BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Profil SD Negeri Purwosari 1 SD Negeri Purwosasi 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak merupakan salah satu sekolah yang berstatus Negeri di Kabupaten Demak, berdiri pada tanggal 1 Maret 1955 dan tanggal operasional tanggal 1 Maret 1985, berdasarkan Surat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 421.2/005/10/51/1985. Lokasi SD Negeri Purwosari 1 Sayung terletak di Kelurahan Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah, tepatnya Jalan Raya Sayung Demak (denah terlampir). Gedung SD Negeri Purwosari 1 Sayung Seluas ± 644 M 2 terletak diatas tanah seluas 2,5880 M 2 (foto terlampir). Gedung ini terdiri atas sebuah gedung induk berlantai dua dan beberapa gedung lainnya. SD Negeri Purwosari 1 Sayung memeiliki 12 ruang kelas, 1 ruang perpusta-kaan, 1 ruang kantor guru, serta 6 ruang KM/WC. Visi SD Negeri Purwosari 1 Sayung adalah Membentuk generasi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, cerdas, trampil, dan berwawasan luas. Sedangkan Misi SD Negeri Purwosari 1 Sayung adalah 1) Menumbuhkan sikap / perilaku yang baik sesuai norma yang berlaku; 2) Meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam bidang IPTEK; 3) Mengembangkan ketrampilan peserta didik agar siap terjun di masyarakat; 4) Menumbuh kembangkan kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya; 5) Menghasilkan lulusan yang berkualitas; 6) Tidak menbedakan gender. Tujuan SD 71

2 Negeri Purwosari 1 Sayung adalah 1) Memenuhi kebutuhan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun; 2) Wilayah pedesaan yang penduduknya pada umumnya belum sadar akan pentingnya pendidikan; 3) Merupakan sekolah yang bisa berpartisipasi dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang bermutu, berdaya guna, dan berhasil guna sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional. Dalam rangka mencapai tujuan diatas SD Negeri Purwosari 1 Sayung memiliki 15 orang tanaga pedidik dan 5 tenaga kependidikan. Diantara 15 orang tenaga pendidik tersebut 1 orang sudah berijasah S-2 sedangkan 14 orang berijasah S-1, sedangkan 5 tenaga kependidikan diantaranya 2 orang berijasah S-1, 1 orang berijasah DIII dan 2 orang berijasah SLTA. Seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melayani peserta didik sebanyak 374 anak yang terdiri dari kelas IA 39 siswa, kelas IB 36 siswa, kelas IIA 35 siswa, kelas IIB 33, kelas IIIA 34 siswa, kelas IIIB 33 siswa, kelas IVA 36 siswa, kelas IVB 30, kelas VA 20 siswa, kelas VB 24 siswa, kelas VIA 28 siswa, dan kelas VIB 25 siswa. SD Negeri Purwosari 1 Sayung berada dalam lingkungan masyarakat yang heterogen dengan latar belakang kondisi ekonomi menengah ke bawah Konteks komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak Konteks dalam penelitian ini merupakan upaya untuk mengumpulkan dan menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi kinerja komite SD N Purwosari 1 Sayung Demak. Evaluasi konteks dalam penelitian ini juga bertujuang mengatahui latar belakang kinerja komite SDN Purwosari 1 Sayung Demak pada faktor motivasi, berikut hasil wawancara beberapa narasumber: ketua 72

3 komite sekolah, Sekretaris, bendahara, anggota, kepala sekolah dan guru. Kinerja komite sekolah SD N Purwosari 1 Sayung Demak dalam pelaksanaannya dalam program sekolah sebagai badan pertimbangan, pendukung, kontrol, dan penghubung. Maka dari hasil penelitian dilapangan bahwa ada beberapa yang tidak maksimal dalam proses pengawalan terkait kinerja komite sekolah. dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Kinerja komite sekolah sebagai badan pertimbangan Dalam proses memberikan pertimbangan kepada kepala sekolah komite menyelengarakan rapat pleno dengan orang tua siswa dan tokoh masyarakat, dan memberikan masukan terhadap pengelolaan dan penyusunan visi, misi, dalam hal pertimbangan mengenai RKAS, komite sekolah hanya melihat dari laporan sekolah. kurangnya memberikan masukan sarana prasarana dalam pemeliharaan (mengecatan, perbaikan pintu, meja, kursi almari, serta perawatan) dan pembangunan gedung menjadi dua lantai yang sedang berjalan di SD N Purwosari 1 Sayung Demak, pembelajaran, komite hanya menerima laporan dari sekolah. b. Kinerja komite sekolah sebagai badan badan pendukung Komite sekolah dalam pelaksanaannya selalu memberikan dukungan terhadap proses kegiatan ekstrakurikuler, dan hubungan kerjasama antara sekolah dengan orang tua serta masyarakat dalam bentuk pertemuan dan rapat. c. Kinerja komite sekolah sebagai badan kontrol Komite sekolah dalam pelaksanaannya sebagai badan kontrol, belum maksimal dalam mengontrol 73

4 penyusunan program sekolah, organisasi sekolah, penjadwalan program dan alokasi anggaran serta memantau pelaksanaan program sekolah, sumber daya pelaksanaan program sekolah dan partisipasi stakeholder pendidikan dalam pelaksanan program, akan tetapi komite sekolah hanya menerima laporan dari sekolah diantaranya terkait hasil ujian akhir, alokasi anggaran, dan partisipasi stakeholder dalam pelaksanaan program. d. Kinerja komite sekolah sebagai badan penghubung Kinerja komite sekolah dalam pelaksanaannya masih belum maksimal dalam menciptakan hubungan dan kerja sama antara sekolah dan masyarakat, kurangnya pertemuan antara kepala sekolah dan dewan guru, kurangnya komunikasi dengan alumni dan kerja sama antara lembaga lain. Selama ini tidak menggunakan program perencanaan tetapi sifatnya insidental sehingga dalam pelaksanaannya kurang maksimal Input kinerja komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak Evaluasi Input (masukan) dalam penelitian ini merupakan upaya deskripsikan sumber daya dan strategi alternatif yang dimiliki SD N Purwosari 1 Sayung pada program kerja komite SD N Purwosari 1 Sayung. Dari hasil penelitian evaluasi kinerja komite sekolah yang diperoleh yaitu berupa rekomendasi dan catatan dalam bentuk data dan materi untuk peningkatan mutu pendidikan. Sumber daya yang dimiliki SD N Purwosari 1 Sayung terdiri dari: 1) Sumber Daya Manusia (SDM) yang meliputi: Pengurus dan anggota komite sekolah, tenaga administrasi dan keuangan, 2) Daya dukung yang 74

5 meliputi: sarana dan prasarana fisik kantor, administrasi, data keuangan dan dokumen Sumber Daya Manusia Untuk dapat melaksanakan kegiatan operasional komite sekolah memerlukan dukungan fasilitas organisasi yang memadai salah satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang diperoleh dengan peningkatan sumber daya terkait peran dan fungsinya sebagai komite sekolah dan pihak sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan. Sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui pelatihanpelatihan, seminar, dan diklat peningkatan kinerja Pengurus dan anggota komite sekolah Kepengurusan dan keanggotaan komite SD N Purwosari 1 Sayung Demak. Menurut penuturan kepala sekolah SD N Purwosari 1 Sayung. Sri Sukeksi, S.Pd. sebagai berikut:...untuk pembentukan komite sekolah yang dilakukan di SD N Purwosari 1 Sayung sesuai aturan yang berlaku berlandaskan 044/U/2002 serta AD/ART yang berlaku pada masa jabatan komite sekolah, bahwa pergantian kepengurusan dan anggota dilakukan melalui musyawarah rapat dengan pihak wali murid, kepala sekolah, dan guru. Prosedur pembentukan komite sekolah mulai dari pemilihan calon ketua sampai kepada keanggotaan langsung dibahas dan ditetapkan dalam musyawarah oleh pihak wali murid, kepala sekolah dan guru, dengan cacatan pihak yang terpilih bersedia menjadi pengurus atau keanggotaan komite sekolah. kemudian 75

6 hasilnya akan disampaikan dalam berita acara dan jika ada perubahan akan dibahas lebih lanjut. (wawancara tanggal, 29 Maret 2016) Sesuai hasil wawancara tersebut dapat didiskripsikan bahwa SD N Purwosari 1 Sayung telah memiliki organisasi komite sekolah, proses pembentukannya melalui musyawarah wali murid, kepala sekolah, dan guru, dengan acuan dari Kemendiknas dan AD/ART yang berlaku. Setelah pembentukan komite sekolah akan disampaikan dalam bentuk berita acara. Berikut ini hasil observasi, penulis memperoleh data kepengurusan organisasi sebagai berikut: 1. H. Nurdin Nasir, sebagai ketua komite sekolah 2. Fahrurozi, Sebagai Sekretaris komite sekolah 3. Sri Hartatik, S.Pd.SD, M.Si., Sebagai bendahara komite sekolah 4. Dr. Fuad, Sebagai Anggota 5. Sri Hati, S.Pd.SD. Sebagai Anggota 6. Martono, Sebagai Anggota 7. Sutimin, W. S.Pd. Sebagai Anggota 8. Adnan Widodo, S.Pd. Sebagai Anggota 9. Sri Murniati, S.Pd.SD. Sebagai Anggota Setelah melihat data kepengurusan komite sekolah dapat dijelaskan bahwa dari 9 orang anggota, 5 orang berlatar belakang pendidikan S1, 3 orang berlatar belakang pendidikan SMA, dan 1 orang berpendidikan S2. Sesuai hasil wawancara pada pembentukan komite sekolah dilakukan secara musyawarah dan prosedur acuannya adalah Kemendiknas 044/U/2002 dan AD/ART yang berlaku serta peraturan pemerintah daerah, kepengurusan dan keanggotaan juga dilatarbelakangi berbagai jenjang pendidikan mulai SMA, S1 sampai S2. Kepengurusan dan keanggotaan komite SD N Purwosari 1 76

7 Sayung Demak telah memenuhi syarat kualifikasi dan sangat potensial untuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai komite sekolah Tenaga administrasi dan keuangan Tenaga administrasi dan keuangan komite sekolah SD N Purwosari 1 Sayung Demak, berikut penyampaian dari kepala sekolah SD N Purwosari 1 Sayung Demak, Sri Sukeksi, S.Pd. dalam susunan kepengurusan komite sekolah tercantum pembagian tugas sekretaris, bendahara, anggota, namun pelaksanaannya dilimpahkan atau dijalankan oleh salah satu tenaga tata usaha sekolah sebagai tenaga administrasinya, sedangkan tenaga keuangan dijalankan oleh bendahara sekolah, hal itu kami sadari karena mereka-mereka itu juga mempunyai pekerjaan sendiri, sebab disini mereka tidak memperoleh honor. (wawancara tanggal, 29 Maret 2016) Sesuai hasil wawancara dapat didiskripsikan bahwa dalam susunan kepengurusan komite sekolah SD N Purwosari 1 Sayung Demak telah disusun berdasarkan pembagian tugas, termasuk tugas sekretaris dan bendahara. Dengan demikian berarti komite SD N Puwosari 1 Sayung Demak sesuai prosedur dan keanggotaannya memenuhi syarat tugas dan fungsinya sebagai komite SD N Purwosari 1 Sayung Demak. Komite bisa memenuhi tenaga administrasi dan keuangan secara maksimal Daya Dukung Dukungan fasilitas organisasi selain sumber daya manusia, agar dapat melaksanakan kegiatan operasional komite sekolah juga memerlukan daya dukung yang 77

8 berupa prasarana fisik kantor, administrasi dan keuangan, serta data dan dokumen Prasarana fisik kantor Deskripsi prasarana fisik kantor komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak adalah sebagai berikut: menurut keterangan Sri Sukeksi, S.Pd. sebagai berikut: untuk menunjang kinerja komite, kami dari pihak sekolah menyediakan fasilitas fisik yang berupa ruangan atau kantor yang bisa digunakan untuk transit, serta kami lengkapi dengan meja, kursi, almari arsip, ATK, dan papan tulis, dan seperangkat komputer (hasil wawancara, 25 Maret 2016). Hal demikian juga disampaikan oleh ketua komite sekolah SD Negeri Sayung Demak, Nurdin Nasir sebagai berikut: Ya, memang kami sudah difasilitasi oleh sekolah berupa ruangan khusus untuk pertemuan kami juga, juga dilengkapi dengan sarana penunjang yaitu meja, kursi, almari arsip, ATK, seperangkat komputer, (Hasil wawancara, 25 Maret 2016). Hasil wawancara keduanya bahwa sekolah telah menyediakan fasilitas diantaranya: meja, kursi, almari arsip, ATK dan seperangkat komputer, untuk menunjang kinerja komite sekolah yang bisa digunakan sebagai pendukung kinerja komite sekolah di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak. 78

9 Administrasi dan keuangan Administrasi dan keuangan komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, kepala sekolah Sri Sukeksi, S.Pd. menuturkan berikut: komite telah mengadministrasi agenda dan file surat keluar, masuk, daftar hadir, rapat-rapat, notulen rapat, buku kas, rekening bank, RKAS, (wawancara, 25 Maret 2016). Hal ini juga disampaikan oleh komite sekolah, Nurdin Nasir, sebagai berikut: kami telah mengadministrasikan walaupun yang membuat dari pihak sekolah, (wawancara, 25 Maret 2016) Sesuai hasil beberapa wawancara daya dukung sekolah terhadap komite yaitu: administrasi dan keuangan terdiri dari buku agenda dan file surat keluar, masuk, daftar hadir, rapat-rapat, notulen rapat, buku kas, rekening bank, dan RKAS. Data dan dokumen terdiri dari dokumen panduan umum, acuan operasional, sudah diadministrasikan, meskipun pelaksanaan sepenuhnya oleh tugas administrasi sekolah Data dan dokumen Data dan dokumen komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak menurut keterangan kepala sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung, sebagai berikut: segala sesuatu yang dilakukan oleh komite telah diarsipkan, namun yang melakukan pengarsipan adalah satu tata usaha sekolah, (wawancara, 25 Maret 2016) 79

10 Hal ini disampaikan oleh komite sekolah, Nurdin Nasir, yang menyatakan sebagai berikut:...memang segala kegiatan yang telah kami lakukan sudah saya arsipkan, walaupun yang melakukan bukan kami sendiri, (wawancara, 25 Maret 2016) Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi penulis mendapatkan data-data sebagai berikut: surat tugas, notulen rapat, susunan pengurus, surat tugas, SK Pengurus, dan daftar pendidik, foto kegiatan komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak. Komite sekolah mempunyai program kerja yang dapat digunakan untuk acuan bekerja sistematiks dan terarah akan tetapi programnya masih bersifat insidental. Berdasarkan hasil penelitian pada daya dukung bahwa fasilitas organisasi yang berupa prasarana fisik kantor, administrasi keuangan, serta data dan dokumen yang disediakan sekolah sangat mendukung kinerja komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak untuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai komite sekolah. prasarana fisik kantor terdiri dari ruang komite, meja kursi rapat, papan tulis dan papan data. Administrasi dan keuangan terdiri dari buku agenda, file surat masuk, keluar, daftar hadir rapat-rapat, notulen rapat, SK Pengurus, buku kas, rekening bank dan RKAS, dan data dokumen terdiri dari dokumen umum, acuan operasional Proses kinerja komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak Proses evaluation (Evaluasi Proses) dalam model CIPP diarahkan untuk mengetahui seberapa baik kegiatan yang dilaksanakan, apakah program terlaksana sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi proses juga 80

11 digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan pelaksanaan selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses dalam penelitian ini merupakan upaya mendeskripsikan pelaksanaan rancangan prosedur yaitu proses merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai pemberi pertimbangan (advisory), pendukung (supporting), pengontrol (controlling), dan mediator. Selain itu juga untuk mendeskripsikan pemanfaatan sumber daya yang meliputi: sumber daya manusia, prasarana fisik kantor, administrasi dan keuangan, dan data Pemberi pertimbangan (advisory) Proses merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai pemberi pertimbagan (advisory) berikut: penuturan dari beberapa narasumbar mengenai bentuk kegiatan yang dilakukan komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak dalam merealisasikan program kerjanya sebagai pemberi pertimbangan: penuturan dari ketua komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, Nurdin Nasir sebagai berikut: menampung aspirasi masyarakat dilingkungan, dan data-data penjaringan peserta didik dari pihak sekolah, kemudian data itu kami analisis dan kami gunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam penyusunan RKAS, pengembangan kurikulum, penyusunan visi misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya atau program-program yang direncanakan SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, (wawancara, 25 Maret 2016). 81

12 Pendapat ini juga disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, Sri Sukeksi, S.Pd. sebagai berikut: setahu saya, komite meminta data-data sekolah tentang kondisi sosial ekonomi orang tua siswa dan data guru dan karyawan, dan inventarisir sekolah baik sarana prasarana, untuk dianalisis sebagai bahan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada kepala sekolah kami pada saat rapat antara sekolah dengan komite yang membahas pengembangan kurikulum, proses belajar, dan mengajar, penyusunan visi misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah, (wawancara, 25 Maret 2016). Berdasarkan wawancara dari beberapa narasumber mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, dalam perannya sebagai pemberi pertimbangan (advisary) dapat dideskripsikan sebagai berikut: mengadakan pendataan dan menganalisis kondisi ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak. Bersama-sama dengan kepala sekolah, dewan guru dan kepala tata usaha menyusun RKAS, pengembangan kurikulum, penyusunan visi misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya atau program-program yang direncanakan SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak. Hasil pendataan dan analisis digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Hambatan dalam merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai pemberi pertimbangan (advisory) berikut penuturan komite sekolah Nurdin Nasir, mengenai hambatan yang 82

13 dihadapi dalam merealisasikan program kerjanya sebagai pemberi pertimbangan, ya...tentunya ada sedikit hambatan bagi kami yaitu keterbatasan waktu apabila pengambilan data kondisi ekonomi orang tua siswa secara keseluruhan harus saya cek/ survei, hasilnya lebih valid, tapi menurut hemat saya maka saya mengambil data yang dimiliki sekolah, (wawancara, 25 Maret 2016). Sesuai wawancara tersebut dapat dideskripsikan bahwa, dalam merealisasikan peran dan fungsi sebagai pemberi pertimbangan (advisory), komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak menghadapi hambatan yaitu tidak dapat melakukan pengambilan data sendiri dikarenakan belum dapat meluangkan waktu untuk bekerja sebagai komite sekolah. Hambatan bisa ditangani dengan mengambil data yang sudah ada disekolah Pendukung (supporting) Proses merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai pendukung (supporting) yang berfungsi sebagai pendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, berikut penuturan dari kepala sekolah Sri Sukeksi, S.Pd., dalam merealisasikan program kerjanya sebagai pendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi pendidikan: mengadakan dan memimpin rapat pleno setahun sekali pada tahun pelajaran baru, mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa kelas VI dalam rangka menghadapi ujian, melakukan pendekatan kepada orang tua dan masyarakat yang dipandang mampu untuk dapat menjadi narasumber dalam kegiatan intrakurikuler bagi siswa, memberikan 83

14 dukungan untuk pemeriksaan kesehatan para siswa, mendukung sekolah dalam mencegah dan memberantas penyebarluasan narkoba di sekolah, mendukung sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler para siswa, (wawancara, 25 Maret 2016). Penuturan dari ketua komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai berikut: kepada orang tua siswa, masyarakat, instansi yang pandang mampu untuk dapat menjadi narasumber dalam kegiatan intrakurikuler, mendukung kegiatan pemeriksaaan kesehatan para siswa, pencegahan dan memberantas narkoba di sekolah, mendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. kami bersama sekolah mengundang orang tua siswa dalam rapat tahunan yaitu rapat pleno, untuk mengetahui kondisi orang tua siswa, (wawancara, 25 Maret 2016). Proses merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai pendukung (supporting) dan berfungsi sebagai pendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu Pengontrol (controlling) Proses merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai pengontrol (controlling) dalam fungsi pelaksana evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan berikut penuturan dari beberapa nara sumber mengenai bentuk kegiatan yang dilakukan komite SD Negeri Purwosari 1 84

15 Sayung Demak dalam merealisasikan program kerjanya sebagai pelaksana evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan. Penuturan dari ketua komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, ya kami melaksanakan... mengadakan pertemuan antara kepala sekolah, dewan guru, TU, mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah, ketika program BOS dimulai, pemantauan dan pengawasan pada proses pelaksanaannya, karena kami ikut bertanggungjawab dalam pelaksanaannya, (wawancara, 25 Maret 2016). Penuturan dari kepala sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, ya melakukan... kegiatan ini tidak seperti kegiatan yang dilakukan seorang monev melainkan hanya sekedar mengadakan rapat atau pertemuan bulanan dan sifatnya insidental dengan kami dan dewan guru ketika ada kegiatan yang perlu dimusayawarahkan dan dilaporkan, serta meminta penjelasan dan keterangan kepada kami tentang hasil belajar siswa atau hasil pelaksanaan suatu program, bekerja sama dengan sekolah kami dalam kegiatan penulusuran alumni, (wawancara, 25 Maret 2016). Hambatan yang dihadapi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, dalam merealisasikan peran dan fungsinya sebagai pendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggarakan pendidikan yang bermutu. 85

16 Mediator (Mediatory) Proses merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai mediator yang berfungsi menjalin kerja sama dengan masyarakat berikut penuturan dari beberapa narasumber mengenai bentuk kegiatan yang dilakukan komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak dalam merealisasikan program kerjanya, penuturan komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, kami melaksanakan yang sudah saya jelaskan. Intinya saya sebagai penyambung, membina hubungan dan kerjsama dengan stakeholders pendidikan sekolah ini, menjalin kerja sama dengan usaha dan lembaga lain, (wawancara, 25 Maret 2016). Penuturan dari kepala sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, ya melakukan, walaupun baru beberapa instansi yang dijalin hubungan dengan dunia usaha atau industri, saya kira perlu terobosan lagi, memang melihat pengurus komite sudah gigih dalam menjalin hubungan dengan stakeholders pendidikan untuk memajukan sekolah ini, (wawancara, 25 Maret 2016). Dalam merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung sebagai mediator yang berfungsi menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan masyarakat. Hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa proses kinerja komite sekolah dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan dan kurang maksimal. Dibuktikannya komite sekolah tidak mempunyai 86

17 perencanaan program jangka pendek dan program jangka panjang, proses pelaksanaan program dilakukan secara insindental tanpa mengacu pada perencanaan, komite sekolah dalam pengarsipan dokumen dan administasi mengikuti pihak sekolah. Komite sekolah melakukan kegiatan secara insindental contoh rapat pleno, pertemuan dengan orang tua dan masyarakat, diskusi dengan pihak sekolah, komite sekolah hanya menerima laporan penyusunan RKAS, dokumen, arsip, dan hasil ujian akhir Produk kinerja komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak Product evaluation (Evaluasi Produk) ialah untuk melayani daur ulang suatu keputusan dalam program, dari evaluasi produk diharapkan dapat membantu pimpinan proyek dalam mengambil suatu keputusan terkait program yang sedang terlaksana, apakah program tersebut dilanjutkan, berakhir, ataukah ada keputusan lainnya. Keputusan ini juga dapat membantu untuk membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Evaluasi produk dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketercapaian proses merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai pemberi pertimbangan (advisory), pendukung (supporting), pengontrol (controlling), dan mediator. 87

18 Pemberi pertimbangan (advisory) Hasil proses realisasi peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai pemberi pertimbangan (advisory) berikut penuturan dari beberapa narasumber mengenai hasil kegiatan yang dilakukan komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak. Penuturan dari kepala sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, ya hasilnya baik... meskipun cara memperoleh data-data hanya meminta dari sekolahan, yang kemudian mereka analisis ternyata masukan dan pertimbangan mereka dapat kami terima serta dapat saya gunakan sebagai bahan masukan ke Dinas Pendidikan Kabupaten, (wawancara, 25 maret 2016). Penuturan dari ketua komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, Hasilnya baik, karena usulan serta masukan dari kami mendapat respon dan bisa diterima pihak sekolah, (wawancara, 25 Maret 2016). Komite sekolah memberikan pertimbangan disaat pertemuan rapat pleno, pertemuan pihak sekolah dengan orang tua serta masyarakat. Dalam pertemuan terjadi proses dialog dan penyampaian aspirasi dari orang tua dan masyarakat dalam proses pelaksanaan pendidikan sekolah di SD N Purwosari 1 Sayung. Pada saat rapat pleno antara komite sekolah dan pihak sekolah, komite sekolah memberikan pertimbangan keputusan terkait pelaksanaan program sekolah baik internal dan eksternal sekolah. Hasil rapat pleno dan pertemuan dengan pihak orang tua dan masyarakat diantaranya aspirasi orang tua 88

19 dan masyarakat berupa saran dan kritik terhadap kinerja komite sekolah dan pihak sekolah baik internal (program sekolah, pembelajaran, pelayanan sekolah, serta pelaksanaan kegiatan sekolah) maupun eksternal (hubungan sekolah dengan stakeholder, orang tua, masyarakat, kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta) Pendukung (supporting) Hasil realisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagi pendukung (supporting) yang berfungsi sebagai pendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, berikut penuturan dari beberapa narasumber mengenai hasil kegiatan yang dilakukan komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, dalam merealisasikan program kerjanya sebagai pendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan. Penuturan dari kepala sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, saya kira usahanya sudah optimal, namun hasilnya kurang optimal, misalnya target untuk mendapatkan orang tua asuh balum dapat terpenuhi, orang-orang yang diundang banyak tidak hadir, (wawancara, 25 Maret 2016). Penuturan dari ketua komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak yaitu sebagai berikut: ya... hasilnya belum optimal, belum sesuai apa yang kami harapkan, padahal kami sudah berusaha semaksimal mungkin, (wawancara, 25 Maret 2016). 89

20 Hasil realisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai pendukung (supporting) dan berfungsi sebagai pendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu Pengontrol (controlling) Hasil realisasi peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai pengontrol (controlling) dalam fungsi pelaksana evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan berikut penuturan dari beberapa narasumber mengenai hasil kegiatan yang dilakukan Komite Sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak dalam merealisasikan program kerjanya sabagai pelaksana evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan. Penuturan ketua komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, walau kami belum dapat melaksanakan setiap hari, hasilnya sangat positif, dapat menghilangkan kesan kami seperti LSM, keakraban dengan pihak sekolah dapat terjalin dengan baik, (wawancara, 23 Maret 2016). Penuturan dari kepala sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, hasilnya baik, dapat terjalin kerjasama, dan saya rasa hasil akan lebih baik lagi, bila dari komite setiap hari ada yang datang ke sekolahan, (wawancara, 25 Maret 2016) Mediator (Mediatory) Deskripsi hasil merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai 90

21 mediator yang berfungsi penjalinan kerjasama dengan masyarakat berikut penuturan dari beberapa narasumber mengenai hasil kegiatan yang dilakukan komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat. Penuturan dari ketua komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, belum semua dapat kami lakukan sesuai rencana, saya akui sangat sulit untuk menjalin kerjasama dengan masyarakat, khususnya dengan dunia usaha, bahkan mereka merasa tidak butuh, (wawancara, 25 Maret 2016). Penuturan dari kepala sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak, Hasilnya kurang optimal... ya itu tadi baru sedikit, (wawancara, 25 Maret 2016). Deskripsi hasil realisasi peran dan fungsi komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai mediator yang berfungsi menampung dan menganalisa aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat Hambatan Komite Sekolah Hambatan yang dihadapi komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak dalam merealisasikan peran dan fungsi komite sebagai pendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, berikut penuturan dari beberapa nara sumber; menurut Kepala Sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung sebagai berikut: hambatannya adalah sulit untuk menghadirkan beliau-beliau yang diundang dengan berbagai alasan (wawancara tanggal 25 Maret 2016). Komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak menambahkan: 91

22 ...sulit mencari waktu yang dapat menghadirkan orang-orang yang diundang secara bersama-sama, termasuk anggota komite sekolah yang lainpun juga sama (wawancara 25 Maret 2016). Hasil penelitian yang menjadikan hambatan komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak diantaranya komite juga tidak mempunyai rencana program yang komprehensif dalam pelaksanaan kinerja dalam program komite sebagai kutipan pernyataan kepala sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai berikut:... benar, beberapa tahun ini komite mempunyai kendala dalam pelaksanaan kinerjanya, karena tidak ada perencanaan program bersama sekolah, semua agenda yang dilakukan masih bersifat insidental, sehingga mempengaruhi pelaksanaan program (wawancara tanggal 26 Maret 2016). Faktor lain yang menjadi kendala yaitu komite tidak diberikan sosialisasi dan pelatihan tentang tugas dan fungsi sebagai komite sekolah oleh di Dinas Pendidikan Kabupaten Demak. Sesuai yang dikemukakan oleh ketua komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai berikut: Seluruh pengurus dipilih melalui rapat pleno dan kami mempunyai anggota dan susunan pengurus, akan tetapi dalam proses kinerja kami masih mengalami kendala karena tidak ada sosialisasi dan pelatihan tentang komite yang didasarkan pada Kemendikasn Nomor: 044/U/2002 tugas dan fungsi komite yang ideal (wawancara tanggal 25 Maret 2016). Berdasarkan deskripsi diatas bahwa hambatan yang dialami oleh komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sangat krusial, karena komite hanya 92

23 menerima materi tentang Kemendiknas Nomor: 044/U/2002 tentang kinerja tugas dan fungsi Komite Sekolah, tidak ada sosialisasi dan pelatihan yang mendukung sumber daya manusia komite sekolah yang maksimal Pembahasan Konteks kinerja komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak Era otonomi satuan pendidikan SD Negeri Purwosari 1 Sayung memiliki peluang untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan, apabila peranan komite sekolah sebagai salah satu stakeholder dapat menunjukkan kinerjanya sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 56. Jika komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung sudah dapat melaksanakan keempat peranannya itu dengan baik, maka diasumsikan bahwa komite sekolah tersebut dapat memberikan dampak terhadap mutu pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Sayung. Tujuan Evaluasi Konteks adalah untuk mengumpulkan dan menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi kinerja komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung. Secara garis besar menurut teori, faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi yang didukung program baik program jangka pendek, menengan maupun jangka panjang. a. Kemampuan Faktor kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (Pendidikan). Sesuai hasil penelitian bahwa sumber daya manusia komite SD Negeri 93

24 Purwosari 1 dari 9 orang anggota, 6 orang berijazah sarjana, 3 orang berijazah SMA. Dengan kondisi tersebut secara potensial dan realita kemampuan, komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung mempunyai kemampuan melaksanakan peran dan fungsinya sebagai komite sekolah. Oleh karena itu struktur organisasi komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung perlu menempatkan posisi tugas yang sesuai dengan keahliannya. b. Motivasi Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja. Untuk mendapatkan motivasi kerja dalam organisasi membutuhkan pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi, imbalan, promosi, dan lainlainnya. Ada tiga model untuk mendapatkan motivasi kerja yaitu model tradisional, model hubungan manusia dan model sumber daya manusia. Model tradisional mengemukakan bahwa untuk memotivasi manusia agar bekerja meningkat dilakukan dengan mengakui kebutuhan sosial manusia dengan membuat mereka berguna dan penting. Model sumberdaya manusia mengemukakan bahwan manusia dimotivasi oleh banyak faktor bukan hanya uang atau barang ataupun keingingan dan kepuasan tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan, berarti kecenderungan memperoleh kepuasan dari prestasi. 94

25 Input kinerja komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Manajemen sebagai suati proses tertentu, yang terdiri dari kegiatan-kegiatan merencanakan (Planning), mengorganisasikan (organizing), melaksanakan (actuating), dan mengendalikan (controlling) manusia dan sumberdaya lainnya, yang kesemuanya itu dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pemberdayaan sumberdaya manusia menjadi menjadi suatu hal yang sangat signifikan, strategis dan komprehenshif bagi setiap proses aktivitas organisasi dalam mewujudkan kinerja sebagaimana yang diharapkan. Pemberdayaan merupakan suatu proses untuk menjadikan orang menjadi lebih berdaya atau lebih berkemampuan untuk memanfaatkan fasilitas yang mendukung kinerja serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kerja, dengan cara mengoptimalkan fungsi dan kegunaan fasilitas yang tesedia, sehingga menumbuhkan rasa tanggungjawab dengan bekerja yang sebaik-baiknya. Kualitas SDM sangat ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu pendidikan dan kesehatan. Kualitas sumberdaya manusia, salah satunya ditentukan oleh faktor pendidikan. Sehingga faktor pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam menentukan kemajuan dan keberhasilan suatu kerja Proses kinerja komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang atau kelompok sesuai dengan tugas dan fungsinya atau melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. 95

26 Proses evaluation (evaluasi proses) dalam model CIPP diarahkan untuk mengetahui sebarapa baik kegiatan yang dilaksanakan, apakah program terlaksana sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi prosse juga digunakan untuk mendeteksi atau memperdiksi rancangan prosedur atau rancangan pelaksanaan selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses dalam penelitian ini merupakan upaya mendiskripsikan pelaksanaan rancangan prosedur yaitu proses merealisasikan peran dan fungsi komite SD Negeri Purwosari 1 Sayung sebagai pemberi pertimbangan (advisory), pendukung (supporting), pengontrol (controlling), dan mediator Produk kinerja komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Product evaluation (Evaluasi produk) ialah untuk melayani daur ulang suatu keputusan dalam program. dari evaluasi produk diharapkan dapat membantu pimpinan proyek dalam mengambil suatu keputusan terkait program yang sedang terlaksana, apakah program tersebut dilanjutkan, berakhir, ataukah ada keputusan lainnya. Keputusan ini juga dapat membantu untuk membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Hasil penelitian menunjukkan produk yang dihasilkan komite sebagai badan pertimbangan yaitu keputusan-keputusan terkait dengan program sekolah dan sosialisasi program sekolah, penyusunan RKAS, 96

27 pembangunan dan pemeliharaan gedung sekolah, pelaksanaan kegiatan sekolah yaitu kurikulum, pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler Hambatan Komite Sekolah Berdasarkan penelitan faktor kendala yang dialami komite sekolah sangat krusial, kinerja komite sekolah SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak masih bersifat insidental dan hanya berjalan pada kegiatan-kegiatan rutinitas program yang persemester, dalam pelaksanaan program hanya direncanakan dan dilaksanakan secara insidental dan praktis, tidak ada perencanaan matang dalam jangka panjang, pendek dan menengah. Dalam pelaksanaan kinerja komite sekolah hanya berjalan secara insidental, kendala dalam partisipasi beberapa pengurus komite dan masyarakat dalam perannya, dan kurangnya pengetahuan tentang fungsi dan peran komite dari masing-masing pengurus, sehingga mempengaruhi pelaksanaan program kinerja komite sekolah yang kurang maksimal. komite juga minta bantuan Dinas Pendidikan Kabupaten untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan komite sekolah Implikasi Terapan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat dikemukakan implikasi terapan berupa saran-saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kinerja komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak sebagai berikut: 1. Bagi Komite Sekolah Komite Sekolah diharapkan dapat melaksanakan perannya dengan berpedoman pada Kepmendiknas Nomor: 044/U/2002. Hal yang dapat dilakukan adalah: a) upaya meningkatkan peran dan fungsinya, b) mengga- 97

28 lang dana yang berasal stakeholder guna kepentingan pendidikan, c) senantiasa melakukan kontrol terhadap sekolah baik tentang hasil pendidikan, pelaksanaan kebijakan sekolah maupun pengelolaan keuangan agar benar-benar terjamin transparansi dan akuntabilitasnya, d) berusaha memberdayakan sumber daya yang ada di masyarakat sekitar sekolah dengan melakukan kegiatan inovatif guna mengembangkan sekolah. 2. Bagi sekolah (Kepala sekolah dan guru) Kepala sekolah disarankan untuk memberikan imbalan kepada komite sekolah dengan tujuan dapat memunculkan komitmen kerja komite, dan diharapkan kepala sekolah selalu koordinasi dengan komite sekolah ketika mengalami kendala dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 3. Bagi Pemerintah (Dinas Pendidikan) Pemerintah yang dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Demak hendaknya: 1) Memberikan sosialisasi kepada semua pengurus komite sekolah pada satuan pendidikan tentang tugas, peranan dan fungsinya dalam meningkatkan mutu pendidikan, karena selama ini belum semua pengurus komite sekolah memahami tugas, peran dan fungsinya yang disebabkan karena ketidaktahuan anggota komite sekolah, 2) Mengevaluasi kinerja komite sekolah. 98

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Peran dan fungsi komite sekolah dalam peningkatan mutu sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses

Lebih terperinci

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH

Lebih terperinci

AD ART Komite Sekolah

AD ART Komite Sekolah AD ART Komite Sekolah Contoh ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE... (NAMA SEKOLAH)... TAHUN... MUKADIMAH Dengan nama Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa Untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite 110 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro dapat diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE SEKOLAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE SEKOLAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN PONOROGO KOMITE SEKOLAH SMA NEGERI 1 NGRAYUN Jln. Jend. Sudirman, Desa Selur Kec. Ngrayun Telp. 082895894609 Email : sman_ngrayunpnrg@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang peran komite sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung ini dibagi menjadi lima bagian. Lima bagian tersebut antara lain gambaran

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reformasi yang sedang bergulir, membawa perubahan yang sangat mendasar pada tatanan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dikeluarkannya UU No 22 tahun

Lebih terperinci

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan ANGGARAN DASAR KOMITE... PEMBUKAAN Dengan nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N Nomor 14/C, 2001 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG 54 BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG A. Analisis Pengelolaan Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SD Islam Al

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing belum optimal,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik kepala sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd Pendahuluan Govinda (2000) dalam laporan penelitiannya School Autonomy and Efficiency Some Critical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peran komite sekolah dalam pengelolaan pendidikan di tingkat sekolah sangat dibutuhkan. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam pengelolaan pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA), MADRASAH ALIYAH (MA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI/SWASTA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Pertanyaan untuk Komite Sekolah

PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Pertanyaan untuk Komite Sekolah LAMPIRAN LAMPIRAN I. Konteks PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Pertanyaan untuk Sekolah 1. Apakah membutuhkan partisipasi masyarakat? seberapa pentingkah partisipasi yang diharapkan oleh SD Negeri Pilangrejo 1

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR ASISTENSI RENCANA KERJA SEKOLAH (RKS), RENCANA KERJA TAHUNAN SEKOLAH (RKTS) DAN RENCANA KERJA ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 106 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan, dan pembahasan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 1/D, 2008 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan berkenaan dengan peningkatan kualitas manusia, pengembangan potensi, kecakapan dan karakteristik generasi muda kearah yang diharapkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Kepala Sekolah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK 2.1 Sejarah SMAK St. Augustinus Nganjuk Nganjuk, 2 Januari 1975 berdiri secara resmi SMA Katolik dengan nama St. Augustinus sebagai filial SMA Katolik St.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga Komite Sekolah dibentuk melalui musyawarah yang terdiri dari : perwakilan orang tua murid tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan semata-mata bukan hanya tanggungjawab pemerintah pusat tetapi pemerintah daerah dan masyarakat, begitu juga dalam hal pembiayaan

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 berdampak ke hampir seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu dampak dari adanya reformasi adalah perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas SDM. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan telah

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency) BAB VI PENUTUP Bagian ini merupakan bagian terakhir dari bagian isi tesis. Pada bagian ini memuat tiga sub bab, yaitu: kesimpulan, implikasi, dan saran. Ketiga sub bab tersebut akan disajikan secara rinci

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar (SD) yang tergabung dalam Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Di Gugus Maju terdapat 7

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 77 TAHUN 2016

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 77 TAHUN 2016 BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kinerja Komite Sekolah antara SD Negeri

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya adalah sebuah lembaga pendidikan swasta yang berdiri sejak tahun 1978. Selama 35 tahun

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG 1 GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 20172016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa pertumbuhan penduduk yang tetap bertambah

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang: Jenis Penelitian; Subjek Penelitian; Jenis Data dan Prosedur Pengumpulan Data; serta Teknik Analisis Data. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan tentang gambaran peran Komite Sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung sebagai

Lebih terperinci

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara detail latar belakang dan alasan pemilihan judul tesis, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritik

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU, WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 90 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya peningkatan kualitas pendidikan sebagai prasyarat mempercepat terwujudnya suatu masyarakat yang demokratis, pendidikan yang berkualitas tidak hanya

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH NOMOR 044/U/2002 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH DAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Bab ini adalah merupakan penutup dari penelitian yang dilakukan, terdiri dari tiga hal yaitu 1) Simpulan, 2) Implikasi, 3) Saran. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN 2015 2016 OLEH: KEPALA SEKOLAH SMPN 05 BATU DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 05 BATU (STATE JUNIOR HIGH SCHOOL) Jl. Lapangan Lemah

Lebih terperinci

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KOMITE MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan

Lebih terperinci

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA GARIS BESAR HALUAN KERJA PERIODE 2014-2015 BAB I PENDAHULUAN I. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Kerja Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) adalah pedoman dalam melaksanakan pola yang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG HUBUNGAN DAN MEKANISME KERJA DEWAN PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)

Lebih terperinci

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan pendidikan pengelolaan kurikulum 2013 1. Pengambilan Keputusan Dalam Perumusan Visi-Misi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, masyarakat, orang tua dan stake holder yang lain. Pemerintah telah memberikan otonomi

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari jenis penelitianya, penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Harjodipuro dalam Iskandar Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era desentralisasi, pendidikan ini ditekankan pada kebijakan setiap sekolah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Hal ini dapat dikatakan sebagai implementasi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN THE PARTICIPATION OF SCHOOL BOARD IN CONDUCTING EXTRA CURRICULAR ACTIVITIES IN MOST OF STATE

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 02 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 02 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 02 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci