BAB I. Pendahuluan. masyarakat adalah usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini terbukti

Transkripsi

1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia usaha di Indonesia, jenis yang paling banyak digiatkan masyarakat adalah usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini terbukti dari seluruh unit usaha di Indonesia yang mencapai 45,7 juta unit usaha (2006), 98% masyarakat bergerak dalam sektor UMKM. Sektor yang paling banyak dilirik adalah jenis usaha berdagang di pasar, warung kaki lima, usaha kerajinan dan produksi barang dalam skala kecil s.d. menengah. Semua bisnis, tentunya cepat apa lambat akan menuju titik matang. Titik dimana pesaing menjadi sedemikian banyak dan puas. Titik dimana profit margin menjadi makin tipis dan tentunya penggunaan strategi dan taktik yang semakin brutal. Penyebab utama jika kita ambil intisarinya adalah karena keinginan banyak pihak untuk tumbuh secara cepat dengan tanpa menghiraukan proses pembelajaran alami yang seharusnya dilalui (Ismadi,1989). Memasuki tahun 2011 ini, tampaknya perkembangan bisnis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih akan dimeriahkan oleh bisnis kreatif, termasuk di dalamnya kuliner. Biasanya para pengusaha muda yang jeli melihat peluang dan semakin kreatif untuk menawarkan produk baik berupa barang maupun jasa. Tren itu sebenarnya selalu terjadi begitu sejak beberapa tahun terakhir ini. Khusus kreatif, terjadi lonjakan seiring dengan tren global di mana usaha berbasis industri kreatif yang paling fleksibel dan bisa bertahan dari terpaan 1

2 krisis, kata Taufik Ridwan dari Kompartmen Media Massa Perhimpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) DIY di kantornya, (2010, 416). Demikian halnya dengan kuliner, meskipun menu sama, bahan baku sama, ketika dikemas lewat kreativitas dan inovasi, pangsa pasarnya masih terbuka lebar. Lihat saja misalnya, dengan menu yang sebenarnya tak beda-beda amat, ketika dihadirkan dalam kemasan kreativitas toh tetap dijejali pelanggan. Di tempat terpisah, Ketua Perhimpunan Pengusaha Mikro Kecil Indonesia (Hipmikindo) DIY Sarono, SIP mengungkapkan bahwa usaha kuliner tetap prospektif beberapa tahun ke depan. Yang berbau kuliner tradisional yang lebih kuat dibandingkan kuliner modern, katanya memprediksi. Menurut Sarono, pilihan ke kuliner tradisional karena dorongan dari wisatawan yang ingin menikmati suatu yang berbeda, saat datang ke Yogyakarta. Sedangkan untuk kuliner modern, biasanya mereka sudah bosan dan tidak perlu jauh-jauh datang ke Yogyakarta kalau sekadar menikmati hal tersebut. Menu tradisional patut dikembangkan. Tentu kuliner yang sehat, bersih, hiegenis, halal yang banyak dicari ujarnya lagi. Sementara itu, Ketua Paguyuban Waralaba Yogyakarta Annas Yanuar Muttaqiem mengungkapkan, bisnis kuliner yang dikembangkan lewat franchise kembali naik daun (Sarono, 1997). Seperti yang kita ketahui, Yogyakarta merupakan pusat kuliner. Dimana kita bisa menemukan berbagai aneka jenis makanan khas, mulai dari makanan khas sabang sampai merauke semua ada di pusat kuliner kota yogyakarta ini. Selain sebagai kota kuliner, Yogyakarta dikenal sebagai kota wisata dan juga 2

3 sebagai sentral gudeg, berbagai macam makanan gudeg bisa kita temukan di kota Yogyakarta ini. Para wisatawan mancanegara, mereka merasa belum merasa puas apabila belum merasakan gurihnya makanan gudeg asli yogyakarta. Banyaknyua jenis makanan dan oleh oleh yang bisa kita jajakan serta keindahan alam wisata yang ada di Yogyakarta ini memebuat daya tarik tersendiri bagi para wisatawan manca negara (Tabloidkuliner.com) Ketatnya persaingan para pelaku pemasaran di indonesia ini khususnya di yogyakarta, maka setiap pemasar memiliki tuntutan untuk bisa memahami konsumen demi meraih kesuksesan dalam menjalankan usahanya. Tanpa mengenal konsumen, pemasar tidak akan bisa memahami konsumen, apabila pemasar tidak memahami konsumen maka yang akan terjadi pemasar akan jauh dari konsumen. Jika konsumen sudah jauh dengan usaha yang dijalankan pemasar, maka hal ini menjadi pertanda bahwa usaha yang sedang dijalankan dan dikembagkan akan berujung pada kegagalan (Tjiptono, 1994) Bagi perusahaan yang bergerak dibidang kuliner, citarasa dan kualitas pelayanan atau service quality menjadi suatu hal yang penting. Parasuraman, dkk (1985) menyimpulkan bahwa kualitas rasa dan pelayanan adalah harapan sebagai keinginan para pelanggan ketimbang layanan yang diberikan oleh perusahaan. Sedangkan menurut Murdick, dkk (2001) menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah suatun aktivitas ekonomi yang memproduksi atau menghasilkan waktu, tempat, bentuk dan kebutuhan atau keperluan psikologis (Murdick, dkk, 2001) 3

4 Selain dari segi pemasaran, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penjualan di perusahaan rumah makan. Seperti, pelayanan, produksi, kebersihan, dan mash banyak lagi. Yang sangat penting bagi perusahaan rumah makan yaitu produksi, produksi merupakan peran terpenting selain pemasaran. Seperti yang terjadi di RM Rata Rata, produksi yang baik dan benar tentunya akan berdampak pada penjualan yang tinggi. Untuk bisa mendapatkan hasil produksi yang baik tentunya harus sesuai dengan prosedur yang ada. Mulai dari persiapan bahan baku, bumbu yang dibutuhkan, sampain proses produksi selesai (Kualitas Produksi.com) 4

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka fokus penulis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu : Bagaimana Kualitas Produksi di Rumah Makan Rata Rata Cabang Jl. Raya Tajem Maguwoharjo Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulis menyusul laporan Tugas Akhir ini adalah ; Untuk mengetahui bagaimana kualitasn produksi di Rumah Makan Rata Rata Jl. Raya Tajem Maguwoharjo Yogyakarta 1.4 Manfaat Penelitian Dengan maksud dan tujuan diatas, maka penulis mengharapkan agar peneliti ini dapat bermanfaat bagi : Memberikan masukan kepada para pengelola kuliner khususnya diyogyakarta untuk bisa menciptakan cita rasa masakan kuliner yang enak. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap wisatawan yang berkunjung ke kota yogyakarta. Dan bagi pembaca tentunya untuk memberikan gambaran yang dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan sebagai refrensi bagin penelitian selanjutnya. 5

6 1.5 Ruang Lingkup Penulisan Ruang lingkup dari penulisan Tugas Akhir ini adalah mengkaji mengenai analisis Kualitas Produksi di Rumah Makan Rata Rata cabang Jl. Raya Tajem Maguwoharjo Yogyakarta. 6