STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT
|
|
- Ratna Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT Safety riding atau keselamatan berkendara merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendaraan baik bagi pengendara itu sendiri maupun bagi pengendara lain. Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran intensi safety riding behavior, termasuk di dalamnya gambaran mengenai ketiga determinan pembentuk intensi safety riding behavior. Subjek penelitian (N = 164) adalah pengendara motor yang merupakan mahasiswa Universitas Padjadjaran. Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 56% responden memiliki intensi kuat untuk melakukan safety riding dan sebesar 44% responden memiliki intensi lemah untuk melakukan safety riding. Hasil analisis data dengan metode regresi linear berganda menunjukkan bahwa 45.4% variasi dari intensi safety riding behavior dibentuk oleh sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dipersepsi. Sedangkan sisanya, sebesar 54.6% disumbangkan oleh faktor lain yang tidak diketahui atau tidak diteliti terkait dengan hasil elicit study yang belum sepenuhnya mewakili atau mengukur intensi melalui ketiga determinannya. Secara parsial, determinan yang memiliki kontribusi paling tinggi dalam pembentukan intensi safety riding behavior adalah sikap (β = 0.471), yang selanjutnya diikuti oleh kontrol perilaku yang dipersepsi (β = 0.225) dan noma subjektif (β = 0.126). Kata-kata kunci: Intensi, safety riding behavior, sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, pengendara motor, mahasiswa
2 PENDAHULUAN Teknologi merupakan salah satu aspek yang terus berkembang pesat sampai saat ini. Salah satu bentuk kemajuan teknologi di Indonesia diterapkan dalam sistem transportasi. Di era globalisasi seperti saat ini, manusia dituntut untuk mempunyai mobilitas yang tinggi, khusunya pada daerah perkotaan. Setiap hari masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan, selalu bepergian dari suatu tempat ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat ini semakin banyak alat transportasi canggih yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, salah satunya yaitu transportasi darat. Berbagai inovasi diciptakan dalam menciptakan kendaraan bermotor. Semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang diproduksi menunjukkan semakin bertambahnya pengguna kendaraan bermotor. Popularitas penggunaan sepeda motor di dunia, terutama di negara maju mulai meningkat pada pertengahan tahun 1990-an dan sampai saat ini jumlahnya masih bertambah, meskipun proporsinya di negara maju masih tergolong kecil. Tren mengenai popularitas sepeda motor juga terjadi di negara-negara berkembang. Karena biaya rendah, kemudahan, dan kemampuan bermanuver di jalan-jalan padat, sepeda motor menjadi transportasi yg sangat penting di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data yang didapatkan dari badan pusat statistik (diakses online dari pada tanggal 7 Desember 2013), dari tahun 1987 sampai 2011 terus terjadi peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia. Hasil survey yang dilakukan BPS menunjukkan bahwa kendaraan bermotor dengan jenis sepeda motor merupakan jenis yang paling tinggi jumlahnya dibandingkan dengan jenis kendaraan bermotor lainnya. Jumlah sepeda motor yang ada di Indonesia sampai pada tahun 2011 mencapai buah. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dan pembangunan jalan menyebabkan terjadinya kepadatan lalu lintas. Kepadatan lalu lintas ini diperparah oleh hadirnya pengguna jalan yang tidak tertib, seperti sopir
3 kendaraan umum dan pengendara sepeda motor (diakses online dari bapedajabar.go.id). Sepeda motor sebagai kendaraan dengan jumlah tersbesar di Indonesia mendapatkan banyak keluhan dari pengguna jalan yang lainnya. Keluhan tersebut terkait dengan perilaku pelanggaran lalu lintas yang biasa ditampilkan oleh para pengendara sepeda motor pada saat keadaan lalu lintas sedang padat atau lancar seperti kebut-kebutan, menyalip kendaraan lain secara tiba-tiba, menggunakan jalur lalu lintas dari arah berlawanan, dan melanggar rambu lalu lintas atau marka jalan ( diakses pada tanggal 12 Februari 2014). Dalam Operasi Simpatik Lodaya yang digelar oleh Polda Jabar pada tanggal 7 13 Mei 2013, Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan bahwa terdapat 129 orang mahasiswa dan pelajar melakukan pelanggaran lalu lintas. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbanyak ke dua setelah pegawai swasta dan yang paling banyak melakukan pelanggaran adalah pengendara motor. (dalam diakses pada tanggal 6 Desember 2013). Tingkat pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh mahasiswa ternyata banyak terjadi di kawasan Jatinangor, salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang saat ini diusung menjadi Kota Pendidikan. Berdasarkan wawancara kepada Kepolisian Sektor Jatinangor, menyatakan bahwa tingkat pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pengendara motor di daerah Jatinangor merupakan hal yang paling tinggi dibandingkan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh kendaraan lain dan mahasiswa pengendara motor merupakan kalangan yang cukup banyak melakukan pelanggaran lalu lintas. Berikut ini merupakan data pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di Jatinangor pada tahun 2011 sampai 2013 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN Tabel 1.2 Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas di Jatinangor
4 NO JENIS LAKA LANTAS TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN Tabrak Lari 4 2. Kendaraan Bermotor R Kendaraan Bermotor R Umum / angkot 4. Kendaraan Bermotor R pribadi 5. Kendaraan Bermotor Bus umum / wisata Tabel 1.3 Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas di Jatinangor Sumber : Kepolisian Negara Republik Indonesia, Resor Sumedang, Sektor Jatinangor Di Jatinangor terdapat empat perguruan tinggi yaitu Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Koperasi Indonesia (IKOPIN), dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), maka tidaklah heran jika mahasiswa pengendara motor menjadi penyumbang terbanyak pelaku pelanggaran lalu lintas. Unpad merupakan perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa terbanyak yang ada di Jatinangor. Hasil pengambilan data awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas Padjadjaran meyakini bahwa safety riding memiliki manfaatmanfaat untuk dirinya, walaupun masih ada yang meyakini bahwa safety riding dapat memberikan kerugian baginya. Selain itu diketahui juga banyak orang-orang disekitar mahasiswa yang dipersepsikan oleh mahasiswa mendukungnya untuk melakukan safety riding. Namun, walaupun begitu masih banyak yang tidak menampilkan perilaku safety riding dengan melakukan pelanggaran lalu lintas walaupun mereka, tetapi dari data awal tersebut, menunjukkan juga bahwa masih ada mahasiswa yang menampilkan perilaku safety riding. Lalu bagaimana memprediksi seseorang akan dapat menampilkan perilaku safety riding atau tidak? Menurut Theory of Planned Behavior (Icek ajzen, 1975) mengatakan bahwa perilaku manusia pada konteks yang
5 spesifik, dalam hal ini perilaku safety riding, dapat diprediksi dan dijelaskan dengan melihat intensi seseorang karena intensi merupakan determinan langsung dari suatu perilaku. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian mengenai intensi terhadap safety riding behavior pada mahasiswa Universitas Padjadjaran ini menggunakan rancangan penelitian noneksperimental dimana variabel dari penelitian ini merupakan variabel yang telah ada sebelumnya dan tidak dapat diubah atau direkayasa oleh peneliti. Sedangkan teknik atau metode yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yakni teknik yang memberikan gambaran atau deskripsi dari situasi, kejadian atau kumpulan kejadian tertentu (Christensen, 1997). Melalui penelitian ini maka akan diketahui gambaran intensi terhadap perilaku safety riding pada mahasiswa Universitas Padjadjaran. Partisipan Subjek penelitian ini adalah mahasiwa aktif (angkatan ) di Universitas Padjadjaran Jatinangor yang merupakan pengendara sepeda motor. Dengan menggunakan teknik sampling cluster random sampling diperoleh jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 164 orang mahasiswa Unpad. Pengukuran Pengukuran variabel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang disusun berdasarkan dari Theory of Planned Behavior. Alat ukur ini berbentuk kuesioner yang akan mengukur intensi dan juga determinan-determinan pembentuk intensi yaitu attitude toward behavior, subjective norms,dan perceived behavioral control yang terkait dengan safety riding behavior. Kuesioner ini terdiri dari 86 butir item.
6 HASIL Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pembahasan mengenai intensi safety riding behavior, diperoleh simpulan sebgaai berikut: a. Secara keseluruhan, lebih dari setengah mahasiswa Unpad yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu sebesar 56% memiliki intensi yang kuat untuk menampilkan perilaku safety riding. Artinya, mayoritas mahasiswa bersedia dan siap untuk melakukan safety riding atau dengan kata lain, sebagian besar mahasiswa sudah memiliki niat yang kuat untuk melakukan safety riding. b. Diantara ketiga determinan pembentuk intensi, attitude toward behavior menjadi determinan yang berkontribusi paling besar terhadap pembentukan intensi untuk melakukan safety riding(β = 0.471). Selanjutnya determinan kedua yang berpengaruh adalah perceived behavioral control (β = 0.225) yang merupakan keyakinan mahasiswa terhadap kemampuannya untuk melakukan safety riding. Sedangkan subjective norm (β = 0.126) menjadi determinan yang memiliki kontribusi paling rendah diantara dua determinan lainnya. c. Belief yang berpengaruh atau paling besar kontribusinya pada tiap determinan adalah belief mengenai terhindarnya dari kecelakaan, β=0.428 (attitude toward behavior), belief mengenai harapan dari teman terkait perilaku safety riding, β=0.441 (subjective norm), dan belief mengenai pengalaman berkendaraan yang dikaitkan dengan kemampuan mahasiswa untuk melakukan safety riding, β=0.710 (perceived behavioral control). d. Hubungan yang paling kuat diantara determinan tersebut adalah hubungan antara attitude toward behavior dan perceived behavioral control (r = 0.599). Artinya, evaluasi terhadap perilaku safety riding akan mempengaruhi keyakinan tentang kemampuannya untuk menampilkan perilaku safety riding. Begitu juga sebaliknya keyakinan tentang
7 kemampuannya untuk menampilkan perilaku safety riding mempengaruhi evaluasinya terhadap perilaku safety riding. e. Perilaku safety riding secara nyata dipengaruhi oleh intensi mahasiswa untuk melakukan perilaku safety riding. Semakin besar niat dan kesediaan mahasiswa untuk melakukan safety riding maka peluang munculnya tingkah laku untuk berperilaku safety riding semakin besar.
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI INTENSI PERILAKU MELAWAN ARAH ARUS JALAN RAYA DI JATINANGOR PADA PENGENDARA OJEK SEPEDA MOTOR DI JATINANGOR
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI INTENSI PERILAKU MELAWAN ARAH ARUS JALAN RAYA DI JATINANGOR PADA PENGENDARA OJEK SEPEDA MOTOR DI JATINANGOR BRIAN PRAYOGO ABSTRAK Perilaku melawan arah arus jalan raya merupakan
Lebih terperinciASTIA CHOLIDA ABSTRAK
STUDI MENGENAI INTENSI MENGGUNAKAN KEMASAN AIR MINUM PAKAI ULANG SEBAGAI PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ASTIA CHOLIDA ABSTRAK Kebutuhan air minum adalah
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI INTENSI KARYAWAN DI PLAZA MANDIRI YANG MEMILIKI KENDARAAN PRIBADI UNTUK MENGGUNAKAN BUS TRANSJAKARTA KE TEMPAT KERJA
STUDI MENGENAI INTENSI KARYAWAN DI PLAZA MANDIRI YANG MEMILIKI KENDARAAN PRIBADI UNTUK MENGGUNAKAN BUS TRANSJAKARTA KE TEMPAT KERJA REGINA NAVIRA PRATIWI ABSTRACT Bus Transjakarta merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman sekarang ini, terdapat perkembangan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan jaman sekarang ini, terdapat perkembangan di beberapa bidang, beberapa diantaranya yaitu bidang teknologi dan transportasi. Dengan adanya
Lebih terperinciRizka Fitriana Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK
Studi Deskriptif mengenai Intensi Mahasiswa Politeknik Negeri Bali yang Tinggal di Wilayah Sarbagita dalam Penggunaan Bus Trans Sarbagita ke Tempat Kuliah Rizka Fitriana Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi ketiga determinan Intention dan besarnya kontribusi setiap determinan Intention untuk melakukan pelanggaran peraturan lalu lintas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang terus berkembang seiring berlalunya jaman dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terus berkembang seiring berlalunya jaman dan berkembangnya teknologi adalah alat transportasi. Dengan menggunakan alat transportasi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu yang cepat. Banyaknya kebutuhan dan aktivitas menjadi dasar perilaku berpindah tempat
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : intensi berwirausaha. Fak. Psikologi - Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensi berwirausaha pada pedagang kaki lima di wilayah Bandung Utara. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif
Lebih terperinciStudi Mengengenai Intensi dan Determinan Intensi Perilaku Berkendara Pada Anak dan Remaja di Kecamatan Coblong Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengengenai Intensi dan Determinan Intensi Perilaku Berkendara Pada Anak dan Remaja di Kecamatan Coblong Bandung 1 R.A Retno Puji Wulandari, 2 Farida Coralia 1,2
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran intention dan determinandeterminannya dalam melakukan usaha untuk dapat naik kelas pada siswa kelas XI di SMAN X Bandung ditinjau dari teori planned
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibukota negara Indonesia. Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kota administrasi, yaitu: Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya. Perubahan-perubahan ini turut mempengaruhi proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, Indonesia mengalami berbagai macam perubahan yang terjadi di setiap aspek kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, ekonomi, sosial
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan penelitian. Berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan hal yang sangat mutlak dibutuhkan terutama oleh negara yang sedang berkembang. Karena transportasi menjadi nadi perkembangan suatu negara,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciProceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013 Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN:
ANALISIS PENGARUH ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, DAN PERCEIVED BEHAVIOR CONTROL TERHADAP INTENSI PENGGUNAAN HELM SAAT MENGENDARAI MOTOR PADA REMAJA DAN DEWASA MUDA DI JAKARTA SELATAN Leo Agung Manggala Yogatama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi kota-kota besar seperti Jakarta maupun Bandung adalah masalah lalu lintas. Hal tersebut terbukti dengan angka kemacetan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety
Lebih terperinciABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh determinan-determinan intention terhadap intention untuk minum obat secara teratur pada penderita TBC di Balai Besar Kesehatan X Bandung. Pemilihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktif. Sebuah perusahaan dapat terus bertahan jika memiliki sumber daya manusia
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam dunia kerja, perubahan dan tantangan terus berganti seiring dengan perkembangan industri. Keadaan ini menuntut sebuah perusahaan untuk selalu produktif. Sebuah
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH THEORY OF PLANNED BEHAVIOR TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PROVIDER TELKOMSEL PADA MAHASISWA DAN PELAJAR DI WILAYAH BEKASI TIMUR
ANALISIS PENGARUH THEORY OF PLANNED BEHAVIOR TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PROVIDER TELKOMSEL PADA MAHASISWA DAN PELAJAR DI WILAYAH BEKASI TIMUR Nama : Archita Ferina Setianing NPM : 11211043 Jurusan :
Lebih terperinci4.1.1 jenis kelamin Data demografis berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :
BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 100 orang pemilih pemula dalam pemilu presiden 2014. Berikut akan dijelaskan perihal profil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, saat ini aktivitas kehidupan manusia telah mencapai taraf kemajuan semakin kompleks
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang
Lebih terperinciStudi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion 1 Tivanny Salliha P 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok merupakan salah satu penyebab yang menimbulkan munculnya berbagai penyakit dan besarnya angka kematian. Hal ini wajar, mengingat setiap tahunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan dampak luas terhadap berbagai segi kehidupan, khususnya bagi lalu lintas dan angkutan jalan. Seiring
Lebih terperinciGAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA
GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA Studi Deskriptif Mengenai Intensi untuk Melakukan Diet OCD Pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran dilihat dari Attitude Toward
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan hasil dan analisis data yang telah dilakukan pada bab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millenium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami berbagai perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat intention dalam pengelolaan diet pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Ginjal X Medan dan juga kontribusi dari determinan-determinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama satu dekade terakhir, kebijakan harga BBM jenis Premium sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan BBM
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kontribusi determinan-determinan dari planned behavior terhadap intention dalam melakukan pengiriman barang tepat waktu pada salesman PT X Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang
Lebih terperinciANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai moda transportasi, sepeda motor merupakan yang paling banyak dipilih di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. Hal ini yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas yang sangat tinggi. Sektor transportasi merupakan hal mutlak untuk mempermudah mobilisasi penduduk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dunia kerja adalah dunia dimana aspek manusia, peralatan dan lingkungan saling berinteraksi. Interaksi ketiganya dapat mempengaruhi kinerja dari
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat empat variabel yaitu,, Subjective Norm, Perceived Control,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung untuk dapat dinyatakan lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Berwirausaha 1. Definisi Intensi Menurut Ancok (1992 ), intensi merupakan niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Intensi merupakan sebuah istilah yang terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Surakarta atau sering disebut kota Solo terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya strategis sebagai
Lebih terperinciGambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014
Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 oleh : Yoga Adi Prabowo (190110080095) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Golput atau golongan putih merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kepadatan lalu lintas yang disebabkan mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor serta perkembangan sarana dan prasarana lalu lintas yang lebih lambat
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI INTENSI BERPERILAKU ASERTIF DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
STUDI MENGENAI INTENSI BERPERILAKU ASERTIF DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN NURUL HAMIDAH Dr. Rismiyati E. Koesma 1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah generasi penerus bangsa yang dibutuhkan negara dan suatu bentuk investasi negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarana transportasi massal di Indonesia yang minim menjadi penyebab mengapa masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi sebagai pilihan utama, baik itu sepeda motor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia berkembang pesat. Muncul berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku berlalu lintas masyarakat kita buruk. Cara menggunakan jalan dalam berlalu lintas adalah cermin dari budaya bangsa. Kesantunan dalam berlalu lintas yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan banyak diperoleh melalui pendidikan, terutama sekolah. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada masa dewasa ini berkembang sangat pesat. Ilmu pengetahuan turut memegang peranan yang penting di dalam pembangunan. Pengetahuan banyak diperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang semakin modern ini manusia tidak dapat lepas dari penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor sebagai penunjang mobilitas dan alat transportasi
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI SAT LANTAS POLRES SUMBAWA 0 Sumbawa, Desember 0 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai variabel penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. 3.1. Variabel Penelitian Varibel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. Kecelakaan lalu lintas jalan raya merupakan permasalahan yang semakin lama menjadi semakin majemuk dan semakin
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan intention dalam melakukan diet pada penderita hiperkolesterolemia di Laboratorium Klinik X Bandung dan juga kontribusi dari determinan-determinan
Lebih terperinciKontribusi Determinan Intensi terhadap Intensi Berhenti Mengkonsumsi Minuman Beralkohol pada Anggota Klub Mobil X di Kota Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 246-6448 Kontribusi Determinan Intensi terhadap Intensi Berhenti Mengkonsumsi Minuman Beralkohol pada Anggota Klub Mobil X di Kota Bandung 1 Sevtian Nugraha, 2 Milda Yanuvianti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas kehidupan manusia dalam berbagai bidang (Sulistiyarini, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi datang begitu cepat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi (Sulistiyarini, 2013). Perkembangan teknologi, khususnya di bidang teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi Universitas X
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang mencangkup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister dan Spesialis. Berdasarkan website resmi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki populasi penduduk ke - 5 terbanyak di dunia setelah negara Brazil. Jumlah penduduk Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengkomsumsi rokok. Banyak di lapangan kita temui orang-orang merokok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok adalah perilaku membakar dedaunan (tembakau) yang dilinting atau diletakkan pada pipa kecil lalu menghisapnya melalui mulut dan dilakukan secara berulang-ulang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk menjaga kelancaran transportasi, selain itu berkendara yang aman bertujuan untuk mencegah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan berkendara ternyata kurang mendapatkan perhatian dari para pengguna jalan terutama pengendara sepeda motor, hal ini terbukti dari data kecelakaan lalu lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak secara langsung kepadatan lalu lintas di berbagai daerah di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dunia motor otomotif di Indonesia semakin pesat, disertai tuntutan masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas yang tinggi, hal ini mendorong terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki faktor penting dalam era global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang berlimpah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun WP Terdaftar WP yang
BAB I: PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih relatif rendah, berdasarkan survey tentang kepatuhan yang pernah diadakan Direktorat
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Aspek Pengukuran Skala 1. Faktor Manusia a. Lengah Faktor penyebab yang berasal dari manusia dikarenakan pengemudi melakukan hal atau kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, masyarakat Indonesia diharapkan mengalami perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan, teknologi, politik,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mobilitas sosial masyarakat, sehingga Negara merasa penting untuk mengaturnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini.
BAB III METODE PENELITIAN Setiap penelitian ilmiah memerlukan aya metode untuk memperlancar penelitian dalam rangka pencarian data petunjuk mengenai cara atau langkah serta teknik penelitian. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya yang akan meneruskan estafet kepemerintahan Indonesia, salah satu pilar pentingnya adalah mahasiswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR
0 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak permasalahan seperti persoalan ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dunia motor otomotif di Indonesia semakin pesat, disertai tuntutan masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas yang tinggi, hal ini mendorong terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui perilaku para anggotanya, para karyawannya, kebijakan-kebijakannya, dan peraturan-peraturannya.
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi
Lebih terperinci4. INTERPRETASI DAN ANALISIS DATA
4. INTERPRETASI DAN ANALISIS DATA Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil ini diperoleh berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada 134 partisipan yang tersebar pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Pengaruh sikap, norma..., Teuku Adhika Mulya, FPsi UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemacetan di Jakarta meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Pusat Data dan Analisis Majalah Tempo, jarak 14,6 km antara kawasan Kalideres dan kawasan Gajah Mada yang
Lebih terperinciPENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP INTENSI MENGGUNAKAN `TRANSJAKARTA UNTUK PERGI KE TEMPAT KERJA SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL TERHADAP INTENSI MENGGUNAKAN `TRANSJAKARTA UNTUK PERGI KE TEMPAT KERJA SKRIPSI TEUKU ANDHIKA MULYA 0804002141 FAKULTAS
Lebih terperinciStudi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung 1) Febby Zoya Larisa, 2) Suhana 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciKATA KUNCI: kepuasan hidup, media sosial, harga diri, materialisme, berkendara sendiri.
PENGARUH TINGKAT KEPUASAN HIDUP, MEDIA SOSIAL, HARGA DIRI, DAN MATERIALISME TERHADAP PERILAKU MAHASISWA BERKENDARA SENDIRIAN MENGGUNAKAN MOBIL KE KAMPUS Andrian Kosasih 1, Bemby Reksura 2, dan Rudy Setiawan
Lebih terperincihidup mandiri sehingga kesehatan seharusnya menjadi
GAMBARAN MENGENAI INTENSI MENERAPKAN POLA MAKAN SEHAT PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI KOS DI BANDUNG Dewisa Priliani Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Pola makan sehat penting dimiliki
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Pembelajaran sepeda motor berbasis multimedia PENDAHULUAN
ABSTRAK Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya transportasi di jalanan. Kepadatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) berdampak negatif terhadap produk-produk dalam negeri. Produk-produk dalam negeri akan
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. i ii iii. vi viii BAB I
iv DAFTAR ISI BAB I BAB II LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1.2 Rumusan Masalah... 1. Tujuan dan Sasaran...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari transportasi merupakan sarana utama yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mencapai tempat tujuannya. Banyak kepentingan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INTENSI Intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Terutama kendaraan sepeda motor juga mengalami peningkatan. Jumlah kendaraan sepada motor pada tahun
Lebih terperinciHUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN INTENSI MENYONTEK PADA MAHASISWA KRISTEN PROTESTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR DUMORA SILAEN ABSTRAK
HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN INTENSI MENYONTEK PADA MAHASISWA KRISTEN PROTESTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR DUMORA SILAEN ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena menyontek saat ujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Transportasi telah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, karena semua aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan suatu kebutuhan yang amat vital bagi masyarakat Cilacap menyadari peranan transportasi ini, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam
Lebih terperinciINTENSI KEMBALI BERJUALAN DI JALAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA YANG DIRELOKASI. (Studi Pada Pedagang Blok G Tanah Abang di DKI Jakarta)
INTENSI KEMBALI BERJUALAN DI JALAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA YANG DIRELOKASI (Studi Pada Pedagang Blok G Tanah Abang di DKI Jakarta) Pembimbing: DR. Achmad Djunaidi, S.Psi., M.Psi. Abstrak Adrian Hartanto
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian sebagai berikut: 1. Pemahaman resiko kecelakaan yang dimiliki oleh masyarakat Yogyakarta sebanyak 55%
Lebih terperinci