BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam
|
|
- Djaja Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam dan penghasil barang tambang. Dan kualitas dari barang tambang Indonesia sudah diakuinya dunia. Barang tambang yang dihasilkan juga bisa dijadikan sebagai sumber energi. Energi adalah kebutuhan primer manusia yang menjadi penggerak utama aktivitas hidup dan roda ekonomi negara. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan populasi manusia dengan berbagai aktivitas merupakan faktor utama penyebab naiknya kebutuhan terhadap energi di segala aspek. Semakin tinggi kebutuhan energi berbanding terbalik dengan sumber daya energi yang mengalami krisis tak terkecuali Indonesia. Di Indonesia meningkat pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk mengakibatkan meningkatnya konsumsi energi perkapita. Sejak tahun 2005 tercatat pertumbuhan konsumsi energi meningkat hingga 6-7 % per tahun. Peningkatan akan kebutuhan energi menuntut ketersediaan pasokan energi jangka panjang secara berkesinambungan, terintegrasi dan ramah lingkungan. Menurut data dari Kementrian ESDM, potensi sumber daya dan cadangan mineral metalik Indonesia tersebar di 437 lokasi. Sejak tahun 1885 pencarian sumber minyak bumi mulai dilakukan dan mencapai puncaknya ditahun Dimana 1
2 Indonesia memulai era massive oil exploration atau eksplorasi minyak besarbesaran. Pada saat itu pemerintah Indonesia memperkenalkan konsep production sharing contract yang mampu menarik banyak investor asing. Kejayaan industri migas di Indonesia terjadi pada tahun 1977 dengan pencapaian produksi hingga 1,69 juta barel minyak per hari. Sedangkan kebutuhan minyak dalam negeri hanya sekitar barel. Hal ini mampu membuat Indonesia menjadi pengekspor minyak. Sejak tahun 2004, masa kejayaan industri migas Indonesia telah berakhir. Menurut data dari Kementrian ESDM, kebutuhan minyak dan gas berkisar 2,2 juta barrel perhari dimana 1,4 juta barrel diantaranya adalah kebutuhan terhadap minyak bumi, sementara produksi minyak Indonesia hanya berkisar barrel perhari. Indonesia kekurangan barrel minyak per hari dan Hal ini yang menyebakan Indonesia menjadi Negara eksportir minyak sejak tahun 2008(Sudirman Said: 2015). Akibat tingginya konsumsi yang tidak dibarengi dengan produksi yang ada. Indonesia akan terus menjadi net importir jika tidak dilakukan langkah - langkah untuk mendapatkan cadangan minyak baru. 60% kebutuhan BBM nasional masih impor dan semakin besar impor maka akan semakin besar ketergantungan Indonesia terhadap harga BBM dunia. Selain minyak dan gas bumi, batubara juga merupakan sektor pertambangan yang dimiliki Indonesia. Batubara Indonesia memiliki kadar abu dan sulfur yang rendah sehingga ramah lingkungan. Dan hal ini membuat batubara Indonesia semakin kompetitf di pasar dunia, ditengah kesadaran lingkungan yang makin meningkat. Industri batubara berkembang baik selama 2
3 ditopang oleh kebijakan pemerintah yang memperkenalkan investasi asing secara agresif. Terdapat kenaikan yang sangat signifikan dimana 15 tahun yang lalu produksi hanya 31 juta ton dan saat ini meningkat hingga 8 kali lipat pada tahun 2010 menjadi 256 juta ton. Volume ekspor batubara terus meningkat, ekspor batubara tahun 2010 mencapai angka 198 juta ton membuat Indonesia menjadi salah satu negara eksportir batubara. Dari yang sebelumnya negara eksportir minyak sekarang importir minyak. Sejalan dengan ekspor yang semakin meningkat, konsumsi batubara didalam negri juga mengalami peningktan. Tahun 2003 konsumsi terhadap batubara sebesar 30,7 juta ton, tahun 2007 sekita 49 juta ton dan tahun 2008 menjadi 50 juta ton. Tahun ,8% konsumsi batubara diserap oleh sektor kelistrikan (PLTU) (sumber : Selama tahun , peningkatan volume ekspor batubara juga sejalan dengan kenaikan harga jual di pasar Internasional. Namun tahun 2012 harga batubara mengalami penurunan. Turunnya harga batubara hinggga mencapai level US$ per ton atau turun 31% pada awal tahun 2012 dan terus menurun sampai akhir tahun 2014 membuat perusahaan-perusahaan batubara menderita kerugian. Rendahnya harga batubara saat itu tidak mampu untuk menutupi biaya operasional perusahaan. Kerugian terjadi akibat biaya operasional yang tingi dan tidak dapat menyesuaikan dengan harga jual batubara. Hal ini dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Yakni apabila perusahaan tidak dapat bertahan dalam keadaaan harga jual batubara yang terus mengalami penurunan, 3
4 serta kenaikan harga bahan bakar industri, perusahaan akan mengalami kerugian dan pada akhirnya mengalami financial distress. Sebenarnya potensi sumber daya seperti minyak,gas bumi,batubara, mineral ataupun barang tambang lainnya di Indonesia masih cukup besar. Dan sangat potensial untuk dikembangkan namun belum dieksplorasi secara intensif. Tetapi untuk dapat mengetahui potensi tersebut diperlukan biaya yang mahal, waktu yang memadai,efisiensi yang maksimal serta expertise dari sumber daya manusia terbaik. Di Indonesia krisis energi sangat besar dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang kurang tepat di bidang energi. Kebijakan energi nasional selama ini belum mendorong percepatan kemandirian dan ketahanan energi bangsa. Belum lagi liberalisasi energi yang semakin mengancam ketahanan energi nasional. Tata kelola energi saat ini sangat bergantung modal dari pihak asing sehingga menyebabkan posisi asing semakin kuat dalam proses penguasaan dan eksploitasi sumber-sumber energi di Indonesia. Bahkan liberalisasi energi disahkan sendiri oleh pemerintah melalui UU nomor 4 tahun 2009 tentang mineral dan batubara dan UU nomor 22 tahun 2001 tentang migas. Bukti paling nyata dari kekuasaan asing tersebut adalah banyaknya sumber energi yang dikuasai oleh perusahaan asing. Berdasarkan data dari Indonesian Resources Studies, Pertamina diketahui hanya memproduksi sebesar 15% dari total produksi migas dan 85 % sisanya diproduksi oleh asing. Cukup ironis Pertamina sebagai badan usaha Negara tidak lagi memegang kendali monopoli perdagangan migas. Dengan dikuasainya produksi ke tangan 4
5 asing, maka praktis keuntungan dari eksploitasi sumber -sumber energi di bumi Indonesia mengalir ke kantong-kantong asing. Bukan hanya Pertamina tapi perusahaan pertambangan lainnya juga sudah banyak dikuasai asing. Dapat disimpulkan bahwa kekayaan energi di tanah sendiri tidak memberikan kontribusi yang berarti bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal ini membuat kinerja perusahaan berkurang. Penilaian kinerja dimaksud untuk menilai keberhasilan suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Penilaian kinerja perusahaan bisa dilihat dari rasio keuangan yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keungan dengan pos lainnya mempunyai hubungan yang relevan dan signikan atau berarti (Harahap, 2007:297) dalam (Wulandari, 2010). Oleh karenanya perusahaan memerlukan suatu analisa untuk mengetahui sehat atau tidak sehat kondisi dalam perusahaan tersebut. Ada beberapa metode analisis yang dapat dipakai untuk memprediksi kondisi kesehatan keuangan dari suatu perusahaan. Tiga metode analisis kebangkrutan yang popular digunakan dan dianggap paling mendekati keakuratannya adalah analisa metode Z-Score Altman, analisa metode Springate dan analisa metode Zmijweski. Analisa metode Z-Score dikembangkan oleh Edward Altman, seorang professor of Finance dari New York University School of Business pada tahun Analisa metode Springate dikembangkan oleh Gordon L.V Springate pada tahun Analisa metode Springate dikenal juga dengan nama metode S-Score. Analisa Zmijweski dikembangkan tahun Analisa Zmijweski ini menggunakan rasio leverage dan likuidaitas dalam perhitungannya. Analisa ini 5
6 diterapkan pada 75 perusahaan yang telah bangkrut serta 3573 perusahaan sehat selama tahun 1972 sampai dengan 1978 untuk dijadikan sampel. Beberapa penelitian terkait analisa kebangkrutan metode Z-Score, Springate dan Zmijweski sudah pernah dilakukan dan hasilnya juga berbeda- beda. Menurut penelitian Wijaya (2014) dan Rindu (2011) analisa Z-Score bisa digunakan untuk memprediksi kebangkrutan. Lili dan Trisnadi (2014) menyatakan bahwa metode Zmijweski merupakan metode yang paling tinggi akurasinya. Menurut penelitian Komang Devi (2014) dan Ida/Santoso (2011) hasil penelitian ketiga metode tersebut berbeda dan diharapkan perusahaan dapat menjadikan hasil penelitian sebagai bahan pembelajaran. Berdasarkan pemikiran diatas, penulis mengasumsikan bahwa berkurangnya cadangan minyak dan gas, dan barang tambang lainnya serta menurunnya harga batubara akan berpengaruh pada profibilitas perusahaan. Kebangkrutan merupakan masalah yang meresahkan bagi setiap perusahaan, karena masalah ini dapat terjadi pada saat yang tidak diduga. Diperlukan suatu early warning system yang dapat memprediksi kebangkrutan. Masalah memprediksi kebangkrutan sudah lama dianalisa oleh kalangan akademisi. Dasar dalam mendiagnosa kebangkrutan adalah memonitor dan menguji kondisi finansial perusahaan. Tujuan utamanya menemukan sinyal awal kebangkrutan dan membangun usaha untuk menghindari terjadinya kebangkrutan. Penyebab kebangkrutan dapat berasal dari faktor internal dan eksternal. 6
7 Krisis ekonomi global seperti saat ini bisa menimbulkan faktor kebangkrutan sebuah perusahaan. Adapun faktor penyebabnya yakni dari faktor internal dan eksternal. Dari faktor eksternal yaitu inflasi, sistem pajak dan hukum, depresiasi mata uang asing, dan alasan lainnya. Faktor internal antara lain kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya pengetahuan dalam mempergunakan asset dan liabilities secara efektif. Dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan, menganalisa dinamika dan trend rasio keuangan dan tingkat persaingan, maka kita dapat mengamati sinyal awal kebangkrutan. Prediksi kebangkrutan ini sangat penting bagi: manajemen perusahaan, kreditor dan investor, dan pemerintah. Kebangkrutan berhubungan dengan biaya dan risiko yang besar. Atas dasar alasan-alasan tersebut maka timbul banyak model untuk memforecast dan memprediksi kebangkrutan. Metode untuk memprediksikan kebangrutan sudah ada sejak akhir perang dunia kedua di Amerika Serikat yang menyebabkan banyak kebangkrutan perusahaan. Awal tahun 1960 eksperimen pertama untuk menemukan model prediksi kebangkrutan dimulai. Model ini terus mengalami perkembangan sejalan dengan berkembangnya information technology pada tahun Banyak model yang dapat dipakai untuk memprediksi kebangkrutan. Menurut Nedzveckas, et al. (2003), dari keseluruhan model tersebut dapat dibagi menjadi 2 kategori (1) model yang mempergunakan indikator financial, yang berdasarkan informasi dari neraca dan laporan keuangan, (2) model dengan metoda yang lebih sederhana, yaitu dengan menggunakan benchmark indikator keuangan pada perusahaan bangkrut dan perusahaan tidak bangkrut. 7
8 Model pertama dipercaya lebih efisien dan tepat, tetapi memiliki kelemahan sebagai berikut: (1) perusahaan yang buruk secara financial, biasanya menunda publikasi laporan keuangannya dan menghasilkan informasi yang kurang transparan. (2) dalam laporan yang diplubikasikan-pun biasanya terdapat informasi yang disembunyikan. Selama bertahun-tahun, banyak penelitian telah dilakukan dalam membangun model Multi Discriminant Analysis (MDA Model). MDA model merupakan metode yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dengan menggunakan suatu fungsi diskriminan yang terdiri dari sejumlah rasio keuangan yang dikenal juga dengan istilah Z-Score. Penelitian tentang MDA model antaralain dilakukan oleh Altman (1968,1980), Marais (1980), Taffler (1982, 1984), Koh and Killough (1990) and C.Y. Shirata (1998). Menurut Letza, et al. (2003), Model Z-SCORE Altman merupakan model yang memelopori model multi discriminant analysis dan telah digunakan secara luas di seluruh dunia. Z-SCORE dibangun pertama kali pada tahun 1968 oleh Edward Altman, seorang a financial economist dan profesor pada New York University's Stern School of Business. Formula Z- SCORE merupakan multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan financial suatu perusahaan dan merupakan alat yang kuat untuk mendiagnosa kemungkinan kebangkrutan suatu perusahaan dalam dua tahun sebelumnya. Banyak studi telah dilakukan untuk menguji keefektifan Z-Score, dan model ini terbukti akurat untuk memprediksi kebangkrutan (dengan tingkat reliabilitas 70-80%). Z-Score yang merupakan MDA model ini telah 8
9 dikembangkan oleh Altman sehingga pada perkembangannya terakhir, analisa model ini terbagi menjadi 3 sesuai kategori jenis perusahaan, yakni: (1) Original Z-Score, suatu analisa Z-Score untuk perusahaan public manufacturer, (2) Model A Z-Score, suatu analisa Z-Score untuk private manufacurer, dan (3) Model B Z- Score, suatu analisa Z-Score untuk private general firm. Banyak penelitian telah dilakukan untuk membuktikan keakuratan model Altman dalam memprediksi kebangkrutan pada berbagai jenis perusahaan dan berbagai daerah secara luas, selama bertahun-tahun. Altmanpun telah mengembangkan modelnya agar dapat digunakan dan diterapkan sesuai spesifikasi perusahaan. Selain analisa diskriminan Altman, masih banyak jenis model yang telah digunakan peneliti peneliti sebelumnya memprediksi keadaan Financial distress suatu perusahaan. Misalnya saja Model Zmijweski, model Springate, model ohlson, model fulmer, model CA-Score dan lain sebagainya. Namun alat analisa kebangkrutan yang banyak digunakan yaitu analisa Z-Score model Altman, model Springate, dan model Zmijweski. Diketahuinya metode untuk prediksi kebangkrutan tersebut, diharapkan manajemen dan investor atau calon investor bisa menganalisa kesehatan perusahaannya. Terdapat perbedaan tingkat akurasi dari ketiga model analisa potensi kebangkrutan. Sehingga muncul rumusan masalah pada penelitian ini yaitu, apakah terdapat perbedaan potensi kebangkrutan pada sektor pertambangan yang terdaftar di BEI dengan metode Z-Score model Altman, model Springate, dan model Zmijweski? 9
10 Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan bahwa menurunya sumber daya minyak dan gas bumi serta barang tambang lainnya serta menurunnya harga batubara. Dan pembahasan menganai tiga metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan. Maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai tingkat kebangkrutan yang dimiliki suatu perusahaan dengan metode tersebut khusunya pada sektor pertambangan dengan judul KOMPARASI METODE Z-SCORE ALTMAN, SPRINGATE DAN ZMIJWESKI DALAM MENILAI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI ( ). B. Rumusan Masalah Masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah tingkat kebangkrutan pada perusahaan pertambagan akibat menurunnya cadangan sumber daya alam. Dan mahalnya biaya untuk eksplorasi secara intensif sumber daya energy (barang tambang) didaerah terpencil. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dirumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Bagaimanakah hasil dari perhitungan analisa Altman Z Score, Springate (S-Score) dan Zmijweski terhadap perusahan petambangan yang terdaftar di BURSA EFEK INDONESI (BEI). 2. Bagaimanakah hasil dari perhitungan komprasi analisa Altman Z Score, Springate (S-Score) dan Zmijweski terhadap perusahan petambangan yang terdaftar di BURSA EFEK INDONESI (BEI). 10
