Grand Hotel Preanger dari Waktu ke Waktu,Sebuah Montase Sejarah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Grand Hotel Preanger dari Waktu ke Waktu,Sebuah Montase Sejarah"

Transkripsi

1 SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Grand Hotel Preanger dari Waktu ke Waktu,Sebuah Montase Sejarah Eko Bagus Prasetyo (1), Bambang Setia Budi (2) (1) Mahasisw a Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. (2) A sisten Profesor, Kelompok Keahlian Sejarah Teori dan kritik A rsitektur, Program Studi Teknik A rsitektur, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Grand Hotel Preanger merupakan sebuah hotel kolonial yang masih berjejak kokoh di Kota Bandung. Hotel yang terletak persis di Jalan Asia Afrika ini telah berumur lebih dari satu abad semenjak pembangunan awalnya oleh W. H. C. van Deeterkom. Cikal pendirian hotel bergaya Art Deco tersebut adalah peristiwa penggabungan sebuah pesanggrahan dan toko yang gulung tikar di Grote Postweg (sekarang Jalan Asia Afrika) pada tahun Pembangunan Grand Hotel Preanger pada masa itu menjadi sebuah primadona tersendiri bagi orang-orang Belanda yang tinggal di Kota Bandung. Selain itu, kaum borjuis tempo dulu sering menghabiskan akhir pekannya untuk bermalam di sana ketika turun ke pusat kota. Bahkan sekarang, meskipun sarat dengan kesan bangunan kuno, Grand Hotel Preanger masih tetap memikat para pelancong untuk datang menginap. Sementara fungsi asli bangunan tetap dipertahankan, bagaimanapun juga, seiring dengan perkembangan zaman, Grand Hotel Preanger telah sedikit-banyak mengalami perubahan, terutama dalam wujud dan bentuk fisik bangunan. Oleh karenanya, dalam tulisan ini akan ditelusur lebih jauh tentang perbandingan kondisi Grand Hotel Preanger tempo dulu dan sekarang dengan metode observasi dan temuan arsip yang tertinggal. Kata-kunci : Art Deco, Bandung, Grote Postweg, kolonial, sejarah Pendahuluan Grand Hotel Preanger, yang sekarang berganti nama menjadi Prama Grand Preanger, adalah sebuah bekas bangunan hotel kolonial di Kota Bandung yang masih dipertahankan fungsi dan ciri khasnya sampai saat ini. Hotel yang berlokasi cukup strategis karena dilalui oleh Grote Postweg tersebut pada awalnya didirikan dengan me-redevelopment sebuah herberg pesanggrahan serta bangunan Hotel Thiem dan toko di sebelahnya yang dikelola oleh C. P. E. Loheyde 1. Orang-orang Belanda yang mayoritas adalah pemilik perkebunan di Priangan sebutan wilayah Bandung zaman dulu sering datang ke toko milik Loheyde tersebut untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari mereka. Toko yang dikelola oleh Loheyde tidak bertahan lama dan akhirnya mengalami kebangkrutan pada tahun Kepemilikan toko sekaligus Hotel Thiem lalu berpindah tangan kepada W. H. C. van Deeterkom. Melihat banyaknya para pelancong dari sekitar Priangan yang datang ke kawasan Grote Postweg, Deeterkom akhirnya berniat menggabungkan toko dan hotel kecil yang telah ia beli dengan herberg di sampingnya menjadi sebuah hotel yang berukuran lebih besar dengan gaya arsitektur Indische Empire dan sentuhan gaya Greek Revival 2. Pada tahun 1920 Deeterkom kemudian 1 Sudarsono Katam dan Lulus Abadi, Album Bandoeng Tempo Doloe (Bandung: Khazanah Bahari, 2010), hlm Ibid. Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 327

2 Grand Hotel Preanger dari Waktu ke Waktu, Sebuah Montase Sejarah mengubah nama hotel tersebut menjadi Grand Hotel Preanger, mengambil serapan dari kata priangan yang berarti terletak di daerah pegunungan. Pada tahun 1929 hotel bergaya Indische Empire ini dibangun ulang oleh C. P. Wolff Schoemaker dibantu oleh muridnya sebagai juru gambar, Ir. Soekarno 3. Rancang ulang dilakukan terutama pada bentuk dan gaya arsitektur bangunan; gaya bangunan baru yang diterapkan adalah gaya Art Deco geometrik yang lebih berkesan modern. Rancangan Schoemaker terhadap wajah baru bangunan Grand Hotel Preanger ini dipengaruhi gaya arsitektur Frank Lloyd Wright. Konsep Art Deco pada bagian fasad bangunan inilah yang masih dipertahankan hingga sekarang. Walaupun telah berdiri sejak lama dengan langgam bangunan yang berkesan kuno dan kontras tertinggal dari gaya arsitektur pada bangunan hotel lain di sekitarnya, Grand Hotel Preanger malah menjadi hotel dengan tingkat okupansi tertinggi di Kota Bandung. Gaya kuno khususnya pada bagian eksterior bangunan justru memberikan nilai lebih untuk menarik para wisatawan. Untuk menampung tingginya okupansi hotel pada tahun 1988 Grand Hotel Preanger mengalami renovasi dan perluasan bangunan dengan menambah jumlah kamar dan fasilitas hotel. Maka dari itu, dibangun sebuah tower setinggi sepuluh lantai dengan sentuhan gaya bangunan Art Deco untuk merespon bangunan lamanya. Upaya renovasi ini lantas mendapat banyak pujian dari berbagai khalayak. Proses renovasi disertai dengan upaya konservasi pada bangunan Grand Hotel Preanger kembali dilakukan dari tahun ke tahun. Langgam ikonik Art Deco pada bangunan hotel terus dipertahankan untuk menghargai sejarah awal pembangunannya. Menariknya, untuk mendukung upaya pelestarian sejarah pihak pemilik dan pengelola hotel menyediakan sebuah museum khusus untuk menyediakan informasi sejarah keberjalanan hotel dan memajang benda-benda peninggalannya. Penambahan fungsi historis ini merupakan salah sat u solusi yang dirasa bagus untuk menanggapi banyaknya isu hilangnya identitas bangunan lama untuk memenuhi tuntutan kebutuhan dan fungsi baru di zaman yang serba modern seperti sekarang ini. Tulisan ini mencoba membuat telusur tentang sejarah perkembangan Grand Hotel Preanger sejak pertama kali didirikan pada tahun Proses observasi dan dokumentasi merupakan dua metode yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses perubahan kondisi dan wujud fisik Grand Hotel Preanger dari waktu ke waktu. Dari beberapa data kondisi fisik bangunan hotel nantinya akan dibandingkan antartemuan perubahan yang terjadi pada masing-masing eranya. Perkembangan Grand Hotel Preanger Sejarah perkembangan yang ditekat Grand Hotel Preanger memang sangat panjang : bermula dari sebuah herberg dan toko yang digabung menjadi sebuah hotel di era 1890-an sampai menjadi sebuah hotel bintang lima ternama pada masa sekarang ini. Sekiranya ada yang menarik untuk diamati tentang keberadaan bangunan yang sudah berusia lebih dari seabad ini, salah satunya adalah perkembangan wujud muka bangunan dari waktu ke waktu dan bagaimana bangunan berumur tersebut masih bisa eksis terhadap perubahan kondisi zaman yang sudah tak berasa lagi kondisi tempo dulunya. Wajah asli Grand Hotel Preanger sendiri bisa dilihat dari Jalan Asia Afrika dan Jalan Tamblong. Dari dua jalan tersebut tampak sebuah pemandangan gaya arsitektur yang unik dan cukup berbeda dengan bangunan-bangunan lain di sekitarnya. Jika ditelusur dari album foto lama dan tampak bangunan sekarang, desain eksterior Grand Hotel Preanger tak banyak mengalami perubahan sejak terakhir kali pembangunan ulangnya oleh Schoemaker pada tahun Setelah dibangun ulang menjadi bangunan bergaya Art Deco, 3 Didiet B. Ernanto, Sejarah Panjang Grand Hotel Preanger Bandung Harian Sinar Harapan, 16 Agustus A 328 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

3 Eko Bagus Prasety o perubahan cukup signifikan terjadi ketika penambahan menara pada bangunan induk. Penambahan massa bangunan baru sebenarnya menjadi hal yang tak kasat mata karena wujud bangunan baru tersebut telah disesuaikan dengan pola-pola gaya arsitektur lamanya. Keberadaan wajah luar Grand Hotel Preanger yang masih utuh dan asing di tengah-tengah bangunan bercorak gaya masa kini malah lebih menampilkannya sebagai bangunan klasik yang berkelas pada zamannya. Tahun 1900-an Gambar 1. Suasana Grand Hotel Preanger pada tahun 1900-an. sumber: Tropenmuseum, 1900 Gambar 2. Suasana Grand Hotel Preanger pada tahun 1910, tampak bangunan hotel menggunakan perpaduan gaya arsitektur Indische Empire dengan sentuhan arsitektur lokal. Pada awal pembangunannya Grand Hotel Preanger dirancang menggunakan gaya Indische Empire, mengikuti perkembangan gaya arsitektur di Hindia-Belanda kala itu. Gaya bangunan yang juga disebut sebagai The Dutch Indische Colonial Style 4 tersebut telah diperkenalkan oleh Gubernur Jenderal H. W. Daendels 5 sejak tahun Namun, sebenarnya gaya Indische Empire sendiri merupakan gaya arsitektur yang memiliki ragam bentuk dan ciri khas bangunan-bangunan di Perancis, terlepas dari pengaruh kebudayaan asli Belanda. Hal ini tak dapat dipungkiri karena gaya Indische Empire tersebut merupakan sebuah imitasi Empire Style yang telah populer terlebih dahulu di Perancis pada pertengahan abad ke-19. Kemudian lambat laun, gaya Indische Empire berbau Perancis ini banyak mengalami perubahan dan penyesuaian dengan kondisi lingkungan dan iklim tropis di Hindia-Belanda walaupun belum benar-benar digubah sedemikian rupa. Termasuk Grand Hotel Preanger, setelah pertama kali dibangun menjadi sebuah penginapan untuk para bangsawan Belanda dan pribumi elit, bentuk fisik bangunan, terutama jika dilihat dari tampak depan, mendapatkan pengaruh yang sangat kental dari gaya Indische Empire yang telah tersentuh oleh kondisi lokal. Seperti kebanyakan bangunan lainnya yang didesain dengan gaya tersebut, dapat dilihat beberapa kekhasan Grand Hotel Preanger pada masa 1900-an. Dari sisi muka, corak gaya arsitektur ke-indisch-eropa-an ini diwujudkan dengan pemberian halaman berukuran tak terlalu luas yang ditumbuhi oleh beberapa pohon palem sebagai salah satu elemen serambi bangunan sebelum berhubungan dengan bahu jalan. Di samping itu, jalan masuk yang berada di dekat halaman dibuat melingkar untuk tempat parkir kendaraan di bagian tepi. Ciri-ciri eksterior lainnya adalah atap yang berbentuk perisai, pintu masuk yang dibuat megah dan tinggi dengan beberapa jendela krepyak di 4 Sebutan gaya Indische Empire atau The Dutch Indische Colonial Style lebih dikenal sebagai gaya neoklasik di kawasan Hindia-Belanda. 5 H. W. Daendels adalah seorang mantan perwira tentara angkatan darat Napoleon dari Perancis sehingga gaya arsitektur yang dia dirikan di Hindia- Belanda banyak mendapatkan pengaruh kebudayaan Perancis. Lihat tulisan Handinoto yang berjudul Indische Empire Style: Gaya Arsitektur Tempo Doeloe yang Sekarang Sudah Mulai Punah (1994), hlm. 8 dan bukunya yang berjudul Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya Tahun (Yogyakarta: Andi Offset, 1996), hlm Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 329

4 Grand Hotel Preanger dari Waktu ke Waktu, Sebuah Montase Sejarah kiri-kanannya, dan wajah bangunan yang terlihat simetris dengan penambahan gevel 6 di bagian atap dan perletakan barisan kolom Doric khas Yunani pada teras depan yang terbuka. Prinsip kesimetrisan dan keseimbangan pada bangunan Grand Hotel Preanger yang bergaya Indische Empire ini tidak hanya diterapkan pada fasad bangunan saja, tetapi juga pada denah interior ruangan. Layout ruangan yang simetris memungkinkan terbentuknya central room yang terhubung langsung dengan beranda, galeri, dan kamar-kamar penginapan di bagian perimeter. Selain itu, ciriciri interior bangunan Grand Hotel Preanger dengan gaya arsitektur tersebut bisa diamati pada jarak langit-langitnya yang tinggi, penutup lantai yang mewah dari material marmer, dan dinding yang cukup tebal dari bahan batu bata. Hal lainnya, dibandingkan dengan bangunan bergaya sama di Perancis, Grand Hotel Preanger mempunyai proporsi ukuran serambi atau teras depan yang jauh lebih luas. Alasan perluasan serambi depan ini adalah untuk memaksimalkan cross ventilation di dalam ruangan sehingga ruangan menjadi lebih sejuk pada siang harinya. Tahun 1920-an Gambar 3. Proses perbaikan bentuk dan wajah bangunan Grand Hotel Preanger pada tahun 1919, proses perbaikan ini tidak mengubah muka bangunan secara signifikan. Gambar 4. Suasana Grand Hotel Preanger pada tahun 1920-an, bangunan hotel hasil renovasi menggunakan gaya New Indies dan Greek Revival. Terpengaruh oleh perkembangan gaya Dutch Rationalism 7 dan aliran modernisme 8 yang terjadi di Hindia-Belanda di akhir abad ke-19, pada tahun 1919 Grand Hotel Preanger mengalami perbaikan dalam desain muka bangunan. Gaya Indische Empire pada Grand Hotel Preanger yang sudah terkesan terlalu klasik dan kuno sedikit dirubah untuk mengikuti tren gaya arsitektur modern pada masa itu. Lantas, bersamaan dengan dibukanya politik etis, perkembangan gaya Dutch Rationalism di Hindia-Belanda menciptakan gaya baru yang dinamakan New Indies Style. Gaya baru yang lebih berorientasi ke Eropa, khususnya Belanda inilah yang kemudian diterapkan pada proses pembangunan kembali wajah bangunan Grand Hotel Preanger. Setelah selesai direnovasi, penerapan gaya New Indies pada bentuk bangunan Grand Hotel Preanger dapat diamati utamanya pada penggunaan atap datar dan warna putih yang dominan di dinding bangunan. Ciri lain penggunaan gaya ini pada eksterior bangunan adalah pemasangan double facade pada bagian atas serambi depan untuk mencegah masuknya panas matahari dan tempias air hujan yang sangat mungkin terjadi karena penggunaan atap datar. Halaman depan yang ditumbuhi 6 Gevel adalah bentuk segitiga yang mengikuti bentuk atap, biasanya terletak di dinding fasad bangunan atau dinding samping bangunan. Lihat buku Yulianto Sumalyo yang berjudul Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993). 7 Gaya Dutch Rationalism adalah gaya arsitektur yang berusaha mengembangkan solusi baru untuk menggabungkan objek bangunan bergaya klasik dengan teknologi mutakhir. Gaya ini bisa disebut sebagai gaya arsitektur transisi antara tradisional isme (Indische Empire Style) dan modernisme. Di Belanda sendiri gaya ini diperkenalkan oleh H. P. Berlage. Lihat tulisan Joop Walter yang berjudul Het Indisch Woonhuis (2011). 8 Aliran modernisme diperkenalkan oleh para arsitek Belanda yang datang ke Hindia-Belanda. Mereka mulai mencoba untuk menggunakan material baru dalam pembangunan kembali bangunan-bangunan bergaya neoklasik untuk mengembangkan arsitektur yang memadukan ciri khas bangunan Belanda dan iklim tropis. Hal inilah yang menjembatani perubahan gaya arsitektur klasik ke modern di Hindia-Belanda. Lihat buku Gunawan Tjahjono yang berjudul Indonesian Heritage 6, Architecture (Singapore: Archipelago Press, 1998), hlm A 330 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

5 Eko Bagus Prasety o pohon palem dihilangkan untuk memperluas jalan masuk yang menghadap langsung ke Groote Postweg. Selain itu, untuk menambah kesan grandeur megah fasad bangunan diberikan sentuhan gaya Greek Revival, yaitu dengan memperbesar ukuran kolom yang me nyangga entablature elemen struktur horisontal semacam balok cincin di ujungnya, mempertinggi pedestal lantai bangunan, dan memasang pediment berbentuk persegi panjang pada bagian atas bukaan jendelapintu. Tahun an Gambar 5. Suasana Grand Hotel Preanger pada tahun 1930-an, tampak bangunan hotel yang dibangun ulang pada tahun 1929 menggunakan gaya Art Deco. Gambar 6. Suasana Grand Hotel Preanger pada tahun 1930-an, tampak Grote Postweg di depan hotel dengan lalu-lalang dokar atau kereta kuda. sumber: Mafiosoul, 2012 Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan popularitas gaya arsitektur dari masa ke masa. Sesudah tahun 1920-an, perkembangan gaya Art Deco di Belanda memberikan pengaruh yang cukup besar pada perubahan bentuk bangunan-bangunan di Hindia-Belanda. Tak terkecuali, untuk bisa tetap eksis dan tidak ketinggalan zaman Grand Hotel Preanger kembali dibangun ulang secara besar-besaran pada tahun Kali ini, C. P. Wolff Schoemaker, seorang arsitek keturunan Belanda yang lahir dan tinggal di Hindia-Belanda, memegang kendali atas perancangan bentuk dan wajah baru Grand Hotel Preanger. Banyak terpengaruh oleh karya-karya arsitektur beraliran modernisme dari Frank Lloyd Wright 9, Schoemaker mengadopsi gaya Art Deco tersebut untuk menciptakan kesan bangunan hotel yang lebih glamour, anggun, dan romantis. Ekspresi gaya Art Deco karya Schoemaker pada Grand Hotel Preanger terlihat jelas diterapkan pada bagian fasad bangunan yang mengekspos warna dan elemen-elemen geometris. Dari gaya New Indies yang banyak memiliki corak bangunan imperial Yunani, Grand Hotel Preanger berubah menjadi bangunan modern yang bercitra futuristik. Elemen-elemen geometris dan kubustis yang disusun secara asimetris menjadi unsur dominan komponen penyusun fasad hotel. Kemudian, penerapan konsep Art Deco pada Grand Hotel Preanger juga terlihat pada perubahan massa bangunan yang menjadi lebih masif ruang portico serambi berkolom yang membuat bangunan lebih terbuka telah dihilangkan. Oleh Schoemaker, kesan masif pada massa hotel ini disiasati dengan penambahan unsur-unsur streamline 10, yakni elemen ornamentasi berbentuk garis-garis lurus yang ikut menghiasi fasad kubistis Art Deco sehingga massa bangunan menjadi terlihat langsing dan ramping. 9 Frank Lloyd Wright adalah arsitek pelopor gaya arsitektur modern yang memperkenalkan gaya arsitektur organik dan Mayan Revival. Unsur ornamentasi yang menjadi ciri khas gaya Mayan Revival disadur oleh C. P. Wolff Schoemaker untuk memperindah konsep Art Deco pada desain Grand Hotel Preanger yang baru. Lihat buku Marjorie Ingle yang berjudul Mayan Revival Style: Art Deco Mayan Fantasy (Salt Lake City: Peregrine Smith Books, 1984), hlm. v. 10 Gaya Art Deco dengan penggunaan unsur-unsur streamline sebagai elemen pembentuk ruang dan fasad ini sering disebut dengan gaya Nieuwe Bouwen atau Streamline Moderne. Lihat buku B. Dawson dan J. Gillow yang berjudul The Traditional Architecture of Indonesia (London: Thames and Hudson, 1994), hlm. 25. Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 331

6 Grand Hotel Preanger dari Waktu ke Waktu, Sebuah Montase Sejarah Di samping perubahan pada kondisi bentuk dan wajah bangunan, peralihan kondisi fisik juga terjadi pada lingkungan dan area tapak di depan bangunan Grand Hotel Preanger. Jalur masuk ke dalam hotel diperluas kembali sehingga menciptakan area terbuka yang lebih lapang pada muka bangunan. Perluasan jalur masuk ini ditujukan sebagai ruang-ruang parkir kendaraan untuk menampung pengunjung hotel yang semakin banyak. Antara area parkir tersebut dan jalur pedestrian yang bersebelahan dengan Grote Posweg di depannya sengaja didirikan pagar pembatas yang terbuka dan tidak terlalu tinggi agar kemegahan wajah Grand Hotel Preanger bisa terlihat jelas dari bagian bawah sampai ke atasnya. Gambar 7. Menara Grand Hotel Preanger pada tahun 1930-an. Gambar 8. Suasana sisi belakang Grand Hotel Preanger yang berada di sudut simpang Tamblongweg (Jalan Tamblong) dan Naripanweg (Jalan Naripan) pada tahun 1930-an. Gambar 7. Suasana Grote Postweg di depan Grand Hotel Preanger pada tahun Gambar 8. Suasana bagian depan Grand Hotel Preanger pada tahun sumber: theluxton.com, Setelah tahun 1960-an sampai saat ini Sesudah tahun 1960, Grand Hotel Preanger tidak banyak mengalami perubahan dari segi bentuk dan wajah bangunan walaupun bangunannya sendiri telah mengalami beberapa kali renovasi dari tahun ke tahun setelah itu. Penambahan massa bangunan berupa tower setinggi sepuluh lantai pada bangunan induk sempat dilakukan pada tahun 1988 untuk memperbanyak jumlah kamar dan melengkapi fasilitas hotel. Pembangunan massa bangunan baru pada Grand Hotel Preanger ini tidak mengubah penampilan massa bangunan secara keseluruhan karena penampilan bangunan baru tersebut telah disesuaikan dengan konsep gaya arsitektur lamanya, yaitu Art Deco. Hingga saat ini, gaya Art Deco yang dipadu dengan unsur-unsur streamline tersebut masih tetap dipertahankan dan A 332 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

7 Eko Bagus Prasety o dijadikan ciri khas bangunan Grand Hotel Preanger. Namun demikian, perluasan lebar Grote Posweg (Jalan Asia Afrika) seiring dengan majunya moda transportasi memakan banyak ruang terbuka di bagian depan hotel. Selain itu, sebagai alasan keamanan, pagar di muka hotel dibuat lebih tertutup sehingga menghalangi sebagian wajah bangunan dari seberang jalan. Gambar 9. Suasana Grand Hotel Preanger pada tahun 1960-an. sumber: Sumber: Katam, 2010 Gambar 10. Suasana Grand Hotel Preanger pada tahun Gambar 11. Suasana wajah Grand Hotel Preanger pada tahun 2017, tampak jalur pedestrian tertata rapi di seberang Jalan Asia Afrika. sumber: dokumentasi pribadi, 2017 Sumber: dokumen pribadi, 2017 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 333

8 Grand Hotel Preanger dari Waktu ke Waktu, Sebuah Montase Sejarah Gambar 12. Fasad bergaya Art Deco dengan penambahan elemen-elemen streamline pada Grand Hotel Preanger. sumber: dokumentasi pribadi, 2017 Gambar 13. Kanopi pada bagian pintu masuk Grand Hotel Preanger. sumber: dokumentasi pribadi, 2017 Gambar 14. Tower setinggi sepuluh lantai yang ditambahkan pada bangunan induk Grand Hotel Preanger. sumber: dokumentasi pribadi, 2017 A 334 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

9 Eko Bagus Prasety o Perbandingan dari Waktu ke Waktu Dari pembahasan sejarah perkembangan Grand Hotel Preanger dengan menggunakan metode observasi serta studi dan dokumentasi literatur dapat dibandingkan perubahan kondisi dan wujud fisik Grand Hotel Preanger pada masing-masing eranya sebagai berikut. Tabel 1. Perbandingan Hotel Preanger dari Waktu ke Waktu Elemen Pembanding Tahun 1900-an Tahun 1920-an Tahun an Setelah Tahun an sampai Saat Ini Gaya bangunan Gaya Indische Empire atau The Dutch Indische Colonial Style (gaya neoklasik) Gaya New Indies dengan sentuhan gaya Greek Revival Gaya Art Deco aliran steamline (Nieuwe Bouwen) Gaya Art Deco aliran steamline (Nieuwe Bouwen) Bentuk eksterior bangunan Bentuk bangunan simetris dengan penggunaan atap perisai, gevel segitiga, Doric, serta bukaan pintu yang tinggi dan jendela krepyak di kirikanannya Bentuk bangunan simetris dengan penggunaan atap datar, cat dinding warna putih yang dominan, Doric yang diperbesar, double facade, entablature dan pedestal yang lebih tebal, serta pediment di atas bukaan jendela-pintu Bentuk bangunan kubustis dan asimetris yang masif, tetapi terlihat ramping dengan penambahan elemen-elemen fasad geometris berwujud garis-garis lurus serta penghilangan kolom di bagian depan Bentuk bangunan kubustis dengan elemen-elemen fasad geometris dan penambahan massa bangunan baru yang bercorak sama Denah Denah simetris dengan central room yang terhubung langsung dengan beranda, galeri, dan kamar-kamar penginapan di bagian perimeter serta portico (teras berkolom) di bagian depan Denah simetris dengan central room dan portico di bagian depan Denah asimetris dengan penghilangan serambi dan galeri Denah asimetris dengan penghilangan serambi dan galeri serta penambahan sepuluh lantai pada bangunan tower yang baru Ruang terbuka Ruang terbuka berupa halaman depan yang cukup luas dan ditumbuhi oleh beberapa pohon palem serta jalan masuk di bagian depan yang melingkar Halaman depan yang dihilangkan dan jalur masuk yang diperluas untuk parkir kendaraan Halaman depan yang dihilangkan dan jalur masuk yang diperluas untuk parkir kendaraan Halaman depan yang dihilangkan dan jalur masuk yang diperluas untuk parkir kendaraan Transisi bangunan dengan lingkungan sekitar Bangunan dan Grote Postweg dipisahkan oleh pagar pembatas yang terbuka Bangunan dan Grote Postweg dipisahkan oleh pagar pembatas yang terbuka Bangunan dan Grote Postweg dipisahkan oleh pagar pembatas yang terbuka Bangunan dan Grote Postweg dipisahkan oleh pagar pembatas yang lebih tertutup Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 A 335

10 Grand Hotel Preanger dari Waktu ke Waktu, Sebuah Montase Sejarah Kesimpulan Dari pembahasan dan temuan foto dokumentasi dari tahun ke tahun dapat disimpulkan bahwa Grand Hotel Preanger yang digagas pertama kali oleh Deeterkom mengalami perubahan yang sangat mencolok setelah pembangunan ulangnya oleh Schoemaker pada tahun 1929, yaitu dari gaya bangunan Indische Empire yang terkesan klasik dan formal menjadi gaya arsitektural Art Deco yang lebih terlihat modern. Proses renovasi dan perluasan bangunan setelah itu tidak banyak mengubah bentuk muka bangunan yang bergaya Art Deco tersebut. Jika dibandingkan lagi, kondisi tapak di sekitar bangunan hotel pada masa sekarang tidak semegah di era an; pada masa itu Grand Hotel Preanger benar-benar berhubungan langsung dengan Grote Postweg di depannya tak ada pagar pembatas jalan yang tertutup sehingga wajah bangunan bisa terlihat secara jelas dari seberang jalan. Walaupun demikian, Grand Hotel Preanger masih tetap menyuguhkan panorama bangunan tempo dulu yang khas dan sarat nostalgia di tengah-tengah bangunan kekinian di sekitarnya. Daftar Pustaka Dawson, B. & J. Gillow The Traditional Architecture of Indonesia. London: Thames & Hudson. Handinoto Indische Empire Style: Gaya Arsitektur Tempo Doeloe yang Sekarang Sudah Mulai Punah. Dimensi 20/Ars. Universitas Kristen Petra Surabaya. :. Handinoto Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya Tahun Yogyakarta: Andi Offset. Harian Sinar Harapan Sejarah Panjang Grand Hotel Preanger Bandung, edisi 16 Agustus. Hartono, Samuel The Amsterdam School dan Perkembangan Arsitektur Kolonial di Hindia Belanda antara Tahun Jurnal Teknik Arsitektur. Petra Christian University. Nomor 35: 58. Ingle, Marjorie Mayan Revival Style: Art Deco Mayan Fantasy. Salt Lake City: Peregrine Smith Books. Katam, Sudarsono & Lulus Abadi Album Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung: Khazanah Bahari. Kunto, Haryoto Wajah Bandung Tempo Doeloe. Bandung: PT Granesia. Mafiosoul Terimakasih Soedah Bikinin Gedong-Gedong Art Deco di Kota Kami, Toewan! (online). Diakses pada 22 Maret 2017 pukul Sumalyo, Yulianto Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tjahjono, Gunawan Indonesian Heritage 6, Architecture. Singapore: Archipelago Press. Walker, John. A Design History and the History of Design. London: Pluto Press. Walter, Joop Het Indisch Woonhuis... :... Bandung Trip Advice (online). Diakses pada 12 Maret 2017 pukul Hotel Preanger in 1930 (online). Diakses pada 17 Maret 2017 pukul A 336 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

Desain Fasad Depan dan Ornamen pada Societeit Voor Officieren dan Stasiun KAI di Kota Cimahi

Desain Fasad Depan dan Ornamen pada Societeit Voor Officieren dan Stasiun KAI di Kota Cimahi SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Desain Fasad Depan dan Ornamen pada Societeit Voor Officieren dan Stasiun KAI di Kota Cimahi Jeremy Meldika jeremy meldika@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Jurnal Ilmiah Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: PIPIET GAYATRI SUKARNO 0910651009 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung Andita Aprilina Nugraheni anditaprilina2804@gmail.com Mahasiswa Program Sarjana, Prodi Arsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

Ekspresi gaya arsitektur kolonial pada desain interior Gedung Lindeteves Surabaya

Ekspresi gaya arsitektur kolonial pada desain interior Gedung Lindeteves Surabaya Ekspresi gaya arsitektur kolonial pada desain interior Gedung Lindeteves Surabaya Juan Antonio Koeswandi Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur, Universitas Widya Kartika Jl. Sutorejo Prima Utara II/1, Surabaya

Lebih terperinci

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur

Lebih terperinci

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik 2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia 2.2.1 Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik Pada akhir zaman klasik, timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik, yang sudah merajai

Lebih terperinci

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA Diajukan oleh : LUTHFI HARDIANSYAH 0951010022 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012 Balai Kota Surabaya

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan dalam berbagai bidang kini semakin terasa di Indonesia. Kemajuan teknologi telah membawa suatu pengaruh yang cukup signifikan

Lebih terperinci

Observasi Citra Visual Rumah Tinggal

Observasi Citra Visual Rumah Tinggal Tugas AR2212 Perilaku dan Desain Arsitektur Observasi Citra Visual Rumah Tinggal Teresa Zefanya / 15213035 Rumah Bagus 1 Gambar 1. Rumah Bagus 1 Rumah di atas berlokasi di Jalan Pager Gunung, Bandung.

Lebih terperinci

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan Rihan Rizaldy Wibowo rihanrw @gmail.com Mahasisw a Jurusan A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung kini sudah menjadi salah satu wisata kota populer di Indonesia. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung kini sudah menjadi salah satu wisata kota populer di Indonesia. Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung kini sudah menjadi salah satu wisata kota populer di Indonesia. Kota Bandung berhasil menarik para wisatawan domestik dan mancanegara untuk menikmati ragam

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA 26 BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Tema : Arsitektur Kontekstual Latar belakang penggunan tema Arsitektur Kontekstual adalah: Berada di lingkungan komplek kampus Telkom sehingga dalam perancangannya perlu menyesuaikan

Lebih terperinci

Ekspresi Gaya Arsitektur Kolonial pada Desain Interior Gedung Lindeteves Surabaya

Ekspresi Gaya Arsitektur Kolonial pada Desain Interior Gedung Lindeteves Surabaya Juan Antonio Koeswandi/e-Jurnal Eco-Teknologi UWIKA (ejetu). ISSN: 2301-850X. Vol. I, Issue 2, Oktober 2013 pp. 43-48 Ekspresi Gaya Arsitektur Kolonial pada Desain Interior Gedung Lindeteves Surabaya Juan

Lebih terperinci

Karakteristik Spasial dan Visual Balai Kota Madiun (Eks Raadhuis te Madioen)

Karakteristik Spasial dan Visual Balai Kota Madiun (Eks Raadhuis te Madioen) Karakteristik Spasial dan Visual Balai Kota Madiun (Eks Raadhuis te Madioen) Vicky Rizaldi¹, Antariksa Sudikno², Noviani Suryasari² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ²Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan yang masih dapat terlihat sampai sekarang yang kemudian menjadi warisan budaya.

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

Wajah Militair Hospitaal dan 'Kota Militer' Cimahi

Wajah Militair Hospitaal dan 'Kota Militer' Cimahi SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Wajah Militair Hospitaal dan 'Kota Militer' Cimahi Aileen Kartiana Dewi aileen_kd@yahoo.com Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan

Lebih terperinci

MEDIA MATRASAIN ISSN Volume 14, No.1, Maret Oleh:

MEDIA MATRASAIN ISSN Volume 14, No.1, Maret Oleh: Oleh: Hery Purnomo (Mahasiswa Magister Arsitektur, Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, hery_arsitektur@yahoo.co.id) Judi O. Waani (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam

Lebih terperinci

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar-mengajar merupakan bagian dari proses pendidikan yang berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

163 Universitas Indonesia

163 Universitas Indonesia BAB 5 PENUTUP Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan semua pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya dan saran. Kesimpulan ini juga menjawab pertanyaan permasalahan yang dibuat pada

Lebih terperinci

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-63 Merepresentasikan Kejutan sebagai Tema dalam Rancangan Galeri Kuliner di Kawasan Tunjungan Surabaya Yuli Indri Ani dan

Lebih terperinci

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,

Lebih terperinci

Elemen Arsitektural pada Fasad Rumah Dinas Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo

Elemen Arsitektural pada Fasad Rumah Dinas Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo Elemen Arsitektural pada Fasad Rumah Dinas Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo Miryanti Putri Budiandari 1, Antariksa 2, Noviani Suryasari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penjajahan Belanda di Indonesia membawa pengaruh penting bagi aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penjajahan Belanda di Indonesia membawa pengaruh penting bagi aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjajahan Belanda di Indonesia membawa pengaruh penting bagi aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Seperti aspek ekonomi, religi, seni, filsafat, dan termasuk juga

Lebih terperinci

Perubahan Atap Masjid Agung Garut

Perubahan Atap Masjid Agung Garut SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perubahan Atap Masjid Agung Garut Devinna Febrianni dev innaf@students.itb.ac.id Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan,

Lebih terperinci

GAYA ARSITEKTUR DI PERUMAHAN DINAS MILITER ANGKATAN DARAT, CIMAHI, JAWA BARAT

GAYA ARSITEKTUR DI PERUMAHAN DINAS MILITER ANGKATAN DARAT, CIMAHI, JAWA BARAT GAYA ARSITEKTUR DI PERUMAHAN DINAS MILITER ANGKATAN DARAT, CIMAHI, JAWA BARAT Milla Ardiani Architecture Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

Schoemaker dan Jejaknya di Kota Bandung

Schoemaker dan Jejaknya di Kota Bandung SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Schoemaker dan Jejaknya di Kota Bandung Anisa Chandra Kharimah anisachandra@gmail.com Program Studi A rsitektur Sekolah A rsitektur, Perancangan, dan Perencanaan Kebijakan

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Karakter Visual Fasade Bangunan Kolonial Belanda Rumah Dinas Bakorwil Kota Madiun (Pipiet Gayatri Sukarno, Antariksa, Noviani Suryasari) KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Objek Latar Belakang Tema

PENDAHULUAN Latar Belakang Objek Latar Belakang Tema I. PENDAHULUAN Latar Belakang Objek Kabupaten Malang memiliki dua Pabrik gula yang cukup besar yaitu PG Kebon Agung dan PG. Krebet. PG Kebon Agung berdiri pada 1905, PG Krebet Baru (populer dengan sebutan

Lebih terperinci

Pengaruh Gaya Arsitektur Kolonial Belanda pada Bangunan Bersejarah di Kawasan Manado Kota Lama

Pengaruh Gaya Arsitektur Kolonial Belanda pada Bangunan Bersejarah di Kawasan Manado Kota Lama TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Pengaruh Belanda pada Bangunan Bersejarah di Kawasan Manado Kota Lama Veronica A. Kumurur Program Studi Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado Abstrak Kota Manado merupakan

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES Agustina Putri Ceria, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145

Lebih terperinci

Transformasi Atap Masjid Raya Bandung

Transformasi Atap Masjid Raya Bandung SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Transformasi Atap Masjid Raya Bandung Zuhrissa Putrimeidia Aswati zuhrissa@gmail.com Mahasisw a Program Sarjana, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan

Lebih terperinci

MANAKALA GEDUNG BPI ITB UNJUK KEKUATAN

MANAKALA GEDUNG BPI ITB UNJUK KEKUATAN AR 2111 APRESIASI ARSITEKTUR MANAKALA GEDUNG BPI ITB UNJUK KEKUATAN (SOLID DAN VOID DALAM ARSITEKTUR GEDUNG BPI ITB) DOSEN : DR. IR. BASKORO TEDJO, MSEB LAPORAN Oleh: Teresa Zefanya 15213035 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance SEJARAH RENAISSANCE Masa Renaissance sering disebut juga masa pencerahan Atau masa kelahiran, karena menghidupkan kembali budaya-budaya klasik, hal ini disebabkan banyaknya pengaruh filsuf-filsuf dari

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #008 / 2015

Architecture. Home Diary #008 / 2015 Architecture 82 A View of White Teks : Widya Prawira Foto : Bambang Purwanto Sejurus mata memandang, palette putih mendominasi dalam kesederhanaan desain yang elegan, warm dan mewah. K lasik adalah abadi.

Lebih terperinci

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta Firdha Ruqmana firdha.ruqmana30@gmail.com Mahasisw a Sarjana Program Studi A rsitektur,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar belakang Tema 8 BAB III BAB III TINJAUAN KHUSUS Latar belakang penggunan tema Arsitektur Kontekstual adalah: Perkembangan teknologi dan informasi yang cukup pesat sehingga perlunya penyesuaian

Lebih terperinci

Elemen-Elemen Arsitektural Post Kantoor di Tanah Deli

Elemen-Elemen Arsitektural Post Kantoor di Tanah Deli SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Elemen-Elemen Arsitektural Post Kantoor di Tanah Deli Lia Veronica Wirjono wirjono126@y ahoo.com Mahasisw a Prodi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri pada akhir dekade pertama abad ke-19, diresmikan tanggal 25 September 1810. Bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA SDN DITOTRUNAN 1 LUMAJANG Anisa Riyanto¹, Antariksa², Noviani Suryasari ² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya ²Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Alifah Laily Kurniati 1 dan Antariksa 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen

Lebih terperinci

Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya

Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perpaduan Elemen Arsitektur Tradisional dan Eropa pada Masjid Agung Manonjaya Maulidinda Nabila maulidnda@gmail.com A rsitektur Islam, Program Studi A rsitektur,

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #007 / 2014

Architecture. Home Diary #007 / 2014 Architecture 58 The Art of Tropical Living Teks : Wdya Prawira Foto : Bambang Purwanto Desain rumah tropis yang menampilkan keindahan detil pada setiap sudutnya ini mampu menghadirkan sebuah rasa romantis

Lebih terperinci

Sejarah Kantor Nederlands-Indische Spoorweg (NIS) di Semarang

Sejarah Kantor Nederlands-Indische Spoorweg (NIS) di Semarang SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Sejarah Kantor Nederlands-Indische Spoorweg (NIS) di Semarang Faisal Prabowo pbw.faisal@gmail.com KK Informatika, Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Pembangunan sarana dan prasarana bagi kebutuhan pemerintahan dan orang-orang barat di Bandung sejalan dengan penetapan kota Bandung sebagai Gemeente pada tahun 1906. Gereja sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanpa terasa Bandung sudah memasuki usianya yang lebih dari 200 tahun. Sebuah perjalanan yang sangat panjang dari wilayah yang sebelumnya merupakan bagian

Lebih terperinci

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015 Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan dan Sasaran... 2 1.3. Manfaat...

Lebih terperinci

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut Annisa Maharani mhrnannisa1997@gmail.com Mahasiswa Sarjana Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Haryoto Kunto (2000) dalam Wajah Bandoeng Tempoe Doeloe, Bandung sempat dijadikan Ibu Kota Nusantara Pemerintahan Hindia Belanda pada zaman kolonial

Lebih terperinci

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Resort ini penulis menggunakan kosep dasar TROPIS MODERN yang dimana bangunan ini tetap mengacu pada ciri bangunan tropis lainnya,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan 129 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa ciri-ciri elemenelemen arsitektural bangunan rumah lama di Kota Baru sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo

Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo Shabrina Maharani 1, Antariksa 2, Rinawati Pudji Handajani 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012 LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012 Lampiran 2. Rencana Tapak Area Utama Istana Kepresidenan Bogor. 101 Lampiran 3. Denah

Lebih terperinci

KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTABARU YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati

KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTABARU YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTABARU YOGYAKARTA Theresiana Ani Larasati Yogyakarta memiliki peninggalan-peninggalan karya arsitektur yang bernilai tinggi dari segi kesejarahan maupun arsitekturalnya, terutama

Lebih terperinci

Masjid Raya Cipaganti, Heritage Kota Bandung yang Memadukan Gaya Arsitektur Jawa dan Eropa

Masjid Raya Cipaganti, Heritage Kota Bandung yang Memadukan Gaya Arsitektur Jawa dan Eropa SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Raya Cipaganti, Heritage Kota Bandung yang Memadukan Gaya Arsitektur Jawa dan Eropa Zulva Fachrina zfachrina@hotmail.com Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi,

Lebih terperinci

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya Gladwin Sogo Fanrensen, Esti Asih Nurdiah Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK FASADE BANGUNAN FACTORY OUTLET DI JALAN IR. H. DJUANDA BANDUNG

KARAKTERISTIK FASADE BANGUNAN FACTORY OUTLET DI JALAN IR. H. DJUANDA BANDUNG KARAKTERISTIK FASADE BANGUNAN FACTORY OUTLET DI JALAN IR. H. DJUANDA BANDUNG (Kasus Studi pada Factory Outlet Glamour yang merupakan peralihan fungsi dari fungsi hunian kolonial) Abstrak Peralihan fungsi

Lebih terperinci

Pengaruh Belanda dalam Arsitektur Masjid Agung di Priangan

Pengaruh Belanda dalam Arsitektur Masjid Agung di Priangan SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Pengaruh Belanda dalam Arsitektur Masjid Agung di Priangan 1800-1942 Annisha Ayuningdiah annishaay uningdiah@y mail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur,

Lebih terperinci

Penghawaan dan Pengaruh Psikologi pada Aula Barat dan Aula Timur ITB

Penghawaan dan Pengaruh Psikologi pada Aula Barat dan Aula Timur ITB SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Penghawaan dan Pengaruh Psikologi pada Aula Barat dan Aula Timur ITB Muhammad Fahry Aziz fahryazizm@gmail.com Mata Kuliah Arsitektur Kolonial, Jurusan Desain Interior,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota Negara yang berkembang pesat dan menjadi pusat dari segala macam aktifitas. Jakarta merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara yang

Lebih terperinci

1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL

1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL 1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL SIMBOL LANGGAM JAWA GAMBAR 1 GAMBAR 2 GAMBAR 3 GAMBAR 5 SIMBOL DESIGN YANG PERTAMA INI MENGGUNAKAN LANGGAM JAWA YANG SAYA LETAKKAN DI FRAME JENDELA GAMBAR 1 GAMBAR 6

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Kotinuitas Elemen Pembentuk Ruang

BAB V PENUTUP. 1. Kotinuitas Elemen Pembentuk Ruang BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN kesimpulan ini merupakan hasil temuan dari faktor- faktor kontinuitas elemen pembentuk ruang pada Masjid Agung Tuban. 1. Kotinuitas Elemen Pembentuk Ruang a. Adanya kontinuitas

Lebih terperinci

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo

Lebih terperinci

Elemen Tangga Pada 3 Bangunan Kolonial di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta

Elemen Tangga Pada 3 Bangunan Kolonial di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Elemen Tangga Pada 3 Bangunan Kolonial di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta Hazimah Ulfah Az Zaky azzakyhazimah@gmail.com Arsitektur Kolonial, Sejarah Teori Kritik

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KANTOR BAKORWIL IV JATIM PAMEKASAN

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KANTOR BAKORWIL IV JATIM PAMEKASAN KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KANTOR BAKORWIL IV JATIM PAMEKASAN Yanita Ayu Mardlatillah 1, Antariksa 2, Noviani Suryasari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Univesitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Fasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda

Fasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda JURNAL edimensi ARSITEKTUR, Vol : 1 No. 2 (2013) 225-232 225 Fasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda Penulis : Ivan Sulisthio dan Esti Asih Nurdiah Program Studi Arsitektur, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 terjadi gelombang migrasi besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli kontrak akibat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

PELESTARIAN BANGUNAN KANTOR POS BESAR SURABAYA

PELESTARIAN BANGUNAN KANTOR POS BESAR SURABAYA PELESTARIAN BANGUNAN KANTOR POS BESAR SURABAYA Novalinda Puspitasari, Antariksa, Abraham M Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145 Telp. (0341)

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata. BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Perancangan Peningkatan devisa negara adalah hal yang penting untuk keberlangsungan pembangunan negara, sehingga pemasukan devisa seharusnya ditingkatkan.

Lebih terperinci

TATANAN ELEMEN VISUAL GEDUNG BALAI KIRTI YANG KONTEKSTUAL DI KOMPLEK CAGAR BUDAYA ISTANA BOGOR JURNAL ILMIAH

TATANAN ELEMEN VISUAL GEDUNG BALAI KIRTI YANG KONTEKSTUAL DI KOMPLEK CAGAR BUDAYA ISTANA BOGOR JURNAL ILMIAH TATANAN ELEMEN VISUAL GEDUNG BALAI KIRTI YANG KONTEKSTUAL DI KOMPLEK CAGAR BUDAYA ISTANA BOGOR JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : YUNI DIZI

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT

KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT Dewa Gde Agung Wibawa 1, Antariksa 2, Abraham M. Ridjal 2 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PELESTARIAN BANGUNAN STASIUN KERETA API KEDIRI

PELESTARIAN BANGUNAN STASIUN KERETA API KEDIRI PELESTARIAN BANGUNAN STASIUN KERETA API KEDIRI Yussi Oktarisa, Antariksa, Abraham M Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145 Telp. (0341) 567486

Lebih terperinci

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

b e r n u a n s a h i jau

b e r n u a n s a h i jau 01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman

Lebih terperinci

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertemuan budaya yang ada pada Mesjid Raya Cipaganti dapat terkordinasi dengan baik antara budaya yang satu dengan lainnya. Budaya luar yang masuk telah mengalami

Lebih terperinci

Rekomendasi Restorasi Fasade De Drie Locomotiven

Rekomendasi Restorasi Fasade De Drie Locomotiven SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Rekomendasi Restorasi Fasade De Drie Locomotiven Teresa Zefanya (1), Bambang Setia Budi (2) fany tanuriady @gmail.com (1) Mahasisw i program sarjana, Program Studi

Lebih terperinci

Tipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro, Yogyakarta

Tipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro, Yogyakarta TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Tipomorfologi Fasade Bangunan Pertokoan di Sepanjang Ruas Jalan Malioboro, Yogyakarta Adinda Rafika Dani (1), Djoko Wijono (2) adinda.rafika@gmail.com (1) Mahasiswa Program S2 Arsitektur,

Lebih terperinci

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD)

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD) PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD) Lina Mardiani 1, Antariksa 2, Abraham M. Ridjal 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN VI.1 KONSEP PERENCANAAN Konsep perencanaan rancangan yang akan dibangun adalah Revitalisasi Pasar Johar Semarang. Hal ini juga mendukung program pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitar Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitar Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota yang memiliki beragam keindahan dan kenyamanan. Oleh karena itu, Kota Bandung memiliki banyak julukan seperti The Capital City of Asia Afrika,

Lebih terperinci

Kajian Facade Rumah Tradisional Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo

Kajian Facade Rumah Tradisional Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 PENELITIAN Kajian Facade Rumah Tradisional Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo Dyan Agustin (1), Wiwik Dwi S (1) agustin.dy an@y ahoo.co.id (1) Lab Kaw asan dan Bangunan A rsitektur,

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu

Lebih terperinci

Tipologi Arsitektural Stasiun Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah

Tipologi Arsitektural Stasiun Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 PENELITIAN Tipologi Arsitektural Stasiun Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah Nafiah Solikhah nafiahs@ft.untar.ac.id Bagian Sejarah dan Pemuugaran, Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,

Lebih terperinci