BMKG LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BMKG LAPORAN KINERJA TAHUN 2016"

Transkripsi

1 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA INSPEKTORAT LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta Phone : (62 21) , , Fax : (62 21) ,

2 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LKj) lnspektorat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi lnspektorat BMKG pada Tahun Anggaran 20'16. Penyusunan LKj lnspekorat BMKG mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja lnstansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja lnstansi Pemerintah, serta Revisi Rencana Strategis (Renstra) lnspektorat periode sebagaimana diatur dalam Keputusan lnspektur BMKG Nomor : KEP.12llPRiXl/2O16 Tanggal 28 November Selama tahun 2016, lnspektorat BMKG telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam peta strategis lnspektorat Tahun 20'16 yang diterjemahkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 yang terdiri dari 12 Sasaran strategis (ss) dan 14 lndikator Kinerja Utama (lku). Dalam LKj lnspektorat BMKG ini akan dijabarkan perbandingan antara realisasi pencapaian IKU tahun 2016 dengan Perjanjian Kinerja tahun 2016 yang telah dicapai sesuai target maupun yang belum sesuai target oleh lnspektorat BMKG. Akhir kata, LKj lnspektorat BMKG Tahun 2016 ini diharapkan dapat menjadi media pertanggungjawaban kami atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan dan sebagai evaluasi serta pendorong peningkatan kinerja lnspektorat BMKG. INSPEKTUR, NrP BMKG ll^aporan KinerJ'a Inspektorat Tahun 2016

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 DAFTAR TABEL... 4 IKHTISAR EKSEKUTIF... 6 BAB I. PENDAHULUAN... 8 A. Latar Belakang B. Maksud Dan Tujuan... 8 C. Tugas dan Fungsi... 8 D. Potensi dan Permasalahan... 9 E. Sistematika dan Penyajian Laporan Kinerja BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Inspektorat BMKG B. Perjanjian Kinerja Tahun BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Inspektorat BMKG BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan B. Upaya Perbaikan dan Peningkatan Kinerja Lampiran : 1. Perjanjian Kinerja Tahun Surat Keputusan Tim Penyusunan LAKIP 3. SOP Penyusunan LAKIP BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

4 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Struktur Organisasi Inspektorat BMKG... 9 Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Inspektorat Tahun Tabel 3.1 Nilai Capaian Kinerja Inspektorat BMKG Tahun Berdasarkan Perspektif Tabel 3.2 Capaian Kinerja Inspektorat BMKG Tahun Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tabel 3.3 Capaian IKU Meningkatkan Akuntabilitas Dan Kinerja BMKG Tabel 3.4 Opini Atas Laporan Keuangan BMKG Periode Tabel 3.5 Nilai AKIP BMKG Periode Tabel 3.6 Capaian Indeks Kepuasan Pelanggan Tabel 3.7 Perbandingan Capaian IKP Tabel 3.8 Capaian IKU Maturitas SPIP Tabel 3.9 Interval Skor Tingkat Maturitas SPIP Tabel 3.10 Interval Skor Tingkat Maturitas SPIP Tabel 3.11 Tingkatan Level IACM Tabel 3.12 Capaian IKU Kapabilitas Manajemen Pengawasan Intern Tabel 3.13 Daftar Unit Kerja yang Berkonsultansi dan Asistensi Tabel 3.14 Capaian IKU Membangun Layanan Konsultansi dan Asistensi Tabel 3.15 Capaian IKU Meningkatkan Kualitas Hasil Pengawasan Tabel 3.16 Capaian IKU Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Tabel 3.17 Capaian IKU Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Pengaduan Eksternal/Internal Tabel 3.18 Daftar Peserta Diklat Berkelanjutan ASN Inspektorat BMKG Tabel 3.19 Capaian IKU Persentase ASN Inspektorat Yang Mengikuti Pelatihan Atau Pengembangan Di Bidang Pengawasan Yang Berkelanjutan Tabel 3.20 Perbandingan Capaian Persentase ASN Inspektorat Yang Mengikuti Pelatihan Atau Pengembangan Di Bidang Pengawasan Yang Berkelanjutan BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

5 Tabel 3.21 Capaian IKU Nilai Reformasi Birokrasi BMKG Pada Komponen Penguatan Pengawasan Oleh Menpan RB Tabel 3.22 Perbandingan Capaian Nilai Reformasi Birokrasi BMKG Pada Komponen Penguatan Pengawasan Oleh Menpan RB Tabel 3.23 Tabel Sarana Dan Prasarana Inspektorat BMKG Tabel 3.24 Capaian IKU Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana Tabel 3.25 Realisasi Anggaran dan Output Tahun Anggaran Tabel 3.26 Capaian IKU Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja Tabel 3.27 Perbandingan Capaian Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

6 IKHTISAR EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan masing-masing. Kewajiban menyusun LAKIP dimaksud juga melekat pada Inspektorat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Sesuai dengan Keputusan Inspektur BMKG Nomor KEP.12/IPR/XI/2016 Tanggal 28 November 2016 tentang Revisi Rencana Strategis Inspektorat BMKG periode , Visi Inspektorat BMKG adalah Penjamin dan Pendorong Peningkatan Akuntabilitas dan Kinerja BMKG. Untuk mewujudkan Visi tersebut, Inspektorat BMKG mempunyai 2 (dua) Misi yaitu (1) Melaksanakan pengawasan internal secara Profesional, Akuntabel, dan Berintegritas dan (2) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya pengawasan guna mendukung terwujudnya penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi BMKG yang efektif, efisien, dan taat terhadap peraturan perundang-undangan serta terlindunginya kekayaan negara dari setiap upaya penyimpangan. Secara umum hasil capaian kinerja Inspektorat BMKG telah menunjukkan kinerja yang baik, dilihat dari capaian Nilai Kinerja Organisasi sebesar 98,74%. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Tahun 2016 diperoleh hasil capaian Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat BMKG sebagai berikut: 1. Berdasarkan penetapan target tahun 2016, dari 14 IKU Inspektorat BMKG terdapat 5 IKU yang capaiannya melebihi target, 4 IKU (sesuai target, dan 5 tidak mencapai target IKU melebihi target, yaitu: a. meningkatkan Maturitas SPIP, b. membangun Layanan Konsultasi Dan Asistensi, c. terwujudnya ASN Inspektorat yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian, d. terwujudnya Birokrasi Inspektorat Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima, e. terkelolanya Anggaran Secara Efisien dan Akuntabel IKU sesuai dengan target, yaitu: a. Opini atas Laporan Keuangan BMKG, BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

7 b. Rata-rata Nilai Laporan Kinerja Unit Kerja BMKG. c. Persentase Penurunan Tingkat Resiko Auditan. d. Persentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana IKU tidak mencapai target, yaitu: a. nilai LAKIP BMKG; b. rata-rata Nilai Laporan Kinerja Unit Kerja BMKG, c. Indeks Kepuasan Hasil Pengawasan Internal, d. penetapan level APIP pada Internal Audit Capability Model (IACM), e. persentase Realisasi Pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG. Untuk kinerja keuangan Inspektorat BMKG, terdapat 1 (satu) program yang diselenggarakan yaitu Pengawasan Internal BMKG dengan total anggaran Rp. 14,038,170,000,-. Pada pertengahan dan akhir tahun 2016 terjadi kebijakan penghematan anggaran sehingga pagu penghematan Inspektorat BMKG menjadi Rp. 12,091,438,000,-. Selisih anggaran sebesar Rp ,- menjadi hambatan sekaligus tantangan bagi Inspektorat BMKG untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Capaian IKU yang belum mencapai target sebanyak 5 IKU akan menjadi perhatian khusus bagi Inspektur beserta Koordinator JFA dan Kasubag Tata Usaha untuk dilakukan upaya-upaya perbaikan dan langkah-langkah dalam bentuk rencana aksi kinerja (Renaksi) per triwulan Inspektorat BMKG. INSPEKTUR Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

8 Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Inspektorat BMKG ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nomor 3 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Laporan kinerja (Lkj) disusun sebagai salah satu bentuk pertangggungjawaban Inspektorat BMKG dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2016 dalam rangka mencapai visi dan misi Inspektorat BMKG dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja. Selain sebagai akuntabilitas, Lkj juga disusun sebagai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. B. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Lkj Inspektorat tahun 2016 ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Inspektur BMKG kepada Kepala BMKG atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan. Sedangkan tujuan penyusunan Lkj Inspektorat adalah menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran selama tahun Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang menjadi bahan masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi tahun berikutnya. C. Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nomor 3 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Meteorologi, Klimatologi, dan BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

9 Geofisika pada Bab VIII pasal 227 Inspektorat BMKG mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan BMKG. Sedangkan pada pasal 228 secara khusus diatur Inspektorat BMKG menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. perumusan dan penyusunan rencana pengawasan fungsional; b. pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; c. pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat; d. penyusunan laporan hasil pengawasan Inspektorat BMKG dipimpin oleh Inspektur, yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala BMKG, dan didukung oleh 1 orang Kepala Sub. Bagian Tata Usaha, serta membawahi Kelompok Jabatan Fungsional Auditor (JFA) sebagaimana struktur dibawah ini. Kepala BMKG Tabel 1.1 Struktur Organisasi Inspektorat BMKG Inspektur Sekretaris Utama Sub Bagian Tata Usaha Kelompok Jabatan Fungsional D. Potensi dan Permasalahan Potensi Inspektorat BMKG sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, secara rinci dijelaskan pada Pasal 11 yang menyatakan bahwa perwujudan peran Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang efektif sekurang-kurangnya mampu: 1. memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, serta efektifitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

10 2. memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko, dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; 3. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Permasalahan yang dapat menghambat pencapaian kinerja program dan kegiatan Inspektorat sebagai berikut: 1. Nilai LAKIP BMKG belum diumumkan oleh MenPAN RB sehingga pengukuran akuntabliltas tidak bisa dilakukan; 2. Kurangnya pemahaman dari unit kerja dalam membuat LAKIP 3. Kurang maksimalnya kinerja APIP dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya 4. Kurangnya koordinasi dengan BPKP terkait penetapan level APIP pada Internal Audit Capability Model (IACM), 5. Belum optimalnya sosialisasi dan pelaksanaan monitoring oleh Inspektorat terkait penyelesaian tindak lanjut temuan hasil audit dari satker/ unit kerja di lingkungan BMKG. E. Sistematika dan Penyajian Laporan Kinerja Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Kinerja Inspektorat BMKG Tahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issue) yang sedang dihadapi organisasi. 2. Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini diuraikan tentang perencanaan strategis Inspektorat BMKG dan perjanjian kinerja tahun Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini dibagi per sub bab yang berisi hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan serta kinerja lain-lain Inspektorat BMKG tahun Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Inspektorat BMKG dan rekomendasi perbaikan ke depan untuk meningkatkan kinerja. 5. Lampiran-Lampiran, disajikan Perjanjian Kinerja Tahun 2016, dan surat Keputusan Inspektur tentang Tim Penyusun Laporan Kinerja Inspektorat BMKG tahun BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

11 Bab II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Inspektorat BMKG Renstra Inspektorat BMKG ditetapkan dalam Keputusan Inspektur Nomor KEP.04/IPR/II/2015 tanggal 23 Februari 2015 tentang Rencana Strategis Inspektorat Tahun dan mengalami perubahan/ revisi sebagaimana diatur dalam Keputusan Inspektur BMKG Nomor: KEP.12/IPR/XI/2016 Tanggal 28 November Dalam revisi Renstra ini, Inspektorat BMKG merombak total Sasaran Strategis (SS) menggunakan pendekatan metode Balance Score Card (BSC) yang mengacu pada Peraturan Kepala BMKG Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 27 September 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika Tahun Visi Visi Inspektorat BMKG periode Tahun adalah: Penjamin dan Pendorong Peningkatan Akuntabilitas dan Kinerja BMKG Visi tersebut secara keseluruhan memiliki makna bahwa Inspektorat BMKG, melalui pengawasan internalnya, menjamin dan mendorong terciptanya peningkatan kemampuan menjawab kinerja dari seluruh unit kerja BMKG. 2. Misi Misi Inspektorat BMKG dalam rangka mendukung pencapaian Visi tersebut adalah: 1. melaksanakan pengawasan internal secara Profesional, Akuntabel, dan Berintegritas; 2. meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya pengawasan. BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

12 Misi tersebut secara keseluruhan memiliki makna bahwa pengawasan internal yang profesional, akuntabel, dan berintegritas dapat dicapai dengan adanya penguatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan sumber daya pengawasan. 3. Tujuan Strategis Tujuan Strategis merupakan penjabaran dan implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Misi Inspektorat BMKG adalah: 1. meningkatkan akuntabilitas dan kinerja unit organisasi menuju tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih di lingkungan BMKG; 2. meningkatkan kewenangan kelembagaan pengawasan; 3. meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pengawasan. 4. Sasaran Strategis Dalam penyusunan Sasaran Strategis (SS), Inspektorat BMKG menjabarkan 2 misi dengan menggunakan metode Balanced Score Card (BSC) yang dibagi menjadi 4 (empat) perspektif: a. Stakeholder Perspektive Menjabarkan misi pertanggungjawaban dan capaian kinerja Inspektorat BMKG, sehingga didapatkan Sasaran Strategis ke-1 (SS1) adalah Meningkatkan Akuntabilitas Dan Kinerja BMKG dengan 3 Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu (1) Opini atas Laporan Keuangan BMKG; (2) Nilai LAKIP BMKG; dan (3) Rata-Rata Nilai Laporan Kinerja Unit Kerja BMKG. b. Customer Perspektive Menjabarkan tentang tingkat kepuasan pelanggan, dalam hal ini adalah auditi, sehingga didapatkan Sasaran Kinerja ke-2 (SS2) adalah Meningkatkan indeks kepuasan pelanggan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu Indeks Kepuasan Hasil Pengawasan Internal. c. Internal Process Perspektive Sasaran Strategis pada perspektif ini adalah, segala hal yang harus dilakukan oleh Inspektorat BMKG, yaitu: 1) Sasaran Strategis ke-3 (SS3) adalah Meningkatkan Maturitas SPIP dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu nilai maturitas SPIP BMKG; 2) Sasaran Strategis ke-4 (SS4) adalah Meningkatkan kapabilitas manajemen pengawasan intern dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu Penetapan level APIP pada Internal Audit Capability Model (IACM); 3) Sasaran Strategis ke-5 (SS5) adalah Membangun layanan konsultasi dan asistensi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase penyelesaian permintaan konsultasi dan asistensi pengawasan yang direspon sesuai SOP; BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

13 4) Sasaran Strategis ke-6 (SS6) adalah Meningkatkan Kualitas Hasil Pengawasan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase Penurunan Tingkat Resiko Auditan; 5) Sasaran Strategis ke-7 (SS7) adalah Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase Realisasi Pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG; 6) Sasaran Strategis ke-8 (SS8) adalah Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Pengaduan Eksternal/Internal dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase Laporan Pengaduan Eksternal/ Internal Yang Ditindaklanjuti; e. Learning And Growth Perspektive Untuk melaksanakan pencapaian sasaran strategis sebagaimana tersebut di atas, dibutuhkan input yang dapat mendukung terlaksananya proses untuk menghasilkan output dan outcome Inspektorat BMKG. Terdapat 4 Sasaran Strategis (SS) yang hendak dicapai yaitu: 1) Sasaran Strategis ke-9 (SS9) adalah Terwujudnya ASN Inspektorat yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase ASN Inspektorat yang mengikuti pelatihan atau pengembangan di bidang pengawasan yang berkelanjutan; 2) Sasaran Strategis ke-10 (SS10) adalah Terwujudnya Birokrasi Inspektorat Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Nilai reformasi birokrasi BMKG pada komponen penguatan pengawasan oleh Menpan RB; 3) Sasaran Strategis ke-11 (SS11) adalah Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana; 4) Sasaran Strategis ke-12 (SS12) adalah Terkelolanya Anggaran Secara Efisien dan Akuntabel dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja. BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

14 B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Perjanjian Kinerja Inspektorat BMKG tahun 2016, secara rinci dijabarkan sebagai berikut: Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Inspektorat Tahun 2016 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) STAKEHOLDER PERSPEKTIVE 1. Meningkatkan Akuntabilitas Dan 1a. Opini atas Laporan Keuangan WTP Kinerja BMKG BMKG 1b. Nilai LAKIP BMKG BB 1c. Rata-rata Nilai Laporan Kinerja Unit Kerja BMKG 68,38 CUSTOMERS PERSPEKTIVE 2. Meningkatkan Indeks Kepuasan Indeks Kepuasan Hasil Pengawasan 82% Pelanggan Internal INTERNAL PROCESS PERSPEKTIVE 3. Meningkatkan Maturitas SPIP Nilai Maturitas SPIP BMKG 1,7 4. Meningkatkan kapabilitas Penetapan level APIP pada Internal Audit 2 manajemen pengawasan intern Capability Model (IACM) 5. Membangun Layanan Konsultasi Dan Asistensi 6. Meningkatkan Kualitas Hasil Pengawasan 7. Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit 8. Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Pengaduan Eksternal/Internal 9. Terwujudnya ASN Inspektorat yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian 10. Terwujudnya Birokrasi Inspektorat Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima 11. Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana 12. Terkelolanya Anggaran Secara Efisien dan Akuntabel Persentase Penyelesaian Permintaan Konsultasi Dan Asistensi Pengawasan Yang Direspon Sesuai SOP Persentase Penurunan Tingkat Resiko Auditan Persentase Realisasi Pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG Persentase Laporan Pengaduan Eksternal/ Internal Yang Ditindaklanjuti LEARNING AND GROWTH PERSPEKTIVE Persentase ASN Inspektorat yang mengikuti pelatihan atau pengembangan di bidang pengawasan yang berkelanjutan Nilai reformasi birokrasi BMKG pada komponen penguatan pengawasan oleh Menpan RB Persentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja. 85% 56% 65% 100% 55% 7,8 62% 95% BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Inspektorat BMKG Pengukuran capaian kinerja Inspektorat BMKG tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) pada masing-masing perspektif. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian Nilai Kinerja Organisasi Inspektorat BMKG adalah sebesar 98,74%. Data tersebut merupakan hasil pengolahan kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard (BSC). Nilai tersebut adalah capaian kinerja dari masing-masing Perspektif sebagaimana tampak pada tabel berikut: Perspektif Tabel 3.1 Nilai Capaian Kinerja Inspektorat BMKG Tahun 2016 Berdasarkan Perspektif Bobot Kode SS Sasaran Strategis Jmlh IKU NSS (%) Skor NSS (%) Stakeholder 25% SS1 Meningkatkan Akuntabilitas Dan Kinerja 3 97,73 97,73 24,43 BMKG Costumer 25% SS2 Meningkatkan Indeks Kepuasan Pelanggan 1 97,24 97,24 24,31 Internal 25% SS3 Meningkatkan Maturitas SPIP 1 158,82 SS4 Meningkatkan kapabilitas manajemen 1 79,31 pengawasan intern SS5 Membangun Layanan Konsultasi Dan 1 117,65 Asistensi SS6 Meningkatkan Kualitas Hasil Pengawasan Nilai (%) 102,36 25,00 SS7 SS8 Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Pengaduan Eksternal/Internal 1 58, Learning dan Growth 25% SS9 Terwujudnya ASN Inspektorat yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian 1 101,45 SS10 Terwujudnya Birokrasi Inspektorat Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima SS11 Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana 1 99,67 SS12 101,85 25,00 Terkelolanya Anggaran Secara Efisien dan Akuntabel 1 101,26 TOTAL 14 98,74 BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

16 Tahun 2016 adalah pertama kalinya Inspektorat BMKG menggunakan metode Balance Scorecard (BSC) dalam pengukuran kinerjanya. Hal ini sesuai dengan perubahan pada Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Revisi Renstra Inspektorat BMKG Tahun Pengukuran capaian kinerja BMKG berurutan dimulai dari Stakeholder Perspective, Costumer Perspective, Internal Process Perspective dan Learning and Growth Perspective. Pada Tabel 3.1 diperoleh informasi capaian kinerja Inspektorat BMKG, dari 4 (empat) Perspektif, 1 (satu) Perspektif sesuai dengan target yaitu Learning dan Growth Perspektive; dan 3 (tiga) Perspektif tidak mencapai target yaitu Stakeholder Perpektive, Customer Perspektive, dan Internal Perspektive. Sedangkan capaian kinerja dari masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat BMKG di tahun 2016 sebagaimana tampak pada tabel berikut: Tabel 3.2 Capaian Kinerja Inspektorat BMKG Tahun 2016 Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian Presentase (1) (2) (3) (4) (5) (6) STAKEHOLDERS PERSPEKTIVE 1. Meningkatkan Akuntabilitas Dan 1a. Opini atas Laporan WTP WTP 100% Kinerja BMKG Keuangan BMKG 1b. Nilai LAKIP BMKG BB B 93,4% 1c. Rata-rata Nilai Laporan 68,38 68,23 99,78% Kinerja Unit Kerja BMKG CUSTOMERS PERSPEKTIVE 2. Meningkatkan Indeks Kepuasan Pelanggan Indeks Kepuasan Hasil Pengawasan Internal 82% 78,48% 97,24% INTERNAL PROCESS PERSPEKTIVE 3. Meningkatkan Maturitas SPIP Nilai Maturitas SPIP BMKG 1, ,82% 4. Meningkatkan kapabilitas Penetapan level APIP pada Internal 2 2 dengan 79,31% manajemen pengawasan intern Audit Capability Model (IACM) catatan 5. Membangun Layanan Persentase Penyelesaian 85% 100% 117,65% Konsultasi Dan Asistensi Permintaan Konsultasi Dan Asistensi Pengawasan Yang Direspon Sesuai SOP 6. Meningkatkan Kualitas Hasil Persentase Penurunan Tingkat 56% 56% 100% Pengawasan Resiko Auditan 7. Meningkatkan Penyelesaian Persentase Realisasi Pelaksanaan 65% 37,93% 58,35% Tindak Lanjut Hasil Audit Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG 8. Meningkatkan Penyelesaian Persentase Laporan Pengaduan 100% 100% 100% Tindak Lanjut Pengaduan Eksternal/ Internal Yang Eksternal/Internal Ditindaklanjuti LEARNING AND GROWTH PERSPEKTIVE 9. Terwujudnya ASN Inspektorat Persentase ASN Inspektorat yang 55% 55,80% 101,45% yang Kompeten, Profesional mengikuti pelatihan atau dan Berkepribadian pengembangan di bidang pengawasan yang berkelanjutan 10. Terwujudnya Birokrasi Nilai reformasi birokrasi BMKG 7,8 8,19 105% BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

17 Inspektorat Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima 11. Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana 12. Terkelolanya Anggaran Secara Efisien dan Akuntabel pada komponen penguatan pengawasan oleh Menpan RB Persentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja. 62% 62% 100% 95% 96,20% 101,26% Pada Tabel 3.2 diperoleh informasi capaian kinerja Inspektorat BMKG berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU), dari 14 IKU Inspektorat BMKG terdapat 5 (empat) IKU (35,71%) yang capaiannya melebihi target yaitu (1) meningkatkan Maturitas SPIP, (2) membangun Layanan Konsultasi Dan Asistensi, (3) terwujudnya ASN Inspektorat yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian, (4) terwujudnya Birokrasi Inspektorat Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima dan (5) terkelolanya Anggaran Secara Efisien dan Akuntabel; 3 (tiga) IKU (21,42%) yang capaiannya sesuai target yaitu (1) Opini Atas Laporan Keuangan BMKG, (2) Presentase Penurunan Tingkat Resiko Auditan, dan (3) Persentase Laporan Pengaduan Eksternal/ Internal Yang Ditindaklanjuti; sedangkan terdapat 6 (enam) IKU (42,85%) tidak mencapai target yaitu (1) Nilai LAKIP BMKG, (2) Rata-Rata Nilai Laporan Kinerja Unit Kerja BMKG, (3) Indeks Kepuasan Hasil Pengawasan Internal, (4) penetapan level APIP pada Internal Audit Capability Model (IACM), (5) persentase Realisasi Pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG, (6) persentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana. CAPAIAN KINERJA PERSPEKTIF STAKEHOLDER Sasaran Strategis 1 : Meningkatkan Akuntabilitas Dan Kinerja BMKG Menjabarkan visi dari Inspektorat BMKG yaitu Penjamin dan Pendorong Peningkatan Akuntabilitas dan Kinerja BMKG. Dalam usaha mencapai sasaran kinerja ini, Inspektorat menetapkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai alat ukurnya, yaitu (1) Opini atas Laporan Keuangan BMKG, (2) Nilai LAKIP BMKG, dan (3) Rata-rata Nilai Laporan Kinerja Unit Kerja BMKG. Tabel 3.3 Capaian IKU Meningkatkan Akuntabilitas Dan Kinerja BMKG SS 1. Meningkatkan Akuntabilitas Dan Kinerja BMKG Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Opini atas Laporan Keuangan BMKG WTP WTP 100% 2. Nilai LAKIP BMKG BB B 93,4% 3. Rata-rata Nilai Laporan Kinerja Unit Kerja BMKG 66,38 68,23 99,78% BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

18 1. Opini atas Laporan Keuangan BMKG Tujuan dari IKU Opini Atas Laporan Keuangan BMKG adalah Inspektorat melakukan pendampingan dan penjaminan (quality assurance) dalam rangka akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban keuangan negara yang telah dilaksanakan oleh BMKG. Data Statistik menunjukkan BMKG berhasil memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari tahun 2010 dan mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi WDP (Wajar Dengan Pengecualian). Inspektorat BMKG sebagai bagian dari penjaminan mutu telah berupaya melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka peningkatan opini BPK TA.2015 sehingga pada tahun 2016 BMKG dapat meraih kembali Opini WTP dengan paragraf penjelasan dari Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan T.A Data statistik perolehan opini BPK disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.4 Opini Atas Laporan Keuangan BMKG Periode Tahun Opini BPK WTP WTP WTP WTP WDP WTP Sumber : Laporan Kinerja BMKG Tahun 2016 Langkah-langkah yang telah dilakukan Inspektorat BMKG untuk membantu mencapai opini WTP kembali, antara lain: a. melaksanakan asistensi dan konsultansi kepada biro terkait untuk melengkapi bukti-bukti kepemilikan sah untuk kegiatan yang mengalami keterlambatan pekerjaan pembangunan; b. melaksanakan asistensi dan konsultansi penyelesaian permasalahan tanah dengan pihak ketiga melalui mediasi DJKN dan koordinasi dengan Biro Perencanaan untuk penyiapan anggaran sertifikasi. c. melaksanakan reviu mendalam atas Laporan Keuangan BMKG yang informatif, akurat, transparan dan akuntabel; d. melaksanakan asistensi dan konsultansi dalam penyusunan Laporan BMN yang tertib administrasi, tertib fisik dan tertib hukum. BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

19 2. Nilai LAKIP BMKG Nilai akuntabilitas kinerja mengidentifikasi kemampuan instansi pemerintah dalam mengidentifikasi kinerja yang harus dicapai sesuai dengan peran dan fungsi keberadaan instansi pemerintah, data capaian nilai AKIP kami peroleh dari laporan kinerja BMKG Tahun Nilai AKIP BMKG 5 (lima) tahun terakhir mengalami tren kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan Pada Tahun 2016, BMKG berhasil meraih nilai kinerja B untuk hasil laporan evaluasi kinerja tahun Nilai AKIP tahun 2015 belum dapat di tampilkan dalam laporan ini karena pada saat penyusunan laporan kinerja Inspektorat BMKG tahun 2016, Kemenpan RB belum merilis hasil penilaian. Tabel perkembangan perolehan nilai kinerja BMKG sebagai berikut. Tabel 3.5 Nilai AKIP BMKG Periode Tahun Nilai AKIP 46,59 53,85 55,17 61,21 65,37 Predikat Penilaian C CC CC CC B Sumber : Laporan Kinerja BMKG Tahun 2016 Sasaran Strategis 2 : Meningkatkan Indeks Kepuasan Pelanggan Inspektorat BMKG dalam kapasitasitasnya melalui pengawasan internalnya, menjamin dan mendorong terciptanya peningkatan kemampuan menjawab kinerja dari seluruh unit kerja BMKG sesuai Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nomor 3 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Hal ini sejalan dengan amanat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, terdapat 5 (lima) jenis layanan jasa yang menjadi domain Aparat Pengawasa Internal Pemerintah (APIP) yaitu Audit, Reviu, Evaluasi, Pemantauan, dan Pengawasan Lainnya (AREPP). Pengguna jasa APIP Inspektorat BMKG didominasi oleh pihak internal BMKG, sementara ini penilaian kepuasan pengguna layanan jasa adalah para Kepala UPT yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan oleh Inspektorat BMKG untuk mengukur kepuasan pengguna layanan APIP adalah dengan menggunakan Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP), pelanggan yang dimaksud adalah para Kepala UPT yang menjadi mitra APIP BMKG. Indeks Kepuasan Pelanggan adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

20 atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Tujuannya sebagai tolok ukur keberhasilan pelayanan dan dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja pelayanan instansi. Penilaian menggunakan Skala Likert 0-5 (SL) yaitu (0) Sangat Tidak Setuju, (1) Tidak Setuju, (2) Kurang Setuju, (3) Setuju, (4) Sangat Setuju, (5) Sangat Setuju Sekali. Unsur-unsur yang ditetapkan untuk menjadi pengukuran IKM terdiri dari 4 (empat) variabel dengan 29 (dua puluh sembilan) unsur yaitu: I. Kualitas Layanan Yang Diberikan, terdiri dari: 1) Jenis audit sudah sesuai dengan Tupoksi Satker yang diperiksa; 2) Pemeriksaan/ permintaan data sesuai dengan jenis audit yang dilakukan; 3) Terdapat unsur pembinaan/ solusi yang relevan terhadap permasalahan yang ditemukan pada saat audit; 4) Reviu Laporan keuangan satker sudah dilakukan secara menyeluruh terhadap seluruh pos/ rekening; 5) Terdapat unsur pembinaan dalam penyusunan Laporan keuangan satker; 6) Penilaian LAKIP sudah dilakukan dengan seobjektif mungkin; 7) Hasil penilaian LAKIP sudah diinformasikan secara jelas dan transparan; 8) Tindak lanjut terhadap hasil audit yang lalu sudah dilakukan secara periodic; 9) Terdapat kemudahan dalam menindaklanjuti hasil audit; 10) Sosialisasi tentang kebijakan/ produk hukum terbaru di lingkungan BMKG sudah dilakukan oleh tim inspektorat pada saat audit atau pada kesempatan lainnya; 11) Terdapat forum diskusi dalam sosialisasi yang dilakukan oleh Inspektorat BMKG; II. Kemudahan Dalam Mendapatkan Layanan: Jam Operasi Layanan Dan Lamanya Waktu Tunggu, terdiri dari: 12) Lamanya audit telah sesuai dengan hari di SPT; 13) Cepat dan Tanggap dalam pemecahan masalah, pemberian solusi, saran, kritik dan pendapat terhadap permasalahan yang terjadi pada satker yang diaudit; 14) Lamanya Reviu Laporan Keuangan telah sesuai dengan hari di SPT; 15) Hasil Reviu sudah disampaikan tepat waktu; 16) Hasil Evaluasi LAKIP sudah disampaikan tepat waktu; 17) Tindak lanjut auditan (satker) mendapatkan respon yang cepat oleh tim Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat BMKG yang selanjutnya akan dijadikan dasar untuk menetapkan kebijakan; BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

21 III. IV. 18) Sosialisasi dan koordinasi dilaksanakan tepat sasaran, efektif dan efisien; Sikap Auditor Dalam Melaksanakan Tugasnya, terdiri dari: 19) Auditor sudah objektif dalam menjalankan tugasnya; 20) Auditor Selalu mengedepankan pendekatan persuasif; 21) Auditor Selalu terbuka dalam menerima pendapat, saran dan kritik yang membangun; 22) Auditor Selalu menjaga kode etik dan berprilaku baik dalam menjalankan tugasnya; 23) Auditor Berpakaian rapi dan sopan; 24) Auditor Berbahasa baik, sopan, lugas, tegas, jelas dan dapat dimengerti; 25) Auditor dan auditan sudah bekerjasama & bersinergi dalam membangun komitmen bersama-sama memajukan BMKG di berbagai aspek secara keseluruhan; Keterlibatan Dan Partisipasi Auditan Dalam Pemberian Masukan Atau Saran Perbaikan, terdiri dari: 26) Auditan diberikan kesempatan yang luas untuk memberikan pendapat, saran dan kritik yang membangun dalam pelaksanaan audit; 27) Auditan diikutsertakan dalam proses pelaksanaan audit (klarifikasi, permintaan keterangan, dll); 28) Temuan yang terdapat pada hasil audit dikomunikasikan kepada pegawai sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing untuk diketahui dan kemudian dicarikan solusinya; 29) Pegawai diikutsertakan dalam sosialisasi oleh Inspektorat BMKG. Dalam rangka mencapai Sasaran Strategis ini, Inspektorat BMKG menetapkan IKU sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 3.6 Capaian Indeks Kepuasan Pelanggan SS 2. Meningkatkan Indeks Kepuasan Pelanggan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Indeks Kepuasan Hasil Pengawasan Internal 82% 78,48% 97,24% Dari tabel diatas diperoleh informasi bahwa Inspektorat BMKG belum mencapai target yang ditetapkan. Target Indeks Kepuasan Pelanggan tahun 2016 sebesar 82%, untuk realisasi kinerja Inspektorat adalah 78,48% sehingga diperoleh nilai capaian kinerja untuk BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

22 Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) sebesar 97,24%. Dari hasil pengumpulan IKP, diketahui tidak tercapainya target lebih disebabkan kurangnya komunikasi dan keterbatasan waktu dalam diskusi dan atau sosialisasi. Inspektorat BMKG tidak dapat melakukan pembandingan capaian Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) dengan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan di tahun 2016 pertama kalinya Inspektorat BMKG menggunakan metode Balance Scorecard (BSC) dalam pengukuran kinerjanya. Tabel 3.7 Perbandingan Capaian IKP Tahun Target IKP 80,08% 82% Nilai IKP - 78,48% CAPAIAN KINERJA PERSPEKTIF INTERNAL Sasaran Strategis 3 : Meningkatkan Maturitas SPIP Berdasarkan PP.60 Tahun 2008 tentang SPIP, Pemerintah Wajib menyelenggarakan SPIP secara menyeluruh mulai dari konsep, pedoman, implementasi sampai dengan pengukuran keberhasilan penyelenggaraan SPIP. Sesuai dengan RPJMN Buku II tentang Indikator Kinerja RPJMN bahwa Tingkat Maturitas Implementasi SPIP di tahun 2019 harus mencapai level 3 (tiga). Sebagai alat ukur penyelenggaraan SPIP maka diperlukan tools berupa penilaian maturitas SPIP. Tujuan dari Penilaian Maturitas SPIP adalah: 1. menyediakan media pengukuran kematangan penyelenggaraan SPIP dalam mendukung peningkatan kinerja, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,m 2. menyediakan media pengukuran kematangan penyelenggaraan SPIP bagi auditor dalam melakukan pemeriksaan keuangan negara, 3. masukan BPKP dalam rangka pembinaan JFA. Untuk mencapain sasaran strategis ini, diukur dengan menggunakan 1 (satu) indikator kinerja, sebagaimana ditabulasikan dalam tabel berikut. BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

23 Tabel 3.8 Capaian IKU Maturitas SPIP SS 3. Meningkatkan Maturitas SPIP Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Nilai Maturitas SPIP BMKG 1,7 2,7 158,82% Penetapan skor maturitas SPIP menggunakan skor hasil validasi dengan membuat rerata tertimbang dari skor validasi. Skor ini yang kemudian digunakan untuk menentukan tingkat maturitas SPIP. Interval skor tingkat maturitas SPIP adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel dibawah ini. LEVEL TINGKAT MATURITAS INTERVAL SKOR 0 BELUM ADA Kurang dari 1,0 (0 < skor <1,0) Tabel 3.9 Interval Skor Tingkat Maturitas SPIP 1 RINTISAN 1,0 s/d kurang dari 2,0 (1,0 skor < 2,0) 2 BERKEMBANG 2,0 s/d kurang dari 3,0 (2,0 skor < 3,0) 3 TERDEFINISI 3,0 s/d kurang dari 4,0 (3,0 skor < 4,0) 4 TERKELOLA DAN TERUKUR 4,0 s/d kurang dari 4,5 (4,0 skor < 4,5) 5 OPTIMUM Antara 4,5 s/d 5,0 (4,5 skor 5) Pada tahun 2016 penilaian maturitas level penyelenggaraan SPIP pada BMKG masih dalam proses, sebagai pilot project penilaian tingkat lembaga adalah Penilaian Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP pada Inspektorat BMKG. Hasil evaluasi maturitas penyelenggaraan SPIP tersebut sebesar 3,394 atau terdefinisi level 3. Setelah dilakukan verifikasi oleh Tim Quality Assurrance BPKP menghasilkan nilai maturitas penyelenggaraan SPIP sebesar 2,694 atau berkembang yang berada pada level 2 atas pengukuran terhadap 25 fokus penilaian SPIP. Nilai maturitas merupakan indikator kinerja baru yang dimunculkan setelah adanya surat dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Nomor: S-741/D103/01/2016 tanggal 13 Oktober 2016 perihal peningkatan maturitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP), kemudian disusul dengan surat Nomor : S-19/D1/03/02/2017 perihal peningkatan maturitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah dan peningkatan kapabilitas APIP BMKG, untuk memasukkan Indikator Kinerja Kematangan Implementasi SPIP BMKG dalam Rencana Strategis BMKG tahun Sehingga capaian indikator kinerja ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

24 Kualitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah ditunjukkan oleh tingkat kematangan implementasi penyelenggaraan SPIP pada BMKG dalam rentang lima tingkat kematangan mulai dari Tingkat Rintisan, Berkembang, Tersistem, Terintegrasi hingga Optimum. Tingkat kematangan implementasi penyelenggaraan SPIP ini menunjukkan upaya komprehensif BMKG yang melibatkan pimpinan dan seluruh pegawai untuk secara terus-menerus mengendalikan pencapaian tujuan instansi kegiatan yang telah dilaksanakan secara efektif dan efisien, pelaporan keuangan telah handal, harta telah dipelihara keamanannya dan ketaatan pelaksanaan dengan peraturan perundangundangan. Tabel 3.10 Interval Skor Tingkat Maturitas SPIP No. Fokus Penilaian Tingkat Maturitas (0 s.d. 5) Bobot Skor 1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika 4 3,75% 0,150 2 Komitmen Terhadap Kompetensi 1 3,75% 0,038 3 Kepemimpinan yang kondusif 4 3,75% 0,150 4 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan 4 3,75% 0,150 5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM 4 3,75% 0, ,75% 0,150 7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif 3 3,75% 0,113 8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait 3 3,75% 0,113 9 Identifikasi Risiko 0 10,00% 0, Analisis Risiko 0 10,00% 0, Reviu Kinerja 4 2,27% 0, Pembinaan Sumber Daya Manusia 3 2,27% 0, Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi 3 2,27% 0, Pengendalian Fisik atas Aset 4 2,27% 0, Penetapan dan Reviu Indikator 4 2,27% 0, Pemisahan Fungsi 4 2,27% 0, Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting 3 2,27% 0, Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu 4 2,27% 0, Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Catatan 5 2,27% 0, Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya 3 2,27% 0, Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) serta transaksi dan kejadian penting 4 2,27% 0, Informasi 3 5,00% 0, Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif 3 5,00% 0, Pemantauan Berkelanjutan 3 7,50% 0, Evaluasi Terpisah 3 7,50% 0,225 BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

25 Jumlah SKOR 2,69 Tingkat maturitas BERKEMBANG Sasaran Strategis 4 : Meningkatkan Kapabilitas Manajemen Pengawasan Intern Model Kapabilitas Pengawasan Intern atau Internal Audit Capability Model (IACM) adalah suatu kerangka kerja yang mengindentifikasi aspek-aspek fundamental yang dibutuhkan untuk pengawasan intern yang efektif di sektor publik, yang menggambarkan jalur evolusi untuk organisasi sektor publik dalam rangka mengembangkan pengawasan intern yang efektif untuk memenuhi persyaratan tata kelola organisasi dan harapan profesional, yang menunjukkan langkah-langkah menuju kondisi tingkat kapabilitas pengawasan intern yang kuat dan efektif. Model Peningkatan Kapabilitas APIP mengacu pada Internal Audit Capability Model (IA-CM), yaitu suatu kerangka kerja yang mengindentifikasi aspek-aspek fundamental yang dibutuhkan untuk pengawasan intern yang efektif di sektor publik. Area Proses Kunci / Key Process Area (KPA) merupakan bangunan utama yang menentukan kapabilitas suatu APIP yang mengidentifikasi apa yang seharusnya ada dan berkelanjutan pada tingkat kapabilitas tertentu sebelum penyelenggaraan aktivitas pengawasan intern bisa meningkat pada level berikutnya. Tingkatan level IACM adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel dibawah ini. LEVEL TINGKAT IACM KETERANGAN 1 INITIAL APIP belum dapat memberikan jaminan atas proses tata kelola sesuai peraturan dan belum dapat mencegah korupsi Tabel 3.11 Tingkatan Level IACM 2 INFRASTRUCTURE APIP mampu menjamin proses tata kelola sesuai dengan peraturan dan mampu mendeteksi terjadinya korupsi 3 INTEGRATED APIP mampu menilai efisiensi, efektivitas, ekonomis suatu kegiatan dan mampu memberikan konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern 4 MANAGED APIP mampu memberikan assurance secara keseluruhan atas tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

26 5 OPTIMIZING APIP menjadi agen perubahan Untuk mencapai sasaran strategis ini, diukur dengan menggunakan 1 (satu) indikator kinerja, sebagaimana ditabulasikan dalam tabel berikut. Tabel 3.12 Capaian IKU Kapabilitas Manajemen Pengawasan Intern SS 4. Meningkatkan Kapabilitas Manajemen Pengawasan Intern Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Penetapan level APIP pada Internal Audit 2 2 dengan 79,31% Capability Model (IACM) catatan Pada tahun 2016, Penetapan level APIP pada Internal Audit Capability Model (IACM) memperoleh hasil level 2 dengan catatan. Dari 58 uraian elemen yang ada. Sebanyak 48 uraian elemen yang sudah dipenuhi sedangan 12 uraian elemen lainnya masih sebagian dipenuhi atau mencapai 79,31%. Hal ini disebabkan masih terdapat dokumen yang masih dalam penyempurnaan, antara lain : a. Program Kerja Audit (PKA) dan Kertas Kerja Audit (KKA) yang belum terintegrasi. b. Kartu Kendali Mutu Audit yang sebagian belum sesuai dengan Permenpan nomor Negara Nomor: 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu Audit. c. Pedoman pendukung pengawasan masih belum lengkap diantaranya : Pedoman Verifikasi Tagihan, Kebijakan Tindakan Alternatif Pengawasan, serta dokumentasi juklak atau juknis pengawasan. Upaya-upaya yang akan dilakukan oleh Inspektorat BMKG untuk meningkatkan capaian pada Sasaran Strategis ini yaitu : a. Segera melakukan koordinasi dengan BPKP untuk percepatan peningkatan level IACM b. Melakukan studi banding dengan Inspektorat Jenderal Kementerian yang sudah mencapai level 3. c. Membuat langkah kerja yang terjadwal pada tahun 2017 bagi penanggung jawab masing-masing level IACM untuk menyempurnakan dokumen yang masih belum lengkap. d. Menyiapkan dan menatausahakan data dukung menuju IACM level 3. BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

27 Sasaran Strategis 5 : Membangun Layanan Konsultansi dan Asistensi Dalam rangka menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan eksternal dan lingkungan internal, Inspektorat BMKG mereposisi peran strategisnya dari pengawasan yang berorientasi watch dog menjadi pengawasan yang berorientasi percepatan pencapaian tujuan auditee (katalis) dan dari layanan yang menitikberatkan pada jasa penjaminan menjadi jasa konsultansi dan asistensi pendampingan. Pada tahun 2016 terdapat 12 permintaan layanan konsultansi dan asistensi, yang keseluruhannya dapat direspon dan dilayani sesuai dengan SOP sehingga memperoleh skor 100% dari target yang ditetapkan sebesar 85% atau mendapatkan capaian 117,85%. No. Satuan Kerja / Unit Kerja Keterangan 1 Stasiun Meteorologi Sibolga Penyerapan Anggaran 2 Stasiun Meteorologi Gunung Sitoli 3 Balai Besar Meteorologi, Kliamtologi, dan Geofisika Wilayah IV 4 Kedeputian Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi Penyerapan Anggaran Pengadaan Barang /Jasa Pengadaan Barang /Jasa 5 Kedeputian Meteorologi Pengadaan Barang /Jasa 6 Kedeputian Klimatologi Pengadaan Barang /Jasa 7 Stasiun Geofisika Mata ie Penyerapan Anggaran 8 Stasiun Geofisika Banjarnegara Pengelolaan Anggaran 9 Balai Besar Meteorologi, Kliamtologi, dan Geofisika Wilayah IV Pengelolaan Anggaran 10 Stasiun Meteorologi Batam Pelaksanaan Anggaran 11 Stasiun Meteorologi Manado Pelaksanaan Anggaran 12 Pusat Meteorologi Publik Pengadaan Barang /Jasa Tabel 3.13 Daftar Unit Kerja yang Berkonsultansi dan Asistensi Untuk mencapai sasaran strategis ini, diukur dengan menggunakan 1 (satu) indikator kinerja, sebagaimana ditabulasikan dalam tabel berikut. Tabel 3.14 Capaian IKU Membangun Layanan Konsultansi dan Asistensi SS 5. Membangun Layanan Konsultansi dan Asistensi Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase Penyelesaian Permintaan Konsultasi Dan Asistensi Pengawasan Yang Direspon Sesuai 85% 100% 117,85% BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

28 SOP Sasaran Strategis 6 : Meningkatkan Kualitas Hasil Pengawasan Untuk mencapai sasaran tersebut dalam upaya meningkatnya kualitas hasil pengawasan maka ditetapkannya indikator kinerja utama (IKU) adalah: Hasil dari persentase penurunan tingkat resiko auditan atas parameter kualitas hasil pengawasan. Tabel 3.15 Capaian IKU Meningkatkan Kualitas Hasil Pengawasan SS 6. Meningkatkan Kualitas Hasil Pengawasan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase Penurunan Tingkat Resiko Auditan 56% 56% 100% Atas Parameter Kualitas Hasil Pengawasan Capaian kinerja terkait capaian IKU meningkatkan kualitas hasil pengawasan diperoleh dari kumulatif rata-rata tertimbang peningkatan/penurunan peta resiko auditan. IKU pada SS6 ini merupakan turunan dari pemberian kebijakan risk based audit yang mulai diterapkan pada Rencanan Induk Pengawasan Tahun Angka baseline 56% merupakan rata-rata tertimbang tingkat kualitas hasil pengawasan di Inspektorat BMKG periode s.d. tahun 2016 dengan capaian 100% menunjukkan pemenuhan kinerja yang belum terukur pada tahun 2016 Sasaran Strategis 7 : Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Untuk mencapai sasaran tersebut dalam upaya mendorong percepatan pemantauan dan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan maka ditetapkannya Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase Realisasi Pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG. Inspektorat BMKG menetapkan IKU Persentase Realisasi Pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pasal 48 ayat (2) dimana dalam Peraturan Pemerintah ini Inspektorat mempunyai tugas untuk melaksanakan Pemantauan dan diargetkan kinerja Inspektorat untuk IKU ini adalah 65 % pada tahun BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

29 Tabel 3.16 Capaian IKU Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit SS 7. Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase Realisasi Pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG 65% 37,93% 58,35% Capaian kinerja tahun 2016 tidak optimal, dari total temuan hasil audit pada Tahun Anggaran 2016 sebanyak 804 temuan, 305 (37,93%) temuan telah selesai ditindaklanjuti dan sisanya sebanyak 499 (62,06%) temuan belum ditindaklanjuti (status proses). Dengan total nilai kerugian keuangan Negara sebesar R ,- (Seratus Lima Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Seratus Empat Puluh Satu Rupiah). Untuk kerugian keuangan negara, Inspektorat BMKG telah berhasil mengembalikan ke kas negara sebanyak Rp ,- (Seratus Tiga Puluh Satu Juta Tiga Ratus Empat Puluh Tujuh Seratus Empat Puluh Satu Rupiah) dan sisanya sebanyak Rp ,- (Dua Puluh Tujuh Juta Empat Ratus Tiga Rupiah) dalam proses pengembalian. Berdasarkan analisis kami, rendahnya capaian kinerja Sasaran Strategis Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit tahun 2016 (37,93%) disebabkan hal-hal berikut ini: 1. Kurangnya pemahaman auditan terhadap temuan yang harus ditindaklanjuti dan kurangnya pemahaman data dukung atas tindak lanjut temuan hasil audit. 2. Adanya program penghematan anggaran pengawasan untuk pelaksanaan tindak lanjut temuan audit. Langkah-langkah yang akan diambil oleh Inspektorat BMKG untuk memperbaiki capaian kinerja IKU Persentase Realisasi Pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG sebagai berikut: 1. Meningkatkan koordinasi dengan KUPT yang masih belum tuntas tindak lanjut hasil audit. 2. Berkoordinasi dengan Biro Perencanaan untuk memberikan prioritas terhadap kegiatan tindak lanjut hasil audit. BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

30 Sasaran Strategis 8 : Eksternal/ Internal. Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Pengaduan Pengaduan merupakan bagian dari pelayanan publik, di mana masyarakat dapat menyampaikan keluhan maupun saran perbaikan terhadap pelayanan yang diberikan. Berbagai pelayanan publik memang kerap kali dirasa masih memiliki kekurangan, bahkan sampai gagal berfungsi. Hal terpenting dalam mengelola pengaduan masyarakat adalah kecepatannya dalam merespons dan menindaklanjuti suatu pengaduan, dan ini merupakan cerminan dari baik buruknya unit pelayanan pengaduan di suatu instansi. Indikator keberhasilan yang ideal dari suatu unit layanan pengaduan adalah jika jumlah pengaduan baik dari eksternal maupun internal dapat ditindak lanjuti keseluruhan. Pada tahun 2016 terdapat 9 pengaduan. Pengaduan eksternal berjumlah 8 buah sedangkan pengaduan internal berjumlah 1 buah. Dan keseluruhan pengaduan tersebut sudah ditindaklanjuti, sehingga memperoleh skor 100% dari target yang ditetapkan sebesar 100% atau mendapatkan capaian 100%. Untuk mencapai Sasaran Strategis diatas, maka ditetapkan Indikator Kinerja Utama seperti di Tabel di bawah ini: Tabel 3.17 Capaian IKU Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Pengaduan Eksternal/Internal SS 8. Meningkatkan Penyelesaian Tindak Lanjut Pengaduan Eksternal/Internal Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase Laporan Pengaduan Eksternal/ 100% 100% 100% Internal Yang Ditindaklanjuti Inspektorat BMKG tidak dapat melakukan pembandingan capaian Persentase Laporan Pengaduan Eksternal/ Internal Yang Ditindaklanjuti dengan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan di tahun 2016 pertama kalinya Inspektorat BMKG menggunakan metode Balance Scorecard (BSC) dalam pengukuran kinerja IKU dimaksud. CAPAIAN KINERJA PERSPEKTIF LEARNING AND GROWTH Sasaran Strategis 9 : Terwujudnya ASN Inspektorat yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian Untuk mewujudkan ASN Inspektorat yang kompeten, professional, dan berkepribadian. BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

31 Inspektorat BMKG telah memberikan kesempatan kepada seluruh APIP untuk mengembangkan kompetensinya. Maka dari itu ditetapkan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu Persentase ASN Inspektorat yang mengikuti pelatihan atau pengembangan di bidang pengawasan yang berkelanjutan. Daftar jumlah ASN Inspektorat BMKG yang telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.18 Daftar Peserta Diklat Berkelanjutan ASN Inspektorat BMKG (per 31 Desember 2016) No. Jenis Keterangan Jumlah Peserta 1 Pembentukan Auditor Trampil 11 2 Pembentukan Auditor Ahli 31 3 DIKLAT FUNGSIONAL Penjenjangan Auditor Muda 23 4 Penjenjangan Auditor Madya 15 5 Penjenjangan Auditor Utama 1 6 Audit Berbasis Risiko 21 7 Audit E- Procurement 0 8 Audit Pengelolaan BMN 24 9 Audit Perencanaan Audit Kinerja Audit SDM Audit Forensik 0 13 Audit Investigasi Audit Penerimaan Hibah Luar Negeri 0 15 Audit PNBP 0 16 Prosedur PBJ dan Audit PBJ Pemerintah 16 DIKLAT PENGAWASAN 17 Evaluasi LAKIP Reviu Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga Reviu RKA K/L Reviu RK BMN 1 21 Penyusunan LHA Yang Efektif Probity Audit PBJ untuk Inspektorat 0 23 Peer Review / Telaah Sejawat 0 24 Analisis Pemecahan Masalah Peningkatan Kapabilitas APIP 3 26 Penilaian Maturitas SPIP K/L 1 27 Manajemen Pengawasan 3 28 Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual 1 29 Pelatihan dan Sertifikasi PBJ Penilaian Angka Kredit 11 DIKLAT PENUNJANG 31 SPIP SAKIP 3 33 DTSS Bendahara Pengeluaran 8 BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

32 34 SAI/SAIBA/SAP/PPAKP SIMAK BMN 5 TOTAL 406 Dari tabel di atas terlihat pada tahun 2016 sebanyak APIP Inspektorat BMKG telah mengikuti sebanyak 406 (empat ratus enam) pendidikan dan pelatihan yang terdiri dari 3 Jenis yaitu Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Auditor, Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan, dan Pendidikan dan Pelatihan Penunjang. Dari jumlah Diklat tersebut terdapat sebanyak 1218 (seribu dua ratus delapan belas) alokasi Diklat yang harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai APIP Inspektorat BMKG sebagai bagian capaian kinerja ASN Inspektorat BMKG yang kompeten, profesional, dan berkepribadian. Pada Tabel juga dapat dilihat bahwa dari 35 Macam Diklat ruang lingkup pengawasan, terdapat 6 buah Diklat yang belum sama sekali diikuti oleh APIP Inspektorat BMKG, yaitu Diklat Audit E- Procurement, Diklat Audit Forensik, Diklat Audit Penerimaan Hibah Luar Negeri, Diklat Audit PNBP, Diklat Probity Audit PBJ untuk Inspektorat, Diklat Peer Review / Telaah Sejawat. Ke-enam Diklat ini akan menjadi prioritas di tahun-tahun berikutnya untuk dapat diikuti oleh pegawai APIP Inspektorat BMKG. Dari hasil tersebut dapat dihitung persentase ASN Inspektorat yang mengikuti pelatihan atau pengembangan di bidang pengawasan yang berkelanjutan yaitu 55,80% dari target yang ditetapkan sebesar 55% atau mendapatkan capaian 101,45%. Tahun 2015 memperoleh skor sebesar 50,03% atau mengalami kenaikan 5,73%. Tabel 3.19 Capaian IKU Persentase ASN Inspektorat Yang Mengikuti Pelatihan Atau Pengembangan Di Bidang Pengawasan Yang Berkelanjutan SS 9. Terwujudnya ASN Inspektorat yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase ASN Inspektorat Yang Mengikuti Pelatihan Atau Pengembangan Di Bidang Pengawasan Yang Berkelanjutan 55% 55,80% 101,45% Tahun Target 50% 55% Realisasi 50,03% 55,80% Tabel 3.20 Perbandingan Capaian Persentase ASN Inspektorat Yang Mengikuti Pelatihan Atau Pengembangan Di Bidang Pengawasan Yang Berkelanjutan BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

33 Sasaran Strategis 10 : dan Berorientasi pada Layanan Prima Terwujudnya Birokrasi Inspektorat yang Efektif, Efisien, Untuk mendukung penerapan percepatan reformasi birokrasi dari 8 unsur area perubahan terdapat 1 unsur yang menjadi tugas Inspektorat yaitu dalam penguatan pengawasan. Hali ini diakomodir dalam Sasaran Strategis Terwujudnya Birokrasi Inspektorat yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima dengan 1 (satu) IKU yaitu Nilai reformasi birokrasi BMKG pada komponen penguatan pengawasan oleh Menpan RB. Tabel 3.21 Capaian IKU Nilai Reformasi Birokrasi BMKG Pada Komponen Penguatan Pengawasan Oleh Menpan RB SS 10. Terwujudnya Birokrasi Inspektorat yang Efektif dan Berorientasi Layanan Prima Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Nilai reformasi birokrasi BMKG pada komponen penguatan pengawasan oleh Menpan RB 7,8 8,19 105% Sesuai dengan hasil evaluasi Kemenpan RB pada komponen pengawasan, didapatkan kondisi berikut : 1) Kebijakan tentang penanganan pengaduan masyarakat belum ditetapkan pada tahun 2016; 2) Kebijakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah agar segera diimplementasikan; 3) Maturitas SPIP dan Kapabilitas Inspektorat masih rendah. Dari hasil di atas terdapat 3 buah rekomendasi yang harus dilaksanakan yaitu : 1) Membuat Perka tentang pengaduan masyarakat, mengimplementasikan, mengevaluasi secara berkala dan menindaklanjuti hasil evaluasi; 2) Dalam rangka penerapan SPIP, diharapkan seluruh unit organisasi membangun lingkungan pengendalian, melakukan penilaian risiko atas organisasi, dan melakukan monev secara berkala; 3) Meningkatkan maturitas SPIP dan kapabilitas Inspektorat. BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

34 Hasil evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan oleh Kemenpan RB tahun 2016 khususnya pada poin penguatan pengawasan memperoleh skor 8,19 dari target yang ditetapkan pada Perjanjian Kinerja tahun 2016 sebesar 7,8 atau mendapatkan capaian 105%. Tahun 2015 memperoleh skor sebesar 5,16 atau mengalami kenaikan 3,03 poin Tahun Target 5,16 7,8 Realisasi 5,16 8,19 Tabel 3.22 Perbandingan Capaian Nilai Reformasi Birokrasi BMKG Pada Komponen Penguatan Pengawasan Oleh Menpan RB Sasaran Strategis 11 : Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Inspektorat BMKG perlu didukung sarana dan prasarana yang cukup memadai. Sampai dengan tahun 2019, Inspektorat BMKG akan mencanangkan program aplikasi E-Audit didukung dengan penambahan server serta ruangan Inspektorat dengan kapasitas 60 orang, dibarengi dengan Sistem Aplikasi Informasi Pengawasan (Aplikasi SIAP). Di bawah ini tabel sarana dan prasarana Inspektorat BMKG sebagai berikut: Tabel 3.23 Tabel Sarana Dan Prasarana Inspektorat BMKG No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan 1 Meja / Kursi 46 Cukup 2 Pc 46 Cukup 3 Laptop 35 Cukup 4 Kamera 17 Cukup 5 Hardisk Eksternal 46 Cukup 6 Mobil 5 Cukup 7 Motor 6 Cukup 8 Server 1 Belum 9 Ruang Inspektorat 60 Orang 0 Belum 10 Ruang Arsip Naskah Hasil Audit 0 Belum 11 Aplikasi Siap 0 Belum 12 Aplikasi E Audit 0 Belum 13 Web 1 Cukup Dari tabel di atas terlihat pada tahun 2016 terdapat 8 jenis sarana dan prasarana yang BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

35 cukup memadai dan 5 jenis belum memadai. Dari hasil tersebut dapat dihitung persentase pemenuhan sarana dan prasarana yaitu 62% dari target yang ditetapkan sebesar 62% atau mendapatkan capaian 100%. Pada IKU Persentase Pemenuhan Sarana Dan Prasarana tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan pada IKU dimaksud merupakan IKU yang disepakati pada Revisi Renstra Inspektorat BMKG tahun terbaru menggunakan Balance Scorecard (BSC). Tabel 3.24 Capaian IKU Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana SS 11. Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana 62% 62% 100% Sasaran Strategis 12 : Terkelolanya Anggaran Secara Efisien dan Akuntabel Penganggaran berbasis kinerja merupakan sebuah pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Ciri utama penganggaran berbasis kinerja adalah anggaran yang disusun dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan (input), keluaran (output), dan hasil yang diharapkan (outcomes) sehingga dapat memberikan informasi tentang efektivitas dan efisiensi pelaksanaan setiap kegiatan. Penerapan penganggaran berbasis kinerja diharapkan diharapkan dapat memberikan informasi kinerja atas pelaksanaan suatu program/kegiatan pada suatu Kementerian/Lembaga. Dalam konsep pendekatan PBK, dituntut adanya keterkaitan yang erat antara anggaran dengan kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu setiap unit organisasi pemerintah harus dapat menetapkan rumusan kinerja yang ingin dicapainya. Kinerja yang telah direncanakan tersebut harus bersifat terukur pencapaiannya. Untuk itu setiap unit juga harus menetapkan indikator kinerja tertentu untuk mengukur pencapaian kinerjanya. Yang jauh lebih penting, indikator kinerja merupakan alat ukur untuk menilai keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap unit organisasi. Jadi informasi kinerja ini mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses perencanaan dan penganggaran. Dalam menentukan terkelolanya anggaran BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

36 secara efisien dan akuntabel dapat dihitung dari persentase jumlah penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja dibandingkan dengan total anggaran dan output belanja. Tabel 3.25 Realisasi Anggaran dan Output Tahun Anggaran 2016 No Output Anggaran (Rp) Vol Realisasi (Rp) Vol % Angg % Vol 1 Layanan Pengawasan 7,201,165, lap 6,154,521, lap Layanan Perkantoran 4,890,273, bulan 4,748,706, bulan Total 12,091,438,000 10,903,227, Rata - Rata Tabel 3.26 Capaian IKU Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja SS 12. Terkelolanya Anggaran Secara Efisien dan Akuntabel Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase Penyerapan Anggaran dan 95% 96,20% 101,26% Pencapaian Output Belanja. Pada IKU Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja tahun anggaran 2016, Inspektorat BMKG dapat melebihi target kinerja yang ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebesar 101,26%. Hal ini dapat menjadi indikator bahwa ditengah-tengah penghematan yang dicanangkan oleh Pemerintah, Inspektorat BMKG tetap konsisten pada tugas dan fungsi pengawasan di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Tabel 3.27 Perbandingan Capaian Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja Tahun Target 93% 95% Realisasi 87,18% 96,20 Pada Tabel dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan capaian kinerja pada IKU Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja dibanding tahun sebelumnya sebesar 9,02%. BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

37 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penetapan target tahun 2016, dari 14 IKU Inspektorat BMKG terdapat 5 IKU yang capaiannya melebihi target, 4 IKU sesuai target, dan 5 IKU tidak mencapai target. Untuk 5 IKU pengukuran yang belum mencapai target dapat diuraikan penyebabnya sebagai berikut: 1. Nilai LAKIP BMKG belum dapat dilakukan pengukuran karena belum diumumkan oleh Menpan RB. 2. Rata-rata Nilai Laporan Kinerja Unit Kerja BMKG, 3. Indeks Kepuasan Hasil Pengawasan Internal, 4. penetapan level APIP pada Internal Audit Capability Model (IACM), 5. persentase Realisasi Pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Audit Dari Satker/ Unit Kerja Di Lingkungan BMKG, B. Upaya Perbaikan dan Peningkatan Kinerja Untuk dapat mencapai sasaran kinerja Inspektorat BMKG sebagaimana ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016 terlampir, akan diambil langkah-langkah berikut: 1. Melakukan audit berbasis resiko sesuai dengan Rencana Induk Pengawasan 2. Melakukan pengawasan internal sesuai PKPT 3. Melakukan evaluasi SPIP di lingkungan unit kerja BMKG 4. Melakukan kegiatan penguatan pengawasan sesuai Road Map BMKG Menerapkan kegiatan yang terdapat pada level 3 IACM 6. Meningkatkan wawasan dan keterampilan auditor melalui pendidikan, kursus/pelatihan, ceramah, studi banding dan sebagainya dengan komitmen tinggi dari Pimpinan. 7. Menggunakan anggaran secara efisien dan kuntabel 8. Melakukan penyelesaian tindak lanjut hasil audit internal 9. Melakukan penyelesaian tindak lanjut hasil pengaduan eksternal/internal 10. Melaksanakan pengawasan internal secara professional 11. Melakukan layanan konsultasi dan asistensi sesuai SOP 12. Mengembangkan Web Pengawasan yang terintregrasi 13. Membangun server guna mendukung aplikasi SIAP dan e-auditing BMKG Laporan Kinerja Inspektorat Tahun

38 PERI{YATAAN PERJANJIAN KINERJA INSPEKTORAT BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA --. 7i- -{t PERJANJIAN KINER.]A TAHUN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, karrri yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Drs. Kasabarno, M.Si Jabatan : Auditor Utarna / Koordinator Jabatan F\ngsional Auditor selanjutnya disebut Pihak Pertama Nama : Darwahyuniati, S.H., M.H. Jabatan : Inspektur selanjutnya disebut Pihak Kedua Pilrak Pertama pada tahun 2Ol7 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran peq'anjian ini dalam rangka mencapai target jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen pereflcanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Pihak Pertama. Pihak Kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kine4'a terhadap capaian kine{a dari pe{anjian ini dan akan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. PIHAK KEDUA, W"rJ Darwahyu niati. S.H.. M.H. NIP Drs. Kasabarno. M.Si NIP. r9600s2r r 00r Page 1 of 3

39 PER^'ANJIAN KINER^'A TATIUN 2OI7 UNIT KER^IA INSPEKTORAT Sasaran Program/ Kegiatan Indrkator KtnerJa Target (U tzl (31 Meningkatkan akuntabilitas dan kinerja BMKG Meningkatkan kepuasan pelanggan STAKEHOLDERS PERSPEKTTVE indeks Meningkatkan Maturitas SPIP Meningkatkan kapabilitas manajemen pengawasan intern Membangun layanan konsultasi dan asistensi Meningkatkan kualitas hasil penqawasan Meningkatkan penyelesaian tindak lanjut hasil audit Meningkatkan penyelesaian tindak lanjut pengaduan eksternal/internal Terwujudnya ASN Inspel,rtorat yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian Terwujudnya Birokrasi Inspektorat Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Lavanan Prima 1. Opini atas Laporan Keuangan BMKG WTP 2. Nilai LAKIP BMKG A 3. Rata-Rata Nilai Laporan Kinerja Unit Kerja BMKG CUSTOMERS PERSPEKTTVE Indeks Pengawasan Internal Kepuasan Hasil INTERNAL PROCESS PERSPEKTTVE 80 83Yo Nilai Maturitas SPIP BMKG 2,O Penetapan level APIP pada Internal Audit Capability Model (IACM) Persentase penyelesaian permintaan konsultasi dan asistensi pengawasan yang direspon sesuai SOP Persentase Penurunan Tingkat Resiko Auditan Persentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil audit dari satker/unit keda di linekunean BMKG Persentase laporan pengaduan eksternal/internal yang ditindaklaniuti LEARNING AND GROWTH PERSPEKTTVE Persentase ASN Inspektorat yang mengikuti pelatihan atau pengembangan di bidang pengawasan yang berkelanjutan Nilai reformasi birokrasi BMKG pada komponen penguatan pengawasan oleh Menpan RB 2 9Oo/o 54o/o 7Oo/o roo% Peninekatan Kapasitas Persentase Pemenuhan Sarana 77%o Page 2 of 3 6sVo 9,0

40 Sarana dan Prasarana Terkelolanya Anggaran Secara Efrsien dan Akuntabel darr Prasarana Persentase Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja. 950h Jakarta, 12 Jantari 2017 Inspel,rtur, Darwahvuniati. S.H.. M.H. NIP NIP Page 3 of 3

41 PERI{YATAAN PERJANJIAN KINERJA SUB BAGIAN TATA USAHA INSPEKTORAT BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.-.--L >_t _E PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Bima Endaryono, S.Sos : Kepala Sub Bagian Tata Usaha Inspektorat selanjutnya disebut Pihak Pertama Nama Jabatan : Darwahyuniati, S.H., M.H. : Inspektur selanjutnya disebut Pihak Kedua Pihak Pertama pada tahun 2Ol7 ni be{anji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiral perjanjian ini dalam rangka mencapai target jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perenc rnaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Pihak Pertama. Pihak Kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kine{a dari perjanjian ini dan akan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Jakarta, 12 Janttai 2Ol7 PIHAK KEDUA, (,21 \/ft*a,r-3,/ Darwahvuniati. S.H.. M.H. NIP. 196lOl PIHAK PERTAMA, Bima Endarvono. S.Sos NIP r Page 1 of 3

42 PER.IAIIJIAN KINER^'A TAIIUil 2OL7 SUB BAGIAN TATA USAIIA INSPEKTORAT Slasaran Program/ Kegiatan fadllraf6l KinerJa Target (u l2l (31 STAKIHOLDERS PERSPEKTTVE Meningkatkan akuntabilitas dan kinerja BMKG Meningkatkan kepuasan pelanggan indeks Meningkatkan Maturitas SPIP Meningkatkan kapabilitas manajemen pengawasan intern Membangun layanan konsultasi dan asistensi Meningkatkan kualitas hasil penqawasan Meningkatkan penyelesaian tindak lanjut hasil audit Meningkatkan penyelesaian tindak lanjut pengaduan eksternal/internal Terwujudnya ASN Inspektorat yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian Terwujudnya Birokrasi Inspektorat Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada l,ayanan Prirna 1. Opini atas Laporan Keuangan BMKG WTP 2. Nilai LAKIP BMKG A 3. Rata-Rata Nilai Laporan Kinerja Unit Keda BMKG CUSTOMERS PERSPEKTIVE Indeks Pengawasan Internal Kepuasan Hasil INTERNAL PROCESS PERSPIKTTVE 80 83o/o Nilai Maturitas SPIP BMKG 2,O Penetapan level APIP pada Internal Audit Capability Model (racm) Persentase penyelesaian permintaan konsultasi dan asistensi pengawasan yang direspon sesuai SOP Persentase Penurunan Tingkat Resiko Auditan Persentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil audit dari satker/unit kerja di linekunsan BMKG Persentase laporan pengaduan eksternal/internal yang ditindaklaniuti LEARNING AI{D GROWTH PERSPEKTTVE Persentase ASN Inspektorat yang mengikuti pelatihan atau pengembangan di bidang pengawasan yang berkelanjutan Nilai reformasi birokrasi BMKG pada komponen penguatan pengawasan oleh Menpan RB Page 2 of 3 2 9Oo/o 54o/o 7Oo/o looo/o 6sVo 9,0

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

I N S P E K T O R A T

I N S P E K T O R A T PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU I N S P E K T O R A T Alamat :Jalan Nilam No. 7 Kotabaru Telp. (0518) 21402 Kode Pos 72116 KOTABARU ( LKj) TAHUN 2016 PERANGKAT DAERAH INSPEKTORAT KABUPATEN KOTABARU DAFTAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP disebutkan bahwa dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

Arahan Presiden RI Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2015 Jakarta, 13 Mei 2015

Arahan Presiden RI Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2015 Jakarta, 13 Mei 2015 Arahan Presiden RI Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2015 Jakarta, 13 Mei 2015 Kapabilitas APIP: a. Lima tahun kedepan, level Kapabilitas APIP ditargetkan mencapai 85% Level-3, 1% Level-1. b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat Nya Laporan Kinerja Inspektorat Badan Standardisasi Nasional (BSN) Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini dalam

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama Jakarta, Januari 2017 Sesuai dengan amanat dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dinyatakan bahwa, untuk mencapai pengelolaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2015 2019 ' 1 ' I I I ll'l'l,ll,llllillllllllml ' RERSTRA tois-1019 KATA PENGANTAR Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2016. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar No.924, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka diperlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sebagai acuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pedoman dan arahan dituangkan dalam

Lebih terperinci

Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015

Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015 Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015 TUGAS POKOK INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM : Melaksanakan pembinaan dan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN INSPEKTORAT DRAF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT BPKP TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN INSPEKTORAT DRAF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT BPKP TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN INSPEKTORAT DRAF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT BPKP TAHUN 2015 NOMOR : LAP./IN/2016 TANGAL :.JANUARI 2016 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Inspektorat

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG GRAND DESIGN PENINGKATAN KAPABILITAS APARAT PENGAWASAN INTERN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU JL. SISINGAMANGARAJA No.062 RANTAUPRAPAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1042, 2014 KEMENKOPOLHUKAM. Pengawasan. Intern. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 SERI LAPORAN TEKNIS OT 01 04 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada no. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269-70

Lebih terperinci

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama DISAMPAIKAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAYANAN PUBLIK PPVT DAN PERIZINAN PERTANIAN Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas. Outline Paparan

PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas. Outline Paparan PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas Bahan Asistensi RB Daerah Hendro Witjaksono, AK, Macc. Outline Paparan Penguatan Pengawasan Penerapan SPIP. Peningkatan kapasitas APIP. Pembangunan Zona

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH Melalui PENINGKATAN KAPABILITAS APIP dan MATURITAS SPIP Dr. Ardan Adiperdana, Ak., MBA., CA, CFrA, QIA Kepala BPKP Rakorwas Kementerian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT Nomor : LAP-011/PW03/1/2016 Tanggal : 20 Januari 2016 Kata Pengantar Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 NOMOR : LAP - 04/PW17.1/2013 TANGGAL : 7 JANUARI 2013 Ringkasan

Lebih terperinci

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN

KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN KONFERENSI NASIONAL APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH TAHUN 2010 SIMPULAN 1. Peran APIP harus lebih diitingkatkan agar permasalahan terkait masih adanya Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari pembahasan peneliti yang berisi latar

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari pembahasan peneliti yang berisi latar BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari pembahasan peneliti yang berisi latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 PANDEGLANG 2016 KEPUTUSAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 800/Kep.86 Insp/2016 Tentang PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL Lampiran II Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor Tentang Tahun Piagam Pengawasan Internal di Lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian dikerucutkan menjadi pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan

Lebih terperinci

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

Menimbang. Mengingat. Menetapkan PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012 KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012 1 VISI ITJEN Terwujudnya Pengawasan yang Berkualitas terhadap Layanan Pendidikan MISI ITJEN Melaksanakan tata kelola yang handal dalam layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1.1. Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah NOMOR: LAKIP - 023 /PW18/1/2014 TANGGAL 21 JANUARI 2014 Ringkasan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2015 A. Rencana

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, FEBRUARI 2016. KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan bidang industri

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien, pimpinan instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah wajib melakukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2016 INSPEKTORAT Jalan LAPAN No. 8, Pekayon, Pasar Rebo Telp. (021) 87720685, Faks. (021) 87720685 Jakarta 13710 Page 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci