BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 52 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Biaya Operasional Tahap awal komite anggaran membuat usulan draft Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun yang bersangkutan dengan menggunakan ukuran realisasi biaya sebelumnya sebagai acuan atas anggaran yang akan disusun. Divisi keuangan dalam menyusun anggaran juga membutuhkan masukan dari tiap-tiap divisi tentang rencana pengeluaran biaya operasional kapal yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. Setelah divisi keuangan mendapat laporan serta gambaran dari masing-masing divisi, maka divisi keuangan membuat draft RKAP. Tahap selanjutnya dari proses penyusunan anggaran adalah pembahasan draft RKAP tahun yang bersangkutan dengan Dewan Komisaris. Kemudian hasilnya disampaikan kepemegang saham dan selanjutnya RKAP tersebut akan menjadi pedoman dan target kerja bagi para pelaksana yang ada di perusahaan. Berdasarkan penjelasan tentang proses penyusunan anggaran tersebut diatas, maka dapat diketahui metode penyusunan anggaran yang dipakai perusahaan adalah metode bottom up. Gambaran metode penyusunan anggaran diatas perusahaan senantiasa mencoba untuk menggali potensi-potensi yang ada. Penggalian dan pengembangan tersebut didukung oleh suatu sasaran dan tujuan yang

2 53 menyeluruh dan terpadu yang telah dirancang oleh manajemen puncak. Penerapan metode amat tepat karena kondisi dan lingkungan yang seperti ini memudahkan didalam menterjemahkan berbagai kebijakan yang telah digariskan sebelumnya dan dapat menjadi alat untuk menuangkan segala kemampuan dalam rencana pelaksanaan kegiatan untuk kurun waktu satu tahun kedepan. Dengan berasumsi pada kondisi tersebut diatas maka metode ini dinilai cukup ideal dan memadai untuk diterapkan. Kondisi tersebut diatas memberikan kontribusi positif bagi terwujudnya suasana dan kondisi menuju produktifitas yang tinggi dan mendorong peningkatan dimensi efektifitas dan efisiensi perusahaan secara menyeluruh. Aspek yang lebih besar dari kondisi tersebut adalah terealisasinya visi dan misi perusahaan sebagaimana yang diidam-idamkan oleh pihak manajemen perusahaan. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan metode tersebut diharapkan perusahaan akan mempunyai suatu bentuk dan format anggaran yang berfungsi optimal. Anggaran yang optimal tersebut terwujud dalam bentuk anggaran yang akurat, realistis dan imjinatif. Akurat karena melalui pembahasan dan pengujian yang bertahap. Realistis artinya anggaran tersebut disusun dengan memperhatikan aspek intern perusahaan maupun aspek ekstern perusahaan. Imajinatif artinya berwawasan kedepan dengan tidak mengesampingkan aspek historis. Secara lengkap aplikasi metode tersebut akan terdeskripsi dalam pembahasan tentang jenis anggaran yang disusun oleh perusahaan.

3 54 Dengan mengacu pada teori yang ada, berdasarkan pada pengamatan yang dilakukan terhadap PT. Indo Mega Maritim dapat diketahui bahwa perusahaan mempunyai panitia atau bagian khusus yang bertanggung jawab dalam proses penyusunan anggaran yang berkedudukan dikantor pusat. 4.2 Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Operasional Anggaran sebagai alat pengendalian biaya operasional terkait erat dengan fungsi perencanaan yang melekat pada anggaran. Hal ini karena perencanaan dalam bentuk anggaran merupakan pedoman dalam setiap implementasi rencana kegiatan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya anggaran tersebut menjadi salah satu standar untuk penilaian pelaksanaan kegiatan perusahaan. RKAP yang telah disahkan akan menjadi pedoman dan target kerja pelaksanaan kegiatan perusahaan. Hal ini yang pada akhirnya akan menjadi media untuk mengendalikan dan digunakan sebagai alat untuk mengukur dan mengevaluasi perkembangan kegiatan perusahaan, agar misi perusahaan, agar misi perusahaan yaitu mengembangkan dan mengemplementasikan pelayanan prima yang terpercaya dapat tercapai Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Anggaran yang efektif yaitu anggaran yang mencakup jangka waktu tertentu yang pada umumnya satu tahun, adanya jangka waktu yang jelas maka pelaksanaan anggaran pada nantinya akan terarah serta anggaran juga harus dibuat realistis dan anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan agar pelaksanaan anggaran tidak merasa

4 55 tertekan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa pelaksanaan anggaran yang memperhatikan aspek intern dan ekstern perusahaan dan dalam pelaksanaan realisasi anggaran setiap bulannya dievaluasi dengan melihat laporan keuangan yang sudah diperbandingkan antara realisasi terhadap anggaran agar diketahui apa penyebab variance tersebut. Dan tujuannya adalah untuk meminimalisasi variance yang kemungkinan akan timbul, jadi dapat diketahui bahwa perusahaan sudah menerapkan berbagai kondisi demi tercapainya suatu anggaran yang efektif Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Efisisensi merupakan suatu alat perbandingan antara output terhadap input dan dalam pusat pertanggungjawaban, efisiensi diukur dengan output yang terukur. PT. Indo Mega Maritim tidak mempunyai batasan khusus untuk menilai suatu anggaran operasional, Perusahaan menetapkan bahwa efisiensi biaya operasional dinilai berdasarkan pada suatu RKAP menjadi batasan bagi masing-masing divisi untuk mengusahakan suatu pengendalian atas biaya operasional yang menjadi wewenangnya, seperti diketahui bahwa seluruh biaya operasional tidak dapat dikendalikan karena bersifat fleksibel, sedangkan biaya overhead dapat dikendalikan karena bersifat tetap. Hal ini dijelaskan oleh manajemen pucak sebagai wujud implementasi anggaran yang akan datang.

5 Masalah-masalah dalam Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran Masalah-masalah yang sering timbul dalam proses penyusunan dan pelaksanaan RKAP adalah : a. Masing-masing divisi masih seringkali lambat dalam menyerahkan daftar usulan anggaran operasi divisi masingmasing tersebut. Divisi keuangan harus sering mengingatkan divisi operasional untuk daftar usulan anggaran. b. Setiap tahun anggaran selalu ada biaya operasional yang menyimpang, Anggaran biaya operasional PT. Indo Mega Maritim selama ini berlaku untuk satu tahun. Jadi apabila ada penyimpangan dari anggaran tidak dapat segera diambil tindakan perbaikan. Anggaran akan lebih baik jika disusun untuk jangka waktu yang lebih pendek, misalnya triwulan atau semesteran. Karena jika terjadi penyimpangan dapat segera diambil tindakan perbaikan yang lebih cepat, dan bawahan mendapat kesempatan untuk memperbaiki dirinya dalam periode yang bersangkutan. Dalam memutuskan apakah anggaran diterima atau mengikutsertakan bagian keuangan hal ini merupakan tugas tambahan yang dibebankan pada bagian tersebut, dan akan menambah kesibukannya, apalagi jika penyusunan dilakukan triwulan atau semesteran. Penyusunan anggaran akan lebih baik jika ada bagian tersendiri yang melakukannya, yaitu bagian anggaran yang tugasnya khusus menyusun anggaran biaya,

6 57 dengan demikian bagian keuangan dapat lebih bekonsentrasi terhadap tugas mereka. Dalam hal ini pada saat bagian anggaran membuat anggaran senantiasa meminta atau mengikutsertakan bagian-bagian lain. Masing-masing bagian membuat daftar usulan anggaran, yang nantinya akan diajukan ke manajemen yang lebih tinggi untuk disahkan. Anggaran biaya selama ini merupakan anggaran biaya untuk tiap-tiap bagian, yang mana anggaran ini merupakan tanggung jawab tiap-tiap bagian untuk mencapainya, dan akan mudah dapat ditunjuk orang atau bagian mana yang bertanggung jawab terhadap anggaran tersebut merupakan milik bagian mereka sendiri yang harus tercapai. Dengan demikian penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama ini dapat lebih diminimalkan, sehingga pencapaian tujuan perusahaan dapat diwujudkan Pertanggungjawaban Anggaran Laporan yang dibuat PT. Indo Mega Maritim ini telah memenuhi 5 (lima) prinsip dasar laporan yang efektif sebagai berikut: a. Konsep pertanggungjawaban telah diterapkan. Dalam membuat laporan pertanggungjawaban biaya, laporan pertanggung jawaban biaya dibuat oleh masing-masing bagian yang dibebani tanggung jawab terjadinya biaya-biaya pada bagiannya.

7 58 b. Telah digunakan prinsip exetion dengan baik. Laporan yang dibuat ke jenjang yang lebih tinggi semakin ringkas tetapi menyangkut masalah luas hanya penyimpangan / masalah yang serius (material) saja yang ditonjolkan, sedangkan masalahmasalah kecil dan tidak material cukup dibahas dan dievaluasi di tingkat bawah. c. Angka-angka dalam laporan ada pembandingnya Laporan-laporan yang disampaikan kepada pejabat yang akan mengevaluasi dan menganalisa laporan disertai dengan data-data pembanding, misalnya : anggaran, dan realisasi tahun-tahun sebelumnya. d. Laporan yang disampaikan ke tingkat atas semakin ringkas Makin ke tingkat atas makin ringkas dan berbentuk summary tetapi meliputi masalah yang luas. Sehingga dengan cepat atasan mengambil kesimpulan dan tindakan yang tepat. Tetapi tidak berarti menghilangkan makna penting isi laporan dan tidak salah inter prestasi oleh pembaca. e. Laporan meliputi / memuat komentar dan keterangan serta inter prestasi yang baik dari pembuat laporan sehingga laporan sangat membantu pembaca laporan untuk menentukan analisa / evaluasi yang diperlukan. Dengan dibuatnya laporan dapat lebih meningkatkan motivasi dan prestasi para manajer pusat-pusat pertanggungjawaban dalam

8 59 menjalankan aktivitasnya demi tercapainya prestasi yang lebih baik lagi di waktu yang akan datang. Dan top manajemen pun akan lebih mudah dalam menilai dan mengevaluasi hasil kerja para bawahannya. Sedangkan kegunaan yang diperoleh perusahasan dengan pembuatan laporan pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : 1. Karyawan akan bekerja dengan efektif dan efisien karena tahu hasil pekerjaannya akan dinilai dan akan diminta pertanggungjawaban atas hasil pekerjaannya sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan tepat pada waktunya. 2. Dapat segera dilakukan tindakan korektif terhadap peristiwa yang lalu dan yang telah dinilai. 3. Penyimpangan yang terjadi dari anggaran yang ditetapkan dapat dihubungkan dengan tanggung jawab pribadi yang bersangkutan. 4. Pelaksanaan kegiatan dapat dibandingkan dengan standar terbaik. 5. Pengawasan berjalan dengan berdaya guna. Sistem pelaporan pusat pertanggungjawaban pada perusahaan ini telah mencerminkan sistematika suatu sistem pelaporan yang baik. Dimana sistem itu sendiri telah mengikuti suatu urutan yang baik yaitu mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas. Hal ini merupakan akibat dari sistem pemberian wewenang yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah.

9 Analisis Penyimpangan Antara Anggaran Dengan Realisasi Perusahaan PT. Indo Mega Maritim menyusun anggaran biaya operasional yang berjangka waktu satu tahun dan dirinci untuk setiap bulan yang dimulai dari bulan Januari dan berakhir pada bulan Desember. Anggaran biaya operasional ini terdiri dari anggaran biaya kepelabuhan dan spare part kapal. Di dalam penyusunan rencanan anggaran oleh masingmasing bagian tidak ada pedoman khusus yang harus dipatuhi. Oleh karena itu rencana anggaran disusun berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya kemudian baru dihitung implikasi-implikasi terhadap besarnya biaya yang diperlukan serta berdasarkan pertimbangan dari manajemen yang berwenang. Manager keuangan akan meneliti kewajaran ataupun alasanalasan perubahan dari setiap pokok yang dianggarkan. Penyimpangan yang terjadi antara anggaran biaya operasional dengan realisasinya tidak dapat dianggap sebagai prestasi yang efisien atau tidak efisien, akan tetapi lebih ditujukan kepada usaha menyediakan informasi yang dapat membantu pihak manajemen untuk dapat menduga sedini mungkin apakah ada perkiraan pembiayaan yang kurang atau melampaui anggaran. Dari hasil analisis penulis, pihak manajemen dalam menyusun anggaran kurang dapat menetapkan luas dari pekerjaan yang harus dilakukan perusahaan pada periode 2007 sampai dengan tahun Berikut ini analisis penulis mengenai apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan kebutuhan dana operasional kapal dan apa yang dapat dilakukan Manajer Keuangan untuk mendukung sistem pengendalian perusahaan.

10 61 Pada awal berdirinya PT. Indo Mega Maritim mempunyai dua kapal perintis dan satu kapal Tanker. Tetapi Penulis akan menganalisa penyimpangan biaya operasinal hanya pada kapal Tanker saja. a. Kapal MT. Prima Tanker Pada Lampiran III dapat dilihat bahwa penyimpangan yang terjadi di tahun 2007 pada kapal MT. Prima Tanker hampir disemua biaya operasional, tetapi penyimpangan yang terjadi tidaklah besar, hanya beberapa biaya operasional yang penyimpangannya cukup besar seperti: 1. Biaya bahan bakar Rp ,00 (6,85%), 2. Biaya survey Rp ,00 (43,38%), 3. Gaji crew Rp ,00 (19,67%), 4. Uang makan Rp ,00 (55,24%), 5. Spare part Rp ,00 (102,26%), dan 6. Biaya interval repair/docking Rp ,00. Sedangkan pada tahun 2008 jika dilihat dari total penyimpangan terjadi penurunan. Penyimpangan terjadi pada : 1. Biaya pemakaian pelumas Rp ,00 (43,21%), 2. Biaya kepelabuhan (0,71%), 3. Travelling Expenses Rp ,00 (533,23%), 4. Gaji crew Rp ,00 (4,76%), 5. Depresiasi Rp ,00 (23,01%), dan 6. Spare part kapal Rp ,00 (156,28%).

11 62 Dan pada tahun 2009 penyimpangan yang terjadi cukup besar, hal ini dapat dilihat dari total biaya penyimpangan biaya operasional kapal yang meningkat sebesar Rp ,73 dari tahun Jika dilihat, penyimpangan yang cukup besar terjadi pada : 1. Biaya bahan bakar Rp ,16 (68,32%) 2. Biaya kepelabuhan Rp ,61 (136,03) 3. Biaya pengurusan sertifikat Rp ,60 (159,14%) 4. Biaya perijinan Rp ,00 (210,31%) 5. Biaya transportasi sign on/off crew Rp ,00 (375,56%) 6. Biaya uang makan crew Rp ,00 (91,49%) 7. Biaya komunikasi Rp ,01 (23,30%) 8. Demurrage, penalty Rp ,27 (3.072,68%), hal ini terjadi karena keterlambatan kapal tiba di pelabuhan yang dituju sehingga terjadi transport loss. Dari penyimpangan diatas dapat dilihat pada demurrage terjadi penyimpangan yang cukup signifikan hal ini biasanya terjadi jika cuaca yang sangat buruk sehingga menyebabkan kapal terlambat tiba dipelabuhan. Selain cuaca yang sangat buruk biasanya kondisi kapal juga mempengaruhi. Meskipun demikian pada saat kapal dioperasikan masih memberikan konstribusi laba, salah satu factor yang mempengaruhi profitabilitas tersebut adalah karena tingginya charter hire yang

12 63 diberikan Pertamina. Tetapi untuk masuk di Pertamina kapal-kapal yang mau disewakan haruslah memenuhi syarat. b. Kapal MT. Super Tanker Pada Lampiran IV jika dilihat dari penyimpangan yang terjadi dari tahun 2007 sampai tahun 2009 terjadi penurunan biaya operasional yang signifikan hal ini dikarenakan pengalaman pengoperasian kapalkapal lain sebelumnya. Tetapi jika dilihat dari labanya sendiri kapal MT. Super Tanker mengalami kerugian dari awal pengoperasian dan baru pada tahun 2009 mendapat laba dan itu pun hanya sedikit. Hal ini dikarenakan biaya operasional kapal yang cukup besar dan selalu mengalami peningkatan. Meskipun demikian peningkatan revenue masih lebih besar. Berdasarkan analisa dan sumber yang didapat bahwa kapal ini pada saat dibeli memang harus segera dilakukan docking atau perbaikan kapal. Tetapi ternyata kerusakan kapal itu sangat parah, hal ini berakibat pada biaya operasional kapal yang sangat besar. Faktor yang mempengaruhi terjadinya besarnya biaya operasinal kapal yaitu karena studi kelayakan yang dibuat tidak sesuai dengan fakta dilapangan dimana kapal yang dibeli tingkat kerusakannya lebih besar dari yang diperkirakan, hal ini berakibat pada penyimpangan analisis. Spesifikasi kapal yang dibeli tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada pada studi kelayakan. Untuk kapal MT. Super Tanker sendiri tidak bisa masuk Pertamina dikarenakan ukuran kapalnya yang kecil sehingga susah untuk masuk Pertamina. Dari pengalaman-pengalaman

13 64 itulah maka PT. Indo Mega Maritim berkeinginan untuk membeli kapal-kapal Tanker yang dapat dipakai oleh pertamina. c. Kapal MT. Patriot Andalan Pada Lampiran IV dapat dilihat bahwa Pada tahun 2008 PT. Indo Mega Maritim membeli kapal MT. Patriot Andalan yang sedang disewa oleh Pertamina. Dan hasilnya cukup baik, laba yang diperoleh perusahaan cukup besar pada tahun Untuk biaya operasional penyimpangan yang terjadi dari tahun 2008 hingga 2009 sangat besar terutama pada biaya pembelian spare part kapal pada tahun 2009 sebesar Rp ,44 (329,20). Hal ini disebabkan karena ukuran kapal yang besar dan mesin kapal yang rata-rata buatan eropa maka dibutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar sehingga harus dibeli diluar negeri dan memakan biaya yang cukup besar. Tetapi ini tidka mempengaruhi laba karena karena charter hire yang diberikan Pertamina mengalami peningkatan sebesar Rp ,88 (51,95%). d. Kapal MT. Patriot Bahagia Melihat pendapatan laba yang diperoleh PT. Indo Mega Maritim dari pengoperasian kapal Tanker cukup baik, akhirnya pada akhir tahun 2008 perusahaan kembali membeli kapal Tanker dengan ukuran yang lebih besar dengan harapan akan memberikan laba yang besar bagi perusahaan. Tetapi ternyata analisa ini salah, kita dapat lihat pada Lampiran VI bahwa pengambilan keputusan yang terburu-buru

14 65 membuat analisa pembelian kapal menjadi salah. Survey pembelian kapal yang dilakukan dengan terburu-buru mengakibatkan kurang telitinya mengenai kondisi kapal. Kalau dilihat dari biaya operasional pada tahun perrtama saja perbaikan kapal cukup besar, hal ini terlihat dari penyimpangan yang terjadi pada depresiasi, engine repair, deck repair, additional repair dan lain-lain. Selain itu biaya bahan bakar yang cukup besar mengakibatkan penyimpangan yang terjadi cukup besar. Penyimpangan pada biaya bahan bakar diakibatkan karena kapal tidak langsung dapat beroperasi sehingga perusahaan harus membiayai pemakaian bahan bakar. Padahal jika kapal tersebut bisa langsung masuk di Pertamina seperti halnya kapal MT. Prima Tanker dan MT. Patriot Andalan mungkin hal ini tidak terjadi. Oleh karena itu setiap pengambilan keputusan pembelian kapal janganlah terburu-buru karena hasilnya pasti akan mengecewakan.

ANALISA PENYIMPANGAN KEBUTUHAN DANA OPERASIONAL KAPAL ANTARA REALISASI DAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN PELAYARAN PT. INDO MEGA MARITIM SKRIPSI

ANALISA PENYIMPANGAN KEBUTUHAN DANA OPERASIONAL KAPAL ANTARA REALISASI DAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN PELAYARAN PT. INDO MEGA MARITIM SKRIPSI 1 ANALISA PENYIMPANGAN KEBUTUHAN DANA OPERASIONAL KAPAL ANTARA REALISASI DAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN PELAYARAN PT. INDO MEGA MARITIM SKRIPSI Nama : Rosmeliany NIM : 43108110112 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang. mencapai tujuannya tersebut tentunya perusahaan harus dikelola

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang. mencapai tujuannya tersebut tentunya perusahaan harus dikelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang didirikan dengan maksud untuk melaksanakan segala kegiatan ekonomi untuk memperoleh laba dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, terjadi pergerakan dan perubahan yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, terjadi pergerakan dan perubahan yang besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, terjadi pergerakan dan perubahan yang besar dalam lingkungan bisnis. Kompetisi dalam berbagai usaha menjadi kompetisi global dan sudah tentu

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi, lingkungan bisnis berkembang semakin pesat begitu juga dengan tingkat persaingannya yang semakin ketat. Oleh karena itu perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, manajemen perusahaan memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap tindakan dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasional Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak memberikan peran bagi para kepala

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Anggaran 2.2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan rencana manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.130, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Jangka Panjang. Rencana Kerja. Anggaran. Persero. Penyusunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.06/2013

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, manajemen memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi Underwriting atau juga disebut proses seleksi risiko atau penseleksi risiko adalah proses untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan anggaran biaya produksi dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi (studi kasus pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan analisis yang dilakukan sebagaimana diuraikan pada pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, penulis menarik

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Dalam pengelolaan aktivitas aktivitas tersebut agar berjalan lancar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Dalam pengelolaan aktivitas aktivitas tersebut agar berjalan lancar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut, sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan sedang memanas di segala bidang baik itu dalam bidang industri, bisnis ataupun jasa.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.

BAB II LANDASAN TEORI. diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2.1.1 Definisi Anggaran Pengertian Anggaran menurut Rudianto (2009 : hal 3) adalah sebagai berikut : Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penulisan ini penelitian dilakukan di kantor PT. Indo Mega Maritim yang terletak di Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini yang ditandai dengan era globalisasi, menuntut perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk dapat bersaing agar tetap

Lebih terperinci

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu No.298, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Syariah. Unit Usaha. Bank Umum. Manajemen Risiko. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5988) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk beroperasi seefisien dan seefektif mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain. Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian intern dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian intern yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.272, 2015 KEUANGAN OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Manajemen Risiko. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5761). PERATURAN

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu Negara secara global dipengaruhi oleh. perkembangan perekonomian pada umumnya. Era globalisasi memiliki arus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu Negara secara global dipengaruhi oleh. perkembangan perekonomian pada umumnya. Era globalisasi memiliki arus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu Negara secara global dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian pada umumnya. Era globalisasi memiliki arus perkembangan ekonomi yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk tujuan tersebut diperlukan suatu perencanaan yang matang dan cara-cara pengendaliannya.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DEWAN KOMISARIS PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK TANGGAL 11 DESEMBER 2017 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 3 2. Fungsi, Tugas dan Tanggung

Lebih terperinci

SASARAN. Deskripsi yang khas dari suatu hasil akhir yang harus dicapai (mencakup apa dan kapan dicapainya)

SASARAN. Deskripsi yang khas dari suatu hasil akhir yang harus dicapai (mencakup apa dan kapan dicapainya) 1 SASARAN Deskripsi yang khas dari suatu hasil akhir yang harus dicapai (mencakup apa dan kapan dicapainya) 2 MERUMUSKAN SASARAN Rumusan sasaran harus dapat diukur dan jelas maksudnya dalam penulisan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang Analisis Perbandingan Metode Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Panca Mitra Sandang Indah, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI 100462201057 Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ABSTRAK. PT. Pelni atau PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001;310) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional, pengertian kata evaluasi adalah: Evaluasi: penilaian.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat yang penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Anggaran dapat dijadikan pedoman untuk melakukan aktivitas perusahaan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Agar suatu perusahaan dapat dijalankan secara efektif dan efisien maka manajemen perusahaan memerlukan suatu alat bantu yang berperan dalam mengarahkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh

Lebih terperinci

Materi 6 PENGANGGARAN UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

Materi 6 PENGANGGARAN UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN Materi 6 PENGANGGARAN UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN Pengertian Anggaran Adl: perencanaan keuangan utk masa depan, yg memuat tujuan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Sebelum menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Peranan Konsep tentang peranan yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (2002:243) adalah : Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha di negara Indonesia mengalami situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Pengolongan Biaya Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan insinyur, dimana informasi biaya sangat penting untuk penetapan harga, efisiensi

Lebih terperinci

pemisahan tugas, pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik kepada karyawannya. Orang-orang yang mel

pemisahan tugas, pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik kepada karyawannya. Orang-orang yang mel PERSEPSI MANAJEMEN BADAN USAHA MILIK NEGARA/DAERAH DAN BADAN USAHA MILIK SWASTA DI JAWA TIMUR TERHADAP MANAGEMENT AUDIT SEBAGAI STRATEGI...(AK-20) 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap manajer yang mengelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya tujuan tersebut adalah memperoleh laba dari operasi, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. umumnya tujuan tersebut adalah memperoleh laba dari operasi, memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya tujuan tersebut adalah memperoleh laba dari operasi, memiliki pertumbuhan yang baik (growth),

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 100 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai manfaat anggaran penjualan sewa kamar dalam meningkatkan pendapatan sewa kamar, dapat diambil simpulan sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori Pada perusahaan yang sederhana pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan dan dapat mengawasi kegiatan perusahaan seorang diri. Dengan semakin besar dan berkembangnya

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen puncak memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian sasaran organisasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul "Sistem Akuntansi" menyatakan bahwa : "Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Agar suatu perusahaan dapat dijalankan secara efektif dan efisien maka manajemen perusahaan memerlukan suatu alat bantu yang berperan dalam mengarahkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha pembangunan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Penelitian : Fifi Irmalinda (2004) Judul Penelitian : Perencanaan dan Pengawasan Persediaan pada PT. Samafitro Perwakilan Medan Perumusan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

Lebih terperinci

PUSAT BIAYA PENGERTIAN

PUSAT BIAYA PENGERTIAN PUSAT BIAYA PENGERTIAN Pusat biaya merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya yang terjadi diwilayah yang menjadi wewenang manajer tersebut. sebagai mana

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu 7 BAB II DASAR TEORI 2.1. Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendirian perusahaan mempunyai tujuan umum untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, dan memaksimumkan nilai saham. Persaingan bisnis yang ketat seiring

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Awal mula transpotasi darat dimulai dengan munculnya pemakaian roda yang

BAB I PENDAHULUAN. Awal mula transpotasi darat dimulai dengan munculnya pemakaian roda yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Awal mula transpotasi darat dimulai dengan munculnya pemakaian roda yang dapat mempercepat dan memperingan proses transportasi. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disusun sekarang dalam satuan moneter dan harus diwujudkan periode yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disusun sekarang dalam satuan moneter dan harus diwujudkan periode yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada sebuah perusahaan, anggaran merupakan alat perencanaan dan pengendalian untuk mencapai kinerja yang baik mengenai kegiatan organisasi yang disusun sekarang

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS I. Pengantar Pedoman ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Direksi dan Dewan Komisaris di Perseroan, seperti : tugas, wewenang, pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, semakin banyak perusahaan yang berdiri dengan melahirkan berbagai inovasi. Tentunya, inovasi yang baru melibatkan banyak biaya yang muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konsep Corporate Governance muncul sebagai upaya untuk mengurangi penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak Corporate Governance

Lebih terperinci

Bab 3. Gambaran umum perusahaan

Bab 3. Gambaran umum perusahaan Bab 3 Gambaran umum perusahaan 3.1 Profil perusahaan PT. Cibodas Golf Park merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyewaan lapangan golf untuk individu yang hanya hobi bermain maupun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin di capai baik berupa laba yang maksimal, pertumbuhan jangka panjang juga untuk menjaga kelangsungan hidupnya, seiring dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM I. UMUM Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai dengan semakin

Lebih terperinci