Prosiding KONAS IX Surabaya, November 2014
|
|
- Deddy Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3
4 RANCANG BANGUN MODEL EVAPORASI AIR TUA GARAM DENGAN SUMBER ENERGI KAYU BAKAR Intan Baroroh, Ali Munazid, Aniek Sulestiani, Bagiyo Suwasono Fakultas Teknik & Ilmu Kelautan, UHT Surabaya Abstrak Produktivitas usaha garam rakyat Indonesia masih belum memberikan kontribusi terhadap domestik. Selama ini pengolahan garam yang rakyat menggunakan metode evaporasi total air laut dengan tenaga surya dengan hasil kadar NaCl garam kurang dari 80% dan sisa air tua dibuang begitu saja. Sehingga perlu upaya untuk meningkatkan produksi garam rakyat melalui teknologi terpadu garam dengan menciptakan rancang bangun peralatan meja kristalisasi untuk meningkatkan kadar kandungan NaCl dan kecepatan proses produksi serta menghilangkan impuritas atau kotoran yang terkandung didalamnya sehingga mampu menghemat tenaga,waktu dan tempat yang luas bagi petani garam. Dari penelitian ini dihasilkan meja kristalisasi.luaran rancang bangun meja kristalisasi ini berupa 3 produk meliputi garam kristalisasi, air kristalisasi dan air kondensasi (air hasil penyulingan/penguapan). Efek dari dari proses pemanasan meja kristalisasi ini berupa kristal garam dengan prosentase kadar NaCl yang tinggi atau MgCl. Dari hasil uji lapangan menunjukkan air tua sebanyak 114, 8 liter atau cmᵌ dengan ukuran volume air tua 14 x 50 x 164 cm (24 Be dengan ph 5,6) dilakukan pemasakan selama 5 jam 45 menit dengan kayu pohon apel seberat 93 kg menghasilkan garam kristal 20 kg, air kristal 55 liter (24 Be dengan ph 5,4) dan air kondensasi (air mineral) seberat 8 liter (0 Be dengan ph 7,4). Kata Kunci : Meja Kristalisasi, Pemanasan, garam kristal, air kristal dan air mineral. 1. PENDAHULUAN Garam adalah salah satu komoditas strategis, selain sebagai kebutuhan konsumsi juga merupakan bahan baku industri kimia seperti soda api, soda abu sodium sulfat dan lain-lain. Tanpa garam, manusia tidak mungkin hidup, karena garam bertindak sebagai pengatur aliran makanan dalam tubuh, kontraksi hati dan jaringan-jaringan dalam tubuh. Dalam tubuh orang dewasa, mengandung sekitar 250 gram garam (Pusriswilnon BRKP, 2006). Garam yang dikenal dengan nama garam meja, termasuk dalam kelas mineral halide atau dikenal dengan nama halite, dengan komposisi kimia sebagai Natrium Klorida (NaCl) terdiri atas 39,3% Natrium (Na) dan 60,7% Klorin (Cl). Garam ini, umumnya berada bersama gypsum dan boraks, sehingga akan terendapkan setelah gypsum terendapkan pada proses penguapan air laut. Nama halite berasal dari Greek hals meaning salt (Kerry Magruder, Guidelines for Rock Collection). Beberapa sifat garam atau Natrium Klorida yaitu bisa berbentuk kristal atau bubuk putih dengan system isomerik II-174
5 berbentuk kubus, bobot molekul 58,45 g/mol, larut dalam air (35,6 g/100 g pada 0 C dan 39,2 g/100 g pada 100 C). Dapat larut dalam alkohol, tetapi tidak larut dalam asam Klorida pekat, mencair pada suhu 801 C, dan menguap pada suhu diatas titik didihnya (1413 C). Hardness 2,5 skala MHO, bobot jenis 2,165 g/cm3, tidak berbau, tidak mudah terbakar dan toksisitas rendah, serta mempunyai sifat higroskopik sehingga mampu menyerap air dari atmosfir pada kelembaban 75% (Chemical Index, 1993). Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 ml) air laut terdapat 35 gram garam (Wikipedia,2011), air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam dipengauhi garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah (natrium, kalium, kalsium), ombak laut yang memukul pantai menghasilkan garam yang terdapat pada batubatuan sehingga air laut menjadai asin karena banyak mengandung garam.(wikipedia,2011) Natrium klorida atau sodium klorida (NaCl) yang dikenal zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih realsitran dapat terhambat (Anonim, 2010). Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur atau halit (NaCl), mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstrakulikuler pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur, sebagai bumbu dan pengawet makanan (Anonim, 2010). 70 persen permukaan bumi berupa air. Dari 70% itu 97 persennya mengandung garam, sedangkan sisanya air tawar 3 %, proses pembuatan garam yang dimaksud pemisahan garam dari air laut. Sehingga mengumpulkan air laut di kolam, tambak, danau atau penampung (reservoir) yang tidak terganggu oleh pasang air laut seperti pada kolam, tambak, waduk atau danau, hamparan air laut dijemur oleh panas matahari sampai warna air berubah merah berasal dari alga, akibat konsentrasi garam yang semakin tinggi. Dalam skala luas menggunakan penguapan matahari dengan cuaca yang panas, sedangkan pada skala kecil menggunakan meja kristalisasi. Pada kolam kristalisasi, natrium klorida akhirnya mengkristal di dasar kolam lalu dipanen. Garam kristal ini masih harus diproses agar bersih dan bisa dipakai, dikemas kemudian dipasarkan.(laporan garam, 2011). Dengan kebutuhan garam dalam jumlah yang besar maka kita perlu mengetahui kondisi garam dalam negeri, dimana luas ladang penggaraman rakyat sebesar Ha dari keseluruhan Ha lading penggaraman, produksinya hanya mencapai 40 ton/ha/tahun (PT Garam Persero, 2000). Sedangkan kebutuhan garam nasional hampir 2 juta ton setahun dengan ton untuk garam makanan dan sisanya untuk garam industri lebih tepatnya Kebutuhan garam nasional sekitar 1,839 juta ton per tahun terdiri atas garam konsumsi ton dan garam industri ton. Kebutuhan garam untuk industri soda menempati urutan teratas yaitu 76 %, diikuti untuk kebutuhan industri pengeboran minyak (15 II-175
6 %) dan jenis industri lain seperti kulit, kosmetik, sabun, dan es (9 %). Kebutuhan garam konsumsi untuk makanan merupakan 72 % sedangkan sisanya dibutuhkan untuk bahan penolong dalam industri makanan. Konsumsi garam per kapita adalah 3 kg per tahun per orang. (Departemen Perindustrian, 01 Desember 2010). Oleh karena itu, sungguh sangat jauh dari pemenuhan kebutuhan garam nasional apabila petani garam di kecamatan Paciran kabupaten Lamongan yang sampai saat ini hanya menggunakan cara konvensional yaitu metode penguapan (evaporation) air laut dengan tenaga surya memakan waktu cukup lama tanpa diikuti oleh adanya inovasi teknologi di bidang pemrosesan garam. Inovasi yang dilaksanakan dalam teknologi produksi dan pemurnian garam, meliputi: efisiensi dan peningkatan kecepatan proses produksi garam serta peningkatan kadar NaCl yang akan diterapkan pada petani garam di Paciran Lamongan meja kristalisasi garam. Kegunaan dari kegiatan inovasi pemurnian garam ini adalah meningkatkan produktifitas petani garam baik dalam hal jumlah maupun mutunya dalam memanfaatkan limbah garam bekas air cuci garam atau air tuah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu inovasi penggunaan meja kristalisasi dengan menggunaan energi dari panas panas kayu bakar dan batu api bertujuan mempercepat proses produksi kristalisasi garam dari air tua hasil dari pencucian garam dan menaikkan kadar NaCl dan menurunkan impuritas atau kotoran yang bercampur pada garam Rekayasa Teknologi Pemrosesan Pengolahan garam memerlukan teknik-teknik khusus agar mineral-mineral yang kurang dikehendaki dapat dipisahkan. Mineral dalam garam air laut adalah Natrium, Magnesium, Kalsium, Klorida dan Sulfat. Apabila Kalsium dan Magnesium dapat dipisahkan, maka Sulfat juga akan ikut, harapannya kandungan NaCl > 95%. Teknologi pembuatan garam yang telah dilakukan menggunakan metode penguapan (evaporation), metode elektrodialisis (ion exchange membrane), dan metode penambangan garam dari batuan garam (rock salt). Pembuatan garam berupa: pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya (dengan kristalisasi). Bila seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran bermacam-macam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang demikian disebut kristalisasi total. Proses pencucian dengan cara pembakaran menggunakan sekam dengan kadar NaCl mencapai 95% dan layak dikonsumsikan.yang selama ini masih menggunakan cara konvensional yaitu metode penguapan (evaporation) air laut dengan tenaga surya. II-176
7 Pr of Pr of Pr of Pr of Pr of Pr of Air Tua P a n e l L i s t r i k Air tua Wash Tank Spinn er Garam & air Wash Tank Garam halus basah Air Tua Dump Tank Meja Kristalisasi Garam halus & air tua Disk Mill Gambar 1. Rancang bangun mesin pencucian bertingkat, pengering dan meja kristalisasi garam Hasil garam krosok dan air tua yang dimasukkan hammer mill (mesin pelembut garam) atau proses penghalusan garam, dan dikeluarkan pada dump tank, kemudian melalui pompa impeller dilakukan proses pencucian garam basah (wash tank) bertingkat dengan tujuan untuk meningkatkan kadar NaCl dan kecepatan proses serta menghilangkan kotoran pada garam tersebut. Garam basah hasil cuci bertingkat siap dimasukkan spinner sebagai garam curah non iodisasai. Sedangkan airt tua hasil dari proses cuci dilakukan pemrosesan kembali sebagai garam kristalisasi dalam pemrosesan meja kristalisasi. Dari proses meja kristaliasasi berupa garam kristal dan air hasil kristalisasi serta air mineral (air hasil penguapan). II-177
8 Gambar 2. Ibm Kelompok Usaha Garam Kelurahan Oesapa, Kota Kupang Gambar di atas meruapakan proses kristalisasi air tua yang telah dilakukan kelompok usaha garam di kelurahan Oesapa, kota kupang. Dimana Garam kasar dicairkan kembali dengan menambahkan air laut lalu disaring menggunakan pasir yang ditempatkan di atas karung plastik sebagai penyaring. Sebelumnya, air hasil penyaringan tersebut dimasak menggunakan alat masak seadanya yang terbuat dari drum belah tanpa ditutup, sehingga waktu masak mencapai 5 sampai 6 jam dan alat masaknya tidak tahan lama karena mudah berkarat dan tidak terjamin kebersihannya. Alat masak meja kristalisasi dari stainless steel dengan penutup kaca ternyata dapat lebih cepat mendidih dimana dengan memasak air tuah 24 Be dengan ph 5,6. yang bervolume 114.8oo cmᵌ atau 114,8 liter dengan ukuran volume air tua 14 x 50 x 164 cm, dengan penggunaan kayu bakar tidak lebih dari 1 jam sudah mendidih. Dan dalam pemasakan selama 5 jam 45 menit menggunakan kayu pohon apel sebanyak 93 kg menghasilkan garam kristal 20 kg, air kristal 55 liter (24 Be dengan ph 5,4) serta air kondensasi (air mineral) seberat 8 liter (0 Be dengan ph 7,4). Hal ini menunjukkan bahwa keunggulan mengguankan meja kristalisasi, garam kristal yang dihasilkan jauh lebih bersih dan hygenis, karena tidak terkontaminasi dari material yang mudah berkarat dan wadahnya akan tahan lama selain waktu masak yang lebih cepat 2. METODE Pelaksanaan penelitian dilakukan selama sepulun bulan dan pembuatan peralatan rancang bangun di Perakitan dilakukan pad lab produksi manufaktur desa Sumbersari/Cembo Desa Giripurno,Kec. Bumiaji, kota batu Malang. Adapun II-178
9 Gambar 3. Metodologi penelitian Tahun II : Perencanaan dan pembuatan mesin spinner dan meja kristalisasi yang dilengkapi dengan genset merupakan proses pengeringan garam dari hasil luaran tahun I energi dari panas radiator genset atau panas kayu bakar dibantu blower bertujuan mempercepat proses produksi dan menaikkan kadar NaCl dan menurunkan impuritas atau kotoran yang bercampur pada garam dalam proses cuci kering. Sedangkan efek dari proses produksi garam secara kering dan iodisasi berupa packeging. Sehingga garam yang dihasilkan mempunyai kadar NaCl yang lebih tinggi lebih. Flow chart Meja kristalisasi Desain Fabrikasi Assembly Finishing Uji Coba Selesai Gambar 4. bagan alir proses rancang bangun meja kristalisasi II-179
10 Pada metode penelitian ini dilakukan perencanaan alat pemurnian meja kristalisasi desain dan perencanaan meliputi : ukuran dan bahan. Setelah ditemukan desain yang paling baik, kemudian dilakukan pembuatan dan perakitan meja kristalisasi dimana air tua hasil proses pencucian garam basah (wash tank) bertingkat diproses dalam meja kristalisasai tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kadar NaCl dan kecepatan proses serta menghilangkan kotoran pada garam tersebut. Proses pembuatan meja kristalisasi sebagai berikut: Aplikasi Desain Meja kristalisasi Perakitan dilakukan pad lab produksi manufaktur (dengan Bapak Budtomo) No. HP , Desa Sumbersari,Kec. Bumiaji Kota Malang. Hasil dari desain yang telah dirancang dan diaplikasikan sebagai berikut: Desain Meja kristalisasi Dengan melihat hasil dari studi yang dilakukan sebelumnya, dilakukan perencanaan tangki pencuci. dalam perencanaan tersebut secara umum seperti perencanaan alat-alat produksi pada umumny, dimana dengan menggunakan metode pendekatan yang relevan dengan mesin yang akan direncanakan. Gambar 5. Hasil rancang bangun meja kristalisasi 2 dimensi Dimensi Meja Kristalisasi: Panjang : 172 cm Lebar: 50 cm Tinggi : 28 cm Bahan SS 304 tebal 1,2 mm II-180
11 Gambar 5. Rakitan meja kristalisasai setengah jadi Gambar 6. Hasil Rakitan meja kristalisasai 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah langkah desain dan pembuatan meja kristalisasi Mendesain/ merencanakan meja kristalisasi. Dari hasil desain meja kristalisasi dilakukan perencanaan working drawing mesin meja kristalisasi yaitu pembuatan rencana bengkel untuk pembuatan meja kristalisasi (rencana potong, rencana material, dll). Setelah working drawing selesai dilakukan fabrikasi yaitu mempersiapkan material dan komponen yang sesuai dengan perencanaan (marking, cuting dll). Dari hasil fabrikasi dilakukan assembly yaitu perakitan komponen yang dilakukan pada tahap fabrikasi sebelumnya. II-181
12 Dari hasil assembly selanjutnya dilakukan erection yaitu perakitan komponen secara utuh misalnya perakitan antara meja kristalisasi dan penutup meja kristal dari kaca. Selanjutnya setelah komponen terinstal secara menyeluruh dilakukan uji coba untuk menguji kinerja dan fungsi dari meja kristalisasi. Dari hasil ujicoba tersebut untuk mendapatkan masukan untuk meningkatnkan kinerja mesin. Foto full Gambar 7. Satu unit rangkaian mesin pencuci garam bertingkat, spinner dan meja kristalisasi. Hasil percobaan meja kristalisasi. Percobaan dilakukan pada hari sabtu tanggal 30 Agustus 2014 Bobot kayu yang digunakan sebagai pembakaran 93 kg ( dari pohon apel) Persiapan pembakaran siang No Pukul Pengapian Exhouse Keterangan C 40 C Air tua 7 cm dengan dimensi 7 x 50 x 164 = CMᵌ = 56,4 liter C 70 C C 40 C C 94 C mendidih C 110 C C 97 C C 111 C Ada tambah air sampai ketinggian 14 cm dengan dimensi 14 x 50 x 164 = CMᵌ C 114 C C 110 C Mulai mendidih C 102,5 C mendidih C 89 C C 96 C C 101 C C 92,9 C II-182
13 C 95,9 C C 84,1 C C 92 C selesai Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan garam dari air tua hasil pencucian garam yang dilakukan sendiri dirumah dengan alat dan bahan yang digunakan adalah meja kristalisasi, air laut yang digunakan berasal dari air tuah 24 Be dengan ph 5,6. Volume air laut yang digunakan sebanyak 114.8oo cmᵌ (114,8 liter) dengan ukuran volume air tua 14 x 50 x 164 cm. proses pembuatan garam ini dilakukan dengan cara memanaskan air laut yang bertujuan untuk menguapkan air agar supaya kristal garam yang ingin didapatkan terbentuk beserta air kondensasi (air mineral). Pada saat pemanasan dilakukan membutuhkan waktu yang lumayan lama, dan pada saat proses pemanasan pada percobaan ini alat yang digunakan adalah meja kristalisasi sehingga luas permukaan panci cukup luas dan mempengaruhi proses pengendapan garam karna pada saat mulai terlihat endapan putih, endapan putih itu melekat di permukaan panci dan sangat sulit untuk di korek sehingga warna endapan putih tersebut warnanya menjadi kekuning-kuningan. Air laut pun cukup lama sampai semuanya menguap dan hanya tersisa endapan putih yang merupakan Kristal halus berwarna putih. Setelah proses penguapan, Kristal halus garam tersebut dipindahkan tempat penirisan dengan hasil seberat 20 kg dan air kristal 55 liter dengan kandungan 24 Be dengan ph 5,4 sedangkan air destilasi atau kondensasi mencapai 8 liter dengan kandungan 0 Be dengan ph 7,4. Hasi Kristal halus putih yang didapatnya kemudian di panaskan di matahari karena terlihat masih banyak air yang merupakan hidrat yang masih terkandung, setelah dipanaskan dimatahari kemudian ditimbang dan diperoleh garam sebanyak 20 kg gram. Dalam proses pembuatan garam ini dilakukan dengan cara pemanasan dengan bantuan kayu bakar dan batu api dan dilanjutkan dengan pemanasan dengan matahari langsung untuk menghilangkan Hidrat yang masih terkandung, biasanya masyarakat yang memiliki profesi petani garam mebuat garam dari air laut dengan cara menguapkan dengan matahari langsung jadi kemungkinan sedikitnya garam yang diperoleh disebabkan karena penguapan yang dilakukan dengan cara memanaskan di meja kristalisasi hasilnya lebih banyak garam yang tersisa di meja kristalisasi yang mengendap. 4. KESIMPULAN Pembuatan garam dari air tua sebanyak 114, 8 liter atau cmᵌ dengan ukuran volume air tua 14 x 50 x 164 cm (24 Be dengan ph 5,6) dilakukan pemasakan selama 5 jam 45 menit dengan kayu pohon apel sebanyak 93 kg menghasilkan garam kristal 20 kg, air kristal 55 liter (24 Be dengan ph 5,4) dan air kondensasi (air mineral) seberat 8 liter (0 Be dengan ph 7,4). Kekurangannya dalam perencanaan meja kristalisasi yaitu tempat memasukkan air/ dari kupingan. Perbaikan exhouse (pipa gas buang) dimana perlu tempat yang lebih besar. II-183
14 5. UCAPAN TERIMAKASIH Dukungan in-cash penelitian dari DP2M Dikti Kemendiknas dalam rangka Pelaksanaan Hibah Program Penelitian Multi Tahun dan Desentralisasi dengan Skema Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi untuk Tahun Anggaran 2014 No. 027/SP2H/P/K7/KM/2014 pertanggal 03 April DAFTAR PUSTAKA Bisnis Indonesia. Bank Dunia Danai 20 Usaha Garam Untuk Proses SNI, 06 Oct Bisnis Indonesia. Pengolahan Garam Perlu Standard Teknologi. 09 Oct Fitriana, R. Pantai Selatan Jateng Miliki Potensi Garam. Bisnis Indonesia. 11 April Amarullah, Husni dan Sriyanto, 2006, Teknologi Garam Artemia dan Produk Terkait Lainnya, BPPT, Makalah Workshop Masa Depan Industri Garam di Indonesia. Anonim, 1993, Sodium Chloride dalam Chemical Index. Anonim,, The Salt Manufaturers Association, Manchester, United Kingdom. Anonim Kalium Nitrat. diakses pada 4 Mei Anonim Natrium Klorida. diakses pada 4 Mei James, Brady. E Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara. Bagiyo Suwasono, Ali Munazid, Giman Hilmawan dan Budtomo, 2010, Rancang Bangun Alat Pemurnian Garam Secara Mekanis dan Kimiawi, Kerjasama Kemitraan antara KKP Jakarta, UHT Surabaya dan SMK Kelautan Ponpes Sunan Drajat Dini Purbani, 2002, Proses Pembentukan Kristalisasi Garam, Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Kerry Mgruder,, Halite, Guidelines for Rock Collection. Nelson Saksono, 2002, Studi Pengaruh Proses Pencucian Garam Terhadap Komposisi dan Stabilitas Yodium garam Konsumsi, Makara Teknologi, Vol. 6, No. 1, pp PT. Garam, 2000, Teknologi Pembuatan dan Kendala Produksi Garam di Indonesia, Departemen Kelautan dan Perikanan. II-184
15 Pusriswilnon BRKP, 2006, Buku Panduan: Pengembangan Usaha Terpadu Garam dan Artemia, Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Rilley and Skirrow, 1975, Chemical Oceanography, Academic Press London. Sanusi, Arifin, dkk 2012, Ibm Kelompok Usaha Garam Kelurahan Oesapa, Kota Kupang II-185
RANCANG BANGUN DUMP TANK DAN WASH TANK SECARA BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KADAR NaCl
RANCANG BANGUN DUMP TANK DAN WASH TANK SECARA BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KADAR NaCl Intan Baroroh ¹, Bagiyo Suwasono ¹, Ali Munazid ¹ ¹ Fakultas Teknik & Ilmu Kelautan, UHT Surabaya Intan.baroroh@hangtuah.ac.id
Lebih terperinciKedaulatan Pangan dan Pengembangan Ekonomi Maritim Berbasis Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
REKRISTALISASI AIR TUA GARAM SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DIVERSIFIKASI PRODUK GARAM RAKYAT Dr. Bagiyo Suwasono 1, Ali Munazid MT 1, Prof. Dr. Sapto J. Poerwowidagdo 2 1. Fakultas Teknik & Ilmu Kelautan, FTIK
Lebih terperinciDeskripsi ALAT EVAPORASI-DESTILASI AIR TUA GARAM
1 Deskripsi ALAT EVAPORASI-DESTILASI AIR TUA GARAM 2 Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan evaporasi dan destilasi air laut lebih khususnya suatu alat evaporasi- destilasiterdiri daripenggabungan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAH GARAM RAKYAT SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR INDONESIA
TEKNOLOGI PENGOLAH GARAM RAKYAT SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR INDONESIA Bagiyo Suwasono 1, Ali munazid 1 dan Sapto J. Poerwowidagdo 2 1 Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Jalan
Lebih terperinciPEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3
PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Lapang Paremeter suhu yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu lingkungan, kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi produktivitas
Lebih terperinciAnalisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo
Nikè:Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015 Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo Nanang Kasim Pakaya,
Lebih terperinci1. Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Perikanan 2. Tenaga Pengajar di jurusan Teknologi Hasil Perikanan Universitas Negeri Gorontalo
1 ANALISIS MUTU GARAM TRADISIONAL DI DESA SIDUWONGE KECAMATAN RANDANGAN KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO Nanang Kasim Pakaya, Rieny Sulistijowati, Faiza A Dali ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:
29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,
Lebih terperinciPEMBUATAN GARAM MENGGUNAKAN KOLAM KEDAP AIR BERUKURAN SAMA
PEMBUATAN GARAM MENGGUNAKAN KOLAM KEDAP AIR BERUKURAN SAMA Imam Santosa Program Studi Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Dr. Soepomo, Janturan Yogyakarta Imamsuad@yahoo.com ABSTRAK Di Indonesia
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Siklus Hidrologi Hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah, termasuk di dalamnya penyebaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciRekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas
Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas Disusun Oleh : PANDHU BAHARI 2304 100 122 FARID RAHMAWAN 2304 100 115 Dosen Pembimbing Prof.Dr.Ir. Achmad Roesyadi, DEA Laboratorium Teknik Reaksi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kecamatan Batangan. Kabupaten Pati. Kecamatan Batangan terletak di ujung timur dari
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Batangan 1. Kecamatan Batangan Batangan adalah salah satu kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Pati. Kecamatan Batangan terletak
Lebih terperinciRINGKASAN LAPORAN AKHIR. (I b M)
1 RINGKASAN LAPORAN AKHIR Permasalahan `PROGRAM pada kegiatan IPTEKS pengasapan BAGI ikan MASYARAKAT tradisional adalah (I b M) PENERAPAN HAMMER MILL (MESIN PELEMBUT) GARAM KROSOK DI DESA BANJARANYAR KECAMATAN
Lebih terperinciProses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)
Proses Pembuatan Biodiesel (Proses TransEsterifikasi) Biodiesel dapat digunakan untuk bahan bakar mesin diesel, yang biasanya menggunakan minyak solar. seperti untuk pembangkit listrik, mesinmesin pabrik
Lebih terperinciDalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER
PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan
Lebih terperinciMATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1
MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan
Lebih terperinciPERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman ini memerlukan udara panas yaitu 24-30 ºC dengan perbedaan suhu musiman tidak lebih dari 6 ºC, perbedaan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM DAN AIR TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI
RANCANG BANGUN ALAT PEMISAH GARAM DAN AIR TAWAR DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI RIZQI RIZALDI HIDAYAT SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciREAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK
REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan juga termasuk produk yang tidak memiliki subtitusi (Suhelmi et al.,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garam merupakan komoditas yang keberadaannya sangat penting dan belum ada produk tertentu yang dapat menggantikannya berdasarkan aspek fungsi dan kegunaannya. Garam
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL MESIN PELEMBUT GARAM SAMUDRA NON IODIUM
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL MESIN PELEMBUT GARAM SAMUDRA NON IODIUM Intan Baroroh ¹, Bagiyo Suwasono ¹, Ali Munazid ¹ ¹ Fakultas Teknik & Ilmu Kelautan, UHT Surabaya, www.hangtuah.ac.id Intan.baroroh@hangtuah.ac.id
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciHUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA
HUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA Muhammad Zainuri 1, Khoirul Anam 2, Aliffia Putri Susanti 2 1 Dosen Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinciPEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan
PEMISAHAN CAMPURAN Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan
Lebih terperinciPemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK
Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian produk garam lokal, sehingga memenuhi standar sebagai garam untuk konsumsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL Nama : Ardian Lubis NIM : 121810301028 Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi LABORATORIUM KIMIA FISIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN
Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang, memiliki banyak industri pembuatan garam dari penguapan air laut. Setiap tahun Indonesia memproduksi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciTELUR ASIN PENDAHULUAN
TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi
Lebih terperinciKIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd
KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG
TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun : RULENDRO PRASETYO NIM : D 200 040 074 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dan termasuk negara ke 2 dengan garis pantai terpanjang di dunia. Indonesia selama ini juga dikenal sebagai negara penghasil garam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir di seluruh Indonesia khususnya daerah Ponorogo terutama pada daerah dataran tinggi. Tingkat
Lebih terperinciPABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK
PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK Oleh : ALIFUDDIN ROZAQ 063101 0081 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciMENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI
MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif
Lebih terperinciTEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS
TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu senyawa yang sangat penting bagi semua makhluk hidup. Pada dasarnya air memegang peranan penting dalam proses fotosintesis, respirasi maupun
Lebih terperinciPabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi
Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciKEBUTUHAN GARAM INDUSTRI NASIONAL. Hotel Santika Bogor Senin : 7 November 2016
KEBUTUHAN GARAM INDUSTRI NASIONAL Hotel Santika Bogor Senin : 7 November 2016 OUTLINE I. PENDAHULUAN II. III. IV. KONDISI SAAT INI PERMASALAHAN PROGRAM AKSI I. PENDAHULUAN 1. Industri garam merupakan industri
Lebih terperinciKIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )
KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik
Lebih terperinciII. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI
II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,
Lebih terperinciBAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67
BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.
Lebih terperinciMANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciMANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan
20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, analisa dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA
PENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA Adhie Wisnu Pratama 1*, Juli Nurdiana 2, Ika Meicahayanti
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,
PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit. 2. Dasar teori
Lebih terperinciKarakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017
Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG
RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG Idrus Abdullah Masyhur 1, Setiyono 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasila,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciBAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari
Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM Kelompok 10 Delis Saniatil H 31113062 Herlin Marlina 31113072 Ria Hardianti 31113096 Farmasi 4B PRODI
Lebih terperinciBIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012
BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ketela pohon, singkong, atau kasape. Ubi kayu berasal dari benua Amerika,
Lebih terperinciAnalisa Klorida Analisa Kesadahan
Analisa Klorida Analisa Kesadahan Latar Belakang Tropis basah Air bersih Air kotor limbah Pencegahan yang serius Agar tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup Air tercemar 1 Prinsip
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Batako Batako atau juga disebut bata beton ialah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau sejenisnya, air dan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi yang pada umumnya mengacu pada kualitas garam. Kebutuhan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garam rakyat Indonesia masih dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan pengusaha/perusahaan pengguna garam sebagai bahan dasar. Dalam pemasaran garam rakyat di
Lebih terperinciReaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3
Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan
Lebih terperinciPENGOLAHAN BUAH-BUAHAN
1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.
Lebih terperinciIBM KELOMPOK USAHA PETANI GARAM DI KABUPATEN JEPARA: PENGEMBANGAN PROSES PRODUKSI GARAM UNTUK PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK
IBM KELOMPOK USAHA PETANI GARAM DI KABUPATEN JEPARA: PENGEMBANGAN PROSES PRODUKSI GARAM UNTUK PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK H. Susanto. N. Rokhati, Gunawan Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan,
3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Desember 2010. Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan, pembuatan,
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT Feri Manoi PENDAHULUAN Untuk memperoleh produk yang bermutu tinggi, maka disusun SPO penanganan pasca panen tanaman kunyit meliputi, waktu panen,
Lebih terperinciSISTEM KERING DAN SISTEM BASAH DALAM PROSESING BENIH KAPAS (Gossypium hirsutum L.)
SISTEM KERING DAN SISTEM BASAH DALAM PROSESING BENIH KAPAS (Gossypium hirsutum L.) Oleh : Septyan Adi Pramana, SP Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
Lebih terperinciRECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)
RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC) Ninik Lintang Edi Wahyuni Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds Ciwaruga, Bandung 40012
Lebih terperinciPENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION
PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas
Lebih terperinciCara membuat Hujan Buatan
Cara membuat Hujan Buatan di 22:33 Diposkan oleh roby sagita Sejarah Hujan buatan di dunia dimulai pada tahun 1946 oleh penemunya Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, dilanjutkan setahun kemudian 1947
Lebih terperinciMENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN,
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN, PENGEMASAN DAN PELABELAN GARAM BERIODIUM MENTERI PERINDUSTRIAN
Lebih terperinciPerubahan zat. Perubahan zat
Perubahan zat Perubahan zat A Sifat Zat 1. Sifat fisika Zat memiliki ciri khas masing-masing. Kawat tembaga dapat kamu bengkokkan dengan mudah, sedangkan sebatang besi sulit dibengkokkan. Ciri khas suatu
Lebih terperinciMATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SOAL LATIHAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEMESTER 2 BANK SOAL PAKET 1 SMP Nama Guru Pelajaran Nama Kelas : : : : 1. Alat ukur waktu yang paling teliti adalah. a. arloji b. jam atom c. stopwatch
Lebih terperinciLATIHAN ULANGAN SEMESTER
LATIHAN ULANGAN SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Besaran pokok beserta Satuan Internasional yang benar adalah. a. massa ons b. panjang
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciPEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi
PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciCONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN
CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS
SNI 01-0005-1995 Standar Nasional Indonesia Lada hitam ICS Badan Standardisasi Nasional i SNI 01 0005-1995 Daftar Isi 1. Ruang lingkup... 2 2. Acuan Normatif... 2 3. Istilah dan definisi... 2 4. Klasifikasi/penggolongan...
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desalinasi Desalinasi merupakan suatu proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN
Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS 70.000 TON/TAHUN Disusun Oleh : Nama : RIKI ADI SUWARNO NIM : D.500.00.071 NIRM : 0.6.106.0050.50071
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melimpah. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan lempeng tektonik dan
Lebih terperinciCara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat
Standar Nasional Indonesia Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat ICS 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN
Lebih terperinci