SATRIA PAMUNGKAS (B )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SATRIA PAMUNGKAS (B )"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN TENTANG PERATURAN PERPAJAKAN, EFEKTIFITAS SISTEM PERPAJAKAN, PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WPOP DI KPP PRATAMA SEMARANG BARAT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana ( S1 ) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Disusun oleh : SATRIA PAMUNGKAS (B ) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2017 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Allah meninggikan orang - orang yang beriman diantara kamu dan orang - orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Apabila anda berbuat baik kepada orang lain maka anda telah berbuat baik pula terhadap diri sendiri. Do a orangtua menguatkan segalanya. "Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan." (Hadith: R. Abu Daud) Orang yang mempermudah orang lain dirinya akan dipermudah oleh tuhannya, orang yang mempersulit orang lain dirinya akan dipersulit oleh tuhannya Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya. 2. Bapak, Ibu dan kakak saya yang telah memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan hingga tiada tara. 3. Indah Normasari yang telah memberikan kasih sayang dan support sebesar besarnya. 4. Sahabat dan Teman - teman Seperjuangan Akuntansi Angkatan Almamaterku Universitas Dian Nuswantoro v

6 ABSTRAK Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor, seperti yang kita ketahui diantaranya yaitu dari sektor internal dan juga dari sektor eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal yaitu dari pungutan pajak, sedangkan penerimaan yang kedua yaitu dari pinjaman luar negeri yang termasuk ke dalam penerimaan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji : 1) Pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, 2) Pengaruh pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak, 3) Pengaruh efektifitas sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak, 4) Pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak, dan 5) Pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Populasi penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Semarang Barat. Berdasarkan data dari KPP Pratama Semarang Barat tahun 2016 terdapat wajib pajak orang pribadi. Dari hasil perhitungan rumus slovin, didapatkan sampel sebanyak 100 orang responden. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang didalamnya terdapat uji kualitas data (validitas dan reliabilitas), uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas), uji regresi linier berganda, uji hipotesis (uji t dan uji f), dan uji koefisien determinasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 1) Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, 2) Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, 3) Efektifitas sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, 4) Pelayanan fiskus berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, dan 5) Sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Semarang Barat. Kata kunci : kepatuhan pajak, kesadaran, pengetahuan dan pemahaman, efektifitas, pelayanan, sanksi vi

7 ABSTRACT The source of Indonesian State revenue come from a variety of sectors, known are from the internal sector and the external sector. One of the sources from the internal sector coming from taxes, while the second revenue comes from foreign investment included in the external source. The research aims to examine : 1) The effect of taxpayers awareness on taxpayer compliance, 2) The effect of knowledge and understanding of tax regulations on taxpayer compliance, 3) The effect of tax system effectiveness on taxpayer compliance, 4) The effect of tax service on taxpayer compliance, and 5) The effect of Tax penalties on taxpayer compliance. The Population in this research is individual taxpayers at the Tax office Pratama West Semarang. Based on the data from Tax office Pratama West Semarang in 2016 there are individual taxpayers. Thus, the data of this research are obtained 100 respondents by employing slovin formula. Data in this research are analyzed by using multiple linear regression, in which there are test of data quality (validity and reliability), classical assumption (normality test, multicolinearity test, heteroscedasticity test), multiple linear regression, hypothesis testing (t test and f test), and coefficient determination test. The results of this research show that 1) Tax awareness does not affect the taxpayer compliance, 2) Knowledge and understanding of taxation regulation does not affect the taxpayer compliance, 3) Effectiveness of the tax system has a significant effect on the taxpayer compliance, 4) Tax authorities services has a significant effect on the taxpayer compliance, and 5 ) Tax penalties does not affect taxpayer compliance at Tax office Pratama West Semarang. Keywords : tax compliance, awareness, knowledge and understanding, effectiveness, service, penalties vii

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN TENTANG PERATURAN PERPAJAKAN, EFEKTIFITAS SISTEM PERPAJAKAN, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WPOP DI KPP PRATAMA SEMARANG BARAT Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini mendapat bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai kepada : 1. Bapak Dr. ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Bapak Prof. Vincent Didiek W.A.,MBA.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Bapak Yulita Setiawanta., SE.,M.Si.,AK.,CA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4. Ibu Juli Ratnawati, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. viii

9 5. Ibu Ririh Dian Pratiwi, S.E.,M.Si, AK, CA, CFMA Selaku Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan yang bermanfaat. 6. Tim penguji, yang telah meluangkan waktu untuk memperbaiki dan mendiskusikan kekurangan yang ada dalam skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 7. Segenap dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan petunjuk dan informasi kepada penulis dalam studi dan penyusunan skripsi. 8. Pihak Kantor KPP Pratama Semarang Barat yang telah memberikan ijin penelitian serta membantu memberikan data dan informasi terkait penyusunan skripsi. 9. Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan material maupun spiritual untuk penulis. 10. Kakakku (Dian Purnamasari) yang telah memberikan dukungan untuk penulis. 11. Orang tercinta (Indah Normasari) yang selalu mendukung dan membantu saat penyusunan skripsi. 12. Sahabat - sahabatku (Suryo Bari Satrio, Bintang Gunawan Putra, Rizki Banu Pambudi, dkk) yang telah memberikan semangat serta dukungannya. 13. Teman-teman Seperjuangan S1 Akuntansi Angkatan 2013, terimakasih atas kebersamaannya serta dukungannya selama ini. 14. Para responden yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu per satu. ix

10 Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Semarang, 07 Agustus 2017 Satria Pamungkas B x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v ABSTRAKSI... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA LandasanTeori Teory of Planned Behavior Teori Persepsi Teori Atribusi (Atribution Theory) Pajak Fungsi Pajak Tata Cara Pemungutan Pajak Sistem Pemungutan Pajak Kesadaran Wajib Pajak Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Efektifitas Sistem Perpajakan Pelayanan Fiskus xi

12 Sanksi pajak Kepatuhan Wajib Pajak Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Hubungan Antara Kesadaran Wajib Pajak Atas Kepatuhan Wajib Pajak Hubungan Antara Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan Atas Kepatuhan Wajib Pajak Hubungan Antara Efektifitas Sistem Perpajakan Atas Kepatuhan Wajib Pajak Hubungan Antara Pelayanan Fiskus Atas Kepatuhan Wajib Pajak Hubungan Antara Sanksi Perpajakan Atas Kepatuhan Wajib Pajak BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel Independen Variabel Dependen Penentuan Populasi Dan Sampel Jenis Dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Skala Pengukuran Variabel Metode Analisis Data Uji Instrumen Penelitian Uji Asumsi Klasik Uji Kelayakan Model BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian Sejarah KPP Pratama Semarang Barat Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi Visi Direktorat Jenderal Pajak xii

13 Misi Direktorat Jenderal Pajak Data Penelitian Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Analisis Deskriptif Variabel Kesadaran Wajib Pajak Analisis Deskriptif Variabel Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Analisis Deskriptif Variabel Efektifitas Sistem Perpajakan Analisis Deskriptif Variabel Pelayanan Fiskus Analisis Deskriptif Variabel Sanksi Pajak Analisis Data Uji Validitas Uji Reliabilitas Uji Asumsi Klasik Uji F Hasil Regresi Berganda Koefisien Determinasi (R 2 ) Pengujian Hipotesis (Uji t) Pembahasan Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pengaruh Efektifitas Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pengaruh Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 4.1 Penyebaran Kuesioner Tabel 4.2 Jenis Kelamin Tabel 4.3 Umur Tabel 4.4 Pekerjaan Tabel 4.5 Tanggapan Responden Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Tabel 4.6 Tanggapan Responden Variabel Kesadaran Wajib Pajak Tabel 4.7 Tanggapan Responden Variabel Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Tabel 4.8 Tanggapan Responden Variabel Efektifitas Sistem Perpajakan Tabel 4.9 Tanggapan Responden Variabel Pelayanan Fiskus Tabel 4.10 Tanggapan Responden Variabel Sanksi Pajak Tabel 4.11 Uji Validitas Tabel 4.12 Uji Realibilitas Tabel 4.13 Uji Normalitas Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas Tabel 4.15 Uji Heterokedastisitas Tabel 4.16 Uji F Tabel 4.17 Uji Regresi Berganda Tabel 4.18 Koefisien Determinasi xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi KPP Pratama Semarang xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Surat Riset Penelitian Lampiran II : Kuesioner Lampiran III : Hasil Tabulasi Jawaban Responden Lampiran IV : Output SPSS xvi

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor, seperti yang kita ketahui diantaranya yaitu dari sektor internal dan juga dari sektor eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal yaitu dari pungutan pajak, sedangkan penerimaan yang kedua yaitu dari pinjaman luar negeri yang termasuk ke dalam penerimaan eksternal. Banyak negara dimana dimasa krisis global seperti sekarang ini menjadikan pajak sebagai tulang punggung atau komponen utama ekonomi yang memberikan suatu kehidupan bagi berlangsungnya pembangunan yang lebih baik lagi. Pemerintah yang diwakilkan oleh Direktorat Jendral Pajak telah meninjau dan menetapkan pajak sebagai komponen utama agar perencanaan pembangunan akan tetap terus berlanjut kedepannya. Oleh sebab itu pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak selalu terus berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan pendapatan pajak, dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak maka percepatan pembangunan terutama dari segi infrastuktur dan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh rakyat akan segera cepat tercapai. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan perluasan obyek dan subjek pajak yang bertujuan untuk menarik lebih banyak wajib pajak baru (Hidayati, 2014). Menurut Mardiasmo (2011) pajak ialah iuran yang dilakukan oleh masyarakat kepada kas negara berdasarkan undang undang yang berlaku ( dapat dipaksakan ) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik( kontra prestasi ) secara langsung dapat ditunjukan dan atau digunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah. Dari 1

18 2 definisi yang diungkapkan oleh Mardiasmo dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan salah satu bentuk kewajiban yang wajib dipenuhi oleh setiap wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan. Sedangkan penerimaan pajak yang dimaksud adalah penghasilan pemerintah yang diperoleh atau yang bersumber dari pajak yang diberikan oleh wajib pajak orang pribadi maupun badan. Begitu sangat besarnya dan begitu pentingnya peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), maka usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak dengan tujuan untuk menaikkan penerimaan pajak itu sendiri. Berbagai upaya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak agar penerimaan pajak dari tahun ke tahun dapat naik secara signifikan dan semaksimal mungkin, antara lain adalah melalui pembaharuan peraturan perundang - undangan di bidang perpajakan yaitu dengan cara diberlakukannya self assessment system (SAS). Self assessment system atau sering disebut SAS merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak (WP) baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan untuk mendaftarkan, memperhitungkan, membayar dan juga melaporkan sendiri jumlah pajak terutangnya yang sudah menjadi kewajiban mereka sendiri sebagai wajib pajak orang pribadi maupun badan (Apriliani, 2016). Dengan adanya Self assessment system (SAS) Direktorat Jendral Pajak menuntut adanya perubahan sikap yaitu dalam artian kesadaran yang dilakukan oleh warga masyarakat wajib pajak itu sendiri untuk membayarkan pajak terutangnya secara sukarela (voluntary compliance). Salah satu masalah yang dapat menghambat keefektifan penerimaan pajak yaitu kepatuhan wajib pajak itu tersendiri. Kepatuhan wajib pajak adalah bagaimana sifat tanggung jawab wajib pajak yang mau dan

19 3 melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan sendirinya. Dengan pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada wajib pajak juga diharapkan wajib pajak dapat menaati hak dan kewajibannya secara baik dan benar. Terdapat faktor-faktor yang bisa mempengaruhi kepatuhan wajib pajak salah satunya yaitu faktor kesadaran perpajakan. Kesadaran wajib pajak yaitu kondisi dimana wajib pajak dapat mengetahui, mengerti dan juga dapat melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku dengan benar, baik secara sukarela dan dilakukan secara teratur. Pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan akan menjadi baik dikarenakan tingkat kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi juga, sehingga akan berdampak pada meningkatnya tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak (Muliari, 2011). Masyarakat selaku wajib pajak harus memahami dan mengetahui peraturan perpajakan yang telah berlaku dan berjalan hingga sekarang ini. Wajib pajak yang sebelumnya tidak memahami apa itu peraturan perpajakan secara jelas cenderung akan menjadi wajib pajak yang tidak taat terhadap peraturan perpajakan yang ada. Jelas bahwa semakin banyak wajib pajak yang paham terhadap peraturan perpajakan, maka semakin banyak pula wajib pajak yang paham terhadap sanksi yang akan diterimanya bila membiarkan atau dengan sengaja melupakan kewajiban perpajakannya. Dimana sebagai wajib pajak benar-benar paham, mereka akan tau sanksi yang akan diterimanya baik dari sanksi administrasi dan juga sanksi pidana sehubungan dengan SPT dan NPWP (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011). Kurang pahamnya Wajib Pajak (WP) terhadap segala ketentuan dan peraturan yang ada dalam NPWP dan perpajakan menjadikan Wajib Pajak tersebut memilih untuk tidak membuat NPWP dengan berbagai alasan (Maesaroh, 2014).

20 4 Definisi dari pengetahuan dan pemahaman tentang pertaturan perpajakan yang dimaksud adalah mengerti bahkan paham atas segala ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP) yang berlaku yaitu yang meliputi tentang bagaimana cara menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), pembayaran, tempat pembayaran, denda dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT (Resmi, 2009 dalam Nugroho, 2012). Sedangkan efektifitas sistem perpajakan memiliki pengertian yaitu suatu pengukuran yang menyatakan bahwa seberapa jauh dalam mencapai target (kualitas, kuantitas, dan waktu) yang telah tercapai. Pembayaran pajak menggunakan fasilitas alat transaksi elektronik bank (misalnya menggunakan ATM dan Internet Banking). Dan selain pembayaran melalui e-banking, adanya sistem elektronik lainnya seperti pengisian SPT melalui e-spt dan pelaporan pajak melalui e-filling (Fikriningrum, 2012). Salah satu cara untuk meningkatkan penerimaan pajak adalah memberikan pelayanan yang prima dan baik kepada semua Wajib Pajak. Dalam artian yang sesungguhnya pelayanan adalah bagaimana cara petugas dalam melayani wajib pajak yaitu dalam bentuk informasi ataupun membantu mengurus ataupun menyiapkan segala yang dibutuhkan oleh wajib pajak itu sendiri. Pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak merupakan pelayanan dalam bentuk publik yang lebih diarahkan kepada suatu cara pemenuhan kebutuhan wajib pajak dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang sudah berlaku hingga saat ini. Pelayanan yang ditujukan kepada Wajib Pajak yang utama yaitu bertujuan untuk menjaga kepuasan wajib pajak itu sendiri yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan secara signifikan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Jika pelayanan terhadap wajib pajak buruk akan berakibat pada menurunnya tingkat kepatuhan wajib pajak itu

21 5 sendiri begitu juga dengan sebaliknya jika pelayanan yang diberikan baik maka akan berdampak kepada penerimaan pajak yang semakin baik dan naik secara signifikan untuk tahun-tahun berikutnya (Apriliani, 2016). Pelayanan fiskus yang baik dan berkualitas yang diberikan kepada wajib pajak antara lain yang pertama,prosedur administrasi pajak dibuat sesederhana mungkin agar dapat dengan mudah dimengerti oleh semua wajib pajak, pendaftaran NPWP, adanya sistem informasi perpajakan dan sistem administrasi perpajakan, sehingga sistem ini pelayanan prima kepada wajib pajak menjadi semakin nyata. Yang kedua, petugas pajak atau Fiskus diharapkan mampu memberikan skill, knowledge, dan experience yang baik dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi pajak dan perundangundangan perpajakan, pelayanan petugas bank tempat pembayaran wajib melayani dan memberikan penjelasan terhadap wajib pajak secara professional dan dengan ramah agar wajib pajak benar-benar mengerti sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan (Apriliani, 2016). Salah satu upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah dari sanksi perpajakan. Berdasarkan Undang - Undang No. 16 Tahun 2009, wajib pajak yang tidak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara tepat waktu dan sesuai dengan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitrahuan (SPT) atau batas waktu perpanjangan surat pemberitahuan (SPT) sesuai yang diberikan oleh Direktorat Jendral Pajak maka akan dikenakan sanksi pajak sesuai dengan yang berlaku, adapun jangka waktu yang telah tertulis di pasal 3 ayat 3 dan pasal 3 ayat 4 Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan No. 16 Tahun 2009 yang berbunyi sebagai berikut: 1) Paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir masa pajak untuk surat pemberitahuan masa, 2) Paling lama

22 6 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi, 3) Paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan Wajib pajak Badan. Berdasarkan Undang - Undang Ketentuan Umum Perpajakan No. 16 Tahun 2009, terdapat 3 macam sanksi administrasi yaitu berwujud kenaikan tarif pembayaran, bunga maupun denda. 3 macam Sanksi tersebut merupakan wujud finansial penalty yang berarti pemborosan dana. Sedangkan untuk sanksi pidana berwujud pidana penjara maupun denda keuangan (finansial penalty). Dalam pembayaran pajak sering terjadi pemborosan bagi wajib pajak karena pembayaran sanksi yang tidak seharusnya terjadi. Penghindaran pemborosan merupakan alokasi sumberdaya ke arah yang lebih produktif dan lebih efisien lagi sehingga dapat memaksimalkan kinerja dengan benar dan mengerjakan yang seharusnya selain harus bekerja keras dan bekerja secara cerdas (Suandy, 2003) Menurut Tjahjono (1997) Sanksi perpajakan merupakan norma perpajakan (ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan) yang sifatnya harus dan wajib dituruti (Mardiasmo, 2002). Ada 2 jenis sanksi menurut undang - undang perpajakan, yang pertama yaitu berupa sanksi administrasi dan kedua yaitu berupa sanksi pidana. Penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti (2012), Arum (2012), Rahmadian (2012), Hikmah (2012) menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) menunjukan bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan Hidayati (2014) dan Noviyanti (2012) menunjukan bahwa pengetahuan dan pemahaman

23 7 peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan Hidayati (2014) efektisitas sistem perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan Noviyanti (2012), Arum (2012), dan Hikmah (2012) menunjukan bahwa pelayanan fiskus perpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) dan Rahmadian (2012) menunjukan bahwa pelayanan fiskus tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti (2012), Arum (2012), Rahmadian (2012), dan Hikmah (2012) menunjukan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) menunjukan bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Pada penelitian ini, wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Semarang Barat menjadi objek penelitian. Adapun objek wajib pajak orang pribadi yang terdaftar dan yang membayar pajak pada KPP Pratama Semarang Barat adalah sebagai berikut : 1) Pada tahun 2012, jumlah wajib pajak orang pribadi (WPOP) yang terdaftar yaitu sebanyak dan yang membayar pajak hanya sebesar wajib pajak dengan jumlah persentase pembayaran pajak WPOP sebesar 4,11%, 2) Pada tahun 2013, jumlah wajib pajak orang pribadi (WPOP) yang terdaftar yaitu sebanyak dan yang membayar pajak hanya sebesar wajib pajak dengan jumlah persentase pembayaran pajak WPOP sebesar 4,09%, 3) Pada tahun 2014, jumlah wajib pajak orang pribadi (WPOP) yang terdaftar yaitu sebanyak dan yang membayar pajak hanya wajib pajak dengan jumlah persentase pembayaran pajak WPOP sebesar 4,03%, 4) Pada tahun 2015, jumlah wajib pajak orang pribadi (WPOP) yang

24 8 terdaftar yaitu sebanyak dan yang membayar pajak hanya wajib pajak dengan jumlah persentase pembayaran pajak WPOP sebesar 4,88%, 5) Pada tahun 2016, jumlah wajib pajak orang pribadi (WPOP) yang terdaftar yaitu sebanyak dan yang membayar pajak hanya wajib pajak dengan jumlah persentase pembayaran pajak WPOP sebesar 4,92%. Banyak wajib pajak yang belum taat dan patuh dalam membayar kewajiban perpajakannya di KPP Pratama Semarang Barat sehingga peneliti memilih KPP Pratama Semarang Barat sebagai objek penelitian. Sedangkan saat ini pemerintah menuntut jumlah yang cukup tinggi yaitu sebesar 85,6% dalam peningkatan penerimaan pajak. Oleh sebab itu, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian ini agar wajib pajak taat untuk membayar pajak sehingga tuntutan penerimaan pajak dari pemerintah dapat terpenuhi. Penelitian ini merupakan penelitian replika dari penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Hidayati (2014) tentang analisis pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Surakarta. Terdapat persamaan pada penelitian ini dengan penelitian Hidayati (2014) yaitu dengan menggunakan variabel independen kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi pajak sebagai penyebab yang diduga mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Letak perbedaan penelitian ini yaitu pada objek penelitian dan periode penelitian. Objek penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Semarang Barat sedangkan objek penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) di

25 9 KPP Pratama Surakarta. Periode penelitian ini dilakukan pada tahun 2017, sedangkan periode penelitian yang dilakukan oleh Hidayati tahun Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan pengkajian masalah ini dengan judul : Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan, Efektifitas Sistem Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Pratama Semarang Barat Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di dalam latar belakang masalah diatas, maka hal-hal yang menjadi pokok masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? 2. Apakah pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? 3. Apakah efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? 4. Apakah pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? 5. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? 1.3. Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh yang ditimbulkan oleh kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas

26 10 sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1. Untuk menguji secara empiris pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Untuk menguji secara empiris pengaruh pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 3. Untuk menguji secara empiris pengaruh efektifitas sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 4. Untuk menguji secara empiris pengaruh pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 5. Untuk menguji secara empiris pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi Manfaat Penelitian Manfaat-manfaat yang diharapkan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dibidang kajian mengenai pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan membayar pajak wajib pajak orang pribadi (WPOP)

27 11 2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap peraturan perpajakan dan dapat mematuhi segala peraturan perpajakan yang berlaku, dan serta dapat memberikan informasi untuk meningkatkan kemauan wajib pajak dalam membayar pajaknya,khususnya dalam kaitannya dengan faktor pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan,dan sanksi perpajakan yang berlaku pada sistem pemerintahan dan hukum. 3. Bagi Akademik Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis dikemudian hari dan dengan menambah variabel lainnya yang belum pernah diteliti sebelumnya Sistematika Penulisan Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang,perumusan masalah,tujuan penelitian,manfaat penelitian,dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori sebagai dasar berpijak dalam menganalisis permasalahan yang ada. Pada bagian ini berisi telaah teori,kerangka konseptual dan hipotesis penelitian.

28 12 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel,penentuan sampel,jenis dan sumber data,metode pengumpulan data,dan metode analisis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang data penelitian,hasil dan pembahasan mengenai kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). Hasil penelitian disampaikan secara verbal dengan kata-kata dan secara matematis dalam bentuk angka-angka. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada bagian isi dan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan saran yang diberikan pada pihak yang memerlukan.

29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Theory of Planned Behavior (TPB) Didalam Theory of Planned Behavior (TPB) menjelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya sebuah niat untuk berperilaku. Sedangkan munculnya niat untuk berperilaku ditentukan oleh tiga (3) faktor (Mustikasari, 2007), yaitu sebagai berikut : a. Behavioral Beliefs Behavioral beliefs merupakan keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut. b. Normative Beliefs Normative beliefs yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut. c. Control Beliefs Control Beliefs merupakan keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang dapat mendukung atau bahkan menghambat perilakunya tersebut (perceived power) Teori Persepsi Istilah persepsi sering disebut juga dengan pandangan, gambaran atau anggapan. Sebab dalam persepsi terdapat tanggapan seseorang mengenai satu hal atau objek. Menurut Slameto (2010) Persepsi adalah Proses yang menyangkut masuknya 13

30 14 pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera pengelihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman. Kehidupan manusia sehari-hari selalu berhadapan dengan berbagai macam rangsangan (stimulus), baik yang menyangkut diri sendiri sebagai mahluk hidup ataupun sebagai mahluk sosial. Rangsangan ini dapat berupa rangsangan fisik maupun rangsangan non fisik. Reaksi terhadap suatu rangsangan berbeda-beda antara satu manusia dengan manusia yang lain. Hal ini disebabkan karena manusia secara individu berbeda, jadi manusia memberikan reaksi yang berbeda terhadap suatu rangsangan yang sama Teori Atribusi (Atribution Theory) Kepatuhan wajib pajak terkait dengan sikap wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk membuat penilaian mengenai orang lain sangat dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal orang tersebut. Teori atribusi sangat relevan untuk menerangkan maksud tersebut di atas. Pada dasarnya, teori atribusi menyatakan bahwa bila individu-individu mengamati perilaku seseorang, mereka mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal (Robbins, 1996). Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri, sedangkan perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar, artinya individu akan terpaksa berperilaku karena situasi. Penentuan internal atau eksternal menurut Robbins (1996) tergantung pada tiga faktor yaitu kekhususan (kesendirian atau distinctiveness), konsensus, konsistensi.

31 Pajak Pajak menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang KUP, pajak adalah suatu kontribusi wajib masyarakat kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat dipaksakan berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2011), pajak adalah sebuah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang berlaku (yang bersifat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang dapat langsung ditunjukkan, serta digunakan untuk membayar pengeluaran umum pemerintah. Resmi (2013) Pajak yaitu sebuah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplus nya digunakan sebagai public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Dari penjelasan kedua definisi tersebut maka saya menyimpulkan bahwa pajak merupakan sebuah iuran yang dikeluarkan oleh rakyat kepada negara yang sifatnya sangat dipaksakan. Karena sifatnya yang sangat memaksa maka pada umumnya masyarakat akan lebih memilih untuk menghindarinya karena yang mereka rasakan pembayaran pajak ini menjadi suatu beban yang sifatnya berkelanjutan.

32 16 Menurut Mardiasmo (2011), pajak dibagi menjadi dua (2) jenis yaitu sebagai berikut: a. Pajak Langsung Pajak yang pembebannya tidak dapat dilimpahkan atau dialihkan kepada orang lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. Contoh: pajak penghasilan. b. Pajak Tak Langsung Pajak yang pembebannya dapat dilimpahkan atau dialihkan ke pihak lain. Biasanya ini berlaku pada Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibebankan kepada konsumennya. Lembaga pemungutan pajak menurut Mardiasmo (2011), dikelompokkan menjadi dua (2) yaitu sebagai berikut: a. Pajak Pusat Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Bea Materai. b. Pajak daerah Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri dari pajak propinsi pajak kabupaten/kota.

33 Fungsi Pajak Ada dua fungsi utama pajak,yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi penerimaan (Budgeter) Peran pajak yang utama yaitu berfungsi sebagai sumber dana yang dipergunakan untuk pembiayaan pengeluaran - pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh, dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. Sebagai fungsi penerimaan, pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang dominan karena jumlah persentase penerimaan dari sektor ini cukup besar jika dibandingkan dengan penerimaan dari sektor - sektor lainnya. 2. Fungsi mengatur (Reguler) Pajak berfungsi sebagai alat yaitu untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Sebagai fungsi mengatur, pajak bukan saja merupakan alat untuk mengurangi kesenjangan sosial tetapi juga mengarah pada pemerataan dalam masyarakat, karena secara tidak langsung pajak dapat merupakan pembebanan pada barang publik Tata Cara Pemungutan Pajak Menurut Swandy (2014) ada 3 macam tata cara dalam pemungutan pajak yaitu : 1. Stelsel Rill atau nyata (Riele Stelsel) Pengenaan pajak yang didasarkan pada objek pajak atau penghasilan yang sungguh - sungguh diperoleh dalam setiap tahun pajak.

34 18 2. Stelsel Fiktif (Fictieve Stelsel) Pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu anggapan (fiksi). Anggapan yang dimaksud di sini dapat bermacam-macam jalan pikirannya tergantung peraturan perpajakan yang berlaku. 3. Stabel Campuran Merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel fiktif. Pada tahun pajak atau periode pajak penghitungan pajak menggunakan stelsel fiktif dan pada akhirnya tahun pajak atau akhir periode dihitung kembali berdasarkan stelsel nyata Sistem Pemungutan Pajak Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi tiga macam menurut (Mardiasmo, 2011) yaitu : 1. Official Asessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. 2. Self Asessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang. 3. With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

35 Kesadaran Wajib Pajak Kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak merupakan perilaku Wajib Pajak berupa pandangan atau perasaan yang melibatkan pengetahuan, keyakinan dan penalaran disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai stimulus yang yang diberikan oleh sistem dan ketentuan pajak tersebut (Fikriningrum,2012 dalam Hidayati, 2014). Kesadaran wajib pajak dapat diartikan sebagai itikad atau niat yang baik dari hati nurani seseorang untuk membayar kewajibannya. Menurut Mutia (2014) dalam Apriliani (2016) Kesadaran wajib pajak akan perpajakan adalah dimana rasa yang timbul dari dalam diri wajib pajak atas kewajibannya membayar pajak dengan ikhlas tanpa adanya unsur paksaan. Kesadaran melibatkan hal hal seperti berikut ini : 1. Pemantauan diri sendiri dan lingkungan sebagai persepsi, memori dan proses berpikir dipresentasikan dalam kesadaran, pemprosesan informasi dari lingkungan adalah fungsi utama sistem sensorik tubuh yang menyebabkan kesadaran tentang apa yang terjadi disekitar kita dan juga didalam tubuh kita. 2. Mengendalikan diri sendiri dan lingkungan, sehingga kita mampu memulai dan mengakhiri aktivitas prilaku Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan Pemahaman menurut Nurliah (2012), merupakan pemahaman yang berhubungan dengan segala sesuatu yang diketahui dan dipahami oleh wajib pajak berkenaan dengan tata cara dalam perpajakan. Pemahaman akan peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan mengaplikasikannya untuk membayar pajak. Pemahaman peraturan perpajakan yang dimaksud mengerti dan paham tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan yang

36 20 meliputi tentang bagaimana cara menyampaikan SPT, pembayaran, tempat pembayaran, denda dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT (Resmi, 2009 dalam Hidayati, 2014). Menurut penelitian yang dilakukan Widayati, dkk (2010) terdapat beberapa indikator wajib pajak memahami peraturan perpajakan, yaitu: a. Kepemilikan NPWP, setiap wajib pajak yang memiliki penghasilan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP sebagai salah satu sarana untuk pengadministrasian pajak. b. Pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak. Apabila wajib pajak sudah memahami kewajibannya, maka mereka akan melakukannya, salah satunya dengan membayar pajak. c. Pemahaman mengenai sanksi pajak. Semakin paham wajib pajak terhadap peraturan pajak, maka semakin paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila melalaikan kewajiban perpajakan. d. Pemahaman mengenai PTKP,PKP dan tarif pajak. Dengan memahami tarif pajak yang berlaku, maka akan mendorong wajib pajak dapat menghitung kewajiban pajaknya sendiri dengan benar. e. Wajib pajak memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh KPP. f. Wajib pajak memahami peraturan pajak melalui training perpajakan Efektifitas Sistem Perpajakan Sedangkan efektifitas sistem perpajakan memiliki pengertian yaitu suatu pengukuran yang menyatakan bahwa seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan waktu) yang telah tercapai. Pembayaran pajak menggunakan fasilitas alat transaksi elektronik bank (misalnya menggunakan ATM dan Internet Banking). Dan selain

37 21 pembayaran melalui e-banking, adanya sistem elektronik lainnya seperti pengisian SPT melalui e-spt dan pelaporan pajak melalui e-filling (Fikriningrum, 2012 dalam Hidayati, 2014) Pelayanan Fiskus Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini adalah wajib pajak (Mutia,2014). Kualitas layanan adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertangggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus (Hardiningsih,2011) Sanksi pajak Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Dalam undang - undang perpajakan dikenal 2 macam sanksi, yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana (Mardiasmo, 2011). a. Sanksi Administrasi Merupakan pembayaran kerugian terhadap Negara yang bisa berupa denda administrasi, bunga, maupun kenaikan pajak yang terutang. b. Sanksi Pidana Merupakan upaya terakhir dari pemerintah agar norma perpajakan benar - benar terpatuhi.

38 22 Pandangan tentang sanksi perpajakan dapat diukur dengan indikator (Yadnyana, 2009) sebagai berikut : 1. Sanksi pidana / administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat. 2. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak. 3. Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi. 4. Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan Wajib Pajak merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh pembayar pajak dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan Negara yang diharapkan didalam pemenuhannya dilakukan secara sukarela. Kepatuhan Wajib pajak menjadi aspek penting mengingat sistem perpajakan Indonesia menganut sistem Self Assessment di mana dalam prosesnya mutlak memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar dan melapor kewajibannya (Tiraada,2013). Kepatuhan wajib pajak didefinisikan sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana: 1. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 2. Wajib pajak dapat mengisi formulir SPT dengan baik lengkap dan jelas. 3. Wajib pajak dapat menghitung jumlah pajak terutangnya dengan benar dan jujur. 4. Wajib pajak dapat membayar pajak terutangnya tepat pada waktunya.

39 23 5. Wajib pajak melakukan pelaporan secara tepat waktu 6. Wajib pajak Tidak pernah menerima surat teguran dari petugas. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RII92/PMK.03/2007 tanggal 28 Desember 2007, Wajib Pajak dapat ditetapkan sebagai wajib pajak Patuh yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak apabila memenuhi semua syarat berikut: 1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan yaitu meliputi: a. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan dalam 3 (tiga) tahun terakhir, b. Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan berturut-turut, c. SPT Masa yang terlambat itu disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa pajak berikutnya. 2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak pada tanggal 31 Desember tahun sebelum penetapan sebagai Wajib Pajak Patuh: a. Kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak, b. Tidak termasuk utang pajak yang belum melewati batas akhir pelunasan. 3. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut harus: a. Disusun dalam bentuk panjang (long form report) b. Menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersil dan fiscal bagi Waji Pajak yang wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan.

40 24 4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka 5 (lima) tahun terakhir Penelitian Terdahulu Sebagai tolak ukur atau landasan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Tabel berikut menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai faktor - faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. No Nama Peneliti 1 Iva farida hidayati ( 2014 ) 2 Siska Noviyant i (2012) Tabel : 2.1. Penelitian Terdahulu Judul Variabel Hasil Penelitian Analisis pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan,efektifit as sistem perpajakan,pelayana n fiskus,dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan dan ketegasan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan WPOP Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesadaran wajib pajak, peraturan perpajakan,efektifit as sistem perpajakan,pelayana n fiskus,dan sanksi pajak. Sedangkan variabel dependennya adalah Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesadaran wajib pajak, peraturan perpajakan,kualitas pelayanan,sanksi perpajakan. Sedangkan variabel dependennya adalah Kepatuhan Wajib peraturan perpajakan,efektifit as sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus,dan sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Kesadaran wajib pajak, peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

41 25 3 Harjanti puspa arum (2012) 4 Rika rahmadia n (2012) 5 Nur hikmah (2012) Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerja bebas Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP pratama Jakarta kembangan Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang yang melakukan kegiatan usaha Pajak Orang Pribadi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan. Sedangkan variabel dependennya adalah Kepatuhan Wajib Pajak Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan. Sedangkan variabel dependennya adalah Kepatuhan Wajib Pajak Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan. Sedangkan variabel dependennya adalah Kepatuhan Wajib Pajak kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi kesadaran wajib, sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi sedangkan pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi 2.3 Kerangka Konseptual Dalam penelitian ini akan berusaha dijelaskan mengenai kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas system perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan,

42 26 efektifitas system perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak diduga akan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini disajikan pada Gambar 2.1 sebagai berikut : Kesadaran Wajib Pajak (X1) Peraturan Perpajakan (X2) Efektifitas system perpajakan (X3) Kesadaran Wajib Pajak (Y) Pelayanan Fiskus (X4) Sanksi Pajak (X5) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Penelitian Hubungan Antara Kesadaran Wajib Pajak Atas Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Menurut Tiraada (2013) dalam Hidayati (2014) kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajibpajak mengetahui, memahami, dan melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku dengan benar, sukarela, dan bersungguh - sungguh untuk memenuhi kewajiban pajaknya. Berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB), Kesadaran membayar pajak sebagai minat berperilaku (behavior intention). Karena, minat berperilaku (behavior intention) ini di pengaruhi oleh kontrol perilaku (pengetahuan dan pemahaman akan

43 27 peraturan perpajakan yang di berikan oleh DJP kepada wajib pajak secara intensif), sikap (pelayanan yang diberikan oleh fiskus turut membentuk sikap wajib pajak dalam mengikuti proses perpajakan), norma subjektif (wajib pajak merasa bahwa sistem perpajakan yang ada adalah terpercaya, handal dan akurat, maka wajib pajak akan memiliki pandangan yang positif untuk membayar pajak). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti (2012), Arum (2012), dan Rahmadian (2012) menunjukkan terdapat pengaruh signifikan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh secara signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Hubungan Antara Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Atas Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Menurut Nugroho (2006) Pemahaman akan peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu untuk membayar pajak. Rendahnya kesadaran kepatuhan wajib pajak disebabkan oleh pemahaman tentang pajak masih rendah. Sebagian wajib pajak memperoleh pemahaman pajak dari petugas pajak, selain itu ada yang memperoleh dari media informasi, konsultan pajak, seminar dan pelatihan pajak. Pemahaman tentang peraturan perpajakan akan meningkatkan kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Karena wajib pajak yang sudah memahami peraturan pajak kebanyakan berpikiran lebih baik membayar daripada terkena sanksi. Berdasarkan teori atribusi terkait pada penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh pemahaman peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

44 28 Kepatuhan wajib pajak sangat dipengaruhi dari kondisi internal maupun eksternal wajib pajak. Hal ini dikaitkan dengan pemahaman seseorang terhadap peraturan perpajakan sebagai faktor internal dan pengalaman melihat perilaku orang lain sebagai faktor eksternal sehingga pemahaman seseorang tentang peraturan perpajakan akan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) dan Noviyanti (2012) menunjukkan terdapat pengaruh signifikan pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut,maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H2: Pengetahuan Dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Hubungan Antara Efektifitas Sistem Perpajakan Atas Kepatuhan Wajib Pajak Selama ini banyak wajib pajak yang telah terdaftar sebagai wajib pajak,dan telah memiliki NPWP namun banyak dari wajib pajak yang sudah terdaftar belum mau melaksanakan kewajiban pajak dengan baik dan benar.hal ini disebabkan oleh asas perpajakan bahwa hasil pemungutan pajak tidak dapat langsung di nikmati oleh pembayar pajak itu sendiri. efektifitas merupakan ukuran seberapa jauh target kualitas,kuantitas,dan waktu telah dicapai. Berdasarkan teori persepsi, efektifitas sistem perpajakan berkaitan dengan media yang digunakan dalam membayar pajak. Jika wajib pajak merasa bahwa sistem parpajakan yang ada adalah terpercaya, handal dan akurat, maka wajib pajak akan memiliki pandangan yang positif untuk sadar membayar pajak. Namun jika sistem

45 29 perpajakan yang ada tidak memuaskan bagi wajib pajak, maka hal itu dapat turut mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan efektifitas sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut,maka hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H3: Efektifitas Sistem Perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Hubungan Antara Pelayanan Fiskus Atas Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajak juga tergantung pada bagaimana sikap petugas pajak dalam memberikan suatu pelayanan yang prima, mudah dipahami dan terbaik kepada wajib pajak. Selama ini peranan fiskus memiliki lebih banyak peran sebagai seorang pemeriksa. Padahal untuk menjaga agar wajib pajak tetap patuh terhadap kewajiban perpajakannya dibutuhkan peran lebih dari sekedar pemeriksa. Apabila ketentuan perpajakan dibuat sederhana, mudah dipahami oleh wajib pajak, maka pelayanan perpajakan atas hak dan kewajiban mereka dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dengan demikian sistem informasi perpajakan dan kualitas SDM yang handal akan menghasilkan pelayanan perpajakan yang semakin baik. Berdasarkan teori atribusi, pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak dipengaruhi dari kondisi internal maupun eksternal wajib pajak. Hal ini dikaitkan dengan sikap petugas pajak dalam memberikan suatu pelayanan yang prima, mudah dipahami, dan terbaik kepada wajib pajaknya. Apabila ketentuan perpajakan dibuat

46 30 sederhana, mudah dipahami oleh wajib pajak, maka pelayanan perpajakan atas hak dan kewajiban dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dengan demikian akan menghasilkan pelayanan perpajakan yang semakin baik sehingga mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti (2012), Arum (2012), dan Hikmah(2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak.berdasarkan hal tersebut,maka hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H4: Pelayanan Fiskus berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Hubungan Antara Sanksi Pajak Atas Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Menurut Mardiasmo (2011) Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Dalam undang - undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Berdasarkan teori persepsi, sanksi digunakan untuk mengetahui pandangan, gambaran atau anggapan seseorang dalam kepatuhan membayar pajak. Apabila wajib pajak sudah mengetahui dan memahami ketentuan perpajakan maka wajib pajak akan mau membayar pajak tepat waktu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti (2012), Arum (2012), Rahmadian (2012) dan Hikmah (2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

47 31 signifikan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.berdasarkan hal tersebut,maka hipotesis kelima yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H5: Sanksi Pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dapat dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Indriantoro dan Supomo (2011) menyatakan bahwa definisi operasional adalah penentuan construct menjelaskan secara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replika pengukuran dengan cara yang sama atau pengembangan cara pengukuran construct yang lebih baik. Dalam penelitian ini,ada 2 variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel Independen merupakan suatu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert. Variabel Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007). sedangkan variabel dependennya pada penelitian ini yaitu kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP). 32

49 Variabel Independen a) Kesadaran wajib pajak (KWP) Menurut Musyarofah (2008) kesadaran wajib pajak adalah suatu sikap terhadap fungsi pajak, berupa penerapan komponen cognitif, affective dan conative dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap makna dan fungsi pajak. Wajib pajak berkonsekuensi logis untuk para wajib pajak agar mereka rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan dengan cara membayar kewajiban pajak secara tepat waktu dan tepat jumlahnya. Indikator penelitian yang diberikan penulis terhadap kesadaran perpajakan atas kepatuhan wajib pajak antara lain (Asri, 2009) : 1. Mengetahui adanya undang-undang dan ketentuan perpajakan. 2. Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara. 3. Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan suka rela. 5. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar. b) Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (PPTPP) Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan merupakan penalaran dan penangkapan makna tentang peraturan perpajakan yang sesuai dengan ketentuan yang ada dan berlaku. Pemahaman akan peraturan perpajakan atau bias disebut dengan syarat-syarat terkait pembayaran pajak adalah : Memiliki NPWP, memenuhi hak dan kewajiban perpajakan, memahami sanksi perpajakan, memahami Penghasilan Tidak Kena Pajak, Penghasilan Kena Pajak, dan mengetahui peraturan

50 34 perpajakan melalui sosialisasi dan training perpajakan yang mereka ikuti (Fikriningrum,2012 dalam Hidayati, 2014) c) Efektifitas sistem perpajakan (ESP) Efektifitas sistem perpajakan memiliki pengertian sesuatu yang diukur yang menyatakan bahwa seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan waktu) yang telah tercapai. Efektifitas sistem perpajakan antara lain : e-filling, e-spt, e-npwp, Drop Box, dan e-banking (Fikriningrum, 2012) d) Pelayanan Fiskus Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini adalah wajib pajak (Mutia,2014). Indikator penelitian yang diberikan penulis terhadap pelayanan fiskus atas kepatuhan wajib pajak antara lain (Mutia,2014) : 1. Fiskus telah memberikan pelayanan pajak dengan baik 2. Anda merasa bahwa penyuluhan yang dilakukan oleh Fiskus dapat membantu pemahaman anda mengenai hak dan kewajiban anda selaku WP 3. Fiskus senantiasa memperhatikan keberatan WP atas pajak yang dikenakan 4. Cara membayar dan melunasi pajak adalah mudah / efisien e) Sanksi pajak Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.

51 35 Indikator penelitian yang diberikan penulis terhadap sanksi perpajakan atas kepatuhan wajib pajak antara lain (Yadnyana, 2009) : 1. Sanksi pidana / administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat. 2. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak. 3. Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi. 4. Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat dinegosiasikan Variabel Dependen a) Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan wajib pajak didefinisikan sebagai memasukkan dan melaporkan pada waktunya informasi yang diperlukan mengisi secara benar jumlah pajak yang terutang dan membayar pajak pada waktunya, tanpa ada tindakan pemaksaan. Ketidakpatuhan timbul kalau salah satu syarat definisi tidak dipatuhi. Indikator penelitian yang diberikan penulis atas kepatuhan wajib pajak antara lain (Handayani, 2009) : 1. Wajib pajak mengisi formulir SPT dengan benar, lengkap dan jelas. 2. Wajib pajak melakukan perhitungan dengan benar. 3. Wajib pajak melakukan pembayaran tepat waktu. 4. Wajib pajak melakukan pelaporan tepat waktu. 5. Wajib pajak Tidak pernah menerima surat teguran. 3.2 Penentuan Populasi dan Sampel Populasi yang diteliti dalam penelitian ini dalah Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Barat. Penelitian

52 36 ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Jumlah sample ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin,seperti berikut: N n = 1+Ne 2 Dimana: n= Jumlah Sampel N= Populasi e= Tingkat kesalahan maksimum yang masih dapat ditoleransi (ditentukan 10%) Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Semarang Barat pada tahun 2016 tercatat sebanyak Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP). Oleh karena itu, jumlah sampel untuk penelitian ini dengan e sebesar 10% adalah : n = (10%) n = 788,75 n = 99,87 Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel adalah 99,87 dan untuk memudahkan perhitungan selanjutnya dibulatkan menjadi 100 Dengan demikian, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Semarang Barat.

53 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan jenis data primer berupa kuesioner yang diberikan kepada responden. Sumber data primer berasal dari wajib pajak orang pribadi (WPOP) di KPP Pratama Semarang Barat. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian kali ini adalah metode survey dengan menyebar sebuah kuesioner, yaitu menggunakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang ada pada penelitian ini. Penyebaran kuesioner ini dimaksud untuk mendapatkan data yang dibutuhkan pada penelitian yaitu berupa data umum mengenai WPOP yang membayar pajak di KPP Pratama Semarang Barat. Selain itu, untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan membayar pajak WPOP di Kota Semarang. Penentuan sampel pada penelitian kali ini yaitu menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode Convenience Sampling atau dapat dikatakan sampel yang mengambil secara acak dengan cara menghampiri setiap orang yaitu pada penelitian ini wajib pajak orang pribadi yang berada dalam lokasi yang sama. Pemilihan sampel dengan cara ini dimaksudkan karena pertimbangan kemudahan akses yang dapat dijangkau oleh peneliti. 3.5 Skala Pengukuran Variabel Pengukuran pendapat responden menggunakan skala likert lima angka. Perinciannya adalah sebagai berikut: Angka 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) Angka 2 = Tidak Setuju (TS) Angka 3 = Netral (N)

54 38 Angka 4 = Setuju (S) Angka 5 = Sangat Setuju (SS) 3.6 Metode Analisis Data Data diolah dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan yang ada diantara variabel-variabel yang digunakan,sehingga dari hubungan tersebut sebuah variabel akan dapat ditaksir apabila variabel lain telah diketahui. Rumus untuk mencari koefisien regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y=a+b1X1+b2X2 +b3x3+ b4x4+ b5x5+e Dimana: Y X1 X2 X3 X4 X5 a = Kepatuhan wajib pajak orang pribadi (variabel dependen) = Kesadaran wajib pajak (variabel independen) = Peraturan perpajakan (variabel independen) = Efektifitas sistem perpajakan (variabel independen) = Pelayanan fiskus (variabel independen) = Sanksi pajak (variabel independen) = Konstanta b1,b2,b3,b4,b5 = Koefisien regresi e = Error 3.7 Uji Instrumen Penelitian a) Uji Validitas Analisis validitas bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar - benar telah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran.

55 39 Sebagai acuan yaitu melihat r hasil untuk tiap item (variabel) pada kolom Corrected Item Total Correlation. b) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Analisis keandalan butir bertujuan untuk menguji konsistensi butir-butir pertanyaan dalam mengungkap indikator. Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini dengan melihat nilai Cronbach alpha dengan syarat > 0,6 (Ghozali, 2009). 3.8 Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan distribusi teoritik tertentu.uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas ini ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009). Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik histogram, grafik normalprobability plot dan uji statistik dengan Kolmogorov- Smirnov Z (1-Sample KS). Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probability plot adalah (Ghozali, 2009) : 1) Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

56 40 Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z(1-Sample K-S) adalah (Ghozali, 2009): a) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal. b) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. b) Uji Multikolinieritas Untuk menguji adanya multikolinieritas dapat dilihat melalui nilai variance inflantion factor (VIF) dan toleransi. Jika VIF < 10 dan tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas tapi jika VIF > 10 dan tolerance > 0,1 berarti terjadi multikolinieritas. c) Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat menggunakan uji glejser. Dalam uji ini, apabila hasilnya sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala heterokedastisitas, model yang baik ialah tidak terjadi heterokedastisitas Deteksi dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dalam grafik dimana sumbu X dan Y telah diproduksi. Dasar pengambilan keputusan adalah: 1. Jika titik - titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur seperti gelombang, melebar, kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas.

57 41 2. Jika titk-titik ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.9 Uji Kelayakan Model a) Uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F statistik digunakan untuk melihat apakah model regresi yang digunakan sudah fixed atau belum, dengan ketentuan jika p value > (α) = 0,05 dan F hitung > F tabel, model tersebut sudah fixed dan bisa digunakan untuk menguji hipotesis. Dengan tingkat kepercayaan untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = 0,05. b) Koefisien Determinasi (adjusted R2) Menurut Arikunto (2010) uji koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen (X) dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen (Y) secara bersama - sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Jika nilai R2 semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (X). Untuk mengetahui besar pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dapat diketahui dari nilai R-square (R2) yang terdapat dalam tabel model summary hasil dari analisa data SPSS. Persamaan untuk koefisien determinasi adalah sebagai berikut: KD = R2 x 100%

58 42 Keterangan : KD = Koefisien Determinasi R = Koefisien Korelasi Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : Apabila nilai R2 > 0,50 artinya tidak ada hubungan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Apabila nilai R2 < 0,50 artinya ada hubungan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). c) Uji Hipotesis (Uji t) Uji statistik t-test pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Kaidah keputusan : 1. Jika, terhitung > tabel maka H0 ditolak berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas 2. Jika, terhitung < tabel maka H0 diterima berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan tingkat kepercayaan (α) untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau (α)= 0,05.

59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Barat Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya hanya perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : Jawatan Pajak yang bertugas untuk melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan perundang undangan yang berlaku dan melakukan tugas tambahan yaitu pemeriksaan kas Bendaharawan Pemerintah; Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang hasil sitaan guna pelunasan piutang pajak Negara; Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan Pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan Wajib Pajak Badan; dan Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Ditjen Moneter) yang bertugas melakukan pungutan pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 dirubah menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi dan kemudian pada tahun 1965 berubah lagi menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan keputusan Presiden RI No. 12 tahun 1976 tanggal 27 Maret 1976, Direktorat Ipeda diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-undang RI No. 12 tahun 1985 Direktorat IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Demikian 43

60 44 juga unit kantor di daerah yang semula bernama Inspeksi Ipeda diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas Luar Ipeda diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB. Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ItDa) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat Daerah ini kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor Wilayah) seperti yang ada sekarang ini. KPP Pratama Semarang Sendiri terbentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 dan mulai pada tanggal 31 Mei KPP Pratama Semarang Barat adalah unit vertikal di bawah Kanwil DJP Jawa Tengah I, yang membawahi wilayah sebagai berikut : 1. Kecamatan Gunungpati 2. Kecamatan Mijen 3. Kecamatan Tugu 4. Kecamatan Ngaliyan 5. Kecamatan Semarang Barat Sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan dan pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Barat yang berada di Jl. Pemuda No.1 Semarang dengan Luas Tanah 2805 m2 dan Luas Bangunan 2450 m2 adalah gedung kantor (terdiri dari 1 gedung kantor, gedung TPT dll), kendaraan dinas, jaringan sistem informasi data, sarana peribadatan dan sarana olah raga. Adapun jumlah sumber daya manusia (SDM) di KPP Pratama Semarang Barat yaitu :

61 45 Jumlah Karyawan Per 1 Januari 2017 sebanyak 90 pegawai dan tenaga bantu sebanyak 23 orang dengan rincian sebagai berikut : Struktural Fungsional Pelaksana Account Representative = 10 orang = 9 orang = 39 orang = 32 orang Tenaga Bantu : CS Satpam Driver Pramubakti + Honorer = 5 orang = 9 orang = 1 orang = 8 orang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Tugas dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tugas untuk melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan terhadap Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan tugas dan kewenangan Kantor Pelayanan Pajak Pratama sebagaimana dimaksud di atas, maka dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama menyelenggarakan fungsi-fungsi yaitu sebagai berikut :

62 46 a. pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan; b. penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan; c. pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya; d. penyuluhan perpajakan; e. pelayanan perpajakan; f. pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak; g. pelaksanaan ekstensifikasi; h. penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; i. pelaksanaan pemeriksaan pajak; j. pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; k. pelaksanaan konsultasi perpajakan; l. pembetulan ketetapan pajak; m. pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan; dan n. pelaksanaan administrasi kantor. Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2012, tugas-tugas dan fungsi-fungsi penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan serta tugas-tugas dan fungsi-fungsi pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan, termasuk semua tugas-tugas dan fungsifungsi yang berhubungan dengan penerimaan dan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan atas sektor Perkotaan dan Pedesaan (P2) dilimpahkan dan menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Semarang.

63 47 Struktur Organisasi Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Barat sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak terdiri atas: 1. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal; 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi; 3. Seksi Pelayanan; 4. Seksi Penagihan; 5. Seksi Pemeriksaan; 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan; 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I; 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II; 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III; 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV; 11. Kelompok Jabatan Fungsional

64 48 KEPALA KANTOR SUBBAGIAN UMUM DAN KEPATUHAN INTERNAL SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI SEKSI PELAYANAN SEKSI PENAGIHAN SEKSI PEMERIKSAAN SEKSI EKSTENSIFIKASI DAN PENYULUHAN SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Barat *) Pada Seksi Pengawasan dan Konsultasi terdiri atas: a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I; b. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II; c. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III; d. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV; Visi Direktorat Jenderal Pajak Menjadi Institusi Penghimpunan Penerimaan Negara yang Terbaik demi Menjamin Kedaulatan dan Kemandirian Negara Misi Direktorat Jenderal Pajak Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan: 1. Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang tinggi dan penegakan hukum yang adil.

65 49 2. Pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan kewajiban perpajakan. 3. Aparatur pajak yang berintegritas, kompeten, dan profesional. 4. Kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja. 4.2 Data Penelitian Pengiriman Dan Pengambilan Kuesioner Penelitian ini ditujukan kepada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Semarang Barat, dengan jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 125 kuesioner, namun kuesioner yang disebarkan tidak sepenuhnya utuh dan kembali, penjelasannya adalah sebagai berikut : - Kuesioner yang disebarkan - Kuesioner yang tidak kembali - Kuesioner yang tidak lengkap - Kuesioner yang digunakan - Respon rate kuesioner Tabel 4.1 Penyebaran Kuesioner Keterangan Jumlah 125 kuesioner 19 kuesioner 6 kuesioner 100 kuesioner 80,00 % Adapun gambaran umum reponden dalam penelitian kali ini adalah gambaran tentang 100 responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian kali ini. Secara rinci responden dapat dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan umur, yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

66 50 Tabel 4.2 Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1. Pria 74 74,00 2. Wanita 26 26,00 Jumlah Sumber : data Primer yang diolah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa responden dengan jenis kelamin pria sebanyak 74 responden dengan persentase sebesar 74 persen, dan responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 26 responden dengan persentase sebesar 26 persen. Tabel 4.3 Umur No. Umur Jumlah Persentase tahun tahun tahun > 50 tahun ,00 36,00 52,00 5,00 Jumlah Sumber : data Primer yang diolah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa responden dengan umur tahun sebanyak 7 orang responden atau jika dipersentase sebesar 7 persen, responden dengan rentang umur tahun sebanyak 36 orang responden atau sebesar 36 persen, responden dengan rentang umur tahun sebanyak 52 orang responden atau sebesar 52 persen dan responden dengan umur > 50 tahun sebanyak 5 orang responden atau sebesar 5 persen.

67 51 Tabel 4.4 Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Persentase Pegawai negeri sipil Pegawai swasta Pekerjaan lainnya ,00 51,00 13,00 Jumlah Sumber : data Primer yang diolah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel pekerjaan di atas dapat dijelaskan bahwa responden dengan pekerjaan pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 36 orang responden atau jika dipersentase sebesar 36 persen, responden dengan pekerjaan pegawai swasta memperoleh hasil sebanyak 51 orang responden atau sebesar 51 persen, dan responden dengan pekerjaan lainnya yaitu sebanyak 13 orang responden atau jika dipersentasekan sebesar 13 persen saja. 4.3 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif variabel penelitian digunakan untuk memberikan suatu gambaran umum tentang tanggapan responden mengenai variabel - variabel yang ada pada penelitian ini, yaitu kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan kepatuhan wajib pajak.

68 Analisis Deskriptif Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Variabel kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang dapat di lihat pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Tanggapan Responden Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Jawaban Responden Indikator STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Jumlah Ratarata F % F % F % F % F % (%) Wajib pajak mengisi semua bagian formulir SPT tahunan dengan benar, lengkap dan jelas Wajib pajak melakukan perhitungan dengan benar atas jumlah pajak terutang yang disampaikan dengan ketentuan perpajakan Wajib pajak melakukan pembayaran tepat waktu ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib pajak melakukan pelaporan tepat waktu ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib pajak tidak pernah menerima surat teguran Sumber : data Primer yang diolah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel 4.5 dengan ini maka dapat dijelaskan bahwa jawaban responden dengan rata - rata paling tinggi untuk variabel kepatuhan wajib pajak adalah indikator wajib pajak melakukan perhitungan dengan benar atas jumlah pajak terutang yang disampaikan dengan ketentuan perpajakan, yaitu sebesar 4,37 dengan responden

69 53 menjawab setuju sebanyak 59 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa agar tidak ada kesalahan pada waktu input serta perhitungan, maka pihak wajib pajak diharapkan dapat melakukan perhitungan dengan benar atas jumlah pajak terutangnya yang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku Analisis Deskriptif Variabel Kesadaran Wajib Pajak Variabel kesadaran wajib pajak dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan yang dapat di lihat pada tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Tanggapan Responden Variabel Kesadaran Wajib Pajak Jawaban Responden Indikator STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Jumlah Ratarata F % F % F % F % F % (%) Wajib pajak mengetahui adanya undang - undang dan ketentuan perpajakan sehingga wajib pajak melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai undang undang Wajib pajak mengerti bahwa fungsi pajak adalah pembiayaan negara Wajib pajak menghitung, membayar, melaporkan kewajiban perpajakan dengan sukarela Wajib pajak menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar (mengakui) pajak terutangnya Sumber : data Primer yang diolah, pada tahun 2017

70 54 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa jawaban responden dengan rata - rata paling tinggi untuk variabel kesadaran perpajakan adalah indikator wajib pajak mengerti bahwa fungsi pajak adalah pembiayaan negara, yaitu sebesar 4,25 dengan responden menjawab setuju sebanyak 54 orang. Hal ini mengindikasikan pihak wajib pajak orang pribadi sudah memahami bahwa pajak merupakan sumber dana utama yang di dapatkan oleh pemerintah dari warga negaranya yang dipergunakan untuk pembiayaan negara seperti membangun fasilitas dan prasarana umum seperti jalan, gedung sekolah dan lain-lain Analisis Deskriptif Variabel Pengetahuan Dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan yang dapat di lihat pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Tanggapan Responden Variabel Pengetahuan Dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Jawaban Responden Indikator STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Jumlah F % F % F % F % F % (%) Jika tidak melaksanakan kewajiban perpajakan, maka akan dikenakan sanksi pajak yang berlaku. Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan penghasilan neto dikurangi PTKP kemudian dikali dengan tarif pajak yang berlaku. Pengetahuan dan pemahaman peraturan Ratarata

71 55 perpajakan diperoleh dari sosialisasi yang dilakukan oleh KPP. Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan diperoleh dari training. Sumber : data Primer yang diolah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel 4.7 dengan ini maka dapat dijelaskan bahwa jawaban responden dengan rata - rata paling tinggi untuk variabel pengetahuan dan pemahaman tentang paraturan perpajakan adalah indikator jika tidak melaksanakan kewajiban perpajakan, maka akan dikenakan sanksi pajak yang berlaku, yaitu sebesar 4,46 dengan responden menjawab setuju sebanyak 54 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap wajib pajak sudah mengetahui tentang sanksi yang akan di dapat jika wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakannya Analisis Deskriptif Variabel Efektifitas Sistem Perpajakan Variabel efektifitas sistem perpajakan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan yang dapat di lihat pada tabel 4.8 sebagai berikut : Tabel 4.8 Tanggapan Responden Efektifitas Sistem Perpajakan Jawaban Responden Indikator STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Jumlah Ratarata F % F % F % F % F % (%) Pendaftaran NPWP secara online dapat meningkatkan kemauan wajib pajak dalam melakukan pendaftaran. Pembayaran melalui e-banking dapat mempermudah wajib pajak dalam

72 56 melakukan transaksi pembayaran dimana saja. Sistem pelaporan melalui e-spt dan e-filling dapat mempermudah wajib pajak dalam melaporkan pajaknya. Penyampaian SPT melalui dropbox mempermudah wajib pajak dan tidak perlu datang ke Kantor Pelayanan Pajak. Sumber : data primer yang di olah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel 4.8 dengan ini maka dapat dijelaskan bahwa jawaban responden dengan rata - rata paling tinggi untuk variabel efektifitas sistem perpajakan adalah indikator pendaftaran NPWP secara online dapat meningkatkan kemauan wajib pajak dalam melakukan pendaftaran, yaitu sebesar 4,26 dengan responden menjawab setuju sebanyak 62 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya fasilitas online yang disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak kepada wajib pajak untuk mendaftarkan NPWPnya secara online secara tidak langsung dapat meningkatkan kemauan wajib pajak untuk mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak Analisis Deskriptif Variabel Pelayanan Fiskus Variabel pelayanan fiskus dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan yang dapat di lihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :

73 57 Indikator Petugas menguasai peraturan yang berhubungan dengan pelayanan perpajakan. Tabel 4.9 Tanggapan Responden Variabel Pelayanan Fiskus Jawaban Responden STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Jumlah Ratarata F % F % F % F % F % (%) Penyuluhan yang dilakukan oleh petugas pajak dapat membantu pemahaman Bapak/Ibu mengenai hak dan kewajiban Bapak/Ibu selaku wajib pajak. Petugas pajak senantiasa memperhatikan keberatan wajib pajak atas pajak yang dikenakan. Cara membayar dan melunasi pajak sangatlah mudah dan efisien. Sumber : data primer yang di olah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel 4.9 dengan ini maka dapat dijelaskan bahwa jawaban responden dengan rata - rata paling tinggi untuk variabel pelayanan fiskus adalah indikator Penyuluhan yang dilakukan oleh petugas pajak dapat membantu pemahaman Bapak/Ibu mengenai hak dan kewajiban Bapak/Ibu selaku wajib pajak, yaitu sebesar 4,04 dengan responden menjawab setuju sebanyak 52 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa wajib pajak akan semakin meningkat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu dengan adanya penyuluhan yang dilakukan oleh dirjen pajak kepada wajib pajak yaitu dengan cara memberikan pemahaman yang cukup tentang hak dan kewajiban perpajakannya.

74 Analisis Deskriptif Variabel Sanksi Pajak Variabel sanksi perpajakan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan yang dapat di lihat pada tabel 4.10 sebagai berikut : Indikator Sanksi pidana/administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan cukup berat Tabel 4.10 Tanggapan Responden Variabel Sanksi Pajak Jawaban Responden STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Jumlah Ratarata F % F % F % F % F % (%) Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat di negosiasikan Sumber : data primer yang di olah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa jawaban responden dengan rata - rata paling tinggi untuk variabel sanksi perpajakan adalah indikator pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak, yaitu sebesar 4,02 dengan responden menjawab setuju sebanyak 49 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa pihak wajib pajak memahami semua ketentuan pajak yang berlaku apabila melanggar akan dikenakan sanksi pidana/administrasi yang cukup berat sehingga akan berdampak di kemudian hari.

75 Analisis Data Uji Validitas Untuk menguji apakah valid atau tidaknya pertanyaan yang telah diajukan oleh peneliti kepada responden dengan membandingkan nilai r hitung, dibandingkan dengan r tabel. - Apabila r hitung > r tabel maka pertanyaan valid - Apabila r hitung < r tabel maka pertanyaan tidak valid Berikut ini adalah uji validitas dari masing - masing kuesioner : Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel No. Item r hitung r tabel Keterangan Kesadaran wajib pajak Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan Efektifitas sistem perpajakan Pelayanan fiskus Sanksi perpajakan Kepatuhan wajib pajak ,284 0,397 0,597 0,567 0,425 0,220 0,424 0,576 0,598 0,692 0,766 0,782 0,554 0,633 0,746 0,551 0,635 0,658 0,773 0,575 0,535 0,557 0,650 0,653 0,405 Sumber : data Primer yang diolah, pada tahun ,197 Valid Valid Valid Valid 0,197 Valid Valid Valid Valid 0,197 Valid Valid Valid Valid 0,197 Valid Valid Valid Valid 0,197 Valid Valid Valid Valid 0,197 Valid Valid Valid Valid Valid

76 60 Dari hasil dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel (0,197) dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa semua item indikator variabel - variabel dalam penelitian ini (kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan kepatuhan wajib pajak) adalah valid Uji Reliabilitas Uji reliabilitas antara kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan kepatuhan wajib pajak dapat dilihat pada tabel berikut ini : No Indikator Kesadaran Wajib Pajak Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan Efektifitas Sistem Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Perpajakan Kepatuhan wajib pajak Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Nilai r Alpha tabel 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 Sumber : data Primer yang diolah, pada tahun 2017 Nilai r Alpha hitung 0,670 0,621 0,860 0,799 0,824 0,768 Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masing - masing variabel yaitu variabel kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan kepatuhan wajib pajak, ternyata diperoleh nilai cronbacth alpha lebih besar dari 0,6. Maka dengan demikian hasil uji reliabilitas terhadap keseluruhan variabel memiliki hasil yang reliabel.

77 Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Untuk menentukan normal tidaknya data pada variabel dependen dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov. Apabila nilai signifikasi kolmogorov-smirnov < 0,05, maka data terdistribusi tidak normal, sebaliknya apabila nilai signifikasi kolmogorov-smirnov > 0,05 maka data terdistribusi normal. Hasil pengujian data adalah sebagai berikut : Tabel 4.13 Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 100 Mean Normal Parameters a,b Std. Deviation Absolute.082 Most Extreme Positive.082 Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z.819 Asymp. Sig. (2-tailed).514 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : data primer yang diolah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel 4.13 dapat dijelaskan bahwa nilai signifikasi kolmogorov-smirnov sebesar 0,514 > 0,05, maka model regresi dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.

78 62 2) Uji Multikolinearitas Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas menurut perhitungan yang dilakukan dengan program SPSS v21 dapat diketahui dengan berpedoman bahwa nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0,1. Mengacu pada kedua pendapat di atas maka berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh nilai : Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) kesadaran wajib pajak pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak a. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak Sumber : data primer yang diolah, pada tahun 2017 Berdasarkan hasil tabel 4.14 diatas, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, karena nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0,1.

79 63 3) Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi apabila tidak ada kesamaan deviasi standar nilai variabel dependen pada setiap variabel independen. Deteksi dengan mengunakan uji statitsik (uji gletjer). Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat di lihat pada tabel 4.15 sebagai berikut : Tabel 4.15 Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) kesadaran wajib pajak pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak a. Dependent Variable: abs_res Sumber : data primer yang diolah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel 4.15 dapat diartikan bahwa deteksi yang ada adalah nilai signifikasi variabel bebas (kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan) lebih besar dari 0,05, dengan demikian maka model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

80 Uji F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan secara simultan / bersama - sama berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel 4.16 sebagai berikut : Tabel 4.16 Hasil Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression b 1 Residual Total a. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak b. Predictors: (Constant), sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus Sumber : data primer yang diolah, pada tahun 2017 Hasil pengujian dengan SPSS v21 didapatkan angka F hitung antara kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar dengan Nilai signifikansi F sebesar 0,000 < 0,05, dengan demikian persamaan semua variabel kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan secara bersama - sama berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

81 65 Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini adalah tergolong fit dan layak guna penelitian Hasil Regresi Berganda Hasil pengolahan data yang dilakukan menggunakan aplikasi SPSS v21 pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak adalah sebagai berikut : Tabel 4.17 Regresi berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) kesadaran wajib pajak pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak a. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak Sumber : data Primer yang diolah, pada tahun 2017 Berdasarkan tabel 4.17, maka persamaan regresi dapat dijabarkan sebagai berikut : Y = 10, ,198X1-0,133X2 + 0,384X3 + 0,277X4-0,121X5 + e

82 66 Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan pengertian bahwa : a. Nilai koefisien regresi kesadaran wajib pajak sebesar 0,198, bernilai positif, mempunyai arti bahwa apabila kesadaran perpajakan semakin meningkat, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. b. Nilai koefisien regresi pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan sebesar -0,133, bernilai negatif, mempunyai arti bahwa apabila pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan semakin menurun, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin menurun. c. Nilai koefisien regresi efektifitas sistem perpajakan sebesar 0,384, maka dapat dikatakan bernilai positif yang mempunyai arti bahwa apabila efektifitas sistem perpajakan semakin meningkat, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. d. Nilai koefisien regresi pelayanan fiskus sebesar 0,277, maka dapat dikatakan bernilai positif yang mempunyai arti bahwa apabila pelayanan fiskus semakin meningkat, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat. e. Nilai koefisien regresi sanksi pajak sebesar -0,121, maka dapat dikatakan bernilai negatif yang mempunyai arti bahwa apabila sanksi pajak semakin menurun, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin menurun Koefisien Determinasi (R 2 ) Persentase variabel dependen (kepatuhan wajib pajak) dapat dijelaskan oleh variabel independen (kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi

83 67 perpajakan) dalam model penelitian ditunjukkan oleh besarnya Koefisien Determinasi. Koefisien Determinasi ini menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen atau bebas yang dinyatakan dalam persen (%). Tabel 4.18 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus b. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak Sumber : data Primer yang diolah, pada tahun 2017 Nilai koefisien determinasi di tunjukkan dengan nilai adjusted r square sebesar 0,250, hal ini dapat diartikan bahwa variabel kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan dapat menjelaskan kepatuhan wajib pajak sebesar 25,0%, sedangkan sisanya sebesar 75,0% diterangkan oleh faktor lain yang tidak diamati atau tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti sikap, hasrat membayar pajak, dan lain - lain Pengujian Hipotesis (Uji t) 1. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dari tampilan output SPSS v21 (tabel 4.17) diperoleh nilai signifikansi α untuk kesadaran perpajakan sebesar 0,077 > 0,05, ini menandakan bahwa kesadaran perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, dapat

84 68 diartikan tinggi rendahnya kesadaran perpajakan tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, dengan demikian hipotesis 1 ditolak. 2. Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dari tampilan output SPSS v21 (tabel 4.17) diperoleh nilai signifikansi α untuk pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan sebesar 0,322 > 0,05, ini menandakan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, artinya tinggi rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, dengan demikian hipotesis 2 ditolak. 3. Pengaruh Efektifitas Sistem Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dari tampilan output SPSS v21 (tabel 4.17) diperoleh nilai signifikansi α untuk efektifitas sistem perpajakan sebesar 0,000 < 0,05, ini menandakan bahwa efektifitas sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, artinya semakin tinggi efektifitas sistem perpajakan, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin tinggi, dengan demikian hipotesis 3 diterima. 4. Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dari tampilan output SPSS v21 (tabel 4.17) diperoleh nilai signifikansi α untuk pelayanan fiskus sebesar 0,028 < 0,05, ini menandakan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, artinya semakin tinggi pelayanan fiskus, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin tinggi, dengan demikian hipotesis 4 diterima.

85 69 5. Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dari tampilan output SPSS v21 (tabel 4.17) diperoleh nilai signifikansi α untuk sanksi pajak sebesar 0,335 > 0,05, ini menandakan bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, artinya tinggi rendahnya sanksi pajak tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, dengan demikian hipotesis 5 ditolak. 4.5 Pembahasan Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam penelitian ini kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini dapat diartikan bahwa tingkat kesadaran pajak bukan menjadi faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, sebab masyarakat atau wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya tidak dilakukan dengan sukarela atau dari niat diri sendiri, bisa dilihat pada rendahnya persentase jawaban responden yang dapat disimpulkan bahwa tingkat kesadaran perpajakan mereka belum seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil statistik deskriptif diperoleh hasil bahwa tingkat jawaban responden dengan rata - rata paling rendah untuk variabel kesadaran wajib pajak adalah wajib pajak menghitung, membayar, melaporkan kewajiban perpajakan dengan sukarela, yaitu sebesar 3,85 dengan responden menjawab netral sebanyak 17 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa wajib pajak tidak mengerti fungsi pajak sebagai pembiayaan negara sehingga mereka menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban perpajakannya tidak dilakukan dengan sukarela dari diri sendiri. Berdasarkan ketidaktahuan dan ketidakpahaman wajib pajak tersebut, maka menimbulkan variabel kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan

86 70 wajib pajak. Berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB), Kesadaran membayar pajak merupakan minat berperilaku (behavior intention). Karena, minat berperilaku (behavior intention) ini di pengaruhi oleh kontrol perilaku, sikap, dan norma subjektif. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti (2012), Arum (2012), Rahmadian (2012) dan Hikmah (2012) yang membuktikan bahwa kesadaran perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam penelitian ini pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan bukan menjadi faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, sebab masyarakat atau wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya merasa tidak harus didasari dengan adanya pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang peraturan perpajakan, bisa dilihat pada rendahnya persentase jawaban responden yang dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan sudah baik tetapi dalam mengimplementasikannya mereka belum dilakukan secara baik. Berdasarkan hasil statistik deskriptif diperoleh hasil bahwa tingkat jawaban responden dengan rata - rata paling rendah untuk variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan adalah pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan diperoleh dari training, yaitu sebesar 4,18 dengan responden menjawab netral sebanyak 11 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa wajib pajak dalam mengetahui dan memahami kewajiban perpajakannya tidak hanya melalui training

87 71 saja, bisa dengan cara penyuluhan maupun sosialisasi. Berdasarkan tingkat implementasi yang belum dilakukan secara baik oleh wajib pajak tersebut, maka menimbulkan variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan teori atribusi menyatakan bahwa bila individu-individu mengamati perilaku seseorang, mereka mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri, sedangkan perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar, artinya individu akan terpaksa berperilaku karena situasi. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) dan Noviyanti (2012) yang membuktikan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak Pengaruh Efektifitas Sistem Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini mengindikasikan bahwa sistem yang ada pada kantor pelayanan pajak sudah memenuhi standar sistem yang baik dan efektif yaitu dengan adanya kemudahan dalam memenuhi kewajiban perpajakan yang meliputi pendaftaran NPWP secara online, pembayaran melalui e-banking, sistem pelaporan melalui e-spt dan e-filling, serta kemudahan dalam penyampaian SPT melalui dropbox. Dengan adanya kemudahan yang diberikan diharapkan wajib pajak dapat melakukan kewajiban perpajakannya dengan mudah sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan teori persepsi, efektifitas sistem perpajakan berkaitan dengan media yang digunakan

88 72 dalam membayar pajak. Jika wajib pajak merasa bahwa sistem parpajakan yang ada adalah terpercaya, handal dan akurat, maka wajib pajak akan memiliki pandangan yang positif untuk sadar membayar pajak. Namun jika sistem perpajakan yang ada tidak memuaskan bagi wajib pajak, maka hal itu dapat turut mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hasil statistik deskriptif diperoleh hasil bahwa jawaban responden dengan rata - rata paling tinggi untuk variabel efektifitas sistem perpajakan adalah indikator pendaftaran NPWP secara online dapat meningkatkan kemauan wajib pajak dalam melakukan pendaftaran, yaitu sebesar 4,26 dengan responden menjawab setuju sebanyak 62 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya fasilitas online yang disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak kepada wajib pajak untuk mendaftarkan NPWPnya secara online secara tidak langsung dapat meningkatkan kemauan wajib pajak untuk mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak. Hasil ini mendukung penelitian Hidayati (2014) membuktikan bahwa efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam membayar pajak Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini mengindikasikan bahwa sudah melakukan tugasnya dengan baik melayani wajib pajak yang berhubungan semua tentang perpajakan yakni meliputi penguasaan peraturan tentang pelayanan perpajakan, melakukan penyuluhan terhadap wajib pajak, selalu memperhatikan keberatan wajib pajak atas pajak yang dikenakan, pelayanan dalam pembayaran dan pelunasan pajak dilakukan dengan mudah dan efisien. Dengan adanya pelayanan fiskus yang baik yang diberikan diharapkan wajib pajak dapat

89 73 senantiasa meningkatkan kemauan dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Berdasarkan teori atribusi, pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak dipengaruhi dari kondisi internal maupun eksternal wajib pajak. Hal ini dikaitkan dengan sikap petugas pajak dalam memberikan suatu pelayanan yang prima, mudah dipahami, dan terbaik kepada wajib pajaknya. Apabila ketentuan perpajakan dibuat sederhana, mudah dipahami oleh wajib pajak, maka pelayanan perpajakan atas hak dan kewajiban dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dengan demikian akan menghasilkan pelayanan perpajakan yang semakin baik sehingga mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hasil statistik deskriptif diperoleh hasil bahwa jawaban responden dengan rata - rata paling tinggi untuk variabel pelayanan fiskus adalah indikator Penyuluhan yang dilakukan oleh petugas pajak dapat membantu pemahaman Bapak/Ibu mengenai hak dan kewajiban Bapak/Ibu selaku wajib pajak, yaitu sebesar 4,04 dengan responden menjawab setuju sebanyak 52 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa wajib pajak akan semakin meningkat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu dengan adanya penyuluhan yang dilakukan oleh dirjen pajak kepada wajib pajak yaitu dengan cara memberikan pemahaman yang cukup tentang hak dan kewajiban perpajakannya. Hasil ini mendukung penelitian Noviyanti (2012), Arum (2012), dan Hikmah (2012) membuktikan bahwa pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam membayar pajak Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam penelitian ini Sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini mengindikasikan bahwa pemberian sanksi pajak ini tidak

90 74 memberikan pengaruh efek jera kepatuhan dalam membayar pajak, bisa dilihat masih banyak adanya pelanggaran peraturan pajak serta kecurangan - kecurangan yang dilakukan oleh pihak wajib pajak. Berdasarkan hasil statistik deskriptif diperoleh hasil bahwa jawaban responden dengan rata - rata paling rendah untuk variabel sanksi perpajakan adalah indikator Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat di negosiasikan, yaitu sebesar 3,25 dengan responden menjawab netral sebanyak 26 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa wajib pajak belum memahami semua ketentuan pajak yang berlaku apabila melanggar akan dikenakan sanksi pidana/administrasi yang cukup berat sehingga akan berdampak di kemudian hari, apalagi mereka tidak mengetahui bahwa sanksi pajak dikenakan tanpa toleransi bagi mereka yang melanggarnya. Berdasarkan teori persepsi, sanksi digunakan untuk mengetahui pandangan, gambaran atau anggapan seseorang dalam kepatuhan membayar pajak. Apabila wajib pajak sudah mengetahui dan memahami ketentuan perpajakan maka wajib pajak akan mau membayar pajak tepat waktu. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti (2012), Arum (2012), Rahmadian (2012), dan Hikmah (2012) yang membuktikan bahwa sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Hidayati (2014) yang menunjukkan bahwa sanksi pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

91 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hasil ini di buktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai signifikasi α 0,077 > 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di tolak. 2. Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hasil ini di buktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai signifikasi α 0,322 > 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di tolak. 3. Efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hasil ini di buktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai signifikasi α 0,000 < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di terima. 4. Pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hasil ini di buktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai signifikasi 0,028 < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di terima. 75

92 76 5. Sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, hasil ini di buktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai signifikasi α 0,335 > 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di tolak. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, maka saran - saran yang dapat diberikan berkaitan dengan judul adalah sebagai berikut : 1. Tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak dan melaporkan SPT tergolong masih rendah. Pihak DJP disarankan secara konsisten untuk melakukan upaya-upaya untuk mendekatkan pelayanan perpajakannya, misalnya dengan mobil pajak keliling. 2. Pemahaman wajib pajak tentang peraturan perpajakan mengenai tarif pajak dan ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia dirasa sudah cukup baik tetapi dalam mengimplementasikannya wajib pajak masih sangat kurang, sehingga perlu diadakannya sosialisasi dengan cara yang lebih mudah dimengerti dan diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat dalam membayar pajak karena sebagian masyarakat belum dapat mengimplementasikan pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan dengan baik. 3. Penyuluhan pajak oleh DJP masih perlu ditingkatkan. Penyuluhan tersebut sebaiknya difokuskan pada pemahaman mengenai hal - hal mendasar seperti hak dan kewajiban wajib pajak.

93 77 4. Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melakukan perhitungan pajak dengan benar juga masih rendah sehingga perlu untuk ditingkatkan lagi. Pihak DJP disarankan untuk lebih meningkatkan sosialisasi mengenai cara perhitungan pajak yang benar sesuai tarif yang berlaku.

94 DAFTAR PUSTAKA Apriliani,Dwi Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Di KPP Pratama Kudus). Arum, Harjanti Puspa Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerja bebas. Fikriningrum, Winda Kurnia Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak. Ghozali, Imam.2009.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi.Keempat.Universitas Diponegoro.Semarang. Ghozali, Imam.2011.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima).universitas Diponegoro.Semarang. Handayani, I G. A. Ayu Ngr Adhi.2009.Pengaruh Tanggung Jawab Moral dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Denpasar Barat.Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Hardiningsih dan Yulianawati Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak The Factors That Influence The Willingness To Pay The Tax. Hardiningsih, Pancawati.2011.Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak.Dinamika Keuangan dan Perbankan.ISSN: Hidayati, Iva Farida Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan, Efektifitas Sistem Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus pada KPP Pratama Surakarta). Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Hikmah, Nur Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang yang melakukan kegiatan usaha. Indriantoro, Supomo.2011.Metodologi Penelitian Bisnis,Edisi pertama,fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM,Yogyakarta Maesaroh. Reni Analisis Atas Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kemauan Membayar Pajak (Survey Pada 78

95 79 Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Di Kota Cianjur). Mardiasmo.2002.Perpajakan.Andi.Yogyakarta. Mardiasmo.2011.Perpajakan, Edisi Revisi.Andi.Yogyakarta. Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan.2011.Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Depansar Timur.Jurnal Akuntansi dan Bisnis,Volume 2. Musyarofah, Siti.2008.Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Persepsi Wajib Pajak tentang Sanksi Perpajakan dan Hasrat Membayar Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Gubeng Surabaya).Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Universitas Trunojoyo. Mutia, Sri Putri Tita Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Di KPP Pratama Padang). Noviyanti, Siska Pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, kualitas pelayanan dan ketegasan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan WPOP. Nugroho dan Zulaikha.2012."Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak dengan kesadaran membayar pajak sebagai variabel intervening (studi kasus wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu). Rahmadian, Rika Pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP pratama Jakarta kembangan. Resmi, Siti.2013.Perpajakan Teori dan Kasus.Salemba Empat.Jakarta. Slameto.2010.Belajar dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya.Rineka Cipta.Jakarta. Suandy, Erly.2003.Perencanaan Pajak, Edisi Revisi.Salemba Empat.Jakarta. Suandy, Erly.2014.Perencanaan Pajak, Edisi Revisi.Salemba Empat.Jakarta. Sugiyono.2007.Metode Penelitian Bisnis.CV Alfabeta.Bandung.

96 80 Sugiyono.2013.Metodologi Penelitian Manajemen,Buku Satu,Alpha Betha,Bandung. Tiraada.Tryana.A.M Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan Wpop Di Kabupaten Minahasa Selatan. Tjahjono, Achmad dan Muhammad F. Husain.1997.Perpajakan, Edisi Revisi.Jakarta. Undang - Undang Republik Indonesia No Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah diubah terakhir.jakarta. Yadnyana, I Ketut.2009.Pengaruh Moral dan Sikap Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak Koperasi di Kota Denpasar.Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.Denpasar.

97 LAMPIRAN I

98

99 LAMPIRAN II

100 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN TENTANG PERATURAN PERPAJAKAN, EFEKTIFITAS SISTEM PERPAJAKAN, PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA SEMARANG BARAT Dengan hormat, Dalam rangka penyusunan tugas akhir (Skripsi), sebagai salah satu syarat mendapat gelar S1, dengan ini saya : Nama Nomor Induk Mahasiswa Fakultas / Jurusan Universitas : Satria pamungkas : B : Ekonomi dan Bisnis / Akuntansi : Dian Nuswantoro Semarang No : Bermaksud melakukan penelitian pada kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di Semarang Barat. Adapun topik yang di angkat dalam penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan, Efektifitas Sistem Perpajakan, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Semarang Barat Besar harapan saya Bapak/Ibu/Saudara bisa mengisi kuisioner ini sesuai dengan petunjuk pengisian secara benar, lengkap dan jujur. Tujuan penelitian ini adalah semata - mata untuk tujuan ilmiah dan segala identitas dan jawaban yang anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Atas perhatian dan bantuan yang Bapak/Ibu/Saudara berikan, saya ucapkan terimakasih. Hormat Saya, Satria Pamungkas

101 Bagian I Bagian ini berisi tentang identitas responden. Mohon diisi pada tempat yang telah disediakan dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Nama : Jenis Kelamin : Laki laki Perempuan Usia : < 20 Tahun > Pekerjaan : PNS Pekerjaan lainnya Pegawai swasta Bagian II PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER : Pada setiap item kuisioner, berilah tanda check list ( ) pada salah satu dari lima pilihan yang terdapat dalam pertanyaan tersebut yang sesuai menurut Bapak/Ibu/Saudara. Untuk pertanyaan berikut Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk memilih : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju

102 Bagian III DAFTAR PERTANYAAN : 1. Kesadaran Wajib Pajak (X1) No. Pertanyaan STS TS N S SS 1. Wajib pajak mengetahui adanya undang undang dan ketentuan perpajakan sehingga wajib pajak melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai undang - undang. 2. Wajib pajak mengerti bahwa fungsi pajak adalah pembiayaan negara. 3. Wajib pajak menghitung, membayar, melaporkan kewajiban perpajakan dengan sukarela. 4. Wajib pajak menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar (mengakui) pajak terutangnya. 2. Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan (X2) No. Pertanyaan STS TS N S SS 1. Jika tidak melaksanakan kewajiban perpajakan, maka akan dikenakan sanksi pajak yang berlaku. 2. Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan penghasilan neto dikurangi PTKP kemudian dikali dengan tarif pajak yang berlaku. 3. Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan diperoleh dari sosialisasi yang dilakukan oleh KPP.

103 4. Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan diperoleh dari training. 3. Efektifitas Sistem Perpajakan (X3) No. Pertanyaan STS TS N S SS 1. Pendaftaran NPWP secara online dapat meningkatkan kemauan wajib pajak dalam melakukan pendaftaran. 2. Pembayaran melalui e-banking dapat mempermudah wajib pajak dalam melakukan transaksi pembayaran dimana saja. 3. Sistem pelaporan melalui e-spt dan e-filling dapat mempermudah wajib pajak dalam melaporkan pajaknya. 4. Penyampaian SPT melalui dropbox mempermudah wajib pajak dan tidak perlu datang ke Kantor Pelayanan Pajak. 4. Pelayanan Fiskus (X4) No. Pertanyaan STS TS N S SS 1. Petugas menguasai peraturan yang berhubungan dengan pelayanan perpajakan.

104 2. Penyuluhan yang dilakukan oleh petugas pajak dapat membantu pemahaman Bapak/Ibu mengenai hak dan kewajiban Bapak/Ibu selaku wajib pajak. 3. Petugas pajak senantiasa memperhatikan keberatan wajib pajak atas pajak yang dikenakan. 4. Cara membayar dan melunasi pajak sangatlah mudah dan efisien. 5. Sanksi Perpajakan (X5) No. Pertanyaan STS TS N S SS 1. Sanksi pidana/administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat. 2. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik wajib pajak. 3. Sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi. 4. Pengenaan sanksi atas pelanggaran pajak dapat di negosiasikan. 6. Kepatuhan Wajib Pajak (Y) No. Pertanyaan STS TS N S SS 1. Wajib pajak mengisi semua bagian formulir SPT tahunan dengan benar, lengkap dan jelas.

105 2. Wajib pajak melakukan perhitungan dengan benar atas jumlah pajak terutang yang di sampaikan dengan ketentuan perpajakan. 3. Wajib pajak melakukan pembayaran tepat waktu ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 4. Wajib pajak melakukan pelaporan tepat waktu/tidak lewat batas ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). 5. Wajib pajak tidak pernah menerima surat teguran.

106 LAMPIRAN III

107 No. X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3 X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4 X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y

108

109 LAMPIRAN IV

110 Reliability Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N X X X X Inter-Item Correlation Matrix X11 X12 X13 X14 X X X X Inter-Item Covariance Matrix X11 X12 X13 X14 X X X X

111 Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted X X X X Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N X X X X

112 Inter-Item Correlation Matrix X21 X22 X23 X24 X X X X Inter-Item Covariance Matrix X21 X22 X23 X24 X X X X Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted X X X X Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

113 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N X X X X Inter-Item Covariance Matrix X31 X32 X33 X34 X X X X Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted X X X X Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

114 Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N X X X X Inter-Item Correlation Matrix X41 X42 X43 X44 X X X X Inter-Item Covariance Matrix X41 X42 X43 X44 X X X X Item-Total Statistics

115 Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted X X X X Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N X X X X Inter-Item Correlation Matrix X51 X52 X53 X54 X X X

116 X Inter-Item Covariance Matrix X51 X52 X53 X54 X X X X Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted X X X X Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

117 Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N Y Y Y Y Y Inter-Item Correlation Matrix Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y Y Y Y Y Inter-Item Covariance Matrix Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y Y Y Y Y Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item Correlation Correlation Deleted Y Y Y

118 Y Y Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items Regression Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N kepatuhan wajib pajak kesadaran wajib pajak pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak Correlations kepatuha kesadaran pengetahuan efektifitas pelayanan sanksi n wajib wajib dan sistem fiskus pajak pajak pajak pemahaman perpajaka peraturan n perpajakan kepatuhan wajib pajak kesadaran wajib pajak Pearson Correlation pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus Sig. (1- tailed) sanksi pajak kepatuhan wajib pajak kesadaran wajib pajak pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan

119 pelayanan fiskus sanksi pajak kepatuhan wajib pajak kesadaran wajib pajak N pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak Variables Entered/Removed a Model Variables Entered Variables Removed Method 1 sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus b. Enter a. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak b. All requested variables entered. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus b. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak

120 ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression b 1 Residual Total a. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak b. Predictors: (Constant), sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus Coefficient Correlations a Model sanksi kesadaran pengetahuan efektifitas pelayanan pajak wajib dan sistem fiskus pajak pemahaman perpajakan peraturan perpajakan sanksi pajak kesadaran wajib pajak Correlations pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak kesadaran wajib pajak Covariances pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan E- 006

121 Collinearity Diagnostics a Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions (Constant) kesadaran pengetahuan efektifitas pelayanan sanksi wajib pajak dan sistem fiskus pajak pemahaman perpajakan peraturan perpajakan a. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak pelayanan fiskus E a. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) kesadaran wajib pajak pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak a. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak Residuals Statistics a

122 Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value a. Dependent Variable: kepatuhan wajib pajak

123 NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Mean Normal Parameters a,b Std. Deviation Absolute.082 Most Extreme Differences Positive.082 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.819 Asymp. Sig. (2-tailed).514 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Regression Descriptive Statistics

124 Mean Std. Deviation N abs_res kesadaran wajib pajak pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak Correlations abs_res kesadaran pengetahuan efektifitas pelayan sanksi wajib dan sistem an fiskus pajak pajak pemahaman perpajakan peraturan perpajakan abs_res kesadaran wajib pajak Pearson Correlation pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus Sig. (1-tailed) sanksi pajak abs_res kesadaran wajib pajak

125 pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak abs_res kesadaran wajib pajak N pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak Variables Entered/Removed a Model Variables Entered Variables Removed Method 1 sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus b. Enter a. Dependent Variable: abs_res b. All requested variables entered. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus b. Dependent Variable: abs_res ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression b Residual

126 Total a. Dependent Variable: abs_res b. Predictors: (Constant), sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) kesadaran wajib pajak pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak a. Dependent Variable: abs_res

127 Coefficient Correlations a Model sanksi kesadaran pengetahuan dan efektifitas pelayanan pajak wajib pemahaman sistem fiskus pajak peraturan perpajakan perpajakan sanksi pajak kesadaran wajib pajak Correlations pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan pelayanan fiskus sanksi pajak kesadaran wajib pajak Covariances pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan efektifitas sistem perpajakan E- 006 pelayanan fiskus a. Dependent Variable: abs_res E Collinearity Diagnostics a Model Dimension Eigenvalue Condition Variance Proportions Index (Constant) kesadaran pengetahuan dan efektifitas pelayanan sanksi wajib pajak pemahaman sistem fiskus pajak peraturan perpajakan perpajakan a. Dependent Variable: abs_res

128 Residuals Statistics a Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value a. Dependent Variable: abs_res

129

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari bermacam-macam sektor, seperti yang kita ketahui diantaranya yaitu dari sektor internal dan juga dari sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting. Pendapatan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting. Pendapatan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rendahnya tingkat penerimaan pajak di Indonesia merupakan fenomena yang terus menerus terjadi. Padahal pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Ada 3 teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Teori Atribusi, Theory of Planned Behavior, dan Teori Pembelajaran Sosial. 1. Teori Atribusi (Artibution

Lebih terperinci

ABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Persepsi atas Efektivitas Sistem Perpajakan, Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan pada Kemauan Ikut Tax Amnesty Nama : Ni Luh Elya

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan,

Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Tingkat Kepatuahn Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tabanan. Nama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi (Atribution Theory) Secara sederhana atribusi dapat diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kepatuhan Wajib Pajak. Ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kepatuhan Wajib Pajak. Ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib. Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban. Membayar Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib. Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban. Membayar Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kudus Diajukan Oleh : JIWO FEBRIANTO NIM. 2012-12-003 PROGRAM

Lebih terperinci

SILVIA VERI JAYANTI NIM Dijukan Oleh :

SILVIA VERI JAYANTI NIM Dijukan Oleh : PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK, PELAYANAN FISKUS, PENGETAHUAN AKAN PERATURAN PERPAJAKAN, PERSEPSI ATAS EFEKTIVITAS SISTEM PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK, TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang Relevan 1. Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) Teori pembelajaran sosial mengatakan bahwa seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak Salah satu sumber pembiayaan Negara adalah dari sektor perpajakan. Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undangundang Nomor 6 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara adalah pajak. Pajak merupakan iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Theory of Planned

BAB II LANDASAN TEORI. Teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Theory of Planned BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Theory of Planned Behavior, Teori Atribusi (Artibution Theory), dan Social Learning Theory (Teori Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PATI

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PATI PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PATI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1. Pajak 2.1.1.1. Definisi Pajak Pajak merupakan iuran yang dipungut oleh pemerintah kepada rakyat yang sifatnya dipaksakan, tanpa

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMPUNYAI USAHA DAN PEKERJAAN BEBAS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMPUNYAI USAHA DAN PEKERJAAN BEBAS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMPUNYAI USAHA DAN PEKERJAAN BEBAS (Studi Kasus Pada KPP Pratama Karanganyar) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pajak Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Masing-masing akan

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Masing-masing akan 1 BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan dalam penelitian ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut: A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi (Atribution Theory) Teori Atribusi adalah teori kepatuhan Wajib Pajak terkait dengan sikap Wajib Pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK BADAN YANG TERDAFTAR DI KPP PRATAMA BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK BADAN YANG TERDAFTAR DI KPP PRATAMA BOYOLALI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK BADAN YANG TERDAFTAR DI KPP PRATAMA BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

(STUDY EMPIRIS : WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS)

(STUDY EMPIRIS : WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS) PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG KUALITAS PELAYANAN FISKUS, PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL (SPN), SOSIALISASI PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KONDISI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Tentang Wajib Pajak 2.1.1 Pengertian Wajib Pajak Wajib Pajak adalah Orang Pribadi dan Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

Lebih terperinci

(Studi Kasus Pada KPP Pratama Kudus)

(Studi Kasus Pada KPP Pratama Kudus) PENGARUH SIKAP WAJIB PAJAK, MOTIVASI WAJIB PAJAK, KEPRIBADIAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KINERJA PENERIMAAN PAJAK (Studi Kasus Pada KPP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembiayaan belanja negara yang semakin lama semakin bertambah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembiayaan belanja negara yang semakin lama semakin bertambah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembiayaan belanja negara yang semakin lama semakin bertambah besar memerlukan penerimaan negara yang berasal dari dalam negeri tanpa harus bergantung pada bantuan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Landasan teori a. Theory of planned behavior (TPB) Dalam theory of planned behavior (TPB) dijelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karna

Lebih terperinci

(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Pada KPP Pratama Kudus) Diajukan Oleh: LINA BUDIYANTI NIM.

(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Pada KPP Pratama Kudus) Diajukan Oleh: LINA BUDIYANTI NIM. PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, PERSEPSI EFEKTIVITAS SISTEM PAJAK, LAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK DENGAN KESADARAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan fenomena yang selalu berkembang di masyarakat, karena akan selalu ada perubahan kebijakan-kebijakan di bidang pajak. Terlebih karena dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pajak merupakan penerimaan terbesar Indonesia. Pajak merupakan alat yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pajak merupakan penerimaan terbesar Indonesia. Pajak merupakan alat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini pajak merupakan penerimaan terbesar Indonesia. Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang

Lebih terperinci

IRMA ALFIAH NIM

IRMA ALFIAH NIM KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PAJAK, SIKAP FISKUS, LINGKUNGAN PAJAK, PENGETAHUAN AKAN PERATURAN PERPAJAKAN, PERSEPSI ATAS EFEKTIFITAS SISTEM PERPAJAKAN, KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB

Lebih terperinci

: Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung

: Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung Judul Nama : Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung : I Putu Eka Adiputra NIM : 1215351037 ABSTRAK

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Kualitas Pelayanan Fiskus, Ketegasan Sanksi Perpajakan, Meningkatkan Penerimaan Pajak PPh Pasal 21. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Kualitas Pelayanan Fiskus, Ketegasan Sanksi Perpajakan, Meningkatkan Penerimaan Pajak PPh Pasal 21. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan tentang kualitas pelayanan fiskus, dan ketegasan sanksi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan pajak PPh Pasal 21. Variabel independen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak membutuhkan kajian teori sebagai berikut : digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak membutuhkan kajian teori sebagai berikut : digunakan untuk membayar pengeluaran umum. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh peraturan perpajakan, sosialisasi perpajakan, kesadaran dan persepsi wajib pajak terhadap ketaatan membayar pajak membutuhkan kajian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 TEORI II.1.1. Definisi pajak UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN memberikan definisi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DALAM MEMBAYAR PAJAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DALAM MEMBAYAR PAJAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DALAM MEMBAYAR PAJAK OLEH: MERRY MEGAWATI 3203010040 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PAJAK 1. Pengertian Pajak Menurut S.I.Djajadiningrat (Resmi,2009:1) Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dibutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dibutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini negara Indonesia memerlukan dana untuk pembangunan nasional guna mendukung perekonomiannya. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut dibutuhkan dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variable Penelitian Pada bab ini Penulis akan menjelaskan konsep, konstruk, dan variable penelitian sebagai berikut. 2.1.1 Pengertian Pajak Soemitro dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang mendukung faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, yaitu : 1. Kepatuhan Wajib Pajak Menurut kamus

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA SURABAYA RUNGKUT SKRIPSI Disusun oleh: Refi Tripuspitasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjadi Negara yang lebih maju, Indonesia sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjadi Negara yang lebih maju, Indonesia sebagai negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjadi Negara yang lebih maju, Indonesia sebagai negara berkembang terus melakukan perkembangan nasional, yaitu dengan mewujudkan masyarakat yang bersatu, berdaulat,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut pasal 1 ayat 1 UU KUP No.28 tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam

Lebih terperinci

KHOIRUL UMAM MUSHTHOFA

KHOIRUL UMAM MUSHTHOFA PENGARUH PENGETAHUAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, SIKAP WAJIB PAJAK, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG TERDAFTAR DI KPP KUDUS-JEPARA)

Lebih terperinci

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKS

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKS PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMPUNYAI USAHA DAN TERDAFTAR DI KPP PRATAMA PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian landasan teori akan dijelaskan mengenai beberapa teori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian landasan teori akan dijelaskan mengenai beberapa teori yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI Pada bagian landasan teori akan dijelaskan mengenai beberapa teori yang menjelaskan variabel penelitian. Beberapa teori tersebut berkaitan dengan definisi maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior yang menjelaskan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior yang menjelaskan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1) Theory of Planned Behavior Penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku yang dilakukan oleh individu timbul karena

Lebih terperinci

MUSRIFAH NOVIANTI NIM :

MUSRIFAH NOVIANTI NIM : PENGARUH KESADARAN PAJAK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PERSEPSI TENTANG SANKSI PAJAK PENGUSAHA PENYEDIA JASA INTERNET TERHADAP KEPATUHAN FORMAL (STUDI KASUS PADA ASOSIASI PENYEDIA JASA INTERNET INDONESIA JAWA

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : Sibta Oktafiyanti Rif atil Azma NIM

Diajukan Oleh : Sibta Oktafiyanti Rif atil Azma NIM PENGARUH PEMAHAMAN PERPAJAKAN, TARIF PAJAK, SANKSI PAJAK, MEKANISME PEMBAYARAN PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (STUDI PADA WAJIB PAJAK UMKM SE-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalangan awam memahami pajak sebagai sebuah pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan Pemerintah dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pajak 2.1.1 Definisi Pajak Pengertian pajak menurut Prof. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2011), menyatakan: Pajak adalah iuran rakyat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Atribusi Kepatuhan wajib pajak terkait dengan sikap wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas yang Terdaftar di KPP Pratama Kudus) Skripsi ini diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Theory of Reasoned Action (TRA) Teori yang mendasari psikologi sosial ini dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975). Ajzen (1980) menyatakan bahwa niat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepatuhan Menurut Mahon (2001) kepatuhan adalah sebuah sikap yang rela untuk melakukan segala sesuatu, yang di dalamnya didasari kesadaran maupun adanya paksaan, yang membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia memiliki tujuan Pembangunan Nasional yaitu terciptanya suatu masyarakat

Lebih terperinci

Inggrid Grace Manuputty Swanto Sirait. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Inggrid Grace Manuputty Swanto Sirait. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN DAN PENERAPAN SELF ASSESMENT SYSTEM TERHADAP KESADARAN WAJIB PAJAK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA PANJARINGAN Inggrid Grace Manuputty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran. Adriani (dalam Kangtoshi, 2010), pajak adalah iuran masyarakat kepada

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran. Adriani (dalam Kangtoshi, 2010), pajak adalah iuran masyarakat kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undangundang dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung yang dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar

Lebih terperinci

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, LINGKUNGAN WAJIB PAJAK, SIKAP RELIGIUSITAS WAJIB PAJAK, DAN KEMANFAATAN NPWP TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, LINGKUNGAN WAJIB PAJAK, SIKAP RELIGIUSITAS WAJIB PAJAK, DAN KEMANFAATAN NPWP TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, LINGKUNGAN WAJIB PAJAK, SIKAP RELIGIUSITAS WAJIB PAJAK, DAN KEMANFAATAN NPWP TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar

Lebih terperinci

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT During this society makes an NPWP is based on the element of compulsion. The government through the rule of Law has forced citizens to have an NPWP. Be aware of this obligation to have a tax ID

Lebih terperinci

PENGARUH KESADARAN, PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, SOSIALISASI PERPAJAKAN, PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM

PENGARUH KESADARAN, PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, SOSIALISASI PERPAJAKAN, PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM PENGARUH KESADARAN, PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, SOSIALISASI PERPAJAKAN, PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM KOTA KUDUS Diajukan Oleh : DWI PRASETYA

Lebih terperinci

: : ABSTRAK

: : ABSTRAK Judul : Persepsi Tax Amnesty sebagai Pemoderasi pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara Nama : Andini

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGENAAN SANKSI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGENAAN SANKSI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGENAAN SANKSI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Surakarta) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 10, No. 2, November 2017, Jurnal Politeknik Caltex Riau

Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 10, No. 2, November 2017, Jurnal Politeknik Caltex Riau Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 10, No. 2, November 2017, 51-60 51 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus dan Penerapan Sistem

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Dian Tri Hapsari NIM

SKRIPSI. Oleh : Dian Tri Hapsari NIM U NIVERSITAS JEMBER PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KETAATAN PADA PERATURAN PERUNDANGAN, KOMPETENSI APARATUR PEMERINTAH DAERAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pajak Pajak menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Theory of Planned Behavior Dalam Theory of Planned Behavior (TPB) dijelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA PENGARUH PENERAPAN E-SPT DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK SKRIPSI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA PENGARUH PENERAPAN E-SPT DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK SKRIPSI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA PENGARUH PENERAPAN E-SPT DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Pada Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Jatinegara) SKRIPSI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng) SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng) SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Peraturan Pajak, Pelayanan Fiskus, Persepsi. vii

Abstrak. Kata Kunci: Peraturan Pajak, Pelayanan Fiskus, Persepsi. vii Judul : Pengaruh Pengetahuan Dan Pemahaman Tentang Peraturan Pajak, Pelayanan Fiskus dan Persepsi Atas Efektivitas Sistem Perpajakan Terhadap Kemauan Membayar Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pajak 2.1.1.1. Definisi Pajak Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah kepada masyarakat dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARATA RAYA

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARATA RAYA UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARATA RAYA PENGARUH PENERAPAN SISTEM E-FILING DAN PEMAHAMAN INTERNET TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG DUA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) bahwa (2013:9) Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) bahwa (2013:9) Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior) BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Menurut Azwar dalam bukunya berjudul Sikap Manusia dikatakan bahwa (2013:9) Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG Nindy Pravitasari,

Lebih terperinci

Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Akuntansi

Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Akuntansi PENGARUH PERSEPSI WP TENTANG PELAYANAN DAN KOMUNIKASI FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WP OP DALAM MENYETORKAN DAN MELAPORKAN SPT DI KPP PRATAMA PALEMBANG SEBERANG ULU Laporan Akhir ini disusun sebagai salah

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS ( STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA KARANGANYAR ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori. 1. Theory of Planned Behavior. Theory of planned behavior dalam Nugroho (2012) mengartikan bahwa perilaku individu dapat timbul karena adanya niat/inisiatif untuk

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : Rifka Nelandra Devi NIM

Diajukan Oleh : Rifka Nelandra Devi NIM INTEGRITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH SANKSI PAJAK, KESADARAN, DAN SOSIALISASI PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS) Diajukan Oleh : Rifka Nelandra

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak, dan sosialisasi perpajakan.

ABSTRAK. Kata Kunci: kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak, dan sosialisasi perpajakan. Judul : Sosialisasi Perpajakan sebagai Pemoderasi Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar Nama : Cokorda Agung Meggy

Lebih terperinci

Diajukan oleh: ATIFAH LAILLANI NIM: F

Diajukan oleh: ATIFAH LAILLANI NIM: F ANALISIS PENGARUH SOSIALISASI, KUALITAS PELAYANAN, SANKSI, PENGHARGAAN, DAN FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang utama bagi sebuah negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat dipaksakan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK ( Studi kasus KPP Pratama kudus ) Oleh : Lutfi Maarif 201211235 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: DIAN AYU PUSPITASARI NIM

Diajukan Oleh: DIAN AYU PUSPITASARI NIM PENGARUH PERMODALAN, PEMAHAMAN ILMU AKUNTANSI DAN MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERWIRAUSAHA (STUDI KASUS PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS MURIA KUDUS) Skripsi ini diajukan sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN, KESADARAN PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN, KESADARAN PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN, KESADARAN PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus WPOP di KPP Pratama Jakarta Tamansari Satu) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pemerintah melalui dirjen pajak telah menetapkan pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pemerintah melalui dirjen pajak telah menetapkan pajak sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak negara di masa krisis global menjadikan pajak sebagai instrumen ekonomi yang memberikan kehidupan bagi berlangsungnya pembangunan yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia memiliki tujuan pembangunan Nasional yaitu terciptanya suatu masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Survey Pada KPP Pratama Jakarta Kembangan) SKRIPSI Program Studi Akuntansi Strata

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii ABSTRACT The purpose of this research is to determine the effect of taxpayer s perception of tax penalties on taxpayer s compliance. Population of this research are all individual taxpayer s who are registered

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu Negara membutuhkan dana yang cukup untuk melakukan pembangunan infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang merupakan Kantor Pelayanan Pajak pemekaran dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees (yang sekarang bernama

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak. Judul : Pengaruh Kemudahan dalam Pengisian Surat Pemberitahuan, Pengetahuan Peraturan Perpajakan, dan Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pajak Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1: Pajak adalah kontribusi wajib kepada

Lebih terperinci

ABSTRACT. perseptions taxpayer, knowledge taxpayer, sanctions land and building tax, and obedience to pay in land and building tax.

ABSTRACT. perseptions taxpayer, knowledge taxpayer, sanctions land and building tax, and obedience to pay in land and building tax. ABSTRACT This study aims to analyze the factors that affect the taxpayer awareness of land and building tax towards obedience to pay in land and building tax at Nyengseret Village. Samples in this study

Lebih terperinci

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Kepatuhan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti suka dan taat terhadap peraturan.

Lebih terperinci

PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA SURABAYA SAWAHAN SKRIPSI

PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA SURABAYA SAWAHAN SKRIPSI PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA SURABAYA SAWAHAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Satriyo Prayogo 0913010102 PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah

Lebih terperinci