BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat terlihat dari pembangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi yang
|
|
- Susanti Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota selalu identik dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang semakin maju, khususnya Kota Medan yang digolongkan sebagai kota metropolitan. Hal ini dapat terlihat dari pembangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi yang berdiri di tengah-tengah Kota Medan. Salah satu pembangunan yang berkembang dengan pesat saat ini adalah pembangunan di bidang industri hiburan. Pembangunan di bidang industri hiburan itu berupa pembangunan mall-mall, kafe, diskotik, tempat karaoke, kelab malam, dan lain-lain. Masyarakat kota umumnya mencari hiburan dengan cara pergi ke tempat-tempat hiburan tersebut untuk menghilangkan kepenatan. Tempat-tempat hiburan malam yang biasa dikunjungi masyarakat perkotaan khususnya mahasiswa/i antara lain berupa kafe, tempat karaoke, diskotik, bar, kelab malam, dan lain-lain. Tempat-tempat hiburan malam tersebut identik dengan perilaku dugem. Dalam penelitian ini, tempat hiburan malam yang akan diteliti adalah kelab malam. Menurut Peraturan Walikota Medan Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Daftar Usaha Pariwisata, kelab malam adalah jenis usaha hiburan malam yang ruang lingkup usaha menyediakan tempat dan fasilitas untuk menari/melantai dan pertunjukan lantai yang diiringi atraksi musik hidup dan atraksi cahaya lampu. Dugem adalah istilah gaul yang berasal dari singkatan dua kata yaitu dunia gemerlap. Istilah ini menjadi sangat terkenal di Indonesia seiring dengan kebutuhan para eksmud (eksekutif muda) untuk menyeimbangkan diri dari tumpukan emosi dan rutinitas pekerjaan setiap minggu di kantor dan bisnis yang dikelolanya sendiri 1
2 ( Aktivitas dugem dapat dilakukan di kelab malam. Kelab malam merupakan salah satu tempat hiburan malam yang banyak dipilih oleh sebagian masyarakat perkotaan sebagai tempat mereka melepaskan kepenatan, khususnya mahasiswa. Melalui hiburan malam yang dikenal dengan dugem atau dunia gemerlap yang dilakukan di kelab malam, semua perbedaan yang menyangkut identitas diri individu hilang. Gaya hidup dugem merupakan gaya hidup masyarakat Barat. Modernisasi telah membuat nilai-nilai modern masuk ke dalam seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia. Nilai-nilai modern ini membawa suatu gaya hidup yang dianggap modern dan dijadikan acuan bagi gaya hidup masyarakat perkotaan. Munculnya modernisasi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat perkotaan. Arus modernisasi mempengaruhi mahasiswa/i untuk terus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi termasuk salah satunya yaitu perilaku dugem yang dilakukan oleh mahasiswa/i. Mahasiswa/i termasuk dalam kategori remaja akhir. Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam kehidupan seorang individu. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial. WHO mendefinisikan remaja merupakan anak usia tahun. Undang-Undang No.4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak mengatakan remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Kehidupan mahasiswa/i pada masa kini sangat memprihatinkan. Mahasiswa/i yang seharusnya menjadi penerus bangsa dan agent of change (agen perubahan), kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan bangsa dan negara. Bahkan perilaku 2
3 mahasiswa/i cenderung merosot, misalnya perilaku dugem yang dilakukan oleh mahasiswa/i. Perilaku dugem merupakan perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa/i dan dikategorikan sebagai tindakan sosial. Dimana tindakan sosial merupakan proses aktor terlibat dalam pengambilan keputusan subyektif tentang sarana yaitu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih. Tindakan sosial adalah tindakan yang memiliki makna subyektif bagi aktor pelakunya dan bagi orang lain. Perilaku dugem yang dilakukan oleh mahasiswa/i memiliki makna bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain yang ikut dugem di tempat hiburan malam. Individu melupakan identitas dirinya dan berbaur dalam sukaria dengan para penikmat dunia gemerlap lainnya. Menurut penelitian Gilang Desti Parahita (2008) menyebutkan bahwa 80% mahasiswa di Malang pernah memasuki tempat dugem. Bahkan 70% diantaranya termasuk dalam penikmat dugem. Dalam penelitiannya, Desti menemukan tiga tipe mahasiswa yang ada di tempat dugem. Pertama, mahasiswa yang dugem karena coba-coba. Kedua yaitu karena telah terbiasa dan ketiga karena prestise. Dan, 70% dari mahasiswa tersebut dapat dikategorikan sebagai penikmat dugem yaitu karena terbiasa dan prestise. Sementara menurut penelitian Muhammad Liyansyah (2009) menyebutkan bahwa faktor yang mendorong para dugemers melakukan dugem adalah karena alasan gengsi agar tidak dikatakan ketinggalan zaman, karena ajakan teman, kejenuhan dan hiburan. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang mendorong mahasiswa untuk dugem yaitu karena ingin coba-coba dan lamalama semakin terbiasa, serta alasan lainnya yaitu agar kelihatan gaul, ajakan teman, dan hiburan. 3
4 Berdugem-ria dengan menikmati suasana diskotik, kelab malam, bar atau lounge yang didukung oleh musik dengan bit yang kuat, cepat, dan volume yang keras merangsang badan para penikmat dugem sehingga para penikmat dugem ikut shake and movin (berdisko) dan bergoyang semalaman. Bahkan dugem telah menjadi program rutin banyak orang khususnya mahasiswa/i dengan cara mengalokasikan dana khusus untuk hal yang mereka sebut memanjakan diri atau menghilangkan kepenatan (Muhammad Liyansyah, 2009). Mahasiswa/i menggemari hiburan dugem dikarenakan banyak hal yang bisa mereka nikmati seperti sajian musik baik oleh DJ (Disc Jockey) maupun oleh FDJ (Female Disc Jockey), penampilan dancer atau para musisi, hingga kenikmatan mengkonsumsi minuman beralkohol yang biasanya tersaji di tempat-tempat hiburan malam. Mahasiswa/i yang berkunjung di tempat hiburan tersebut berasal dari berbagai kalangan. Walaupun hiburan ini identik dengan biaya yang relatif mahal, namun para peminatnya bukan hanya berasal dari kalangan high class saja. Tetapi juga dari kalangan middle class dan lower class. Bahkan banyak juga mahasiswa/i yang meminati hiburan ini sebagai pelepas rasa jenuh, walaupun mereka tahu bahwa kondisi keuangan mereka seringkali paspasan. Namun, karena mahasiswa/i sudah ketagihan dan sangat menikmati hiburan ini sebagai gaya hidup, maka cara apapun akan mereka lakukan. Cara tersebut dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mencapai tujuan yaitu pergi dugem. Bagi masyarakat umum, perilaku dugem merupakan perilaku yang dianggap negatif dan cenderung digolongkan perilaku yang menyimpang. Hal ini disebabkan karena dugem identik dengan perempuan-perempuan yang berpakaian minim/sexy, minuman alkohol, tarian-tarian (dance) erotis, musik yang kuat, penggunaan narkoba dan lain sebagainya. Bagi mahasiswa/i perilaku dugem merupakan suatu perilaku 4
5 yang membawa kesenangan bagi dirinya sendiri. Trend yang berkembang saat ini adalah mahasiswa/i berbondong-bondong mengikuti gaya hidup kebarat-baratan, seperti meniru gaya hidup selebriti yang glamour. Pengetahuan mahasiswa/i tentang perilaku dugem didapat melalui media massa berupa media cetak dan media elektronik, serta dari pergaulan dengan temanteman sepermainan. Teknologi yang canggih seperti internet mempermudah mahasiswa/i untuk mengakses informasi tentang dugem. Mahasiswa menganggap bahwa perilaku dugem adalah perilaku yang layak untuk dicoba. Mahasiswa/I menganggap apabila dia melakukan perilaku dugem, maka ia dianggap sebagai individu yang keren atau individu yang mengikuti perkembangan zaman (anak gaul). Apabila seorang mahasiswa/i tidak pernah dugem, maka mahasiswa/i tersebut dianggap sebagai individu yang kolot atau individu yang tidak mengikuti perkembangan zaman. Menikmati dunia malam bagi para mahasiswa/i yang suka dugem adalah suatu kewajaran, tren, dan hanyalah cara untuk menghilangkan kepenatan dari aktivitas harian. Dunia gemerlap sangat dinikmati anak muda. Hal ini dapat terlihat saat weekend (libur akhir pekan), kelab malam yang menyediakan hiburan malam di Kota Medan selalu ramai dikunjungi remaja. Beberapa usaha hiburan malam yang terdapat di Kota Medan antara lain: Tabel 1.1.Beberapa Usaha Hiburan Malam di Kota Medan. No. Nama Usaha Alamat 1. CARIBBEAN s Club Jl. Timor Blok J No. I-IV, Kel. Gang Buntu, Kec. Medan Timur. 2. CLUB 99 PUB Jl. Gagak Hitam Ringroad No. 11, 12, 13, Kel. Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang. 5
6 3. DANGDUT INTERNASIONAL Jl. Imam Bonjol No. 17, Kel. Hamdan, Kec. Medan Maimun. 4. DELTA CLUB Club Malam Jl. Ir. H. Juanda No. 3 L, Kel. Suka Raja, Kec. Medan Maimun. 5. DEWA RUCI Jl. Ir. H. Juanda No. 14, Kel. Suka Damai, Kec. Medan Polonia. 6. ELEGANT Club Malam Jl. Waringin No. 2/16 Simp. Gatot Subroto, Kel. Sekip, Kec. Medan Petisah. 7. ENTRANCE Club Malam Jl. Balai Kota No. 01, Kel. Kesawan, Kec. Medan Barat. 8. GALANG CAFÉ Jl. Ngumbar Surbakti Lk. II Medan, Kel. Sempakata, Kec. Medan Selayang. 9. HEAVEN HELL POOL & LOUNGE Jl. Pegadaian Komp. Perisai Plaza, Kel. Aur, Kec. Medan Maimun. 10. HEROIS Jl. H. M. Jhoni No. 11, Kel. Teladan Barat, Kec. Medan Kota. 11. M- 3 (MILLENIUM- 3) Diskotik Jl. Thamrin No. 75-R, Kel. Sei Renggas II, Kec. Medan Area. 12. MARIN ANUGERAH PERSADA, PT Comp. Centre Point Jl. Timor Blok J No. I-IV Lt MENARA LEXUS Jl. S. M. Raja No. 227 AB, Kel. Sudirejo II, Kec. Medan Kota. 14. MONACO POOL BAR & LOUNGE Jl. H. M. Jhoni No A, Kel. Pasar Merah Barat, Kec. Medan Kota. 15. MY PARADISE CLUB & SPORT LOUNGE Jl. Kumango No. 1-A, Kel. Kesawan, Kec. Medan Barat. 16. NEW ZONE Club Malam Jl. Kol. Sugiono No. 16 CDEF, Kel. Aur, Kec. Medan Maimun. 17. RATU CAFÉ Jl. Ngumbar Surbakti Medan Selayang, Kel. 6
7 Sempakata, Kec. Medan Selayang. 18. RETRO SPECTIVE Jl. Putri Hijau No. 1-A, Kel. Kesawan, Kec. Medan Barat. 19. SUPER Jl. Nibung Baru No. 12, 14, 16, Kel. Petisah Tengah, Kec. Medan Petisah. 20. TERUH TUALAH Jl. Stella Raya Lk. X Simp. Selayang, Kel. Simp. Selayang, Kec. Medan Tuntungan. 21. THE TAVERN Jl. Imam Bonjol No. 17, Kel. Hamdan, Kec. Medan Maimun. 22. TOBASA CLUB Jl. Imam Bonjol No. 17, Kel. Hamdan, Kec. Medan Maimun. 23. VENUS Jl. S. M. Raja No. 328 Grand Antares Hotel, Kel. Siti Rejo I, Kec. Medan Kota. 24. XXX Diskotik Jl. Emas No. 10 Komp. Yang Lim Plaza, Kel. Sei Rengas II, Kec. Medan Area. 25. ZODIAC & BISTRO Jl. Cirebon No. 76 A, Kel. Pasar Baru, Kec. Medan Kota. Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Perilaku Dugem Mahasiswa/i di Kota Medan dengan Teori Tindakan Sosial Talcott Parsons di tiga kelab malam yang ada di Kota Medan, yaitu Entrance, Elegant, dan New Zone. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Analisis Perilaku Dugem Mahasiswa/i di Kota Medan dengan Teori Tindakan Sosial Talcott Parsons? 7
8 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Berdasarkan adanya keinginan peneliti untuk memperoleh data, guna menjawab pertanyaan-pertanyaan pada perumusan masalah penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan kuliah S1 pada Departemen Sosiologi FISIP USU. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah teori tindakan sosial Talcott Parsons dapat diterapkan dengan perilaku dugem mahasiswa/i di Kota Medan. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi motivasi mahasiswa/i untuk melakukan perilaku dugem. 4. Untuk mengetahui tujuan mahasiswa/i melakukan aktivitas dugem. 5. Untuk mengetahui bagaimana upaya atau usaha yang dilakukan mahasiswa/i agar tujuan melakukan dugem tercapai. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat adalah sesuatu yang diharapkan ketika sebuah penelitian sudah selesai ditulis. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah kajian ilmiah bagi mahasiswa, memberikan kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi kepustakaan departemen Sosiologi serta dapat menambah kontribusi bagi perkembangan ilmu sosial dan masyarakat. 8
9 1.4.2 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam menulis karya ilmiah serta menambah wawasan penulis khususnya yang berkaitan dengan Analisis Perilaku Dugem Mahasiswa/i di Kota Medan dengan Teori Tindakan Sosial Talcott Parsons. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjawab persoalan-persoalan yang terjadi dalam masyarakat dan dijadikan sebagai acuan masukan, informasi ataupun referensi bagi masyarakat luas mengenai analisis perilaku dugem mahasiswa/i di Kota Medan dengan teori tindakan sosial Talcott Parsons. 1.5 Defenisi Konsep Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah definisi abstrak mengenai gejala atau realita suatu pengertian yang nantinya menjelaskan suatu gejala (Moelong, 1997). lain yaitu: Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini antara 1. Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah 1 penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya); 2 Man penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; 3 Kim penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu 9
10 untuk mengetahui zat bagiannya dan sebagainya; 4 penjabaran sesudah dikaji sebaikbaiknya; 5 pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya. 2. Perilaku Perilaku adalah setiap cara reaksi atau respon manusia atau makhluk hidup terhadap lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku adalah aksi, reaksi terhadap rangsangan. Perilaku adalah suatu tindakan rutin dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi ataupun kehendak untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkannya dan hal itu mempunyai arti baginya. 3. Dugem Dugem adalah istilah gaul yang berasal dari singkatan dua kata yaitu dunia gemerlap. Istilah ini menjadi sangat terkenal di Indonesia seiring dengan kebutuhan para eksmud (eksekutif muda) untuk menyeimbangkan diri dari tumpukan emosi dan rutinitas pekerjaan di kantor dan bisnis yang dikelolanya sendiri. 4. Kelab Malam Menurut Peraturan Walikota Medan Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Daftar Usaha Pariwisata, kelab malam adalah jenis usaha hiburan malam yang ruang lingkup usaha menyediakan tempat dan fasilitas untuk menari/ melantai dan pertunjukan lantai yang diiringi atraksi musik hidup dan atraksi cahaya lampu. 5. Mahasiswa/i Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i yang merupakan remaja akhir yang mengikuti program pendidikan di perguruan tinggi dalam rentang usia tahun. Mahasiswa/i yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i yang sedang studi di beberapa universitas atau perguruan tinggi di Kota Medan. 6. Kota Medan 10
11 Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang mengalami perkembangan sebagai kota Metropolitan. Kota Medan merupakan ibukota provinsi Sumatra Utara dan kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatra. 7. Tindakan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian tindakan adalah sesuatu yang dilakukan; perbuatan. 8. Sosial Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. 9. Tindakan sosial Talcott Parsons Tindakan sosial menekankan pada orientasi subjektif yang mengendalikan pilihan-pilihan individu. Pilihan-pilihan ini secara normatif diatur atau dikendalikan oleh nilai atau standar normatif bersama. Hal ini berlaku untuk tujuan-tujuan yang ditentukan individu serta alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu juga dalam memenuhi kebutuhan fisik yang mendasar ada pengaturan normatifnya (Doyle Paul Johnson 1986: 113). 10. Kelas sosial Kelas sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelaskelas secara bertingkat (hierarkis). Terjadinya pembedaan kelas dalam masyarakat tersebut didasarkan pada faktor ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan keterkaitan status (jabatan) seseorang anggota keluarga yang lain. 11
BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertumbuhan dan perkembangan industri di daerah perkotaan di Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di tengah kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka dengan sendirinya akan menimbulkan adanya perubahan di segala bidang seperti mode, informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja yang berlangsung antara tahun merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja yang berlangsung antara 12-22 tahun merupakan suatu periode dalam rentang kehidupan manusia. Dalam masa ini berlangsung proses perubahan biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup sebagai ciri modernisai yang populer pada zaman sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup sebagai ciri modernisai yang populer pada zaman sekarang ini tidak dapat dipungkiri. Gaya hidup telah menjadi bagian dari kehidupan sosial sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk kota metropolitan. Kondisi ini menjadikan kota medan terdapat banyak pusat perbelanjaan,pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah realita kehidupan pada era globalisasi seperti sekarang ini masih terbilang cukup unik. Karena dengan menawarkan begitu banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia malam. Dua patah kata ini rasanya semakin sering beredar di telinga kita,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia malam. Dua patah kata ini rasanya semakin sering beredar di telinga kita, dan semakin banyak pula sosok-sosok yang melakoni kehidupan dalam dunia malam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gemerlap. Dimana dugem yang diadopsi dari dunia barat ini telah menjadi istiah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fenomena paling besar yang merupakan bagian dari gaya hidup hedonis dikalangan anak muda perkotaan adalah gaya hidup dugem alias dunia gemerlap. Dimana dugem
Lebih terperinciLampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara
61 Lampiran I Skematik Proses Perijinan 62 1. SISTEM PENGAGENDAAN PADA BUKU IJIN LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN TANGGAL : 25 JANUARI 2010 No. Urut Tanggal Diterbitkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA HIDUP CLUBBING DENGAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA HIDUP CLUBBING DENGAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan oleh sang pencipta memiliki naluri dan hasrat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia ditakdirkan oleh sang pencipta memiliki naluri dan hasrat atau keinginan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyak orang yang sadar akan hidup sehat. Imbasnya, pusat kebugaran di kota-kota besar pun muncul sporadis. Kesehatan kini sudah menjadi bagian gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia merupakan individu yang berdiri sendiri, mempunyai unsur fisik dan psikis yang dikuasai penuh oleh dirinya sendiri. Masing-masing individu tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lagu, sehingga oleh masyarakat baik para pekerja maupun para pelajar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia saat ini adalah pada sektor industri hiburan. Berbagai tempat-tempat hiburan di daerah perkotaan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN DI BIDANG PARIWISATA PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI
SALINAN NOMOR 32, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN DI BIDANG PARIWISATA PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat dengan banyaknya perkembangan bisnis industri dan pembangunannya. Namun dimata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Jakarta dan Kota Surabaya yang berada di Indonesia. Kota Medan terkenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu Kota Metropolitan terbesar setelah Ibu Kota Jakarta dan Kota Surabaya yang berada di Indonesia. Kota Medan terkenal dengan kota yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. rangsangan. Perilaku adalah suatu tindakan rutin dilakukan oleh seseorang dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku Perilaku adalah setiap cara, reaksi atau respon manusia atau makhluk hidup terhadap lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku adalah aksi, reaksi terhadap rangsangan.
Lebih terperinciDaftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan
Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan 1. Kecamatan Medan Amplas : Kelurahan/Desa Harjosari I Kelurahan/Desa Harjosari II Kelurahan/Desa Timbang Deli Kelurahan/Desa Bangun Mulia Kelurahan/Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat sekaligus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anak Kost Melakukan Seks Bebas 1. Adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yaitu dengan adanya teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Silsila Karya Abadi atau Stupa Group adalah perusahaan yang bergerak di industri Food & Beverage.Stupa Group memiliki 2 buah gerai F&B yaitu, Downtown Bistro yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan era yang tengah berkembang dengan pesat pada zaman ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN DI BIDANG PARIWISATA PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI
SALINAN NOMOR 15, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN DI BIDANG PARIWISATA PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung
Lebih terperinciBAB IV IDENTIFIKASI MASALAH
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH IV.1. MASALAH FISIK (PROGRAM FASILITAS) Nama Proyek : Nightclub Lokasi : Jalan Tamblong (sekarang Bank Pacific) Pemilik : Swasta (fiktif) Luas lahan : 5322,7 m 2 Luas Bangunan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 69 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG ZONA HIBURAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan menciptakan manusia laki-laki dan perempuan secara alamiah mereka mempunyai daya tarik antara satu dengan yang lainnya. dan pada dasarnya manusia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak kemajuan yang dicapai oleh manusia, sejalan dengan perkembangan teknologi, perekonomian, industri, komunikasi, dan rekreasi. Sehingga membawa masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.10, tahun 1964, Jakarta dinyatakan sebagai Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mereka tinggali sekarang ini contohnya dari segi sosial, budaya, ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan pemuda di Denpasar yang berasal dari daerah lain atau kota lain yang biasa dikatakan dengan anak pendatang, sangat berbeda dengan daerah yang mereka tinggali
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah gambaran kehidupan dunia malam mahasiswa clubbers di tempat hiburan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Potret Potret menurut Hartono (1997:789) merupakan gambaran sebuah keadaan yang fluktuatif, sedangkan yang dimaksud potret oleh peneliti dalm penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini dengan adanya globalisasi banyak sekali kebudayaan yang masuk ke Indonesia, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi muncul banyak sekali kelompok-kelompok
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Berbagai ulasan di media massa menceritakan kisah hidup seseorang yang
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai ulasan di media massa menceritakan kisah hidup seseorang yang sebenamya mencerminkan kepribadian antisosial. Istilah "kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi ini telah membuat berbagai perusahaan berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis barang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi memberikan dampak terhadap gaya hidup khususnya bagi kaum remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mereka mengakses informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang,
Lebih terperinciPERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone)
PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone) ARTIKEL Oleh: DESI MULYANTI YUNIAR K8409014 FAKULTAS KEGURUAN ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumen adalah raja begitulah kata pepatah, karena konsumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumen adalah raja begitulah kata pepatah, karena konsumen merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah industri bisnis. Tanpa konsumen sebuah usaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan banyaknya objek wisata yang tersebar di banyak kota dan kabupatennya. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sektor perekonomian dan teknologi pun terus berkembang sehingga arus informasi pun semakin cepat diterima
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rosandi (2004) membagi masa remaja menjadi beberapa tahap yaitu: a. Remaja awal (early adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja awal biasanya berada pada tingkat
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin layak. Mereka bekerja banting tulang untuk memenuhi keinginan yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang sehingga mendorong diperolehnya temuan-temuan baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat ternyata membawa perubahan dalam segala lapisan masyarakat. Kreativitas manusia semakin berkembang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka waktunya berbeda bagi setiap orang, tergantung faktor sosial dan budaya. Dengan terbentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk yang berkembang secara terus- menerus. Perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang berkembang secara terus- menerus. Perkembangan tersebut berkembang akibat kodrat manusia itu sendiri yang berpikir, sosialisasi serta bergenerasi.
Lebih terperinciSeminar Tugas Akhir KBA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian. Pada latar belakang terdapat uraian alasan dan hal-hal yang mendasari penulisan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN TEMPAT USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI
SALINAN NOMOR 27/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN TEMPAT USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG USAHA HIBURAN DISKOTIK, KELAB MALAM, PUB, DAN PENATAAN HIBURAN KARAOKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Internet (interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet
Lebih terperinciPERSEPSI KARYAWAN PT. INDOSAT MEDAN TERHADAP BLACKBERRY SKRIPSI. Disusun oleh: Ruth Octavia Lyres
PERSEPSI KARYAWAN PT. INDOSAT MEDAN TERHADAP BLACKBERRY (Studi Deskriptif Terhadap Blackberry Sebagai Penunjang Gaya Hidup Terhadap Karyawan PT. Indosat Medan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Profil Perusahaan Coffee Shop Kopi Progo merupakan unit bisnis strategis di bidang cafe dan resto yang berdiri pada tahun 2009 di Jl. Progo, Bandung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, dimana hal tersebut tidak hanya mengakibatkan perubahan pada sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini perkembangan ilmu dan teknologi semakin pesat, dimana hal tersebut tidak hanya mengakibatkan perubahan pada sektor pendidikan,
Lebih terperinciLAMPIRAN. 2. Dari tahun berapa dan umur berapa anda mengenal kegiatan dugem? 3. Jelaskan alasan pertama kali anda melakukan kegiatan dugem?
LAMPIRAN 1. Draft Wawancara Nama : : : Kuliah di : Pekerjaan Orang Tua : 1. Dari mana anda mengenal kegiatan dugem? 2. Dari tahun berapa dan umur berapa anda mengenal kegiatan dugem? 3. Jelaskan alasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih luas dari sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise, kesetiakawanan
Lebih terperincidiarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, bahkan menjadi sorotan publik karena dianggap sebagai ladang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak dan dewasa adalah fase pencarian identitas diri bagi remaja. Pada fase ini, remaja mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global yang melanda semua wilayah maupun negara di dunia. Terkhususnya di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah penyalahgunaan dan peredaran narkoba saat ini sudah menjadi persoalan global yang melanda semua wilayah maupun negara di dunia. Terkhususnya di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, tidak hanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, tidak hanya berakibat pada sektor pendidikan, namun sektor ekonomi dan budaya juga ikut terpengaruh. Sektor budaya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN, PENJUALAN DAN PENGGUNAAN MINUMAN BERALKOHOL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN, PENJUALAN DAN PENGGUNAAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang semakin bervariasi. Terkadang orang ingin bertemu di tempat yang tidak hanya menyenangkan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern. Pada konteks sejarah manusia, tercatat beberapa kali telah terjadi
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA MEDAN NOMOR : 482 / 091.K /
SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR : 482 / 091.K / 2012.- TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH KOTA WALIKOTA, Menimbang : a. bahwa kebutuhan terhadap informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli seseorang termasuk remaja usia sekolah. Setiap hari remaja baik laki-laki maupun perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya kebutuhan manusia modern secara tidak sadar membentuk pemasaran di dunia saat ini semakin emosional. Kini kebutuhan emosional jadi lebih menonjol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Arus modernisasi dan globalisasi membawa dampak massal, yang sulit untuk
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus modernisasi dan globalisasi membawa dampak massal, yang sulit untuk dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan
Lebih terperinciBIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA
BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUBJENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUBJENIS USAHA 1. Daya Tarik Wisata No. PM. 90/ HK. 2. Kawasan Pariwisata No. PM. 88/HK. 501/MKP/ 2010) 3. Jasa Transportasi Wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikunjungi dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Secara umum, pengertian pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah objek wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai aktivitas. Hal ini terbilang wajar mengingat Jakarta merupakan pusat pemerintahan, pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang ditandai dengan munculnya kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat membuat kehidupan manusia menjadi serba mudah. Salah satunya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak akan terlepas dari manusia yang mendiami kota itu sendiri. Kota dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena perkotaan merupakan hal yang sangat menarik untuk diperbincangkan. Sebagai suatu lingkungan binaan, kota selalu diisi oleh manusia dengan berbagai kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan bertambahnya pusat perbelanjaan dengan menawarkan berbagai macam produk yang ditawarkan akan menambah persaingan yang semakin ketat didunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan sumber daya dan potensi yang ada di daerah harus dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah segenap kemampuan sumber daya dan potensi yang ada di daerah harus dimanfaatkan sebesar-besarnya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas tinggi yang dilakukan oleh seseorang di tengah masyarakat sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi, yang mengakibatkan munculnya gaya hidup yang hedonis. Demi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan gaya hidup modern di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh arus globalisasi, yang mengakibatkan munculnya gaya hidup yang hedonis. Demi menjalani gaya hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan saat ini yang menawarkan begitu banyak fasilitas melalui berbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik telah menciptakan suatu gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi tersebut membuat berbagai perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas, terdiri dari sekitar 500 kota atau kabupaten yang tersebar di seluruh pulau pulau yang ada di Indonesia.
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal
SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal 8.4 1. Perhatikan teks acak di bawah ini! 1. Handphone menjadi lebih praktis dan memiliki berbagai macam fitur yang sangat banyak dan menarik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media komunikasi yang dapat mencangkup banyak penerima pesan biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media yang didukung dengan majunya teknologi,
Lebih terperincisemua kalangan usia. Tetapi biasanya pelanggan terbesarnya adalah para anak anak muda. Kota Bogor memiliki banyak potensi untuk dijadikan tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era sekarang ini kebutuhan hiburan setiap orang sudah semakin beragam, tidak hanya berdiam diri di rumah sambil menonton televisi, medengarkan musik atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arjuna Joi Bowl & Pool Arjuna Joi Bowl & Pool
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boling sering disebut / dikenal sebagai bola gelinding adalah sarana olahraga untuk mencapai kesehatan jasmani dan rohani, rekreasi, dan peningkatan prestasi. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. itu dibagi menjadi dua macam. Pertama, kebutuhan primer, yaitu kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang terus memiliki kebutuhan untuk segera dipenuhi, selalu dalam batas kurang dan kurang, dan tidak pernah merasa cukup dengan apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis merupakan kegiatan mengubah nilai menjadi profit. Sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Kegiatan bisnis merupakan kegiatan mengubah nilai menjadi profit. Sebagian besar kegiatan bisnis berorientasi pada laba atau keuntungan. Saat ini telah berkembang
Lebih terperinci