BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyewanya untuk layanan TV broadcast sehingga. Dikarenakan parameter dan terbatasnya alat ukur yang digunakan maka
|
|
- Leony Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Telah diinformasikan pada bab 1 bahwa di mall Senayan City system Master Antenna Televisi (MATV) digunakan untuk mendukung aktifitas serta memenuhi kebutuhan penyewanya untuk layanan TV broadcast sehingga penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui kinerja jaringan koaksial TV Kabel tersebut. Dikarenakan parameter dan terbatasnya alat ukur yang digunakan maka pengukuran akan dilakukan meliputi besarnya sinyal yang ada yang akan diukur mulai dari terminal pelanggan sampai ke parabola. Kemudian akan diukur pula temperatur pada kabel karena temperatur juga ikut mempengaruhi besarnya redaman pada kabel Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dalam tugas akhir ini dilakukan di gedung Mall Senayan City yang beralamat di Jalan Asia Afrika Lot 19 Jakarta. Senayan City adalah sebuah bangunan kompleks terintegrasi yang terdiri dari pusat perbelanjaan utama (Mall) yang terdiri dari 8 lantai, dua menara perkantoran modern (Office Tower) 25 lantai yang ditempati dan menjadi pusat salah satu tv swasta nasional yaitu Surya Citra Televisi (SCTV) dan Panin Tower serta sebuah menara apartemen mewah (Luxurious Apartment) 25 lantai yang berdiri diatas lahan seluas meter persegi. 43
2 Senayan City dibangun dan dikelola oleh PT. Manggala Gelora Perkasa, anak perusahaan dari pengembang properti terdepan di Indonesia yaitu PT. Agung Podomoro Group. Pusat perbelanjaan atau mall di buka pada tanggal 23 Juni 2006 dengan menghadirkan penyewa-penyewa ternama dari dalam dan luar negeri. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April- Mei Selain melakukan observasi langsung ke lapangan, penelitian juga dilakukan berdasarkan keluhan pelanggan yang merasa siaran atau gambar yang diterima oleh pesawat televisinya kurang bagus. Berdasarkan keluhan tersebut maka dilakukan pengukuran dilapangan yang dimulai dari terminal di unit penghuni sampai di lokasi atau perangkat yang dideteksi sebagai penyebab masalah. Waktu pengukuran dan penanganan masalah biasanya dijadwalkan terlebih dahulu. Pengukuran untuk mengetahui level sinyal yang sampai di terminal pelanggan ataupun di perangkat yang lain di gunakan db meter yang dimiliki Engineering Senayan City. Selain melakukan pengukuran level sinyal pada terminal unit yang mempunyai keluhan, untuk memenuhi kebutuhan dalam penelitian ini juga dilakukan pengukuran terhadap parameter-parameter jaringan MATV yang dapat diukur dengan alat ukur yang ada. Pengukuran tersebut meliputi perangkat dan media transmisi yang ada di Mall Senayan City. Tabel 3.1. Time schedule pengambilan data 44
3 3.3. Alat Ukur Untuk melakukan pengambilan data sinyal dan temperatur kabel digunakan alat ukur db Meter dan Temperatur Meter. Berikut alat ukur yang digunakan dalam pengambilan data : db Meter Untuk mengukur sinyal yang ada mulai dari parabola sampai ke terminal pelanggan digunakan db Meter dengan merk Deviser tipe DS Berikut gambar dan spesifikasi dari db Meter tersebut : Gambar 3.1. db Meter Deviser DS-1001 Tabel 3.2. Spesifikasi db Meter Deviser DS-1001 Frequency Frequency Range 46 MHz~864MHz Accuracy ±50ppm Tuning Resolution 50kHz Level Measurement Range 30dBµV~120dBµV Accuracy 25 Resolution 0.5dB Voltage Input Range 1V~100V (AC/DC) Accuracy ±2V Resolution 1V 45
4 Sesuai dengan db Meter tersebut maka dapat diukur besarnya sinyal yang ada dan pada frekuensi berapa serta channel berapa. Sedangkan frekuensi yang dapat diketahui dari db Meter tersebut adalah 46 MGz sampai dengan 864 MHz dan 30 dbµv sampai dengan 120 dbµv untuk pengukuran sinyal Temperatur Meter Gambar 3.2. Temperatur Meter Raytek MiniTemp MT4 Tabel 3.3. Spesifikasi Temperatur Meter Raytek MiniTemp MT4 Model Temperature Range MiniTemp MT4-18 to 400 C (0 to 750 F) Distance to Spot Size (D:S) 8:1 Response time 500 msec Emissivity Pre-set at 0.95 Accuracy Typical Distance to Target (Spot) Laser Sighting Protective Boot ±2%, or ±2 C (±3 F) whichever is greater Up to 1.5m (4ft) Yes No 46
5 Seperti terlihat pada Tabel 3.3. bahwa Temperatur Meter Raytek MiniTemp MT4 dapat mengukur temperatur mulai dari -18ºC sampai dengan 400ºC atau 0ºF sampai dengan 750ºF. Sedangkan tingkat keakuratan dari alat ukur ini adalah ±2% atau ±2ºC (±3 F). Hasil pengukuran sendiri ditampilkan di layar dengan bentuk digital sehingga memudahkan dalam pembacaan hasil pengukuran. Gambar Temperatur Meter Raytek MiniTemp MT4 ditunjukkan pada Gambar Ruang Lingkup Pengambilan Data Seperti sudah dijelaskan pada bab sebelumya bahwa ruang lingkup pengambilan data hanya meliputi jaringan koaksial yang dimulai dari terminal pelanggan sampai ke parabola. Dan pengambilan data hanya meliputi sinyal yang diambil secara sampling Jaringan MATV Mall Senayan City Bentuk fisik bangunan Senayan City yang dibangun dengan konsep super blok terdiri dari 3 bangunan tinggi masing-masing 25 lantai yaitu: Panin Tower, Apartemen dan SCTV Tower yang berdiri sedemikian rupa mengapit sebuah bangunan mall setinggi 8 lantai dan mempunyai 3 basement yang menyatu, dengan total luas lahan m 2. Jaringan MATV hanya diperuntukkan untuk bangunan Mall. Pembagian lokasi tiap lantai di Mall Senayan City dibagi berdasarkan zone. Setiap lantai terdiri dari 4 zone yang mempunyai shaft secara vertical yang terhubung ke semua lantai yaitu Zone-A, Zone-B, Zone-C, dan Zone-D. Berikut gambar diagram jaringan MATV mall Senayan City 47
6 Gambar 3.3. Single line MATV Mall Senayan City Zone A 48
7 Gambar 3.4. Single line MATV Mall Senayan City Zone B 49
8 Gambar 3.5. Single line MATV Mall Senayan City Zone C 50
9 Gambar 3.6. Single line MATV Mall Senayan City Zone D 51
10 Perangkat MATV Mall Senayan City 1) Parabola Sistem MATV Mall Senayan City memiliki 3 unit parabola yang masing-masing parabola diplot hanya untuk satu satelit yang ditempatkan di dua tempat. Parabola pertama diatas rooftop untuk satelit Asiasat, dua parabola yang lain ditempatkan bersamaan di area luar gedung yaitu di Ground Floor untuk fungsi satelit Palapa dan Satelit Telkom. Tabel 3.4. Spesifikasi Teknis parabola 2) Receiver Receiver sebagai penerima sinyal yang berasal dari parabola atau satelit melakukan pemilahan sinyal untuk memilih channel yang diinginkan. Hal ini karena sinyal yang diterima dari satelit terdiri dari banyak channel. Jumlah receiver yang digunakan pada perangkat MATV Mall Senayan City sebanyak 21 receiver yang dipakai untuk 21 channel siaran yang berbeda. Pada tabel 3.4 dibawah dapat dilihat jumlah channel yang dilayani dari 3 parabola dan 3 satelit. 52
11 Tabel 3.5. Spesifikasi daftar channel tv parabola Mall Senayan City Jenis receiver yang digunakan adalah merek Pacific Satellite DSR2882s type standard definition. 53
12 Gambar3.7. Spesifikasi Teknis Receiver Pacific Satellite DSR2882s 3) Modulator Sinyal yang diterima dari satelit yang terdiri dari banyak channel, yang diterima oleh receiver diteruskan ke modulator. Modulator berfungsi untuk memodulasi sinyal menjadi sinyal RF, dan sinyal-sinyal tersebut disusun pada frekuensi-frekuensi tertentu. 54
13 Seperti terlihat pada gambar 3.4 Single line diagram, jumlah receiver sama dengan jumlah modulator yaitu 21 buah. Adapun jenis modulator yang digunakan adalah Pacific Satellite Agile Modulator type PM-2250 Gambar 3.8. Spesifikasi Teknis Pacific Satellite Modulator type PM ) Combiner Combiner untuk fungsi penggabungan sinyal broadcast channel yang telah ditempatkan pada suatu frekuensi sinyal pembawa (carrier) Gambar 3.9. Spesifikasi Teknis Pacific Satellite Combiner PCB-16 55
14 5) Amplifier Amplifier yang digunakan sebagai penguat sinyal dengan tujuan untuk mengimbangi rugi-rugi dari kabel distribusi dan untuk menambahkan degradasi sinyal sekecil mungkin, terutama noise dan distorsi, menggunakan merek Fagor tipe SAB 301 dengan frekuensi range forward 87,5 862 MHz, Return 5 65 Mhz. Gambar Spesifikasi Teknis Distribution Ampilifiers Fagor SAB 301-A 6) Splitter dan Coupler Splitter dan coupler yang berfungsi untuk membagi sinyal RF menjadi sama rata antara beberapa kaki keluaran yang digunakan adalah Merek Pacific 2 way 4 way 56
15 Gambar Splitter/coupler Merek Pacific 2 way 4 way Media Transmisi Karakteristik kabel koaksial berdasarkan katalok produk yang diukur dalam temperatur 20ºC : Tabel 3.6. Karakteristik Kabel Koaksial Coaxial Cable Frequency (MHz) db Loss per 100 meter (max) QR 540 RG11 RG6 5 0,46 1,25 1,9 55 1,54 3,15 5, ,87 6, ,08 4,40 7, ,83 5,74 9, ,12 5,74 10, ,38 6,23 10, ,71 6,72 11, ,03 7,38 12, ,33 7,94 13, ,59 8,53 14, ,62 8,61 14, ,89 9,02 15, ,12 9,51 16, ,38 10,43 16, ,90 11,68 18, ,07 11,97 18, ,56 13,05 20, ,12 14,27 21,49 Loop Resistance per 100 meter 5,28 57
16 Media transmisi dari Parabola ke Head End menggunakan kabel koaksial jenis RG 11 dan digunakan juga untuk media transmisi dari output Amplifier sampai ke splitter atau tap terakhir sedangkan untuk drop pelanggan yaitu media transmisi dari output splitter atau tap ke terminal pelanggan menggunakan kabel koaksial jenis RG 6. Jenis kabel perlu diketahui karena jenis kabel memiliki karakteristik masing-masing yang turut menentukan hasil pengukuran Diagram Alur Pengambilan Data Pengambilan data yang dilakukan hanya meliputi data sinyal dan pengukuran suhu atau temperature kabel. Pengambilan data sinyal dimulai dari menyiapkan alat ukur sinyal atau db meter. Pengukuran suhu kabel dilakukan sekaligus setelah atau sebelum melakukan pengukuran sinyal pada jaringan kabel koaksial yang dimulai dari terminal pelanggan sampai Receiver. Pengukuran sinyal dimulai dari pengukuran sinyal pada terminal pelanggan dilanjutkan pengukuran sinyal pada output dan input pada tap pelanggan, splitter, amplifier, Head End, dan Parabola. Setelah data yang diperlukan sudah diperoleh, data tersebut dicatat pada log book dan proses pengambilan data tegangan selesai. Hal ini ditunjukkan pada gambar berikut ini : 58
17 Mulai Siapkan db Meter Setting Frekuensi Terminal Pelangggan Ukur Sinyal Keluaran. Splitter Ukur Sinyal Keluaran Tap ke Terminal Pelanggan. Tap Splitter Ukur Sinyal Masukan Amplifier Ukur Sinyal Keluaran. Temperatur Meter Ukur Suhu pada Kabel. Amplifier Ukur Sinyal Masukan. Combiner Head End Ukur Sinyal Keluaran. Log Book Catat Hasil Pengukuran, Tipe dan Spek. Tap/Splitter, Kabel dan Temperaturnya. Receiver Head End Ukur Sinyal Masukan. Parabola Ukur Sinyal Keluaran. Selesai Gambar Diagram alur pengambilan data sinyal 59
18 Gambar Diagram blok pengambilan data sinyal Pada gambar terlihat bahwa sebelum sinyal sampai ke terminal pelanggan atau pesawat televisi, terlebih dahulu sinyal dari Parabola melewati beberapa perangkat yaitu Head End (Receiver, Modulator, Combiner), Amplifier, Splitter dan Tap (Coupler) melalui kabel koaksial. Hal ini mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya sinyal yang sampai ke terminal pelanggan atau pesawat televisi. 60
ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000 Mulia Raja Harahap, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciCara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat
Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Yogo Tri Saputro 17411549 Teknik Elektro Latar Belakang Pada dasarnya pemancar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi digital dalam paruh dekade terakhir mencuat dari pusat-pusat kekuatan teknologi modern yang merupakan revolusi teknologi dalam bidang televisi. Untuk itu bangsa
Lebih terperinciPENGUKURAN VSWR MENGGUNAKAN SITE MASTER ANRITSU TYPE S332B
PENGUKURAN VSWR MENGGUNAKAN SITE MASTER ANRITSU TYPE S332B TUJUAN: Dalam Workshop ini memberikan pemahaman dasar dalam melakukan pengukuran VSWR, Return Loss, Distance to Fault dan Cable Loss. Setelah
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk
BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk 3.1. Perencanaan Ruas Bumi Ruas bumi adalah semua perangkat stasiun bumi konsentrator Cipete (hub) termasuk semua terminal di lokasi pelanggan (remote).
Lebih terperinciMODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung
MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2010 1 Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 268 / DIRJEN / 2005 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 268 / DIRJEN / 2005 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT SET TOP BOX SATELIT DIGITAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciBAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF
BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF 3.1. Pendahuluan Fungsi SAW Filter sendiri dalam unit IF pada televisi adalah untuk memberikan bentuk respon sinyal IF yang dihasilkan dari tuner
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prinsip Dasar MATV 2.1.1 Umum Master Antena Televisi atau yang sering disingkat dengan MATV merupakan suatu sistem jaringan yang mendistribusikan sinyal televisi dari antena utama
Lebih terperinciPerancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01
Seminar Tugas Akhir Selasa, 24 Januari 2012 Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01 Riski Andami Nafa 2209106071 Pembimbing :
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL
33 BAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL 4. 1 Pengambilan Data Penggunaan Wi-Fi Over PICOCELL Pengambilan data implementasi Wi-Fi Over Picocell dilakukan di Departemen Information
Lebih terperinciMODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI
MODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI Antarmuka Teknologi antarmuka perangkat JARLOKAF dengan sentral lokal (STO) yang digunakan adalah : Antarmuka Z (analog 2 kawat) Antarmuka digital 2 Mbps V5.1
Lebih terperinciANALISIS PERANCANGAN SISTEM MATV (MASTER ANTENA TELEVISI) DIGITAL PADA HOTEL GOLDEN TULIP ESSENTIAL PONTIANAK
ANALISIS PERANCANGAN SISTEM MATV (MASTER ANTENA TELEVISI) DIGITAL PADA HOTEL GOLDEN TULIP ESSENTIAL PONTIANAK Ary Hidayat 1), Fitri Imansyah 2), F.Trias Pontia W 3) Program Studi Teknik Elektro,Jurusan
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK PENGATURAN MULTIMODE EXCITER ( MEX ) PADA SISTEM PEMANCAR DI PT. SURYA CITRA TELEVISI ( SCTV ) JAKARTA
LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGATURAN MULTIMODE EXCITER ( MEX ) PADA SISTEM PEMANCAR DI PT. SURYA CITRA TELEVISI ( SCTV ) JAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III METODE ANALISIS 3.1 Metodologi Analisis yang digunakan Pada penganalisisan ini menggunakan metodologi analisis Ex Post Facto dimana memiliki pengertian yaitu melakukan analisis peristiwa yang telah
Lebih terperinciJaringan VSat. Pertemuan X
Jaringan VSat Pertemuan X Pengertian VSat VSAT atau Very Small Aperture Terminal adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan terminalterminal stasiun bumi dengan diameter yang sangat kecil.
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dalam bab ini dibahas mengenai beberapa parameter-parameter yang menjadi tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan DSLAM (Digital Subscriber
Lebih terperinci1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO
1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada
Lebih terperinciTeknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Manggala Gelora Perkasa adalah salah satu amak perusahaan dari Agung Podomoro Land yang merupaka perusahaan bergerak dibidang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Perkembangan antenna saat ini semakin berkembang terutama untuk system komunikasi. Antenna adalah salah satu dari beberapa komponen yang paling kritis. Perancangan
Lebih terperinciSINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung
SINYAL & MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitudo dari tegangan,
Lebih terperinciTeknik MULTIPLEXING. Rijal Fadilah S.Si Program Studi Teknik Informatika STMIK Balikpapan Semester Genap 2010/2011
Teknik MULTIPLEXING Rijal Fadilah S.Si http://rijalfadilah.net Program Studi Teknik Informatika STMIK Balikpapan Semester Genap 2010/2011 Multiplexing Proses penggabungan beberapa kanal Pembagian bandwith
Lebih terperinciSistem Pemancar Televisi
Akhmad Rudyanto Putu Rio Aditya Linda Wulandari Yuli Fitriani 2207.100.624 2207.100.638 2207.100.645 2207.100.649 1 Sistem Pemancar Televisi Memancarkan sinyal RF (audio & video) melalui gelombang elektromagnetik
Lebih terperinciDASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI
DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Klasifikasi Sistem Telekomunikasi By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? BLOK SISTEM TELEKOMUNIKASI Message Input Sinyal Input Sinyal Kirim Message Output
Lebih terperinciBAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN
BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul dan Definisi Hibrida Rekayasa Hibrida 90, (900±90)MHz Berterminal 50
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul dan Definisi Hibrida Hibrida adalah alat pasif yang digunakan dalam berbagai macam alat elektronik dan system komunikasi. Aplikasi dari hibrida yaitu diskriminator
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN S-PARAMETER PADA PERANGKAT DUPLEXER DAN KABEL COAXIAL DENGAN FREKUENSI MHz
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS PENGUJIAN S-PARAMETER PADA PERANGKAT DUPLEXER DAN KABEL COAXIAL DENGAN FREKUENSI 1.800 MHz ANALYSIS OF S-PARAMETER TESTING ON DUPLEXER DEVICE AND COAXIAL CABLE
Lebih terperinciPEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL
VII. PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO VII.1. BLOK DIAGRAM PEMANCAR AM / FM a. MOD Sinyal AM / FM / SSB Antena b. MOD AMP POWER Mikr s.akustik s. Listrik f LO LOCAL OSCIL Antena c. MOD FREK FREQ. MULTI PLIER
Lebih terperinciLABORATORIUM SWTICHING &TRANSMISI MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI SATELIT DISUSUN OLEH: WAHYU PAMUNGKAS, ST
LABORATORIUM SWTICHING &TRANSMISI MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI SATELIT DISUSUN OLEH: WAHYU PAMUNGKAS, ST AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2005 MODUL PRAKTIKUM KOMUNIKASI SATELIT LAB
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring
BAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA 4.1. Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring Setelah memperoleh dimensi antenna yang akan dibuat, disimulasikan terlebih dahulu beberapa antenna
Lebih terperinciCatur Budi Waluyo, Iskandar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LAYANAN DIGITAL VIDEO BROADCASTING CABLE UNTUK JARINGAN HFC, STUDI KASUS LAYANAN UNTUK LABORATORIUM LTRGM DAN TEKNIK FISIKA ITB Catur Budi Waluyo, Iskandar Sekolah Teknik Elektro
Lebih terperinciMEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
Jaringan Komputer I 1 MEDIA TRANSMISI Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Spektrum Elektromagnetik Jaringan
Lebih terperinciPRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2014 YUYUN SITI ROHMAH, ST., MT
PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2014 YUYUN SITI ROHMAH, ST., MT Message Input Sinyal Input Sinyal Kirim Message Output TI Transducer Input Message Signal Transducer Output TO Sinyal Output Tx Transmitter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, perkembangan teknologi telekomunikasi bergerak semakin cepat dan beragam, mulai dari komunikasi analog hingga komunikasi digital, kemudian dari transmisi
Lebih terperinciBAB IV INSTALASI RADIO UHF
BAB IV INSTALASI RADIO UHF 4.1 Penggunaan Radio Frekuensi Seiring dengan berkembangnya teknologi, kebutuhan akan teknologi telekomunikasi semakin berkembang. Salah satumedia transfer data dalam media telekomunikasi
Lebih terperinciAnalisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1 Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis Nezya Nabillah Permata dan Endroyono Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciMateri II TEORI DASAR ANTENNA
Materi II TEORI DASAR ANTENNA 2.1 Radiasi Gelombang Elektromagnetik Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI JARINGAN VSAT
BAB III IMPLEMENTASI JARINGAN VSAT 3.1. Perencanaan Ruas Bumi (Ground Segment) Jaringan VSAT terdiri dari satu satelit dan dua stasiun bumi sebagai pemancar dan penerima. Jaringan VSAT mampu untuk menghubungkan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan
Lebih terperincisinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sistem jamming Sistem jamming dirancang untuk memberikan sinyal noise yang dapat dikonversi menjadi sinyal RF dari berbagai bandwidth sampai 36 MHz. Persyaratan untuk menjamming
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY Ridwan Pratama 1 1 Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom 1 ridwanpsatu@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciTopologi WiFi. Topotogi Ad Hoc
Topologi WiFi Jika dalam jaringan konvensional dikenal berbagai jenis topologi jaringan, seperti starring, dan bus, pada WiFi hanya dikenal 2 jenis topologi jaringan yatu ad hoc dan infrastructure. Topotogi
Lebih terperinciOptimasi Single Frequency Network pada Layanan TV Digital DVB-T dengan Menggunakan Metode Simulated Annealing L/O/G/O
Optimasi Single Frequency Network pada Layanan TV Digital DVB-T dengan Menggunakan Metode Simulated Annealing Destya Arisetyanti 2208 100 118 Dosen Pembimbing Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng, Ph.D
Lebih terperinciTEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::
TEKNOLOGI VSAT Rizky Yugho Saputra rizkyugho@gmail.com :: http://rizkyugho.blogspot.co.id/ Abstrak Teknologi VSAT merupakan teknologi telekomunikasi yang memanfaatkan satelit. VSAT atau Very Small Aperture
Lebih terperinciadalah pengiriman data melalui sistem transmisi elektronik dengan komputer adalah hubungan dua atau lebih alat yang membentuk sistem komunikasi.
Sistem Informasi Akuntansi Data Communication adalah pengiriman data melalui sistem transmisi elektronik dengan komputer Jaringan kerja atau (network) adalah hubungan dua atau lebih alat yang membentuk
Lebih terperinciLABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto
LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Desember 2014 MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM
Lebih terperinciANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL
ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL Anggun Fitrian Isnawati 1) Irwan Susanto 2) Renny Ayu Purwanita 3) 1,2,3 Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB IV SATELLITE NEWS GATHERING
BAB IV SATELLITE NEWS GATHERING Satellite News Gathering (SNG) adalah peralatan yang mentransmisikan sinyal informasi yang bersifat sementara dan tidak tetap dengan menggunakan sistem stasiun bumi uplink
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH WARNA ANTENA PARABOLA TERHADAP PARAMETER C/N PADA APLIKASI DVB-S
ANALISIS PENGARUH WARNA ANTENA PARABOLA TERHADAP PARAMETER C/N PADA APLIKASI DVB-S Wahyu Pamungkas 1, Eka Wahyudi 2, Achmad Nasuha 3 1,2,3, Program Studi D3 Telekomunikasi, Akatel Sandhy Putra Purwokerto53147
Lebih terperinciPengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik)
Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik) Sebelumnya Standard Protocol Layer OSI LAYER Application (7) Presentation (6) TCP/IP 5. Application Session (5) Transport (4) Network (3) Data link
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN
BAB 4 ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN Untuk melakukan analisis dari performansi Bit Error Rate (BER) diperlukan data data yang menunjang analisis tersebut. Untuk mendapatkan data data tersebut dilakukan
Lebih terperinciSPAUN SUS 21 F Router Kabel Tunggal
LAPORAN UJI Solusi Satu Kabel untuk Satelit dan Terestrial SPAUN SUS 21 F Router Kabel Tunggal Menggunakan dua frekuensi tetap untuk memancarkan transponder satelit yang diinginkan Mengurangi kebutuhan
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
TUGAS AKHIR ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000 Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen
Lebih terperinciBUKU PETUNJUK TINGKAT DASAR INSTALASI PL2AC2 PHONE LINE TO AUDIO CONVERTER release 3
BUKU PETUNJUK TINGKAT DASAR INSTALASI PL2AC2 PHONE LINE TO AUDIO CONVERTER release 3 A. MENGGUNAKAN AUDIO MIXER DENGAN FASILITAS AUX SEND DAN AUX RETURN / EFFECT SEND DAN EFFECT RETURN Gambar A.1 Manual
Lebih terperinciTEKNOLOGI JARINGAN AKSES
TEKNOLOGI JARINGAN AKSES Digital Line Carrier atau Pair Gain DLC memungkinkan penggunaan 1 pair kabel untuk beberapa pelanggan, misalnya 1 line untuk 8 pelanggan. Perbedaan UDLC dan IDLC Teknologi DLC
Lebih terperinciBAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR)
BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR) 3.1 Interferensi Radio FM Pada komunikasi satelit banyak ditemui gangguan-gangguan (interferensi) yang disebabkan oleh banyak faktor,
Lebih terperinciTEKNIK KOMUNIKASI SERAT OPTIK SI STEM KOMUNIKASI O P TIK V S KO NVENSIONAL O LEH : H ASANAH P UTRI
TEKNIK KOMUNIKASI SERAT OPTIK SI STEM KOMUNIKASI O P TIK V S KO NVENSIONAL O LEH : H ASANAH P UTRI REFERENSI BUKU 1. Keiser, Gerd; Optical Fiber Communications, Mc Graw-Hill International. 2. Agrawal,
Lebih terperinciBOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
bidang TEKNIK PERANCANGAN RADIO PORTABEL UNTUK MASYARAKAT PEDESAAN DI INDONESIA BERBASIS FREKUENSI MODULASI (FM) DENGAN MENGGUNAKAN MP3, MEMORY CARD, KOMPUTER DAN LINE IN MICROPONE SEBAGAI MEDIA INPUT
Lebih terperinciBAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT
BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT 2.1 Konfigurasi Jaringan VSAT Antar stasiun VSAT terhubung dengan satelit melalui Radio Frequency (RF). Hubungan (link) dari stasiun VSAT ke satelit disebut uplink, sedangkan
Lebih terperinci29
BAB III PARAMETER DAN PENGUKURAN JARINGAN LOKAL KABEL TEMBAGA PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi yang menyediakan berbagai macam layanan. Di antara sekian banyak layanan yang di miliki
Lebih terperinci: 0119/X-10/ALV/2014 : Proposal Kerja Sama Penyediaan Layanan Pay TV Dan Internet
Jakarta, 15 Oktober 014 No Perihal : 0119/X-10/ALV/014 : Proposal Kerja Sama Penyediaan Layanan Pay TV Dan Internet Kepada : Yth. Badan Pengelola Paragon Square Hotel and Apartemen Karawaci - Tangerang
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D
PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D Fahmi Lismar Halim 1), Bambang Setia Nugroho 2), Yuyu Wahyu
Lebih terperinciInternet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk
CARA KERJA INTERNET TV KABEL Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal TV saja. Dalam beberapa sistem,
Lebih terperinciOTDR FAKULTAS ELEKTRO & KOMUNIKASI
OTDR 1 ALAT UKUR OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) Mini OTDR 2 OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER (OTDR) OTDR merupakan salah satu peralatan utama baik untuk instalasi maupun pemeliharaan link serat
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek
Makalah Seminar Kerja Praktek FUNGSI PIM-PIE (PROGRAM INPUT MONITORING-PROGRAM INPUT EQUIPMENT) DALAM SISTEM TRANSMISI SIARAN PADA STASIUN RELAY TRANS TV SEMARANG Oleh : M. Azwar Abdul Ghaffar N. L2F008055
Lebih terperinciMENGINTEGRASIKAN REPEATER RADIO VHF KAMPUS-1 DAN KAMPUS-2 ITN MALANG MELALUI LINK RADIO UHF
MENGINTEGRASIKAN REPEATER RADIO KAMPUS-1 DAN KAMPUS-2 ITN MALANG MELALUI LINK RADIO UHF Eko Nurcahyo 1), Sidik Noertjahjono 2), Bambang Prio Hartono 3) 1),2),3 ) Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Pada dekade akhir-akhir ini, pertumbuhan dari satellite service, perkembangan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade akhir-akhir ini, pertumbuhan dari satellite service, perkembangan digital cable, inovasi HDTV dan IPTV telah banyak berpengaruh dalam perkembangan teknologi
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T
Multiplexing Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu saluran. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar &
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM Definisi
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PENERIMA TELEVISI SIARAN DIGITAL BERBASIS STANDAR DIGITAL VIDEO BROADCASTING
Lebih terperinciDasar- dasar Penyiaran
Modul ke: Dasar- dasar Penyiaran SPEKTRUM FREKUENSI TELEVISI PROSES PENGIRIMAN SINYAL TELEVISI PROSES PENERIMAAN SINYAL TELEVISI Fakultas FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING
Lebih terperinciPENGUAT DERAU RENDAH PADA FREKUENSI 1800 MHz ABSTRAK
PENGUAT DERAU RENDAH PADA FREKUENSI 1800 MHz Disusun Oleh: Nama : Fauzan Helmy Nrp : 0622131 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65,
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T
KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER 3 GANJIL 2017/2018 DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T Sinyal Digital Selain diwakili oleh sinyal analog, informasi juga dapat diwakili oleh sinyal digital.
Lebih terperinci11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding
TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR KOORDINASI ANTARA PENYELENGGARA SISTEM PERSONAL COMMUNICATION SYSTEM 1900 DENGAN PENYELENGGARA
Lebih terperinciBAB III PERENCANAN STASIUN RELAY SIARAN TELEVISI SWASTA NASIONAL (TRANSTV) UNTUK COVERAGE AREA PALEMBANG DAN SEKITARNYA
BAB III PERENCANAN STASIUN RELAY SIARAN TELEVISI SWASTA NASIONAL (TRANSTV) UNTUK COVERAGE AREA PALEMBANG DAN SEKITARNYA 3.1 Penentuan Lokasi Stasiun Pemancar Penentuan lokasi stasiun pemancar televisi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima
Lebih terperinciFUNDAMENTAL OF WIRELESS NETWORKS & COMMUNICATION SYSTEM
FUNDAMENTAL OF WIRELESS NETWORKS & COMMUNICATION SYSTEM (Pengantar Jaringan Nirkabel dan Sistim Komunikasi) Oleh: Prima Kristalina (EEPIS Wireless Sensor Networks Research Group) 2015 OVERVIEW Komponen
Lebih terperinciBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 Telah dilakukan analisis dan pembuatan program komputer untuk mengendalikan
Lebih terperinciANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, SNR (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL
ANALISIS JARAK TERHADAP REDAMAN, (SIGNAL TO NOISE RATIO), DAN KECEPATAN DOWNLOAD PADA JARINGAN ADSL Anggun Fitrian Isnawati 1) Irwan Susanto 2) Renny Ayu Purwanita 3) 1,2,3 Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. jauh dari studio siaran dalam lingkup broadcasting sudah dapat dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Mengirim suara dari venue atau lokasi acara yang secara geografis jauh dari studio siaran dalam lingkup broadcasting sudah dapat dilakukan dengan menggunakan
Lebih terperinciDalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SFN
BAB III PERANCANGAN SFN 3.1 KARAKTERISTIK DASAR SFN Kemampuan dari COFDM untuk mengatasi interferensi multipath, memungkinkan teknologi DVB-T untuk mendistribusikan program ke seluruh transmitter dalam
Lebih terperinciMULTIPLEXING. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung
MULTIPLEXING Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2010 1 Pengertian Multiplexing: Proses penggabungan beberapa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
42 BAB IV HASIL DAN ANALISA Untuk memecahkan masalah yang ada maka diperlukan pengolahan dan analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkan, untuk menemukan suatu solusi yang tepat. Data-data tersebut
Lebih terperinciBAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT
BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT 2.1 Konfigurasi Sistem Komunikasi Satelit VSAT Dalam jaringan VSAT, satelit melakukan fungsi relay, yaitu menerima sinyal dari ground segment, memperkuatnya dan mengirimkan
Lebih terperinciBAB 4. PERANCANGAN SISTEM
BAB 4. PERANCANGAN SISTEM 4.1. Diagram Alur Perancangan. Langkah awal dari analisa perancangan jaringan adalah lokasi. Setelah lokasi ditentukan, lakukan pengumpulan data data yang diperlukan dalam perancangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk merancang dan membuat jaringan WLAN dan penempatan Access Point sesuai dengan keadaan bangunan yang berada di gedung
Lebih terperinciBAB III RADIO MICROWAVE
26 BAB III RADIO MICROWAVE 3.1. Sistem Telekomunikasi Gelombang Mikro Pancaran Radio Bumi, menggunakan frekuensi tertentu yang dipancarkan melalui antena sehingga dapat diterima oleh receiver pada area
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran pada beberapa test point
Lebih terperinciANALISIS PARAMETER BER DAN C/N DENGAN LNB COMBO PADA TEKNOLOGI DVB-S2
ANALISIS PARAMETER BER DAN C/N DENGAN LNB COMBO PADA TEKNOLOGI DVB-S2 Wahyu Pamungkas 1 Eka Wahyudi 2 Anugrah Ahmad Fauzi 3 123 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto 1 Wahyu@stttelematikatelkom.ac.id,
Lebih terperinci- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI
- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI Dengan kemajuan teknologi, telekomunikasi menjadi lebih cepat, lebih andal dan lebih murah dibandingkan dengan metode komunikasi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI DAN TRAFFIK JARINGAN HFC (HYBRID FIBER COAXIAL) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY
TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI DAN TRAFFIK JARINGAN HFC (HYBRID FIBER COAXIAL) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciTelekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta
Telekomunikasi Radio Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta Telekomunikasi Radio Merupakan suatu bentuk komunikasi modern yang memanfaatkan gelombang radio sebagai sarana untuk membawa suatu pesan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY
BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY 3.1 UMUM Pada Tesis ini akan merancang dan fabrikasi antena mikrostrip array linier 4 elemen dengan pencatu berbentuk T untuk aplikasi WiMAX yang beroperasi di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Telkom University sedang mengembangkan satelit mikro yang mengorbit pada ketinggian 600-700 km untuk wahana pembelajaran space engineering. Sebelum satelit
Lebih terperinciMULTIPLEXING. Frequency-division Multiplexing (FDM)
MULTIPLEXING Multiplexing merupakan rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu kepada outputnya,
Lebih terperinciProgram Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012
PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 06 Media Transmisi Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 1 2 3 Konfigurasi Sistem Transmisi Sistem
Lebih terperinciDasar- dasar Penyiaran
Modul ke: Dasar- dasar Penyiaran STASIUN RELAY SISTEM SATELIT CARA KERJA STASIUN RELAY DAN SATELIT Fakultas FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan Template Modul
Lebih terperinci