BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Uninterruptible Power Supply Uninterruptible Power Supply (UPS) adalah suatu alat yang memiliki rangkaian yang berfungsi untuk menjamin kontinuitas suplai daya serta melindungi beban dari terjadinya gangguan kualitas daya pada suplai daya utama. Hal tersebut dapat tercapai dengan menggunakan rangkaian solid state yang menggunakan baterai sebagai sumber energi alternatif. 2.2 Komponen Utama UPS Komponen utama dari sebuah UPS terdiri dari : Baterai Baterai adalah sumber listrik arus searah yang dihasilkan oleh suatu proses kimia. Baterai terdiri dari satu atau beberapa sel. Ada dua jenis baterai yang biasa digunakan pada peralatan UPS, diantaranya : Lead Acid Baterai jenis ini memiliki suatu proses kimia sederhana yang terdiri dari elektroda yang terbuat dari timah dan timah dioksida pada suatu larutan asam sulfur. Bila potensial pada kedua elektroda diukur, maka nilai yang akan terbaca adalah 2 volt. 8

2 9 Gambar 2.1a. Konstruksi Lead Acid Baterai 12 Volt (Sumber : Gambar 2.1b. Konstruksi Lead Storage Baterai 12 Volt Reaksi kimia yang terjadi pada baterai jenis ini dapat dituliskan sebagai berikut : a. Reaksi pada plat negatif (timah murni) : Pb + H 2 SO 4 PbSO 4 + H 2 b. Reaksi pada plat positip (timah oksida) : PbO 2 + H 2 SO 4 PbSO 4 + (2OH)

3 10 Dengan menjumlahkan reaksi 1 dan reaksi 2, maka reaksi kimia pada sel baterai dapat dituliskan sebagai berikut : PbO 2 + Pb + 2 H 2 SO 4 2PbSO 4 + 2H 2 O Setelah terjadi proses pelepasan muatan (discharge) secara menyeluruh pada baterai, plat negatif akan tertutup oleh timah sulfat, sedangkan plat positip akan tertutup dengan campuran timah PbO dan PbSO. Ketika terjadi pengisian baterai kembali (recharge), pada plat negatif timah sulfat akan kembali menjadi timah murni seperti digambarkan pada reaksi sebagai berikut : PbSO 4 + (2H) H 2 SO 4 + Pb Sedangkan pada plat positip akan terjadi reaksi : PbSO 4 + (2OH) PbO 2 + 2H 2 SO 4 Sehingga secara keseluruhan reaksi yang terjadi adalah : 2PbSO 4 + 2H 2 O Pb + PbO 2 + 2H 2 SO 4 Efisiensi dari kedua reaksi tersebut adalah 75 hingga 85 persen, sedangkan rugi-rugi yang terjadi antara proses pelepasan muatan (discharge) dan proses pengisian kembali (recharge) dapat digambarkan pada grafik berikut ini :

4 11 Gambar 2.2 Perbandingan rugi-rugi antara charge dan discharge (Sumber : Z019E/EN/B583_6.HTM) Nickel Cadmium Baterai Nickel Cadmium bekerja pada persamaan kimia sebagai berikut : 2NiOOH + 2H2O + Cd discharge charge 2Ni(OH) + Cd(OH) Plat negatif pada baterai jenis ini menggunakan cadmium hidroksda dengan larutan elektrolit potassium hidroksida dengan sedikit lithium hidroksida untuk meningkatkan siklus performansi baterai pada tegangan tinggi. Pengisian muatan (charging) pada sel baterai jenis ini cukup efisien hingga mencapai 80 persen. Setelah mencapai 80 persen,

5 12 efisiensi pengisian muatan menurun. Hal tersebut seperti terlihat pada grafik dibawah ini : Gambar 2.3 Efisiensi pengisian muatan Z019E/EN/B583_6.HTM) Penyearah (Rectifier) Penyearah adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah. Adapun komponen yang biasa digunakan sebagai penyearah adalah dioda Jenis Rectifier Rangkaian penyearah dapat dibagi menjadi beberapa rangkaian dasar, diantaranya : a. Penyearah Setengah Gelombang Bentuk dasar dari rangkaian penyearah setengah gelombang dapat digambarkan sebagai berikut :

6 13 Gambar 2.4 Diagram skematik rangkaian penyearah setengah gelombang (Sumber : Prinsip-prinsip Elektronika, Albert Paul Malvino, 2003, hal 98) Ketika masukan tegangan sinusoidal pada A bernilai positip, dioda berkonduksi sehingga menghasilkan arus pada beban resistor R. Ketika tegangan masukan bernilai negatif, dioda menjadi dicatu mundur (reversed biased) dan menjadi tidak berkonduksi, sehingga tidak ada arus yang melalui beban R. b. Penyearah Gelombang Penuh Bentuk dasar dari rangkaian penyearah gelombang penuh dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.5 Diagram skematik rangkaian penyearah gelombang penuh (Sumber : Prinsip-prinsip Elektronika, Albert Paul Malvino, 2003, hal 100)

7 14 Penyearah gelombang penuh terdiri dari dua penyearah setengah gelombang yang dihubungkan dengan beban R. Kumparan sekunder pada transformator dihubungkan dengan tap tengah untuk memperoleh dua buah tegangan masukan yang sama untuk masing-masing penyearah setengah gelombang. Ketika node A berada pada polaritas positip D 1 akan dicatu maju dan D 2 akan dicatu mundur. Sehingga D 1 akan berkonduksi dan arus akan melalui R kemudian kembali menuju tap tengah pada transformator. Ketika node B berada pada polaritas positip, D 2 akan dicatu maju dan D 1 akan dicatu mundur. Sehingga arus yang dikonduksikan oleh D2 akan mengalir melalui R dan kembali menuju tap tengah pada transformator. c. Penyearah Jembatan Penyearah jembatan adalah implementasi alternatif dari penyearah gelombang penuh. Penyearah ini menggunakan empat buah dioda dan tidak membutuhkan tranformator tap tengah. Bentuk dasar dari rangkaian penyearah gelombang penuh dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.6 Diagram skematik rangkaian penyearah jembatan (Sumber : Prinsip-prinsip Elektronika, Albert Paul Malvino, 2003, hal 100)