11 3. Manakah dari ketiga metode tersebut yang paling akurat dalam memprediksi kebangkrutan? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui hasil perhitungan analisa Altaman Z Score, Springate (S-Score) dan Zmijewski pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode b. Untuk mengetahui hasil dari perhitungan Komparasi analisa Altman Z Score, Springate (S-Score) dan Zmijweski terhadap perusahan petambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode c. Untuk mengetahui metode yang paling akurat dalam memprediksi kebangkrutan. Kontribusi Penelitian 1. Bagi Penulis Penelitian mengenai Komparasi Metode Z-SCORE Altman, SPRINGATE Dan Zmijweski Dalam Menilai Potensi Kebangkrutan Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI ( ) diharapkan bisa menambah pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya analisa kebangkrutan dan metode yang lebih efektif dalam memprediksi 11
12 2. Bagi Perusahaan (Sektor Pertambangan) Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam hal mengetahui kondisi kesehatan perusahaan, menilai dan menjaga atau memperbaiki kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang dengan adanya informasi yang dihasilkan dari analisa tentang tingkat kebangkrutan selama periode tahun Akademik Untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam menganalisa suatu tingkat kebangkrutan. 4. Bagi Pengguna Laporan Keuangan Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan terutama untuk masyarakat (calon investor), dan kreditor. 12
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan kegiatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan antar perusahaan semakin ketat dengan adanya perusahaan pendatang baru dan akan terus bersaing. Setiap perusahaan dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendirian perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan profit,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan profit, untuk itu perusahaan membutuhkan modal/pendanaan sebagai dasar untuk melakukan aktivitas operasinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan mengakibatkan perkembangan pada sektor pertambangan seperti minyak dan gas bumi, mineral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan, baik tujuan perusahaan dalam jangka pendek maupun tujuan dalam jangka panjang. Dimana pada dasarnya tujuan utama perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat untuk perusahaan. Bagi seorang manajer keuangan, salah satu tugasnya adalah mengambil keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri tekstil dan garmen merupakan salah satu industri prioritas nasional yang masih prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia atau yang biasa disingkat BEI adalah tempat atau wadah bagi para pelaku saham untuk memperdagangkan atau memperjualbelikan setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin anjlok, terjun bebas dari Rp ,-/dollar AS hingga tembus hampir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi global yang berimbas ke Indonesia dapat saja terulang kembali seperti tahun 2008. Hal ini terjadi karena ekonomi dunia sudah saling terkait. Terjadinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di Indonesia sedang gencar dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk lebih meningkatkan daya saingnya agar mampu bertahan di tengah
10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perkembangan industri nasional akan semakin kompetitif setelah Indonesia resmi memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di akhir tahun 2015. Dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan didirikan perusahaan adalah untuk mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan perusahaan jangka pendek yaitu memanfaatkan semua sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara (bahan bakar fosil) merupakan sumber energi untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Batubara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Tujuan dari perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan.
Lebih terperinciBAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan harapan akan menghasilkan profit sehingga mampu untuk bertahan dan berkembang dalam jangka waktu yang sangat panjang (going
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahan dalam jangka panjang yang tidak terbatas. Hal ini berarti dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghasilkan keuntungan pada dasarnya merupakan tujuan dari didirikannya setiap perusahaan, serta dengan kemampuannya beradaptasi dengan perkembangan zaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan siklus ekonomi di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan semakin banyak kasus yang terjadi dalam dunia usaha, baik dari sisi finansial ataupun non finansial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi ekonomi dunia. Pada kedua tahun tersebut pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun dari 4,9%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dunia yang dibarengi dengan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia yang dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk serta semakin majunya teknologi dimasa globalisasi ini menyebabkan industri perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar keuangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar keuangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang di dalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya. merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan penghitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang masing-masing pelaku bisnis untuk meraih keuntungan dan. keuangan menjadi penting dan strategis (Imanzadeh et al. 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan yang semakin pesat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dan persaingan di kalangan pelaku dunia bisnis meningkat. Persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan siklus ekonomi di Indonesia saat ini yang pesat menimbulkan semakin banyaknya masalah yang terjadi dalam perusahaan, baik dari sisi financial maupun
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN
BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN 2.1. Gambaran Umum Sektor Pertambangan Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam dan mineral sehingga cukup layak apabila sebagaian pengamat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Bambang Dradjat dalam situs pertanian.go.id menyatakan bahwa Perkebunan merupakan subsektor yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam lima tahun terakhir, perekonomian Indonesia cenderung tumbuh melambat. Perekonomian Indonesia diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB), dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian dari waktu ke waktu semakin tak menentu. Investasi di sektor pertambangan di nilai sebagai investasi yang beresiko tinggi, ini dinilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama didirikan suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Dari kedua tujuan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri batu bara telah ada di Indonesia sejak 1941 dan mengalami masa keemasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri batu bara telah ada di Indonesia sejak 1941 dan mengalami masa keemasan tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 (Mulyono, 2007). Namun sejak tahun 2011, industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ukuran pasar dalam sektor industri tertentu mengindikasikan potensi pasar dan tingkat kompetisi dalam industri tersebut. Jika pertumbuhan ukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang disebabkan oleh kredit macet sektor perumahan, lalu membawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertambangan merupakan sektor primer (ekstraktif) yang melakukan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertambangan merupakan sektor primer (ekstraktif) yang melakukan kegiatan penambangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut Undang - Undang
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan dapat. dikarenakan adanya beberapa penyebab. Diantaranya adanya sistem kelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan dapat dikarenakan adanya beberapa penyebab. Diantaranya adanya sistem kelola perusahaan yang kurang tepat sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan organisasi yang bertujuan menciptakan pelanggan dengan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian kepada kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI KESEHATAN BANK DENGAN RASIO CAMELS TERHADAP PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE
PENGARUH KONDISI KESEHATAN BANK DENGAN RASIO CAMELS TERHADAP PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama didirikan suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Dari dua tujuan utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nilai Emisi (Rp Juta ) Perubahan (%) Jumlah Emiten
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu di antara sekian banyak masalah keuangan yang dihadapi oleh suatu perusahaan adalah masalah pembiayaan perusahaan. Kebutuhan dana suatu perusahaan dapat diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu terpaksa bubar karena mengalami financial distress yang berujung pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya Setiap perusahaan dibentuk dengan harapan akan menghasilkan pendapatan yang dapat membuat perusahaan bertahan dan berkembang dalam jangka panjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keyakinan bahwa ekonomi global akan pulih dan industri manufaktur akan membaik membuat investor berspekulasi akan naiknya kebutuhan komoditas yang otomatis mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendatangkan keuntungan maksimal dengan risiko minimal. hilangnya kesempatan perusahaan untuk mencari keuntungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan dengan tujuan utama mencari keuntungan dan memiliki tujuan lain diantaranya adalah mencari kemakmuran. Di samping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memprediksi kondisi financial distress perusahaan penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Memprediksi kondisi financial distress perusahaan penting untuk memperoleh tanda-tanda awal kebangkrutan sebagai bagian dari sistem peringatan dini (early warning system)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris yang mempunyai berbagai aktifitas
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris yang mempunyai berbagai aktifitas produksi, baik dari sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor perikanan dan sektor peternakan. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran. memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993:4).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan lainnya (Gitosudarmo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global yang masih diwarnai krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan Kawasan Eropa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh profit dan berkembang dalam jangka waktu yang lama. Namun dengan semakin majunya perekonomian serta teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan, kas perusahaan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan kinerja
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja yang dicapai, laporan keuangan, kas perusahaan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan kinerja sehingga memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor luar (ekstern) seperti bencana alam dan kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan pada umumnya bertujuan memperoleh keuntungan atau laba dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar pengaruhnya terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup besar dan diperkirakan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 59 tahun mendatang (ESDM, 2014). Menurut Kompas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari 10 sektor, yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti,
Lebih terperinci2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1130, 2016 KEMEN-ESDM. Kilang Minyak. Skala Kecil. Pembangunan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam berbisnis (unethical business practices) yang mengkibatkan timbulnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global yang berkepanjangan dapat menimbulkan penurunan kinerja perusahaan dan dikhawatirkan akan mengalami kebangkrutan di masa yang akan datang. Kondisi ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam dan mineral. Sejak lama Indonesia dikenal sebagai penghasil sumber daya alam, salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia telah banyak membuat kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian di setiap negara terutama perusahaan besar yang memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkebunan merupakan sub-sektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapatan nasional, penyediaan lapangan kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu komoditas yang vital. Dari sisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Minyak dan gas bumi merupakan salah satu komoditas yang vital. Dari sisi permintaan (demand), migas merupakan komoditas yang memiliki tingkat utilitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam mendorong munculnya perubahan dari berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran sebagai tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Suatu entitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan lainnya (Gitosudarmo,
Lebih terperinciBAB I PE DAHULUA. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian
BAB I PE DAHULUA BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian dunia. Krisis yang awalnya terjadi di Amerika, dengan cepat menyebar ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akibatnya kondisi infrastruktur terpuruk. Terutama infrastruktur jalan yang merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur merupakan salah satu faktor penentu pembangunan ekonomi yang sama pentingnya dengan faktor-faktor produksi umum lainnya seperti modal dan tenaga kerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan (agent of development). Hal ini dikarnakan adanya fungsi utama
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perbankan dalam kehidupan suatu negara adalah salah satu agen pembangunan (agent of development). Hal ini dikarnakan adanya fungsi utama dari perbankan itu sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami peningkatan dalam berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 sebesar
Lebih terperinci: ROBIATUL ADAWIYAH NPM : : Dr. BAGUS NURCAHYO, SE., MM.
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE DAN METODE SPRINGATE (STUDI PADA PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014) NAMA NPM : 26212658
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam menjalankan aktivitas ekonomi suatu negara. Seiring dengan pertambahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan energi dalam jumlah yang cukup dan kontinu sangat penting dalam menjalankan aktivitas ekonomi suatu negara. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki peran penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Sektor makanan dan minuman menjadi sektor yang diprioritaskan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortage
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tahun 2008, terjadi krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat. Ini berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortage default).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin pesat, didukung dengan peluang usaha yang sangat besar membuat persaingan bisnis antar perusahaan menjadi semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya. Hadirnya pasar modal memperbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan memberi kekhawatiran dari berbagai pihak baik sektor internal maupun pihak eksternal, pihak investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebangkrutan merupakan masalah yang dapat terjadi dalam sebuah perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami kondisi kesulitan. Kesulitan perusahaan yang dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber devisa untuk pembangunan nasional. Saat ini, Indonesia, menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia usaha pada saat ini berkembang dengan pesat sehingga mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha pada saat ini berkembang dengan pesat sehingga mempunyai dampak yang luas terhadap suatu perusahaan. Perkembangan ini mengakibatkan persaingan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diundangkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diundangkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi menjadi awal tonggak reformasi kegiatan usaha hulu migas di Indonesia. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. Sumbangan sektor industri pengolahan (migas dan non-migas) memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai masyarakat ekonomi, akhir-akhir ini kita mengetahui terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di mana hal ini menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa perubahan besar bagi perekonomian Indonesia, di mana pada saat tersebut Indonesia mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perusahaan Badan Usaha Milik Negara Secara umum (BUMN) adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perorangan atau lembaga dengan tujuan utamanya memaksimalkan kekayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu badan usaha yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utamanya memaksimalkan kekayaan pemegang sahamnya ( Weston, 1993
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis di Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 dimulai dengan merosotnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis di Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 dimulai dengan merosotnya nilai rupiah yang sangat tajam, akibat meningkatnya permintaan Dollar AS. Penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. berbagai cara atau inovasi dalam kebutuhan konsumen agar bisa meraih pangsa
16 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini menyebabkan semakin pesatnya persaingan di berbagai sektor industri serta keinginan konsumen terhadap kebutuhan produk yang memiliki kuantitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri bahan baku obat yaitu industri farmasi yang menghasilkan Bahan Baku Obat (BBO) dengan menggunakan: sintesis kimia, fermentasi, isolasi bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami penurunan karena berbagai dampak terutama faktor eksternal atau luar negeri antara lain: meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekitar tahun 2008 terjadi krisis keuangan global di Amerika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar tahun 2008 terjadi krisis keuangan global di Amerika Serikat yang dampaknya menjalar sampai keseluruh dunia, termasuk negara berkembang yaitu Indonesia. Kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal berfungsi menghubungkan perusahaan terbuka pada investor dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal berfungsi menghubungkan perusahaan terbuka pada investor dan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi keuangan perusahaan disediakan untuk menjelaskan tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Analisis Rasio Laporan Keuangan pada perusahaan PT. Astra
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan PT Astra Internasional 1. Analisis Rasio Laporan Keuangan pada perusahaan PT. Astra Internasional Tbk pada penelitian ini menyimpulkan bahwa pada tahun 2009-2011 PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia sebagian besar didukung oleh sektor manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah
Lebih terperinci