HUBUNGAN KEAKTIFAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS X DI MAN 2 PADANG

Transkripsi

1 HUBUNGAN KEAKTIFAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS X DI MAN 2 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) YURI WINDAYANI NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2 1

3 1 Relationships In Extracurricular Activities Scouts Toward Attitude Environmental Care Class X At MAN 2 Padang Yuri Windayani*Bakaruddin** Momon Dt. Tanamir** * Student Education Program geography STKIP PGRI West Sumatra ** Lecturer Education Program geography STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACT This research was motivated by their concern for students' attitudes towards the environment care is still low. The aim of this study was to obtain data and information about the activity in extracurricular activities scouts to environmentally conscious attitude in class X MAN 2 Padang. This type of research is quantitative descriptive correlational approach. The population in this study were all students of class X in the 2015/2016 school year, as many as 475 students in MAN 2 Padang. The sample in this study was of 83 students using proportional random sampling technique. The instrument used in this study is in the form of a questionnaire. Data analysis is used in two ways: (1) descriptive analysis, and (2) inferential analysis. Based on the results show ; (1). Environmental care attitude in class X MAN 2 Padang is good with percentage as 66.91% (2). Active in extracurricular activities classified is good with percentage as 79.69%, (3). There is a positive correlation between the activity in extracurricular activities scouts against environmental care attitude in class X MAN 2 Padang is by Spearman's rho correlation coefficient (r) as with a significance 0.00 < Key words : Active in extracurricular activities scouts, attitude environmental care.

4 2 PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Selain itu pendidikan merupakan pengalamanpengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat (Mudyaharjo, 2012:11). Kebutuhan akan pendidikan yang dapat melahirkan manusia Indonesia sangat dirasakan karena degradasi moral yang terus menerus terjadi pada generasi bangsa ini pada kehancuran. Pendidikan bukan sekedar berfungsi sebagai media untuk mengembangkan kemampuan semata, melainkan juga berfungsi untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat. Dari hal ini maka sebenarnya pendidikan watak (karakter) tidak bisa ditinggalkan dalam berfungsinya pendidikan. Oleh karena itu, sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.(daryanto,2013:44). Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana prilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Pendidikan karakter harus diberikan pada pendidikan formal khususnya lembaga pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, MAK dan Perguruan Tinggi melalui pembelajaran, dan ekstrakurikuler, penciptaan budaya satuan pendidikan, dan pembiasaan (Daryanto,2013:43). Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, dan (18) Tanggung jawab (Daryanto, 2013:47). Nilai yang hendak dikembangkan pada siswa dalam pembelajaran yaitu nilai peduli lingkungan hidup, yakni suatu sikap dan perilaku yang selalu berupaya mencegah kerusakan alam dan sekitarnya serta mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi (Kemendiknas dalam Abidinsyah, 2012:2). Nilai peduli lingkungan hidup tersebut dapat dilihat dari sikap atau karakter peserta didik dalam menjaga lingkungan serta merawat lingkungan sekolah dengan mengikuti berbagai kegiatan berkenaan dengan kebersihan, keindahan, dan pemeliharaan lingkungan. Berdasarakan observasi yang peneliti lakukan di MAN 2 Padang, sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan masih rendah, itu terlihat dari masih adanya sampah yang berserakan dihalaman sekolah, masih adanya sampah-sampah kering yang berserakan dihalaman sekolah serta masih adanya tanaman-tanaman yang sudah kering dan mati ditaman sekolah. Dalam proses pembelajaran perlu adanya lingkungan yang bersih dengan menjaga lingkungan tempat kita belajar. Pentingnya menjaga lingkungan dengan membentuk karakter atau sikap peduli lingkungan yang dikembangkan pada peserta didik. Salah satu kegiatan yang mampu mengembangkan karakter atau sikap peduli lingkungan pada peserta didik adalah keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Sejalan dengan hal di atas, Asari dalam Kumurur (2008:2), mengungkapkan bahwa siswa pramuka memiliki pengetahuan dan sikap kepedulian yang tinggi terhadap