8 15 Selama setengah siklus positip dari tegangan masukan V i bernilai positip dan arus dikonduksikan melalui dioda D 1, Resistor R dan dioda D 2. Sementara itu, dioda D 5 dan D 4 akan dicatu mundur. Selama setengah siklus negatif, tegangan V i akan menjadi negatif, dan dioda D 5 dan D 4 dicatu maju sehingga arus melalui R dengan arah yang sama pada setengah siklus positip Rectifier sebagai charger Charger adalah suatu rangkaian peralatan listrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik bolak balik menjadi arus listrik searah, yang berfungsi untuk mengisi baterai agar kapasitasnya tetap terjaga penuh sehingga kehandalan suplai unit DC tetap terjamin. Dalam hal ini baterai harus selalu tersambung ke rectifier. Kapasitas charger harus disesuaikan dengan kapasitas baterai yang terpasang, setidaknya kapasitas arusnya harus mencukupi untuk pengisian baterai sesuai jenisnya yaitu untuk baterai jenis alkali adalah 0,2 C ( 0,2 x kapasitas ) sedangkan untuk baterai jenis asam adalah 0,1 C ( 0,1 x kapasitas ) ditambah beban statis pada unit pembangkit. Sesuai sumber tegangannya, jenis charger ada 2 macam yaitu charger 1 fasa dan charger 3 fasa. a. Charger 1 (satu) fasa

9 16 Yang dimaksud charger 1 fasa adalah charger yang rangkaian inputnya menggunakan suplai AC 1 fasa. Melalui suplai AC 1 fasa 220 V masuk ke dalam sisi primer trafo utama 1 fasa kemudian dari sisi sekunder trafo tersebut keluar tegangan AC sesuai kebutuhan, kemudian melalui rangkaian penyearah dengan diode bridge atau thyristor bridge. Tegangan AC tersebut diubah menjadi tegangan DC. Keluaran ini masih mengandung ripple cukup tinggi sehingga masih diperlukan rangkaian filter untuk memperkecil ripple tegangan output. b. Charger 3 (tiga) fasa Yang dimaksud charger 3 fasa adalah charger yang rangkaian inputnya menggunakan suplai AC 3 fasa. Melalui suplai AC 3 fasa 380 V masuk ke dalam sisi primer trafo utama 1 fasa kemudian dari sisi sekunder trafo tersebut keluar tegangan AC per fasa sesuai kebutuhan, kemudian melalui rangkaian penyearah dengan diode bridge atau thyristor bridge. Tegangan AC tersebut diubah menjadi tegangan DC yang masih mengandung ripple lebih rendah dibanding dengan ripple penyearah 1 fasa, akan tetapi masih diperlukan juga rangkaian filter untuk lebih memperkecil ripple tegangan output.

10 17 c. Prinsip kerja charger Sumber tegangan AC baik yang 1 fasa atau 3 fasa yang masuk melalui terminal input trafo step-down dari tegangan 220/380 V menjadi nilai tegangan yang diinginkan, kemudian oleh diode penyearah atau thyristor arus bolak-balik (AC) tersebut dirubah menjadi arus searah dengan ripple atau gelombang DC tertentu. Kemudian untuk memperbaiki ripple atau gelombang DC yang terjadi diperlukan suatu rangkaian penyaring (filter) yang dipasang seblum terminal output Inverter Inverter digunakan untuk mengubah daya arus searah menjadi daya arus bolak balik pada tegangan dan frekuensi yang dapat dikendalikan. Tegangan bolak balik yang dihasilkan berbentuk gelombang persegi (non sinusoidal) dan frekuensi yang dihasilkan ditentukan oleh frekuensi penyalaan pada komponen elektronika daya utama inverter. Inverter selain untuk UPS juga digunakan antara lain untuk mengatur kecepatan motor induksi, catu daya pada pesawat udara, catu daya transmisi tegangan tinggi arus searah dan lain-lain. Inverter dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya : Inverter Ferroresonant Bentuk dasar dari rangkaian inverter Ferroresonant dapat digambarkan sebagai berikut :

11 18 Gambar 2.7 Diagram skematik rangkaian inverter Ferroresonant (Sumber : Rangkaian diatas terdiri dari sebuah oscilator yang mengontrol SCR switches yang mengumpan transformator ferroresonant dan filter harmonik. Mode operasi saturasi menghasilkan keluaran tegangan yang teratur dan membatasi arus keluarannya. Efisiensi untuk inverter jenis ini bervariasi mulai dari 50 hingga 83 persen tergantung dari beban yang terhubung, sedangkan respon waktu dari jenis inverter ini adalah sekitar 20 milidetik Inverter Delta Magnetic Inverter jenis ini biasa digunakan pada sistem tiga fasa. Rangkaian inverter delta magnetic dapat digambarkan sebagai berikut :

12 19 Gambar 2.8 Diagram skematik rangkaian inverter Delta Magnetic Modul inverter A1, B1, C1 menghasilkan keluaran gelombang persegi yang mengalami pergeseran relatif antarfasa sebesar 120 o. Gelombang tersebut dikopel pada sisi primer dari transformator T1 melalui induktor linear. T1 adalah transformator isolasi tiga fasa konvensional Inverter fed L/C Tank Bentuk dasar dari rangkaian inverter fed L/C Tank dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.9 Diagram skematik rangkaian inverter fed L/C Tank

13 20 Rangkaian Tank berfungsi untuk merekonstruksi keluaran gelombang sinus pada sistem. Pengaturan dapat dilakukan dengan memvariasikan kapasitansi atau induktansi untuk mengontrol resonansi parsial atau faktor daya Quasi-Square Wave Inverter Inverter gelombang quasi-square menghasilkan suatu bentuk gelombang variabel yang harus difilter dengan mengatur jaringan induktif-kapasitif seri dan paralel untuk mengurangi harmonik dan membentuk keluaran yang sinusoidal. Rangkaian inverter quasi-square wave dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.10 Diagram skematik rangkaian inverter Quasi-square wave (Sumber :

14 21 Karena pada rangkaian inverter ini terdapat filter, maka respon inverter terhadap perubahan beban menjadi lambat (umumnya berada pada interval 150 hingga 200 milidetik) dengan efisiensi sebesar 80 persen. Inverter jenis ini memerlukan rangkaian pengatur tegangan dan pembatas arus yang menyebabkan terjadinya kompleksitas rangkaian, sehingga harga inverter jenis ini relatif mahal Inverter Step Wave Inverter jenis ini merupakan suatu multistep inverter yang mengendalikan suatu trabsformator gabungan. Konsep umum dari rangkaian inverter jenis ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.11 Diagram skematik rangkaian inverter step wave (Sumber :

15 22 Kejernihan dari keluaran gelombang sinus yang dihasilkan oleh inverter ini merupakan fungsi dari sejumlah langkahlangkah diskrit. Pada gambar diatas, inverter dikendalikan oleh suatu osilator. Adapun respon waktu dari inverter jenis ini adalah sekitar 20 milidetik dengan efisiensi mencapai 85 persen Pulse Width Modulation (PWM) Inverter Bentuk dasar dari rangkaian inverter Pulse Width Modulation (PWM) dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.12 Diagram skematik rangkaian inverter Pulse Width Modulation (PWM) (Sumber : Rangkaian PWM menggabungkan dua inverter yang mengatur tegangan keluaran dengan memvariasikan lebar pulsa. Keluaran yang dihasilkan dari inverter jenis ini sangat mirip

16 23 dengan suatu gelombang sinus. Respon waktu pada filter ini mendekati 100 milidetik Phase Modulation Inverter Sistem ini menggunakan konversi dc-to-ac melalui modulasi fasa dari dua gelombang persegi dengan frekuensi tinggi untuk menghasilkan suatu gelombang keluaran. Rangkaian inverter jenis ini dapat diilustrasikan sebagai berikut: Gambar 2.13 UPS statis yang menggunakan carrier modulasi fasa Penguat Arus Searah (DC Chopper) Penguat arus searah (DC Chopper) adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan atau menurunkan) tegangan searah seperti halnya transformator pada tegangan bolak-balik. Pada UPS yang digunakan adalah penguat arus searah naik (chopper step Up), yang berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai. Ketika

17 24 tegangan input dalam kondisi abnormal dan mati, maka baterai akan mensuplai daya, dengan terlebih dahulu menaikkan tegangannya, lalu meneruskannya ke inverter (biasa disebut tegangan DC Bus). Gambar 2.14 Rangkaian Penguat arus searah Transfer Switches Bagian selanjutnya dinamakan bagian Transfer Switches atau saklar pemindah. Pada umumnya saklar pemindah dibagi menjadi 2 bagian yaitu ; a. Electromekanikal Pada saklar elektromekanikal dibangun dari relay-relay yang salah satu terminal mendapatkan suplai tegangan dari suplai konvensional dan yang lain dari sistem UPS.

18 25 Gamabar Rangkaian Saklar Elektromekanikal (Sumber : 2. Static Pada sistem saklar statis digunakan komponen semikonduktor seperti Silicon Controlled Rectifier (SCR). Pada dasarnya penggunaan SCR akan lebih baik karena kecepatan peralihan pada saklar elektromekanikal terlalu lama yaitu sekitar 50 sampai 100 milidetik. jika dibandingkan dengan operasi pemindahan yang dilakukan dengan SCR yang hanya membutuhkan waktu 3 sampai 4 milidetik.

19 26 Gambar 2.16 Rangkaian Saklar Statis (Sumber : Prinsip Kerja UPS Menurut cara kerjanya UPS dapat dibagi menjadi 2, yaitu UPS jenis On Line dan jenis Off Line UPS jenis On Line UPS jenis On Line adalah UPS yang bekerja secara menyeluruh semua bagiannya di saat UPS dalam keadaan normal (input dari suplai daya utama PLN). Jenis ini yang kebanyakan yang ada dan dipakai saat ini. Karena baik secara normal maupun daurat (emergency) output UPS lebih stabil dan halus. UPS bekerja secara bypass disaat UPS dalam kondisi perawatan atau saat ada gangguan.

20 27 Gambar 2.17 Diagram Blok UPS On Line (Sumber : Dalam sistem kerjanya, UPS jenis ini memiliki tiga keadaan atau sistem operasi : Keadaan Input Normal Dalam kondisi normal, UPS bekerja ketika input listrik PLN menyala. Gambar 2.18 menggambarkan aliran daya ketika UPS dalam kondisi normal. Gambar 2.18 Aliran daya UPS kondisi normal

21 28 Penyearah pada unit UPS, termasuk rangkaian penguat arus searah mengubah input listrik bolak-balik ke listrik searah. Rangkaian penguat (Chopper) menjaga tegangannya konstan, dengan pembatasan arus, untuk mengisi baterai dan juga mensuplai tegangan searah dengan besaran tertentu ke bagaian inverter. Bagian inverter membangkitkan tegangan keluaran sinusoidal dengan kualitas baik. Bagian baterai selalu terpelihara dengan keadaan pengisian yang konstan ketika UPS dalam kondisi ini Keadaan Bypass Jika unit UPS dalam keadaan beban lebih atau terdapat gangguan internal, aliran arus secara otomatis pindah dari unit rangkaian utama ke rangkaian bypass. Arah aliran daya dapat dilihat pada gambar Gambar Aliran daya UPS kondisi bypass

22 29 Jika aliran arus dalam kondisi bypass akibat terjadi gangguan (fault condition) atau beban lebih, maka aliran arus harus pindah secara manual dari kondisi bypass ke kondisi operasi normal, setelah gangguan tersebut diatasi. Biasanya dengan cara mereset saklar RUN/STOP. Dan ini juga berlaku untuk gangguan-gangguan yang tidak fatal Keadaan Darurat (baterai bekerja) Ketika daya input arus bolak-balik mengalami gangguan atau mati, maka baterai-baterai UPS segera mensuplai tegangan searah ke bagian inverter UPS. Rangkaian ini mengkonversinya menjadi tegangan bolak-balik pada output UPS. Gambar 2.20 Aliran daya UPS kondisi darurat Proses ini akan terus berlangsung hingga tegangan baterai jatuh (drop). Ketika ini terjadi, baterai akan menghentikan mensuplai daya ke beban. Baterai-baterai UPS biasanya sanggup

23 30 memberikan waktu sekitar tujuh menit waktu backup (tanpa tambahan bank baterai). Waktu ini tepat ketika unit UPS beroperasi saat beban penuh (87%) dari nominal kapasitas output. Ketika UPS beroperasi dengan beban setengah penuh, baterai-baterai dapat memberikan 30 menit waktu backup. Besaran waktu ini tergantung model dan merek UPS, kondisi baterai, top beban, temperatur dan variabel lainnya UPS jenis Off Line UPS jenis Off Line adalah UPS yang bekerja secara bypass, dimana saat listrik input dalam keadaan normal, maka bagian inverter tidak bekerja. Sedangkan saat listrik mati, maka inverter bekerja. Pada UPS jenis Off Lline, outputnya akan mengalami pemutusan sementara yaitu pada saat transfer swtich bekerja. Transfer swtich akan bekerja pada saat listrik utama padam. Proses ini terjadi dalam waktu kurang dari 4 milidetik. Meskipun demikian untuk peralatan yang sensitif terhadap gangguan listrik, hal ini akan sangat mungkin dapat mengakibatkan gangguan terhadap sistem peralatan yang dipergunakan. Pada UPS jenis ini beban (output) dari UPS akan mendapatkan sumber listrik langsung pada saat sumber listrik utama (PLN) ada, baru pada listrik utama PLN padam beban mendapatkan sumber energi listrik dari UPS. Sehingga pada saat sumber listrik ada, tegangan output akan sangat bergantung pada input sumber listrik utama PLN.

24 31 Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan metode Line Interactive untuk mengurangi gangguan yang diakibatkan oleh buruknya sumber listrik utama. Blok diagramnya akan menjadi gambar seperti dibawah ini : Gambar 2.21 Diagram blok UPS Off Line kondisi normal (bypass) Gamabar Diagram blok UPS Off Line kondisi darurat

25 Harmonisa Prinsip Dasar Harmonisa Salah satu masalah terbesar dalam aspek kualitas daya adalah kandungan harmonik pada sistem listrik. Harmonik adalah gangguan yang terjadi pada sistem distribusi tenaga listrik akibat terjadinya distorsi gelombang arus dan tegangan. Pada dasarnya, harmonik adalah gejala pembentukan gelombanggelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya. Hal ini disebut frekuensi harmonik yang timbul pada bentuk gelombang aslinya sedangkan bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut angka urutan harmonik. Misalnya, frekuensi dasar suatu sistem tenaga listrik adalah 50 Hz, maka harmonik keduanya adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 100 Hz, harmonik ketiga adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 150 Hz dan seterusnya. Gelombang-gelombang ini kemudian menumpang pada gelombang murni atau aslinya sehingga terbentuk gelombang cacat yang merupakan jumlah antara gelombang murni sesaat dengan gelombang harmoniknya, seperti tampak pada gambar berikut :

26 33 Gamabar Bentuk gelombang dasar, harmonisa dan gelombang terdistorsi (Sumber : Tabel 2.1 Standar distorsi harmonisa yang digunakan berdasarkan standar IEEE Distorsi Tegangan Harmonik dalam % Nilai Fundamental Sistem Tegangan < 69 kv kv >138 kv THD 5,0 2,5 1,5 Distorsi Arus Harmonik Maksimum dalam % Nilai Fundamental I hs / IL THD < 20 * 5, , , ,0 > ,0 I hs = arus hubung singkat maksimum; IL = arus beban maksimum

27 Penyebab Terjadinya Harmonisa Pada sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban non linier. Beban linier memberikan bentuk gelombang keluaran linier artinya arus yang mengalir sebanding dengan perubahan tegangan. Hal ini dapat dijelaskan pada gambar berikut: V Tegangan Garis Impedansi Beban Linier I Arus Gambar Karakteristik Gelombang Arus pada Beban Linier (Sumber : Analisa Penggunaan Single Tuned Filter Sebagai Salah satu Solusi Harmonik Pada Beban Rumah Tangga, Aris Pramnamto, FT, UI,2008, hal 10) Sedangkan beban non-linier memberikan bentuk gelombang keluaran arus yang tidak sebanding dengan tegangan dasar sehingga gelombang arus maupun tegangannya tidak sama dengan gelombang masukannya. Hal ini dapat dijelaskan pada gambar berikut:

28 35 V Tegangan Garis Impedansi Beban Non Linier I Arus Gambar 2.25.a. Karakteristik Gelombang Arus pada Beban Non linier (Sumber : Analisa Penggunaan Single Tuned Filter Sebagai Salah satu Solusi Harmonik Pada Beban Rumah Tangga, Aris Pramnamto, FT, UI,2008, hal 10) Beban non-linier umumnya merupakan komponen semikonduktor yang pada proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang bekerja pada setiap siklus gelombang atau beban yang membutuhkan arus yang tidak tetap pada setiap periode waktunya. Proses kerja ini akan menghasilkan gangguan/distorsi gelombang arus yang tidak sinusoidal. Bentuk gelombang ini tidak menentu dan dapat berubah menurut pengaturan pada parameter beban-beban non-linier yang terpasang.

29 36 R I r m s A C B e b a n Non Linier V. s i n. ( w t ) Gambar 2.25.b. Sistem yang mensuplai Beban Non Linier Efek Keberadaan Harmonisa Keberadaan harmonisa dalam suatu sistem tenaga listrik memberikan efek secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas dan kehandalan sistem tersebut. Dalam sistem distribusi tenaga listrik aliran harmonisa menyebabkan terjadinya penurunan kualitas daya (power quality) dan beberapa masalah seperti meningkatnya nilai arus rms sehingga terjadi overload pada kondisi pembebanan yang seharusnya masih mampu disuplai sistem. Pada beberapa kasus, keberadaan harmonisa orde ketiga yang dihasilkan oleh beban-beban satu fasa menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan aliran daya pada sistem tiga fasa sehingga arus pada kawat netral yang seharusnya bernilai nol menjadi bernilai tertentu yang seringkali melebihi kapasitas kawat tersebut. Akibatnya kawat netral mengalami overload. Selain itu distorsi harmonik juga dapat mengganggu serta menambah beban kerja alat-alat tersambung pada jaringan yang sama.

30 37 Beberapa hal yang bisa diakibatkan harmonik adalah sebagai berikut : Kondisi Power Faktor yang buruk. Meningkatnya aliran arus di kawat netral pada sistem tiga fasa Tegangan netral-tanah lebih besar dari 2 volt Berpengaruh pada alat alat yang sensitif terhadap gelombang listrik. Panas yang berlebihan pada line netral ( beban satu phase ). Panas yang berlebihan pada elecktro motor. Munculnya dengung (acoustic noise) pada transformer, switchgear. Pemanasan yang tidak normal pada transformer. Kerusakan pada alat koreksi factor daya (capacitor bank). Terjadi overload pada kondisi pembebanan yang seharusnya masih mampu disuplai sistem. Timbulnya getaran mekanis pada panel listrik yang merupakan getaran resonansi mekanis akibat harmonik arus frekuensi tinggi. Menimbulkan tambahan torsi pada kwh meter jenis elektromekanis yang menggunakan piringan induksi berputar. Sebagai akibatnya, puratan piringan akan lebih cepat atau terjadi kesalahan ukur kwh meter karena piringan induksi tersebut dirancang hanya untuk beroperasi pada frekuensi dasar.

31 38 Tingkat harmonisa yang melewati standar dapat menyebabkan terjadinya peningkatan panas pada peralatan. Bahkan pada kondisi terburuk dapat terjadi gangguan (hanging up) bahkan kerusakan permanen pada beberapa peralatan elektronik yang sensitif termasuk komputer (Personal Computer). Selain itu juga dapat menyebabkan berkurangnya umur peralatan Triplen Harmonisa Triplen harmonik merupakan kelipatan ganjil dari harmonik ketiga (h = 3, 9, 15, 21, ). Triplen harmonik harus mendapat perhatian khusus, karena respon sistem yang terjadi saat triplen harmonik umumnya berbeda dengan respon dari orde harmonik yang lain. Triplen harmonik menjadi persoalan yang penting bagi sistem jaringan bintang yang ditanahkan (grounded wye systems) dengan arus yang mengalir pada netral sistem tersebut. Arus pada netral menjadi overload, karena arus antar fasanya tidak saling menghilangkan melainkan saling menjumlahkan. Terkadang, peralatan dapat salah beroperasi karena tegangan fasa yang terdistorsi cukup parah oleh triplen harmonik pada konduktor netral. Untuk lebih memahami triplen harmonik, berikut adalah gambar arus yang mengalir pada netral sistem akibat triplen harmonik:

32 39 Gambar Arus Netral pada Sistem Wye-Grounded Akibat Triplen Harmonik (Sumber : Analisa Penggunaan Single Tuned Filter Sebagai Salah satu Solusi Harmonik Pada Beban Rumah Tangga, Aris Pramnamto, FT, UI,2008, hal 16) Sistem pada gambar ini merupakan sistem yang seimbang, diasumsikan komponen harmonik ketiga hadir dalam sistem. Komponen arus fundamental dari setiap fasa yang mengalir pada konduktor netral sistem akan saling menghilangkan, namun ternyata pada sistem ditemukan bahwa arus pada konduktor netral tidak nol, melainkan ada komponen arus triplen harmonik dari ketiga fasa yang saling menjumlahkan. Sehingga arus triplen harmonik yang mengalir pada konduktor netral adalah tiga kali dari arus triplen pada setiap fasanya. Hal ini disebabkan karena fasa dan waktu dari arus triplen yang sama dari setiap fasanya.

33 Beban-beban Harmonisa Sumber harmonik secara garis besar terdiri dari 2 jenis yaitu peralatan yang memiliki kondisi saturasi dan peralatan elektronika daya. Peralatan yang memiliki kondisi saturasi biasanya memiliki komponen yang bersifat magnetik seperti transformator, mesin-mesin listrik, tanur busur listrik, peralatan yang menggunakan power supply, dan magnetic ballast. Peralatan elektronika daya biasanya menggunakan komponen-komponen elektronika daya seperti tiristor, dioda, dan lainlain. Contoh peralatan yang menggunakan komponen daya adalah konverter statik, konverter PWM, inverter, pengendali motor listrik, electronic ballast, dan sebagainya. Pada rumah tangga, beban nonlinier terdapat pada peralatan seperti lampu hemat energi, televisi, video player, ac, komputer, dan kulkas/dispenser. Beberapa beban atau peralatan lain yang termasuk beban nonlinier antara lain : a. Penyearah (Rectifier). b. Inverter, pengubah arus searah menjadi arus bolak-balik. c. Pengubah frekuensi (Frequency Converteer) untuk mengatur putaran motor listrik. d. Tungku busur listrik. e. Lampu dengan pelepasan gas (Gas Discharge Lamp). f. Lampu hemat energi, dll.

34 41 Dengan timbulnya harmonisa maka kualitas listrik yang disalurkan menjadi menurun, ini karena bentuk gelombang dari tegangan atau arus tidak lagi sinusoida murni namun sudah mengalami distorsi Factor distorsi harmonisa dan distorsi harmonisa total Setelah gelombang periodik dipecah menjadi komponen sinusoidalnya, analisis kuantitatif dari bagian-bagiannya dapat dilakukan. Istilah faktor distorsi digunakan dalam analisis ini. Faktor distorsi harmonik didefinisikan sebagai : Faktor distorsi dapat mengacu baik pada tegangan atau arus. Istilah yang paling umum digunakan adalah total harmonic distortion (THD) yang dapat dihitung baik untuk tegangan maupun arus. Nilai distorsi harmonik total (THD) ditentukan dengan: dengan U1 adalah komponen fundamental suatu sinyal dan U2 sampai Un adalah komponen harmonik. 2.5 Filter Harmonisa Ganguan harmonisa yang cukup besar dapat mengakibatkan kualitas listrik menjadi buruk. Dalam usaha untuk meredam gangguan harmonisa yang dapat menyebarkan arus harmonisa ke bagian yang lain

35 42 dari suatu sistem kelistrikan yaitu dengan memasang filter harmonisa, yang diharapkan mampu menekan distorsi tegangan atau arus yang disebabkan oleh penggunaan beban-beban nonlinier seperti inverter dan konverter ysng merupakan peralatan semikonduktor. Selain itu, penggunaan filter harmonisa pada frekuensi dasarnya (50 Hz) dapat mengkompensasi daya reaktif dan memperbaiki faktor daya mencapai nilai yang diinginkan. Tujuan utama dari filter harmonisa adalah untuk mengurangi amplitudo satu atau lebih frekuensi tertentu dari sebuah tegangan atau arus. Dengan penambahan filter harmonisa pada suatu sistem tenaga listrik yang mengandung sumber sumber harmonisa, maka penyebaran arus harmonisa ke seluruh jaringan dapat ditekan sekecil mungkin. Selain itu filter harmonisa pada frekuensi fundamental dapat mengkompensasi daya reaktif dan dipergunakan untuk memperbaiki faktor daya sistem. Banyak sekali cara yang digunakan untuk memperbaiki sistem khususnya meredam harmonisa yang sudah dikembangkan saat ini. Secara garis besar ada beberapa cara untuk meredam harmonisa yang ditimbulkan oleh beban tidak linier yaitu diantaranya: a. Penggunaan filter pasif pada tempat yang tepat, terutama pada daerah yang dekat dengan sumber pembangkit harmonisa sehingga arus harmonisa dapat dikurangi peyebaran arusnya. b. Penggunaan filter aktif.

36 43 c. Kombinasi filter aktif dan pasif. d. Memasang Trafo Isolasi e. Memperbesar penampang kabel netral f. Menurunkan kapasitas transformator g. Konverter dengan reaktor antar fasa, dan lain-lain. Disamping sistem di atas dapat bertindak sebagai peredam harmonisa, tetapi juga dapat memperbaiki faktor daya yang rendah pada sistem. Jika perbaikan faktor daya langsung dipasang kapasitor terhadap sistem yang mengandung harmonisa, maka akan menyebabkan amplitudo pada harmonisa tertentu akan membesar Filter Pasif Filter pasif dipasang pada sistem dengan tujuan utama untuk meredam harmonisa dan tujuan lain yaitu untuk memperbaiki faktor daya, berupa komponen L, C yang dapat disetting untuk satu atau dua frekuensi. Dalam beberapa kasus, reaktor saja tidak akan mampu mengurangi distorsi harmonisa arus ke tingkat yang diinginkan. Dalam kasus ini sangat diperlukan filter yang lebih baik.

37 44 Beban non- liniear Filter Pasif L C Gambar Filter pasif single tuned (Sumber : Filter pasif seperti pada Gambar 2.24 dipasang pada sisi sumber yang dipakai untuk melewatkan arus harmonisa agar tidak menuju ke sumber. Filter pasif terdiri dari kapasitor dan induktor yang dirangkai paralel terhadap beban non-linear. Dimana, rangkaian seri LC yang dirangkai paralel terhadap beban non-linear tersebut memiliki impedansi Z, yaitu : Z = R + atau Z = R +

38 45 Resonansi terjadi jika komponen imaginer dari Z sama dengan nol, dan pada saat resonansi ini impedansi rangkaian seri LC ini menjadi sangat kecil (mendekati nol / bahkan bernilai nol jika harga R diabaikan). Maka pada saat resonansi tersebut berlaku : = 2πL = = = = dimana : f = frekuensi setting ( L = Induktansi (Henry) C = Kapasitansi (Farad) Impedansi reaktif dan kapasitif untuk harmoni ke h, berlaku : dan

39 46 Pada saat resonansi : = = = dimana : = = Reaktansi Induktor reaktor = Reaktansi kapasitif kapasitor = h = Orde harmonik Penyaring ini selain berfungsi sebagai penyaring harmonik level tertentu, juga sekaligus dapat berfungsi sebagai kompensasi daya reaktif untuk meningkatkan faktor daya.

40 47 Gambar 2.28 Low pass filter harmonic (Sumber : Chapter%20II.pdf) Low pass filter harmonisa pada Gambar 2.25 sebagai penekan luas harmonisa, menawarkan pendekatan untuk meredam harmonisa. Filter dituning untuk harmonisa tertentu, filter tersebut menyaring semua frekuensi harmonisa, termasuk harmonisa ketiga. Filter tersebut terhubung secara seri dengan beban tidak linier dengan impedansi seri besar tersambung. Tidak perlu dilakukan tuning terhadap low pass filter. Karena ada impedansi seri yang besar. Sebaliknya mereka dipasok ke drive melalui kapasitor filter. Untuk alasan ini, sangat mudah untuk memprediksi tingkat distorsi yang akan dicapai dan untuk menjamin hasilnya. Sebuah low pass filter dapat dengan mudah menawarkan tingkat harmonisa arus serendah 8% sampai 12% Filter LCL Filter LCL adalah filter pasif yang terdiri dari komponenkomponen pasif R, L dan C, seperti pada Gambar 2.26.

41 48 Rf Lf R L Cf Rd Gambar 2.29 Filter LCL (Sumber : Chapter%20II.pdf) Dari Gambar 2.7 tampak bahwa sebuah filter LCL terbuat dari resistor (R) daninduktor (L) pada sisi penyearah, resistor (Rf) dan induktor (Lf) pada sisi jaringan, dan kapasitor Cf (teredam dengan resistor Rd). Filter LCL dapat mereduksi harmonisa arus karena arus harmonisa akan mengalir pada reaktansi yang lebih rendah. Dengan pemasangan C, arus dengan frekuensi tinggi akan mengalir melalui kapasitor karena kapasitor memiliki impedansi yang rendah pada frekuensi tinggi. Agar tegangan beban bebas harmonisa, dipasang filter C yang paralel dengan beban. Dengan menggunakan filter C ini semua riak arus dengan frekuensi tinggi akan mengalir melewati kapasitor bukan ke beban. Filter L biasanya dipasang secara seri terhadap beban. Dengan menggunakan filter L, arus yang mengalir melalui L akan sulit berubah berbanding lurus dengan besarnya L. Filter LCL diletakkan antara jaringan dan beban, seperti pada Gambar 2.8.

42 49 Rf Lf R L Cf L O A D Rd Gambar 2.30 Rangkaian Filter LCL pada Penyearah Terkendali 1 Fasa (Sumber : Chapter%20II.pdf) Filter LCL bertujuan untuk mengurangi harmonisa orde tinggi pada sisi jaringan, tetapi desain filter yang buruk dapat menyebabkan redaman yang lebih rendah dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Penyearah arus harmonisa dapat menyebabkan kejenuhan induktor atau resonansi filter. Oleh karena itu, induktor harus benar dirancang dengan mempertimbangkan arus ripple, dan filter harus teredam untuk menghindari resonansi. Prosedur untuk memilih filter LCL menggunakan parameter seperti daya dari penyearah aktif, frekuensi jaringan dan frekuensi switching sebagai input. Nilai filter diperoleh sebagai persentase dari nilai dasar, yang diberikan dengan: - - -

43 50 Dimana: Z b : Impedansi dasar L b : Induktansi dasar (H) C b : Kapasitansi dasar (F) E n : Tegangan rms (V) P n : Daya aktif yang diserap oleh penyearah (Watt) n : Frekuensi jaringan (Hz) Filter Aktif Filter harmonisa aktif dirangkai dari komponen elektronika daya seperti IGBT atau MOSFET. Dengan menggunakan komponen ini, filter aktif mempunyai karakteristik yang berlawanan dengan filter pasif. Filter aktif merespon arus harmonisa relatif lebih bebas dari pengaruh kondisi pada sistem, mis: impedansi sistem. Dengan begitu, filter aktif mempunyai performen yang sangat ideal. Untuk menunjang performen filter aktif, maka dibutuhkan pealatan digital meliputi Analog to Digital converter dan sebaliknya, DSP(Digital Signal Processor) untuk kontroler, maupun FPGA untuk pembangkitan pulsa PWM. Termasuk pula penggunaan sensor tegangan/arus. Dengan perangkat seperti ini, Filter aktif relatif jauh lebih mahal dibanding filter pasif.

44 51 Gambar 2.31 Rangkaian Filter aktif Paralel (Sumber : Rangkaian filter aktif tipe paralel bisa dilihat di atas. Trafo pada rangkaian diatas bisa digunakan bisa tidak, tergantung dari rating komponen pada filter aktif. I S adalah arus dari jala-jala, I L adalah arus beban yang mengandung arus fundamental dan harmonisa, sedangkan I F merupakan arus filter yang sama dengan arus harmonisa pada I L. Sehingga secara sederhana bisa dirumuskan I S = I F + I L.

45 52 Gambar 2.32 Rangkaian Filter aktif Seri (Sumber : Filter aktif seri menggunakan trafo seri untuk menginjeksikan tegangan V AF. V AF yang diinjeksikan berperan sebagai impedansi untuk arus harmonisa. Untuk berperan sebagai impedansi, arus harmonisa yang mengalir di I S dideteksi. Kemudian filter aktif memberikan injeksi tegangan V AF = K. I sh.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA UPS STATIS TERHADAP VARIASI BEBAN PADA BEBERAPA TINGKAT PEMBEBANAN SKRIPSI

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA UPS STATIS TERHADAP VARIASI BEBAN PADA BEBERAPA TINGKAT PEMBEBANAN SKRIPSI ANALISIS PENGUJIAN KINERJA UPS STATIS TERHADAP VARIASI BEBAN PADA BEBERAPA TINGKAT PEMBEBANAN SKRIPSI Oleh ANGKY KURNIAWAN 04 03 03 016 Y DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.

Lebih terperinci

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai penggunaan single

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI Oleh : CRISTOF NAEK HALOMOAN TOBING 0404030245 Sistem Transmisi dan Distribusi DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri seperti penggunaan rectifier, converter,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, permasalahan kualitas daya pada sistem tegangan rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya sistem disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia saat ini. Energi Listrik dibangkitkan pada sistem pembangkit disalurkan ke konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak konsumen daya listrik menggunakan beban tidak linier, baik konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri. Contoh beban tidak linier adalah rectifier,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90%

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% memakai beban elektronika atau beban non linier. Pemakaian beban elektronika diantaranya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : Gb-A.1. Rangkaian Catu Daya pada Lampu Hemat Energi Gb-A.2. Rangkaian Catu Daya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada penyaluran energi listrik dari tingkat pembangkit sampai tingkat beban, seringkali terdapat gangguan-gangguan yang bisa berupa ketidakseimbangan tegangan pada

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: AGUS WIDODO D 400

Lebih terperinci

Kualitas Daya Listrik (Power Quality)

Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 2745354 giriwiyono@uny.ac.id Perkembangan Teknologi Karakteristik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem distribusi dalam sitem tenaga listrik dikenal dua jenis beban, yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan bentuk gelombang tegangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan suatu sumber energi yang menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia di dunia saat ini. Energi listrik dibangkitkan di pusat pembangkit

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Tegangan Tinggi DC Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika terapan dan tes instalasi kabel pada aplikasi industri. Unit pembangkit

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4. Jurnal Emitor Vol. 15 No. 02 ISSN 1411-8890 ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Novix Jefri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. 0 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh B-456 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh Stefanus Suryo Sumarno, Ontoseno Penangsang, Ni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem distribusi umumnya pada ujung-ujung saluran mengalami drop tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban karena terjadinya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu perangkat yang menghilangkan bagian dari sinyal yang tidak di inginkan. Filter digunakan untuk menglewatkan atau meredam sinyal yang di inginkan

Lebih terperinci

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM Agus Rusdiyanto P2Telimek, LIPI riesdian@gmail.com Bambang Susanto P2Telimek,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-97 Evaluasi Harmonisa dan Perencanaan Filter Pasif pada Sisi Tegangan 20 Akibat Penambahan Beban pada Sistem Kelistrikan Pabrik Semen Tuban

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri, tegangan masukan pada peralatan tersebut seharusnya berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. industri, tegangan masukan pada peralatan tersebut seharusnya berbentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kebutuhan energi listrik untuk rumah tangga dan industri pada umumnya dipenuhi oleh PT. PLN (persero). Akan tetapi pada sistem tenaga listirk banyak terjadi

Lebih terperinci

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER DC KE DC CHOPPER PENGERTIAN DC to DC converter itu merupakan suatu device

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi oleh penggunaan jenis-jenis beban tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian listrik dari hari ke hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara manual, sekarang

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga PENGGUNAAN FILTER HIBRID KONFIGURASI SERI UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA FILTER PASIF DALAM UPAYA PENINGKATAN PEREDUKSIAN HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal frekuensi yang diinginkan dan menahan sinyal frekuensi yang tidak dikehendaki serta untuk memperkecil

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Renny Rakhmawati 1, Hendik Eko H. S. 2, Setyo Adi Purwanto 3 1 Dosen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. macam sumber listrik dapat digunakan yaitu sumber DC sebesar 600 V, 750

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. macam sumber listrik dapat digunakan yaitu sumber DC sebesar 600 V, 750 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kereta Rel Listrik (KRL) Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan kereta yang menggunakan tenaga listrik dalam menggerakkan motornya. Pada Kereta Rel Listrik (KRL) dua macam sumber

Lebih terperinci

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam, Azmi Rizki Lubis, Peredaman... ISSN : 598 99 (Online) ISSN : 5 364 (Cetak) Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam ), Azmi Rizki

Lebih terperinci

PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI

PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI JETri, Volume 4, Nomor 1, Agustus 004, Halaman 53-64, ISSN 141-037 PENGUJIAN HARMONISA DAN UPAYA PENGURANGAN GANGGUAN HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Liem Ek Bien & Sudarno* Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi seperti saat ini, peralatan listrik yang berbasis elektronika daya berkembang pesat, karena mempunyai efisiensi yang tinggi dan perancangannya

Lebih terperinci

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM :2201141004 TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER Rangkaian ini merupakan salah satu konverter DC-DC pada Elektronika Daya (ELDA). Dengan rangkaian Buck-Converter ini, kita

Lebih terperinci

2015 PERANCANGAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER

2015 PERANCANGAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sistem tenaga listrik kualitas daya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Kualitas daya mencakup, kontinuitas dalam penyediaan energi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1. Bentuk Gelombang Hasil Distorsi Harmonik [2] 4 Universitas Indonesia

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1. Bentuk Gelombang Hasil Distorsi Harmonik [2] 4 Universitas Indonesia BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Distorsi Harmonik Pada dasarnya, gelombang tegangan dan arus yang ditransmisikan dan didistribusikan dari sumber ke beban berupa gelombang sinusoidal murni. Akan tetapi, pada proses

Lebih terperinci

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA Pengantar Elektronika Daya ALMTDRS 2014 KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai definisi/konsep dan keterkaitan elektronika

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM

STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM ISSN: 1693-693 21 STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM Ahmad Saudi Samosir Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung Gedung H-FT

Lebih terperinci

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang Anissa Eka Marini Pujiantara - 2210100133 Pembimbing 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang,M.Sc.,Ph.D 2. Dedet

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transformator Ukur Transformator ukur di rancang secara khusus untuk pengukuran dalam sistem daya. Transformator ini banyak digunakan dalam sistem daya karena mempunyai keuntungan,

Lebih terperinci

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag 2.3. Voltage Sag 2.3.1. Gambaran Umum Voltage sag atau yang sering juga disebut sebagai voltage dip merupakan suatu fenomena penurunan tegangan rms dari nilai nominalnya yang terjadi dalam waktu yang singkat,

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa M.K., MT., Fikri Umar Bajuber Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Kampus UI, Depok, 16424,

Lebih terperinci

ANALISIS FILTER HARMONISA PASIF UNTUK MENGURANGI HARMONISA PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA

ANALISIS FILTER HARMONISA PASIF UNTUK MENGURANGI HARMONISA PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA ANALISIS FILTER HARMONISA PASIF UNTUK MENGURANGI HARMONISA PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA ANALYSIS OF PASSIVE HARMONIC FILTER TO REDUCE HARMONICS AT SINGLE PHASE CONTROLLED RECTIFIER Elvinda J.R 1

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daya 3.1.1 Daya motor Secara umum, daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI ALAT PEREDUKSI DISTORSI HARMONIK UNTUK KARAKTERISTIK BEBAN RUMAH TANGGA 2200VA

RANCANG BANGUN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI ALAT PEREDUKSI DISTORSI HARMONIK UNTUK KARAKTERISTIK BEBAN RUMAH TANGGA 2200VA RANCANG BANGUN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI ALAT PEREDUKSI DISTORSI HARMONIK UNTUK KARAKTERISTIK BEBAN RUMAH TANGGA 2200VA SKRIPSI BESTION ALZARI 0706267572 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER UNTUK MEMINIMALISASI NILAI HARMONISA PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.3 /Maret 24 ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI Hotbe Hasugian, Panusur SML.Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan. Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Definisi : Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan. Diagram blok yang umum : Aplikasi : - Mode saklar penyuplai daya,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER

ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER 01/ Tahun I. April 2008 ISSN 1979-2409 ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER Moh. Suryadiman, Achmad Sunarko*) *Bidang Operasi Sarana Penunjang-PTBN BATAN ABSTRAK ANALISIS PENGARUH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem Hibrid) Pembangkit Listrik Sistem Hibrid adalah pembangkit yang terdiri lebih dari satu pembangkit dengan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum rangkaian listrik dan rangkaian logika. Power supply OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D

Laporan Praktikum rangkaian listrik dan rangkaian logika. Power supply OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D Laporan Praktikum rangkaian listrik dan rangkaian logika Power supply OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 ABSTRAK Power supply adalah

Lebih terperinci

Uninterruptible Power Supply UPS

Uninterruptible Power Supply UPS Uninterruptible Power Supply UPS Oleh: PT. 1 Fungsi UPS Membersihkan utility power dan memelihara tegangan dan frekwensi agar tetap stabil. Agar masalah kelistrikan tersebut tidak menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

Adaptor/catu daya/ Power Supply

Adaptor/catu daya/ Power Supply Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Bansal (2005) mengungkapkan bahwa motor induksi 3 fase dapat diioperasikan sebagai generator induksi. Hal ini ditunjukkan dari diagram lingkaran mesin pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan teknologi. Dalam bidang elektronika, peralatan seperti TV, komputer, Air Conditioner, ataulampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sepuluh tahun terakhir perkembangan mengenai teknologi konversi energi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh penetrasi yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah teori catu

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tersedianya tenaga listrik merupakan faktor yang sangat penting pada era modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 SISTEM KONVERTER DC Desain Rangkaian Elektronika Daya Oleh : Mochamad Ashari Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 Diterbitkan oleh: ITS Press. Hak Cipta dilindungi Undang undang Dilarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat, dengan ketentuan, terdiri dari kawat tiga fasa (R, S,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai karakteristik semikonduktor daya yang dioperasikan sebagai pensakelaran, pengubah,

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Pemilihan Frekuensi Carrier dan Komponen Filter Terhadap Bentuk Gelombang Keluaran pada Inverter Satu Fasa

Studi Pengaruh Pemilihan Frekuensi Carrier dan Komponen Filter Terhadap Bentuk Gelombang Keluaran pada Inverter Satu Fasa Yogyakarta, 16 Oktober 2008 Studi Pengaruh Pemilihan Frekuensi Carrier dan Komponen Filter Terhadap Bentuk Gelombang Keluaran pada Inverter Satu Fasa Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI

Lebih terperinci

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy Oleh: Marselin Jamlaay 2211 201 206 Dosen Pembimbing: 1. Prof. Dr. Ir. Mochamad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa

Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa Vol. 2, 2017 Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa I. M. Wiwit Kastawan Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Bandung Barat,

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Energi listrik yang digunakan saat ini masih berasal dari energi fosil sebagai energi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini peralatan elektronika daya cukup berkembang dengan pesat. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada rumah tangga,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG Oleh: Nama : RIA INTANDARI NIM : 140210102088 PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7. NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan Oeh : INDRIANA ZELLA MARGARETA D 400 130 001 JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Wasimudin Surya S 1, Dadang Lukman Hakim 1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor seperti di industri, perkantoran, rumah tangga dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1. Skema Buck Converter [5]... 7 Gambar 2. 2. Buck Converter: Saklar Tertutup [5]... 7 Gambar 2. 3. Buck Converter: Saklar Terbuka [5]... 8 Gambar 2. 4. Rangkaian Boost Converter

Lebih terperinci

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM 79 Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM Lalu Riza Aliyan, Rini Nur Hasanah, M. Aziz Muslim Abstrak- Salah satu elemen penting dalam proses konversi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama pada dunia industri. Banyak faktor yang menjadi penentu kualitas daya dari

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama pada dunia industri. Banyak faktor yang menjadi penentu kualitas daya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas daya (power quality) suatu jaringan listrik saat ini menjadi salah satu perhatian utama pada dunia industri. Banyak faktor yang menjadi penentu kualitas daya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci