BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan di dalam perusahaan adalah melalui sistem pengendalian internal.

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas-aktivitas di dalam perusahaan harus dapat diatur oleh pihak manajemen, baik manajemen level atas maupun manajemen level bawah. Salah satu upaya manajemen untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan di dalam perusahaan adalah melalui sistem pengendalian internal. Manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan menerapkan sistem pengendalian internal yang efektif dan efisien (Warren, 2005). Komponen pengendalian internal menurut Committe of Sponsoring Organization (COSO) adalah lingkungan pengendalian, analisis risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan monitoring (COSO, 2013). Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi menjadi produsen gula dunia, karena didukung oleh agroekosistem, luas lahan, dan tenaga kerja (agro.kemenperin.go.id, 2009). Gula merupakan kebutuhan pokok yang masih menjadi masalah saat ini, karena permintaan gula yang terus meningkat, sementara produksi gula yang tidak seimbang dengan jumlah permintaan. Industri gula di Indonesia terdiri atas 59 pabrik gula (PG) dan 8 pabrik gula rafinasi (PGR). Pemerintah telah menargetkan bahwa Indonesia akan menjadi negara yang mampu memasok kebutuhan gula negara-negara lain di Asia, sehingga diperlukan penambahan kapasitas produksi gula, salah satunya di daerah Jawa Tengah. Pabrik gula di Jawa Tengah berjumlah sekitar 8 (delapan), salah satunya adalah pabrik gula Madukismo/Madubaru. 1

2 2 Alifah (2014) menjelaskan bahwa Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus (PGPS) Madubaru merupakan perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas. Status kepemilkan PT Madubaru adalah 65% milik Sri Sultan Hamengku Buwono X (Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat) dan 35% milik Pemerintah RI yang dikuasakan kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia. PT Madubaru merupakan perusahaan Agro Industri yang bermitra dengan petani.. Penjualan produk di PT Madubaru dilakukan secara tunai dan kredit. Penjualan secara tunai terkait gula curah dan gula kemasan, sedangkan penjualan secara kredit terkait gula kemasan. Penjualan secara kredit dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan, sekaligus mencapai pertumbuhan profit berkelanjutan (Habie : 2014). Penjualan secara kredit menimbulkan beberapa risiko, salah satunya adalah adanya piutang tak tertagih. Risiko ini dikendalikan oleh perusahaan melalui kebijakan-kebijakan yang akan berfungsi sebagai standar yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan. Gambaran mengenai piutang usaha PT Madubaru adalah sebagai berikut : Tabel 1.1. Piutang Usaha PT Madubaru Selama Tiga Tahun Terakhir (Dinyatakan dalam Satuan Rupiah) Tahun Piutang Usaha Sumber : Laporan Keuangan PT Madubaru (2013, 2014, dan 2015)

3 3 Tabel diatas menunjukkan piutang yang dimiliki PT Madubaru mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi terjadi dari tahun 2014 ke tahun Hal ini disebabkan karena adanya kontrak penjualan spiritus pada tahun 2015 dan adanya peningkatan penjualan gula tahun Pengendalian internal yang baik dibutuhkan untuk menghindari risiko piutang yang macet, sehingga dapat mengganggu tercapainya tujuan perusahaan. Penulis melakukan wawancara awal dengan Ir. Edi Santoso, selaku Kepala Bagian divisi Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT Madubaru Yogyakarta. Ir Edi Santoso menjelaskan bahwa risiko yang paling tinggi (high risk) dalam perusahaan yaitu pada piutang usaha. Kendala yang sering terjadi yaitu piutang usaha dibayarkan terlambat, yaitu setelah tanggal jatuh tempo. Selain itu, terdapat beberapa rekanan yang masih memiliki utang yang belum dilunasi, tetapi masih diberikan kesempatan untuk berutang kembali. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya piutang tak tertagih, dan tentu saja akan sangat mengganggu aktivitas dan pencapaian tujuan pada PT Madubaru Yogyakarta. Pemaparan diatas membuat penulis tertarik untuk mengangkat judul Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Untuk Piutang Usaha (Studi Kasus PT Madubaru Yogyakarta).

4 4 1.2 Rumusan Permasalahan Piutang usaha di PT Madubaru yang dibayarkan tidak tepat waktu akan meningkatkan risiko terjadinya piutang tak tertagih. Peningkatan risiko piutang tak tertagih tentunya tidak baik untuk perusahaan, karena akan mengganggu dan menghambat tercapainya tujuan perusahaan. Permasalahan dalam riset ini adalah keterlambatan dalam pembayaran piutang usaha pada PT Madubaru Yogyakarta. 1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian ini, adalah : 1. Apakah sistem pengendalian internal atas pengelolaan piutang usaha pada PT Madubaru Yogyakarta telah memadai menurut COSO? 2. Apakah sistem pengendalian internal atas pengelolaan piutang usaha pada PT Madubaru Yogyakarta telah berfungsi secara efektif? 1.4 Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal atas pengelolaan piutang pada PT Madubaru Yogyakarta telah memadai atau belum berdasarkan kelengkapan elemen-elemen di dalam COSO. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengevaluasi fungsi pengendalian internal telah berjalan dengan efektif atau belum.

5 5 1.5 Motivasi Penelitian Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini akan menjadi referensi bagi perusahaan agar dapat menilai pengendalian internalnya telah memadai atau belum, sesuai dengan COSO. Penelitian ini juga dapat meningkatkan efektifitas pengendalian internalnya, khususnya pada pengelolaan piutang usaha. Penelitian ini pada akhirnya akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. 1.6 Kontribusi Penelitian Kontribusi dalam riset ini antara lain : a. Bagi Perusahaan, yaitu dapat memberikan informasi tambahan mengenai pengendalian internal yang memadai, terkait pengelolaan piutang, sehingga dapat membantu tercapainya tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta mengurangi risiko terjadinya piutang tak tertagih. b. Bagi kalangan akademis, yaitu riset ini dapat menambah kepustakaan dan dapat dijadikan panduan bagi peneliti yang selanjutnya, yang juga meneliti mengenai pengendalian internal terkait pengelolaan piutang dalam sebuah perusahaan. c. Bagi Peneliti, yaitu dapat memberikan tambahan pengetahuan di bidang ilmu akuntansi, serta menambah wawasan terkait pentingnya pengendalian internal yang memadai terkait pengelolaan piutang kepada perusahaan.

6 6 1.7 Proses Penelitian Penelitian ini berupa studi kasus yang dilaksanakan di PT Madubaru Yogyakarta. Proses penelitian studi kasus ini, dapat digambarkan secara sederhana. sebagai berikut : 2. Tujuan Penelitian 3. Tinjauan Teoritis 1.Pertanyaan Penelitian 4. Metoda penelitian 5. Hasil dan Analisis 6. Kesimpulan Gambar 1.1 Proses Penelitian Studi Kasus pada PT Madubaru