METODA DAN PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI NUKLIR
|
|
- Sudomo Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Yogyakarta, 6 September 0 METODA DAN PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI NUKLIR Rinaldo, Endang Sukesi, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, ptbbn@batan.go.id ABSTRAK METODA DAN PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI NUKLIR. Metoda dan pengolahan data pengukuran radioaktivitas di permukaan lantai instalasi nuklir, telah dilakukan. Pengukuran radioaktivitas pada permukaan lantai di instalasi nuklir perlu dilakukan, hal ini mengingat apabila terjadi kontaminasi pada suatu permukaan lantai dapat membahayakan pekerja di daerah tersebut. Pengukuran secara langsung dilakukan dengan mempergunakan detektor radiasi di lokasi kejadian dan hasilnya langsung terbaca pada alat. Pengukuran secara tidak langsung dilakukan dengan mengusapkan lantai seluas ± 00 cm menggunakan kertas filter di lokasi yang diukur. Kemudian kertas filter tersebut dicacah nya dengan mempergunakan alat cacah radiasi. Pembahasan yang dilakukan meliputi, cara untuk pengukuran, pengolahan data dari hasil ukur, dan batasan kontaminasi radioaktivitas di permukaan lantai. Hasil pengukuran secara langsung secara signifikan lebih meyakinkan, jika dibandingkan dengan hasil pengukuran secara tidak langsung. Kata kunci : Kontaminasi permukaan, tes usap, pengukuran radioaktivitas, pengolahan data ABSTRACT METHOD AND DATA PROCESSING OF MEASUREMENT RADIOACTIVITY IN SURFACE FLOOR OF A NUCLEAR PLANT. Method and data processing of measurement radioactivity in surface floor of a nuclear plant, has been done. Measurement of radioactivity on the surface of the nuclear installation needs to be done, this is given in case of radioactive contamination on a floor surface can be harmful to workers in the area. Direct measurements, performed with the use of radiation detectors at the scene, and the results are directly readable on the device. Indirect measurements performed with wipe the floor area of ± 00 cm using a paper filter in a location that is measured. Then the filter paper, counted its radioactive using equipment of radiation counter. Discussion include, how to measurement, data processing of measurement results, and the limits of radioactivity contamination on the surface of the floor. The results of direct measurements is significantly more convincing, when compared with the results of indirect measurements. Keywords : Surface contamination, smear test, measurement of radioactivity, the data processing. PENDAHULUAN B erdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 0 tahun 997 tentang Ketenaganukliran, Pasal 6 ayat berbunyi : Setiap kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan tenaga nuklir wajib memperhatikan keselamatan, keamanan dan ketentraman, kesehatan pekerja dan anggota masyarakat, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup []. Instalasi nuklir yang memproses uranium atau zat dalam keadaan terbuka sangat dimungkinkan terjadinya kontaminasi permukaan oleh zat tersebut. Untuk mengukur besarnya kontaminasi permukaan Rinaldo, dkk. ISSN Buku I hal. 79
2 Yogyakarta, 6 September 0 tersebut dapat dilakukan dengan macam cara, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Pengukuran langsung sangat praktis karena hasil kontaminasi langsung dapat diketahui. Namun demikian adakalanya tidak dapat dilakukan pengukuran secara langsung karena instalasi nuklir tesebut tidak memiliki detektor yang dapat mengukur secara langsung, atau dapat juga disebabkan benda/lantai yang terkontaminasi tersebut tidak memungkinkan untuk diukur kontaminasinya secara langsung. Pengukuran radioaktivitas permukaan lantai secara tidak langsung atau biasa disebut juga dengan smear test atau tes usap sering juga dilakukan di instalasi nuklir dengan alasan hasil dari tes usap tersebut dapat diketahui besarnya kontaminasi permukaannya dan sekaligus dengan bantuan Multy Channel Analiezer (MCA) dapat diketahui jenis radionuklida kontaminan (Analisis kuantitatif dan kualitatif). Mengingat pentingnya pengukuran radioaktivitas pada permukaan lantai ini, maka dalam makalah ini dibahas kedua metoda tersebut yaitu : tentang metoda pengukuran radioaktivitas di permukaan lantai yang meliputi, cara pengukuran, pengolahan data dari hasil ukur, dan batasan kontaminasi radioaktivitas di permukaan lantai. Tujuan pembahasan kedua metoda ini untuk memberikan pembelajaran kepada para operator dalam melaksanakan tugas tersebut. TEORI Pengukuran radioaktivitas di suatu tempat mempunyai tujuan tertentu dan pengolahan data dari hasil yang diukurpun disesuaikan dengan keperluannya. Tiga maksud dari pengukuran radioaktivitas adalah [] :. Pengukuran Keselamatan : Pengukuran Keselamatan adalah untuk menunjukkan bahaya nyata langsung atau tidak langsung di lokasi tertentu atau keberadaan kelompok nyata personel yang terlibat. Secara umum keberadaan radionuklida dilokasi tersebut diharapkan diketahui dan bila melebihi batas tertentu harus dapat diambil tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku.. Pengukuran Kontrol : Pengukuran kontrol adalah untuk menunjukkan bahwa batasan nilai pengukuran tidak melebihi batasan yang diizinkan. Hasil nilai pengukuran mengacu pada batasan dan bahaya jangka panjang. Hal ini untuk mengetahui efek jangka pendek dan lokal, yang menjadi dasar penilaian keselamatan, batas ini biasanya berisi faktor factor keselamatan. Secara umum, pengukuran kontrol akan menunjukkan hanya konsentrasi maksimum yang diizinkan untuk nuklida kritis tertentu belum terlampaui. Jika melebihi konsentrasi maksimum yang diizinkan, penyelidikan yang lebih akurat diperlukan dalam rangka untuk menilai potensi bahaya yang ada. 3. Pengukuran Statistik : Pengukuran statistik adalah untuk mengukur konsentrasi yang mungkin dapat menyebabkan bahaya radiasi bagi pekerja radiasi, terlepas dari apakah ketentuan hukum/peraturan telah dilanggar atau tidak dilanggar. Pengukuran statistik biasanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Selanjutnya pengertian dari pengukuran langsung, pengukuran tidak langsung dan pencacahan serta perhitungan hasil tes usap adalah sebagai berikut : Pengukuran Langsung : Pengukuran radioaktivitas dipermukaan secara langsung adalah suatu pengukuran dilakukan secara langsung di lokasi yang akan diukur radioaktivitasnya. Pengukuran langsung dilakukan dengan menggunakan detektor yang dilengkapi alat pembacaan berapa besarnya radioaktivitas pada permukaan tersebut. Hasil bacaan langsung dibaca pada monitor alat tersebut dalam satuan aktivitas/luas atau biasanya dalam satuan Bg/cm. Detektor yang dipergunakan dapat berupa detektor atau, tergantung keperluan pengukuran tersebut. Pengukuran secara langsung lebih praktis jika dibandingkan dengan pengukuran tidak langsung, karena besarnya radioaktivitas langsung dapat diketahui/terbaca pada alat ukur. Namun demikian ada kalanya pengukuran langsung tidak dapat dilakukan karena lokasi yang diukur tidak memungkinkan diukur secara langsung. Pengukuran tidak langsung : Pengukuran radioaktivitas dipermukaan secara tidak langsung dilakukan dengan cara pengusapan permukaan yang terkontaminasi seluas sekitar 00 cm dengan menggunakan kertas filter. Kemudian kertas filter tersebut dicacah radiasinya dengan detektor radiasi sesuai dengan keperluannya (detektor, detektor ). Dari hasil cacahan dihitung besarnya radioaktivitas pada permukaan lantai dalam satuan Bq/m 3 berikut ralat pengukurannya. Pengukuran tak langsung radioaktivitas pada permukaan lantai secara umum didasarkan kepada aktivitas persatuan luas lantai yang diukur/dipantau. Berdasarkan prinsip ini diturunkanlah persamaan besarnya radioaktivitas pada permukaan lantai yang dituliskan sebagai persamaan () [3] : Ak N () A E P Buku I hal. 80 ISSN Rinaldo, dkk
3 Yogyakarta, 6 September 0 dengan : Ak = aktivitas kontaminasi (atau ), Bq/cm N = cacah netto cuplikan, cps A = luas permukaan yang di usap,00 cm E = efisiensi alat cacah, % P = fraksi yang diambil dalam tes usap (0%) Dalam perhitungan nilai fraksi yang terambil (P) saat pengambilan tes usap ini diambil besarnya 0 %. Nilai inilah yang selalu menjadi bahan diskusi apakah nilai sebesar 0 % ini cukup meyakinkan untuk dipakai dalam menghitung radioaktivitas yang terangkat dalam tes usap. Adanya berbagai masalah tersebut, maka dirasa perlu untuk memperkirakan berapa besarnya prosentasi kontaminan yang terangkat dalam pengukuran tidak langsung (tes usap). Pengukuran tidak langsung ini dilakukan dengan cara mengusap permukaan lantai searah jarum jam dengan menggunakan kertas filter untuk keperluan tes usap. Berdasarkan literatur, permukaan yang diusap adalah seluas sekitar 00 cm dan dilakukan satu kali usapan [3]. Kemudian kertas filter tersebut dicacah guna mengetahui berapa besar radioaaktivitas yang terdapat pada permukaan lantai tersebut. Pencacahan dan Perhitungan Hasil Tes Usap. Adapun langkah langkah pencacahan dan perhitungan hasil dari pengukuran tidak langsung tersebut sebagai berikut :. Kertas filter yang akan dipakai untuk tes usap tersebut sebelumnya dicacah dengan alat cacah yang telah disediakan untuk mengetahui berapa cacah latarnya.. Pelaksanaan pencacahan disesuaikan dengan kebutuhan, minimal selama menit, dan minimal sebanyak tiga kali pencacahan. 3. Selanjutnya kertas filter tersebut dipakai untuk mengusap lantai yang diukur radioaktivitasnya. 4. Kemudian kertas filter tersebut dicacah tersebut dicacah guna mengetahui berapa besar radioaaktivitas yang terdapat pada permukaan lantai tersebut. 5. Hasil cacahan tersebut dirata-rata dan dikurangi dengan cacah latar. 6. Dihitung besarnya aktivitas kontaminasi α dipermukaan dengan menggunakan persamaan () Untuk pengukuran keperluan statistik diperhitungan ralat dari pengukuran tersebut. Adapun hasil akhir untuk keperluan statistik dituliskan dalam bentuk Ak Ak SAk dengan : Ak N () A E P Adapun penurunan ralat perambatan sebagai berikut [4,5,6] : Ak SAk N Ak P A E Ak A Ak E Sn Sa Se Sp P / = Sn N Sa A A E P N Se N Sp (4) E P A E P (3) / Catatan : A, E, P dan N pada Persamaan (4) adalah harga rerata. Kelemahan dalam pelaksanaan tes usap diantaranya hasil dari pengukurannya tidak begitu akurat karena fraksi yang terangkat dalam tes usap sangat dipengaruhi banyak faktor. Faktor yang paling dominan adalah cara petugas yang melaksanakan tes usap, jenis kontaminan dan jenis kertas usap yang dipakai. Disamping itu pengambilan tes usap sifatnya tidak bisa diulang (Reproductsible). Berdasarkan pustaka [3] untuk jenis lantai licin nilai fraksi/prosentasi kontaminan yang terangkat besarnya sekitar 0 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga prosentasi kontaminan yang terangkat ini diantaranya cara pengambilan, jenis kontaminan padat/cair, jenis kertas usap, diameter kontaminan dan faktor kelembaban ruangan tersebut. Pengukuran radioaktivitas permukaan lantai secara tidak langsung atau biasa disebut juga dengan smear test sering dilakukan di Instalasi nuklir dengan alasan hasil dari tes usap tersebut selain dapat diketahui besarnya kontaminasi permukaannya juga dapat diketahui jenis radionuklida kontaminan dengan bantuan Multy Channel Analiezer (analisis kualitatif). Batasan kontaminasi permukaan lantai mengacu kepada Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, BAPETEN nomor 0/Ka- BAPETEN/V-999. Adapun batasan kontaminasi permukaan lantai tersebut ialah [7] :. Daerah kontaminasi rendah, lebih kecil dari 0,37 Bq/cm untuk pemancar (untuk lebih kecil dari 3,7 Bq/cm ).. Daerah kontaminasi sedang, untuk pemancar 0,37 Bq/cm tetapi < 3,7 Bq/cm, untuk pemancar 3,7 Bq/cm tetapi < 37 Bq/cm 3. Daerah kontaminasi tinggi, batasan untuk 3,7 Bq/cm dan untuk 37 Bq/cm. Rinaldo, dkk. ISSN Buku I hal. 8
4 Yogyakarta, 6 September 0 TATA KERJA Dalam pelaksanaan pengukuran radioaktivitas permukaan lantai dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran tak langsung (Tes usap/smert test). Secara umum langkah-langkah pengukuran secara langsung dan tidak langsung adalah: Pengukuran Secara Langsung. Detektor radiasi yang akan dipergunakan disesuaikan dengan jenis radiasi yang akan diukur. Sebelum memulai pengukuran secara langsung, detektor yang akan dipakai dihidupkan dan dinaikkan tegangan kerja detektor hingga sesuai, dengan cara membuat curve plateu. (biasanya tegangan detektor berkisar sekitar 750 KV DC). Kemudian diatur waktu pencacahan dalam bentuk cacah per menit atau sesuai kebutuhan yang diperlukan. Langkah selanjutnya dilakukan pencacahan cacah latar dan catat besarannya dalam satuan cacah per menit atau sesuaikan dengan keperluan. Selanjutnya dilakukan pengukuran langsung dilapangan/lantai yang terkontaminasi dan catat besarannya dalam cacah per menit atau disesuaikan dengan keperluan. Pengukuran ini biasanya diulangi minimal sebanyak 3 (tiga) kali pengukuran dan hasil dari pengukuran ini selanjutnya dikurangi dengan cacah latar. Sebelum pengukuran secara tidak langsung, detektor yang akan dipakai untuk mencacah besarnya radioaktivitas disiapkan terlebih dahulu, yaitu dengan cara dihidupkan dengan menggunakan sumber tegangan. Kemudian diatur tegangan kerja detektor dan cari tegangan detektor yang sesuai dengan cara membuat curve plateu. (biasanya tegangan detektor berkisar sekitar 750 kv DC). Kemudian diatur waktu pencacahan dalam bentuk cacah per menit atau sesuai kebutuhan yang diperlukan. Langkah selanjutnya dilakukan pencacahan cacah latar dan dicatat besarannya dalam satuan cacah per menit atau disesuaikan dengan keperluan. Gambar. Alat cacah Ludlum 4 untuk pengukuran secara langsung. Gambar. Lokasi sampling tes usap di daerah service area IRM PTBN BATAN untuk metoda langsung dan tidak langsung. Pengukuran Secara Tidak Langsung (Tes usap). Pengukuran secara tidak langsung dilakukan dengan bantuan kertas filter yang diusapkan pada permukaan lantai seluas sekitar 00 cm. Kertas filter tersebut kemudian dicacah radioaktivitasnya dengan bantuan alat cacah radiasi. Gambar 3. Alat cacah Ludlum 3030 untuk pengukuran tidak langsung. Selanjutnya dilakukan pengukuran tak langsung dilapangan/lantai (tes usap) yang terkontaminasi zat dengan cara mengusap lantai tersebut menggunakan kertas filter sesuai dengan ukuran yang dikehendaki (Biasanya ukuran kertas filter tersebut berdiameter sekitar 5 cm) dan luasan yang diusap sekitar 00 cm. Kemudian kertas filter tersebut dicacah menggunakan alat cacah yang telah disiapkan tersebut dan dicatat besarnya cacahan dalam satuan cacah per menit atau sesuai dengan yang diperlukan. Buku I hal. 8 ISSN Rinaldo, dkk
5 Yogyakarta, 6 September 0 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran langsung ini dilakukan menggunakan detektor Ludlum tipe 4 dengan faktor koreksi untuk = 0,045 Bq/cm dalam bacaan cacah perdetik dan faktor koreksi detektor = 0,08 Bq/cm dalam bacaan cacah perdetik. Untuk pengukuran secara tidak langsung dipakai detektor Ludlum tipe 3030 dengan efisiensi detektor = (4,69 ± 0,3)% dan efisiensi detektor = (74,48±,3)%. Kedua gambar detektor tersebut dapat dilihat pada Gambar dan Gambar 3. Adapun lokasi pengambilan sampling dilakukan di Instalasi Radiometalurgi (IRM) dan titik lokasinya (nomor) seperti pada Gambar. Hasil pengukuran radioaktivitas secara langsung dan tidak langsung serta hasil pengolahan datanya ditampilkan pada Tabel, Tabel dan Tabel 3. Pengukuran untuk kepentingan Pengukuran Keselamatan biasanya dilakukan hanya sekilas saja, karena kepentingnya hanya untuk memonitor sesaat apakah radionuklida yang terdapat didaerah tersebut cukup aman. Oleh karena itu pengukuran untuk kepentingan keselamatan ini tidak ditabelkan disini. Tabel dan Tabel adalah jenis pengukuran untuk kepentingan Pengukuran kontrol dan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa nilai pengukuran tidak melebihi batasan yang diizinkan. Hasil nilai pengukuran mengacu pada batasan dan bahaya jangka panjang. Untuk pengukuran kepentingan Pengukuran Statistik contohnya ditabelkan pada Tabel 3, dimaksudkan untuk mengukur konsentrasi yang mungkin dapat menyebabkan bahaya radiasi bagi pekerja radiasi, terlepas dari apakah ketentuan hukum/peraturan telah dilanggar atau tidak dilanggar. Pada pengukuran statistik harus dihitung berapa besarnya sumbangan ralat pengukuran dari variabel-variabel yang memberikan ralat pengukuran ini. Tabel. Hasil pengukuran langsung di daerah service area IRM No (Bq/cm ) (Bq/cm ) 0,00 5,9 0,000 0,866 0,5 35,60 0,0068 5, ,86 0 0,3 4 0,94 465,60 0,0087 8, ,008 38,40 0,0004 0,69 Pada Tabel, hasil pengukuran secara langsung yang terbaca pada alat adalah cacahan dan. Kemudian hasil ini dikalikan dengan faktor koreksi untuk detektor = 0,045 Bq/cm, faktor koreksi detektor = 0,08 Bq/cm dalam bacaan cacahan perdetik dan hasilnya ditampilkan pada kolom 3 dan 4 Tabel. Pada pelaksanaan pengukuran secara tidak langsung dilakukan setelah pengukuran langsung. Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan hasil pengukuran tidak langsung ini jika dibandingkan dengan pengukuran langsung ada perbedaan yang sangat signifikan. Pada pengukuran secara tidak langsung, kertas filter diusapkan dipermukaan lantai yang akan diukur radioaktivitasnya seluas sekitar 00 cm. Kemudian hasil usapan tersebut dicacah dengan alat cacah pada Gambar 3. Hasil cacahannya diolah dengan menggunakan persamaan () dengan memasukkan nilai N pada Tabel kolom untuk dan kolom 3 untuk, Edetektor = 4,69% dan Edetektor = 74,48%, luasan yang diusap (A) = 00 cm, dan nilai fraksi yang terangkat dalam tes usap (P) = 0%. Hasil akhir dari pengukuran ini ditampilkan pada Tabel kolom 4 dan kolom 5. Pengukuran radioaktivitas dipermukaan lantai hasilnya terdapat perbedaan yang signifikan jika dibandingkan secara langsung dengan tidak langsung. Perbedaan hasil ukur ini secara jelas dapat dilihat pada di Tabel dan Tabel. Tabel. Hasil pengukuran tidak langsung di daerah service area IRM. No (Bq/cm ) (Bq/cm ) 0 33,0 0 0,074, 74,4 0,005 3,9 3 0, 83 0,00 0,86 4 0, 783, 0,00, ,4 74,8 0,00 0,65 Pengolahan data pengukuran radioaktivitas permukaan untuk kepentingan Pengukuran statistik dilakukan dengan cara mencari ralat dari variabel yang memberikan sumbangan ralat. Variabel tersebut ialah ralat statistik dari pencacahan, efisiensi detektor, luasan yang diusap dan fraksi yang terambil dalam tes usap. Untuk pengolahan data pengukuran radioaktivitas di permukaan udara, dapat dihitung nilai Ak Ak SAk dengan Ak dan SAk menggunakan persamaan () dan (4). Pengambilan ralat P diambil nilainya sebesarnya ½ kali skala terkecil bacaan, dalam hal ini harga P : Rinaldo, dkk. ISSN Buku I hal. 83
6 Yogyakarta, 6 September 0 P = (Prerata±Sp)% (5) = (0±0,5) %. Namun jika penentuan harga P ini pernah dilakukan di instalasi nuklir tersebut, ralat dari nilai P diambil dari nilai rata-rata P hasil penentuan. Contoh hasil pengolaan hasil pengukuran radioaktivitas pada permukaan berikut ralat deviasi standar ditabelkan pada Tabel 3. Tabel 3. Contoh hasil pengukuran tidak langsung radioativitas pada permukaan berikut ralat deviasi standar. No Cacah Beta Jumlah 4586 Rerata N 458, 6 Efisiensi Detektor = (74,48±,3)%, ralat luas pengusapan = 5 cm, Ralat Fraksi P = 0,5 %, Sa = 5, Sp = 0,5 Adapun ralat dari Sn dicari dari persamaan (6) Sn Sn n (N i N) i (6) n 3874,4 0,748 9 Masukkan nilai N 458, 6 cps, Edetektor = 74,48 %, A = 00 cm dan P = 0% pada persamaan (), didapat Ak = 6,506 Bq/cm. Selanjutnya untuk mendapatkan ralat pengukurannya dengan memasukkan nilai : N 458, 6, Edetektor = 74,48%, A = 00 cm, P = 0%, Sn = 0,748, Se =,3%, Sa =5 cm dan Sp = 0,5% yang terdapat pada Tabel 3. kedalam persamaan (4) didapat ralat radioaktivitas sebesar SAk 3,073 Bq/cm. Hasil perhitungannya radioaktivitas pada permukaan adalah sebagai berikut : Ak=(6,506±3,073) Bq/cm Ketelitian pengukuran = 00% - (3,073/6,506 x 00%) = 00% - 4,99% = 95,0% Catatan :. Ralat cacah (N) diambil sebesar n (Ni N) i Sn, pengambilan ralat dalam n contoh ini hasilnya lebih signifikan karena cacahan kontaminasi permukaan cukup besar nilainya.. Untuk menghitung deviasi standar rerata menggunakan persamaan (4). 3. Ralat ukur luas pengusapan diambil sebesar 5 cm ( ½ skala dari 0 cm ) 4. Ralat fraksi yang terambil diambil 0,5% Kelemahan dalam pelaksaan tes usap diantaranya hasil dari pengukurannya tidak begitu akurat karena fraksi yang terangkat dalam tes usap sangat dipengaruhi banyak faktor. Faktor yang paling dominan adalah cara petugas yang melaksanakan tes usap dan jenis kertas usap yang dipakai. Disamping itu pengambilan tes usap sifatnya tidak bisa diulang (Reproductsible). Berdasarkan literatur untuk jenis lantai licin nilai fraksi/prosentasi kontaminan yang terangkat besarnya sekitar 0%. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga prosentasi kontaminan yang terangkat ini diantaranya cara pengambilan, jenis kontaminan padat/cair,jenis kertas usap, secara diameter kontaminan dan faktor kelembaban ruangan tersebut. Pengukuran kontaminasi permukaan di instalasi nuklir umumnya bertujuan agar pekerja radiasi terhindar dari bahaya radiasi interna. Permukaan yang diukur biasanya lantai, meja kerja, peralatan kerja yang diduga terkontaminasi. Pengukuran kontaminasi sebaiknya dilakukan secara langsung. Namun demikian adakalanya hal ini tidak mungkin dilakukan karena sumber kontaminan tidak dapat dijangkau dengan detektor kontaminansi. Pengukuran secara langsung lebih menguntungkan karena dapat dilakukan pengulangan pengukuran dan hasilnya cenderung lebih mendekati kebenaran. Hal hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran radioaktivitas dipermukaan secara tidak langsung (tes hapus) ialah : Kalibrasi detektor, tegangan kerja detektor (plateu curve untuk pencacahan radiasi ), efisiensi detektor, fraksi yang terangkat dalam tes usap besarnya 0%, luasan permukaan yang di usap seluas 00 cm 3, cara pengusapannya searah jarum jam. Ralat dari fraksi yang terangkat dari tes usap ini diambil harganya ½ kali skala bacaan yaitu 0,5%. Pengolahan data pengukuran radioaktivitas permukaan untuk kepentingan pengukuran statistik menggunakan ralat perambatan yaitu variabel pengukuran yang berubah diralat dengan menggunakan metoda perambatan ralat yaitu : persamaan (4). Contoh Buku I hal. 84 ISSN Rinaldo, dkk
7 Yogyakarta, 6 September 0 hasil akhir dari pengolahan data pengukuran tidak langsung untuk radioaktivitas di permukaan lantai adalah sebagai berikut Ak = (6,58±3,073)Bq/cm dengan ketelitian pengukuran sebesar 95,0%. Jika dihubungkan dengan batasan kontaminasi permukaan lokasi tersebut termasuk daerah kontaminasi tinggi (batasan untuk daerah kontaminasi tinggi untuk 37 Bq/cm ) [7]. Pengukuran radiasi di instalasi nuklir dan pengolahan data yang benar diharapkan pekerja radiasi, masyarakat dan lingkungan terhindar dari dampak radiologi. Hal ini sesuai dengan undangundang Republik Indonesia nomor 0 tahun 997 tentang Ketenaganukliran, Pasal 6 ayat berbunyi : Setiap kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan tenaga nuklir wajib memperhatikan keselamatan, keamanan dan ketentraman, kesehatan pekerja dan anggota masyarakat, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup. KESIMPULAN Hasil dari pengukuran radioaktivitas dipermukaan lantai terdapat perbedaan yang signifikan jika dibandingkan pengukuran secara langsung dengan tidak langsung. Untuk pengukuran radioaktivitas secara langsung di lokasi,, 3, 4, 5 berturut turut : 0,000 Bq/cm ; 0,0068 Bq/cm ; 0 ; 0,0087 Bq/cm ; 0,0004 Bq/cm, sedangkan untuk radioaktivitas : 0,866 Bq/cm ; 5,6808 Bq/cm ; 0,3 Bq/cm ; 8,3808 Bq/cm ; 0,69Bq/cm. Untuk pengukuran radioaktivitas secara tidak langsung berturut turut : 0 ; 0,005 Bq/cm ; 0,00 Bq/cm ; 0,00 Bq/cm ; 0,00 Bq/cm, sedangkan untuk radioaktivitas : 0,074 Bq/cm ; 3,9 Bq/cm ; 0,86 Bq/cm ;,753 Bq/cm ; 0,65 Bq/cm. Namun untuk kepentingan khusus apabila ingin diketahui jenis radionuklida yang terdapat dilokasi tersebut akan lebih menguntungkan jika dilakukan dengan pengukuran secara tidak langsung. Untuk pengukuran secara tidak langsung sangat dipengaruhi dari cara pengusapannya, jenis kontaminasinya, jenis lantai yang diusap dan luasan lantai yang diusap. DAFTAR PUSTAKA. ANONIM, Undang-undang no. 0 tahun 997 Tentang Ketenaganukliran, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Tahun997.. DR. HANS KIEFER AND DR. RUPPRECHT MAUSHART WITH THE CO-OPERATION OF R. EHRET, H. FESSLER, E. PIESCH, AND G. STÄBLEIN. HANS KIEFER AND Dr. RUPPRECHT MAUSHART, Radiation Protection Measurement, Pergamon Press Ltd., New York, Page 4 and 5, ALAN MARTIN AND SAMUEL A. HABIRSON, An introduction to radiation protection, copy right 986, London, E. ZIJP, Analisa Pengukuran Fisika, Fakultas Ilmu Pasti dan Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tahun GANW KUZMA AND STEPHENE, Basic Statistics For Health Science, 4rd Edition, BUDI PRAYITNO, Pengukuran Radiasi Dan Pengolahan Data Di Instalasi Nuklir, Prosiding ISSN : Seminar Nasioanal III SDM Teknologi Nuklir, Yogyakarta, Tahun ANONIM, Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir nomor : 0 /Ka- BAPETEN /V-999 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, BAPETEN, Jakarta, Tahun 999. TANYA JAWAB Wijiyono Tes usap dapat dilakukan dimana saja? Rinaldo Pada prinsipnya tes usap dilakukan di daerah yang diduga telah terkontaminasi zat dan tidak dapat dilakukan pengukuran secara langsung. Namun untuk kepentingan khusus guna melihat jenis radionuklida pada suatu permukaan, tes usap dapat dilakukan dimana saja. Sunardi Berapakah batasan yang masih diperbolehkan/dibenarkan antara pengukuran langsung dan tidak langsung? Apakah yang menyebabkan perbedaan yang tinggi antara pengukuran langsung dan tidak langsung? Rinaldo Tidak ada batasannya, namun perlu diingat hasil pengukuran secara langsung tidak dapat dibandingkan dengan pengukuran secara tidak langsung, hal ini mengingat dalam melakukan tes usap sangat dipengaruhi dari cara pengusapan dan fraksi yang terambil dalam tes usap. Perbedaan tersebut disebabkan dalam pengukuran langsung dan pengukuran tak langsung (tes usap) sangat dipengaruhi dari cara pengusapan, fraksi yang terambil dalam tes usap, jenis kontaminan dan jenis lantai yang terkontaminan. Rinaldo, dkk. ISSN Buku I hal. 85
EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 ABSTRAK Endang Sukesi, Sudaryati, Budi Prayitno Pusat
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008.
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008. ENDANG SUKESI, BUDI PRAYITNO PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR BATAN Gedung 20 - Kawasan Puspiptek - Serpong
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR
YOGYAKARTA, - NOVEMBER 007 PENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR BUDI PRAYITNO Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 530 Banten Telp (0) 756095
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI NUKLIR
ISSN 979-409 Pengolahan Data Pengukuran Radioaktivitas Alpha Di Udara Instalasi Nuklir (Endang Sukesi, Budi Prayitno, Suliyanto) PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DI UDARA INSTALASI NUKLIR
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SK. BAPETEN NOMOR : 01/KA-BAPETEN/V 1999, TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI DI INSTALASI NUKLIR.
IMPLEMENTASI SK. BAPETEN NOMOR : 01/KA-BAPETEN/V 1999, TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI DI INSTALASI NUKLIR. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009 Endang Sukesi Ismojowati, Sudaryati ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009. Telah dilakukan pemantauan kontaminasi
Lebih terperinciPEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI
PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI Suliyanto, Muradi, Endang Sukesi I. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan puspiptek Gedung 20, Serpong
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM Endang Sukesi I dan Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -BATAN
Lebih terperinciDEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING
DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING Suliyanto, Muradi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang ABSTRAK DEKONTAMINASI
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008
PEMANTAUAN RAIOAKTIVITAS UARA BUANG INSTALASI RAIOMETALURGI TAHUN 2008 Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN RAIOAKTIVITAS UARA BUANG INSTALASI RAIOMETALURGI TAHUN 2008. Pemantauan
Lebih terperinciRADIASI DI INSTALASI SEMINAR PROSIDING. Suliyanto, dkk ABSTRAK telah. (IRM) tahun. radiasi yang. balok Pb dan II yaitu < 20.
Yogyakarta, 27 Juli 20 EVALUASI TINGKAT RADIASII DAN KONTAMINASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 200 Suliyanto, Muradi, Eng Sukesi I Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang
Lebih terperinciPENGARUH ALIRAN UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS α DI UDARA DALAM LABORATORIUM INSTALASI RADIOMETALURGI
90 ISSN 06-38 Sri Wahyuningsih, dkk.. PENGARUH ALIRAN UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS α DI UDARA DALAM LABORATORIUM INSTALASI RADIOMETALURGI Sri Wahyuningsih, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan
Lebih terperinciPEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN
PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PROSIDING SEMINAR NASIONAL Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS UDARA DAN HUBUNGANNYA DENGAN POLA ALIR UDARA DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 Budi Prayitno, Sri
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009 Sri Wahyuningsih ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009. Pemantauan radioaktivitas
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG
ISSN 852-4777 PENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG Sri Wahyunigsih (1) dan Yusuf Nampira (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciPEMANTAUAN KERADIOAKTIVAN UDARA BUANG DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PEMANTAUAN KERADIOAKTIVAN UDARA BUANG DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 Susanto ABSTRAK PEMANTAUAN KERADIOAKTIVAN UDARA BUANG DI INSTALASI RADIO
Lebih terperinciKAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET
KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET Rr.Djarwanti Rahayu Pipin Sudjarwo Pusat Radioisotop Dan Radiofarmaka BATAN, Gedung 11 kawasan Puspiptek Serpong Sekretaris
Lebih terperinciPENGARUH PENGOPERASIAN REAKTOR TRIGA 2000 TERHADAP KONTAMINASI PERMUKAAN RUANG REAKTOR MENGGUNAKAN METODE SMEAR TEST
Bintu Khoiriyyah, dkk ISSN 0216-3128 223 PENGARUH PENGOPERASIAN REAKTOR TRIGA 2000 TERHADAP KONTAMINASI PERMUKAAN RUANG REAKTOR MENGGUNAKAN METODE SMEAR TEST Bintu Khoiriyyah 1, Budi Purnama 1 dan Tri
Lebih terperinciPERHITUNGAN RADIOAKTIF ALPHA YANG TERDEPOSISI DI PERMUKAAN TANAH DARI UDARA BUANG INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
YOGYAKARTA, 5-6 AGUSTUS 008 PERHITUNGAN RADIOAKTIF ALPHA YANG TERDEPOSISI DI PERMUKAAN TANAH DARI UDARA BUANG INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL BUDI PRAYITNO Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN
Lebih terperinciPENGENDALIAN DAERAH RADIASI DAN KONTAMINASI IEBE DAN IRM TAHUN 2009
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PENGENDALIAN DAERAH RADIASI DAN KONTAMINASI IEBE DAN IRM TAHUN 2009 Suliyanto ABSTRAK PENGENDALIAN DAERAH RADIASI DAN KONTAMINASI IEBE DAN IRM TAHUN
Lebih terperinciEVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif 1) dan A.C. Prasetyowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, Serpong,
Lebih terperinciDEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR-16 IEBE PTBN
No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 DEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR-16 IEBE PTBN Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK DEKONTAMINASI MESIN
Lebih terperinciPENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr
PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang ABSTRAK PENGUKURAN
Lebih terperinciPEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE PTBN
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE PTBN 48 Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi Bahan Bakar
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN
EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN - L. Kwin Pudjiastuti, Arie Budianti, M.Cecep Cepi Hikmat Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPERHITUNGAN NILAI SETTING ALARM ALPHA BETA AEROSOL MONITOR DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
Yogyakarta, 6 September 01 PERHITUNGAN NILAI SETTING ALARM ALPHA BETA AEROSOL MONITOR DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Budi Prayitno, Muradi, Endang Sukesi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN,
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN
EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN - L. Kwin Pudjiastuti, Arie Budianti, M.Cecep Cepi Hikmat Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPENCACAHAN DAN PENGHITUNGAN KONTAMINASI ALPHA DI UDARA DAN LANTAI MENGGUNAKAN ANTARMUKA DT-51
PENCACAHAN DAN PENGHITUNGAN KONTAMINASI ALPHA DI UDARA DAN LANTAI MENGGUNAKAN ANTARMUKA DT-51 Sudaryati 1, Nadi Suparno 2 1 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN 2 Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir
Lebih terperinciEVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI
No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK EVALUASI
Lebih terperinciEVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL DESEMBER 2000
ISSN 0216-3128 97 EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL 2000 - DESEMBER 2000 Pusat Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENGENDALIAN PROTEKSI RADIASI DAERAH KERJA, PERSONIL DAN LINGKUNGAN DI PTLR
PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PROTEKSI RADIASI DAERAH KERJA, PERSONIL DAN LINGKUNGAN DI PTLR L. Kwin Pudjiastuti, M.Cecep CH, M. Romli, Adi Wijayanto, Arie Budianti, Mahmudin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS DEBU DI UDARA DAERAH KERJA PPGN TAHUN 2011 Bambang Purwanto, Ngatino, Amir Djuhara Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Jl. Lebak Bulus Raya No. 9 Kawasan PPTN Pasar Jumat Jakarta
Lebih terperinciEVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMAN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2011
EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMAN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2011 Muradi, Sri Wahyuningsih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Gedung 65 Kawasan Nuklir Serpong ABSTRAK EVALUASI
Lebih terperinciPENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI
ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR
LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2011... TENTANG DEKOMISIONING INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR A. Kerangka Format Laporan
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
EVALUASI KESELAMATAN RADIASI DI KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS (KH-IPSB3) PASCA PENGISIAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY ABSTRAK L.Kwin
Lebih terperinciANALISA TINGKAT KONTAMINASI DOSIS NUKLIR DAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR
Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 3, No. 4, Oktober 4, Hal 37-38 ANALISA TINGKAT KONTAMINASI DOSIS NUKLIR DAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR Rafli Filano, Eko Hidayanto
Lebih terperinciPERHITUNGAN NILAI SETTING ALARM ALAT ALPHA BETA AEROSOL MONITOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI
YOGYAKARTA, 31OKTOBER 01 PERHITUNGAN NILAI SETTING ALARM ALAT ALPHA BETA AEROSOL MONITOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI Suliyanto, Endang Sukesi, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007 S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBAB V Ketentuan Proteksi Radiasi
BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi Telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi pengion dan Surat Keputusan Kepala BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99
Lebih terperinciKAJIAN TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
KAJIAN TERHADAP IMPLEMENTASI PROGRAM PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, kawasan Puspiptek, Serpong, 15312 Abstrak KAJIAN TERHADAP
Lebih terperinciPEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011
PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011 ABSTRAK Amir Djuhara, Ngatino, M. Yasin Pusat Pengembangan Geologi Nuklir BATAN Jl. Lebak Bulus Raya No.9, Ps. Jumat,
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan
Lebih terperinciDI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL (IEBE)
PENGELOLAAN ALAT DETEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL (IEBE) ABSTRAK Akhmad Saogi Latif PENGELOLAAN ALAT OETEKSI RAOIASI 01 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL (IEBE). Pengelolaan alat
Lebih terperinciKAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000
KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000 Moch Romli, M.Muhyidin Farid, Syahrir Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN Gedung 50 Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15310
Lebih terperinciEVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008
EVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008 SRI WAHYUNINGSIH, SULIYANTO Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Gedung 20, Kawasan Puspiptek - Serpong
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANGAN KERJA IEBE SAAT SISTEM VENTILASI UDARA TIDAK BEROPERASI
PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANGAN KERJA IEBE SAAT SISTEM VENTILASI UDARA TIDAK BEROPERASI MURADI, SRI WAHYUNINGSIH, SJAFRUDDIN PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR-BATAN Serpong Abstrak PEMANTAUAN
Lebih terperinciANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE
ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE 2008-2012 ABSTRAK Moch Romli, L. Kwin Pudjiastuti, Mahmudin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ANALISIS
Lebih terperinciPEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005
PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 005 Agus Gindo S., Syahrir, Sudiyati, Sri Susilah, T. Ginting, Budi Hari H., Ritayanti Pusat Teknologi Limbah
Lebih terperinciVALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA
ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI
PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI Herlan Martono, Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY
ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY YULIUS SUMARNO, UNGGUL HARTOYO, FAHMI ALFA MUSLIMU Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang
Lebih terperinciPEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN
PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI RADIOAKTIF DI RUANG PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF PTKMR-BATAN Muji Wiyono dan Wahyudi Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPERSYARATAN PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF
PERSYARATAN PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF Oleh: Suryantoro PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2006 Persyaratan Pengangkutan Limbah Radioaktif BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty
Lebih terperinciANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007
ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007 Budi Prayitno (1) dan Suliyanto (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir- BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong,
Lebih terperinci2013, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.152, 2013 LINGKUNGAN HIDUP. Limbah. Radioaktif- Tenaga Nuklir. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5445) PERATURAN
Lebih terperinciSURVEI RADIOAKTIVITAS UDARA DI DAERAH KERJA LINGKUNGAN PTAPB - BATAN YOGYAKARTA
SURVEI RADIOAKTIVITAS UDARA DI DAERAH KERJA LINGKUNGAN PTAPB - BATAN YOGYAKARTA Suparno, Mahrus Salam, Sunardi BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK SURVEI RADIOAKTIVITAS
Lebih terperinciDISTRIBUSI PARTIKULAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONTAMINASI ZAT RADIOAKTIF DI UDARA PADA OPERA TlNG AREA SERTA SERVICE AREA INST ALASI RADIOMET ALURGI
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN 0854-5561 DISTRIBUSI PARTIKULAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN KONTAMINASI ZAT RADIOAKTIF DI UDARA PADA OPERA TlNG AREA SERTA SERVICE AREA INST ALASI RADIOMET ALURGI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Limbah Radioaktif
Lebih terperinciPENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM
ISSN 1979-2409 Penanganan Llmbah Radioaktif Padat Aktivitas Rendah Pasca Penggantian Hepa Filter Di IRM (Susanto, Sunardi, Bening Farawan) PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN
Lebih terperinciOPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN
ARTIKEL OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN R. Suminar Tedjasari, Ruminta G, Tri Bambang L, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK OPTIMASI ALAT CACAH
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS EKIVALENT SELURUH TUBUH (DEST) PEKERJA RADIASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2010
EVALUASI DOSIS EKIVALENT SELURUH TUBUH (DEST) PEKERJA RADIASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2010 Sudaryati, Darmini, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 20,
Lebih terperinciEVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010
No. 07 / Tahun IV April 2011 ISSN 1979-2409 EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010 Budi Prayitno, Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciVALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini(*), Dian Anggraini(*), Noviarty(**) (*) Fungsional Peneliti, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN), BATAN, Gedung
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH SURAT IZIN BEKERJA BAGI PETUGAS TERTENTU DI INSTALASI YANG MEMANFAATKAN SUMBER RADIASI PENGION DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Limbah Radioaktif yang
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
Urania Vol. 15 No. 2, April 2009 : 61-115 ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini (1) dan Dian Anggraini (1)
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR: 12/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN RADIOAKTIF KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA
PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA Suparno, Mahrus Salam -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS
Lebih terperinciPEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Endang Sukesi I Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PEMANTAUAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR
EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR POSTER PERFORMANCE EVALUATION OF GAMMA SPECTROMETER WHICH USING LIQUID NITROGEN FOR COOLING ITS DETECTORS Daya
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
No.185, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Keselamatan. Keamanan. Zat Radio Aktif. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5728). PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Muradi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15310, Telp (021)
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PRODUKSI BARANG KONSUMEN
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PRODUKSI BARANG KONSUMEN PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI Program proteksi dan keselamatan
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN. Prasyarat : 1. Deteksi Dan Pengukuran Radiasi 2. Fisika Atom Dan Inti
RENCANA PROGRAM KEGIATAN Nama Matakuliah : Proteksi Radiasi Dan Keselamatan Kerja Kode/sks : TKN 364/3 sks Prasyarat : 1. Deteksi Dan Pengukuran Radiasi 2. Fisika Atom Dan Inti Status kuliah : Wajib DESKRIPSI
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PEMANTAU RADIASI TERPUSAT KANAL HUBUNG- INSTALASI PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS (KH-IPSB3)
PERANCANGAN SISTEM PEMANTAU RADIASI TERPUSAT KANAL HUBUNG- INSTALASI PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS (KH-IPSB3) ABSTRAK Adi Wijayanto*), L. Kwin Pudjiastuti *), Mahmudin *), I. Putu Susila **) *) Pusat Teknologi
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERLENGKAPAN KESELAMATAN RADIASI DAN PENGENDALIAN AKSES LABORATORIUM DI IEBE
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGELOLAAN PERLENGKAPAN KESELAMATAN RADIASI DAN PENGENDALIAN AKSES LABORATORIUM DI IEBE Akhmad Saogi Latif, Arnik Charleni Prasetyawati ABSTRAK PENGELOLAAN
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER 1. Nama Mata Kuliah : RADIOKIMIA 2. Kode / SKS : TKN 3. Prasyarat : Kimia Dasar, Fisika Dasar, Fisika Atom dan Inti 4. Status Matakuliah : Wajib 5. Deskripsi
Lebih terperinciPENGARUH PENGOPERASIAN REAKTOR TRIGA 2000 TERHADAP KONTAMINASI PERMUKAAN RUANG REAKTOR MENGGUNAKAN METODE SMEAR TEST
PENGARUH PENGOPERASIAN REAKTOR TRIGA 2000 TERHADAP KONTAMINASI PERMUKAAN RUANG REAKTOR MENGGUNAKAN METODE SMEAR TEST Disusun oleh : BINTU KHOIRIYYAH M0212022 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF
PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF RINGKASAN Jenis dan tingkat radioaktivitas limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian fasilitas nuklir bervariasi, oleh karena itu diperlukan proses penyimpanan
Lebih terperinciANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA
Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 383 ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA Elin Nuraini, Sunardi, Bambang Irianto PTAPB-BATAN
Lebih terperinciPEMILIHAN JALUR FILTER UDARA SEBELUM KELUAR CEROBONG MENGGUNAKAN INDIKATOR TINGKAT AKTIVITAS RADIONUKLIDA DI KH-IPSB3
PEMILIHAN JALUR FILTER UDARA SEBELUM KELUAR CEROBONG MENGGUNAKAN INDIKATOR TINGKAT AKTIVITAS RADIONUKLIDA DI KH-IPSB3 Adi Wijayanto, L. Kwin Pudjiastuti, Purwantara Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN,
Lebih terperincioleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si
ASPEK PERIZINAN DAN PENGAWASAN PEMANFAATAN AKSELERATOR DAN IRADIATOR LAINNYA: MBE untuk Crosslinking Chitosan, Gel dari Rumput Laut, Iradiator Latex, Sterilisasi, dan Siklotron untuk F18 PET oleh Werdi
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR
YOGYAKARTA, 3OKTOBER 0 PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR Kristiyanti, Ferry Suyatno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Gd 7 Kawasan Puspiptek Serpong Email untuk korespondensi
Lebih terperinciPENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK
ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS
Lebih terperinciUJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto
Uji Banding Sistem Spektrometer (Nugroho L, dkk) Abstrak UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152 Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto UJI BANDING SPEKTROMETER GAMMA
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGAWASAN TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF
KEBIJAKAN PENGAWASAN TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc. Kepala BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada 8 Jakarta 10120 Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciEVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF
EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, 15310 E-mail : kwin@batan.go.id
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci