BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mahasiswa merupakan individu yang belajar diperguruan tinggi (KBBI,2008). Dalam perkuliahan mahasiswa harus proaktif, dimana dosen hanya memberikan stimulasi dan menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Perubahan lingkungan belajar, menuntut mahasiswa menjadi lebih mandiri dan lebih mampu menentukan diri sendiri (MPS, 2008). Adanya perubahan lingkungan belajar menuntut mahasiswa memiliki kesiapan untuk menghadapi hal yang akan terjadi selama menjadi mahasiswa. Kesiapan merupakan tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekan sesuatu (Chaplin, 2008). Dalam hasil penelitian Mulyani (2013), kesiapan belajar siswa memiliki hubungan positif signifikan dengan prestasi belajar. Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan program studi sarjana (lulus) apabila, telah menyelesaikan semua mata kuliah wajib dan pilihan yang dipersyaratkan, telah mengumpulkan minimal 144 satuan kredit semester, indeks prestasi minimal 2,00, tidak memiliki nilai E, jumlah maksimum nilai D 25% dari jumlah satuan kredit semester total (36 satuan kredit semester), telah menyelesaikan skripsi dan lulus ujian skripsi dengan mendapatkan nilai minimal B (PAPSS, 2010). Dalam pengambilan mata kuliah skripsi, mahasiswa harus mencantumkan skripsi dalam KRS, telah lulus minimal 131 satuan kredit semester teori, mahasiswa tidak diperkenankan cuti kuliah selama masa penulisan skripsi (PAPSS, 2010). Dalam buku panduan akademik program studi sarjana psikologi, batas waktu maksimal mahasiswa untuk menyelesaikan program studi sarjana adalah 14 semester (7 tahun). Apabila dalam 1

2 2 batas waktu tersebut mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi program sarjana-nya, maka mahasiswa tersebut harus mengundurkan diri (Drop Out). Adanya batas waktu kuliah, mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam menyusun skripsi. Beberapa mahasiswa memilih untuk mempercepat masa studinya seperti, Beny Fitersen mahasiswa fakultas ilmu sosial politik Universitas Gadjah mada 20013/2014 yang dapat menyelesaikan studinya dalam kurun waktu 3 tahun 1 bulan, Romi Bhakti Hartarto mahasiswa fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah mada 2013/2014 lulusan termuda 19 tahun 5 bulan 12 hari (sia.ugm.ac.id, 2014). Beberapa mahasiswa lainnya memaksimalkan masa studinya seperti, Bima Prasetya dapat menyelesaikan pendidikannya selama 9 tahun 5 bulan 21 hari serta Muhammad Afif Izmeir lulus dengan umur 28 tahun 1 bulan 14 hari dari fakultas pendidikan dokter Universitas Gadjah Mada (sia.ugm.ac.id, 2014). Lamanya waktu yang dibutuhkan mahasiswa dalam menyelesaikan studinya ditentukan oleh dirinya sendiri, apakah ingin mempercepat atau memaksimalkan masa studinya. Data akademik Fakultas Psikologi UGM dua tahun terakhir menyebutkan, pada angkatan 2006 terdapat tujuh mahasiswa yang mendapatkan surat peringatan III, dan hanya dua orang yang dapat menyelesaikan program sarjananya. Sedangkan data pada mahaiswa angkatan 2007, terdapat dua puluh satu mahasiswa yang mendapatkan surat peringatan I, hingga agustus 2014 baru tiga orang yang menyelesaikan program kesarjanaannya. Berdasarkan data tersebut, tidak semua mahasiswa fakultas psikologi dapat menyelesaikan program kesarjanaannya dalam waktu 7 tahun. Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (Pemendikbud) No. 49/2014 tentang standar nasional pendidikan tinggi resmi disahkan pada 11 Juni Mengatur tentang masa kuliah maksimal dan jumlah beban belajar minimal. Dalam program kesarjanaan dapat di tempuh dalam waktu 5 tahun dengan beban 144 satuan kredit semester. Dengan pengurangan waktu menempuh kesarjanaan dari

3 3 7 tahun menjadi 5 tahun dan dengan beban satuan kerdit semester yang sama, mahasiswa diharapkan lebih efektif dalam menggunakan waktunya. Thorndike mengemukakan Law of readiness (Olson & Hergenhahn, 2009) yang menyatakan bahwa, kesiapan seseorang untuk melakukan sesuatu, namun tidak diikuti dengan pelaksanaannya akan menimbulkan kekecewaan. Individu yang merasa kecewa akan melakukan kegiatan lain untuk mengurangi kekecewaannya. Terkait dengan penulisan skripsi, adanya kekecewaan dapat mengurangi perhatian mahasiswa terhadap skripsi karena melakukan hal lain sebagai kompensasi. Hasil penelitian sebelumnya banyak mengangkat hal yang terjadi selama penulisan skripsi (Arifian, 2004), tentang hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi dimana adanya korelasi positif antara emotional focused coping dengan prokrastinasi akademik. Hasil penelitian lainnya menghasilkan semakin tidak efektif komunikasi bimbingan skripsi maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi (Prihartinigtyas, 2001). Senada dengan penelitian sebelumnya, Syafi i (2001) menemukan semakin tinggi kecemasan menghadapi masalah maka semakin tinggi prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Adanya hasil penelitian terdahulu tentang hal yang akan terjadi selama penyusunan skripsi dapat menjadi perhatian bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi skripsi. Hasil penelitian-penelitian ini membuktikan banyak faktor yang mempengaruhi mahasiswa selama proses penulisan skripsi. Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap halhal tertentu (Sarwono, 2000). Mahasiswa dapat menilai suka maupun tidak suka terhadap skripsi. Dalam penelitian ritonga (2012) menunjukan prokrastinasi mahasiswa dalam proses menulis skripsi disebabkan oleh sikap negatif mahasiswa dalam proses menulis

4 4 skripsi. Sikap sendiri merupakan kecenderungan untuk merespon favourable atau unfavourable terhadap benda, orang, istitusi atau kejadian (Ajzen, 2005). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap yaitu, pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, emosi diri individu, intitusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama (Azwar, 2011). Hasil penelitian Saputri (2008), mengetahui adanya pengaruh antara kesiapan, kemandirian, dan lingkungan belajar dan prestasi akademik. Kesiapan menghadapi skripsi merupakan keadaan siap-siaga untuk mereaksi hal-hal yang akan terjadi selama proses penulisan skripsi. Kemandirian belajar merupakan, proses belajar yang terjadi karena pengaruh dari pemikiran, perasaan, strategi, dan perilaku sendiri yang berorientasi pada tujuan (Schunk & Zimmerman, 1998). Robert Havighust (Desmita, 2009) mengelompokan kemandirian menjadi, emosi, kemampuan mengatur ekonomi, intelektual, dan sosial. Aspek emosi ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua. Aspek kemampuan mengatur ekonomi ditunjukan dengan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua. Aspek Intelektual ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Aspek Sosial ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi orang lain. Kemampuan belajar mandiri menjadi lebih diperlukan oleh mahasiswa yang akan menyelesaikan program studi sarjana dalam penyusunan tugas mandiri skripsi. Berdasarkan uraian, peneliti tertarik untuk mencoba mengangkat masalah apakah tingkat kemandirian belajar dan sikap terhadap skripsi berpengaruh terhadap kesiapan mahasiswa dalam menghadapi skripsi. Kesiapan menghadapi skripsi diharapkan mampu mempercepat penyelesaian skripsi, dan mengefektifkan masa studi mahasiswa.

5 5 B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kemandirian belajar dan sikap terhadap skripsi dengan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi UGM. C. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini, yaitu: a. Manfaat teoritis Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam bidang Psikologi Pendidikan, mengenai kesiapan mahasiswa dalam menghadapi skripsi ditinjau dari hubungan kemandirian belajar dan sikap terhadap skripsi. b. Manfaat praktis Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan akademisi tentang pentingnya kesiapan menghadapi skripsi dengan meningkatkan kemandirian belajar dan menunjukan sikap positif terhadap skripsi, sehingga dapat mempercepat penyusunan skripsi agar mahasiswa dapat lulus tepat waktu.