RPKPS (RANCANGAN PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) 1. Nama Mata Kuliah : Seni Film Dokumenter (Le Cinéma documentaire II)
|
|
- Ari Sukarno Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RPKPS (RANCANGAN PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) 1. Nama Mata Kuliah : Seni Film Dokumenter (Le Cinéma documentaire II) 2. Kode/SKS : SVF 2202 / 2 SKS 3. Prasyarat : Film Dokumenter (Le Cinéma documentaire I) 4. Status Matakuliah : Wajib 5. Deskripsi singkat matakuliah: Peluang tren industri kreatif mengantarkan mahasiswa bahasa asing memerkaya pengetahuannya di bidang manajemen budaya dan komunikasi estetik; mencapai kritalisasi pengetahuan pragmatis bahasa sinema sebagai pelanjutan dari pengetahuan teoretis komunikasi budaya modern dan tradisional; menguasai sejumlah pendekatan dan beragam metode memadai dalam kontribusinya akan pembacaan fakta-fakta komunikasi budaya yang membangun teks-teks sinema. Dalam uraian yang lebih rinci tujuan pembelajaran mencakupkan: membangun minat mahasiswa pada kekayaan atau keragaman budaya lokal dan global sebagai materi kreativitas ekspresi kultural; mengembangkan suatu kompetensi kultural yang memungkinkan mahasiswa memahami komunikasi budaya dan wacana-wacana budaya lampau ataupun budaya-budaya yang tengah berkembang ; mengembangkan suatu kompetensi kultural yang memungkinkan mahasiswa mampu mengekspresikan ragam budaya sebagai perangkat pemikiran dan sebagai metode penguasaan ilmu pengetahuan melalui media sinema; mengembangkan suatu kompetensi kognitif pada mahasiswa dengan memberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengamati, mengeksplorasi, mengurai buhulbuhul permasalahan kultural dan mengintegrasikannya pada pengetahuan atau informasi-informasi yang dimilikinya yang muncul dari permasalahan kultural di sekelilingnya; menggiatkan, melalui komunikasi budaya (sinema) pada situasi-situasi riil, pengembangan personal, dan sosial mahasiswa ; mengembangkan perilaku positif-kreatif terhadap seni dan kebudayaan lokal; mengantarkan mahasiswa ke arah pelaku aktif industri budaya. RPKPS Seni Film Dokumenter 1
2 6. Tujuan pembelajaran (dulu TIU) Menguasai secara global dan secara praktis spesifitas-spesifitas pembuatan film dokumenter, dari penulisan skenario hingga pasca-produksi yang meliputi: 1. Memahami dan mengerti metode-metode umum konsepsi sebuah film documenter. 2. Mampu menyusun suatu perencanaan pra-produksi dan mengungkapkan keinginannya dalam perencanaan itu. 3. Mampu menyusun suatu pembatasan dan suatu penyiapan pembuatan documenter di lokasi. 4. Mampu menyelaraskan dasar-dasar teknik pengambilan gambar, penataan suara, dan penyuntingan menjadi sebuah karya otonom mahasiswa. 5. Menguasai aspek-aspek artistik penyuntingan gambar dan khususnya penyuntingan penulisan documenter. 7. Outcome pembelajaran (Learning outcomes=lo) Untuk mencapai tujuan pembelajaran berkelanjutan, mahasiswa diharapkan dapat melakukan praanggapan hubungan-hubungan sinema dengan seni-seni lainnya (fotografi, lukisan, teks sastra, dst) dan dengan disiplin-disiplin lainnya (ilmu bahasa dan budaya, sejarah, antropologi, dst); mahasiswa dimungkinkan mengapresiasi bobot ideologis dan sosial teks-teks sinema; mahasiswa dimungkinkan menyadari adanya kaidah-kaidah yang mutlak pada representasi dan pada produksi sinema. Harapan-harapan ini diharapkan mengantarkan mahasiswa pada suatu kesemestian perilaku kooperatif bahwa untuk membangun suatu produksi diperlukan profesi-profesi berbeda, tetapi tergabung dalam kepentingan bersama. Dalam penjelasan yang lebih konseptual, pembelajaran sinema dokumenter memahamkan mahasiswa pada pengelompokkan pengetahuan (le savoir) dan praktik (le praxis). Empat pengetahuan pokok yang ditubuhkan dalam pelingkupan meliputi empat keahlian: mengindera dan membaca untuk memahami, bernarasi dan menulis untuk produksi. Pengetahuan-pengetahuan tersebut seyogyanya tersampaikan melalui empat wacana: informatif, insitatif, ekpresif, dan ludik-estetik. Penentuan atau pengurutan materi tersebut memfasilitasi RPKPS Seni Film Dokumenter 2
3 penciptaan suatu intensi-komunikasi yang merupakan matra keberhasilan pembelajaran. 8. Materi Pembelajaran atau Pokok Bahasan atau Topik atau bahan kajian. Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, khususnya Diploma Bahasa Prancis, secara bertahap mengembangkan kurikulum berbasis keberlanjutan dunia vokasional-akademis dengan dunia nyata sebagai tanggung jawab mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja industri kreatif. Sebuah industri yang basis modalnya adalah kreativitas individual, tetapi dalam proses produksinya mutlak menuntut kerja tim besar (misal, dari penulis skenario hingga penyobek karcis). Pada pemahamannya yang lebih mengerucut, fim dokomenter atau fiksi, di atas segalanya, adalah seni dan budaya yang menjadi jantung sebuah pendidikan yang terbuka pada dunia aktualitas. Ia adalah bahasa yang berdiri di persimpangan seni-seni lainnya (teater, musik, tari, lukisan, teknologi informasi, dst). Sinema merupakan vektor pengetahuan yang pada awalnya adalah praktik kreatif dan pandangan metodis karya yang mengkontribusikan pengembangan imajiner dan jiwa kritis. Seni bahasa dan manajemen budaya adalah perangkat yang mampu memuaskan kebutuhan manusia akan komunikasi, berekspresi, dan menggagaskan pikiran. Seni bahasa dan manajemen budaya juga merupakan suatu alat bantu yang memberikan akses terhadap pengetahuan-pengetahuan baru dan sistemnya. Proses penguasaan seni bahasa dan manajemen budaya, pada konteks sinema, sangat berkaitan dengan pengembangan kepribadian, dan hanya akan berfungsi dengan mengeksplorasikannya serta membangun pemahaman terhadap dunia sekelilingnya dan informasi-informasi yang disadapnya, sambil selalu mentasbihkan informasi-informasi tersebut dalam upaya membangun kedewasaan berpikirnya untuk kemudian mencoba mengkomunikasikan dan mengekspresikan pengalaman serta kekayaan batinnya. Langgam proses ini, berbeda pada setiap mahasiswa, harus dihormati dalam kekurangan dan kelebihannya. Untuk memfasilitasi pengembangan komunikai-ekspresi sinema dokumenter di atas, perguruan tinggi memiliki peran menggugah atau menghidupkan RPKPS Seni Film Dokumenter 3
4 pelbagai minat penelitian terapan mahasiswa oleh karena mata kuliah ini akan mengantarkan mereka pada sebuah penemuan dunia melalui: pengamatan, pengajuan pertanyaan, pengungkapan opini, untuk kemudian membuka diri selebar mungkin (melalui proses-proses tadi) terhadap pelbagai informasi sebagai peluang memperkaya pengetahuan dengan cara mengembangkan kompetensi perangkat-perangkat komunikasi-ekspresi mahasiswa. Pendalaman penggunaan perangkat komunikasi-ekspresi ini, untuk mencapai pengendapan, lebih bermanfaat dibandingkan dengan pembelajaran klasikal di dalam kelas yang sangat terbatas dalam penumbuhan wawasan. Tanpa pendalaman pengalaman-pengalaman tersebut, akan sangat sukar mahasiswa memiliki rasa percaya diri dan perangkat yang dibutuhkan akan menjadi sukar diterapkan pada konteks-konteks lain. Mata kuliah ini merupakan cours développé (kuliah pengembangan minat mahasiswa) Diploma Bahasa Prancis SV-UGM agar tidak semata memasuki pasar kerja tradisional (hotel, perbankan, pariwisata, jurnalisme, dst), tetapi dimungkinkan merambah ke pasar kerja kreatif yang masih sangat terbuka. Meski menjadi salah satu mata kuliah baru dari kurikulum 2011, mata kuliah Seni Film Dokumenter merupakan kristalisasi multidisipliner dari kuliah-kuliah yang menjadi prasyaratnya seperti: Film Dokumenter I [Cinéma documentaire I] (1), Komunikasi Budaya Modern [Communication interculturelle] (2), Bahasa Prancis Profesional III [Le français III] (3), dan Marketing Budaya [Le Marketing de la culture] (4). Empat mata kuliah yang harus ditempuh terlebih dulu oleh mahasiswa membekalinya cakrawala pengetahuan yang memungkinkan mahasiswa dapat mengikuti kuliah Seni Film Dokumenter yang sistematis dan rumit. Hal ini dimungkinkan karena pada kuliah-kuliah termaksud sebelumnya, pengertian terminologi-terminologi khusus mengalami perubahan medan. Isme pada komunikasi budaya terpahamkan dalam kuliah ini menjadi ranah pertemuan fenomena budaya yang mempertanyakan epistemology suatu produk budaya; komunikasi verbal mengalami derivasi hibridasi ketika dipindahkan ke format digital; penutur suatu bahasa tertentu mengalami dekonstruksi ketika tergantikan oleh kamera; dan paragraf-paragraf makna terotonomisasi menjadi sekuen (rangkaian shoot) dalam sinema. Tingkat keberhasilan mahasiswa mengikuti mata kuliah ini, pada awalnya, memang diragukan. Selain mengingat sebagai mata kuliah multidisiplin, peristilahan yang dipahami pada sejumlah mata kuliah sebelumnya mengalami perubahan pragmatis. Namun, kekhawatiran itu tidak lagi bias manakala kapasitas pengetahuan kebahasaan mahasiswa (dalam pelbagai tingkatan dan sistemnya) menemukan wujud konkret. Menemukan simbol dalam teks verbal menjadi ikon dalam teks visual (sinema). Menemukan majas bahasa, elipsis RPKPS Seni Film Dokumenter 4
5 misalnya, menjadi teknik montase (editing) pada gramatika sinema. Kekhawatiran ini semakin tidak beralasan ketika pada evaluasi akhir, ujian final, mahasiswa tidak lagi menghadapi medan imajiner, tetapi merealisasi sebuah dunia verbal menjadi nyata tertuang dalam format digital. Kompetensi yang tidak pula bisa dilupakan, pada proses pemindahan format tadi mahasiswa harus bekerja dalam tim, dan setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab berbeda (dari produser hingga penata cahaya, misal). Jumlah jam dan Pembagiannya : Kuliah Seni Film Dokumenter dalam satu semester direncanakan berlangsung 16 kali yang terdiri dari 10 kali tatap muka, 6 kali praktik penulisan skenario, dan diperkaya dengan 2 kali observasi lokasi syuting, dan 1 kali merealisasi program (satu terdiri dari tiga mahasiswa) merealisasi rencana produksi melalui diskusi-diskusi dalam kelas sebagai pengganti ujian akhir semester. Setiap program tatap muka terdiri dari menit kuliah, 30 menit diskusi. Pembagian jam selengkapnya adalah sebagai berikut: No Jumlah Jumlah Jenis Program program jam Keterangan 1. Tatap muka 10 kali Menyampaikan gambaran tuntas teknik-teknik dasar dokumenter kepada mahasiswa untuk mempertemukan medan realitas nyata dengan minat mahasiswa 2. Memperkenalkan perangkat lunak Pinnacle Studio sebagai keterampilan teknologi informasi yang akan bermanfaat dalam editing video. 2. Diskusi 10 kali 5 Membahas peran narator dalam, film dokumenter, dengan memutar film documenter: Femme RPKPS Seni Film Dokumenter 5
6 3. Praktik penulisan skenario asiatique Femme érotique; Le people de l océan, dst. 6 kali Mahasiswa mempraktikkan teori yang sudah diperolehnya di kelas. 2. Mahasiswa membentuk sesuai kebutuhan tim kecil pembuatan film dokumenter dan merencanakan genre dokumenter yang sudah diputuskan. 4. Obervasi dan setting lokasi. 2 kali 4 1. Mahasiswa merencanakan realisasi dokumenter di lokasi yang sudah ditentukan. 2. Perencanaan pembuatan storyboard. 5. Realisasi 1 kali Menjadi parameter penguji kemampuan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan. 2. Mendapat masukan dan umpan balik dari mahasiswa. Jumlah 27 kali 74 jam Ming gu ke- TIK Topik Sub Topik 1 Pengantar kuliah 1. Perkenalan Tatap muka di kelas: dan pemetaan seni 1. Dosen kegiatan dokumenter menerangkan 2. Perbedaan dengan alat bantu Metode Pembelajaran Pengantar kuliah dan pemetaan kegiatan RPKPS Seni Film Dokumenter 6
7 documenter dan reportase 3. Bahan ajar 4. Judul-judul film documenter acuan laptop dan LCD 2. Tanya jawab 2 Mahasiswa akan paham memasuki kuliah multidisipliner Jenis-jenis dokumenter dan penggunaan perangkat lunak Pinnacle Studio 1. Menjelaskan sinema adalah komunikasi budaya yang ditulis dengan cahaya (pembedaan gelap dan terang). 2. Memberi contoh tiga pilar documenter: la vérit e, le point de vue, la vision du monde Tatap muka di kelas: 1. Dosen menerangkan dengan alat bantu buku ajar dan tampilan LCD. 2. Tanya jawab antara dosen dengan mahasiswa. 3. Diskusi 3 Mahasiswa akan trampil membedakan bahasa verbal dan bahasa audiovisual 4 Mahasiswa akan trampil mengenali peristiwa Sinema sebagai fenomena penyampaian pesan. Sinema dan budaya lokal Memperkenalkan kode-kode sinema sebagai sistem komunikasi bahasa yang khas. 1.Mengenali unsurunsur fisik sinema. 2. Mengenali kesatuan Tatap muka di kelas: 1.Dosen menerangkan dengan alat bantu (potongan film).. 2.Tanya jawab antara dosen dengan mahasiswa. 3.Diskusi Tatap muka di kelas: 1. Dosen RPKPS Seni Film Dokumenter 7
8 kebahasan dalam film melalui kodekodenya. dasar bahasa: dari gros plan/close up hingga sekuen filmis, cadrage/frame. 1.Mencari kepustakaan sebuah film. 2.Memberi latihan analisis judul film. 3.Menugaskan mahasiswa untuk meghubungkan bab 1 dengan bab 3. menerangka n dengan buku ajar dan LCD. 2. Tanya jawab. 3. Latihan istilahistilah khusus sinema. 4. Diskusi 5 Mahasiswa akan mampu dan trampil membaca film sebagai sinema dan film sebagai teks. Penguasaan kosa sinema dasar, teori dan praktik. Penguasaan sinema sebagai wacana. 1. Menerangkan ringkas komunikasi budaya dan marketing budaya visualnya. 2. Menerangkan kategori, genre, dan aliran. 3. Membaca generique/credit title. 4. Menjelaskan bahasa verbal (kelisanan film) dan bahasa nonverbal (visualitas gambar). 5. Menugaskan mahasiswa menghubungkan bab 1, 3, 4 (membuat documenter, melakukan penelitian documenter, dan Tatap muka di kelas: 1. Dosen menerangka n dengan alat bantu buku ajar dan LCD. 2. Tanya jawab. 3. Latihan menganalisi s sudut tembak kamera sebuah dokumenter. 4. Diskusi RPKPS Seni Film Dokumenter 8
9 6 Mahasiswa akan mampu dan trampil memadukan komunikasi budaya dengan komunikasi bahasa. Fokalisasi naratif metode pembuatan dokumenter). 1. Menerangkan fokalisasi (sudut pandang) film berdasarkan sistem tandanya.. 2. Menerangkan wacana dan narasi sinema melalui angle, ukuran shoot, gerakan kamera, kedalaman gambar. 3. Menerangkan semionaratif atau ujaran film (cerita, fiksi, diegesisnya). Tatap muka di kelas: 1. Dosen menerangka n dengan buku ajar dan alat bantu.. 2. Tanya jawab. 3. Diskusi 7 Mahasiswa akan mampu dan trampil menulis skenario film pendek (dokumenter) sesuai dengan kaidah dan hukum sinema Teori penulisan skenario. 1. Menjelaskan enam kaidah dasar penulisan skenario (rencana pembuatan film; dialog; menghibur dengan cerdas; tokoh utama; sasaran penonton; insiden pemicu). 2. Mengungkapkan lima dasardokumenter. 3. Penentuan subjek. 4. Menugaskan mahasiswa mencari contoh kaidah dan hukum skenario dalam film-film yang pernah mereka Tatap muka di kelas: 1. Dosen menerangka n dengan alat bantu. 2. Latihan membuat rencana film pendek dan menentuka n genre dialognya. 3. Diskusi RPKPS Seni Film Dokumenter 9
10 8 Mahasiswa akan mampu dan trampil menulis skenario adaptasi teks sastra pendek Mahasiswa akan memiliki kapasitas peran sesuai karakternya dalam tim produksi. 2. Mahasiswa akan membutuhkan strategi dan ketrampilan untuk berperan secara proaktif dalam kerja. Praktik penulisan adaptasi. Studio terbuka dan perencanaan produksi. tonton. 1. Menjelaskan tiga aliran dokumenter 2. Membangun stuktur cerita. 3. Dramaturgi film. 4. Acte, sequence, dan scene. 5. Kelompok produksi memilih subjek dokumenter. 6. Penulisan skenario. 1. Mahasiswa melakukan pemotretan lokasi untuk menyusun storyboard. 2. Mahasiswa menyusun anggaran produksi. Workshop tiga hari. Lokasi-lokasi perencanaan pengambilan gambar dan adegan. 10 Realisasi Realisasi Realisasi Dosen mencatat kinerja setiap untuk menyusun masukan kepada setiap. 11 Pemutaran film dokumenter karya Kritik antar Kelompok menjelaskan dalih-dalih karyanya Kritik penggunaan bahasa Prancis pada subtitle RPKPS Seni Film Dokumenter 10
11 13 Perbaikan aspek bahasa dan aspek naratif filmis 14 Penyerahan karya ke prodi atau narasi - - Catatan akhir karya documenter mahasiswa oleh dosen 9. Evaluasi yang direncanakan Aspek penilaian yang digunakan pada proses pembelajaran ini adalah: Aspek Penilaian Pemahaman dan ketrampilan Unsur Penilaian Skor Maks. Persentase Penelusuran kepustakaan ,17 Latihan kosa sinema ,5 Tugas akhir ,67 Kreativitas Keaktifan dalam diskusi 100 8,33 Pengembangan gagasan 100 8,33 Leadership Kerjasama dalam 100 8,33 Perilaku 100 8,33 Teknis 100 8,33 Jumlah RPKPS Seni Film Dokumenter 11
12 a. Unsur penilaian aspek pemahaman meliputi: Unsur Penilaian Pencapaian lima kompetensi (artistik, kultural, teknis, metodologis, prilaku) Prosentase Artistik 30 Perilaku 25 Kultural 20 Metodologis 15 Teknis 10 Jumlah 100 Evaluasi dilakukan dari hasil pengumpulan poin oleh masing-masing mahasiswa dan hasil akhir ditentukan sebagai berikut: - Nilai A untuk 960 poin (>80%) - Nilai B untuk poin (70-80%) - Nilai C untuk poin (60-70%) - Nilai D untuk poin (40-60%) - Kurang dari 480 dianggap Tidak Lengkap / Tidak Lulus. - Apabila minimal 75% mahasiswa memperoleh nilai A atau B pada semua komponen evaluasi, maka dapat dikatakan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran berhasil. RPKPS Seni Film Dokumenter 12
13 10. Bahan, sumber informasi, dan referensi AUMONT (J.), MARIE (M) L'analyse des films, Nathan, coll. Fac, Paris. BUSSON (E.), PERICHON (D.) Le cinéma dans la classe de Français : se former et enseigner, Bertrand-Lacoste, Paris. Chabrol, Claude dan Francois Guerif Comment faire un film. Rivage poche/petite Bibliotheque, Paris. CinemaAction Les theories du cinema aujourd hui. Cerf-Corlet, Paris. Dwight V. Swain with Joye R. Swain. Scriptwriting; A Practical Manual Focal Press Publications (1988). USA GUERIN (M.-A.) Le récit de cinéma, Cahiers du Cinéma/les petits cahiers/scérén-cndp, Paris. Joly, Martine Introduction a l analyse de l image. Armand Colin, Paris. Robert McKee Story; Substance, Structure, Style and the Principles of Screenwriting Harper Collins Publishers. USA. Syd Field Screenplay: The Foundations of Screenwriting Dell Publishing 3e Edition. USA RPKPS Seni Film Dokumenter 13
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Jumlah jam dan Pembagiannya : Kuliah Seni Film Dokumenter dalam satu semester direncanakan berlangsung 16 kali yang terdiri dari 10 kali tatap muka, 6 kali praktik
Lebih terperinciRPKPS (RANCANGAN PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)
RPKPS (RANCANGAN PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) 1. Nama Mata Kuliah : Newstainment 2. Kode/SKS : SVF 2206 / 2 SKS 3. Prasyarat : - 4. Status Mata Kuliah : Pilihan 5. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran menulis cerita fantasi di SMP/MTs Negeri kelas VII Semester 1 dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba, mengolah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena
Lebih terperinciJohn Grierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter dalam suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925).
John Grierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter dalam suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925). Dia mengacu pada kemampuan suatu media untuk menghasilkan dokumen visual
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dalam jiwa siswa. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah
Lebih terperinciFEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5
FEATURE-DOKUMENTER RISET OBSERVASI Pertemuan 5 1 Vincent Monnikendam Sineas Belanda, pembuat film dokumenter Mother Dao. Membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk mengumpulkan dan menyeleksi materi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan
Lebih terperinciKurikulum Program Studi Televisi dan Film
Kurikulum Program Studi Televisi dan Film Semester 1 1 Pendidikan Agama 3 2 Etika Berbangsa dan Berkesenian 3 3 Dasar Seni Film 2 4 Dramaturgi 2 5 Dasar Fotografi 2 6 Sejarah Fotografi, Film dan Televisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum ini berbasis
Lebih terperinciKONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.
KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode MK/SKS Semester Program Studi Pengajar : Dokumentasi Tari : MPB-109/2 SKS : VII : S-1 Seni Tari : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn. Tujuan Instruksional Umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan aktivitas siswa dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi pembelajaran,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya
Lebih terperinciRANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH SINEMATOGRAFI
RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH SINEMATOGRAFI Fakultas : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Jurusan/Program studi : Ilmu Komunikasi Tahun akademik : 2013/2014 Semester : III Mata kuliah/ Kode : SINEMATOGRAFI/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan ataupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan
Lebih terperinciSATUAN AKTIVITAS TUTORIAL (SAT)
Tutorial ke : 1 Kompetensi Umum : Mahasiswa dapat menjelaskan perkembangan media audiovisual dan perannnya sebagai medium komunikasi. Kompetensi Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan: 1. karakteristik media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,
Lebih terperinci2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs
2. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMP/MTs KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Seni
Lebih terperinciTEKNIK EDITING II. Pertemuan 2. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting
Modul ke: TEKNIK EDITING II Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Pertemuan 2 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn LOGIKA EDITING DRAMA Dalam melakukan editing film
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dilihat dari perspektif filsafat ilmu, paradigma Pendidikan Bahasa Indonesia berakar pada pendidikan nasional yang mengedepankan nilai-nilai persatuan bangsa.
Lebih terperinciberkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosialemosional, moral, spiritual, dan latar belakang
Kompetensi Utama Kompetensi Inti Standar Kompetensi Guru Kompetensi Guru MaPel/Guru Kelas Kompetensi Dasar Indikator Esensial Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan ini merupakan keterampilan yang tidak lagi dipahami hanya sekedar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses yang kompleks karena menyangkut berbagai faktor baik yang berasal dari diri guru, berasal dari diri siswa maupun yang berasal dari
Lebih terperinciRANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)
RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) MATAKULIAH : PRODUKSI MEDIA KODE/SKS : SKOM4440/3 NAMA PENGEMBANG Widodo DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH KOMPETENSI UMUM : Matakuliah memberikan pengetahuan tentang bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang sangat kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dimaksud adalah guru. Guru merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyebarkan sebuah motivasi, ide gagasan dan juga penawaran sebuah sudut pandang dibutuhkan sebuah media yang cukup efektif. Menurut Javandalasta (2011:1), dijelaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : BC37009/ SINEMATOGRAFI Revisi ke : - Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : - Jml Jam kuliah dalam seminggu : 150 Menit
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Menurut Kriyantono (2012 :
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Menurut Kriyantono (2012 : 69), jenis penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FILSAFAT KEBUDAYAAN DISUSUN OLEH: DRA. SARTINI, M.HUM.
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FILSAFAT KEBUDAYAAN DISUSUN OLEH: DRA. SARTINI, M.HUM. FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA NOPEMBER 2003 A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan kualitas Sumber daya manusia (SDM), baik dalam aspek spiritual, intelektual maupun kemampuan profesional
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa
Lebih terperinciDIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Seni Bidang Studi Fotografi Dan Film oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota metropolitan yang sangat padat penduduknya. Penduduknya bukan hanya berasal dari asli Jakarta saja yang ada disana, tetapi dari luar pulau bahkan
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah homo pluralis yang memiliki cipta, rasa, karsa, dan karya sehingga dengan jelas membedakan eksistensinya terhadap makhluk lain. Karena memiliki
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, terdapat empat aspek kebahasaan yang harus dikuasai siswa, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan
Lebih terperinciKRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012
KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012 A. Dasar Pemikiran Pada dasarnya film dapat dimaknai atau dilihat memiliki fungsi sebagai berikut: Sebagai media ekspresi seni Sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana bentuk analisis yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menginterpretasikan atau memaknai film mengenai wacana bentuk analisis yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan yang
Lebih terperinciTahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline
Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Animasi Pipeline A. Pengertian Tahapan proses animasi (Animation pipeline) Adalah prosedur atau langkah langkah yang harus dijalani seorang animator ketika membuat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film,
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film, menanggapi fenomena sosial tentang nasionalisme yang disinyalir mulai memudar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus
Lebih terperinciRANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH FOTOGRAFI
RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH FOTOGRAFI Fakultas : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Jurusan/Program studi : Ilmu Komunikasi Tahun akademik : 2013/2014 Semester : III Mata kuliah/ Kode : FOTOGRAFI/ SPK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanyalah sebagai penunjang dalam mengapresiasikan karya sastra.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia mengembangkan kemampuan berkomunikasi (lisan dan tulis), sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan kota pendidikan. Banyaknya pelajar atau mahasiswa yang datang ke DIY
Lebih terperinci56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk megeidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian interpretatif dengan pendekatan kualitatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan
Lebih terperinciKISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya
No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan bangsa ditentukan oleh
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan bangsa ditentukan oleh kemampuannya dalam mengembangkan serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak adalah satu di antara empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah suatu proses yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA (STIKI)
SILABUS: Kode Mata Kuliah MI09KB54 Mata Kuliah Sistem Multimedia Prasyarat - Cosyarat - TIU Mahasiswa mampu mengembangkan sistem multimedia satu arah sesuai dengan kasus khusus yang diberikan. Deskripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian. Keempat hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan berbahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar diperlukan sebagai pedoman beraktivitas dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2016 A. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Ketika media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan menuangkan hasil karya
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : C11.04602 / Cinematography Revisi ke : 1 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 25 Februari 2014 Jml Jam kuliah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keberadaan dan kebermaknaan kurikulum akan terwujud apabila ada proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang sangat penting, karena dengan pembelajaran bahasa anak memiliki keterampilan dan kemahiran
Lebih terperinciMata Kuliah : Pengetahuan Pertelevisian
Mata Kuliah : Pengetahuan Pertelevisian : I Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar pengetahuan bidang pertelevisian dan film : Pengetahuan pertelevisian merupakan mata kuliah teori yang berisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan, yang bermoral untuk menghadapi dampak negative dari. masyarakat yang penuh tantangan, perubahan dan tuntutan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki nilai yang sangat strategis di dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan, kemajuan, yang bermoral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FEATURE Feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada
Lebih terperinci48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK
48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi,
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa
Lebih terperinciPENERAPAN PERSPECTIVE ACTIONNELLE UNTUK
PENERAPAN PERSPECTIVE ACTIONNELLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUCTURE BAHASA PRANCIS Evi Eviyanti Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Perspective actionnelle merupakan salah
Lebih terperinciPengabdian Pada Masyarakat
Pengabdian Pada Masyarakat Pelatihan Penyusunan dan Pengembangan Rencana Pembelajaran Bahasa Prancis Berdasarkan Kurikulum 2004 Bagi Guru SMA/SMK Di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah Oleh : Dian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu keterampilan yang dituntut dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah keterampilan menulis cerpen. Standar kompetensi yang menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses yang cukup panjang. Menulis memerlukan adanya pengetahuan, waktu dan pengalaman. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.
Lebih terperinci