BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
|
|
- Doddy Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori Agensi Teori Akuntansi Positif Transfer Pricing Pajak Mekanisme Bonus Tunneling Incentive Hipotesis Penelitian Hubungan Pajak pada Transfer Pricing Hubungan Mekanisme Bonus pada Transfer Pricing Hubungan Tunneling Incentive pada Transfer Pricing BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Objek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel... 28
2 3.5.1 Transfer Pricing Pajak Mekanisme Bonus Tunneling Incentive Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel Populasi Sampel dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Logistik Pengujian Hipotesis BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Deskripsi Hasil Penelitian Hasil Analisis Statistik Deskriptif Hasil Analisis Regresi Logistik Pengujian Hipotesis Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Pajak pada Transfer Pricing Pengaruh Mekanisme Bonus pada Transfer Pricing Pengaruh Tunneling Incentive pada Transfer Pricing BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN... 58
3 Judul : Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus, dan Tunneling Incentive pada Keputusan Perusahaan dalam Melakukan Transfer Pricing (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) Nama : Gusti Ayu Rai Surya Saraswati NIM : Abstrak Transfer pricing dapat terjadi karena motivasi manajemen untuk mendapatkan laba tinggi dengan memindahkan keuntungan ke negara lain sehingga mengurangi total beban pajak group perusahaan tersebut secara keseluruhan. Sesuai dengan bonus plan hypothesis manajer perusahaan dengan bonus tertentu cenderung lebih menyukai untuk menggunakan metode akuntansi yang menaikkan laba periode berjalan salah satunya dengan praktek transfer pricing. Struktur kepemilikan asing juga mempengaruhi manajemen untuk mentransfer kekayaan kepada mereka sendiri atau pemegang saham mayoritas yang mendorong pemegang saham mayoritas melakukan tunneling yang merugikan pemegang saham minoritas (Claessens et al. 2002). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pajak, mekanisme bonus dan tunneling insentive pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan mengakses web Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Banyaknya sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 pengamatan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi non participant. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pajak dan tunneling incentive berpengaruh positif pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. Sedangkan mekanisme bonus tidak berpengaruh pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. Koefisien determinasi sebesar 0,274 yang berarti 27,4% keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing dipengaruhi oleh variabel tersebut, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Hasil ini menunjukkan masih banyak variabel di luar penelitian yang dapat menjelaskan transfer pricing. Kata kunci: pajak, mekanisme bonus, tunneling incentive, transfer pricing
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi sejak beberapa tahun yang lalu membawa dampak disegala bidang salah satunya pada perkembangan dan kemajuan di bidang ekonomi dan bisnis. Perkembangan transfer pricing tidak lepas dari pengaruh globalisasi. Globalisasi berperan mengurangi atau bahkan menghilangkan hambatan antarnegara dalam rangka memudahkan arus barang, jasa, modal, dan sumber daya manusia antarnegara. Globalisasi telah memunculkan tumbuh dan berkembangnya perusahaan multinasional. Kemajuan yang pesat dalam teknologi, transportasi, dan komunikasi memberikan kemudahan bagi perusahaan multinasional dalam menempatkan usaha mereka di negara manapun di seluruh dunia. Transfer pricing adalah suatu kebijakan perusahaan dalam menentukan harga transfer suatu transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, atau pun transaksi finansial yang dilakukan oleh perusahaan. Terdapat dua kelompok transaksi transfer pricing, yaitu intra-company transfer pricing dan inter-company transfer pricing. Intra-company transfer pricing merupakan transfer pricing antardivisi dalam satu perusahaan. Sedangkan inter-company transfer pricing merupakan transfer pricing antara dua perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi transfer pricing sendiri bisa dilakukan dalam satu negara (domestic transfer pricing), maupun dengan negara yang berbeda (international transfer pricing) (Hadi, 2014).
5 Transfer pricing dalam lingkungan perusahaan multinasional (international transfer pricing) adalah transaksi hubungan istimewa dimana terjadi transaksi antar sesama anggota perusahaan atau dalam satu grup (intra-group transaction) yaitu meliputi penjualan barang dan jasa, lisensi aset tak berwujud, penyediaan pinjaman dan sebagainya. Hal tersebut dapat menimbulkan adanya indikasi dilakukannya praktik transfer pricing untuk penghindaran pajak, dengan menetapkan harga jual yang berbeda antara perusahaan yang memiliki hubungan istimewa, dengan perusahaan yang tidak memiliki hubungan istimewa. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 18 ayat (4) hubungan istimewa antara Wajib Pajak Badan dapat terjadi karena penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% pada Wajib Pajak lain, atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung. Sedangkan menurut PSAK 7, hubungan istimewa atau pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangaannya. Lebih lanjut dijelaskan cakupan hubungan istimewa meliputi entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya), entitas yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies dan subsidiaries). Selain itu, perusahaan asosiasi (associated company) juga termasuk ke dalam cakupan hubungan istimewa menurut PSAK 7 ini.
6 Secara universal transaksi antarperusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dikenal dengan istilah transfer pricing (Yuniasih, 2012). Transaksi hubungan istimewa ini dapat mengakibatkan ketidakwajaran harga, biaya, atau imbalan lain yang direalisasikan dalam suatu transaksi usaha karena kekuatan pasar tidak berlaku apa adanya (Anang, 2015:2). Terkait hal tersebut Direktur Jendral Pajak menetapkan Peraturan Nomor: PER - 32/PJ/2011 pasal 1 ayat 5 mengenai Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dimana prinsip ini mengatur bahwa apabila kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa sama atau sebanding, dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa yang menjadi pembanding, maka harga atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa harus sama dengan atau berada dalam rentang harga atau laba dalam transaksi, yang dilakukan antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa yang menjadi pembanding. Tingginya tarif pajak menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perusahaan multinasional melakukan praktik transfer pricing untuk memindahkan pendapatan ke negara dengan tarif pajak rendah (Hansen and Mowen, 2005:195). Perusahaan multinasional yang memiliki anak perusahaan atau kantor cabang yang bertempat kedudukan di negara yang memiliki tarif pajak tinggi dapat melakukan transfer pricing dengan cara mengalihkan keuntungan atau penghasilan yang diperoleh ke anak perusahaan atau cabangan yang terdapat di negara dengan tarif pajak rendah, sehingga jumlah kewajiban pajak yang dibayarkan menjadi lebih rendah dan
7 keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan tersebut semakin besar. Transfer pricing yang dilakukan oleh perusahaan multinasional tersebut telah menyebabkan kerugian yang besar bagi negara, karena salah satu sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) negara bersumber dari pajak (Abu, 2015) sehingga saat ini transfer pricing menjadi salah satu permasalahan yang menjadi perhatian bagi para aparat pajak. Praktik transfer pricing telah dilakukan di beberapa perusahaan multinasional di Inggris, seperti kasus yang menimpa Google, Starbucks, dan Amazon ( Starbucks Inggris misalnya, pada tahun 2011 sama sekali tidak membayar pajak korporasi padahal berhasil mencetak penjualan sebesar 398 juta. Selain itu mereka juga mengaku rugi sejak tahun 2008, dengan jumlah kerugiannya mencapai 112 juta atau sekitar Rp1,7 triliun. Padahal dalam laporan kepada investornya di Amerika Serikat, Starbucks mengungkapkan bahwa mereka memperoleh keuntungan yang besar di Inggris, bahkan penjualannya selama 3 tahun ( ) mencapai 1,2 miliar atau sekitar Rp18 triliun. Dengan kerugian ini, Starbucks Inggris tidak pernah membayar pajak korporasi. Bahkan selama 14 tahun beroperasi di Inggris, Starbucks hanya membayar pajak sebesar 8,6 juta. Selain itu, Google Inggris pada tahun 2011 juga berhasil mencatat pendapatan sebesar 398 juta tetapi hanya membayar pajak sebesar 6 juta ( Praktek transfer pricing pada perusahaan multinasional yang ada di Indonesia dapat dicontohkan dengan adanya kasus manipulasi harga (transfer pricing) penjualan batubara PT Adaro Indonesia yang muncul akibat pertarungan konglomerat
8 Sukanto Tanoto dengan Edwin Soeradjaya ( Dari situlah muncul dugaan PT Adaro Indonesia menjual batubara di bawah harga pasar kepada perusahaan afiliasinya di Singapura Coaltrade Services International Pte, Ltd pada 2005 dan Oleh Coaltrade, batubara itu dijual lagi ke pasar sesuai harga pasaran. Hal ini dimaksudkan guna menghindari pembayaran royalti dan pajak yang harusnya dibayarkan ke kas negara. Dalam dokumen laporan keuangan Coaltrade pada , terlihat laba Coaltrade lebih tinggi dari Adaro. Laporan keuangan, tersebut menimbulkan kecurigaan, bagaimana mungkin Adaro yang memiliki tambang tetapi memiliki laba yang sedikit hal ini yang diduga adanya praktek transfer pricing di PT Adaro dengan metode penjualan kembali dimana PT Adaro menjual produk nya kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa yaitu perusahaan afiliasi di Singapura ( Praktik transfer pricing jika dilihat dari sisi pemerintahan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor 43 Tahun 2010 yang diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa diyakini dapat mengakibatkan berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak suatu negara karena perusahaan multinasional cenderung memindahkan kewajiban perpajakannya dari negara-negara yang memiliki tarif pajak yang tinggi (high tax countries) ke negara-negara yang menerapkan tarif pajak rendah (low tax countries) (Iman, 2004). Jacob (1996) menemukan bahwa
9 transfer pricing antarperusahaan besar dapat mengakibatkan pembayaran pajak lebih rendah secara global pada umumnya. Sehingga perusahaan multinasional memperoleh keuntungan dari pergeseran pendapatan negara-negara dengan pajak tinggi ke negara dengan pajak rendah. Beberapa penelitian tentang motivasi pajak terhadap keputusan transfer pricing telah dilakukan, diantaranya oleh Yuniasih, dkk. (2012), Winda, dkk. (2014), Aviandika (2014), Erny (2014), dan Dwi, dkk. (2016) yang menemukan bahwa pajak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Swenson (2001) juga menemukan bahwa tarif impor dan pajak berpengaruh pada insentif untuk melakukan transfer pricing. Namun hasil penelitian dari Tan (2014), dan Marfuah (2014) menunjukkan hal yang berbeda, yaitu tidak adanya pengaruh antara pajak terhadap keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. Berkaitan dengan perbedaan hasil penelitian tersebut, penelitian ini kembali menguji pengaruh pajak pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. Selain motivasi pajak, keputusan untuk melakukan transfer pricing juga dipengaruhi oleh mekanisme bonus. Menurut Lilik (2010), tantiem/bonus merupakan penghargaan yang diberikan oleh RUPS kepada anggota direksi setiap tahun apabila perusahaan memperoleh laba. Sistem pemberian kompensasi bonus ini akan memberikan pengaruh terhadap manajemen dalam merekayasa laba. Manajer akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba bersih untuk dapat memaksimalkan bonus yang akan mereka terima. Hal ini sesuai dengan bonus plan hypothesis dimana manajer perusahaan dengan bonus tertentu cenderung lebih
10 menyukai untuk menggunakan metode akuntansi yang menaikkan laba periode berjalan salah satunya dengan praktek transfer pricing. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari (Lo et al. 2010) dimana bonus berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan perusahaan yang dilaporkan dengan meningkatkan laba periode sekarang salah satunya dengan praktik transfer pricing. Winda (2014) menyatakan bahwa ketika pemberian bonus didasarkan pada besarnya laba, maka logis jika direksi berusaha melakukan tindakan mengatur dan memanipulasi laba demi memaksimalkan bonus dan remunerasi yang mereka terima. Beberapa penelitian tentang mekanisme bonus terhadap keputusan transfer pricing telah dilakukan, diantaranya Winda (2014) yang menemukan bahwa mekanisme bonus berpengaruh pada keputusan transfer pricing. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Aviandika (2014), dan Mispiyanti (2015) menunjukkan hal yang berbeda, yaitu tidak adanya pengaruh antara mekanisme bonus pada keputusan transfer pricing. Berkaitan dengan perbedaan hasil penelitian tersebut, penelitian ini kembali untuk menguji pengaruh mekanisme bonus pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. Keputusan untuk melakukan transfer pricing juga dipengaruhi oleh tunneling. Gilson dan Gordon (2003) mengidentifikasi dua kemungkinan cara yang dapat dilakukan pemegang saham pengendali untuk mendapatkan manfaat privat atas kontrol dari kebijakan perusahaan yaitu melalui kebijakan operasi perusahaan dan kebijakan kontraktual dengan pihak lain. Bentuk-bentuk manfaat privat yang dapat diperoleh melalui kebijakan operasi perusahaan antara lain gaji dan tunjangan tinggi,
11 bonus dan kompensasi besar, serta dividen. Sedangkan cara untuk memperoleh manfaat privat melalui kebijakan kontraktual antara lain dilakukan melalui tunneling. Tunneling merupakan perilaku manajemen atau pemegang saham mayoritas yang mentransfer aset dan profit perusahaan untuk kepentingan mereka sendiri, namun biaya dibebankan kepada pemegang saham minoritas (Zhang, 2004 dalam Mutamimah, 2008). Tunneling dapat dilakukan dengan cara menjual produk perusahaan kepada perusahaan yang memiliki hubungan dengan manajer dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga pasar, tidak membagikan dividen, memilih anggota keluarganya yang tidak memenuhi kualifikasi untuk menduduki posisi penting diperusahaan (La Porta, et al. 2000). Penelitian tentang tunneling incentive telah dilakukan oleh Yuniasih, dkk. (2012), Aviandika (2014), Erny (2014), Andri dan Marfuah (2014), Tan (2014), Mispiyanti (2015), dan Dwi,dkk. (2016) yang menemukan tunneling incentive berpengaruh positif pada keputusan perusahaan manufaktur dalam melakukan transfer pricing. Alasan memilih perusahaan manufaktur sebagai sampel karena sebagian besar penanaman modal asing bergerak di bidang manufaktur dan mempunyai kaitan intern perusahaan yang cukup substansial dengan induk perusahaan di luar negeri. Perusahaan asing yang berada di Indonesia, adalah cabang dari induk perusahaan di luar negeri, terutama dimanfaatkan sebagai manufaktur atas barang setengah jadi (intermediate goods) atau barang mentah (Gunadi, 1994:17, dalam Yuniasih, 2012).
12 Penggunaan periode penelitian tahun 2012 hingga 2015 dikarenakan adanya perubahan Peraturan Dirjen Pajak Nomor 43 Tahun 2010 yang diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa salah satunya mengatur tentang transfer pricing yang mulai efektif diberlakukan pada November 2011, sehingga peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pajak, mekanisme bonus, dan tunneling incentive setelah diberlakukannya perubahan peraturan tersebut. Selain itu, data yang digunakan lebih baru dan lebih menggambarkan perkembangan terbaru mengenai transaksi transfer pricing. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini diberi judul Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus, dan Tunneling Incentive pada Keputusan Perusahaan dalam Melakukan Transfer Pricing (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh pajak pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing? 2) Bagaimana pengaruh mekanisme bonus pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing?
13 3) Bagaimana pengaruh tunneling incentive pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh pajak pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. 2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh mekanisme bonus pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. 3) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh tunneling incentive pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh pajak, mekanisme bonus, dan tunneling incentive pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing. 2) Kegunaan Praktis
14 Memberikan gambaran kepada pemerintah, manajemen perusahaan, dan investor/kreditor bagaimana pajak, mekanisme bonus, dan tunneling incentive mempengaruhi keputusan perusahaan dalam mengambil keputusan transfer pricing. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan secara keseluruhan untuk skripsi ini terdiri dari lima bab yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan antarbab memiliki hubungan yang erat dengan sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan penelitian. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan variabel penelitian, serta merumuskan hipotesis penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian, objek penelitian, indentifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.
15 Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan, deskripsi variabel penelitian, hasil analisis regresi logistik dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Bab ini menyampaikan simpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisis serta menyampaikan saran-saran sesuai dengan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian.
BAB I PENDAHULUAN. batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara yang telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala bidang. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi dalam dunia bisnis yang terjadi saat ini telah mendorong transaksi internasional atau sering disebut dengan cross border transaction
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa transfer pricing dilakukan antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya perusahaan multinasional membuat transfer sumber daya (baik berupa barang, jasa, laba, maupun aset) tidak hanya dilakukan antardivisi namun juga antarperusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang telah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu telah membawa dampak pada kemajuan yang pesat di segala bidang. Salah satunya pada bidang ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang dihadapi di era globalisasi ini, menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan pasar untuk meningkatkan permintaan pasar. Permintaan pasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian saat ini telah berkembang pesat mengikuti globalisasi perekonomian dunia. Dengan adanya globalisasi yang semakin marak ini membuat perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang semakin pesat tanpa mengenal batas negara membuat arus transaksi perdagangan antarnegara juga semakin mudah dan lancar, dimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bebasnya jalur bisnis di jaman sekarang dan adanya fenomena globalisasi menyebabkan munculnya banyak perusahaan multinasional di Indonesia. Perpajakan yang berbeda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi bukanlah suatu fenomena yang terjadi begitu saja, namun merupakan suatu proses yang panjang. Ekonomi dunia berkembang mulai dari ekonomi subsistem di mana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perekonomian di dunia telah berkembang tanpa mengenal batas negara karena pengaruh globalisasi. Setiap pemilik perusahaan multinasional saling bersaing untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehubungan dengan investasi, salah satunya adalah transfer pricing. Meskipun beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin majunya era globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara. Perusahaan multinasional akan menghadapi masalah perbedaan tarif pajak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang berkembang dengan cepat membuat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, transportasi, sistem informasi hingga perekonomian sehingga kegiatan
Lebih terperinciPENGARUH PAJAK, MEKANISME BONUS, DAN TUNNELING INCENTIVE PADA INDIKASI MELAKUKAN TRANSFER PRICING. Gusti Ayu Rai Surya Saraswati 1 I Ketut Sujana 2
ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.19.2. Mei (2017): 1000-1029 PENGARUH PAJAK, MEKANISME BONUS, DAN TUNNELING INCENTIVE PADA INDIKASI MELAKUKAN TRANSFER PRICING Gusti Ayu Rai Surya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena globalisasi secara tidak langsung telah mendorong merebaknya konglomerasi dan divisionalisasi atau departemenisasi perusahaan. Lahirnya General Agreement
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneletian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu terkait dengan penelitian saat ini adalah sebagai berikut: 1. Dwi Noviastika et al (2016) Penelitian ini bertujuan untuk meneliti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis secara domestik maupun global menjadi semakin maju dan pesat sehingga membuat transaksi perdagangan antar berbagai negara menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi mengakibatkan transaksi perdagangan dan kegiatan perekonomian dapat dengan mudah melintasi batas territorial suatu Negara (Gunadi, 2007).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat pejorative. Pengertian netral
13 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Transfer Pricing 2.1.1 Pengertian Transfer Pricing Pengertian transfer pricing dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat netral dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia saat ini mengacu kepada perekonomian global.tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi kian hari kian menyeluruh.arus informasi dan transaksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.
54 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mengakibatkan semakin meningkatnya transaksi internasional. Kemudahan interaksi dan komunikasi mendorong kecepatan arus barang, jasa dan investasi
Lebih terperinciPOTENSI PENERIMAAN PAJAK DENGAN MINIMALISIR PRAKTEK TRANSFER PRICING. Abstrak
POTENSI PENERIMAAN PAJAK DENGAN MINIMALISIR PRAKTEK TRANSFER PRICING Abstrak Tak hanya kasus restitusi fiktif dan praktek makelar pajak yang menggerus potensi penerimaan negara dari sektor pajak, praktek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka anak perusahaan ditempat yang memiliki permintaan yang tinggi untuk. menunjang kegiatan produksi perusahaan induk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia telah berkembang pesat karena era globalisasi ini. Perusahaan multinasional saling bersaing ketat untuk menghasilkan produk dengan harga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Kemajuan dunia dalam perdagangan bisnis di era sekarang ini, membuat perekonomian mengalami perkembangan dengan pesat tanpa mengenal batas negara, perdagangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada bagian ini akan disajikan karakteristik-karakteristik perusahaan manufaktur terkait dengan transfer pricing, pajak, kepemilikan asing,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pojok Bursa Efek Universitas Mercu Buana, yang berlokasi di gedung A, Ruang A-201 Universitas Mercubuana Jl. Meruya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di dunia terjadi dengan pesat. Demikian pula perekonomian di Indonesia. Perkembangan ini memberikan dampak semakin meningkatnya transaksi
Lebih terperinciPENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE RATE PADA KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PERUSAHAAN
PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE RATE PADA KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PERUSAHAAN Marfuah Accounting Department, Faculty Economics Universitas Islam Indonesia e-mail: marfuah@uii.ac.id Andri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan nasional atau internasional di perlukan dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efisiensi dan efektivitas yang merupakan strategi utama dalam pencapaian laba setinggi-tingginya diperlukan dalam setiap perusahaan. Strategi utama seperti itu oleh
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh tarif pajak, mekanisme bonus, dan kepemilikan asing terhadap keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang berkembangnya perusahaan multinasional. Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan, analisis serta pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini hipotesis pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Untuk melaksanakan pembangunan dibutuhkan dana yang tidak sedikit,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. laba di perusahaan. Menurut Jansen & Meckling (1976) teori agensi
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Agensi Teori Agensi menjelaskan latar belakang terjadinya manajemen laba di perusahaan. Menurut Jansen & Meckling (1976)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan investasi asing, salah satunya adalah transfer pricing. Transfer pricing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan perekonomian berkembang tanpa mengenal batas negara. Perusahaan multinasional akan menghadapi masalah perbedaan tarif pajak yang berlaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan tenaga manusia. Globalisasi telah merambah di berbagai sector di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia telah berubah sejak beberapa decade yang lalu, bahkan di beberapa tahun terakhir keadaan menjadi sangat lebih rumit jika dibandingkan dengan keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan Controlled Foreign..., Stenny Mariani Lumban Tobing, FISIP UI, 2008
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dunia yang cepat dan dinamis telah mengakibatkan hubungan perdagangan internasional semakin terbuka luas dan semakin ekstensif yang ditandai dengan terbentuknya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN. Simpulan penelitian ini berdasarkan temuan empiris hasil pengujian
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan penelitian ini berdasarkan temuan empiris hasil pengujian hipotesis penelitian. Simpulan dibagi menjadi empat bagian, yaitu simpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahirnya General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan World Trade
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi secara tidak langsung telah mendorong merebaknya konglomerasi dan divisionalisasi atau departemenisasi perusahaan. Lahirnya General
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka A.1. Teori Keagenan (Agency Theory) (Jensen dan Meckling, 1976) Menjelaskan hubungan keagenan sebagai agency relationship as a
Lebih terperinciPENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE
PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE DAN MEKANISME BONUS PADA KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2013 Novi Lailiyul Wafiroh PENDAHULUAN
Lebih terperinciANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL
ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL DISUSUN OLEH : DANNISA APRILIA 21211733 Latar Belakang Arus perkembangan informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Tarif pajak penghasilan atas badan (PPh badan) yang besarnya ditentukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tarif pajak penghasilan atas badan (PPh badan) yang besarnya ditentukan oleh masing-masing negara, memungkinkan terjadinya variasi tarif PPh badan antara satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi, perdagangan internasional memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi suatu negara. Perkembangan yang cepat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015. Pemilihan populasi
Lebih terperinciPengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing
Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing MISPIYANTI* Program Studi Akuntansi, STIE Putra Bangsa, Jl. Ronggowarsito No. 18 Pejagoan Kabupaten Kebumen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak - pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berlimpah dan terletak pada kondisi geografis yang strategis, tidak mengherankan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dan mempunyai penduduk yang cukup besar. Indonesia sendiri mempunyai kekayaan alam yang berlimpah dan
Lebih terperinciJudul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK
Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : 1406043033 ABSTRAK Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak dijelaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kelangsungan hidup maupun kemampuan berkembang suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan modal. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan perusahaan
Lebih terperinci2016, No pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (2) P
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2120, 2016 KEMENKEU. Wajib Pajak. Jenis Dokumen. Informasi Tambahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.03/2016 TENTANG JENIS DOKUMEN DAN/ATAU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Pernyataan Standar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan (annual
63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan kegiatan atau perdagangan dana jangka panjang yang meliputi obligasi atau saham. Dana yang dimaksud berbentuk surat berharga atau
Lebih terperinciFaktor Determinan Keputusan Perusahaan Melakukan Transfer Pricing
Faktor Determinan Keputusan Perusahaan Melakukan Transfer Pricing Jenis Sesi Paper: Full paper Ika Nurjanah Universitas Lambung Mangkurat Hj. Isnawati Universitas Lambung Mangkurat Antonius G. Sondakh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus lengkap atau komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana untuk menyediakan suatu informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Pengguna laporan keuangan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laba merupakan indikator penting dan sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu perusahaan, pada era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipergunakan secara bijak untuk keperluan belanja Negara. Namun daripada itu, banyak
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan alat pemasukan Negara yang utama dan sepenuhnya dipergunakan secara bijak untuk keperluan belanja Negara. Namun daripada itu, banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melihat kinerja dari suatu perusahaan. Informasi laba yang diberikan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan akuntansi, dimana laporan keuangan memberikan informasi kepada pihak atau pengguna laporan keuangan untuk mengetahui
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Nilai Perusahaan, Manajemen Laba, Tobin Q, Discretionary Accruals. vii
Judul : Pengaruh Manajemen Laba pada Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015) Nama : I Putu Adi Surya Lesmana NIM : 1306305092 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini sebagai sumber penerimaan terbesar negara. yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Pendapatan utama suatu negara berasal dari berbagai sektor, salah satunya dari sektor pajak. Bagi Indonesia, pendapatan negara APBN 2015 71% berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuangan-pemerintahpusat,
perpajakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti dari data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010-2014 bahwa sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari perusahaan dewasa ini. Perusahaan terus berusaha untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan perusahaan merupakan aspek yang tidak dapat terlepas dari perusahaan dewasa ini. Perusahaan terus berusaha untuk memaksimalkan keuangannya demi mensejahterahkan
Lebih terperinciTransfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara. Oleh: Hadi Setiawan 1
Pendahuluan Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara Oleh: Hadi Setiawan 1 Beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan dengan kasus yang menimpa Google di Inggris, Starbucks Inggris, Amazon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dalam era pasar bebas, kini semakin maju pesat dan sarat akan berbagai persaingan antar perusahaan. Dengan adanya persaingan tersebut,
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, manajemen laba
Judul : Pengaruh Perencanaan Pajak dan Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia) Nama : A.A. Gede Raka Plasa Negara NIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak memberikan kontribusi terbesar dalam sumber penerimaan negara, salah satunya berupa APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara). Atas kontribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan seharusnya dapat memberikan gambaran kinerja ekonomi dan keuangan perusahaan yang sebenarnya kepada
Lebih terperinciPENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN
PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2010-2013 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin berkembang pesat, sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan kegiatan operasinya secara efisien atau
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga
- ',' BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir 1m, penerimaan pajak dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita makin dominan sehingga diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. punggung pembiayaan nasional. Pajak merupakan pengalihan sumber dana dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan dan kontribusi pajak kini semakin diperhitungkan sebagai tulang punggung pembiayaan nasional. Pajak merupakan pengalihan sumber dana dari sektor swasta ke sektor
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pajak Penghasilan tidak berpengaruh terhadap keputusan untuk
Lebih terperincid. Hasil Uji Heteroskedastisitas b. Hasil Uji Koefisien Determinasi BAB I PENDAHULUAN
c. Hasil Uji Autokorelasi d. Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran 5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda a. Hasil Uji F (Uji Simultan) b. Hasil Uji Koefisien Determinasi c. Hasil Uji t (Uji Parsial) BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber informasi sangat penting yang dibutuhkan oleh sebagian besar pemakai laporan serta pihakpihak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sumber informasi atas kondisi keuangan suatu perusahaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, baik internal maupun
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BEBAN PAJAK, TUNNELING INCENTIVE,
ANALISIS PENGARUH BEBAN PAJAK, TUNNELING INCENTIVE, DAN MEKANISME BONUS TERHADAP TRANSFER PRICING PERUSAHAAN MULTINASIONAL YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai laba dan komponennya. Pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh pemiliknya, salah satu tujuan umum didirikan sebuah perusahaan adalah untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan dengan memiliki berbagai macam tujuan yang hendak dicapai oleh pemiliknya, salah satu tujuan umum didirikan sebuah perusahaan adalah untuk
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset
Judul : Pengaruh Corporate Governance, Koneksi Politik, Leverage, dan Return On Asset terhadap Penghindaran Pajak Nama : Gusti Ayu Widya Lestari NIM : 1306305004 Abstrak Penghindaran pajak merupakan usaha
Lebih terperinciMahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
PENGARUH PAJAK, TUNNELING INSENTIVE, MEKANISME BONUS, DEBT COVENANT DAN GOOD CORPERATE GORVERNANCE (GCG) TERHADAP TRANSAKSI TRANSFER PRICING ( Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur kepemilikan dapat menyebabkan masalah keagenan yaitu tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur kepemilikan dapat menyebabkan masalah keagenan yaitu tidak selarasnya tindakan yang dilakukan manajer (agen) dengan kepentingan pemegang saham (prinsipal).
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Beban Pajak 2.1.1.1 Pajak Definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam mardiasmo (2016:1) yaitu
Lebih terperinciPENGARUH PAJAK, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
PENGARUH PAJAK, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OLEH: MARSELLA FINDASARI WAGUT 3203012255 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, disertai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Fenomena yang berkembang pada saat ini menggambarkan bahwa sektor properti dan real estate merupakan sektor bisnis yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Siklus hidup perusahaan berkaitan dengan bagaimana suatu perusahaan bertumbuh (growth), mencapai tahap pendewasaan (mature), dan penurunan (declines) (Drake,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh kompensasi. Kompensasi manajemen kunci, direksi dan komisaris,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kompensasi adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. Tidak hanya karyawan, manajemen kunci juga memperoleh kompensasi. Kompensasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan informasi yang lengkap dan berkualitas dalam berbagai bentuk sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu informasi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang atau badan sebagai wajib pajak dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang penting untuk mengetahui kondisi perusahaan tanpa melakukan tinjauan langsung ke perusahaan. Informasi akuntansi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat, khususnya bidang ekonomi. Para pemilik perusahaan saling bersaing. menghasilkan suatu laba bagi perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dimana persaingan di berbagai bidang semakin ketat, khususnya bidang ekonomi. Para pemilik perusahaan saling bersaing dengan perusahaan lain untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berisikan catatan informasi perusahaan yang berupa data keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini juga merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan pungutan yang bersifat wajib dan diatur oleh undang-undang. Bagi pemerintah, pajak memiliki dua fungsi utama, yaitu pajak digunakan untuk membiayai
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Perataan laba, Cash Holding, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan.
Judul : Pengaruh Cash Holding, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Nama : I Gusti Ayu Ketut Ratna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan juga mengambil cara lain yaitu dengan menjual sahamnya kepada para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, hampir setiap perusahaan yang besar mulai membutuhkan modal yang besar pula untuk memajukan usaha yang sedang di jalankan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan diteliti. Bab ini juga menguraikan tentang motivasi penelitian, tujuan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan dan masalah yang akan diteliti. Bab ini juga menguraikan tentang motivasi penelitian, tujuan penelitian, dan kontribusi penelitian.
Lebih terperinci