BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem distribusi dalam sitem tenaga listrik dikenal dua jenis beban, yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan bentuk gelombang tegangan keluaran berbanding secara linier. Hal ini berarti bahwa bentuk gelombang arus mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan tegangan. Sedangkan untuk beban non-linier, bentuk gelombang arus tidak sama dengan bentuk gelombang tegangan (mengalami distorsi). Arus yang ditarik oleh beban non-linier tidak sinusoidal tetapi periodik, artinya bentuk gelombang terlihat sama dari siklus yang satu ke siklus yang lain [1]. Beban non linier umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat komponen semikonduktor seperti Switching Power Supplies, UPS, computer, printer, LHE, DC drive, AC drive, welding arc, battery charger, dan peralatan rumah tangga lainnya. Proses kerja peralatan atau beban non linier ini akan menghasilkan gangguan atau distorsi gelombang arus yang non sinusoidal [8]. Elektronika daya sebagai converter banyak digunakan pada sistem penyearah atau inverter untuk sistem penyedia energi listrik sesuai kebutuhan Motor Induksi Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya, jika kawat yang

2 membawa arus dibengkokan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar kumparan. Motor induksi termasuk bagian dari motor listrik arus bolak-balik (AC). Motor induksi banyak digunakan sebagai motor penggerak mekanik pada peralatan rumah tangga, perusahaan, maupun industri. Motor induksi satu fasa khususnya digunakan sebagai penggerak peralatan mekanik yang berkuran kecil tetapi membutuhkan starting torque yang besar tetapi mempunyai daya keluaran yang rendah. Pada dasarnya, prinsip kerja motor induksi 1-fasa sama dengan motor induksi 2-fasa yang tidak simetris karena pada kumparan statornya dibuat dua kumparan (yaitu kumparan bantu dan kumparan utama) yang mempunyai perbedaan secara listrik dimana antara masing-masing kumparannya tidak mempunyai nilai impedansi yang sama dan umumnya motor bekerja dengan satu kumparan stator (kumparan utama). Khusus untuk motor kapasitor-start kapasitor-run, maka motor ini dapat dikatakan bekerja seperti halnya motor induksi 2-fasa yang simetris karena motor ini bekerja dengan kedua kumparannya (kumparan bantu dan kumparan utama) mulai dari start sampai saat running (jalan). Motor induksi 1-fasa yang bekerja dengan satu kumparan stator pada saat running (jalan) dapat dikatakan bekerja bukan berdasarkan medan putar, tetapi bekerja berdasarkan gabungan medan maju dan medan mundur. Bila salah satu

3 medan tersebut dibuat lebih besar maka rotornya akan berputar mengikuti perputaran medan ini. Bentuk gambaran proses terjadinya medan maju dan medan mundur ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori perputaran medan ganda 2.2. Mixer Mixer didesain untuk mempermudah pekerjaan rumah tangga terutama untuk mencampur bahan adonan kue, roti, dan sebagainya. Design mixer terbilang modern, memiliki beberapa komponen yang terangkai didalamnya untuk mendukung kinerja optimal dari sebuah mixer, ditunjukan pada Gambar 2.1. berikut: Gambar 2.1. Mixer. Seperti yang ditunjukan Gambar 2.1. Mixer adalah salah satu jenis peralatan rumah tangga modern yang digunakan untuk meringankan beban pekerjaan rumah tangga. Mixer berfungsi sebagai pengaduk atau pencampur/mixing bahan makanan untuk membuat adonan roti, kue, atau semacamnya. Mixer hanya digunakan sebagai peralatan rumah tangga tetapi tidak tertutup kemungkinan penggunaan mixer

4 pada skala besar sebagai industri rumah tangga dapat menghasilkan arus harmonisa yang dapat menyebabkan gangguan gelombang arus dan tegangan sehingga pada akhirnya akan kembali kebagian lain sistem tenaga listrik. Prinsip kerja mixer ialah mengubah energi listrik menjadi energi mekanis dengan cara mengalirkan arus listrik menuju switch saklar pemilih kecepatan kemudian dialirkan kembali menuju motor penggerak. Motor penggerak yang terdapat pada mixer termasuk dalam motor induksi rotor lilit/wound rotor induction motor Diagram mixer Gambar 2.2. Single-Line diagram mixer. Seperti yang diperlihatkan Gambar 2.2. Rangkaian kelistrikan salah satu merk mixer. Sumber listrik yang diperlukan untuk menjalankan rangkaian mixer ialah direntang tegangan antara 220 V sampai dengan 230 V pada frekuensi kerja Hz. Sementara daya listrik yang akan diserap sebesar 170 Watt, rangkaiannya

5 dilengkapi dengan kapasitor dan resistor yang dipasang paralel berfungsi sebagai peredam frekuensi interferensi yang ditimbukan oleh motor mixer saat berputar. Pengaturan kecepatan mixer dilakukan dengan memindahkan posisi saklar pemilih kecepatan (SW) antara posisi 0 sampai posisi 3 yang berhubungan dengan dengan belitan pengatur kecepatan dan belitan bantu motor L1, L2, L3 yang terhubung seri menuju sikat kemudian masuk ke belitan rotor (LR) Harmonisa Harmonisa adalah gangguan yang terjadi dalam sitem distribusi tenaga listrik yang disebabkan adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Distorsi gelombang arus dan tegangan ini disebabkan adanya pembentukan gelombanggelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi fundamentalnya [9]. Terdistorsinya gelombang arus atau tegangan akibat adanya gelombang sinus kelipatan integer dari gelombang fundamental dan gelombang tersebut ditambahkan sehingga berakibat pada terdistorsinya bentuk gelombang fundamental menjadi tidak sinusoidal murni, seperti yang diperlihatkan Gambar 2.3. Gambar 2.3. Bentuk gelombang tegangan dasar dan harmonik ke-3.

6 Bila kedua gelombang tersebut dijumlahkan, maka bentuk gelombang yang dihasilkan adalah seperti Gambar 2.4., bentuk distorsi gelombang akan lebih kompleks lagi bila semua gelombang harmonik yang terjadi dijumlahkan dengan gelombang frekuensi dasar. Besar amplitude harmonik biasanya hanya beberapa persen dari amplitude gelombang dasar. Gambar 2.4. Bentuk gelombang tegangan yang terdistorsi harmonik [6] Perhitungan harmonisa Harmonisa diproduksi oleh beberapa beban non linier atau alat yang mengakibatkan arus non sinusoidal. Untuk menentukan besar Total Harmonic Distortion (THD) dari perumusan analisa deret fourier untuk tegangan dan arus dalam fungsi waktu yaitu [10]......(2.1) (2.2)

7 Tegangan dan arus RMS dari gelombang sinusoidal yaitu nilai puncak gelombang dibagi dan secara deret fourier untuk tegangan dan arus yaitu [14]....(2.3)....(2.4) Pada umumnya untuk mengukur besar harmonisa yang disebut dengan Total Harmonic Distortion (THD). Untuk THD tegangan dan arus didefenisikan sebagai nilai RMS harmonisa urutan diatas frekuensi fundamental dibagi dengan nilai RMS pada frekuensi fundamentalnya, dan tegangan dc nya diabaikan. Besar Total Harmonic Distortion (THD) untuk tegangan dan arus yaitu:.. (2.5)..... (2.6)

8 Hubungan persamaan THD dengan arus RMS dari Persamaan (2.6) yaitu:..... (2.7) Selanjutnya dari Persamaan (2.7) yaitu: Sehingga arus RMS terhadap THD I yaitu:. (2.8) Individual Harmonic Distortion (IHD) adalah perbandingan nilai RMS pada orde harmonisa terdistorsi terhadap nilai RMS pada frekuensi fundamental yaitu:

9 ... (2.9)....(2.10) Dimana: V h = Tegangan harmonisa pada orde terdistorsi I h = Arus harmonisa pada orde terdistorsi Hubungan Persamaan IHD dengan arus RMS dari Persamaan (2.10) yaitu:....(2.11)....(2.12) Selanjutnya dari Persamaan (2.11) yaitu:....(2.13)....(2.14) Sehingga arus RMS terhadap IHD i yaitu:....(2.15)

10 Pengaruh dari harmonisa Pada keadaan normal, arus beban setiap fasa dari beban linier yang seimbang pada frekuensi dasarnya akan saling menghapuskan sehingga arus netralnya menjadi nol. Sebaliknya beban non linier satu fasa akan menimbulkan harmonisa kelipatan tiga ganjil yang disebut triplen harmonisa (harmonisa ke 3, ke 9, ke 15 dan seterusnya) yang sering disebut zero sequence harmonisa. Harmonisa ini dapat menghasilkan arus netral yang lebih tinggi dari arus fasa karena saling menjumlah di tiap fasanya. Harmonisa pertama urutan polaritasnya adalah positif, harmonisa kedua urutan polaritasnya adalah negatif dan harmonisa ketiga urutan polaritasnya adalah nol, harmonisa keempat adalah positif (berulang, berurutan dan demikian seterusnya). Akibat yang ditimbulkan oleh arus urutan nol dari komponen harmonisa antara lain tingginya arus netral pada sistem tiga fasa empat kawat (sisi sekunder transformator) karena arus urutan nol (zero sequence) kawat netral 3 kali arus urutan nol masing-masing fasa [15] Mengurangi pengaruh harmonisa Filter harmonisa harus dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan terhadap sistem dan peralatan listrik. Banyak sekali cara yang digunakan untuk memperbaiki sistem khususnya meredam harmonisa yang sudah dikembangkan saat ini. Secara garis besar ada beberapa cara untuk meredam harmonisa yang di timbulkan oleh beban non linier yaitu diantaranya [12]:

11 a. Penggunaan filter pasif pada tempat yang tepat, terutama pada daerah yang dekat dengan sumber pembangkit harmonisa sehingga arus harmonisa terjerat di sumber dan mengurangi peyebaran arusnya. b. Penggunaan filter aktif. c. Kombinasi filter aktif dan pasif. d. Konverter dengan AC- reactor, dan lain-lain. Sistem diatas mampu bertindak sebagai peredam harmonisa, dan juga dapat memperbaiki faktor daya yang rendah pada sistem. Jika perbaikan faktor daya langsung dipasang kapasitor terhadap sistem yang mengandung harmonisa, maka akan menyebabkan amplitudo pada harmonisa tertentu akan membesar, proses ini diakibatkan terjadinya resonansi antara kapasitor yang dipasang dengan reaktansi induktif sistem Batasan Harmonisa Untuk mengurangi harmonisa pada suatu sistem secara umum tidaklah harus mengeliminasi semua harmonisa yang ada tapi cukup dengan mereduksi sebagian harmonisa tersebut sehingga nilainya dibawah standar yang diizinkan. Hal ini berkaitan dengan analisa secara teknis dan ekonomis dimana dalam mereduksi harmonisa secara teknik dibawah standar yang diizinkan sementara dari sisi ekonomis tidak membutuhkan biaya yang besar. Dalam hal ini standar yang digunakan sebagai batasan harmonisa adalah yang dikeluarkan oleh International Electrotechnical Commission (IEC) yang mengatur batasan harmonisa pada beban beban kecil satu

12 fasa ataupun tiga fasa. Untuk beban tersebut umumnya digunakan standar IEC Hal ini disebabkan karena belum adanya standar baku yang dihasilkan oleh IEEE. Pada standar IEC beban beban kecil tersebut diklasifikasikan dalam kelas A, B, C, dan D, dimana masing masing kelas mempunyai batasan harmonisa yang berbeda beda yang dijelaskan sebagai berikut [16]. 1. Kelas A Kelas ini merupakan semua kategori beban termasuk didalamnya peralatan penggerak motor dan semua peralatan 3 fasa yang arusnya tidak lebih dari 16 ampere perfasanya. Semua peralatan yang tidak termasuk dalam 3 kelas yang lain dimasukkan dalam kategori kelas A. Batasan harmonisanya hanya didefinisikan untuk peralatan satu fasa (tegangan kerja 230V) dan tiga fasa (230/400V) dimana batasan arus harmonisanya seperti yang diperlihatkan Tabel 2.1. Tabel 2.1 Batasan arus harmonisa untuk peralatan kelas A. Arus harmonisa maksimum yang diizinkan Harmonisa ke-n (A) Harmonisa Ganjil 3 2,30 5 1,14 7 0,77 9 0, , ,21 15 n 39 2,25/n Harmonisa Genap 2 1,08

13 Tabel 2.1. (Lanjutan) Arus harmonisa maksimum yang diizinkan Harmonisa ke-n (A) 4 0,43 6 0,30 8 n 40 1,84/n 2. Kelas B Kelas ini meliputi semua peralatan tool portable dimana batasan arus harmonisanya merupakan harga absolut maksimum dengan waktu kerja yang singkat dimana batasan arus harmonisanya diperlihatkan Tabel 2.2. Tabel 2.2. Batasan arus harmonisa untuk peralatan kelas B. Harmonisa ke-n Arus harmonisa maksimum yang diizinkan (A) Harmonisa Ganjil 3 3,45 5 1,71 7 1, , , , n 39 3,375/n Harmonisa Genap 2 1,62 4 0, ,45 8 n 40 2,76/n 3. Kelas C Kelas C termasuk didalamnya semua peralatan penerangan dengan daya input aktifnya lebih besar 25 Watt. Batasan arusnya diekspresikan dalam bentuk

14 persentase arus fundamental. Persentase arus maksimum yang diperbolehkan untuk masing masing harmonisa diperlihatkan Tabel 2.3. Tabel 2.3. Batasan arus harmonisa untuk peralatan kelas C. Harmonisa ke-n Arus harmonisa maksimum yang diizinkan (% fundamental) xPF rangkaian n Kelas D Termasuk semua jenis peralatan yang dayanya dibawah 600 Watt khususnya personal komputer, monitor, TV. Batasan arusnya diekspresikan dalam bentuk ma/w dan dibatasi pada harga absolut yang nilainya diperlihatkan oleh Tabel 2.4. Harmonisa ke-n Tabel 2.4. Batasan arus harmonisa untuk peralatan kelas D. Arus harmonisa maksimum Arus harmonisa yang diizinkan (ma/w) maksimum yang diizinkan (A) 75 < P < 600W P > 600W 3 3,4 2,30 5 1,9 1,14 7 1,0 0,77 9 0,5 0, ,35 0, ,296 0,21 15 n 39 3,85/n 2,25/n

15 Seperti diketahui bahwa semua peralatan elektronik bekerja dengan sumber tegangan arus searah sehingga dalam operasinya dibutuhkan peralatan penyearah dan dihubungkan langsung ke sumber tegangan (stop kontak). Untuk penyearah yang distorsi gelombang arusnya cukup tinggi dan banyak dipakai secara bersamaan dimasukkan dalam kategori kelas D. Sementara untuk penyearah dengan arus yang terdistorsi dapat dimasukkan dalam kategori kelas A. Tabel 2.5. memperlihatkan batasan harmonisa untuk kelas A dan kelas D dan penyearah dengan daya 100 Watt. Tabel 2.5. Batas arus harmonisa untuk kelas A dan kelas D. Harmonisa ke-n Batas kelas A (A) Batas kelas D (ma/w) Batas kelas D untuk input 100 W (A) 3 2,30 3,4 0,34 5 1,14 1,9 0,19 7 0,77 1,0 0,10 9 0, , ,33 0,35 0, n 39 0,15x15/n 3,85/n 0,386/n 2.5. Filter Pasif Aplikasi filter pasif merupakan metode penyelesaian yang efektif dan ekonomis untuk masalah harmonisa. Filter pasif sebagian besar didesain untuk memberikan bagian khusus untuk mengalihkan arus haromonisa yang tidak diinginkan dalam sistem tenaga. Filter pasif banyak digunakan untuk mengkompensasi kerugian daya reaktif akibat adanya harmonisa pada sistem instalasi. Rangkaian filter pasif terdiri dari komponen R, L, dan C. Komponen utama

16 yang terdapat pada filter pasif adalah kapasitor dan induktor seperti terlihat pada Gambar 2.5. Kapasitor dihubungkan seri atau paralel untuk memperoleh sebuah total rating tegangan dan kvar yang diinginkan. Sedangkan induktor digunakan dalam rangkaian filter dirancang mampu menahan selubung frekuensi tinggi yaitu efek kulit (skin effect) [13]. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.5. Jaringan Beban Non Linier Filter Pasif Gambar 2.5. Rangkaian filter pasif dalam sistem. Terdapat dua jenis filter pasif yaitu filter seri dan filter paralel. Filter seri didesain untuk digunakan pada jaringan utama. Sementara filter pasif paralel hanya menapis arus harmonisa dan beberapa arus fundamental pada orde yang lebih kecil dari jaringan utama. Sehingga filter paralel lebih murah ketimbang filter seri pada tingkat efektifitas yang sama. Filter paralel juga memiliki kelebihan lain yaitu dapat mensuplai daya reaktif pada frekwensi fundamental. Dalam banyak aplikasi, paling umum digunakan filter paralel.

17 Beberapa jenis filter pasif yang umum beserta konfigurasi dan impedansinya. Single-tuned filter atau bandpass filter adalah yang paling umum digunakan. Dua buah Single-tuned filter akan memiliki karakteristik yang mirip dengan double bandpass filter, diperlihatkan Gambar 2.6. berikut: C C C1 L1 L R L R R C2 R1 L2 R2 Band-Pass High-Pass Double Band-Pass Composite Gambar 2.6. Jenis-jenis filter pasif. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.6. Tipe filter pasif yang paling umum digunakan adalah single-tuned filter (Band-pass). Filter umum ini biasa digunakan pada tegangan rendah. Rangkaian filter ini mempunyai impedansi yang rendah. Prinsip kerja dari filter pasif yaitu dengan mengalirkan arus harmonisa orde tertentu dari sumber harmonisa (beban non linier) melalui jaringan filter. Untuk memaksa arus orde tertentu mengalir ke jaringan filter, maka harga kapasitor harus diatur sehingga terjadi resonansi pada jaringan. Saat terjadi resonansi, harga impedansi saluran akan minimum karena hanya tinggal komponen resisntasi saja.

18 Disamping dapat mengurangi harmonisa, Single-Tuned Passive Filter juga dapat memperbaiki power factor [13]. Kapasitor bank yang telah terpasang pada jaringan dapat difungsikan sebagai filter. Sehingga tinggal menambah resistor dan induktor. Sebelum merancang suatu filter pasif, maka perlu diketahui besarnya kebutuhan daya reaktif pada sistem. Daya reaktif sistem ini diperlukan untuk menghitung besarnya nilai kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki sistem tersebut. a. Untuk menghitung nilai kapasitif pada Filter Pasif :...(2.16) b. Untuk menghitung nilai induktif pada Filter Pasif :...(2.17) Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan filter pasif antara lain: a. Desain sederhana dan murah b. Memilki keuntungan lain, dimana filter yang terhubung dengan beban, dapat juga difungsikan sebagai konpensator energi reaktif Disamping keuntungan, filter pasif juga kekurangan seperti: a. Impedansi sumber mempengaruhi karakteristik kompensasi filter b. Sensitif terhadap perubahan komponen LC dan variasi frekwensi pada jaringan

19 c. Dapat menyebabkan resonansi seri dan paralel dengan impedansi jaringan yang malah mengakibatkan penguatan harmonisa pada frekwensi tertentu Single-Tuned Passive Filter Single-Tuned Passive Filter adalah filter yang terdiri dari komponenkomponen pasif R, L dan C terhubung seri, seperti pada Gambar 2.7. Single-Tuned Passive Filter akan mempunyai impedansi yang kecil pada frekuensi resonansi sehingga arus yang memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi resonansi akan dibelokkan melalui filter. Untuk mengatasi harmonisa di dalam sistem tenaga listrik industri yang paling banyak digunakan adalah Single-Tuned Passive Filter, seperti yang diperlihatkan Gambar 2.7. Gambar 2.7. Single-Tuned Passive Filter [3].

20 Berdasarkan Gambar 2.7. besarnya impedansi Single-Tuned Passive Filter pada frekuensi fundamental adalah [5]:..... (2.18) Pada frekuensi resonansi resonansi, Persamaan (2.18) menjadi:..... (2.19) Jika frekuensi sudut saat resonansi adalah: (2.20) Impedansi filter dapat ditulis sebagai berikut: (2.21)... (2.22) Saat resonansi terjadi nilai reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif sama besar, maka diperoleh impedansi Single-Tuned Passive Filter seperti pada Persamaan (2.23) adalah: (2.23) Pada Persamaan (2.23) menunjukkan bahwa pada frekuensi resonansi, impedansi Single-Tuned Passive Filter akan mempunyai impedansi yang sangat kecil, lebih kecil dari impedansi beban yaitu sama dengan tahanan induktor R, sehingga arus harmonisa yang mempunyai frekuensi yang sama dengan frekuensi resonansi

21 akan dialirkan atau dibelokkan melalui Single-Tuned Passive Filter dan tidak mengalir ke sistem. Frekuensi response dan sudut fasa dari Single-Tuned Passive Filter dimana dapat dilihat bahwa pada frekuensi harmonisa atau orde ke-5 dari harmonisa (fr = 250 Hz), impedansi Single-Tuned Passive Filter sangat kecil, seperti ditunjukan Gambar 2.8. (a) dan (b). (a) Frekuansi respon Single-Tuned Passive Filter \ (b) Sudut fasa fungsi orde harmonisa Gambar 2.8. (a), (b). Frekuensi respon dan sudut fasa Single-Tuned Passive Filter [16].

22 Berdasarkan Gambar 2.8. Single-Tuned Passive Filter diharapkan dapat mengurangi IHD tegangan dan IHD arus sampai dengan 10-30%. Besarnya tahanan R dari induktor dapat ditetukan oleh faktor kualitas dari induktor. Faktor kualitas (Q) adalah kualitas listrik suatu induktor, secara matematis Q adalah perbandingan nilai reaktansi induktif atau reaktansi kapasitif pada frekuensi resonansi dengan tahanan R. Semakin besar nilai Q yang dipilih maka semakin kecil nilai R dan semakin bagus kualitas dari filter dimana energi yang dikonsumsi oleh filter akan semakin kecil, artinya rugi-rugi panas filter adalah kecil [17]. Pada frekuensi tuning:.... (2.24) Faktor kualitas: (2.25) Berdasarkan Persamaan (2.25), tahanan resistor adalah:.... (2.26) 2.7. Prinsip Pereduksian Harmonisa dari Single-Tuned Passive Filter Pada Frekuensi fr, Single-Tuned Passive Filter memiliki impedansi minimum sebesar nilai resistansi R dari induktor. Oleh karena itu, filter ini menyerap

23 semua arus harmonik yang dekat dengan frekuensi fr yang diinjeksikan, dengan distorsi tegangan harmonik yang rendah pada frekuensi ini. Pada prinsipnya, sebuah Single-Tuned Passive Filter untuk setiap harmonik yang akan dihilangkan. Filterfilter ini dihubungkan pada busbar dimana pengurangan tegangan harmonik ditentukan. Bersama-sama, filter-filter ini membentuk filter bank. R, L, dan C, yaitu: Ada dua parameter yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan nilai 1. Faktor kualitas (Quality factor, Q) 2. Penyimpangan frekuensi relative (Relative Frequency Deviation, δ) Kualitas dari sebuah filter (Q) adalah ukuran ketajaman penyetelan filter tersebut dalam mengeliminasi harmonisa. Filter dengan Q tinggi disetel pada frekuensi rendah (misalnya harmonisa kelima), dan nilainya biasanya terletak antara 30 dan 100. Dalam Single-Tuned Passive Filter, faktor kualitas Q didefinisikan sebagai perbandingan antara induktansi atau kapasitansi pada frekuensi resonansi terhadap resistansi. Perkiraan nilai Q untuk reaktor inti udara/air core reactors adalah 75 dan lebih besar 75 untuk reaktor inti besi/iron-core reactors [10][17].

24 Gambar 2.9. Pemodelan filter [9]. Seperti yang ditunjukan Gambar 2.9. Passive Single-Tuned Filter yang diletakkan secara paralel akan men-short circuit-kan arus harmonisa yang ada dekat dengan sumber distorsi. Ini dilakukan untuk menjaga arus harmonisa yang masuk tidak keluar menuju peralatan lain dan sumber supply energi listrik. Passive Single- Tuned Filter yang merupakan hubungan seri komponen R, L, dan C memberikan keuntungan tersendiri bagi sistem tenaga listrik, disamping mampu mereduksi tigkat harmonisa, penggunaan kapasitor dapat merperbaiki cos φ sistem, sehhingga naiklah cos φ pada frekuensi fundamental. Apabila ada harmonisa pada suatu orde, Nilai Xc akan berubah 1/n nilai harmonisa tersebut sehingga berkurang nilai Xc. Nilai Xc disisipkan dengan nilai Xl sehingga Xc sama dengan Xl pada harmonisa maka akan menghasilkan impedansi yang sangat kecil.

25 Induktor (reaktor) berfungsi sebagai filter dan juga melindungi kapasitor dari over kapasitor akibat adanya resonansi. Sedangkan resistor berfungsi untuk menstabilkan arus agar tidak terjadi short-circuit pada rangkaian. Gelombang hasil pemfilteran dapat dilihat pada Gambar Gambar Kompensasi gelombang filter. Seperti yang ditunjukan Gambar gelombang hasil dari pemfilteran harmonisa dengan menggunakan bantuan simulasi MATLAB/Simulink, dimana gelombang harmonisa menjadi berkurang distorsinya. Hasil simulasi MATLAB/Simulink dapat menjelaskan proses eliminasi gelombang arus terdistorsi dimana distorsi gelombang arus yang terjadi akibat beban non linier seperti yang ditunjukkan pada gelombang warna biru. Setelah kapasitor dan induktor yang digunakan sebagai filter untuk memperbaiki gelombang warna biru dengan sinyal gelombang warna hijau, sehingga menghasilkan gelombang yang terperbaiki seperti yang ditunjukkan gelombang warna merah dengan tingkat distorsi gelombang

26 mendekati bentuk sinusoidal. Dengan demikian tingkat distorsi gelombang dapat diperbaiki oleh induktor dan kapasitor Merancang Passive Single-Tuned Filter Merancang Single-Tuned Passive Filter yang terdiri dari hubungan seri komponen-komponen pasif induktor, kapasitor dan tahanan, adalah bagaimana menentukan besarnya komponen-komponen dari filter tersebut [6][9][5]. Langkah-langkah rancangan Single-Tuned Passive Filter adalah: a. Tentukan ukuran kapasitas kapasitor Qc berdasarkan kebutuhan daya reaktif untuk perbaikan faktor daya. Daya reaktif kapasitor adalah: }....(2.27) Dimana: P = beban (kw) pf 1 = faktor daya mula-mula sebelum diperbaiki pf 2 = faktor daya setelah diperbaiki b. Tentukan Reaktansi kapasitor:..... (2.28) c. Tentukan Kapasitansi dari kapasitor: (2.29)

27 d. Tentukan Reaktansi Induktif dari Induktor: (2.30) e. Tentukan Induktansi dari Induktor: (2.31) f. Tentukan reaktansi karakteristik dari filter pada orde tuning: (2.32) g. Tentukan Tahanan (R) dari Induktor:..... (2.33) Untuk menentukan kebutuhan daya reaktif dapat digambarkan dalam bentuk segitiga daya seperti Gambar P(watt) Gambar Segitiga daya untuk menentukan kebutuhan daya reaktif Q [18].

28 Seperti yang terlihat pada Gambar Kebutuhan daya reaktif dapat dihitung dengan pemasangan kapasitor untuk memperbaiki faktor daya beban. Komponen daya aktif (P) umumnya konstan, daya semu (S) dan daya reaktif (Q) berubah sesuai dengan faktor daya beban. Daya Reaktif (Q) = Daya Aktif (P) tan φ Dengan merujuk segitiga daya Gambar 2.11, maka Daya Reaktif pada PF awal yaitu: Q 1 = P tan φ 1... (2.34) Daya Reaktif pada PF diperbaiki yaitu: Q 2 = P tan φ 2... (2.35) Sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki faktor daya yaitu: Daya reaktif Atau ΔQ = Q 1 - Q 2 ΔQ = P(tan 1-2)... (2.36) Besar nilai ΔQ yang didapat, selanjutnya menentukan nilai reaktansi kapasitif yang besarnya ditentukan berdasarkan Persamaan (2.28) dan besar nilai kapasitansi kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya pada Persamaan (2.29).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi Satu Fasa Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Tegangan Tinggi DC Pembangkit tegangan tinggi DC sangat diperlukan pada riset dibidang fisika terapan dan tes instalasi kabel pada aplikasi industri. Unit pembangkit

Lebih terperinci

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat memberikan konsep mengenai penggunaan single

Lebih terperinci

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam, Azmi Rizki Lubis, Peredaman... ISSN : 598 99 (Online) ISSN : 5 364 (Cetak) Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter Mustamam ), Azmi Rizki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer,

BAB 1 PENDAHULUAN. kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sitem kelistrikan berkembang begitu cepat. Semakin berkembangnya kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer, pendingin ruangan (AC),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya BAB TINJAUAN PUSTAKA.. Faktor Daya Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya aktif (P) dan daya reaktif (Q), maka besarnya daya semu (S) adalah sebanding dengan arus (I)

Lebih terperinci

Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh B-456 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh Stefanus Suryo Sumarno, Ontoseno Penangsang, Ni

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transformator Ukur Transformator ukur di rancang secara khusus untuk pengukuran dalam sistem daya. Transformator ini banyak digunakan dalam sistem daya karena mempunyai keuntungan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada pabrik pengolahan plastik. Penelitian direncanakan selesai dalam waktu 6 bulan dan lokasi penelitian berada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi oleh penggunaan jenis-jenis beban tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC )

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC ) ENGUKURAN TINGKAT HARMONISA ADA BEBERAA MERK JUICER (DENGAN STANDAR ) Vitra Juniva, Rachman Hasibuan Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor seperti di industri, perkantoran, rumah tangga dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4. Jurnal Emitor Vol. 15 No. 02 ISSN 1411-8890 ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0 Novix Jefri

Lebih terperinci

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa Soedibyo dan Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90%

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Saat ini sebagian besar pemakaian beban listrik di masyarakat hampir 90% memakai beban elektronika atau beban non linier. Pemakaian beban elektronika diantaranya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN. 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga januari 2013. Untuk pengerjaan laporan serta simulasi perangkat lunak dilakukan

Lebih terperinci

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, * Simulasi Penggunaan Filter Pasif, Filter Aktif dan Filter Hybrid Shunt untuk Meredam Meningkatnya Distorsi Harmonisa yang Disebabkan Oleh Munculnya Gangguan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang Anissa Eka Marini Pujiantara - 2210100133 Pembimbing 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang,M.Sc.,Ph.D 2. Dedet

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-97 Evaluasi Harmonisa dan Perencanaan Filter Pasif pada Sisi Tegangan 20 Akibat Penambahan Beban pada Sistem Kelistrikan Pabrik Semen Tuban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri seperti penggunaan rectifier, converter,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1. Bentuk Gelombang Hasil Distorsi Harmonik [2] 4 Universitas Indonesia

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1. Bentuk Gelombang Hasil Distorsi Harmonik [2] 4 Universitas Indonesia BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Distorsi Harmonik Pada dasarnya, gelombang tegangan dan arus yang ditransmisikan dan didistribusikan dari sumber ke beban berupa gelombang sinusoidal murni. Akan tetapi, pada proses

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: AGUS WIDODO D 400

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik yang ideal, bentuk gelombang tegangan yang disalurkan ke peralatan dan bentuk gelombang arus yang dihasilkan adalah gelombang sinus

Lebih terperinci

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga PENGGUNAAN FILTER HIBRID KONFIGURASI SERI UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA FILTER PASIF DALAM UPAYA PENINGKATAN PEREDUKSIAN HARMONISA PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi : Gb-A.1. Rangkaian Catu Daya pada Lampu Hemat Energi Gb-A.2. Rangkaian Catu Daya pada

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7. NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan Oeh : INDRIANA ZELLA MARGARETA D 400 130 001 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem distribusi umumnya pada ujung-ujung saluran mengalami drop tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban karena terjadinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Lab Lama Teknik Elektro FPTK UPI dengan perencanaan rangkaian listrik yang dipasang beberapa beban listrik. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tersedianya tenaga listrik merupakan faktor yang sangat penting pada era modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah menggunakan

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 1 Efisiensi Daya Pada Beban Dinamik Dengan Kapasitor Bank Dan Filter Harmonik Bambang Wahyono ¹, Suhariningsih ², Indhana Sudiharto 3 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-142 Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port Rahman Efandi,

Lebih terperinci

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy Oleh: Marselin Jamlaay 2211 201 206 Dosen Pembimbing: 1. Prof. Dr. Ir. Mochamad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia saat ini. Energi Listrik dibangkitkan pada sistem pembangkit disalurkan ke konsumen melalui

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa Agus R. Utomo Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : arutomo@yahoo.com Mohamad Taufik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan suatu sumber energi yang menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia di dunia saat ini. Energi listrik dibangkitkan di pusat pembangkit

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER UNTUK MEMINIMALISASI NILAI HARMONISA PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan teknologi. Dalam bidang elektronika, peralatan seperti TV, komputer, Air Conditioner, ataulampu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN SECOND ORDER DAMPED FILTER UNTUK MEREDUKSI MASALAH HARMONIK PADA BEBAN NON-LINEAR MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION 7.0.0 SKRIPSI VELAYATI PUSPA PERTIWI 0806319236 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemakaian listrik dari hari ke hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara manual, sekarang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa saat ini sudah sangat pesat, seperti Note Book, printer, Hand Phone, radio, tape dan lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. macam sumber listrik dapat digunakan yaitu sumber DC sebesar 600 V, 750

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. macam sumber listrik dapat digunakan yaitu sumber DC sebesar 600 V, 750 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kereta Rel Listrik (KRL) Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan kereta yang menggunakan tenaga listrik dalam menggerakkan motornya. Pada Kereta Rel Listrik (KRL) dua macam sumber

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI ALAT PEREDUKSI DISTORSI HARMONIK UNTUK KARAKTERISTIK BEBAN RUMAH TANGGA 2200VA

RANCANG BANGUN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI ALAT PEREDUKSI DISTORSI HARMONIK UNTUK KARAKTERISTIK BEBAN RUMAH TANGGA 2200VA RANCANG BANGUN SINGLE TUNED FILTER SEBAGAI ALAT PEREDUKSI DISTORSI HARMONIK UNTUK KARAKTERISTIK BEBAN RUMAH TANGGA 2200VA SKRIPSI BESTION ALZARI 0706267572 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP

ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN LAMPU LED HARMONICS ANALYSIS ON THE USE OF LED LAMP Yoga Istiono 1, Julius Sentosa 2, Emmy Hosea 3 Program Studi Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HARMONISA Pada sistem tenaga listrik, daya yang didistribusikan adalah pada level tegangan dengan frekuensi tunggal (50 Hz atau 60 Hz), tetapi karena perkembangan beban listrik

Lebih terperinci

Nama : Taufik Ramuli NIM :

Nama : Taufik Ramuli NIM : Nama : Taufik Ramuli NIM : 1106139866 Rangkaian RLC merupakan rangkaian baik yang dihubungkan dengan paralel pun secara seri, namun rangkaian tersebut harus terdiri dari kapasitor; Induktor; dan resistor.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat, dengan ketentuan, terdiri dari kawat tiga fasa (R, S,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi seperti saat ini, peralatan listrik yang berbasis elektronika daya berkembang pesat, karena mempunyai efisiensi yang tinggi dan perancangannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian awal sebelum perencanaan bagi pemilik dan penggunanya. Dengan demikian pemilihan peralatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah sistem mempunyai kualitas daya listrik baik atau buruk. Masalah yang ditimbulkan oleh pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak konsumen daya listrik menggunakan beban tidak linier, baik konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri. Contoh beban tidak linier adalah rectifier,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, permasalahan kualitas daya pada sistem tegangan rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya sistem disebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Personal Computer (Gambar 2.1) adalah seperangkat komputer yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Personal Computer (Gambar 2.1) adalah seperangkat komputer yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Personal Computer (PC) Personal Computer (Gambar 2.1) adalah seperangkat komputer yang digunakan oleh satu orang saja/pribadi. Biasanya komputer ini adanya dilingkungan rumah,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI PENGARUH HARMONISA PADA INVERTER 3-FASA MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK

ANALISIS DAN PERANCANGAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI PENGARUH HARMONISA PADA INVERTER 3-FASA MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK ANALISIS DAN PERANCANGAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI PENGARUH HARMONISA PADA INVERTER 3-FASA MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem Hibrid) Pembangkit Listrik Sistem Hibrid adalah pembangkit yang terdiri lebih dari satu pembangkit dengan

Lebih terperinci

Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban

Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban Wahri Sunanda Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung wahrisunanda@ubb.ac.id Abstract Harmonic is one of sinusoidal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Kualanamu terletak 39 Km dari kota Medan dan berada di Desa Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI Oleh : CRISTOF NAEK HALOMOAN TOBING 0404030245 Sistem Transmisi dan Distribusi DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Renny Rakhmawati 1, Hendik Eko H. S. 2, Setyo Adi Purwanto 3 1 Dosen

Lebih terperinci

ANALISA GANGGUAN PADA ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) AKIBAT ARUS INRUSH TRANSFORMATOR & RESONANSI FILTER HARMONISA PABRIK PELEBURAN BAJA PT.

ANALISA GANGGUAN PADA ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) AKIBAT ARUS INRUSH TRANSFORMATOR & RESONANSI FILTER HARMONISA PABRIK PELEBURAN BAJA PT. ANALISA GANGGUAN PADA ELECTRIC ARC FURNACE (EAF) AKIBAT ARUS INRUSH TRANSFORMATOR & RESONANSI FILTER HARMONISA PABRIK PELEBURAN BAJA PT. ISPATINDO Oleh: Gunawan Muhammad 2209106042 Dosen Pembimbing: 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa M.K., MT., Fikri Umar Bajuber Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Kampus UI, Depok, 16424,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang

BAB II LANDASAN TEORI. Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harmonisa Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang yang mempunyai satu frekuensi yang merupakan kelipatan integer dari gelombang fundamental. Jika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berbanding lurus dengan tegangan setiap waktu [3]. Beban linear ini mematuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berbanding lurus dengan tegangan setiap waktu [3]. Beban linear ini mematuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Linear Beban linear adalah beban yang impedansinya selalu konstan sehingga arus selalu berbanding lurus dengan tegangan setiap waktu [3]. Beban linear ini mematuhi Hukum

Lebih terperinci

Kualitas Daya Listrik (Power Quality)

Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pend. Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 2745354 giriwiyono@uny.ac.id Perkembangan Teknologi Karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3) fasa. Dengan beban linier yang seimbang dimana arus pada masing-masing fasa berbeda 120

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Contohnya yaitu beban beban nonlinier, terutama peralatan listrik berbasis

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Contohnya yaitu beban beban nonlinier, terutama peralatan listrik berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini orang semakin dimudahkan dalam melakukan suatu pekerjaan dengan bantuan peralatan yang berteknologi tinggi. Peralatan yang berteknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini peralatan elektronika daya cukup berkembang dengan pesat. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada rumah tangga,

Lebih terperinci

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT Nama : Andyka Bangun Wicaksono NRP : 22 2 111 050 23 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. bersumber dari kualitas daya listrik seperti yang tercantum

BAB II DASAR TEORI. bersumber dari kualitas daya listrik seperti yang tercantum 6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Audit kualitas Energi listrik 2.1.1.Pengertian Audit yang bersumber dari wikipedia dalam arti luas yang bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.3 /Maret 24 ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI Hotbe Hasugian, Panusur SML.Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PENANGGULANGAN THD DENGAN FILTER PASIF PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH

ANALISA PENANGGULANGAN THD DENGAN FILTER PASIF PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH ANALISA PENANGGULANGAN THD DENGAN FILTER PASIF PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH Staff Pengajar Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 8036 Email: suweden@ee.unud.ac.id

Lebih terperinci

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya Ahmad Yani, Pemasangan... Pemasangan untuk Perbaikan Faktor Daya Ahmad Yani Staf Pengajar Teknik Elektro STT-Harapan email: yani.ahmad34@yahoo.com Abstrak seri dan parallel pada system daya menimbulkan

Lebih terperinci

Perencanaan High Pass dan Single Tuned Filter Sebagai Filter Harmonisa Pada Sistem Kelistrikan British Oil Company Gresik, Jawa Timur

Perencanaan High Pass dan Single Tuned Filter Sebagai Filter Harmonisa Pada Sistem Kelistrikan British Oil Company Gresik, Jawa Timur Perencanaan High Pass dan Single Tuned Filter Sebagai Filter Harmonisa Pada Sistem Kelistrikan British Oil Company Gresik, Jawa Timur Kurnia Refandra 07100607 Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Unjuk Kerja Filter Pasif dan Filter Aktif pada Sisi Tegangan Rendah di Perusahaan Semen Tuban, Jawa Timur

Analisis Unjuk Kerja Filter Pasif dan Filter Aktif pada Sisi Tegangan Rendah di Perusahaan Semen Tuban, Jawa Timur JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisis Unjuk Kerja Filter Pasif dan Filter Aktif pada Sisi Tegangan Rendah di Perusahaan Semen Tuban, Jawa Timur Jonathan Herson Ruben, Rony Seto Wibowo,

Lebih terperinci

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM Agus Rusdiyanto P2Telimek, LIPI riesdian@gmail.com Bambang Susanto P2Telimek,

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER

PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER Jurnal ELTEK, Vol 11 Nomor 01, April 013 ISSN 1693-404 PERANCANGAN FILTER PASIF SINGLE TUNED FILTER UNTUK MEREDUKSI HARMONISA PADA BEBAN NON LINIER Heri Sungkowo 13 Abstrak Penelitian pengaruh penggunaan

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF BAB III PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF 3.1. Perancangan Perbaikan Faktor Daya ( Power Factor Correction ) Seperti diuraikan pada bab terdahulu, Faktor

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI

STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI STUDI PENGGUNAAN RANGKAIAN FILTER UNTUK MENGURANGI EFEK HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI Irnanda Priyadi, ST, MT Staf pengajar Teknik Elektro UNIB Abstract Harmonics is a phenomenon in power system that

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-91 Desain dan Simulasi Switched Filter Compensation Berbasis Tri Loop Error Driven Weighted Modified Pid Controller untuk Peningkatan Kualitas

Lebih terperinci

Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa

Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa Vol. 2, 2017 Reduksi Harmonisa Arus Sumber Tiga-Fasa Dengan Transformator Penggeser Fasa I. M. Wiwit Kastawan Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Bandung Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN I. TUJUAN 1. Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat 2. Mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan dari pengukuran tahanan pentanahan dan aplikasinya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER HARMONISA BERBASIS ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY (EMC) PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER HARMONISA BERBASIS ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY (EMC) PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER HARMONISA BERBASIS ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY (EMC) PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK HARMONICS FILTER IMPLEMENTATION AND ANALYSIS BASED ON ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Wasimudin Surya S 1, Dadang Lukman Hakim 1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan

Lebih terperinci