5 3 lingkungan hidup. Hal ini disebabkan oleh kurikulum dalam latihan kepramukaan. Pengetahuan lingkungan hidup siswa yang mengikuti kegiatan kepramukaan (siswa pramuka) diperoleh melalui: (a) pengalaman nyata dalam kegiatan kepramukaan yang dilakukan di lingkungan alam; (b) pencapaian Syarat Kecakapan Umum (SKU) yang menambah wawasan lingkungan hidup; (c) pencapaian Syarat Kecakapan Khusus (SKK) dalam bidang lingkungan hidup; dan (d) kegiatan kepramukaan seperti Lomba Tingkat (LT), jambore, perkemahan, dan lain-lain. Berdasarkan latar belakang masalah diatas serta dengan melihat fenomena yang demikian, peneliti ingin melihat seberapa besar hubungan keaktifan kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap peduli lingkungan, berhubungan dengan kegiatan disekolah peneliti tertarik untuk memberi judul skripsi ini dengan judul: Hubungan Keaktifan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa kelas X MAN 2 Padang. METODELOGI PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang serta sesuai dengan tujuan dan manfaat penelitian di atas, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif korelasional karena menurut Syaodih (2010:56), penelitian korelasional adalah penelitian yang ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variable dengan variable-variabel lain sedangkan penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN 2 Padang sebagai sekolah yang mewakili lokasi penelitian. Dari data yang diperoleh dari sekolah memiliki siswa kelas X secara keseluruhan 475 orang. Sampel responden dalam penelitian ini diambil secara proportional random sampling, yaitu sebanyak 83 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan observasi. Sedangkan untuk beberapa hal yang tidak mungkin dikumpulkan dengan angket atau kuisioner maka penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung terhadap objek penelitian dilapangan. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan skala likert, Sedangkan instrumen yang digunakan pada variabel sikap peduli lingkungan adalah (1). Memilihara dan merawat gedung serta lingkungan sekolah, (2). Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah untuk pengolahan lingkungan hidup, (3). Mengikuti setiap kegiatan kerja bakti di sekolah, (4). Menghargai kesehatan dan kebersihan lingkungan, (5). Bijaksana dalam menggunakan sumber daya alam, (6). Tanggung jawab terhadap lingkungan, untuk variabel keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah (1).Turut serta dalam kegiatan pramuka, (2). Terlibat dalam kegiatan perkemahan di alam terbuka, (3). Melaksanakan diskusi kelompok sesuai instruksi Pembina, (4). Melatih diri dalam memecahkan masalah, (5). Bertanya kepada anggota lain atau Pembina. Teknik analisis data yang digunakan dengan teknik analisis statistik deskriptif yaitu persentase dan interpertasi skor dan analisis inferensial yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji linearitas dan uji hipotesis menggunakan uji korelasi spearman s rho. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, Sikap peduli lingkungan siswa kelas X di MAN 2 Padang tergolong baik dengan persentase 66,91%. Ini terlihat dari angket yang telah disebar pada 83 responden yang berisi indikator sebagai berikut: (1). Siswa sudah Memilihara dan merawat gedung serta lingkungan sekolah dengan baik, (2). Siswa dapat memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah untuk pengolahan lingkungan hidup, (3). Siswa selalu mengikuti setiap kegiatan kerja bakti di sekolah, (4). Siswa selalu menghargai kesehatan dan kebersihan lingkungan, (5). Siswa bijaksana dalam menggunakan sumber daya alam, (6). Tanggung jawab terhadap lingkungan. Hasil penelitian di atas diperkuat oleh pendapat Daryanto,dkk (2013: 141), sikap peduli lingkungan merupakan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperpabaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Selanjutnya penguatan dalam rangka pengembangan nilai/karakter dapat juga dilakukan dalam kegiatan korikuler, yaitu kegiatan belajar di luar kelas yang terkait

6 4 langsung pada suatu materi dari suatu mater pembelajaran, atau kegiatan ekstrakurikuler yitu kegiatan satuan pendidikan formal dan non formal yang bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu materi pembelajaran, seperti kegiatan Dokter kecil, palang merah remaja, pencinta alam dll, dalam kegiatan tersebut perlu dikembangkan proses pembiasaan dan penguatan dalam rangka pengembangan nilai/karakter yang dinyatakan oleh Daryanto,dkk (2013:141). Kedua, Keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka tergolong baik dengan persentase 79,69%. Ini terliht dari angket yang telah disebar pada 83 responden yang berisi indikator sebagai berikut: (1). Siswa turut serta dalam kegiatan pramuka, (2). Siswa selalu terlibat dalam kegiatan perkemahan di alam terbuka, (3). Siswa sudah melaksanakan diskusi kelompok sesuai instruksi Pembina, (4). Siswa Melatih diri dalam memecahkan masalah, (5). Siswa selalu bertanya kepada anggota lain atau Pembina. Sardiman dalam Sundhari (2015:8), mengemukakan bahwa keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa adalah suatu kegiatan/aktifitas yang dilakukan oleh siswa baik secara fisik maupun non fisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Ketiga, Terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap peduli lingkungan dengan nilai koofisien korelasi spearman s rho sebesar 0,712 dengan taraf signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0,00 pada taraf kepercayaan 0,05. Dari hasil perhitungan nilai signifikansi diperolleh sebesar 0,00 < 0,05 maka hipotesis kerja Ha ditrima. Artinya terdapat hubungan yang signifikansi antara keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan sikap peduli lingkungan siswa kelas X di MAN 2 Padang. Hubungan ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,712 yang termasuk kedalam kategori kuat (0,6 0,799). Nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui kegiatan kepramukaan adalah sebagai berikut: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semngat kebangsaan, cinta tanah iar, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (pusat pengembangan tenaga kependidikan, 2014:19). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, semakin baik keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka maka semakin baik juga sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan. Sebaliknya, jika keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka maka semakin rendah sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa Ha dalam penelitian ini diterima atau terbukti, dimana terdapatnya hubungan positif yang signifikan antara keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap peduli lingkungan. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sikap peduli lingkungan siswa kelas X di MAN 2 Padang tergolong baik dengan persentase 66,91% 2. Keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka tergolong baik dengan persentase 79,69% 3. Terdapatnya hubungan positif yang signifikan antara keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan sikap peduli lingkungan siswa yaitu dengan koofisien korelasi (r) sebesar 0,712 dengan signifikansi 0,000. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada siswa untuk meningkatkan keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka, sehingga dapat meningkatkan sikap peduli pada lingkungan. 2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda dengan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler yang lain. DAFTAR PUSTAKA Abidinsyah dan Dasim Budimansyah.2012.Internalisasi Nilai

7 5 Peduli Lingkungan Melalui Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal (Studi di SD Negri Antasan Besar 7 Banjarmasin).Jurnal: STKIP PGRI Banjarmasin. Daryanto dan Suryatri Darmiyatun.2013.Implementai Pendidikan Karakter Di Sekolah.Yogyakarta:Gava Media. Kumurur, Veronica A Pengetahuan, Sikap Dan Kepedulian Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap Lingkungan Hidup Kota Jakarta. Jurnal: Universitas Sam Ratulangi Manado. Mudyaharjo,Redja Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.Jakarta:Rajawali Pers. Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Kepramukaan: Bahan Ajar Implementasi Kurikulum 2013 untuk Kepala Sekolah. Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan PSDMPK dan PMP Kemendikbud. Sundari,Shila Anesh Pengaruh Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas V Sd Di Gugus Sugarda Kecamatan Kalimanah. Skripsi:Universitas Negeri Yogyakarta Syaudih N Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya