FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK S E M A R A N G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK S E M A R A N G"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KAP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi sebagai syarat guna menyelesaikan studi akhir dan untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank S e m a r a n g Oleh : Nama : AMINUDDIN N I M : Program Studi : S.1 Akuntansi FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK S E M A R A N G

2 ii

3 iii

4 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KAP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN Oleh: AMINUDDIN Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan, pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri itu. Bila kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan skripsi dan hasil ujian skripsi ini. Semarang, 2015 Yang Menyatakan (AMINUDDIN) iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan. Q.S. Al-Insyirah : 6 Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. QS. Al Baqarah : 45 Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu dan Aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-nya. QS. Al Mukmin : 44 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk bapak, ibu, kakak, dan sahabat-sahabatku teman The Sron (Icunk, Anis, Faizal, Yusva, Wahyu, Adi, Akbar HW, Eko, Abraham, A Akbar, Vega, Monic, Mas Wawan, Mas Adam, Mas Deni), yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. v

6 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP. Beberapa penelitian terdahulu tentang pergantian KAP menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ulang untuk memverifikasi teori tentang pergantian KAP. Data yang digunakan adalah data perusahaan go public pada periode Peneliti menggunakan purposive sampling dan memperoleh sampel sebanyak 98 data penelitian. Data penelitian kemudian diuji dengan regresi logistik menggunakan aplikasi program SPSS 16 untuk menguji pengaruh financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial distress, pergantian manajemen dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. Sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. Kata Kunci: financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas, ukuran perusahaan dan pergantian KAP. vi

7 ABSTRACT This study aims to examine the effect of financial distress, management turnover, profitability and size of the company to auditor changes. Several previous studies on the turn KAP showed different results. Therefore, it is necessary to study in order to verify the theory about the auditor changes. The data used is the company went public in the period The researcher used purposive sampling and obtained a sample of 98 research data. The research data were then tested by logistic regression using SPSS 16 applications to examine the effect of financial distress, management turnover, profitability and size of the company to auditor changes The results of this study indicate that financial distress, management turnover and profitability do not have significant effect on auditor changes. While firm size have significant effect on auditor changes. Keywords: financial distress, management turnover, profitability, firm size and Auditor changes. vii

8 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirabbil alamin puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian KAP pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1) Dr. H. Hasan Abdul Rozak, S.H, selaku Rektor Universitas Stikubank Semarang. 2) Dr. Bambang Sudiyatno, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang. 3) Rr. Tjahjaning Poerwati, SE, M.Si, Akt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 4) Seluruh staf pengajar dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang. viii

9 Skripsi ini masih banyak kekurangannya, sehingga masih membutuhkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tulisan ini. Oleh karena itu, bagi para pembaca yang berminat kami mohon untuk memberikan saran dan kritik demi penyempurnaan skripsi ini. Semarang, Juli 2015 Penulis, (Aminuddin) ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v ABSTRAKS... vi ABSTRACT... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka Teori Keagenan Teori Harapan Teori Tentang Auditor Changes Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/ Perpindahan Auditor Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian KAP Penelitian Terdahulu Pengembangan Hipotesis Model Penelitian x

11 BAB III METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel & Teknik Pengambilan Sampel Populasi Sampel & Teknik Pengambilan Sampel Jenis Data, Sumber Data & Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Definisi Konsep, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Metode Analisis Data Statistik Deskriptif Pengujian Hipotesis Penelitian Model Regresi Logistik yang Terbentuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Analisis Deskripsi Sampel Deskripsi Data Pengujian Model Penelitian Analisis Hasil Penelitian Hasil Penelitian Pembahasan BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Penelitian Keterbatasan Penelitian Implikasi Penelitian DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 4.1 Deskripsi Sampel Tabel 4.2 Deskripsi Data Tabel 4.3 Menguji Kelayakan Model Regresi Tabel 4.4 Menilai Keseluruhan Model Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Tabel 4.6 Hasil Pengujian Multivariate xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Penelitian xiii

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:2). Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang diberikan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan (Baridwan, 2004: 17). Pengguna laporan keuangan terdiri dari dua, yaitu: pihak internal dan eksternal. Adapun pihak internal yang menggunakan laporan keuangan, seperti manajemen, sedangkan pihak eksternal yang menggunakan laporan keuangan, seperti investor, dan pemerintah. Bagi pihak manajemen laporan keuangan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana kegiatan

15 perusahaan di periode yang akan datang. Bagi pihak investor laporan keuangan berguna untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi mereka. Bagi pihak pemerintah laporan keuangan digunakan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lain sebagainya. Mengingat perbedaan berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut, maka pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor harus objektif dan independen. Independensi seorang auditor bisa terancam jika terjadi hubungan kerjasama yang lama antara auditor dengan klien. Jensen dan Meckling (1976) dalam Aprillia (2013:2) menyatakan masalah agensi disebabkan oleh adanya konflik kepentingan dan informasi asimetri antara principle dan agent. Konflik tersebut terjadi karena kemungkinan agent tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal dan memicu biaya keagenan (agency cost). Dalam teori agensi, auditor independen berperan sebagai penengah agent dan principle yang berbeda kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agent (manajer). Sehingga, untuk mencegah hilangnya independensi auditor tersebut pemerintah mengatur kewajiban rotasi auditor. Salah satu hal yang melatarbelakangi pemerintah mengatur kewajiban rotasi auditor adalah karena adanya kasus KAP Arthur Anderson dengan kliennya Enron. Pesan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) ini berawal dari kegagalan KAP Arthur Anderson di Amerika Serikat tahun 2001, yang gagal mempertahankan independensinya terhadap kliennya Enron, skandal ini 2

16 melahirkan The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun Pesan ini digunakan oleh banyak negara untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap KAP dengan menerapkan rotasi KAP maupun auditor (Suparlan & Andayani, 2010: 2). Di Indonesia, peraturan yang mengatur tentang rotasi KAP dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3. Peraturan terbaru ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut -turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut (Prastiwi & Wilsya, 2009: 63) Kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan tersebut untuk mengganti auditor dengan alasan keuangan. Nasser, et al. (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah auditor daripada perusahaan yang tidak bangkrut. Auditee yang bangkrut dan memiliki pengalaman akan posisi keuangan yang tidak sehat lebih memungkinkan akan melibatkan auditor yang memiliki independensi tinggi untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan kreditor sama halnya dengan mengurangi risiko permasalahan hukum (Nasser, et al. 2006). Dengan demikian, auditor pada klien dengan kesulitan keuangan memiliki tenure yang lebih pendek dibandingkan dengan auditor yang berada pada klien yang lebih sehat keuangannya dimana pada gilirannya cenderung akan diganti. Penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2010), Hermawan & Fitriany (2013) dan Agusrianda 3

17 (2014) menemukan bukti empiris bahwa financial distress berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aprillia (2013) dan Saputri & Achyani (2014) yang menemukan bukti empiris bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Selain itu pergantian manajemen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pergantian KAP. Pergantian manajemen dapat disebabkan oleh adanya keputusan dari rapat umum pemegang saham atau dari pihak manajemen yang berhenti karena kemauan sendiri. Beasley (1996) dalam (Suparlan & Andayani, 2010: 8) mendapatkan peran dewan direksi dalam memonitor proses pelaporan keuangan berhubungan signifikan dan mempengaruhi kemampuan memonitor proses penyiapan laporan keuangan. Nagy (2005) dan Damayanti (2008) dalam (Suparlan & Andayani, 2010: 8) mendapatkan pergantian manajemen diikuti oleh perubahan kebijakan dalam akuntansi, keuangan, pemilihan KAP, perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansi. Dalam pemilihan KAP, manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru dapat bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini yang diharapkan oleh manajemen. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan perusahaan yang diterapkan (Indrajati, 2011) Penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2010) dan Hermawan & Fitriany (2013) menemukan bukti empiris bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aprillia (2013) dan Saputri & Achyani (2014) yang menemukan 4

18 bukti empiris bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Profitabilitas yang diukur dengan return on equity mampu memperlihatkan efektifitas manajemen di dalam mengelola dana yang bersumber dari dalam perusahaan. Selain itu meningkatnya nilai return on equity memperlihatkan terjadinya ketepatan saran atau opini yang disampaikan auditor, kondisi tersebut memperlihatkan auditor yang digunakan untuk melakukan proses audit relatif handal sehingga kemungkinan untuk terjadinya pergantian (switching) auditor. Semakin tepat (reliable) opini audit yang dipublikasikan auditor tentu akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga pergantian auditor yang disebabkan oleh buruknya kinerja relatif tidak terjadi. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan & Fitriany (2013) menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suparlan & Andayani (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Ukuran perusahaan dengan auditee yang lebih besar, karena kompleksitas operasinya dan peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan, sangat memerlukan KAP yang dapat mengurangi agency cost (Watts dan Zimmerman, 1990) dan ancaman kepentingan pribadi auditor (Hudaib dan Cooke, 2005). Selain itu, sebagai ukuran peningkatan perusahaan, kemungkinan bahwa jumlah konflik agensi juga meningkat dan ini mungkin akan meningkatkan 5

19 permintaan untuk membedakan kualitas auditor (Nasser, et al. 2006). Berdasarkan argumen di atas, audit tenure pada klien besar lebih panjang daripada klien yang lebih kecil. Dengan kata lain, kecenderungan untuk beralih auditor lebih rendah untuk klien besar dari pada rekan-rekan mereka yang lebih kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Suparlan & Andayani (2010) dan Agusrianda (2014) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. Hal ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputri & Achyani (2014) yang menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Penelitian ini merupakan representasi dan berusaha memperbaiki berdasarkan rekomendasi dari penelitian penelitian sebelumnya. Adapun variabel dependen yang digunakan adalah pergantian KAP, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Berdasarkan keterbatasan dan perbedaan hasil penelitian penelitian sebelumnya, maka penelitian ini tertarik untuk mengkaji dan meneliti ulang tentang faktor yang mempengaruhi pergantian KAP. Oleh karena itu penelitian ini mengambil judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian KAP pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun Perumusan Masalah Cukup banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi pergantian KAP di sebuah perusahaan. Tidak sedikit 6

20 pula yang menunjukkan hasil yang sama maupun hasil yang berbeda menjadikan timbulnya research gap dalam penelitian ini. Permasalahan tersebut dirumuskan dalam pertanyaan penelitian berikut: a. Apakah financial distress berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan publik sektor manufaktur tahun ? b. Apakah pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusaahaan publik sektor manufaktur tahun ? c. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan publik sektor manufaktur tahun ? d. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan publik sektor manufaktur tahun ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk menemukan bukti empiris dan menganalisis pengaruh financial distress terhadap pergantian KAP pada perusahaan publik sektor manufaktur tahun b. Untuk menemukan bukti empiris dan menganalisis pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP pada perusahaan publik sektor manufaktur tahun c. Untuk menemukan bukti empiris dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap pergantian KAP pada perusahaan publik sektor manufaktur tahun

21 d. Untuk menemukan bukti empiris dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP pada perusahaan publik sektor manufaktur tahun Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi penelitian sejenis dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pengauditan Manfaat Praktis 1. Bagi Perusahaan/Emiten Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada perusahaan tentang hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pergantian KAP. 2. Bagi Profesi Akuntan Publik Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada KAP mengenai hal hal yang mempengaruhi klien dalam pergantian KAP, sehingga bisa dijadikan masukan dalam rangka menjaga dan meningkatkan independensi dan obyektivitas dalam melaksanakan audit. 3. Bagi Regulator Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi regulator tentang praktek pergantian KAP di Indonesia, sehingga dapat menjadi umpan balik bagi penerapan peraturan tentang jasa akuntan publik yang telah diterapkan. 8

22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka Teori Keagenan Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk memotivasi individu individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Konsep dari teori agensi adalah hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hak itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Dearden dan Govindarajan, 2005: 269). Pihak yang berperan sebagai prinsipal adalah pemegang saham, sedangkan pihak yang bertindak adalah manajer. Masalah yang kemudian muncul adalah adanya perbedaan tujuan antara prinsipal dan agen. Agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang banyak dan kondisi kerja yang baik sedangkan prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan tersebut (Dearden dan Govindarajan, 2005: 269). Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban 9

23 memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymetric). Asimetri informasi (information asymmetry) merupakan sebuah konsep yang paling penting dalam teori akuntansi keuangan (financial accounting theory) (Scott, 2004:105). Para pemegang saham sebagai prinsipal secara khusus tidak ambil bagian dalam rangka operasi harian perusahaan, tetapi mereka melimpahkan tanggung jawab ini kepada manajemen yang berfungsi sebagai agen. Jika masing-masing pihak bertindak menurut kepentingannya sendiri, pemisahan ini menghasilkan konflik agensi. Solusi yang dapat ditempuh adalah melakukan perikatan dengan auditor (KAP) untuk mengevaluasi kinerja manajer. Solusi lain adalah memberikan insentif kepada manajer, misalnya saham, agar kepentingan investor dan manajer sejalan. Teori agensi menunjukkan bahwa manajemen bertindak atas kepentingannya sendiri daripada kepentingan para pemegang saham sebagai pemilik sah perusahaan. Hal ini akan membentuk adanya perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham dan kreditur yang bertentangan dengan ketidak jujuran yang dilakukan manajemen. Dalam pemilihan kantor akuntan publik, manajemen akan cenderung lebih memilih KAP yang dapat diajak bekerjasama atau memenuhi keinginan manajemen. 10

24 Pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diikuti oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan. Begitu pula dalam hal pemilihan KAP. Jika manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru lebih bisa diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan oleh manajemen, disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Nagy 2005 dalam Sinarwati, 2010: 3) Teori Harapan Teori ini dicetuskan oleh Victor Vroom (1967) yang menggambarkan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang berupa harapan, bahwa hasil tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya tarik output tersebut (Sinarwati, 2010: 4). Teori harapan menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik itu terhadap individu tersebut. Pergantian manajemen mengakibatkan terjadinya pergantian KAP karena manajemen memiliki harapan yang kuat untuk lebih dapat bekerja sama sehingga mendapatkan opini seperti yang diharapkan manajemen (Damayanti dan Sudarma, 2008: 9). 11

25 2.1.3 Teori Tentang Auditor Changes Auditor change merupakan perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Pada klien pindahan masalah tersebut muncul, karena menyangkut etika profesional. Untuk itu perlu diketahui alasan mengapa seorang klien berpindah akuntan publik. Ada beberapa penyebab klien berganti KAP, antara lain: merger antara dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, ketidak puasan terhadap KAP yang dahulu, dan merger antara kantor akuntan publik (Halim, 2003: 79). Pertumbuhan usaha yang cepat, terjadinya perubahan manajemen mungkin tidak diikuti oleh expertise auditor. Manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak bisa dipenuhi kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditor yang ada pada saat ini (Joher et al 2000) dalam (Kawijaya dan Juniarti, 2002: 94). Pergantian KAP terjadi karena beberapa alasan, yaitu : auditor mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Jika alasan pergantian tersebut karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka klien akan berpindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien. Sebaliknya, ketika pergantian KAP dilakukan karena pergantian secara wajib bukan karena alasan ketidaksepakatan praktik, maka perpindahan dilakukan semata mata karena peraturan. 12

26 2.1.4 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 Indonesia adalah salah satu negara yang mewajibkan pergantian kantor akuntan dan partner audit yang diberlakukan secara periodik. Peraturan tentang pergantian ini sudah muncul pada tahun 2002 dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan. Di dalam pasal 6 ayat 4 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423 tahun 2002 tersebut dikatakan: Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (Lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut- turut. Pada tahun 2003, keputusan tahun 2002 tersebut diamandemen dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003. Kemudian pada tanggal 5 Februari 2008, Menteri Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3. Peraturan terbaru ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut -turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut. 13

27 2.1.5 Perpindahan Auditor Auditor switching merupakan pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan klien. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang bisa berasal dari faktor klien maupun faktor auditor. Dua faktor yang mempengaruhi perusahaan berganti KAP adalah faktor klien (Client-related Factors), yaitu: kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering (IPO) dan faktor auditor (Auditor-related Factors), yaitu: fee audit dan kualitas audit (Mardiyah, 2002 dalam Wijayanti, 2010). Pergantian auditor secara wajib dengan secara sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor (Febrianto, 2009). Pada saat klien mengganti auditornya dan tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan, yang terjadi adalah salah satu dari dua hal: auditor mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Manapun di antara keduanya yang terjadi, perhatian adalah pada alasan mengapa peristiwa itu terjadi dan kemana klien tersebut akan berpindah. Jika alasan pergantian tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien. Jadi, fokus perhatian peneliti adalah pada klien. Sebaliknya, ketika pergantian auditor terjadi 14

28 karena peraturan yang membatasi tenure, seperti yang terjadi di Indonesia, maka perhatian utama beralih kepada auditor pengganti, tidak lagi kepada klien. Pada pergantian secara wajib, yang terjadi adalah pemisahan paksa oleh peraturan. Ketika klien mencari auditor yang baru, maka pada saat itu informasi yang dimiliki oleh klien lebih besar dibandingkan dengan informasi yang dimiliki auditor. Ketidaksimetrisan informasi ini logis karena klien pasti memilih auditor yang kemungkinan besar akan lebih mudah untuk sepakat tentang praktik akuntansi mereka. Sementara itu, auditor bisa jadi tidak memiliki informasi yang lengkap tentang kliennya. Jika kemudian auditor bersedia menerima klien baru, maka hal ini bisa terjadi karena auditor telah memiliki informasi yang cukup tentang klien baru itu atau auditor melakukannya untuk alasan lain, misalnya alasan finansial Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian KAP a. Financial Distress Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan kesulitan keuangan (Rasyid, 2012 dalam Saputri & Achyani, 2014: 5). Financial distress bermula ketika suatu perusahaan tidak mampu memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas menunjukkan bahwa dalam waktu dekat pembayaran itu tidak akan dapat dipenuhi (Brigham dan Daves, 2004). Ancaman terjadinya financial distress juga merupakan biaya karena manajemen cenderung menghabiskan waktu untuk menghindari kebangkrutan daripada membuat keputusan perusahaan dengan baik. Pada umunya kemungkinan financial distress 15

29 semakin meningkat dengan adanya penggunaan hutang. Logikanya, semakin besar penggunaan hutang, semakin besar pula beban biaya bunga, semakin besar probabilitas bahwa penurunan penghasilan akan menyebabkan financial distress (Sembiring, 2008). Schwartz dan Soo (1995) dalam Saputri & Achyani (2014: 5) berpendapat bahwa perusahaan yang terancam bangkrut lebih sering berpindah KAP dari pada perusahaan yang tidak terancam bangkrut. Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan untuk berpindah KAP. Perusahaan akan berpindah dan cenderung untuk memilih menggunakan jasa audit KAP yang lebih mudah untuk diintervensi sehingga perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan dapat menerima opini audit sesuai dengan yang diinginkan. b. Pergantian Manajemen Konsep dari teori agensi adalah hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hak itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Dearden dan Govindarajan, 2005: 269). Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kontrak antara principle (pemegang saham) dan agent (manajemen) merupakan kesepakatan dimana pemilik atau pemegang saham perusahaan menunjuk manajemen untuk mengelola perusahaan. Dalam manajemen, manajer sebagai orang yang tepat dalam menjalankan perusahaan, 16

30 umumnya, memiliki informasi yang lebih mengenai posisi laporan keuangan yang benar dan hasil operasi perusahaan daripada pemegang saham. Pelaporan informasi keuangan pada pemilik (pemegang saham) umumnya mengikuti prinsip-prinsip akuntansi. Oleh sebab itu, untuk menghindari manipulasi akan pelaporan keuangan oleh manajer, kebutuhan akan auditor meningkat (Ismail et al, 2008: 124). Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang terutama disebabkan oleh keputusan rapat umum pemegang saham dan direksi berhenti karena kemauan sendiri. Pergantian KAP dapat disebabkan oleh pergantian manajemen yang baru. Pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diikuti dengan perubahan kebijakan dalam perusahaan termasuk dalam hal pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan keuangan perusahaan (Nagy 2005 dalam Suparlan dan Andayani, 2010: 3). Manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru lebih bisa diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan manajemen (Sinarwati, 2010: 5). c. Profitabilitas Pengertian profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) (Hanafi dan Halim, 2003: 75) sedangkan pengertian profitabilitas menurut Munawir (2002: 152) mengemukakan bahwa Profitabilitas (Profitability) adalah kemampuan suatu perusahaaan dalam memperoleh laba. 17

31 Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Return on equity merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba atas sejumlah investasi yang dilakukan oleh investor (Sartono, 2010: 124). Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang investor, dimana rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gains untuk investor. Hal ini dikarenakan rasio ini bukan pengukur tingkat pengembalian investor yang sebenarnya. Pada dasarnya return on equity memperlihatkan kemampuan peusahaan dalam mengelola equity atau modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba. Return on equity memperlihatkan efektifitas manajemen di dalam mengelola dana yang bersumber dari dalam perusahaan. Selain itu meningkatnya nilai Return on equity memperlihatkan terjadinya ketepatan saran atau opini yang disampaikan auditor, kondisi tersebut memperlihatkan auditor yang digunakan untuk melakukan proses audit relatif handal sehingga kemungkinan untuk terjadinya pergantian (switching) auditor. Berdasarkan uraian ringkas tersebut dapat disimpulkan bahwa return on equity merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dana dari owners (pemilik) dalam rangka menghasilkan laba. Semakin tepat (reliable) opini audit yang dipublikasikan auditor tentu akan memberikan 18

32 kontribusi positif bagi peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga pergantian auditor yang disebabkan oleh buruknya kinerja relatif tidak terjadi. d. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Perusahaan besar lebih banyak disorot oleh investor dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung menjaga citra perusahaan dengan cara memilih kantor akuntan publik besar untuk mengaudit laporan keuangannya. Jika mereka harus mengganti kantor akuntan publik, mereka juga akan memilih kantor akuntan publik besar (The Big Four) lainnya daripada berpindah ke kantor akuntan publik kecil (Non Big Four). Di mana perusahaan yang besar dipercayai dapat menyelesaikan kesulitankesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil. Dalam hal ini di proyeksikan pada total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar dan sebaliknya (Wijayani dan Januarti, 2011: 13). Adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan pergantian KAP, yang artinya semakin kecil ukuran perusahaan mendorong berganti KAP dan mencari KAP yang harga sewanya tidak mahal (Suparlan dan Andayani, 2010: 19). Idealnya, ukuran perusahaan audit harus sesuai dengan ukuran perusahaan klien dan jenis layanan yang dibutuhkan. 19

33 2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang Faktor-Faktor yang mempengaruhi pergantian KAP telah banyak dialkukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu. Suparlan & Andayani (2010) meneliti tentang Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit. Sampel perusahaan public yang terdaftar di BEI dari tahun 2008 menggunakan alat analisis regresi logistic. Hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa investor institusional, large boards, pergantian manajemen, laverage, dan ROE tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Public ownership, share growth dan size berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Hermawan & Fitriany (2013) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian KAP Upgrade, Downgrade dan Samegrade pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI dari tahun selain sektor perbankan dan lembaga keuangan bukan bank menggunakan alat analisis regresi logistic. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa financial distress berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Prior audit opinion tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Sinarwati (2010) meneliti tentang Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?. Sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun menggunakan alat regresi logistic. Hasil penelitian dapat 20

34 disimpulkan bahwa opini going concern tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Aprillia (2013) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching. Sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun menggunakan alat analisis regresi logistic. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran ukuran KAP yang secara parsial berpengaruh terhadap auditor switching, variabel lain dalam penelitian seperti pergantian manajemen, kepemilikan publik, dan financial distress tidak berpengaruh secara parsial terhadap auditor switching. Agusrianda (2014) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching). Sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode menggunakan alat analisis regresi logistic. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa opini audit going concern berpengaruh negatif terhadap Auditor Switching. Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching. Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap Auditor Switching. Ukuran klien berpengaruh negatif terhadap Auditor Switching. Financial distress berpengaruh positif terhadap Auditor Switching. Saputri dan Achyani (2014) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik ( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Sampel perusahaan manufaktur 21

35 yang telah tercatat di BEI selama periode menggukan alat analisis regresi logistic. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. Ukuran perusahaan, financial distress, pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Berikut tabel (2.1) ringkasan hasil penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian ini: 22

36 No Peneliti, Tahun dan Judul 1 Suparlan & Andayani (2010) 2 Hermawan & Fitriany (2013) Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Variabel Sampel Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian Dependen: pergantian KAP Independen: Investor institusional, public ownership, share growth, large boards, pergantian manajemen, leverage, ROE, Firm size Dependen: pergantian KAP Independen: Financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas, Prior Audit Opinion Perusahaan public yang terdafatar di BEI dari tahun Perusahaan publik yang terdafatar di BEI dari tahun selain sektor perbankan dan lembaga keuangan bukan bank. Regresi Logistik Regresi Logistik Investor institusional, large boards, pergantian manajemen, leverage, dan ROE tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Public ownership, share growth dan size berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Financial distress berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Prior audit opinion tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP 23

37 No Peneliti, Tahun dan Judul Variabel Sampel Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 3 Sinarwati (2010) Dependen: Perusahaan Regresi Opini going concern tidak pergantian KAP manufaktur yang Logistik berpengaruh terhadap terdaftar di Bursa pergantian KAP. Independen: Efek Indonesia Pergantian manajemen Opini going concern, (BEI) pada periode berpengaruh positif terhadap pergantian manajemen, tahun pergantian KAP. reputasi auditor dan Reputasi auditor tidak kesulitan keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP. Kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap 4 Aprillia (2013) Dependen: Auditor Switching Independen: opini audit Going Concern, pergantian manajemen, ukuran KAP, ukuran klien, financial distress perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun Regresi Logistik pergantian KAP Ukuran KAP yang secara parsial berpengaruh terhadap auditor switching, variabel lain dalam penelitian seperti pergantian manajemen, kepemilikan publik, dan financial distress tidak berpengaruh secara parsial terhadap auditor switching. 24

38 No Peneliti, Tahun dan Judul Variabel Sampel Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 5 Agusrianda (2014) Dependen: Perusahaan Regresi Opini audit Going Concern Auditor Switching manufaktur yang Logistik berpengaruh negatif terhadap terdaftar di Bursa Auditor Switching. Independen: Efek Indonesia Pergantian manajemen tidak opini audit Going (BEI) periode berpengaruh terhadap Auditor Concern, pergantian 2013 Switching. manajemen, ukuran Ukuran KAP berpengaruh KAP, ukuran klien, negatif terhadap Auditor financial distress Switching. Ukuran klien berpengaruh negatif terhadap Auditor Switching. Financial distress berpengaruh positif terhadap 6. Saputri dan Achyani (2014) Dependen: pergantian KAP Independen: reputasi KAP, ukuran perusahaan, financial distress,dan pergantian manajemen Perusahaan manufaktur yang telah tercatat di BEI selama periode Regresi Logistik Auditor Switching. Reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap Pergantian KAP. Ukuran perusahaan, financial distress, pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. 25

39 2.3. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Financial Distress terhadap Pergantian KAP Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan kesulitan keuangan (Rasyid, 2012 dalam Saputri & Achyani, 2014: 5). Financial distress bermula ketika suatu perusahaan tidak mampu memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas menunjukkan bahwa dalam waktu dekat pembayaran itu tidak akan dapat dipenuhi (Brigham dan Daves, 2004). Ancaman terjadinya financial distress juga merupakan biaya karena manajemen cenderung menghabiskan waktu untuk menghindari kebangkrutan daripada membuat keputusan perusahaan dengan baik. Kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan tersebut untuk mengganti auditor dengan alasan keuangan. Nasser, et al. (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah auditor daripada perusahaan yang tidak bangkrut. Auditee yang bangkrut (memiliki rasio yang rendah) dan memiliki pengalaman akan posisi keuangan yang tidak sehat lebih memungkinkan akan melibatkan auditor yang memiliki independensi tinggi untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan kreditor sama halnya dengan mengurangi risiko permasalahan hukum (Nasser, et al. 2006). Dengan demikian, auditor pada klien dengan kesulitan keuangan memiliki tenure yang lebih pendek dibandingkan dengan auditor yang berada pada klien yang lebih sehat keuangannya dimana pada gilirannya cenderung akan diganti.

40 Penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2010), Hermawan & Fitriany (2013) dan Agusrianda (2014) menemukan bukti empiris bahwa financial distress berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis: H 1 : Financial distress berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP Konsep dari teori agensi adalah hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hak itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Dearden dan Govindarajan, 2005: 269). Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kontrak antara principle (pemegang saham) dan agent (manajemen) merupakan kesepakatan dimana pemilik atau pemegang saham perusahaan menunjuk manajemen untuk mengelola perusahaan. Dalam manajemen, manajer sebagai orang yang tepat dalam menjalankan perusahaan, umumnya, memiliki informasi yang lebih mengenai posisi laporan keuangan yang benar dan hasil operasi perusahaan daripada pemegang saham. Pelaporan informasi keuangan pada pemilik (pemegang saham) umumnya mengikuti prinsip-prinsip akuntansi. Oleh sebab itu, untuk menghindari manipulasi akan pelaporan keuangan oleh manajer, kebutuhan akan auditor meningkat (Ismail et al, 2008: 124). Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang terutama disebabkan oleh keputusan rapat umum pemegang saham dan direksi 27

41 berhenti karena kemauan sendiri. Pergantian KAP dapat disebabkan oleh pergantian manajemen yang baru. Pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diikuti dengan perubahan kebijakan dalam perusahaan termasuk dalam hal pemilihan KAP. Pergantian manajemen dapat disebabkan oleh adanya keputusan dari rapat umum pemegang saham atau dari pihak manajemen yang berhenti karena kemauan sendiri. Beasley (1996) dalam (Suparlan & Andayani, 2010: 8) mendapatkan peran dewan direksi dalam memonitor proses pelaporan keuangan berhubungan signifikan dan mempengaruhi kemampuan memonitor proses penyiapan laporan keuangan. Damayanti (2008) dan Nagy (2005), mendapatkan pergantian manajemen diikuti oleh perubahan kebijakan dalam akuntansi, keuangan, pemilihan KAP, perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansi. Dalam pemilihan KAP, manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru dapat bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini yang diharapkan oleh manajemen. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan perusahaan yang diterapkan (Indrajati, 2011) Penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2010) dan Hermawan & Fitriany (2013) menemukan bukti empiris bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis: H2: Pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. 28

42 2.3.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Pergantian KAP Pengertian profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) (Hanafi dan Halim, 2003: 75) sedangkan pengertian profitabilitas menurut Munawir (2002: 152) mengemukakan bahwa Profitabilitas (Profitability) adalah kemampuan suatu perusahaaan dalam memperoleh laba. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Return on equity merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba atas sejumlah investasi yang dilakukan oleh investor (Sartono, 2010: 124). Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang investor, dimana rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gains untuk investor. Hal ini dikarenakan rasio ini bukan pengukur tingkat pengembalian investor yang sebenarnya. Pada dasarnya return on equity memperlihatkan kemampuan peusahaan dalam mengelola equity atau modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba. Return on equity memperlihatkan efektifitas manajemen di dalam mengelola dana yang bersumber dari dalam perusahaan. Selain itu meningkatnya nilai Return on equity memperlihatkan terjadinya ketepatan saran atau opini yang disampaikan auditor, kondisi tersebut memperlihatkan auditor yang digunakan 29

43 untuk melakukan proses audit relatif handal sehingga kemungkinan untuk terjadinya pergantian (switching) auditor. Berdasarkan uraian ringkas tersebut dapat disimpulkan bahwa Return on equity merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dana dari owners (pemilik) dalam rangka menghasilkan laba. Semakin tepat (reliable) opini audit yang dipublikasikan auditor tentu akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga pergantian auditor yang disebabkan oleh buruknya kinerja relatif tidak terjadi. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan & Fitriany (2013) menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis: H3: Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pergantian KAP Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan berdasar financial perusahaan. Di mana perusahaan yang besar dipercayai dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil. Adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan pergantian KAP, yang artinya semakin kecil ukuran perusahaan mendorong berganti KAP dan mencari KAP yang harga sewanya tidak mahal (Suparlan dan Andayani, 2008: 19). 30

44 Penelitian yang dilakukan oleh Suparlan & Andayani (2010) dan Agusrianda (2014) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis: H4: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP 2.4 Model Penelitian Berdasarkan landasan teori dan pengembangan hipotesis, maka model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 2.1) : Financial Distress Pergantian Manajemen Profitabilitas Pergantian KAP Ukuran Perusahaan Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian KAP pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun

45 BAB III METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel & Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran 2003: 265). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012 sampai tahun Sampel & Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah beberapa anggota atau sebagian elemen-elemen yang dipilih dari populasi. Untuk menentukan pengukuran sampel tergantung pada variasi populasinya. Semakin besar variasi suatu populasi, maka semakin besar ukuran sampel yang diperlukan agar estimasi terhadap parameter populasi dapat dilakukan dengan akurat dan teliti (Indriantoro dan Supomo, 2002: 115). Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun periode Penentuan sampel menggunakan metode purpose sampling, yaitu berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam menentukan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut di Bursa Efek Indonesia pada tahun b. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah. 32

46 c. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap. 3.2 Jenis Data, Sumber Data & Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo 2002: 147). Jenis data pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun Sumber Data Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam menentukan metode pengumpulan data (Indriantoro dan Supomo, 2002: 146). Penelitian ini menggunakan sumber data berupa data dokumenter. Data dokumenter adalah data penelitian yang antaralain berupa: faktur, jurnal, suratsurat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program (Indriantoro dan Supomo, 2002:146). Sumber data penelitian ini diperoleh dari situs resmi Indonesia Stock Exchange (IDX) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yaitu pengumpulan data 33

47 yang dilakukan dengan kategori dan klasifikasi data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. Data dokumentasi tersebut berupa Laporan keuangan periode tahun Definisi Konsep, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi Konsep Variabel dependen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002: 63). Variabel yang dijadikan variabel dependen adalah pergantian KAP. Pergantian KAP Pergantian KAP adalah pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan baik secara voluntary maupun secara mandatory (Aprillia, 2013). Auditor Switching merupakan pergantian auditor atau kantor akuntan publik yang dilakukan dilakukan oleh perusahaan. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Veriabel independen dalam penelitian ini adalah : a. Financial distress (X1) Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan kesulitan keuangan (Rasyid, 2012 dalam Saputri & Achyani, 2014: 5). Financial distress bermula ketika suatu perusahaan tidak mampu memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas menunjukkan bahwa dalam waktu dekat pembayaran itu tidak akan dapat dipenuhi (Brigham dan Daves, 2004). 34

48 b. Pergantian Manajemen (X2) Pergantian manajemen adalah pergantian direksi perusahaan yang terutama disebabkan oleh keputusan rapat umum pemegang saham dan direksi berhenti karena kemauan sendiri (Suparlan dan Andayani, 2010: 3) c. Profitabilitas (X3) Profitabilitas (Profitability) adalah kemampuan suatu perusahaaan dalam memperoleh laba (Munawir, 2002: 152). Return on equity merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba atas sejumlah investasi yang dilakukan oleh investor (Sartono, 2010: 124) d. Ukuran Perusahaan (X4) Ukuran perusahaan adalah salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar dan sebaliknya (Wijayani dan Januarti, 2011: 13) Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel a. Pergantian KAP (Y) Pergantian KAP adalah bergantinya KAP yang satu menjadi KAP yang lainnya dalam melakukan tugas audit suatu perusahaan pada tahun berikutnya. Pengukuran variabel pergantian KAP ini dengan variabel dummy, nilai 1 bagi perusahaan yang mengganti KAP pada periode tahun 35

49 dan nilai 0 bagi perusahaan yang dijadikan sampel tidak mengganti KAP pada periode tahun b. Financial Distress (X 1 ) Financial Distress adalah tingkat kesulitan keuangan suatu perusahaan. pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kesulitan keuangan perusahaan pada penelitian ini adalah Altman Z Score. Dengan nilai Z>2,99 merupakan zona aman. Dengan nilai 1,80<Z<2,99 merupakan zona abu abu. Dengan nilai Z<1,80 merupakan zona distress artinya perusahaan sedang kesulitan uang dan terancam bangkrut. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan atas laporan keuangan periode sebelumnya akan dibandingkan dengan pergantian KAP pada periode berikutnya. Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5 Keterangan: X1 : (aset lancer - hutang lancar)/total asset X2 : retained earnings/total asset X3 : earnings before income tax/total asset X4 : total liabilities/total equity X5 : sales/total asset c. Pergantian Manajemen (X 2 ) Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi utama perusahaan, terutama disebabkan oleh keputusan rapat umum pemegang saham dan direksi berhenti karena kemauan sendiri. pergantian manajemen 36

50 diukur menggunakan variabel dummy dengan nilai 1 jika perusahaan melakukan pergantian direksi utama dan nilai 0 jika perusahaan tidak melakukan pergantian direksi utama. Pergantian manajemen digunakan pada periode yang sama dengan periode bergantinya KAP. Ada atau tidak adanya pergantian manajemen akan dibandingkan dengan pergantian KAP pada periode tersebut. d. Profitabilitas (X3) Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Pengukuran profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan ROE, karena ROE merupakan pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang mendasar (Hermawan & Fitriany, 2013). ROE = e. Ukuran Perusahaan (X 4 ) EAT Modal Sendiri x 100% Ukuran Perusahaan dalam penelitian ini dihitung dengan logaritma natural dari total asset (Nasser et al, 2006 dalam Saputri & Achyani, 2014). 3.4 Metode Analisis Data Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai prosedur analisis yang akan dilakukan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP. Selain itu, akan dijelaskan juga mengenai alat uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini. Penyelesaian penelitian ini 37

51 menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi datadata penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan pergantian auditor dan tidak melakukan pergantian auditor). Asumsi normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression) dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011: 8) Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011: 19). Statistik deskripf menyajikan ukuran-ukuran numerik yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi

52 3.4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini yaitu financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi logistik. Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE). Ho = b1 = b2 = b3 =...= bi = 0 Ho b1 b2 b3... bi 0 Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah: a. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung. b. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression) dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011: 8): a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi 39

53 likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2011: 340). b. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Cox dan Snell s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011 : 341). 40

54 c. Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit) (Ghozali, 2011 : 341). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya Model Regresi Logistik yang Terbentuk Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi Logistik (Logistic Regresion), yaitu dengan melihat pengaruh financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP pada industri manufaktur. Adapun bentuk model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ln P(PKAP) 1 P(PKAP) = +β FIN + β PM + β PROF + β UP + ε 41

55 Keterangan : Ln ( ) ( ) : Pergantian KAP, menggunakan variabel dummy, 1 bagi perusahaan yang berganti KAP dan 0 bagi perusahaan yang tidak berganti KAP β : Konstanta β1- β4 : Koefisien Regresi FIN : Financial distress, menggunakan pengukuran Altman Z Score PM : Pergantian manajemen menggunakan variabel dummy, 1 bagi perusahaan yang melakukan pergantian dewan direksi dan 0 bagi perusahaan yang tidak melakukan pergantian dewan direksi PROF : Profitabilitas menggunakan ROE UP : Ukuran Perusahaan menggunakan LN Total Aktiva 42

56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Analisis Deskripsi Sampel Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria kriteria yang telah ditentukan. Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang telah melakukan pergantian KAP, dan menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini seperti nama CEO, nama KAP, total aset, dan komponen dari perhitungan financial distress. Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 adalah sebanyak 152 perusahaan dan diperoleh 98 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel (Tabel 4.1). Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan Jumlah Populasi 152 Kriteria Sampel: 1. Perusahaan yang tidak listing berturut-turut (8) 2. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah (27) 3. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap (19) Sampel yang diolah 98 Sumber : data sekunder yang diolah, 2015 Penelitian ini menggunakan metode pooled data sehingga diperoleh 196 data penelitian yang berasal dari perkalian antara periode penelitian (2 tahun) dengan jumlah perusahaan sampel yang memenuhi kriteria (98 perusahaan). 43

57 Deskripsi Data Berdasarkan data dari perusahaan sampel diperoleh rata rata, standar deviasi dari masing masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Sumber : Lampiran 2 hal 1 Tabel 4.2 Nilai minimum untuk pergantian KAP sebesar 0, dan nilai maksimum sebesar 1. Rata rata pergantian KAP adalah sebesar 0,1224 artinya perusahaan Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation P_KAP FD PM PROF SIZE Valid N (listwise) 196 go public dalam penelitian ini cenderung tidak yang melakukan pergantian KAP dibandingkan melakukan pergantian KAP. Nilai standar deviasi 0,32864 lebih besar dari nilai rata rata (0,1224), maka penyebaran data tidak merata. Nilai minimum dari financial distress adalah -21,64 dan niilai maksimum sebesar 43,89. Rata rata financial distress perusahaan sampel yang diukur dengan metode Altman Z score adalah sebesar 2,7887. Perusahaan dengan nilai skor dibawah 1,80 tergolong perusahaan bangkrut, sedangkan skor diatas 2,99 tergolong aman, dan skor nilai yang berada pada 1,80 s/d 2,99 termasuk dalam grey area (area abu-abu) atau perusahaan yang diambang kebangkrutan (Sudiyatno dan Puspitasari, 2010). Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui 44

58 bahwa rata-rata perusahaan sampel yang melakukan pergantian KAP lebih banyak tergolong pada perusahaan diambang financial distress (diambang kebangkrutan / kesulitan keuangan). Nilai minimum dari pergantian manajemen sebesar 0 dan nilai maksimum adalah sebesar 1. Rata rata pergantian manajemen perusahaan sampel adalah sebesar 0,1224 artinya perusahaan go public dalam penelitian ini lebih sedikit melakukan pergantian manajemen dibandingkan melakukan pergantian manajemen. Nilai standart deviasi 0,32864 lebih besar dari nilai rata rata (0,1224), maka penyebaran data tidak merata. Nilai minimum untuk profitabilitas yang diukur dengan return on equity sebesar -2,34 dan nilai maksimum adalah sebesar 3,24. Rata rata profitabilitas yang diukur dengan perbandingan laba bersih dengan total modal dari perusahaan sampel adalah sebesar 0,1221. Nilai standart deviasi 0,41641 lebih besar dari nilai rata rata (0,1221), maka penyebaran data tidak merata. Nilai minimum untuk ukuran perusahaan sebesar 23,08 dan nilai maksimum adalah sebesar 34,90. Rata rata ukuran perusahaan yang diukur dengan logaritma natural total aset dari perusahaan sampel adalah sebesar 28,0566. Nilai standart deviasi 1,79467 lebih kecil dari nilai rata rata (28,0566), maka penyebaran data merata. 45

59 Pengujian Model Penelitian 1. Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test. Output pada uji Hosmer and Lemeshow Test dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Menguji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig Sumber : Lampiran 2 hal 4 Pengujian menunjukkan nilai Chi-square 6,393 dengan tingkat signifikansi 0,603. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya. 2. Menilai Keseluruhan Model Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Output pada -2 Log Likelihood (-2LL) dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut : 46

60 Tabel 4.4 Menilai Keseluruhan Model Iteration History a,b,c,d Coefficients Iteration -2 Log likelihood Constant FD PM(1) PROF SIZE Step a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than.001. Sumber : Lampiran 2 hal 3 Pengujian menunjukkan nilai -2LL awal adalah sebesar 145,736. Setelah dimasukkan keempat variabel independen, maka nilai akhir -2LL mengalami penurunan sebesar 135,978. Penurunan likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. 3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model pada variabel independen yaitu financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara bersama sama dalam menerangkan variabel dependen (pergantian KAP). Hasil pengujian dengan SPSS pada uji ini dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : 47

61 Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square a a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than.001. Sumber : Lampiran 2 hal 4 Dari hasil penelitian terlihat angka koefisien determinasi pada pengujian Cox and Snell Square sebesar 0,049 dan Nagelkerke R Square adalah 0,093 yang berarti variabilitas variabel dependen (pergantian KAP) dapat dijelaskan oleh variabel independen (financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas dan ukuran perusahaan) sebesar 9,3%, sedangkan sisanya 90,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini Analisis Hasil Penelitian Hasil Penelitian 1. Persamaan Regresi Logistik Untuk menguji hipotesis yang digunakan uji regresi logistik yang dilakukan terhadap semua variabel yaitu financial distress, pergantian manajemen, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut : 48

62 Tabel 4.6 Hasil Pengujian Multivariate Variables in the Equation 95.0% C.I.for EXP(B) B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper Step 1 a FD PM(1) PROF SIZE Constant E3 a. Variable(s) entered on step 1: FD, PM, PROF, SIZE. Sumber : Lampiran 2 hal 5 Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini : Ln P(PKAP) = 7,188 0,003FIN 0,059PM 0,926PROF 0,327SIZE + ε 1 P(PKAP) Keterangan : Ln ( ) ( ) : Pergantian KAP FIN : Financial distress PM : Pergantian manajemen PROF : Profitabilitas menggunakan ROE SIZE : Ukuran Perusahaan menggunakan LN Total Aktiva : Residual error Persamaan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai konstanta (α) merupakan nilai tetap yang tidak berubah meskipun variabel independen berubah. Dalam penelitian ini sebesar 7,188 dapat diartikan bahwa variabel dependen akan bernilai 7,188 jika semua variabel independennya bernilai 0. 49

63 2. Koefisien regresi (β 1 ) untuk financial distress sebesar -0,003 dapat diartikan bahwa kesulitan keuangan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. Semakin besar perusahaan mengalami financial distress, maka semakin kecil pengaruh dalam pergantian KAP. 3. Koefisien regresi (β 2 ) untuk pergantian manajemen sebesar -0,059 dapat diartikan bahwa pergantian manajemen berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. Semakin perusahaan melakukan pergantian manajemen, maka semakin kecil pengaruh dalam pergantian KAP. 4. Koefisien regresi (β3) untuk profitabilitas sebesar -0,926 dapat diartikan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. Semakin besar profitabilitas, maka semakin kecil pengaruh dalam pergantian KAP. 5. Koefisien regresi (β4) untuk ukuran perusahaan sebesar -0,327 dapat diartikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. Semakin kecil ukuran perusahaan, maka semakin besar pengaruh dalam pergantian KAP. 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan hasil pengujian multivariate yang ditunjukkan pada tabel 4.6. a. Pengaruh Financial Distress terhadap Pergantian KAP Variabel financial distress menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,003 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,957 lebih besar dari α = 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa financial distress tidak mempengaruhi pergantian KAP 50

64 karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%. Dengan demikian Hipotesis 1 tidak signifikan, artinya financial distress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. b. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP Variabel pergantian manajemen menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,059 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,929, lebih besar dari α = 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa pergantian manajemen tidak mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP karena nilai signifikansi pergantian manajemen lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Hipotesis 2 tidak signifikan, artinya pergantian manajemen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. c. Pengaruh Profitabilitas terhadap Pergantian KAP Variabel profitabilitas menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,926 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,168, lebih besar dari α = 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa profitabilitas tidak mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP karena nilai signifikansi profitabilitas lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Hipotesis 3 tidak signifikan, artinya profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. 51

65 d. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pergantian KAP Variabel ukuran perusahaan menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,327 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,025, lebih kecil dari α = 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP karena nilai signifikansi ukuran perusahaan lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Hipotesis 4 signifikan, artinya ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP 4.3. Pembahasan Variabel financial distress tidak mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aprillia (2013) dan Saputri & Achyani (2014) yang menemukan bukti empiris bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Menurut Nasser et. Al (2006) dalam Adityawati (2011), perusahaan dalam kondisi financial distress cenderung tidak melakukan pergantian KAP ini disebabkan pergantian auditor pada suatu perusahaan yang terlalu sering akan meningkatkan fee audit. Ketika pertama kali mengaudit suatu klien, hal pertama yang dilakukan auditor adalah memahami lingkungan bisnis klien dan risiko audit klien. Sehingga berakibat pada tingginya biaya start up dan dapat menaikkan fee audit. Selain itu, penugasan pertama juga akan memungkinkan terjadinya kekeliruan yang tinggi. Suatu usaha untuk menjaga kepercayaan investor dan menarik minatnya untuk berinvestasi adalah dengan menggunakan KAP yang 52

66 memiliki kemampuan untuk menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dan lebih independen. Variabel pergantian manajemen tidak mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP. Hasil pengujian yang tidak signifikan ini menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan dalam menggunakan jasa suatu KAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak. Adanya fenomena seperti ini erat kaitannya dengan keadaan perusahaan publik di Indonesia yang mayoritas dikuasai dan dijalankan bersama oleh orang-orang dalam satu keluarga (Damayanti dan Sudarma, 2008). Hasil penelitian ini mendukung penelitian Aprillia (2013) dan Saputri & Achyani (2014) yang menemukan bukti empiris bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Temuan berbeda dikemukakan oleh Sinarwati (2010) dan Hermawan & Fitriany (2013) menemukan bukti empiris bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Variabel profitabilitas (ROE) tidak mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP. Profitabilitas yang diukur dengan return on equity mampu memperlihatkan efektifitas manajemen di dalam mengelola dana yang bersumber dari dalam perusahaan. Tidak berpengaruhnya return on equity terhadap pergantian KAP, karena ROE yang dimiliki perusahaan sangat rendah, dimana perusahaan mengalami kerugian, oleh karena itu perusahaan mendapatkan 53

67 kesulitan untuk membayar fee audit yang besar, sehingga tetap mempertahankan KAP lama. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suparlan & Andayani (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Ukuran perusahaan mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian KAP. Ukuran perusahaan merupakan suatu sekala yang dapat diukur dari segi financial dengan cara melihat pada total aset. Semakin besar total asset perusahaan maka mengindikasikan perusahaan tersebut besar, begitu juga sebaliknya. Karena perusahaan yang besar dipercayai dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuanganyang dihadapinya daripada perusahaan kecil. Semakin perusahaan tumbuh menjadi perusahaan yang besar maka jumlah hubungan agensi yang tercipta juga akan semakin meningkat pula. Hal tersebut akan menimbulkan kesulitan bagi perincipal untuk memantau dan melakukan pengendalian atas perilaku agen yang cenderung memaksimalkan keuntungan pribadinya dibandingkan dengan keuntungan principal. Oleh karena itu, keadaan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan KAP yang lebih independen guna mengurangi resiko (Febriana, 2012: 62). Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Suparlan & Andayani (2010) yang menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pergantian KAP. Temuan berbeda dikemukakan oleh Agusrianda (2004) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. 54

68 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Financial distress tidak mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP. b. Pergantian manajemen tidak mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP. c. Profitabilitas tidak mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP. d. Ukuran perusahaan mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan: pertama, penelitian ini tidak memasukkan perusahaan sektor keuangan sebagai sampel, karena perusahaan keuangan memiliki aturan yang lebih spesifik, disamping itu juga dari sisi waktu penelitian ini masih singkat hanya menggunakan waktu dua tahun ( ). Kedua, hanya melihat pergantian KAP saja tidak melihat perusahaan memilih KAP yang mana, dan tidak mampu menangkap perusahaan besar dalam penelitian ini karena perusahaan besar sangat jarang melakukan pergantian KAP, sebagian besar perusahaan berganti KAP setelah lima tahun secara berturut diaudit oleh KAP yang sama. 55

69 5.3. Implikasi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi tidak hanya bagi perusahaan manufaktur tetapi kepada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Selain berkontribusi dibidang pengembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian juga diharapkan berkontribusi bagi regulator serta investor dan calon investor berkenaan dengan informasi tentang praktek pergantian KAP oleh perusahaan go public yang sangat erat kaitannya dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Pasar Modal. 56

70 DAFTAR PUSTAKA Anthony, Robert N. dan Govindarajan, Vijay, Management Control Sistem (Sistem Pengendalian Manajemen), Edisi Kedua, Buku pertama, Salemba Empat, Jakarta. Agusrianda Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching). JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Aprillia, Ekka Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching. Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga,. BPFE-UGM, Yogyakarta Damayanti, S dan Made Sudarma Faktor faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak Febriyanto, R Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik. akuntan.html, diakses 16 Pebruari Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IMB SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro IAI Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat Indrajati Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh Indriyantoro, Nur dan Bambang Supomo Metode Penelitian untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE. Jogyakarta. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YPKN Munawir Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: LIBERTY Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor ( uran&page=show&id=13177&hlm=), diakses 4 November 2010.

71 Prastiwi, Andi dan Wilsya, Frenawidayuarti Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor: Studi Empiris Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 1, No. 1 Sinarwati, Ni Kadek Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Suparlan dan Wuryan Andayani Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Saputri & Achyani Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia). Seminar Nasional Dan Call For Paper Program Studi Akuntansi-Feb UMS, 25 JUNI 2014 Kawijaya, Nelly dan Juniarti Faktor faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) Pada Perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4; Wijayanti, Martina Putri Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro

72 SAMPEL PENELITIAN No Nama Perusahaan Kode 1 Ades Water Indonesia/Akasha Wira Tbk ADES 2 AKR Corporindo Tbk AKR 3 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 4 APAC Citra Centertex Tbk MYTX 5 Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI 6 Arwana citra Mulia Tbk ARNA 7 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 8 Asiaplast Industry Tbk APLI 9 Astra Graphia Tbk ASGR 10 Astra Internasional Tbk ASII 11 Astra Otopart Tbk AUTO 12 Benteol Internasional Investama Tbk RMBA 13 Berlina Tbk BRNA 14 Betonjaya Manunggal Tbk BTON 15 Budi Acid Jaya Tbk BUDI 16 Bristol Myers Squibb Indonesia /Taisho Phamaceutical Indonesia Tbk SQBB 17 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 18 Delta Djakarta Tbk DLTA 19 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 20 Ekhadarma Internasional Tbk EKAD 21 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 22 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 23 Fast Food Indonesia Tbk FAST 24 Gajah Tunggal Tbk GJTL 25 Gudam Garam Tbk GGRM 26 Hanson Internasional Tbk MYRX 27 HM Sampoerna Tbk HMSP 28 Holicim Indonesia Tbk SMCB 29 Indal Alumunium Light Metal Industry Tbk INAI 30 Indo Acidatama Tbk SRSN 31 Indocement Tunggal Tbk INTP 32 Indofarma (persero) Tbk INAF 33 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 34 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS

73 35 Indospring Tbk INDS 36 Intan Wijaya Internasional Tbk INCI 37 IntiKramik Alamasri industry Tbk IKAI 38 Intraco Penta Tbk INTA 39 Jakarta Kyoei Steel Work Tbk JKSW 40 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 41 Jembo Cable Company Tbk JECC 42 Kalbe Farma Tbk KLBF 43 Kedaung Indah Can Tbk KICI 44 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI 45 Kimia Farma Tbk KAEF 46 Langgeng Makmur Plastik Industry Tbk LMPI 47 Lion Mesh Prima Tbk LMSH 48 Lion Metal work Tbk LION 49 Mandom Indonesia Tbk TCID 50 Mayora Indah Tbk MYOR 51 Merck Tbk MERK 52 Metro Data Elektronik Tbk MTDL 53 Modern Poto Film Company/ Modern Internasional Tbk MDRN 54 Mulia Industrial Tbk MLIA 55 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 56 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 57 Multipolar Corporation Tbk MLPL 58 Mustika Ratu Tbk MRAT 59 Nippres Tbk NIPS 60 Panasia indosytex/ panasia Indo Resources Tbk HDTX 61 Perdana Bangun perkasa Tbk KONI 62 Pioneerindo Gourment International Tbk PTSP 63 Prasida Aneka Niaga Tbk PSDN 64 Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA 65 Pyridam Farma Tbk PYFA 66 Roda Vivatex Tbk RDTX 67 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI 68 Sekar Laut Tbk SKLT 69 Selamat sempurna Tbk SMSM 70 Semen Gresik/ semen Indonesia Tbk SMGR 71 Sepatu Bata Tbk BATA 72 Siwani Makmur Tbk SIMA

74 73 SMART/ Sinar Mas Agro Resources Teknologi Tbk SMART 74 Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI 75 Sunson Textile Manufacture Tbk SSTM 76 Suparma Tbk SPMA 77 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 78 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 79 Tiga Pilar Sejahtera Tbk AISA 80 Tira Austenite Tbk TIRA 81 Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT 82 Trias Sentosa Tbk TRST 83 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 84 Tunas Ridean Tbk TURI 85 Ultra jaya Milk Tbk ULTJ 86 Unilever Indonesia Tbk UNVR 87 United Tractor Tbk UNTR 88 Voksel Elektronik Tbk VOKS 89 Aneka Kamasindo utama / alam karya unggul Tbk AKKU 90 Lautan luas Tbk LTLS 91 Kageo Igar Jaya Tbk IGAR 92 Gt kabel indo Tbk KBLI 93 keramik indonesia Tbk KIAS 94 Indofood Cbs Sukses Makmur Tbk ICBP 95 Nippon Indosari Korpindo Tbk ROTI 96 Sekawan Inti Makmur Tbk SIAP 97 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST 98 Martina Berto Tbk MBTO

75 TABULASI DATA No. Kode P-KAP P-KAP FINANCIAL DISTRESS P-M P-M ROE UP ADES AKR ALMI MYTX AKPI ARNA AMFG APLI ASGR ASII AUTO RMBA BRNA BTON BUDI SQBB DVLA DLTA DPNS EKAD ETWA FASW FAST

76 24 GJTL GGRM MYRX HMSP SMCB INAI SRSN INTP INAF INDF IMAS INDS INCI IKAI INTA JKSW JPRS JECC KLBF KICI KDSI KAEF LMPI LMSH LION TCID MYOR

77 51 MERK MTDL MDRN MLIA MLBI LPIN MLPL MRAT NIPS HDTX KONI PTSP PSDN BIMA PYFA RDTX SCPI SKLT SMSM SMGR BATA SIMA SMART SULI SSTM SPMA TOTO

78 78 TSPC AISA TIRA TIRT TRST TBLA TURI ULTJ UNVR UNTR VOKS AKKU LTLS IGAR KBLI KIAS ICBP ROTI SIAP GDST MBTO

79 Descriptives Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation P_KAP FD PM PROF SIZE Valid N (listwise) 196 Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases a N Percent Selected Cases Included in Analysis Missing Cases 0.0 Total Unselected Cases 0.0 Total a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value Lampiran 2 hal 1

80 Categorical Variables Codings Parameter coding Frequency (1) PM Block 0: Beginning Block Iteration History a,b,c Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than.001. Classification Table a,b Predicted P_KAP Observed 0 1 Percentage Correct Step 0 P_KAP Overall Percentage 87.8 a. Constant is included in the model. b. The cut value is.500 Lampiran 2 hal 2

81 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant Variables not in the Equation Score df Sig. Step 0 Variables FD PM(1) PROF SIZE Overall Statistics Block 1: Method = Enter Iteration History a,b,c,d Coefficients Iteration -2 Log likelihood Constant FD PM(1) PROF SIZE Step a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than.001. Lampiran 2 hal 3

82 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step Block Model Model Summary Cox & Snell R Nagelkerke R Step -2 Log likelihood Square Square a a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than.001. Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test P_KAP =.00 P_KAP = 1.00 Observed Expected Observed Expected Total Step Lampiran 2 hal 4

83 Classification Table a Predicted Observed P_KAP 0 1 Percentage Correct Step 1 P_KAP Overall Percentage 87.8 a. The cut value is.500 Variables in the Equation 95.0% C.I.for EXP(B) B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper Step 1 a FD PM(1) PROF SIZE Constant E3 a. Variable(s) entered on step 1: FD, PM, PROF, SIZE. Correlation Matrix Constant FD PM(1) PROF SIZE Step 1 Constant FD PM(1) PROF SIZE Lampiran 2 hal 5

84 Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 32 F R 24 E 1 Q 0 U 10 E N C Y Predicted Prob: Group: Predicted Probability is of Membership for 1.00 The Cut Value is.50 Symbols: Each Symbol Represents 2 Cases. Lampiran 2 hal 6

85 Casewise List b Observed Temporary Variable Case Selected Status a P_KAP Predicted Predicted Group Resid ZResid 32 S 1** S 1** S 1** S 1** S 1** S 1** S 1** S 1** S 1** S 1** S 1** S 1** S 1** a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b. Cases with studentized residuals greater than are listed. Lampiran 2 hal 7

86

87

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara principal dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara principal dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (agency theory) Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara principal dan agent. Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen kepada stakeholder terutama terhadap pemilik perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. manajemen kepada stakeholder terutama terhadap pemilik perusahaan. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen kepada stakeholder terutama terhadap pemilik perusahaan. Dalam laporan keuangan memuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan merupakan laporan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang akan membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi keuangan suatu entitas serta membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan tersebut. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap

BAB II LANDASAN TEORITIS. dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori tentang Auditor Changes Auditor changes merupakan perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan dasar pertanggung jawaban kinerja pihak manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik kepada pemegang saham, investor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Independensi auditor sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan berisi mengenai informasi keuangan suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu, yang menampilkan hasil kinerja dari perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib menyampaikan laporan keuangan dan disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Laporan keuangan merupakan salah salah satu media terpenting dalam mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu menjembatani benturan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen, yaitu manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu menjembatani benturan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen, yaitu manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan publik pada umumnya.semakin banyak perusahaan publik semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder. Para stakeholder tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pihak manajemen berkepentingan untuk menyajikan laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan klien pada perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan klien pada perusahaan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh pergantian manajemen, opini audit, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan klien pada perusahaan manufaktur sektor aneka industry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan membutuhkan jasa akuntan publik. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu menjembatani benturan kepentingan antara pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah alat utama untuk menginformasikan keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan di suatu perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui tingkat profitabilitas, tingkat risiko, dan tingkat kesehatan yang ada (Hanafi dan Halim,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan diikuti dengan harapan dapat menghasilkan keuntungan, sehingga nantinya perusahaan dapat bertumbuh dengan baik. Salah satu indikator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Astuti dan Ramantha (2014) Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh audit fee, opini going concern, financial distress,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Hubungan keagenan adalah suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta pihak lainnya (agent)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Semakin banyak perusahaan publik, semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Auditor Switching Auditor switching adalah pergantian auditor yang dilakukan oleh suatu perusahaan, auditor switching dapat terjadi karena kewajiban dari peraturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Perusahaan menuntut untuk memperoleh jasa para akuntan publik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan memiliki peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu keharusan bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggambarkan hubungan keagenan antara principal dan agent.hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggambarkan hubungan keagenan antara principal dan agent.hubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Bukti teoritis mengenai auditor switching didasarkan pada teori agensi.jensen dan Meckling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pergantian kantor akuntan publik dalam dunia usaha dilatarbelakangi oleh banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pergantian kantor akuntan publik dalam dunia usaha dilatarbelakangi oleh banyak 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pergantian Kantor Akuntan Publik Pergantian kantor akuntan publik dalam dunia usaha dilatarbelakangi oleh banyak hal. Ada yang berdasarkan aturan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka kepada pihak-pihak yang membutuhkan. SFAC No 2

BAB I PENDAHULUAN. mereka kepada pihak-pihak yang membutuhkan. SFAC No 2 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian suatu usaha diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang nantinya dapat digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usaha tersebut dalam periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kinerja dan melihat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kinerja dan melihat kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi yang dihasilkan oleh pelaporan keuangan sangat diperlukan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi tersebut seperti manajer, investor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, eksternal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Teori Agensi Teori ini membahas adanya konflik kepentingan antara agen dengan prinsipal, dan konflik tersebut menjadi pemicu pergantian manajemen Jensen dan meckling (1976)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk melaporkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu alat tanggung jawab dari aktivitas

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat. BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bapepam). Namun semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik ini juga. menimbulkan sebuah pilihan yang dilematis, karena Kantor Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. (Bapepam). Namun semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik ini juga. menimbulkan sebuah pilihan yang dilematis, karena Kantor Akuntan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perusahaan terbuka atau yang sering disebut dengan istilah perusahaan go public semakin banyak. Akibatnya berpengaruh terhadap berkembangnya profesi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Auditor Opinion, Auditor Tenure dan. membutuhkan Kajian Teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Auditor Opinion, Auditor Tenure dan. membutuhkan Kajian Teori sebagai berikut : 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Auditor Opinion, Auditor Tenure dan Financial Distress terhadap Auditor Switching studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholder BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholders Stakeholders merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 ini, persaingan dunia usaha akan semakin ketat karena arus perdagangan barang dan jasa semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang sudah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan memiliki peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu keharusan bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keputusan pemerintah dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 tentang Jasa Akuntan Publik (pasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, manajemen wajib memberikan informasi mengenai posisi perusahaannya terhadap pihak prinsipal (pemegang saham) melalui laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia didasarkan pada kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia didasarkan pada kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh financial distress, pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan dan opini audit pada pergantian auditor, studi pada perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak sebagai sarana pengambilan keputusan baik untuk pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan memiliki peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu keharusan bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Semakin banyak perusahaan publik, semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus transaksi pasar modal kian meningkat karena bertambahnya jumlah investor yang menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Peraturan Pemerintah Indonesia Mengenai Rotasi Wajib Auditor. Keraguan mengenai independensi auditor menjadi isu yang banyak diperbincangkan kalangan profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan praktik akuntan publik. Praktek akuntan publik merupakan aktivitas jasa yaitu jasa pemeriksaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Wijaya dan Rasmini (2015) menggambarkan hubungan keagenan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modal (BAPEPAM). Dengan semakin banyaknya perusahaan go public, pemakainya (Susan dan Trisnawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Modal (BAPEPAM). Dengan semakin banyaknya perusahaan go public, pemakainya (Susan dan Trisnawati, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau yang sudah go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal. eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal. eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan menyediakan berbagai informasi yang nantinya diperlukan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditor dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai sikap independensi. Sikap independen bermakna bahwa auditor tidak mudah dipengaruhi, sehingga auditor akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya eknomi bertambah pula jumlah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya eknomi bertambah pula jumlah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya eknomi bertambah pula jumlah perusahaan yang go public, semakin tidak terelekkan perusahaan dalam kebutuhannya terhadap dana dari pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media yang memiliki informasi penting mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek perusahaan dimasa sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Benturan kepentingan yang seringkali terjadi antara pihak prinsipal (pemegang saham) dan pihak agen (manajemen) dapat menyebabkan adanya asimetri informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pihak manajemen perusahan berkewajiban untun menyusun, menyajikan dan melaporkan laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, setiap perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang seoptimal mungkin dalam setiap kegiatannya, dengan alasan itu perusahaan harus menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pergantian dewan komisaris,

BAB V PENUTUP. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pergantian dewan komisaris, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pergantian dewan komisaris, ukuran perusahaan klien, financial distress, tingkat pertumbuhan perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntan publik memiliki peran penting bagi suatu perusahaan, terutama dalam mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu, saat ini maupun masa depan perusahaan. terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu, saat ini maupun masa depan perusahaan. terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah entitas yang terdiri dari berbagai kepentingan memerlukan pengelolaan yang baik dalam beroperasi dan penyampaian informasi. Informasi merupakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pihak manajemen suatu perusahaan berkepentingan untuk menyajikan laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini berpotensi dipengaruhi kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen (Nabila, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen (Nabila, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan

Lebih terperinci

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021) ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT, PERUBAHAN STRUKTUR DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK SERTA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SECARA VOLUNTARY Lanny Wijaya Stefanus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selaku pengelola atas sumber daya yang telah dipercayakan perusahaan. Maka

BAB I PENDAHULUAN. selaku pengelola atas sumber daya yang telah dipercayakan perusahaan. Maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerbitan laporan keuangan bagi perusahaan publik adalah hal yang wajib dilakukan perusahaan sebagai wujud tanggung jawab pihak manajemen perusahaan selaku pengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan, semakin besar pula kebutuhannya akan hubungan bisnis dengan pihak luar, baik hubungan itu berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sarana untuk memenuhi akuntabilitas yang dituntut oleh para pihak yang berkepentingan (stakeholders) guna menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu menjembatani permasalahan kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana mengkomunikasikan kondisi keuangan perusahaan terhadap stakeholdersnya, baik internal stakeholders maupun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching.

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching. Judul : Financial Distress Sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini Audit dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Auditor Switching. Nama : Ni Wayan Wulan Tisna NIM : 1306305028 ABSTRAK Auditor yang memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya memerlukan jasa audit untuk perusahaanya. Pihak manajamen berkepentingan untuk menyajikan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat mempengaruhi tingkat independensi seorang auditor karena auditor

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat mempengaruhi tingkat independensi seorang auditor karena auditor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Untuk menjaga sikap profesional dan independensi, seorang auditor diharapkan tidak memiliki hubungan yang erat dengan kliennya. Hubungan yang erat tersebut dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian, telaah penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) 2 Astuti & Ramantha (2014) 3 Ardianingsih (2014) 4 Ismiyaca et al. (2015) Auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Independensi merupakan kunci utama bagi profesi akuntan publik. Independensi ini mutlak harus ada pada diri auditor ketika ia melakukan audit. Sikap independensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjembatani benturan kepentingan antara pihak principal (pemegang saham)

BAB I PENDAHULUAN. menjembatani benturan kepentingan antara pihak principal (pemegang saham) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan publik mempunyai peranan penting bagi suatu perusahaan, terutama dalam mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen Mckling, (1976) menjelaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen Mckling, (1976) menjelaskan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen Mckling, (1976) menjelaskan adanya konflik kepentingan antara manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham yang berisi tentang informasi akuntansi yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham yang berisi tentang informasi akuntansi yang dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban perusahaan atas sumberdaya yang telah dipercayakan oleh pemegang saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Selain itu, juga

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk pertanggungjawaban dan penyampaian informasi mengenai kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan didirikan dengan tujuan memiliki kelangsungan hidup untuk jangka panjang. Kondisi dan peristiwa yang dialami oleh suatu perusahaan dapat memberikan indikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen perusahaan sebagai gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu penyampaian laporan keuangan

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN KAP (KANTOR AKUNTAN PUBLIK), OPINI AUDIT GOING CONCERN

PENGARUH UKURAN KAP (KANTOR AKUNTAN PUBLIK), OPINI AUDIT GOING CONCERN JURNAL PENGARUH UKURAN KAP (KANTOR AKUNTAN PUBLIK), OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PERIODE 2013-2015 Oleh: AFRIZAL YANUAR CAHYONO

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi strata I pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi strata I pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA UNTUK MELAKUKAN PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2014) PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya perkembangan perusahaan publik berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya perkembangan perusahaan publik berpengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya perkembangan perusahaan publik berpengaruh terhadap perkembangan profesi akuntan publik. Kehidupan profesi akuntan publik di Indonesia saat ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. antara manajemen selaku agen dan pemilik serta entitas lain dalam kontrak (misal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. antara manajemen selaku agen dan pemilik serta entitas lain dalam kontrak (misal BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Mardiyah (2002), teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori harapan, auditing dan auditor switching. Selain itu, disajikan juga konsepkonsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori harapan, auditing dan auditor switching. Selain itu, disajikan juga konsepkonsep 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulis akan menyajikan tinjauan pustaka yang meliputi telaah studi mengenai teori yang digunakan dalam melakukan penelitian, yaitu teori agensi, teori harapan, auditing dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak

BAB II LANDASAN TEORI. principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan pustaka A.1 Agency Theory Teori keagenan adalah hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan go public bertanggung jawab untuk menerbitkan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan tahunan ini sebagai bentuk pertanggung-jawaban perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul ini dalam penelitian serta penjabaran mengenai variabel-variabel yang digunakan. Kedua hal tersebut terangkum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode.

Lebih terperinci