisis IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation), kemudian dilakukan penentuan alternatif strategi dengan analisis IE (Internal-External) dan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats). Pada tahap terakhir dilakukan analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) untuk memilih prioritas strategi dari hasil analisis IE dan SWOT. Hasil analisis terhadap faktor internal UPR yaitu teridentifikasi 8 kekuatan dan 5 kelemahan yang dimiliki UPR Mitra karya mandiri. Kekuatan yang paling dominan adalah benih Ikan Gurame yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI, sedangkan kelemahan UPR Mitra karya mandiri yang paling dominan yaitu tingkat mortalitas yang tinggi. Hasil analisis faktor eksternal UPR Mitra karya mandiri yaitu teridentifikasi 6 peluang dan 3 ancaman. Peluang UPR yang paling dominan yaitu tersedianya air secara berkelanjutan, sedangkan ancaman UPR yang paling dominan adalah kenaikan harga BBM. Setelah tahap akhir perumusan strategi diperoleh tiga prioritas strategi berdasarkan analisis QSPM, yaitu meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pasar, meningkatkan dan mempertahankan mutu dan kualitas benih untuk memperoleh dan menjaga kepercayaan dari pembeli, dan Menggunakan induk gurame yang unggul. Kata kunci: strategi, bisnis, benih Ikan Gurame, internal, eksternal.

4 Hak cipta milik Muhammad Fais, 2008 Hak Cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi skripsi ini dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm dan sebagainya, tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor.

5 ANALISIS STRATEGI BISNIS USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAME PADA KELOMPOK UPR GURAME MITRA KARYA MANDIRI, DESA BARENGKOK, KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor MUHAMMAD FAIS C PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

6 SKRIPSI Judul Skripsi Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi : Analisis Strategi Bisnis Usaha Pembenihan Ikan Gurame pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Provinsi Jawa Barat : Muhammad Fais : C : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Menyetujui, Pembimbing Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya. M. Sc. NIP Tanggal lulus : 1 Agustus 2008

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pasuruan pada tanggal 3 Agustus 1986 dari pasangan Bapak Muhammad Nur Fithri dan Ibu Mahmudah. Penulis merupakan putra pertama dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di SMU Negeri 1 Manyar Gresik dan lulus pada tahun Selanjutnya pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti berbagai organisasi. Pada tahun penulis menjadi pengurus Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Surabaya, Gresik, Mojokerto, dan Sidoarjo yaitu Himpunan Mahasiswa Surabaya Plus (HIMASURYA+). Pada tahun penulis aktif dalam organisasi Himpunan Profesi Departemen SEI yaitu Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan (HIMASEPA) dan pada tahun yang sama penulis aktif menjadi pengurus Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) yaitu Ikatan Keluarga Besar Alumni dan Mahasiswa Pondok Pesantren Darul Ulum Istitut Pertanian Bogor (IKALUM PPDU IPB).

8 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya yang selalu tercurahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Bisnis Usaha Pembenihan Ikan Gurame Pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa barat. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1) Ayahanda Muhammad Nur Fithri dan Ibunda Mahmudah tercinta serta adikku Ali Ridlo, Ali Hadi, dan Muhammad Sahal yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materiil serta kasih sayang dan doa yang tulus; 2) Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, serta waktu yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini; 3) Ir. Moch. Prihatna Sobari, MS dan Ir. Anna Fatchiya selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan pengetahuan lebih kepada penulis; 4) Bapak Uka Iskandar selaku Ketua Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, Bapak Rusmanuddin selaku Sekretaris selaku Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, serta anggota-anggota Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri yang telah banyak memberikan bantuan dalam pengambilan data penelitian; 5) Teman-teman SEI 41 yang selalu memberikan rasa kebersamaan, keceriaan dan semangat dalam berjuang menimba ilmu selama kuliah; 6) Keluarga Besar SAWIT (Toni, An im, Iyal, Andrew, Nazar, Akhis, Mas Farid, Asif, Beni, Saipul) atas semangat serta dukungan yang diberikan kepada penulis;

9 7) Semua pihak yang telah memberi masukan dan bantuan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari harapan, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun diharapkan untuk memperbaiki penulisan ke depan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogor, 1 Agustus 2008 Muhammad Fais

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Kegunaan Penelitian... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Ikan Gurame Penyiapan Sarana dan Produksi Proses Produksi Kelompok Pembudidaya Ikan Air Tawar Strategi Manajemen Strategis Proses Manajemen Strategis Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan Analisis Lingkungan Perusahaan Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal Analisis External Factor Evaluation (EFE) Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) Analisis Internal External (IE) Analisis Quantitive Strategy Planning Matrix (QSPM) III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI IV. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Penentuan Responden Metode Analisis Data Penentuan Bobot Analisis IFE Analisis EFE Analisis SWOT Analisis IE Analisis QSPM... 35

11 Halaman 4.5.Batasan Operasional Tempat dan Waktu Penelitian V. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Desa Barengkok Keadaan Umum Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Sejarah Kelompok Keadaan Lokasi Usaha Visi dan Misi Perkembangan UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Analisis Lingkungan Internal Struktur Organisasi Budaya Kelompok Sumber Daya Keuangan Sumber Modal Kepemilikan Sumber Daya Manusia Anggota Kelompok Proses Menjadi Anggota Kelompok Pelatihan yang Pernah diikuti Pemasaran Fungsi Pemasaran Bauran Pemasaran Produksi Jenis Produk Fasilitas Produksi Proses Produksi Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan Jauh Politik Ekonomi Sosial Perkembangan Teknologi Lingkungan Industri Ancaman Masuknya Pendatang Baru Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Ancaman Produk Pengganti Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Identifikasi Kekuatan Identifikasi Kelemahan Identifikasi Peluang Identifikasi Ancaman Analisis IFE... 73

12 Halaman 5.7.Analisis EFE Analisis SWOT Analisis IE Analisis QSPM VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 87

13 DAFTAR TABEL Halaman 1. Data Produksi dan Konsumsi Ikan Kabupaten Bogor Tahun Perbedaan Induk Gurame Jantan dan Betina Matriks SWOT Matriks IFE Matriks EFE Matriks QSPM Perkembangan Jumlah Anggota UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Perkembangan Kelas Kemampuan UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Kepemilikan Kolam Anggota UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Tingkat Pendidikan Anggota UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Kriteria Benih Unggul Ikan Gurame Harga jual benih Ikan Gurame UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Perbedaan Fisik Induk Jantan dan Betina Ciri-ciri Induk Gurame Jantan dan Betina yang Matang Gonad Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun Data Produksi Nasional Ikan Gurame Tahun Analisis IFE Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Analisis IFE Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Pemberian Skor terhadap Hasil Analisis Matriks SWOT... 79

14 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) Elemen Dasar Manajemen Strategis Matriks IE Bagan Alir Kerangka Pendekatan Studi Matriks SWOT Struktur Organisasi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Saluran Distribusi Benih Gurame UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Alur Proses Produksi Benih Ikan Gurame UPR Mitra Karya Mandiri Matriks SWOT UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Matriks IE Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri... 80

15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Wilayah Desa Barengkok Pembobotan Lingkungan Internal dan Eksternal UPR Mitra Karya Mandiri Tabel QSPM Kelompok UPR Mitra Karya Mandiri Dokumentasi pada Kelompok UPR Mitra Karya Mandiri

16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi lahan perikanan budidaya Indonesia cukup besar yang didukung oleh kondisi alam Indonesia yang mempunyai keragaman fisiografis yang menguntungkan untuk akuakultur. Suhu air wilayah tropis yang relatif tinggi dan stabil sepanjang tahun memungkinkan kegiatan budidaya berlangsung sepanjang tahun. Tipologi bentang lahan dan pesisir yang beragam memberi peluang untuk pengembangan komoditas budidaya yang beragam pula (Nurdjanah dan Rakhmawati 2006). Kabupaten Bogor sebagai salah satu daerah penghasil ikan budidaya air tawar menunjukkan peningkatan yang signifikan pada produksi total ikan air tawar selama periode sebesar 197.4%. Hal ini meningkatkan konsumsi per kapita sebesar 2.9% (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2006). Tabel 1. Data Produksi dan Konsumsi Ikan di Kabupaten Bogor Tahun Produksi Ikan Air Tawar (ton) Konsumsi Ikan Tahun Budidaya Total Kg/kapita Total (ton) kolam Sumber: Disnakan Kabupaten Bogor (2006) Konsumsi total ikan air tawar di Bogor dapat diketahui melalui jumlah penduduk Bogor yang mana pada tahun 2005 sebesar jiwa dan pada tahun 2006 sebesar jiwa (Pemerintah Kabupaten Bogor 2006). Tabel 1 menunjukkan bahwa konsumsi total ikan air tawar Kabupaten Bogor masih lebih besar dibandingkan produksi total, sehingga peluang pasar pengembangan usaha budidaya ikan air tawar di Kabupaten Bogor masih terbuka lebar. Daerah Leuwiliang memiliki sumber mata air pengairan yang cukup, sehingga lokasinya cocok untuk usaha budidaya. Dari segi sumberdaya manusia, usaha yang dilakukan oleh petani merupakan usaha pokok yang mampu menunjang kehidupan sehari-hari. Dari segi kelembagaan, UPR Gurame Mitra

17 Karya Mandiri memperoleh prestasi yaitu juara I lomba kelompok UPR Gurame tingkat Kabupaten Bogor tahun 2005 dan juara I lomba kelompok UPR Gurame tingkat provinsi tahun Budidaya bersifat tradisional karena sistem budidaya yang sebagian besar dilakukan di daerah persawahan dan produksi masih tergantung kepada musim. Salah satu hal yang mendasari pembentukan kelompok adalah usaha pembenihan gurame di Desa Barengkok belum terkelolanya dengan baik. Padahal jumlah permintaan yang besar dari beberapa daerah, yaitu Ciseeng, Parung, Gunung Sindur, Puncak, Jakarta, Tangerang, dan Cianjur. Akibatnya jumlah produksi tidak dapat menutupi jumlah permintaan. Pembentukan Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri ini pun tidak menyebabkan terpenuhinya permintaan benih Ikan Gurame yang ada (UPR Mitra Karya Mandiri 2007). Strategi bisnis yang harus dijalankan oleh UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah dengan melakukan analisis kelompok. Analisis lingkungan kelompok dapat dilakukan dengan menganalisis faktor internal dan eksternal kelompok. Analisis lingkungan tersebut bertujuan untuk menyediakan dasar-dasar bagi manajer untuk mengantisipasi kesempatan dan merencanakan tanggapan yang tepat, sehingga kelompok memiliki strategi bersaing agar terus dapat bertahan dalam persaingan Perumusan Masalah Setiap perusahaan dalam menghadapi dunia bisnis global memerlukan manajemen yang tangguh agar mampu bersaing dalam kondisi tingkat persaingan yang tinggi. Adanya kondisi tingkat persaingan yang tinggi ini diharapkan dapat menjadi motivator perusahaan untuk menjadi lebih baik. Pada usaha budidaya ikan gurame, permasalahan yang dihadapi adalah kesulitan memperoleh telur dari pemijahan untuk pendederan satu. Hal ini dikarenakan keterbatasan modal untuk pengadaan induk Ikan Gurame. Kesulitan ini berlanjut sampai pada pencarian benih pada pembesaran ikan gurame ukuran konsumsi. Dari kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha pembenihan ikan gurame masih tergantung antara tahap pembenihan dengan tahap pembesaran

18 ke ukuran yang lebih besar. UPR Gurame Mitra Karya Mandiri merupakan salah satu unit pembenihan ikan gurame sampai tahap pendederan lima. Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dalam menghadapi kendalakendalanya baik itu berupa perubahan faktor-faktor dalam bisnis pembenihan ikan gurame, harus dapat menentukan strategi yang menghasilkan keunggulan bagi perusahaan dengan cara memanfaatkan kekuatan dan kelemahan UPR Gurame Mitra Karya Mandiri untuk menghadapi peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, sehingga perusahaan mampu bertahan dalam ketatnya persaingan. Dari keadaan tersebut, permasalahan yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Apa saja faktor internal dan faktor eksternal yang dihadapi oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dalam melakukan usaha? 2) Bagaimana strategi UPR dalam mengantisipasi persaingan di masa mendatang? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang dihadapi UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. 2) Merumuskan alternatif strategi bagi UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dalam mengantisipasi persaingan di masa mendatang Kegunaan Penelitian 1) Bagi penulis, meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengamati, mempelajari, menganalisis, dan memecahkan masalah yang ada serta merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana perikanan pada Program Studi Manajemen Sosial Ekonomi dan Bisnis Perikanan dan Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 2) Sebagai bahan pertimbangan bagi UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dalam membuat kebijakan strategi. 3) Bagi kepentingan umum, dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan rujukan bagi pihak yang berkepentingan.

19 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Ikan Gurame Ikan Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian perut berwarna kekuning-kuningan/keperak-perakan. Ikan Gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan Gurame berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan Ikan Gurame agak lambat dibanding dengan jenis ikan tawar lainnya (Prihatman 2000). Sumber : Prihatman (2000) Gambar 1. Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) Klasifikasi Ikan Gurame adalah sebagai berikut (Saanin 1984) : Klas : Pisces Sub Kelas : Teleostei Ordo : Labyrinthici Sub Ordo : Anabantoidae Famili : Anabantidae Genus : Osphronemus Species : Osphronemus gouramy (Lacepede) Menurut Prihatman (2000) Jenis Ikan Gurame yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: Gurame Angsa, Gurame Jepun, Blausafir, Paris, Bastar dan Porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibandingkan dengan Ikan Gurame jenis lainnya, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika Induk Bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu

20 menghasilkan butir telur, maka induk porselen mampu menghasilkan butir. Oleh karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan. Menurut Prihatman (2000), persyaratan lokasi yang baik untuk budidaya Ikan Gurame adalah sebagai berikut: a. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. b. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. c. Ikan Gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian m dpl. d. Kualitas air untuk pemeliharaan Ikan Gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. e. Kolam dengan kedalaman cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik Ikan Gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik. f. Keasaman air (ph) yang baik adalah antara 6,5-8. Suhu air yang baik berkisar antara C. Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pembenihan Ikan Gurame adalah sebagai berikut (Prihatman 2000): Penyiapan Sarana Produksi Jenis kolam yang umum digunakan dalam budidaya Ikan Gurame antara lain: a. Kolam penyimpanan induk Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan

21 kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan. b. Kolam pemijahan Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistem pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara derajat C; kedalaman air cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting. c. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan Luas kolam tidak lebih dari meter persegi. Kedalaman air kolam antara cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm. Menurut Prihatman (2000), adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut: 1) Mengukur tanah 10 x 10 m (100 m 2 ). 2) Membuat pematang dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m. 3) Memasang pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air. mencangkul tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. 4) Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air. 5) Membuat saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintumasuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm. 6) Mengeringkan kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidak bocor.

22 7) Mengisi air sampai kedalaman air mencapai 0,75-1 m. Peralatan yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan Ikan Gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap Ikan Gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, kekaban untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat, hapa dari kain tricote untuk penetasan telur secara terkontrol atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium atau bambu, oblok atau delok untuk pengangkut benih, sirib untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas, anco/hanco untuk menangkap ikan, scoopnet untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas, jaring berbentuk segiempat untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi Proses Produksi Tahap-tahap dalam proses produksi benih Ikan Gurame yang harus dilakukan sebagai berikut (Jangkaru 2002): 1. Pemilihan Induk Ciri-ciri induk Ikan Gurame yang baik adalah memiliki sifat pertumbuhan yang cepat; bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal); ukuran kepala relatif kecil, susunan sisik teratur, licin, warna cerah dan mengkilap serta tidak luka, gerakan normal dan lincah; bentuk bibir indah seperti pisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut; dan berumur antara 2-5 tahun. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina dapat digunakan beberapa tanda fisik pada Tabel Pemeliharaan Induk Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan

23 sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 kaleng minyak tanah setiap kali pemberian. Tabel 2. Perbedaan Induk Gurame Jantan dan Betina Organ Jantan Betina Dahi Dagu Tutup insang Pangkal sirip dada Ujung sirip ekor Perut Sumber : Jangkaru (2002) Bercula Menonjol Kekuningan Putih Rata Meruncing Tidak bercula Rata Putih coklat Agak hitam Cembung (membulat) Membundar 3. Pemijahan Menurut Prihatman (2000), bila gonad (sel telur dan sperma) induk gurame sudah matang gonad, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara pemijahan Ikan Gurame adalah sebagai berikut: a. Membersihkan dan memperbaiki pematang. b. Mengeringkan pematang. c. Melakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari. d. Mengisikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 1-1,5 m. e. Untuk kolam seluas 100 meter persegi dapat disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi. Telur yang telah dibuahi diambil dan dimasukkan ke dalam baskom. Dalam waktu jam, telur akan menetas menjadi larva ikan yang memiliki kuning telur sebagai cadangan makanan. 4. Pemeliharaan Benih

24 Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau di sawah sebagai penyelang. Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan. Pada tahap pemeliharaan benih, gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikanikan tersebut. Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut: 1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip. 2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu. 3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri. Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya: a. Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)

25 1) Menyediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati. 2) Membuat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air. 3) Merendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama menit dengan diawasi terus menerus. 4) Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian. b. Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari. c. Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama. Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar atau pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa (Prihatman 2000). 2.2 Kelompok Pembudidaya Ikan Air Tawar Kelompok adalah dua atau individu lebih yang berinteraksi secara pribadi atau melalui jaringan komunikasi satu sama lain. Selain itu, kelompok merupakan suatu kesatuan yang utuh dan selalu bekerjasama untuk tercapainya suatu tujuan yang diharapkan (Kossen 1983). Pembudidaya merupakan orang yang menjalankan kegiatan usaha pembenihan dan pembesaran ikan. Budidaya air tawar merupakan suatu usaha

26 manusia untuk dapat mengolah sumberdaya agar tetap dapat mendukung kelangsungan hidupnya, terus meningkat dari hari ke hari (Soeharjo dan Patong 1973). Dalam usaha budidaya air tawar menurut Hernowo (2005) dapat dibagi menjadi dua yaitu: a. Tahap pembenihan Tahap ini biasanya dimulai dengan pengadaan benih dengan umur tertentu. b. Tahap pembesaran Tahap pembesaran merupakan tahap kelanjutan dari pembenihan yaitu benih yang dibeli kemudian dibesarkan, sehingga mencapai ukuran atau umur konsumsi. 2.3 Strategi Menurut David (2006) bahwa strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Rangkuti (2006) menambahkan beberapa konsep tersebut antara lain: a. Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Dua faktor yang menyebabkan perusahaan dapat lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya adalah keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumberdaya perusahaan. b. Competitive Advantage: kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan bersaing ini menurut Porter ada tiga faktor yaitu cost leadership atau kepemimpinan biaya, diferensiasi, dan fokus. Menurut Rangkuti (2006), strategi dibagi menjadi ke dalam beberapa tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis. Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya. Strategi investasi merupakan

27 kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pengembangan agresif atau dengan mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi. Strategi bisnis atau disebut juga strategi fungsional adalah strategi yang berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, seperti: strategi pemasaran, strategi produksi dan opersional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. Penerapan strategi bisnis dalam perusahaan dapat dibedakan dalam tiga tingkatan sebagai berikut (Rangkuti 2006),: 1. Strategi di bidang perusahaan (Corporate Strategy) strategi di bidang perusahaan adalah strategi yang disusun dalam suatu bisnis, di mana perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah Distinctive Competence menjadi Competitive Advantage. Pada tingkatan strategi ini, perusahaan berusaha menjawab dua pertanyaan berikut: - Kegiatan bisnis apa yang diunggulkan untuk bersaing? - Bagaimana masing-masing kegiatan bisnis tersebut dapat dilakukan secara terintegrasi? 2. Strategi di tingkat unit bisnis Strategi ini diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk yang akan bersaing di berbagai tingkatan bisnis atau pasar. Pada prinsipnya strategi di unit bisnis ini memiliki empat karakteristik, yaitu: - Memiliki misi dan strategi - Menghasilkan produk atau jasa yang berkaitan dengan misi dan strategi - Menghasilkan produk dan jasa secara spesifik - Bersaing dengan pesaing yang telah diketahui dengan jelas 3. Strategi di tingkat fungsional Strategi ini dirumuskan bersifat lebih spesifik tergantung pada kegiatan fungsional manajemen. Strategi fungsional ini lebih bersifat operasional karena langsung diimplementasikan oleh fungsi-fungsi manajemen yang ada di bawah tanggung jawabnya, seperti fungsi manajemen produksi dan

28 operasional, fungsi manajemen pemasaran, fungsi manajemen keuangan, dan fungsi manajemen sumberdaya manusia. 2.4 Manajemen Strategis Menurut David (2006), manajemen strategis adalah proses yang sangat interaktif yang membutuhkan koordinasi efektif antara manajer manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi, produksi dan operasi, litbang, dan sistem informasi manajemen. Walaupun proses manajemen strategis dipantau oleh penyusun strategi, keberhasilan membutuhkan kerja sama manajer dan staf dari semua area fungsional untuk memberikan ide atau informasi. Kunci untuk keberhasilan organisasi adalah koordinasi yang efektif dan pengertian antar manajer dari seluruh area fungsional bisnis. Melalui keterlibatan dalam menjalankan audit manajemen strategis internal, manajer dari departemen dan divisi yang berbeda dalam ikut serta untuk memahami sifat dan pengaruh dari area fungsional bisnis. Menurut David (2006), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Menurut Jauch dan Glueck (1988), tahap-tahap dari model manajemen strategis adalah sebagai berikut: 1. Unsur-unsur manajemen strategis. Dalam tahap ini general manajer yang terlibat dalam proses penentuan strategi yang terdapat penentuan misi, definisi bisnis dan pencapaian tujuan perusahaan. 2. Analisis dan Diagnosis. Tahap ini dilakukan penetuan masalah serta peluang lingkungan dan kekuatan serta kelemahan intern. Hal ini meliputi pengenalan masalah atau peluang dan menilai informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah dan pemikiran logis untuk menilai informasi itu. 3. Pemilihan.

29 Pada tahap ini dilakukan usaha untuk mendorong penyelesaian alternatif terhadap masalah, menilai penyelesaiannya dan memilih yang terbaik. 4. Pelaksanaan atau Implementasi. Membuat agar strategi itu berjalan dengan baik dengan membangun struktur untuk mendukung strategi itu dan mengembangkan rencana serta kebijakan yang tepat. 5. Evaluasi. Melalui umpan balik menentukan apakah strategti itu berjalan dan mengambil langkah-langkahagar strategi itu berjalan. Menurut Wheelen dan Hunger (2004), elemen dasar dari manajemen strategis pada suatu perusahaan ada empat (Gambar 2) yaitu: 1) Analisis lingkungan 2) Formulasi strategi 3) Implementasi Strategi 4) Evaluasi dan Kontrol Analisis Lingkungan Formulasi Strategi Implementasi Strategi Evaluasi dan Kontrol Sumber: Wheelen dan Hunger (2004) Gambar 2. Elemen Dasar Manajemen Strategis 2.5 Proses Manajemen Strategis Menurut David (2006), proses manajemen strategis terdiri atas 3 tahap, yaitu: formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi bisnis, mengidentifikasi peluang ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi yang akan dilaksanakan. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan sasaran atau tujuan tahunan, merumuskan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi atau kebijakan yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Evaluasi strategi

30 adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Ada tiga macam kegiatan mendasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu meninjau ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar dari strategi yang dirumuskan, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan korektif. 2.6 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan Visi merupakan suatu gambaran ideal yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang (David 2006). Visi dalam suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila seluruh bagian dalam perusahaan memiliki pandangan yang sama terhadap visi yang ingin dicapai secara bersama-sama. Selain itu, visi merupakan gambaran tentang kemampuan bagi suatu organisasi untuk melihat apa yang saat ini belum terwujud utnuk dapat segera dicapai di masa mendatang. Pernyataan visi harus sesuai dengan misi, karena visi akan berubah menjadi motivator pencapaian sasaran tujuan perusahaan jika terdapat kesesuaian antara visi dengan misi. Misi adalah tujuan atau alasan keberadaan suatu organisasi atau perusahaan. Pernyatan misi harus mengandung pengertian yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menjelaskan hal pokok yang berlaku di perusahaan dan tujuan khas yang membedakan perusahaan satu dengan yang lain. Selain itu, misi yang baik dapat mengidentifikasikan cakupan tentang produk atau jasa yang ditawarkan termasuk filosofi perusahaan tentang bisnis yang dikerjakan dan perlakuannya terhadap karyawan. Secara garis besar, misi harus dapat menggambarkan perusahaan pada masa sekarang dan masa mendatang (Wheelen dan Hunger 2004). Menurut David (2006), pernyataan misi harus dapat menjawab sembilan komponen penting dan pertanyaan sebagai berikut: a. Pelanggan : Siapa pelanggan perusahaan? b. Produk atau jasa : Apa produk atau jasa utama dari perusahaan? c. Pasar : secara geografis, di mana perusahaan bersaing? d. Teknologi : Apakah perusahaan menerapkan teknologi terbaru? e. Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan, dan profitabilitas : Apakah perusahaan bertekad untuk tumbuh?

31 f. Filosofi : Apa dasar keyakinan, nilai, aspirasi dan prioritas etika dari perusahaan? g. Konsep diri : Apa kemampuan khusus atau keunggulan kompetitif perusahaan? h. Perhatian akan citra publik : Apakah perusahaan responsif terhadap pemikiran sosial, masyarakat, dan lingkungan? i. Perhatian terhadap karyawan : Apakah karyawan merupakan aset bernilai perusahaan? Tujuan adalah akhir perjalanan yang dicari organisasi untuk dicapai organisasi untuk dicapai organisasi melalui eksistensi dan operasinya. Selain itu juga, tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata dari pernyataan misi. 2.7 Analisis Lingkungan Perusahaan Analisis lingkungan bertujuan untuk menyediakan dasar-dasar bagi manajer untuk mengantisipasi kesempatan dan merencanakan tanggapan yang tepat. Selain itu juga, bertujuan untuk membantu manajer dalam mengembangkan suatu early warning system untuk melindungi perusahaan terhadap ancamanancaman menjadi bermanfaat bagi perusahaan Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada dalam perusahaan yang secara langsung mempengaruhi kegiatan perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang dilakukan terhadap situasi yang ada dan terjadi pada perusahaan. Identifikasi lingkungan internal bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan. Analisis lingkungan internal terdiri atas faktor sumberdaya (resources), kebudayaan (culture), dan struktur perusahaan. Sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas aset, keterampilan, kemampuan, keahlian dan pengetahuan perusahaan di bidang keuangan, pemasaran, produksi dan sumberdaya manusia.

32 Secara umum lingkungan internal yang mempengaruhi dalam manajemen strategis dan kebijakan perusahaan adalah sebagai berikut : 1) Struktur organisasi perusahaan Struktur organisasi perusahaan adalah pola hubungan dalam pekerjaan atau bentuk formal peraturan dan hubungan antara orang sehingga setiap pekerjaan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan dan misi perusahaan. Menurut David (2006), perusahaan kecil cenderung mempunyai struktur tersentralisasi, perusahaan skala menengah mempunyai struktur divisi dan perusahaan besar cenderung menggunakan struktur analisis. 2) Pemasaran Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa (David 2006). Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya terdapat individu atau kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler 2004). Kotler (2004), strategi pemasaran dapat menggunakan suatu alat yaitu bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Dalam marketing mix ada empat kelompok yang disebut empat P dalam pemasaran, yaitu: produk(product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), pemasaran memiliki tiga fungsi utama yaitu; fungsi pertukaran yang terdiri dari penjualan dan pembelian; fungsi pengadaan secara fisik yang terdiri dari pengangkutan dan penyimpanan; dan fungsi pemasaran sebagai fungsi pelancar yang terdiri dari atas permodalan, penanggungan resiko, standarisasi, dan gradinbg serta informasi pasar. 3) Sumberdaya manusia Manajemen sumberdaya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Lingkungan internal perusahaan dalam aspek sumberdaya manusia adalah kemampuan personalia

33 perusahaan dalam kegiatan atau operasional dan manajemen yang meliputi keahlian dan tingkat pendidikan (Hasibuan 2003). 4) Budaya perusahaan Menurut david (2006), budaya perusahaan adalah pola perilaku yang dikembangkan oleh suatu organisasi ketika menghadapi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Kebudayaan yang dimiliki perusahaan terdiri dari kepercayaan (believe), harapan (expectation), dan nilai-nilai (value) yang diakui dan ditaati oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan. Tantangan manajemen strategis akhir-akhir ini adalah membawa perubahan dalam budaya perusahaan dalam budaya organisasi dan penetapan pikiran individual untuk mendukung perumusan, implementasi, dan evaluasi strategi (David 2006). 5) Produksi Menurut Handoko (2000), produksi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumberdaya (faktor produksi) seperti tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi produk atau jasa. Menurut David (2006), kegiatan produksi adalah suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa. 6) Fasilitas perusahaan Fasilitas perusahaan adalah semua sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan yang mendukung kegiatan operasional perusahaan tersebut Analisis Lingkungan Eksternal Menurut Umar (2003), lingkungan eksternal terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Lingkungan jauh terdiri dari politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Lingkungan industri terdiri dari beberapa aspek yaitu: ancaman pendatang baru; daya tawar pemasok; daya tawar pembeli; ketersediaan barang substitusi; dan persaingan dalam industri. a. Lingkungan Jauh Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor di luar perusahaan yang terdiri dari : 1. Faktor politik.

34 Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif pada dunia usaha, begitu juga sebaliknya. 2. Faktor ekonomi. Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis. Di sini perusahaan dituntut untuk sepandai-pandainya menyiasati kondisi perekonomian yang turut mempengaruhi kegiatan bisnisnya. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama berusaha mempertahankan dan meningkatkan kondisi perekonomian daerahnya menjadi lebih baik. 3. Faktor sosial Kondisi sosial masyarakat memang selalu berubah-ubah. Hal ini mengharuskan perusahaan mampu mengantisipasi perubahan-perubahan sosial yang dapat mempengaruhi perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan kebiasaan masyarakat yang berada di lingkungan eksternal perusahaan 4. Faktor teknologi Teknologi itu tidak hanya mencakup penemuan-penemuan yang baru saja, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Kemajuan teknologi di bidang transportasi, telekomunikasi dan informasi, teknologi industri, sangat mendukung dalam hal efisiensi produksi perusahaan. b. Lingkungan Industri Menurut Umar (2003), Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan membentuk model untuk bersaing. Adapun intensitas persaingan di dalam industri ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) Ancaman masuk pendatang baru Masuknya perusahaan baru sebagai pendatang akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada. Untuk dapat masuk ke dalam sebuah industri pendatang baru harus memperhitungkan hambatan-hambatan

35 seperti skala ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, akses ke saluran distribusi, dan peraturan pemerintah. 2) Persaingan sesama perusahaan dalam industri Persaingan dalam industri biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. 3) Ancaman produk pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Walaupun karakteristik berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk pengganti tersebut mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri. 4) Kekuatan tawar-menawar pembeli Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar-menawar (bargaining power of consumers) cukup besar (David 2006). 5) Kekuatan tawar-menawar pemasok Daya tawar pemasok (bargaining power of suppliers) mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Sering kali kepentingan yang dicari pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru, pengiriman tepat waktu, dan mengurangi biaya persediaan, dengan demikian memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak (David 2006).

36 2.8 Analisis External Factor Evaluation (EFE) Menurut David (2006), Analisis EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, social, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintah, hukum teknologi, persaingan di pasar industri di mana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. 2.9 Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) Menurut David (2006), analisis IFE digunakan untuk mengetahui faktorfaktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi, dan produsi / operasi Analisis SWOT SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) serta lingkungan eksternal Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman) yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan (Rangkuti 2006). Menurut David (2006), analisis di atas dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Di dalam analisis tersebut terdapat empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu: a. Strategi S-O Strategi ini dibuat berdasarkan dengan memanfaatkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer menginginkan perusahaan berada dalam posisi kekuatan internal yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal. b. Strategi S-T

37 Strategi menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman dari lingkungan eksternal. Organisasi yang kuat belum tentu selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternal secara langsung. c. Strategi W-O Strategi ini digunakan berdasar pemanfaatan peluang yang ada untuk meminimalkan kelemahan yang ada. Terkadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi kelemahan internal menghambat dalam pemanfaatan peluang tersebut. d. Strategi W-T Taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Pada strategi ini, perusahaan harus bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau memilih likuidasi. Tabel 3. Matriks SWOT Internal Eksternal Opportunities (O) Threats (T) Sumber : David (2006) Strengths (S) Strategi S-O Menggunakan kekuatan dengan memanfaatkan peluang Strategi S-T Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Weaknesses (W) Strategi W-O Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Strategi W-T Meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Menurut David (2006), analisis SWOT merupakan alat pencocokan yang penting yang dapat membantu manager mengembangkan empat tipe strategi : strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT. Mencocokkan faktorfaktor eksternal dan internal kunci merupakan bagian sulit terbesar untuk mengembangkan analisis SWOT dan memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada satupun kecocokan terbaik.

38 2.11 Analisis IE Analisis Matriks Internal Eksternal (IE) adalah analisis yang dilakukan dengan tujuan memposisikan berbagai divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel. Parameter yang digunakan dalam analisis Internal-Eksternal (IE) meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan keadaan eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan analisis ini adalah memperoleh strategi bisnis di tingkat corporate yang lebih detail (Rangkuti, 2006). Dalam Analisis IE posisi perusahaan akan ditempatkan ke dalam sebuah analisis yang terdiri atas sembilan sel seperti pada Gambar 3. Daya Tarik Industri Kekuatan Internal Bisnis 4,0 Tinggi 3,0 Sedang 2,0 Rendah 1,0 Tinggi 3,0 I II III Sedang 2,0 IV V VI Rendah 1,0 VII VIII IX Sumber : David (2006) Gambar 3. Matriks IE Analisis IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang mempunyai implikasi strategi berbeda. Tiga bagian tersebut adalah pertama, divisi yang masuk ke dalam sel I, II, dan IV yang dapat disebut tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, ke depan, dan integrasi horizontal). Kedua, divisi yang masuk ke dalam sel III, V, dan VII dikelola dengan strategi jaga dan pertahankan. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan jenis strategi yang umum untuk jenis divisi ini. Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI, VIII, dan IX dikelola dengan strategi panen atau divestasi. Oganisasi yang berhasil mampu mencapai mencapai portfolio bisnis yang diposisikan dalam atau sekitar sel I dalam analisis IE (David 2006) Analisis Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM) Menurut David (2006), analisis Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk

39 mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Konsep QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam satu set alternatif dapat dihitung dengan mentukankan pengaruh kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal

40 III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI Untuk mencapai tujuan, UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memerlukan strategi pengembangan bisnis yang tepat agar bertahan dan berkembang dalam bisnis pembenihan gurame di masa mendatang. Penyusunan strategi melalui analisis terhadap lingkungan yang mempengaruhi yaitu lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan dan lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman. Lingkungan internal terdiri dari aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan atau yang disebut aspek fungsional seperti keuangan, produksi/operasi, sumberdaya manusia, sistem informasi manajemen, pemasaran; dan budaya perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan dapat ditinjau dari dua lingkungan yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Lingkungan jauh terdiri atas faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Sedangkan lingkungan industri terdiri dari beberapa aspek yaitu: ancaman pendatang baru, daya tawar pemasok, daya tawar pembeli, ketersediaan barang substitusi, dan persaingan dalam industri (Umar 2003). Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan dilanjutkan dengan memilih faktor strategis dalam bentuk analisis IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) dengan tujuan untuk mengevaluasi apakah kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan lebih besar dari kelemahan atau sebaliknya dan apakah usaha yang dimiliki Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada kemudian dilakukan penentuan alternatif strategi bisnis dengan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats) dan IE (Internal-External). Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis alternatif strategi bisnis yang menjadi prioritas untuk diterapkan pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Analisis IE digunakan untuk menentukan posisi perusahaan dalam persaingan bisnis Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Kemudian hasil dari analisis SWOT dan IE dipilih prioritas strateginya dengan menggunakan analisis QSPM yang hasilnya kemudian direkomendasikan pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri.

41 Hasil analisis QSPM akan diperlihatkan dari perolehan skor. Skor yang tertinggi akan menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut penting sebagai prioritas utama untuk diterapkan dan skor terendah menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut merupakan prioritas terakhir yang dipilih untuk dilaksanakan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Setelah mendapatkan prioritas strategi berdasarkan hasil analisis QSPM langkah selanjutnya yaitu merekomendasikan prioritas strategi tersebut terhadap Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri agar dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk diimplementasikan. Tahap akhir setelah strategi tersebut diimplementasikan adalah proses evaluasi dan kontrol yang dilakukan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri untuk melihat apakah kondisi aktual pelaksanaan strategi dapat sesuai dengan kondisi ideal yang diharapkan sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Adapun kerangka pendekatan studi yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.

42 UPR Mitra Karya Mandiri Analisis Lingkungan Analisis Lingkungan internal - struktur Organisasi - Pemasaran - Sumberdaya Manusia - Budaya Perusahaan - Produksi - Fasilitas Perusahaan Analisis Lingkungan Eksternal : - Analisis Lingkungan Jauh : Keadaan politik Keadaan ekonomi Keadaan sosial Keadaan teknologi - Analisis Lingkungan Industri : Ancaman pendatang baru Persaingan dalam industri Ancaman produk pengganti Daya tawar pembeli Daya tawar pemasok Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Identifikasi Peluang dan Ancaman Matriks IFE Matriks EFE Matriks SWOT Matriks IE Matriks QSPM Strategi Bisnis Perusahaan Implementasi = Ruang Lingkup Penelitian Gambar 4. Bagan Alir Kerangka Pendekatan Studi

43 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasusnya adalah Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Menurut Nazir (1988), tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran terperinci tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang jelas dari kasus atau individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. 4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data image. Data text yang diperoleh dalam bentuk alfabet dan angka numerik. Sedangkan data image merupakan data yang ditampilkan dalam bentuk foto, diagram dan sejenisnya yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu (Fauzi 2001).data text yang dikumpulkan yaitu data sejarah serta visi dan misi usaha, lokasi, batas-batas wilayah serta sarana dan prasarana tenaga kerja dan struktur organisasi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Sedangkan data image yang dikmpulkan berupa foto-foto mengenai keadaan Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung terhadap kegiatan operasional Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dan wawancara dengan pimpinan dan anggota UPR Gurame yang meliputi aspek produksi, pemasaran, dan Sumberdaya Manusia; serta isian keusioner yang dilakukan kepada dua responden, yaitu Ketua dan Sekretaris. Sedangkan data sekunder merupakan data dari berbagai literatur yang relevan terhadap penelitian dan dinas atau instansi yang terkait yaitu Kelurahan Desa Barengkok, Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kecamatan Leuwiliang, internet serta data-data yang bersumber dari Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri.

44 4.3 Metode Penentuan Responden Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung terhadap lingkungan internal maupun eksternal dari UPR Mitra Karya Mandiri. Metode penentuan responden dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu dilakukan dengan sengaja memilih orang yang menjadi responden, dimana dalam hal ini respondennya yaitu orang-orang kunci (key persons) perusahaan. Responden dipilih sebanyak dua orang yaitu Ketua dan Sekretaris Kelompok UPR Mitra Karya Mandiri. Alasan memilih dua orang responden ini karena mereka adalah orang-orang kunci kelompok yang menduduki posisi penting di kelompok dan berpengaruh terhadap penentuan strategi perusahaan, dimana dalam hal ini berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan yaitu tentang strategi bisnis. 4.3 Metode Analisis Data Penentuan Bobot Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal tersebut kepada pihak manajemen atau pakar dengan metode paired comparison (Kinnear and Taylor 1991). Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap setiap faktor penentu internal dan eksternal. Penentuan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2, dan 3. Adapun keterangan dari setiap skalanya adalah : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal. 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal. 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal. Indikator horizontal adalah faktor-faktor internal atau eksternal pada lajur horizontal, sedangkan indikator vertikal adalah faktor-faktor eksternal atau internal pada lajur vertikal. Metode ini membandingkan secara berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap perusahaan. Bobot setiap variabel dapat diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan mengunakan rumus : a i = n X i= 1 i X i Ket : a i = bobot Variabel ke i X i i = Nilai Variabel ke i = 1, 2, 3,..., n

45 n faktor internal = 13 n faktor eksternal= Analisis IFE (Internal Factor Evaluation) Menurut David (2006), tahapan kerja analisis IFE sebagai berikut : a. Membuat daftar critical success faktor (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek internal kekuatan dan kelemahan perusahaan. b. Menentukan bobot (weight) dari masing-masing critical success faktor dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting) berdasarkan tingkat penting relatif terhadap keberhasilan perusahaan. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0. c. Memberi rating antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor di mana : 1 = kelemahan utama 2 = kelemahan kecil 3 = kekuatan kecil 4 = kekuatan utama Mengalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel. Tabel 4. Matriks IFE Faktor Internal Kunci Bobot Rating Skor Kekuatan : Kelemahan : Total Sumber: David (2006)

46 d. Menjumlahkan semua skor untuk mendapat skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total berkisar 1,0-4,0 dengan nilai rata-rata 2,5. Jika nilai rata-rata di bawah 2,5 menunjukkan perusahaan yang lemah secara internal dan jika nilai rata-rata di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Keterangan: Kekuatan : 1. Memiliki budaya disiplinyang tinggi 2. Rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi 3. Pelatihan berjala dengan baik 4. Kemudahan untuk menjadi anggota 5. Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria berdasarkan SNI 6. Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik pakan 7. Mampu menghasilkan pakan alami 8. Satu-satunya kelompok pembenih di Kecamatan Leuwiliang Kelemahan : 1. Keterbatasan induk Ikan Gurame 2. Teknik penghitungan telur yang masih tradisional 3. Keterbatasan modal 4. Pencatatan data kurang sistematis 5. Tingkat mortalitas yang tinggi Analisis EFE Menurut David (2006), tahapan kerja analisis EFE sebagai berikut : a. Membuat daftar critical success faktor (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek eksternal peluang dan ancaman perusahaan. b. Menentukan bobot (weight) dari masing-masing critical success faktor dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting) berdasarkan tingkat penting relatif terhadap keberhasilan perusahaan. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0.

47 c. Memberi rating antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor di mana : 1 = di bawah rata-rata 2 = rata-rata 3 = di atas rata-rata 4 = sangat bagus Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan, sehingga nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. d. Mengalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel. e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapat skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total berkisar 1,0-4,0. Skor total 4,0 menggambarkan bahwa perusahaan merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam perusahaan. Sedangkan jika skor total 1,0 menggambarkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang yang ada dan tidak memerhatikan ancaman eksternal. Tabel 5. Matriks EFE Faktor Eksternal Kunci Bobot Rating Skor Peluang : Ancaman : Total Sumber: David (2006) Keterangan: Peluang : 1. Tersedianya air secara berkelanjutan 2. Adanya dukungan dari pemerintah setempat 3. Adanya program Subsidi Bantuan Selisih Harga Benih Ikan 4. Tingkat permintaan yang tinggi 5. Adanya induk Ikan Gurame Porselen dengan kualitas unggul

48 Ancaman: 1. Kenaikan harga BBM 2. perubahan iklim dan cuaca yang mencolok 3. adanya hama dan penyakit yang menyerang ikan Analisis SWOT Setelah dilakukan analisis dengan matriks IFE dan EFE, dilanjutkan dengan analisis dengan matriks SWOT. Analisis SWOT bertujuan memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) dan meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis SWOT menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, dan strategi W-T. Menurut David (2006), langkah-langkah menggunakan matriks SWOT adalah sebagai berikut: a. Dalam sel opportunities (O), diperoleh enam peluang yang dihadapi oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. b. Dalam sel threats (T), diperoleh tiga ancaman yang dihadapi oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. c. Dalam sel strengths (S), dapat diketahui bahwa Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memiliki delapan kekuatan. d. Dalam sel weaknesses (W), dapat diketahui bahwa Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memiliki lima kelemahan. e. Membuat kemungkinan strategi dari perusahaan berdasar pertimbangan kombinasi empat kotak faktor strategi tersebut. i. Strategi S-O : strategi dibuat dengan memanfaatkan kekuatan seluruhnya dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. ii. Strategi W-O : strategi dibuat dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalkan kelemahan yang ada. iii. Strategi S-T : strategi dibuat dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada. iv. Strategi W-T : strategi yang digunakan bersifat defensif dan meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman yang ada.

49 EKSTERNAL INTERNAL OPPORTUNITIES (O) 1. Tersedianya air secara berkelanjutan 2. adanya dukungan dari pemerintah 3. Adanya Program Penyaluran Bantuan Selisih Harga Benih Ikan 4. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat 5. Tingkat permintaan benih yang tinggi 6. Adanya induk gurame (porselen) dengan kualitas unggul THREATS (T) 1. Kenaikan harga BBM 2. Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok 3. Adanya hama dan penyakit yang menyerang ikan STRENGTHS (S) 1. Memiliki budaya disiplin yang tinggi 2. Rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi 3. Pelatihan berjalan dengan baik 4. Kemudahan untuk menjadi anggota 5. Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria berdasar SNI 6. Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik pakan 7. Mampu menghasilkan pakan alami sendiri 8. Memiliki lahan kolam yang luas STRATEGI SO STRATEGI ST WEAKNESS (W) 1. Keterbatasan persediaan induk gurame 2. Teknik produksi benih tergolong masih tradisional 3. Keterbatasan modal 4. Pencatatan data Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri belum sistematis 5. Tingkat mortalitas yang tinggi STRATEGI WO STRATEGI WT Gambar 5. Matriks SWOT Analisis IE Menurut David (2006), Analisis IE didasarkan pada dua dimensi kunci; yaitu: total rata-rata IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total rata-rata EFE yang diberi bobot pada sumbu y. Dari total rata-rata yang diturunkan dari masingmasing divisi, dapat disusun matriks IE pada tingkat korporasi. Pada sumbu x, total rata-rata IFE yang diberi bobot 1,0-1,99 menunjukkan posisi nilai internal

50 yang lemah. Nilai 2,0-2,99 dianggap menengah, dan nilai dari 3,0-4,0 dianggap kuat Analisis QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix) Setelah menemukan beberapa alternatif strategi, perusahaan harus mampu mengevaluasi dan kemudian memilih strategi terbaik dan paling cocok dengan kondisi internal perusahaan serta lingkungan eksternal. Dalam hal ini, analisis menggunakan matriks QSPM. Menurut David (2006), Ada 6 langkah yang harus diikuti untuk membuat matriks QSPM, yaitu : a. membuat daftar peluang ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari matriks IFE dan EFE, minimal sepuluh eksternal dan sepuluh internal yang dimasukkan ke dalam QSPM. b. Memberi bobot pada masing-masing eksternal dan internal key success faktor ini sama dengan yang ada di Analisis matriks EFE dan IFE. c. Mengevaluasi secara terpisah masing-masing alternatif strategi yang dihasilkan oleh analisis matriks SWOTdan IE pada tahap analisis dan identifikasikan strategi alternatif yang harus dipertimbankan oleh perusahaan dalam pelaksanaannya. Alternatif strategi tersebut dicatat secara terpisah berdasarkan hasil analisis setiap Analisis di bagian atas baris QSPM. Strategi-strategi tersebut dikelompokkan ke dalam kesatuan yang mutually exclusive jika memungkinkan. d. Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS) yaitu angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam satu set alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik ditentukan dengan mengevaluasi masing-masing faktor internal atau eksternal kunci. Jika faktor tertentu mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif terhadap faktor kunci tersebut. Secara spesifik, Nilai Daya Tarik harus diberikan untuk masing-masing strategi untuk mengindikasikan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lainnya, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Batasan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores) adalah sebagai berikut:

51 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = secara logis menarik 4 = sangat menarik e. Menghitung Total Nilai Daya Tarik yang diperoleh dari perkalian bobot dengan AC pada masing-masing baris. Total Nilai Daya Tarik mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi. f. Menghitung penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (Sum Total Attractiveness Score-TAS). Semua Total Nilai Daya Tarik dijumlahkan dan nilai tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu menunjukkan bahwa alternatif strategi itu menjadi pilihan utama pada hasil analisis pada setiap Analisis. g. Menghitung penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (Sum Total Attractiveness Score-TAS). Semua Total Nilai Daya Tarik dijumlahkan dan nilai tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu menunjukkan bahwa alternatif strategi itu menjadi pilihan utama pada hasil analisis pada setiap Analisis. Kolom sebelah kiri dari matriks QSPM terdiri dari faktor internal dan eksternal kunci atau faktor dari Analisis IFE dan EFE yang diperoleh dari tahap pengumpulan data. Barisan atas terdiri dari alternatif strategi yang direkomendasikan. Kolom bobot adalah bobot daya tarik yang diterima oleh masing-masing faktor internal dan eksternal kunci. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 6. Matriks QSPM - - Faktor-Faktor Kunci Faktor Eksternal : Faktor Internal : - - Bobot Sumber : David (2006) Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi Strategi 10 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

52 4.4. Batasan Operasional 1. Pembudidaya merupakan orang atau manusia yang menjalankan kegiatan usaha pembenihan dan pembesaran ikan. 2. Strategi adalah sebuah alat atau rencana yang disatukan untuk mencapai misi dan sasaran. 3. Visi adalah tujuan paling tinggi atau mustahil yang mampu memusatkan, mengarahkan, memotivasi, menyatukan, bahkan memberi inspirasi untuk mencapai kinerja yang superior. 4. Misi adalah pernyataan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. 5. Tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai. 6. Strategi bisnis adalah sebuah alat untuk mengatur tentang keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan. 7. Lingkungan internal adalah variabel yang berasal dari dalam perusahaan dan secara langsung mempengaruhi kegiatan perusahaan tersebut. Variabel tersebut adalah kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) perusahaan. 8. Lingkungan eksternal adalah variabel yang berasal dari luar perusahaan dan secara tidak langsung mempengaruhi kegiatan perusahaan. Variabel tersebut adalah peluang (Opportunities)dan ancaman (Threats). 9. Lingkungan jauh atau makro adalah faktor-faktor yang berasal dari luar dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi perusahaan. 10. Lingkungan industri adalah faktor-faktor dalam situasi persaingan yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan dari proses produksi sampai pemasaran. 11. Matriks SWOT merupakan alat analisis untuk mencari alternatif strategi berdasar pada lingkungan internal dan eksternal dari suatu perusahaan. 12. Matriks IE adalah alat analisis untuk memperoleh alternatif strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail dengan memerhatikan lingkungan internal dan eksternal dari suatu perusahaan. 13. Matriks QSPM merupakan alat analisis untuk mengevaluasi pilihan strategi-strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal kunci yang dimiliki suatu perusahaan.

53 4.5. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2008 di Kelompok Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Gurame Mitra Karya Mandiri yang berada di Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Desa Barengkok Secara geografis, Kabupaten Bogor terletak pada LS dan BT dengan luas wilayah km 2. Batas-batas wilayah Kabupaten Bogor yaitu sebelah utara berbatasan dengan DKI Jakarta, sebelah selatan berbatasan dengan Sukabumi, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak, dan sebelah timur berbatasan dengan Purwakarta. Kabupaten Bogor memiliki 35 kecamatan dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa. Salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor adalah Leuwiliang. Kecamatan Leuwiliang terdiri atas 11 desa/ kelurahan, salah satu desa/ kelurahannya adalah Desa Barengkok. Desa Barengkok memiliki lahan sebesar 450 ha dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan dengan jumlah keluarga sebanyak keluarga. Peta Desa Barengkok dapat dilihat pada lampiran 1. Desa Barengkok memiliki batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Leuwimekar Sebelah Timur : Situ Hilir Cibungbulang Sebelah Selatan : Desa Karacak Sebelah Barat : Desa Cibeber Jarak Desa Barengkok dengan Kabupaten Bogor adalah 30,5 km, dengan Ibukota Provinsi adalah 114,0 km, sedangkan jarak dengan Ibukota Negara adalah 80,6 km. Penduduk Desa Barengkok mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh bangunan yaitu sebesar jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang bermata pencaharian di sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan sebanyak 224 jiwa. Desa Barengkok memiliki tiga Kelompok tani binaan yaitu Sumber Agung dan Kelompok Tani 89 pada sektor pertanian serta Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri di sektor perikanan.

55 5.2 Keadaan Umum Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Sejarah Pembentukan Kelompok Di wilayah Desa Barengkok Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor sejak dahulu sudah ada beberapa orang yang memelihara Ikan Gurame, namun masih belum terkelola dengan baik padahal dari sisi potensi wilayah pemasaran tergolong banyak seperti Ciseeng, Parung, Gunung Sindur, Puncak, Jakarta, Tangerang, dan Cianjur. Melihat potensi tersebut dan untuk dapat memanfaatkan potensi wilayah dan sumberdaya manusia khususnya yang berada di wilayah Kampung Geleduk desa Barengkok Kecamatan Leuwiliang serta melihat kebutuhan pasar akan benih Ikan Gurame semakin hari semakin meningkat, maka beberapa orang dari para pembenih atau pembudidaya Ikan Gurame yang ada di wilayah tersebut melakukan konsultasi dengan Kepala Desa, Petugas Lapang, dan Dinas Perikanan Kabupaten Bogor untuk menyatukan keinginan, kebutuhan dan kebersamaan kehendak untuk mencapai tujuan bersama maka pada tanggal 7 Juni 2000, 10 orang pembudidaya bermusyawarah di Balai Desa yang dihadiri oleh Kepala Desa, Penyuluh, dan Dinas Perikanan Kabupaten Bogor menghasilkan kesepakatan membentuk secara resmi suatu wadah usaha bersama yang diberi nama Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Kata Mitra Karya Mandiri mempunyai arti dan makna tersendiri bagi para anggota, yaitu kata Mitra yang artinya kebersamaan, kata Karya artinya menghasilkan, dan Mandiri artinya bertanggung jawab atas tindakan sendiri. Jadi Mitra Karya Mandiri artinya kelompok yang anggota-anggotanya memiliki rasa kebersamaan dan bertanggung jawab terhadap segala aktifitasnya untuk kemajuan kelompok Keadaan Lokasi Usaha Lokasi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri cukup strategis jika dilihat dari aspek teknis dan ekonomis. Pada aspek teknis, kolam milik Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri terletak di areal persawahan dengan pengairan dari saluran irigasi Sungai Citeureup yang jarang mengalami kekeringan. Pada aspek ekonomis, Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri bergerak dalam pembenihan gurame yang mana tingkat permintaan masih tinggi jika

56 dibandingkan dengan tingkat produksi. Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri berada di kampung Geleduk Desa Barengkok Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor dan berada di bagian tengah/wilayah bagian barat Kabupaten Bogor. Jarak dari ibukota Kabupaten Bogor 43 km dan dari kota Kecamatan 3 km Visi dan Misi Kelompok Visi merupakan suatu gambaran ideal yang ingin dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang (David 2006). Visi yang dijalankan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah memenuhi kebutuhan pasar terhadap produk benih Ikan Gurame. Misi adalah tujuan atau alasan keberadaan suatu organisasi atau perusahaan. Secara garis besar, misi harus dapat menggambarkan perusahaan pada masa sekarang dan masa mendatang (Wheelen dan Hunger 2004). Misi yang dilakukan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah memproduksi benih Ikan Gurame ukuran kuku, silet, korek, dan super dengan kualitas unggul Perkembangan Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Tahun 2000 pada saat dibentuk Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, anggotanya berjumlah 10 orang, namun dengan peningkatan perkembangan usaha dan kebutuhan pasar cukup tinggi maka masyarakat yang melakukan kegiatan usaha budidaya inipun tertarik untuk bergabung dalam Kelompok dengan harapan dapat memperoleh informasi seluas-luasnya mengenai UPR Gurame. Dengan berjalannya waktu atas dasar kebersamaan, kekeluargaan, keinginan dan kebutuhan maka penambahan anggota sampai dengan tahun 2006 berjumlah 30. Secara rinci perkembangan jumlah anggota Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri disajikan pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa pada awal pembentukan Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, anggota berjumlah 10 orang dan pada tahun 2007 anggota kelompok berjumlah 30 orang. Selain itu, dapat diketahui bahwa pada tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah anggota yang drastis. Hal ini

57 dikarenakan pada tahun tersebut, Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri mengalami kesuksesan yang dibuktikan dengan prestasi yang diperoleh yaitu Juara I lomba Kelompok UPR Gurame tingkat Kabupaten Bogor tahun Selain anggota kelompok di atas, dalam mendukung kegiatan usaha kelompok, wanita tani, dan taruna tani mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kegiatan maupun usaha. Tabel 7. Perkembangan Jumlah Anggota Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri No. Tahun Jumlah Anggota (Orang) Perubahan (%) , , , Sumber: UPR Gurame Mitra Karya Mandiri (2007) Rasa motivasi yang tinggi atau sebagai upaya merangsang pertumbuhan dan perkembangan kelompok maka pada setiap periode tertentu diadakan penilaian kenaikan kelas kemampuan kelompok maka pada setiap periode tertentu diadakan penilaian kenaikan kelas kemampuan berkelompok sebagai bagian prestasi sekaligus penghargaan terhadap prestasi yang diperoleh kelompok pembudidaya. Seiring dengan perkembangan dinamika kelompok, maka Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri saat ini dikukuhkan menjadi kelas kemampuan utama dengan Nomor : 002/Kepeg-1145-Kepeg/2006. Kelas kemampuan ini merupakan kelas yang diberikan kepada kelompok baik secara prakarsa dan swadaya yang menunjukkan kemandirian suatu kelompok. Secara terperinci perkembangan peningkatan kemampuan kelompok dapat dilihat pada Tabel 8.

58 Tabel 8. Perkembangan Kelas Kemampuan Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri No Kelas Kelompok Tahun Pengukuhan oleh 1. Pembentukan Kelompok Pemula 2000 Kepala Desa 3. Lanjut 2003 Camat 4. Madya 2005 Bupati 5. Utama 2006 Gubernur Sumber: UPR Gurame Mitra Karya Mandiri (2007) Sebagai dasar proses perkembangan ataupun pertumbuhan Kelompok dapat diukur dari kemampuan dalam menerapkan skala penilaian yang memiliki bobot jumlah nilai oleh kelompok tim penilai, maka Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat memperoleh tahapan-tahapan kelas kemampuan mulai dari kelas pemula sampai dengan kelas utama. Dalam meningkatkan pengembangan usaha, maka dilaksanakan kerjasama dengan konsumen sesuai dengan kebutuhan usaha kelompok dan kesepakatan yang sebelumnya dinegosiasikan antara pihak kesatu dengan pihak kedua yaitu dengan PS. Mitra Prima Lestari dalam hal menyediakan pakan (pelet). Dalam memenuhi kebutuhan modal dapat mengajukan permohonan kepada KUD Bintang Resmi Leuwiliang Bogor. Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri hanya sebagai fasilitator dan memudahkan dalam kegiatan pembenihan dengan tujuan untuk memudahkan pengadaan pinjaman dari pihak ketiga baik dari Kecamatan Leuwiliang maupun Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Selain itu juga bertujuan untuk menyediakan bahan-bahan organik seperti pembelian obat-obatan, pupuk, dan pakan. Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri telah mengikuti berbagai kegiatan atau perlombaan baik di tingkat Kabupaten maupun provinsi. Dari kegiatan tersebut, menghasilkan prestasi diantaranya: 1) Juara I lomba Kelompok UPR Gurame tingkat Kabupaten Bogor tahun ) Juara I lomba Kelompok UPR Gurame tingkat provinsi Jawa Barat tahun 2006

59 5.3 Analisis Lingkungan Internal Struktur Organisasi Organisasi dalam suatu perusahaan atau Kelompok UPR merupakan sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk tujuan tertentu dalam suatu perusahaan yang mempersatukan sumberdaya dengan cara teratur untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Dalam perusahaan, struktur yang biasa digunakan terdiri atas empat jenis, yaitu struktur organisasi atau garis, struktur organisasi fungsional, struktur organisasi divisional, dan struktur organisasi matriks. Dalam menjalankan usahanya, Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri menggunakan struktur organisasi fungsional karena dari seksi-seksi seperti pemasaran, produksi, hama dan penyakit, dan humas atau diklat. Dalam struktur organisasi ini, setiap seksi bertanggung jawab terhadap satu fungsi utama yaitu ketua. Adapun struktur Organisasi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat dilihat pada Gambar 5. Tugas masing-masing jabatan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Penasehat Penasehat bertugas untuk mengarahkan UPR tentang manajemen organisasi dan memberikan bimbingan secara umum tentang peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Barengkok. 2. Pembina Tugas pembina adalah memberikan pengarahan, petunjuk, serta nasehat dalam melaksanakan kegiatan kelompok; memberikan bimbingan yang bersifat teknis, sosial, ekonomis, dan organisasi; ikut terlibat dalam permasalahan yang dihadapi kelompok serta memberikan teknis pembimbingan bagi solusi pemecahan masalah; dan mengevaluasi manajemen kelompok agar dapat memperoleh indikator sebagai bahan kemajuan organisasi kelompok. 3. Ketua Kelompok Ketua kelompok bertugas sebagai pemimpin; mengkoordinasikan seluruh kegiatan kelompok; mengkondisikan, melaksanakan, merumuskan, mengagendakan pertemuan dengan anggota; sebagai penghubung antara kelompok dengan pihak lain atau mitra kerja pemerintah; membina dan

60 memotivasi pengurus atau anggota dibawahnya untuk menjalankan tugasnya masing-masing; menyampaikan evaluasi kelompok berupa laporan anggota dalam rapat kelompok. PENASEHAT Camat Leuwiliang Kepala Desa SEKRETARIS Rusmanudin KETUA Uka Iskandar PEMBINA Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor UPTD Penyuluhan dan Poskeswan wilayah BENDAHARA Rijanudin SEKSI-SEKSI Sie. Pemasaran Ahmad Sie. Produksi H. Zakaria Sie. Hama dan Penyakit Didi Soleh Sie. Humas/Diklat Ramdoni Sumber: UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, 2007 Gambar 6. Struktur Organisasi Kelompok ANGGOTA UPR Gurame Mitra Karya Mandiri TARUNA TANI 4. Sekretaris WANITA TANI Tugas dari sekretaris adalah melakukan administrasi kegiatan ke dalam dan ke luar; mencatat rencana kerja atau mengagendakan ke dalam administrasi; membuat dan melaporkan kegiatan para seksi; dan memberikan perkembangan kelompok kepada ketua dalam meningkatkan dinamika kelompok. 5. Bendahara Bendahara bertugas membuat laporan keuangan, mengelola administrasi keuangan kelompok; dan mencatat keuangan baik sisi pengeluaran maupun pemasukan yang dilakukan anggota kelompok. 6. Tugas Seksi-Seksi a. Seksi Hama atau Penyakit Seksi ini bertugas mengidentifikasikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas air; memberikan alternatif pemecahan masalah

61 kesehatan ikan bila terjadi musibah penyakit; dan membantu, mencegah, dan mengobati penyakit ikan. b. Seksi Pemasaran Seksi pemasaran memiliki tugas mencari informasi pasar dan memanfaatkannya; menghubungkan informasi hasil produksi budidaya kepada pihak luar; dan melakukan survey pasar. c. Seksi Produksi Seksi produksi bertugas mengidentifikasikan jenis atau komoditas yang sesuai dengan kondisi untuk dibudidayakan oleh kelompok dan memberikan pemecahan masalah di bidang sarana produksi atau kebutuhan kelompok. d. Seksi Humas/Diklat Seksi humas atau diklat memiliki tugas menyiapkan informasi potensi kelompok; meningkatkan dan mengkoordinir kegiatan taruna; menampung aspirasi taruna tani; dan menyiapkan kader-kader usaha pengelola perikanan. e. Seksi Wanita Tani Seksi Wanita Tani memiliki tugas membantu ketua dalam mengkoordinir kegiatan wanita tani; membuat rencana atau agenda pertemuan kegiatan; bersama-sama menggali informasi pengolahan produk; dan menghadirkan nara sumber untuk memberikan informasi teknologi pengolahan hasil produk. Pengolahan produk yang sudah dilaksanakan adalah pembuatan abon ikan nila dengan daerah pemasaran sekitar Desa Barengkok. f. Seksi Taruna Tani Seksi ini memiliki tugas membantu ketua dalam kegiatan taruna tani; meningkatkan dan mengkoordinir kegiatan taruna tani; dan menampung aspirasi taruna tani. Taruna tani ini berfungsi sebagai alat regenerasi anggota dan tempat percobaan calon anggota baru.

62 5.3.2 Budaya Kelompok Budaya kelompok merupakan salah satu aturan yang dianut dan melekat pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dalam menjalankan usaha untuk mencapai kemajuan. Budaya yang terdapat pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah : 1) Sifat kekeluargaan dan keterbukaan yang tinggi Kekeluargaan bagi Kelompok UPR ini merupakan modal utama untuk mengenal setiap orang yang berkaitan dengan Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Sifat kekeluargaan sangat melekat karena dapat memperat tali silaturahmi. Selain itu juga, berdampak pada proses produksi dan pemasaran. Keterbukaan yang dilakukan adalah saling mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Keterbukaan dalam hal ini adalah mengenai rencana kegiatan yang akan disusun dan pembangunan fasilitas Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Sedangkan untuk budaya kekeluargaan menyangkut kegiatan produksi dan pemasaran. Budaya tersebut nampak pada kegiatan produksi menyangkut dalam pengadaan benih. Jika anggota tidak memiliki benih, maka anggota tersebut dapat membeli kepada anggota yang lain ataupun juga dapat berupa kegiatan saling bantu dalam produksi dari penyiapan lahan sampai panen. Sedangkan budaya kekeluargaan dapat diketahui saat anggota satu tidak dapat memenuhi permintaan pembelian benih, maka melalui Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat melimpahkan permintaan terhadap anggota yang lain. 2) Tingkat kedisiplinan yang tinggi Dalam usaha peningkatan jumlah produksi, sifat disiplin sangat diperlukan. Disiplin adalah tata cara dalam suatu kegiatan untuk mematuhi peraturan yang ada. Kedisiplinan dapat dilihat pada saat melakukan kegiatan produksi yang melaksanakan tentang mekanisme dan peraturan yang ditetapkan dari pemijahan sampai pemanenan. Kedisiplinan yang tinggi akan memberikan hasil pekerjaan yang baik, mandiri, dan bersifat kritis terhadap perubahan. 3) Musyawarah untuk mufakat

63 Pergantian pengurus dilakukan satu kali dalam tiga tahun melalui rapat anggota. Dalam rapat anggota, anggota wajib memilih kepengurusan yang baru. Apabila pemecahan masalah tidak dapat diselesaikan, maka dilakukan pengambilan keputusan dengan suara terbanyak. Jika masih saja tidak menemukan keputusan, maka dilakukan musyawarah untuk mufakat Sumberdaya Keuangan Sumber Modal Modal Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri berasal dari modal sendiri yang terdiri atas simpanan panen, modal pinjaman, dan dana hibah. Modal inilah yang digunakan untuk kegiatan budidaya yang berlangsung di Kelompok UPR Gurame Mitra karya Mandiri. Kegiatan budidaya pada kelompok ini terdiri dari dua, yaitu yang dilakukan pada kolam kelompok seluas 50 m 2 dan pada kolam milik anggota. Kegiatan budidaya pada kolam kelompok meliputi ikan selain Ikan Gurame, melainkan ikan mas dan ikan nila. Sedangkan pengelola kolam milik kelompok adalah anggota yang menggunakan kolam tersebut dengan dana pribadi. Setelah panen, anggota tersebut memberikan 5% dari keuntungan yang diperoleh untuk pelaksanaan operasional kelompok dan pengadaan fasilitas yang dapat dipinjam oleh anggota untuk kegiatan produksi benih. Sedangkan modal untuk melakukan produksi pada setiap kolam anggota berasal dari pembudidaya masing-masing Kepemilikan Kepemilikan kolam pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasar Tabel 6, UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memiliki anggota sebanyak 30 orang di mana luas kolam terkecil adalah 600 m 2 dan luas kolam terbesar adalah m 2. Para pembudidaya memiliki kolam sendiri-sendiri dan aktif melakukan kegiatan pembudidayaan Ikan Gurame. Selain itu, mereka juga memiliki pekerjaan sampingan, seperti: berkebun, beternak domba, budidaya selain Ikan Gurame (nila, lele, mas, dan sebagainya).

64 Tabel 9. Kepemilikan Kolam Anggota Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri No. Nama Anggota Luas Kolam (m 2 ) Banyaknya kolam (unit) 1. Uka Iskandar Rijanudin Rusmanudin H. Jakaria Haerudin Apipudin Ahmad Surahmat Maman Sudirman Sujanto Soleh Didi Samsudin Eli Ace Nurdiansyah Amirudin H. Komarudin Ramdoni Miftahudin Irta Arbi Uci Sanusi Sawita Maman Agus Abas Asep Sanusi Yodi Ramadian Jumlah Sumber: UPR Gurame Mitra Karya Mandiri (2007) Hal ini dilakukan dengan tujuan sebagai cadangan jika ada keperluan mendadak tanpa menjual benih Ikan Gurame yang lebih memberikan keuntungan lebih besar jika dijual dalam keadaan ukuran yang besar.

65 5.3.4 Sumberdaya Manusia Anggota Kelompok Tingkat pendidikan anggota dari Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri sebagian mayoritas adalah berpendidikan SLTA/SMK. Tingkat pendidikan anggota UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Tingkat Pendidikan Anggota UPR Gurame Mitra Karya Mandiri No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) SLTA/SMK SLTP SD/SR Total Sumber: UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, 2007 Berdasar Tabel 10, sebagian besar anggota Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memiliki tingkat pendidikan SLTA/SMK yaitu sebesar 60% dari total keseluruhan anggota. Selain itu, sebagian kecil anggota Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memiliki tingkat pendidikan SLTP yaitu sebesar 10% dari total keseluruhan anggota Proses Menjadi Anggota Kelompok Proses untuk menjadi anggota kelompok tidak serumit jika dibandingkan dengan sistem perekrutan tenaga kerja. Pelamar tidak memerlukan persyaratan khusus yang harus dipenuhi seperti surat lamaran pekerjaan., ijazah atau suratsurat penting lainnya yang umum diperlukan untuk melamar pekerjaan. Pelamar juga tidak perlu memiliki keterampilan khusus dalam budidaya, tetapi hanya cukup dengan minat dan motivasi yang tinggi. Untuk menjadi anggota, pelamar cukup datang kepada Ketua kelompok dan menyatakan keinginannya untuk menjadi anggota. Setelah diizinkan oleh Ketua kelompok, pelamar akan menjalani percobaan dan masuk ke dalam Taruna Tani. Anggota taruna tani inilah yang akan menjadi generasi penerus kegiatan pembenihan pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri.

66 Pelatihan yang Pernah Diikuti oleh Anggota Adapun pelatihan yang pernah diikuti adalah sebagai berikut: 1) Pendidikan dan Pelatihan Masyarakat (Aplikasi Paket Teknologi Hasil Riset kepada Pengguna), diselenggarakan oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan pada tahun ) Pelatihan dan Pengendalian hama Penyakit Ikan dan Ikan Gurame Se Jawa Barat. Diselenggarakan oleh Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat. 3) Pelatihan Kewirausahaan, diselenggarakan oleh Yayasan Teratai Agro Lestari, PT. Perusahaan Gas Negara pada tahun ) Pelatihan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bagi Nasabah BRI Unit Se- Kanwil Jakarta, diselenggarakan oleh Bank Rakyat Indonesia pdaa tahun ) Pelatihan Teknik Budidaya Ikan Gurame, diselenggarakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor pada tahun ) Pelatihan Teknik Pembuatan Pakan Tambahan (pelet) untuk ikan. Diselenggarakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kelautan Kabupaten Bogor pada tahun Pemasaran Menurut Kotler (2004), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain Fungsi Pemasaran Fungsi pemasaran merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari hasil pemasaran benih Ikan Gurame. Fungsi pemasaran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian); fungsi pelancar (permodalan, penanggungan resiko, informasi pasar dan grading); dan fungsi pengadaan (pengangkutan dan penyimpanan). 1) Fungsi Pertukaran

67 Fungsi pertukaran merupakan suatu cara yang mencakup perolehan produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai penggantinya. Dalam hal ini, benih Ikan Gurame ditukar dengan uang. a. Penjualan Penjualan benih ikan di lokasi budidaya yang mana pembeli datang langsung ke tempat UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Selain itu, pembeli dapat memesan benih ikan melalui telepon untuk memastikan ada atau tidaknya benih ikan yang ditawarkan. b. Pembelian Pembelian yang dilakukan UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah bahan-bahan untuk kegiatan pemasaran yang berasal dari pembelian di toko-toko di sekitar Desa Barengkok. Bahan-bahan tersebut antara lain : plastik ukuran 40x60 cm 2 dan karet gelang. Pembelian ini dilakukan untuk kegiatan pemasaran benih dalam jumlah yang sedikit. 2) Fungsi Pelancar a. Penanggungan Resiko Penanggungan Resiko dilakukan untuk mengantisipasi apabila terjadi resiko kerusakan pada produk setelah terjadi transaksi jual beli. Pada saat transaksi jual beli, pembeli datang langsung dan mengetahui kondisi dari benih yang dibeli sehingga pembeli bersedia menanggung kerugian akibat kesalahan dalam pemindahan benih dari kolam pembenihan menuju kolam pembesaran. b. Fungsi Standarisasi dan Grading Sandarisasi dan grading adalah penentuan atau penetapan dasar golongan suatu produk. Suatu standar ditentukan atas dasar ciri-ciri produk yang akan dapat berpengaruh terhadap nilai komersil produk tersebut. Grading berarti memilih produk untuk dimasukkan ke dalam kelas yang telah ditetapkan dengan standarisasi. Adapun standarisasi pada UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 11. Grading yang terdapat pada UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memiliki ukuran yang siap untuk dipasarkan sesuai dengan permintaan. Ukuran pada benih Ikan Gurame antara lain ukuran gabah, kuku, silet, korek, dan super.

68 Tabel 11. Kriteria Benih Unggul Ikan Gurame No Kriteria Satuan Larva Benih P-I Benih P-II Benih P-III Benih P-IV Benih P-V 1 Umur maksimal Hari Panjang total Cm Bobot minimal Gram Keseragaman ukuran % >80 >80 >80 >80 >80 >80 5 Kesragaman warna % 100 >90 >90 >90 >90 >90 Sumber : Badan Standarisasi Nasional (2002) c. Fungsi Pengangkutan Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, tidak melaksanakan fungsi pengangkutan. Dalam transaksinya, penjual datang langsung ke UPR sehingga alat transportasi yang digunakan tergantung kepada pembeli. Para pembeli datang membawa drum plastik sebagai tempat benih ikan Bauran Pemasaran Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2004). Dalam bauran pemasaran ada empat kelompok yang disebut 4P, yaitu : product, price, place, dan promotion. 1) Bauran Produk (product) Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk dapat dimiliki atau dikonsumsi oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Produk yang ditawarkan adalah benih Ikan Gurame dengan beberapa ukuran (lebih dikenal dengan nama pasarannya). Jenis ukuran benih yang ditawarkan dapat dilihat pada Tabel 12. Produk UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memiliki mutu, kualitas yang bagus dan memenuhi kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI). Benih tersebut adalah benih hasil pendederan II, III, IV, dan V. 2) Bauran Harga (Price) Proses penetapan harga produk benih gurame pada Kelompok UPR berdasarkan negosiasi dan kesepakatan antara penjual dengan pembeli. Harga jual yang ditetapkan UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 12.

69 Tabel 12. Harga jual Benih Ikan Gurame Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Tahun 2007 Biaya Ukuran Umur (hari) Panjang (cm) Harga (Rp/ekor) (Rp/ekor) Gabah Kuku Jempol Silet Korek Super < Sumber: UPR Gurame Mitra Karya Mandiri (2007) 15,00 50,50 264,60 550,00 700, ,00 25,00 200,00 400,00 700, , ,00 3) Bauran Promosi (promotion) Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri tidak melakukan promosi. Hal ini dikarenakan belum terpenuhinya jumlah permintaan dari pembeli yang datang ke lokasi pembenihan. 4) Bauran Distribusi (place) Sistem penjualan yang dilakukan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri bersifat pasif, yaitu sistem penjualan di mana para pembeli datang langsung ke lokasi budidaya. Sehingga Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memiliki saluran distribusi yang sederhana dan pendek. Saluran distribusi seperti ini tergolong baik, mengingat produk yang dijual dalam keadaan hidup. Pembeli yang datang ke lokasi, pada umumnya terdiri dari pembeli benih untuk dibudidayakan ke ukuran yang lebih besar. Saluran distribusi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat dilihat pada Gambar Produksi Jenis Produk Jenis produk di Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah benih Ikan Gurame dengan ukuran 0.5, 0.5-3, 3-5, 5-8, dan 8-12 cm. Bahan baku tambahan yaitu pakan benih dan obat-obatan. Pakan yang digunakan adalah pakan alami dan pakan buatan (pelet). Pakan alami berasal dari pemberian postal dengan harga Rp ,00/30 kg. Merek pelet yang digunakan adalah hiprofit dengan 3 macam tipe berdasarkan ukuran diameter pakan, yaitu pakan dengan

70 diameter kecil (F99) dengan harga Rp ,00/10 kg, diameter sedang (SP) dengan harga Rp ,00/30 kg, dan diameter besar (789) dengan harga ,00/30 kg. Sedangkan contoh obat yang digunakan adalah garam NaCl. Pedagang Pengumpul UPR Gurame Mitra Karya Pembudidaya Pembesar Sumber: Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri (2007) Gambar 7. Saluran Distribusi Benih Ikan Gurame UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Fasilitas Produksi Fasilitas prosduksi merupakan segala sesuatu yang digunakan oleh UPR dalam melaksanakan kegiatan produksi. Dalam melaksanakan kegiatan produksinya, Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri memiliki fasilitas sebagai berikut : 1. Gudang pakan digunakan untuk menyimpan pakan Ikan Gurame. 2. Peralatan-peralatan yang digunakan : a. Jaring berfungsi sebagai alat pembantu menangkap benih ikan. b. Drum berfungsi sebagai tempat untuk mengangkut induk dan tempat untuk mengobati induk. Drum yang digunakan adalah drum dengan daya tampung 200 liter air. c. Timbangan berfungsi sebagai alat untuk mengetahui berat ikan. d. Happa berfungsi sebagai tempat pendederan benih gurame. e. Bak berfungsi sebagai alat untuk menyimpan telur atau larva ikan yang kuning telurnya masih menempel. f. Ember berfungsi sebagai alat untuk mengangkut sarang telur pada saat panen telur di kolam pemijahan dan wadah penampungan air pada saat pencucian kolam pendederan.

71 g. Serok (scop net) yang terbuat dari kain halus dengan menggunakan kawat sebagai rangka untuk membentuk serok. Serok yang digunakan berukuran 25 x 15 cm 2 dan 15 x 10 cm 2. serok besar berfungsi untuk mengangkat benih pada saat panen benih. Sedangkan serok kecil berfungsi untuk mencuci telur gurame dan memindahkan larva ke dalam bak Proses Produksi UPR Gurame Mitra Karya Mandiri melakukan produksi menggunakan proses produksi aliran garis, yaitu aliran-aliran operasi dari bahan mentah sampai produk akhir dengan urutan selalu tetap. Tahapan proses produksi terdiri atas persiapan kolam induk, pemasangan sosog, pemasangan ijuk, pengisian air, penebaran induk, proses pemijahan, panen telur, pencucian telur, penetasan telur, pemeliharaan larva, pendederan I-V, pemanenan benih, dan packing. Alur proses produksi benih Ikan Gurame di Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat dilihat pada Gambar 8. Kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan dijelaskan sebagai berikut : a. Persiapan Kolam Induk Tahap persiapan kolam pada UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dilakukan sebelum proses pemijahan selama 5-7 hari sebelum proses pemijahan. Tahapan ini meliputi membersihkan dan memperbaiki pematang sekaligus dilakukan penjemuran. Hal ini dengan tujuan menghilangkan zat-zat beracun, mengantisipasi terjadinya penyakit, dan merangsang induk untuk memijah. b. Pemasangan Sosog Sosog terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut dengan ukuran panjang cm. sosog dipasang dengan jarak 1,5-2 m dari pematang menghadap ke tengah dengan kedalaman cm dari permukaan air dan kemiringan mulut sosog agak ke atas sekitar Jarak antara sosog disesuaikan dengan luas kolam dan jumlah sosog per kolam disesuaikan dengan jumlah induk jantan. c. Pemasangan Ijuk Untuk mempercepat proses pemijahan, sarang buatan dibuat dari ijuk dan dibentuk seperti sarang burung. Sebelum dipasang, ijuk dicuci dan dijemur

72 terlebih dahulu. Ijuk ini diletakkan pada tonggak bambu pada kedalaman cm di bawah permukaan air kolam dengan mulut sarang menghadap ke bawah. d. Pengisian Air Kolam diisi air pada hari pelepasan pasangan induk sampai kedalaman cm. air yang digunakan berasal dari saluran irigasi kali. Air ini dibiarkan mengalir sampai selesai pemijahan karena air yang mengalir akan merangsang ikan untuk memijah. Selama dalam proses pemijahan, kedalaman air dibuat antaara 1-1,5 m. e. Penebaran Induk Induk yang akan ditebar adalah induk yang sudah terpilih. Induk yang terpilih adalah induk yang memiliki badan bersih, berwarna mulus, tidak pucat, dan bergerak aktif atau lincah. Selain itu, induk yang terpilih adalah ikan yang berumur 2-3 tahun dengan bobot kira-kira 2,5 kg/ekor dan memiliki gonad yang matang. Adapun ciri induk gurame jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perbedaan Fisik Induk Jantan dan Betina di UPR Gurame Mitra Karya Mandiri No Ciri Fisik Jantan Betina 1 Dahi Menonjol (bercula) Rata (tidak bercula) 2 Dagu Tebal Tipis 3 Dasar sirip dada Berwarna terang keputihan Berwarna gelap kehitaman 4 Pangkal ekor Jika diangkat, badan meliuk Jika diangkat, badan diam 5 Sirip ekor Hampir rata Membusur 6 Tutup insang Warna kekuning-kuningan Warna putih kecoklatan 7 Gerakan Lincah Lamban Sumber : Ketua Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri 2008 Sedangkan ciri induk yang matang gonad dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Ciri-ciri Induk Gurame Jantan dan Betina yang Matang Gonad Ciri fisik Induk betina Induk jantan Warna Perut Susunan sisik Gerakan Perut distriping Relatif terang Membulat Sedikit terbuka Lamban Tidak mengeluarkan cairan Hitam Membentuk sudut tumpul Normal Lincah Mengeluarkan cairan sperma Sumber : Ketua Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri 2008

73 Penebaran induk dilakukan pada pagi hari dengan tujuan menghindari stres. Padat tebar disesuaikan dengan luas kolam yang dimiliki dengan perbandingan antara induk jantan dengan betina adalah 1:3 sampai 1:4. f. Proses Pemijahan Proses pemijahan induk Ikan Gurame dilakukan dengan sistem pemijahan massal yang mana jumlah induk gurame jantan 10 ekor dan induk gurame betina berjumlah ekor. Induk memijah setelah hari setelah penebaran. Hal ini ditandai dengan adanya induk jantan yang membuat sarang untuk mengamankan telur dari gangguan hewan lain dan merangsang lawan jenisnya untuk melakukan proses pemijahan. Pemijahan biasanya dilakukan pada sore hari dengan ditandai terlihatnya induk jantan dan betina di daerah sekitar sarang. Induk ikan yang dipijahkan tetap diberi pakan berupa pelet sebanyak 2% dari berat induk dan daun sente sebanyak 10% dari berat induk. Pemijahan akan berlangsung sekitar dua hari setelah pembuatan sarang. Pengambilan telur harus dilakukan secara hati-hati dan dipindahkan ke dalam bak plastik. g. Panen Telur Telur yang dihasilkan setiap pemijahan berkisar antara sampai butir telur setiap pasang. Sarang yang telah diisi telur ditandai dengan adanya induk dan terlihat bintik-bintik di sekitar sarang. Panen telur dilakukan pada pagi hari dengan cara diangkat, kemudian dilakukan pemisahan telur dari sarang. Pemisahan dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari pecahnya telur akibat gesekan. h. Pencucian Telur Pencucian telur dilakukan dengan cara mengambil telur dengan scop net dan dibersihkan dengan air yang mengalir secara perlahan-lahan. Selanjutnya telur dipindahkan ke dalam bak fiber glass yang telah berisi air bersih. i. Penetasan Telur Penetasan telur dilakukan pada bak fiber glass yang berisi 10 liter air bersih. Telur akan menetas dalam waktu jam pada suhu C yang ditandai dengan munculnya ekor. Hal yang harus diperhatikan adalah

74 membersihkan kolam dan membuang telur yang tidak menetas agar tidak mempengaruhi telur yang lain. Setelah telur menetas, larva dipindahkan ke dalam bak yang berisi air bersih dan dihitung dengan menggunakan sendok. Pada tahap ini, larva tidak diberi pakan karena masih memiliki cadangan makanan pada kuning telur yang masih menempel. Pengambilan larva yang mati terapung dilakukan dengan menggunakan sendok dan larva mati di dasar diambil dengan cara penyiponan. Setelah larva berumur kira-kira 10 hari dapat dipanen dan siap didederkan. j. Pendederan I Pendederan I adalah pembesaran benih dari ukuran larva menuju ukuran kuku kelingking. Pendederan ini dilakukan selama 30 hari di mana pakan yang diberikan adalah pakan alami. Pakan alami tersebut dihasilkan dari pemberian postal ke kolam dengan takaran 10 kg setiap dua minggu. Pendederan dilakukan dengan padat tebar 300 ekor/m 2 dengan tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate = SR) sebesar 60%. Selain itu, kolam diberi daun pisang sebagai tempat berlindung ikan dari sinar matahari. k. Pendederan II Pendederan II adalah pembesaran benih dari ukuran kuku kelingking menuju ukuran kuku jempol. Pendederan ini dilakukan selama 30 hari di mana pakan yang diberikan adalah pakan alami. Pakan alami tersebut dihasilkan dari pemberian postal ke kolam dengan takaran 10 kg setiap dua minggu. Selain pakan alami, benih juga diberi pakan tambahan setiap hari. Pakan tersebut berupa pellet apung dengan takaran 1% dari bobot benih. Pendederan dilakukan dengan padat tebar 100 ekor/m 2 dengan tingkat mortalitas 10%. l. Pendederan III Pendederan III adalah pembesaran benih dari ukuran kuku jempol menuju ukuran kuku silet. Pendederan ini dilakukan selama 30 hari di mana pakan yang diberikan adalah pakan alami. Pakan alami tersebut dihasilkan dari pemberian postal ke kolam dengan takaran 10 kg setiap dua minggu. Selain pakan alami, benih juga diberi pakan tambahan setiap hari. Pakan tersebut berupa pellet apung dengan takaran 1% dari bobot benih. Pendederan dilakukan dengan padat tebar 50 ekor/m 2 dengan tingkat mortalitas 10%.

75 m. Pendederan IV Pendederan II adalah pembesaran benih dari ukuran kuku menuju ukuran kuku jempol. Pendederan ini dilakukan selama 30 hari di mana pakan yang diberikan adalah pakan alami. Pakan alami tersebut dihasilkan dari pemberian postal ke kolam dengan takaran 10 kg setiap dua minggu. Selain pakan alami, benih juga diberi pakan tambahan setiap hari. Pakan tersebut berupa pellet apung dengan takaran 1% dari bobot benih. Pendederan dilakukan dengan padat tebar 30 ekor/m 2 dengan tingkat mortalitas 10%. n. Pendederan V Pendederan II adalah pembesaran benih dari ukuran kuku menuju ukuran kuku jempol. Pendederan ini dilakukan selama 60 hari di mana pakan yang diberikan adalah pakan alami. Pakan alami tersebut dihasilkan dari pemberian postal ke kolam dengan takaran 10 kg setiap dua minggu. Selain pakan alami, benih juga diberi pakan tambahan setiap hari. Pakan tersebut berupa pellet apung dan daun sente dengan takaran 1% pakan apung dari bobot benih dan daun sente secukupnya. Pendederan dilakukan dengan padat tebar 10 ekor/m 2 dengan tingkat mortalitas 10%. o. Pemanenan Benih Pemanenan benih Ikan Gurame dilakukan beberapa tahap dan lama periode produksi tergantung pada ukuran benih yang akan dipanen. Ukuran benih dan lama periode tersebut adalah ukuran gabah selama hari, kuku selama 1,5 bulan, silet selama 2,5 bulan, korek selama 3,5 bulan, dan super selama 6 bulan. Pemanenan benih dilakukan pada pagi hari untuk menghindari stres. Untuk memudahkan pemanenan, pada kamalir diberikan paralon sepanjang cm. Pemanenan dilakukan dengan cara mengambil benih yang tersembunyi pada paralon dengan menggunakan serokan dan ditampung dalam bak. Baskom diberi aerasi dan pelindung dari sinar matahari dengan potongan daun pisang atau daun sente. Setelah proses pemanenan, benih siap dijual sesuai pesanan dari konsumen.

76 Persiapan kolam induk Pengemasan benih Pemasangan sosog Pemanenan benih Pemasangan ijuk Proses pendederan V Pengisian air Penebaran induk Proses pemijahan Proses pendederan IV Proses pendederan III Proses pendederan II Panen telur Proses pendederan I Pencucian telur Pemeliharaan larva Penetasan telur Sumber : Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri (2008) Gambar 8. Alur Proses Produksi Benih Ikan Gurame UPR Gurame Mitra Karya Mandiri p. Pengemasan Benih Proses pengemasan benih dilakukan pada saat dilakukan transaksi jual beli dengan jumlah sedikit. benih gurame yang telah dihitung, dikemas menggunakan plastik ukuran 40x60 cm 2 yang telah diisi air bersih sebanyak 1/3 dari ukuran kantong. Selanjutnya dilakukan pemberian oksigen dengan cara manual tanpa menggunakan tabung oksigen. Tahap pengemasan bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup benih selama pengangkutan.

77 5.4 Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan Jauh Lingkungan jauh yang ikut mempengaruhi bisnis UPR Mira Karya Mandiri terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari politik, ekonomi, sosial, dan teknologi Politik Kebijakan pemerintah Indonesia sangat menentukan perkembangan usaha budidaya. Dalam pelaksanaannya, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan perkembangan usaha budidaya. Beberapa program dan kebijakan yang mendukung kegiatan budidaya adalah adanya program perikanan budidaya, yaitu Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya untuk Ekspor (PROPEKAN), Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya untuk Konsumsi Ikan masyarakat (PROKSIMAS), dan Perlindungan dan Rehabilitasi Sumberdaya Perikanan Budidaya (PROLINDA) yang mana pendekatan kebijakannya adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan Kawasan Pelaksanaan pengembangan kawasan dilakukan dengan mendorong penerapan manajemen hamparan untuk mencapai skala ekonomi, mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan efisiensi dalam penggunaan air, sekaligus mengintegrasikan pemenuhan kebutuhan sarana produksi, proses produksi, pemasaran hasil dan pengelolaan lingkungan dalam suatu kesisteman yang mapan. 2. Pengembangan Komoditas Unggulan Pengembangan komoditas unggulan bertujuan untuk lebih memacu pengembangan komoditas yang memiliki kriteria : (i) bernilai ekonomis tinggi, (ii) teknologi tersedia, (iii) permintaan pasar besar, dan (iv) dapat dikembangkan secara masal. 3. Pengembangan Usaha Pengembangan usaha bertujuan agar seluruh usaha perikanan budidaya dilakukan dengan menggunakan prinsip bisnis secara profesional dan

78 berkembang dalam suatu kemitraan usaha yang saling memperkuat dan menguntungkan. Selain itu, kebijakan yang mendukung program tersebut adalah Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor : 4416/Dpb/Pb.110.D1 /Ix/2007 Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Selisih Harga Benih Ikan. Bantuan Selisih Harga Benih Ikan pada tahun 2007 ini diharapkan dapat mendukung keberhasilan program perikanan budidaya khususnya program PROPEKAN dan PROKSIMAS. Bantuan selisih harga benih ini ditujukan untuk penyediaan benih berkualitas dengan harga terjangkau, agar para pembudidaya penerima bantuan selisih harga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas. Dalam pedoman tersebut, terdapat jenis ikan budidaya yang mendapat bantuan selisih harga benih ikan salah satunya benih Ikan Gurame. Adapun kriteria benih yang mendapat bantuan tersebut adalah memenuhi kriteria benih ikan kualitas unggul menurut SNI yaitu sebesar Rp 500,00/ekor. Pada Ikan Gurame menurut SNI: , kritetia benih gurame yang unggul adalah adalah panjang 5 8 cm, umur 140 hari, Berat 3-5 g, kesehatan aktif, tidak cacat, dan keseragaman >80%. Dalam rangka memajukan sektor perikanan budidaya, pemerintah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) dan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) telah membangun Balai Penelitian Air Tawar di Kabupaten Bogor Ekonomi Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap suatu barang. Tingkat daya beli masyarakat atau perusahaan menurun drastis pada saat meningkatnya tingkat inflasi. Laju atau tingkat inflasi di Indonesia disajikan oleh Tabel 15. Tabel 15 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 terjadi lonjakan tingkat inflasi mencapai 17,11 persen. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku pada tanggal 1 Oktober 2005 yang tertuang pada peraturan pemerintah No. 55/200 tentang

79 Kenaikan Harga Jual Eceran BBM Dalam Negeri tertanggal 30 September 2005 (Pertamina 2007). Tabel 15. Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun Tahun Tingkat Inflasi (%) , , , , ,40 Sumber: Bank Indonesia (2008) Kenaikan tersebut diakibatkan oleh adanya pengurangan subsidi BBM, yaitu peningkatan harga BBM jenis bensin dari harga Rp 2.400,00 per liter menjadi Rp 4.500,00. Peningkatan harga bensin sebesar 187.5% tanpa disertai dengan peningkatan pendapatan secara langsung memperparah keadaan perekonomian masyarakat Indonesia. Kenaikan harga BBM juga berpengaruh terhadap meningkatnya harga pakan dan induk Ikan Gurame. Akibatnya produksi benih Ikan Gurame menjadi terganggu Sosial Aspek sosial sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pembenihan gurame. Penerimaan masyarakat terhadap usaha pembenihan di Desa Barengkok Kecamatan Leuwiliang sangat baik. Masyarakat tidak merasa terganggu dengan keberadaan usaha pembenihan di dekat pemukiman penduduk. Hal ini dikarenakan usaha pembenihan gurame cukup ramah lingkungan. Faktor lingkungan dalam usaha pembenihan gurame sangat mempengaruhi proses produksi benih. Faktor lingkungan berasal dari ketersediaan air yang mana pasokan air ke kolam Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri berasal dari saluran irigasi Sungai Citeureup yang jarang mengalami kekeringan Perkembangan Teknologi Perkembangan teknologi akhir-akhir ini sangat cepat, hal ini juga terjadi dalam sektor perikanan. Perkembangan teknologi diharapkan mampu membantu dan mengefektifkan kinerja suatu usaha. Penggunaan teknologi akan

80 mempermudah mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam usaha pembenihan Ikan Gurame. Perkembangan teknologi dalam bidang produksi diantaranya pemuliaan induk gurame dan teknik pembuatan pakan alami dan pakan buatan. Perkembangan teknologi dalam bidang tranportasi sangat membantu pembudidaya dalam melancarkan proses produksi. Keberadaan alat tranportasi akan memperpendek waktu tempuh sehingga pengadaan faktor produksi lebih mudah. Perkembangan teknologi dalam bidang komunikasi dapat mempermudah pembudidaya untuk memperlancar transaksi jual beli yang mana pembeli tidak perlu datang terlebih dulu untuk mengetahui ketersediaan benih gurame Lingkungan Industri Ancaman Masuknya Pendatang Baru Perusahaan yang masuk sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada. Keadaan ini tentunya membuat intensitas persaingan di antara perusahaan akan semakin meningkat terutama dalam perebutan pangsa pasar dan sumberdaya produksi yang terbatas. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi perusahaan yang telah berdiri sebelumnya. Begitu pula pada usaha pembenihan Ikan Gurame, pendatang baru akan menambah persaingan dalam bisnis pembenihan Ikan Gurame, misalnya terjadi persaingan dalam merebut pangsa pasar. Masuknya pendatang baru ke dalam usaha pembenihan Ikan Gurame tidak mudah karena terdapat faktor-faktor penghambat, antara lain: 1) Skala Ekonomi Skala ekonomi dalam usaha pembenihan Ikan Gurame tergolong besar, sedangkan pendatang baru biasanya berproduksi dalam skala kecil. Keadaan ini akan memaksa pendatang baru untuk beroperasi pada skala yang sama atau menyesuaikan skala ekonominya agar dapat bersaing di dalam industri. Dalam keadaan demikian maka pendatang baru akan beroperasi pada biaya awal yang besar. 2) Akses ke Saluran Distribusi Saluran distribusi merupakan hal yang sangat menentukan penyebaran produk ke konsumen. UPR yang mempunyai saluran distribusi yang luas akan

81 menghambat masuknya pendatang baru ke dalam pasar. Dalam hal ini, Pendatang baru mungkin akan sulit memasuki saluran distribusi yang sudah ada. 3) Diferensiasi Produk Diferensiasi produk merupakan strategi yang dapat membuat produk suatu perusahaan berbeda dan memiliki nilai tambah yang mana dalam hal ini adalah kualitas dari benih Ikan Gurame. Kelompok UPR baru khususnya dalam usaha pembenihan Ikan Gurame, dalam melakukan strategi diferensiasi akan mengeluarkan sejumlah biaya promosi yang tidak sedikit untuk merebut pelanggan Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Aspek persaingan dalam industri juga merupakan hal yang patut diperhitungkan dalam bisnis pembenihan Ikan Gurame. Kelompok tidak boleh meremehkan kelompok lain yang skalanya kecil dengan bidang bisnis sama, karena mungkin saja perusahaan tersebut lebih mudah dalam memperoleh pemasok atau usahanya lebih lancar. Sudah tentu di sini terjadi perebutan dalam perolehan bahan baku dan pasar sasaran. Kelompok pembudidaya yang bergerak dalam pembenihan Ikan Gurame terdapat di daerah Desa Petir, Parung, Situ Gede Ancaman Produk Pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada pada industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Meskipun dengan karakteristik yang berbeda, produk substitusi dapat memberikan fungsi yang sama. Ancaman yang ditimbulkan produk substitusi akan sangat kuat apabila konsumen dihadapkan pada biaya peralihan (switching cost) sedikit dan jika harga produk substitusi tersebut lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produkproduk suatu industri. Barang substitusi yang dimaksud antara lain daging hewan unggas. Dengan adanya ancaman dari produk pengganti ini, pembudidaya pembesar akan beralih dari budidaya Ikan Gurame ke budidaya selain Ikan Gurame sehingga usaha pembenihan Ikan Gurame terancam tidak

82 menguntungkan. Produk substitusi ikan banyak sekali, tidak hanya dari daging hewan ternak atau unggas tetapi dari produk perikanan non-ikan Gurame pun bisa jadi produk pengganti, seperti Lobster. Semakin banyak produk substitusi Ikan Gurame maka akan semakin meningkatkan persaingan produk khususnya dalam hal preferensi pasar. Hal ini dapat menjadi ancaman terutama jika preferensi pasar terhadap produk selain Ikan Gurame meningkat Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki dapat mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan servis, bahkan mengadu perusahaan dengan kompetitornya. Hal yang dapat menjadi ancaman antara lain jika pembeli dapat memproduksi sendiri produk yang diperlukan, sifat produk tak terdiferensiasi dan banyak penjual, atau pembeli dapat beralih ke perusahaan lain jika harga yang ditawarkan perusahaan lebih tinggi dari perusahaan pesaing. Akan tetapi pada keadaan aktual, Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri merupakan satu-satunya kelompok pembudidaya yang bergerak dalam usaha pembenihan gurame di Kecamatan Leuwiliang sehingga daya tawar-menawar dari pembeli memiliki kekuatan yang lemah terhadap Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Hal ini didukung pula dengan masih sedikitnya pembudidaya yang bergerak pada usaha pembenihan Ikan Gurame di wilayah Kabupaten Bogor yang mana pesaing berproduksi dalam jumlah yang kecil Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Dalam bisnis pembenihan Ikan Gurame, pengadaan bahan baku tergantung dari pemasok. Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan pasokan bahan baku. Pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, pemasok yang paling berpengaruh adalah dalam pengadaan pakan yaitu dengan PS. Mitra Prima Lestari. Hal ini menyebabkan kekuatan tawar pemasok menjadi kuat terhadap Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri

83 5.5 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Identifikasi Strengths (S) Strengths (S) adalah kekuatan yang dimiliki UPR Gurame Mitra Karya Mandiri yang bersumber dari kelebihan sumberdaya, keterampilan, produksi, dan fasilitas. Kekuatan yang dimiliki oleh UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah sebagai berikut: 1. Memiliki budaya disiplin yang tinggi Tingkat kedisiplinan yang tinggi pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri merupakan kunci sukses dalam produksi pembenihan Ikan Gurame. Kedisiplinan ini meliputi ketaatan terhadap peraturan yang berlaku maupun teknis dalam proses produksi dari pemilihan induk sampai pendederan benih. 2. Rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi Adanya rasa kekeluargaan dan kebersamaan pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri sangat berpengaruh terhadap proses produksi benih. Hal ini dikarenakan setiap anggota dalam kelompok memiliki kolam, sehingga dalam pelaksanaan proses produksi antara satu anggota dengan anggota yang lain saling membantu baik dari penyiapan lahan sampai pemanenan benih. 3. Pelatihan diterapkan dengan baik Pelatihan pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri berasal dari pemerintah melalui UPTD. Pelatihan berguna dalam pengembangan teknis produksi yang berpengaruh pada peningkatan jumlah produksi. 4. Kemudahan untuk menjadi anggota Proses menjadi anggota baru di Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri tidak memerlukan persyaratan khusus yang harus dipenuhi seperti surat lamaran pekerjaan, ijazah atau surat-surat penting lainnya yang umum untuk melamar pekerjaan. Untuk menjadi anggota, cukup datang kepada ketua Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri untuk menyatakan keinginan untuk menjadi anggota Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. 5. Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria berdasar SNI Berdasar kriteria standar benih gurame menurut Badan Standarisasi Nasional, benih pada ukuran kuku, jempol, silet, korek, dan super dapat

84 digolongkan sebagai benih dengan kualitas yang unggul. Mutu dan kualitas dari benih Ikan Gurame sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pembeli. 6. Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik pakan Kerjasama dalam pengadaan pakan (PS. Mitra Prima Lestari) sangat berpengaruh terhadap proses produksi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Sedangkan kerjasama dengan koperasi Bintang Resmi berpengaruh terhadap pengadaan modal untuk pengembangan usaha. 7. Mampu menghasilkan pakan alami sendiri Kemampuan memproduksi pakan alami sangat berpengaruh terhadap proses produksi karena mampu meminimalisir pengeluaran keuangan. Pakan alami tersebut adalah kutu air, Daphnia, dan daun sente. 8. Satu-satunya kelompok pembenih di Kecamatan Leuwiliang Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah Kelompok Pembudidaya yang bergerak pada usaha pembenihan. Hal ini menyebabkan para pembudidaya pembesar di daerah sekitar Kecamatan Leuwiliang cenderung untuk memilih benih Ikan Gurame dari UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Identifikasi Kelemahan (Weakness) Identifikasi kelemahan dilakukan terhadap kelemahan yang ada pada UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Adapun kelemahan yang dimiliki adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan persediaan induk gurame Ketersediaan induk gurame berpengaruh terhadap tingkat produksi benih. Jika jumlah induk gurame terbatas, tingkat keuntungan yang diperoleh tidak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan. 2. Teknik penghitungan telur tergolong masih tradisional Teknik penghitungan yang digunakan pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri menggunakan sendok. Teknik ini berpengaruh terhadap tingkat mortalitas telur dan benih. Meskipun terdapat beberapa teknik produksi yang memenuhi syarat seperti padat tebar, masih ada teknik yang masih dilalaikan dalam proses produksi seperti manipulasi keadaan alam. Teknik tersebut

85 diantaranya adalah pemberian cahaya buatan terhadap benih Ikan Gurame untuk menjaga stabilitas suhu air. Kelalaian tersebut disebabkan terbatasnya modal. 3. Keterbatasan modal Jumlah modal yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap proses produksi dan tingkat kemampuan untuk mengembangkan usaha. Pada UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, modal lebih diprioritaskan kepada pengadaan pakan daripada penyediaan fasilitas untuk meningkatkan tingkat produksi. 4. Tingkat mortalitas yang tinggi Pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, tingkat mortalitas yang tinggi terjadi pada pendederan I yaitu pendederan ukuran larva ke ukuran kuku sebesar 40%. Hal ini dikarenakan dalam proses budidaya pada ukuran tersebut tidak menggunakan teknik budidaya untuk meningkatkan survival rate Identifikasi Peluang (Opportunities) Identifikasi peluang dilakukan berdasar kepada keadaan lingkungan di luar Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri yang menguntungkan. Peluang yang dihadapi oleh UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah sebagai berikut: 4. Tersedianya air secara berkelanjutan Air adalah faktor produksi paling utama untuk melakukan kegiatan budidaya. Air yang digunakan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri berasal dari irigasi sungai di sekitar areal budidaya yaitu Sungai Citeureup. 5. Adanya dukungan dari pemerintah Dukungan dari pemerintah diperoleh melalui Dinas Peternakan dan Perikanan dan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Dukungan ini berupa pelatihan dan penyuluhan dari suatu instansi atau lembaga tertentu. 6. Adanya Program Penyaluran Bantuan Selisih Harga Benih Ikan Bantuan ini berlaku pada benih gurame yang sesuai dengan kriteria menurut SNI yaitu benih dengan kriteria panjang 5 8 cm, umur 140 hari, berat 3-5 g, kesehatan aktif, tidak cacat, dan keseragaman >80%. Bantuan selisih harga benih ikan bertujuan untuk meningkatkan tingkat produksi baik pembudidaya benih gurame maupun pembudidaya gurame ukuran konsumsi.

86 7. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat mendukung dalam pencarian informasi tentang pasar maupun keadaan pasar. Selain itu juga, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mempermudah transaksi jual beli. 8. Tingkat permintaan benih yang tinggi Pada Tabel 16, dapat dilihat bahwa hasil produksi terjadi kecenderungan kenaikan jumlah produksi. Dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2005 terjadi kenaikan produksi Hal ini dikarenakan sudah semakin banyaknya para pembudidaya yang membudidayakan Ikan Gurame. Akan tetapi, kebutuhan pemenuhan permintaan Ikan Gurame di dalam negeri masih kurang (Tempo 2003). Pengembangan produksi Ikan Gurame selalu mengalami kendala yaitu kekurangan benih. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat penyebaran informasi teknologi pembenihan kepada pembenih dan rendahnya penyerapan teknologi pada tingkat pembudidaya (Badan Riset Kelautan dan Perikanan 2003). Selain itu, tidak banyak yang menekuni usaha budidaya Ikan Gurame secara professional dan berorientasi komersial. Maka, penawaran Ikan Gurame masih dirasakan cukup lamban walaupun permintaan di dalam negeri cukup tinggi. Tabel 16. Data Produksi Nasional Ikan Gurame Tahun Tahun Produksi (Ton) Perubahan (%) , , , , , ,33 Sumber : Tempo Interaktif (2005) 9. Adanya induk gurame (porselen) dengan kualitas unggul Jenis Ikan Gurame yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: Gurame Angsa, Gurame Jepun, Blausafir, Bastar dan Porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain,

87 induk Ikan Gurame Porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk selain bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan butir telur, porselen mampu butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan Identifikasi Ancaman (Threats) Identifikasi ancaman dilakukan berdasar kepada keadaan lingkungan di luar Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri yang mengancam atau merugikan. Peluang yang dihadapi oleh UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah sebagai berikut: 1. Kenaikan harga BBM Kenaikan harga BBM berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha budidaya. Pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, kenaikan harga BBM paling berpengaruh terhadap meningkatnya harga pakan yang secara otomatis juga meningkatkan biaya produksi. 2. Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok berdampak terhadap tingkat mortalitas benih Ikan Gurame. Hal ini dikarenakan adanya fluktuasi suhu yang sangat tinggi akibat dari perubahan iklim dan cuaca yang mencolok. 3. Adanya hama dan penyakit yang menyerang ikan Hama dan penyakit sangat berpengaruh terhadap menurunnya tingkat produksi yang dihasilkan. Hama dan penyakit menyebabkan tertundanya waktu pemijahan pada induk atau kematian pada induk maupun benih. Hama yang mengganggu proses produksi pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah ular, kepiting, ikan lain yang ukurannya lebih besar. Sedangkan penyakit yang menyerang Ikan Gurame adalah penyakit yang diakibatkan oleh jamur, bakteri, dan virus yang mana organ yang terserang adalah kulit, insang, dan organ dalam. 5.6 Analisis IFE Dari identifikasi lingkungan internal, dapat diketahui kekuatan dan kelemahan Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Kekuatan kelompok digunakan untuk melakukan pengembangan usaha. Sedangkan kelemahan kelompok harus diperbaiki agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Beberapa

88 kekuatan dan kelemahan dari Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Analisis IFE Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri No Faktor Internal Perusahaan Bobot Rating Skor 1 Memiliki budaya disiplin yang tinggi Rasa kekeluargaan&kebersamaan yang tinggi Pelatihan berjalan dengan baik Kemudahan untuk menjadi anggota Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik pakan Mampu menghasilkan pakan alami Satu-satunya kelompok pembenih di Kecamatan Leuwiliang Keterbatasan induk gurame Teknis penghitungan telur masih tradisional Keterbatasan modal Pencatatan data kurang sistematis Tingkat mortalitas yang tinggi Total Berdasarkan Tabel 17, kekuatan yang dimiliki oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri yang paling dominan adalah benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI dengan skor dan kekuatan dengan skor terkecil adalah kemudahan masuknya anggota baru dengan skor sebesar Sedangkan kelemahan yang dimiliki dengan skor tertinggi sebesar adalah keterbatasan modal dan kelemahan dengan skor terendah sebesar Proses pembobotan dan peratingan dapat dilihat pada Lampiran Analisis EFE Analisis EFE adalah identifikasi terhadap lingkungan di luar Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri sehingga diperoleh peluang yang dapat dijadikan sebagai kekuatan dan ancaman yang harus diwaspadai dan dihindari. Adapun peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa peluang dengan skor terbesar adalah tersedianya air yang secara bekelanjutan dengan skor sebesar dan peluang dengan skor terkecil adalah adanya program bantuan selisih harga benih ikan sebesar Sedangkan ancaman dengan skor terbesar dan

89 terkecil adalah adanya hama dan penyakit yang menyerang ikan dan perubahan iklim dan cuaca yang mencolok yaitu sebesar dan Adapun proses peratingan dan pembobotan dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 18. Analisis EFE Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri No Faktor eksternal Bobot Rating Skor 1 Tersedianya air secara berkelanjutan Adanya dukungan dari pemerintah setempat Adanya program Bantuan selisih harga benih ikan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat Tingkat permintaan yang tinggi Adanya induk gurame (porselen) dengan kualitas unggul Kenaikan harga BBM Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok Adanya hama dan penyakit yang menyerang ikan Total Analisis SWOT Analisis SWOT terdiri atas analisis terhadap faktor internal berupa kekuatan(strengths) dan kelemahan (Weakness), serta faktor eksternal yang berupa peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Analisis SWOT merupakan identifikasi terhadap berbagai kekuatan(strengths) dan kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Perumusan alternatif strategi yang akan diterapkan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dilakukan berdasar pada hasil analisis pada matriks IFE dan EFE yang diformulasikan kembali dengan melakukan penyesuaian antara kekuatan internal yang dimiliki dengan kekuatan eksternal yang dihadapi. Hasil penyesuaian dapat dilihat pada matriks SWOT pada Gambar 9.

90 EKSTERNAL INTERNAL OPPORTUNITIES (O) 7. Tersedianya air secara berkelanjutan 8. adanya dukungan dari pemerintah 9. Adanya Program Penyaluran Bantuan Selisih Harga Benih Ikan 10. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat 11. Tingkat permintaan benih yang tinggi 12. Adanya induk gurame (porselen) dengan kualitas unggul THREATS (T) 10. Kenaikan harga BBM 11. Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok 12. Adanya hama dan penyakit yang menyerang ikan STRENGTHS (S) 9. Memiliki budaya disiplin yang tinggi 10. Rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi 11. Pelatihan berjalan dengan baik 12. Kemudahan untuk menjadi anggota 13. Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria berdasar SNI 14. Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik pakan 15. Mampu menghasilkan pakan alami 16. Satu-satunya kelompok pembenih di Kecamatan Leuwiliang STRATEGI SO SO1. Meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pasar (S1, S2, S5, S7, S8, O1, O3, O5, O6) SO2. Meningkatkan dan mempertahankan mutu dan kualitas benih untuk memperoleh dan menjaga kepercayaan dari pembeli (S1, S3, S5, S6, O1, O2, O3, O4, O5) SO3. Menggunakan induk gurame yang unggul (S1, S3, S8, O2, O3, O4, O5, O6) STRATEGI ST ST1. Mengatur pola tanam (S1, S2, S3, S5, S6, S7, S8, T2, T3) ST2. Menggunakan biaya secara efektif dan efisien (S1, S2, S4, S5, S7, S8, T1) WEAKNESS (W) 6. Keterbatasan persediaan induk gurame 7. Teknik penghitungan telur tergolong masih tradisional 8. Keterbatasan modal 9. Pencatatan data Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri belum sistematis 10. Tingkat mortalitas yang tinggi STRATEGI WO WO1. Memperbaiki teknik penghitungan telur dengan cara sampling (W2, W3, W4, W5, O1, O5) WO2. Berusaha dalam pengadaan induk gurame secara mandiri (W2, O1, O5) STRATEGI WT WT 1. Memperbaiki sistem pencatatan dan menginformasikan kepada anggota (W2, W3, W4, W5, T1) WT 2. pemberian vaksin pada benih gurame (W1, W2, W3, W4, W5, T1, T2, T3) WT3. Menambah fasilitas produksi guna meminimalisir tingkat mortalitas benih (W1, W2, W3, W4, W5, T2) Gambar 9. Matriks SWOT UPR Gurame Mitra Karya Mandiri

91 Berdasarkan Gambar 9, dapat diketahui empat jenis strategi alternatif. Empat strategi tersebut adalah sebagai berikut: 1. STRATEGI SO Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh tiga strategi SO yang dapat diimplementasikan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Strategi yang pertama adalah meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Strategi ini didasarkan atas kekuatan S1, S2, S5, S6, S7 dan S8 yaitu memiliki budaya disipin yang tinggi, benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI, adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik pakan, mampu menghasilkan pakan alami, dan satu-satunya kelompok pembenih di Kecamatan Leuwiliang untuk memanfaatkan peluang O1, O2, O3, O5 dan O6 yaitu tersedianya air secara berkelanjutan, adanya dukungan dari pemerintah, adanya Program Penyaluran Bantuan Selisih Harga Benih Ikan, tingkat permintaan benih yang tinggi, dan adanya induk gurame (porselen) dengan kualitas unggul. Peningkatan jumlah produksi dilakukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan pasar. Strategi ini dilaksanakan dengan cara menggunakan sumberdaya yang dimiliki seoptimal mungkin. Strategi yang kedua adalah meningkatkan dan mempertahankan mutu dan kualitas benih untuk memperoleh dan menjaga kepercayaan dari pembeli. Strategi ini didasarkan atas kekuatan S1, S3, S5, dan S6 untuk memanfaatkan peluang O1, O2, O3, O4, dan O5. Implementasi strategi ini dilakukan dengan cara melakukan percobaan secara mandiri mengenai informasi teknologi pembenihan yang diperoleh dari pelatihan dari instansi tertentu Strategi yang ketiga adalah menggunakan induk gurame yang unggul (gurame porselen). Strategi ini didasarkan atas kekuatan S1, S3, S8 untuk memanfaatkan peluang O2, O3, O4, O5 dan O6. Strategi ini dapat dilakukan dengan mencoba melakukan pembenihan dengan induk gurame jenis porselen dan membandingkan dengan pembenihan dengan induk jenis yang sudah digunakan. 2. STRATEGI WO Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh tiga strategi WO yang dapat dilakukan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Strategi WO yang

92 pertama adalah memperbaiki teknik penghitungan telur dengan cara sampling. Strategi ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan W2, W3, W4, danw5 dengan memanfaatkan peluang O1 dan O5. Teknik penghitungan telur yang menggunakan sendok memiliki resiko pecahnya telur yang mengakibatkan turunnya tingkat produksi. Hal ini dapat dikurangi dengan teknik penghitungan dengan cara sampling yang diharapkan dapat menurunkan resiko pecahnya telur akibat goncangan. Strategi untuk mengatasi kelemahan dan memanfaatkan peluang yang kedua adalah berusaha dalam pengadaan induk gurame secara mandiri. Kelemahan yang berhubungan dengan strategi ini adalah keterbatasan persediaan induk gurame (W2). Sedangkan peluang yang dimanfaatkan adalah O1 dan O5 yaitu tersedianya air secara berkelanjutan dan tingkat permintaan yang tinggi. Strategi pengadaan induk gurame dapat dilakukan dengan melakukan pembesaran benih di kolam pembesaran benih. Strategi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan terhadap induk gurame sehingga dapat meningkatkan jumlah pembeli. 3. STRATEGI ST Dari analisis SWOT diperoleh tiga strategi ST. Strategi ST yang pertama adalah mengatur pola tanam untuk mengindari keadaan alam yang tidak mendukung. Strategi yang pertama ini memanfaatkan kekuatan S1, S2, S3, S5, S6, S7, dan S8 untuk menghindari ancaman T2 dan T3. strategi ini dilakukan dengan cara pembagian anggota menjadi beberapa kelompok kecil yang setiap bagiannya membudidayakan tidak sama dengan bagian yang lain dalam hal waktu tanam benih. Strategi ST yang kedua adalah menggunakan biaya secara efektif dan seefisien mungkin. Strategi ini memanfaatkan kekuatan S1, S2, S4, S5, S7, dan S8 untuk menghindari ancaman T1. Tindakan yang dapat dilakukan pada strategi ini adalah meningkatkan produksi pakan alami sehingga tingkat konsumsi benih terhadap pakan alami dapat ditingkatkan. Selain itu juga, tindakan yang lain adalah berusaha dalam pengadaan pakan buatan secara mandiri.

93 4. STRATEGI WT Dari analisis SWOT, alternatif strategi yang dapat dilakukan ada empat. Strategi yang pertama adalah memperbaiki sistem pencatatan dan menginformasikan kepada anggota. Strategi ini meminimalkan kelemahan W2, W3, W4, dan W5 untuk menghindari ancaman T1. Dengan pencatatan yang lebih sistematis, diharapkan dapat diketahuinya faktor-faktor produksi yang penggunaannya tidak efektif dan efisien. Selain itu, dapat diketahui tingkat kerugian akibat ancaman T2 dan T3 sehingga tidak melakukan kesalahan yang sama di waktu yang akan datang. Strategi WT yang kedua adalah pemberian vaksin pada benih Ikan Gurame. Strategi ini dilakukan untuk meminimalkan kelemahan W2, W3, W4, dan W5 untuk menghindari ancaman T1, T2, dan T3. Pemberian vaksin dilakukan dengan tujuan mengurangi tingkat mortalitas benih. Vaksinasi dapat dilakukan pada benih Ikan Gurame yang berumur lebih dari dua minggu. Adapun cara pembenihan vaksin yaitu, benih Ikan Gurame direndam dalam larutan vaksin selama 30 menit dengan dosis 1 ml vaksin dicampur dalam 10 liter air untuk 150 ukuran benih. Vaksinasi ini telah mampu memberikan kekebalan selama empat bulan dengan masa inkubasi 15 hari. Strategi WT yang terakhir adalah menambah fasilitas yang bertujuan untuk meminimalisir tingkat mortalitas benih. Strategi ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan W2, W3, W4, dan W5 untuk menghindari ancaman T2. strategi menambah fasilitas ini berguna jika fasilitas yang ditambahkan dapat meminimalisir tingkat mortalitas benih. Adapun salah satu contohnya adalah pemberian naungan atau penghalang masuknya sinar matahari dan air hujan secara langsung untuk meminimalisir resiko akibat penurunan suhu air yang dapat berakibat fatal terhadap keberlangsungan hidup benih. Prioritas strategi berdasarkan analisis SWOT yaitu: Meningkatkan dan mempertahankan mutu dan kualitas benih untuk memperoleh dan menjaga kepercayaan dari pembeli. Meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Menggunakan induk gurame yang unggul.

94 Tabel 19. Pemberian Skor terhadap Hasil Analisis Matriks SWOT Strategi Penjumlahan Skor Skor Peringkat SO1 S1+S2+S5+S7+S8+O1+O3+O5+O SO2 S1+S3+S5+S6+O1+O2+O3+O4+O SO3 S1+S3+S8+O2+O3+O4+O5+O WO1 W2+W3+W4+W5+O1+O WO2 W2+O1+O ST1 S1+S2+S3+ S5+S6+S7+S8+T2+T ST2 S1+S2+S4+S5+S7+S8+T WT1 W2+W3+W4+W5+T WT2 W1+W2+W3+W4+W5+T1+T2+T WT3 W1+W2+W3+W4+W5+T Analisis IE Analisis yang digunakan untuk pengambilan keputusan selanjutnya adalah analisis dengan matriks IE. Matriks IE merupakan hasil penggabungan antara analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yaitu dari skor matriks IFE dan EFE. Total skor pada matriks IFE diplotkan pada sumbu x yang menggambarkan kekuatan internal dari Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Sedangkan total skor pada matriks EFE diplotkan pada sumbu y yang menggambarkan daya tarik industri di mana dalam hal ini adalah daya tarik usaha pembenihan gurame. Pertemuan kedua skor pada kedua sumbu akan diplotkan ke dalam matriks IE yang terbagi menjadi sembilan sel untuk mengetahui posisi perusahaan yang diketahui dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Pengetahuan mengenai posisi persaingan dapat membantu dalam penentuan alternatif strategi yang akan diimplementasikan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Berdasarkan hasil analisis pada matriks IFE dan EFE, dapat diketahui posisi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dengan memplotkan skor IFE sebesar dan skor EFE sebesar pada sumbu x dan y sehingga diketahui bahwa posisi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri terletak pada sel ke II. Pada posisi tersebut, perusahaan berada pada posisi internal yang sedang dan juga kekuatan eksternal yang sedang Hasil perolehan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 10.

95 Kekuatan Internal Bisnis 4,0 Tinggi 3,0 Sedang 2,0 Rendah 1,0 Tinggi Kelompok UPR I Gurame Mitra III 3,0 Karya Mandiri Sedang 2,0 IV V VI Rendah 1,0 VII VIII IX Gambar 10. Matriks IE Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Daya Tarik Industri Perusahaan yang berada pada posisi kekuatan internal bisnis sedang dan daya tarik industri tinggi, strategi terbaik adalah tumbuh dan kembangkan. Pada strategi ini, alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah integrasi ke belakang, integrasi horizontal, dan strategi pengembangan produk. Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar (David 2006). Integrasi ke belakang dapat diimplementasikan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri dengan melakukan strategi pengadaan pakan dan induk Ikan Gurame secara mandiri. Dengan strategi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan tingkat efektif dan efisiennya penggunaan faktor-faktor produksi. Strategi yang ke dua adalah integrasi horizontal. Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan (David 2006). Pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, strategi yang dapat dilakukan adalah melakukan pengaturan pola tanam. Strategi tersebut dapat dicapai dengan cara mendiskusikan antar anggota kelompok sehingga diperoleh kesepakatan dalam pengaturan pola tanan. Dengan strategi ini, diharapkan dapat meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pembeli terhadap Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri karena dapat memenuhi setiap permintaan benih Ikan Gurame secara kontinu. Sedangkan strategi yang terakhir adalah adalah dengan melakukan pengembangan produk. Pengembangan produk yang dapat dilakukan adalah

96 dengan melakukan peningkatan jumlah kuantitas dari benih Ikan Gurame. Strategi ini dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu menggunakan induk Gurame Porselen, memperbaiki teknik produksi dari tahap telur sampai benih ikan gurame ukuran siap jual Analisis QSPM Analisis QSPM merupakan analisis terakhir dalam proses manajemen strategis untuk melakukan proses pengambilan keputusan. Analisis QSPM menggunakan informasi pada tahapan input yang terdiri dari matriks IFE dan EFE pada tahap pencocokan dalam perumusan alternatif strategi. Tahapan pencocokan yang digunakan adalah matriks SWOT dan matriks IE. Analisis SWOT menghasilkan tiga alternatif strategi utama, yaitu meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pasar, meningkatkan dan mempertahankan mutu dan kualitas benih untuk memperoleh dan menjaga kepercayaan dari pembeli, dan Menggunakan induk gurame yang unggul. Pada analisis matriks IE menunjukkan bahwa Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri berada pada posisi tumbuh dan kembangakan. Dalam QSPM, alternatif strategi yang diperoleh dari tahap pencocokan diberi daya tarik relatif untuk memilih tiga strategi spesifik yang akan diimplementasikan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Pada perhitungan di Lampiran 3, menunjukkan bahwa strategi yang pertama diprioritaskan oleh Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah strategi meningkatkan dan mempertahankan mutu dan kualitas benih untuk memperoleh dan menjaga kepercayaan dari pembeli yang memiliki nilai TAS sebesar , prioritas ke dua adalah strategi meningkatkan jumlah produksi dengan TAS sebesar dan prioritas ke tiga adalah menggunakan induk gurame unggul dengan TAS sebesar Strategi prioritas pertama yaitu strategi meningkatkan dan mempertahankan mutu dan kualitas benih untuk memperoleh dan menjaga kepercayaan dari pembeli. Untuk mendukung strategi ini, antar setiap anggota saling tukar pikiran tentang segala keadaan yang dialami pada usaha pembenihan tiap anggota baik itu yang menguntungkan maupun merugikan.

97 Strategi kedua adalah meningkatkan jumlah produksi. Untuk mendukung strategi ini, Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri harus menggunakan sumberdaya yang dimiliki seoptimal mungkin. Strategi yang ke tiga adalah strategi menggunakan induk gurame unggul yaitu gurame porselen. Untuk mendukung strategi ini, pembenih harus mencari informasi tentang pembudidaya yang menyediakan induk gurame porselen.

98 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk merumuskan strategi pada usaha pembenihan gurame pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor internal yang menjadi kekuatan bagi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah memiliki budaya disiplin yang tinggi, rasa keluargaan dan kebersamaan yang tinggi, pelatihan berjalan dengan baik, kemudahan masuknya anggota baru, benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI, adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik pakan, mampu menghasilkan pakan alami, dan memiliki lahan yang luas. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan adalah keterbatasan induk gurame, teknis produksi benih masih tradisional, keterbatasan modal, pencatatan data kurang sistematis, dan tingkat mortalitas yang tinggi. Faktor eksternal yang merupakan peluang bagi Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah tersedianya air secara berkelanjutan, adanya dukungan dari pemerintah setempat, adanya program Bantuan selisih harga benih ikan, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, dan tingkat permintaan yang tinggi. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah kenaikan harga BBM, adanya induk gurame (porselen) dengan kualitas unggul, danperubahan iklim dan cuaca yang mencolok. 2. Pada tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis QSPM, diperoleh strategi yang direkomndasikan kepada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri adalah meningkatkan dan mempertahankan mutu dan kualitas benih untuk memperoleh dan menjaga kepercayaan dari pembeli, meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan pasar, dan menggunakan induk gurame yang unggul. 6.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan untuk melakukan pengembangan usaha bisnis pembenihan gurame adalah :

99 1. Perlu dilakukan pengembangan teknik produksi dalam usaha pembenihan pada Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri. Pengembangan tersebut meliputi melakukan pengaturan pola tanam, meningkatkan nutrisi pakan untuk induk Ikan Gurame guna meningkatkan daya tetas telur, dan melakukan manipulasi lingkungan terhadap suhu baik dengan cara alami maupun buatan. 2. Perlu dukungan dari pemerintah untuk mempercepat proses birokrasi dalam pengadaan subsidi untuk benih seperti bantuan subsidi selisih harga benih ikan.

100 DAFTAR PUSTAKA [Anonim] Selayang Pandang Kelompok UPR Mitra Karya Mandiri Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang. [Makalah]. Bogor: Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang. [BRKP] Badan Riset Kelautan dan Perikanan Budidaya Ikan Air Tawar. Bogor: Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Pemerintah Kabupaten Bogor Kondisi Umum Kota Bogor. Desember 2007] David F. R Manajemen Strategis: Konsep dan kasus. Ed ke-10. Sulistio P dan Mahardika H, Penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari : Concept and Cases of Strategic Management. [Disnakan] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Laporan Kegiatan Bogor: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan Statistik Perikanan Budidaya Indonesia. Jakarta: DKP. Fauzi A Prinsip-Prinsip Sosial Ekonomi. Panduan Singkat. Bogor. Departemen Sosial Ekonomi Perikanan. FPIK. IPB. Hanafiah AM, AM. Saefuddin Tata Niaga Hasil Perikanan. Jakarta: UI Press. Handoko TH Dasar-Dasar Manajemen Operasi dan Produksi. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan M Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara. Jangkaru Z Memacu Pertumbuhan Gurame. Jakarta: Penebar Swadaya. Jauch LR, William F. Glueck Manaejemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan.Ed Ke 3. Murad dan Sitanggang Henry RA, Penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Management Strategic. Kinnear, Taylor Marketing Research and Applied Method. USA: Me Graw, Hill. Kotler P Manajemen Pemasaran Ed Millenium. Penerjemah: H teguh, RA Rusli dan B Molan, Penerjemah. Jakarta: Prenhalindo. Terjemahan dari Marketing Management. Kossen S Aspek Manusia dan Organisasi. Siregar, Penerjemah. Jakarta. Penerbit Erlangga. Terjemahan dari The Human Side of Organization.

101 Lentera Cermat dan Tepat memasarkan Gurame. Jakarta : Agromedia Pustaka. Nazir M Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nurdjanah M, L Rakhamawati Membangun Kejayaan Perikanan Budidaya. Di dalam 60 Tahun Perikanan Indonesia (Eds. Cholik et al.). Masyarakat Perikanan Nusantara. hal Pertamina Indonesia Perkembangan Harga Produk BBM Tahun / [28 Desember 2007] Prihatman K Budidaya Ikan Gurame. html [29 April 2008] Rangkuti F Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Saanin H Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta: Bina Cipta. Soehardjo A, D Patong Sendi-Sendi Ilmu Usaha Tani. Bogor: Fakultas Pertanian. IPB Tempo Interaktif Produksi Ikan Gurame Tiap Tahun Meningkat 35%. [28 Desember 2007] Umar H Strategic Management in Action: Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis: Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wheelen TL, Hunger DL Strategic Management and Business Policy. New Jersey: Pearson Education, Inc.

102 LAMPIRAN

103 Lampiran 1. Peta Wilayah Desa barengkok

104 Lampiran 2. Pembobotan Internal Kelompok UPR Mitra Karya Mandiri Responden 1 NO FAKTOR INTERNAL A B C D E F G H I J K L M Total Bobot 1 Memiliki budaya disiplin yang tinggi A Rasa kekeluargaan&kebersamaan yang tinggi B Pelatihan berjalan dengan baik C Kemudahan masuknya anggota baru D Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI E Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik pakan F Mampu menghasilkan pakan alami G satu-satunya pembenih di Kecamatan Leuwiliang H Keterbatasan induk gurame I Teknis produksi benih masih tradisional J Keterbatasan modal K Pencatatan data kurang sistematis L Tingkat mortalitas yang tinggi M Total

105 Pembobotan Internal Kelompok UPR Mitra Karya Mandiri Responden 2 NO FAKTOR INTERNAL A B C D E F G H I J K L M Total Bobot 1 Memiliki budaya disiplin yang tinggi A Rasa kekeluargaan&kebersamaan yang tinggi B Pelatihan berjalan dengan baik C Kemudahan masuknya anggota baru D Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI E Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik pakan F Mampu menghasilkan pakan alami G Memiliki lahan yang luas H Keterbatasan induk gurame I Teknis produksi benih masih tradisional J Keterbatasan modal K Pencatatan data kurang sistematis L Tingkat mortalitas yang tinggi M Total

106 Pembobotan Eksternal Kelompok UPR Mitra Karya Mandiri Responden 1 NO FAKTOR EKSTERNAL A B C D E F G H I Total Bobot 1 Tersedianya air secara berkelanjutan A Adanya dukungan dari pemerintah setempat B Adanya program Bantuan selisih harga benih ikan C Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat D Tingkat permintaan yang tinggi E Adanya induk gurame (porselen) dengan kualitas unggul F Kenaikan harga BBM G Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok H Adanya hama dan penyakit yang menyerang ikan I Total

107 Pembobotan Eksternal Kelompok UPR Mitra Karya Mandiri Responden 2 NO FAKTOR EKSTERNAL A B C D E F G H I Total Bobot 1 Tersedianya air secara berkelanjutan A Adanya dukungan dari pemerintah setempat B adanya program Bantuan selisih harga benih ikan C perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang 4 pesat D tingkat permintaan yang tinggi E Adanya induk gurame (porselen) dengan kualitas unggul F kenaikan harga BBM G perubahan iklim dan cuaca yang mencolok H adanya hama dan penyakit yang menyerang ikan I Total

108 Lampiran 3. Tabel QSPM Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri NO faktor-faktor kunci sukses BOBOT kekuatan STRATEGI I STRATEGI II AS TAS AS TAS 1 Memiliki budaya disiplin yang tinggi Rasa kekeluargaan&kebersamaan yang tinggi Pelatihan berjalan dengan baik Kemudahan masuknya anggota baru Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik 6 pakan Mampu menghasilkan pakan alami Satu-satunya pembenig gurame di Kec. 8 Leuwiliang Kelemahan 1 Keterbatasan induk gurame Teknis produksi benih masih tradisional Keterbatasan modal Pencatatan data kurang sistematis Tingkat mortalitas yang tinggi Peluang 1 Tersedianya air secara berkelanjutan Adanya dukungan dari pemerintah setempat Adanya program Bantuan selisih harga benih ikan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat Tingkat permintaan yang tinggi Adanya induk gurame (porselen) dengan 6 kualitas unggul Ancaman 1 Kenaikan harga BBM Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok Adanya hama dan penyakit yang menyerang 3 ikan Total

109 NO faktor-faktor kunci sukses BOBOT kekuatan STRATEGI III STRATEGI IV AS TAS AS TAS 1 Memiliki budaya disiplin yang tinggi Rasa kekeluargaan&kebersamaan yang tinggi Pelatihan berjalan dengan baik Kemudahan masuknya anggota baru Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik 6 pakan Mampu menghasilkan pakan alami Satu-satunya pembenig gurame di Kec. 8 Leuwiliang Kelemahan 1 Keterbatasan induk gurame Teknis produksi benih masih tradisional Keterbatasan modal Pencatatan data kurang sistematis Tingkat mortalitas yang tinggi Peluang 1 Tersedianya air secara berkelanjutan Adanya dukungan dari pemerintah setempat Adanya program Bantuan selisih harga benih ikan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat Tingkat permintaan yang tinggi Adanya induk gurame (porselen) dengan 6 kualitas unggul Ancaman 1 Kenaikan harga BBM Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok Adanya hama dan penyakit yang menyerang 3 ikan Total

110 NO faktor-faktor kunci sukses BOBOT kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman STRATEGI V STRATEGI VI AS TAS AS TAS 1 Memiliki budaya disiplin yang tinggi Rasa kekeluargaan&kebersamaan yang tinggi Pelatihan berjalan dengan baik Kemudahan masuknya anggota baru Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik 6 pakan Mampu menghasilkan pakan alami Satu-satunya pembenig gurame di Kec. 8 Leuwiliang Keterbatasan induk gurame Teknis produksi benih masih tradisional Keterbatasan modal Pencatatan data kurang sistematis Tingkat mortalitas yang tinggi Tersedianya air secara berkelanjutan Adanya dukungan dari pemerintah setempat Adanya program Bantuan selisih harga benih ikan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat Tingkat permintaan yang tinggi Adanya induk gurame (porselen) dengan 6 kualitas unggul Kenaikan harga BBM Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok Adanya hama dan penyakit yang menyerang 3 ikan Total \

111 NO faktor-faktor kunci sukses BOBOT kekuatan STRATEGI VII STRATEGI VIII AS TAS AS TAS 1 Memiliki budaya disiplin yang tinggi Rasa kekeluargaan&kebersamaan yang tinggi Pelatihan berjalan dengan baik Kemudahan masuknya anggota baru Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik 6 pakan Mampu menghasilkan pakan alami Satu-satunya pembenig gurame di Kec. 8 Leuwiliang Kelemahan 1 Keterbatasan induk gurame Teknis produksi benih masih tradisional Keterbatasan modal Pencatatan data kurang sistematis Tingkat mortalitas yang tinggi Peluang 1 Tersedianya air secara berkelanjutan Adanya dukungan dari pemerintah setempat Adanya program Bantuan selisih harga benih ikan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat Tingkat permintaan yang tinggi Adanya induk gurame (porselen) dengan 6 kualitas unggul Ancaman 1 Kenaikan harga BBM Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok Adanya hama dan penyakit yang menyerang 3 ikan Total

112 NO faktor-faktor kunci sukses BOBOT kekuatan STRATEGI IX STRATEGI X AS TAS AS TAS 1 Memiliki budaya disiplin yang tinggi Rasa kekeluargaan&kebersamaan yang tinggi Pelatihan berjalan dengan baik Kemudahan masuknya anggota baru Benih yang dihasilkan memenuhi kriteria SNI Adanya kerjasama dengan koperasi dan pabrik 6 pakan Mampu menghasilkan pakan alami Satu-satunya pembenig gurame di Kec. 8 Leuwiliang Kelemahan 1 Keterbatasan induk gurame Teknis produksi benih masih tradisional Keterbatasan modal Pencatatan data kurang sistematis Tingkat mortalitas yang tinggi Peluang 1 Tersedianya air secara berkelanjutan Adanya dukungan dari pemerintah setempat Adanya program Bantuan selisih harga benih ikan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat Tingkat permintaan yang tinggi Adanya induk gurame (porselen) dengan 6 kualitas unggul Ancaman 1 Kenaikan harga BBM Perubahan iklim dan cuaca yang mencolok Adanya hama dan penyakit yang menyerang 3 ikan Total

113 Lampiran 4. Gambaran Umum Kelompok UPR Gurame Mitra Karya Mandiri Sekretariat UPR Mitra Karya Mandiri Kolam Pendederan I Kolam Pembesaran Penghitungan Telur Dengan Sendok Perbaikan Saluran Air Penyiapan Kolam

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) 1. PENDAHULUAN Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relatif meningkat setiap saat. Untuk DKI Jakarta, jenis ikan ini cocok

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN GURAME ( Osphronemus gouramy )

BUDIDAYA IKAN GURAME ( Osphronemus gouramy ) BUDIDAYA IKAN GURAME ( Osphronemus gouramy ) 1. SEJARAH SINGKAT Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/keperak-perakan.

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : 11.11.5412 Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 / 2012 BISNIS BUDIDAYA IKAN NILA

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN GURAME ( Osphronemus gouramy

BUDIDAYA IKAN GURAME ( Osphronemus gouramy TTG BUDIDAYA PERIKANAN BUDIDAYA IKAN GURAME ( Osphronemus gouramy Makalah 1 Makalah 2 1. SEJARAH SINGKAT Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Kolam Pemijahan Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga mudah

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Oleh : Rangga Ongky Wibowo (10.11.4041) S1Ti 2G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Kata Pengantar... Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT

PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI ARIZAL LUTFIEN PRASSLINA PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

: LATIF BERTY ISTIAJI NIP :

: LATIF BERTY ISTIAJI NIP : NAMA : LATIF BERTY ISTIAJI KELAS : S1_TI_2E NIP : 10.11.3864 ABSTRAK Gurami merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarna

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar SNI : 01-6133 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus ) BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus ) 1. SEJARAH SINGKAT Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka

Lebih terperinci

Nofianty ABSTRAK

Nofianty ABSTRAK Nofianty - 0600670101 ABSTRAK PT. Surya Toto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang saniter atau alat perlengkapan mandi. Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M : LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar SNI : 01-6137 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

f. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, g. karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan ba

f. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, g. karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan ba BUDIDAYA IKAN NILA 1. JENIS Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut: Kelas: Osteichthyes Sub-kelas : Acanthoptherigii Crdo : Percomorphi Sub-ordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI TAMAN AKUARIUM AIR TAWAR, TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA RYANI MUTIARA HARDY PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI CARRAGEENAN POWDER PADA PT PHONIX MAS PERSADA, KOTA MATARAM, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABDUL FALAH

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI CARRAGEENAN POWDER PADA PT PHONIX MAS PERSADA, KOTA MATARAM, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABDUL FALAH PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI CARRAGEENAN POWDER PADA PT PHONIX MAS PERSADA, KOTA MATARAM, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABDUL FALAH PROGRAM STUDI MANAJEMEM BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUDIDAYAAN BELUT MATA KULIAH : LINGKUNGAN BISNIS (Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M.) NAMA : TRI SANTOSO NIM : 10.02.7661 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha Ternak

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar SNI : 01-6485.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar DAFTAR ISI Pendahuluan 1. Ruang Lingkup... 1 2. Acuan... 1 3. Definisi... 1 4. Istilah...

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

ANALISIS BAURAN PEMASARAN PRODUK IKAN SEGAR DI GIANT HYPERMARKET CABANG BARANANGSIANG BOGOR

ANALISIS BAURAN PEMASARAN PRODUK IKAN SEGAR DI GIANT HYPERMARKET CABANG BARANANGSIANG BOGOR 1 ANALISIS BAURAN PEMASARAN PRODUK IKAN SEGAR DI GIANT HYPERMARKET CABANG BARANANGSIANG BOGOR IKA SULISTIYA PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBESARAN IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI DESA CINAGARA, KECAMATAN CARINGIN, KABUPATEN BOGOR

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBESARAN IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI DESA CINAGARA, KECAMATAN CARINGIN, KABUPATEN BOGOR EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBESARAN IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI DESA CINAGARA, KECAMATAN CARINGIN, KABUPATEN BOGOR MEISWITA PERMATA HARDY SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

ALOKASI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN IKAN GUPPY DI DESA PARIGI MEKAR, KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ALOKASI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN IKAN GUPPY DI DESA PARIGI MEKAR, KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ALOKASI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN IKAN GUPPY DI DESA PARIGI MEKAR, KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT FANJIYAH WULAN ANGRAINI SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PENGELOLAAN OBYEK WISATA PANTAI LOSARI DI KOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN NURHIDAYAH

ANALISIS STRATEGI BISNIS PENGELOLAAN OBYEK WISATA PANTAI LOSARI DI KOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN NURHIDAYAH ANALISIS STRATEGI BISNIS PENGELOLAAN OBYEK WISATA PANTAI LOSARI DI KOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN NURHIDAYAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) Melalui berbagai media komunikasi pemerintah selalu menganjurkan kepada masyarakat untuk makan ikan. Tujuannya adalah untuk

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar SNI : 01-6141 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar Daftar isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi...

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO DI KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO DI KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO DI KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR ADY ERIADY WIBAWA SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis NAMA : BUNGA DWI CAHYANI NIM : 10.11.3820 KELAS : S1 TI-2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Desa Pabuaran Desa Pabuaran berada di wilayah Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor provinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah dataran tinggi dengan tingkat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Jauch dan Glueek dalam Rosita (2008), bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Kecil 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Manajemen strategi (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT NURUL YUNIYANTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN

Lebih terperinci

PENGARUH PADAT PENEBARAN 60, 75 DAN 90 EKOR/LITER TERHADAP PRODUKSI IKAN PATIN

PENGARUH PADAT PENEBARAN 60, 75 DAN 90 EKOR/LITER TERHADAP PRODUKSI IKAN PATIN PENGARUH PADAT PENEBARAN 60, 75 DAN 90 EKOR/LITER TERHADAP PRODUKSI IKAN PATIN Pangasius hypophthalmus UKURAN 1 INCI UP (3 CM) DALAM SISTEM RESIRKULASI FHEBY IRLIYANDI SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22 Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan

Lebih terperinci

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) 1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar produksi induk ikan lele dumbo kelas induk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar SNI : 01-6484.4-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih ikan lele dumbo kelas benih sebar diterbitkan

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6139 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan...

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi dalam memilih tempat bisnis dan cara bagaimana berbisnis untuk bersaing.

Lebih terperinci

STUDI KEBERLANJUTAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERIKANAN MARJINAL DI KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

STUDI KEBERLANJUTAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERIKANAN MARJINAL DI KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN STUDI KEBERLANJUTAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERIKANAN MARJINAL DI KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN LUMITA SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN

PENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN PENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01 6131 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 10 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Usaha Pembenihan Ikan Bawal Di susun oleh: Nama : Lisman Prihadi NIM : 10.11.4493 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 / 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan bawal merupakan salah satu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE Disusun oleh: Felik Ferdiawan (10.11.3827) TEKHNIK INFORMATIKA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 ABSTRAK Ikan lele memang memiliki banyak penggemar, karena

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PRODUK IKAN SEGAR PADA HIPERMARKET (KASUS DI GIANT HYPERMARKET, MEGA BEKASI HYPERMALL, KOTA BEKASI)

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PRODUK IKAN SEGAR PADA HIPERMARKET (KASUS DI GIANT HYPERMARKET, MEGA BEKASI HYPERMALL, KOTA BEKASI) ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PRODUK IKAN SEGAR PADA HIPERMARKET (KASUS DI GIANT HYPERMARKET, MEGA BEKASI HYPERMALL, KOTA BEKASI) A N N I S A SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di CV. Bening Jati Anugerah yang terletak di Desa Parung Kabupaten Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian April sampai dengan Agustus

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 18 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Ada beberapa konsep pemikiran yang melandasi penelitian ini. Konsepkonsep pemikiran tersebut merupakan teori yang mendukung penelitian ini

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN IKAN HIAS AIR TAWAR PADA HERU FISH FARM DESA KOTA BATU, KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN IKAN HIAS AIR TAWAR PADA HERU FISH FARM DESA KOTA BATU, KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT OPTIMALISASI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN IKAN HIAS AIR TAWAR PADA HERU FISH FARM DESA KOTA BATU, KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT SUSI PUZI ASTUTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6135 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci