SPECIES TUMBUHAN PAKU YANG DITEMUKAN DI HUTAN MASIBEUPEK DESA MATOBE KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Transkripsi

1 SPECIES TUMBUHAN PAKU YANG DITEMUKAN DI HUTAN MASIBEUPEK DESA MATOBE KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Chindi Raflesia, Abizar 1), Novi 2) Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidkan (STKIP) PGRI SUMBAR ABSTRACT Fern is a plant that is heterogeneous in terms of habitat and way of life. Fern has a green substance (chlorophyll) that serves to photosynthesize. Ferns currently amounts to ± 10,000 kinds. The existence of species of ferns found in the Forest Village Masibeupek Matobe, hard to find due to the logging and retrieval wild spikes without attention to environmental sustainability which may result in reduced species spikes. This study aims to determine Paku The Plant Species Found In Forest Village Masibeupek Matobe District of South Sipora Mentawai Islands. This study was conducted in April- May 2016 with a survey method and collecting in the field. This research was conducted penulusuran (Tracking) directly in the forest. Later identified in the Laboratory of Botany STKIP PGRI West Sumatra. Based on the results of the study found 24 species nails belonging to the 18 genera, species can be classified based on the habitat of 15 species of epiphytic nails, nail 8 terrestrial species, and 1 terrestrial and epiphytic Keywords: terrestrial nails, nail epiphytes, masibeupek forests, biodiversity, rural matobe PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya adalah hutan. Paku terdistribusi secara luas namun memiliki jumlah jenis yang belum dipastikan untuk dunia diperkirakan terdapat sekitar jenis paku yang tercakup 400 genera dan 36 famili (Tyron, 1992). Tumbuhan paku (Pteridophyta) termasuk ke dalam tumbuhan kormus artinya dapat dibedakan antara akar, batang dan daun (Arini dan Kinho, 2012).Tumbuhan paku (Pteridophyta) yang tumbuh di daerah tropis pada umumnya menghendaki kisaran suhu C dan kondisi ini terdapat pada kawasan hutan dataran rendah yang terletak pada ketinggian mdpl (Hoshizaki and Moran, 2001). Hutan di Mentawai mempunyai keanekaragaman yang tinggi dan beberapa jenis dapat di manfaatkan langsung dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Secara umum, tipe Hutan di Kepulauan Mentawai adalah hutan campuran, hutan pantai, hutan rawa air tawar, dan hutan Magrove. Pada umumnya hutan di Mentawai khususnya di Desa Matobe, adalah Hutan memiliki masyarakat setempat. Dan masih terdapat bahwa hutan di Desa Matobe ini masih alamih. Hutan Masibeupek ini mengalami perubahanperubahan komposisi akibat aktifitas perladangan berpindah yang dilakukan oleh masyarakat, seperti penebangan pohon besar tanpa memperhatikan aspek kelestariaan. lingkungan, dan dampak dari kegiatan ini mengakibatkan tumbuhan paku tidak memiliki tempat naungan. Hal ini dapat berakibat buruk terhadap kelangsungan hidup paku, seperti hilang atau langkahnya jenis tumbuhan paku tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka telah dilakukan penelitian tentang Species Tumbuhan Paku yang ditemukan di Hutan Masibeupek Desa Matobe Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

2 BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April - Mei Lokasi penelitian di kawasan Hutan Masibeupek di Desa Matobe Kecamatan Sipora Selatan, dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Botani Prodi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Alat yang dipakai yaitu, alat-alat tulis, parang atau pisau, gunting tanaman, meteran, koran bekas, kantong plastik, kamera digital, oven, jarum penjahit, karung plastik, tali rafia, kardus, kertas mounting, benang jagung, label HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan tentang species tumbuhan paku yang ditemukan di Hutan Masibeupek Desa Matobe Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, didapatkan 24 species, 15 species tumbuhan paku teresterial, delapan species paku epifit, dan satu species yang hidup tersterial dan epifit, yang terdiri dari 7 herbarium, dan kertas kalkir. Bahan yang digunakan untuk pembuatan spesimen herbarium adalah label spesimen, lakban, tumbuhan paku dan Alkohol 96%. Pengambilan sampel dilakukan di kawasan Hutan Masibeupek. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dan observasi langsung di Lapangan. Teknik pengambilan sampel secara penulusuran (Tracking) lansung dalam hutan. ordo yaitu Denstaeditiales, Gleicheniales, Lycopodiales, Marattiales, Polypodiales, Schizaeales, dan Selaginellales dan 12 Familia yaitu, Denstaediaceae, Gleicheniaceae, Lycopodiaceae, Marattiaceae, Aspleniaceae, Davalliaceae, Polypodiaceae, Pteridiaceae, Thelypteridaceae, Lygodiaceae, Schizaeceae, DanSelaginellaceae Tabel 1. Klasifikasi Spesies Tumbuhan Paku yang Ditemukan di Hutan Masibeupek Desa Matobe Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Ordo Familia Genus Species Habitat Denstaeditiales Denstaediaceae Pteridium 1. Pteridium esculentum (Forst.) T Gleicheniales Gleicheniaceae Gleichenia 2. Gleichenia linears (Burm.) Clarke. T Lycopodiales Lycopodiaceae Lycopodium 3. Lycopodium carinatum Desv. E Nephrolepis 4. Nephrolepis hirsutulata (Forst.) Pr. T Marattiales Marattiaceae Angiopteris 5. Angiopteris avecta Hoom T Polypodiales Aspleniaceae Asplenium 6. Asplenium dimidiantum Holt T 7. Asplenium nidus L. E Davalliaceae Davallia 8. Davallia denticulata (Burm.)Mett. E/T Polypodiaceae Diplazium 9. Diplazium esculentum (Rost.) SW. T Enterosora 10. Enterosora ecostata Holt E Lepisorus 11. Lepisorus longifolius (BI.) Holt. E Lygodium 12. Lygodium scandens (L.) sw. E Pyrrosia 13. Pyrrosia adnansscens (Forst.) Ching. E Phymatodes 14. Phymatodes scolopendria Burm. E Pteridiaceae Pteris 15. Pteris grandifolia L. T Polytaenium 16. Polytaenium cajenense ( Desv. ) Benedict E 17. Polytaenium dussianum Holt T Thelypteridaceae Theypteris 18. Thelypteris eggersii (Hieron.)Pr. T 19. Thelypteris chlamydophora Rosest. T 20. Thelypteris lancea A.R. Sm T Schizaeales Lygodiaceae Lygodium 21. Lygodium circinatum SW. T Schizaeceae 22. Lygodium flexuosum (L.) SW. T Selaginellales Selaginellaceae Selaginella 23. Selaginella plana Hieron T 24. Selaginella pedata Spring T Keterangan : E = Epifit T = Teresteria

3 Pembahasan Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa species tumbuhan paku teresterial lebih banyak ditemukan dari pada species tumbuhan paku epifit. Tumbuhan paku teresterial berjumlah 15 species. Dilihat dari tempat tumbuhnya, paku teresterial dominan hidup di tempat yang lembab dan terbuka. Dari lokasi penelitian didapatkan bahwa kawasan Hutan Masibeupek merupakan kawasan yang lembab dan terbuka. Dimana kawasan Hutan Maibeupek dijadikan salah satu tempat untuk berladang sehingga sebagian besar pohonpohon besar sudah ditebang sehingga paku epifit jumlahnya menjadi sedikit. Sutrisna (1981) menyatakan bahwa faktor lingkungan dan kemampuan beradaptasi terhadap suatu habitat akan mempengaruhi jumlah jenis yang ditemukan pada suatu kawasan. Sebagian besar tumbuhan paku teresterial yang ditemukan berada di daerah yang tidak ternaungi. Tumbuhan paku yang ditemukan dikarenakan sebagian besar tumbuhan paku hidup di daerah dengan kondisi vegetasi yang terbuka dan mendapatkan cahaya matahari yang cukup untuk pertumbuhannya. Adanya keanekaragaman pakuan epifit pada berbagai jenis pohon, tingkat pertumbuhan dan bagian-bagian pohon yang menjadi inang karena keter-gantungannya pada kondisi iklim mikro tegakan hutan, menyebabkan keberadaan sejumlah koloni paku epifit hanya dapat dijumpai pada jenis pohon tertentu (Mitchell.1989;251). KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap species tumbuhan paku yang ditemukan di Hutan Masibeupek Desa Matobe Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, ditemukan 24 species DAFTAR PUSTAKA Asep, M. Y. M Keanekaragaman Tumbuhan Paku (pteridophyta) di Kawasan Cagar Alam Gebugan Kabupaten Semarang. Skripsi: Universitas Negeri Semarang. Betty, J Inventarisasi Jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) Terestrial di Hutan Dusun Tauk Kecamatan Air Besar Kabupaten Landak. Jurnal protombiont, 4 (1) : Dilihat dari 12 familia species tumbuhan paku yang paling banyak ditemukan adalah species dari familia Polypodiaceae dengan jumlah 6 species yaitu Diplazium esculentum (Rost.) SW, Enterosora ecostata Holtt Lepisorus longifolius (BI.) Holt, Lygodium scandens (L.) sw, Pyrrosia adnansscens (Forst.) Ching, dan Phymatodes scolopendria Burm. Karena familia Polypodiaceae memiliki jumlah species yang banyak dan pada lokasi penelitian didapatkan bahwa species dari familia polypodiaceae sangat menyukai tempat yang lembab dan terbuka, baik paku teresterial maupun paku epifitnya.familia polypodiaceae merupakan tumbuhan paku yang memiliki keanekaragaman spesies yang sangat tinggi di daerah tropis khususnya di Kawasan hutan Masibeupek. Dari Familia Pteridiaceae dan Familia Thelypteridaceae masing-masingnya hanya terdapat 3 species saja. Dari familia Marattiaceae, familia Lycopodiaceae dan familia Lycopodiaceae hanya terdapat masingmasing hanya 2 species. Sedangkan dari familia Aspleniaceae, Familia Davalliaceae, Familia Denstaediaceae, Familia Gleicheniaceae, dan Familia Lygodiaceae masing-masingnya terdapat satu species saja. Sedikitnya jumlah spesies yang ditemukan dikarenakan familia ini memiliki subfamilia yang sedikit. Dilihat dari tempat lokasi penelitian bahwa tumbuhan paku. Diantaranya (15 species tumbuhan paku teresterial), (8 species paku epifit), dan salah (satu species yang hidup teresterial dan epifit). Lubis, S. R Keanekaragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Universitas Sumatera Utara (USU): Medan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jenis Paku Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta

4 Sutrisna, 1981, Analisis Vegetasi Hutan Hujan Tropika,Gadjah Mada University Press,Yoygakarta Tjitrosoepomo, G Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press: Yokyakarta.

5