PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN
|
|
- Bambang Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN Muji Wiyono dan Wahyudi Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN. Telah dilakukan pemantauan paparan radiasi dan kontaminasi radioaktif permukaan di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif PTKMR-BATAN pada triwulan I, II, III, dan IV tahun 010. Pemantauan paparan radiasi dilakukan pada enam titik pengukuran menggunakan surveimeter Babyline 61A tipe E 508A No. 413 buatan Nardeux Loches, sedangkan pengukuran kontaminasi permukaan dilakukan dengan metode tes usap, kemudian dicacah menggunakan spektrometer gamma dengan detektor HPGe buatan Ortec model GMX- 5P4. Hasil pengukuran rerata paparan radiasi pada ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif berkisar antara (0,4 ± 0,07) mr/jam di pintu masuk hingga (,4 ± 0,13) mr/jam di tempat penyimpanan sumber radioaktif. Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama 1 tahun berkisar antara 1,06 msv hingga 10,63 msv. Nilai ini masih dibawah NBD yang diizinkan sehingga tempat tersebut aman bagi pekerja radiasi.tingkat kontaminasi radioaktif pada pengukuran triwulan I, III dan IV adalah tidak terdeteksi (ttd), sedangkan pada triwulan II tingkat kontaminasi radioaktif 137 Cs berkisar antara tidak terdeteksi (ttd) hingga (,39 ± 0,) Bq/cm, kontaminasi 60 Co berkisar antara (0,09 ± 0,0) Bq/cm hingga (0,11 ± 0,0) Bq/cm dan kontaminasi radioaktif 15 Eu berkisar antara (0,13 ± 0,0) Bq/cm hingga (51,99 ± 4,54) Bq/cm. Pada tempat yang terkontminasi dilakukan dekontaminasi hingga tempat tersebut bebas dari kontaminasi. Kata kunci : paparan radiasi, kontaminasi, dan limbah radioaktif ABSTRACT MONITORING THE RADIATION EXPOSURE AND RADIOACTIVE CONTAMINATION IN TEMPORARY RADIOACTIVE WASTE STORAGE ROOM OF PTKMR-BATAN. Monitoring of radiation exposure and radioactive contamination on the surface of a temporary storage space for radioactive waste PTKMR-BATAN has been carried out at quarterly I, II, III, and IV, 010. Monitoring was done at six points of measurement using Babyline survey meter type E 508A No. 61a. 413 made by Nardeux - Loches and the measurement of the surface contamination was done by smear test method, and then counted using a gamma spectrometer with HPGe detector of Ortec model GMX-5P4. Result of measurement of radiation exposure average on temporary storage of radioactive waste was ranged from (0,4 ± 0,07) mr/hour at the entrance to (.4 ± 0.13) mr/hour in the storage of radioactive sources. Estimated radiation doses received by a radiation worker for one year was ranged from 1.06 msv to msv. This value is still below the value of permissible maximum dose limit, so the place is safe for radiation workers. Radioactive contamination levels at quarterly I, III and IV measurement were not detectable (nd), while its at quarterly II radioactive contamination levels of 137 Cs ranged from not detectable (nd) to (.39 ± 0.) Bq/cm, contamination of 60 Co ranged from (0.09 ± 0.0) Bq/cm to (0.11 ± 0.0 ) Bq/cm and radioactive contamination of 15 Eu ranged from (0.13 ± 0.0) Bq/cm to (51.99 ± 4.54) Bq/cm. At contamination places, the decontamination was also done until it was free from contamination, so that the places were safe for the radiation worker. Key words : radiation exposure, contamination, and radioactive waste. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 46
2 I. PENDAHULUAN Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) merupakan unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang dosimetri, biomedika nuklir, teknik nuklir kedokteran, dan pelaksanaan pelayanan metrologi radiasi serta pelayanan pengendalian keselamatan kerja dan kesehatan 1. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pelayanan tersebut dihasilkan limbah radioaktif yang memiliki potensi bahaya radiasi terhadap pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan. Untuk mengurangi potensi bahaya radiasi tersebut diperlukan ruangan khusus untuk menyimpan sementara limbah radioaktif dan sumbersumber radioaktif sesudah digunakan dalam penelitian. Ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif PTKMR-BATAN mempunyai ukuran panjang 6 meter, lebar 6 meter dengan ketinggian dari lantai ke atap 3,5 meter, serta berdinding dan beratap beton. Ruangan tersebut disekat menjadi beberapa bagian menggunakan bahan triplek dengan ketinggian 1,65 meter dan digunakan sebagai tempat penyimpanan limbah radioaktif padat, limbah radioaktif cair, sumber radioaktif untuk penelitian, bungkusan sebelum uji usap, bungkusan setelah uji usap dan lemari alat. Di dalam ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif merupakan ruang kerja bagi pekerja radiasi. Pekerjaan yang dilakukan dalam ruangan tersebut antara lain : pengumpulan limbah, pengelompokan limbah, preparasi pengukuran aktivitas konsentrasi limbah, pengukuran kontaminasi permukaan tempat kerja, preparasi penelitian dengan bahan zat radioaktif, penyimpanan limbah, preparasi pengangkutan limbah, pemantauan radiasi dan lain-lain. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, bahwa untuk memastikan Nilai Batas Dosis (NBD) bagi pekerja dan masyarakat tidak terlampaui, setiap Pemegang Izin wajib melakukan : pembagian daerah kerja, pemantauan paparan radiasi dan/atau kontaminasi radioaktif di daerah kerja, pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas atau instalasi dan pemantauan dosis yang diterima pekerja. Pemantauan paparan radiasi dan kontaminasi di daerah kerja tersebut dilakukan secara terus menerus, berkala dan/atau sewaktuwaktu sesuai dengan jenis sumber yang digunakan. Dalam upaya untuk memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku, telah dilakukan pemantauan paparan radiasi dan kontaminasi radioaktif di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif PTKMR BATAN pada triwulan I, II, III, dan IV tahun 010. Pada makalah ini disajikan tata kerja, hasil pemantauan paparan radiasi dan Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 47
3 kontaminasi radioaktif di daerah kerja serta pembahasan hasil yang diperoleh. Dari pemantauan radiasi yang dilakukan diharapkan diperoleh informasi laju paparan radiasi dan tingkat kontaminasi permukaan, sehingga dapat diperkirakan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama satu tahun dan perkiraan waktu kerja agar NBD tidak terlampaui. II. TINJAUAN PUSTAKA Paparan Radiasi Besaran radiasi yang pertama kali diperkenalkan adalah paparan radiasi dengan simbol X yang didefinisikan sebagai kemampuan radiasi sinar-x atau gamma untuk menimbulkan ionisasi di udara dalam volume tertentu. Secara matematis paparan dapat dituliskan sebagai 3 : dq X... ( 1 ) dm dengan dq merupakan jumlah muatan pasangan ion yang terbentuk di suatu elemen volume udara bermassa dm. Dalam satuan internasional (SI) satuan paparan adalah coulomb/kilogram (C/kg). Pengertian 1 C/kg adalah besar paparan yang dapat menyebabkan terbentuknya muatan listrik sebesar satu coulomb pada suatu elemen volume udara yang mempunyai massa 1 kg. Sedangkan untuk satuan cgs untuk paparan adalah rontgen (R), dengan 1 R =,58 x 10-4 C/kg. Laju paparan adalah besarnya paparan per satuan waktu dan diberi simbol Ẋ. Satuan laju paparan dalam SI adalah C/kg.jam sedangkan dalam satuan cgs adalah R/jam. Untuk mengukur laju paparan radiasi diperlukan alat ukur radiasi surveimeter. Laju paparan radiasi sebenarnya yang terukur adalah besarnya laju paparan yang terbaca pada alat ukur dikurangi laju paparan latar kemudian dikalikan dengan faktor kalibrasi alat ukur sesuai dengan persamaan: X g = (X a - X Bg ) x FK... () dengan : X g = laju paparan sebenarnya di tempat yang diukur. X a = bacaan laju paparan dari alat ukur X Bg = bacaan laju paparan latar FK = faktor kalibrasi alat ukur Ketidakpastian pengukuran laju paparan radiasi sebenarnya (µx g ) dihitung dengan persamaan : X g X g X X a a X X Bg Bg FK FK... ( 3 ) dengan σx a, σx Bg dan σfk adalah deviasi standar dari masing-masing bacaan laju paparan dari alat ukur, bacaan laju paparan latar dan faktor kalibrasi. Perkalian laju paparan dengan faktor konversi dari nilai paparan ke dosis (f) dinamakan laju dosis serap (Ď). 3,4 Ď = Ẋ. f (Rad/jam )... ( 4 ) Faktor konversi nilai laju paparan ke dosis untuk radiasi gamma adalah 1 R/jam = 0,877 Rad/jam. Satuan lama dosis serap adalah rad (radiation absorbed dose) Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 48
4 sedangkan dalam satuan SI adalah Gray (Gy), dimana 1 Gy = 100 Rad. Jika laju dosis serap dikalikan dengan faktor bobot radiasi (W R ) maka diperoleh laju dosis tara / ekivalen (H). 3,4 Ĥ = Ď. W R (rem/jam)... (5) Faktor bobot radiasi untuk foton, partikel dan neutron berbagai energi dapat dilihat pada Tabel. 3,4 Satuan cgs untuk laju dosis ekivalen adalah rem/jam sedangkan untuk satuan SI adalah Sievert per jam (Sv/jam), dimana 1 Sv = 100 rem. Apabila laju dosis ekivalen dikalikan dengan waktu paparan, akan diperoleh dosis ekivalen total. 3,4 H = Ĥ. t... ( 6 ) dengan : H = dosis ekivalen (rem) Ĥ = laju dosis ekivalen (rem/jam) t = durasi terkena dosis radiasi (jam) Tabel. Faktor bobot radiasi untuk foton, partikel dan neutron. Faktor No. Jenis Radiasi Bobot Radiasi (W R ) 1. Foton, untuk semua energi 1. Elektron dan Muon, semua 1 energi 3. Neutron dengan energi: < 10 kev 10 kev hingga 100 kev > 100 kev hingga MeV > MeV hingga 0 MeV > 0 MeV 4. Proton, selain proton rekoil, dengan energi > MeV Nilai Batas Dosis (NBD) untuk pekerja radiasi tidak boleh melampaui dosis efektif sebesar 0 msv pertahun rata-rata selama lima tahun berturut-turut atau dosis efektif sebesar 50 msv dalam satu tahun tertentu 5. Sehingga laju paparan radiasi yang boleh diterima pekerja radiasi adalah,5 mr/jam dan masyarakat umum adalah 0,5 mr/jam. Kontaminasi Kontaminasi radioaktif adalah adanya zat radioaktif yang tidak terwadahi (sumber terbuka) dan yang tidak dikehendaki berada di suatu lokasi atau tempat tertentu. Sebagai contoh adalah bubuk radioaktif tumpah di lantai (kontaminasi permukaan), zat radioaktif cair tumpah di tangan seseorang (kontaminasi perorangan) dan zat radioaktif yang di udara (kontaminasi udara). Radiasi tidak akan mengakibatkan kontaminasi, akan tetapi kontaminasi radioaktif akan menimbulkan bahaya radiasi eksterna apabila aktivitasnya besar dan memancarkan radiasi yang dapat menembus jaringan tubuh, dan bahaya radiasi interna apabila kemudian masuk ke dalam tubuh manusia. Pengukuran kontaminasi permukaan di daerah kerja dapat diukur dengan metode langsung yaitu diukur secara langsung menggunakan alat ukur dan metode tidak langsung yaitu dengan mengusap bagian yang terkontaminasi dengan kertas usap kemudian kertas usap tersebut dicacah menggunakan alat spektroskopi. Metode Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 49
5 tidak langsung biasa disebut metode tes usap. Pengukuran secara langsung dilakukan apabila tempat yang akan diukur tidak dipengaruhi sumber radiasi lain yang dapat mempengaruhi bacaan alat ukur, sedangkan metode tes usap dilakukan apabila di sekitar tempat yang terkontaminasi terdapat sumber radiasi yang tidak mungkin dipindahkan. Ada dua macam metode tes usap yaitu metode basah (wet wipe test) dan metode kering (dry wipe test). Metode basah dilakukan dengan cara membasahi bahan pengusap dengan larutan deterjen kemudian mengusap permukaan daerah kerja yang kemungkinan terkontaminasi dengan luasan usap ± 100 cm. Tes usap metode kering dilakukan menggunakan bahan usap dan cara seperti pada metode basah akan tetapi bahan usapnya tidak perlu dibasahi cairan deterjen. Tes usap metode basah dilakukan pada permukaan yang kondisinya kering dan tes usap metode kering dilakukan pada permukaan yang kondisinya basah. Bahan pengusap yang digunakan adalah yang memiliki daya penyerapan tinggi seperti: kertas saring, kapas, tissue, cotton buds, dan lain-lain. Bahan pengusap selanjutnya dicacah menggunakan spektrometer gamma dengan detektor HPGe. Sebelum digunakan dalam pengukuran, suatu perangkat spektrometer gamma harus dikalibrasi agar dapat digunakan untuk analisis. Ada dua macam kalibrasi yang perlu dilakukan yaitu kalibrasi energi dan kalibrasi efisiensi. Kalibrasi energi diperlukan untuk tujuan analisis kualitatif, sedangkan kalibrasi efisiensi untuk tujuan analisis kuantitatif. 5 Kalibrasi efisiensi dilakukan dengan membandingkan radiasi gamma yang dideteksi detektor dengan besarnya aktivitas sumber radioaktif standar. Sebagai sumber standar digunakan sumber multi isotop yaitu : 54 Mn, 60 Co, 65 Zn, 109 Cd, 133 Ba, 134 Cs, 137 Cs, 10 Pb dan 41 Am yang mempunyai jangkauan energi dari rendah sampai energi tinggi. Efisiensi pencacahan ditentukan dengan persamaan berikut : 6,7 N x (7) At. P dengan N : laju cacah sumber standar (cps) At : aktivitas sumber standar saat pengukuran (Bq). P : kelimpahan energi gamma (%) Untuk menghitung aktivitas sumber standar pada saat pengukuran digunakan persamaan: 6,7 0,693. t T A A. e 1 /... ( 8 ) t dengan A 0 o : aktivitas awal (Bq) T 1/ : waktu paro radionuklida (tahun) t : waktu antara waktu awal penetapan aktivitas sampai dengan waktu pengukuran (tahun). Dengan menghitung efisiensi pencacahan dari masing-masing energi pada sumber standar maka dapat dibuat kurva Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 50
6 kalibrasi efisiensi fungsi energi. Kurva kalibrasi tersebut digunakan untuk menghitung aktivitas kontaminasi radioaktif dari sampel tes usap sesuai dengan persamaan: 8 TK N x P x L x F s u Bq/cm... ( 9 ) dengan TK u : kontaminasi permukaan yang diusap (Bg/cm ). N s : laju cacah bersih sampel setelah dikurangi cacah latar(cps). L : luas permukaan yang diusap (cm ). ε : efisiensi pencacahan (cps/bq). Pγ : pancaran radiasi γ (%). F : faktor pindah tes usap (=10 %). 9 Ketidakpastian pengukuran (uncertainty) kontaminasi permukaan dengan tes usap (µtk u ) dengan tingkat kepercayaan 68,3 % dihitung dengan persamaan: TK TK u u N N s s 10, 11 P L F P L F (Bq/cm )... ( 10 ) dengan N s, ε, P, L, dan F, adalah deviasi standar dari masing-masing laju cacah bersih kontaminan, efisiensi alat untuk radionuklida tertentu, pancaran radiasi, luas permukaan yang diusap dan faktor pindah tes usap. Konsentrasi terendah yang dapat di deteksi (MDC = minimum detectable concentration) dengan tingkat kepercayaan 68,3 % dihitung dengan persamaan :,33 N / T b b MDC (Bq/cm )...(11). P. L. F dengan N b adalah laju cacah latar (cps) dan T b adalah durasi waktu cacah (detik). Tingkat kontaminasi di daerah kerja radiasi dibedakan ke dalam 3 daerah kontaminasi yaitu kontaminasi rendah, sedang dan tinggi. Batas kontaminasi permukaan daerah kontaminasi rendah, sedang dan tinggi pemancar alfa dan beta disajikan pada Tabel 1: Tabel 1. Pembagian daerah kontaminasi 5 No. Daerah Kontaminasi Pemancar alpa ( ) (Bq/cm ) Pemancar beta ( ) (Bq/cm ) 0 < < 3,7 1. Rendah 0 < < 0,37. Sedang 0,37 < 3,7 3. Tinggi 3,7 37 III. TATA KERJA Pengukuran Laju Paparan Radiasi 3,7 < 37 Surveimeter Babyline 61A tipe E 508A No. 413 buatan Nardeux Loches sebelum digunakan untuk pengukuran dicek tegangan baterainya dan dilakukan pengukuran cacah latar belakang. Kemudian pengukuran laju paparan radiasi dilakukan pada ketinggian 1 meter di atas permukaan lantai di titik 1 (tempat bungkusan sebelum uji usap), titik (tempat limbah radioaktif padat) dan seterusnya seperti pada Gambar 1. Pengukuran laju paparan radiasi dilakukan pada : triwulan I, II, III dan IV tahun 010. Laju paparan radiasi dan ketidakpastian pengukurannya dihitung sesuai dengan Persamaan dan 3. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 51
7 Keterangan: 1. Tempat bungkusan sebelum uji usap. 4. Tempat Limbah radioaktif cair.. Tempat limbah radioaktif padat. 5. Tempat bungkusan sesudah uji usap. 3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif. 6. Pintu masuk Gambar 1. Ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif di Gedung B PTKMR Pengambilan Sampel Usap Kontaminasi Radioaktif Disiapkan sarung tangan, kertas usap, rasiacwash, plastik seal, dan spidol. Pada saat melakukan uji usap pada daerah kerja, sarung tangan dipakai. Kertas usap disemprot dengan rasiacwash, kemudian digunakan untuk megusap daerah kerja pada titik 1 dengan luas usapan 100 cm. Kertas usap dimasukkan dalam plastik seal, dimasukkan dalam vial, diberi kode dan siap dicacah dengan Spektrometer Gamma HPGe. Untuk titik, titik 3 dan seterusnya dilakukan dengan cara yang sama. Pengambilan sampel usap pada titik yang sama dilakukan pada triwulan I, II, III dan IV tahun 010. Kalibrasi Spektrometer Gamma HPGe model GMX-5P4 Sumber standar multi isotop 54 Mn, 60 Co, 65 Zn, 109 Cd, 133 Ba, 134 Cs, 137 Cs, 10 Pb dan 41 Am dalam wadah vial dengan aktivitas masing-masing : (135,6 ± 0,8; 15,48 ± 1,9; 351,78 ± 3,68; 350,03 ±,4; 169,07 ± 1,1; 51,9 ± 0,47; 5,85 ± 0,37; 355,88 ±,3; 5,03 ± 1,75) Bq buatan PTKMR- BATAN pada tanggal 1 Oktober 004 yang tertelusur ke Laboratorium IAEA diletakkan di atas detektor HPGe pada Spektrometer Gamma buatan Ortec model GMX-5P4 yang telah dikalibrasi energinya, kemudian dicacah selama 3600 detik. Aktvitas sumber standar pada pengukuran dihitung menggunakan persamaan 8 dan efisiensi alat dihitung menggunakan Persamaan 7. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 5
8 Kemudian dibuat grafik hubungan energi dengan efisiensi untuk analisis kuantitatif. Pengukuran Sampel Usap. Vial berisi sampel usap diletakkan di atas detektor pada Spektrometer Gamma HPGe yang telah diset dan dikalibrasi energinya. Sampel usap pada titik 1 titik 6 masing-masing dicacah selama 3600 detik secara bergantian. Kemudian vial berisi kertas usap yang masih bersih (belum digunakan untuk mengusap) dicacah dengan cara dan waktu yang sama sebagai cacah latar. Selanjutnya peak yang muncul pada masing-masing spektrum hasil pencacahan sampel usap dihitung aktivitas kontaminasi radioaktif dan ketidakpastiannya sesuai dengan Persamaan 9 dan 10. Dihitung pula batas konsentrasi terendah sesuai dengan Persamaan 11. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran paparan radiasi di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif pada triwulan I, II, III dan IV disajikan pada Tabel. Pada triwulan I paparan radiasi berkisar antara (0,0 ± 0,0) mr/jam pada pintu masuk hingga (,56 ± 0,7) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Pada triwulan II paparan radiasi berkisar antara (0,17 ± 0,0) mr/jam pada pintu masuk hingga (,41 ± 0,5) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Pada triwulan III paparan radiasi berkisar antara (1,04 ± 0,14) mr/jam pada pintu masuk hingga (,30 ± 0,4) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif dan pada triwulan IV paparan radiasi berkisar antara (0,30 ± 0,03) mr/jam pada pintu masuk hingga (,56 ± 0,7) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Paparan radiasi rerata selama empat kali pengukuran adalah berkisar antara (0,4 ± 0,07) mr/jam pada pintu masuk hingga (,4 ± 0,13) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Tabel. Laju paparan radiasi di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif. Laju Paparan (mr/jam) No. Titik Pengukuran : Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Rerata 1. Tempat bungkusan sebelum uji usap 0,58 ± 0,06 0,56 ± 0,06 1,17 ± 0,15 1,7 ± 0,15 0,90 ± 0,38. Tempat limbah radioaktif padat 1,6 ± 0,18 1,68 ± 0,19, 6 ± 0,4,9 ± 0,4 1,86 ± 0,37 3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif, 56 ± 0,7,41 ± 0,5,30 ± 0,4,56 ± 0,7,4 ± 0,13 4. Tempat limbah radioaktif cair 0,90 ± 0,09 0,94 ± 0,09 1, 86 ± 0,0 1,39 ± 0,16 1,08 ± 0,7 5. Tempat bungkusan sesudah uji usap 0,76 ± 0,07 0,68 ± 0,07 1,04 ± 0,14 1,06 ± 0,14 0,89 ± 0,19 6. Pintu masuk 0,0 ± 0,0 0,17 ± 0,0 0,30 ± 0,03 0,30 ± 0,03 0,4 ± 0,07 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 53
9 Pada triwulan I paparan radiasi berkisar antara (0,0 ± 0,0) mr/jam pada pintu masuk hingga (,56 ± 0,7) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Pada triwulan II paparan radiasi berkisar antara (0,17 ± 0,0) mr/jam pada pintu masuk hingga (,41 ± 0,5) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Pada triwulan III paparan radiasi berkisar antara (1,04 ± 0,14) mr/jam pada pintu masuk hingga (,30 ± 0,4) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif dan pada triwulan IV paparan radiasi berkisar antara (0,30 ± 0,03) mr/jam pada pintu masuk hingga (,56 ± 0,7) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Paparan radiasi rerata selama empat kali pengukuran adalah berkisar antara (0,4 ± 0,07) mr/jam pada pintu masuk hingga (,4 ± 0,13) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Paparan radiasi pada titik pengukuran yang sama dengan waktu pengukuran yang berbeda nilainya selalu berubah-ubah. Hal ini karena adanya penambahan volume limbah radioaktif padat pada setiap triwulan, walaupun volumenya kecil. Disamping itu karena adanya kegiatan di dalam ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif seperti keluar masuknya bungkusan berisi sumber radioaktif untuk uji usap, keluar masuknya sumber radioaktif pada tempat penyimpanan sumber radioaktif untuk penelitian, dan lain-lain. Paparan radiasi pada tempat bungkusan sebelum uji usap pada empat triwulan berturut-turut adalah (0,58 ± 0,06) mr/jam, (0,56 ± 0,06) mr/jam, (1,17 ± 0,15) mr/jam dan (1,7 ± 0,15) mr/jam. Paparan radiasi pada titik tersebut berasal dari kamera radiografi yang akan diperbaiki dan diuji usap yang disimpan di tempat tersebut dan sumber standar 15 Eu dalam wadah drum 00 liter dengan aktivitas 0,48 mci. Disamping itu paparan radiasi juga berasal dari tempat di sekitarnya yaitu yang dominan adalah berasal dari tempat limbah radioaktif padat dan tempat penyimpanan sumber radioaktif. Paparan radiasi di tempat limbah radioaktif padat pada empat triwulan berturut-turut adalah (1,6 ± 0,18) mr/jam, (1,68 ± 0,19) mr/jam, (,6 ± 0,4) mr/jam dan (,9 ± 0,4) mr/jam dan paparan radiasi di tempat limbah radioaktif cair adalah (0,90 ± 0,09) mr/jam, (0,94 ± 0,09) mr/jam, (1,86 ± 0,0) mr/jam dan (1,39 ± 0,16) mr/jam. Paparan radiasi di tempat limbah radioaktif padat selain berasal dari limbah radioaktif padat yang disimpan di tempat tersebut, juga berasal dari paparan radiasi sumber radiasi di tempat bungkusan sebelum uji usap dan tempat penyimpanan sumber radioaktif. Sedangkan paparan radiasi di tempat limbah radioaktif cair yang dominan berasal dari tempat penyimpanan sumber radioaktif karena tempatnya Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 54
10 berdekatan dan limbah radioaktif cair dalam kondisi kosong. Paparan radiasi di tempat penyimpanan sumber radioaktif adalah yang paling tinggi yaitu pada empat triwulan berturut-turut adalah (,56 ± 0,7) mr/jam, (,41 ± 0,5) mr/jam, (,30 ± 0,4) mr/jam dan (,56 ± 0,7) serta reratanya adalah (,4 ± 0,13) mr/jam. Hal ini terjadi karena di tempat tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai sumber radioaktif setelah digunakan dalam penelitian. Sumber radioaktif tersebut umumnya berada dalam wadah kontainer yang terbuat dari bahan Pb, hanya dua buah sumber radioaktif 15 Eu standar dengan aktivitas kecil (1,150 dan 1,148) mci dalam pipa paralon berdimensi (1 x 100) cm yang tidak menggunakan bahan perisai Pb. Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama 1 tahun apabila bekerja selama 8 jam/hari, 5 hari/minggu, 50 minggu/tahun (= 000 jam/tahun) adalah seperti disajikan pada Tabel 3. Besarnya dosis radiasi tersebut berkisar antara 4,5 msv pada pintu masuk hingga 4,51 msv pada tempat penyimpanan sumber radioaktif. Berdasarkan ketentuan Kepala BAPETEN Nomor : 01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, nilai dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi tersebut masih di bawah nilai batas dosis (NBD) tahunan yang diizinkan. No. Tabel 3. Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama 1 tahun (.000 jam). Titik Pengukuran Dosis Radiasi (msv) Daerah Kerja Daerah Radiasi 1. Tempat bungkusan sebelum uji usap 15,70 Pengendalian Sedang. Tempat limbah radioaktif padat 3,68 Pengendalian Sedang 3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif 4,51 Pengendalian Sedang 4. Tempat limbah radioaktif cair 18,88 Pengendalian Sedang 5. Tempat bungkusan sesudah uji usap 15,5 Pengendalian Sedang 6. Pintu masuk 4,5 Pengawasan Sangat rendah Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 55
11 Berdasarkan perkiraan dosis yang diterima pekerja radiasi selama satu tahun, maka tempat bungkusan sebelum uji usap, tempat limbah radioaktif padat, tempat penyimpanan sumber radioaktif, tempat limbah radioaktif cair dan tempat bungkusan sesudah uji usap termasuk daerah kerja pengendalian dan daerah radiasi sedang karena perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama satu tahun (.000 jam) lebih dari 15 msv dan kurang dari 50 msv. Sedangkan pada tempat pintu masuk adalah termasuk daerah kerja pengawasan dengan daerah radiasi rendah karena perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama satu tahun (.000 jam) adalah 1 msv atau lebih dan kurang dari 5 msv. Untuk mengurangi besarnya paparan radiasi yang diterima pekerja radiasi dalam bekerja di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif, dilakukan dengan cara memindahkan kegiatan ke luar ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif. Kegiatan tersebut antara lain : pengujian bungkusan zat radioaktif, pengelompokan limbah, preparasi pengukuran aktivitas konsentrasi limbah, preparasi penelitian dengan bahan zat radioaktif dan preparasi pengangkutan limbah. Sedangkan untuk kegiatan pengumpulan limbah, pengukuran kontaminasi permukaan tempat kerja, penyimpanan limbah harus tetap dilakukan di dalam ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif. Penggunaan cara tersebut mengurangi waktu dalam melakukan kegiatan/pekerjaan yang dilakukan di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif menjadi lebih singkat yaitu kurang dari jam/hari. Apabila pekerja radiasi bekerja 5 hari/minggu, 50 minggu/tahun, maka akan diperoleh total waktu kerja selama satu tahun sebesar 500 jam, sehingga perkiraan dosis yang diterima menjadi seperempatnya dari dosis radiasi rerata yang terdapat pada Tabel 3. Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama satu tahun (500 jam) dapat dilihat pada Tabel 4. Dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi per tahun berkisar antara 1,06 msv sampai dengan 10,63 msv, terendah di pintu masuk dan tertinggi di tempat penyimpanan sumber radioaktif. Tabel 4. Perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi selama 1 tahun (500 jam). No. Titik Pengukuran : Dosis Radiasi (msv) 1. Tempat bungkusan sebelum uji usap 3,9. Tempat limbah radioaktif padat 8,17 3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif 10,63 4. Tempat limbah radioaktif cair 4,7 5. Tempat bungkusan sesudah uji usap 3,88 6. Pintu masuk 1,06 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 56
12 Hasil kalibrasi efisiensi pada spektrometer gamma dengan detektor HPGe model GMX-5P4 disajikan dalam Gambar. Diperoleh dua persamaan kalibrasi untuk energi kurang dari 00 kev dengan persamaan Y = 0,0673ln(X)-0,00 dengan R = 0,9405 dan untuk energi lebih dari 00 kev dengan persamaan Y = 0,774X -0,596 dengan R = 0,914. Nilai efisiensi dari persamaan tersebut digunakan untuk menentukan tingkat kontaminasi radioaktif pada ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif, yaitu dengan menganalisis sampel usap yang telah dicacah. Hasil pengukuran tingkat kontaminasi radioaktif pada ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif PTKMR BATAN disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Dari enam titik pengukuran pada triwulan I, III dan IV, tingkat kontaminasi radioaktif adalah tidak terdeteksi (ttd) atau kurang dari konsentrasi terendah yang dapat dideteksi (MDC) yaitu untuk 137 Cs < 0,01 Bq/cm, 60 Co dan 15 Eu < 0,0 Bq/cm. Gambar. Kurva kalibrasi efisiensi fungsi energy pada Spektrometer Gamma HPGe GMX-5P4. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 57
13 Tabel 5. Tingkat kontaminasi radioaktif pada ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif PTKMR BATAN pada triwulan I, III dan IV tahun 010. No. Titik Pengukuran : 137 Cs Tingkat Kontaminasi (Bq/cm ) Triwulan I Triwulan III Triwulan IV 60 Co 15 Eu 137 Cs 60 Co 15 Eu 137 Cs 60 Co 15 Eu 1.. Tempat bungkusan sebelum uji usap Tempat limbah radioaktif padat ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 4. Tempat limbah radioaktif cair ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 5. Tempat bungkusan sesudah uji usap ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd 6. Pintu masuk ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd Keterangan : MDC 137 Cs = 0,01 Bq/cm, 60 Co dan 15 Eu = 0,0 Bq/cm serta ttd = tidak terdeteksi Pada triwulan III, tingkat kontaminasi radioaktif terdapat pada lima titik pengukuran yaitu pada tempat : bungkusan sebelum uji usap, limbah radioaktif padat, penyimpanan sumber radioaktif, limbah radioaktif cair dan bungkusan sesudah uji usap. Pada titik pengukuran pintu masuk tidak terkontaminasi. Tabel 6. Tingkat kontaminasi radioaktif pada ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif PTKMR BATAN pada triwulan II tahun 010. No. Titik Pengukuran : 137 Cs Tingkat Kontaminasi (Bq/cm ) Sesudah Hasil Pengukuran Didekontaminasi 60 Co 15 Eu 137 Cs 60 Co 15 Eu 1.. Tempat bungkusan sebelum uji usap Tempat limbah radioaktif padat,39 ± 0, ttd ttd ttd ttd ttd ttd 0,10 ± 0,0 0,13 ± 0,0 ttd ttd ttd 3. Tempat penyimpanan sumber radioaktif ttd 0,11 ± 0,0 51,99 ± 4,54 ttd ttd ttd 4. Tempat limbah radioaktif cair ttd 0,09 ± 0,0 0,38 ± 0,05 ttd ttd ttd 5. Tempat bungkusan sesudah uji usap ttd ttd 0,17 ± 0,0 ttd ttd ttd 6. Pintu masuk ttd ttd ttd ttd ttd ttd Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 58
14 Kontaminasi radioaktif 137 Cs terdapat di tempat bungkusan sebelum uji usap dengan nilai (,39 ± 0,) Bq/cm. Tingkat kantamisasi pada tempat tersebut tergolong daerah kontaminasi rendah dan harus dilakukan dekontaminasi, mengingat tempat tersebut merupakan daerah yang harus bebas kontaminasi. Kontaminasi pada tempat tersebut kemungkinan berasal dari bungkusan zat radioaktif milik perusahaan yang disimpan pada tempat tersebut selama proses pengujian bungkusan tipe A. Tingkat kontaminasi radioaktif 60 Co berkisar dari (0,09 ± 0,0) Bq/cm di tempat limbah radioaktif cair hingga (0,11 ± 0,0) Bq/cm di tempat penyimpanan sumber radioaktif. Tempat tersebut termasuk daerah kontaminasi rendah. Sedangkan tingkat kontaminasi radioaktif 15 Eu berkisar dari (0,13 ± 0,0) Bq/cm di tempat limbah radioaktif padat hingga (51,99 ± 4,54) Bq/cm di tempat penyimpanan sumber radioaktif. Pada tempat limbah radioaktif padat, limbah radioaktif cair dan bungkusan sesudah uji usap termasuk daerah kontaminasi rendah. Pada tempat penyimpanan sumber radioaktif termasuk daerah kontaminasi tinggi karena tingkat kontaminasinya > 37 Bq/cm. Hal ini disebabkan kemungkinan bocornya wadah sumber 15 Eu yang disimpan di tempat tersebut mengikat wadah sumber tersebut terbuat dari bahan paralon. Pada tempat-tempat yang terkontaminasi radioaktif selanjutnya dilakukan proses dekontaminasi. Hasil pengukuran setelah proses dekontaminasi menunjukan bahwa tempat tersebut tingkat kontaminasinya tidak terdeteksi (ttd) atau < MDC dari alat Spektrometer Gamma HPGe yaitu tingkat kontaminasi untuk 137 Cs < 0,01 Bq/cm, untuk 60 Co dan 15 Eu < 0,0 Bq/cm, sehingga tempat tersebut dinyatakan bebas dari kontaminasi. IV. KESIMPULAN Rerata paparan radiasi di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif dari empat kali pengukuran di triwulan I, II, III dan IV tahun 010 berkisar antara (0,4 ± 0,07) mr/jam pada pintu masuk hingga (,4 ± 0,13) mr/jam pada tempat penyimpanan sumber radioaktif, sehingga perkiraan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi yang bekerja di ruang tersebut selama satu tahun ( jam/hari x 5 hari/minggu x 50 minggu/tahun = 500 jam) berkisar antara 1,06 msv hingga 10,63 msv. Nilai ini masih jauh di bawah NBD yang diizinkan sehingga tempat tersebut aman bagi pekerja radiasi. Tingkat kontaminasi radioaktif pada pengukuran triwulan I, III dan IV adalah tidak terdeteksi (ttd), sedangkan pada pengukuran triwulan II tingkat kontaminasi radioaktif 137 Cs adalah berkisar antara tidak terseteksi (ttd) hingga (,39 ± 0,) Bq/cm di tempat bungkusan sebelum uji usap, kontaminasi 60 Co berkisar antara (0,09 ± 0,0) Bq/cm di tempat limbah radioaktif cair hingga (0,11 ± 0,0) Bq/cm di tempat penyimpanan sumber radioaktif dan kontaminasi radioaktif 15 Eu berkisar antara (0,13 ± 0,0) Bq/cm di tempat limbah radioaktif padat hingga (51,99 ± 4,54) Bq/cm di tempat penyimpanan sumber radioaktif. Pada tempat yang terkontminasi Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 59
15 dilakukan dekontaminasi hingga tempat tersebut bebas dari kontaminasi. DAFTAR PUSTAKA 1. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR, Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir, Peraturan Kepala BATAN No. 39/KA/XI/005 tahun 005, Jakarta, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 007, tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, Jakarta, SUWARNO WIRYOSIMIN, Mengenal Asas Proteksi Radiasi, Penerbit ITB Bandung, Bandung, CEMBER, H., Introduction to Health Physics, Second Edition-revised and Enlarged, Health Professions Division, McGrow-Hill,Inc, Keputusan Kepala BAPETEN nomor: 01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, MUJI WIYONO dan BUNAWAS, Penentuan Aktivitas Limbah Radioaktif Padat Menggunakan Spektrometer Gamma In-Situ, Prosiding Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah V, PTLR-BATAN, Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang, 007, hal BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Prosedur Analisis Sampel Radioaktivitas Lingkungan, BATAN, Jakarta, hal BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Pengukuran Tingkat Kontaminasi Permukaan dan Dekontaminasi di Daerah Kerja dan Uji Kebocoran Sumber Radiasi, Petunjuk Praktikum, PTKMR BATAN, Jakarta, INTERNATIONAL STANDARD, Evaluation of Surface Contamination Part 1 : Beta-emitters (maximum beta energy greater than 0.15 MeV) and alpha-emitters, ISO , First edition, MARTIN, JAMES E., Physics for Radiation Protection, John Wiley & Sons, Inc, New York, INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Measurement of Radionuclides in Food and the Environment - A Guidebook., Tech. Rep. Ser. No.95, IAEA, Vienna, TANYA JAWAB 1. Penanya : Nani Suryani - PATIR Pertanyaan : - Mengapa pemantauan dilakukan setiap triwulan, tidak 1 bulan sekali atau 1 minggu sekali. Apa tidak terlalu lama waktunya? - Berapa lama syarat minimal pemantauan yang boleh dilakukan menurut standar yang berlaku?. - Berapa lama waktu penyimpanan sementara untuk limbah radioaktif sebelum dipindah ke tempat yang permanen/tetap? Jawaban : Muji Wiyono - Pemantauan dilakukan setiap triwulan karena disesuaikan dengan kegiatan pengelolaan limbah radioaktif yang dilaporkan tiap triwulan. Tidak, karena kegiatan ini dilakukan secara rutin sehingga besarnya paparan radiasi sudah dapat diperkirakan. - Menurut Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 007 batas minimal pemantauan harus dilakukan tidak diatur, tetapi pada Peraturan Pemerintah sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 000 tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion didalam penjelasannya pemantauan dilakukan setiap enam bulan sekali. - Tidak ada peraturan yang menyatakan secara tegas berapa lama waktu menyimpan limbah radioaktif Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 60
16 di ruang penyimpanan sementara, untuk PTKMR-BATAN kira-kira setiap (dua) tahun dalam penyimpanan sebelum dikirim ke PTLR, disesuaikan dengan jumlah volume limbah.. Penanya : Ghulam F.A. - PTKMR Pertanyaan : - Bagaimana metode proteksi Bapak, saat melakukan pengusapan di dalam ruang penyimpanan, mengingat banyak zat radioaktif di situ? - Bagaimana manajemen pemantauan udara di ruang penyimpanan agar bisa dipastikan tidak terjadi dispersi debu radioaktif dari ruang penyimpanan ke udara lingkungan? Jawaban : Muji Wiyono - Metode proteksi yang digunakan adalah dengan membatasi waktu/mempersingkat waktu dan memakai sarung tangan pada saat pengusapan. - Pernah dilakukan pemantauan debu radioaktif dengan metode TSP (total suspended particulat) dan pengukuran gas radon dan thoron pada tahun Penanya : Ngatino - PPGN Pertanyaan : - Perkiraan dosis yang diterima pekerja 1,06-10,63 msv/tahun. Bagaimana penentuannya sedangkan data paparan 0,4,4 mr/jam (dengan faktor bobot 0,887 perkiraan dosis tahunan seharusnya lebih tinggi). - Sumber radiasi yang dominan apa? Bagaimana korelasi dengan batas kontaminasi yang ditampilkan untuk α dan β? Jawaban : Muji Wiyono - Koreksi, barangkali yang dimaksud bukan faktor bobot radiasi tetapi faktor konversi nilai laju paparan ke dosis, yaitu untuk radiasi gamma adalah 1 R/jam = 0,877 Rad/jam. Penentuan dosis radiasi adalah rerata laju paparan radiasi dikalikan faktor konversi dari nilai paparan ke dosis dikalikan actor bobot radiasi dikalikan 500 jam (satu tahun bekerja dengan maksimum bekerja jam/hari). - Sumber radiasi yang paling dominan adalah gamma. Kontaminasi radioaktif dari radionuklida pemancar gamma nilai batasannya mengacu pada kontaminasi beta (β). 4. Penanya : Jaka Iman PRSG Pertanyaan : - Berapa nilai batas maksimum, batas aman bagi pekerja radiasi? - Berapa hasil pengukuran pada ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif padat, cair? - Apakah pengambilan 6 titik pengukuran sudah mewakili untuk luas di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif? Jawaban : Muji Wiyono - Menurut Keputusan Kepala BAPETEN nomor: 01/Ka- BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, batas aman paparan radiasi bagi pekerja radiasi adalah,5 mr/jam. - Kontaminasi pada tempat penyimpanan limbah radioaktif padat adalah (0,10 ± 0,0) Bq/cm untuk 60 Co dan (0,13 ± 0,0) Bq/cm untuk 15 Eu dan di tempat penyimpanan limbah radioaktif cair adalah (0,09 ± 0,0) Bq/cm untuk 60 Co dan (0,38 ± 0,05) Bq/cm untuk 15 Eu. - Pengambilan 6 titik pengukuran sudah cukup mewakili karena semua tempattempat di ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif sudah diukur. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional 61
BAB II Besaran dan Satuan Radiasi
BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang
Lebih terperinciEVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 ABSTRAK Endang Sukesi, Sudaryati, Budi Prayitno Pusat
Lebih terperinciBAB V Ketentuan Proteksi Radiasi
BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi Telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi pengion dan Surat Keputusan Kepala BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99
Lebih terperinciKAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET
KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET Rr.Djarwanti Rahayu Pipin Sudjarwo Pusat Radioisotop Dan Radiofarmaka BATAN, Gedung 11 kawasan Puspiptek Serpong Sekretaris
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN
EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN - L. Kwin Pudjiastuti, Arie Budianti, M.Cecep Cepi Hikmat Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA
PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA Suparno -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN
EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN - L. Kwin Pudjiastuti, Arie Budianti, M.Cecep Cepi Hikmat Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT
SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT Suhaedi Muhammad 1 dan Rr. Djarwanti,RPS 2 1 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN Gedung B Lantai 2, Kawasan
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008.
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008. ENDANG SUKESI, BUDI PRAYITNO PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR BATAN Gedung 20 - Kawasan Puspiptek - Serpong
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T.
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T. Oleh : ADI WIJAYANTO 1 Adi Wijayanto Badan Tenaga Nuklir Nasional www.batan.go.id CAKUPAN
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk pengukuran radionuklida alam dalam sampel adalah yang sesuai dengan standar acuan IAEA (International Atomic
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )
ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR ) Elfida, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNA PEKERJA PUSAT
Lebih terperinciPEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011
PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011 ABSTRAK Amir Djuhara, Ngatino, M. Yasin Pusat Pengembangan Geologi Nuklir BATAN Jl. Lebak Bulus Raya No.9, Ps. Jumat,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENGENDALIAN PROTEKSI RADIASI DAERAH KERJA, PERSONIL DAN LINGKUNGAN DI PTLR
PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PROTEKSI RADIASI DAERAH KERJA, PERSONIL DAN LINGKUNGAN DI PTLR L. Kwin Pudjiastuti, M.Cecep CH, M. Romli, Adi Wijayanto, Arie Budianti, Mahmudin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
Lebih terperinciPEMANTAUAN DOSIS PERORANGAN DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG
PEMANTAUAN PERORANGAN DI PUSAT TEKLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG Afida Ikawati, Irma Dwi Rahayu, Rini Heroe Oetami Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN Jl. Tamansari No.71
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007
ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007 Budi Prayitno (1) dan Suliyanto (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir- BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong,
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )
EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR ) Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 212 ISSN 852-2979 EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciWidyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN
Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: 46-51 ISSN 1410-5357 Usulan Nilai Pembatas Dosis Bagi Pekerja Radiasi dan Peserta Pelatihan di Pusdiklat BATAN Proposal of Dose Constraint Value for Radiation
Lebih terperinciOPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN
ARTIKEL OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN R. Suminar Tedjasari, Ruminta G, Tri Bambang L, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK OPTIMASI ALAT CACAH
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional PDL.PR.TY.PPR.00.D03.BP 1 BAB I : Pendahuluan BAB II : Prinsip dasar deteksi dan pengukuran radiasi A. Besaran Ukur Radiasi B. Penggunaan C.
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR
STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Januari 2007 Pengantar Sejak tahun 2000 BATAN telah ditunjuk oleh Badan Standardisasi
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO
EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciDEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING
DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING Suliyanto, Muradi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang ABSTRAK DEKONTAMINASI
Lebih terperinciANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE
ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE 2008-2012 ABSTRAK Moch Romli, L. Kwin Pudjiastuti, Mahmudin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ANALISIS
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM Endang Sukesi I dan Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -BATAN
Lebih terperinciEVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMAN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2011
EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMAN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2011 Muradi, Sri Wahyuningsih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Gedung 65 Kawasan Nuklir Serpong ABSTRAK EVALUASI
Lebih terperinciPEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012
PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012 ABSTRAK Tri Bambang L Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciANALISA TINGKAT KONTAMINASI DOSIS NUKLIR DAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR
Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 3, No. 4, Oktober 4, Hal 37-38 ANALISA TINGKAT KONTAMINASI DOSIS NUKLIR DAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR Rafli Filano, Eko Hidayanto
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011 Bambang Purwanto, Ngatino, Amir Djuhara Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Jl. Lebak Bulus Raya No. 9 Kawasan PPTN Pasar Jumat Jakarta
Lebih terperinciPEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI
PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI Suliyanto, Muradi, Endang Sukesi I. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan puspiptek Gedung 20, Serpong
Lebih terperinciPEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005
PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 005 Agus Gindo S., Syahrir, Sudiyati, Sri Susilah, T. Ginting, Budi Hari H., Ritayanti Pusat Teknologi Limbah
Lebih terperinciANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY
ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY YULIUS SUMARNO, UNGGUL HARTOYO, FAHMI ALFA MUSLIMU Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang
Lebih terperinciTEORI DASAR RADIOTERAPI
BAB 2 TEORI DASAR RADIOTERAPI Radioterapi atau terapi radiasi merupakan aplikasi radiasi pengion yang digunakan untuk mengobati dan mengendalikan kanker dan sel-sel berbahaya. Selain operasi, radioterapi
Lebih terperinciPENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN 2012 ABSTRAK Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI
Lebih terperinciPENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016
PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi, Universitas Brawijaya Jl. Veteran 12-16 Malang, 65145, Telp. 085784638866,
Lebih terperinciANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK
ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK Kristiyanti 1, Wahyuni Z Imran 1, Lely Yuniarsari 1 1 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN ABSTRAK ANALISIS WAKTU
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU YANG BEKERJA DI INSTALASI
Lebih terperinciPENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI
PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI Wijono, Pujadi, dan Gatot Wurdiyanto Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN ABSTRAK PENGUNGKUNGAN 85 Kr, 133 Xe,
Lebih terperinciPREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida
PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16 Malang 65145, Telp. 085784638866
Lebih terperinciASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT
ASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT Suhaedi Muhammad Pusat Teknologi Keselamatan Dan Metrologi Radiasi BATAN Pasar Jum at email : suhaedi.muhammad@yahoo.com Rimin Sumantri
Lebih terperinciPRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir
ABSTRAK PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir Suhartono, Suparno, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PRARANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciEVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif 1) dan A.C. Prasetyowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, Serpong,
Lebih terperinciPENELITIAN DAN NUKLIR ABSTRAK PEKERJA BKTPB 1,27. msv. BEM. merupakan. tahun. ABSTRACTT. for radiation. carried out. on radiation.
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Yogyakarta, 26 September 2012 EVALUASI PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA PEKERJA RADIASI DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA TAHUN 2011 Fajar Panuntun, Suparno Pusat Teknologi
Lebih terperinciSuhaedi Muhammad, Rimin Sumantri PTKMR BATAN
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF YANG DIHASILKAN DARI PRODUK GENERATOR Tc 99m Suhaedi Muhammad, Rimin Sumantri PTKMR BATAN Rr. Djarwanti Rahayu Pipin Soedjarwo PRR BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciKOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA PEKERJA PPTN SERPONG BERDASARKAN ICRP 30 TERHADAP ICRP 68
KOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA PEKERJA PPTN SERPONG BERDASARKAN ICRP 30 TERHADAP ICRP 68 Ruminta Ginting, Yanni Andriyani, Tri Bambang L *) ABSTRAK KOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA
Lebih terperinciEVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL DESEMBER 2000
ISSN 0216-3128 97 EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL 2000 - DESEMBER 2000 Pusat Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka
Lebih terperinciUJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto
Uji Banding Sistem Spektrometer (Nugroho L, dkk) Abstrak UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152 Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto UJI BANDING SPEKTROMETER GAMMA
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSONEL DI PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG TAHUN 2005
PENGENDALIAN PERSONEL DI PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG TAHUN 2005 Sri Widayati, RS Tedjasari, Elfida, L. Kwin P, Ruminta G, Tri Bambang L., Yanni A. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGENDALIAN
Lebih terperinciKAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000
KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000 Moch Romli, M.Muhyidin Farid, Syahrir Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN Gedung 50 Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15310
Lebih terperinciPRARANCANGAN PEMANTAUAN RADIASI DAN KONTAMINASI UDARA DI RUANG KERJA KOMPAKSI DI IPLR
PRARANCANGAN PEMANTAUAN RADIASI DAN KONTAMINASI UDARA DI RUANG KERJA KOMPAKSI DI IPLR Cerdas Tarigan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PRA RANCANGAN PEMANTAUAN RADIASI DAN KONTAMINASI UDARA
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR
YOGYAKARTA, - NOVEMBER 007 PENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR BUDI PRAYITNO Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 530 Banten Telp (0) 756095
Lebih terperinciMETODA DAN PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI NUKLIR
Yogyakarta, 6 September 0 METODA DAN PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI NUKLIR Rinaldo, Endang Sukesi, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, email
Lebih terperinciEVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008
EVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008 SRI WAHYUNINGSIH, SULIYANTO Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Gedung 20, Kawasan Puspiptek - Serpong
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciPENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun ISSN 0852-2979 PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. ABSTRAK Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR
LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2011... TENTANG DEKOMISIONING INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR A. Kerangka Format Laporan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN. TENTANG SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU YANG BEKERJA DI INSTALASI
Lebih terperinciOPERASIONAL SISTEM PEMANTAUAN RADIASI SECARA REALTIME DI DAERAH KERJA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
OPERASIONAL SISTEM PEMANTAUAN RADIASI SECARA REALTIME DI DAERAH KERJA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF L.Kwin Pudjiastuti, Adi Wijayanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN Email : ptlr@batan.go.id
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciDEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR-16 IEBE PTBN
No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 DEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR-16 IEBE PTBN Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK DEKONTAMINASI MESIN
Lebih terperinciEVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF
EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, 15310 E-mail : kwin@batan.go.id
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciANALISIS DOSIS RADIASI PADA KOLAM AIR IRADIATOR GAMMA 2 MCi MENGGUNAKAN MCNP
ANALISIS DOSIS RADIASI PADA KOLAM AIR IRADIATOR GAMMA 2 MCi MENGGUNAKAN MCNP Kristiyanti, Edy Karyanta Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir - BATAN Email : kristiyantiwst@yahoo.com ABSTRAK ANALISIS DOSIS RADIASI
Lebih terperinciSistem Pencacah dan Spektroskopi
Sistem Pencacah dan Spektroskopi Latar Belakang Sebagian besar aplikasi teknik nuklir sangat bergantung pada hasil pengukuran radiasi, khususnya pengukuran intensitas ataupun dosis radiasi. Alat pengukur
Lebih terperinciAnalisis tingkat kontaminasi permukaan daerah kerja dan laju paparan radiasi pada Instalasi Kedokteran Nuklir
Analisis tingkat kontaminasi permukaan daerah kerja dan laju paparan radiasi pada Instalasi Kedokteran Nuklir Ukhti Lailun Nisa 1), Gani Gunawan 2), Zaenal Arifin 1) dan Eko Hidayanto 1) 1) Departemen
Lebih terperinciMETODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS
METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS Gatot Wurdiyanto, Holnisar, dan Hermawan Candra Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK Telah
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
No.185, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Keselamatan. Keamanan. Zat Radio Aktif. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5728). PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciKALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU
KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU Imam Sholihuddin, Drs. Johan A. E. Noor, M.Sc, PhD, Drs. H. Bunawas, APU. Jurusan Fisika, FMIPA Universitas
Lebih terperinciPENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM
ISSN 1979-2409 Penanganan Llmbah Radioaktif Padat Aktivitas Rendah Pasca Penggantian Hepa Filter Di IRM (Susanto, Sunardi, Bening Farawan) PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN
Lebih terperinciPaparan radiasi dari pekerja radiasi sejak tahun berdasarkan kriteria dan lama kerja
Majalah Farmasi Indonesia, 21(2), 106 114, 2010 Paparan radiasi dari pekerja radiasi sejak tahun 1997 2006 berdasarkan kriteria dan lama kerja Radiation exposure of radiation workers from 1997 2006 based
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA
Lebih terperinciGAMBARAN DOSIS INTERNA DARI BIOASSAY SAMPEL URINE PENDUDUK DESA BOTTENG KABUPATEN MAMUJU
GAMBARAN DOSIS INTERNA DARI BIOASSAY SAMPEL URINE PENDUDUK DESA BOTTENG KABUPATEN MAMUJU Feydri Ferdita Dera 1*, Sri Suryani 1, Bualkar Abdullah 1, Eko Pudjadi 2 Departemen Fisika,FMIPA Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciPEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE PTBN
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE PTBN 48 Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi Bahan Bakar
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.672, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Radiasi Proteksi. Keselamatan. Pemanfaatan. Nuklir. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciMETODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH
Pujadi, dkk. ISSN 0216-3128 5 METODE STANDARDISASI SUMBER Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH Pujadi, Hermawan Chandra P3KRBiN BATAN ABSTRAK METODE STANDARDISASI SUMBER
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF
ANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF KRISTIYANTI, WIRANTO BUDI SANTOSO, ISTOFA PUSAT REKAYASA PERANGKAT NUKLIR Abstrak ANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH SURAT IZIN BEKERJA BAGI PETUGAS TERTENTU DI INSTALASI YANG MEMANFAATKAN SUMBER RADIASI PENGION DENGAN
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR
78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN. Prasyarat : 1. Deteksi Dan Pengukuran Radiasi 2. Fisika Atom Dan Inti
RENCANA PROGRAM KEGIATAN Nama Matakuliah : Proteksi Radiasi Dan Keselamatan Kerja Kode/sks : TKN 364/3 sks Prasyarat : 1. Deteksi Dan Pengukuran Radiasi 2. Fisika Atom Dan Inti Status kuliah : Wajib DESKRIPSI
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
EVALUASI KESELAMATAN RADIASI DI KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS (KH-IPSB3) PASCA PENGISIAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY ABSTRAK L.Kwin
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1549, 2013 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. TENORM. Keselamatan Radiasi. Proteksi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KESELAMATAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK
Lebih terperinciTINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS
TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS Mashudi, Unggul Hartoyo, Suhartono, Sunarningsih Kawasan Puspiptek, Gd 31, Serpong, Tangerang-Selatan
Lebih terperinciVALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA
ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciUnnes Physics Journal
Unnes Physics 1 (1) (2012) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR INSTALASI RADIODIAGNOSTIK RUMAH SAKITDI SEMARANG Lely. N*,
Lebih terperinciPENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM)
PENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM) Susanto, Pertiwi Diah Winastri, Hendro wahyono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SK. BAPETEN NOMOR : 01/KA-BAPETEN/V 1999, TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI DI INSTALASI NUKLIR.
IMPLEMENTASI SK. BAPETEN NOMOR : 01/KA-BAPETEN/V 1999, TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI DI INSTALASI NUKLIR. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang
Lebih terperinciPENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK
ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS
Lebih terperinciRADIASI DI INSTALASI SEMINAR PROSIDING. Suliyanto, dkk ABSTRAK telah. (IRM) tahun. radiasi yang. balok Pb dan II yaitu < 20.
Yogyakarta, 27 Juli 20 EVALUASI TINGKAT RADIASII DAN KONTAMINASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 200 Suliyanto, Muradi, Eng Sukesi I Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang
Lebih terperinciKAJIAN BESARNYA DOSIS YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI PADA PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP
KAJIAN BESARNYA DOSIS YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI PADA PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP Suhaedi Muhammad 1 dan Rr. Djarwanti,RPS 2 1 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN email: suhaedi.muhammad62@gmail.com
Lebih terperinciBAB III BESARAN DOSIS RADIASI
BAB III BESARAN DOSIS RADIASI Yang dimaksud dengan dosis radiasi adalah jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya.
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008
PEMANTAUAN RAIOAKTIVITAS UARA BUANG INSTALASI RAIOMETALURGI TAHUN 2008 Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN RAIOAKTIVITAS UARA BUANG INSTALASI RAIOMETALURGI TAHUN 2008. Pemantauan
Lebih terperinci