BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Konsep pengembangan transportasi Bandung Urban Mobility Sumber: Dinas Perhubungan Kota Bandung

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bersepeda mulai menjadi kegiatan yang kembali popular dikota-kota besar Indonesia, hal tersebut di tandai adanya dukungan pemerintah dengan munculnya jalur khusus sepeda, kegiatan Car Free Day yang dilaksanakan setiap hari minggu di ruas jalan besar kota dan fasilitas Bike Sharing. Salah satu kota yang konsen dan mendukung terhadap kegiatan bersepeda adalah kota Bandung, dimana sepeda masuk dalam konsep pengembangan transportasi yang bertajuk Bandung Urban Mobility (gambar 1.1) yang akan mewujudkan mimpi atau visi trasnportasi kota Bandung. Pemerintah kota Bandung telah mencanangkan beberapa program untuk mengembalikan budaya bersepeda pada masyarakat, yaitu dengan membangun jalur khusus sepeda, memberkakukan Car Free Day, dan program Bike Sharing (Master Plan Bandung 2031). Selain itu, hal tersebut juga ditunjukan oleh Walikota Ridwan Kamil, beliau memprakarsai menggunakan sepeda setiap hari Jum at dikalangan pemerintah kota (Pemkot), dan ide tersebut terus berkembang di masyrakat kota Bandung sampai di pemerintahan Jawa Barat. Dukungan pemerintah lainnya adalah melegalkan Undang-undang mengenai lalu lintas, hak bagi pejalan kaki dan pesepeda 1 Gambar 1.1: Konsep pengembangan transportasi Bandung Urban Mobility Sumber: Dinas Perhubungan Kota Bandung 1 Undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 1

2 Menurut Dekoster dan Schollaert (1999: 8), Jumlah pengendara sepeda berpotensi tinggi, karena hampir semua orang menikmati bersepeda, orang harus mengetahui bahwa sepeda juga dapat menjadi cara yang efisien dan menyenangkan untuk berpergian. Sebagian besar pengguna sepeda di perkotaan adalah bukan pengguna profesional, seperti commuter cyclists dan leisure cyclists. Pengguna jenis tersebut cenderung bersepeda dengan kecepatan rendah dan jarak yang tidak jauh. Penggunaan sepeda di perkotaan cenderung untuk bersantai dan komuter, seperti pergi ke tempat kerja, kampus, mall, dan tempat umum lainnya (lihat gambar 1.2). Pengguna sepeda komuter cenderung menggunakannya untuk aktivitas pulang pergi dari suatu tempat. Gambar 1.2: Penggunaan sepeda komuter diperkotaan (Sumber: Data Penulis, 2017) Gambar 1.3: Penggunaan sepeda di Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2017) Walaupun bukan profesional, pengguna sepeda wajib menggunakan perlengkapan bersepeda terutama menggunakan helm. Menurut Olivier et al. 2

3 (2014), perancangan helm sepeda bertujuan untuk mengurangi cidera kepala saat terjadi tabrakan atau kecelakaan. Melihat keadaan di lapangan tentang ada banyak macam kebiasaan dan perilaku/behaviour pengguna sepeda, khususnya untuk pemakai helm. Mulai dari saat menggunakan helm sampai dengan sesudah memakai helm, seperti kebanyakan kebiasaan pengguna yang ada dilapangan yang memilih untuk membawa helmnya setelah tidak bersepeda atau istirahat. Bahkan ada pengguna sepeda yang tidak memakai helm, terutama pada pengguna sepeda bike sharing. Pengguna sepeda yang dinamis lebih memilih sesuatu yang praktis dan menguntungkan, sehingga tidak menghambat kegiatan. Dengan ukuran helm yang lumayan cukup besar, memunculkan masalah terhadap pengguna sepeda dalam menyimpan, meletakan, dan membawa helmnya. Ada teori yang mengatakan bahwa faktor terpenting untuk mempengaruhi perilaku individu tersebut adalah niat untuk melakukan perilaku itu sendiri, dan salah satu faktornya adalah kontrol perilaku yang mengacu pada persepsi kemudahan atau kesulitan melakukan perilaku tesebut 2. Dari latar belakang masalah tersebut, maka dilakukanlah sebuah penelitian dan perancangan helm sepeda yang dapat dilipat. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah dibahas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang ada, yaitu: Berkembangnya pengguna sepeda yang ada diperkotaan Kebiasaan pengguna sepeda komuter yang lebih memilih membawa helmnya ketika sudah tidak bersepeda Ukuran helm yang cukup besar yang menyebabkan pengguna mempunyai masalah pada saat membawa atau menyimpan. 1.3 Rumusan Masalah Dari pembahasan latar belakang dan setelah teridentifikasi beberapa masalah, maka hal tersebut dapat dijadikan dasar rumusan masalah, yaitu: Bagaimana merancang helm sepeda yang dapat dilipat?. 2 Ajzen, Icek The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes 50:

4 1.4 Batasan Masalah Agar Penulisan dan perancangan tetap dalam ranahnya, maka diperlukannya batasan-batasan masalah, yaitu: Perancangan hanya helm untuk pengendara sepeda, karena adanya fenomena pengguna sepeda di perkotaan yang meningkat Perancangan helm untuk commuter cyclists (komuter), karena dengan sistem foldable lebih menguntungkan untuk pengguna tersebut Perancangan helm sepeda hanya untuk pengguna dewasa, karena pengguna sepeda didominasi oleh orang dewasa Metode yang digunakan dalam perancangan adalah metode kualitatif dengan pendekatan user oriented (pengguna). 1.5 Tujuan Perancangan Adapun tujuan dari penulisan dan perancangan ini, yaitu: Tujuan Umum 1. Agar dapat berkontribusi di bidang keilmuan desain produk, 2. Agar dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada dimasyarakat. 3. Merancang produk yang lebih ramah terhadap lingkungan Tujuan Khusus 1. Agar pengguna sepeda lebih mempunyai kesadaran terhadap keamanan berkendara sepeda dengan menggunakan helm. 2. Agar dapat memudahkan pengguna saat membawa helm, sehingga menjadi ringkas. 3. Mengembangkan potensi untuk mengembangkan minat bersepeda. 1.6 Manfaat Perancangan Keilmuan 1. Diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian yang berkaitan. 2. Dihapkan dapat mengembangan keilmuan, khususnya dibidang desain produk Pihak Terkait 1. Diharapkan menjadi gambaran atau inspirasi, sehingga dapat terciptanya produk-produk yang lebih inovatif. 4

5 2. Diharapkan menjadi sebuah peluang untuk pengrajin atau industry terkait Masyarakat 1. Diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap keselamatan saat berkendara sepeda, dengan menggunakan helm. 2. Diharapkan dapat menjadi pengaman dan pelindung kepala bagi pengendara sepeda. 3. Diharapkan dapat memberikan solusi terhadap pengguna yang repot pada saat membawa helm sepeda. 1.7 Metode Perancangan Dalam Perancangan helm sepeda yang dapat dilipat ini, menggunakan metode penelitian kualitatif, mencakup pendekatan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data, sebagai berikut: Pendekataan Palgunadi (2008: 272) mengatakan bahwa pendekatan atau pendekatan desain merupakan suatu pendekatan dan penetapan yang dibuat oleh perencana untuk digunakan atau diterapkan dalam pelaksanaan suatu proses desain, serta pada pada saat memasuki proses produksi/fabrikasi. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan user oriented, dimana pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh aktivitas, sifat, kebiasaan perilaku, dan sikap perilaku terhadap hal-hal yang terkait penelitian, Teknik Pengumpulan Data Untuk dapat mencapai tujuan dalam Perancangan helm sepeda yang dapat dilipat maka dilakukannya pengumpulan data dengan menggunakan instrument berikut: 1. Observasi Observasi dilakukan pada jalan raya perkotaan, tempat umum seperti perkantoran, kampus, atau lainnya, dan tempat-tempat yang sering digunakan untuk berkumpulnya pengguna sepeda atau pada tempat penyewaan sepeda (shelter sepeda). 5

6 2. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapkan data secara empiris dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait, seperti pengguna sepeda, dan pengguna helm. 3. Kuesioner/angket Menurut Rosida (2011: 70) menuliskan bahwa kuesioner adalah tenik pengumpulan data atau bahan yang didapat dari mendistribusikan berapa daftar pertanyaan yang tertulis kepada yang terkait dengan penelitian atau reponden, yang kemudian akan dijawabnya secara tertulis juga. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sesuai dengan informasi yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Kuesioner ini disebar dan diberikan kepada pengguna produk, calon pengguna produk, dan yang terkait. Dengan beberapa pertanyaan yang terkait, seperti pendapat menggunakan helm, kebiasaan yang dilakukan saat bersepeda, keinginan responden terkait helm, dan lain sebagainya. 4. Studi Pustaka Data-data dan informasi diperoleh melalui buku, jurnal, e-book, dan artikel yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dikerjakan. Sumber putaka meliputi hal-hal mengenai pengguna sepeda, helm sepeda, standar helm, cara produksi helm, ergonomi, antropometri kepala, bambu, karakteristik bambu, pengolahan bambu, existing produk yang menggunakan bambu, dan existing tentang foldable helmet Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yang sebelumnya telah dilakukan studi pendahualuan atau data skunder, kemudian akan dikembangkan melalui analisa data dilapangan, dengan tahapan sebagai berikut: 6

7 1. Mencari gambaran umun dan menyeluruh tentang objek penelitian atau situasi yang di temukan, sebagai dasar penentuan domain. Dengan mencari dan mengamati fenomena bersepeda yang ada di satu wilayah. 2. Domain yang sudah dipilih kemudian menjadi lebih rinci agar observasi terfokus. Dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, dengan melibatkan partisipan, dimana dari fenomena bersepeda kan muncul beberapa permasalahan yang akan menjadi fokus. 3. Membandingkan antar elemen untuk menemukan yang lebih spesifik, dengan melakukan cara-cara pada pengumpulan data analisis. Seperti membandingkan studi pustaka dengan studi lapangan. 4. Mencari hubungan domain dengan keseluruhan, kemudian dinyatakan dalam penelitian. 1.8 Sistematika Perancangan Adapun sistematika penulisan dalam Laporan Perancangan helm sepeda yang dapat dilipat, yaitu: Bagian Pertama Pada bagian pertama penulisan laporan ini adalah BAB I PENDAHULUAN bab ini berisikan tentang gagasan awal, diantaranya adalah latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian, sistematika penulisan, kerangka penelitian, dan tahapan perancangan Bagian Kedua Pada bagian kedua penulisan laporan ini adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA bab ini berisikan tentang data-data yang akan dijadikan landasan dalam penelitian, yaitu landasan teoritik dan landasan empirik. 7

8 1.8.3 Bagian Ketiga Pada bagian ketiga penulisan laporan ini adalah BAB III ANALISIS DATA bab ini berisikan cara menaganalisis data-data dengan menggunakan beberapa aspek analisa dan juga metode penelitian yang digunakan Bagian Keempat Pada bagian keempat penulisan laporan ini adalah BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA bab ini berisikan tentang konsep perancangan, proses perancangan, dan proses produksi Bagian Terakhir Pada bagian terakhir penulisan laporan ini adalah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN bab ini berisikan tentang kesempulan dan saran, hasil dari pembahasan bagian pertama sampai terakhir. 8

9 1.9 Kerangka Perancangan Gambar 1.4: Kerangka Penelitian (Sumber: Data Penulis, 2017) 9