DAFTAR PUSTAKA. Arsyad, L Ekonomi Pembangunan. STIE Yayasan Keluarga Pahlawan. Yogyakarta.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. Arsyad, L Ekonomi Pembangunan. STIE Yayasan Keluarga Pahlawan. Yogyakarta."

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA Achmad, Z Analisis Keterkaitan Pola Migrasi Risen Struktur Ketenagakerjaan dan Tingkat Perkembangan Wilayah (Studi Kasus Kabupaten Bekasi). Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Adi, W, Faktor yang Bertanggung Jawab dan Kecenderungan Perubahan Peruntukan Lahan. Di dalam Zarida, editor. Perubahan Pemanfaatan Tanah di Jabotabek: Studi Perbandingan dengan Gerbangkertasusila. Jakarta: PEP -LIPI Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah dalam Era Otonomi Daerah. Pusat Penelitian Ekonomi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Arsyad, L Ekonomi Pembangunan. STIE Yayasan Keluarga Pahlawan. Yogyakarta. Antono, A Peranan Migrasi Gender dari Desa ke dalam Meningkatkan Human Capital. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Anwar, A Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan: Tinjauan Kritis. P4W Press. Badan Pusat Statistik Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input-Output. Badan Pusat Statistik, Jakarta Teknik Penyusunan Tabel Input-Output. Badan Pusat Statistik, Jakarta Profil Kependudukan Provinsi DKI Jakarta Tahun BPS. Jakarta Penduduk Indonesia, Hasil Sensus Penduduk Jakarta: BPS Perpindahan Penduduk dan urbanisasi di Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Brodjonegoro, B., E.Haddad, G. J. D. Hewings The Structure of Jakarta Metropolitan Economy. Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Budianto, H. T Urbanisasi dalam Interaksi Keruangan Jakarta. Dimensi Keruangan : Teori dan Kasus. UI Press. Chatib, B Bisnis-Bisnis Booming 2005: Masih Didominasi Sektor Konsumsi.. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Desiar, Rusman Dampak Migrasi terhadap Pengangguran dan Sektor Informal di DKI Jakarta. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

2 102 Firman, T Migrasi antar Provinsi Pengembangan Wilayah di Indonesia. PRISMA 7. Hadi, S Jakarta sebagai Tertutup Dampak terhadap yang Lebih Kecil. PRISMA 9. Hidayat S Kebijaksanaan Tata Ruang di Botabek : Kasus Bogor dan. Di daiam: Zarida, editor. Perubahan Pemanfaatan Tanah di Wilayah Botabek. Jakarta: Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hulu, E Model Input-Output: Teori dan Aplikasinya. Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta Kinerja Hubungan Ekonomi Indonesia-Jepang Berdasarkan Analisis Bilateral Input-Output. Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Ibrahim, L. D Kehidupan Berorganisasi sebagai Modal Sosial Komunitas Jakarta. Jurnal Sosiologi Masyarakat. Labsosio FISIP UI. Indrocahyo, I Analisis Dampak Interregional Pembangunan Ekonomi: Pendekatan Model Input Output Interregional Jabodetabek. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Irawan dan Suparmoko Ekonomika Pembangunan, ed ke-5, Cet ke-9, BPFE-Yogyakarta. Kameo, D. dan P. Rietvield Regional Income Disparities in Indonesia: A Comment. Ekonomi Keuangan Indonesia. Koutsoyiannis, A Modern Microeconomics. The Macmillan Press Ltd. Hong Kong. Miller, R. E. dan P. D. Blair Input Output Analysis: Foundations and Extensions. Prectice Hall Inc., New Jersey. Muchdie. 1998a. Permodelan Struktur Ruang Ekonomi Indonesia: Penerapan Prosedur GIRIOT untuk Menyusun Tabel Input-Output antar Daerah. Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Muchdie. 1998b. Teknik Hibrida dalam Penyusunan Tabel Input-Output Antardaerah: Sebuah Prosedur untuk Ekonomi Kepulauan. Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Nazara, S Pertumbuhan Ekonomi Regional Indonesia: Suatu Aplikasi Fungsi Produksi Agregat Indonesia PRISMA 8. Nazara, S Analisis Input-Output. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Informasi Eksekutif. Vol.3. No.2. April.

3 103 Pradhan, P. K Manual for Urban Rural Linkage and Rural Development Analysis. New Hira Books Enterprises, Kirtipur, Kathmandu. Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) LPPM IPB Pengembangan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan dalam Rangka Pengelolaan Metropolitan di Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Ram, W Migrasi Sirkuler dan Sektor Informal di madya Bogor (Suatu Studi Kasus). Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Retnowati, I Analisis Keterkaitan antar Sektor dan antar Wilayah dalam Perencanaan Pengembangan Perekonomian di Indonesia: Analisis Model Input-Output Antardaerah Tahun 1995 dan Program Pascasarjana. Universitas Indonesia. Richardson, H. W Input-Output and Regional Economics. John Wiley & Sons Inc., New York. Rustiadi, E. dan D. R. Panuju Suburbanisasi Jakarta. Makalah Seminar Tahunan VII. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rustiadi, et al Kajian Pemanfaatan Ruang Jabotabek. Kerjasama Badan Perencanaan Daerah Provinsi DKI Jakarta Dengan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Rustiadi, E. dan D. R. Panuju Dasar-Dasar Perencanaan Pengembangan Wilayah. Penuntun Praktikum. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rustiadi, E., Saefulhakim, S., dan Panuju, D.R Diktat Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Edisi: 1 Maret Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Samadhana, I Identifikasi Pergeseran Sektor Kunci Menggunakan Tabel Input Nasional, Tahun 1985 & Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta. Setiawan Peranan Sektor Unggulan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah: Pendekatan Input-Output Multiregional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Somantri, G. R Urbanization Process and Housing Policy for the Poor in Jakarta: Toward A New Paradigm. Jurnal Sosiologi Masyarakat. Labsosio FISIP UI Migration within Cities: A Study of Socio-Economic Processes, Intra-city Migration, and Grass-roots Politics in Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Sukamidi Kajian Kecendurungan Bermigrasi sebagai Pedagang Kaki Lima dan Kaitannya dengan Karakteristik Pedagang: Studi Kasus pada

4 104 Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Cibinong Kabupaten Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Suroso, P.C Perekonomian Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Suryawardana, I Analisis Keterkaitan Sektor Unggulan dan Alokasi Anggaran untuk Penguatan Kinerja Pembangunan Daerah di Provinsi Jawa Timur. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Susanti, H. et al Indikator-Indikator Makro Ekonomi, Ed ke-2, Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Tafsir, M. A Struktur Spasial Keterkaitan Ekonomi antar Wilayah di Indonesia: Block Structural Path Analysis terhadap Input-Output antar Wilayah Indonesia. Program Pascasarjana. Universitas Indonesia. Todaro, M., and S. C. Smith Pembangunan Ekonomi di Dunia Ke-Tiga. Erlangga. Jakarta Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 24 tahun Tentang Tata Ruang. Uppal, J,. S. dan B. S. Handoko Regional Incomes Disparities in Indonesia. EKI XXXIV (3): Wahyuni, E. S The Impact of Migration upon Family Structure and Functioning in Java. Department of Geographical and Environmental Studies. The University of Adelaide. Wikarya, U Keterkaitan Ekonomi Sektoral dan Spasial di Indonesia. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Young, C.E.F International Trade and Industrial Emissions in Brazil: An Input-Output Approach.

5 LAMPIRAN

6 Lampiran 1 Produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi DKI Jakarta atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, (juta rupiah) Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Pengggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Lampiran 2 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi DKI Jakarta menurut lapangan usaha, (%) Lapangan Usaha Pertanian -13,49-1,53-0,70 1,08-15,00 11,33-0,96-2,02-1,99 Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Pengolahan 8,80 10,42 8,18 5,75-17,97 2,63 3,91 3,46 3,28 Listrik, Gas, dan Air Minum 8,21 3,59 6,13 12,93-8,81 5,25 7,29 4,30 5,14 Bangunan 14,20 15,64 15,39 5,35-38,29-2,80 2,04 1,59 2,93 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,84 10,93 10,10 5,84-15,42 0,62 4,54 4,47 5,07 Pengangkutan dan Komunikasi 5,01 9,26 10,17 6,92-11,99 2,17 6,17 5,43 5,69 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 8,83 5,83 7,62 4,27-9,62-6,17 4,75 3,43 3,68 Jasa-Jasa 3,95 3,50 2,36 0,28-11,63 5,09 4,15 3,02 2,96 PDRB 8,61 9,27 9,10 5,11-17,49-0,29 4,33 3,64 3,99 106

7 Lampiran 3 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi DKI Jakarta menurut lapangan usaha, (%) Lapangan Usaha Pertanian 0,28 0,23 0,20 0,18 0,18 0,18 0,20 0,19 0,18 0,17 Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Industri Pengolahan 20,95 20,99 21,21 21,04 21,16 21,04 21,66 21,57 21,53 21,38 Listrik, Gas, dan Air Minum 1,76 1,76 1,66 1,62 1,74 1,92 2,03 2,09 2,10 2,12 Bangunan 13,01 13,68 14,48 15,32 15,35 11,48 11,19 10,95 10,73 10,62 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 22,14 22,19 22,53 22,74 22,90 23,47 23,68 23,73 23,92 24,17 Pengangkutan dan Komunikasi 8,70 8,41 8,41 8,49 8,64 9,22 9,44 9,61 9,77 9,93 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 22,64 22,69 21,97 21,68 21,50 23,55 22,17 22,26 22,21 22,14 Jasa-Jasa 10,51 10,05 9,52 8,94 8,53 9,13 9,62 9,61 9,55 9,46 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Lampiran 4 Produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, 1993 (juta rupiah) Lapangan Usaha Tahun 1993 Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian Pertambangan & Pengggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB

8 Lampiran 5 Produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, 1994 (juta rupiah) Lapangan Usaha Tahun 1994 Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian Pertambangan & Pengggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Lampiran 6 Produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, 1995 (juta rupiah) Lapangan Usaha Tahun 1995 Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB

9 Lampiran 7 Produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, 1996 (juta rupiah) Lapangan Usaha Tahun 1996 Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Lampiran 8 Produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, 1997 (juta rupiah) Lapangan Usaha Tahun 1997 Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB

10 Lampiran 9 Produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, 1998 (juta rupiah) Lapangan Usaha Tahun 1998 Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Lampiran 10 Produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, 1999 (juta rupiah) Lapangan Usaha Tahun 1999 Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB

11 Lampiran 11 Produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, 2000 (juta rupiah) Lapangan Usaha Tahun 2000 Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Lampiran 12 Produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, 2001 (juta rupiah) Lapangan Usaha Tahun 2001 Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB

12 Lampiran 13 Produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha, 2002 (juta rupiah) Lapangan Usaha Tahun 2002 Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Lampiran 14 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1994 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1994 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 2,66-22,68 0,00 0,85-30,49-15,81 0,00-3,49 Pertambangan dan Penggalian -7,04 0,00 0,00 0,47 0,00 11,99 0,00-6,51 Industri Pengolahan 17,02 3,80 0,00 11,78 25,42 17,43 0,00 17,62 Listrik, Gas, dan Air Minum 10,10 10,61 0,00 0,83 16,36 21,66 0,00 8,57 Bangunan 9,53 6,75 0,00 2,24 5,52 16,57 0,00 8,67 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 11,50 4,99 0,00 8,42 17,43 14,60 0,00 13,64 Pengangkutan dan Komunikasi 6,91 5,98 0,00 3,14 10,31 39,22 0,00 9,85 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 8,39 16,76 0,00 10,53 12,96 8,30 0,00 10,89 Jasa-Jasa 4,10 2,91 0,00 2,12 6,53 24,96 0,00 7,61 PDRB 9,93 7,38 0,00 7,70 18,02 15,54 0,00 13,04 112

13 Lampiran 15 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1995 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1995 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 3,94 220,05 0,00 7,59 2,14-10,05 0,00 2,28 Pertambangan dan Penggalian -7,84 0,00 0,00 0,29 0,00 17,00 0,00-7,06 Industri Pengolahan 14,29 71,87 0,00 8,54 24,18 15,58 0,00 16,24 Listrik, Gas, dan Air Minum 7,91 94,74 0,00 9,94 14,87 25,74 0,00 16,86 Bangunan 7,35 60,07 0,00 16,47 9,49 15,00 0,00 14,55 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 9,32 129,12 0,00 10,68 12,07 16,58 0,00 15,84 Pengangkutan dan Komunikasi 4,94 23,94 0,00 11,14 12,32 13,28 0,00 11,81 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 5,91 40,28 0,00 13,21 21,57 5,31 0,00 15,66 Jasa-Jasa 3,72 39,24 0,00 3,00 10,64 12,59 0,00 8,41 PDRB 8,63 64,86 0,00 9,02 17,68 14,40 0,00 14,14 Lampiran 16 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1996 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1996 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian -1,08 5,67 0,00 8,56-8,54-1,45 0,00 4,88 Pertambangan dan Penggalian -82,45 0,00 0,00 2,56 0,00 16,80 0,00-77,41 Industri Pengolahan -5,21 31,67 0,00 13,71 22,72 11,99 0,00 24,45 Listrik, Gas, dan Air Minum -15,93-20,30 0,00 9,28 20,62 15,43 0,00 13,20 Bangunan -15,64 7,42 0,00 4,54 28,54 15,11 0,00 16,51 Perdagangan, Hotel, dan Restoran -31,39 5,34 0,00 6,35 13,03 14,55 0,00 27,34 Pengangkutan dan Komunikasi -17,20 9,76 0,00 5,19 8,80 25,08 0,00 24,11 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan -12,32 16,11 0,00 12,58 22,39 20,64 0,00 27,08 Jasa-Jasa -22,70 4,45 0,00 7,90 9,02 4,27 0,00 16,82 PDRB -16,40 11,20 0,00 10,65 17,59 12,05 0,00 21,31 113

14 Lampiran 17 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1997 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1997 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian -12,75-10,24 0,00-5,14-15,94-17,22 0,00-7,02 Pertambangan dan Penggalian 33,35 0,00 0,00 8,17 0,00 6,46 0,00 26,40 Industri Pengolahan 6,99 6,21 0,00 7,66 17,19 7,64 0,00 14,29 Listrik, Gas, dan Air Minum 10,97 8,73 0,00 2,77 12,93 25,18 0,00 18,65 Bangunan 4,29 1,14 0,00 3,70 5,93 3,07 0,00 12,75 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3,20 5,26 0,00 9,08 1,76 5,15 0,00 11,93 Pengangkutan dan Komunikasi 6,89 7,07 0,00 6,73 7,36 3,95 0,00 10,49 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 10,48 4,92 0,00 17,48 15,67 20,63 0,00 20,06 Jasa-Jasa 4,60 4,19 0,00 5,65 8,30 2,91 0,00 15,44 PDRB 4,13 5,09 0,00 5,95 11,06 6,93 0,00 12,91 Lampiran 18 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1998 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1998 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian -21,91-10,48 0,00-15,46-12,69-8,44 0,00-17,27 Pertambangan dan Penggalian -15,40 0,00 0,00-39,32 0,00-66,78 0,00-24,39 Industri Pengolahan -14,05-7,68 0,00-2,90-13,81-22,99 0,00-18,13 Listrik, Gas, dan Air Minum 9,15-0,42 0,00-2,44-23,72-6,06 0,00-4,57 Bangunan -46,65-31,80 0,00-52,68-51,57-33,91 0,00-37,43 Perdagangan, Hotel, dan Restoran -21,01-5,65 0,00-14,14-9,15-9,03 0,00-14,84 Pengangkutan dan Komunikasi -18,83-14,98 0,00-13,54-28,98-6,54 0,00-21,38 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan -28,67-42,41 0,00-40,56-36,91-47,70 0,00-35,33 Jasa-Jasa -2,08-2,13 0,00-0,64-0,24 0,84 0,00-1,03 PDRB -17,71-16,65 0,00-9,26-16,76-21,36 0,00-18,22 114

15 Lampiran 19 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1999 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1999 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 4,69 5,48 0,00 6,70-0,45-1,04 0,00 4,40 Pertambangan dan Penggalian -3,64 0,00 0,00-7,50 0,00-2,41 0,00-3,86 Industri Pengolahan 1,39 26,97 0,00 2,18 2,20 2,30 0,00 2,29 Listrik, Gas, dan Air Minum 4,37-1,79 0,00 0,47 6,40 10,55 0,00 4,73 Bangunan -2,41 3,52 0,00-8,64-1,20-2,64 0,00-1,85 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,31 34,98 0,00 2,75 4,58 3,70 0,00 5,24 Pengangkutan dan Komunikasi 0,95 4,28 0,00-1,24 0,77 1,24 0,00 1,07 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 5,19 3,38 0,00 1,60 1,22 0,13 0,00 2,49 Jasa-Jasa 0,65 30,63 0,00 0,45 3,56 2,23 0,00 3,55 PDRB 1,61 19,63 0,00 2,11 2,62 2,34 0,00 2,79 Lampiran 20 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 2000 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 2000 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 0,13 7,13 0,00 3,67-3,13 3,59 0,00 1,94 Pertambangan dan Penggalian 4,31 0,00 0,00 1,78 0,00-6,40 0,00 3,50 Industri Pengolahan 0,73 5,55 0,00 2,33 5,26 5,97 0,00 3,42 Listrik, Gas, dan Air Minum 17,52 4,73 0,00 7,44 6,82 12,13 0,00 11,06 Bangunan 2,36 1,92 0,00 1,54 0,66 2,24 0,00-0,05 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,25 3,44 0,00 3,02 5,13 3,18 0,00 7,50 Pengangkutan dan Komunikasi 6,08 5,86 0,00 5,08 4,89 9,07 0,00 5,72 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 5,76 8,52 0,00 67,86-37,67 4,01 0,00 5,03 Jasa-Jasa 2,67 1,95 0,00 3,28 4,02 3,33 0,00 3,29 PDRB 2,20 4,60 0,00 4,39 3,95 5,58 0,00 4,35 115

16 Lampiran 21 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 2001 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 2001 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 2,10 4,68 0,00 4,16-1,25-2,76 0,00 2,67 Pertambangan dan Penggalian 2,74 0,00 0,00 10,59 0,00 48,40 0,00 5,72 Industri Pengolahan 2,17 6,32 0,00 4,48 3,85 4,53 0,00 4,97 Listrik, Gas, dan Air Minum 19,28 6,65 0,00 9,37 7,92 3,19 0,00 9,96 Bangunan 2,80 3,64 0,00 5,81 2,14 2,32 0,00 9,83 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,98 4,74 0,00 6,29 6,29 3,24 0,00 2,28 Pengangkutan dan Komunikasi 7,26 6,20 0,00 6,46 7,20 6,63 0,00 2,85 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 6,27 9,24 0,00 3,95-35,19 5,70 0,00 2,34 Jasa-Jasa 4,06 2,53 0,00 4,71 5,43 7,48 0,00 6,32 PDRB 3,61 5,61 0,00 5,08 4,34 4,32 0,00 4,56 Lampiran 22 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 2002 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 2002 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 1,72 1,69 0,00 4,49 3,21 0,25 0,00 2,30 Pertambangan dan Penggalian -2,71 0,00 0,00 9,72 0,00 0,74 0,00-1,53 Industri Pengolahan 4,40 6,14 0,00 2,68 3,71 5,18 0,00 4,42 Listrik, Gas, dan Air Minum 7,86 6,98 0,00 4,52 6,14 4,13 0,00 5,67 Bangunan 3,98 3,11 0,00 4,79 0,62 2,34 0,00 4,72 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3,91 4,59 0,00 5,11 5,65 3,74 0,00 5,63 Pengangkutan dan Komunikasi 7,88 6,76 0,00 7,18 5,74 6,67 0,00 6,27 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 7,02 9,92 0,00 10,51 19,93 4,94 0,00 7,95 Jasa-Jasa 5,80 4,04 0,00 6,73 4,95 7,63 0,00 5,58 PDRB 4,46 5,78 0,00 4,03 4,65 4,95 0,00 4,84 116

17 Lampiran 23 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1993 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1993 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 12,42 0,37 0,00 13,75 1,18 5,47 0,00 7,64 Pertambangan dan Penggalian 8,43 0,00 0,00 0,29 0,00 0,13 0,00 2,28 Industri Pengolahan 38,40 18,10 0,00 49,25 42,09 76,91 0,00 53,63 Listrik, Gas, dan Air Minum 2,89 5,02 0,00 6,18 1,77 0,83 0,00 2,56 Bangunan 8,09 13,63 0,00 3,84 3,63 1,97 0,00 4,54 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 14,96 18,17 0,00 12,60 27,08 9,05 0,00 15,06 Pengangkutan dan Komunikasi 4,17 16,20 0,00 5,93 17,91 0,98 0,00 6,47 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,43 18,91 0,00 2,63 3,22 2,37 0,00 3,33 Jasa-Jasa 7,21 9,60 0,00 5,53 3,11 2,27 0,00 4,47 PDRB 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00 Lampiran 24 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1994 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1994 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 11,60 0,27 0,00 12,87 0,70 3,98 0,00 6,52 Pertambangan dan Penggalian 7,13 0,00 0,00 0,27 0,00 0,13 0,00 1,88 Industri Pengolahan 40,88 17,49 0,00 51,11 44,73 78,17 0,00 55,81 Listrik, Gas, dan Air Minum 2,90 5,17 0,00 5,79 1,74 0,88 0,00 2,46 Bangunan 8,06 13,55 0,00 3,65 3,25 1,99 0,00 4,36 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 15,17 17,76 0,00 12,68 26,94 8,98 0,00 15,14 Pengangkutan dan Komunikasi 4,05 15,99 0,00 5,68 16,74 1,18 0,00 6,29 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,38 20,56 0,00 2,70 3,09 2,23 0,00 3,27 Jasa-Jasa 6,82 9,20 0,00 5,25 2,81 2,46 0,00 4,26 PDRB 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00 117

18 Lampiran 25 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1995 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1995 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 11,10 0,52 0,00 12,70 0,60 3,13 0,00 5,85 Pertambangan dan Penggalian 6,05 0,00 0,00 0,24 0,00 0,13 0,00 1,53 Industri Pengolahan 43,01 18,24 0,00 50,88 47,21 78,98 0,00 56,83 Listrik, Gas, dan Air Minum 2,88 6,11 0,00 5,84 1,70 0,96 0,00 2,52 Bangunan 7,97 13,16 0,00 3,90 3,02 2,00 0,00 4,38 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 15,27 24,69 0,00 12,88 25,66 9,15 0,00 15,37 Pengangkutan dan Komunikasi 3,92 12,02 0,00 5,79 15,98 1,17 0,00 6,16 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,30 17,50 0,00 2,81 3,19 2,05 0,00 3,31 Jasa-Jasa 6,52 7,77 0,00 4,96 2,64 2,42 0,00 4,04 PDRB 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00 0,00 100,00 Lampiran 26 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1996 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1996 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 13,14 0,50 0,00 12,46 0,47 2,76 1,16 5,05 Pertambangan dan Penggalian 1,27 0,00 0,00 0,23 0,00 0,14 0,00 0,29 Industri Pengolahan 48,77 21,60 0,00 52,29 49,27 78,94 49,45 58,30 Listrik, Gas, dan Air Minum 2,89 4,38 0,00 5,76 1,74 0,99 1,86 2,35 Bangunan 8,04 12,71 0,00 3,68 3,31 2,05 4,38 4,20 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 12,53 23,39 0,00 12,38 24,67 9,35 26,31 16,13 Pengangkutan dan Komunikasi 3,88 11,86 0,00 5,50 14,78 1,31 7,58 6,30 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,46 18,27 0,00 2,86 3,32 2,21 3,49 3,47 Jasa-Jasa 6,02 7,30 0,00 4,83 2,45 2,25 5,78 3,89 PDRB 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 118

19 Lampiran 27 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1997 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1997 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 11,01 0,42 3,35 11,16 0,36 2,13 0,98 4,16 Pertambangan dan Penggalian 1,63 0,00 0,00 0,23 0,00 0,14 0,00 0,32 Industri Pengolahan 50,11 21,83 48,92 53,14 51,98 79,46 50,74 59,02 Listrik, Gas, dan Air Minum 3,08 4,53 3,18 5,59 1,77 1,16 2,01 2,47 Bangunan 8,05 12,23 6,81 3,61 3,15 1,98 4,06 4,20 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 12,42 23,42 22,48 12,74 22,60 9,20 25,47 15,99 Pengangkutan dan Komunikasi 3,98 12,08 4,43 5,55 14,29 1,27 7,38 6,17 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,67 18,24 3,71 3,17 3,46 2,49 3,73 3,69 Jasa-Jasa 6,05 7,24 7,11 4,82 2,39 2,17 5,62 3,98 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Lampiran 28 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 1998 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1998 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 10,44 0,45 3,37 10,40 0,37 2,48 1,10 4,21 Pertambangan dan Penggalian 1,67 0,00 0,00 0,16 0,00 0,06 0,00 0,30 Industri Pengolahan 52,34 24,18 39,97 56,86 53,83 77,82 50,04 59,08 Listrik, Gas, dan Air Minum 4,09 5,41 3,89 6,01 1,63 1,39 2,40 2,89 Bangunan 5,22 10,01 7,25 1,88 1,83 1,66 5,09 3,21 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 11,92 26,52 25,16 12,06 24,67 10,64 23,21 16,65 Pengangkutan dan Komunikasi 3,93 12,33 6,05 5,28 12,19 1,51 7,41 5,93 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,18 12,60 4,65 2,07 2,62 1,66 3,88 2,92 Jasa-Jasa 7,20 8,50 9,65 5,28 2,86 2,78 6,88 4,82 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 119

20 Lampiran 29 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha 1999 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 1999 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 10,76 0,40 3,41 10,86 0,36 2,40 1,18 4,28 Pertambangan dan Penggalian 1,58 0,00 0,00 0,14 0,00 0,05 0,00 0,28 Industri Pengolahan 52,22 25,66 39,41 56,90 53,61 77,79 49,49 58,80 Listrik, Gas, dan Air Minum 4,20 4,45 4,00 5,92 1,69 1,50 2,64 2,94 Bangunan 5,01 8,66 7,16 1,68 1,77 1,58 4,88 3,07 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 11,89 29,92 25,65 12,13 25,14 10,78 23,50 17,05 Pengangkutan dan Komunikasi 3,90 10,74 6,06 5,11 11,97 1,50 7,41 5,83 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,29 10,89 4,60 2,06 2,58 1,62 3,96 2,91 Jasa-Jasa 7,13 9,28 9,71 5,19 2,89 2,78 6,93 4,85 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Lampiran 30 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 2000 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 2000 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 10,54 0,41 3,32 10,79 0,34 2,36 1,11 4,18 Pertambangan dan Penggalian 1,62 0,00 0,00 0,14 0,00 0,05 0,00 0,27 Industri Pengolahan 51,47 25,89 39,86 55,78 54,28 78,07 44,41 58,27 Listrik, Gas, dan Air Minum 4,83 4,45 3,97 6,09 1,73 1,59 3,00 3,13 Bangunan 5,02 8,44 7,02 1,64 1,71 1,53 4,25 2,94 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 11,89 29,59 25,49 11,97 25,42 10,54 28,51 17,57 Pengangkutan dan Komunikasi 4,05 10,87 5,99 5,14 12,08 1,55 7,62 5,91 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,41 11,30 4,81 3,32 1,55 1,60 4,18 2,93 Jasa-Jasa 7,17 9,05 9,54 5,14 2,89 2,72 6,93 4,80 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 120

21 Lampiran 31 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 2001 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 2001 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 10,39 0,41 3,21 10,69 0,32 2,20 1,30 4,10 Pertambangan dan Penggalian 1,60 0,00 0,00 0,14 0,00 0,07 0,00 0,28 Industri Pengolahan 50,75 26,07 40,03 55,45 54,02 78,23 47,89 58,50 Listrik, Gas, dan Air Minum 5,56 4,50 4,02 6,34 1,79 1,57 3,04 3,29 Bangunan 4,98 8,28 7,01 1,65 1,67 1,50 5,72 3,08 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 11,82 29,34 25,32 12,11 25,90 10,43 24,53 17,18 Pengangkutan dan Komunikasi 4,19 10,94 6,03 5,21 12,41 1,58 5,76 5,81 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,50 11,69 4,82 3,28 0,96 1,62 4,38 2,87 Jasa-Jasa 7,20 8,78 9,56 5,12 2,92 2,80 7,37 4,88 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Lampiran 32 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, 2002 (%) Lapangan Usaha Kab. Bogor Bogor Depok Kab. Tahun 2002 Kab. Bekasi Bekasi BODETABEK Pertanian 10,12 0,39 3,12 10,74 0,31 2,10 1,15 4,00 Pertambangan dan Penggalian 1,49 0,00 0,00 0,15 0,00 0,07 0,00 0,26 Industri Pengolahan 50,73 26,16 40,45 54,74 53,54 78,41 47,14 58,26 Listrik, Gas, dan Air Minum 5,74 4,55 4,01 6,37 1,82 1,56 3,01 3,32 Bangunan 4,96 8,07 6,87 1,66 1,61 1,47 5,98 3,08 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 11,76 29,01 25,23 12,24 26,15 10,31 25,42 17,31 Pengangkutan dan Komunikasi 4,33 11,04 6,12 5,37 12,54 1,61 5,72 5,89 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,58 12,14 4,79 3,49 1,10 1,62 4,31 2,95 Jasa-Jasa 7,29 8,64 9,41 5,25 2,93 2,87 7,26 4,92 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 121

22 Lampiran 33 Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, (%) Tahun Lapangan Usaha Pertanian -3,49 2,28 4,88-7,02-17,27 4,40 1,94 2,67 2,30-1,03 Pertambangan dan Penggalian -6,51-7,06-77,41 26,40-24,39-3,86 3,50 5,72-1,53-9,46 Industri Pengolahan 17,62 16,24 24,45 14,29-18,13 2,29 3,42 4,97 4,42 7,73 Listrik, Gas, dan Air Minum 8,57 16,86 13,20 18,65-4,57 4,73 11,06 9,96 5,67 9,35 Bangunan 8,67 14,55 16,51 12,75-37,43-1,85-0,05 9,83 4,72 3,08 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,64 15,84 27,34 11,93-14,84 5,24 7,50 2,28 5,63 8,29 Pengangkutan dan Komunikasi 9,85 11,81 24,11 10,49-21,38 1,07 5,72 2,85 6,27 5,64 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 10,89 15,66 27,08 20,06-35,33 2,49 5,03 2,34 7,95 6,24 Jasa-Jasa 7,61 8,41 16,82 15,44-1,03 3,55 3,29 6,32 5,58 7,33 PDRB 13,04 14,14 21,31 12,91-18,22 2,79 4,35 4,56 4,84 6,64 Lampiran 34 Struktur ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Bodetabek menurut lapangan usaha, (%) Lapangan Usaha Tahun Pertanian 7,64 6,52 5,85 5,05 4,16 4,21 4,28 4,18 4,10 4,00 5,00 Pertambangan dan Penggalian 2,28 1,88 1,53 0,29 0,32 0,30 0,28 0,27 0,28 0,26 0,77 Industri Pengolahan 53,63 55,81 56,83 58,30 59,02 59,08 58,80 58,27 58,50 58,26 57,65 Listrik, Gas, dan Air Minum 2,56 2,46 2,52 2,35 2,47 2,89 2,94 3,13 3,29 3,32 2,79 Bangunan 4,54 4,36 4,38 4,20 4,20 3,21 3,07 2,94 3,08 3,08 3,71 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 15,06 15,14 15,37 16,13 15,99 16,65 17,05 17,57 17,18 17,31 16,35 Pengangkutan dan Komunikasi 6,47 6,29 6,16 6,30 6,17 5,93 5,83 5,91 5,81 5,89 6,08 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,33 3,27 3,31 3,47 3,69 2,92 2,91 2,93 2,87 2,95 3,17 Jasa-Jasa 4,47 4,26 4,04 3,89 3,98 4,82 4,85 4,80 4,88 4,92 4,49 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 122

23 Alokasi Output Lampiran 35 Tabel I-O Interregional Jabodetabek, 2005 (juta rupiah) Permintaan Antara DKI Jakarta Susunan Input , , ,094 2, , , , , , , , , , , , , ,151 79,046 90, , ,074 1,185 4, ,203 11,886 6,641,819 59,367 2,493, ,512 3,108,675 77,651 14,032 1,630 15,977 63,801 91, , ,531 1,158, , ,153 16,873, ,077 1,027, ,874 63, , ,295 33, , , , , , ,882 72, ,978 5,573, ,775 28,448 13, ,810 86, ,518 44,035 57,643 6, ,510 1,284,168 12,918 2,698, , ,517 2, ,151 6,392, ,671 1,609 2, ,552 34,140 4,725, ,024 1,244, ,728 1,310, , ,664 5,530 67, , ,927 1,765, , , , ,046 14,608,824 Input antara DKI Jakarta 11 1, ,945 3,647 61,412 21, ,787 1,019,353 63, , , , , , ,906 1,177,050 43, ,744 12,717 4,380, , ,279 50, ,153 1,053, ,534 98,703 6, ,318 55, , , ,921 50,096 36,751 49,107 3,079, , ,284 1, , ,226 7,859 4,993 14,168 4,428 2, ,452 5, ,376 6,933 1, ,339 84, , ,847 7,521 29, , , , ,828 6, ,908 45,212 6,795 80, ,733 20,196 26,095 20,843 1,546, , ,314 41, , , ,106 29, ,106 1, ,296 1,744,827 1,002,051 1,091, , ,640 27, ,497 7,077, ,112 2,028,151 70, , ,347 66, , ,756 7,214 38, ,144 5,076,236 4,186, , , ,124 90,255 14,355, ,375 1,434, ,738 2,349,131 1,077, , , ,564 2, ,498 1,185,384 5,032,223 2,470, , , , ,542 17,153, ,392 2,297 32,973 21,623 92,449 61, , , , , , ,686 91,170 7,649 2,158, ,180 94,240 16, ,012 66,276 21,433 14,113 66, , , , ,416 18, ,842 5,374 90,909 1,681, ,058 1, ,037 96,489 4,375 3, , , ,588 1, ,144 8,043 10,844 15, , , ,509 26,578 46,470 12,968 22, ,794 13,209 4,547 8, , ,664 18,200,809 1,829,303 7,659,407 8,493,756 5,875,876 1,716, ,957 1,033,345 5,800,596 12,932,887 16,034,187 6,148,931 4,256, ,252,982 96,849,

24 Lanjutan Alokasi Output Permintaan Antara Bodetabek Susunan Input , ,373 15,264 73,407 17,051 2,489 8, , , , , , ,409 Input antara DKI Jakarta ,844 2,343 11, , , ,405 5,159 2, , , , ,738 2,485 6,284 28,724 1,661 2, ,426 3,027 1, , , , , ,874 2, ,823 8,615 5, ,338 4,862 2,556 2,047 1, ,125 57, , , ,461 5, ,287 6,377 4,051 16,542 4,164 3, ,081 26,914 49,712 2,206 74,433 96, , , ,099 6,504 29, ,823 22,028 62, ,668 11,893 7,716 13, , , , ,308 44,063 1,391 5, ,195 1,331 28, ,614 10,305 3, , , , , , ,072 8, , ,771 21, ,891 37, , ,243 42, , ,822 58,718 83,067 31,001 81, , ,186 2,085,

25 Alokasi Output Lanjutan Permintaan Antara Restt of Indonesia Susunan Input , , ,595 72, , ,318 12,710,230 55,652 2,486,265 1,714, ,581 1,459,340 3,046,358 1,344, ,123 95,477 19, ,202 1,049, ,332 17, ,731 27,698, , , ,701 55, , ,592 6,329, ,179 2,334,394 1,810,614 1,672,011 1,636, , , ,095 45, , , , ,666 25, ,732 17,551,536 Input antara DKI Jakarta ,717 1,241 1,765 33,596 42,655 74,141 5,896 13,792 54, , ,857 97, , , ,667 20,451 11,824 3,999 5,368 26, ,039 14,092 91, ,497 17, ,788 19,921 11,745 2,381 3,159 10,455 14,618 56,339 3, , , , , , , , ,879 3,020 4, ,881 1,756 91,926 4,013 26,273 16, , , ,760 22, , , , ,031 25,093 2,678 46, ,368 48,930 21,462 63,755 24,852 44,110 22,648 4,851 4,375 10,218 19, , , , ,165 23,123 64, ,622 49,478 2,169, ,563 4,191,318 6,363, ,160 1,477,646 1,451, ,895 13, , ,574 1,031, ,512 53,254 40,512 43,903 19,116, ,554 4, ,374 1,651 68, , , ,904 2,125,911 18, , ,716 35,583 35,706 32,370 18,960 33,614 72,967 30,648 1, ,253 4,283, , ,944 6, , , ,689 20,316 40,448 3, ,631 1,070 3,237 4,747 7,551 10,251 32,069 38,263 1, , , , ,649 7,699 2,014 25, , , , , ,579 1, , , , , , , ,835 21,930, ,923 9,756,187 12,757,661 2,745,499 5,048,523 5,754,706 2,080, , , ,552 1,942,538 2,815, , , ,526 72,008,

26 Lanjutan Alokasi Output Permintaan Antara Jakarta Susunan Input , , , , , , , , ,460 12, , ,956 1, ,468 53, ,418 2, ,297 3,044 12,153 16,628 31,663 16,484 29, , Input antara Bodetabek , , , , ,402 1, ,939 54, ,008 2, ,678 4,563 13,946 18,453 45,311 18,792 29,633 1,233,

27 Lanjutan Alokasi Output Permintaan Antara Bodetabek Susunan Input , , ,954, , , , ,286, , , , , , , , , , , , , , , ,559 72,018 32, , ,150 2, , ,724 42,043 57,018,800 1,175,983 1,984,581 2,765, , , ,001 32,731 55,203 76, , ,742 5, ,650 65,352, , ,241 1,533, ,038 91, ,220 39, , ,913 59,312 45,106 53,534 21,132 3, ,999 2,829, , , ,711 12, , ,432 71, , ,682 67, ,953 35,477 31,910 92, ,267 12, ,403 1,641, , , ,239 6,073 10,908, , ,811 1,835, , , ,679 8,544 5,880 3,474 47,074 99,468 3,059 63,543 14,344,970 Input antara Bodetabek , ,665 6,899 32, ,144 2,946 4, ,868 15,179 7,252 1, , , , , ,718 1,248 1,538,768 38,731 98, ,970 25,785 43, ,402 47,434 21,312 9, ,193 2,355, , ,523 4,286 6,229 26, , , ,587 16,856 6,199 30,096 54,493 34, ,907 27,361 30,715 16,073 13,000 10, , , , , ,102 3,257 6, ,019 11, , , ,151 38, ,767 22, , ,538 77, , ,440 41,862 27,158 46,217 2,518 6, ,836 2,013, ,272 2,279 2,484 6,008 4,344 2, ,504 3,137 1, , ,141 6,596 88,280 2,787 10, ,429 2,667 56, ,151 20,527 6, , ,297 34, , , , ,701 1, ,621 8, , ,146 9, , , , ,757 4, , , ,292 75,617,141 2,232,923 2,800,700 7,425,774 1,718,102 1,466, , , , , , ,515 10, ,420 94,717,

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah) 3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk

Lebih terperinci

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK Ketidakmerataan pembangunan yang ada di Indonesia merupakan masalah pembangunan regional dan perlu mendapat perhatian lebih. Dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BPS Kota Tangerang dalam Angka. Badan Pusat Statistik, kota Tangerang.

DAFTAR PUSTAKA. BPS Kota Tangerang dalam Angka. Badan Pusat Statistik, kota Tangerang. DAFTAR PUSTAKA Atika, D. 1999. Analisis Ekonomi dan Keputusan Migrasi Kembali Rumahtangga Migran Sektor Informal (Tesis).Program Studi Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Achmad, Z. 2003. Analisis

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara berkembang hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi yang mengakibatkan lambatnya

Lebih terperinci

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan adalah suatu proses perubahan yang direncanakan dan merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap menuju tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Sebagai wujud peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan secara terus-menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul Sumber: BPS Kabupaten Bantul. 5,93% 6,67% 18,53% 13,28% PDRB Tahun 2003 Kabupaten Bantul 8,16% 0,77% 25,15% 20,33% 1,18% 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dam masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk kerja sama antara pemerintah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi ekonomi dan keberlanjutan pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013 BPS KABUPATEN ASAHAN No. 01/05/1208/Th. XVII, 26 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Asahan Tahun 2013 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas

Lebih terperinci

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1,no 7 April 2013 Analisis Tipologi Pertumbuhan Sektor Ekonomi Basis dan Non Basis dalam Perekonomian Propinsi Jambi Emilia,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2013 tumbuh 5,80 persen. Pada tahun 2013, besaran Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 No. 01/06/1221/Th. IV, 30 Juli 2012 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2011 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2)

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2) EKO-REGIONAL, Vol 1, No.1, Maret 26 ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2) 1) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk Perspektif Kabupaten Berau selama 5 tahun ke depan didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu yang diprediksi menurut asumsi cetiris paribus. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dan perkembangan suatu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG 4.1. Indikator Kependudukan Kependudukan merupakan suatu permasalahan yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan yang mencakup antara lain mengenai distribusi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Berdasarkan sisi perekonomian secara makro, Jawa Barat memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan faktor penting dalam proses pembangunan yakni sebagai penyedia tenaga kerja. Namun dengan kondisi tenaga kerja dalam jumlah banyak belum menjamin bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA Andi Tabrani Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing, BPPT, Jakarta Abstract Identification process for

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 No. 01/07/1221/Th. V, 8 Juli 2013 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan Produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan antar daerah. Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN WONOSOBO 2013 Seksi Neraca Dan Analisis Wilayah Statistik BPS KABUPATEN WONOSBO Visi: Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua Nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai serangkaian usaha dalam perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan terlebih dahulu memerlukan berbagai usaha yang konsisten dan terus menerus dari seluruh stakeholders

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/08/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013 BPS KABUPATEN PAKPAK BHARAT No. 22/09/1216/Th. IX, 22 September 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,86 persen dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan berpedoman

Lebih terperinci

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2) EKO-REGIONAL, Vol 1, No.1, Maret 2006 EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2) 1) Fakultas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 55/08/Th. XVI, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013 TUMBUH 5,81 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN BALI: PENDEKATAN SHIFT SHARE

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN BALI: PENDEKATAN SHIFT SHARE ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN BALI: PENDEKATAN SHIFT SHARE Christina Hani Putri 1 Surya Dewi Rustariyuni Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012 BPS KABUPATEN DELI SERDANG No. 01/07/1212/Th. XIV, 8 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, A Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan. Bogor : P4Wpress.

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, A Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan. Bogor : P4Wpress. DAFTAR PUSTAKA Anwar, A. 2001. Pembangunan Wilayah Perdesaan dengan Desentralisasi Spatial melalui Pembangunan Agropolitan yang Mereplikasi Kota-Kota Menengah dan Kecil. Makalah disampaikan pada Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah upaya multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian. Pada tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. atau kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian. Pada tahap-tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari beberapa wilayah yang memiliki struktur perekonomian yang beraneka ragam. Struktur ekonomi dapat dilihat dari peran atau kontribusi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembangunan Ekonomi Pembangunan adalah suatu proses yang mengalami perkembangan secara cepat dan terus-merenus demi tercapainya kesejahteraan masyarakat sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th. X, 14 Agustus 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah ketenagakerjaan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 BPS PROVINSI D.K.I. JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 % No, 11/02/13/Th.XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 % Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2013 meningkat sebesar 6,2 persen terhadap 2012, terjadi pada semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha untuk mengembangkan perekonomian sehingga menimbulkan perubahan pada struktur perekonomian. Sebagai implikasi dari perkembangan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 41/11/31/Th. X, 17 November 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, yaitu pendidikan, pengangguran, kesehatan, dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, yaitu pendidikan, pengangguran, kesehatan, dan lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator dari perkembangan suatu negara adalah jumlah penduduk miskin yang terdapat dalam negara tersebut. Karena kemiskinan memberi dampak terhadap aspek

Lebih terperinci

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008 No. 05/05/51/Th. II, 15 Mei PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I Pertumbuhan ekonomi Bali yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan I dibanding triwulan IV

Lebih terperinci

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Okto Dasa Matra Suharjo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 20 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada awalnya ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita, dengan asumsi pada saat pertumbuhan dan pendapatan perkapita tinggi,

Lebih terperinci

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011 No. 44/10/31/Th. XIV, 1 Oktober 2012 PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011 Laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan total PDRB Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIII, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 TUMBUH MENINGKAT 5,7 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi yang diidentifikasi dalam penelitian ini Provinsi Sulawesi Utara dan kabupaten Bolaang Mongondow dan waktu yang dibutuhkan dalam pengumpulan data ini

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 12/02/Th. XIII, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2009 MENCAPAI 4,5 PERSEN Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen No. 26/05/75/Th. VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen PDRB Gorontalo pada triwulan I tahun 2012 naik sebesar 3,84 persen dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMUR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMUR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMUR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Olivia Louise Eunike Tomasowa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang E-mail: oliph_21@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2011 MENCAPAI 6,5 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah beserta dengan perangkat kelengkapannya sejak penerbitan

Lebih terperinci

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1-9 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jme DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pembangunan bidang pertambangan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karenanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya pembangunan ekonomi jangka panjang yang terencana dan dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan adalah suatu

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang Berkembang (NSB) pada awalnya identik dengan strategi pertumbuhan ekonomi, yaitu usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Analisa Keterkaitan Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sumatera

Analisa Keterkaitan Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sumatera Analisa Keterkaitan Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sumatera Tiur Roida Simbolon Ilmu Ekonomi Regional, Fakultas Ekonomi Pascasarjana Unimed, Medan e-mail :

Lebih terperinci

PROYEKSI SEKTOR EKONOMI PROVINSI DI KORIDOR EKONOMI PAPUA-KEPULAUAN MALUKU TAHUN 2025 SKRIPSI

PROYEKSI SEKTOR EKONOMI PROVINSI DI KORIDOR EKONOMI PAPUA-KEPULAUAN MALUKU TAHUN 2025 SKRIPSI PROYEKSI SEKTOR EKONOMI PROVINSI DI KORIDOR EKONOMI PAPUA-KEPULAUAN MALUKU TAHUN 2025 SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi atau Ahli Madya Oleh: Ilhamd Rahmaan

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN JASMAN SARIPUDDIN HASIBUAN Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : jasmansyaripuddin@yahoo.co.id ABSTRAK Sektor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah

*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah TINJAUAN KINERJA EKONOMI REGIONAL: STUDI EMPIRIS : PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2003 2007 OLEH : ERNAWATI PASARIBU, S.Si, ME *) Latar Belakang Kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan selama ini dalam prakteknya

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK: PENDEKATAN MODEL I-O INTERREGIONAL

ANALISIS KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK: PENDEKATAN MODEL I-O INTERREGIONAL ANALISIS KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK: PENDEKATAN MODEL I-O INTERREGIONAL RAHMA MAULIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK RAHMA MAULIDA.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap pembangunan terutama di daerah, salah satunya di Provinsi Jawa Barat. Pembangunan ekonomi daerah erat kaitannya dengan industrialisasi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI NILAI EKONOMI PENGEMBANGAN KAWASAN RAWAPENING DI KABUPATEN SEMARANG

KONTRIBUSI NILAI EKONOMI PENGEMBANGAN KAWASAN RAWAPENING DI KABUPATEN SEMARANG 1 Konstribusi Nilai Ekonomi Pengembangan Kawasan Rawapening KONTRIBUSI NILAI EKONOMI PENGEMBANGAN KAWASAN RAWAPENING DI KABUPATEN SEMARANG SRI SUBANTI 1, ZAINI ROHMAD 2, DAN ARIF RAHMAN HAKIM 3 1Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTURAL DILIHAT DARI PENURUNAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTURAL DILIHAT DARI PENURUNAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI ANALISIS PERUBAHAN STRUKTURAL DILIHAT DARI PENURUNAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: HELMI SETIAWAN NIM. 000810101308 UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Tabel Input-Output Indonesia. Badan Pusat Statistik Kota, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Tabel Input-Output Indonesia. Badan Pusat Statistik Kota, Jakarta. 0 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 000. Tabel Input-Output Indonesia. Badan Pusat Statistik Kota, Jakarta. Badan Pusat Statistik Kota Bandung dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK No. 16/02/Th. XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2013 MENCAPAI 5,78 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78

Lebih terperinci