Analisis Pengaruh Jenis Material Dosimeter Alam Berbasis Kuarsa dan Dosis Radiasi terhadap Respon Dosis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Pengaruh Jenis Material Dosimeter Alam Berbasis Kuarsa dan Dosis Radiasi terhadap Respon Dosis"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 Analisis Pengaruh Jenis Material Dosimeter Alam Berbasis Kuarsa dan Dosis Radiasi terhadap Respon Dosis Andromeda Dwi Laksono a, Diah Susanti *, dan Hasnel Sofyan b a Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) b Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir (BATAN) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia santiche@mat-eng.its.ac.id Abstrak Dosimeter merupakan alat ukur paparan dosis radiasi. Dalam penelitian ini telah diteliti penggunaan Batu Onyx, Batu Andesit, dan Pasir Silika yang merupakan material alam berbasis kuarsa untuk dijadikan dosimeter dengan alasan harganya yang terjangkau dan mudah didapatkan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa komposisi dan morfologi terhadap sifat thermoluminescent serta menganalisa sifat dosimetri yang paling baik di antara Batu Onyx, Batu Andesit, dan Pasir Silika. Penelitian ini dilakukan dengan dengan pencampuran antara sampel yang berupa bubuk dengan Teflon untuk dijadikan pelet. Variasi dosis radiasi tinggi yang diberikan yaitu 1 kgy, 3 kgy, dan 10 kgy. Evaluasi respon dosis dari Onyx, Batu Andesit, dan Pasir Silika yang berbentuk pelet dilakukan menggunakan thermoluminescent reader dengan kecepatan pemanasan 10 o C/s. Semua pengukuran TL terintegrasi antara 50 o C dan 300 o C menggunakan Harshaw TLD Hasil pengujian membuktikan bahwa tiga dari delapan sampel merupakan kuarsa (SiO2) yaitu Andesit, Onyx, dan Pasir Silika. Pengujian respon dosis menyimpulkan bahwa Pasir Silika dan Onyx mempunyai sifat dosimetri yang paling baik daripada Batu Andesit. Diantaranya sifat residunya yang sangat sedikit, sensitivitasnya paling tinggi, dan keseragaman TL Glow Curves sama. Hal yang sama terjadi pada Onyx dimana repeatability, reproduksibilitas, dan kurva respon dosisnya paling baik. R Kata kunci: Batu Andesit, Batu Onyx, Pasir Silika, Dosimeter. I. PENDAHULUAN adiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi terdiri dari beberapa jenis, dan setiap jenis radiasi tersebut memiliki panjang gelombang masing-masing. Gelombang radiasi dapat mengakibatkan perubahan-perubahan pada sel yang mengganggu struktur genetiknya, keikutsertaan pada pembelahan bahkan membunuh sel, atau kerusakan jaringan tubuh jangka panjang. Nilai batas dosis dalam satu tahun untuk pekerja radiasi adalah 50 msv (5 rem), sedang masyarakat umum adalah 5 msv (500 mrem). Untuk mengetahui paparan dosis yang diterima, diperlukan alat ukur radiasi yaitu dosimeter. Penggunaan dosimeter sangat penting bagi pekerja untuk menentukan seberapa lama mereka diperbolehkan bekerja di lingkungan dengan tingkat radiasi nuklir membahayakan. Di industri yang menangani reaktor nuklir, pemakaian dosimeter sudah wajib diberlakukan. Selain itu, industri non nuklir juga dituntut mengutamakan keselamatan para pekerja dan masyarakat serta keselamatan lingkungan dengan mengenakan dosimeter karena adanya produk sampingan NORM (Natural Occuring Radioactive Material). NORM menyebabkan terjadi peningkatan paparan radiasi alam di sekitarnya hasil dari kegiatan tambang timah, granit, minyakgas ataupun pabrik fosfat dan papan gypsum dan lain-lain. Kategori NORM termasuk limbah radioaktif yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius. [1]. Saat ini material yang digunakan dalam pembuatan alat dosimeter berbasis material silika diantaranya silikat gelas, kuarsa, jasper, amethyst, topaz, batu giok, bioglass dan watch glass. Jenis-jenis material tersebut tergolong mahal [2]. Penelitian ini mencari material alternatif yang berlimpah serta murah di Indonesia, yaitu batu Onyx, batu Andesit dan Pasir Silika. Onyx adalah jenis chalcedony dan berbentuk kuarsa dengan warna putih dan hitam. Pasir Silika memiliki kandungan hampir seluruhnya SiO 2. Sedangkan Batu Andesit memiliki kandungan setengah kuarsa. Penelitian ini dilakukan dengan mengubah sampel menjadi bubuk kemudian dicampur dengan Teflon untuk selanjutnya dijadikan pelet. Evaluasi pengujian terhadap Onyx, batu Andesit, dan Pasir Silika yang berbentuk pelet dilakukan menggunakan thermoluminescent reader (Harshaw TLD 3500 Thermo Scientific) dengan kecepatan pemanasan 12 o C/s. Semua pengukuran TL terintegrasi antara 50 o C dan 300 o C. 2.1 Pengujian Awal II. METODE PENELITIAN Dilakukan beberapa pengujian batuan di berbagai daerah Indonesia, yaitu daerah Trenggalek, Tulungagung, Keramat, Bawean, Keramat, Panggul, dan Bojonegoro. Untuk membuktikan apakah sampel berbasis kuarsa, maka harus dilakukan pengujian morfologi dan komposisi kimia dalam sampel dengan menggunakan pengujian SEM-EDX, XRD, dan FTIR. Untuk mengetahui elemen-elemen yang berpengaruh terhadap sinyal TL dari kedelapan sampel dimana sinyal ini

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 2 berpengaruh pada respon dosis maka diperlukan pengujian Analisa Aktivasi Neutron (AAN). Pengujian dilakukan di PTAPB BATAN Yogyakarta. 2.2 Proses Kompaksi Pelet Sampel alam yang berbasis kuarsa yakni batu Andesit, Onyx, dan Pasir Silika dibersihkan terlebih dahulu sebelum dijadikan pelet. Spesimen dihancurkan hingga 2-3 gram lalu dicuci dengan 1% HCl dan air suling untuk menghilangkan berbagai material organik. Setelah pembersihan, dilakukan milling dan pengayakan hingga 100 mesh [3]. Ketiga serbuk yaitu Andesit, Onyx, dan Pasir Silika masing-masing dicampur dengan Teflon dengan perbandingan antara serbuk Teflon dengan serbuk yaitu 2:1. Penggunaan PTFE sangat cocok sebagai pengikat yang baik untuk menghindari kerapuhan [4]. Ketiga pelet ditekan hingga 10 bar pada alat kompaksi. Serbuk yang dibutuhkan sekitar 18 mg untuk menghasilkan pelet dengan ukuran diameter 4 mm dan tebal 0,8 mm. pelet kemudian disinter hingga temperatur 200 o C selama 30 menit agar porositas pada ketiga pelet bisa berkurang. Pengamatan morfologi dan komposisi pelet dilakukan dengan pengujian SEM dan XRD. 2.3 Pengujian Dosis Radiasi Pelet Andesit-Teflon, Onyx-Teflon, dan Pasir Silika- Teflon dibungkus alumunium foil. Proses iradiasi dilakukan dalam temperatur kamar dengan menggunakan Gamma-Cell 220 System ( 60 Co) pada kisaran dosis antara Gy dengan jarak tembak 20 cm dari sumber. Variasi dosis yang diberikan yaitu 1 kgy, 3 kgy dan 10 kgy. Semua pengukuran TL diambil dari temperatur ambien hingga 300 o C menggunakan constant flow N 2 dengan tekanan 10 psi. Penggunaan nitrogen saat pembacaan dimaksudkan untuk menghindari efek thermal fading dari respon TL [2]. Pembacaan respon dosis dilakukan 20 jam setelah iradiasi. Alat yang digunakan untuk pembacaan TL yaitu TLD Reader Harshaw TLD 3500 Thermo Scientific milik PTKMR BATAN Jakarta Selatan. Temperatur ruang baca TLD yaitu 19,1 o C dan dijaga kebersihan serta kelembaban ruangannya. Penggunaan kembali pelet dianil 200 o C selama 1 jam. Pengulangan dilakukan sebanyak 2 kali untuk masing-masing pelet lalu dihitung nilai variation coefficient (CV). (1) Dimana σ adalah standar deviasi dan µ adalah rata-rata pengukuran. Gambar 1. Hasil Uji SEM Berbagai Jenis Batuan Alam Perbesaran 5000 x a) Batu Andesit, b) Batu Onyx hijau, c) Pasir Silika, d) Batu alam berwarna bening Bawean, e) Batu alam berwarna hitam Panggul, f) Batu alam berwarna hitam putih Bojonegoro, g) Batu alam berwarna kuning Bawean, h) Batu alam berwarna putih Keramat 3.1 Hasil Uji SEM-EDX III. HASIL DAN DISKUSI Hasil SEM dengan perbesaran 5000x terlihat bahwa semua sampel batuan memiliki topografi yang tidak beraturan. Untuk Pasir Silika (Gambar 1 c) tampak berbeda dibandingkan dengan sampel lainnya. Hal ini disebabkan pada Pasir Silika memiliki topografi spesifik yaitu memiliki permukaan yang halus.

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 3 a b 3.2 Hasil Uji XRD Pengujian XRD dilakukan dengan menggunakan alat Philips Analytical. Hasil pengujian terlihat seperti pada Gambar 3. c d e f g h Gambar 3. Pola XRD pada: (a) Batu Alam Putih Kramat, (b) Batu Alam Kuning Bawean, (c) Batu Alam Hitam Putih Bojonegoro, (d) Batu Alam Hitam Panggul. (e) Batu Alam Bening Bawean, (f) Pasir Silika, (g) Batu Onyx, (h) Batu Andesit Gambar 2. Hasil Uji EDX Berbagai Jenis Batuan Alam diambil dari Perbesaran 5000 x a) Batu Andesit, b) Batu Onyx hijau, c) Pasir Silika, d) Batu alam berwarna bening Bawean, e) Batu alam berwarna hitam Panggul, f) Batu alam berwarna hitam putih Bojonegoro, g) Batu alam berwarna kuning Bawean, h) Batu alam berwarna putih Keramat Pada hasil EDX pada batu Andesit, Onyx, dan Pasir Silika setelah dilakukan analisis memiliki elemen utama yaitu ion Si dan O dimana ion O merupakan elemen terbesar dari ketiga sampel. Hal ini menunjukkan adanya kesamaan sifat dari ketiga sampel secara komposisi kimia yaitu pada batu Andesit, Onyx, dan Pasir Silika untuk membentuk senyawa SiO 2. Pada hasil EDX batuan alam lainnya pada Gambar 2 (e), 2 (g), dan 2 (h) muncul elemen utamanya yaitu O, Ca, dan C. Dari elemen utamanya dapat membentuk senyawa komponen CaCO 3 (Kalsit). Untuk membuktikannya, akan dibutuhkan pengujian X-Ray Diffraction pada pembahasan selanjutnya. Khusus untuk batu alam warna hitam putih dari Bojonegoro, hasil menunjukkan elemen Si dan O yang menonjol dengan elemen Si yang terbesar. Kemungkinan hasil berupa SiO 2. Pada elemen Pd dan Au pada semua sampel diabaikan karena elemen tersebut bukan murni dari sampel melainkan dari coating. Semua hasil dapat disimpulkan kandungannya setelah beberapa pengujian karakterisasi lainnya yaitu FTIR dan XRD. Dari hasil analisis kuantitas kandungan batu alam warna hitam putih dari Bojonegoro, terdapat senyawa dominan CaFeSi 2O 6 sebesar 67,2% walaupun sisanya terdapat senyawa CaCO 3. Adanya elemen Si dan O berdasarkan hasil EDX (Gambar 2 f) pada sampel tersebut ternyata tidak membentuk senyawa SiO 2, melainkan Hedenbergite. Dari pengujian pada delapan sampel, yang teridentifikasi SiO 2 ada tiga sampel, yakni batu Andesit hitam dari Tulungagung, batu Onyx hijau dari Trenggalek, dan Pasir Silika.. Pada Onyx, puncak-puncak yang tertinggi terdapat pada sudut 2θ = 20,82º, 26.59º dan 27.66º. Sedangkan Pasir Silika pada puncak di sudut 2θ = 26,57º, 50.58º, dan 59.98º. Untuk Andesit dengan memiliki puncak-puncak tertinggi yang terdapat di sudut 2θ = 26,58º, 27.45º dan 35.59º. Material berbasis kuarsa dapat dijadikan sebagai detektor dosis tinggi [2]. 3.3 Hasil Uji FTIR Pengujian FTIR menunjukkan puncak grafik yang diperoleh berada range wavenumber antara cm -1. Pada analisa FTIR, terlebih dahulu mengidentifikasi struktur kimia pada sampel uji. Selanjutnya, ikatan yang telah diperoleh, dicocokkan dengan Tabel IR Spectroscopy. Dari kedelapan sampel, terdapat tiga sampel yaitu batu Andesit, Onyx, dan Pasir Silika yang menunjukkan ikatan Si-O-Si seperti pada Gambar 4. Pada Pasir Silika terdapat gugus fungsi hydroxyl dengan ikatan kimia O-H.

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 4 Keterangan: Batu Andesit Batu Onyx Pasir Silika Gambar 4. Spektra Infrared Batu Andesit, Onyx, dan Pasir Silika 3.4 Hasil Uji AAN (Analisis Aktivasi Neutron) Pada pengujian ini digunakan teknik analisis aktivasi neutron dengan metode menganalisa elemen-elemen kimia dengan kuantitas ppm (part per million) yang berpengaruh dengan kehadiran sinyal thermoluminesensi. Terdapat empat elemen kimia yang dapat dicari dengan peralatan di PTAPB BATAN Yogyakarta, yaitu U, Hf, Sb, dan Cs. Hasil AAN ditunjukkan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil analisis AAN untuk elemen U, Hf, Sb, dan Cs masing-masing 8,928 ppm, 2,766 ppm dan 1,166 ppm berkumungkinan memunculkan sinyal thermoluminesensi pada batu Onyx. Dapat disimpulkan dari hasil AAN bahwa batu Onyx memiliki sinyal TL terbanyak dari kedelapan sampel. Hasil sinyal TL diartikan sebagai tanda bahwa material tersebut diprediksikan dapat melakukan peristiwa thermoluminescent yang nantinya diarahkan untuk diaplikasikan sebagai detektor radiasi dosis tinggi [5]. 3.5 Hasil Uji Respon Dosis Pembacaan Background Signal Hasil penyinaran untuk kurva TL pada ketiga sampel sesuai dengan sifat dosimeter muncul dimana saat penyinaran dari 1 Gy hingga 10 kgy. Sehingga tipe dosimeter dari ketiga sampel berbasis Quartz ini cocok untuk tipe high doses yang digunakan untuk industri yaitu pada Radiation Processing [6]. Keterangan: (Pasir Silika-Teflon) (Onyx-Teflon) (Andesit-Teflon) Gambar 5. Glow Curve background post-irradiation pada Ketiga Sampel Untuk melihat seberapa besar sinyal residu yang terlihat, maka dipilih dosis yang sangat besar, yaitu 10 kgy. Situasi ini menunjukkan bahwa adanya retrapping secara dominan pada ketiga sampel yang artinya elektron terperangkap lagi setelah dibaca sehingga masih ada sisa-sisa sinyal TL pada material tersebut [7]. Berdasarkan hasil pembacaan, residu terkecil terletak pada Pasir Silika dimana hampir keseluruhan dosis terserap habis setelah pembacaan dari penyinaran 10 kgy dan hal ini baik bila digunakan sebagai dosimeter (Tabel 2). Dalam hal ini, dosis background dapat diabaikan mengingat jenis yang digunakan merupakan high delivered dose [8]. Tabel 2. Hasil sinyal residu ketiga sampel dari post-irradiation reading No Bahan Dosimetri Background Tmax ( o C) Imax (na) Total Persentase Residu (%) Dari analisa keempat elemen dicari nilai terbesar tiap elemen dari kedelapan sampel. Nilai terbesar inilah yang memungkinkan adanya sinyal thermoluminensi dari material tersebut. Dari hasil delapan sampel menunjukkan bahwa Hafnium dengan hasil 3,172 ppm berkemungkinan memunculkan sinyal thermoluminesensi pada batu Andesit. Sedangkan Uranium, Cesium dan Antimon dengan hasil 1 Andesit Onyx Pasir Silika

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 5 Dari hasil dapat disimpulkan bahwa pelet Pasir Silika- Teflon memiliki stabilitas dari titik nol (zero point) yang terbaik dibandingkan Andesit-Teflon dan Onyx-Teflon. Dalam hal ini, terkait dengan sifat sensitivitas bahwa semakin sedikit residunya maka sensitivitasnya semakin meningkat. [9] Analisis TL Glow Curves Gambar 6(a), 6(b), dan 6(c) menunjukkan glow curves dari 3 jenis pelet yaitu Andesit-Teflon, Onyx-Teflon dan Pasir Silika-Teflon dengan diiradiasi sebesar 1 kgy, 3kGy, dan 10kGy. atau intensitas yang terintegritas dengan daerah temperatur pada puncak yang pasti [6]. Dari hasil Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), pada Pasir Silika terdapat ikatan O-H didalamnya. Adanya ikatan O-H memberikan ruangan sehingga penyerapan cahaya luminesensi lebih banyak terjadi [9] Tes Keseragaman TL Glow Curves Tes keseragaman seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7, terdapat perbedaan hasil kurva pada sampel yang sama walaupun diberi perlakuan yang sama. Pada Andesit-Teflon, rata-rata daerah temperatur puncak yang diperoleh dari sembilan puncak yaitu 263,22. Sedangkan pada kurva Onyx- Teflon diperoleh rata-rata puncak yaitu 260,78. Untuk kurva Pasir Silika-Teflon diperoleh rata-rata puncak tertinggi, yaitu 268,67. Hasil nilai koefisien variasi (CV) ketiga sampel ditunjukkan pada Tabel 3. a) b) c) Keterangan: (Pasir Silika-Teflon) (Andesit-Teflon) (Onyx-Teflon) Gambar 6. TL Glow Curves dari Andesit-Teflon, Onyx-Teflon dan Pasir Silika-Teflon dengan iradiasi a) 1 kgy, b) 3 kgy, dan c) 10 kgy ( 60 Co) Hasil sensitivitas menunjukkan bahwa kurva Pasir Silika- Teflon paling tinggi diantara Andesit-Teflon dan Onyx-Teflon dari berbagai variasi dosis. Dari segi sensitivitas, Pasir Silika- Teflon merupakan sensitivitas terbaik setelah Andesit-Teflon dan Onyx-Teflon. Untuk dosis 1kGy, rata-rata intensitas TL yang ada pada Andesit-Teflon, Onyx-Teflon dan Pasir Silika- Teflon masing-masing yaitu 32,275 nc, 13,16 nc, dan 147,37 nc. Sedangkan pada dosis 3kGy, rata-rata intensitas TL yang ada pada Andesit-Teflon, Onyx-Teflon dan Pasir Silika-Teflon masing-masing yaitu 217,7 nc, 87,89 nc, dan 2951,67 nc. Pada dosis terbesar yaitu 10kGy, kenaikan intensitas serentak terjadi pada Andesit-Teflon, Onyx-Teflon dan Pasir Silika- Teflon masing-masing yaitu 424,5 nc, 424,17 nc, dan 5066,67 nc. Dapat disimpulkan bahwa Pasir Silika memiliki sensitivitas paling baik diantara ketiga sampel. Sensitivitas ditunjukkan dengan sinyal TL dilihat dari ketinggian puncak Gambar 7. Contoh TL Glow Curves dari Andesit-Teflon dengan Temperatur Annealing 200 o C/jam Pasir Silika dengan nilai CV 5,21%, memiliki nilai keseragaman yang hampir sama pada daerah temperatur puncak tiap sembilan kali percobaan. Dapat disimpulkan bahwa Pasir Silika-Teflon memiliki keseragaman yang paling baik. Perbedaan temperatur puncak kerap terjadi pada material TLD yang sama dan perlakuan yang sama [6]. Konsistensi temperatur puncak pada pembacaan memegang peranan penting dalam hal penentuan trap depth (kedalaman jebakan). Kedalaman jebakan pada elektron menentukan jumlah elektron yang masuk sehingga dapat mempengaruhi hasil [9]. Tabel 3. Nilai CV (%) dalam hal daerah temperatur puncak dari Ketiga Jenis Pelet Sampel CV (%) Andesit-Teflon 7,82 Onyx-Teflon 12,24 Pasir Silika-Teflon 5, Pengulangan (Repeatability) Pengulangan dilakukan sebanyak dua kali siklus. Pada Tabel 4 menunjukkan hasil pembacaan dengan pengulangan dosis 1 kgy. Tabel 4. Hasil pembacaan sebanyak tiga kali pada ketiga jenis pelet dengan dosis radiasi 1 kgy Pembacaan ke- Andesit-Teflon Onyx-Teflon Silika-Teflon CV(%)

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 6 Dari hasil pengulangan, menunjukkan bahwa nilai CV terkecil didapat pada Onyx-Teflon. Maka dapat disimpulkan bahwa Onyx-Teflon memiliki kestabilan pembacaan dari dua kali siklus pembacaan. Namun, hal ini bertolak belakang dengan silika-teflon dimana nilai CV dalam presentase menunjukkan 77,99%. Terlihat bahwa keakurasian data paling baik saat pengulangan terdapat pada sampel Onyx. Pengaruh dari peluruhan radioaktif, berkaitan dengan pengujian AAN, berdampak pada ketiga jenis sampel pelet [10] Reproduksibilitas Respon TL Pada Gambar 8 (a), 8(b), dan 8(c) menunjukkan peningkatan intensitas TL untuk pelet jenis Andesit-Teflon, Onyx-Teflon dan Pasir Silika-Teflon. Onyx-Teflon, dan Pasir Silika-Teflon, dengan pemanasan annealing 200 o C selama 1 jam dan diiradiasi dengan dosis dari 1 Gy sampai Gy. Semua kurva ketiga jenis pelet menunjukkan kenaikan yang cukup linier. Diantara ketiganya, pelet Onyx-Teflon memiliki faktor kemiringan 0,9734. Artinya pelet Onyx-Teflon memiliki regresi linier mendekati 1 dan merupakan respon dosis terbaik daripada Andesit-Teflon dan Pasir Silika-Teflon. Dari pengamatan SEM pada Onyx-Teflon terlihat bahwa fungsi Teflon sebagai agglutinator tampak jelas mengikat Onyx dengan baik. Selain berfungsi sebagai peningkat sensitivitas TL, Teflon juga berpengaruh pada linieritas tergantung pada hasil pelet [4]. a b c Keterangan: (10 kgy) (1 kgy) (3 kgy) Gambar 8. TL Glow Curves pada a) Andesit-Teflon, b) Onyx-Teflon, dan c) Pasir Silika-Teflon dengan Temperatur Annealing 200 o C/jam, diiradiasi dengan dosis yang berbeda Untuk analisis reproduksibilitas sampel dalam hal intensitas total radiasi pada penelitian kali ini, ditunjukkan dengan persentase koefisien variasi (CV max). Hasil seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Reprodukbilitas Respon TL dinyatakan dengan CVmax (%) dari Ketiga Jenis Pelet Sampel CVmin (%) CVmedium (%) CVmax (%) Andesit-Teflon 10,40 13,95 18,89 Onyx-Teflon 4,10 14,29 17,21 Pasir Silika-Teflon 2,21 12,62 52,86 Berdasarkan persyaratan dosimetrik, nilai CV pada aplikasi radiation processing, yaitu sebesar 15%. Sampel Onyx memiliki CV max paling mendekati 15%. Sedangkan batu Andesit dan Pasir Silika memiliki reprodukbilitas respon lebih buruk dibandingkan Onyx Kurva Respon Dosis Kurva respon dosis dari ketiga sampel jenis pelet dilakukan dengan menggunakan radiasi gamma ( 60 Co). Gambar 9 menampilkan kurva respon dosis dari pelet Andesit-Teflon, Gambar 9. Kurva Respon Dosis TL pada ketiga sampel dalam Jangkauan 1 Gy sampai Gy IV. KESIMPULAN Dari kedelapan sampel batuan, material dari daerah Trenggalek, Tulungagung, dan Pabrik Varia Usaha yang sesuai dengan senyawa kuarsa (SiO 2). Elemen-elemen yang dominan tampak yaitu Silikon dan Oksigen. Kandungan kuarsa Batu Andesit, Batu Onyx, dan Pasir Silika masing-masing yaitu 55%, 83%, dan 80,5%. Gugus fungsi pada Batu Andesit, Batu Onyx, dan Pasir Silika yaitu Disiloxanes dan Siloxanes dengan jenis senyawa Si-O-Si Stretch dan -(SiO) n-. Hasil AAN menunjukkan bahwa Batu Andesit, Batu Onyx, dan Pasir Silika terdapat sinyal TL. Dari beberapa standar yang diuji, Pasir Silika memiliki sifat dosimetri yang paling baik. Diantaranya sifat residunya yang sangat sedikit, sensitivitasnya paling tinggi, dan keseragaman TL Glow Curves sama. Hal yang sama terjadi pada Onyx dimana repeatability, reproduksibilitas, dan kurva respon dosisnya paling baik. Dari keenam standar yang telah diuji, terbukti bahwa ketiga sampel dapat dijadikan sebagai material TLD alternatif dan dapat pula dipersiapkan untuk pembuatan aplikasi TLD.

7 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 7 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hasnel Sofyan selaku staf di PTKMR BATAN Jakarta Selatan yang telah menyediakan fasilitas selama penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Sofyan, H., Suyati, dan Yuliati, H. Pengembangan TLD-900 Kapiler untuk Pemantauan Radiasi Lingkungan. Jogjakarta : P3KRBIN BATAN (2005). [2] Teixeira, M. I., Divanizia N., Souza and Caldas, L.V.E. Onyx as Radiation Detector for High Doses: Instituto de Pesquisas Energeticas e Nucleares, Sao Paulo. Brazil (2011). [3] Ramaswamy, V, I. Kalaiarasi. TL Glow Curve and Effect of Annealing Analysis on Natural Barite Collected from Mangampeta, India. Department of Physics, Annamalainagar, Tamilnadu. India [4] D Amorim, R.A.P.O., Teixeira, M.I., Souza S.O., Sasaki J.M., and Caldas, L.V.E. Influence of Teflon agglutinator on TLD spodumene pellets. Journal of Luminescence 132 (2012) [5] Teixeira, M.I., Caldas L.V.E. Dosimetric characteristic of jasper samples for high dose dosimetry : Instituto de Pesquisas Energeticas e Nucleares, Sao Paulo. Brazil (2012). [6] Bos, A.J.J. High sensitivity thermoluminescence dosimetry. Nuclear Instruments and Methods in Physics B 184 (2001) [7] Basun, S., Imbusch G.F., Jia D.D., dan Yen W.M. The analysis of thermoluminescence glow curves. Journal of Luminescence 104 (2003) [8] El-Hafez, Abd A.I., and Maghraby A. Impact of reading pre irradiation background signal on the post-irradiation glow curves of thermoluminescence dosimeters. Applied Radiation and Isotopes 69 (2011) [9] Preusser, F., Chithambo M.L., Götte, T., Martini M., Ramseyer K., Sendezera, E.J., Susino, G.J., Wintle, A.G. Quartz as a Natural Luminescence Dosimeter Quartz as a Natural Luminescence Dosimeter. Earth-Science Reviews 97 (2009) [10] Debenham, N. Guide to TL Date Measurement. Quartenary TL Surveys. (1993)

OLEH :ANDROMEDA DWI LAKSONO ( ) DOSEN PEMBIMBING: DIAH SUSANTI, ST. MT. Ph.D JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

OLEH :ANDROMEDA DWI LAKSONO ( ) DOSEN PEMBIMBING: DIAH SUSANTI, ST. MT. Ph.D JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS OLEH :ANDROMEDA DWI LAKSONO (2710100020) DOSEN PEMBIMBING: DIAH SUSANTI, ST. MT. Ph.D JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS BAB 1 PENDAHULUAN Oleh karena itu diperlukan Dosimeter Rumusan Masalah

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Jenis Material Dosimeter Alam Berbasis Kuarsa dan Dosis Radiasi terhadap Respon Dosis

Analisis Pengaruh Jenis Material Dosimeter Alam Berbasis Kuarsa dan Dosis Radiasi terhadap Respon Dosis Analisis Pengaruh Jenis Material Dosimeter Alam Berbasis Kuarsa dan Dosis Radiasi terhadap Respon Dosis Andromeda Dwi Laksono 1, Diah Susanti 2, dan Hasnel Sofyan 3 1 Jurusan Teknik Material dan Metalurgi,

Lebih terperinci

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Dy MELALUI METODE SINTERING SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Dy MELALUI METODE SINTERING SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Dy MELALUI METODE SINTERING SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL Muhammad Badar SA 1,*, Sutanto 1, Eri Hiswara 2, Eka Djatnika Nugraha

Lebih terperinci

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Tm SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Tm SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Tm SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL Mentari Firdha KP 1,*, Sutanto 1, Hasnel Sofyan 2 1 Program Studi Kimia, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD)SERBUK MELALUI METODE SINTERING SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD)SERBUK MELALUI METODE SINTERING SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April

Lebih terperinci

TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA

TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA Riza Rahma 1, Chomsin S. Widodo 1, Nazaroh 2 1 ) Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin, Nina Herlina, dan Bambang Supriyanto PTKMR - BAT AN

DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin, Nina Herlina, dan Bambang Supriyanto PTKMR - BAT AN IIJ'os1dIJJJ P8rtmnuan dan PrasontaslllmJah FungslonaJ Toknls Non ponojlu,m liosombor 2008 i ISSN :1410-6381 DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin,

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pembuatan magnet barium ferit, tahap karakterisasi magnet

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari

Lebih terperinci

PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA

PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA L. Kwin Pudjiastuti, Sri Widayati, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENERAPAN KOEFISIEN

Lebih terperinci

PEMBUATAN DOSIMETER TERMOLUMINESENSI DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM

PEMBUATAN DOSIMETER TERMOLUMINESENSI DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM PEMBUATAN DOSIMETER TERMOLUMINESENSI DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM Safarudin Hernawan 1, Eka Djatnika Nugraha S.Si 2, Dr. Sutanto 1, Prof. Eri Hiswara 2 1. Program Studi Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan produk industri barang pecah belah, seperti perhiasan dari tanah, porselin, ubin, batu bata, dan lain-lain

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu : preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

PEMBUATAN THERMOLUMINESENSE DOSIMETER DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM

PEMBUATAN THERMOLUMINESENSE DOSIMETER DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM PEMBUATAN THERMOLUMINESENSE DOSIMETER DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM Safarudin Hernawan 1, Eka Djatnika Nugraha S.Si 2, Dr. Sutanto 1, Prof. Eri Hiswara 2 1) Program Studi Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5 Pengaruh Iradiasi- Terhadap Regangan Kisi dan Konduktivitas Ionik Pada Komposit Padat (LiI) 0,5(Al 2O 3.4SiO 2) 0,5 (P. Purwanto, S. Purnama, D.S. Winatapura dan Alifian) PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi sampel dan uji sifat fisis akan dilakukan di Laboratorium Fisika Material

Lebih terperinci

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 HASIL DAN PEMBAHASAN terkandung dalam sampel. Analisis EDX dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Departemen Kehutanan Bogor. Analisis FTIR Sampel silika dan silikon dianalisis menggunakan Spektrometer

Lebih terperinci

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021) ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi hidrogen klorida (HCl) dan waktu hidrotermal terhadap kristalinitas SBA-15, maka penelitian ini dilakukan dengan tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa radiasi berbahaya karena dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya,

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa radiasi berbahaya karena dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiasi merupakan pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang yang dapat diserap oleh benda lain. Beberapa radiasi berbahaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g) 22 HASIL PENELITIAN Kalsinasi cangkang telur ayam dan bebek perlu dilakukan sebelum cangkang telur digunakan sebagai prekursor Ca. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kombinasi suhu

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: 46-51 ISSN 1410-5357 Usulan Nilai Pembatas Dosis Bagi Pekerja Radiasi dan Peserta Pelatihan di Pusdiklat BATAN Proposal of Dose Constraint Value for Radiation

Lebih terperinci

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Fiqi Diyona 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun 2012. Tempat penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Karakterisasi Awal Serbuk ZrSiO 4 dan ZrO 2 Serbuk ZrSiO 4 dan ZrO 2 sebagai bahan utama membran merupakan hasil pengolahan mineral pasir zirkon. Kedua serbuk tersebut

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. hingga bulan Desember Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. hingga bulan Desember Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan, yaitu pada bulan Februari 2015 hingga bulan Desember 2015. Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging optimal pada sintesis zeolit dari abu sekam padi pada temperatur kamar

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas (arb.unit) Intensitas (arb.unit) Intensitas (arb. unit) Intensitas 7 konstan menggunakan buret. Selama proses presipitasi berlangsung, suhu larutan tetap dikontrol pada 7 o C dengan kecepatan

Lebih terperinci

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CASO 4 :DY DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI NANO

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CASO 4 :DY DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI NANO PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CASO 4 :DY DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI NANO Lukman Ajiz 1, Sutanto 1, Eri Hiswara 2, Eka Djatnika Nugraha 2 1 Program Studi Kimia, FMIPA Universitas Pakuan,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TANGGAPAN DOSIMETER TERMOLUMINISENSI LiF:Mg,Ti DAN LiF:Mg,Cu,P TERHADAP DOSIS DALAM APLIKASI MEDIK. Hasnel Sofyan dan Dyah Dwi Kusumawati

PERBANDINGAN TANGGAPAN DOSIMETER TERMOLUMINISENSI LiF:Mg,Ti DAN LiF:Mg,Cu,P TERHADAP DOSIS DALAM APLIKASI MEDIK. Hasnel Sofyan dan Dyah Dwi Kusumawati Perbandingan Tanggapan Dosimeter Termoluminisensi Lif:Mg,Ti dan Lif:Mg,Cu,P Terhadap Dosis dalam Aplikasi Medik (Hasnel) ISSN 1411 3481 ABSTRAK PERBANDINGAN TANGGAPAN DOSIMETER TERMOLUMINISENSI LiF:Mg,Ti

Lebih terperinci

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo Merina Handayani 1, Heru Prasetio 2, Supriyanto Ardjo Pawiro 1 1 Departemen Fisika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 sampai April 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol.9, No.1, Januari 26, hal 15-22 Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Risprapti Prasetyowati (1), M. Azam (1), K. Sofjan Firdausi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material dan Laboratorium Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Serbuk Dispersi Padat Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan dihasilkan serbuk putih dengan tingkat kekerasan yang berbeda-beda. Semakin

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat - Panci tahan panas Cosmo - Cawan porselen - Oven Gallenkamp - Tanur Thermolyne - Hotplate stirrer Thermo Scientific - Magnetic bar - Tabung reaksi - Gelas ukur Pyrex

Lebih terperinci

Pengolahan Limbah Industri Pewarnaan Jeans Menggunakan Membran Silika Nanofiltrasi Untuk Menurunkan Warna dan Kekeruhan

Pengolahan Limbah Industri Pewarnaan Jeans Menggunakan Membran Silika Nanofiltrasi Untuk Menurunkan Warna dan Kekeruhan Pengolahan Limbah Industri Pewarnaan Jeans Menggunakan Membran Silika Nanofiltrasi Untuk Menurunkan Warna dan Kekeruhan Disusun oleh: Veny Rachmawati NRP. 3309 100 035 Dosen Pembimbing: Alia Damayanti,

Lebih terperinci

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DOSIS PERORANGAN MENGGUNAKAN THERMOLUMINISENCE DOSIMETER (TLD)

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DOSIS PERORANGAN MENGGUNAKAN THERMOLUMINISENCE DOSIMETER (TLD) Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlll1 2006 ISSN 0852-2979 ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DOSIS PERORANGAN MENGGUNAKAN THERMOLUMINISENCE DOSIMETER (TLD) L. Kwin Pudjiastuti, Sri Widayati, Elfida

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU FURNACE DAN RASIO KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP KARAKTERISTIK NANOKOMPOSIT ZnO-SILIKA

PENGARUH SUHU FURNACE DAN RASIO KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP KARAKTERISTIK NANOKOMPOSIT ZnO-SILIKA PENGARUH SUHU FURNACE DAN RASIO KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP KARAKTERISTIK NANOKOMPOSIT ZnO-SILIKA Pembimbing:» Prof. Dr. Ir. Sugeng Winardi, M.Eng» Dr. Widiyastuti, ST. MT Penyusun:» Wahyu Puspitaningtyas

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-204 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Lebih terperinci

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA ( Online X-ray Elemental Analyzer) didasarkan pada teknologi fluoresens sinar X (XRF) yang terkenal di bidang laboratorium. Dengan bantuan dari sebuah prosedur yang

Lebih terperinci

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar dilapisi bahan konduktif terlebih dahulu agar tidak terjadi akumulasi muatan listrik pada permukaan scaffold. Bahan konduktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbon. Permukaan scaffold diperbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi nuklir yang semakin berkembang dewasa ini telah banyak digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit energi, industri, pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN 2012 ABSTRAK Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI

Lebih terperinci

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Serapan Fourier Transform Infrared (FTIR) Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis FTIR. Analisis serapan FTIR dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis difraksi sinar X serbuk ZrSiO 4 ZrSiO 4 merupakan bahan baku utama pembuatan membran keramik ZrSiO 4. Untuk mengetahui kemurnian serbuk ZrSiO 4, dilakukan analisis

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

Widyanuklida Vol. II No. I, November 20 II

Widyanuklida Vol. II No. I, November 20 II Widyanuklida Vol. II No. I, November 20 II KARAKTERISTIK BACAAN DOSIMETER (OPTICALLY STIMULATED LUMINESCENCE) KOMERSIAL TERHADAP RADIASI GAMMA MENGGUNAKAN MICROSTAR READER B. Y. Eko Budi Jumpeno Pusat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS DENGAN MENGGUNAKAN X-RAY FLUORESCENCE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menunjukan perkembangan, sarana dan prasarana pendukung yang terkait dengan kemajuan tersebut termasuk fasilitas peralatan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DOSIMETER TL CaSO4:Dy GELAS KAPILER UNTUK MEMANTAU DOSIS RADIASI LINGKUNGAN

KARAKTERISTIK DOSIMETER TL CaSO4:Dy GELAS KAPILER UNTUK MEMANTAU DOSIS RADIASI LINGKUNGAN 1'1 Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi dad Lingkungan VIII, 23-24 Agustus 2000 Puslitbang KeselamataD Radiasi dad Biomedika Nuklir -BAT AN KARAKTERISTIK DOSIMETER TL CaSO4:Dy GELAS KAPILER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini salah satunya berkaitan dengan radiasi nuklir. Radiasi nuklir seperti radiasi gamma, telah banyak

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yang meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan identifikasi terhadap komposis kimia dan fase kristalin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu pembuatan adsorben dan uji kinerja adsorben tersebut untuk menyisihkan phenanthrene dari dalam air. 4.1 Pembuatan adsorben

Lebih terperinci

PENGUJIAN RESPON DOSIS RADIASI IONISASI DARI Nd SILIKA TERDOP SEBAGAI MATERIAL THERMOLUMINESEN DOSIMETER

PENGUJIAN RESPON DOSIS RADIASI IONISASI DARI Nd SILIKA TERDOP SEBAGAI MATERIAL THERMOLUMINESEN DOSIMETER PENGUJIAN RESPON DOSIS RADIASI IONISASI DARI Nd SILIKA TERDOP SEBAGAI MATERIAL THERMOLUMINESEN DOSIMETER Rini Safitri Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Laporan Akhir Tesis LOGO PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Disusun Oleh: M. Furoiddun Nais 2309201016 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Gede Wibawa, M.Eng

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER

PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 1 PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER Girindra Abhilasa dan Sungging

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip

Lebih terperinci

Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi

Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi LOGO Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi Nur Rosid Aminudin 2708 100 012 Dosen Pembimbing: Dr. Sungging Pintowantoro,ST.,MT Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

Bab III Metoda Penelitian

Bab III Metoda Penelitian 28 Bab III Metoda Penelitian III.1 Lokasi Penelitian Sintesis senyawa target dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik dan Laboratorium Kimia Fisik-Material Departemen Kimia, Pengukuran fotoluminesens

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium Riset (Research Laboratory) dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan pengaruh suhu sintering terhadap struktur Na 2 O dari Na 2 CO 3 yang dihasilkan dari pembakaran tempurung kelapa. Pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Fisher Indicator Universal Hotplate Stirrer Thermilyte Difraktometer Sinar-X Rigaku 600 Miniflex Peralatan Gelas Pyrex

Lebih terperinci

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu 6 Dilanjutkan dengan sintering pada suhu 900⁰C dengan waktu penahanannya 5 jam. Timbang massa sampel setelah proses sintering, lalu sampel dikarakterisasi dengan menggunakan XRD dan FTIR. Metode wise drop

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Katalis merupakan suatu zat yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium

Lebih terperinci

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis 7 konsentrasi larutan Ca, dan H 3 PO 4 yang digunakan ada 2 yaitu: 1) Larutan Ca 1 M (massa 7,6889 gram) dan H 3 PO 4 0,6 M (volume 3,4386 ml) 2) Larutan Ca 0,5 M (massa 3,8449) dan H 3 PO 4 0,3 M (volume

Lebih terperinci

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton adalah campuran antara semen portland, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan-tambah sehingga membentuk massa padat. Dalam adukan beton, semen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis material konduktor ionik MZP, dilakukan pada kondisi optimum agar dihasilkan material konduktor ionik yang memiliki kinerja maksimal, dalam hal ini memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Timbal atau timah hitam, merupakan jenis logam yang banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan berbagai jenis perangkat logam, hal ini sudah diketahui oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mulanya material keramik hanya dikenal sebatas untuk barang seni, peralatan rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal sebagai keramik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. 10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi

Lebih terperinci

KAJIAN RESPON Al 2 O 3 :C SEBAGAI DOSIMETER TL DAN OSL DALAM DOSIMETRI MEDAN RADIASI PARTIKEL BERMUATAN

KAJIAN RESPON Al 2 O 3 :C SEBAGAI DOSIMETER TL DAN OSL DALAM DOSIMETRI MEDAN RADIASI PARTIKEL BERMUATAN KAJIAN RESPON Al 2 O 3 :C SEBAGAI DOSIMETER TL DAN OSL DALAM DOSIMETRI MEDAN RADIASI PARTIKEL BERMUATAN Hasnel Sofyan Pusat Teknologi Keselamatan dan Metologi Radiasi BATAN ABSTRAK KAJIAN RESPON Al 2 O

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN DESY TRI KUSUMANINGTYAS (1409 100 060) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Rendra Syam Mustopa Pembimbing : Dr. Ing. Doty Dewi Risanti, ST, MT

SEMINAR TUGAS AKHIR. Rendra Syam Mustopa Pembimbing : Dr. Ing. Doty Dewi Risanti, ST, MT SEMINAR TUGAS AKHIR Rendra Syam Mustopa Pembimbing : Dr. Ing. Doty Dewi Risanti, ST, MT 1 Bencana luapan lumpur panas Sidoarjo mengakibatkan kerugian yang cukup besar sehingga diperlukan pemanfaatan untuk

Lebih terperinci