BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengendalian internal terbentuk dari peraturan-peraturan, kebijakan, dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengendalian internal terbentuk dari peraturan-peraturan, kebijakan, dan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pengendalian internal terbentuk dari peraturan-peraturan, kebijakan, dan prosedur, yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak internal organisasi untuk mencapai target dan tujuan organisasi dengan keyakinan yang memadai terkait dengan keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional, maupun kepatuhan terhadap ketentuan yang telah ditetapkan (Jusup 2014, ). Sistem pengendalian internal sangat penting diketahui oleh semua tingkatan dalam organisasi karena pihak internal organisasi dan auditor melaksanakan tugas tanpa terlepas dari sistem tersebut (Moeller 2009, 23-24). Sistem pengendalian internal yang diterapkan dalam organisasi bisnis meliputi sistem pengendalian internal yang berkaitan dengan persediaan, piutang, kas, penggajian dan lain sebagainya. Kas merupakan aset paling likuid dari organisasi bisnis dan sangat mudah dipindahtangankan sehingga kesalahan maupun kecurangan dalam pelaporan dan pengelolaan kas (Sugiri dan Sumiyana 2005, ), yang dapat mengakibatkan ketidaktepatan informasi, sangat mungkin terjadi. Ketidaktepatan informasi terkait kas akan berdampak besar bagi organisasi karena informasi kas yang tersedia merupakan salah satu hal penting dalam pengambilan keputusan. Aliran kas ada dalam berbagai siklus transaksi sehingga aliran kas masuk dan keluar adalah yang terbesar dibandingkan dengan hal-hal lain yang ada dalam 1

2 2 laporan keuangan (Arens, dkk. 2017, 779). Kas memiliki risiko inheren yang tinggi terkait dengan golongan asersi keberadaan, kelengkapan dan keakuratannya karena kas merupakan aset yang paling mudah diselewengkan (Arens dkk. 2017, 781). Sistem pengendalian internal dalam pengelolaan kas sangat diperlukan untuk meminimalisir risiko kesalahan pencatatan ataupun kehilangan kas. Root (1998) menyebutkan beberapa rerangka yang digunakan sebagai dasar penyusunan maupun evaluasi sistem pengendalian internal, antara lain: Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) Framework, kriteria dari Control Committee (CoCo) yaitu Guidance of Control yang diterbitkan oleh Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA), kriteria Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA), dan pedoman yang dibuat oleh Institute of Internal Auditors (IIA) (Root 1998, 144). Moeller (2009) menyebutkan contoh lain rerangka sistem pengendalian internal, yaitu CobiT, namun tetap memberikan penekanan lebih kepada COSO Framework yang menjadi rerangka standar yang digunakan sebagai dasar penyusunan maupun pengevaluasian sistem pengendalian internal dalam Sarbanes-Oxley Act (Moeller 2009, 89). COSO Internal Control Integrated Framework (ICIF) mulai dikembangkan pada tahun 1992 dan mengalami pembaharuan pada tahun 2013 (Arens, dkk. 2017, ). Pembaharuan tersebut tampak dalam pedoman perancangan dan penerapan sistem pengendalian internal yang efektif dengan pendekatan berbasis prinsip (Arens, dkk. 2017, 380). COSO ICIF 2013 memiliki 3 tujuan dalam perancangan dan penerapan sistem pengendalian internal, antara lain:

3 3 keandalan pelaporan, kegiatan operasional yang efisien dan efektif, serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan (Arens, dkk. 2017, 376). COSO ICIF 2013 memiliki 5 komponen pengendalian internal untuk mencapai tujuannya, antara lain: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan (Arens, dkk. 2017, 380). Tujuan dan komponen COSO ICIF 2013 meliputi berbagai tingkatan dalam organisasi mulai dari tingkat fungsi hingga entitas. Salah satu entitas yang menerapkan sistem pengendalian internal adalah Koperasi Kopma UGM. Koperasi Kopma UGM merupakan finalis 100 besar Gerakan Kewirausahaan Nasional dari Kementrian Koperasi pada tahun 2013 dan 2014 serta Koperasi Konsumen Terbaik di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015 (Laporan Tahunan Koperasi "Kopma UGM" 2015, 9). Koperasi Kopma UGM memiliki 4 fungsi yang dijalankan oleh beberapa bidang dan 1 departemen, antara lain: fungsi keanggotaan yang dijalankan oleh bidang PSDA (Pengembangan Sumber Daya Anggota), fungsi bisnis yang dijalankan oleh Bidang Bisnis, Bidang HRD (Human Resource Development) dan Bidang Keuangan, fungsi gerakan yang dijalankan oleh Bidang Humas dan Gerakan, serta fungsi pendukung yang dijalankan oleh Bidang Administrasi dan Departemen Riset dan Pengembangan (Laporan Tahunan Koperasi "Kopma UGM" 2015, 4-9). Fungsi bisnis Koperasi Kopma UGM mengelola 4 divisi usaha, antara lain: Swalayan Koperasi Kopma UGM yang bergerak dalam bidang perdagangan barang konsumsi, Gamashirt yang bergerak dalam bidang konfeksi, Kafetaria yang bergerak dalam bidang jasa restoran, dan Warpostel yang utamanya bergerak

4 4 dalam bidang jasa komunikasi dan kurir (Laporan Tahunan Koperasi "Kopma UGM" 2015, 7-8). Koperasi Kopma UGM membutuhkan kas untuk menjalankan berbagai aktivitas sehingga kas dan sistem pengendalian internal pengelolaan kas merupakan hal yang sangat penting bagi Koperasi Kopma UGM. 1.2 Rumusan Masalah Koperasi Kopma UGM dikelola oleh mahasiswa yang merupakan anggota. Mereka mendapat kepercayaan dari anggota lainnya untuk menjalankan tugas sebagai manajemen. Mahasiswa tersebut akan langsung menjalankan tugas dan wewenang sebagai manajemen tingkat atas yang disebut dengan istilah pengurus. Pengurus di Koperasi Kopma UGM minimal memiliki pengalaman kerja di Koperasi Kopma UGM selama 1 periode dan harus berstatus mahasiswa aktif UGM. Sistem pengendalian internal yang baik dibutuhkan oleh Koperasi Kopma UGM agar periode kepengurusan yang singkat tidak memberikan dampak yang berarti. Selain pengurus, Koperasi Kopma UGM memiliki manajemen tingkat menengah yang disebut staf dan karyawan garis depan. Sebagian dari karyawan Koperasi Kopma UGM bukan merupakan anggota dan dapat memiliki masa kerja yang lebih lama dari pengurus, sehingga mendorong adanya rasa senioritas dari mereka. Dua dari tiga kondisi yang menjadi pendorong tindak kecurangan dalam segitiga kecurangan adalah peluang dan perilaku pembenaran (Jusup 2014, 412). Kondisi pergantian kepengurusan-staf dan masa kerja mereka yang lebih singkat di Koperasi Kopma UGM memungkinkan adanya peluang dan

5 5 perilaku/pembenaran dari karyawan untuk melakukan kecurangan sehingga sistem pengendalian internal yang baik dibutuhkan oleh Koperasi Kopma UGM untuk meminimalisir risiko terjadinya kecurangan. Penganggaran dengan penetapan dasar asumsi yang kurang tepat di Koperasi Kopma UGM (Diani 2015, 51), lemahnya budaya organisasi sehingga pemahaman dan filosofi antara pengurus dan karyawan tidak sama (Diani 2015, 52), sistem insentif yang tidak banyak dipengaruhi oleh pencapaian kinerja (Diani 2015, 52-53), mengakibatkan turunnya motivasi kerja karyawan dan menjadi dasar penilaian bahwa sistem pengendalian manajemen di Koperasi Kopma UGM belum baik (Diani 2015, 53). Sistem pengendalian internal dinilai berdasarkan komponen-komponen yang menyusun yang diantaranya berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen. Komponen-komponen dalam sistem pengendalian internal berkaitan dengan keefektifan dari sistem pengendalian tersebut dan setiap komponen pada rerangka pengendalian internal harus ada serta berfungsi dengan baik untuk mencapai tujuan dari pengendalian internal atau agar dapat dikatakan efektif (Lansiluoto, Jokipii dan Eklund 2016, 19-22). Penelitian yang selama ini dilakukan terhadap sistem pengendalian internal Koperasi Kopma UGM cenderung berfokus pada sistem pengendalian internal persediaan di divisi swalayan. Andityarini (2011) dalam skripsinya yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Atas Sediaan Studi Kasus Pada Swalayan Kopma UGM menyebutkan bahwa banyak program kerja yang tidak optimal dalam pelaksanaannya bahkan tidak terlaksana (Andityarini 2011, 103),

6 6 selain itu pemisahan tugas pihak pengotorisasi dan pelaksana transaksi belum terlaksana secara keseluruhan (Andityarini 2011, 112). Hasil penelitian Andityarini menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal Koperasi Kopma UGM pada tahun 2011 masih ada kekurangan. Sistem pengendalian internal atas sediaan di divisi swalayan yang berkaitan dengan pengelolaan kas menunjukkan adanya kelemahan pada sistem pengendalian internal pengelolaan kas di Koperasi Kopma UGM, antara lain: a. bukti kas masuk dibuat oleh adminkeu divisi swalayan sesuai kas yang diterima dari pihak pemasaran tanpa mencocokan dengan faktur penjualan barang keluar yang dibawa pihak pemasaran; b. bukti pengelolaan dana kas kecil yang belum memadai; c. faktur pembayaran kepada pihak pemasok barang perlu dibuat rangkap 3 dengan rincian lembar 1 untuk pemasok, lembar 2 untuk administrasi dan keuangan divisi swalayan, dan lembar 3 untuk kasir sentral; dan d. sistem pembayaran belum menggunakan rekening di bank sehingga menimbulkan berbagai risiko (Andityarini 2011, 55-86). Penelitian yang dilakukan selama ini cenderung berfokus pada divisi tertentu, utamanya Divisi Swalayan, walaupun beberapa siklus memiliki lingkup yang lebih besar. Salah satu siklus yang memiliki lingkup yang besar adalah siklus penerimaan dan pengeluaran kas. Penelitian siklus penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan di Koperasi Kopma UGM pernah dilakukan pada tahun 2005 oleh Hastuti. Penelitian yang berjudul Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran

7 7 Kas Studi Kasus pada Koperasi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada sudah mencakup keseluruhan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di Koperasi Kopma UGM pada tahun 2005 namun tidak mendasarkan penelitiannya pada rerangka sistem pengendalian internal tertentu. Hastuti (2005) menyarankan kepada Koperasi Kopma UGM untuk menggunakan sistem pengendalian internal berdasarkan rerangka yang dikeluarkan oleh COSO (Hastuti 2005, 66). Penelitian ini dilakukan jauh sebelum adanya ekspansi dan perbaikan sistem pengendalian internal di Koperasi Kopma UGM. Selama rentang waktu , ada beberapa perbedaan yang diakibatkan perkembangan bisnis dan perbaikan sistem di Koperasi Kopma UGM. Koperasi Kopma UGM mulai melakukan ekspansi pada periode 2014/2015 dengan membuka cabang fotokopi di Fakultas Matematika dan IPA UGM, membuka cabang swalayan di Jalan Selokan Mataram, dan membuka usaha Kopma Ice Cream yang merupakan bagian dari Kafetaria. Pada periode 2014/2015, Koperasi Kopma UGM menyusun pedoman sistem pengendalian internal yang baru dan mulai diterapkan pada periode 2015/2016 (Laporan Tahunan Koperasi "Kopma UGM" 2014/2015, 42-43). Salah satu perbaikan sistem yang dilakukan pada periode 2015/2016 adalah mulai digunakannya transaksi non-tunai pada sistem penggajian karyawan. Evaluasi penerapan dan pelaksanaan sistem pengendalian internal, khususnya kas, merupakan hal yang tepat dilakukan saat ini karena selain adanya perbaikan-perbaikan pada sistem pengendalian internal dan ekspansi, kas sangat berkaitan dengan likuiditas organisasi, penganggaran, dan pengambilan kebijakan

8 8 organisasi (Sugiri dan Sumiyana 2005, 105). Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah pernyataan pengawas tentang sistem pengendalian internal di Koperasi Kopma UGM yang belum berjalan secara optimal karena prosedur operasional standar pengeluaran bukti transaksi tidak selalu dilaksanakan dan pengawasan kegiatan yang berada di cabang kurang optimal (Laporan Tahunan Koperasi "Kopma UGM" 2015, 100). Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini, antara lain: 1. Apakah sistem pengendalian internal pengelolaan kas di Koperasi Kopma UGM telah sesuai dengan COSO ICIF 2013? 2. Apakah pelaksanaan sistem pengendalian internal pengelolaan kas di Koperasi Kopma UGM sudah efektif? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan evaluasi kepada manajemen terkait implementasi sistem pengendalian internal pengelolaan kas di Koperasi Kopma UGM. Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain: 1. Menggambarkan secara menyeluruh sistem pengendalian internal pengelolaan kas yang ada di Koperasi Kopma UGM. 2. Mengevaluasi pelaksanaan sistem pengendalian internal pengelolaan kas di Koperasi Kopma UGM dan memberikan rekomendasi. 3. Menganalisis implementasi sistem pengendalian internal pengelolaan kas di Koperasi Kopma UGM dengan COSO ICIF 2013.

9 9 1.4 Motivasi Penelitian Kondisi pergantian kepengurusan-staf 1 dan masa kerja mereka yang lebih singkat dibandingkan dengan karyawan di Koperasi Kopma UGM memungkinkan adanya peluang dan perilaku pembenaran dari karyawan untuk melakukan kecurangan sehingga sistem pengendalian internal yang baik dibutuhkan oleh Koperasi Kopma UGM untuk meminimalisir risiko terjadinya kecurangan. Pernyataan pengawas tentang sistem pengendalian internal di Koperasi Kopma UGM yang belum berjalan secara optimal karena prosedur operasional standar pengeluaran bukti transaksi tidak selalu dilaksanakan dan pengawasan kegiatan yang berada di cabang kurang optimal (Laporan Tahunan Koperasi "Kopma UGM" 2015, 100) juga menjadi catatan tersendiri. Penganggaran dengan penetapan dasar asumsi yang kurang tepat (Diani 2015, 51), lemahnya budaya organisasi (Diani 2015, 52), sistem insentif yang tidak banyak dipengaruhi oleh pencapaian kinerja (Diani 2015, 52-53), mengakibatkan turunnya motivasi kerja karyawan dan menjadi dasar penilaian bahwa sistem pengendalian manajemen di Koperasi Kopma UGM belum baik (Diani 2015, 53). Komponen-komponen dalam sistem pengendalian internal berkaitan dengan keefektifan dari sistem pengendalian tersebut dan setiap komponen pada rerangka pengendalian internal harus ada serta berfungsi dengan baik untuk mencapai tujuan dari pengendalian internal atau agar dapat dikatakan efektif (Lansiluoto, Jokipii dan Eklund 2016, 19-22), termasuk komponen yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen. 1 Manajemen di Koperasi Kopma UGM yang terdiri atas Pengurus, Pengawas, Kepala Departemen dan staf.

10 10 Penelitian yang berkaitan dengan sediaan di Divisi Swalayan menunjukkan adanya kelemahan pada sistem pengendalian pengelolaan kas, antara lain: bukti kas masuk dibuat sesuai kas yang diterima tanpa mencocokan dengan faktur penjualan barang keluar yang dibawa pihak pemasaran, bukti pengelolaan dana kas kecil yang belum memadai, faktur pembayaran kepada pihak pemasok barang belum dibuat rangkap 3, dan sistem pembayaran belum menggunakan rekening di bank (Andityarini 2011, 55-86). Hal ini menjadi penting karena salah satu siklus yang memiliki lingkup yang besar adalah siklus penerimaan dan pengeluaran kas. Penelitian yang berkaitan dengan pengendalian internal pengelolaan kas pernah dilakukan pada tahun 2005 namun belum berdasarkan rerangka sistem pengendalian internal tertentu. Hastuti (2005) menyarankan kepada Koperasi Kopma UGM untuk menggunakan sistem pengendalian internal berdasarkan rerangka yang dikeluarkan oleh COSO (Hastuti 2005, 66). COSO ICIF 2013 merupakan rerangka standar yang digunakan dalam penyusunan maupun evaluasi sistem pengendalian internal dalam Sarbanes-Oxley Act (Moeller 2009, 89). Ada 5 organisasi yang mendukung COSO, antara lain AAA (American Accounting Association), AICPA (American Institute of Certified Public Accountants), FEI (Financial Executives International), IIA (Institute of Internal Auditors), and IMA (Institute of Management Accountants) (McNally 2013, 2). COSO ICIF 2013 merupakan rerangka yang digunakan di Amerika Serikat dan diterima secara global. COSO ICIF 2013 sudah diterima secara global dibuktikan dengan ketersediaanya dalam 8 bahasa dan adanya kerja sama COSO dengan negara di

11 11 luar Amerika Serikat, salah satunya dengan Kementerian Keuangan China (COSO 2015, 1). Beberapa hal tersebut menjadi pertimbangan pemilihan COSO ICIF 2013 sebagai dasar dalam melakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian internal penelitian ini. Koperasi Kopma UGM menyusun pedoman sistem pengendalian internal yang baru dan mulai diterapkan pada periode 2015/2016 (Laporan Tahunan Koperasi "Kopma UGM" 2014/2015, 42-43). Jika evaluasi tidak dilakukan terhadap sistem pengendalian internal kas yang ada, manajemen tidak dapat menentukan kelengkapan dan keefektifan dari sistem yang ada dan tidak dapat menentukan langkah-langkah pengembangan yang tepat atas sistem tersebut. 1.5 Kontribusi Penelitian 1. Kontribusi Teoritis. Penelitian ini mengevaluasi sistem pengendalian internal pengelolaan kas dalam lingkup entitas dengan studi kasus Koperasi Kopma UGM dan menggunakan dasar COSO Internal Control Integrated Framework 2013 sebagai tindak lanjut atas penelitianpenelitian sebelumnya. Penelitian tentang sistem pengendalian internal di Koperasi Kopma UGM pernah dilakukan dengan fokus pada persediaan pada salah satu divisi usaha (Andityarini 2011). Penelitian sebelumnya tentang pengelolaan kas di Koperasi Kopma UGM mengevaluasi sistem tanpa mendasarkan pada rerangka tertentu (Hastuti 2005). Penelitian ini dapat menjadi pendukung dan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Kontribusi Praktis. Penelitian ini memberikan pengetahuan terkait sistem pengendalian internal yang baik berdasarkan COSO ICIF 2013 bagi

12 12 Koperasi Kopma UGM. Hasil penelitian ini dapat membantu Kepengurusan-staf Koperasi Kopma UGM mengevaluasi dan meningkatkan implementasi sistem pengendalian internal pengelolaan kas organisasi. 3. Kontribusi Kebijakan. Hasil penelitian ini dapat membantu manajemen Koperasi Kopma UGM mengevaluasi kebijakan terkait sistem pengendalian internal pengelolaan kas yang telah diterapkan dan menentukan kebijakan yang tepat terkait sistem pengendalian internal pengelolaan kas untuk Koperasi Kopma UGM. 1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini berfokus pada aturan, kebijakan dan implementasi sistem pengendalian internal yang berkaitan dengan pengelolaan kas di Koperasi Kopma UGM. Penelitian ini juga dibatasi dengan komponenkomponen yang ada dalam COSO Internal Control Integrated Framework (ICIF) 2013 sebagai dasar dalam mengevaluasi sistem pengendalian internal pengelolaan kas di Koperasi Kopma UGM. 1.7 Sistematika Penulisan Bab 1: Pendahuluan Bab ini memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2: Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka

13 13 Bab ini memaparkan teori-teori yang relevan dengan penelitian bersumber dari jurnal, buku, dan sumber lain yang relevan. Teori-teori yang akan dipaparkan antara lain terkait dengan sistem pengendalian internal, kas dan sistem pengendalian internal pengelolaan kas, serta sistem pengendalian internal berdasarkan COSO ICIF Bab 3: Metode Penelitian Bab ini memaparkan desain penelitian, definisi operasional variabel, objek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab 4: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini memaparkan penelitian yang diawali dengan gambaran umum Koperasi Kopma UGM antara lain deskripsi, visi, misi, prinsip, nilai, perangkat organisasi dan struktur organisasi. Bab ini akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai sistem pengendalian internal pengelolaan kas yang telah diaplikasikan di Koperasi Kopma UGM dan evaluasi sistem tersebut berdasarkan COSO ICIF Bab 5: Kesimpulan Bab ini merupakan bagian akhir yang berisi tentang kesimpulan, keterbatasan yang dihadapi selama menjalankan penelitian, serta implikasi praktis maupun teoritis dari hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem keuangan yang kurang dapat diandalkan. memadai kepada manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem keuangan yang kurang dapat diandalkan. memadai kepada manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan bisnis di sektor dagang dan jasa mengalami pergerakan yang fluktuatif. Peran kondisi industri bisnis global sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government Organization (NGO) Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government Organization yang jika diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada seberapa banyak modal yang dikeluarkan, atau seberapa banyak investasi yang masuk dalam perusahaan

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

Internal Control Framework: The COSO Standard

Internal Control Framework: The COSO Standard Audit Internal (Pertemuan ke-3) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition Internal Control Framework: The COSO Standard Committee of Sponsoring Organizations

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. dan beberapa kasus perusahaan besar lainnya yang di latar belakangi fraud oleh

Bab I. Pendahuluan. dan beberapa kasus perusahaan besar lainnya yang di latar belakangi fraud oleh Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Penerapan pengendalian internal di berbagai organisasi baik dalam skala kecil maupun besar telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai (reasonable assurance) kepada entitas tidak hanya dalam hal akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. memadai (reasonable assurance) kepada entitas tidak hanya dalam hal akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengendalian internal merupakan salah satu konsep penting dalam setiap entitas bisnis. Hal ini karena pengendalian internal mampu memberikan keyakinan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini menyebabkan fluktuasi terhadap kondisi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini menyebabkan fluktuasi terhadap kondisi ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang semakin cepat. Hal ini menyebabkan fluktuasi terhadap kondisi ekonomi yang menyebabkan ketidakpastian terhadap

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN BPJS KETENAGAKERJAAN SK DIREKSI NO KEP/213/072014

SISTEM PENGENDALIAN INTERN BPJS KETENAGAKERJAAN SK DIREKSI NO KEP/213/072014 SISTEM PENGENDALIAN INTERN BPJS KETENAGAKERJAAN SK DIREKSI NO KEP/213/072014 DEFINISI Sistem Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh pimpinan dan seluruh karyawan dalam organisasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derasnya arus globalisasi saat ini mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh negara, termasuk Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan yang semakin ketat

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang semakin berkembang memberikan kesempatan bagi semua jenis usaha yang bergerak di dalamnya. Perkembangan dunia bisnis semakin menuntut setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan memberikan pengaruh pada posisi perusahaan dalam persaingan bisnis. Kinerja yang tercermin dari laporan keuangan juga dijadikan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah

Lebih terperinci

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014 CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jaman sekarang banyak perusahaan baru yang sedang berkembang. Munculnya perusahaan baru tersebut, menyebabkan persaingan usaha menjadi semakin kompetitif.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berikut adalah penelitian yang sejenis dengan apa yang akan diteliti: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti / tahun 1. Kriswanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas prestasi kerja yang harus dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga aset perusahaan dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak. diinginkan, seperti penyalahgunaan aset ataupun pencurian aset.

BAB I PENDAHULUAN. menjaga aset perusahaan dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak. diinginkan, seperti penyalahgunaan aset ataupun pencurian aset. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengendalian internal merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan akan selalu dibutuhkan oleh sebuah organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Risiko-risiko

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, perekonomian Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaanperusahaan baru yang bermunculan untuk memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia berlaku Undang-undang Perpajakan yang baru sebagai penyempurna Undang-undang yang sebelumnya :

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia berlaku Undang-undang Perpajakan yang baru sebagai penyempurna Undang-undang yang sebelumnya : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia menempatkan perpajakan sebagai salah satu sumber penerimaan diluar sektor migas. Perpajakan juga merupakan perwujudan dari salah satu kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, melakukan perjalanan wisata dianggap sebagai suatu kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, melakukan perjalanan wisata dianggap sebagai suatu kebutuhan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, melakukan perjalanan wisata dianggap sebagai suatu kebutuhan. Permintaan pariwisata dari tahun ke tahun terus meningkat. Pemerintah Indonesia turut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk atau cash inflow. yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk atau cash inflow. yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penjualan merupakan aspek penting bagi perusahaan dalam memaksimalkan laba. Penjualan menjadi sangat penting bagi perusahaan karena keuntungan yang diperoleh

Lebih terperinci

Suatu sistem merupakan cara tertentu untuk melaksanakan suatu serangkaian aktivitas. Sistem yang dipergunakan oleh manajemen dalam pengendalian aktivi

Suatu sistem merupakan cara tertentu untuk melaksanakan suatu serangkaian aktivitas. Sistem yang dipergunakan oleh manajemen dalam pengendalian aktivi ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS DI KABUPATEN SORONG SELATAN, PROVINSI PAPUA BARAT) Ahmad Ridwan Ahmad_rd1@yahoo.com Kav. Alam Segar A12, Pamulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesaing usaha lainnya, baik secara global dan menjadi yang terunggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. pesaing usaha lainnya, baik secara global dan menjadi yang terunggul dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan era globalisasi dan ketatnya persaingan usaha merupakan salah satu faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada tanggal 23 Januari 2002, kongres Amerika Serikat melakukan pengesahan terhadap Sarbanes-Oxley Act (SOX). Undang Undang tersebut bertujuan untuk melindungi investor

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI LANDASAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUT THOWALIB KECAMATAN PARE KEDIRI

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI LANDASAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUT THOWALIB KECAMATAN PARE KEDIRI EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI LANDASAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUT THOWALIB KECAMATAN PARE KEDIRI ABSTRACT Anisa Zahra Diba Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan kompleksnya aktivitas-aktivitas yang dilakukan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dan kompleksnya aktivitas-aktivitas yang dilakukan sehingga 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kemajuan teknologi informasi membuat sejumlah entitas mulai menggunakan teknologi ke dalam aktivitas bisnisnya. Hal tersebut disebabkan semakin banyak dan kompleksnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, manufaktur ataupun jasa pasti memiliki tujuan bisnis, yaitu untuk memperoleh keuntungan. Dalam mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan tentunya tidak lepas dari kegiatan transaksi untuk pemenuhan tujuan perusahaan dalam rangka menghasilkan barang atau jasa untuk dijual

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

ekonomis. Di bidang ritel, penjualan tunai dan penjualan kredit merupakan aktivitas

ekonomis. Di bidang ritel, penjualan tunai dan penjualan kredit merupakan aktivitas Sistem pengendalian internal diperlukan oleh sebuah organisasi untuk menghindari kecurangan-kecurangan yang terjadi serta untuk mempertahankan eksistensi agar bisa melakukan kegiatan operasionalnya secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. luas. Pengendalian internal dalam arti sempit ialah internal check atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. luas. Pengendalian internal dalam arti sempit ialah internal check atau BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengendalian Internal 1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengertian pengendalian internal dapat dilihat dalam arti sempit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan seperti terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan seperti terciptanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan, karena dengan adanya sistem pengendalian intern perusahaan tersebut akan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI N. Tri Suswanto Saptadi 3/22/2016 nts/sia 1 Definisi SIA Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponenkomponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisins di Indonesia, maka diperlukan adannya perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisins di Indonesia, maka diperlukan adannya perbaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan usaha di Indonesia terasa semakin kompetitif. Setiap perusahaan organisasi harus selalu berusaha untuk dapat bertahan dalam arus persaingan bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa 1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa bumi Badai angin, dan perang 2. Ancaman karena kesalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya perkembangan ekonomi secara global ini maka menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam perusahaannya. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin Berkembangnya Perekonomian di dunia saat ini tentunya menuntut semua perusahaan yang telah berdiri cukup lama agar tetap mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan banyak perusahan yang berdiri dan semakin besar perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan banyak perusahan yang berdiri dan semakin besar perusahaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin pesat, ini mengakibatkan banyak perusahan yang berdiri dan semakin besar perusahaan yang ada. Perusahaan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian internal yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan adalah sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dikonversikan ke dalam bentuk kas ketika terjadi suatu transaksi penjualan. Dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat, sehingga mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat, sehingga mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat, sehingga mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB PENDAHULUAN.. Latar Belakang Perusahaan harus dikelola dengan baik agar dapat meningkatkan daya saingnya. Terkait dengan meningkatkan daya saingnya, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang dimana tingkat kebutuhan hidup semakin tinggi, maka tiap individu harus bekerja keras dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang atau badan hukum koperasi. Berdasarkan Undang Undang Nomor 25

BAB I PENDAHULUAN. seorang atau badan hukum koperasi. Berdasarkan Undang Undang Nomor 25 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang didirikan oleh orang seorang atau badan hukum koperasi. Berdasarkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT Definisi Materialitas FASB mendefinisikan materialitas sebagai berikut: Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-keadaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Sistem informasi akuntansi penjualan, keandalan pengendalian internal penjualan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Sistem informasi akuntansi penjualan, keandalan pengendalian internal penjualan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perekonomian Indonesia pada masa sekarang ini sedang bertumbuh dan berkembang terutama sejak adanya krisis ekonomi tahun 1998. Pertumbuhan ekonomi suatu negara khususnya di Indonesia, salah satunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pelayanan jasa bongkar muat merupakan pelayanan jasa yang sangat penting di Indonesia. Dengan melihat kenyataan bahwa kondisi geografis Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari laporan penelitian yang berbentuk tesis

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari laporan penelitian yang berbentuk tesis BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari laporan penelitian yang berbentuk tesis dengan judul Evaluasi Sistem Pengendalian Internal atas Siklus Pendapatan PT Perdagangan Gas. Pendahuluan ini

Lebih terperinci

BAB I INTRODUKSI. Bab ini akan menguraikan terlebih dulu tentang latar belakang topik

BAB I INTRODUKSI. Bab ini akan menguraikan terlebih dulu tentang latar belakang topik BAB I INTRODUKSI Bab ini akan menguraikan terlebih dulu tentang latar belakang topik penulisan, problem riset, pertanyaan riset, tujuan riset, kontribusi riset, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I INTRODUKSI. kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pemimpin dan seluruh pegawai

BAB I INTRODUKSI. kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pemimpin dan seluruh pegawai BAB I INTRODUKSI 1.1. Latar Belakang Sistem Pengendalian Internal (SPI) merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengawasi jalannya kegiatan perusahaan. Sistem pengendalian internal berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

AKUNTANSI HOTEL RMK SAP 3 (Ruang Lingkup Akuntansi Perhotelan dan Menerapkan Akuntansi Perhotelan)

AKUNTANSI HOTEL RMK SAP 3 (Ruang Lingkup Akuntansi Perhotelan dan Menerapkan Akuntansi Perhotelan) AKUNTANSI HOTEL RMK SAP 3 (Ruang Lingkup Akuntansi Perhotelan dan Menerapkan Akuntansi Perhotelan) NAMA KELOMPOK: NI MADE AGET LUWIH (1406305119) NI MADE DWIADNYANI (1406305143) NI PUTU SURATNINGSIH (1406305147)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan yang bersifat profit-oriented mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh laba yang optimal. Salah satu komponen utama dari laba adalah pendapatan. Perusahaan pada umumnya memperoleh pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan rumah sakit untuk mengalami kerugian sangat besar dan. berpengaruh langsung pada keberlangsungan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan rumah sakit untuk mengalami kerugian sangat besar dan. berpengaruh langsung pada keberlangsungan rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan organisasi yang berorientasi nirlaba. Dampak yang ditimbulkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas operasi melebihi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis saat ini yang memiliki tingkat kompetisi semakin tinggi menyebabkan perubahan tuntutan dan paradigma suatu perusahaan untuk menjadi lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terkait dengan adanya lingkungan bisnis yang global saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan kinerja dan efisiensi saluran

Lebih terperinci

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani ` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati, et al. (2013),

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati, et al. (2013), BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas terhadap Pengendalian Intern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya sistem ekonomi kapitalis yang hampir menguasai dunia

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya sistem ekonomi kapitalis yang hampir menguasai dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya sistem ekonomi kapitalis yang hampir menguasai dunia dan berimbas pada Indonesia dengan adanya program era pasar bebas, diharapkan koperasi bisa

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA SUMBER JAYA FURNITURE

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA SUMBER JAYA FURNITURE ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA SUMBER JAYA FURNITURE FYTA AFRILIANI 20209025 Pembimbing: Dr. C. Widi Pratiwi, SE., MMSi Latar Belakang Masalah Pendahuluan Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, di setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang disebut dengan Good Corporate Governance. Pemerintahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan dan semakin kompleksnya kegiatan di perusahaan, akan bertambah pula permasalahan yang akan dihadapi oleh perusahaan. Pimpinan perusahaan sulit untuk

Lebih terperinci

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan kelompok usaha yang jumlahnya besar dan tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi organisasi untuk mempertahankan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi organisasi untuk mempertahankan dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap entitas bisnis atau perusahaan tidak lepas dari pengendalian terhadap setiap kegiatan operasional yang dijalani oleh peusahaan baik perusahaan dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan sediaan. Tanpa adanya sediaan, para pengusaha akan dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan sediaan. Tanpa adanya sediaan, para pengusaha akan dihadapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik perusahaan jasa ataupun manufaktur selalu memerlukan sediaan. Tanpa adanya sediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi atas pengendalian internal yang telah dilakukan atas PT. T maka dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai aktivitas inti dalam menjaga kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai aktivitas inti dalam menjaga kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Perusahaan mempunyai aktivitas inti dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaannya, yaitu aktivitas penjulan. Aktivitas penjualan merupakan aktivitas pokok

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL (INFORMATION SYSTEM AND INTERNAL CONTROL)

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL (INFORMATION SYSTEM AND INTERNAL CONTROL) SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL (INFORMATION SYSTEM AND INTERNAL CONTROL) Deskripsi Mata Ujian Tujuan yang ingin dicapai dari mata ujian ini adalah agar peserta ujian memiliki kompetensi sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan pada saat didirikan mempunyai visi dan misi yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai tingkat laba yang maksimal. Laba yang maksimal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di berbagai aktivitas bisnis. Munculnya berbagai jenis operasi memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. di berbagai aktivitas bisnis. Munculnya berbagai jenis operasi memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis selalu mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Setiap perusahaan berusaha membenahi perusahaannya dengan perbaikan di berbagai aktivitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR LAMPIRAN. viii

DAFTAR ISI. Hal ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR LAMPIRAN. viii ABSTRAK Bahan baku merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah perusahaan manufaktur. Tanpa bahan baku, proses produksi tidak dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, bahan baku harus dikelola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil rokok yang terbesar di dunia. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia menempati posisi kelima dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2009), teori stewardship didesain bagi para peneliti untuk menguji

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2009), teori stewardship didesain bagi para peneliti untuk menguji BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Stewardship Menurut Donaldson dan Davis (dikutip dari Clarke, 2009), teori stewardship didesain bagi para peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem O Brien, James A.(2010:32) mendefinisikan Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk kesatuan Gelinas, U. J.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya kemajuan dan berkembang menjadi besar, maka kebutuhan akan adanya suatu pengendalian intern dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL. Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT.

MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL. Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT. MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT. Disusun Oleh : Bayu Putra (14121037) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perkembangan perekonomian Indonesia yang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perkembangan perekonomian Indonesia yang begitu pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perkembangan perekonomian Indonesia yang begitu pesat ditambah dengan adanya pasar bebas, secara tidak langsung telah mendorong semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis diera global

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis diera global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis diera global menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Maka Indonesia harus mampu bersaing

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu komponen modal kerja perusahaan yang cukup signifikan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Tanpa adanya persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAHULUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAHULUAN 2015 APAKAH SIA ITU? Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponenkomponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir

Lebih terperinci