Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 5, No. 1, Mei 2013, 43-56

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 5, No. 1, Mei 2013, 43-56"

Transkripsi

1 Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 5, No. 1, Mei 2013, PENETAPAN HARGA TRANSFER MULTINASIONAL SEBAGAI STRATEGI PENGHINDARAN PAJAK Ira Novianty Prodi Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK Harga transfer didefinisikan sebagai harga suatu produk atau jasa yang dibebankan dari suatu sub-unit (divisi) ke sub-unit (divisi) yang lain pada organisasi yang sama. Tujuan penetapan harga transfer akan berbeda, tergantung apakah harga transfer tersebut terjadi antar divisi di dalam negeri (domestik) atau antar divisi di luar negeri sebagai perusahaan multinasional (internasional). Pada harga transfer domestik, tujuan utama harga transfer adalah untuk mengoptimalkan kinerja subunit (divisi) dan mengarah pada optimalisasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan pada harga transfer perusahaan multinasional, tujuan utama harga transfer terkait dengan pertimbangan pajak, karena harga transfer seringkali memiliki implikasi terhadap pajak, tidak hanya pajak penghasilan tetapi juga pajak penjualan, pajak pertambahan nilai, bea cukai, dan lain sebagainya. Harga transfer terutama digunakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional untuk meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar melalui rekayasa harga transfer antar divisi. Dilihat dari sisi pajak, rekayasa pada harga transfer terjadi akibat adanya transaksi hubungan istimewa, sehingga perusahaan memanfaatkannya untuk menghindari pembayaran pajak yang tinggi. Kata kunci : harga transfer, perusahaan multinasional, hubungan istimewa, penghindaran pajak. ABSTRACT Transfer pricing is defined as the price of products or services that charged from a subunit (division) to another subunits (divisions) in the same organization. The goal of transfer pricing will be different, depending on transfer pricing transaction, whether domestic companies transaction or multinational companies (international) transactions. The main goal of domestic transfer pricing is to optimize subunits performance (divisions) and leading to optimize company performance. On multinational companies, the main goal of transfer pricing related to tax considerations, because the transfer pricing has tax implications, not only income tax but also the sales tax, value added tax, customs rate, and etc. Transfer pricing is mainly used by multinational companies to minimize of tax to be paid through the engineering transfer pricing between divisions. For tax consideration, the engineering on transfer pricing caused by related parties transactions, so that companies use it to avoid paying high tax. Keywords: transfer pricing, multinational companies, related parties, tax evasion. 43

2 Akuntansi Ekspansi LATAR BELAKANG Globalisasi dan kemajuan teknologi informasi saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini jelas berdampak pada perubahan lingkungan dunia usaha yang sangat cepat. Dalam menjalankan bisnisnya, para pengusaha tidak lagi terhambat akibat jarak atau batas-batas negara. Kemudahan dalam memperoleh akses transportasi dan informasi menyebabkan persaingan tidak lagi di tingkat lokal, tetapi juga membentuk persaingan antar negara (kompetisi global). Kemudahan memperoleh informasi bagi setiap individu memicu pelaku bisnis berlomba-lomba memenuhi keinginan konsumen dengan produk atau jasa terbaik yang dapat dihasilkan perusahaan, baik untuk konsumen di dalam negeri maupun di luar negeri. Jika pelaku bisnis tidak merespon dengan cepat perubahan ini, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan gagal dalam dunia persaingan bisnis. Fenomena ini dapat mempengaruhi pelaku bisnis dalam mengembangkan usahanya dengan melakukan ekspansi, tidak hanya ekspansi di dalam negeri (domestik), tetapi juga di luar negeri. Bisnis tidak lagi bersifat domestik. Hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya di setiap negara, sehingga memungkinkan perusahaan untuk membuka anak perusahaan di luar negeri. Hal ini berdampak pada terjadinya arus produk atau jasa melalui batas-batas negara melalui kegiatan transfer produk atau jasa. Arus produk atau jasa ini menimbulkan terciptanya praktik harga transfer. Praktik harga transfer yang melibatkan perusahan asing (multinational company) seringkali bertujuan untuk manajemen pajak dimana pihak-pihak yang terkait dalam harga transfer berupaya untuk mengurangi bahkan menghindari kewajiban pembayaran pajak dengan memanfaatkan kebijakan perpajakan dan tarif pajak di setiap negara yang berbeda-beda (Horngreen, 2006). Model penghindaran pajak (tax avoidance) sering mungkin terjadi pada ekspor komoditas. Para eksportir, masih banyak menggunakan kontrak penjualan lama, yang belum direnegosiasi, untuk pelaporan omset pada SPT Tahunan. Pengusaha juga melakukan transfer pricing (TP) dengan mendirikan perusahaan perantara di negara bertarif pajak rendah seperti Hongkong dan Singapura, sebelum menjual ke enduser (Anandita, 2012). TINJAUAN PUSTAKA Definisi Harga Transfer Harga transfer didefinisikan sebagai harga suatu produk atau jasa yang dibebankan dari suatu subunit (divisi) ke subunit (divisi) yang lain pada organisasi 44

3 Ira Novianty yang sama. Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota /grup perusahaan (Yenni, 2000). Transfer pricing biasanya ditetapkan untuk produk-produk intermediate (intermediate product) yang merupakan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasok oleh divisi penjual kepada divisi pembeli untuk diproses atau diolah kembali. Tujuan Harga Transfer Tujuan penentuan harga transfer dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu harga transfer domestik dan harga transfer pada perusahaan-perusahaan multinasional (international/multinational transfer pricing). Tujuan harga transfer domestik adalah (Garrison: 2000) 1. Mengevaluasi kinerja masing-masing subunit/divisi 2. Meningkatkan motivasi manajer di masing-masing subunit/divisi 3. Mencapai kesesuaian tujuan antara subunit dan perusahaan 4. Otonomi yang lebih besar pada subunit. Sedangkan tujuan harga transfer internasional adalah (Garrison: 2000): 1. Mengurangi tarif, pajak, dan bea cukai 2. Mengurangi resiko nilai tukar 3. Membantu anak perusahaan (subunit) untuk berkompetisi dalam pasar asing dengan mempertahankan biaya pada anak perusahaan yang rendah. 4. Menjalin hubungan yang lebih baik dengan pemerintah setempat Metode Penentuan Harga Transfer Terdapat tiga metode dalam penentuan harga transfer, yaitu (Horngren:2006): 1. Harga transfer berdasarkan pasar (market-based transfer price), yaitu harga transfer dari produk atau jasa sesuai dengan harga yang terdaftar secara publik, misalkan sesuai dengan situs Web asosiasi perdagangan. Manajemen puncak dapat memilih harga apakah untuk harga internal ataupun harga eksternal dari harga yang dibebankan oleh suatu subunit kepada konsumen luar. 2. Harga transfer berdasarkan biaya (cost-based transfer price), yaitu harga transfer dari produk atau jasa berdasarkan pada biaya produksinya. Misalnya 45

4 Akuntansi Ekspansi apakah harga transfer tersebut berdasarkan pada biaya produksi variabel, berdasarkan biaya produksi tetap dan variabel, atau berdasarkan biaya penuh. 3. Harga transfer yang dinegosiasikan (negotiated transfer price), yaitu penentuan harga transfer dari produk atau jasa berdasarkan hasil negosiasi antar subunit itu sendiri, apakah mereka akan membeli atau menjual secara internal atau akan melakukan negosiasi dengan pihak eksternal. Hubungan Istimewa Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 7 tentang Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan istimewa, diberikan definisi sebagai berikut: Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Dalam penjelasan definisi tersebut diuraikan lebih lanjut bahwa termasuk sebagai pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah perusahaan dibawah pengendalian satu atau lebih perantara (intermediaries), perusahaan asosiasi (associated company); perorangan yang memiliki hak suara yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat ; karyawan kunci; dan perusahaan yang dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang berpengaruh signifikan. Definisi yang sama juga diberikan oleh International Financial Statement Standar sebagai berikut : A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements (referred to as the 'reporting entity') [IAS 24.9]. A related party transaction is a transfer of resources, services, or obligations between related parties, regardless of whether a price is charged. [IAS 24.9] Menurut pemaparan L.Y. Hari Sih Advianto dalam website pusdiklat pajak, transaksi hubungan istimewa dapat terjadi antara pihak-pihak dalam wilayah suatu negara (domestic transaction) atau melewati lintas batas negara (cross border transaction). Transaksi secara domestik terjadi jika terjadi transfer sumberdaya atau kewajiban antara satu pihak dengan pihak yang lain, keduanya masih berada dalam hanya dalam lingkup batas wilayah suatu negara. Karena masih dalam wilayah kedaulatan suatu negara, tentunya masih tunduk pada ketentuan hukum dan 46

5 Ira Novianty peraturan yang sama. Lain halnya jika transaksi melintasi batas wilayah negara, akan membawa permasalahan yang lebih kompleks, mengingat pada suatu transaksi tersebut akan bersentuhan dengan aturan hukum dan perpajakan dari negara-negara yang berbeda. Aspek Perpajakan dalam Transaksi hubungan istimewa Dalam ketentuan peraturan perpajakan, transaksi hubungan istimewa mendapat perhatian yang khusus, terlebih jika transaksi tersebut disinyalir dilakukan untuk tujuan penghindaran pajak dengan cara melaporkan penghasilan kurang dari yang semestinya atau pembebanan biaya yang tidak wajar (L.Y. Hari Sih A). Transaksi hubungan istimewa dapat juga menyebabkan penentuan harga penyerahan sebagai dasar perhitungan Pajak Pertambahan Nilai menjadi lebih kecil dari yang semestinya. Walaupun sebenarnya ketentuan perpajakan kurang berimbang, karena hanya menitikberatkan pada transaksi yang berakibat berkurangnya potensi penerimaan pajak, akan tetapi tidak mengatur jika transaksi hubungan istimewa tersebut mengakibatkan penghasilan menjadi lebih besar atau pembebanan biaya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan transaksi dengan menggunakan harga pasar wajar. Hubungan Istimewa menurut ketentuan peraturan perundang-undangan pajak diatur dalam: 1. Pasal 18 ayat (4) UU Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagai telah diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 28 Tahun 2007 sebagai berikut: Hubungan istimewa dianggap ada apabila: Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir; Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat. 47

6 Akuntansi Ekspansi 2. Pasal 2 ayat (2) UU Nomor 8 tahun 1984 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2010, sebagai berikut: Hubungan istimewa dianggap ada apabila: Pengusaha mempunyai penyertaan langsung atau tidak langsung sebesar 25% (dua puluh lima persen) atau lebih pada Pengusaha lain, atau hubungan antara Pengusaha dengan penyertaan 25% (dua puluh lima persen) atau lebih pada dua pengusaha atau lebih, demikian pula hubungan antara dua Pengusaha atau lebih yang disebut terakhir Pengusaha menguasai Pengusaha lainnya atau dua atau lebih Pengusaha berada di bawah penguasaan. Penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat dan/atau ke samping satu derajat 3. Pasal 9 ayat (1) Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Indonesia dengan mitra perjanjian, antara lain sebagai berikut: Perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan istimewa, apabila: (a) suatu perusahaan dari suatu Negara Pihak pada Persetujuan turut berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung dalam manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan dari Negara Pihak lainnya pada Persetujuan, atau (b) terdapat orang/badan yang sama yang turut berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung dalam manajemen, pengawasan, atau modal suatu perusahaan dari Negara Pihak pada Persetujuan dan suatu perusahaan dari Negara Pihak lainnya pada Persetujuan, dan dalam tiap kasus di atas, terdapat kondisi-kondisi yang dibuat atau diberlakukan diantara kedua perusahaan dimaksud dalam hubungan dagang atau hubungan keuangannya yang berbeda dengan kondisikondisi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang mempunyai kedudukan bebas, maka atas laba yang karena kondisi- kondisi tadi, tidak diakui, dapat ditambahkan pada laba perusahaan tersebut dan dikenakan pajak. METODE PENELITIAN Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui 48

7 Ira Novianty studi kepustakaan dengan mempelajari sejumlah buku, jurnal, paper, undangundang perpajakan, dan sebagainya untuk mendapatkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian ini. Strategi Penghindaran Pajak Melalui Penentuan Harga Transfer Aspek pajak internasional dalam penentuan harga transfer pada perusahaan-perusahaan multinasional bagi sebagian besar perusahaan menjadi pertimbangan utama. (Blocher:971). Sebagian besar Negara menerima perjanjian Organization of Economic Cooperation and Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan standar arm s length.transaction, yaitu harga harga yang diperoleh dari kesepakatan pihak-pihak yang tidak terkait. Hal tersebut bertujuan untuk membatasi usaha-usaha perusahan multinasional dalam mengurangi kewajiban pajak melalui transaksi hubungan istimewa. Menurut L.Y. Hari Sih Advianto, Wajib Pajak dalam melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa harus menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arm's length principle). Dalam Prinsip kewajaran dan kelaziman usaha penetapan harga dan laba transaksi haruslah sama dan sebanding antara transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan pihak-pihak yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa, baik menggunakan metode comparable price, resale price, ataupun cost-plus pricing. Meskipun setiap perusahaan diharuskan menerapkan arm s length transacton, tetapi masih banyak perusahaan yang menggunakan mekanisme penentuan harga transfer sebagai strategi untuk mengurangi kewajiban pajaknya (Lo dkk, 2010). Hasil penelitian Klassen (1993) dalam Lo & Wong (2010) menemukan bukti bahwa terjadi pergeseran penghasilan pada perusahaanperusahaan multinasional akibat adanya perubahan tarif pajak di Canada, Eropa, dan Amerika Serikat. Pada saat tarif pajak di Canada mengalami kenaikan, perusahaan-perusahaan multinasional memindahkan penghasilan mereka dari Canada ke Amerika Serikat, kemudian saat tarif pajak di Eropa mengalami penurunan, perusahaan-perusahaan multinasional memindahkan penghasilan mereka dari Amerika Serikat ke Eropa (Jacob, 1996) dalam Lo & Wong (2010). Pemindahan penghasilan ini akan terjadi dari negara yang memiliki tarif tinggi ke negara yang memiliki tarif pajak yang rendah. Di Indonesia ada peraturan mengenai Tax Avoidance yang diarahkan pada upaya menangkal praktik penghindaran pajak, khususnya oleh pihak yang 49

8 Akuntansi Ekspansi mempunyai hubungan istimewa yang diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Pajak Penghasilan tentang hubungan istimewa. Praktik penghindaran pajak yang sering dilakukan adalah melalui thin capitalization dimana induk perusahaan lebih banyak membiayai anak perusahaan melalui pemberian utang bukan pemberian modal. Selain melalui thin capitalization juga melalui pemanfaatan tax heaven dimana bekerjasama dengan perusahaan yang didirikan dinegara yang memiliki tarif pajk rendah melalui praktik transfer pricing. Banyak kasus yang ditemukan dari adanya praktik transfer pricing yang bertujuan untuk menghindari kewajiban pajak atau mengurangi nilai kewajiban pembayaran pajak. Berikut diuraikan beberapa contoh kasus yang ditemukan oleh Internal Revenue Service (IRS) di Amerika Serikat dan National Tax Agency (NTA) di Jepang sebagai agen yang paling aktif menyelidiki dalam Permainan Penetapan Harga Transfer internasional (Horngren; 2006): 1. Pada tahun 1993, IRS menyelidiki dan menyimpulkan bahwa Nissan Motor Company telah menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar di Amerika terlalu rendah dengan menetapkan harga transfer untuk jenis mobil penumpang dan truk yang diimpor dari Jepang pada harga yang sangat tinggi (tidak realistis). Nissan menyatakan bahwa perusahaan mempertahankan margin yang rendah di Amerika Serikat untuk meningkatkan pangsa pasar jangka panjang di pasar yang sangat kompetitif. Tetapi pada akhirnya Nissan setuju untuk membayar IRS sebesar $170 juta. 2. Pada bulan Mei 1994, NTA Jepang menuduh Coca Cola Corporation telah melaporkan laba kena pajak di Jepang yang terlalu rendah dengan membebankan harga transfer yang berlebihan kepada anak perusahaan lokal untuk bahan baku dan konsentrat yang diimpor dari perusahaan induk dan dengan memungut royalty yang berlebihan dari anak perusahaan di Jepang untuk menggunakan nama merek serta keahlian penjualan dan pemasaran. NTA menyatakan bahwa royalty yang dibayarkan oleh anak perusahaan Coca Cola di Jepang lebih tinggi daripada yang dibayarkan di perusahaan lain di industri yang sama. NTA juga menyatakan bahwa anak perusahaan di Jepang membayar royalty bahkan untuk produk yang dikembangkannya sendiri. NTA mengenakan pajak dan denda sebesar $150 juta kepada Coca Cola. Coca Cola mengajukan keluhan kepada IRS dan menyatakan bahwa dengan adanya pemungutan pajak di Jepang pada laba yang sama menadikannya membayar pajak dua kali karena Coca Cola telah membayar pajak dari laba tersebut di Amerika Serikat. Keluhan ini mengarah 50

9 Ira Novianty pada negosiasi antara otoritas pajak di Jepang dan Amerika Serikat untuk memutuskan negar mana yang akan memungut pajak dari Laba Coca Cola di Jepang. Dalam penyelesaian bersama tahun 1998, NTA Jepang mengurangi pungutan pajak terhadap Coca Cola dari $150 juta menjadi $50 juta. 3. Pada tahun 2000, NTA Jepang dan IRS Amerika Serikat harus menyelesaikan perselisihan lain terkait dengan harga transfer. Kali ini anak perusahaan Coca Cola di Jepang harus melaporkan tambahan $450 juta dalam laba kena pajak dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1999, yang berarti bahwa perusahaan memiliki hutang pajak dan denda sebesar $170 juta. Untuk menghindari pemungutan pajak ganda, IRS menalangi Coca Cola untuk pajak tyang telah dibayarkan di Amerika Serikat. 4. Pada tahun 2004, IRS mengenakan denda kepada GlaxoSmithKlien, sebuah produsen farmasi yang berpusat di Inggris sebesar $5,2 milyar (jumlah pajak terutang ditambah bunga). Hal tersebut berawal dari perselisihan penetapan harga transfer yang berhubungan dengan laba dari tahun 1989 sampai dengan tahun Pada tahun 2004, NTA menuntut $100 juta dalam bentuk pengembalian pajak kepada Honda Motor Company karena menyatakan bahwa Honda Motor Company terlalu rendah menerima royalty dari anak perusahaannya di Brazil dari tahun 1997 sampai dengan tahun Pada tahun 2004, IRS menemukan masalah dalam perhitungan laba pada Motorola dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 sehinggan menyebabkan Motorola harus membayar pajak tambahan sebesar $500 juta. Masalah ini melibatkan 67 entitas pajak Motorola di seluruh dunia. IRS menyatakan bahwa Motorola memiliki laba yang tinggi di berbagai anak perusahaan di luar negeri tetapi melaporkan laba yang rendah di Amerika Serikat. Pejabat perusahaan bersikeras bahwa mereka telah melakukan praktik akuntansi yang tidak melanggar hukum. Pada dasarnya, penetapan harga transfer dapat dicapai melalui kesepakatan. Kesepakatan ini dinamakan Advanced Pricing Agreement (APA). Tujuan APA ini adalah untuk menghindari perselisihan penetapan harga transfer antara wajib pajak dengan otoritas pajak (Horngreen:2006). Di Indonesia sendiri perihal APA (Advanced Pricing Agreement ) sampai pada tahun 2008 telah tercantum dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan namun belum dapat 51

10 Akuntansi Ekspansi diimplementasikan dengan baik karena tidak tersedia petunjuk teknisnya (Ning Rahayu, 2010). Menurut Dewiwardhana (2010) di Indonesia Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya. Masalahnya: tidak ada peraturan pelaksanaan lain yang secara tegas mengatur bagaimana koreksi Transfer Pricing dilakukan. Undang-Undang Pajak negara Jerman, Thailand, Amerika, Malaysia telah mengatur bahwa Aparat Pajak dapat mengoreksi harga wajar ke harga wajar rata-rata dalam Arm s Length Range. Di Indonesia, masalah yang terkait dengan praktik transfer pricing sebagai strategi penghindaran pajak telah diatur Pada Pasal 18 ayat (3a) UU PPh (3a) dimana Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan perjanjian dengan Wajib Pajak dan bekerja sama dengan pihak otoritas pajak negara lain untuk menentukan harga transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (4), yang berlaku selama suatu periode tertentu dan mengawasi pelaksanaannya serta melakukan renegosiasi setelah periode tertentu tersebut berakhir. Masalahnya: tidak ada peraturan pelaksanaan atau petunjuk teknis untuk implementasi dari Advanced Pricing Agreement (APA), meskipun APA sudah diperkenalkan sejak tahun Aturan-aturan mengenai penghindaran pajak terkait dengan transfer pricing di Indonesia masih lemah jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia lainnya. Berikut adalah perbandingannya: Upaya Menangkal Praktik Transfer Pricing UU Tentang Transfer Pricing Ketentuan Tentang Penggunaan Exchange of Information Jepang China India Malaysia Singapura Korea Indonesia X X X X X 52

11 Ira Novianty Upaya Menangkal Praktik Transfer Pricing Audit Risk atas praktik transfer pricing Penggunaan pembandng rahasia (secret comparable) Kewajiban menyediakan dokumentasi yang terkait dengan transfer pricing) Ketentuan mengenai sanksi terkait dengan transfer pricing) Jepang China India Malaysia Singapura Korea Indonesia high Moderatehigh Moderatehigh Moderate Low High Low X X X X X X X Kewajiban tentang Advance Pricing Agreement (APA) X Sumber: CHH International, International Master Tax Guide (Dalam Ning, 2010) * = belum berbentuk ketentuan yang mengikat ** = belum tersedia petunjuk teknisnya sehingga belum dapat diimplementasikan KESIMPULAN Praktik transfer pricing timbul akibat adanya perkembangan bisnis dan proses bisnis yang semakin komplek sehingga mendorong perusahaan membuka anak perusahaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri sehingga memunculkan praktik harga transfer (transfer pricing). Tujuan utama transfer pricing di dalam negeri adalah untuk mengevaluasi kinerja manajer subunit dan meningkatkan motivasi manajer subunit. Sedangkan tujuan utama transfer pricing pada perusahaan-perusahaan multinasional adalah untuk mengurangi kewajiban pembayaran pajak yang tinggi dengan memanfaatkan tarif pajak yang berbeda- 53

12 Akuntansi Ekspansi beda di setiap negara dari adanya transaksi hubungan istimewa (induk perusahaan dengan anak perusahaan di luar negeri). Perusahaan cenderung memindahkan penghasilan mereka dari perusahaan di negara yang memiliki tarif pajak yang tinggi ke perusahaan di negara yang memiliki tarif pajak rendah. Dalam ketentuan peraturan perpajakan, transaksi hubungan istimewa mendapat perhatian yang khusus, terlebih jika transaksi tersebut disinyalir dilakukan untuk tujuan penghindaran pajak dengan cara melaporkan penghasilan yang kurang dari semestinya. Meskipun setiap perusahaan diharuskan menerapkan arm s length transacton, tetapi masih banyak perusahaan yang menggunakan mekanisme penentuan harga transfer sebagai strategi untuk mengurangi kewajiban pajaknya. Banyak kasus yang terjadi pada perusahaan-perusahaan multinasional yang terbukti melakukan transfer pricing untuk penghematan pajak mereka dan tidak sedikit menimbulkan perselisihan antar negara dalam hal penetapan jumlah pajak yang harus dibayar. Kasus seperti ini sebetulnya bisa diatasi dengan membuat kesepakatan dengan otoritas pajak setempat melalui Advanced Pricing Agreement (APA) yang tujuannya untuk menghindari perselisihan penetapan harga transfer antara wajib pajak dengan otoritas pajak setempat. Sayangnya di Indonesia aturan mengenai APA sudah ada dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan, hanya petunjuk teknisnya yang belum ada sehingga implemenasinya sulit dilaksanakan. Aturan mengenai pencegahan praktik penghindaran pajak masih lemah sehingga para wajib pajak masih dapat memanfaatkan celah penghindaran pajak ini sehingga kerugian potensi negara melali praktik ini dapat terus bertambah. DAFTAR PUSTAKA Agnes W. Y. Lo, Raymond M. K. Wong, and Michael Firth (2010), Tax, Financial Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting:An Empirical Analysis of the Transfer Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies, Journal of the American Taxation Association Vol. 32, No. 2, pp Anandita Budi Suryana Menangkal Kecurangan Transfer Pricing. Blocher, Chen, & Lin (2001), Manajemen Biaya Dengan Penekanan Stratejik, Penerbit: Salemba Empat Dewiwardhana Lika-Liku Transfer Pricing, Mengendus Penghindaran Pajak Melalui Manipulasi Transfer Pricing. Politik.compasiana.com Garrison & Noreen (2000), Managerial Accounting, McGraw-Hill Companies,Inc. 54

13 Ira Novianty Horngren, Charles T ; Datar, Srikant M & Foster George (2006), Akuntansi Biaya Dengan Penekanan Manajerial. Penerbit: Erlangga. Komaruddin Ahmad (2005), Akuntansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan, Penerbit: PT. Raja Grafindo Persada L.Y. Hari Sih Advianto (2012), Transaksi Hubungan Istimewa, website bppk.depkeu. go.id, Pusdiklat Pajak Badan Pndidikan Dan Pelatihan Keuangan Ning Rahayu (2010), Evaluasi Regulasi Atas Praktik Penghindaran Pajak Penanaman Modal Asing, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol 7, No.1 Yenni Mangoting (2000), Aspek Perpajakan Dalam Praktek Transfer Pricing, Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 1, Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan Undang - undang Pajak Penghasilan. Undang - undang PPN dan PPn BM Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER - 43/PJ/2010 Tentang Penerapan Prinsip Kewajaran Dan Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 69/PJ/2010 Tentang Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing Agreement) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 48/PJ/2010 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Prosedur Persetujuan Bersama (Mutual Agreement Procedure) Berdasarkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa. 55

14 Akuntansi Ekspansi Halaman ini Sengaja Dikosongkan. 56

BAB I PENDAHULUAN. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa transfer pricing dilakukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa transfer pricing dilakukan antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya perusahaan multinasional membuat transfer sumber daya (baik berupa barang, jasa, laba, maupun aset) tidak hanya dilakukan antardivisi namun juga antarperusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian saat ini telah berkembang pesat mengikuti globalisasi perekonomian dunia. Dengan adanya globalisasi yang semakin marak ini membuat perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan pasar untuk meningkatkan permintaan pasar. Permintaan pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang berkembang dengan cepat membuat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, transportasi, sistem informasi hingga perekonomian sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Harga Transfer

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Harga Transfer BAB I PENDAHULUAN Masalah penentuan harga transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat-pusat laba, dan antar pusat laba yang dibentuk tersebut terjadi transfer barang atau

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA TRANSFER

PENENTUAN HARGA TRANSFER PENENTUAN HARGA TRANSFER PENGERTIAN HARGA TRANSFER PERTUKARAN INTERNAL YANG DIUKUR OLEH HARGA TRANSFER, MENGHASILKAN: 1. PENDAPATAN BAGI PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN YANG MENYERAHKAN (DIVISI PENJUALAN) 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Controlled Foreign..., Stenny Mariani Lumban Tobing, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Controlled Foreign..., Stenny Mariani Lumban Tobing, FISIP UI, 2008 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dunia yang cepat dan dinamis telah mengakibatkan hubungan perdagangan internasional semakin terbuka luas dan semakin ekstensif yang ditandai dengan terbentuknya

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga

BABl PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga - ',' BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir 1m, penerimaan pajak dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga diharapkan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-43/PJ/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM TRANSAKSI

Lebih terperinci

PMK No. 213/PMK.03/2016

PMK No. 213/PMK.03/2016 PMK No. 213/PMK.03/2016 Penerapan dan Implikasinya bagi PGN dan Grup Jakarta, 2 Februari 2017 Dasar hukum PMK No. 213/PMK.03/2016 1 Kewajiban Pembukuan sesuai Pasal 28 ayat (1), UU KUP 2 Transaksi Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang semakin pesat tanpa mengenal batas negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan lancar, dimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala bidang. Salah satunya

Lebih terperinci

PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT)

PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT) PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT) Contributed by Administrator Friday, 31 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER -

Lebih terperinci

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Juni 2014 Training Room Ortax Read More...

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Juni 2014 Training Room Ortax Read More... Tax Aspect on Production Sharing Contract (PSC) 19 Juni 2014 Audit dan Keberatan Kepabeanan dan Cukai Basic Transfer Pricing 23 Juni 2014 Training Room Ortax 08.30 16.00 26 28 Juni 2014 Training Room Ortax

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari sudut pandang perencanaan pajak, pajak dari keuntungan sebuah perusahaan multinasional di banyak negara dibagi menjadi dua prinsip yang utama, yaitu the company-by-company

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia saat ini mengacu kepada perekonomian global.tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi kian hari kian menyeluruh.arus informasi dan transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat pejorative. Pengertian netral

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat pejorative. Pengertian netral 13 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Transfer Pricing 2.1.1 Pengertian Transfer Pricing Pengertian transfer pricing dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat netral dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perekonomian di dunia telah berkembang tanpa mengenal batas negara karena pengaruh globalisasi. Setiap pemilik perusahaan multinasional saling bersaing untuk

Lebih terperinci

METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM

METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh : Muhammad Fadli 3110911009 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan perekonomian dapat dengan mudah melintasi batas territorial suatu Negara (Gunadi, 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi dalam pasar ruang virtual ini sering disebut E-Commerce. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. transaksi dalam pasar ruang virtual ini sering disebut E-Commerce. Transaksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, transaksi perdagangan lintas negara semakin mudah seiring kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan transportasi. Kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan, analisis serta pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini hipotesis pertama

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-43/PJ/2010 TANGGAL 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM TRANSAKSI ANTARA WAJIB PAJAK DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border

BAB I PENDAHULUAN. mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi dalam dunia bisnis yang terjadi saat ini telah mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border transaction

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mengakibatkan semakin meningkatnya transaksi internasional. Kemudahan interaksi dan komunikasi mendorong kecepatan arus barang, jasa dan investasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Pajak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan nasional atau internasional di perlukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan nasional atau internasional di perlukan dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efisiensi dan efektivitas yang merupakan strategi utama dalam pencapaian laba setinggi-tingginya diperlukan dalam setiap perusahaan. Strategi utama seperti itu oleh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.I. Simpulan Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, penghitungan, dan pembahasan terhadap pelaksanaan Tax Treaty antara Indonesia dan United Kingdom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehubungan dengan investasi, salah satunya adalah transfer pricing. Meskipun beberapa

BAB I PENDAHULUAN. sehubungan dengan investasi, salah satunya adalah transfer pricing. Meskipun beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin majunya era globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara. Perusahaan multinasional akan menghadapi masalah perbedaan tarif pajak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang terbesar di dunia. Hal ini tentunya membuat Indonesia tidak lepas dari apa yang namanya permasalahan perekonomian.

Lebih terperinci

Prinsip Kewajaran Dan Dokumentasi Sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia

Prinsip Kewajaran Dan Dokumentasi Sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia Prinsip Kewajaran Dan Dokumentasi Sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia Wika Arsanti Putri Universitas Airlangga e-mail: wikaarsanti@gmail.com Abstract - This study is a normative

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah suatu proses peningkatan hubungan antar negara melalui perdagangan, budaya, bahasa, dan bentuk-bentuk lainya tanpa mengenal batas wilayah.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pajak tidak berpengaruh terhadap keputusan manajemen untuk melakukan

Lebih terperinci

ASPEK PERPAJAKAN DALAM PRAKTIK TRANSFER PRICING

ASPEK PERPAJAKAN DALAM PRAKTIK TRANSFER PRICING ASPEK PERPAJAKAN DALAM PRAKTIK TRANSFER PRICING Fadjar Harimurti Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Economic globalization have brought impact progressively the increasing of

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. penelitian ini menggunakan satu metode dalam mengumpulkan data yang. serta karakter dari masalah yang diteliti.

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. penelitian ini menggunakan satu metode dalam mengumpulkan data yang. serta karakter dari masalah yang diteliti. BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Penelitian Berdasarkan karakterisitik masalah dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan satu metode dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Tarif pajak penghasilan atas badan (PPh badan) yang besarnya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Tarif pajak penghasilan atas badan (PPh badan) yang besarnya ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tarif pajak penghasilan atas badan (PPh badan) yang besarnya ditentukan oleh masing-masing negara, memungkinkan terjadinya variasi tarif PPh badan antara satu negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori Tax Avoidance OECD sendiri tidak memberikan definisi tax avoidance secara tegas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori Tax Avoidance OECD sendiri tidak memberikan definisi tax avoidance secara tegas. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Tax Avoidance OECD sendiri tidak memberikan definisi tax avoidance secara tegas. OECD hanya memberikan gambaran bahwa tax avoidance biasanya dipergunakan

Lebih terperinci

07 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Read More...

07 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Read More... Pengelolaan Komprehensif dan Pemeriksaan PPh Potput Updating Aspek Praktis PPN & Kupas Tuntas Faktur Pajak 21 Mei 2014 24 Mei 2014 Aspek Perpajakan Merger, Akuisisi dan Holding Comprehensive Tax Planning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar perusahaan bisnis multinasional (MNC) melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar perusahaan bisnis multinasional (MNC) melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan bisnis multinasional (MNC) melakukan transfer barang maupun jasa antara induk perusahaan dengan anak perusahaan atau antar-anak perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Untuk melaksanakan pembangunan dibutuhkan dana yang tidak sedikit,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi bukanlah suatu fenomena yang terjadi begitu saja, namun merupakan suatu proses yang panjang. Ekonomi dunia berkembang mulai dari ekonomi subsistem di mana

Lebih terperinci

Comprehensive Tax Planning 2014

Comprehensive Tax Planning 2014 Updating Manajemen Pemeriksaan Pajak dan Penyelesaian Sengketa Pajak 5 Juli 2014 Training Room Ortax 08.30 16.00 Updating Teknik Praktis Faktur Pajak (efaktur Pajak) Sesuai PER-16/PJ/2014 dan PER- 17/PJ/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor asing berkenaan dengan permasalahan utama bagi setiap investor untuk

BAB I PENDAHULUAN. investor asing berkenaan dengan permasalahan utama bagi setiap investor untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan untuk menarik investor asing menanamkan modalnya pada suatu negara semakin ketat. Oleh karena itu, negara juga secara aktif mempromosikan negaranya

Lebih terperinci

2017, No penguatan basis data perpajakan untuk memenuhi kebutuhan penerimaan pajak dan menjaga keberlanjutan efektivitas kebijakan pengampunan

2017, No penguatan basis data perpajakan untuk memenuhi kebutuhan penerimaan pajak dan menjaga keberlanjutan efektivitas kebijakan pengampunan No.190, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Perpajakan. Informasi. Akses. Penetapan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6112). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai

Lebih terperinci

PERSANDINGAN UNDANG-UNDANG PPN DAN PPnBM UU NO 8 TAHUN 1983 stdtd UU NO 18 TAHUN 2000 & UU NO 42 TAHUN 2009

PERSANDINGAN UNDANG-UNDANG PPN DAN PPnBM UU NO 8 TAHUN 1983 stdtd UU NO 18 TAHUN 2000 & UU NO 42 TAHUN 2009 PERSANDINGAN UNDANG-UNDANG PPN DAN PPnBM UU NO 8 TAHUN 1983 stdtd UU NO 18 TAHUN 2000 & UU NO 42 TAHUN 2009 UU No 8 Th 1983 stdtd UU No 18 Th 2000 UU No 42 Tahun 2009 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin majunya

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin majunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin majunya ekonomi suatu negara tentu akan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk membangun bisnis

Lebih terperinci

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Juni 2014 Training Room Ortax Read More...

19 Juni 2014 Hotel Bidakara, Jakarta Juni 2014 Training Room Ortax Read More... Tax Aspect on Production Sharing Contract (PSC) 19 Juni 2014 Audit dan Keberatan Kepabeanan dan Cukai Basic Transfer Pricing 23 Juni 2014 Training Room Ortax 08.30 16.00 26 28 Juni 2014 Training Room Ortax

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang didapat dari penerimaan iuran dari masyarakat dimasukkan ke dalam kas negara. Karena telah diatur

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG : PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena globalisasi secara tidak langsung telah mendorong merebaknya konglomerasi dan divisionalisasi atau departemenisasi perusahaan. Lahirnya General Agreement

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh pemiliknya, salah satu tujuan umum didirikan sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh pemiliknya, salah satu tujuan umum didirikan sebuah perusahaan adalah untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan dengan memiliki berbagai macam tujuan yang hendak dicapai oleh pemiliknya, salah satu tujuan umum didirikan sebuah perusahaan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang, saham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang, saham BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang, saham preferen dan saham biasa, sehingga kebijakan struktur modal mempunyai peran yang cukup penting bagi

Lebih terperinci

PENGARUH TRANSFER PRICING TERHADAP PERENCANAAN PAJAK BAGI PERUSAHAAN MULTINASIONAL

PENGARUH TRANSFER PRICING TERHADAP PERENCANAAN PAJAK BAGI PERUSAHAAN MULTINASIONAL 1 PENGARUH TRANSFER PRICING TERHADAP PERENCANAAN PAJAK BAGI PERUSAHAAN MULTINASIONAL Tri Marta Chandraningrum Universitas Negeri Surabaya Anmarta91@gmail.com Abstract Transfer pricing is a classical issue

Lebih terperinci

Perpajakan internasional

Perpajakan internasional AKUNTANSI INTERNASIONAL MODUL 13 PERTEMUAN 13 Perpajakan internasional OLEH ; NUR DIANA SE, MSi JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2016 PERPAJAKAN INTERNASIONAL Tujuan Kebijakan

Lebih terperinci

ASPEK PERPAJAKAN DALAM PRAKTEK TRANSFER PRICING. Oleh : Abd. Salam, SE, Ak (Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar) Abstrak

ASPEK PERPAJAKAN DALAM PRAKTEK TRANSFER PRICING. Oleh : Abd. Salam, SE, Ak (Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar) Abstrak ASPEK PERPAJAKAN DALAM PRAKTEK TRANSFER PRICING Oleh :, SE, Ak (Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Aspek Perpajakan dalam Praktek Transfer

Lebih terperinci

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK Berdasarkan litelatur perpajakan dan KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN yang saya baca, kemungkinan pengembalian pajak lebih banyak diberikan kepada wajib pajak secara perorangan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK PERUSAHAAN DOMESTIK Oleh Margono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK PERUSAHAAN DOMESTIK Oleh Margono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK PERUSAHAAN DOMESTIK Oleh Margono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang mengalami perkembangan pesat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan tinggi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan tinggi dalam perdagangan lintas negara, terutama dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan multinasional (Multinational

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis secara domestik maupun global menjadi semakin maju dan pesat sehingga membuat transaksi perdagangan antar berbagai negara menjadi

Lebih terperinci

No ke luar Indonesia. Dengan adanya pusat-pusat pelarian pajak/perlindungan dari pengenaan pajak (tax haven), dan belum adanya mekanisme serta

No ke luar Indonesia. Dengan adanya pusat-pusat pelarian pajak/perlindungan dari pengenaan pajak (tax haven), dan belum adanya mekanisme serta TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6051 KEUANGAN. Perpajakan. Informasi. Akses. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 95) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan secara bijak untuk keperluan belanja Negara. Namun daripada itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan secara bijak untuk keperluan belanja Negara. Namun daripada itu, banyak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan alat pemasukan Negara yang utama dan sepenuhnya dipergunakan secara bijak untuk keperluan belanja Negara. Namun daripada itu, banyak perusahaan

Lebih terperinci

PERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan PERPAJAKAN II Modul ke: Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini semakin memudarkan batas geografis antar negara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini semakin memudarkan batas geografis antar negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini semakin memudarkan batas geografis antar negara di dunia. Berdasarkan cara pandang tersebut, para pengusaha dari berbagai negara dapat

Lebih terperinci

Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara. Oleh: Hadi Setiawan 1

Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara. Oleh: Hadi Setiawan 1 Pendahuluan Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara Oleh: Hadi Setiawan 1 Beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan dengan kasus yang menimpa Google di Inggris, Starbucks Inggris, Amazon

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT)

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pajak Penghasilan tidak berpengaruh terhadap keputusan untuk

Lebih terperinci

SILABUS MATA AJAR PERPAJAKAN 3 SKS

SILABUS MATA AJAR PERPAJAKAN 3 SKS SILABUS MATA AJAR PERPAJAKAN 3 SKS Deskripsi dan Tujuan Mata ajaran ini bertujuan untuk membahas berbagai peraturan perpajakan yang berlaku serta pengaruhnya perusahaan dan penyajian kewajaran penyajian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa transaksi hubungan istimewa yang terdiri dari piutang hubungan istimewa dan hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting dalam Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting dalam Anggaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, karenanya pajak setiap tahun dituntut untuk terus meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional memegang peranan penting dalam sejarah pembangunan di Negara berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Perdagangan internasional merupakan

Lebih terperinci

Potret Kecil Transfer Pricing dalam Bingkai Besar Perdagangan Dunia

Potret Kecil Transfer Pricing dalam Bingkai Besar Perdagangan Dunia Potret Kecil Transfer Pricing dalam Bingkai Besar Perdagangan Dunia Oleh: Agung Budilaksono Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Abstrak Transfer pricing merupakanan masalah umum perusahaan multinasional

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil tax review terhadap PT. G, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. G sebagai wajib pajak badan telah melakukan kewajiban perpajakannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka regulasi dokumentasi transfer pricing di Indonesia sebaiknya mencakup, memuat dan/atau mengatur hal hal sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bebasnya jalur bisnis di jaman sekarang dan adanya fenomena globalisasi menyebabkan munculnya banyak perusahaan multinasional di Indonesia. Perpajakan yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III TRANSAKSI TRANSFER PRICING

BAB III TRANSAKSI TRANSFER PRICING BAB III TRANSAKSI TRANSFER PRICING A. Pengertian Transfer Pricing dan Perkembangannya Ada beberapa pengertian tentang Transfer Pricing yang di kemukakan oleh para ahli, diantaranya: 1. Gunadi Transfer

Lebih terperinci

EVALUASI KEWAJARAN HARGA DAN KESESUAIAN METODE TRANSFER PRICING DENGAN PERDIRJEN PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011 (STUDI KASUS PADA PT.

EVALUASI KEWAJARAN HARGA DAN KESESUAIAN METODE TRANSFER PRICING DENGAN PERDIRJEN PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011 (STUDI KASUS PADA PT. EVALUASI KEWAJARAN HARGA DAN KESESUAIAN METODE TRANSFER PRICING DENGAN PERDIRJEN PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2011 (STUDI KASUS PADA PT. MERTEX INDONESIA) Medianti Jipi Saraswati Muhammad Saifi Dwiatmanto PSPerpajakan,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.03/2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.03/2014 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PROSEDUR PERSETUJUAN BERSAMA (MUTUAL AGREEMENT PROCEDURE) DENGAN

Lebih terperinci

ERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.010/2015 TENTANG

ERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.010/2015 TENTANG ERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125/PMK.010/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 60/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PERTUKARAN INFORMASI (EXCHANGE OF INFORMATION)

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 29/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LAPORAN PER NEGARA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 29/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LAPORAN PER NEGARA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 29/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LAPORAN PER NEGARA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (2) Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PERTUKARAN INFORMASI BERDASARKAN PERMINTAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PERTUKARAN INFORMASI BERDASARKAN PERMINTAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PERTUKARAN INFORMASI BERDASARKAN PERMINTAAN DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PERJANJIAN INTERNASIONAL DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneletian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu terkait dengan penelitian saat ini adalah sebagai berikut: 1. Dwi Noviastika et al (2016) Penelitian ini bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul , BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pembangunan nasional merupakan salah satu faktor terpenting dalam memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara menuju terwujudnya masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kemajuan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar adalah pajak. Setiap wajib pajak diwajibkan untuk ikut berpartisipasi agar laju pertumbuhan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada alinea IV pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai tata cara penerapan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai tata cara penerapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pembangunan yang cukup pesat dalam kehidupan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pembangunan yang cukup pesat dalam kehidupan nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana dalam perkembangannya telah menghasilkan pembangunan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN BUKU REFERENSI BAB

POKOK BAHASAN KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN BUKU REFERENSI BAB Buku Wajib:, International Accounting, 5 th Edition, Prentice Hall, 2005. (C), International Accounting and Multinational Enterprises. 5 th Edition. John Wiley & Son, Inc., 2002 (R) Referensi Lain: IFRS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka A.1. Teori Keagenan (Agency Theory) (Jensen dan Meckling, 1976) Menjelaskan hubungan keagenan sebagai agency relationship as a

Lebih terperinci

Aspek Perpajakan Dalam Transfer Pricing dan Problematika Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

Aspek Perpajakan Dalam Transfer Pricing dan Problematika Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Jurnal Zenit; Vol. 1 No. 3 Desember 2012, Hal. 210-221; ISSN: 2252-6749 Aspek Perpajakan Dalam Transfer Pricing dan Problematika Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Ita Salsalina Lingga Dosen Fakultas

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA TRANSFER DALAM KAJIAN PERPAJAKAN. Gusnardi Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Riau - Pekanbaru ABSTRACT

PENETAPAN HARGA TRANSFER DALAM KAJIAN PERPAJAKAN. Gusnardi Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Riau - Pekanbaru ABSTRACT Penetapan harga Transfer dalam kajian Perpajakan (Gusnardi) PENETAPAN HARGA TRANSFER DALAM KAJIAN PERPAJAKAN Gusnardi Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Riau - Pekanbaru ABSTRACT Transaction transfer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Perpajakan Pasal 1, pengertian Pajak adalah kontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Perpajakan Pasal 1, pengertian Pajak adalah kontribusi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan Pasal 1, pengertian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

Lebih terperinci

MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Dunia bisnis menginginkan adanya kemampuan bisnis dan keuangan dalam diri para akuntan manajemen. Pekerjaan

Lebih terperinci

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena para pedagang merasa pasar dalam negeri tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena para pedagang merasa pasar dalam negeri tidak lagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Awal munculnya ide untuk melakukan perdagangan ke luar negeri adalah karena para pedagang merasa pasar dalam negeri tidak lagi menjanjikan keuntungan yang

Lebih terperinci