RANCANG BANGUN MEJA MULTIFUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN MEJA MULTIFUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN MEJA MULTIFUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan Untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Industri Disusun Oleh : NUGROHO INDRAWAN E PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2015 i

2 ii

3 iii

4 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya.sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan parasahabat, serta orang-orang yang bertaqwa, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul RANCANG BANGUN MEJA MULTIFUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Eng Yuliman Purwanto, M. Eng. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. Ir. Rudi Tjahyono,MM selaku Ketua Program Studi Teknik Industri. 3. Jazuli, M.Eng selaku dosen pembimbing I. 4. Dr. Ir. Rudi Tjahyono,MM selaku dosen pembimbing II. 5. Dosen-dosen pengampu Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro yang telah memberikan ilmu dan pengalamanya masing-masing, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan. 6. Orang tua, keluarga, saudara-saudara serta sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat dan dorongan serta memberikan hal yang terbaik bagi penulis. 7. Teman-teman di Teknik Industri Udinus, yang memberikan banyak informasi, semangat dan doa untuk penulis. iv

5 Akhir kata, semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kemajuan Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro dan menjadi referensi bagi rekan-rekan sekalian. Semarang,29 Oktober 2015 Penulis v

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Dalam pembuatan tugas akhir penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang telah mendukung dan memberi bantuan dalam menyelesaikan pembuatan tugas akhir. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ucapan syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan Yang Maha Esa, karena kuasanya penulis dapat melakukan penelitian tugas akhir ini dan dapat menyelesaikan pembuatan laporan tugas akhir ini. 2. Bapak Jazuli, M.Eng dan Dr. Ir. Rudi Tjahyono,MM yang telah membimbing penulis dalam membuat tugas akhir ini. 3. Dosen-dosen pengampu di Program Studi Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing-masing, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan. 4. Orang tua saya selalu memberi dukungan maupun doa sehingga penulis tidak pernah putus asa dalam melakukan penelitian tugas akhir ini. 5. Teman-teman fakultas teknik khususnya ( Tinto, ivan, hendra, kak danny, Hengki, erik, rendy, dan eko bersaudara) yang telah memberi dukungan motivasi dan referensi kepada penulis dalam mebuat dan menyusun tugas akhir ini. 6. Semua pihak yang telah menyayangi serta membantu yang tidak dapat disebutkansatu-persatu. vi

7 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Pernyataan Keaslian Tugas Akkhir... iii Kata Pengantar... iv Halaman persembahan... vi Daftar Isi... vii Daftar Tabel... xii Daftar gambar... xv Daftar Lampiran... xvi Intisari... xvii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Pembatasan Masalah Manfaat Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Produk Pengertian Produk Atribut Produk Tingkatan Produk Klasifikasi Produk... 8 vii

8 2.2 Definisi Perilaku Konsumen Pentingnya Perilaku Konsumen Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen Keaslian Peneliti Peneliti Sekarang Metode Rasional Clarifying Objectives Establishing Functions Setting Requitrements Determining Characterristics Generating Alternatives Evaluating Alternatives Product Improvement (Penyempurnaan Produk) Ergonomi Pengertian Dan Ruang Lingkup Ergonomi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Identifikasi Masalah Ruang Lingkup Penelitian Variabel Penelitian Alat Penelitian Alur Penelitian Metode Pengumpulan Data Uji Reliabilitas viii

9 3.6.2 Uji Validitas Variabel Penelitian Hasil Interpretasi Kebutuhan Populasi dan sampel Alat-alat Pengumpulan Data Pengolahan Data Uji Raliabilitas Uji Validitas Variabel Penelitian Hasil Interpretasi Kebutuhan Analisa Dan Pembahasan Metode Perancangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Profil Penelitian Data Kuisioner Hasil Kuisioner Tahap Clafifying Objectives Tahap Establishing Functions Tahap Setting Requiements Tahap Determining Characteristics Pengujian Statistik Validitas Reliabilitas ix

10 4.6 Analisa Implementasi QFD Perhitungan Kepentingan Dengan Cara QFD Tingkat Kepentingan Nilai Target (Goal) Rasio Perbaikan (Improvement Ratio) Titik Jual (Sales Point) Raw Weight Normalized Raw Weight Perhitungan Kepuasan Dengan Cara QFD Tingkat Kepuasan Nilai Target (Goal) Rasio Perbaikan (Improvement Ratio) Titik Jual (Sales Point) Raw Weight Normalized Raw Weight Data Antropometri Analisa Data Anthropometri Uji Kecukupan Data Uji Keseragaman Data Nilai Persentil Analisa Ergonomi Pembahasan penentuan Dimensi, Persentil, dan Kelonggaran x

11 4.11 Tahap Generating Alternatives Tahap Evaluating Alternatives Tahap Improving Details Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan perabot meja multifungsi Desain Meja multifungsi BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen Tabel 2.2 Penelitian terdahulu Tabel 2.3 Posisi Berdiri Tabel 2.4 Posisi Berdiri dengan tangan lurus ke depan Tabel 2.5 Posisi Berdiri dengan kedua tangan direntangkan Tabel 2.6 Anthropometri Masyarakat orang Indonesia Tabel 2.7 Performasi Skala Untuk 11 titik dan 5 titk Tabel 3.1 Variabel Penelitian Tabel 3.2 Hasil Interpretasi Kebutuhan Tabel 3.3 Variabel Penelitian Yang Digunakan Tabel 3.4 Hasil Interpretasi Kebutuhan Yang Digunakan Tabel 4.1 Performance Specification Perancangan Perabot Meja Multifungsi.. 62 Tabel 4.2 Atribut Kebutuhan Responden Tabel 4.3 R Hitung Tabel 4.4 Nilai Validitas Tabel 4.5 Reliability Statistics Tabel 4.6 Variabel Kebutuhan Tabel 4.7 Rekap Pengukuran Tingkat Kepentingan Tabel 4.8 Nilai Target (Goal) Tabel 4.9 Rasio Perbaikan Tabel 4.10 Titik Jual (Sales Point) xii

13 Tabel 4.11 Raw wight Tabel 4.12 Normalized Raw Weight Tabel 4.13 Rekap Pengukuran Tingkat Kepuasan Konsumen Tabel 4.14 Nilai Target (Goal) Tabel 4.15 Rasio Perbaikan Tabel 4.16 Titik Jual (Sales Point) Tabel 4.17 Raw Weight Tabel 4.18 Normalized Raw Weight Tabel 4.19 Data Anthropometri masyarakat urban dan penghuni rumah minimalis Tabel 4.20 Hasil Uji Kecukupan Data Anthropometri Tabel 4.21 Hasil Uji Keseragaman Data Anthropometri Tabel 4.22 Hasil Nilai Persentil Tabel 4.23 Analisa Ergonomi Anthropometri Untuk Perancangan Meja Multifungsi Tabel 4.24 Morphology Chart Perancangan Perabot Meja Multifungsi Tabel 4.25 Hasil Screening Morphology Chart Perancangan Meja Multifungsi Tabel 4.26 Pembangkitan Alternatif Perancangan Perabot Meja Meja Multifungsi Tabel 4.27 Kriteria Terpilih Tabel 4.28 Skala 5 Titik Perancangan Perabot Meja Multifungsi Tabel 4.29 Pembobotan Atribut Material Yang Digunakan Terjangkau xiii

14 Tabel 4.30 Pembobotan Alternatif Kriteria Kontruksi Rangkaian Tabel 4.31 Skor Alternatif Untuk Kriteria Material Produk Tabel 4.32 Pembobotan Atribut Kriteria Praktis Dalam Menggunakan Perabot Meja Multifungsi Tabel 4.33 Hasil Penilaian Alternatif Tabel 4.34 Alternatif Yang Dipilih Tabel 4.35 Harga Produk Tabel 4.36 Perbandingan Produk Terdahulu Dengan Sekarang Tabel 4.37 Gambar Produk Dan Fungsinya Tabel 4.38 Ukuran komponen xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Transparent Box Gambar 2.2 Data Anthropometri Yang Diperlukan Untuk Perancangan Produk...26 Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian...42 Gambar 4.2 Fuction Analisis Perancangan Meja Multifungsi...61 Gambar 4.3 Desain dan ukuran produk xv

16 DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuisioner awal 2. Kuisioner Tingkat Kepentingan Dan Kebutuhan 3. Rekapan Data anthopometri 4. Hasil uji validitas dan reliabilitas pertanyaan kuesioner 5. Proses pebuatan desain meja multifungsi dengan menggunakan software 3DS Max 2010 xvi

17 INTISARI Dibutuhkan suatu produk multifungsi yang minimalis sehingga dapat mengatasi masalah keterbatasan lahan dan ruangan tersebut. Gaya hidup masyarakat urban yang menuntut segala sesuatunya serba praktis dan modern, berpengaruh pula pada desain-desain produk dalam memenuhi kebutuhan keseharian mereka. Dengan menggunakan metode rasional mampu mengtahui semua aspek dari peneliti, produk, hingga konsumen atau pengguna. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan metode perancangan rasional, terpilih satu alternatif dengan skor tertinggi dari 16 alternatif, yaitu alternatif 2 dengan Ukuran perabot tidak terlalu besar dengan nilai 0,8; Material yang digunakan terjangkau dengan nilai 76,8; Desain minimalis dengan nilai 0,4; Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi dengan nilai 1,6. Diperoleh total nilai skor 79,6 ukuran produk skala 1:1 dengan ukuran tinggi keseluruhan meja dan kursi 74 cm; tinggi kaki kursi 45,5 cm. Dengan karakteristik teknis bahan yang terpilih yaitu Alas meja menggunakan papan multiplex, rak meja menggunakan papan multiplex, kursi menggunakan papan multiplex, rak kursi menggunakan papan multiplex. Kata kunci: Produk Inovasi, Meja Multifungsi, Rasional xvii

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk di kota-kota besar merupakan pemicu lahirnya konsep rumah minimalis yang banyak berkembang dan disukai masyarakat seperti sekarang ini. Sesuai dengan namanya minimalis, maka semuanya serba minimalis, baik bentuk, ruang, serta bahan yang digunakan. Ruangan yang tidak lebar tersebut terkadang mengharuskan seseorang untuk mengeliminasi beberapa perabot. Hal ini seringkali mengurangi kelengkapan barang dari suatu ruangan. Dibutuhkan suatu produk multifungsi yang minimalis sehingga dapat mengatasi masalah keterbatasan lahan dan ruangan tersebut. Gaya hidup masyarakat urban yang menuntut segala sesuatunya serba praktis dan modern, berpengaruh pula pada desain-desain produk dalam memenuhi kebutuhan keseharian mereka. Tuntutan pasar terhadap desain suatu produk terus berkembang. Pasar tidak saja menginginkan produk yang memiliki harga yang murah serta kualitas yang baik saja, namun sudah berkembang menjadi tuntutan terhadap nilai estetika, fungsi, kepraktisan, dan tidak ketinggalan jaman. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka kegiatan desain dan pengembangan produk yang praktis telah menjadi salah satu bagian yang sangat penting dari serangkaian aktivitas yang dilakukan di perkotaan.konsep rumah dan tata ruang minimalis muncul ketika aspek fungsional menjadi tuntutan kebutuhan 1

19 2 di tengah makin sempitnya lahan pemukiman. Segala sesuatu yang praktis, mudah, hemat ruang dan simpel jadi kesukaan masyarakat modern, utamanya di perkotaan. Peranan desain Produk di Indonesia masih belum dianggap penting, sehingga banyak produk Indonesia kalah bersaing dari produk negara lain yang sudah memanfaatkan desain produk yang baik. Hal itu terlihat dari banyaknya produk yang merupakan hasil duplikat dari produk negara lain. Komunitas Industri di Indonesia belum menyadari akan pentingnya desain dan cenderung untuk mengadopsi desain yang sudah ada dikarenakan terbatasnya pemahaman dan pengetahuan teknis tentang desain. Produk dibuat berdasar pesanan, didesain dengan jalan mudah dengan meniru produk yang telah ada bahkan lebih memilih menggunakan desain dari luar negeri dengan membayar royalti dibandingkan mengembangkan sebuah produk dari desain sendiri. Situasi ini menyebabkan produk Indonesia mengalami kelemahan dibandingkan dengan produk buatan negara lainnya. Kondisi seperti ini juga tidak membawa pencerahan dalam mempersiapkan pasar bebas pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, inilah saatnya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya desain kepada komunitas industri di Indonesia agar produk Indonesia mempunyai keunggulan dan kemampuan untuk bersaing dipasar dunia. Pada umumnya meja hanya untuk tempat sebagai meletakkan suatu benda dan memiliki fungsi yang sangat sederhana, secara umum meja diletakkan di area rumah yang sering terlihat, seperti di dekat pintu masuk,

20 3 sebagai pelengkap di ruang tamu, di lorong atau juga bisa di sudut ruangan. Akibat luas tanah yang semakin terbatas dan bangunan yang semakin sempit, membuat kita harus berpikir keras mencari solusi agar semua aktivitas dan barang kebutuhan sehari-hari dapat diakomodasi dalam kediaman kita. Untuk itu diperlukan produk multifungsi untuk menampung barang-barang kesayangan kita. Salah satu jawaban untuk mengatasi masalah di atas adalah meja multifungsi. Multifungsi sendiri bisa diartikan dalam beragam makna, misalnya menciptakan meja praktis yang dapat menampung beberapa fungsi, atau meja yang bisa digunakan untuk beberapa aktivitas berbeda pada waktu yang berbeda. Bisa juga untuk menampung beberapa aktivitas sekaligus dengan cara membuat furnitur multifungsi. Hal lain yang menarik dari meja multifungsi adalah bukan hanya model yang stylish, selain itu desainnya yang ringkas juga bisa menjadi inspirasi bagi anda yang menginginkan sebuah perabotan multifungsi namun bisa menghemat tempat. Meja multifungsi tersebut juga bisa di jadikan sebuah buffet dengan fungsi untuk memajang hiasan atau menyimpan buku. Observasi awal bahwa 30 responden memilih produk meja multifungsi yang dapat ditempatkan di ruang sempit dengan presentase tertinggi 50% memilih (penting).mudah perawatannya dengan presentase tertinggi 36.7% memilih (sangat penting).menggunakan bahan kayu yang ringan dan kuat dengan presentase tertinggi 40% memilih (penting).bentuk yang minimalis dengan presentase tertinggi 36.7% memilih (sangat penting).mudah untuk dibongkar pasang dengan presentase tertinggi 46.7% memilih (sangat

21 4 penting).harga terjangkau dengan presentase tertinggi 76.7% memilih (sangat penting). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan bagaimana merancang perabotan multifungsi, fungsi pertama untuk meja set dan fungsi kedua untuk buffet yang sesuai dengan keinginan masyarakat urban modern dan masyarakat kelas menengah ke bawah dengan metode rasional? 1.3 Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian tentunya ada tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan: untuk merancang perabotan multifungsi dengan fungsi yang pertama sebagai meja dan fungsi kedua sebagai buffet sesuai dengan selera masyarakat urban modern dan masyarakat kelas menengah yang memiliki ruangan sempit? 1.4 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti menentukan target dari pelanggan yang akan menggunakan produk meja multifungsi ini adalah masyarakat urban dan

22 5 masyarakat kelas menengah yang memiliki hunian dengan lahan atau ruangan yang cukup sempit. Oleh karena itu, pola desain meja multifungsi yang nantinya dibuat merupakan hasil dari referensi penghuni rumah terhadap produk meja multifungsi tersebut. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan peneliti mengenai pola desain produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. 2. Bagi Akademik Sebagai penambahan pustaka baru serta sebagai perbandingan untuk penelitian lebih lanjut. 3. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan perusahaan yang telah dilakukan, dimana hasil penelitian dapat digunakan sebagai evaluasi pengembangan produk baru. 4. Bagi Masyarakat Sebagai solusi bagi masyarakat yang memiliki rumah yang minimalis untuk memiliki meja multifungsi.

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produk Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut Pengertian Produk Pengertian produk ( product ) menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan 6

24 7 pembelian Atribut Produk Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah: a. Merek (branding) Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler & Armstrong, 2001:360 b. Pengemasan (packing) Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk. c. Kualitas Produk (Product Quality) Kualitas Produk ( Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat menerapkan program Total Quality Manajemen (TQM)". Selain

25 8 mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan Tingkatan Produk. Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut: a. Produk Inti (Core Product) Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa b. Produk Aktual (Actual Product) Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product) disekitar produk inti. Karakteristik dari produk aktual diantaranya, tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti (Kotler & Armstrong, 2001:348). c. Produk Tambahan Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik claim dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai masalah atau pertanyaan. (Kotler & Armstrong, 2001: 349) Klasifikasi Produk. Menurut Fandy Tjiptono (2000:98) klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud

26 9 tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu: a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan garam. b. Barang Tahan Lama (Durable Goods) Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil dan komputer. Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (costumer's goods) dan barang industri (industrial's goods). Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu: a. Convinience Goods Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki

27 10 frekuensi pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung dan jas hujan. b. Shopping Goods Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture (mebel), pakaian. c. Specially Goods Specially goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik. d. Unsought Goods Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan (Tjiptono, 2000 : ).

28 Definisi perilaku konsumen Perilaku konsumen adalah studi yang terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Studi perilaku konsumen sebagai disiplin ilmu pemasaran yang terpisah dimulai ketika para pemasar menyadari bahwa para konsumen tidak selalu bertindak atau memberikan reaksi seperti yang dikemukakan oleh teori pemasaran. 2.3 Pentingnya perilaku konsumen 1. Dalam Kehidupan Sehari-hari Di dalam kehidupan sehari-hari perilaku konsumen sangat penting. Terutama hal yang mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan sebarapa sering mereka menggunakannya. Di samping itu dapat juga mempelajari pemakaian konsumen, mengevaluasi pasca-pembelian produk yang mereka beli dan untuk mengetahui cara individu membuang produk yang dulu pernah baru. 2. Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap yang berbeda namun berhubungan satu sama lain, yaitu : Tahap Masukan (Input), Tahap Proses dan Tahap Keluaran (Output).

29 12 a. Tahap Masukan (Input) Mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk dan terdiri dari dua sumber informasi utama : Usaha pemasaran perusahaan (produk itu sendiri, harganya, promosinya dan dimana ia dijual) dan pengaruh sosiologis eksternal atas konsumen (keluarga, teman -teman, tetangga sumber informal dan non-komersial lain, kelas sosial serta keanggotaan budaya dan subbudaya). Dampak kumulatif dari setiap usaha pemasaran perusahaan, pengaruh keluarga, temen-teman, tetangga dan tata perilaku masyarakat yang ada, semuanya merupakan masukan yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka beli. b. Tahap Proses Memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai factor psikologis yang melekat pada setiap individu (motivasi, persepsi, pengetahuan, kepribadian dan sikap) mempengaruhi cara masukan dari luar pada tahap masukan mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelin dan evaluasi terhadap barbagai alternative, pada gilirannya akan mempengaruhi sifat psikologis konsumen yang ada. c. Tahap Keluaran (Output) Dalam model pengambilan keputusan konsumen terdiri dari dua macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat: Perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli.

30 Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen Oleh karenanya motif menggiatkan perilaku orang dan persepsi menentukan arah perilakunya. Karena kita harus meninjau unsur-unsur yang mempengaruhi atau memberi bentuk persepsi seseorang. Unsur-unsur ini adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. Seperti tergambar pada tabel di bawah ini. Tabel 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen BUDAYA SOSIAL PRIBADI PSIKOLOGI PEMBELI Budaya Kelompok Acuan Umur dan Tahap daur Hidup Motivasi SubBudaya Keluarga Pekerjaan Persepsi Status Ekonomi Gaya Hidup Kelas Sosial Peran dan Status Kepribadian dan Konsep Diri Pengetahuan Keyakinan dan Sikap Sumber Philip Kotler, 1997: Keaslian Penelitian Tabel 2.2 Peneletian terdahulu Peneliti Obyek peneliti metode Tujuan penelitian Diana (2007) Tempat tidur Antropometri dan Memberikan

31 14 Raharjo (2008) Tri Budi ( 2010 ) Ramdhani (2013) periksa metode rasional rancangan usulan tempat tidur periksa yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi fisik lansia Alat pemotong kertas karton Perancangan alat tetas telur Alat Pengupas Kulit Luar Melinjo Antropometri dan Menganalisis dan metode rasional membuat usulan usulan perancangan alat pemotong kertas karton yang ergonomis Metode Rasional Menghasilkan alat &Quality tetas telur yang Function tepat guna. Deployment (QFD ) Ergonomi dan pengolahan data Metode rasional anthropometri tubuh para pekerja dengan mempertimbangkan nilai persentil dan nilai kelonggaran. 2.6 Penelitian Sekarang Ramdhani.(2013).Perancangan Alat Pengupas Kulit Lunak Melinjo Yang Ergonomis Dengan Pendekatan Metode Rasional Untuk Meningkatkan Produktifitas Produksi. Merancang alat pengupas kulit lunak melinjo yang

32 15 ergonomis dengan pendekatan metode rasional untuk meningkatkan produktivitas produksi, dalam pembuatan Alat Pengupas Kulit Lunak Melinjo analisis antropometri dan metode rasional. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis dan membuat usulan usulan perancangan alat Pengupas Kulit Lunak Melinjo yang ergonomis bagi para pekerja 2.7 Metode Rasional Metode rasional menganjurkan suatu pendekatan sistematis dalamperancangan. Tetapi metode rasional sering memiliki tujuan yang hampir sama dengan metode kreatif, seperti memperluas daerah pencarian untuk mendapatkan solusi potensial, atau memfasilitasi kelompok kerja dan kelompok pengambil keputusan. Jadi tidak sepenuhnya benar bahwa metode rasional merupakan lawan atau kebalikan dari metode kreatif. Beberapa perancang mencurigai metode rasional, mereka khawatir jika metode ini dapat mengekang kreativitas. Hal ini merupakan kesalahpahaman dari maksud perancangan sistematis, yang berarti untuk meningkatkan keputusan kualitas rancangan dan kualitas akhir dari produk. Beberapa tahapan dalam proses perancangan berdasarkan metode rasional adalah : Clarifying Objectives Tahap penting pertama dalam perancangan adalah bagaimana mencoba untuk menjelaskan tujuan perancangan. Pada kenyataannya akan sangat membantu pada keseluruhan tahap perancangan, bila tujuan perancangan sudah jelas, walaupun tujuan itu dapat berubah selama proses perancangan. Tujuan awal

33 16 dan sementara dapat berubah, meluas atau menyempit, atau benar-benar berubah asalkan permasalahan menjadi lebih dimengerti dan sepanjang penyelesaian ideide dapat berkembang. Salah satu metode yang bisa dipakai dalam menjelaskan tujuan adalah metode pohon tujuan (Objectives Tree). Metode ini menawarkan format yang jelas dan berguna untuk pernyataan tujuan. Objectives Tree menunjukkan tujuan dan maksud umum untuk pencapaian tujuan yang sedang dalam pertimbangan. Metode ini menunjukkan bentuk diagramatis dimana tujuan-tujuan yang berbeda dihubungkan satu sama lain, serta pola hirarki tujuan dan sub tujuan. Prosedur dalam suatu Objectives Tree membantu menjelaskan tujuan dan mencapai persetujuan diantara klien, manager dan anggota tim perancangan. Langkah-langkah pembuatan Objectives Tree adalah sebagai berikut : 1 Menyiapakan daftar tujuan perancangan. 2 Daftar ini harus diambil dari ringkasan paerancangan dari diskusi didalam perancangan. 3 Daftar disusun ke dalam kumpulan tujuan tingkat tinggi dan tingkat rendah, perluasan daftar tujuan dan sub tujuan secara kasar dapat dikelompokkan ke dalam tingkatan hirarki. 4 Menggambarkan diagram Objectives Tree, hubungan hirarki dan garis hubungannya. Cabang-cabang atau akar dalam pohon menggambarkan hubungan yang mengusulkan bagaimana mencapai tujuan.

34 Establishing Functions Salah satu metode yang dipakai pada tahap ini adalah metode analisis fungsi. Metode ini menawarkan cara-cara untuk mempertimbangkan fungsi-fungsi dasar dan tujuan tingkat masalahnya. Fungsi dasar tersebut adalah fungsi dimana alat-alat, produk dan sistem yang akan dirancang harus meyakinkan, tidak peduli dengan komponen fisik yang digunakan. Tingkat permasalahan ditentukan dengan menentukan batasan sekitar sub kumpulan fungsi yang logis. Prosedur-prosedur dari metode ini adalah : a. Menjelaskan keseluruhan fungsi perancangan dalam hal perubahan input menjadi output.awal dari metode ini adalah menetapkan apa yang harus dicapai dengan desain yang baru, bukan bagaimana mencapainya. Cara yang paling sederhana untuk memperlihatkan hal ini adalah dengan membayangkan produk yang akan dirancang sebagai kotak hitam sederhana yang mengubah input tertentu menjadi output yang diinginkan. b. Memecah seluruh fungsi menjadi sub fungsi dasar.proses perubahan input menjadi output dalam kotak hitam adalah hal yang rumit. Oleh karena itu fungsi dalam kotak hitam dipecah menjadi beberapa sub fungsi yang memiliki input dan output sendiri. c. Menggambarkan diagram blok yang menggambarkan interaksi antara sub fungsi.kotak hitam (Black Box) dibuat tembus pandang, jadi sub fungsi dan hubungan sehingga menjadi jelas. d. Menggambarkan batasan sistem.batas sistem diartikan sebagai batasan bagi produk yang akan dirancang.

35 18 e. Mencari komponen yang tepat untuk menampilkan sub fungsi dan interaksinya. Pada tahap ini dicari komponen yang sesuai untuk tiap sub fungsi TRANSPARENT BOX Sub Function Sub Sub Sub Gambar 2.1. Model Transparent Box (Sumber : Cross, N) Setting Requirements Metode yang dipakai pada tahap ini adalah The Performance spesification Methods. Metode ini betujuan membantu menemukan masalah perancangan. langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut : a. Menimbang perbedaan tingkatan umum penyelesaian yangdapat diterima. Misalnya ada beberapa pilihan alternatif produk, tipe produk dan ciri-ciri produk.

36 19 b. Menentukan tingkatan umum yang nantinya akan dioperasikan. Keputusan ini biasanya dibuat oleh konsumen. Tingkatan umum yang lebih tinggi memberikan kebebasan yang lebih untuk perancangan. c. Mengidentifikasikan atribut yang dibutuhkan.atribut harus dinyatakan secara bebas untuk solusi tertentu. d. Menyebutkan persyaratan yang diperlukan atribut dengan tepat dan teliti.bila dimungkinkan, spesifikasi harus dalam bentuk kuantitatif dan mengidentifikasikan jarak antar batas Determining Characteristics 1. Pengertian Antropometri Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Antropometri adalah studi tentang dimensi tubuh manusia ( Pulat,1992 ). Namun demikian pelopor bidang keilmuan ini sebenarnya adalah Quetlet seorang ahli matematika berkebangsaan Belgia, yang pada tahun 1870 memperkenalkan karyanya yang berjudul Anthropometrie. Beliau tidak hanya disebut sebagai penemu atau pencetus ilmu tersebut, namun juga merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan istilah anthropometri. Sebenarnya, permulaan pemanfaatan athropologi secara fisik dapat ditelusuri hingga pada akhir abad ke- 18 serta digunakannya anthropometri untuk perbandingan antar ras pertama kali dikembangkan oleh Linne, Buffon dan White. Anthropometri merupakan suatu ilmu yang secara khusus

37 20 mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya ( Panero dan Zelnik, 2003 ) Data anthropometri yang ada dibedakan menjadi dua kategori, antara lain (Pullat, 1992) : a. Pengukuran dimensi struktur tubuh ( structural body dimensions ) Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tegak). Istilah lain dari pengukuran ini dikenal dengan static anthropometry. Dimensi tubuh yang diukur dalam posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri/duduk, panjang lengan dan sebagainya. b. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimensions) Di sini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Hak pokok yang ditekankan dalam pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapat ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan gerakan tertentu. Berbeda dengan cara pengukuran yang pertama yang mengukur tubuh dalam posisi tetap, maka cara pengukuran kali ini dilakukan pada saat tubuh melakukan gerakan gerakan kerja atau dalam posisi yang dinamis. Cara pengukuran ini

38 21 akan menghasilkan Dynamic anthropometry (Wignjosoebroto, 1995). 2. Pengukuran Anthropometri Pengukuran anthropometri pada hakekatnya adalah pengukuran jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang ditentukan terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan dalam perancangan fasilitas kerja (alat bantu), dimana jarak tersebut merupakan merupakan garis penghubung terpendek dipermukaan kulit atau lebih. Pada umumnya, manusia berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Dimensi tubuh manusia itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil. Adapun faktor-faktor tersebut adalah (Nurmianto, 2004) : a. Umur Ukuran tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar dari saat lahir seiring dengan bertambahnya umur. Laki-laki akan tumbuh dan terus berkembang sampai sekitar usia 20 tahun dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang atau mengalami penyusutan setelah 60 tahun akibat berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs). b. Jenis kelamin

39 22 Ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita secara distribusi statistik. Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan wanita, kecuali pada bagian dada dan pinggul. c. Rumpun dan Suku Bangsa Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya. d. Sosio ekonomi Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang. e. Posisi Tubuh (Posture) Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh, oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survey pengukuran. Berikut ini adalah 2 cara pengukuran : a. Pengukuran dimensi struktur tubuh Dimensi tubuh yang diukur dengan posisis tetap anatara lain meliputi berat badan, tinggi badan, ukuran kepala, panjang lengan dan sebagainya. Ukuran dalam hal ini dengan percentile tertentu seperti 5-th dan 95-th percentile. b. Pengukuran dimensi fungsional tubuh

40 23 Disini pengukuran dilakukan saat tubuh melakukan gerakangerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan. 3. Prinsip Perancangan Produk Dengan Ukuran Rata-Rata Terdapat dua pilihan dalam merancang sistem kerja berdasarkan data anthropometri, yaitu : 1. Sesuai dengan tubuh pekerja yang bersangkutan (perancangan individual), yang terbaik secara ergonomi. 2. Sesuai dengan populasi pemakai/pekerja. Sedangkan perancangan untuk populasi sendiri memiliki tiga pilihan yaitu : 1. Design for extreme individuals 2. Design for adjustable range 3. Design foraverage Pada perancangan yang sesuai dengan populasi pemakai/pekerja, dimana biasanya produk dirancang dan dibuat untuk mereka yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan bagi mereka yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri. Konsep percentile banyak digunakan untuk memudahkan dalam merancang. Penggunaan konsep percentile ditunjukkan untuk memberi aspek keamanan dan kenyamanan serta nilai fungsi yang tinggi dengan biaya rendah bagi manusia di dalam alat atau sistem kerja yang dirancang.

41 24 4. Data Anthropometri Untuk Perancangan Fasilitas Kerja Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses perancangan fasilitas kerja (alat bantu) adalah merupakan faktor penting dalam menunjang peningkatan efisiensi kerja. Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang fasilitas kerja pada jaman sekarang ini adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri lagi. Hal tersebut tidak lepas dari pembahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh operator atau pekerja maupun penerapan data-data anthropometrinya terhadap rancangan fasilitas kerja yang akan digunakan. Data anthropometri dapat dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi ukuran produk yang akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia akan memakainya. Data anthropometri juga merupakan pedoman dalam perancangan produk atau fasilitas kerja, sehingga dapat menyesuaikan ukuran-ukuran postur tubuh dengan produk atau fasilitas kerja. Disamping itu, perancangan yang optimum dari suatu faslitas kerja yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor ukuran tubuh manusia baik dalam posisi statis maupun dinamis. Data anthropometri sendiri digunakan untuk merancang suatu produk atau fasilitas, data tersebut harus representative terhadap populasi yang menggunakannya. Jika suatu produk dirancang untuk kelompok tertentu data yang digunakan harus

42 25 spesifik untuk suatu kelompok dalam suatu negara atau kebudayaan yang dimaksud. Tidak ada prosedur baku yang harus diikuti dalam aplikasi data anthropometri untuk suatu perancangan tertentu, karena dengan adanya keragaman kondisi yang terlibat dan tipe individu yang akan menggunakan fasilitas tersebut. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam perancangan produk atau fasilitas kerja menggunakan data anthropometri adalah sebagai berikut : 1. Prinsip perancangan fasilitas atau produk dengan nilai minimum dan maksimum. 2. Perancangan fasilitas atau produk yang dapat disesuaikan. 3. Perancangan fasilitas atau produk berdasarkan rata-rata pemakainya. Gambar 2.2 akan memberikan informasi tentang berbagai macam anggota tubuh yang perlu diukur. Beberapa dimensi statis tubuh yang digunakan untuk perancangan ditunjukkan pada Tabel 2.3

43 26 Gambar 2.2 Data Anthropometri yang Diperlukan Untuk Perancangan Produk Sumber data : Nurmianto, 2004 Keterangan : 1 = Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung kepala) 2 = Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak 3 = Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak 4 = Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus) 5 = Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan) 6 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat sampai dengan kepala) 7 = Tinggi mata dalam posisi duduk 8 = Tinggi bahu dalam posisi duduk 9 = Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus) 10 = Tebal atau lebar paha 11 = Panjang paha yang diukur dari pantat sampai ujung lutut 12 = Panjang paha yang diukur dari pantat sampai bagian belakang dari lutut/betis 13 = Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri maupun duduk 14 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai paha 15 = Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri maupun duduk)

44 27 16 = Lebar pinggul/pantat 17 = Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak dalam gambar) 18 = Lebar perut 19 = Panjang siku yang diukur dari siku sampai dena ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus 20 = Lebar kepala 21 = Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari 22 = Lebar telapak tangan 23 = Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kirikanan (tidak ditunjukkan dalam gambar) 24 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai telapak tangan yang terjangkau luruskeatas (vertikal) 25 = Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan. PEDOMAN PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI A. Pengukuran Antropometri Statis/Dimensi Tubuh Tabel 2.3. Posisi: Berdiri No. Data Yang Diukur Cara Pengukuran 1. Tinggi badan tegak Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas. Sementara subjek berdiri tegak dengan mata memandang lurus ke depan.

45 28 2. Tinggi mata berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek berdiri tegak dan memandang lurus ke depan. 3. Tinggi bahu berdiri 4. Tinggi siku berdiri 5. Tinggi pinggang berdiri 6. Tinggi lutut berdiri 7. Jangkauan tangan ke atas 8. Panjang lengan bawah 9. Berat badan Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri tegak. Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah. Subjek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung secara wajar. Ukur jarak vertikal lantai sampai pinggang pada saat subjek berdiri tegak. Ukur jarak vertikal lantai sampai lutut pada saat subjek berdiri tegak. Tangan menjangkau ke atas setinggi-tingginya. Ukur jarak vertikal lantai sampai ujung jari tengah pada saat subjek berdiri tegak. Subjek berdiri tegak, tangan disamping, ukur jarak dari siku sampai pergelangan tangan. Menimbang dengan posisi normal di atas timbangan. Tabel 2.4. Posisi: Berdiri dengan tangan lurus ke depan No. Data Yang Diukur Cara Pengukuran Ukur jarak horizontal dari punggung sampai 1. ujung jari tengah. Subjek berdiri tegak dengan Jangkauan tangan ke betis, pantat dan punggung merapat ke depan dinding, tangan direntangkan secara horizontal ke depan

46 29 Tabel 2.5. Posisi: Berdiri dengan kedua tangan direntangkan No. Data Yang Diukur Cara Pengukuran 1. Rentangan tangan Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri sampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horizontal ke samping sejauh mungkin.

47 30 Tabel 2.6 Anthropometri Masyarakat Indonesia Sumber : Nurmianto, 2004

48 Generating Alternatives Pada tahap ini mulai dicari solusi-solusi yang mungkin. Metode yang bias dipakai adalah Morphological Chart Method. Morphological Chart ini berguna untuk memperluas daerah pencarian solusi baru yang potensial dalam pengembangan alternatif (Diana, 2007). Tujuan dari pembangkitan alteratif adalah untuk membangkitkan solusi-solusi rancangan alternatife atau memperluas ruang pencarian terhadap solusisolusi baru yang potensial. Kombinasi yang berbeda dari sub solusi dapat dipilih dari morphological chart, dan diharapkan dapat memunculkan solusi baru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya. Langkah-lagkah dalam pembuatan peta morphologi (Morphology Chart) adalah sebagai berikut : a. Membuat daftar fitur atau fungsi yang penting bagi produk. b. Membuat daftr cara-cara untuk mencapai fitur atau fungsi tersebut. c. Menggambarkan bagan yang memuat semua sub solusi yang memungkinkan. d. Mengidentifikasi kombinai sub solusi yang memungkinkan Evaluating Alternatives Dalam evaluasi alternative ini nantinya akan terpilih alternatif terbaik dari kombinasi-kombinasi alternative yang ada. Metode yang digunakan adalah metode weight objectives (pembobotan obyektif ). Metode Morphological Chart Method menyediakan perlatan untuk

49 32 memperkirakan dan membandingkan alteratif perancangan yang menggunakan perbedaan pembobotan obyektif. Tujuan dari metode ini untuk mengambil suatu keputusan alternatif dalam pengembangan alternatif-alternatif yang sudah ada. Pemilihan dilakukan berdasarkan jumlah dari score dikalikan bobot yang menghasilkan angka terbesar. Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam pengerjaan metode weight objectives : a. Membuat daftar tujuan perancangan. Pohon objektif dapat juga sebagai tambahn berguna untuk metode ini. b. Mengurutkan tingkatan tujuan. Perbandingan dapat membantu menyusun urutan tingkatan. c. Menentukan pembobotan relatif tujuan. d. Menyusun nilai kegunaan untuk setiap tujuan. e. Menghitung dan membandingkan nilai kegunaan relative perancangan alternatif. Skala yang biasa digunakan adalah skala 5 titik (0 4), skala 9 titik (0 8) dan skala 11 titik (0-10) dengan penilaian dari paling buruk ke paling baik. Tabel berikut menampilkan performansi skala untuk 11 titik dan 5 titik.

50 33 Tabel 2.7 Performansi skala untuk 11 titik dan 5 titik. Sumber : Croos, N., Product Improvement (Penyempurnaan Produk) Pada tahapan ini dilakukan penyempurnaan dari produk hasil rancangan.penyempurnaan produk dapat dilakukan dengan melihat segi kenyamanan maupun keindahan (estetika) produk. Penyempurnaan produk dapat dilakukan setelah produk tersebut diujicobakan terhadap konsumen (pengguna produk). 2.8 Ergonomi Pengertian dan ruang lingkup ergonomi Dalam suatu sistem kerja, manusia berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana, dan pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar diperoleh hasil kerja yang baik atau memuaskan. Ilmu

51 34 yang mempelajari manusia beserta perilakunya didalam sistem kerja disebut ergonomi (Sutalaksana, 1979). Ergonomi ialah ilmu yang sistematis dalam memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja. Dengan Ergonomi diharapkan penggunaan proyek fisik dan fasilitas dapat lebih efektif serta memberikan kepuasan kerja (Sutalaksana 1979). Berdasarkan asal istilah tersebut maka dapat dikatakan bahwa ergonomi adalah suatu disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan(nurmianto,2004). Dengan adanya kenyataan tersebut maka dapat diuraikan tentang ruang lingkup ilmu ergonomi berdasarkan perbedaan permasalahan dan aplikasinya secara spesifik, yaitu: a. Biomekanika b. Antropometri c. Fisiologi kerja d.kesehatan kerja e. Manajemen f.hubungan pekerja Ergonomi yang merupakan ilmu perancangan berbasis manusia ( Human Centered Design) dirasakan menjadi semakin penting hingga saat ini. Hal ini disebabkan karena : 1. Manusia sebagai sumber daya utama dalam sebuah sistem.

52 35 2. Adanya regulasi nasional maupun internasional mengenai sistem kerja dimana manusia terlibat di dalamnya. 3. Para pekerja adalah human being. Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah ( Tarwaka, 2004 ) : 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional antaraberbagai aspek yaitu aspek tenis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehiongga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. Dalam penerapan ergonomi diperlukan informasi yang lengkap mengenai kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya. Salah satu usaha untuk mendapatkan informasi ini telah banyak dilakukan penelitian-penelitian. Penelitian tersebut terdiri dari (Sutalaksana, 1997) : 1. Penelitian tentang display Yang dimaksud dengan penelitian display adalah bagian dari lingkungan yang mengkomunikasikan keadaannya kepada manusia. Contohnya, jika kita ingin mengetahui berapa suhu ruangan saat ini,

53 36 maka dengan melihat pengukur suhu ruangan yang diwakili dengan tinggi air raksa pada skala tertentu, informasi suhu ruangan dapat diketahui. 2. Penelitian mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya. Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia pada saat bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktivitas tersebut. Penyelidikan ini banyak berhubungan dengan biomekanik. 3. Penelitian mengenai tempat kerja Dalam hal ini diteliti tentang aktifitas manusia ketika bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut agar diperoleh aktivitas kerja yang optimal.karena kemampuan manusia yang terbatas, maka ukuran tempat kerja tersebut harus sesuai dengan dimensi tubuh manusia. Hali ini berhubungan dengan data anthropometri. 4. Penelitian mengenai lingkungan fisik Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah meliputi ruangan dan fasilitas-fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia, serta kondisi lingkungan kerja, yang kedua-keduanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia. Ada 5 masalah pokok dalam ergonomi sehubungan dengan keterbatasan manusia, yaitu (Pulat, 1992):

54 37 a. Anthropometric Anthropometric berhubungan dengan pengukuran dimensidimensi linier tubuh manusia. Permasalahan yang sering ditemui adalah ketidaksesuaian dimensi tubuh manusia dengan rancangan produk dan area kerja. Solusinya adalah merancang suatu area kerja dan produk tersebut dengan penyesuaian terhadap informasi yang diperoleh dari ata anthropometri. b. Cognitive Permasalahan cognitive yang timbul berhubungan dengan terjadinya kekurangan atau berlebihnya informasi yang dibutuhkan selama pemrosesannya. c. Musculoskeletal Sistem Musculoskeletal terdiri dari otot, tulang dan jaringan penghubung. Timbulnya ketegangan pada otot atau rasa sakit pada tulang adalah akibat dari aktivitas fisik manusia. Hal ini membuat sistem kerja harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia atau mengadakan alat bantu untuk mempermudah pekerjaan. d. Cardiovascular Permasalahan cardiovascular terletak pada sistem peredaran darah, yaitu jantung. Dalam menjalankan aktivitas fisik, otot memerlukan oksigen yang lebih banyak, maka jantung memompakan darah ke otot untuk memenuhi kebutuhan oksigen.

55 38 e. Psychomotor Psychomotor berkaitan dengan fungsi sensorik manusia (panca indera). Fungsi sensorik ini dipengaruhi oleh rangsangan eksternal seperti informasi berupa bunyi bunyian atau cahaya. Dengan adanya kelima masalah pokok tersebut, maka sistem kerja harus dirancang untuk menghasilkan kenyamanan yang maksimum bagi manusia.

56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Penelitian ini berusah untuk mengidentifikasi pola desain meja multifungsi sesuai dengan keinginan costumer berdasarkan metode rasional. 3.2 Ruang Lingkup Penelitian Ruang linkgup penelitian ditujukan pada suatu obyek yaitu custumer yang menggunakan meja multifungsi pada penelitian ini obyek yang diambil yaitu anggota rumah tangga masyarakat urban dan masyarakat kelas menengah ke bawah di kota semarang. 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tergantung. Variabel tergantung yang digunakan adalah pola desain meja multifungsi. Menurut Karl T. Ulrich et al (2001), variabel yang digunakan dalam desain suatu produk adalah : 1. Daya Tahan 2. Estetik 3. Ergonomis 4. Fungsional 5. Kenyamanan 6. Biaya/harga 39

57 Alat Penelitian Alat yang digunakan penelitian ini adalah : 1. Kuisioner 2. Meja multifungsi untuk mengukur tingkat kepentingan konsumen 3. Alat tulis 4. Komputer atau laptop untuk mengerjakan atau mengolah data pada peneliian. 3.5 Alur Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik, melalui bukubuku panduan maupun studi lapangan, melakukan penelitian berdasarkan data yang ada sampai dengan penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti (Ahmad Rosid, 2009). Adapun alur penelitian dapat ditunjukkan seperti Gambar 3.1.

58 41 Mulai Survei Awal Perumusan Penetapan Tujuan Pengumpulan Riset Penelitian - Data anthropometri a. tinggi lutut b. lipat lutut punggung c.tinggi duduk d. lipat lutut telapak kaki e. Panjang lengan bawah dan lengan - Kuisioner untuk mengetahui tingkat kebutuhan konsumen Valid? Reable? Tidak Ya A

59 42 A Pengolahan Data - Perhitungan persentil - Korelasi data anthropometri Perancangan Alat Bantu 1. Tahap clarifying objectives 2. Tahap establishing function 3. Tahap setting requirement 4. Tahap determining characteristics 5. Tahap generating alternatives 6. Tahap Evaluating alternatives 7. Tahap Improving details Hasil Analisa Kesimpulan & saran Selesai Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Sumber : Data yang diolah 3.6 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan sumber data guna mendukung penelitian ini adalah : 1. Riset Pustaka ( Studi Literatur)

60 43 Studi literatur dilakukan untuk mencari metode-metode yang digunakan untuk membantu mengolah data dan memecahkan masalah yang dihadapi. Studi literatur didapat dari berbagai literatur yang ada seperti bukubuku referensi, jurnal, internet dan media lainnya yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat mendukung dalam penyusunan laporan penelitian ini. Referensi - referensi tersebut yang digunakan sebagai acuan untuk menyusun landasan teori sesuai dengan masalah yang diteliti. 2. Riset Lapangan (Field Research) Metode pengumpulan data ini dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung di lapangan dengan cara : a. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi tempat penelitian yang sebenarnya yaitu Kontrakan atau masyarakat kelas menengah ke bawah terletak di Kota Semarang. b. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui secara langsung dari subyek penelitian dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan masyarakat urban di kota semarang. Hal ini dilakukan karena menyangkut pelaku proses penelitian dan hal yang akan dijadikan sebagai landasan penelitian. c. Kuisioner dengan penerapan ergonomi. Cara ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan tertulis kepada responden dalam bentuk angket dengan pilihan jawaban yang tiap poin

61 44 angka mempunyai beberapa arti tingkat kepentingan yang berbeda yang berhubungan dengan obyek yang diteliti. Kuisioner ergonomi ini berisikan variabel variabel dengan atribut atribut didalamnya yang berisi hal-hal yang tentang pemenuhan keinginan, kepraktisan, harapan dan kepuasaan Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan software SPSS. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi artinya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil relatif yang sama, jika aspek yang diukur dalam diri subyek masih belum berubah. Pengertian relatif menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil pengukuran. Bila perbedaan itu besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran itu tidak dapat dipercaya atau tidak reliabel. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan nilai yang mendekati angka 1. Secara umum

62 45 reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika nilainya 0,7 (pada output SPSS) Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai atau ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Sisi lain yang berkaitan dengan validitas adalah masalah kecermatan. Suatu tes yang validitasnya tinggi selain dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan yang tinggi. Artinya kecermatan dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya. Validitas pengukuran dalam ilmu sosial dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal menunjukkan kemampuan pengukuran untuk diterapkan secara umum pada berbagai obyek, tempat, dan waktu pengukuran. Sedangkan validitas internal berkaitan dengan kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang ingin kita ukur. Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan

63 46 dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan skor atau nilai suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama. Macam validitas umumnya digambarkan dalam 3 kategori besar, yaitu validitas isi ( content validity), validitas berdasarkan kriteria ( criterion-related validity), dan validitas konstruk. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS Variabel Penelitian Menurut Nazir (1999), variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Tabel 3.1 Variabel Penelitian VARIABEL NOMOR PERTANYAAN INDIKATOR JUMLAH ITEM - Ringan - Mudah dibersihkan - Dapat dilepas dan dipasang Fungsional Mampu menahan beban - Hemat tempat - Fleksibilitas produk dalam penyimpanan - Fleksibilitas produk dalam penggunaan 7

64 47 Daur hidup 8 11 Ekonomi 12, 13 Ergonomis 14, 15 Estetika 16, 17 Keamanan 18 - Awet - Tidak mudah keropos - Ketahanan terhadap suhu ruangan - Tahan terhadap benturan - Harga terjangkau - Bersaing dengan produk lain - Mudah dan nyaman digunakan - Mudah dipindahkan - Bentuk menarik - Variasi tekstur halus - Tidak ada bagian produk yang berbahaya Sumber : Data yang diolah Hasil Interpretasi Kebutuhan Perkembangan dalam pengolahan data harus terus ditingkatkan sehingga didapatkannya hasil interpretasi kebutuhan akan produk meja multi fungsi sebagai berikut:

65 48 Tabel 3.2 Hasil Interpretasi Kebutuhan No Hasil Interpretasi Kebutuhan 1 Ringan 2 Mudah di bersihkan 3 Dapat dilepas dan dipasang 4 Mampu menahan beban 5 Hemat tempat 6 Awet 7 Tidak mudah keropos 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 9 Harga terjangkau 10 Bersaing dengan produk lain 11 Mudah dan nyaman digunakan 12 Mudah dipindahkan 13 Bentuk menarik 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya Sumber : Data yang diolah 3.7 Populasi dan sampel Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Arikuntoro,2006:80). Dalam penelitian ini

66 49 yang menjadi populasinya adalah masyarakat urban di Kota Semarang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Arikuntoro,2006:81) Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, dinamakan sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikuntoro, 2002:109). Dalam pengambilan sampel, Suharsini Arikunto memberikan pedoman bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara % atau % atau lebih (Arikuntoro, 2002:112). Dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan tertentu. Biasanya, dilakukan dengan beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini diperoleh 30 responden dari 32 jumlah populasi. Dengan rumus sebagai berikut. Rumus Sample Populasi: n = N/N(d) n = sampel, N = populasi, d = nilai presisi 95% atau sig. = 0, Alat-alat Pengumpulan Data Adapun alat - alat yang digunakan dalam pengumpulan data untuk adalah 1. Kuisioner dengan penerapan ergonomi.

67 50 Kuisioner ini berisi jenis jenis pertanyaan tentang variabel variabel yang berisi atribut atribut didalamnya, yang mencakup beberapa kebutuhan serta beberapa kepentingan masyarakat urban dan masyarakat kelas menengah ke bawah sehubungan dengan perancangan perabot multifungsi terhadap tingkat kepentingan. 2. Alat ukur postrur tubuh manusia (alat ukur Anthropometri) yang digunakan untuk mengukur dimensi/ ukuran anthropometri manusia. 3. Kalkulator digunakan untuk perhitungan analisis dan hasil pada kuesioner. 3.9 Pengolahan Data Prosedur pengolahan data dapet dijabarkan sebagai berikut : 1. Pengolahan Kuisioner Data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis beberapa keluhan dan keinginan subyek subyek penelitian, sesuai dengan hasil penyebaran kuisioner kepada masyarakat urban dan masyarakat kelas menengah ke bawah dengan pemberian point 1 sampai dengan 5 sebagai bobot nilai atas tingkat kebutuhan custemers dan tingkat kepentingan serta kepuasan custemers terhadap produk perabot multifungsi yang dirancang dan dianalisa dengan menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut : a. Bobot nilai 1 = Sangat Tidak Penting ( STP ) / Sangat Tidak Baik b. Bobot nilai 2 = Tidak Penting ( TP ) / Tidak Baik

68 51 c. Bobot nilai 3 = Cukup Penting ( CP ) / Cukup Baik d. Bobot nilai 4 = Penting ( P ) / Baik e. Bobot nilai 5 = Sangat Penting ( SP ) / Sangat Baik 2. Pengolahan data anthropometri Pengolahan data mentah yang sudah didapatkan diuji terlebih dahulu dengan menggunakan metode statistik sederhana yaitu : a. Keseragaman data. b. Uji kecukupan data. c. Persentil Hal tersebut dilakukan agar data yang diperoleh bersifat representatif, artinya data tersebut dapat mewakili populasi yang diharapkan Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan software SPSS. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi artinya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil relatif yang sama, jika aspek yang diukur dalam diri subyek masih belum berubah. Pengertian relatif menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil

69 52 diantara hasil pengukuran. Bila perbedaan itu besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran itu tidak dapat dipercaya atau tidak reliabel. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan nilai yang mendekati angka 1. Secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika nilainya >= 0,7 (pada output SPSS) Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai atau ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Sisi lain yang berkaitan dengan validitas adalah masalah kecermatan. Suatu tes yang validitasnya tinggi selain dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan yang tinggi. Artinya kecermatan dalam mendeteksi perbedaanperbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya. Validitas pengukuran dalam ilmu sosial dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal menunjukkan kemampuan pengukuran untuk

70 53 diterapkan secara umum pada berbagai obyek, tempat, dan waktu pengukuran. Sedangkan validitas internal berkaitan dengan kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang ingin kita ukur. Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan skor atau nilai suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama. Macam validitas umumnya digambarkan dalam 3 kategori besar, yaitu validitas isi ( content validity), validitas berdasarkan kriteria ( criterion-related validity), dan validitas konstruk. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS Variabel Penelitian Menurut Nazir (1999), variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Tabel 3.3 Variabel Penelitian Yang Digunakan VARIABEL NOMOR PERTANYAAN INDIKATOR JUMLAH ITEM Fungsional Ringan - Mudah dibersihkan 5

71 54 - Dapat dilepas dan dipasang - Mampu menahan beban - Hemat tempat Daur hidup Awet - Tidak mudah keropos - Ketahanan terhadap suhu ruangan 3 Ekonomi 9, 10 Ergonomis 11, 12 Estetika 13 - Harga terjangkau - Bersaing dengan produk lain - Mudah dan nyaman digunakan - Mudah dipindahkan - Bentuk menarik Keamanan 14 - Tidak ada bagian produk yang berbahaya Sumber : Data yang diolah 1

72 Hasil Interpretasi Kebutuhan Perkembangan dalam pengolahan data harus terus ditingkatkan sehingga didapatkannya hasil interpretasi kebutuhan akan produk meja multifungsi sebagai berikut Tabel 3.4 Hasil Interpretasi Kebutuhan Yang Digunakan No Hasil Interpretasi Kebutuhan 1 Ringan 2 Mudah di bersihkan 3 Dapat dilepas dan dipasang 4 Mampu menahan beban 5 Hemat tempat 6 Awet 7 Tidak mudah keropos 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 9 Harga terjangkau 10 Bersaing dengan produk lain 11 Mudah dan nyaman digunakan 12 Mudah dipindahkan 13 Bentuk menarik 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya Sumber : Data yang diolah

73 Analisa dan Pembahasan Metode Perancangan Metode perancangan adalah setiap prosedur, teknik, bantuan, dan peralatan yang dipakai untuk perancangan. Hal hal tersebut mewakili sejumlah aktivitas tertentu yang mungkin digunakan oleh perancang dan dikombinasikan dalam suatu proses perancangan keseluruhan. Tujuan utama dari metode perancangan adalah untyuk menghadirkan prosedur-prosedur yang masuk akal ke dalam proses perancangan. Metode perancangan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar yaitu metode kreatif dan metode rasional (Cross, 1994). Dalam penelitian ini peneliti memakai metode rasional. Metode rasional menganjurkan suatu pendekatan sistematis dalam perancangan. Metode ini sering memiliki tujuan yang sama dengan metode kreatif, seperti memperluas daerah pencarian untuk mendapatkan solusi potensial, atau memfasilitasi kelompok kerja dan kelompok pengambil keputusan. Jadi tidak sepenuhnya benar bahwa metode rasional merupakan lawan atau kebalikan dari metode kreatif. Beberapa tahapan dalam proses perancangan berdasarkan metode rasional adalah : 1. Clarifying Objectives. 2. Establishing Functions. 3. Setting Requirements. 4. Determining Characteristics. 5. Generating Alternatives.

74 57 6. Evaluating Alternatives. 7. Improving Details.

75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Penelitian Dalam penelitian ini, data diperoleh dari penghuni rumah tangga atau masyarakat urban yang mengontrak rumah, kost, dan penghuni rumah berkonsep minimalis. Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, seperti: wawancara, pengamatan, penyebaran kuisioner, dokumentasi maupun studi pustaka. 4.2 Data Kuisioner Kuisioner ini ditujukan kepada 30 responden berasal dari masyarakat urban modern dan masyarakat kelas menengah ke bawah, masyarakat urban modern adalah anak kos dan kos rumah tangga sedangkan masyarakat kelas menengah ke bawah adalah yang mempunyai ukuran rumah 10m x 8m, kuisioner ini merupakan kuisioner yang dilakukan untuk mengetahui keinginan para penghuni rumah dan masyarakat urban terhadap suatu bentuk meja multifingsi yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen. Kuisioner ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berupa kebutuhan penghuni rumah tangga, bagian kedua berupa tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen atau penghuni rumah tangga tersebut dengan adanya perancangan meja multifungsi ini. 58

76 Hasil Kuisioner Untuk mengetahui ketetapan pengujian suatu hepotesa tentang hubungan variabel penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang akan dipakai dalam pengujian tersebut. Kualitas data yang dimaksud adalah valid dan realiabel, yang diperlihatkan oleh tingginya validitas dan realibilitas hasil ukur suatu tes, validitas dan realibilitas merupakan ciri atau karakter utama instrument ukur yang baik. Suatu instrument ukur yang tidak valid atau tidak realibel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes. 4.4 Tahap Clarifying Objectives Pada tahap clarifying objectives, metode yang digunakan adalah objectives tree, bertujuan untuk menjelaskan tujuan dan sub tujuan dari perancangan, dan hubungan diantara keduanya. Objectives tree untuk rancang bangun meja multifungsi dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.

77 60 Gambar 4.1 Objectives Tree rancang bangun meja multifungsi Sumber : Data yang diolah Tahap Establishing Functions Pada tahap establishing function ini, metode yang digunakan adalah function analysis (analisis fungsi), hal ini bertujuan menentukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan batasan sistem dari perancangan perabot meja multifungsi. Function analysis untuk perancangan meja multifungsi dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini. Meja Black Box Meminimalisir penggunaan tempat atau lahan

78 61 Gambar 4.2 Function Analisis Perancangan Meja multifungsi Sumber : Data yang diolah

79 Tahap Setting Requiements Pada tahap setting requirements ini, metode yang digunakan adalah performance specification (spesifikasi performansi), hal ini bertujuan untuk membuat spesifikasi yang akurat dari kebutuhan pelaksana suatu solusi perancangan perabot meja multifungsi. Performance specification untuk perancangan perabot meja multifungsi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.1 Performance Specification Perancangan Perabot meja multifungsi TUJUAN 1. Tidak terlalu memakan banyak tempat KRITERIA Ukuran perabot tidak terlalu besar 2. Harga terjangkau 3. Modern dan mengikuti perkembangan jaman Material yang digunakan terjangkau Desain minimalis 4. Memiliki dua fungsi yaitu set meja kursi dan buffet Sumber : Data yang diolah Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi Tahap Determining Characteristics Pada tahap determining characteristics ini menggunakan metode analisis ergonomi dan analisis teknik. Tahap ini berisikan penjelasan mengenai

80 63 pemenuhan target yang akan dicapai dari setiap karakteristik produk sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Tabel 4.2 Atribut Kebutuhan Responden No Atribut Ringan Mudah di bersihkan Dapat dilepas dan dipasang Mampu menahan beban Hemat tempat Awet Tidak mudah keropos Ketahanan terhadap suhu ruangan Harga terjangkau Bersaing dengan produk lain Mudah dan nyaman digunakan Mudah dipindahkan Bentuk menarik Tidak ada bagian produk yang berbahaya Sumber : Data yang diolah 4.5 Pengujian Statistik Uji statistik yang dilakukan meliputi uji validitas dan reabilitas dengan menggunakan software SPSS 16.0 for windows.

81 Validitas Pengujian validitas yang dilakukan pada peneliti ini adalah uji validitas konstruk dengan menggunakan korelasi. Pengujian dilakukan dengan membandingkan angka korelasi masing-masing item dengan angka kritis pearson correlation yang diperoleh dari tabel r yang terdapat pada lampiran. a. Hipotesis Ho: skor item berkorelasi positif dengan skor faktor. H 1 : skor item tidak berkorelasi positif dengan skor faktor. b. Menentukan r tabel Nilai r tabel dapat dilihat pada tabel r (terlampir) dengan menggunakan df = n 1 = 30 1 = 29. Nilai r tabel didapat tabel nilai kritis dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% didapatkan hasil sebesar 0,361 (lampiran). c. Mencari r hitung r hitung urut tiap variabel diperoleh dari perhitungan menggunakan Microsoft Excel. Nilai r hitung dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

82 65 No Tabel 4.3 r hitung Atribut Ringan Mudah di bersihkan Dapat dilepas dan dipasang Mampu menahan beban Hemat tempat Awet Tidak mudah keropos Ketahanan terhadap suhu ruangan Harga terjangkau Bersaing dengan produk lain Mudah dan nyaman digunakan Mudah dipindahkan Bentuk menarik Tidak ada bagian produk yang berbahaya r hitung 0,482 0,622 0,515 0,441 0,362 0,590 0,453 0,530 0,371 0,362 0,596 0,435 0,451 0,401 Sumber : Data yang diolah

83 66 Tabel 4.4 Nilai Validitas Item r hitung r tabel Keterangan 1 0,482 0,361 Valid 2 0,622 0,361 Valid 3 0,515 0,361 Valid 4 0,441 0,361 Valid 5 0,362 0,361 Valid 6 0,590 0,361 Valid 7 0,453 0,361 Valid 8 0,530 0,361 Valid 9 0,371 0,361 Valid 10 0,362 0,361 Valid 11 0,596 0,361 Valid 12 0,435 0,361 Valid 13 0,451 0,361 Valid 14 0,401 0,361 Valid Sumber : Data yang diolah d. Keputusan Ho diterima jika r positif dan r hitung > r tabel. Sedangkan Ho ditolak jika r hitung negative, meskipun r

84 67 hitung > r tabel. Dari perhitungan Microsoft Excel diperoleh nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,361) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan delapan belas dari kuisioner ini valid Reliabilitas Sama seperti pengujian validitas, pengujian realibilitas dilakukan dengan membandingkan angka r tabel dengan angka r hitung yang diperoleh dari nilai Cronbach s Alpha. a. Hipotesis Ho : skor item berkorelasi positif dengan komposit faktornya. H 1 : skor item tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya. b. Menentukan r tabel Nilai koefisien korelasi = 0,6 c. Mencari r hitung r hitung untuk setiap variabel diperoleh dari perhitungan SPSS pada tabel Reliability Statistics, yaitu nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,750

85 68 Tabel 4.5 Reliability Statistics Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Sumber : Data yang diolah Pada tiap item pertanyaan r hitung sudah terlihat pada tabel 4.5 pada kolom Cronbach s Alpha. d. Keputusan Jika r alpha positif dan lebih besar dari nilai koefisien korelasi (r alpha r korelasi) maka variabel tersebut realibel. Namun jika r alpha positif dan lebih kecil dari koefisien korelasi (r alpha r korelasi) maka variabel tersebut tidak realibel. Karena r hitung lebih besar dari koefisien korelasi (0,750 0,6) maka semua variabel tersebut realibel. 4.6 Analisa Implementasi QFD Tujuan penyebaran kuisioner produk ini adalah untuk mendapatkan kerangka konsep variabel sesuai jawaban responden. Dari ke 14 variabel valid semua pemilihan mereka terhadap perancang meja multifungsi.

86 69 Persyaratan pengguna merupakan langkah pertama yang harus disusun dalam membangun matriks HOQ. Persyaratan pengguna ini menyusun tembok rumah sebelah kiri. Dari persyaratan pengguna ini dapat diketahui hal-hal apa saja yang diinginkan dan diharapkan oleh para pengguna perancang meja multifungsi. Persyaratan pengguna terdiri dari hal-hal apa saja yang konsumen butuhkan atau harapkan dari sejumlah produk. Identifikasi persyaratan pengguna dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada pengguna perancang meja multi fungsi. Sebelum penyebaran Kuesioner dilakukan terlebih dahulu dilakukan penentuan komponen pada perancang meja multi fungsi. Sebelumnya yang diantisipasi sebagai hal yang diinginkan dan dibutuhkan keberadaanya oleh pengguna berdasarkan pendekatan dimensi kualitas, kemudian baru menyebarkan kuesioner sehingga didapatkan perancang produk yang benar-benar diinginkan oleh pengguna. Setelah persyaratan pengguna didapat, kemudian responden menentukan tingkat kinerja dari persyaratan pengguna tersebut. Variabel kebutuhan konsumen tersebut kemudian disebar dan dicari berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen. Hasil kuesioner setelah disebar kemudian direkap berdasarkan tingkat kepentingan konsumen dan disajikan pada Tabel 4.6 berikut :

87 70 Tabel 4.6 Variabel Kebutuhan No Variabel Kebutuhan Ringan Mudah di bersihkan Dapat dilepas dan dipasang Mampu menahan beban Hemat tempat Awet Tidak mudah keropos Ketahanan terhadap suhu ruangan Harga terjangkau Bersaing dengan produk lain Mudah dan nyaman digunakan Mudah dipindahkan Bentuk menarik Tidak ada bagian produk yang berbahaya Sumber : Data yang diolah 4.7 PENGHITUNGAN KEPENTINGAN DENGAN CARA QFD Tingkat Kepentingan perhitungan pada importance to customer (tingkat kepentingan) pertanyaan nomor 1 sebagai berikut : Untuk menghitung tingkat kepentingan konsumen diperoleh dari : Rumusnya Weighted Average Performance = [ ( Number Of Respondent At Performance Valuei ). I ] ( Total Number of respondent )

88 71 Contoh perhitungan pada weighted average performance (tingkat kepentingan ) pertanyaan nomor 1 sebagai berikut : Tingkat kepuasan Total skor Jumlah responden 123 4,1 30 Hasil kuesioner awal setelah disebar kemudian direkap berdasarkan tingkat kepuasan konsumen dan disajikan pada Tabel 4.7 berikut Tabel 4.7 Rekap Pengukuran Tingkat Kepentingan Responden Pertanyaan Skala Total skor Tingkat kepentingan Ringan ,30 2 Mudah di bersihkan ,37 3 Dapat dilepas dan dipasang ,27 4 Mampu menahan beban ,23 5 Hemat tempat ,37 6 Awet ,53 7 Tidak mudah keropos ,07 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan ,23 9 Harga terjangkau ,97 10 Bersaing dengan produk lain ,10 11 Mudah dan nyaman digunakan ,13 12 Mudah dipindahkan ,00 13 Bentuk menarik ,53 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya ,30 Sumber : Data yang diolah

89 NILAI TARGET ( GOAL ) Nilai target ini ditentukan oleh pihak peneliti untuk mewujudkan tingkat kepentingan yang diinginkan oleh konsumen. Tabel 4.8 Nilai Target ( Goal ) Responden Kebutuhan Konsumen GOL 1 Ringan 3 2 Mudah di bersihkan 3 3 Dapat dilepas dan dipasang 4 4 Mampu menahan beban 4 5 Hemat tempat 4 6 Awet 5 7 Tidak mudah keropos 4 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 4 9 Harga terjangkau 3 10 Bersaing dengan produk lain 4 11 Mudah dan nyaman digunakan 4 12 Mudah dipindahkan 5 13 Bentuk menarik 4 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya 4 Sumber : Data yang diolah RASIO PERBAIKAN ( IMPROVEMENT RATIO ) Dihitung Dengan Rumus Improvement Ratio = Contoh rasio perbaikan Improvement Ratio = Goal Current Statisfaction Performance

90 73 Tabel 4.9 Rasio Perbaikan Responden Pertanyaan Rasio Perbaikan 1 Ringan 0,70 2 Mudah di bersihkan 0,69 3 Dapat dilepas dan dipasang 0,94 4 Mampu menahan beban 0,94 5 Hemat tempat 0,92 6 Awet 1,10 7 Tidak mudah keropos 0,98 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 0,94 9 Harga terjangkau 0,76 10 Bersaing dengan produk lain 0,98 11 Mudah dan nyaman digunakan 0,97 12 Mudah dipindahkan 1,25 13 Bentuk menarik 0,88 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya 0,93 Sumber : Data yang diolah TITIK JUAL ( SALES POINT ) Titik jual adalah kontribusi suatu kebutuhan konsumen terhadap daya jual produk. Untuk penilaian terhadap titik jual terdiri dari Tabel 4.10 Titik Jual ( Sales Point ) Responden Pertanyaan Titik Jual 1 Ringan 1,2 2 Mudah di bersihkan 1 3 Dapat dilepas dan dipasang 1,2 4 Mampu menahan beban 1,5 5 Hemat tempat 1 6 Awet 1,5 7 Tidak mudah keropos 1,5 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 1,2 9 Harga terjangkau 1,5 10 Bersaing dengan produk lain 1,2 11 Mudah dan nyaman digunakan 1,2 12 Mudah dipindahkan 1,5 13 Bentuk menarik 1,5 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya 1 Sumber : Data yang diolah

91 74 Keterangan : 1 = Tidak ada titik jual 1.2 = Titik jual menengah 1.5 = Titik jual kuat RAW WEIGHT Besarnya Nilai Weight Dihitung Dengan Rumus : Raw Weight = ( Importance To Customer ). ( Improvement Ratio ). ( Sales Point ) Raw Weight tingkatkepentingan rasioperbaikan titik jual 4, ,51 Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Raw Weight Responden Pertanyaan Raw Weight 1 Ringan 2,51 2 Mudah di bersihkan 2,06 3 Dapat dilepas dan dipasang 4,50 4 Mampu menahan beban 5,67 5 Hemat tempat 3,66 6 Awet 8,27 7 Tidak mudah keropos 5,90 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 4,54 9 Harga terjangkau 3,40 10 Bersaing dengan produk lain 4,68 11 Mudah dan nyaman digunakan 4,65 12 Mudah dipindahkan 9,38 13 Bentuk menarik 5,29 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya 3,72 Total 68,24 Sumber : Data yang diolah

92 NORMALIZED RAW WEIGHT Dihitung Dengan Rumus : RAW WEIGHT Normalized Raw Weight = RAW WEIGHT 2.51 Contoh Normalized Raw Weight = 6.48 = ,24 Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihatkan pada tabel berikut : Tabel 4.12 Normalized Raw Weight Responden Normalized Raw Pertanyaan Weight 1 Ringan 0,04 2 Mudah di bersihkan 0,03 3 Dapat dilepas dan dipasang 0,07 4 Mampu menahan beban 0,08 5 Hemat tempat 0,05 6 Awet 0,12 7 Tidak mudah keropos 0,09 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 0,07 9 Harga terjangkau 0,05 10 Bersaing dengan produk lain 0,07 11 Mudah dan nyaman digunakan 0,07 12 Mudah dipindahkan 0,14 13 Bentuk menarik 0,08 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya 0,05 Sumber : Data yang diolah

93 PENGHITUNGAN KEPUASAN DENGAN CARA QFD Tingkat Kepuasan Perhitungan pada importance to customer (tingkat kepentingan) pertanyaan nomor 1 sebagai berikut : Untuk menghitung tingkat kepuasan konsumen diperoleh dari : Rumusnya Weighted Average Performance = [ ( Number Of Respondent At Performance Valuei ). I ] ( Total Number of respondent ) Contoh perhitungan pada weighted average performance (tingkat kepuasan) pertanyaan nomor 1 sebagai berikut : Tingkat kepuasan Total skor Jumlah responden 123 4,1 30 Responden Hasil kuesioner awal setelah disebar kemudian direkap berdasarkan tingkat kepuasan konsumen dan disajikan pada Tabel 4.13 berikut : Tabel 4.13 Rekap Pengukuran Tingkat Kepuasan Konsumen Skala Total skor Tingkat kepentingan Pertanyaan Ringan ,10 2 Mudah di bersihkan ,33 3 Dapat dilepas dan dipasang ,30 4 Mampu menahan beban ,27 5 Hemat tempat ,33 6 Awet ,23 7 Tidak mudah keropos ,40 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan ,23 9 Harga terjangkau ,13 10 Bersaing dengan produk lain ,33

94 77 11 Mudah dan nyaman digunakan ,57 12 Mudah dipindahkan ,23 13 Bentuk menarik ,33 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya , Nilai Target (Goal) Nilai target ini ditentukan oleh pihak peneliti untuk mewujudkan tingkat kepuasan yang diinginkan oleh konsumen. Tabel 4.14 Nilai Target ( Goal ) Responden Kebutuhan Konsumen GOL 1 Ringan 4 2 Mudah di bersihkan 3 3 Dapat dilepas dan dipasang 4 4 Mampu menahan beban 5 5 Hemat tempat 4 6 Awet 4 7 Tidak mudah keropos 3 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 4 9 Harga terjangkau 5 10 Bersaing dengan produk lain 4 11 Mudah dan nyaman digunakan 3 12 Mudah dipindahkan 4 13 Bentuk menarik 4 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya 4 Sumber : Data yang diolah

95 RASIO PERBAIKAN ( IMPROVEMENT RATIO ) Dihitung Dengan Rumus Improvement Ratio = Contoh rasio perbaikan Improvement Ratio = Tabel 4.15 Rasio Perbaikan Goal Current Statisfaction Performance Responden Pertanyaan Rasio Perbaikan 1 Ringan 0,98 2 Mudah di bersihkan 0,69 3 Dapat dilepas dan dipasang 0,93 4 Mampu menahan beban 1,17 5 Hemat tempat 0,92 6 Awet 0,94 7 Tidak mudah keropos 0,68 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 0,94 9 Harga terjangkau 1,21 10 Bersaing dengan produk lain 0,92 11 Mudah dan nyaman digunakan 0,66 12 Mudah dipindahkan 0,94 13 Bentuk menarik 0,92 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya 0, TITIK JUAL ( SALES POINT ) Titik jual adalah kontribusi suatu kebutuhan konsumen terhadap daya jual produk. Untuk penilaian terhadap titik jual terdiri dari Tabel 4.16 Titik Jual ( Sales Point ) Responden Pertanyaan Titik Jual 1 Ringan 1,2 2 Mudah di bersihkan 1,5 3 Dapat dilepas dan dipasang 1 4 Mampu menahan beban 1,2 5 Hemat tempat 1,2 6 Awet 1,5

96 79 7 Tidak mudah keropos 1,5 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 1,2 9 Harga terjangkau 1,5 10 Bersaing dengan produk lain 1 11 Mudah dan nyaman digunakan 1 12 Mudah dipindahkan 1,2 13 Bentuk menarik 1,5 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya 1,2 Sumber : Data yang diolah RAW WEIGHT Besarnya Nilai Weight Dihitung Dengan Rumus : Raw Weight = ( Importance To Customer ). ( Improvement Ratio ). ( Sales Point ) Contoh Raw Weight = 4,10 x 0.98 x 1.2 = 4,7 Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.17 Raw Weight Responden Pertanyaan Raw Weight 1 Ringan 4,7 2 Mudah di bersihkan 3,1 3 Dapat dilepas dan dipasang 3,7 4 Mampu menahan beban 7,0 5 Hemat tempat 4,4 6 Awet 5,7 7 Tidak mudah keropos 3,1 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 4,5 9 Harga terjangkau 9,1 10 Bersaing dengan produk lain 3,7 11 Mudah dan nyaman digunakan 2,0

97 80 12 Mudah dipindahkan 4,5 13 Bentuk menarik 5,5 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya 4,6 Total 65,7 Sumber : Data yang diolah NORMALIZED RAW WEIGHT Dihitung Dengan Rumus : Normalized Raw Weight = RAW WEIGHT RAW WEIGHT 4,7 Contoh Normalized Raw Weight = 65,7 = 0.07 Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihatkan pada tabel berikut : Tabel 4.18 Normalized Raw Weight Responden Normalized Pertanyaan Raw Weight 1 Ringan 0,07 2 Mudah di bersihkan 0,05 3 Dapat dilepas dan dipasang 0,06 4 Mampu menahan beban 0,11 5 Hemat tempat 0,07 6 Awet 0,09 7 Tidak mudah keropos 0,05 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan 0,07 9 Harga terjangkau 0,14 10 Bersaing dengan produk lain 0,06 11 Mudah dan nyaman digunakan 0,03 12 Mudah dipindahkan 0,07 13 Bentuk menarik 0,08 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya 0,07 Sumber : Data yang diolah

98 Data Anthropometri Data anthropometri yang dipakai adalah data anthropometri penduduk kecamatan semarang timur sebanyak 31 orang. Dimensi yang dipakai dalam penelitian ini adalah : a. tinggi lutut b. lipat lutut punggung c.tinggi duduk d. lipat lutut telapak kaki e. Panjang lengan bawah dan lengan Berikut ini adalah hasil pengukuran dimensi anthropometri dari 31 responden di kecamatan semarang timur dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.19 Data Anthropometri masyarakat urban dan penghuni rumah minimalis No TL (cm) LLP (cm) TD (cm) LLTK (cm) PLPL (cm)

99 Keterangan : TL LLP TD : tinggi lutut : lipat lutut punggung : Tinggi duduk LLTK : lipat lutut telapak kaki PLPL : Panjang lengan bawah dan lengan Sumber : Data yang diolah 4.10 Analisis Data Anthropometri Uji Kecukupan Data Dalam uji kecukupan data sangat dipengaruhi oleh besarnya tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan. Pengujian kecukupan data ini menggunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan 99%.hal ini menunjukan bahwa penyimpangan maksimum dalam pengukuran yang diperbolehkan sebesar 5% dari nilai yang sebenarnya dan besarnya kemungkinan data terletak pada tingkat ketelitian tersebut adalah 99%. Jadi nilai indeks untuk tingkat kepercayaan (K) 99% adalah 3 dan nilai indeks untuk tingkat ketelitian (S) adalah 0,05. Pengamatan dikatakan cukup apabila N lebih kecil dari N (jumlah pengukuran

100 83 yang telah dilakukan). Hasil uji kecukupan data dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut ini. Tabel 4.20 Hasil Uji Kecukupan Data Anthropometri Dimensi Jumlah Data Anthropometri (N) N Hitung (N ) Keterangan TL 31 3,3 Data cukup LLP 31 6,3 Data cukup TD 31 2,4 Data cukup LLTK 31 4,9 Data cukup PLPL 31 4,7 Data cukup Sumber :Data yang diolah Keterangan ; N = jumlah data pengamatan yang diambil N = Jumlah data pengamatan yang seharusnya di amati Uji Keseragaman Data Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui homogenoitas data yang diambil dalam melakukan perancangan, sehingga dapat dikatakan seragam apabila rata-rata setiap sub group berada didalam batas bawah dan batas atas yang telah dihitung. Hasil uji keseragaman data untuk dimensi anthropometri yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut ini.

101 84 Tabel 4.21 Hasil Uji Keseragaman Data Anthropometri Dimensi Rata-rata BKA BKB Keterangan TL 48,4 52,8 43,9 Seragam LLP 42,7 48,1 37,2 Seragam TD 102,2 110,3 94,1 Seragam LLTK 35,4 39,4 31,4 seragam PLPL 42 46,6 37,4 seragam Sumber : Data yang diolah Nilai Persentil Nilai persentil yang dihitung adalah persentil ke-5, ke-50 dan ke-95. Hasil pengolahan data dalam nilai persentil dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut ini. Tabel 4.22 Hasil Nilai Persentil Dimensi Nilai Persentil (cm) Ke-5 Ke-50 Ke-95 TL 44,7 48,4 52,1 LLP 38,2 42,7 47,2 TD 95,5 102,2 108,9 LLTK 32,1 35,4 38,7 PLPL 38, ,8 Sumber : Data yang diolah

102 Analisis Ergonomi Analisis ergonomi dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang akan digunakan dalam perancangan meja multifungsi. Nilai kelonggaran dibutuhkan untuk memberikan kelonggaran terhadap rancangan yang dibuat. Nilai kelonggaran dapat berupa penambahan atau pengurangan dari ukuran sebenarnya berdasarkan dari hasil perhitungan nilai persentil serta dimensi antrophometri yang digunakan. Analisis ergonomi dapat dilihat pada Tabel 4.23 berikut ini.

103 86 Tabel 4.23 Analisis Ergonomi Anthropometri untuk Perancangan Meja Multifungsi Kegunaan Dimensi Persentil Alasan Persentil Nilai (cm) Nilai Kelonggaran (cm) Alasan kelonggaran Ukuran Perancangan (cm) Tinggi Kaki meja TL P95 Agar dapat mengakomodasi sebagian besar penggunanya. 52,1 +22,9 Untuk mempermudah dalam perancangan alat. 75cm Lebar alas kursi LLP P95 Agar pengguna yang mempunyai badan lebar dapat menggunakan alat dengan nyaman. 47,2 +2,3 Untuk mempermudah dalam perancangan alat. 50cm Tinggi Produk TD P5 Agar pengguna yang memiliki tinggi badan di atas 160cm dapat menggunakan. 95,5-21,5 Untuk mempermudah dalam perancangan alat. 74cm Tinggi kaki kursi LLTK P95 Agar pengguna yang mempunyai jangkauan tinggi lutut tergolong pendek dapat menggunakan alat dengan nyaman. 38,7 +6,3 Untuk mempermudah dalam perancangan alat. 45cm

104 Pembahasan penentuan Dimensi, Persentil, dan Kelonggaran 1. Tinggi Kaki Meja Tinggi produk yang dirancang disesuaikan dengan dimensi anthropometri tinggi bahu berdiri (T L) dengan nilai persentil 95%. Tujuan pemilihan dimensi TL dengan persentil 95% adalah agar pengguna yang mempunyai dimensi TL pendek atau tinggi dapat menggunakan meja multifungsi dengan nyaman. Berdasarkan hasil analisis ergonomi diperoleh ukuran tinggi kaki meja multifungsi yang dirancang 52,1 cm, dibulatkan 75 cm untuk menyesuaikan tinngi produk 2. Lebar Produk Lebar produk yang dirancang disesuaikan dengan dimensi anthropometri lipat lutut punggung (LLP) dengan nilai persentil 95%. Tujuan pemilihan dimensi LLP dengan persentil 95% adalah agar pengguna yang mempunyai dimensi LLP lebih lebar dapat menggunakan meja multifungsi lebih nyaman. Berdasarkan hasil analisis ergonomi diperoleh ukuran lebar meja multifungsi yang dirancang 47,7cm. Allowance yang diberikan sebesar +2,3cm dengan pertimbangan pengguna yang lebar paha lebih besar, sehingga ukuran yang dirancang adalah 50 cm.

105 88 3. Tinggi Produk Tinggi produk yang dirancang disesuaikan dengan dimensi anthropometri tinggi duduk (TD) dengan persentil 5%. Tujuan pemilihan dimensi TD dengan persentil 5% adalah Agar pengguna yang memiliki tinggi badan di bawah 160 cm dapat menggunakan. alat lebih nyaman. Berdasarkan hasil analisis ergonomi yang dirancang adalah 95,5 cm, dibulatkan menjadi 74 cm. 4. Tinggi Kaki Kursi Tinggi kaki kursi yang dirancang disesuaikan dengan dimensi anthropometri lipat lutut telapak kaki (LLTK) dengan persentil 95%. Tujuan pemilihan dimensi LLTK dengan persentil 95% adalah Agar pengguna yang mempunyai jangkauan tinggi lutut tergolong pendek dapat menggunakan alat dengan nyaman.. Berdasarkan hasil analisis ergonomi yang dirancang adalah 38.7 cm, dibulatkan menjadi 45 cm Tahap Generating Alternatives Pada tahap generating alternatives ini, metode yang digunakan adalah morphogy chart (peta morfologi), bertujuan untuk membangkitkan range lengkap dari solusi-solusi perancangan alternatife dan memperluas pencarian terhadap solusi baru yang potensial. Morphology chart untuk perancangan alat meja multifungsi dapat dilihat pada Tabel 4.24 berikut ini.

106 89 Tabel 4.24 Morphology Chart Perancangan Perabot Meja Multifungsi Atribut Alternatif Alas meja multipek Papan mdf Papan partikel Rak meja multipek Papan mdf Papan partikel Kursi multipek Papan mdf Rak kursi multipek Papan mdf Tahap Evaluating Alternatives Pada tahap evaluating alternatives ini metode yang digunakan adalah metode weighted objectives yang berisi penjelasan mengenai pembandingan nilai guna alternatif usulan perancangan alat meja multifungsi. Metode ini terdiri dari beberapa tahap yaitu : a. Screening Screening bertujuan untuk mengurangi jumlah alternative perancangan. Alternatif perancangan yang diperoleh pada tahap Generating Alternatives sebanyak 36 alternatif. Alternatif yang dihasilkan terlalu banyak sehingga perlu dilakukan eliminasi atau pengurangan terhadap alternatif-alternatif tersebut. Hasil screening morphology chart dapat dilihat pada Tabel 4.25 berikut ini. Tabel 4.25 Hasil Screening Morphology Chart Perancangan Alat Meja multifungsi Atribut Alternatif 1 2 Alas meja Multiplek Papan mdf Rak meja Multiplek Papan mdf Kursi Multiplek Papan mdf Rak kursi Multiplek Papan mdf Sumber : Data yang diolah

107 90 Keterangan : 1. Alas meja : papan partikel Pertimbangan dihilangkanya alternatif ini karena dari segi kekerasan papan partikel lebih lunak dibandingkan multiplek dan papan mdf. 2. Rak meja : papan partikel Pertimbangan dihilangkanya alternatif ini karena dari segi kekerasan papan partikel lebih lunak dibandingkan multiplek dan papan mdf. Setelah melalui tahap eliminasi di atas, maka kombinasi alternatif yang terbentuk untuk kemudian dilanjutkan analisis weighted objective adalah 2x2x2x2 = 16. Berikut adalah pembangkitkan alternatif ke-16 alternatif perancangan yang dapat dilihat pada Tabel 4.26 dibawah ini

108 91 Atribut Tabel 4.26 Pembangkitan Alternatif Perancangan Perabot Meja Multifungsi Alternatif Alas meja Papan mdf Multiplek Multiplek Multiplek Multiplek Papan mdf Papan mdf Papan mdf Rak meja Papan mdf Multiplek Papan mdf Multiplek Multiplek Multiplek Papan mdf Papan mdf Kursi Papan mdf Multiplek Papan mdf Papan mdf Multiplek Multiplek Multiplek Papan mdf Rak kursi Papan mdf Multiplek Papan mdf Papan mdf Papan mdf Multiplek Multiplek Multiplek Atribut Alternatif Alas meja Papan mdf Papan mdf Papan mdf Multiplek Papan mdf Multiplek Multiplek Multiplek Rak meja Multiplek Papan mdf Multiplek Papan mdf Multiplek Papan mdf Multiplek Papan mdf Kursi Multiplek Multiplek Papan mdf Multiplek Papan mdf Multiplek Papan mdf Papan mdf Rak kursi Papan mdf Papan mdf Multiplek Papan mdf Papan mdf Multiplek Multiplek Multiplek

109 92 b. Pembobotan Pemberian nilai bobot dalam hal ini didasarkan pada nilai rata-rata hasil prefensi responden terhadap masing kriteria pada kuisioner penelitian. Kriteria dengan nilai rata-rata terbesar akan mendapatkan rangkaing tertinggiserta memiliki bobot terbesar dan kriteria dengan nilai rata-rata terkecil akan mendapatkan rangking terendah serta memiliki bobot terkecil. Tabel 4.27 Kriteria yang terpilih No. Kriteria Ratarata Ranking Nilai Bobot 1 Ukuran perabot tidak terlalu besar 3, ,2 2 Material yang digunakan terjangkau 4, ,3 3 Desain minimalis 3, ,1 4 Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi 4, ,4 c. Penilaian Total Sumber : Data yang diolah Pemilihan salah satu alternatif diantara 16 alternatif usulan perancangan perabot meja multifungsi akan dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap masing-masing kriteria dalam Weighted Objectives Evaluatioan Chart. Nilai yang diperoleh untuk masing-masing kriteria merupakan hasil perkalian antara nilai bobot dengan nilai skor. Penilaian dilakukan dengan menggunakan dilakukan dengan menggunakan skala 5 titik ( five-ponit scale) dengan menggunakan yaitu dari skala 0 sampai 4. Pemberian nilai

110 93 skor yang tinggi yaitu skala 4 yang berarti alternatif yang ada telah memenuhi spesifikasi performansinya, tetapi jika skor yang diberikan di bawah skala 4 maka alternative tersebut belum memenuhi spesifikasi performansinya. Berikut deskripsi skala 5 titik perancangan perabot meja multifungsi dapat dilihat pada Tabel 4.28 di bawah ini.

111 94 Tabel 4.28 Skala 5 Titik Perancangan Perabot meja multifungsi Skala No Kriteria Atribut Ukuran perabot tidak terlalu besar 2 Material yang digunakan terjangkau a. Multiplex b. Papan mdf Sangat tidak penting Agak penting Cukup penting penting Sangat penting Sangat tidak perlu Agak perlu Cukup perlu perlu Sangat perlu 3 Desain minimalis Sangat tidak penting Agak penting Cukup penting penting Sangat penting 4 Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi a. Rel pengait Sangat tidak gunakan Agak gunakan Cukup gunakan gunakan Sangat gunakan Sumber : Data yang diolah

112 95 Penentuan skor untuk berbagai kriteria dalam weighted objectives evaluation adalah sebagai berikut. 1. Kriteria 1 : Ukuran perabot tidak terlalu besar Mendapatkan skor 4, karena dengan ukuran meja yang tidak terlalu besar dapat meminimalisir ruangan sempit. Meja merupakan salah satu furnitur yang sangat penting dalam sebuah ruangan, dan mengingat betapa pentingnya peranan meja untuk interior ruangan dalam rumah membuatnya tidak dapat diabaikan. Kebutuhan meja kursi selain sebagai tempat duduk dalam sebuah ruangan, meja multifungsi juga dapat berfungsi sebagai hiasan dalam interior ruangan tersebut. 2. Kriteria 2 : Material yang digunakan terjangkau Atribut ini berpengaruh dengan kekuatan rancangan produk dengan menggunakan bahan baku papan kayu dana papan mdf Tabel 4.29 Pembobotan Atribut Material yang digunakan terjangkau No Atribut Bobot Karakteristik 1 Papan kayu/multiplex 4 daya tahannya terhadap penyusutan kayu serta ukurannya yang panjang dan lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu biasa pada posisi dan kualitas yang sama. 2 Papan mdf 3 Permukaannya licin dan punyai sifat fizikal yang baik, Kestabilan dimensi: tidak mudah bengkok, meleding, terbelah apabila dipaku atau diskrup. Sumber : Data yang diolah

113 96 Tabel 4.30 Pembobotan Alternatif Kriteria Konstruksi Rangkaian Alternatif Deskripsi Bobot Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Alternatif 5 Alternatif 6 Alternatif 7 Alternatif 8 Alas meja papan mdf, rak meja papan mdf, kursi papan mdf, rak kursi papan mdf Alas meja multiplex, rak meja multiplex, kursi multiplex, rak kursi multiplex Alas meja multiplex, rak meja papan mdf, kursi papan mdf, rak kursi papan mdf Alas meja multiplex, rak meja multiplex, kursi papan mdf, rak kursi papan mdf Alas meja multiplex, rak meja multiplex, kursi multiplex, rak kursi papan mdf Alas meja papan mdf, rak meja multiplex, kursi multiplex, rak kursi multiplex Alas meja papan mdf, rak meja papan mdf, kursi multiplex, rak kursi multiplex Alas meja papan mdf, rak meja papan mdf, kursi papan mdf, rak kursi multiplex Alas meja: 3 rak meja: 3 kursi: 3 rak kursi: 3 Alas meja: 4 rak meja: 4 kursi: 4 rak kursi: 4 Alas meja: 4 rak meja: 3 kursi: 3 rak kursi: 3 Alas meja: 4 rak meja: 4 kursi: 3 rak kursi: 3 Alas meja: 4 rak meja: 4 kursi: 4 rak kursi: 3 Alas meja: 3 rak meja: 4 kursi: 4 rak kursi: 4 Alas meja: 3 rak meja: 3 kursi: 4 rak kursi: 4 Alas meja: 3 rak meja: 3 kursi: 3 rak kursi: 4

114 Alternatif Deskripsi Bobot Alternatif 9 Alternatif 10 Alternatif 11 Alternatif 12 Alternatif 13 Alternatif 14 Alas meja-papan mdf, rak mejamultiplex, kursi- multiplex, rak kursipapan mdf Alas meja-papan mdf, rak meja-papan mdf, kursi- multiplex, rak kursi-papan mdf Alas meja-papan mdf, rak mejamultiplex, kursi-papan mdf, rak kursimultiplex Alas meja-multiplex, rak meja-papan mdf, kursi-multiplex, rak kursi-papan mdf Alas meja-papan mdf, rak mejamultiplex, kursi papan mdf, rak kursipapan mdf Alas meja- multiplex, rak meja-papan mdf, kursi -multiplex, rak kursi - multiplex. Alternatif 15 Alas meja -multiplex, rak meja - multiplex, kursi-papan mdf, rak kursimultiplex. Alternatif 16 Alas meja-multiplex, rak meja-papan mdf, kursi-papan mdf, rak kursimultiplex. Alas meja: 3 rak meja: 4 kursi: 4 rak kursi: 3 Alas meja: 3 rak meja: 3 kursi: 4 rak kursi: 3 Alas meja: 3 rak meja: 4 kursi: 3 rak kursi: 4 Alas meja: 4 rak meja: 3 kursi: 4 rak kursi: 3 Alas meja: 3 rak meja: 4 kursi: 3 rak kursi: 3 Alas meja: 4 rak meja: 3 kursi: 4 rak kursi: 4 Alas meja: 4 rak meja: 4 kursi: 3 rak kursi: 4 Alas meja: 4 rak meja: 3 kursi: 3 rak kursi: 4 97 Tabel 4.31 Skor Alternatif untuk Kriteria Material Produk Alternatif Perhitungan Skor Alternatif 1 3x3x3x3 81 Alternatif 2 4x4x4x4 256 Alternatif 3 4x3x3x3 108 Alternatif 4 4x4x3x3 144 Alternatif 5 4x4x4x3 192

115 98 Alternatif 6 3x4x4x4 192 Alternatif 7 3x3x4x4 144 Alternatif 8 3x3x3x4 108 Alternatif 9 3x4x4x3 144 Alternatif 10 3x3x4x3 108 Alternatif 11 3x4x3x4 144 Alternatif 12 4x3x4x3 144 Alternatif 13 3x4x3x3 108 Alternatif 14 4x3x4x4 192 Alternatif 15 4x4x3x4 192 Alternatif 16 4x3x3x4 144 Sumber : Data yang diolah 3. Kriteria 3 : Desain minimalis, diberi skor 4 karena mengoptimalkan nilai estetika suatu produk secara keseluruhan dengan diseain sederhana, lebih menekankan pada penggunaan material dengan unsur kesederhanaan yang kuat, bukan dengan kemewahan dari material yang harganya mahal. 4. Kriteria 4 : Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi, dengan skor 4 karena, kegunaan dari suatu alat untuk tujuan dan kebutuhan tertentu dan bagian yang multi fungsional mengurangi jumlah bagian dalam desain sehingga memperoleh manfaat yang diinginkan, bagian dapat memiliki fungsi yang sama atau berbeda ketika digunakan dalam berbagai produk.

116 99 Setelah mengetahui skor masing-masing kriteria maka tahapan selanjutnya dalam penilaian adalah menghitung bobot total dari masingmasing alternatif untuk mengetahui alternatif mana yang memiliki bobot terbesar untuk kemudian dipilih sebagai alternatif terbaik. Perhitungan bobot total masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.32 berikut ini. Tabel 4.32 Pembobotan Atribut Kriteria Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi No Atribut Bobot Karakteristik 1 Rel pengait antara meja dan kursi 4 Untuk meyatukan meja dengan kursi, dengan cara di geser pada saat melepas atau memasang part tersebut.

117 100 No Kriteria Bobot Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 Ukuran perabot tidak terlalu besar 0,2 4 0,8 4 0,8 4 0,8 4 0,8 2 Material yang digunakan terjangkau 0, , , , ,2 3 Desain minimalis 0,1 4 0,4 4 0,4 4 0,4 4 0,4 4 Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi 0,4 4 1,6 4 1,6 4 1,6 4 1,6 Total 27,1 79,6 35,2 46 Tabel 4.33 Hasil Penilaian Alternatif No Kriteria Bobot Alternatif 5 Alternatif 6 Alternatif 7 Alternatif 8 Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 Ukuran perabot tidak terlalu besar 0,2 4 0,8 4 0,8 4 0,8 4 0,8 2 Material yang digunakan terjangkau 0, , , , ,4 3 Desain minimalis 0,1 4 0,4 4 0,4 4 0,4 4 0,4 4 Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi 0,4 4 1,6 4 1,6 4 1,6 4 1,6 Total 60,4 60, ,2

118 101 No Kriteria Bobot Alternatif 9 Alternatif 10 Alternatif 11 Alternatif 12 Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 Ukuran perabot tidak terlalu besar 0,2 4 0,8 4 0,8 4 0,8 4 0,8 2 Material yang digunakan terjangkau 0, , , , ,2 3 Desain minimalis 0,1 4 0,4 4 0,4 4 0,4 4 0,4 4 Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi 0,4 4 1,6 4 1,6 4 1,6 4 1,6 Total 46 35, No Kriteria Bobot Alternatif 13 Alternatif 14 Alternatif 15 Alternatif 16 Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai 1 Ukuran perabot tidak terlalu besar 0,2 4 0,8 4 0,8 4 0,8 4 0,8 2 Material yang digunakan terjangkau 0, , , , ,2 3 Desain minimalis 0,1 4 0,4 4 0,4 4 0,4 4 0,4 4 Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi 0,4 4 1,6 4 1,6 4 1,6 4 1,6 Total 35,2 60,4 60,4 46

119 102 Berdasarkan hasil penilian dari 16 alternatif usulan perancangan perabot meja multifungsi diatas, hasil perkalian bobot dan skor yang tertinggi adalah alternatif 2 yaitu sebesar 79,6. Hasil nilai tertinngi tersebut dipilih sebgai acuan dari usulan perancangan perabot meja multifungsi yang akan dibuat. Berikut ini adalah alternatif perancangan perabot meja multifungsi yang akan dibuat dapat dilihat pada Tabel 4.34 berikut ini. Tabel 4.34 Alternatif yang dipilih No 1 2 Kriteria Ukuran perabot tidak terlalu besar Material yang digunakan terjangkau Atribut multiplex Papan mdf Alternatif 2 Skor Nilai 4 0, ,8 3 Desain minimalis 4 0,4 4 Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi Rel pengait 4 1,6 Total nilai 79,6

120 103 Tabel 4.35 Harga Produk HARGA JUAL PRODUK NAMA NIM Nugroho Indrawan E Jumlah Part 2 unit kursi dan 1 unit meja Nama Alat Meja Multifungsi Material Multiplek Dimensi Meja Multifungsi (120x74x50)cm NO Bahan Kebutuhan Satuan Harga Harga satuan Total 1 Harga Bahan Baku Multiplex 3 lembar Rp Rp Hpl 3 lembar Rp Rp Harga Bahan baku Tambahan Total Bahan Baku Rp Lem aibon 1 Kaleng Rp Rp Engsel pintu lemari 2 satu set Rp Rp Handel pintu lemari 1 pcs Rp Rp Sekrup 1 pack Rp Rp Total Bahan Baku Tambahan Rp Total Harga Bahan Baku & Tambahan Rp Biaya pekerja 3 Pekerja (Orang) Upah/Hari Lama pengerjaan (hari) 2 Rp Rp Total (Harga Bahan Baku+Perlengkapan+Biaya Pekerja) Rp Ovearhead Biaya listrik 5% Rp ,00 Harga Pokok Produksi Rp ,00 5 Profit 15% Rp ,25 Harga Jual Produk Rp ,25

121 Tahap Improving Details Tahap improving details merupakan tahapan terakhir dari perancangan ini, pada tahap ini menggunakan metode perbandingan antara produk terdahulu dengan hasil rancangan. Hasil perbandingannya dapat dilihat pada Tabel 4.36 berikut ini. Tabel 4.36 Perbandingan Produk Terdahulu Dengan Sekarang Pembanding Produk Terdahulu Produk Sekarang Hanya memiliki satu fungsi dan tidak bisa di kombinasi dengan perabot lain, sehingga Dalam satu set meja multifungsi tersebut dapat digunakan sebagi meja kursi dan bufet untuk Efektif tidak efektif dalam menyimpan benda/buku, melakukan kegiatan yang sehingga sangat efektif dalam berhubungan dengan penggunaan tanpa harus perabotan tersebut. membeli perabot yang lain. Kurang memperhatikan dari Dari segi kenyamanan, dimensi segi antropometri, sehingga tinggi, lebar dan jangkauan Nyaman pengguna kurang nyaman tubuh disesuaikan dengan data dalam menggunakan perabot anthropometri pengguna tersebut. sehingga lebih nyaman penggunaanya. Pengguna mudah terluka Bahan dasar dari kayu/multiplex dikarenakan masih adanya sangat diperhatikan. Finishing sudut-sudut tajam dan seratserat kayu sendiri tidak hanya Aman yang kasar. memberi hasil akhir yang sesuai keinginan pengguna, tetapi dari segi keamanan juga harus diperhitungkan, sehingga tidak

122 105 Efisien Ergonomi Lebih banyak mengeluarkan biaya hanya memiliki satu fungsi sehingga hasil produksi sedikit. Dalam segi aspek kenyamanan kurang diperhatikan sehingga ergonomi sangat kurang, hal ini dapat mempengaruhi daya jual produk. ada serat kayu dan sudut yang terlalu tajam yang dapat membahayakan penggunanya. Dapat meminimalisir biaya tetapi dengan produk multi guna. Aspek ergonomi tercapai dengan adanya perhitungan dimensi anthropometri sehingga kenyamanan pengguna lebih terpenuhi. Tabel 4.37 gambar produk dan fungsinya. Gambar produk Fungsi Sebagai buffet atau rag pada saat menyatu.

123 106 Menjadi meja dan kursi pada saat dibuka Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan perabot meja multifungsi Alat: 1. Mesin gergaji meja 2. Mesin profil 3. Mesin amplas 4. Mesin bor 5. Meteran 6. Kompresor Bahan : 1. Papan multiplek : 2 lembar 2. Hpl (pelapis) : 2 lembar 3. Lem kayu : 4 kaleng 4. Engsel pintu : 1 set 5. Kaki landasan : 12 buah

124 107 Proses pembuatan : 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Pengukuran bahan baku sesuai gambar atau pola yang sudah ada. 3. Pemotongan papan multiplek sesuai ukuran yang sudah ada yaitu dapat dilihat pada tabel 4.38 ukuran komponen. Tabel 4.38 Ukuran komponen Bagian Meja Kursi (2) Ukuran papan multplek (cm) 120 x 50= 1 potong 75 x 50= 3 potong 50 x 38= 3 potong 43 x 38= 1 potong 74 x 50 = 2 potong 39 x 50 = 2 potong 37 x 50 = 4 potong 45,5 x 50 = 2 potong 4. Merangkai potongan-potongan papan multiplek hingga menjadi meja. 5. Merangkai kursi. 6. Pelapisan HPL untuk memberi aksen warna pada prabot tersebut sehingga tidak terkesan kasar. 7. Finishing yaitu pengecekan bagian yang belum tertutup sempurna.

125 Desain Meja multifungsi Perancangan produk dilakukan dengan mengkombinasikan data antrophometri yang sudah di olah sebelumnya. Berikut adalah gambar 4.3 Desain dan ukuran produk dengan menggunakan 3Ds max 2010 dan ukuran meja multifungsi. Gambar 4.3 Desain dan ukuran produk

126 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari uraian dan penjelasan serta pengolahan data yang dilakukan, maka dapat di ambil kesimpulan tentang Perancangan Meja Multifungsi ini adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan metode perancangan rasional, terpilih satu alternatif dengan skor tertinggi dari 16 alternatif, yaitu alternatif 2 dengan nilai, Ukuran perabot tidak terlalu besar dengan nilai 0,8; Material yang digunakan terjangkau dengan nilai 76,8; Desain minimalis dengan nilai 0,4; Praktis dalam menggunakan perabot meja multifungsi dengan nilai 1,6. Diperoleh total nilai skor sebesar 79,6. Dengan karakteristik teknis bahan yang terpilih yaitu Alas meja menggunakan papan multiplex, rak meja menggunakan papan multiplex, kursi menggunakan papan multiplex, rak kursi menggunakan papan multiplex. Alasan mengapa menggunakan kayu multiplex, plywood/ multipleks merupakan kayu olahan yang relatif lebih kuat dibanding jenis kayu olahan lainnya seperti hdf, mdf, blockboard atau partikel board. Bahan dasar plywood adalah kulit kayu yang berlapis-lapis dan dipress, memiliki kualitas lebih baik dibanding jenis kayu olahan lainnya. Tekstur lapisan 109

127 110 kayunya lebih rapat, sehingga memiliki kekuatan yang lebih baik dan daya tahan terhadap air lebih kuat.

128 Saran Saran-saran yang dapat diberikan dari perancangan dan pengembangan Meja Multifungsi ini adalah : 1. Disain meja multifungsi ini masih perlu banyak penambahan dan inovasi untuk menjadikan produk ini menjadi lebih baik lagi. 2. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut lagi untuk pengguna meja multifungsi ini dengan ergonomis sehingga mampu meningkatkan kenyamanan dalam penggunaannya.

129 DAFTAR PUSTAKA Anas, Adib, 2014, Rancang Bangun Sistem Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Ruangan Budidaya Jamur Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD). Skripsi S-1. Fakultas Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. Cross, N., 1994, Engineering Design Methods Strategies for Product Design, Edisi 2, John Wiley and Sons Ltd., United Kingdom. Diana, Isabela Meta, 2007,Skripsi: Usulan Perancangan Tempat Tidur Periksa Bagi Pasien Lanjut Usia, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Kotler, Philip Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Kotler Philip dan Amstrong, 2001, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jilid 1 Edisi 8, Alih Bahasa Oleh Damos Sihombing, MBA., Penerbit Erlangga, Jakarta. Meta, D Isabela Usulan Perancangan Tempat Tidur Periksa Bagi Pasien Lanjut Usia. Skripsi S-1. Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. Moh. Nazir, 1999, Metode Penelitian, Jakarta; Ghalia Indonesia. Nurmianto, Eko Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya Panero,J., dan Zelnik,M. 2003, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Jakarta: Erlangga. Pullat, B.M Fundamental of Industrial Ergonomics. USA: Hall International, Englewood Clifts, New Jersey.

130 Raharjo, Poppy Usulan Perancangan Alat Pemotong Kertas Karton. Skripsi S-1. Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Ramdhani, Safarudin, Perancangan Alat Pengupas Kulit Lunak Melinjo Yang Ergonomis Dengan Pendekatan Metode Rasional Untuk Meningkatkan Produktivitas Produksi. Skripsi S-1. Fakultas Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. Rahmanuputra, Febrian Perancangan dan Pengembangan Kursi Santai Yang Ergonomis. Skripsi S-1. Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. Tjiptono, Fandy Manajemen jasa, Edisi Pertama. Andi offset, Yogyakarta. Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi, Studi Gerakan dan Waktu. Surabaya: PT Guna Widya

131 Lampiran 1 Kuisioner awal KUISIONER AWAL TERHADAP PRODUK MEJA MULTIFUNGSI Identitas Responden Nama : Jenis Kelamin : Usia : Alamat : I. Tujuan Pengisian Bertujuan untuk megetahui kepentingan awal yang menyangkut harapan anda dalam memilih meja multifungsi. II. Petunjuk Umum Untuk nomor 1-5 responden diminta menjawab (memberikan tanda centang (v)) pda kolom 1,2,3,4, atau 5 sesuai pendapat responden, yakni :

132 Ketetangan: 1. Sangan Penting (STP) 2. Tidak Penting (TP) 3. Cukup Penting (CP) 4. Penting (P) 5. Sangan Penting (SP) No Pertanyaan Kriteria Produk Skala Dapat di tempatkan diruang sempit 2 Mudah perawatannya 3 Menggunakan bahan baku multiplek 4 Bentuk minimalis 5 Mudah untuk dibongkar pasang 6 Harga terjangkau

133 Lampiran 2 Kuisioner Tingkat Kepentingan Dan Kebutuhan KUISIONER TINGKAT KEPENTINGAN PRODUK MEJA MULTIFUNGSI Identitas Responden Nama : Jenis kelamin : L/P Usia : Alamat : Tujuan Pengisian Bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan yang menyangkut harapan anda dalam memilih produk meja multifungsi, yang berfungsi selain sebagai meja juga befungsi sebagai bufet. Petunjuk Pengisian Jawaban pertayaan di bawah ini yang menyangkut harapan anda dalam memilih produk multifunsi dengan memberikan tanda ( ) di dalam kolom yang sesuai dengan ketentuan sebagai berikut. 1 = Sangat Tidak Penting ( STP ) 2 = Tidak Penting ( TP ) 4 = Penting ( P ) 3 = Cukup Penting ( CP ) 5 = Sangat Penting ( SP )

134 No Fungsional 1 Ringan Kriteria Produk Skala Mudah di bersihkan 3 Dapat dilepas dan dipasang 4 Mampu menahan beban 5 Hemat tempat Daur hidup 6 Awet 7 Tidak mudah keropos 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan Ekonomi 9 Harga terjangkau 10 Bersaing dengan produk lain Ergonimis 11 Mudah dan nyaman digunakan 12 Mudah dipindahkan Estetika 13 Bentuk menarik 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya

135 KUISIONER TINGKAT KEPUASAN PRODUK MEJA MULTIFUNGSI Identitas Responden Nama : Jenis kelamin : L/P Usia : Alamat : Tujuan Pengisian Bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan yang menyangkut harapan anda dalam memilih produk meja multifungsi yang sudah ada. Petunjuk Pengisian Jawaban pertayaan di bawah ini yang menyangkut harapan anda dalam memilih produk lemari mutifungsi dengan memberikan tanda ( ) di dalam kolom yang sesuai dengan ketentuan sebagai berikut. 1 = Sangat Tidak Puas ( STP ) 2 = Tidak Puas ( TP ) 4 = Puas ( P ) 3 = Cukup Puas ( CP ) 5 = Sangat Puas ( SP ) Gambar produk

136 No Fungsional 1 Ringan Kriteria Produk Skala Mudah di bersihkan 3 Dapat dilepas dan dipasang 4 Mampu menahan beban 5 Hemat tempat Daur hidup 6 Awet 7 Tidak mudah keropos 8 Ketahanan terhadap suhu ruangan Ekonomi 9 Harga terjangkau 10 Bersaing dengan produk lain Ergonimis 11 Mudah dan nyaman digunakan 12 Mudah dipindahkan Estetika 13 Bentuk menarik 14 Tidak ada bagian produk yang berbahaya

137 Lampiran 3 Rekapan Data Antrophometri no TL (cm) X2 rata'' σ bka bkb ,4 3, ,8 43,9 13, ,4-2,4 6 52,8 43,9 5, ,4-0,4 0 52,8 43,9 0, ,4 0,6 0 52,8 43,9 0, ,4-2,4 6 52,8 43,9 5, ,4 2,6 7 52,8 43,9 6, ,4-2,4 6 52,8 43,9 5, ,4-1,4 2 52,8 43,9 1, ,4-0,4 0 52,8 43,9 0, ,4 1,6 3 52,8 43,9 2, ,4-0,4 0 52,8 43,9 0, ,4 3, ,8 43,9 13, ,4 1,6 3 52,8 43,9 2, ,4-2,4 6 52,8 43,9 5, ,4 3, ,8 43,9 13, ,4 0,6 0 52,8 43,9 0, ,4-1,4 2 52,8 43,9 1, ,4-2,4 6 52,8 43,9 5, ,4 3, ,8 43,9 13, ,4 1,6 3 52,8 43,9 2, ,4-3, ,8 43,9 11, ,4 1,6 3 52,8 43,9 2, ,4-1,4 2 52,8 43,9 1, ,4-0,4 0 52,8 43,9 0, ,4-0,4 0 52,8 43,9 0, ,4 0,6 0 52,8 43,9 0, ,4-1,4 2 52,8 43,9 1, ,4-2,4 6 52,8 43,9 5, ,4-0,4 0 52,8 43,9 0, ,4 3, ,8 43,9 13, ,4-3, ,8 43,9 11,47 total ,4-0,4 149,35 rata'' 48,4 2346,13 4, dev 2,23 n n' 1,8 3,3 bka 52,8 bkb 43,9 p5 44,7 p50 48,4 p90 52,1 dev 2,23

138 no n LLP (cm) X2 rata'' σ bka bkb ,7 1,3 1,7 48,1 37,2 1, ,7-2,7 7,3 48,1 37,2 7, ,7 0,3 0,1 48,1 37,2 0, ,7-2,7 7,3 48,1 37,2 7, ,7 3,3 10,9 48,1 37,2 11, ,7-2,7 7,3 48,1 37,2 7, ,7 3,3 10,9 48,1 37,2 11, ,7-1,7 2,9 48,1 37,2 2, ,7 0,3 0,1 48,1 37,2 0, ,7 2,3 5,3 48,1 37,2 5, ,7-1,7 2,9 48,1 37,2 2, ,7-3,7 13,7 48,1 37,2 13, ,7 3,3 10,9 48,1 37,2 11, ,7-3,7 13,7 48,1 37,2 13, ,7-3,7 13,7 48,1 37,2 13, ,7 1,3 1,7 48,1 37,2 1, ,7 3,3 10,9 48,1 37,2 11, ,7 2,3 5,3 48,1 37,2 5, ,7 3,3 10,9 48,1 37,2 11, ,7-1,7 2,9 48,1 37,2 2, ,7 3,3 10,9 48,1 37,2 11, ,7 0,3 0,1 48,1 37,2 0, ,7-2,7 7,3 48,1 37,2 7, ,7-2,7 7,3 48,1 37,2 7, ,7-2,7 7,3 48,1 37,2 7, ,7-3,7 13,7 48,1 37,2 13, ,7 3,3 10,9 48,1 37,2 11, ,7 1,3 1,7 48,1 37,2 1, ,7-2,7 7,3 48,1 37,2 7, ,7 2,3 5,3 48,1 37,2 5, ,7 3,3 10,9 48,1 37,2 11, ,77 42,7 1828,5 7, n' 2,5 6,3 bka 48,1 bkb 37,2 p5 38,2 p50 42,7 p90 47,2 dev 2,7

139 no TD (cm) X2 rata'' σ bka bkb ,2 2,8 7,84 110,3 94,1 7, ,2-4,2 17,64 110,3 94,1 17, ,2-3,2 10,24 110,3 94,1 10, ,2-2,2 4,84 110,3 94,1 4, ,2-1,2 1,44 110,3 94,1 1, ,2 5,8 33,64 110,3 94,1 33, ,2-0,2 0,04 110,3 94,1 0, ,2 6,8 46,24 110,3 94,1 46, ,2-0,2 0,04 110,3 94,1 0, ,2-7,2 51,84 110,3 94,1 51, ,2-3,2 10,24 110,3 94,1 10, ,2 2,8 7,84 110,3 94,1 7, ,2-1,2 1,44 110,3 94,1 1, ,2-6,2 38,44 110,3 94,1 38, ,2-4,2 17,64 110,3 94,1 17, ,2 0,8 0,64 110,3 94,1 0, ,2-0,2 0,04 110,3 94,1 0, ,2-0,2 0,04 110,3 94,1 0, ,2-2,2 4,84 110,3 94,1 4, ,2 2,8 7,84 110,3 94,1 7, ,2-0,2 0,04 110,3 94,1 0, ,2 1,8 3,24 110,3 94,1 3, ,2 4,8 23,04 110,3 94,1 23, ,2-2,2 4,84 110,3 94,1 4, ,2-0,2 0,04 110,3 94,1 0, ,2-6,2 38,44 110,3 94,1 38, ,2 7,8 60,84 110,3 94,1 60, ,2 0,8 0,64 110,3 94,1 0, ,2-1,2 1,44 110,3 94,1 1, ,2 9,8 96,04 110,3 94,1 96, ,2-1,2 1,44 110,3 94,1 1,42 total ,84 rata'' 102, ,4 15,90 n n' 1,56 2,4 bka 110,3 bkb 94,1 p5 95,5 p50 102,2 p90 108,9 dev 4,05

140 no LLTK (cm) X2 rata'' σ bka bkb ,4 2,6 6,76 39,4 31,4 6, ,4 1,6 2,56 39,4 31,4 2, ,4 2,6 6,76 39,4 31,4 6, ,4 1,6 2,56 39,4 31,4 2, ,4-2,4 5,76 39,4 31,4 5, ,4-1,4 1,96 39,4 31,4 1, ,4-1,4 1,96 39,4 31,4 1, ,4 0,6 0,36 39,4 31,4 0, ,4 0,6 0,36 39,4 31,4 0, ,4 2,6 6,76 39,4 31,4 6, ,4 0,6 0,36 39,4 31,4 0, ,4 2,6 6,76 39,4 31,4 6, ,4-1,4 1,96 39,4 31,4 1, ,4-3,4 11,56 39,4 31,4 11, ,4-2,4 5,76 39,4 31,4 5, ,4 2,6 6,76 39,4 31,4 6, ,4 2,6 6,76 39,4 31,4 6, ,4 0,6 0,36 39,4 31,4 0, ,4-1,4 1,96 39,4 31,4 1, ,4-2,4 5,76 39,4 31,4 5, ,4-0,4 0,16 39,4 31,4 0, ,4-2,4 5,76 39,4 31,4 5, ,4 0,6 0,36 39,4 31,4 0, ,4 2,6 6,76 39,4 31,4 6, ,4-2,4 5,76 39,4 31,4 5, ,4-1,4 1,96 39,4 31,4 1, ,4-2,4 5,76 39,4 31,4 5, ,4 0,6 0,36 39,4 31,4 0, ,4-2,4 5,76 39,4 31,4 5, ,4 1,6 2,56 39,4 31,4 2, ,4 0,6 0,36 39,4 31,4 0,38 total ,35 rata'' 35,4 1256,1 3,85 n n' 2,2 4,9 bka 39,4 bkb 31,4 p5 32,1 p50 35,4 p90 38,7 dev 1,99

141 no PLPL (cm) X2 rata'' σ bka bkb ,6 37,4 16, ,6 37,4 8, ,6 37,4 3, ,6 37,4 1, ,6 37,4 8, ,6 37,4 0, ,6 37,4 8, ,6 37,4 8, ,6 37,4 0, ,6 37,4 0, ,6 37,4 16, ,6 37,4 8, ,6 37,4 0, ,6 37,4 3, ,6 37,4 8, ,6 37,4 1, ,6 37,4 0, ,6 37,4 1, ,6 37,4 16, ,6 37,4 0, ,6 37,4 0, ,6 37,4 1, ,6 37,4 0, ,6 37,4 0, ,6 37,4 16, ,6 37,4 0, ,6 37,4 1, ,6 37,4 16, ,6 37,4 4, ,6 37,4 3, ,6 37,4 0,0 total ,0 rata 42,0 1766,4 5,1 n n' 2,16 4,7 bka 46,6 bkb 37,4 p5 38,2 p50 42 p90 45,8 dev 2,30

142 Lampiran 4 Hasil uji validitas dan reliabilitas pertanyaan kuesioner Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

143 Inter-Item Correlation Matrix P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P P P P P P P P P P P P P P

144 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted P P P P P P P P P P P P P P Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

145 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted P P P P P P P P P P P P P P

146 Lampiran 5 Proses pebuatan desain meja multifungsi dengan menggunakan software 3DS Max 2010 Perakitan part meja Perakitan part kursi

PASAR KONSUMEN. Meet -2. BY.Hariyatno.SE.Mmsi

PASAR KONSUMEN. Meet -2. BY.Hariyatno.SE.Mmsi PASAR KONSUMEN Meet -2 BY.Hariyatno.SE.Mmsi PASAR KONSUMEN Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MEJA MULTIFUNGSI DENGAN MUNGGUNAKAN METODE RASIONAL MULTIFUNCTIONAL DESK ARCHITECTURE BY USING THE RATIONAL METHOD

RANCANG BANGUN MEJA MULTIFUNGSI DENGAN MUNGGUNAKAN METODE RASIONAL MULTIFUNCTIONAL DESK ARCHITECTURE BY USING THE RATIONAL METHOD RANCANG BANGUN MEJA MULTIFUNGSI DENGAN MUNGGUNAKAN METODE RASIONAL MULTIFUNCTIONAL DESK ARCHITECTURE BY USING THE RATIONAL METHOD Nugroho Indrawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,

Lebih terperinci

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kualitas Produk II.1.1 Pengertian Produk Pengertian produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk Modul ke: Studio Desain II Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn Fakultas 10FDSK Program Studi Desain Produk ERGONOMI Studi ergonomi dilakukan bedasarkan panduan dari Human Factor Design

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA Definisi Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Antropometri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anthropometri Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri yang berasal dari anthro yang berarti manusia dan metron yang

Lebih terperinci

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

B A B III METODOLOGI PENELITIAN B A B III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penulisan laporan ini, penulis membagi metodologi pemecahan masalah dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Indentifikasi Masalah 2. Tahap Pengumpulan Data dan Pengolahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik merupakan salah satu penemuan manusia yang telah mempermudah kegiatan sehari-hari. Hampir setiap produk yang beredar di masyarakat saat ini memakai plastik

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI Oleh : Adi Susanto E12.2006.00205 Fakultas Teknik industri Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma ANTROPOMETRI Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma Definisi Antropos = manusia Metrikos = pengukuran Ilmu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi-teknologi baru yang muncul belakangan ini, menunjukkan semakin bertambahnya kecerdasan dari manusia sejalan dengan berkembangnya waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting bagi manusia dalam menjalani kehidupannya, karena tanpa kesehatan yang baik, manusia tidak dapat melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA PROSES MEMAHAT UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA DI JAVA ART STONE

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA PROSES MEMAHAT UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA DI JAVA ART STONE PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA PROSES MEMAHAT UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA DI JAVA ART STONE TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN Agung Santoso 1, Benedikta Anna 2,Annisa Purbasari 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3 Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2009:7) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 3.1 KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Furniture merupakan sarana atau fasilitas bagi berbagai kegiatan manusia. Desain furniture lahir karena

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. DESAIN PERANCANGAN SARUNG TANGAN PENGOLAHAN TAHU SECARA ERGONOMIS (Studi Kasus:Sentra Industri Tahu, Kartosuro)

LAPORAN TUGAS AKHIR. DESAIN PERANCANGAN SARUNG TANGAN PENGOLAHAN TAHU SECARA ERGONOMIS (Studi Kasus:Sentra Industri Tahu, Kartosuro) LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN PERANCANGAN SARUNG TANGAN PENGOLAHAN TAHU SECARA ERGONOMIS (Studi Kasus:Sentra Industri Tahu, Kartosuro) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN 1. KElOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Data Aspek Fungsi Rancangan Primer(utama) Sekunder(penunjang Perancangan 1. Buku Tentang Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode perancangan alat atau produk dalam penelitian ini menggunakan perancangan produk dengan metode rasional. Tahapan dari penelitian ditunjukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA AKTIVITAS PEMBUATAN MOTIF KERAJINAN PERAK DI ANGGRA SILVER

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA AKTIVITAS PEMBUATAN MOTIF KERAJINAN PERAK DI ANGGRA SILVER PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA AKTIVITAS PEMBUATAN MOTIF KERAJINAN PERAK DI ANGGRA SILVER TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri FRENGKI

Lebih terperinci

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Modul- 3 Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Kegiatan Belajar -4 POKOK BAHASAN KONSEP DASAR DAN APLIKASI PENGUKURAN ANTROPOMETRI VARIABEL ANTROPOMETRI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Plastik merupakan salah satu penemuan manusia yang telah mempermudah kegiatan sehari-hari. Hampir setiap produk yang beredar di masyarakat saat ini memakai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN STANDARD NORDIC QUESTIONNAIRE I. IDENTITAS PRIBADI (Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu) 1. Nama :... 2. Umur/Tgl. Lahir :.../... 3. Stasiun Kerja :... 4. Status : Kawin/Belum

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS Rini Yulianingsih Bagaimanakah perancangan yang baik? Aktivitas yang dilakukan oleh perancang adalah untuk menciptakan alat/mesin/sturktur/proses yang memenuhi kebutuhan:

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI BASUKI ARIANTO Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK Rumah tinggal adalah rumah yang menjadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG Tri Widodo & Heli Sasmita Tiga_wd@yahoo.co.id Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam acara resmi atau keluarga, makanan menjadi sarana yang melengkapi. Penyajian makanan untuk acara tertentu tidak sama dengan di restoran atau di rumah.

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri, 2 Institut Teknologi Nasional Malang Kontak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Peneliti-peneliti terdahulu sudah banyak melakukan perancangan fasilitas kerja. Tujuan penelitian terdahulu pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEJA KERJA LAS DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (STUDI KASUS PT DWI GADING WIJAYA MANDIRI)

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEJA KERJA LAS DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (STUDI KASUS PT DWI GADING WIJAYA MANDIRI) TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEJA KERJA LAS DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (STUDI KASUS PT DWI GADING WIJAYA MANDIRI) Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik Guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang baik memerlukan metodologi yang baik pula. Hal tersebut dikarenakan penelitian itu sendiri merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara benar dan cermat

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN MATERIAL HANDLING YANG ERGONOMIS BAGI OPERATOR LOADING SAYURAN BUNCIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL (STUDI KASUS DI PT. ABO FARM CIWIDEY) Mohammad Fadli Setiawan; 2 Rino Andias

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Tjiptono (2005:56). Semakin beragamnya jumlah dan jenis

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Tjiptono (2005:56). Semakin beragamnya jumlah dan jenis BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Variasi Produk 2.1.1 Pengertian Variasi Menurut Tjiptono (2005:56). Semakin beragamnya jumlah dan jenis produk yang dijual disuatu tempat maka konsumen pun akan merasa puas jika

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melahirkan merupakan suatu proses alami yang sebagian besar akan dialami oleh perempuan yang telah melewati masa hamil dan sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

Lebih terperinci

PERANCANGAN LEMARI UNTUK PESERTA DIDIK DI TK KANISIUS PINGITAN YOGYAKARTA

PERANCANGAN LEMARI UNTUK PESERTA DIDIK DI TK KANISIUS PINGITAN YOGYAKARTA PERANCANGAN LEMARI UNTUK PESERTA DIDIK DI TK KANISIUS PINGITAN YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri MARIO DWI KURNIANTO 13 06 07249

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang baik memerlukan metodologi yang baik pula. Hal tersebut dikarenakan penelitian itu sendiri merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara benar dan cermat

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI INDUSTRI INOVATIF Vol. 3, No. 2, September 2013: 18-23 PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI 1) Mujiono 1) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penelitian untuk perencanaan atau perancangan arsitektur atau kota dibagi dalam tiga kelompok yaitu survei, observasi dan arsip.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KAMAR MANDI MOVABLE SKRIPSI

PERANCANGAN KAMAR MANDI MOVABLE SKRIPSI PERANCANGAN KAMAR MANDI MOVABLE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Oleh : Miranti Hapsari 01 06 02850 / TI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI ANTROPOMETRI PENGERTIAN Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI Antropometri Statis Antropometri Dinamis Antropometri statis pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi ANTROPOMETRI Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Definisi Jenis Antropometri 1. Antropometri struktural (STATIS) Pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam posisi diam. 2. Antropometri fungsional

Lebih terperinci

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Meet -3 BY.Hariyatno.SE.Mmsi PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Perilaku konsumen adalah studi yang terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam penelitian

Lebih terperinci

DESAIN YANG BAIK DAN BENAR oleh: Dwi Retno SA, M.Sn.

DESAIN YANG BAIK DAN BENAR oleh: Dwi Retno SA, M.Sn. DESAIN YANG BAIK DAN BENAR oleh: Dwi Retno SA, M.Sn. DESAIN YANG BAIK DAN BENAR MEMPERTIMBANGKAN FUNGSI BENTUK/KESAN/PENAMPILAN LUAR BAHAN YANG DIPAKAI KONSTRUKSI FUNGSI BENTUK DESAIN KONSTRUKSI BAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi manusia. Pakaian termasuk barang yang mudah untuk didapatkan. Umumnya, orang-orang mendapatkan

Lebih terperinci

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG Darsini Teknik Industri Fakultas Teknik - Univet Bantara Sukoharjo e-mail: dearsiny@yahoo.com Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah merancang desain troli

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN MEJA LAPTOP PORTABLE MELALUI PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN MEJA LAPTOP PORTABLE MELALUI PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN MEJA LAPTOP PORTABLE MELALUI PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah suatu ilmu yang dapat digunakan untuk menggunakan informasi/data sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem

Lebih terperinci

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015 Anthropometry the study of human body dimensions hanna.udinus@gmail.com TeknikIndustri 2015 Definisi (Nurmianto, 2005) Antropos ( man) metron (measure) Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya ruang kuliah yang digunakan untuk sarana penunjang dalam proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa adalah sarana yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UD. M Irfan Shoes merupakan usaha kecil menengah yang berada di dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang pembuatan sepatu. Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Data Meja Belajar Tabel 4.1 Data pengukuran meja Pengukuran Ukuran (cm) Tinggi meja 50 Panjang meja 90 Lebar meja 50 4.1.. Data Kursi Belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 RANCANGAN ALAT PENCACAH PELEPAH SAWIT DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI (STUDI KASUS DI UKM TANI SIDORUKUN) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA Fadilatus Sukma Ika Noviarmi 1, Martina Kusuma Ningtiyas 1 1 Universitas Airlangga fadilasukma@gmail.com Abstrak Stasiun kerja dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN MODEL MATEMATIS QFD-KANO DALAM MENENTUKAN TARGET KARAKTERISTIK TEKNIS RAK SEPATU

SKRIPSI PERANCANGAN MODEL MATEMATIS QFD-KANO DALAM MENENTUKAN TARGET KARAKTERISTIK TEKNIS RAK SEPATU SKRIPSI PERANCANGAN MODEL MATEMATIS QFD-KANO DALAM MENENTUKAN TARGET KARAKTERISTIK TEKNIS RAK SEPATU Disusun oleh: JOANA DEBORA 5303013005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA PENGGILINGAN BATU UNTUK MENGURANGI MUSCULOSCELETAL DISORDER PADA PABRIK PT.MASYARAKAT PRATAMA ANINDITA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU REDESIGN KURSI DAN MEJA PERKULIAHAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) SECARA ERGONOMIS DI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI Rini Alfatiyah, William Marthin ABSTRAK Salah satu faktor yang dapat

Lebih terperinci

BAB 9. 2D BIOMECHANICS

BAB 9. 2D BIOMECHANICS BAB 9. 2D BIOMECHANICS Tool ini digunakan untuk memperkirakan kompresi pada low back spinal (jajaran tulang belakang), shear force (gaya geser), momen pada lengan, bahu, L5/ S1, lutut, pergelangan kaki,

Lebih terperinci

PERANCANGAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA INDUSTRI KERIPIK UBI

PERANCANGAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA INDUSTRI KERIPIK UBI PERANCANGAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA INDUSTRI KERIPIK UBI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia tidak lepas dari pekerjaan rutin yang biasa dilakukan sehari-hari seperti mencuci pakaian. Pastinya tidak semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotel merupakan suatu tempat atau akomodasi bagi orang yang berada di luar daerah atau mancanegara. Kota Bandung merupakan kota pariwisata yang banyak menerima

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PERONTOK BULU AYAM UNTUK MENINGKATKAN KEHIGIENISAN

RANCANG BANGUN ALAT PERONTOK BULU AYAM UNTUK MENINGKATKAN KEHIGIENISAN RANCANG BANGUN ALAT PERONTOK BULU AYAM UNTUK MENINGKATKAN KEHIGIENISAN BAGUS Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura bagusale12@gmail.com Abstrak- Semakin banyaknya rumah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya kompetisi di dunia bisnis saat ini mengharuskan setiap perusahaan untuk dapat selalu meningkatkan daya saingnya agar bisa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QURAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antropometri Istilah Antropometri berasal dari kata Anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional atau studi belah lintang dimana variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya memberikan dampak yang positif dan negatif pada tubuh manusia. Salah satu bagian yang paling berdampak pada aktivitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Erni Suparti 1), Rosleini Ria PZ 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus mencari pasar dan tidak akan pernah puas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

DAFTAR ISI (LANJUTAN) DAFTAR ISI (LANJUTAN) BAB HALAMAN 5.6.4. Uji Distribusi Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Test... V-45 5.7. Penetapan Data Antropometri... V-48 5.7.1. Perancangan dengan Menggunakan Dimensi Tubuh yang Ekstrim...

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG Nama : Dimas Triyadi Wahyu P NPM : 32410051 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ir. Asep

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Duduk nyaman di kursi adalah factor cukup penting untuk diperhatikan, apapun itu model kursi minimalis,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK Ruang laboratorium komputer SMU Santa Angela merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan siswa dalam belajar komputer. Fasilitas tempat belajar mengajar di laboratorium komputer harus

Lebih terperinci

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS 6.1 Perancangan Pada Ruang Operation Maintenance Centre (OMC) Perancangan merupakan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak fasilitas

Lebih terperinci

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS PKMT-2-1-1 RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS Mirta Widia, Mia Monasari, Vera Methalina Afma, Taufik Azali Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Perancangan wheelbarrow

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR Perancangan dan Pengembangan Produk Meja Sablon Rotari dengan Metode QFD (Quality Function Deployment), Ergonomi dan CAD (Computer Aided Design) Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu Ukuran dan model dari kursi taman/teras yang lama. Data anthropometri tentang ukuran

Lebih terperinci

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S. Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci