BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
|
|
- Susanto Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia tidak lepas dari pesatnya perkembangan investasi asing atau yang biasa disebut dengan Penanaman modal asing (PMA). PMA berkembang pesat di Indonesia tidak lain karena pemerintah Indonesia membuka lebar penanaman modal asing dalam rangka memperbaiki pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejarah perkembangan ekonomi sebenarnya terkait erat dengan yang dinamakan Foreign Direct Investment (FDI) atau di Indonesia biasa disebut penanaman modal asing (PMA) dewasa ini termasuk salah satu kekuatan dalam mensupport proses globalisasi, untuk memajukan ekonomi negara kita. Perkembangan ekonomi di Indonesia sendiri tidaklah lepas dari investasi negara-negara maju di dunia. Sesuatu yang menarik perhatian para investor adalah kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang memiliki potensi besar akan kekayaan alam yang sangat layak untuk digali yaitu kekayaan alam aneka ekosistem yang hidup di darat dan di laut, kandungan bumi seperti minyak, emas, batubara, dan aneka bahan tambang lainnya. Selain kekayaan alam, Indonesia juga memiliki aneka ragam suku, bahasa, dan budaya sehingga masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan aneka perbedaan, dan membuat masyarakat Indonesia juga menjadi mudah menerima orang asing dari negara manapun. Indonesia temasuk negara yang memiliki pertumbuhan penduduk yang pesat, yang secara tidak langsung membantu pertumbuhan penduduk usia produktif, dan mampu membuat proses regenerasi usia produktif berjalan dengan pesat dan lancar. Kita tentu mengenal negara akan menjadi kuat dan maju jika negara tersebut produktif. Untuk menjadikan negara produktif tentunya fakor ketersediaan usia produktif yang banyak dan memadai itu menjadi sumber utamanya. Namun demikian, pertumbuhan penduduk yang
2 2 pesat tidaklah bisa maju jika tidak didukung oleh pendidikan dan pembekalan keterampilan yang memadai. Keramahan penduduk Indonesia dan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah terkait dalam kepengurusan dokumen perizinan usaha juga menjadi faktor penentu untuk pertumbuhan ekonomi negara kita. Negara Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan laju pertumbuhan ekonomi yang pesat tetapi berbagai kekayaan itu tidaklah bisa digali dan dimanfaatkan secara maksimal jika kita tidak mempunyai modal usaha dan kemampuan untuk menggalinya. Oleh karena itu untuk membantu pesatnya pertumbuhan ekonomi negara kita, pemerintah membuka lebar pintu kerjasama usaha atau bisnis untuk para pengusaha asing untuk membuka usahanya di negara kita yang dikenal dengan istilah PMA seperti yang sudah penulis jelaskan di atas. Dengan melihat berbagai faktor tersebut di atas, hal ini merupakan faktor kemudahan dan keuntungan yang kita janjikan kepada para investor asing untuk membuka usahanya di Indonesia.Sejak zaman dahulu Indonesia merupakan negara yang paling diminati oleh asing untuk membuka usahanya di negara kita ini dari zaman Portugis menguasai Batavia dilanjutkan Belanda yang mengusai Batavia. Sejarah itulah yang menjadikan bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang strategis untuk usaha. Dengan demikian pemerintah kita pun membuka dan mempersilakan investor asing membuka usahanya di Indonesia termasuk Jepang pun tak luput ikut serta menanamkan investasinya di Indonesia Jepang adalah salah satu negara penanam modal asing yang menduduki peringkat tinggi di Indonesia tetapi krisis ekonomi yang melanda Asia tahun 1997 telah membuat investasi Jepang mulai mengalami penurunan. Setelah dimulainya pemerintahan Presiden Yudhoyono dibentuklah forum investasi tingkat pemerintah-swasta antara Jepang dan Indonesia. Indonesia yang merupakan negara penerima bantuan tingkat pemerintahan (ODA) terbesar dari Jepang, dan pada tahun 2005 dibentuklah suatu perundingan Economic Partnership Agreement (EPA) dan hal itu menunjukkan bahwa pemerintah
3 3 Jepang membuka lebar pintu investasi dengan Indonesia. Tidaklah heran jika di Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang akan semakin banyak investor Jepang yang membuka perusahaannya di Indonesia, dengan demikian akan banyak TKA (tenaga kerja Asing) orang Jepang di Indonesia. Perbedaan budaya, bahasa, makanan, cuaca dan sebagainya, tentu akan menimbulkan berbagai masalah kehidupan bagi orang asing khususnya orang Jepang, dan sayangnya tidak banyak orang mengetahui permasalahan mereka dalam menjalani kehidupan di Indonesia ini khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Pada masyarakat Jepang mengenal istilah tidak ingin merepotkan orang lain dan tidak suka dibantu jika tidak diminta, karena mereka tidak ingin dianggap lemah. Bagi mereka dibantu dalam hal-hal kecil atau sepele selagi mereka mampu itu merupakan hal yang paling memalukan karena secara tidak langsung menganggap diri mereka itu lemah, dan sifat tertutup mereka yang kadang membuat kita sebagai teman, sahabat, bawahan, murid dan sebagainya, sulit untuk memahami apa sebenarnya yang membuat mereka kesulitan dalam beradaptasi atau menjalani kehidupan di Indonesia ini. Dengan demikian, jika kita tidak mengetahui apa sebenarnya yang mereka butuhkan, kita pun tidak akan paham apa yang harus kita bantu untuk mereka. Selama penulis bekerja bersama dengan orang Jepang dan berteman dengan mereka, penulis sendiri agak sedikit kesulitan untuk membantu mereka karena sifat tertutup mereka, terutama untuk shucchousha (pekerja dinas) yang melakukan kunjungan singkat. Akan tetapi tidak semua orang Jepang mempunyai sifat tertutup tetapi masih ada beberapa orang yang mau bercerita tentang kesulitan mereka. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh pekerja dinas Jepang di Indonesia. Adapun judul penelitian yang diambil adalah KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)
4 4 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan ada di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Melihat kondisi sumber daya manusia Indonesia yang masih kurang dari segi skill dan kemampuan sehingga kita masih menganggap pentingnya tenaga ahli dari Jepang untuk mengoperasikan perusahaan. 2. Perbedaan budaya hidup antara budaya Jepang dan budaya Indonesia membuat beberapa tenaga kerja asing dari Jepang tidaklah mudah untuk beradaptasi dengan kebudayaan Indonesia. 3. Sifat tertutup orang Jepang yang tidak mudah bercerita kepada orang yang baru dikenal, sedikit menyulitkan kita yang bekerjasama dengan mereka untuk mengetahui kendala apa sajakah yang dihadapi mereka dalam kehidupan sehari-hari. 4. Sulitnya menjalin komunikasi dengan orang Jepang terkait karakter dan kemampuan bahasa Inggris. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis memberikan batasan masalah pada ruang lingkup kendala yang dihadapi pekerja Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Yang sebagian besar responden bekerja di wilayah Bekasi dan tinggal di area Jakarta sehingga untuk tidak dilakukan pembahasan untuk ke area yang lebih luas. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan masalah dari penulisan ini yaitu: 1. Bagaimanakah kehidupan sosial yang dihadapi pekerja orang asing khususnya orang Jepang dalam kehidupan sehari-harinya? 2. Permasalahan apa sajakah yang dihadapi dan menjadi kendala tenaga kerja asing orang Jepang selama menjalani kehidupan di Indonesia?
5 5 3. Berdasarkan kendala yang ada di Indonesia hal apa sajakah yang mesti diperbaiki oleh Indonesia menurut orang Jepang? 4. Kelebihan apa saja yang dimiliki Indonesia dimata orang Jepang sehingga membuat orang Jepang menyukai dan memilih tinggal di Indonesia? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kehidupan sosial yang dihadapi oleh pekerja orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari 2. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh orang Jepang dalam menjalani kehidupan di Indonesia. 3. Untuk mengetahui pendapat orang Jepang akan perbaikan yang perlu dilakukan oleh Indonesia 4. Untuk mengetahui apa yang disukai oleh orang Jepang tentang Indonesia 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengisian angket dan kepustakaan. Hasil angket itu akan digunakan untuk memperoleh data-data mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh orangjepang di Jakarta dan Bekasi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah orang Jepang, shucchousha yang tinggal dan bekerja di Indonesia khususnya Jakarta dan Bekasi, baik yang baru tiba di Indonesia maupun shucchousha yang tinggal lebih dari satu tahun. Adapun target wawancara yang disebar sejumlah 35 orang. Sebagai sumber referensi utama penelitian ini adalah buku berjudul Manusia Dan Masyarakat Jepang dalam Perjoangan Hidup karya Sayidiman Suryohadiprojo dan buku berjudul Mengenal Jepang karya Yusuke Shindoe. Sebagai sumber referensi penunjang, penulis juga menggunakan data-data yang berasal dari internet, percakapan lisan dengan orang Jepang.
6 6 1.7 Landasan Teori Pengertian Kendala Kendala menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah halangan, rintangan, faktor atau keadaan yang membatasi, menghalangi, mencegah sesuatu untuk pencapaian target/sasaran, bisa juga disebabkan oleh pembatasan keleluasan gerakan sebuah benda atau sistem, kekuatan yang memaksakan pembatalan dalam suatu pelaksanaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia /KBBI, 1989 : 418). Jadi kendala yang dimaksud disini adalah suatu rintangan atau halangan dalam pencapaian suatu target/tujuan dalam segala hal yang menyebabkan target dan tujuan tersebut menjadi susah atau membutuhkan waktu yang lama untuk dicapai Pengertian Kehidupan Sosial dan Interaksi Sosial Kehidupan sosial yang dimaksud adalah manusia sebagai pribadi yang berhakikat sosial, dalam arti manusia senantiasa selalu berhubungan dengan orang lain, dan tidak mungkin akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain Interaksi sosial itu merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan timbal balik antar individu, antar kelompok manusia, maupun antar orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial antara lain akomodasi, kerjasama, persaingan, dan pertikaian. (Drs. Herimanto, 2008 : 52) Kehidupan sosial dan interaksi sosial ini merupakan hal yang tidak bisa lepas dari hakikat seorang manusia. Manusia sebagai mahluk sosial itu sudah ada semenjak lahir, seperti membutuhkan interaksi dengan manusia dewasa dalam masa pertumbuhannya, memberi makan, berinteraksi dengan orang tuanya, tersenyum, tertawa, menangis. Jadi berdasarkan hal tersebut di atas membuktikan bahwa manusia dari
7 7 semenjak lahir mempunyai keterbatasan dan membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia akan hidup dengan sesamanya dan berkelompok Pengertian Kebudayaan, Adat Istiadat Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga dengan demikian ke-budaya-an dapat diartikan dalam hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Akan tetapi masih ada pendirian lain mengenai asal kata kebudayaan itu berasal dari budi-daya yang berarti daya dari budi atau kekuatan dari akal. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1981:180). Jadi arti kebudayaan jika dilihat dari konsepnya adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari budi (akal) dan karyanya itu. Kebudayaan dimulai dari hasil akal, pemikiran, ide yang berasal diri sendiri yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya, yang harus dibiasakan dengan belajar. Kebudayaan ini mempunyai cakupan yang kompleks dan luas dimulai dari kepercayaan, pengetahuan, kesenian, moral, hukum, adatistiadat, dan lain sebagainya yang pastinya berasal dari kemampuan dan kebiasaan yang didapatkan oleh anggota kelompok masyarakat tersebut. Adat istiadat (custom) adalah tata kelakuan yang telah menyatu kuat dalam pola-pola perilaku sebuah masyarakat. Oleh karena itu pada umumnya kelompok masyarakat atau suku memiliki norma adat yang berbeda-beda. Norma ini memiliki daya ikat yang sangat kuat. Norma adat berisi perintah dan larangan. Anggota masyarakat yang melanggar norma ini akan mendapatkan sanksi adat yang berlaku (Drs. Herimanto, dan Winarto, 2008 : 51 ) Dengan demikian, adat istiadat adalah suatu tata kelakuan yang sudah menyatu kuat dalam diri, pikiran dan kebiasaan yang sudah menjadi kebiasaan bersama dan bersifat turun temurun dari zaman nenek
8 8 moyangnya dan kemudian akan menjadi suatu suatu kebiasaan yang akan diterapkan kedalam kehidupan masyarakat sekitar tersebut, dan secara tidak langsung akan menjadi suatu peraturan dalam bermasyarakat. Biasanya adat istiadat ini merupakan kaidah (kebiasaan) yang mempunyai ciri khas dari setiap kelompok masyarakat PengertianTenaga Kerja Asing (Tenaga Kerja Warga Negara Asing) Berdasarkan Kitab Undang-undang Ketenagakerjaan no. 25 tahun 1997 dalam BAB I Ketentuan Umum pasal 1 (13) adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.(Kansil, 2002:13) Karena pentingnya peranan tenaga kerja asing ini pemerintah secara khusus mengatur dalam Undang-undang no. 25 tahun 1997 dalam BAB X tentang tenaga kerja warga negara asing pasal 152 sampai dengan 157. Di pasal-pasal tersebut dijelaskan definisi tenaga kerja asing. Hak dan kewajiban juga tata cara penggunaan tenaga kerja asing dijelaskan. Sebagai contoh seperti hak mendapatkan pendampingan warga negara Indonesia, keharusan melakukan pelatihan terhadap warga negara Indonesia, dan lain sebagainnya. Seiring perkembangan ekonomi Indonesia, menyebabkan meningkatnya tenaga kerja asing di Indonesia dari berbagai Negara. Mereka biasanya bekerja di Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan dalam peraturan UU no 13 tenaga kerja asing merupakan tenaga ahli yang biasanya harus mempunyai pendamping orang lokal. 1.8 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi penulis sendiri adalah selain pembelajaran dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Penulis juga bisa memahami akan
9 9 berbagai kendala yang dihadapi pekerja orang Jepang yang tinggal di Indonesia. 2. Manfaat untuk pembaca Diharapkan karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai kesulitan yang dihadapi orang Jepang sehingga dapat membantu dan mempermudah bagi masyarakat umum dalam pekerjaan dan kelancaran usahannya. 3. Manfaat bagi bidang ilmu Manfaat bagi bidang ilmu adalah sebagai kontribusi dalam memberikan referensi dan literatur yang dapat bermanfaat bagi penelitian-penelitian di bidang tersebut untuk selanjutnya. 1.9 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari 4 bab dimana dalam setiap bab ada klasifikasi pembahasannya masing-masing yaitu: BAB I PENDAHULUAN Yaitu berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, landasan teori, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dari skripsi ini BAB II BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA DAN MASYARAKAT JEPANG Dalam bab 2 ini penulis akan menuliskanmengenai kehidupan seharihari masyarakat Indonesia dan kehidupan sehari-hari Jepang. BAB III KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) Dalam bab ini penulis akan mencoba menganalisis dan menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi orang Jepang dalam kehidupan sosialnya di
10 1 Indonesiaketika menghadapi perbedaan budaya berdasarkan kepustakaan dan data wawancara yang telah disebarkan. BAB IV KESIMPULAN Bab terakhir ini akan diisi oleh kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan karya tulis ini, juga saran-saran dan masukan penulis atas kejadian yang dialami sendiri dan pengalaman yang telah dilakukan ataupun saran-saran yang belum pernah diterapkan dan berharap berguna untuk Pembaca.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
Lebih terperinciBudaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi
D E F I N I S I Budaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi atau akal. Kebudayaan berarti hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu yang tidak bisa hidup sendiri dan juga merupakan makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jepang adalah Negara yang kaya dengan keaneka ragaman kebudayaannya. Di era globalisasi sekarang ini negara Jepang termasuk dalam urutan-urutan Negara dengan modernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang
1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Adat "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang berarti "cara", "kebiasaan" dengan makna berulang kali. Merupakan nama kepada pengulangan perbuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah penduduk yang sangat besar sehingga sangat membutuhkan dana yang besar untuk melakukan pembangunan nasional.
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh yang cukup besar. Di dalam aspek ekonomi, ada banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses pembangunan suatu negara, terdapat banyak aspek penting yang harus diperhatikan dan dimengerti. Dari segala aspek yang ada, aspek ekonomi mempunyai pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Melalui bahasa pula, semua informasi yang ingin kita sampaikan akan dapat diterima
Lebih terperinciKEBUDAYAAN & MASYARAKAT
KEBUDAYAAN & MASYARAKAT Pengantar Sosiologi FITRI DWI LESTARI MASYARAKAT Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari lagu kedaerahan, pakaian adat, rumah adat sampai ke makanan
Lebih terperinciKecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom
Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Teori Interaksi Simbolik Teori Interaksi Simbolik Diperkenalkan oleh G. Herbert Mead tahun 1934 di Universitas Chicago Amerika. Menurut Mead, terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai
Lebih terperinciGEOGRAFI BUDAYA Materi : 7
GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
Lebih terperinciRPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : V/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah negara yang dikenal sebagai negara modern dengan kemajuan teknologi dan pengetahuannya yang pesat. Ada satu hal yang menarik dari Jepang, yakni
Lebih terperinci2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Budaya lahir dan dibentuk oleh lingkungannya yang akan melahirkan berbagai bentuk pola tersendiri bagi masyarakat pendukungnya. Berbicara tentang kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia selalu mengalami perjalanan yang berfluktuasi, minyak dan gas alam yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan, harganya dipasar internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan umum merupakan cita-cita luhur yang ingin dicapai setelah lahirnya bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan potensi sumber daya yang jenis maupun jumlahnya cukup besar, kegiatan perikanan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beraneka ragam suku bangsa, ras, dan agama. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, inilah
Lebih terperinciTEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional dalam pandangan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN MELAKUKAN KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAGI PERGURUAN TINGGI ASING, LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara wilayah yang sangat luas dan terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman tradisi dan warisan budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam terdiri dari puncak-puncak kebudayaan daerah dan setiap kebudayaan daerah mempunyai ciri-ciri khas masing-masing. Walaupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat memiliki kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh sebab itu kebudayaan
Lebih terperincikebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang museum Tjong A Fie serta kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam Kamus Besar
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia sangat beragam, mulai dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing kebudayaan memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Selain keberagaman kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini lebih menekankan pada penanaman nilai dan karakter bangsa. Nilai dan karakter bangsa merupakan akumulasi dari nilai dan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu Buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN MELAKUKAN KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAGI PERGURUAN TINGGI ASING, LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ASING, BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, kebudayaan ini tersebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal atau budi dan dapat diartikan sebagai hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. BAB I
BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang memiliki kekayaan akan peninggalan kebudayaan. Bentuk dari peninggalan kebudayaan dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ruang lingkup agraria, tanah merupakan bagian dari bumi, yang disebut permukaan bumi. 1 Tanah sebagai sumber utama bagi kehidupan manusia yang telah dikaruniakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung
Lebih terperinci2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya Sunda (dalam Ekadjati, 1993, hlm. 8) merupakan budaya yang hidup, tumbuh, dan berkembang di kalangan orang Sunda yang pada umumnya berdomisili di
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Tradisi dan Kebudayaan Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan investasi pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kebijakan ekonomi makro, aspek sosial dan politik serta aspek bisnis. Persoalan investasi bukan lagi semata-mata
Lebih terperinciMANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami manusia sebagai makhluk budaya Mahasiswa mampu mengapresiasi kebudayaan Mahasiswa memahami problematika kebudayaan MANUSIA MANUSIA Apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dengan memiliki berbagai suku, bahasa, dan agama
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN MELAKUKAN KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAGI PERGURUAN TINGGI ASING, LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ASING, BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang dibutuhkan oleh manusia untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa sudah digunakan sejak zaman nenek moyang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini, akan diuraikan simpulan dan saran berdasarkan hasil analisis temuan dan pembahasan dalam penelitian yang diuraikan berdasarkan fokus pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat pada masa yang akan datang dituntut menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecenderungan masyarakat pada masa yang akan datang dituntut menjadi masyarakat teknologi, informasi dan globalisasi, yang berakar pada kualitas sumber daya
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGALIHAN SAHAM DAN BATASAN LUASAN LAHAN DALAM PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DAN PEMANFAATAN PERAIRAN DI SEKITARNYA DALAM RANGKA
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI PAPUA
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM MASYARAKAT HUKUM ADAT PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari sabang hingga merauke. Oleh karena itu Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya serta
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan
Lebih terperinciILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Manusia dan Kebudayaan Drs. Ermansyah, M.Hum. 2013 Manusia sebagai Makhluk Budaya Manusia makhluk Tuhan yang mempunyai akal. Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan resmikan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia adalah
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciMATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL
MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL Nama : Heru Hermawan NPM : 13110283 Kelas : 1KA34 PROGRAM PASCA SARJANA : SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selo Soemardjan dalam Simanjuntak (2000:107) Menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam segala hal, aktivitas manusia di tentukan oleh bentuk kebudayaan yang mengelilinginya, baik secara individu maupun secara berkelompok. Kebudayaan adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahkluk individu, memiliki perbedaan berbagai macam kebutuhan. Dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya manusia memerlukan orang lain atau disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai macam suku dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih dilaksanakan dan dijaga keberadaannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan tidak akan tercipta jika tidak ada manusia yang melestarikanya, karena manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling melengkapi satu sama lain. Menurut Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi (Darwis,2008:40) kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, masyarakat adalah pencipta sekaligus pendukung kebudayaan. Dengan demikian tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berbudaya, terdiri dari 33 propinsi yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan Indonesia ini merupakan aset penting bagi negara.
Lebih terperinciPENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL
PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai
Lebih terperinciPENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM
MODUL ONLINE 21.3 PENGARUH LETAK WILAYAH INDONESIA TERHADAP KEHIDUPAN BANGSA DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi pertambangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi pertambangan yang sangat besar sehingga menarik minat banyaknya para pelaku tambang (investor asing) tertarik
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya
MODUL PERKULIAHAN Masyarakat & Budaya FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ MK 42005 Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 5 Abstract Dalam pokok bahasan
Lebih terperinciBUDAYA KERJA UNTUK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
BAHAN AJAR BUDAYA KERJA UNTUK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DIKLATPIM TINGKAT III A. PENGANTAR Tujuan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III adalah mengembangkankompetensi kepemimpinan taktikal pada
Lebih terperinciNILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI
NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau sering disebut kebudayaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI
KEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI Tatap Muka Minggu ke-7 Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Andalas Kebudayaan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia,
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR
BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKURIKULUM DESKOMVIS BERCIRIKAN BUDAYA LOKAL
KURIKULUM DESKOMVIS BERCIRIKAN BUDAYA LOKAL ESTY WULANDARI, S.Sos., M.Si Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Sejak ditetapkannya Peraturan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
170 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis yang telah penulis lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kawasan Sorake,
Lebih terperinciMEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA
Artikel: MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA Tjondrorini dan Mardiya Dalam era global ini, bangsa Indonesia masih menghadapi masalah dan tantangan yang sangat kompleks. Di satu sisi, secara internal
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Manusia adalah makhluk yang memiliki akal budi dan juga makhluk sosial. Dalam bersosialisasi dan berinteraksi antar sesamanya, manusia diperlukan alat yang bernama
Lebih terperinciINOVASI METODE PEMBELAJARAN AGAMA Oleh: H. M. Hamdar Arraiyyah
1 INOVASI METODE PEMBELAJARAN AGAMA Oleh: H. M. Hamdar Arraiyyah Inovasi diperlukan pada semua profesi. Inovasi adalah upaya memperkenalkan berbagai hal, gagasan atau cara-cara baru dalam melakukan sesuatu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Kuda dalam perkembangannya telah ada ketika manusia mulai melakukan aktivitas produksi yang tidak dapat dipenuhi dari hasil produksinya sendiri. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu rangkaian yang terencana menuju keadaan ke arah yang lebih baik. Tahun 1969 pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia mulai melaksanakan
Lebih terperinci